jagabaya danpotensi konfli~ -...

1
Jagabaya dan Potensi Konfli ~ Oleh ASEP SUMARYANA P ASCAKERUSUHAN di kawasan SMA Kristen Dago, Jln. Ir. H. Djuanda, Kota Ban- dung, sejumlah tokoh Sunda menggu- lirkan rencana pembentukan jagabaya. Hal itu terkait dengan kemungkinan be- sarnya potensi konflik yang mempere- butkan wilayah yang berada di kota berjuluk Parisj van Java ini.' Sebagai pusat pemerintahan provinsi, pusat pendidikan, pariwisata, dan perdagang- an, kota ini sangat strategis di mata ba- nyak kalangan sehingga keinginan me- nguasai Bandung akan semakin besar. Bukan hanya urusan lahan seperti la- han parkir, trayek angkutan umum, bahkan lahan pedagang kaki lima (PKL) pun bisa memiliki nilai ekonomis yang memungkinkan konflik kepentingan bisa mencuat. Kedatangan beragam et- nik di kota ini, bukan hanya meng- indikasikan kasomeahan ka semah (keramahan kepada tamu), tetapijuga bisa dimaknai sebagai peluang memulai penguasaan sejumlah titik penting yang bernilai ekonomis maupun politis. Persoalan lahan Pertumbuhan penduduk yang tinggi mempercepat Kota Bandung heurin ku tangtung (padat penduduk). Kebutuhan akan lahan pun semakin besar dan menyebabkan nilai lahan menjadi sa- ngat tinggi. Tidak sedikit orang berani bertaruh nyawa untuk mempertahan- kan lahan kendati bukan miliknya. Ban- , taran sungai yang ada di Kota Bandung pun dijadikan tempat tinggal tanpa memikirkan keamanan dirinya. Bahkan, willayah konservasi air di kawasan Ban- dung utarajuga dijadikan tempat ting- gal tanpa berpikir persediaan kebutuhan . air yang terus menipis. Lahan strategis bisa menjadi rebutan. Bukan hanya antarpenduduk, juga an- tara penduduk dan pemerintah. Bukan hanya kasus SMAKDago,juga kasus la- han Dirias Peternakan di Dago atau la- han Lapang Gasibu yang sempat men- cuat. Penegakan hukum dalam urusan lahan akan menjadi semakin sulit di tengah pemangku kepentingan akan se- ' jumlah lahan semakin besar dan banyak. Bisajadi pemilik lahan yang sah kalah bertarung di depan hukum yang kuat bisa menang karena memiliki takhta dan harta yang digunakan untuk membayar massa. Pretnanisme sering mewarnai pe- nguasaan lahan dan praktik ini akan mendorong munculnya sejumlah ke- kuatan massa yang siap bertarung da- lam setiap kasus pembebasan lahan ter- tentu. Dampaknya, kondisi kota menja- di tidak riyaman seperti yang terjadi I Senin, 18 Juli, sore hari di Dago. Oleh karena itu, persoalan lahan perlu disele- saikan secara objektif, pengaturannya perlu sejalan dengan peraturan yang berlaku, dan pelaksanaannya perlu pe- ngawalan yang bijaksana dan terbuka. 'e ''Nalingakeun'' Kehadiran jagabaya dimaksudkan un- tuk nalingakeun (jadi perhatian) agar Kota Bandung khususnya menjadi tem- pat yang nyaman bagi penduduknya. Gesekan yang terjadi sekecil apa pun da- pat segera diselesaikan dengan menge-' depankan kasih sayang (asih) antarpi- , hak yang terlibat. Dengan asih, per- soalan diselesaikan dengan kekeluar- gaan dan tanggung jawab bersama se- <. bagai saudara. Egoisme dan kebencian haram untuk dikembangkan, Kliping Humas Unpad 2011 Sejalan dengan asih, setiap warga ko- ta perlu mengembangkan kecerdasan- nya melalui asah. Bukan hanya cerdas intelektual, tetapi cerdas sosial dan cer- ' das emosional. Kecerdasan ini mendo- rang kedewasaanwarga dalam mengha- dapi beragam pers, alan yang me- nyangkut Kota Bandung. Dengan demikian, setiap persoalan tidak se- makin rumit dan tid k jadi bahan ko- ngres (ngawangkong teu beres-beres), tetapi terus diselesaikan secara cerdas. Asih dan asah ini merupakan modal untuk hidup harmonis yang dikawal oleh asuh. Pengawalan ini dilakukan se- cara inheren dalam kehidupan bersama. Tidak ada jarak antara pengasuh dan yang diasuh karena keduanya bisa bera- da pada siapa saja. Semuanya bisa sa- ling nalingakeun agar tidak mendapat gangguan dari pihak lain serta tidak merasakan keresahan hidup. Oleh kare- .na itu, kemiskinan dapat dideteksi me- lalui asuh sebingga yang miskin memi- liki harga diri untuk berubah menjadi maju dengan asah dan asih sesamanya, bukan terus menengadahkan tangan- nya. Kehidupan yang bertumpu pada asah, asih, dan asuh (3 a) memperkuat ikatan persaudaran. Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Bumi Bandung menjadi tanggung jawab bersamayang ditalingakeun bersama. Tidak ada lagi yang bisa merusak ketenteraman hidup dan perusaknya akan menjadi musuh bersama yang harus dienyahkan. Na- mun demikian, perusak diinsafkan de- ngan 3 a kecuali bila sudah nista, maja, dan utama baru dieliminasi. Jagabaya berperan meminimalisasi konflik yang berkembang, nalingakeun kenyamanan hidup; serta mengawal agar 3 a bisa diamalkan dalam setiap tindakan warga Kota Bandung. Potensi konflik tidak akan berkembang dengan pengamalan nilai karuhun urang Sun- da, 3 a. Dengan demikian, Kota Ban- dung akan tetap His tingtrim (tente- ram), hejo lembok (hijau permai), parek rejekijauh balai (mendatangkan rah- mat menjauhkan malapetaka) karena potensi konflik diredam bersama, yang salah jadi saleh dan yang bulus menjadi tulus. Semoga. *** Penulis, Kepala LP3AN dan Lektor Kepala pada Jurusan llmu Adminis- trasi Negara FISIP Unpad.

Upload: tranque

Post on 03-May-2018

229 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Jagabaya dan Potensi Konfli ~Oleh ASEP SUMARYANA

P ASCAKERUSUHAN dikawasan SMA Kristen Dago,Jln. Ir. H. Djuanda, Kota Ban-

dung, sejumlah tokoh Sunda menggu-lirkan rencana pembentukan jagabaya.Hal itu terkait dengan kemungkinan be-sarnya potensi konflik yang mempere-butkan wilayah yang berada di kotaberjuluk Parisj van Java ini.' Sebagaipusat pemerintahan provinsi, pusatpendidikan, pariwisata, dan perdagang-an, kota ini sangat strategis di mata ba-nyak kalangan sehingga keinginan me-nguasai Bandung akan semakin besar.

Bukan hanya urusan lahan seperti la-han parkir, trayek angkutan umum,bahkan lahan pedagang kaki lima (PKL)pun bisa memiliki nilai ekonomis yangmemungkinkan konflik kepentinganbisa mencuat. Kedatangan beragam et-nik di kota ini, bukan hanya meng-indikasikan kasomeahan ka semah(keramahan kepada tamu), tetapijugabisa dimaknai sebagai peluang memulaipenguasaan sejumlah titik penting yangbernilai ekonomis maupun politis.

Persoalan lahanPertumbuhan penduduk yang tinggi

mempercepat Kota Bandung heurin kutangtung (padat penduduk). Kebutuhanakan lahan pun semakin besar danmenyebabkan nilai lahan menjadi sa-ngat tinggi. Tidak sedikit orang beranibertaruh nyawa untuk mempertahan-

kan lahan kendati bukan miliknya. Ban-, taran sungai yang ada di Kota Bandung

pun dijadikan tempat tinggal tanpamemikirkan keamanan dirinya. Bahkan,willayah konservasi air di kawasan Ban-dung utarajuga dijadikan tempat ting-gal tanpa berpikir persediaan kebutuhan .air yang terus menipis.

Lahan strategis bisa menjadi rebutan.Bukan hanya antarpenduduk, juga an-tara penduduk dan pemerintah. Bukanhanya kasus SMAKDago,juga kasus la-han Dirias Peternakan di Dago atau la-han Lapang Gasibu yang sempat men-cuat. Penegakan hukum dalam urusanlahan akan menjadi semakin sulit ditengah pemangku kepentingan akan se- 'jumlah lahan semakin besar danbanyak. Bisajadi pemilik lahan yang sahkalah bertarung di depan hukum yangkuat bisa menang karena memilikitakhta dan harta yang digunakan untukmembayar massa.

Pretnanisme sering mewarnai pe-nguasaan lahan dan praktik ini akanmendorong munculnya sejumlah ke-kuatan massa yang siap bertarung da-lam setiap kasus pembebasan lahan ter-tentu. Dampaknya, kondisi kota menja-di tidak riyaman seperti yang terjadi I

Senin, 18 Juli, sore hari di Dago. Olehkarena itu, persoalan lahan perlu disele-saikan secara objektif, pengaturannyaperlu sejalan dengan peraturan yang

berlaku, dan pelaksanaannya perlu pe-ngawalan yang bijaksana dan terbuka.

'e ''Nalingakeun''• Kehadiran jagabaya dimaksudkan un-tuk nalingakeun (jadi perhatian) agarKota Bandung khususnya menjadi tem-pat yang nyaman bagi penduduknya.Gesekan yang terjadi sekecil apa pun da-pat segera diselesaikan dengan menge-'depankan kasih sayang (asih) antarpi-

, hak yang terlibat. Dengan asih, per-soalan diselesaikan dengan kekeluar-gaan dan tanggung jawab bersama se- < .

bagai saudara. Egoisme dan kebencian •haram untuk dikembangkan,

Kliping Humas Unpad 2011

Sejalan dengan asih, setiap warga ko-ta perlu mengembangkan kecerdasan-nya melalui asah. Bukan hanya cerdasintelektual, tetapi cerdas sosial dan cer- 'das emosional. Kecerdasan ini mendo-rang kedewasaanwarga dalam mengha-dapi beragam pers, alan yang me-nyangkut Kota Bandung. Dengandemikian, setiap persoalan tidak se-makin rumit dan tid k jadi bahan ko-ngres (ngawangkong teu beres-beres),tetapi terus diselesaikan secara cerdas.

Asih dan asah ini merupakan modaluntuk hidup harmonis yang dikawaloleh asuh. Pengawalan ini dilakukan se-cara inheren dalam kehidupan bersama.Tidak ada jarak antara pengasuh danyang diasuh karena keduanya bisa bera-da pada siapa saja. Semuanya bisa sa-ling nalingakeun agar tidak mendapatgangguan dari pihak lain serta tidakmerasakan keresahan hidup. Oleh kare-

.na itu, kemiskinan dapat dideteksi me-lalui asuh sebingga yang miskin memi-liki harga diri untuk berubah menjadimaju dengan asah dan asih sesamanya,bukan terus menengadahkan tangan-nya.

Kehidupan yang bertumpu pada asah,asih, dan asuh (3 a) memperkuat ikatanpersaudaran. Di mana bumi dipijak, disana langit dijunjung. Bumi Bandungmenjadi tanggung jawab bersamayangditalingakeun bersama. Tidak ada lagiyang bisa merusak ketenteraman hidupdan perusaknya akan menjadi musuhbersama yang harus dienyahkan. Na-mun demikian, perusak diinsafkan de-ngan 3 a kecuali bila sudah nista, maja,dan utama baru dieliminasi.

Jagabaya berperan meminimalisasikonflik yang berkembang, nalingakeunkenyamanan hidup; serta mengawalagar 3 a bisa diamalkan dalam setiaptindakan warga Kota Bandung. Potensikonflik tidak akan berkembang denganpengamalan nilai karuhun urang Sun-da, 3 a. Dengan demikian, Kota Ban-dung akan tetap His tingtrim (tente-ram), hejo lembok (hijau permai), parekrejekijauh balai (mendatangkan rah-mat menjauhkan malapetaka) karenapotensi konflik diredam bersama, yangsalah jadi saleh dan yang bulus menjaditulus. Semoga. ***

Penulis, Kepala LP3AN dan LektorKepala pada Jurusan llmu Adminis-trasi Negara FISIP Unpad.