analisis kasus preskas dm

Post on 18-Feb-2015

29 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

hm

TRANSCRIPT

ANALISA KASUS

Pasien datang dengan keluhan lemas. Keluhan lemas memang tidak khas pada suatu

penyakit, namun dapat dipikirkan beberapa yang dapat menyebabkan lemas antara lain

gangguan hematopoetik misalnya anemia, hipotiroid, keganasan suatu organ, malnutrisi, dan

hipoglikemia. Beberapa keluhan lain yang menyertai dapat mempersempit diagnosis banding

dari keluhan lemas, misalnya konjungtiva pucat pada anemia disertai hasil laboratorium yang

meunjukkan hemoglobin turun. Berat badan yang semakin lama semakin menurun, hipotensi,

konstipasi merupakan gejala hipotiroid. Berat badan turun drastis disertai kelainan pada suatu

organ dapat dipikirkan suatu keganasan. Intake yang tidak adekuat karena beberapa kelainan

struktur atau fungsi dari saluran pencernaan dan komponen-komponen enzim yang berperan

dapat dipikirkan malnutrisi. Namun keluhan penyerta diatas tidak didapatkan pada pasien.

Saat pasien datang ke poliklinik pasien membawa hasil laboratorium gula darah yang

turun yaitu GDS 69 mg/dl dan GDPP 74 mg/dl. Selain lemas sejak 1 minggu pasien juga

mengeluh sering merasa lapar dan sakit kepala. Penurunan gula darah < 80 mg/dl disertai

gejala klinis (sering lapar, dan sakit kepala diagnosis dari hipoglikemia. Hipoglikemia pada

pasien ini disebabkan karena intake makanan yang tidak adekuat, diketahui dari asupan

makan pasien yang diakui lebh sedikit dari hari-hari sebelumnya karena tidak nafsu makan

sedangkan pasien tetap menyuntikkan insulin sebelum makan novorapid 10 unit dan sebelum

tidur lantus 10 unit. Glukosa merupakan sumber energi yang sangat dibutukan oleh otak.

Pada pasien diabetes mellitus terjaid ketergantungan jaringan saraf terhadap asupan glukosa

yang terus menerus. Gangguan (interruption) asupan glukosa menyebabkan gangguan fungsi

sistem saraf pusat (SSP) sehingga timbul gejala sakit kepala, bingung, mudah lupa, dan

konsentrasi yang menurun.

Sejak 4 tahun yang lalu penglihatan pasien terasa kabur namun mata merah, demam,

nyeri pada mata, mual, dan muntah disangkal. Mata merah, demam, dan nyeri pada mata

merupakan tanda adanya peradangan pada mata dan mual muntah merupakan gejala dari

peningkatan tekanan bola mata. Data tersebut menghilangkan diagnosis banding adanya

peradangan mata atau infeksi dan glaukoma, disamping time line yang menunjukkan kondisi

kronik pada pasien yaitu 4 tahun sedangkan infeksi, peradangan, dan glaukoma bersifat akut.

Penglihatan kabur pada pasien disebabkan karena adanya komplikasi diabetes mellitus berupa

retinopati diabetik. Retinopati diabetik pada kondisi hiperglikemia berkaitan dengan tiga

proses biokimiawi yaitu jalur poliol, glikasi nonenzimatik, dan pembentukan protein kinase

C. Ketiga proses biokimiawi yang abnormal tersebut menyebabkan gangguan pada endotel

retina yaitu pembentukan mikroaneurisma, peningkatan permeabilitas pembuluh darah,

penyumbatan pembuluh darah, proliferasi pembuluh darah baru (neovascular) dan jaringan

fibrosa di retina, kontraksi dari jaringan fibrosis kapiler dan jaringan viterus. Penyumbatan

dan hilangnya perfusi menebabkan iskemi retina. Mekanisme tersebut juga berlaku pada

vascular yang memperdarahi saraf baik sentral maupun perifer sehingga terjadi neuropati

diabetik yang didapatkan pada pasien keluhan kesemutan dan baal di kedua tangan dan kaki.

top related