diagnosis intususepsi

13
REFERAT Pemeriksaan Radiologi Pada Anak Dengan Intususepsi Pembimbing : dr. Yopi Simargi, Sp. Rad Disusun oleh : Vitya Chandika 2013-061-062 Riko Febrian 2013-061-064 Priscila Stevanni 2013-061-066 Samuel 2013-061-069 Belinda Anabel 2015-061-002

Upload: priscila-stevanni

Post on 20-Feb-2016

293 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

diagnosis radiologi intususepsi

TRANSCRIPT

REFERAT

Pemeriksaan Radiologi Pada Anak Dengan Intususepsi

Pembimbing :

dr. Yopi Simargi, Sp. Rad

Disusun oleh :

Vitya Chandika 2013-061-062

Riko Febrian 2013-061-064

Priscila Stevanni 2013-061-066

Samuel 2013-061-069

Belinda Anabel 2015-061-002

ILMU KEDOKTERAN RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIKA ATMA JAYA

21 September 2015 – 23 Oktober 2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Intususepsi merupakan satu dari banyak penyebab obstruksi usus dan akut

abdomen yang sering pada bayi dan anak-anak dengan usia antara tiga bulan hingga

dua tahun. Kelainan ini pertama kali dideskripsikan pada tahun 1674 oleh Paul

Barbette dari Amsterdam dan dijelaskan oleh Treves pada tahun 1899 sebagai

prolaps dari salah satu bagian usus ke dalam lumen yang berdekatan. Pada sebagian

besar kasus intususepsi merupakan kelainan idiopatik. Awalnya intususepsi

merupakan kondisi yang serius dengan angka morbiditas dan mortilitas yang tinggi.

John Hutchinson melaporkan operasi intususepsi pertama yang berhasil pada tahun

1873. Harold Hirschsprung pada tahun 1876 memperkenalkan teknik reduksi

hidrostatik yang mengurangi 23% angka mortalitas. Ravitch mempopulerkan

penggunaan reduksi kontras enema untuk intususepsi, yang secara perlahan menjadi

terapi inisial yang diterima untuk intususepsi pada anak.

Di negara maju, outcome dari pasien dengan intususepsi memiliki prognosis yang

lebih baik karena diagnosis yang tegak secara dini diikuti dengan prosedur terapi

yang kurang invasif seperti reduksi barium enema. Sebaliknya, di negara

berkembang, banyak anak dengan intususepsi dilaporkan mengalami keterlambatan

untuk mendapatkan terapi definitif. Mortalitas intususepsi meningkat secara

signifikan (lebih dari 10 kali) pada pasien intususepsi yang baru datang berobat

setelah 48 jam sejak onset gejala dibandingkan dengan pasien intususepsi yang

datang berobat sejak 24 jam onset gejala. Oleh karena itu, penting bagi para calon

dokter umum untuk dapat mengetahui manifestasi klinis dari intususepsi seperti

pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan

diagnosis, sehingga intususepsi yang menjadi salah satu kegawatdaruratan pada anak

dapat ditangani secara optimal.

2.6 Diagnosis

2.6.1 Pemeriksaan Fisik

Manifestasi klinis klasik intususepsi biasanya ditandai dengan nyeri akut

(kolik) abdomen, feses berlendir dan berdarah (currant-jelly stools) atau

hematokezia, dan adanya massa abdomen yang teraba pada palpasi. Tanda-

tanda vital anak biasanya normal pada awal perjalanan penyakit. Selama periode

bebas nyeri, pasien biasanya tampak tenang dan hasil pemeriksaan fisik

biasanya tidak bermakna. Berdasarkan gejala klinis ini, diagnosis biasanya

mengarah pada konstipasi atau gastroenteritis. Akan tetapi, pasien biasanya

pasien mengalami keram perut setiap lima belas sampai tiga puluh menit.

Ketika nyeri muncul, pasien biasanya menjadi sulit untuk diperiksa. Pada

auskultasi mungkin akan terdengar peristaltic rushes, dan pada palpasi mungkin

akan didapat massa di abdomen. Massa ini mungkin dapat terlihat pada inspeksi

bila anak cukup kurus. Kuadran kanan bawah perut mungkin terlihat datar atau

kosong (Dance’s sign) karena massa yang terinvaginasi tertarik ke atas. Massa

yang ditemukan sering kali berbentuk lengkung karena terikat pada pembuluh

darah dan mesenterium pada satu sisi. Pada pemeriksaan rectum, lendir

berdarah atau darah mungkin dapat ditemukan. Semakin lama pasien

mengalami gejala, semakin besar pula kemungkinan ditemukannya darah samar

atau kasar pada pemeriksaan.

Apabila terjadi iskemik intususepsi, maka dapat terjadi prolaps dari bagian

intususepsi melalui anus yang ditandai oleh grave sign. Intususepsi ileocolic

atau colocolic dapat berkembang menuju rektosigmoid dan melalui anus. Pasien

yang mengalami hal ini akan mengalami nyeri sistemik. Bahaya terbesar pada

kasus intususepsi adalah dapat terjadinya misdiagnosis dengan prolaps rektum.

Untuk menghindari hal ini maka perlu dilakukan pemeriksaan melalui anus, hal

ini dilakukan dengan memasukkan tongue blade yang telah dilubrikasi ke

sepanjang massa yang mengalami protrusi. Apabila blade tersebut dapat

dimasukkan sebdalam satu atau dua sentimeter ke dalam anus sepanjang massa,

maka diagnosis intususepsi dapat dipertimbangkan. Selain itu, prolaps rekti

biasanya tidak disertai dengan muntah atau gejala sepsis.

Jika obstruksi memburuk dan terjadi iskemi usus, maka dehidrasi, demam,

takikardia, dan hipotensi dapat terjadi dengan cepat karena bakteremia dan

perforasi usus. Tanpa diagnosis yang cepat, resusitasi cairan, dan operasi segera,

dapat terjadi prognosis yang buruk.

2.6.2 Pemeriksaan laboratorium

Walaupun tidak terdapat pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk

menegakkan diagnosis intususepsi, selama perjalanan penyakit, pasien mungkin

dapat mengalami ketidakseimbangan elektrolit akibat dehidrasi, anemia,

dan/atau leukositosis.

2.6.3 Foto Polos Abdomen

Lebih dari setengah kasus intususepsi dapat didiagnosis melalui foto polos

abdomen. Temuan abnormal yang dapat mengarah pada kecurigaan intususepsi

antara lain adalah massa abdomen, distribusi abnormal dari gas dan feses pada

abdomen, gas di usus besar yang jarang, dan adanya air-fluid level akibat

obstruksi usus. Massa abdomen biasanya ditemukan di bagian kuadran kanan

atas, membuat kontur hepar yang berdekatan terlihat lebih menonjol. Temuan

paling spesifik pada foto polos abdomen intususepsi adalah adanya target sign

dan meniscus sign. Target sign atau coiled spring sign menunjukkan potongan

melintang dari usus dan mesenterium yang mengalami invaginasi, tanda ini

terlihat sebagai bayangan lusen yang konsentris pada foto polos. Tanda ini

biasanya telrihat pada kuadran kanan atas, terproyeksi pada bagian ginjal kanan.

Meniscus sign juga dapat terlihat sebagai bayangan lusen berbentuk bulan sabit

yang terbentuk pada garis luar colon di bagian ujung distal dari intususepsi.

Gambar 2.6.1. Meniscus sign pada foto polos abdomen: massa jaringan lunak

yang membulat (intususeptum) masuk ke dalam kolon transversal yang terisi

udara (tanda panah)

Gambar 2.6.2. Target sign pada foto polos abdomen memperlihatkan massa

jaringan lunak yang bulat pada kuadran kanan atas (panah). Massa ini terdiri

dari daerah lusen yang berbentuk seperti cincin.

Pemeriksaan barium enema menjadi acuan standar untuk diagnosis

intususepsi selama beberapa tahun. Tanda klasik dari intususepsi dalam

pemeriksaan enema adalah terlihatnya meniscus sign dan coiled-spring sign.

Meniscus sign yang terlihat pada pemeriksaan enema sama dengan meniscus

sign yang terdapat pada foto polos dan terbentuk karena bagian apex yang

membulat dari protrusi intususeptum ke dalam kontras. Coiled spring sign dapat

terlihat apabila lipatan mukosa yang bengkak dari intususeptum dilapisi oleh

kontras di dalam lumen kolon.

A. B.

Gambar 2.6.3. A. Meniscus sign dan B. Coiled-spring sign pada pemeriksaan

barium enema

2.6.4 USG Abdomen

USG memiliki sensitivitas yang tinggi untuk mendiagnosis intususepsi

(98%-100%). Sebagian besar intususepsi (tipe ileocolic) terjadi di daerah

subhepatik. Intususepsi merupakan struktur yang kompleks yang terdiri dari

intusupien (receiving loop) yang berisi intususeptum yang terlipat (donor loop).

Massa intususepsi biasanya terlihat sebagai sebuah struktur besar berukuran

lebih dari 5 x 2,5 cm dan menutupi lengkung usus yang berdekatan. USG

potongan transversal memberikan gambaran usus yang terdiri dari cincin-cincin

berekogenesitas rendah dan tinggi merepresentasikan dinding usus dan lemak

mesenterium diantara intususeptum. Temuan ini mengacu pada target lesion

atau doughnut lesion. Pada potongan longitudinal dapat ditemukan

pseudokidney sign yang muncul akibat lapisan hypoechoic dan hyperechoic

yang saling tumpang tindih, pola ini mirip seperti roti lapis (sandwich sign) dan

merepresentasikan dinding intususeptum yang edem.

Gambar 2.6.4. Target sign pada USG potongan transversal memperlihatkan

gambaran lingkaran ekogenisitas tinggi dan rendah yang berselang-seling

karena intususepsi.

Gambar 2.6.5. Pseudokidney sign pada USG potongan longitudinal.

2.6.5 CT-Scan dan MRI Abdomen

Baik CT-Scan maupun MRI abdomen jarang digunakan untuk

mengevaluasi pasien dengan intususepsi, walaupun kedua pemeriksaan ini

mungkin dapat memperlihatkan penyebab intususepsi, seperti keganasan

(contoh: limfoma). Temuan yang terlihat antara lain adalah target sign atau

doughnut sign. Intususepsi usus kecil transien mungkin dapat ditemukan pada

pemeriksaan CT-Scan atau MRI, namun temuan insidental ini tidak signifikan

secara klinis.

Gambar 2.6.6. Target sign pada CT-Scan abdomen pasien intususepsi.

1. Holcome, G, Murphy, J. Ashcraft’s Pediatric Surgery. 5th ed. Elsevier. 2010. p508-16.

2. Devos AS, Blickman JG. Radiological Imaging of the Digestive Tract in Infants and

Children. Springer. 2008. p36-46.

3. Bines J, Ivanoff B. Acute Intussusception in Infants and Children: Incidence, Clinical

Presentation and Management: A Global Perspective. Geneva, Switzerland: World

Health Organization, 2002.

4. Ekenze SO, Mgbor SO. Childhood intussusception: The implications of delayed

presentation. Afr J Paediatr Surg 2011;8:15-8