case hiperbilirubinemia - han
Post on 10-Feb-2018
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
1/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 1
I. IDENTITAS
Pasien
Nama : By. H S
Tanggal lahir : 22 Mei 2010Usia : 5 hari
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Jl. Taman Harapan RT 014/03 no.10, Cawang III Jakarta Timur
Golongan darah : O, Rhesus positif
Ayah
Nama : Tn. Y
Usia : 28 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMAK
Pekerjaan : Security Jasamarga
Penghasilan : Rp. 1.500.000/bulan
Alamat : Jl. Taman Harapan RT 014/03 no.10, Cawang III Jakarta Timur
Golongan darah : O, Rhesus positif
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
2/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 2
Ibu
Nama : Ny. LS
Usia : 22 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Operator Mesin
Penghasilan : Rp. 1.000.000/bulan
Alamat : Jl. Taman Harapan RT 014/03 no.10, Cawang III Jakarta Timur
Golongan darah : B, Rhesus positif
Kesimpulan : Hubungan pasien dengan orang tua adalah anak kandung
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
3/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 3
II. ANAMNESIS
Didapatkan keterangan secara alloanamnesis melalui ayah dan ibu bayi HS, pada hari Selasa,
27 Mei 2010. Pukul 12.30 WIB
Keluhan Utama : Bayi terlihat kuning sejak 5 jam sebelum masuk rumah sakitKeluhan Tambahan : tidak ada
Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang:
Bayi terlihat kuning sejak 5 jam sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Kuning mulai
terlihat di wajah terutama di sekitar kening, sekitar mata dan mulut. Tiga jam SMRS, pasien
dibawa ke poliklinik Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto (RS Polri), atas
saran bidan di Klinik USG 4 Dimensi dr. Semuel SpOG (klinik bersalin, tempat bayi
dilahirkan), dianjurkan dilakukan pemeriksaan darah, kemudian disarankan dokter untuk
dirawat karena bilirubin bayi yang tinggi.
Sejak lahir sampai masuk rumah sakit, bayi tampak aktif, menangis kuat, tidak terlihat
sesak, tidak terlihat kebiru-biruan, tidak terdapat demam, kepala tidak pernah terbentur/jatuh,
tidak terdapat kejang, tidak terdapat perut yang mengencang, hanya bayi tampak sering
mengantuk.
Saat lahir, bayi tidak mau menyusu air susu ibu (ASI) dan ASI juga tidak keluar,
sehingga dianjurkan pemberian susu formula untuk bayi (3 x 30 mL). Hari kedua, setelahkembali ke rumah dari klinik, ASI mulai ada dan diberikan ibu setiap bayi menangis, kecuali
saat malam hari, ibu masih memberikan susu formula satu kali untuk bayi (30 mL), dengan
alasan pemberian prolakta baby yang harus disertai susu. Keadaan ini berlangsung sampai
bayi MRS. Ibu pasien mengaku tidak terdapat kelainan pada payudara. Bayi sudah buang air
besar (BAB) sejak hari kelahiran bayi, awalnya berwarna hitam kental kemudian menjadi
berwarna kuning kehijauan saat umur 1 hari dan berwarna kuning terang sejak umur 2 hari,
BAB sebanyak 3 kali per hari, tidak berbau busuk. Buang air kecil (BAK) bayi sejak lahirberwarna kuning bening, tidak terdapat warna BAK yang semakin kuning gelap/seperti teh.
Bayi merupakan anak pertama. Ibu pasien menyatakan bahwa saat awal kehamilan (2-
3 minggu) dan akhir kehamilan (34-35 minggu) sampai saat lahir ibu pasien mengalami
keputihan berwarna seperti sagu, sudah diperiksa ke dokter spesialis kandungan, dikatakan
tidak ada masalah, dan tidak diberikan pengobatan untuk keputihannya. Ibu pasien tidak
mengalami nyeri saat berkemih selama kehamilan. Ibu pasien merasakan adanya cairan
bening tidak berbau yang keluar tidak tertahankan 24 jam sebelum persalinan, berjumlah
kurang dari 120 cc (setengah gelas air mineral), kemudian ibu memeriksakan diri ke dokter
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
4/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 4
saat itu, dinyatakan tidak masalah, dan 4 jam sebelum persalinan, ibu pasien mengalami hal
yang sama, cairan yang keluar lebih sedikit, tapi kemudian perut ibu terasa kencang-kencang,
sehingga ibu segera ke klinik bersalin, kemudian diinfus yang membuat perut ibu semakin
terasa kencang. Ibu pasien mengaku sedang dalam usia kehamilan 36 minggu 3 hari saat bayi
dilahirkan, proses persalinan tidak menggunakan alat-alat tambahan untuk melahirkan bayi,
tidak terdapat benjolan pada kepala bayi setelah lahir, bayi langsung menangis, dan kulit
tampak kemerahan. Ibu pasien mengkonsumsi vitamin (Colomax) yang diberikan dokter
spesialis kebidanan dan kandungan selama kehamilan dan juga mengkonsumsi prolakta
mother(minyak ikan) atas kemauan sendiri. Ibu pasien tidak memiliki riwayat kencing manis
selama kehamilan. Ayah pasien mengaku memiliki kakak kandung yang melahirkan bayi
dengan kuning (kehamilan 9 bulan), yang dipercaya orang tua pasien karena kurang minum,
dan sempat dirawat selama 3 hari.
.
Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit Umur
Faringitis/Tonsilitis
Bronkitis
Pneumonia
Morbili
Varisela
Difteri
Malaria
Polio
Enteritis
Disentri Basilaris
Disentri AmubiasisTyphus Abdominalis
Cacing
Operasi
Gegar Otak
Fraktur
Reaksi Obat
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
DisangkalDisangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
5/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 5
Riwayat Kehamilan Ibu
Perawatan Antenatal
Ibu teratur memeriksakan kandungannya ke dokter spesialis kandungan di Klinik USG
Empat Dimensi dr. Semuel, Sp.OG. Tidak ada masalah selama kehamilan dan janin di dalam kandungan dinyatakan sehat.
Penyakit selama kehamilan
Selama mengandung pasien, ibu pasien mengaku mengalami keputihan terutama di awal
dan di akhir kehamilan. Riwayat menderita demam, batuk, pilek selama kehamilan
disangkal.
Obat yang dikonsumsi selama kehamilan
Ibu pasien mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh dokter spesialis kandungan danprolakta mother(minyak ikan) atas kemauan sendiri.
Riwayat Kelahiran
Persalinan : Klinik USG Empat Dimensi dr. Semuel, Sp.OG
Penolong persalinan : Dokter spesialis kandungan
Cara persalinan : Spontan per vaginam
Masa gestasi : 36 minggu 3 hariKetuban pecah : 24 jam dan 4 jam sebelum persalinan
Warna ketuban : Jernih, encer
Jumlah air ketuban : Ibu tidak tahu
Keadaan bayi : Berat badan lahir : 2.200 gram
Panjang badan : 42 cm
Lingkar kepala : Ibu tidak tahu
APGAR score : Ibu tidak tahuRiwayat Posnatal
Pemeriksaan di : Klinik USG Empat Dimensi dr. Semuel, Sp.OG
Keadaan anak : Sehat, hanya agak kecil
Kesan: Riwayat keputihan selama kehamilan, ketuban pecah 24 jam dan 4 jam sebelum
kelahiran, dan riwayat persalinan baik
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
6/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 6
Riwayat Makanan
Umur ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur Susu Bubur Saring1 hari ASI sesuai kemauan bayi
PASI 3 x 30 mL
- - -
2 hari ASI sesuai kemauan bayi
PASI 30 mL3 hari ASI sesuai kemauan bayi
PASI 30 mL4 hari ASI sesuai kemauan bayi
PASI 30 mL5 hari ASI sesuai kemauan bayi
PASI 10 x 40 mL
Riwayat Imunisasi
Orang tua pasien mengaku pasien belum pernah dilakukan imunisasi.
Riwayat Keluarga
Pernikahan
Ayah Ibu
Perkawinan ke 1 1Umur saat menikah 27 tahun 22 tahunKonsanguinitas Tidak ada Tidak adaKeadaan kesehatan Sehat Sehat
Corak reproduksi
No Umur Jenis
Kelamin
Hidup Meninggal Keterangan
1 5 hari Laki laki V - -
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
7/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 7
Riwayat penyakit dalam keluarga
Ayah : Sehat
Ibu : Sehat
Riwayat penyakit pada anggota keluarga lain / sekitar rumah
Anggota keluarga lain : Kakak kandung ayah memiliki riwayat melahirkan bayi
dengan kuning (kehamilan 9 bulan), yang dipercaya orang tua
pasien karena kurang minum, dan sempat dirawat selama 3
hari.
Sekitar rumah : Sehat
Data Perumahan
Kepemilikan rumah : Rumah orang tua ibu pasien
Keadaan rumah :
Rumah berukuran 8 x 4 m bertingkat satu dihuni oleh orang tua pasien, orang tua ibu
pasien, dan 2 orang saudara ibu pasien. Terdiri dari 2 buah kamar tidur berukuran 2 x 2
m, 1 dapur, 1 ruang tamu, dan 1 kamar mandi. Pasien tidur bersama kedua orang tuanya,
kamar pasien terletak di bagian belakang lantai atas dengan 1 buah jendela berukuran 1 x1m ditutup dengan kasa nyamuk ukuran 1 x 1 m. Di ruang tamu, dapur, dan kamar
mandi masing-masing terdapat 1 jendela 1 x 1 m dengan kasa nyamuk. Dalam kamar
mandi terdapat kloset jongkok dan bak mandi yang dikuras setiap hari.
Atap rumah terbuat dari seng dan lantai dilapisi keramik. Rumah disapu >2 kali sehari
setiap terasa kotor, dipel 1 kali sehari. Air yang digunakan untuk minum, memasak
adalah air galon isi ulang dan untuk mencuci dan mandi adalah air PAM yang cukup
bersih. Keadaan lingkungan
Lingkungan pemukiman rumah padat, jarak antar satu rumah ke rumah lain sekitar 1-2
meter, keadaan lingkungan bersih. Di depan rumah pasien terdapat selokan dengan lebar
60 cm dan kedalaman 30 cm yang bersih dan mengalir lancar. Jalan di depan rumah
pasien sekitar 2 meter. Sampah di rumah dibuang oleh petugas sampah setiap hari sekali
ke tempat penampungan sampah akhir.
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
8/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 8
III. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal : 27 Mei 2010 (hari perawatan ke-1)
Jam : 19.30 WIB
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : tampak aktif
Kesadaran : compos mentis
Tanda tanda vital
Laju nadi : 140 x/menit, teratur, kuat, penuh
Laju napas : 40 x/menit
Suhu tubuh : 37oC
Data AntropometriBerat badan : 2.100 kg
Tinggi badan : 49 cm
Lingkar kepala : 32 cm
Grafik Berat Badan terhadap Usia Kehamilan
Berdasarkan grafik di atas, berat badan bayi terhadap usia gestasi berada antara persentil 10
dan 90.Kesimpulan: Neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
9/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 9
Grafik Lingkar Kepala terhadap Usia Kehamilan
Sumber: Lubchenco LC, Hansman C, Boyd E. Intra uterine growth in length and head circumference. Pediatrics 1966 37: 403.
Lingkar kepala berdasatkan NCHS (National Center for Health Statistics) tahun 2000:
Lingkar kepala menurut umur : terletak di antara persentil 10 dan 90Kesimpulan: Normosefali
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
10/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 10
Pemeriksaan Fisik Sistematis
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
Pemeriksaan Sistematis Hasil Pemeriksaan
Kepala
Bentuk dan Ukuran
Ubun-ubun besar
Rambut
Normosefali, sefalhematom(), kaput suksedaneum()
Belum menutup, teraba datar
Warna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut,
kulit kepala bersih
Mata Konjungtiva tidak pucat, sklera ikterik, mata tidak
cekung
Telinga Recoil tulang rawan telinga +/+, sekret /
Hidung Sekret /, nafas cuping hidung ()
Mulut
Bibir
Gigi
Mukosa
Lidah
Tonsil
Faring
Kering
Belum tumbuh
Basah
Basah
T1/T1, tidak hiperemis
Tidak hiperemis
Leher Tidak teraba pembesaran KGB
Toraks
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Bunyi napas
Bunyi jantung
Simetris saat inspirasi dan ekspirasi, retraksisuprasternal (), retraksi interkostal (), retraksi
epigastrium (), ictus kordis tidak terlihat
Gerakan napas teraba simetris saat inspirasi dan
ekspirasi, ictus kordis teraba di sela iga IV linea
midklavikularis sinistra
Sonor pada lapangan paru
Batas-batas jantung:
Batas atas: ICS III
Batas kanan: ICS IV linea parasternalis dekstra
Batas kiri: ICS V linea midklavikularis sinistra
Suara napas bronkovesikuler, ronki /, wheezing/
Bunyi jantung I dan II reguler, bising(), gallop ()
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
11/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 11
Pemeriksaan Neurologis
Tonus Otot
Baik, normotonus
Refleks Fisiologis
Refleks hisap : positif
Refleks genggam : positif / positif
Refleks moro : positif
Refleks mencucur: positif
Refleks plantar : positif / positif
Refleks Patologis
Refleks Babinski : positif / positif
Refleks Hoffman-Trommer : negatif / negatif
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Cembung
Supel, turgor baik, hepar teraba 1 cm di bawah arkus
kosta kanan, permukaan rata, konsistensi kenyal, tepi
tajam, lien tidak teraba
Timpani pada kuadran kiri atas, kiri bawah, dan
kanan bawah. Pekak pada kuadran kanan atas
Bising usus (+)
Tulang belakang Tulang belakang teraba segaris, tidak terdapat
skoliosis, tidak terdapat massa sepanjang garis
vertebra
Genitalia Kesan laki-laki normal
Anus Lubang intak, tidak tampak massa keluar dari anus
Anggota gerak Akral hangat, capillary refill time
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
12/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 12
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 27 Mei 2010
Pemeriksaan di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto
Laboratorium darah:
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Kadar Bilirubin
Bilirubin Total 21,78 mg/dL Neonatus
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
13/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 13
Bilirubin Direk 0,4 mg/dL
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
14/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 14
Total kebutuhan cairan:
= Kebutuhan cairan tanpa fototerapi + kebutuhan cairan tambahan
= 210 cc/24 jam + 42 cc/24 jam
= 252 cc/24 jam Cairan diberikan dengan ASI on demandatau susu formula 250 cc
Cek bilirubin total, direk, dan indirek tiap 24 jam
VIII.ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan kadar G6PD
Pemeriksaan darah perifer lengkap
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanactionam : bonam
Quo ad fungsionam : bonam
X. RESUME
Nama : By. H S
Usia : 5 hari
Jenis kelamin : Laki-laki
Golongan darah : O, Rhesus positif
Keluhan Utama : Bayi terlihat kuning sejak 5 jam sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang:
Bayi terlihat kuning sejak 5 jam sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Kuning
mulai terlihat di wajah terutama di sekitar kening, sekitar mata dan mulut. Tiga jam
SMRS, pasien dibawa ke poliklinik RS Polri, dianjurkan dilakukan pemeriksaan darah,
kemudian disarankan dokter untuk dirawat karena bilirubin bayi yang tinggi.
Sejak lahir sampai masuk rumah sakit, bayi tampak aktif hanya bayi tampak
sering mengantuk.
Saat lahir, bayi tidak mau menyusu air susu ibu (ASI) dan ASI juga tidak
keluar, sehingga dianjurkan pemberian susu formula untuk bayi (3 x 30 mL). Hari
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
15/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 15
kedua, setelah kembali ke rumah dari klinik, ASI mulai ada dan diberikan ibu setiap
bayi menangis, kecuali saat malam hari, ibu masih memberikan susu formula satu kali
untuk bayi (30 mL), dengan alasan pemberian prolakta baby yang harus disertai susu.
Keadaan ini berlangsung sampai bayi MRS. Ibu pasien mengaku tidak terdapat
kelainan pada payudara.
Bayi merupakan anak pertama. Ibu pasien merasakan adanya cairan bening
tidak berbau yang keluar tidak tertahankan 24 jam sebelum persalinan, berjumlah
kurang dari 120 cc (setengah gelas air mineral), kemudian ibu memeriksakan diri ke
dokter saat itu, dinyatakan tidak masalah, dan 4 jam sebelum persalinan, ibu pasien
mengalami hal yang sama, cairan yang keluar lebih sedikit, tapi kemudian perut ibu
terasa kencang-kencang, sehingga ibu segera ke klinik bersalin, kemudian diinfus yang
membuat perut ibu semakin terasa kencang. Ibu pasien mengaku sedang dalam usia
kehamilan 36 minggu 3 hari saat bayi dilahirkan, proses persalinan tidak menggunakan
alat-alat tambahan untuk melahirkan bayi, tidak terdapat benjolan pada kepala bayi
setelah lahir, bayi langsung menangis, dan kulit tampak kemerahan. Ibu pasien
mengkonsumsi vitamin (Colomax) yang diberikan dokter spesialis kebidanan dan
kandungan selama kehamilan dan juga mengkonsumsi prolakta mother (minyak ikan)
atas kemauan sendiri. Ayah pasien mengaku memiliki kakak kandung yang melahirkan
bayi dengan kuning (kehamilan 9 bulan), yang dipercaya orang tua pasien karena
kurang minum, dan sempat dirawat selama 3 hari.
Riwayat Kelahiran
Cara persalinan : Spontan per vaginam
Masa gestasi : 36 minggu 3 hari
Ketuban pecah : 24 jam dan 4 jam sebelum persalinan
Keadaan bayi : Berat badan lahir : 2.200 gram
Panjang badan : 42 cm
Riwayat Makan
Umur ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur Susu Bubur Saring1 hari ASI sesuai kemauan bayi
PASI 3 x 30 mL
- - -
2 hari ASI sesuai kemauan bayi
PASI 30 mL3 hari ASI sesuai kemauan bayi
PASI 30 mL4 hari ASI sesuai kemauan bayi
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
16/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 16
PASI 30 mL5 hari ASI sesuai kemauan bayi
PASI 10 x 40 mL
Riwayat Keluarga
Kakak kandung ayah memiliki riwayat melahirkan bayi dengan kuning (kehamilan 9
bulan), yang dipercaya orang tua pasien karena kurang minum, dan sempat dirawat
selama 3 hari
Pemeriksaan Fisik
Diperoleh sklera ikterik pada kedua mata, dan kulit ikterus pada wajah, dada, perut,
ekstremitas atas, dan ekstremitas bawah sesuai dengan indeks Kramer IV.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium darah (Pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih)
Hari perawatan I : Golongan darah = O
Rhesus = Positif
Bilirubin total = 17,8 mg/dL
Bilirubin Direk = 0,4 mg/dL
Bilirubin Indirek = 17,4 mg/dL
Hari perawatan VI : Bilirubin total = 12,8 mg/dLBilirubin Direk = 0,4 mg/dL
Bilirubin Indirek = 12,4 mg/dL
Diagnosis
Bayi kurang bulan, sesuai masa kehamilan (NKB SMK)
Hiperbilirubinemia e causa tersangka breast feeding jaundice
Diagnosis Banding
Hiperbilirubinemia e causa defisiensi glucose-6-phosphate dehidrogenase (G6PD)Penatalaksanaan
Fototerapi (Blue Light):
Bayi dalam keadaan telanjang, dibolak-balik setiap 2-3 jam, kedua mata
ditutup dengan kasa steril. Jarak bayi dengan lampu 40 cm.
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
17/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 17
Kebutuhan cairan pada bayi preterm usia 10 hari:
Kebutuhan cairan menurut berat badan bayi (2.100 g):
= 100 cc/kgBB/24 jam
= 100 cc/kgBB/24 jam x 2,1 kg= 210 cc/24 jam
Dengan fototerapi, kebutuhan cairan ditambah 20% dari kebutuhan cairan
tanpa fototerapi:
Kebutuhan cairan tambahan = 20% x kebutuhan cairan tanpa fototerapi
= 20% x 210 cc/24 jam
= 42 cc/24 jam
Total kebutuhan cairan:= Kebutuhan cairan tanpa fototerapi + kebutuhan cairan tambahan
= 210 cc/24 jam + 42 cc/24 jam
= 252 cc/24 jam
Cairan diberikan dengan ASI on demandatau susu formula 250 cc/24 jam
Cek bilirubin total, direk, dan indirek tiap 24 jam
Anjuran Pemeriksaan
Pemeriksaan kadar G6PD
Pemeriksaan darah perifer lengkap
Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanactionam : bonam
Quo ad fungsionam : bonam
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
18/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 18
XI. PEMBAHASAN
Hiperbilirubinemia pada neonatus didefinisikan sebagai suatu peningkatan
kadar total serum bilirubin di atas 5 mg/dL (86 mol/L). Hiperbilirubinemia pada
neonatus ini merupakan masalah yang sering dihadapi. Hiperbilirubinemia ini 60 %merupakan suatu keadaan yang fisiologis sedangkan sisanya merupakan suatu
keadaan non- fisiologis yang disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu, seperti
penyakit hemolitik, kelainan endokrin dan metabolik, anatomi hati yang abnormal dan
infeksi.4
Gejala klinis yang sering ditunjukkan pada hiperbilirubinemia adalah ikterus.
Ikterus merupakan gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosaakibat dari akumulasi pigmen bilirubin tak terkonjugasi di dalam kulit dan membran
mukosa.4,5 Selain itu, pewarnaan ini juga dapat diakibatkan penumpukan bilirubin
terkonjugasi. Bilirubin tak terkonjugasi bersifat larut dalam lemak dan neurotoksik
pada kadar dan keadaan tertentu, sedangkan bilirubin terkonjugasi tidak bersifat
neurotoksik, tetapi menunjukkan kemungkinan terjadinya gangguan yang serius pada
organ. Secara klinis, ikterus pada neonatus akan tampak bila konsentrasi bilirubin
pada serum 5 mg/dl.5
Produksi dan Metabolisme Bilirubin
Produksi Bilirubin
Bilirubin adalah suatu pigmen tetrapirol yang merupakan hasil akhir degradasi heme
(ferroprotoporphyrin IX) yang 75% berasal hemoglobin, sedangkan sisanya 25%
berasal dari mioglobin, enzim pernafasan termasuk sitokrom, enzim katalase, enzim
peroksidase, dan heme bebas.1,6 Pertama-tama eritrosit dipecah menjadi hem dan
globin, kemudian hem dioksidasi menjadi billiverdin oleh enzim mikrosom hem
oksigenase yang kemudian melepas karbonmonoksida (CO dilepaskan melalui paru-
paru) dan besi yang digunakan kembali. Biliverdin tersebut kemudian direduksi
menjadi bilirubin oleh enzim bilirubin reduktase.1
Pembentukan bilirubin ini terjadi di dalam sistem retikuloendotelial (terutama di hati
dan limpa, tempat dimana eritrosit yang sudah tua dihancurkan). 4,6 Bayi baru lahir
yang sehat akan memproduksi bilirubin + 6-8 mg/kgBB/hari. Produksi ini lebih
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
19/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 19
banyak dua kali dibanding dengan orang dewasa, hal ini terutama diakibatkan oleh
polisitemia relatif yang dialami bayi dan peningkatan turnoverdari sel darah merah
pada neonatus. Produksi bilirubin akan turun mencapai kadar pada orang dewasa
dalam 10-14 hari setelah lahir.4
Metabolisme Bilirubin
Proses metabolisme bilirubin dalam hati dapat dibagi menjadi 3 bagian:
Transport bilirubin dan uptake bilirubin
o Transport bilirubin
Sifat bilirubin pada awalnya adalah nonpolar, tidak larut dalam air tetapi
larut dalam lemak dan ditransport ke hati dengan cara berikatan dengan
albumin. Bilirubin yang sudah berikatan dengan albumin bersifat
nontoksik sedangkan bilirubin bebas bersifat toksik dan dapat melewati
sawar darah otak dan mempengaruhi sistem saraf pusat di otak. Bilirubin
yang sudah berikatan dengan albumin ini dinamakan bilirubin indirek
atau bilirubin tak terkonjugasi (unconjugated). Beberapa obat-obatan
yang memiliki afinitas ikatan terhadap protein yang tinggi seperti
sulfonamid dan asam salisilat akan bersaing dengan bilirubin untuk
berikatan pada albumin sehingga bilirubin yang berikatan denganalbumin akan terdesak dan bebas. Hal ini akan meningkatkan risiko
terjadinya kernikterus.1,6
o Uptake bilirubin
Bilirubin yang sudah berikatan dengan albumin kemudian akan melewatimembran plasma hepatosit dan berikatan dengan ligandin sitoplasmik
(protein Y) untuk kemudian ditranspor ke retikulum endoplasma.
Fenobarbital dapat meningkatkan kadar ligandin ini.6
Konjugasi bilirubin
Bilirubin indirek ini kemudian diubah menjadi bilirubin direk atau terkonjugasi
(conjugated) yang larut air di retikulum endoplasma oleh uridine difosfat
glukuronil transferase (UDPG-T). Enzim ini dipengaruhi oleh fenobarbital danakan mengkatalisasi pembentuk bilirubin monoglukoro nidase. Bilirubin
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
20/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 20
monoglukoronidase ini akan dikonjugasi lebih jauh menjadi bilirubin
diglukoronidase. Baik bilirubin monoglukoronidase dan bilirubin
diglukoronidase merupakan bentuk dari bilirubin terkonjugasi yang dapat
diekskresikan ke dalam kanalis biliaris melawan suatu gradien konsentrasi.1,6
Ekskresi bilirubin ke dalam empedu
Bilirubin direk di dalam traktus biliaris akan memasuki kemudian memasuki
traktus gastrointestinalis, dan kemudian akan diekskresikan dari tubuh melalui
feses. Dalam keadaan normal bilirubin direk tidak dapat diabsorpsi lagi oleh
usus dan dibawa ke hati kecuali bilirubin direk tersebut diubah kembali menjadi
bilirubin indirek oleh enzim usus -glukoronidase. Resorpsi bilirubin kembali
dari usus untuk dibawa kembali ke hati dan di rekonjugasi disebut sebagai
sirkulasi enterohepatik. Sirkulasi enterohepatik dapat dicegah dengan
mengkonversi bentuk bilirubin direk menjadi urobilinogen. Di mana
urobilinogen ini tidak dapat diubah menjadi bilirubin indirek oleh -
glukoronidase. Konversi bilirubin direk menjadi urobilinogen ini dilakukan oleh
bakteri di usus. Urobilinogen pada feses akan tereduksi menjadi sterkobilin yang
akan mewarnai mewarnai feses. Kondisi patologis yang dapat menyebabkan
peningkatan sirkulasi enterohepatik antara lain, intake enteral yang kurang,
atresia intestinal, meconium ileus, dan penyakit Hirschsprung.1,6
Etiologi
I. Overproduksi
Hemolytic disease of newborn
Hereditary hemolytic anemias
o Defek membran
o Hemoglobinopati
o Defek enzim
Polisitemia
Extravascular blood
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
21/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 21
oPerdarahan tertutup (co: Cephalhematom)
Peningkatan sirkulasi enterohepatik
II. Undersekresi
Penurunan uptake
o Penurunan perfusi sinusoidal
o Defisiensi ligandin
Penurunan konjugasi
o Defisiensi Enzim
o Inhibisi enzim
Transpor yang tidak adekuat Obstruksi bilier
III. Kombinasi
Sepsis
IV. Breast Feeding
Breastfeeding jaundice
Breast milk jaundice
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
22/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 22
Pemeriksaan Kadar Bilirubin
I. Metode Sederhana
A. Menurut Kramer
Membagi tubuh atas 5 zona :
Kepala dan leher
Dada sampai pusat
Pusat bagian bawah sampai tumit
Tumit, pergelangan kaki, bahu, pergelangan tangan
Kaki dan tangan termasuk telapak tangan dan kaki
B. Pengamatan klinis daerah kulit yang ikterik
Daerah Ikterik Kadar Bilirubin rata-rata
mol/ltr mg/dlDada
Perut bagian atas pusat
Perut bagian bawah pusat
191,6
248,7
290,0
11,08
14,38
16,82
C. Ikterometer
Alat sederhana Dari bahan tembus cahaya
Terdiri dari 5 skala yang menentukan tinggi rendahnya kadar bilirubin
Pemeriksaan yang Lebih Teliti
A. Trauscutaneus Bilirubin meter
B. Jaundice meter
C. Pemeriksaan secara laboratorik : Reaksi biokimia kuantitatif / Heymans Van Den Berg Micro Method
Pemeriksaan kuantitatif spektrofotometri / Bilirubinometer
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
23/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 23
Terapi
Tujuan utama penatalaksanaan ikterus neonatal adalah untuk mengendalikan agar
kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat menimbulkan kernikterus/ensefalopati
biliaris, serta mengobati penyebab langsung ikterus tersebut.
Pengendalian bilirubin juga dapat dilakukan dengan mengusahakan agar kunjugasi
bilirubin dapat dilakukan dengan megusahakan mempercepat proses konjugasi. Hal ini dapat
dilakukan dengan merangsang terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat
seperti luminal atau fenobarbital.
Pemberian substrat yang dapat menghambat matabolisme bilirubin ( plasma atau albumin ),
mengurangi sirkulasi enterohepatik ( pemberian kolesteramin ), terapi sinar atau transfusi
tukar, merupakan tindakan yang juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin.
a. Fototerapi
Ikterus klinis dan hiperbilirubin indirek akan berkurang kalau bayi dipaparkn pada
sinar dalam spectrum cahaya yang mempunyai intensitas tinggi. Bilirubin akan menyerap
cahaya secara maksimal dalam batas wilayah warna biru ( mulai dari 420 470 nm ).
Bilirubin dalam kulit akan menyerap energi cahaya, yang melalui fotoisomerasi
mengubah bilirubin tak terkonjugasi yang bersifat toksik menjadi isomer-isomer terkonjugasi
yang dikeluarkan ke empedu dan melalui otosensitisasi yang melibatkan oksigen dan
mengakibatkan reaksi oksidasi yang menghasilkan produk-produk pemecahan yang akan
diekskresikan oleh hati dan ginjal tanpa memerlukan konjugat. Indikasi fototerapi hanya
setelah dipastikan adanya hiperbilirubin patologik.
Komplikasi fototerapi meliputi tinja yang cair, ruam kulit, bayi mendapat panas yang
berlebihan dan dehidrasi akibat cahaya, menggigil karena pemaparan pada bayi, dan sindrom
bayi perunggu, yaitu warna kulit menjadi gelap, cokelat dan keabuan.
b. Fenobarbital
Meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin. Pemberian obat ini akan mengurangi
timbulnya ikterus fisiologik pada bayi neonatus, kalau diberikan pada ibu dengan dosis 90
mg/24 jam beberap hari sebelum kelahiran atau bayi pada saat lahir dengan dosis 5
mg/kgBb/24 jam. Pada suatu penelitian menunjukan pemberian fenobarbital pada ibu untuk
beberapa hari sebelum kelahiran baik pada kehamilan cukup bulan atau kurang bulan dapatmengkontrol terjadinya hiperbilirubinemia. Namun karena efeknya pada metabolisme
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
24/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 24
bilirubin biasanya belum terwujud sampai beberapa hari setelah pemberian obat dan oleh
karena keefektifannya lebih kecil dibandingkan fototerapi, dan mempunyai efek sedatif yang
tidak diinginkan dan tidak menambah respon terhadap fototerapi, maka fenobarbital tidak
dianjurkan untuk pengobatan ikterus pada bayi neonatus.
c. Transfusi tukar
Dilakukan untuk mempertahankan kadar bilirubin indirek dalam serum bayi aterem
kurang dari 20 mg/dl atau 15 mg/dl pada bayi kurang bulan . Dapat diulangi sebanyak yang
diperlukan, atau keadaan bayi yang dipandang kritis dapat menjadi petunjuk melakukan
transfusi tukar selama hari pertama atau kedua kehidupan, kalau peningkatan yang lebih
diduga akan terjadi, tetapi tidak dilakukan pada hari ke empat pada bayi aterm atau hari ke
tujuh pada bayi premature, kalau diharapkan akan segera terjadi penurunan kadar bilirubin
serum atau akibat mekanisme konjugasi yang bekerja lebih efektif. Transfusi tukar mungkin
merupakan metode yang paling efektif untuk mengkontrol terjadinya hiperbilirubinemia.
- Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto -
-
7/22/2019 CASE Hiperbilirubinemia - Han
25/25
H i p e r b i l i r u b i n e m i a | 25
XII. DAFTAR PUSTAKA
1. Rahardjani, Kamilah Budhi.Penatalaksanaan Ikterus pada Neonatus. 1998.
Semarang: Balai Penerbit Universitas Diponegoro
2. Moeslichan, Surjono, A. Suradi, R., dkk. Tata Laksana Ikterus Neonatorum2004. Jakarta
3. Martin, Camillia et al. Neonatal Hyperbilirubinemia. DalamManual of
Neonatal Care 6th Ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins. 2004. hal: 181-
213
4. Piazza, Anthony. Jaundice and Hyperbilirubinemia in the Newborn. Dalam
Nelson Textbook of Pediatric 18th ed. Philadelphia : Saunders Elsevier. 2007.
hal: 756-7615. Berman, Stephen. Neonatal Jaundice. DalamPediatric Decision Making 2nd
Ed. Philadelphia: B.C. Decker. Hal: 468-469
6. Cloherty, John P., Eichenwald, Eric C., Stark, Ann R. Manual of
Neonatalcare 6th Edition. 2008. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
top related