als_dipmeter_tex

Upload: hardito-widyastomo-kusuma

Post on 13-Jul-2015

247 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

DIPMETER

Dipmeter adalah jenis wireline log, dimana prinsip kerja alat ini yaitu mengukur resistivitas mikro yang dilakukan pada 4 (lebih) titik pengukuran, dengan spasi 900, secara bersamaan. Prinsip kerja (Gambar 1) Hasil dari operasi wireline jenis ini menghasilkan kurva resistivitas, yg selanjutnya diproses dalam Central Service Unit (CSU versi Perusahaan wireline Schlumberger), akan menghasilkan beberapa tampilan spt al: Tad Pole, dimana penampilannya menginformasikan besaran (magnitude) dan arah (direction) dari kedudukan strukur bidang (umumnya adalah bidang perlapisan) Penyebaran tad pole secara vertikal, merupakan gambaran perlapisan batuan sedimen dari sumur yang tertembus oleh lubang bor, yang selanjutnya berdasarkan pola-pola sebarannya dapat diinterpretasikan kondisi geologi bawah permukaannya. Beberapa kegunaan dipmeter al: 1. Untuk menghitung besar, dan arah kemiringan bidang perlapisan suatu formasi. 2. Untuk mengetahui adanya bidang diskontinuitas (ketidak menerusan) spt bidang ketidak selarasan, bidang sesar. 3. Untuk menganalisa hadirnya litologi batupasir, batulempung & karbonat. 4. Untuk mengetahui struktur geologi bawah permukaan, seperti adanya perlipatan, patahan. 5. Untuk mengetahui arah transportasi, dan mekanisme pengendapan. 6. Untuk mengetahui lingkungan pengendapan. 7. Di beberapa kasus geologi, dipmeter log digunakan untuk konfirmasi kehadiran struktur, juga konfirmasi stratigrafi. Dll Seperti telah dijelaskan pada materi kuliah tentang proses sedimentasi, bahwa besar & arah kemiringan perlapisan suatu formasi (dip formation) dibentuk karena beberapa alasan al: 1. Original depositional dip, yi; arah dan kemiringan bidang perlapisan yang terjadi pada saat proses pengendapan di suatu cekungan. 2. Compaction dip, yi; arah dan kemiringan bidang perlapisan yang disebabkan setelah pengendapan, yaitu ketika proses litifikasi/ diagenesa. 3. Structural disturbance, yi; arah dan kemiringan bidang perlapisan yang mengalami perubahan, disebabkan adanya gejala-gejala struktur geologi. Beberapa pola yang dapat diamati al: adanya perubahan pada pola (trend), keseragaman pola keacakan, pola kemenerusan, pola peningkatan & pengurangan, pola sebaran arah dan besar dip, ketidak berhubungan pola, dll Berdasarkan pola sebaran tad pole, mk ada beberapa pola/ trend yang dapat digunakan sebagai acuan al: 1. Pola yg menunjukan perubahan kecenderungan/ keseragaman arah dan besaran tad pole, ini dpt diinterpretasikan: adanya gejala tektonik, (lipatan, patahan), ketidakselarasan, atau beda kompaksi suatu batuan. 2. Pola yang tidak menunjukan/ tidak adanya perubahan kecenderungan/ keseragaman arah dan besaran tad pole, ini maka dapat diinterpretasikan sebagai sebuah anomaly stratigrafi: spt dis-conformity - channel sand bar fore set beds cross bedding, dll 3. Pola acaknya arah dan besaran tad pole, ini diinterpretasikan berhubungan dng lipatan atau perbedaan kompaksi. 4. Pola peningkatan & pengurangan arah dan besaran tad pole ini diinterpretasikan sbg channel, jika terjadi dalam tubuh batupasir-shale, dan sand bar jika terjadi di atas tubuh batupasir (drape) Gambar 2 adalah beberapa contoh yg memperlihatkan seri ideal tentang pola tad pole yg memberikan ekspresi visual kenampakan gejala geologi, dan interpretasi yang akan memberikan beberapa kemungkinan solusi struktur geologi atau sedimentologi. Tentu hasil interpretasi tsb harus dikorelasikan dengan data lainnya.

Analisa Log

DIPMETER

Pada gambar 3 memperlihatkan geometri dari fasies barrier bar dan valley fill, seri ideal pola tad pole yg memberikan ekspresi visual gejala karakteristik interbeded dip. Diinterpretasikan sebagai trap stratigrafi barier bar, Contoh tiga ciri-ciri pembentukan endapan garis pantai regresi yi: 1. Mempunyai tubuh batupasir berstruktur cross-bedded 2. Intermediate lanau serpihan dan batupasir halus Lingkungan pengendapan Alluvial valley, diilustrasikan pada gambar 4, dengan fasiesfasiesnya seperti meandering, valley fill. dengan sikuen batupasir berstruktur cross bedding. Ketebalan, dan besarnya sudut cross bedding meningkat secara bertahap, dinterpretasikan adalah dekat dengan dasar permukaan scouring. Adanya pola penurunan ketebalan dan besar sudut dari struktur cross bedding ke atas. Sedangkan, keberadaan Top drape over dari tubuh batupasir tidak selalu hadir. Thus!, untuk meneliti trap stratigrafi hal-hal yang diperlukan adalah mengetahui tipe cross bedding internal, arah transportasi batupasir, dan bentuk struktur sedimennya, dan wirelogging berupa: log jenis dipmeter menyediakan data berupa penyebaran pola tad-pole yang merupakan ekspresi dari struktur sedimen internal, arah transportasi, dan ketebalan tubuh batupasir Pada gambar 4a adalah contoh fasies batupasir bar barrier, dimana adanya perbedaan kompaksi antara batupasir (yg sedikit kompaksi) dan serpih disekitar batupasir (yg lebih kompak) mungkin menghasilkan peningkatan dip (secara progresif) ke arah bawah. Juga struktur sedimen internalnya (slope original) nampak semakin besar dan indikasi arah penipisan (berlawanan dg arah dip). Dan sumbu panjang dari tubuh batupasir (tegak lurus dgn arah penipisan). Cross-bedding dengan tubuh batupasir akan meningkat semakin besar ke atas. Gambar 4b pada fasies batupasir strike valley, yang di endapkan dalam lembah yg dibentuk oleh suatu erosi, sehingga menampakan permukaan ketidakselarasan menyudut. Ketidak selarasan diperlihatkan oleh dipmeter (perubahan kecenderungan dip). Struktur sedimen pada batupasir akan nampak lebih tinggi arah dan besaran harga dipmeternya, sedangkan di dekat bid ketidakselarasan, terjadi penurunan dip ke arah atas. Arah dari dip pada tubuh batupasir akan mengindikasikan arah trasportasi dan sumbu memanjangnya tubuh batupasir. Pada gambar 4c fasies batupasir channel, nampak peningkatan besaran dip ke arah bawah. Hal ini beranggapan bahwa arah transportasi dan sumbu memanjangnya tubuh batupasir akan merupakan pening-katan dip (akan menjadi lebih tinggi). Pada gambar 5 memperlihatkan hubungan antara dipmeter yang menggambarkan sudut tangensial dari fasies foreset beds (high & low angle) dan ketebalan dari satuan batuan sedimen. Variasi besarnya sudut dan tebalnya perlapisan akan diekspresikan oleh data dipmeter berupa adanya pola penyebaran tadpole yang berbeda. IIdentifikasi pola perubahan arah & besar kemiringan dng memberi warna: 1. Pola Merah: warna yang mengelompokan pola pengurangan arah dan besar kemiringan perlapisan ke arah atas (upward-decreasing atau down dip thickening) secara berangsur dengan arah dip yang konstan (slope pattern). Pola demikian merupakan tubuh bat yg diendapkan pd bid miring (slope surface). Beberapa kemungkinan interpretasi al: patahan, fasies sand bar, channels, reef, atau adanya bidang ketidakselarasan 2. Pola Biru, warna yg mengelompokan pola peningkatan arah dan besar kemiringan perlapisan ke arah atas (upward-increasing), dimana pola tad-pole yang berdekatan mempunyai arah sama, semakin ke bawah be sar kemiringan semakin kecil. Pola demikian diinterpretasi al: adanya gejala patahan, cross bedding atau adanya bidang ketidakselarasan

Analisa Log

DIPMETER

3. Pola Hijau, warna yg mengelompokan pola arah dan besar kemiringan secara berurut sama (uniform), dimana pola tad-pole yang berdekatan mempunyai arah sama. Pola hijau ini relatif memberikan informasi tentang kemiringan original struktural dari suatu perlapis san (Original structural dip/ slope). Umumnya pada batuan lempungan (argillaceous rock) atau batuan sedimen berlapis tipis produk low energy enviroment. 4. Pola Acak (Random Pattern B go as dimana sebaran arah dan besaran dip tidak a i), nl teratur (cluster of randomly oriented dip). Ini menunjukan adanya pengaruh struktur terhadap formasi, zone yang berkaitan dengan patahan atau lipatan yang intensif, atau flexuring (rekahan, kekar, slump, massive bodies) atau reef dengan internal orientasi yang sedikit. Ciri-ciri patahan berdasarkan pola arah dan besaran dip. - Interpretasi dari perubahan arah dan besaran dip dibarengi dengan adanya drag dan roll-over pada lapisan indek yg berada di blok patahan yang berbeda (seberang menyeberang). Hal ini berlaku untuk sesar normal maupun naik. - Pada drag lapisan terlipat/ tergusur searah dng gerakan pada blok seberang sedangkan roll-over sebaliknya. Pada patahan, struktur kemiringan di atas dan di bawah biasanya tetap sama. Fault Analysis : Regional tectonic setting; tensional or compressional? Repeat or missing section in the well? If drag folding is developed the dip magnitude will increase towards the fault plane; blue and red patterns. Drag will point in the direction of fault movement of the upper block (hanging wall). Drag folds never match the dip magnitude of the fault plane. Drag folding can be confused with rollover in growth faults. With no drag folding, faults can only be "seen" on the images. With oblique slip, rotational or pivotal movement, the drag folding may not accurately reflect the azimuth of the fault plane. Fold Analysis: Statistical curve analysis techniques (SCAT) are recommended, especially with plunging folds; - Dip, Vs azimuth -Azimuth Vs depth -Dip Vs depth -Transverse dip component plot - Longitudinal dip component plot -Cross section and contour map Ciri-ciri ketidakselarasan berdasarkan pola tad pole. - Hal yang khas pada ketidakselarasan adalah perubahan tiba-tiba azimuth dan kemiringan perlapisan di atas dan di bawah bidang ketidakselarsan. - Perubahan sifatnya menyeluruh (tidak lokal, tidak kembali pada dip dn azimuth semula). Semacam drag atau roll-over sering dapat terjadi, terutama di bawah ketidak selarasan. Unconformity Analysis - Associated with change in structural dip, lithology or a regional stratigraphic break. - May be an increase in dip up towards the unconformity (blue pattern); weathered zone. - May be higher dips above the unconformity (red pattern); fill. - Images are useful in defining the nature of the contact, especially: - when dips above or below it are poorly developed - when faulting might also be developed Ciri-ciri struktur sedimen berdasarkan pola tad pole - Kemungkinan struktur sedimen seperti silang siur, harus ditentukan. Apakah kelainan kemiringan itu khas pada batupasir atau kalkarenit, atau tidak, dengan mengecek log SP nya. - Kemiringan lapisan dapat terjadi pada fore-set (delta), lapisan silang-siur, channel, cut & fill, sand bar, reef dsb. Lingkungan pengen-dapan litologi, paleontologi Ciri-ciri paleocurrent berdasarkan pola tad pole - Arus purba dapat dicari dengan struktur sedimen silang siur. Kemiringan lapisan (wilayah) harus diperhatikan, sehingga di dapatkan harga sebenarnya dari original dip silang siur. Plot dengan diagram roset atau stereonet.

Analisa Log

DIPMETER

Keterangan gambar 2 1. Dip regional (keteraturan menunjukan endapan marine atau danau 2. Kemenerusan pengendapan 3. Monoklin local (cross-bedding) 4. Teras local (cross-bedding) 5. Perlapisan, (local) tak teratur, slump, disconformity 6. Discoformity (perubahan formasi utama 7. Flexures (cross-bedding atau perbeda- an kompaksi) 8. Cross-bedding (seri patahan minor) 9. Foreset beds 10. Channels, cross-bedding (patahan, disconformity, drape overbank) 11. Channel, disconformity (fault) 12. Sand bar with drape (fault, channel) 13. Lipatan convex (angular unconformity) 14. Lipatan concave (angular unconformity) 15. & 16 Antiklin asimetri (beda kompaksi jika dip kecil) 17. & 18 Sinklin asimetri (beda kompaksi jika dip kecil) 18. & 20. Perbedaan kompaksi jika dip kecil, penipisan formasi, dekat dg sdt patahan. 21. Lipatan recumbent. 22. Lipatan overtuned (angular unc, patahan) rollover 23. & 24. angular unc, patahan. 25. Patahan. (angular unc, kombinasi dg channel) 26. 25 kecuali bhw gmbrnya telah dilipat. 27. & 28 Angular unc, Patahan. 29. Patahan rool over arah loncatan ke arah barat. Drag on upthrow blok, tidak ada tutupan di blok yang diturunkan. 30. Patahan (dg rollover pergi dg closure). 31. Sistim patahan. Dimana zone drag terlebur/ rusak oleh sesar sekunder. Patahan dg drag, arah bawah loncatan ke barat 32. Patahan drag, arah loncatan ke barat 33. & 34. Angular unc (Patahan) Berlatih dengan contoh di bawah ini

Analisa Log

DIPMETER

GAMMA RAY LOG 0 A.P.I. Unit 100

DIPMETER LOG0 10 20 30

Analisa Log

DIPMETER

Analisa Log