acara 5 beres pkk
Post on 11-Aug-2015
122 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN
ACARA V
PETA KETERKAITAN KEGIATAN
Disusun Oleh :
Kelompok 14:
Aditya Nugroho (09155)
Agra Zulfanuddin (09161)
Adityo Dwi P (09194)
Yukki Hisa P A (09302)
Co. Asisten:
M Muchfirodin
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2010
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan yang mendukung suatu industri dapat berbeda satu sama lain,
walaupun mempunyai tujuan yang sama. Industri tersebut pastilah mempunyai
fungsi utama dari fasilitas yang ada, meskipun dalam derajat kepentingan yang
berbeda.
Dalam fasilitas industri, ada sejumlah pelayanan yang sudah
digolongkan. Contohnya pelayanan administrasi, produksi, pelayanan pegawai,
dan pelayanan pabrik. Pada kenyataannya, sejumlah besar kegiatan pelayanan,
tugas menghubungkan secara tepat pada produksi dan kegiatan lainnya menjadi
agak rumit. Pekerjaan pertama adalah mengenali kegiatan tersebut, dan
selanjutnya mengidentifikai keterkaitannya dengan kegiatan lain.
Data mengenai derajat kedekatan antar kegiatan dalam suatu pabrik,
akan dicatat dalam Peta Keterkaitan Kegiatan. Peta ini juga mencantumkan
alasan kedekatan yang terjadi antar kegiatan yang terkait. Data tersebut berupa
data kualitatif karena menggunakan asumsi pembuatnya.
Fungsi dari Peta Keterkaitan kegiatan adalah mempermudah
penyusunan perancangan tata letak suatu pabrik sehingga hasil yang
didapatkan berupa tata letak yang terpadu dan sistematis. Tata letak yang
sistematis akan meningkatkan kinerja karyawan, serta proses dan kegiatan
adalam suatu industri akan berjalan dengan lancar tanpa adanya langkah balik
yang berarti. Tata letak industri Yangko ”Pak Prapto” yang kami amati
memiliki banyak hubungan keterkaitan antar kegiatan yang ada.
B. Tujuan Praktikum
Praktikan dapat menunjukkan keeratan keterkaitan antar kegiatan yang
memerlukan ruangan dalam industri
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Apple (1990), Peta keterkaitan kegiatan merupakan teknik yang
ideal untuk merencanakan keterkaitan antara antara setiap kelompok kegiatan
yang saling berkaitan. Peta ini berguna dalam :
1. Penyusunan urutan pendahuluan bagi satu Peta dari ke-
2. Lokasi nisbi dari pusat kerja atau departemen dalam satu kantor.
3. Lokasi kegiatan dalam suatu usaha pelayanan.
4. Lokasi pusat kerja dalam operasi perawatan atau perbaikan.
5. Lokasi nisbi dari daerah pelayanan dalam suatu fasilitas produksi.
6. Memperoleh satu landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya
Activity Relationship Chart (ARC) atau sering pula disebut sebagai Relation
Chart (REL-Chart) bisa dipakai untuk memberi pertimbangan-pertimbangan
kualitatif di dalam perancangan layout. REL-Chart akan memberikan
pertimbangan mengenai derajat kedekatan (closeness) dari satu departemen
terhadap departemen lainnya dengan ukuran-ukuran yang lebih bersifat kualitatif,
seperti: mutlak atau tidak mutlak harus berdekatan, cukup penting untuk
diletakkan berdekatan, dan lain-lain. REL-Chart ini hampir mirip
penggambarannya seperti from–to chart hanya saja disini angka-angka kuantitatif
dalam bentuk bobot atau volume material atau jarak pemindahan material seperti
yang dijumpai dalam from-to chart (Wignjosoebroto,1993).
Penggambaran Peta Keterkaitan Kegiatan (PKK) ini hampir mirip dengan
penggambaran Peta dari-ke, tetapi hanya satu perangkat lokasi saja yang
ditunjukkan. Kenyataannya peta ini serupa dengan tabel jarak sebuah peta jalan;
jaraknya digantikan huruf sandi kualitatif dan angka menunjukkan alasan bagi
huruf sandi tersebut. Sandi keterkaitan menunjukkan keterkaitan satu kegiatan
dengan yang lainnya dan seberapa penting setiap kedekatan hubungan yang ada
(Apple, 1990).
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan Peta keterkaitan
Kegiatan ini, yaitu (Saroyo, 2005):
3
1. Kenali semua kegiatan yang ada.
2. Bagilah ke dalam kelompok-kelompok ;
Produksi dan Pelayanan (administrasi, pegawai, pabrik)
3. Himpun data tentang aliran barang/bahan, informasi, pegawai dan
sebagainya.
4. Tentukan faktor-faktor atau sub faktor mana saja yang menentukan
keterkaitan. Barang (hanya produksi), perqalatan, aliran informasi,
keterkaitan pegawai dan lain-lain.
5. Siapkan formulir (peta seperti diatas).
6. Masukkan kegiatan-kegiatan yang ada seperti kelompoknya.
7. Masukkan derajat kedekatan yang diminta pada segitiga bagian atas.
8. Masukkan angka sandi pada segitiga bagian bawah.
9. Validasi dengan orang yang tepat.
Peta keterkaitan kegiatan serupa dengan peta dari-ke tetapi hanya satu
perangkat lokasi saja yang ditunjukkan. Menurut Richard Muther dalam Apple
(1990), derajat keterkaitan kegiatan ini ditentukan sebagai berikut :
A : Mutlak berdekatan kegiatan tersebut berdekatan
E : Sangat penting kegiatan tersebut berdekatan
I : Penting bahwa kegiatan tersebut berdekatan
O : Kedekatan biasa, di mana saja tidak masalah
U : Tidak diharapkan berdekatan
X : Tidak mutlak berdekatan
Dalam merancang keterkaitan antar kegiatan, maka harus diidentifikasi dan
dipertimbangkan beberapa faktor penting meliputi (Priyono, 1996) :
1. Persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk kegiatan atau ruang
tertentu
2. Karakteristik bangunan (tipe, ukuran, bentuk, jumlah lantai dan
sebagainya)
3. Letak bangunan (lokasi, bentuk, ukuran)
4. Fasilitas eksternal (transportasi, parkir, utilitas)
5. Kemungkinan perluasan
4
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat Dan Bahan
1. Kertas
2. Alat Tulis
B. Prosedur Praktikum
1. Menulis semua kegiatan yang ada pada pabrik yang akan dirancang pada
kolom paling kiri peta keterkaitan kegiatan.
2. Untuk PKK industri : seluruh proses produksi dianggap sebagai satu
kegiatan yanitu kegiatan produksi, begitu juga kegiatan perkantoran
3. Hubungan antara kegiatan ditunjukkan dengan huruf sandi.
Huruf sandi Keterangan Warna
A Mutlak perlu Merah
E Sangat penting Jingga
I Penting Hijau
O Kedekatan biasa Biru
U Tidak penting Tidak berwarna
X Tidak diharapkan Coklat
4. Setelah huruf-huruf tersebut dimasukkan pada kotak segitiga bagian atas
(atau warna yang menentukan hubungan kedekatan), maka angka sandi
yang menunjukkan alasan yang mendukung kedekatan hubungan antar
kegiatan diletakkan di kotak bagian bawahnya .
5. Sandi-sandi yang dipakai dalam menentukan alasan:
1. Menggunakan catatan yang sama
2. Menggunakan personil yang sama
3. Memakai ruang yang sama
4. Derajat hubungan pribadi
5. Derajat hubungan kertas kerja
6. Urutan aliran kerja
5
7. Melaksanakan pekerjaan yang sama
8. Menggunakan peralatan yang sama
9. Kemungkinan bau yang tidak sedap, gangguan suara dan lain-lain.
6. Jika memungkinkan, menggunakan warna sesuai ketentuan
7. Informasi yang diperoleh dalam PKK hanya berguna jika diolah ke dalam
satu Diagram Keterkaitan Kegiatan (Activity Relationship Diagram : ARD).
6
Pembahasan
Pada praktikum kali ini dibuat peta keterkaitan kegiatan. Peta tersebut
dibuat berdasarkan asumsi kedekatan dan keeratan antar kegiatan yang terdapat
dalam industri yangko “Pak Prapto”. Untuk mempermudah pembuatan peta
keteraitan kegiatan, sebelumnya dibuat peta keterkaitan kegiatan produksi.
Peta Keterkaitan Kegiatan merupakan cara untuk membuat perancangan
tata letak fasilitas dan denah pabrik berdasarkan keeratan hubungan kegiatan.
Untuk mempermudah dalam membuat Peta Keterkaitan Kegiatan, maka hubungan
antara kegiatan satu dengan kegiatan yang lain ditunjukkan dengan huruf sandi
yaitu :
A = Mutlak perlu dengan warna merah
E = Sangat penting dengan warna jingga
I = Penting dengan warna hijau
O = Kedekatan biasa dengan warna biru
U = Tidak penting dengan warna transparan (tidak berwarna)
X = Tidak diharapkan dengan warna coklat
Sedangkan sandi-sandi yang dipakai dalam menentukan alasan adalah :
Alasan
sandi
Keterangan
1. Menggunakan catatan yang sama
2. Menggunakan personil yang sama
3. Memakai ruang yang sama
4. Derajat hubungan pribadi
5. Derajat hubungan kertas kerja
6. Urutan aliran kerja
7. Melaksanakan pekerjaan yang sama
8. Menggunakan peralatan yang sama
9. Kemungkinan bau tidak sedap, gangguan suara, dll
7
Data mengenai derajat kedekatan antar kegiatan dalam suatu pabrik, akan
dicatat dalam Peta Keterkaitan Kegiatan. Peta ini juga mencantumkan alasan
kedekatan yang terjadi antar kegiatan yang terkait. Data tersebut berupa data
kualitatif karena menggunakan asumsi pembuatnya.
Peta keterkaitan kegiatan untuk proses produksi yangko terdapat 13 proses
kegiatan, sedangkan fasilitas penunjang yang ada berjumlah 3 buah. Adapun
kegiatan produksi yangko beserta fasilitasnya pada industri yangko “Pak Prapto”
adalah sebagai berikut :
1. Penyimpanan bahan baku
2. Penimbangan
3. Pencucian
4. Perendaman
5. Pengukusan
6. Penjemuran
7. Penyangraian
8. Penggilingan
9. Pencampuran
10. Pemotongan
11. Pengemasan
12. Penimbangan gula
13. Peerebusan gula
14. Garasi
15. Parkir
16. Musholla
Pada penyimpanan bahan baku, menurut asumsi kami yang mempunyai keeratan
hubungan sangat penting adalah operasi penimbangan dan penimbangan gula
karena merupakan aliran kerja yang berurutan, sedang operasi yang lain memiliki
keeratan tidak penting atau bahkan tidak diharapkan, seperti hubungan
penyimpanan bahan baku pada pengemasan karena akan menimbulkan
tercampurnya bahan yang tidak diharapkan dan gangguan bau. Hubungan penting
proses penimbangan terdapat pada operasi penimbangan gula, karena
8
menggunakan peralatan yang sama. Pada proses pencucian hubungan keterkaitan
mutlak penting terdapat pada proses perendaman, dengan asumsi bahwa proses
tersebut merupakan urutan proses dan terjadi dalam satu tempat. Proses perebusan
gula mempunyai keterkaitan yang penting dengan proses pencucian karena urutan
aliran kerja serta penggunaan bahan yang sama yaitu air.
Pada proses perendaman yang mempunyai hubungan keterkaitan paling
dekat selain proses pencucian adalah proses pengukusan karena merupakan urutan
aliran kerja. Pada proses Pengukusan selain perendaman adalah pencucian karena
juga merupakan urutan aliran kerja.
Proses pengukusan mempunyai keterkaitan mutlak perlu dengan
penjemuran karena merupakan urutan proses, proses ini juga berkaitan dengan
proses perendaman. Penjemuran memiliki keterkaitan hanya sebagai urutan aliran
kerja dengan penyangraian ke bawah dan tidak begitu penting. Namun
keterkaitannya dengan pencucian tidak diharapkan karena bisa menimbulkan
tercampur air, begitu juga dengan penyimpanan bahan baku yang bisa
menimbulkan tercampur debu. Penyangraian memiliki hubungan mutlak perlu
dengan alasan merupakan urutan aliran kerja. Karena itu apabila operasi
penggilingan dan penyangraian berdekatan ruang akan lebih efisien (dari
pengamatan industri tempatnya cukup jauh.
Proses penimbangan gula berhubungan mutlak perlu dengan perebusan
gula karena merupakan urutan proses. Perebusan mempunyai keeratan hubungan
dengan penimbangan gula dan pencampuran. Pencampuran mempunyai hubungan
penting dengan operasi pemotongan, juga karena urutan aliran kerja. Pemotongan
memiliki hubungan mutlak perlu dengan pengemasan juga karena urutan aliran
kerja.
Sementara itu untuk fasilitas seperti musholla, parkir dan garasi memiliki
hubungan yang tidak penting dengan proses kegiatan lain karenakegiatan pada
fasilitas tersebut jelas berbeda, tidak termasuk dalam proses operasi pembuatan
yangko
9
Alasan yang banyak dipergunakan adalah urutan aliran kerja karena
menurut kami, operasi yang saling berurutan alirannya harus didekatkan untuk
meminimumkan perpindahan bahan.
10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. PKK pada industri yangko “Pak Prapto” berdasarkan proses produksi, pada
umumnya keterkaitan terletak pada urutan aliran kerja.
2. Keberadaan jalan yang memisahkan industri yangko “Pak Prapto” tidak
efektif menurut kami, contohnya seperti penggilingan yang terletak terpisah
jalan dengan proses pencampuran
B. Saran
1. Acara 5 dan 6 sebaiknya dijadikan satu dalam pembuatan laporan.
2. Asisten sudah cukup interaktif.
11
DAFTAR PUSTAKA
Apple, J. M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. ITB. Bandung
Dweiri, Fikri. 1990. Fuzzy Development of Crisp Activity Relationship Charts for Facilities Layout. www.sciencedirect.com. Diakses tanggal 27 April 2008 pukul 22.00 WIB.
Wayne, C Turner. 1993. Pengantar Teknik dan Sistem Industri Jilid 1 Edisi 3. Penerbit Guna Widya. Jakarta.
Wignjosoebroto,S. 1993. Pengantar Teknik Industri.Jilid 1 .PT. Guna Widya.Jakarta
12
top related