bab 1

Post on 24-Nov-2015

22 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

kapita selekta

TRANSCRIPT

Konsep Otonomi Daerah Pengertian Otonomi dan daerah otonomOtonomi daerah berasal dari bahasa yunani autonomie yang berarti auto adalah sendiri dan nomos adalah undang-undang. Jadi secara harpiah otonomi dapat diartikan sebagai pemberian hak dan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri kepada instansi, perusahaan, dan daerah.Selain itu otonomi dapat diterjemahkan sebagai berikut: Otonomi adalah kebebasan untuk membuat keputusan sendiri dengan tetap menghormati perundang-undangan (Charles Einsemen).Otonomi adalah wewenang untuk menyelenggarakan kepentingan sekelompok penduduk yang berdiam dalam suatu lingkungan wilayah tertentu yang mencakup mengatur, mengurus, dan mengendalikan, dan mengembangkan berbagai hal yang perlu bagi kehidupan penduduk (the liang gie). Komponen utama pengertian otonomi, yaitu komponen wewenang dan menetapkan dan melaksanakan kebijakan sebagai komponen yang mengacu pada konsep pemerintahan yang diperoleh dari pemerintahan pusat melalui desentralisasi wewenang dan wewnang tersebut merupakan wewenang formal dan komponen kemandirian sebagai komponen yang mengacu pada kata oleh dari dan untuk rakyat yang bisa dilihat dari kemandirian daerah tersebut dari sisi pendapatan yang dihasilkan baik dari pendapatan asli daerahnya (PAD) Yang relative besar di bandingkan bentuk dana alokasi umum (DAK) serta dana yang lain.Dalam UU No 22/1999 dan UU No. 32/2004 disebutkan bahwa prinsip otonomi yang dianut adalah;1. Otonomi luas Adalah keluasan daerah utnuk menyelenggarakan fungsi pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang pemerintahan kecuali kewenangan di dalam bidang politikluar negri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter, fiscal dan agama. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memeberikan pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan. Selain itu terdapat kewenangan bidang lainnya yang meliputi:a.Kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro.b. Dana perimbangan Keuangan.c. Sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negarad. Pembinaan dan pemeberadyaan sumber daya manusia.e. Pendayagunaan Sumber daya alam serta teknologi yang strategis.f. Konservasi dan standarisasi nasional.

2. Otonomi Nyata Otonomi nyata adalah keluasan daerah untuk menyelenggarakan kewenangan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban pemerintah dibidang tertentu yang secara nyata ada dan diperlukan serta tumbuh, hidup dan berkembangan didaerah yang berpotensi dengan khas. Bidang yang wajib dilaksanakan oleh daerah kabupaten dan kota, meliputi Pekerjaan Umum, Kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industry dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi dan tenaga kerja. Sementara itu, otonomi yang bertanggungjawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraanya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemeberian otonomi yang pada dasarnya utnuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan tujuan utama dari tujuan nasional.3. Otonomi yang bertanggung jawab Adalah perwujudan pertanggungjawaban sebagai konsekuensi pemberian hak dan kewenangan kepada daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh daerah dalam mencapai pemberian otonomi daerah, Sementara itu, otonomi yang bertanggungjawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraanya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemeberian otonomi yang pada dasarnya utnuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan tujuan utama dari tujuan nasional.yang berupa:a.Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik.b. Pengembangan hidup demokrasi.c.Keadilan dan pemerataan pembangunan.d. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah dalam rangka menuju NKRI.

4. Keserasian hubungan antara daerah dengan daerah lainnya Artinya mampu membangun kerjasama anata daerah untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan mencegah ketimpangan antar daerah, hal yang tidak kalah pentingnya bahwa otonomi daerah juga harus mampu menjamin hubungan yang serasi antar daerah dengan pemerintah, artinya harus mampu memelihara dan menjaga keutuhan wilayah negara dan tetap tegaknya negara republic Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan negara.Adapun, pengertian otonomi daerah menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 yaitu hak, kewenangan dan kewajiban daerah otonom utnik mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Atau otonomi daerah juga dapat diartikan sebagai hak penduduk yang tinggal dalam suatu daerah sebagai satu kesatuan masyarakat hukum yang mengatur, mengurus, mengendalikan, mengembangkan, urusannya sendiri sesuai dengan aspirasi masyarakat setempat dengan tetap menghormati peraturan perundangan yang berlaku.Sedangkan daerah otonom menurut UU No. 32/2004 daerah otonom selanjutnya disebut daerah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dan system negara kestuan republic Indonesia. Pengertian otonomi daerah sering disalahgunakan atau dipertukarkan penggunaanya dengan istilah desentralisasi, secara singkat pengertian desentralisasi mengandung pengertian adanya pemebentukan daerah otonom dan atau penyerahan wewenang tertentu kepada (daerah yang di bentuk) oleh pemerintah pusat.Sementara itu, otonomi daerah adalah pemerintahan oleh, dari, dan untuk rakyat dibagian wilayah nasional suatu negara melalui lembaga pemerinatahan yang secra formal baerada di luar pemeriantahan pusat. Prinsip Otonomi DaerahPrinsip-prinsip otonomi daerah sebenarnya telah diterapkan jauh sebelum lahirnya Undang- Undang Nomor 5 tahun 1974 yaitu prinsif otonomi yang nyata, dinamis, dan bertanggungjawab dalam tahap ini implementasinya lebih berkonotasi kepada hak dari pada kewajiban dimana banyak memerlukan koordinasi dengan pemerintahan pusat sehingga muncul kesan sentralistik,disamping itu apabila diakji oleh undang-undang Nomor 5 tahun 1974 maka pengertian otonomi bagi suatu daerah tersebut harus mampu :a. Berinisiatif sendiri (menyusun kebijaksanaan daerah dan menyusun rencana, dan pelaksanaanya).b. Memiliki alat pelaksanaan sendiri yang qualified ( memenuhi persyaratan) c. Membuat pengaturan sendiri (PERDA).d. Menggali sumber- sumber keuangan sendiri (menetapkan pajak, retribusi, dan lain- lain usaha yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku ).Namun konsep otonomi daerah yang diperkenalkan dalam undang-undang tersebut berbeda dengan konsep undang-undang nomor 22 tahun 1999. Adapun konsep pemberian otonomi daerah menurut UU No. 22 Tahun 1999 adalah:1. Penyelenggaran otonomi daerah dilaksanakan dengan memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensii dan keanekaragaman daerah;2. Pelaksanaan otonomi daerah diadasarkan pada otonomi luas, nyata dan bertanggungjawab;3. Pelaksanaan otnomi yang luasdan utuh diletakan pada kabupaten dan kota, sedangakn otonomi daerah provinsi meruapakan otonomi yang terbatas;4. Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi negara, sehingga tetap terjalin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serat antar daerah;5. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian daerah otonom dan karenanya dalam kabupaten dan kota tidak ada lagi wilayah administrasi. Demikian pula kawasan-kawasan khusus yang di bina oleh pemerintah atau pihak lain, seperti badan otorita, kawasan pelabuhan, perumahan, kawasan industry, pertambangan, prkebunan, kawsan peruhutanan dan perkotaan baru, pariwisata, dan semacamnya berlaku peraturan daerah otonom.6. Pelaksanaan ontonomi daerah harus lebih meningkatakan peranan dan fungsi legislatif daerah, baik sebagai legislasi, pengawasan, maupun fungsi anggaran atas penyelenggaraan pemerintahan daerah.7. Pelaksanaan asas dekosentrasi diletakan pada daerah provinsi dalam kedudukanya sebagai wilayah administrasi untik melaksanakan kewenangan pemrintahan tertentu yang dilimpahkan kepada gubernur sebagi wakil pemerintah pusatPelaksanaan asas tugas pembantuan dimungkinkan tidak hanya dari pemerintah pusat kepada daerah, tetapi juga dari pemerintah pusat dan daerah kepada desa yang disertai denganh pembiayaan, sarana dan prasarana dan sumberdaya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaan. Tetapi pada saat ini prinsip otonomi daerah yang digunakan berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 yang menekankan pada perwujudan otonomi yang seluas-luasnya nyata dan bertanggungjawab denagn memperhatikan keseimbangan hubuangan antara pemerintah. Dengan kata lain prinsif otonomi saat ini berdasarkan asas desentralisasi berkeseimbangan. Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah untuk mengembangkan mekanisme demokrasi di tingkat daerah dalam bentuk menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat , baik untuk kepentingan daerah setempat maupun untuk mendukung kebijaksanaan politik nasional dalam era reformasi saat ini.Adapun lima variable sebagai faktor pokok untuk mengukur kemampuan suatu daerah untuk berotonomi adalah:a. Kemampuan keuangan daerah, nilainnya ditentukan oleh berapa besar peranan pendapatan asli daerah terhadap jumlah total pembiayaan daerah.b. Mengangkut kemampuan aparatur berapa ratio jumlah pegawai terhadap jumlah penduduk.c. Partisifasi masyarakat yang menyangkut berbagai macam pelayanan.d. Variabel ekonomi di daerah dengan mengukur indicator nilai rata-rata pendapatan perkapita dalam lima tahun terakhir.e. Variabel demografi, pendapatan penduduk, pertumbuhan penduduk, dll. Otonomi darah dapat dipandang sebagai cara untuk mewujudkan secara nyata penyelenggaraan pemerintah yang efektif, efisien, dan berwibawa guna mewujudkan pemberian pelayanan kapada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan otonomi daerah juga merupakan keterikatan yang kuat antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya disamping menumbuh kembangkan semangat kebersamaan da;lam simpul Negara Kesatuan Republik Indonesia.Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keberadaan daerah otonom di Indonesia secara yuridis formal termaktuk dalam penjelasan pasal 18 UUD 1945 yakni Daerah indonesia akan dibagi dalam daerah provinsi, dan daerah provinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil. Daerah-daerah itu bersifat otonom (streek and locale rechtgemeenshappen) atau bersifat daerah administrasi belaka, semuanya menurut aturan yang ditetapkan dengan Undang-undang. Sedang keberadaan daerah otonom dalam amandemen kedua UUD 1945 juga secara yuridis formal termaktuk dalam pasal 18 ayat 1 yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. Asas pemerintahan daerah yang dianut adalah asas ekonomi dan tugas pembantuan seperti termaktuk dalam pasal 18 ayat 2 yang berbunyi pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonom dan tugas pembantuan. Pasal 18 ayat 2 ini memiliki implikasi terhadap bentuk dan susunan daerah serta bentuk dan susunan pemerintahan daerah. Implikasinya adalah bahwa masing-masing daerah yang dibentuk dan disusun itu (provinsi, kabupaten dan kota) berdiri sendiri dan tidak mempunyai hubungan hirarki satu sama lain. Di daerah otonom, ditinjau dari segi bentuk dan susunan pemerintahan terdapat pemisahan antara DPRD sebagai Badan Legislatif Daerah dan pemerintahan daerah sebagai Badan Eksekutif Daerah.Mengacu pada makna otonomi daerah dan daerah otonom tersebut, maka kebijakan otonomi daerah adalah dalam rangka memberikan diskresi kepada daerah untuk berprakarsa dalam memajukan daerahnya dan memberikan ruang bagi partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Dalam konteks ini, otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak daerah dan masyarakat untuk memperoleh keleluasaan bergerak dan kesempatan untuk menggunakan prakarsa sendiri atas segala macam nilai dan potensi yang dikuasai untuk mengurus kepentingan publik, baik yang menyangkut pemberian pelayanan kepada masyarakat dan bimbingan terhadap masyarakat (empowering), maupun untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan. Inti pelaksanaan Otonomi Daerah adalah terdapanya keleluasaan Pemerintah Daerah (disretionary power) untuk menyelenggarakan pemerintahan sendiri atas dasar prakarsa, kreativitas, dan peran serta aktif masyarakat dalam rangka mengembangkan dan memajukan daerahnya.Daerah otonom adalah daerah yang berhak dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan empat ciri pokok yaitu:1. Mempunyai aparatur pemerintah sendiri.2. Mempunyai urusan/wewenang tertentu3. Mempunyai wewenang mengelola keuangan sendiri4. Mempunyai wewenang membuat kebijakan sendiriKeempat ciri tersebut dapat dijadikan indikator derajat keotonomian daerah.Dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, maka secara penuh daerah memiliki kewenangan penuh dalam mengatur urusan rumah tangga daerahnya dalam usaha pengelolaan serta pemberdayaan. Bentuk-bentuk pola pengelolaan dan pemberdayaan suatu daerah dapat meliputi bidang keuangan, pembangunan, SDM, SDA, tata ruang, dan lain sebagainya. Namun, meskipun memiliki kewenangan penuh, pemerintah daerah tetap harus berkiblat dan bertumpu pada standart, norma, pedoman, monitoring, dan evaluasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.Dengan merujuk penjelasan diatas maka kabuten jember juga memiliki kebijakan otonomi sendiri. Jember merupakan sebuah kabupaten di jawa timur. Lokasinya berdekatan dengan kabupaten Lumajang, Banyuwangi dan Bondowoso. Secara geografis, Daerah Jember terletak 83 meter dari permukaan air laut dengan lokasi koordinat 7596 83356 Lintang Selatan dan 6279-71433 Bujur Timur. Dataran wilayahKota Jemberbanyak dibentuk oleh jenis tanah litosol dan regosol coklat kekuningan. Kondisi ini sangat menentukan tingkat kesuburan dan kedalaman efektif tanah, dimana tingkat kesuburan tersebut adalah berkisar di atas 90 cm. Iklim di Kota Jember adalah iklim tropis. Angka temperatur berkisar antara 23C 31C, dengan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai bulan Agustus dan musim hujan terjadi pada bulan September sampai bulan Januari. Sedangkan curah hujan cukup banyak, yakni berkisar antara 1.969 mm sampai 3.394 mm. Kondisi permukaan tanah adalah bergelombang, karena sebagian besar merupakan wilayah perbukitan. Pembagian wilayah tersebut adalah sebagai berikut: Pegunungan : 3,45% di sebelah utara pusat kota Perbukitan : 3,33% di bagian Tengah pusat Kota Dataran : 93,22% di sebelah Timur Laut pusat kota. Dengan demikian secara umum wilayah Kota Jember didominasi oleh daerah daratan. Sedangkan luas keseluruhan dari Kota Jember adalah 9.907,755 Ha, yang terdiri dari 3 kecamatan dan 22 kelurahan. Batas-batas Kota Jember adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Arjada Sebelah Selatan : Kecamatan Jenggawah Sebelah Timur : Kecamatan Pakusari. Sebelah Barat : Kecamatan Sukorambi. Secara umum Kota Jember mempunyai kemiringan yang bervariasi, yakni berkisar antara 0-40%. Rincian kemiringan tersebut adalah : 1. 0-8% seluas 6493,355 Ha 2. 8-15% seluas 2742,53 Ha. 3. 15-25% seluas 330,08 Ha 4. 25-40% seluas 177,74 Ha. 5. >40% seluas 164,05 Ha. Dataran wilayah Kota Jember banyak dibentuk oleh jenis tanah litosol dan regosolcoklat kekuningan. Kondisi ini sangat menentukan tingkat kesuburan dan kedalaman efektif tanah, dimana tingkat kesuburan tersebut adalah berkisar di atas 90 cm. Iklim di Kota Jember adalah iklim tropis. Angka temperatur berkisar antara 23C - 31C, dengan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai bulan Agustus dan musim hujan terjadi pada bulan September sampai bulan Januari. Sedangkan curah hujan cukup banyak, yakni berkisar antara 1.969 mm sampai 3.394 mm. Kondisi hidrologi di Kota Jember sangat dipengaruhi oleh air permukaan tanah dangkal, sumber-sumber mata air dan aliran-aliran sungai yang melintasinya. Sungai yang melintasi Kota Jember adalah Sungai Bedadung. Dominasi penggunaan lahan diwilayah Kota Jember adalah kegiatan pertanian yakni seluas 5.099,283 Ha atau 51,47% dari total luas wilayah kota. Kemudian berturutturut adalah tanah tegalan seluas 1.477,9 Ha atau 14,92%, perumahan seluas 2.679,655 Ha atau 27,05%, kolam ikan seluas 1,0 Ha atau 0,01 % dan penggunaan tanah lain-lainnya seluas 416,415 Ha atau 4,20%.Masyarakat Jember tergolong sebagai masyarakat hibrida. Masyarakat hibrida dapat dimengerti sebagai generasi masyarakat hasil persilangan antara dua atau lebih populasi masyarakat. Budaya Masyarakat hibrida muncul sebagai suatu hasil dari proses percampuran dari beberapa budaya. Dengan demikian, masyarakat Jember dengan budaya yang hibrida merupakan proses kreatif yang terjadi dalam proses perjalanan interaksi antara berbagai budaya yang terjadi di Jember.Terjadinya hibridasi atau percampuran dan persilangan antara berbagai budaya di Jember membuktikan bahwa masyarakat Jember adalah masyarakat yang kreatif. Kreatifitas ini dibuktikan yang semula daerah Jember adalah daerah pedalaman yang terpencil dan merupakan desa sekarang menjadi sebuah kota yang terkenal di dunia dengan Jember Fashion Carnival (JFC) yang digelar setiap tahunnya. Budaya masyarakat agraris di Jember masih dominan sampai saat ini. Ciri utama dari masyarakat agraris lebih banyak menggantungkan kehidupannya dari sumber daya alam, terutama dalam usaha pertanian dan perkebunan serta sebagai nelayan di bagian selatan kabupaten Jember yang berbatasan dengan hamparan luas Samudera Indonesia.Wilayah Jember merupakanopen area(wilayah yang terbuka) bagi datangnya pengaruh berbagai budaya yang beraneka ragam latar belakangnya. Sehingga di wilayah Kabupaten Jember sangat terbuka peluang kreatifitas bagi masyarakat yang meninggalinya. Ada beberapa kultur yang membangun kreatifitas budaya di Kabupaten Jember.Pertama, Mandar yang sisa-sisanya terdapat di Kecamatan Puger dengan adanya Dusun Mandaran di Desa Puger Wetan.Kedua,Osing yang berada di Jember dan beberapa kecamatan di Jember sebagai akibat pengaruh masyarakat Osing dari Banyuwangi.Ketiga, Jawa.Keempat, Madura.Kelima, Tionghoa.Keempat, Arab dan Pakistan.Keenam, keturunan Eropa.Ketujuh, masyarakat Nusantara seperti Padang, Papua, serta Batak sebagai minoritas terkecil di Jember.Budaya Masyarakat Jember tidak bisa dilihat hitam putih sebagai campuran Jawa Madura, namun ibarat pelangi terdapat warna-warni budaya dalam masyarakat Jember. Pelangi ini merupakan bentuk kreatif dari interaksi budaya yang terjadi dalam masyarakat di wilayah Kabupaten Jember. Sehingga bisa dikatakan proses kreatifitas budaya masyarakat terjadi akibat interaksi sejarah, geografis serta keterbukaan yang terjadi di wilayah Jember. Ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi masyarakat Jember untuk mengembangkan dirinya ke arah yang lebih baik. Secara social budaya, kota Jember sangat berbeda dengan kebanyakan kondisi social budaya kota lain. Meski agak serupa dengan beberapa kota di area tapal kuda seperti Bondowoso, Situbondo dan Probolinggo, yang membedakan kota Jember dengan kota lain di area tapal kuda adalah kompleksitas warganya baik secara sosial ataupun budaya. Memang benar apa yang pernah disebutkan oleh beberapa budayawan setempat yang menengarai kota ini sebagai pusat berinteraksinya dua budaya besar yakni Jawa dan Madura. Kekhasannya selanjutnya mewujud dalam istilah pendhalungan, yang kurang lebih sarat dengan nuansa makna perpaduan yang integratif meski budaya Jawa terkesan dominan di daerah pusat kota. Namun oleh karena pertumbuhan budaya pendhalungan yang integralis marak hanya di pusat kota atau pada orang-orang yang bangga dengan status kota, maka pendhalungan memang layak disandang masyarakat sosial budaya di area perkotaan Jember. Meminjam definisi budaya Julian Hoxley, dimensi mental dan pemahaman budaya Madura pada aspek seni bela diri dan tarian Islami lebih dominan di pusat perkotaan, sementara itu di daerah pinggiran ada beberapa bbudaya tarian dan seni gamelan Jawa sedikit mendominasi khususnya hanya di daerah pemukiman Jawa. Seni bela diri pencak silat serta tarian javen dan musikalitas gambus atau sejenisnya yang menyeruak dari pemukiman pesantren lebih mencolok di pusat perkotaan dan beberapa di daerah konsentrasi warga Madura. Namun kekhasannya boleh jadi mencitrakan kota Jember sebagai representasi budaya Islami atau dalam beberapa hal dicitrakan sebagai kota santri, termasuk di dalamnya bagaimana budaya santri ini berhasil mengikis atau minimal mengimbangi perilaku buruk kalangan penjahat khususnya dari wilayah budaya Madura daerah pinggiran yang berdekatan areal hutan. Budaya santri ini pada perjalanannya mampu menjadi katalisator penyadaran kalangan penjahat, bahkan ada tradisi bahwa penjahat takut kepada santri atau kyai.Citra sosial budaya yang mengemuka dari warga budaya Jawa di pemukimannya mewujud pada ritual ruwatan. Citra ini sebenarnya nyaris sama dengan tradisi Jawa di daerah lain. Oleh karenanya, ruwatan adalah pemahaman bawah sadar budaya Jawa sebagai sesuatu yang lazim dan wajib bagi warga Jawa. Di perkotaan, kini citra ini kian merosot sejalan dengan pemahaman religius yang kian mantap khususnya di kalangan umat Islam baik dari ormas Nu ataupun Muhammadiyah. Alhasil, citra budaya kota Jember mungkin lebih dekat pada sebutan kota santri.Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Jember pada Tahun 2014 difokuskan untuk meningkatkan kualitas belanja daerah, yang meliputi; (1) Perencanaan yang tepat, (2) Penggunaan anggaran pada kebutuhan yang prioritas, (3) Pelaksanaan anggaran yang transparan, hati-hati dan akuntabel, (4) Pengawasan dan pengendalian anggaran yang efektif, (5) Pelaksanaan dan pelaporan anggaran yang disiplin. Sedangkan arah kebijakan Belanja Daerah Kabupaten Jember tahun 2014 adalah pada: (1) Memenuhi kebutuhan pelayanan dasar masyarakat, khususnya bidang pendidikan dan kesehatan, Dalam wujud fasilitasi belanja penanganan kemiskinan dan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan serta layanan sosial dasar lainnya. (2) Menguatkan programprogram penanggulangan kemiskinan serta pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan, (3) Memfasilitasi dan memberikan stimulan pada sektor riil melalui bantuan modal dan pembinaan/pendampingan kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), juga melalui stimulasi pembangunan ekonomi baik di sektor produktif maupun saranan dan prasarana wilayah.(4) Melanjutkan proyek-proyek infrastruktur yang strategis dan mempunyai manfaat luas bagi masyarakat, termasuk melalui fasilitasi kegiatan kegiatan tahun jamak (multi years) yang telah disetujui oleh DPRD.(5) Fasilitasi belanja tak terduga untuk kegiatan mendesak termasuk untuk penanganan bencana alam. (6) Mengacu pada sinkronisasi kebijakan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kebijakan belanja daerah tersebut diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang proposional, efisien dan efektif. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 merencanakan anggaran Belanja Daerah sebesar Rp 2.760.336.916.473,00.m Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian SKPD Rp 547.209.972.636,00 Arah kebijakan belanja diarahkan sebagai berikut : a. Peningkatan kapasitas lembaga DPRD ; b. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat ; c. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah serta fasilitasi pengelolaan keuangan desa ; d. Peningkatan pelaksanaan sistem pengawasan internal pemerintah ; e. Penataan peraturan perundang-undangan ; f. Peningkatan kapasitas dan pengembangan sumber daya aparatur ; g. Peningkatan kerja sama dan koordinasi pemerintahan. Jember yang terkenal dengan daun emasnya, menjadi kebanggaan dan simbol kota Tembakau dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terbesar kedua se Jawa Timur setelah Kabupaten Malang di dukung dengan jargon Membangun Desa, Menata Kota untuk Kesejahteraan Bersama. Pada tahun 2007 ternyata mendapat anugerah kabupaten termiskin se-Jawa Timur dan Kalisat kecamatan termiskin se kabupaten Jember.Menurut data Badan Pusat Statistik Jatim, jumlah penduduk miskin di provinsi ini mencapai 3.079.822 rumah tangga. Dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, jumlah masyarakat miskin yang tertinggi yakni Kabupaten Jember yang mencapai 237.700 jiwa. Urutan kedua ditempati Kabupaten Bondowoso 167.366 jiwa, dan ketiga Kabupaten Malang yakni 155.745 jiwa. Penduduk miskin terbesar berada di area perkebunan dan sekitar hutan. Ini anomali bagi pertumbuhan ekonomi di Jember (Pemkab Jember. 2010).Dampak otonomi daerah sangat terasa di jember. Pengalihan kekuasaan dari pusat ke daerah membuat banyak aspek kehidupan yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikelola oleh daerah. Hal tersebut berpengaruh pada akses masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya yang seharusnya lebih baik karena dipegang oleh daerah. Namun tidak demikian yang terjadi.Setelah otonomi daerah, pengelolaan daerah cenderung lebih menurun karena banyak permasalahan yang muncul di Kabupaten Jember. Permasalahan utama adalah penyimpangan serta penyelewengan yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Terbukti, banyak pejabat yang terseret kasus korupsi dan penyelewengan anggaran daerah. Dan yang terbaru, Bupati Jember sendiri yaitu MZA Djalal dan wakilnya Kusen Andalas tersandung masalah korupsi.Permasalahan di atas hanyalah salah satu masalah yang terjadi di Kabupaten Jember. Belum lagi masalah pengelolaan tempat wisata yang berpotensi di Jember yang apabila dikembangkan akan mendatangkan pendapatan bagi daerah dan masyarakat sekitar, yang masih belum maksimal. Pemerintah belum memperhatikan sektor ini. Masalah perpolitikan dan birokrasi juga masih banyak terjadi seperti birokrasi pencairan sertifikasi guru yang cenderung dipersulit. Padahal guru adalah pendidik yang perlu dihargai, namun malah disengsarakan.Sebenarnya, dampak otonomi daerah di Kabupaten Jember tidak akan seperti ini jika ada suatu implementasi yang konsisten dari diberlakukannya otonomi daerah. Memang otonomi daerah memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk terbebas dari kekangan pemerintah pusat sehingga dianggap tidak ada pengawasan yang kuat. Hal inilah yang seringkali disalahartikan oleh sebagian pihak. Seperti sebuah sistem yang mendarah daging, kesalahan tidak dapat ditimpakan pada satu pihak saja. Perlu adanya reformasi birokrasi di Jember agar dalam pelaksanaan otonomi daerah dapat berjalan dengan baik.Kepala daerah yang memiliki pemikiran maju akan berusaha untuk mengembangkan potensi yang dimiliki daerah seoptimal mungkin agar dapat tergali dan mampu memberikan sumbangan kepada daerah. Dan memang otonomi daerah memfasilitasi hal tersebut. Otonomi daerah memberikan peluang tiap daerah untuk mengembangkan diri seluas-luasnya demi kemakmuran daerah masing-masing. Termasuk dalam memanfaatkan gelombang globalisasi yang datang menyerbu Indonesia. Globalisasi di segala aspek kehidupan dapat mendatangkan keuntungan bagi daerah, utamanya dalam upaya pengembangan daerah. Di era globalisasi seperti sekarang ini arus datangnya berbagai macam bentuk unsur asing baik dalam bentuk barang fisik maupun arus informasi sangatlah bebas. Tak ada lagi pembatas antara negara satu dengan negara lainnya untuk menghalangi masuknya segala hal dari dan ke luar negeri.Pemanfaatan dampak globalisasi sebagai upaya pengembangan daerah dapat menyangkut banyak aspek kehidupan. Era globalisasi memberikan ruang yang sangat bebas bagi siapapun untuk mengekspresikan dirinya dan disebarkan kepada dunia, termasuk juga bagi daerah yang ingin mengembangkan budaya yang dimilikinya. Dengan semakin dikenalnya budaya suatu daerah dengan keunikan serta ciri khas yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia apalagi di luar negeri, maka potensi daerah di bidang budaya akan semakin berkembang dan mampu memberikan kontribusi bagi kemajuan daerah. Untuk di Jember sendiri, kebudayaan yang telah dikembangkan adalah Jember Fashion Carnival (JFC), yaitu Festival Mode Jalanan yang kini telah menarik perhatian dunia. Dengan hadirnya JFC ini, Jember semakin dikenal di mata nasional maupun internasional.Selain kebudayaan, secara ekonomi Kabupaten Jember juga dapat mengembangkan sayapnya dengan bantuan globalisasi. Dengan menarik minat investor-investor asing untuk dapat menanamkan modalnya di Jember agar perekonomian Jember dapat mengalami peningkatan yang signifikan. Adanya perusahaan di sebuah daerah dapat menyedot banyak sumber daya manusia sehingga kesejahtaraan masyarakat di daerah tersebut secara tidak langsung juga akan meningkat. Contoh konkret di Jember ada investor China yang menanamkan modalnya untuk membangun Pabrik Semen, yaitu Semen Puger. Potensi pasir besi juga sempat menarik minat investor, namun masih terkendala perijinan.Selain dalam hal penanaman modal, pengembangan pariwisata dengan mempromosikan potensi wisata daerah yang ada akan mampu menarik wisatawan baik domestik maupun asing. Kedatangan wisatawan juga mampu menyumbangkan pendapatan bagi daerah. Kedua hal inilah yang mampu mendongkrak keadaan perekonomian serta membantu untuk memajukan daerah tersebut. Untuk di Jember sendiri, Pantai Papuma menjadi primadona bagi wisatawan domestik maupun asing. Apabila dapat lebih dikembangkan, maka wisata di Jember dapat lebih banyak menyumbangkan pendapatan bagi Jember dan masyarakat di sekitar kawasan wisata tersebut.

top related