alokasi rs

161

Upload: rosyim-arifiyanto

Post on 23-Jan-2015

1.210 views

Category:

Health & Medicine


4 download

DESCRIPTION

Alokasi rs

TRANSCRIPT

Page 1: Alokasi rs
Page 2: Alokasi rs

KATA PENGANTAR

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar

rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan amanat UUD

1945 pasal 28 ayat 1 dan Undang Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

DAK Bidang Kesehatan merupakan bantuan kepada daerah tertentu untuk mendanai

dukungan pelayanan kesehatan yang merupakan kewenangan dan tanggung jawab

daerah ke arah peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan.

DAK Bidang Kesehatan tahun 2009 difokuskan pada pelayanan kesehatan dasar

(Puskesmas dan jaringannya) khususnya pembangunan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)

dalam rangka pencapaian 100% desa menjadi desa siaga pada tahun 2009. Disamping

itu digunakan untuk pelayanan kesehatan rujukan (RS Provinsi/Kabupaten/Kota) dan

kegiatan penunjang terbatas (Instalasi Farmasi, penyedian peralatan pelatihan

bidan/tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota).

Pada tahun 2009 telah ditetapkan 431 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 35 Rumah

Sakit Provinsi dan 240 Rumah Sakit Kabupaten/Kota yang mendapatkan DAK Bidang

Kesehatan tahun 2009

Diharapkan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 ini, dapat

dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah daerah guna terselenggaranya DAK Bidang

Kesehatan dengan baik sesuai arah yang ditentukan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan hidayah serta

memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita dalam melaksanakan pembangunan

kesehatan di Indonesia yang kita cintai.

Jakarta, November 2008

Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K)

i

Page 3: Alokasi rs

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG 1

BAB II KEBIJAKAN

A. KEBIJAKAN UMUM 5

B. KEBIJAKAN KHUSUS 6

C. RUANG LINGKUP 7

D. MEKANISME PENGALOKASIAN 10

E. KRITERIA TEKNIS DAN FORMULASI ANGGARAN 11

BAB III POSKESDES

A. PEMBANGUNAN BARU 13

B. PENINGKATAN 15

BAB IV PUSKESMAS PERAWATAN

A. PEMBANGUNAN BARU 17

B. PENINGKATAN 19

C. REHABILITASI 20

BAB V PUSKESMAS

A. PEMBANGUNAN BARU 22

B. PENINGKATAN 23

C. REHABILITASI 25

D. PERLUASAN 26

BAB VI PUSKESMAS PEMBANTU

A. REHABILITASI 28

BAB VII RUMAH DINAS DOKTER, PERAWAT DAN BIDAN PUSKESMAS

A. PEMBANGUNAN BARU 29

B. REHABILITASI 30

BAB VIII PUSKESMAS KELILING

A. PENGADAAN 32

B. REHABILITASI 34

ii

Page 4: Alokasi rs

BAB IX KENDARAAN OPERASIONAL RODA 2 36

BAB X PERALATAN KESEHATAN 37

BAB XI SARANA DAN PRASARANA INSTALASI FARMASI

KABUPATEN/KOTA

A. PEMBANGUNAN BARU 40

B. REHABILITASI 41

C. SARANA PENDUKUNG 42

BAB XII PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN INSTALASI 44

GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT

BAB XIII PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN 49

PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN UNTUK

RUMAH SAKIT SIAP PONEK

BAB XIV UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT

A. PEMBANGUNAN BARU 57

B. REHABILITASI UTDRS 60

C. PEMENUHAN KEBUTUHAN PERALATAN UTDRS 60

BAB XV BANK DARAH RUMAH SAKIT 64

BAB XVI FASILITAS TEMPAT TIDUR KELAS III RUMAH SAKIT 68

BAB XVII PERALATAN NON KESEHATAN TERBATAS

A. SISTIM INFORMASI KESEHATAN 72

B. PERALATAN PROMOSI KESEHATAN 77

C. PENGADAAN PERALATAN PERAGA PELATIHAN 79

TENAGA KESEHATAN

BAB XVIII PERENCANAAN 81

BAB XIX PELAPORAN 83

BAB XX PEMANTAUAN 84

BAB XXI PENUTUP 86

LAMPIRAN

1. DEFINISI OPERASIONAL 87

2. FORM EVALUASI 1 94

3. FORM EVALUASI 2 95

4. FORM EVALUASI 3 97

5. DAFTAR NAMA PULAU TERLUAR 98

iii

Page 5: Alokasi rs

6. DAFTAR 101 PUSKESMAS PRIORITAS 100

7. DATA 199 KABUPATEN TERTINGGAL DAN PPK TERLUAR 104

8. STANDAR PERALATAN & LOGISTIK POSKESDES 106

9. RUANG KONSULTASI GIZI 110

10. DAFTAR PRIORITAS PERALATAN DITJEN PP & PL 111

11. STANDAR FASILITAS MEDIS INSTALASI GAWAT DARURAT 117

12. PERALATAN PONEK 122

13. BAGIAN YANG DAPAT DIHUBUNGI 124

14. ALOKASI DAK KESEHATAN TAHUN 2009 125

15. KEBUTUHAN PERALATAN PELAYANAN KESEHATAN IBU 142

iv

Page 6: Alokasi rs

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

Pembangunan yang dilaksanakan harus dapat menjamin bahwa

manfaatnya dapat diterima oleh semua pihak, berdampak adil bagi

perempuan dan laki laki (responsif gender).

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu

hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 28 ayat 1 dan Undang Undang

Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), indikator status kesehatan

merupakan salah satu komponen utama selain pendidikan dan

pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan

merupakan suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya

manusia dalam mendukung percepatan pembangunan nasional.

Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam

komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium Development

Goals (MDGs). Dalam MDGs terdapat target target yang terkait langsung

dengan bidang kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka kematian

anak), target 5 (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6 (memerangi

HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya), serta 2 target lainya yg

tidak terkait langsung yaitu target 1 (memberantas kemiskinan dan

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 1

Page 7: Alokasi rs

kelaparan ekstrem) dan target 3 (mendorong kesetaraan gender dan

pemberdayaan perempuan). Departemen Kesehatan telah menyusun

strategi untuk pencapaian target-target tersebut.

Upaya penjabaran dari pelaksanaan MDGs juga dituangkan dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Arah

kebijakan pembangunan kesehatan dalam RPJMN antara lain diarahkan

pada peningkatan jumlah, jaringan dan kualitas Puskesmas serta

pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar. Salah

satu strategi untuk mewujudkan visi Departemen Kesehatan (Depkes)

adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

yang berkualitas seperti yang tercantum dalam Rencana Strategis

(Renstra) Depkes Tahun 2005-2009.

Sesuai dengan Undang Undang No 33 Tahun 2004, dalam rangka

pelaksanaan otonomi daerah/desentralisasi, terdapat pembagian peran

dan wewenang antara pemerintah pusat dan daerah. Dalam

pembangunan kesehatan, pemerintah pusat dan daerah menyediakan

pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas.

Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), pemerintah pusat memberikan

anggaran pada daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan

urusan daerah dan merupakan prioritas nasional.

DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 difokuskan pada pelayanan kesehatan

dasar (Puskesmas dan jaringannya) khususnya pembangunan Pos

Kesehatan Desa (Poskesdes) dalam rangka pencapaian 100% desa

menjadi desa siaga pada tahun 2009. Disamping itu digunakan untuk

pelayanan kesehatan rujukan (Rumah Sakit Provinsi/Kabupaten/Kota) dan

kegiatan penunjang terbatas (Instalasi Farmasi, penyedian peralatan

pelatihan bidan/tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota).

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 2

Page 8: Alokasi rs

DAK pelayanan kesehatan dasar dimanfaatkan untuk pembangunan,

peningkatan, perbaikan dan pengadaan sarana prasarana serta peralatan

kesehatan Puskesmas dan jaringannya, Poskesdes serta penyediaan

sarana/prasarana penunjang pelayanan kesehatan di kabupaten/kota

DAK pelayanan kesehatan rujukan dimanfaatkan untuk pembangunan,

peningkatan, perbaikan dan pengadaan sarana prasarana serta peralatan

kesehatan RS Provinsi/Kabupaten/Kota serta Unit Transfusi Darah.

DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 juga dapat digunakan untuk

merehabilitasi institusi pelayanan kesehatan dasar paska terjadinya

bencana/kerusuhan atau membangun institusi pelayanan kesehatan dasar

sebagai akibat dari pemekaran suatu daerah maupun untuk dapat

mengatasi suatu permasalahan kesehatan sebagai dampak perubahan

lingkungan/pembangunan dan pertimbangan politik untuk keutuhan dan

integritas negara Indonesia.

Buku Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

berisi penjelasan rinci pemanfaatan DAK, dilengkapi informasi dalam

pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan di daerah dan merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dengan buku petunjuk teknis/pelaksanaan lainnya.

Apabila dalam pelaksanaannya, daerah akan merubah hal hal yang

tercantum dalam buku ini maka daerah harus mengirimkan surat

permohonan ke Departemen Kesehatan untuk mendapatkan persetujuan.

Usulan perubahan pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

dikirimkan kepada Menteri Kesehatan up. Direktur Jenderal Bina

Kesehatan Masyarakat (untuk pelayanan kesehatan dasar) dan Direktur

Jenderal Bina Pelayanan Medik (untuk pelayanan kesehatan rujukan).

Selanjutnya buku petunjuk teknis ini menjadi pedoman pelaksanaan DAK

Bidang Kesehatan Tahun 2009.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 3

Page 9: Alokasi rs

B. Tujuan 1. Umum

Membantu mendanai kegiatan fisik bidang kesehatan yang merupakan

urusan daerah sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan

nasional tahun 2009.

2. Khusus

Meningkatkan pemerataan, jangkauan dan mutu sarana pelayanan

kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan pendukungnya, serta Upaya

Kesehatan Bersumber-daya Masyarakat (UKBM) di Kabupaten/Kota

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 4

Page 10: Alokasi rs

BAB II

KEBIJAKAN A. Kebijakan Umum

1. DAK Bidang Kesehatan merupakan bantuan kepada daerah

tertentu untuk mendanai dukungan pelayanan kesehatan yang

merupakan kewenangan dan tanggung jawab daerah ke arah

peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.

2. DAK Bidang Kesehatan untuk membantu daerah membiayai

kebutuhan fisik sarana, prasarana dan peralatan kesehatan yang

merupakan urusan daerah dan merupakan prioritas nasional di

bidang kesehatan.

3. DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 difokuskan pada pelayanan

kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya) khususnya

pembangunan Poskesdes dalam rangka pencapaian 100% desa

menjadi desa siaga pada tahun 2009. Disamping itu digunakan

untuk pelayanan kesehatan rujukan (Rumah Sakit

Provinsi/Kabupaten/Kota) dan kegiatan penunjang terbatas

(Instalasi Farmasi, peralatan pelatihan bidan/tenaga kesehatan).

4. Dalam pelaksanaan kegiatan, Pemerintah Daerah harus

menyediakan pembiayaan yang bersumber dari daerah untuk

biaya operasional, pemeliharaan/perawatan sarana dan peralatan

kesehatan, ketersediaan tenaga pelaksana, serta aspek lainnya

sebagai akibat pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Kesehatan.

5. Bupati/Walikota diberikan kewenangan mengusulkan kepada

Menteri Kesehatan tentang perubahan pemanfaatan ruang lingkup

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 5

Page 11: Alokasi rs

kegiatan DAK Bidang Kesehatan sebagai akibat terjadinya bencana

atau kerusuhan di daerah tersebut atau adanya peraturan/instruksi

Presiden/Menteri Kesehatan tentang kebijakan kesehatan yang

alokasi anggarannya belum tertampung di tahun 2009.

Selanjutnya apabila telah disetujui oleh Menteri Kesehatan atau

pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Proses selanjutnya

akan dibahas dan ditetapkan pemerintah daerah bersama DPRD

Kabupaten/Kota tersebut.

6. Alokasi pagu anggaran DAK Bidang Kesehatan terdiri dari

anggaran untuk sarana, prasarana dan peralatan kesehatan

pelayanan kesehatan dasar termasuk penunjang serta sarana

pelayanan kesehatan rujukan di provinsi/kabupaten/kota.

7. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab

untuk anggaran sarana pelayanan kesehatan dasar dan Direktur

RS Provinsi/Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap

anggaran untuk sarana pelayanan kesehatan rujukan.

B. Kebijakan Khusus

Penggunaan DAK Bidang Kesehatan diprioritaskan untuk : 1. Mendukung pencapaian target MDGs no 1,3,4,5, 6 (memberantas

kemiskinan dan kelaparan ekstrem, mendorong kesetaraan gender

dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian

anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV dan AIDS,

malaria serta penyakit lainnya).

2. Mendukung pelaksanaan program pengembangan Desa Siaga

melalui pembangunan Poskesdes atau peningkatan Polindes

menjadi Poskesdes sehingga tercapai seluruh desa menjadi desa

siaga pada tahun 2009.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 6

Page 12: Alokasi rs

3. Mendukung peningkatan akses, pemerataan dan kualitas

pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya serta

mendukung kegiatan penunjang terbatas di Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.

4. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana

kesehatan di wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan

kepulauan termasuk pulau-pulau kecil terluar atau daerah

pemekaran.

5. Mempercepat pelaksanaan rehabilitasi sarana pelayanan kesehatan

dasar akibat terjadinya suatu bencana/kerusuhan/dampak

kerusakan suatu lingkungan di daerah tersebut.

6. Menyediakan penambahan fasilitas rawat inap kelas III RS di

Provinsi/Kabupaten/Kota.

7. Membangun Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) dan Bank

Darah Rumah Sakit (BDRS) Provinsi/Kabupaten/Kota serta

peningkatan fasilitas sarana, prasarana dan peralatan RS

Pertolongan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK).

8. Mempercepat RS menjadi safe community center dengan

melengkapi peralatan kesehatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD)

RS.

C. Ruang Lingkup

DAK Bidang Kesehatan tahun 2009 diarahkan untuk kegiatan :

1. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk

Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas dan jaringannya, Pos

Kesehatan Desa dan Penunjang Pelayanan Kesehatan terbatas di

Kabupaten/Kota.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 7

Page 13: Alokasi rs

Menu Utama

a. Pembangunan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) termasuk alat:

1) Pembangunan baru

2) Peningkatan Pondok Bersalin Desa (Polindes) menjadi

Poskesdes

b. Pembangunan Puskesmas Perawatan di pulau pulau terluar

yang berpenduduk (termasuk alat dan rumah dinas)

1) Pembangunan baru

2) Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan

c. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar melalui :

1) Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas

2) Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan

3) Pembangunan Puskesmas baru

d. Melengkapi Puskesmas Perawatan mampu Pertolongan Obstetri

Neonatal Emergency Dasar (PONED) minimal 4 Puskesmas

Perawatan per Kabupaten/Kota melalui pengadaan alat medis :

1) Penyediaan/penggantian kerusakan PONED kit, bidan kit, KB

kit

2) Penyediaan alat deteksi pencegahan komplikasi kebidanan

(protein dan glukosa urine/dip stick,hemoglobin/Hb Sahli,

golongan darah)

3) Alat deteksi khusus (malaria/rapid diagnostik test untuk

daerah malaria dan malaria kit, HIV/rapid test 3 jenis untuk

daerah dengan kasus HIV tinggi, alat diagnostik TB untuk

pemeriksaan sputum/dahak, alat diagnosis leptotex untuk

avian influenza)

4) Alat cold chain untuk vaksin, dengan tenaga surya (daerah

tidak punya listrik).

5) Alat pengolahan limbah cair

e. Pengadaan roda 2 untuk petugas Puskesmas dan Bidan di

desa

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 8

Page 14: Alokasi rs

f. Pengadaan Puskesmas Keliling (Pusling) dan Perairan roda 4

g. Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung

penyimpanan vaksin/obat di Instalasi Farmasi

Menu Pilihan

a. Rehabilitas Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Puskesmas

Perawatan yang rusak berat.

b. Pembangunan dan rehabilitasi rumah dinas dokter dan

paramedis yang rusak berat.

c. Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas yang

dapat melaksanakan pertolongan persalinan di dalam gedung.

d. Pengadaan alat kesehatan tertentu yang responsif gender

untuk peningkatan pelayanan kesehatan dasar di Poskesdes,

Puskesmas Perawatan, Puskesmas, Puskesmas Pembantu,

Puskesmas Keliling.

e. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan sesuai dengan

SIKNAS on line.

f. Pengadaan peralatan peraga pelatihan tenaga kesehatan di

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

g. Pengadaan paket peralatan penyuluhan untuk Puskesmas.

h. Pembangunan baru Instalasi Farmasi khusus daerah

pemekaran.

i. Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung distribusi

Instalasi Farmasi.

2. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan

untuk Pelayanan Kesehatan Rujukan (RS

Provinsi/Kabupaten/Kota)

a. Pemenuhan peralatan IGD RS

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 9

Page 15: Alokasi rs

b. Pembangunan sarana prasarana dan pemenuhan peralatan

PONEK RS

c. Pembangunan, rehabilitasi dan pemenuhan peralatan UTD RS

dan BDRS

d. Peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III RS

1) Pembangunan bangsal rawat inap kelas III

2) Pemenuhan set tempat tidur kelas III dan kelengkapannya

D. Mekanisme Pengalokasian Tahun 2009 Penghitungan alokasi DAK dilakukan melalui 2 (dua) tahapan, yaitu:

1. Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK

2. Penentuan besaran alokasi DAK masing masing daerah.

Penentuan daerah tertentu yang mendapatkan alokasi DAK harus

memenuhi kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis. Kriteria

umum dan kriteria khusus merupakan kewenangan dari Departemen

Keuangan, sedangkan kriteria teknis merupakan kewenangan dari

Departemen Kesehatan.

Besaran alokasi DAK masing masing daerah ditentukan dengan

penghitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus dan

kriteria teknis.

Usulan ruang lingkup kegiatan dan besaran alokasi DAK kemudian

dibahas dan diputuskan oleh Panitia Kerja Belanja Daerah DPR RI.

Kaidah-kaidah mengenai mekanisme pengalokasian DAK dapat dilihat

pada PP No 55 tahun 2005

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 10

Page 16: Alokasi rs

E. Kriteria Teknis dan Formulasi Alokasi Anggaran 1. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk

Pelayanan Kesehatan Dasar, Pos Kesehatan Desa dan

Penunjang Pelayanan Kesehatan di Kabupaten/Kota

Kriteria teknisnya mempertimbangkan :

a. Indeks Kemiskinan Masyarakat dengan bobot 5%

b. Index jumlah dan kondisi Puskesmas (perawatan dan non

perawatan), Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusling (perairan dan

roda 4) yang rusak berat dan rusak total dengan bobot 40 %

c. Index luas wilayah dengan bobot 15 %

d. Index jumlah penduduk dengan bobot 15 %

e. Index kinerja laporan DAK tahun tahun sebelumnya dengan bobot

5 %

f. Index cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga

kesehatan dengan bobot 20 %

2. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk

Pelayanan Kesehatan Rujukan (RS Provinsi/Kabupaten/Kota)

Kriteria teknisnya mempertimbangkan :

a. Bobot IGD RS 30% jika memenuhi persyaratan mendapatkan

peralatan IGD RS maka mendapat bobot 1, jika tidak maka bobot

0.

b. Bobot PONEK 25%, jika memenuhi persyaratan sebagai RS PONEK

maka mendapat bobot 1, jika tidak maka bobot 0.

c. Bobot untuk UTDRS/BDRS 20%

1) Pendirian UTDRS dengan bobot 0,4

2) Renovasi UTDRS dengan bobot 0,4

3) Pendirian BDRS dengan bobot 0,2

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 11

Page 17: Alokasi rs

d. Bobot untuk TT kelas III 15%

1) Indeks BOR kelas III dengan bobot 0,6

2) Indeks TT kelas III dengan bobot 0,3

3) Indeks rasio TT kelas III terhadap total TT RS dengan bobot 0,1

e. Indeks jumlah penduduk 5%

f. Indeks Kemiskinan Masyarakat 5%

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 12

Page 18: Alokasi rs

BAB III

POS KESEHATAN DESA A. Pembangunan Baru

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumber-

daya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka

mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat

desa. Pembangunan Poskesdes adalah sebagai upaya untuk mewujudkan

Desa Siaga dan dibangun dengan mempertimbangkan persyaratan

sebagai berikut :

1. Persyaratan Umum

a. Pembangunan baru Poskesdes pada setiap desa yang belum ada

Poskesdes atau Polindes.

b. Di daerah yang masyarakatnya tidak mampu membangun secara

swadaya.

c. Bentuk lain Poskesdes

Bagi desa yang sudah tersedia sarana pelayanan kesehatan maka

bangunan Poskesdes dapat menumpang di fasilitas desa yang sudah

ada atau dibangunkan dengan tata ruang tanpa tempat pelayanan

kesehatan/hanya ruang administrasi.

d. Lokasi Poskesdes :

1) Mempertimbangkan ketersediaan lahan yang berada di tengah

pemukiman.

2) Mudah dijangkau oleh masyarakat (transportasi).

3) Mempertimbangkan keamanan petugas kesehatan.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 13

Page 19: Alokasi rs

4) Mempertimbangkan jarak dari fasilitas pelayanan kesehatan yang

ada.

2. Persyaratan Teknis

a. Luas bangunan

1) Luas ruangan/bangunan sesuai dengan kondisi setempat dengan

memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan/kegiatan dan

kesetaraan gender laki – laki dan perempuan

2) Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan

yang dilaksanakan.

3) Pembangunan baru Poskesdes dapat menggunakan bahan

bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat.

b. Denah tata-ruang

Rancangan tata-ruang/bangunan Poskesdes agar tetap

memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan

juga memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender dengan

mempertimbangkan kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan

dengan mengacu pada pedoman yang ada.

c. Peralatan kesehatan

Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes mengacu

pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan

Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2006.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 14

Page 20: Alokasi rs

B. Peningkatan Polindes menjadi Poskesdes

Pembangunan Poskesdes yang berasal dari peningkatan Pondok Bersalin

Desa (Polindes) wajib dilakukan, sehingga tahun 2009 seluruh Polindes

menjadi Poskesdes, dengan mempertimbangkan persyaratan berikut ini :

1. Persyaratan Umum

Seluruh Polindes yang sudah ada di desa ditingkatkan menjadi

Poskesdes , dengan catatan Polindes yang dimaksud adalah milik desa.

2. Persyaratan Teknis

a. Luas lahan dan bangunan

Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan

yang dilaksanakan. Guna meningkatkan fungsi pelayanannya, luas

lahan yang diperlukan untuk peningkatan Polindes menjadi

Poskesdes, minimal dengan rincian kebutuhan tata ruangnya adalah

sebagai berikut :

1) Ruang untuk fungsi pelayanan dan atau administrasi.

2) Ruang untuk tempat tinggal tenaga kesehatan.

b. Peningkatan Polindes menjadi Poskesdes

Dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah

setempat.

c. Denah tata-ruang

Rancangan tata-ruang/bangunan Poskesdes agar tetap

memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan

memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. Denah dan tata

ruang mengacu pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 15

Page 21: Alokasi rs

Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun

2006.

c. Peralatan kesehatan

Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes mengacu

pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan

Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2006.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 16

Page 22: Alokasi rs

BAB IV

PUSKESMAS PERAWATAN

A. Pembangunan Baru

Pembangunan baru Puskesmas Perawatan dilaksanakan dalam rangka

meningkatkan jangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang

bermutu dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang perlu dirawat.

Pembangunan baru Puskesmas Perawatan terutama diprioritaskan untuk

wilayah tertinggal, terpencil, kepulauan dan perbatasan. Pembangunan

Puskesmas Perawatan tersebut termasuk peralatan kesehatan dan rumah

dinas petugas kesehatan.

1. Persyaratan Umum Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini :

a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas Perawatan, diutamakan di

wilayah terpencil, tertinggal, kepulauan dan perbatasan dengan

negara lain (101 Puskesmas terlampir).

b. Lokasi Puskesmas berada dalam waktu tempuh lebih dari 2 jam ke

rumah sakit.

c. Kabupaten pemekaran yang belum memiliki rumah sakit.

2. Persyaratan Teknis

a. Luas lahan dan bangunan

Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan

yang dilaksanakan, dengan luas sesuai ketentuan. Pembangunan

Puskesmas Perawatan, rumah dokter dan rumah petugas kesehatan

harus berada dalam satu lokasi.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 17

Page 23: Alokasi rs

b. Denah tata-ruang

1) Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi

sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan hal-hal

yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan laki-laki dan

perempuan.

2) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi dapur gizi dan

peralatannya yang mengacu pada Buku Pedoman Peralatan

Puskesmas, Departemen Kesehatan, Tahun 2007.

3) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi ruang konsultasi

gizi (terlampir)

4) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi dengan UGD yang

dapat memberikan pelayanan PONED. Pelayanan PONED

mengacu pada buku acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal

Emergensi Dasar, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.

5) Puskesmas Perawatan harus mempertimbangkan nilai – nilai

privasi dari pasien.

6) Khusus wilayah terpencil dan kepulauan, ruang rawat inap

minimal 2 tempat tidur. Denah tata-ruang mengacu pada buku

Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun

2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman

program.

c. Peralatan kesehatan

Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku

Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran

pedoman yang disempurnakan.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 18

Page 24: Alokasi rs

B. Peningkatan

Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan dilaksanakan

dalam rangka pengembangan pelayanan dan rujukan kesehatan. Setiap

peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan dilengkapi dengan

penyediaan alat dan rumah dinas dokter/paramedis (bila belum ada).

1. Persyaratan Umum

a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas Perawatan, antara lain pada :

(harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)

1) Puskesmas di wilayah terpencil, tertinggal, kepulauan,

perbatasan dengan negara lain, tepi jalan raya atau daerah

pengembangan

2) Kabupaten pemekaran yang belum tersedia rumah sakit

3) Peningkatan kebutuhan akan pelayanan rujukan tetapi daerah

belum mampu membangun rumah sakit.

b. Lokasi Puskesmas :

(harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)

1) Wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan

2) Waktu tempuh lebih dari 2 jam dengan menggunakan sarana

transportasi yang tersedia

3) Pada jalur lalu lintas ramai dan rawan kecelakaan, prioritas pada

lintas Sumatera, jalur Pantura, trans Sulawesi, trans Kalimantan

4) Berdekatan dengan embarkasi haji, pelabuhan laut (transito)

5) Daerah pariwisata dan kawasan industri

6) Daerah dengan jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi

tinggi

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 19

Page 25: Alokasi rs

c. Persyaratan Puskesmas :

1) Kunjungan Puskesmas tinggi.

2) Tidak digunakan untuk menjadikan Puskesmas Perawatan pra

rumah sakit.

3) Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas.

4) Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah.

2. Persyaratan Teknis

a. Luas lahan dan bangunan

Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan

yang dilaksanakan. Peningkatan dilakukan antara lain dengan :

1) Menambah ruang sesuai dengan jenis pelayanan yang

dibutuhkan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.

2) Membangun rumah dokter dan/atau dokter gigi bila belum ada

3) Membangun rumah petugas kesehatan (perawat, bidan) bila

belum ada.

4) Sedapat mungkin Puskesmas, rumah dokter dan rumah petugas

kesehatan dalam satu lokasi.

b. Denah tata-ruang mengacu pada pembangunan baru Puskesmas

Perawatan.

c. Peralatan kesehatan mengacu pada pembangunan baru Puskesmas

Perawatan.

C. Rehabilitasi

Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan secara optimal di

Puskesmas Perawatan, perlu adanya rehabilitasi fisik pada bangunan yang

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 20

Page 26: Alokasi rs

mengalami kerusakan. Pelaksanaan rehabilitasi fisik Puskesmas Perawatan

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Persyaratan Umum

a. Puskesmas Perawatan dengan kondisi rusak berat.

b. Untuk peningkatan mutu pelayanan.

c. Untuk peningkatan penampilan.

2. Persyaratan Teknis

a. Denah tata-ruang bangunan mengacu pada buku Pedoman Tata

Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.

b. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan

oleh wilayah setempat.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 21

Page 27: Alokasi rs

BAB V

PUSKESMAS

A. Pembangunan Baru Pembangunan baru Puskesmas ditujukan untuk peningkatan jangkauan

pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat.

Pembangunan baru Puskesmas tersebut termasuk penyediaan alat

kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan (bila belum ada)

Persyaratan pembangunan baru Puskesmas adalah : 1. Persyaratan Umum

a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas, antara lain pada :

(harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)

1) Wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan.

2) Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai Puskesmas.

3) Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih dari 30.000

penduduk.

4) Wilayah kerja sangat luas.

5) Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur

hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah, atau terjadinya

masalah hukum pada lokasi fisik bangunan.

b. Lokasi Puskesmas :

1) Di area yang mudah terjangkau baik dari segi jarak maupun

sarana transportasi, dari seluruh wilayah kerjanya.

2) Pertimbangan lainnya yang ditetapkan oleh daerah.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 22

Page 28: Alokasi rs

c. Persyaratan Puskesmas :

1) Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas.

2) Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah.

2. Persyaratan Teknis

a. Luas lahan dan bangunan

Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan

yang dilaksanakan guna memberikan pelayanan yang optimal.

b. Denah tata-ruang

1) Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi

sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan

keadilan dan kesetaraan gender dengan mengacu pada Buku

Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Binakesmas Tahun

2007.

2) Setiap Puskesmas perlu dilengkapi ruang konsultasi gizi

(terlampir)

3) Puskesmas harus mempertimbangkan nilai - nilai privasi dari

pasien

c. Peralatan kesehatan

Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku

Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta

lampiran pedoman yang disempurnakan.

B. Peningkatan Peningkatan Puskesmas Pembantu (Pustu) menjadi Puskesmas termasuk

penyediaan alat kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 23

Page 29: Alokasi rs

Peningkatan tersebut perlu mempertimbangkan persyaratan berikut ini : 1. Persyaratan Umum

a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas, antara lain pada :

(Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)

1) Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai Puskesmas.

2) Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih dari 30.000

penduduk.

3) Wilayah kerja sangat luas.

4) Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur

hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah, atau terjadinya

masalah hukum pada lokasi fisik bangunan.

b. Lokasi Pustu pada wilayah dengan :

1) Pertumbuhan penduduk tinggi, baik dari kelahiran maupun

migrasi, atau;

2) Perkebunan Inti Rakyat atau pemukiman transmigrasi, atau;

3) Berdekatan dengan sentra-sentra ekonomi baru, atau;

4) Wilayah yang akan berkembang.

5) Persyaratan :

a. Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas

b. Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah

2) Persyaratan Teknis

Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas, diharapkan

mempertimbangkan persyaratan teknis sebagai berikut :

a. Luas lahan dan bangunan

Apabila ketersediaan lahan tidak memungkinkan, dapat

mempertimbangkan untuk peningkatan dengan pembangunan ke

atas (bertingkat). Alternatif lain adalah dengan meningkatkan ruang

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 24

Page 30: Alokasi rs

untuk fungsi pelayanan (Puskesmas Induk) seluas 135m2, dengan

catatan lokasi rumah dinas dokter dan tenaga kesehatan tetap

berada di wilayah kerja Puskesmas tersebut. Peningkatan Pustu

menjadi Puskesmas dapat menggunakan bahan bangunan yang

dihasilkan oleh wilayah setempat.

b. Denah tata-ruang

Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi

sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan

dan kesetaraan gender. Denah tata ruang mengacu pada buku

Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas Tahun 2007

serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman

program.

c. Peralatan kesehatan

Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku

Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran

pedoman yang disempurnakan.

C. Rehabilitasi Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan kesehatan yang

berkualitas di Puskesmas, perlu adanya rehabilitasi fisik pada bangunan

yang mengalami kerusakan. Pelaksanaan rehabilitasi fisik Puskesmas

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Persyaratan Umum

a. Puskesmas dengan kondisi rusak berat

b. Untuk peningkatan mutu pelayanan.

c. Untuk peningkatan penampilan.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 25

Page 31: Alokasi rs

2. Persyaratan Teknis

a. Denah tata-ruang bangunan mengacu pada buku Pedoman

Peralatan dan Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun

2007.

b. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan

oleh wilayah setempat.

D. Perluasan Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan kesehatan yang

berkualitas di Puskesmas, perlu adanya perluasan fisik. Perluasan

dilaksanakan pada bangunan/sarana yang membutuhkan perluasan.

Persyaratan perluasan fisik, adalah sebagai berikut :

1. Persyaratan Umum

Adanya kebutuhan :

a. Tambahan ruangan untuk meningkatkan pelayanan agar lebih

optimal.

b. Peningkatan pelayanan akan tetapi tidak memungkinkan untuk

peningkatan menjadi Puskesmas Perawatan.

2. Persyaratan Teknis

a. Luas lahan dan bangunan

Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan

yang dibutuhkan. Perluasan sarana fisik bangunan, antara lain

berupa penambahan ruangan untuk :

1) Pelayanan gawat darurat.

2) Pelayanan laboratorium yang dilengkapi dengan kran air serta

pembuangan air kotor.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 26

Page 32: Alokasi rs

3) Pelayanan konsultasi yang dibutuhkan sebagai upaya promotif

dan preventif (contoh : ruang laktasi ).

4) Pelayanan penyuluhan dan ruang pertemuan sebagai upaya

promotif dan penggalangan kemitraan dengan berbagai pihak

terkait serta dapat digunakan untuk kegiatan Lokakarya Mini

Puskesmas.

Luas ruangan/bangunan disesuaikan kondisi setempat dengan tetap

memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan dan mengacu pada

pedoman yang ada.

b. Denah tata-ruang

Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi

sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan

dan kesetaraan gender mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang

Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran

pedoman yang disempurnakan dan pedoman program.

c. Peralatan kesehatan

Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada Buku

Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran

pedoman yang disempurnakan.

d. Perluasan dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan

oleh wilayah setempat.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 27

Page 33: Alokasi rs

BAB VI

PUSKESMAS PEMBANTU

Rehabilitasi

Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan secara optimal di

Puskesmas Pembantu, perlu adanya rehabilitasi fisik. Adapun

persyaratannya adalah sebagai berikut :

1. Persyaratan Umum

Rehabilitasi dilaksanakan bagi bangunan dengan kondisi rusak berat.

2. Persyaratan Teknis

a. Rehabilitasi Pustu dapat pula untuk penyediaan air bersih,

pembuatan sarana pembuangan limbah serta sarana penunjang

lainnya.

b. Denah tata-ruang

Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi

sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan

dan kesetaraan gender. Denah tata ruang mengacu pada buku

Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas tahun 2007

serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman

program.

c. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan

oleh wilayah setempat.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 28

Page 34: Alokasi rs

BAB VII

RUMAH DINAS DOKTER, PERAWAT DAN BIDAN PUSKESMAS

A. Pembangunan Baru

Dalam rangka memberikan dukungan fasilitas pada tenaga kesehatan

khususnya tenaga dokter, bidan dan perawat agar dapat memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal, maka perlu

dukungan penyediaan fasilitas rumah dinas di areal Puskesmas atau

sekitar Puskesmas. Hal tersebut agar pelayanan di luar jam kerja

khususnya gawat darurat dapat tertangani secara cepat. Pembangunan

rumah dinas merupakan 1 paket pembangunan dengan pembangunan

Puskesmas Perawatan dan Puskesmas baru dengan memperhatikan

persyaratan sebagai berikut:

1. Persyaratan Umum

a. Adanya kebutuhan yang bertujuan untuk :

1) Melengkapi unit Puskesmas yang belum ada rumah dokter,

perawat dan bidan Puskesmas.

2) Melengkapi Puskesmas Pembantu yang statusnya telah

ditingkatkan menjadi Puskesmas.

3) Melengkapi Puskesmas yang statusnya telah ditingkatkan

menjadi Puskesmas Perawatan.

4) Melengkapi pembangunan Puskesmas baru dengan rumah dinas

dokter, perawat dan bidan Puskesmas

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

29

Page 35: Alokasi rs

b. Lokasi pembangunan rumah dinas dokter, perawat dan bidan

Puskesmas, diusahakan dalam satu halaman dengan Puskesmas.

Jika tidak memungkinkan dapat dibangun di luar halaman

Puskesmas, tetapi berdekatan dengan Puskesmas, sehingga

kelancaran pelayanan dapat terjamin.

2. Persyaratan Teknis

a. Luas bangunan

Jumlah serta luas ruangan, disesuaikan dengan kebutuhan dan

kemampuan.

b. Rancangan tata-ruang

Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi

sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan

dan kesetaraan gender. Denah dan tata-ruang mengacu pada buku

Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.

c. Persyaratan teknis pembangunan sesuai peraturan yang berlaku.

B. Rehabilitasi Guna menunjang pelayanan kesehatan secara optimal, telah dialokasikan

kegiatan rehabilitasi rumah dokter, perawat dan bidan Puskesmas, dengan

persyaratan sebagai berikut :

1. Persyaratan Umum

a. Prioritas rehabilitasi adalah pada wilayah pasca kerusuhan/konflik,

wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan.

b. Rehabilitasi dilaksanakan dengan memperhatikan tingkat kerusakan

bangunan, yaitu :

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

30

Page 36: Alokasi rs

1) Kerusakan bertambah parah dan atau

2) Tidak dapat dimanfaatkan

c. Rehabilitasi rumah dinas dokter, perawat dan bidan Puskesmas,

yang berada pada lokasi di luar halaman Puskesmas tetapi masih

dalam wilayah kerja yang sama.

2. Persyaratan Teknis

a. Persyaratan teknis rehabilitasi sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

b. Rencana tata-ruang

Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi

sebagai sarana pelayanan kesehatan. Tata-ruang dan jenis ruangan

mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina

Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan

dan pedoman program.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

31

Page 37: Alokasi rs

BAB VIII

PUSKESMAS KELILING A. Pengadaan Dalam rangka memperluas, memperlancar dan meningkatkan jangkauan

pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas serta menunjang

pelaksanaan rujukan medis dan kesehatan, maka perlu diadakan

Puskesmas Keliling baik roda 4 (empat) maupun perairan.

1. Puskesmas Keliling Roda Empat (Pusling R-4)

a. Persyaratan Umum

1) Kebutuhan akan adanya Pusling R-4 diharapkan

mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :

a) Untuk mendukung pelayanan dan meningkatkan jangkauan

pelayanan Puskesmas.

b) Tersedianya sarana jalan di wilayah kerja Puskesmas yang

dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.

c) Pemenuhan ratio 1 Puskesmas memiliki 1 Puskesmas Keliling.

d) Agar memperhatikan spesifikasi teknis dalam pengadaannya.

2) Tidak boleh mengalihfungsikan menjadi kendaraan

penumpang/pribadi.

b. Persyaratan Teknis

1) Jenis kendaraan dapat disesuaikan dengan kebutuhan daerah

dengan mempertimbangkan kondisi geografi dan topografi

wilayah kerja.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

32

Page 38: Alokasi rs

2) Dapat mengadakan jenis kendaraan roda empat berpenggerak 2

roda (single gardan) ataupun berpenggerak 4 roda (double

gardan).

3) Ukuran kendaraan dapat memenuhi fungsi :

a) Pelayanan kesehatan dasar.

b) Rujukan.

c) Transportasi petugas.

d) Promosi kesehatan.

e) Pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan.

4) Kendaraan Pusling R-4 harus memenuhi aksesibilitas/

kemudahan bagi pasien.

5) Peralatan kesehatan penunjangnya mengacu pada buku Pedoman

Peralatan Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.

2. Puskesmas Keliling (Pusling) Perairan

a. Persyaratan Umum

1) Kebutuhan akan adanya Pusling Perairan diharapkan

memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

a) Untuk mendukung pelayanan dan memperluas jangkauan

pelayanan Puskesmas.

b) Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas terdiri dari perairan

baik kepulauan atau sungai.

2) Pemerintah Daerah setempat agar menyediakan perlindungan

jiwa melalui asuransi, bagi petugas pelaksana.

3) Pusling Perairan yang diadakan agar direncanakan dan

disesuaikan dengan fungsi serta kondisi perairan setempat.

4) Proses persiapan, pengadaannya dilaksanakan dengan kerjasama

lintas sektor terkait, seperti Dinas Perhubungan (ASDP),

Syahbandar dan lain sebagainya.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

33

Page 39: Alokasi rs

5) Pusling Perairan agar dilengkapi dengan alat keselamatan

petugas dan alat komunikasi dalam pelayaran.

6) Pemerintah daerah menyediakan biaya operasional dan

pemeliharaan serta dermaga.

b. Persyaratan Teknis :

1) Spesifikasi teknis, disesuaikan dengan kebutuhan wilayah kerja

setempat, setelah mengadakan konsultasi dengan pihak yang

berkompeten.

2) Bentuk, desain, material dan mesin perahu/kapal disesuaikan

dengan peraturan pelayaran dan harus disesuaikan dengan

kondisi daerah.

3) Bentuk, desain perahu/kapal dapat menampung fungsi yang

direncanakan.

4) Kendaraan Pusling Perairan harus memenuhi

aksesibilitas/kemudahan bagi pasien.

5) Peralatan kesehatan sesuai dengan jenis pelayanan yang

direncanakan mengacu pada buku Pedoman Peralatan

Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.

B. Rehabilitasi Rehabilitasi fisik Pusling R-4 dan Perairan, agar mempertimbangkan

persyaratan sebagai berikut :

1. Rehabilitasi fisik (perbaikan) Pusling (Roda Empat dan Perairan),

dilaksanakan bagi Pusling yang kondisinya rusak sedang dan berat,

sehingga dapat berfungsi kembali.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

34

Page 40: Alokasi rs

2. Rehabilitasi hanya digunakan untuk kendaraan, tidak digunakan untuk

mengadakan bahan habis pakai, seperti pembelian busi, ban, dan lain

sebagainya.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

35

Page 41: Alokasi rs

BAB IX

KENDARAAN OPERASIONAL RODA DUA

Tujuan pengadaan kendaraan operasional roda dua adalah untuk

meningkatkan mobilitas petugas dan bidan Puskesmas dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pengadaan kendaraan

operasional roda dua harus memperhatikan persyaratan berikut ini :

1. Persyaratan Umum

Alokasi pengadaan, diprioritaskan bagi Puskesmas yang mempunyai

wilayah kerja dengan kondisi geografi/topografi relatif sulit dan tidak

dapat ditempuh oleh sarana Puskesmas Keliling Roda Empat .

2. Persyaratan Teknis

a. Pengadaan sepeda motor dilaksanakan sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

b. Jenis dan spesifikasi teknis serta jumlah sepeda motor, disesuaikan

dengan kebutuhan spesifik wilayah kerja (termasuk dapat

digunakan untuk memenuhi fungsi promosi kesehatan) dan

ketersediaan dana.

c. Mempertimbangkan ketersediaan layanan perawatan dan suku

cadang.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

36

Page 42: Alokasi rs

BAB X

PERALATAN KESEHATAN

Pengadaan peralatan kesehatan (medis dan non medis) adalah untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan diperuntukkan bagi

Poskesdes/Puskesmas Pembantu/Puskesmas/Puskesmas Perawatan.

Dukungan peralatan kesehatan diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan

minimal pelayanan Pos Kesehatan Desa, pelayanan kesehatan ibu dan

anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), pelayanan bayi dan balita, gizi,

kesehatan kerja, kesehatan lingkungan, penyakit menular, penyakit tidak

menular, keperawatan dan laboratorium.

Pengadaan peralatan kesehatan, harus memperhatikan persyaratan

sebagai berikut :

1. Persyaratan Umum

a. Pengadaan peralatan kesehatan harus mempertimbangkan

kebutuhan dan ketersediaan peralatan yang telah tersedia di sarana

pelayanan kesehatan dasar, masalah kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas dan jaringannya serta dapat dimanfaatkan oleh petugas

kesehatan.

b. Diupayakan tersedia dengan mudah penggantian peralatan

kesehatan tersebut.

c. Mutu peralatan kesehatan menjadi pertimbangan utama untuk

pemilihan peralatan tersebut.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

37

Page 43: Alokasi rs

2. Persyaratan Teknis

a. Spesifikasi pengadaan peralatan mengacu pada standar peralatan

yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan.

b. Mutu peralatan kesehatan mengacu pada standar yang berlaku.

c. Peralatan kesehatan dapat mengacu pada :

1) Buku Pedoman Standar Peralatan Kesehatan Lingkungan di

Daerah, Ditjen PP-PL, Tahun 2006.

2) Buku Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas), SK Menkes No 128/Menkes/SK/II/2004.

3) Buku Acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi

Dasar, Ditjen Bina Kesmas, Tahun 2007

4) Buku Pedoman Peralatan, Ditjen. Bina Kesmas, Tahun 2007

5) Buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos

Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas, Tahun 2006

6) Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulose, Depkes RI

Edisi 2 Cet. Pertama, Tahun 2006

7) Buku Pedoman Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis, Ditjen PP

& PL, Depkes RI tahun 2008

8) Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta Ditjen PP

& PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006

9) Buku Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas Ditjen PP &

PL Depkes RI. Tahun 2006, Penerbit:Unicef

10) Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan

Akut, Untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita Direktorat

P2ML, Ditjen PP & PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006

11) Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia Ditjen PP &

PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006

12) Buku Pencegahan dan Pemberantasan Deman Berdarah Dengue

di Indonesia Ditjen PP & PL Depkes RI, Tahun 2005

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

38

Page 44: Alokasi rs

13) Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan

Pembuluh Darah, Depkes RI, Tahun 2007

14) Pedoman Teknis Penemuan & Tatalaksana Penyakit Hipertensi,

Depkes RI, Tahun 2006

15) Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus & Penyakit Metabolik,

Depkes RI, Tahun 2007

16) Petunjuk Teknis Penemuan & Tatalaksana Akibat Kecelakaan

Lalulintas, Depkes RI, Tahun 2007

17) Pedoman Pengendalian Asma, Depkes RI, Tahun 2007

18) Pedoman Penemuan & Tatalaksana Penyakit Paru Obstruktif

Kronis (PPOK), Depkes RI, Tahun 2007

19) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (KB), Dit. Bina

Kesehatan Ibu, Ditjen. Bina Kesmas Cetakan Ke 2, Tahun 2006.

20) Buku Pedoman Tata Laksana Anak Gizi Buruk, Dit. Bina Gizi

Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas, tahun 2006.

21) Buku Pedoman Pengarus Utamaan Gender bidang Kesehatan,

Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas, cetakan ke 5,

Tahun 2007.

22) Pedoman Konseling Menyusui, Dit. Bina Gizi Masyarakat, Ditjen

Bina Kesmas, Tahun 2007.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

39

Page 45: Alokasi rs

BAB XI

SARANA DAN PRASARANA INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA

Sesuai dengan tujuan Kebijakan Obat Nasional (KONAS), penggunaan

DAK Program Obat dan Perbekalan Kesehatan adalah untuk menjamin

ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat essensial generik

dan perbekalan kesehatan rumah tangga di sarana pelayanan kesehatan

dasar. Oleh karena itu dibutuhkan sarana dan prasarana Instalasi Farmasi

yang memadai.

A. Pembangunan Baru Pembangunan baru Instalasi Farmasi dilaksanakan dalam rangka

menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat

essensial generik dan perbekalan kesehatan.

1. Persyaratan Umum

Pembangunan baru Instalasi Farmasi diprioritaskan pada:

(Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)

a) Daerah pemekaran

b) Perpindahan lokasi/kantor

c) Pemerintah daerah yang belum mempunyai Instalasi Farmasi

d) Relokasi Instalasi Farmasi yang disebabkan bencana alam, jalur

hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah atau terjadinya

masalah hukum pada lokasi fisik bangunan.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

40

Page 46: Alokasi rs

2. Persyaratan Teknis

a) Luas lahan dan bangunan yang diperlukan, disesuaikan dengan

kebutuhan daerah berupa volume obat dan perbekalan kesehatan

yang harus disediakan.

b) Denah tata ruang

Rencana tata ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi

sebagai sarana penyimpanan obat publik dan perbekalan

kesehatan serta mengacu pada buku Standar Sarana

Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, yang

diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Departemen Kesehatan tahun 2005.

c) Pemerintah Daerah harus menyediakan peralatan mebeler, biaya

operasional, biaya pemeliharaan pada pembangunan baru

Instalasi Farmasi dari sumber anggaran lainnya.

B. Rehabilitasii/Revitalisasi INSTALASI

1. Persyaratan Umum

Rehabilitasi Instalasi Farmasi diprioritaskan pada Instalasi Farmasi

yang mengalami kerusakan berat.

2. Persyaratan Teknis

a. Luas lahan dan bangunan disesuaikan dengan kebutuhan daerah

berupa volume obat dan perbekalan kesehatan yang harus

disediakan.

b. Denah tata ruang

Rencana tata ruang/bangunan rehabilitasi agar memperhatikan

fungsi sebagai sarana penyimpanan obat publik dan perbekalan

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

41

Page 47: Alokasi rs

kesehatan serta mengacu pada buku Standar Sarana

Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, yang

diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Departemen Kesehatan Tahun 2005

C. Sarana Pendukung

Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung Instalasi Farmasi

ditujukan untuk mendukung pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas.

Sarana pendukung Instalasi Farmasi dapat berupa sarana penyimpanan

produk biologis sistem rantai dingin/cold chain (termasuk pemeliharaan

sistem rantai dingin/cold chain dalam distribusi produk biologis) dan

sarana distribusi (roda empat/roda dua/perahu bermotor)

1. Persyaratan Umum

a. Diprioritaskan pada daerah yang Instalasi Farmasinya belum

memiliki sarana pendukung.

b. Sebagai pengganti sarana pendukung yang rusak berat

2. Persyaratan Teknis

a) Penggantian sarana pendukung Instalasi Farmasi yang telah

habis masa pakainya (absolete) harus dilakukan dengan

spesifikasi teknis dan kapasitas yang sama

b) Pengadaan atau penggantian sarana distribusi berdasarkan

pertimbangan operasional serta kondisi dan letak

geografis/topografi daerah.

c) Pengadaan sarana pendukung Instalasi Farmasi Kab/Kota

disesuaikan dengan kebutuhan, mengacu pada buku Standar

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

42

Page 48: Alokasi rs

Sarana Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan,

yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Departemen Kesehatan Tahun 2005.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

43

Page 49: Alokasi rs

BAB XII

PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

RUMAH SAKIT

Pengadaan peralatan kesehatan Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah

sakit dimaksudkan untuk mewujudkan rumah sakit sebagai Safe

Community Center yang mendukung Desa Siaga.

Sebagai perwujudan dari konsep Safe Community maka dikembangkan

Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Secara umum

SPGDT menyangkut penanganan penderita gawat darurat pra rumah sakit

(di tengah masyarakat, Poskesdes, Puskesmas, selama dalam transport) ,

rumah sakit (Instalasi Gawat Darurat-High Care Unit-Intensive Care Unit-

kamar jenazah) dan antar rumah sakit.

Pada fase rumah sakit unsur utama yang perlu dilakukan penguatan

adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai ujung tombak pelayanan

pasien di rumah sakit.

Secara umum keberadaan IGD rumah sakit bertujuan untuk :

1. Mencegah kematian dan kecacatan

2. Menerima rujukan atau merujuk pasien baik secara horizontal maupun

vertikal

3. Melakukan penanggulangan korban bencana massal yang terjadi di

dalam dan di luar rumah sakit

4. Melakukan penanganan kasus true dan false emergency selama 24

jam.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

44

Page 50: Alokasi rs

5. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan penanggulangan

penderita gawat darurat melalui pendidikan serta menyelenggarakan

berbagai kursus yang berhubungan dengan basic dan advanced life

support.

IGD tidak hanya melayani pasien yang datang ke rumah sakit, akan tetapi

juga harus melakukan pembinaan pada masyarakat untuk menyiapkan

kesiapsiagaan dini, hal ini tentunya sangat menunjang untuk

meningkatkan mutu sumber daya manusia dan pelayanan kesehatan

dalam pengembangan desa siaga.

Tujuan dari penguatan IGD rumah sakit adalah menurunkan angka

kematian dan kecacatan akibat kasus gawat darurat melalui :

1. Penguatan kemampuan Instalasi Gawat Darurat rumah sakit sebagai

Safe Community Center bagi Desa Siaga dalam penanggulangan

penderita gawat darurat sehari-hari dan bencana

2. Pengadaan fasilitas Instalasi Gawat Darurat rumah sakit sesuai standar

1. Persyaratan Umum

Pengadaan alat kesehatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah

sakit umum milik pemerintah daerah harus memenuhi salah satu atau

lebih persyaratan di bawah ini :

a. Telah dikembangkan program Desa Siaga di wilayah kerjanya

b. IGD rumah sakit belum memenuhi standar pelayanan IGD level 2

c. Berada di daerah rawan bencana

d. Akan melakukan pengembangan pada jenis kegawat daruratan

tertentu, misalnya : pusat trauma atau penanganan korban

bencana kimia

e. Ada komitmen pihak RSUD dan pemerintah daerah dalam

peningkatan penanggulangan penderita gawat darurat di rumah

sakit Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

45

Page 51: Alokasi rs

2. Persyaratan Teknis

1. Pengadaan alat kesehatan untuk Instalasi Gawat Darurat

berdasarkan revisi Standar Pelayanan Gawat Darurat yang telah

disusun oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik bersama

dengan profesi tahun 2007, dan disesuaikan dengan kebutuhan dan

ketersediaan dana dengan prioritas sebagai berikut :

a. Alat kesehatan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis,

menangani, memonitor dan mengevakuasi (proses rujukan) serta

alat medis pendukung untuk penanggulangan penderita gawat

darurat :

i. Trauma (Bedah)

ii. Non Trauma

1) Kegawatdaruratan jantung

2) Kegawatdaruratan penyakit dalam

3) Kegawatdaruratan kebidanan

4) Kegawatdaruratan anak dan neonatus

5) Kegawatdaruratan neurologi, psikiatri, dll

b. Penyediaan alat lebih diutamakan pada alat medis yang sifatnya

mobile.

2. Jenis peralatan medis yang harus disediakan adalah sebagai berikut

a. Diagnosis

Umum :

1. Kit pemeriksaan sederhana : 1 set

2. Examination lamp : 1 unit

Khusus :

3. EKG 12 channel : 1 unit

4. Mobile X-ray : 1 unit

5. Doppler : 1 unit Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

46

Page 52: Alokasi rs

6. Glukometer with stick : 1 unit

b. Tindakan

Airway :

7. Emergency resuscitation kit : 1 set

8. Suction pump : 1 set

9. Neck collar : 1 unit

Breathing :

10. Oksigen consentrator : 1 unit

11. Nebulizer : 1 unit

12. Ventilator transport : 1 unit

Circulation :

13. Minor surgery set : 2 unit

14. Siringe pump : 1 unit

15. Infusion pump : 1 unit

c. Monitor

16. Pulse oxymeter : 1 unit

17. Vital sign monitor : 1 unit

d. Gawat Darurat Khusus

Jantung :

18. Defibrilator : 1 unit

Anak – Neonatus :

19. Infant warmer : 1 unit

20. Inkubator : 1 unit

Kebidanan :

21. Meja ginekologi : 1 unit

22. Partus set : 1 unit

23. Vacuum set : 1 set

24. Kuret set : 1 set

25. Sectio caesarian set : 1 set

Bedah :

26. Electro surgical cauter : 1 unit Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

47

Page 53: Alokasi rs

27. Meja operasi : 1 unit

28. Lampu operasi mobile : 1 unit

29. Mesin anestesia : 1 set

30. Major surgery set : 1 set

Tindakan khusus lainnya :

31. THT set : 1 set

32. Head lamp : 1 unit

e. Peralatan Medis Pendukung

33. Emergency strecher : 1 unit

34. Sterilisator kering : 1 unit

35. Automatic film processor : 1 unit

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

48

Page 54: Alokasi rs

BAB XIII

PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN

UNTUK RUMAH SAKIT SIAP PONEK

Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di

Indonesia tertinggi di antara negara-negara ASEAN dengan penurunan

sangat lambat. Seperti kita ketahui AKI sebesar 307 per 100.000

kelahiran hidup, sedangkan AKN 20 per 100.000 kelahiran hidup (hasil

survey 2002 – 2003). Hal tersebut berarti setiap jam ada 2 ibu yang

meninggal dan setiap jam ada 10 kematian neonatal. Kematian bayi 35

per 1000 kelahiran hidup (SDKI tahun 2002 – 2003) yang artinya setiap

jam ada 18 kematian bayi. Keadaan tersebut diakibatkan oleh penyebab

utama kematian yang sebenarnya dapat dicegah melalui pendekatan

deteksi dini dan penatalaksanaan yang tepat untuk ibu dan bayi.

Di samping itu konferensi tingkat tinggi PBB pada tahun 2000 menetapkan

bahwa 2 dari 8 tujuan pembangunan millennium (Millennium Development

Goals) pada tahun 2015 sangat terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan

anak yaitu:

• Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari

AKB pada tahun 1990 menjadi 23 dari 32/1000 kelahiran hidup pada

tahun 2015.

• Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga per empat dari AKI pada

tahun 1990 menjadi 102/100000 kelahiran hidup pada tahun 2015.

Rencana Strategis Departemen Kesehatan tahun 2005-2009 telah

menetapkan target penurunan AKI dari 307 menjadi 226/ 100.000

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 49

Page 55: Alokasi rs

kelahiran hidup dan AKB dari 35 menjadi 26/ 1000 kelahiran hidup pada

tahun 2009. Dalam mencapai target tersebut perlu dilakukan upaya

terobosan yang efisien yaitu melalui program Pelayanan Obstetri Neonatal

Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit (RS).

Di Indonesia penyebab kematian ibu adalah perdarahan, infeksi dan

eklampsia, persalinan macet serta komplikasi abortus. Penyebab kematian

utama adalah perdarahan yang sebagian besar disebabkan oleh retensi

plasenta. Hal ini menunjukkan adanya manajemen persalinan kala III

yang kurang adekuat. Sedangkan kematian ibu akibat infeksi merupakan

indikator kurang baiknya upaya pencegahan dan manajemen infeksi.

Program menurunkan angka kematian ibu dan bayi (maternal neonatal)

dan meningkatkan pelayanan ibu dan bayi yang mempunyai masalah

komplikasi persalinan dan kelahiran kurang bulan sangat diperlukan.

Sehubungan dengan hal tersebut perlu diperoleh dukungan faktor

ketrampilan tenaga kesehatan khusus PONEK serta pelayanan kesehatan

ibu dan bayi yang berkualitas di RS.

Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu

penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus

dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional.

Pelayanan perinatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan

bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk kegiatan

Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Komprehensif/ PONEK di rumah

sakit dan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Dasar/PONED di

tingkat Puskesmas.

Program PONEK 24 jam di RS kabupaten/kota merupakan program yang

sangat berperan dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 50

Page 56: Alokasi rs

lahir. Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu tenaga

kesehatan memerlukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan,

ketrampilan dan perubahan perilaku Tim PONEK dalam pelayanan kepada

pasien. Sedangkan untuk mendukung pelayanan diperlukan peningkatan

sarana, prasarana dan peralatan di RS PONEK.

Untuk memperoleh pelayanan kesehatan ibu dan bayi (maternal neonatal)

yang berkualitas diperlukan ketersediaan tenaga terampil Tim PONEK

dalam penatalaksanaan kesehatan maternal neonatal dan sarana

prasarana serta peralatan PONEK sesuai standar di rumah sakit.

Rumah sakit yang mendapatkan paket peningkatan sarana prasarana dan

pengadaan peralatan kesehatan untuk rumah sakit siap PONEK dapat

memilih paket peningkatan sarana prasarana saja atau pengadaan

peralatan kesehatan saja, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing

rumah sakit dan ketersediaan dana yang ada.

A. Peningkatan Sarana dan Prasarana 1. Persyaratan Umum

Rumah Sakit Siap PONEK adalah rumah sakit yang menyelenggarakan

pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif

dan terintegrasi selama 24 jam.

Kriteria umum Rumah Sakit Siap PONEK meliputi :

a. Minimal rumah sakit kelas C yang menjadi pusat rujukan regional

di wilayah kerjanya.

b. Adanya dukungan pemerintah daerah dan direktur rumah sakit

mempersiapkan Tim PONEK di rumah sakit (terdiri dari 1 dokter

Sp.OG, 1 dokter Sp.A, 1 dokter, 2 bidan dan 1 perawat) dan

biaya operasional untuk kesinambungan program.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 51

Page 57: Alokasi rs

2. Persyaratan Teknis

a. Rumah sakit telah memiliki minimal 1 dokter Sp.OG dan 1 dokter

Sp.A

b. Tersedia UTDRS atau BDRS atau UTD PMI

c. Tersedia ruang maternal (kamar bersalin) yang mampu

menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit

d. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) dalam

melakukan operasi bila ada kasus emergensi obstetrik

e. Tersedia ruang neonatal untuk perawatan intensif

Luas lahan dan bangunan untuk peningkatan sarana dan prasarana:

a. Ruangan Maternal

1 Tiga Kamar Bersalin (untuk satu tempat tidur @16 m2) = 48 m2

2 Dua buah kamar mandi (@ 6 m2) = 12 m2

3 Kamar periksa (3 m x 4 m) = 12 m2

4 Ruang Perawatan (4 TT @ 8 m2) = 32 m2

5 Ruang Isolasi untuk kasus Infeksi (2 TT @ 8 m2) = 16 m2

6 Ruang Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis (2 TT @ 8 m2) = 16 m2

7 Ruang Tindakan operasi kecil/darurat/one day care (2 TT @

12 m2) = 24 m2

8 Nurse Station (4 m x 4 m) = 16 m2

9 Ruang Jaga Dokter (3 m x 5 m) = 15 m2

10 Ruang Jaga Bidan (2 TT @ 6 m2) = 12 m2

11 Dua toilet/kamar mandi staf (@ 2 x 2.25 m2) = 9 m2

12 Ruang Obat (Depo Farmasi Ruangan) = 6 m2

13 Gudang Peralatan (2 m x 1 m) = 2 m2

14 Ruang Kotor (tempat cuci peralatan) (4 m x 2 m) = 8 m2

15 Pantry (2 m x 2 m) = 4 m2

Total = 232 m2

b. Ruang Neonatal

1 Unit Perawatan Khusus = 20 m2

2 Ruang Laktasi = 6 m2

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 52

Page 58: Alokasi rs

3 Ruang Pencucian Incubator = 6 m2

4 Nurse Station (4 m x 4 m) = 16 m2

5 Ruang Jaga Bidan (2 TT @ 6 m2) = 12 m2

6 Dua toilet/kamar mandi staf (@ 2 x 2.25 m2) = 9 m2

7 Ruang Obat (Depo Farmasi Ruangan) = 6 m2

8 Gudang Peralatan (2 m x1 m) = 2 m2

9 Ruang Kotor (tempat cuci peralatan) (4 m x 2 m) = 8 m2

10 Ruang Linen bersih = 9 m2

Total = 94 m2

Total (a) + (b) = 326 m2

Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka renovasi/pembangunan

disesuaikan dengan kondisi setempat dan tetap memperhatikan

kebutuhan minimal pelayanan.

Denah dan Tata ruang Rancangan denah dan tata ruang maternal dan neonatal harus

memenuhi beberapa persyaratan teknis sesuai dengan Pedoman

Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi

Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit yang dikeluarkan

oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Departemen

Kesehatan RI Tahun 2007.

Bila daerah mempunyai keterbatasan untuk mengikuti pedoman

tersebut di atas, maka daerah dapat mengikuti acuan di bawah ini.

1) Ruang Maternal

a. Kamar bersalin

• Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD

• Luas minimal 6 m2 per orang

• Paling kecil, ruangan berukuran 12 m2

• Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 53

Page 59: Alokasi rs

• Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat

hadir

• Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang

orang

• Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama,

upayakan tidak melintas pada ruang bersalin

• Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit

umum

• Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar

neonatal, untuk memudahkan transportasi bayi dengan

komplikasi ke ruang rawat

• Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit

terintegrasi: kala 1, kala 2 dan kala 3 yang berarti setiap

pasien diperlakukan utuh sampai kala 4 bagi ibu bersama

bayinya secara privasi. Bila tidak memungkinkan, maka

diperlukan dua kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2.

• Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat

(nurse station) agar memudahkan pengawasan ketat

setelah pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat (post

partum). Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan

dibawa ke kamar operasi yang berdekatan dengan kamar

bersalin.

• Harus ada kamar mandi/toilet yang berhubungan dengan

kamar bersalin

• Ruang postpartum harus cukup luas, standar 8 m2 per

tempat tidur (bed)

• Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari

• Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar

tempat tidur minimal 1 meter

• Jumlah tempat tidur per ruangan maksimum 4 buah

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 54

Page 60: Alokasi rs

• Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya

dan udara cukup

• Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan

• Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi

(tanpa ke koridor)

• Kamar periksa/diagnostik harus mempunyai luas sekurang-

kurangnya 11 m2 dan berisi : tempat tidur pasien/obsgin,

kursi pemeriksa, lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil,

USG mobile dan troli emergensi

• Ada ruang perawat (nurse station)

• Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti

pada kamar bersalin

• Ruang tindakan operasi/kecil darurat/one day care : untuk

kuret, penjahitan dan sebagainya

• Ruang tunggu bagi keluarga pasien

b. Unit Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis

• Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau

setidaknya jauh dari area yang sering dilalui

• Paling kecil, ruangan berukuran 18 m2

• Di ruang dengan beberapa tempat tidur, sedikitnya ada

jarak antara ranjang satu dengan ranjang lainnya

• Ruangan harus dilengkapi paling sedikit enam steker listrik

yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik

2) Ruangan Neonatal

a. Unit Perawatan Intensif

• Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau

setidaknya jauh dari area yang sering dilalui

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 55

Page 61: Alokasi rs

• Minimal ruangan berukuran 18 m2

• Di ruangan dengan beberapa tempat tidur sedikitnya ada

jarak antar ranjang

• Harus ada tempat untuk isolasi bayi di area terpisah

• Ruang harus dilengkapi paling sedikit 6 steker yang

dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik

b. Unit Perawatan Khusus

• Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau

setidaknya jauh dari area yang sering dilalui

• Minimal ruangan berukuran 12 m2

• Harus ada tempat untuk isolasi bayi di tempat terpisah

• Paling sedikit harus ada jarak antara inkubator dengan

tempat tidur bayi

c. Area laktasi

Minimal ruangan berukuran 6 m2

d. Area pencucian inkubator

Minimal ruangan berukuran 6-8 m2

Dalam rangka penyelenggaraan PONEK, perlu mempertimbangkan

kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan, antara lain :

• Adanya pemisahan visual antara ruang bersalin satu dengan

yang lainnya

• Sarana, prasarana dan peralatan yang ada harus

mempertimbangkan ergonomis dan kemudahan aksesibilitas

bagi ibu hamil

B. Pengadaan Peralatan (terlampir)

1. Peralatan Neonatal

2. Peralatan Maternal

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 56

Page 62: Alokasi rs

BAB XIV

UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT

Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) adalah salah satu instalasi di

RS yang mempunyai peran sebagai penyedia darah transfusi yang aman

(lulus skreening Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah/IMLTD) dengan

tugas antara lain melakukan rekruitmen donor sukarela, melakukan

seleksi donor, melakukan penyadapan darah donor, melakukan screening

terhadap penyakit IMLTD, melakukan penyimpanan darah sebagai stock,

melakukan pemeriksaan golongan darah, crossmatch, mengirim darah

transfusi yang telah aman ke bagian lain / ruangan lain yang

membutuhkan, memantau reaksi transfusi yang terjadi serta melakukan

pencatatan dan pelaporan.

A. Pembangunan Baru Pembangunan baru UTDRS dilaksanakan dalam rangka meningkatkan

mutu pelayanan darah di rumah sakit khususnya dan meningkatkan mutu

pelayanan rumah sakit pada umumnya.

1. Persyaratan Umum

Pembangunan fasilitas UTDRS mengacu pada persyaratan umum

sebagai berikut :

a. Tidak terdapat UTD yang dapat memasok kebutuhan darah aman di

rumah sakit yang bersangkutan

b. Terdapat rumah sakit pemerintah pada wilayah setempat

c. Tidak boleh dijadikan sumber PAD, atau profit center di RS karena

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

57

Page 63: Alokasi rs

pelayanan darah harus bersifat nirlaba

d. Dinas Kesehatan setempat mempunyai sistem pengawasan dan

pembinaan pelayanan transfusi darah

e. Biaya operasional dan pemeliharaan UTD diusulkan oleh RS

setempat melalui APBD atau sumber lainnya

f. Lokasi berada di tempat yang strategis bagi ruang-ruang perawatan

dan ruang emergensi serta ruang operasi

g. Dalam melaksanakan perannya UTDRS harus berkoordinasi dengan

Dinas Kesehatan setempat dalam jejaring pelayanan darah

kabupaten/kota serta merupakan bagian dari jejaring pelayanan

darah propinsinya

2. Persyaratan Teknis

a. Luas lahan dan bangunan

Luas lahan dan bangunan dari UTDRS didasarkan pada jenis

pelayanan dan kegiatan yang dilaksanakan.

Adapun luasan itu adalah :

1) Ruang pimpinan luas : 9 m2

2) Ruang tunggu donor sukarela luas : 7.5 m2

3) Ruang administrasi dan loket luas : 9 m2

4) Ruang pemeriksaan/seleksi donor luas : 7.5 m2

5) Ruang AFTAP luas : 10 m2

6) Ruang pemulihan luas : 6 m2

7) Ruang laboratorium & R.cuci luas : 16 m2

8) Ruang penyimpanan darah luas : 6 m2

9) Kamar mandi / WC (2 buah) luas : 6 m2

10) Ruang jaga luas : 7.5 m2

11) Ruang genset/gudang luas : 7.5 m2

12) Lorong/sirkulasi ruangan luas : 8 m2

TOTAL 100 m2

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

58

Page 64: Alokasi rs

Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka pembangunan disesuaikan

dengan kondisi setempat dengan tetap memperhatikan kebutuhan

minimal pelayanan.

Dalam rangka penyelenggaraan UTDRS, perlu mempertimbangkan

kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan, antara lain adanya pemisahan

visual antara ruang penyadapan darah satu dengan yang lainnya.

b. Denah dan tata ruang

Rancangan denah dan tata ruang pada UTDRS harus

mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan yang

dilaksanakan. Adapun denah dan tata ruang UTDRS harus memenuhi

beberapa persyaratan teknis dari pelayanan kesehatan yang ada, di

antaranya :

1) Bangunan berada dalam lingkungan/bangunan RS

2) Bangunan minimal memiliki beberapa ruangan antara lain :

• Ruang administrasi

• Ruang penyadapan darah

• Ruang laboratorium

• Ruang penyimpanan darah dan reagen

• ruang cuci

• WC

3) Bangunan memiliki sistem supply air yang cukup

4) Bangunan memiliki sistem limbah sesuai standar/dapat bergabung

dengan limbah RS

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

59

Page 65: Alokasi rs

B. Rehabilitasi UTDRS

Rehabilitasi UTDRS ditujukan pada rumah sakit yang memiliki UTD yang

telah berfungsi, khususnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan darah

dan pelayanan secara keseluruhan di rumah sakit.

1. Persyaratan Umum

Peningkatan kualitas UTDRS yang telah ada mengacu pada persyaratan

umum sebagai berikut :

• kondisi fisik (rusak ringan, sedang, berat)

2. Persyaratan Teknis

a. Luas lahan dan bangunan

Luas lahan dan bangunan dari UTDRS mengacu pada

pembangunan baru UTDRS.

b. Denah dan tata ruang

Rancangan denah dan tata ruang pada UTDRS harus

mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan

yang dilaksanakan. Denah dan tata ruang UTDRS mengacu pada

pembangunan baru UTDRS.

C. Pemenuhan Kebutuhan Peralatan UTDRS Agar UTDRS dapat berfungsi dengan optimal, maka perlu didukung

dengan peralatan UTDRS yang berkualitas dan memenuhi standar.

1. Persyaratan Umum

Pemenuhan kebutuhan peralatan UTDRS mengacu pada persyaratan

umum sebagai berikut :

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

60

Page 66: Alokasi rs

a. Pembangunan baru dan renovasi UTDRS melalui DAK 2009

b. UTDRS yang didirikan melalui DAK 2008 dan belum mendapat

alokasi peralatan melalui APBN 2008

c. Biaya operasional dan pemeliharaan UTD diusulkan oleh RS

setempat melalui APBD atau sumber lainnya

2. Persyaratan Teknis Peralatan dan bahan habis pakai untuk UTDRS adalah sebagai berikut :

a. Peralatan seleksi donor dan IMLTD

Hemoscale : 1 unit

Hemoglobinometer : 1 unit

Hand sealer : 2 unit

Tempat tidur donor : 2 unit

Stetoskop dewasa : 2 unit

Spygmomanometer air raksa : 2 unit

Timbangan badan : 2 unit

b. Peralatan penunjang laboratorium

Plasma extractor : 1 unit

Dry incubator : 1 unit

Serological centrifuge : 1 unit

Serological rotator : 1 unit

Adjustable M/C Micropipete

- Ukuran 5 – 50 µl : 1 unit

- Ukuran 50 – 200 µl : 1 unit

Mikroskop binokuler elektrik : 1 unit

Peralatan pemeriksaaan uji saring

metode gel test / microplate : 1 unit

Peralatan laboratorium lain : 2 paket

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

61

Page 67: Alokasi rs

(Paket terdiri dari : Pasteur pipet plastic, labu semprot, rak

tabung, tabung ukuran 12 x 75 mm, tabung ukuran 5 mm,

hematokrit tube, beker glass, sarung tangan, lab jas, blood

grouping plate, baskom cuci, gunting stainless steel, klem lab,

gelas melamin, object glass, micro pipet yellow type)

c. Distribusi cool box

• untuk mobile unit (25-50 ktg) : 2 unit

• untuk ruangan (2-5 ktg) : 2 unit

d. Penyimpan reagen dan darah

• Blood bank refrigerator : 1 unit

• Medical refrigerator : 1 unit

e. Bahan Habis Pakai

1. Kantong darah

- Single bag 250 ml/350ml : sesuai kebutuhan

- Transfer bag : sesuai kebutuhan

2. Reagen

Anti-HCV : 1 paket

HbsAg : 1 paket

Golongan darah ABO, Rhesus dan

uji silang metode 3 fase dengan bovine

albumin 22% dan coombs serum : 1 paket

Sifilis : 1 paket

Reagen untuk pemeriksaan uji saring

metode gel test/microplate : 1 paket

HIV/AIDS : 1 paket

Larutan CuSO4 dengan BJ 1,053 : 1 paket

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

62

Page 68: Alokasi rs

NaCl 0,9 % : 1 paket

Cairan desinfectant : 1 paket

Aquabidest : 1 paket

f. Peralatan kantor : 1 paket

(Paket terdiri dari : meja kantor, meja komputer, komputer,

printer, white board, kursi kantor) mempergunakan APBD, kecuali

untuk pembangunan baru UTDRS.

Mengingat pelayanan darah mempunyai resiko cukup tinggi, maka

peralatan UTDRS harus memiliki kualitas tinggi dengan jaminan purna

jual minimal 3 tahun.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

63

Page 69: Alokasi rs

BAB XV

BANK DARAH RUMAH SAKIT

Sejalan dengan kebijakan Depkes dalam peningkatan kualitas dan akses

pelayanan darah seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri

Kesehatan No. 423 Tahun 2007 yaitu seluruh rumah sakit memiliki Bank

Darah Rumah Sakit (BDRS), maka perlu dibangun BDRS di setiap RS

Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai pendukung pelaksanaan pelayanan

transfusi darah dengan sistem distribusi tertutup.

BDRS adalah unit kerja di rumah sakit yang melaksanakan manajemen

pelayanan transfusi darah di rumah sakit. Fungsi BDRS adalah sebagai

pelaksana dan penanggung jawab pemenuhan kebutuhan darah di rumah

sakit sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit secara keseluruhan

bekerjasama dengan UTD setempat sebagai pemasok darah yang aman.

Pembangunan Baru 1. Persyaratan Umum

Pembangunan fasilitas BDRS mengacu pada persyaratan umum

sebagai berikut :

a. Terdapat UTD PMI yang dapat memasok kebutuhan darah aman di

kabupaten/kota setempat.

b. Terdapat Rumah Sakit Pemerintah di wilayah setempat

c. Dinas Kesehatan setempat mempunyai sistem pengawasan dan

pembinaan pelayanan transfusi darah

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

64

Page 70: Alokasi rs

d. Ada komitmen daerah untuk membantu operasionalisasi dan

pemeliharaan BDRS melalui APBD.

2. Persyaratan teknis a. Luas ruang

Luas ruang BDRS didasarkan pada jenis ruang kegiatan yang

dilaksanakan. Adapun luasan itu adalah :

1) Ruang administrasi dan loket penerimaan

sampel darah Luas : 5 m2

2) Ruang laboratorium Luas : 9 m2

3) Ruang penyimpanan darah Luas : 6 m2

4) Ruang kepala BDRS dan ruang rapat Luas : 6 m2

5) Ruang jaga petugas Luas : 5 m2

6) Ruang gudang Luas : 3 m2

7) Ruang kamar mandi Luas : 3 m2

8) Lorong Luas : 3 m2

TOTAL 40 m2

Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka pembangunan

disesuaikan dengan kondisi setempat dengan tetap memperhatikan

kebutuhan minimal pelayanan.

b. Denah dan tata ruang

Rancangan denah dan tata ruang pada BDRS harus

mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan yang

dilaksanakan. Adapun denah dan tata ruang BDRS harus memenuhi

beberapa persyaratan teknis dan pelayanan kesehatan yang ada, di

antaranya :

1) Bangunan berada di dalam lingkungan/bangunan RS

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

65

Page 71: Alokasi rs

2) Lokasi berada di tempat yang strategis dan mudah dijangkau dari

ruang-ruang perawatan dan ruang emergensi serta ruang operasi

3) Luas minimal 40 m2 dengan cahaya dan ventilasi yang cukup

serta ber-AC termasuk ruang administrasi secara terpisah

4) Fasilitas air mengalir dan listrik yang memadai, genset atau UPS

yang mampu mem-back up refrigerator agar stabilitas suhu tetap

terjaga

5) Tersedia 2 bak cuci yang terdiri dari bak cuci tangan dan bak

cuci alat

6) Lantai ruangan ada tanpa sambungan (vinyl), sudut lantai

melengkung

c. Peralatan dan Bahan Habis Pakai

Peralatan minimal BDRS adalah sebagai berikut :

1) Blood bank refrigerator : 1 unit

2) Serological centrifuge : 2 unit

3) Serological rotator : 1 unit

4) Dry incubator : 1 unit

5) Microskop binoculer : 1 unit

6) Plasma extractor : 1 unit

7) Set peralatan uji silang serasi dengan

metode gel /microplate : 1 unit

8) Peralatan laboratorium lainnya : 1 paket

(Paket terdiri dari : pasteur pipet plastic, set alat pemeriksaan

uji silang serasi dengan metode gel test, labu semprot, rak

tabung, tabung ukuran 12 x 75 mm, tabung ukuran 5 ml,

hematokrit tube, beker glass, blood grouping plate, baskom

cuci, gelas melamin, gunting stainless steel, klem lab,

korentang, sarung tangan, jas laboratorium dan kacamata

pelindung, object glass, timer, micro pipete yellow type)

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

66

Page 72: Alokasi rs

9) Cool box kapasitas 3 – 5 kantong darah : 3 unit

10) Bahan habis pakai

Coombs control cell : 1 vial

NaCl 0,9% (@500ml) : 25 vial

Reagen golongan darah ABO, Rhesus

dan uji silang metode 3 fase dengan

bovine albumin 22% dan coomb serum : 10 vial (@10cc)

Reagen untuk pemeriksaan uji saring

metode gel test / microplate : 1 paket

Cairan desinfectant : 1 paket

11) Perlengkapan administrasi

Meja tulis dan kursi

Mesin ketik

Komputer dan printer

Lemari arsip

Telepon dan Faksimili

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

67

Page 73: Alokasi rs

BAB XVI

FASILITAS TEMPAT TIDUR KELAS III RUMAH SAKIT

Rumah sakit yang mendapatkan paket peningkatan fasilitas tempat

tidur kelas III adalah rumah sakit milik pemerintah daerah propinsi

maupun milik pemerintah daerah kabupaten/kota yang melaksanakan

program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dengan BOR

rata-rata kelas III rumah sakit ≥ 85 % dan kecenderungan meningkat

dari tahun ke tahun. Di samping itu, rumah sakit tersebut belum

mendapat alokasi untuk peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III

melalui DAK TA 2008.

Peningkatan Fasilitas Tempat Tidur Kelas III RS 1. Persyaratan Umum

Masih tersedianya lahan untuk peningkatan fasilitas ini.

2. Persyaratan Teknis

a. Luas Lahan dan Tata Ruang Bangunan

Pembangunan ruang rawat inap kelas III RS harus

memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan

serta alur pelayanan untuk kelancaran dalam pelayanan pasien.

Oleh karena itu setiap pembangunan ruang rawat inap kelas III

yang baik, berisi 8 (delapan) set tempat tidur yang dilengkapi

fasilitas penunjang antara lain : selasar, 2 (dua) buah kamar

mandi, 2 (dua) buah wastafel serta 2 (dua) buah ceiling fan.

Bila direncanakan membangun lebih dari 4 (empat) ruang rawat

inap kelas III, pada setiap pembangunan 4 (empat) ruang

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

68

Page 74: Alokasi rs

rawat inap ( dengan jumlah tempat tidur 32 buah ) atau

kelipatannya, maka perlu dibangun 1 (satu) ruang perawat

(Nurse Station) yang dilengkapi dengan ruang-ruang

pendukungnya.

Adapun contoh ukuran luas ruangan bangunan tersebut di

atas adalah sebagai berikut :

1) Ruang Rawat Inap Kelas III

• Ruang rawat inap kelas III 8 x 9 m2 = 72 m2 • 2 buah kamar mandi @ 2 x 3 m2 = 12 m2 • Selasar 8 x 2.5 m2 = 20 m2

Total luas bangunan yang dibutuhkan = 104 m2

2) Ruang Perawat (Nurse Station)

• 1 Ruang kerja perawat 3 x 3 m2 = 9 m2 • 1 Ruang istirahat petugas 3 x 3 m2 = 9 m2 • 1 Kamar mandi petugas 2 x 1.5 m2 = 3 m2

Total luas bangunan yang dibutuhkan = 21 m2

Apabila luas lahan yang dimiliki rumah sakit terbatas, maka

pembangunan disesuaikan dengan kondisi setempat dan tetap

memperhatikan acuan ketentuan pembangunan ruang

pelayanan kesehatan.

b. Spesifikasi Teknis Bangunan

1) Ruang Rawat Inap Kelas III

• Lantai terbuat dari keramik kualitas satu (KW–1)

• Dinding tembok ½ bata berplester dan dicat

• Atap dari genting dengan plafon

• Ruang rawat inap dilengkapi dengan 2 buah wastafel dari

keramik serta 2 buah kran dan saluran pembuangan

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

69

Page 75: Alokasi rs

• Kamar mandi berlantai keramik kasar (tidak licin)

dilengkapi 1 bak mandi, 1 closet duduk dan 1 gantungan

infus

2) Ruang Perawat (Nurse Station)

• Lantai terbuat dari keramik kualitas satu (KW–1)

• Dinding tembok ½ bata berplester dan dicat

• Atap dari genting dengan plafon

• Ruang kerja perawat dilengkapi dengan 1 buah wastafel

dari keramik serta 1 buah keran dan saluran pembuangan

• Kamar mandi berlantai keramik kasar (tidak licin)

dilengkapi 1 bak mandi dan 1 closet duduk

c. Peralatan kesehatan

Peralatan kesehatan yang ada pada setiap ruang rawat inap

kelas III RS berisi 8 set tempat tidur, di mana setiap set

tempat tidur terdiri dari :

1) 1 buah tempat tidur dengan kelengkapannya (matras, bantal

dan guling)

2) 1 buah nakas

3) 1 buah tiang infus

Adapun persyaratan teknis peralatan kesehatan tersebut harus

memenuhi seluruh kriteria di bawah ini :

1) Berkualitas

2) Kebutuhan dan pemanfaatannya sesuai dengan situasi dan

kondisi setempat

3) Keamanan

4) Kenyamanan

5) Kemudahan dalam pengoperasionalan/pemakaian

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

70

Page 76: Alokasi rs

6) Kemudahan dalam pemeliharaan

7) Kemudahan dalam perbaikan

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

71

Page 77: Alokasi rs

BAB XVII

PERALATAN NON KESEHATAN TERBATAS

Pengadaan peralatan non kesehatan terbatas adalah untuk meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan dasar dan diperuntukkan bagi

Poskesdes/Pustu/Puskesmas/Puskesmas Perawatan dan Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.

Dukungan peralatan kesehatan diperuntukkan bagi A. Sistem Informasi Kesehatan Dalam upaya mewujudkan Sistem Informasi Kesehatan yang evidence

based di Indonesia, dikembangkan Sistem Informasi Kesehatan Daerah

(SIKDA) dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Pengadaan peralatan sistem informasi kesehatan melalui DAK bertujuan

untuk memacu Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota khususnya di

Puskesmas sehingga mampu menyediakan data/informasi yang cepat,

akurat, dan mutakhir.

Dengan adanya peralatan sistem informasi kesehatan di Puskesmas

diharapkan akan mempercepat pelayanan kesehatan atau manajemen

pasien di Puskesmas, serta mendukung administrasi Puskesmas. Dengan

dukungan ini diharapkan data/informasi yang disampaikan ke Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota adalah data yang lengkap, akurat dan

mutakhir.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

72

Page 78: Alokasi rs

Pengadaan peralatan Sistem informasi Kesehatan di Puskesmas dapat

dilakukan secara bertahap yaitu tahap I dan tahap II.

Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing tahap: 1. Pengadaan peralatan SIK Puskesmas tahap I Tahap I ditujukan untuk mendukung administrasi pelayanan Puskesmas,

khususnya dibidang pengelolaan data.

Kriteria Puskesmas untuk tahap I :

a. Di Puskesmas tersedia aliran listrik untuk menghidupkan personal

komputer

b. Di Puskesmas tersedia tenaga atau operator yang akan

mengoperasikan komputer

c. Di Puskesmas tersedia biaya pemeliharaan komputer serta biaya

operasionalnya (kertas, tinta printer, honor petugas, listrik)

d. Merencanakan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan tahapan

selanjutnya.

Urutan kegiatan tahap I (satu) : a. Pengadaan komputer beserta printer

b. Pengadaan software pengolah data, pengolah kata dan penyajian

(misalnya microsoft excell, microsoft word dan microsoft power point)

c. Kursus atau pengenalan komputer untuk tenaga pengelola komputer

agar mampu menggunakan paket software tersebut diatas.

d. Data entri laporan sesuai formulir yang telah ditetapkan dengan

menggunakan excel.

e. Mengolah data yang telah di entri dalam bentuk tabel, grafik, peta dan

narasi yang disajikan secara bulanan, triwulan, tahunan.

f. Mengirim laporan ke Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten/Kota

dengan disket, flashdisk.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

73

Page 79: Alokasi rs

Pengadaan komputer, printer dan software dapat dibiayai dengan

DAK Tahun 2009, sedangkan untuk kegiatan lainnya dialokasikan

dari sumber anggaran lain.

Spesifikasi peralatan tahap I (satu) :

Komputer sebanyak 1 (satu) buah

• Corporate Desktop PC

• Intel Pentium Dual-Core Processor

• Minimum 512 MB Memory DDR-2 SDRAM

• Mimimum 80 harddrive, 7200 RPM

• Integrated 10/100/1000 LAN

• Windows XP Professional, Vista atau Linux

• LCD Monitor 15 inch

• CPU dan Monitor satu merk

• Printer Deksjet/Inkjet

2. Pengadaan peralatan SIK Puskesmas tahap II Tahap II ditujukan untuk mendukung pelayanan pasien secara langsung,

sehingga pelayanan menjadi lebih cepat dan akurat.

Kriteria Puskesmas tahap II :

a. Adanya komitmen Kepala Puskesmas untuk mengembangkan jaringan

komputer di Puskesmas dalam mendukung pelayanan pasien.

b. Di Puskesmas tersedia aliran listrik yang hidup terus menerus pada jam

kantor (tidak sering putus), untuk menghidupkan jaringan komputer

c. Di Puskesmas tersedia tenaga atau operator terlatih yang akan

mengoperasikan jaringan komputer

d. Di Puskesmas tersedia biaya pemeliharaan jaringan komputer serta

biaya operasionalnya (kertas, tinta printer, honor petugas, listrik)

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

74

Page 80: Alokasi rs

Urutan kegiatan untuk tahap II :

a. Pengadaan peralatan jaringan komputer yang terdiri:

1) 1 (satu) buah komputer server ditempatkan di Tata Usaha

2) 5 (lima) buah komputer workstation beserta printer yang dipasang

untuk: loket pendaftaran, poli umum, poli gigi, poli KIA, pelayanan

obat

3) Perkabelan jaringan komputer yang terdiri dari switch/hub, kabel

UTP cat 5 dan pemasangannya.

4) Un Interuptable Power (UPS) sebanyak 1 (satu) buah

b. Pengadaan software aplikasi, yaitu software untuk menjalankan sistem

pelayanan kesehatan di Puskesmas. Dalam hal ini dapat mereplikasi

software yang telah digunakan di Puskesmas yang lain.

c. Kursus atau pelatihan tenaga pengelola komputer yang akan

mengoperasikan komputer di setiap titik layanan agar mampu

menggunakan paket software aplikasi tersebut diatas.

d. Data entri laporan disetiap titik pelayanan sesuai dengan prosedur

pelayanan pasien di Puskesmas.

e. Mencetak data yang telah di entri dalam bentuk laporan yang telah

dibuat oleh software aplikasi dalam tabel, atau grafik selanjutnya

dibuat narasi

f. Mengirim laporan ke Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten/Kota

dengan disket, flashdisk.

Pengadaan peralatan jaringan komputer dan software aplikasi termasuk

cara penggunaannya dapat dibiayai dengan DAK Tahun 2009, sedangkan

untuk kegiatan lainnya dialokasikan dari sumber anggaran lain.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

75

Page 81: Alokasi rs

Spesifikasi perangkat untuk tahap II adalah:

1. Komputer Server sebanyak 1 (satu) buah

• Intel Xeon Processor

• Minimum 2 GB

• Mimimum 160GB harddrive 7200 RPM

• Integrated 10/100/1000 LAN

• LCD Monitor 15 inch

• CPU dan Monitor satu merk

2. Komputer Workstation sebanyak 5 (lima) buah

• Corporate Desktop PC

• Intel Pentium Dual-Core Processor

• Minimum 512 MB Memory DDR-2 SDRAM

• Mimimum 80 harddrive, 7200 RPM

• Integrated 10/100/1000 LAN

• Windows XP Professional, Vista atau Linux

• LCD Monitor 15 inch

• CPU dan Monitor satu merk

• Printer Deskjet/Inkjet

3. Perangkat untuk perkabelan meliputi

• Switch/hub 10/100, 8 port

• Kabel UTP Category 5

• Pemasangan/instalasi

4. Un Interuptable Power (UPS) sebanyak 1 (satu) buah 1 KVA 5. Software Aplikasi Puskesmas :

• Modul Manajemen Pasien

• Modul Manajemen Program

• Modul Manajemen Unit

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

76

Page 82: Alokasi rs

Catatan Tambahan

Pengadaan peralatan Sistem Informasi Kesehatan untuk Puskesmas

ini merujuk pada Buku Pedoman Pengembangan Bank Data

Kabupaten tahun 2008.

B. Peralatan Promosi Kesehatan Kegiatan DAK Program Promosi Kesehatan tahun 2009 dialokasikan

untuk pengadaan peralatan promosi kesehatan di Puskesmas. Tujuan

kegiatan dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan promosi

kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dasar terutama

dalam rangka pemerataan, jangkauan dan kualitas pelayanan

kesehatan di daerah serta melengkapi kebutuhan sarana/peralatan

para pengelola program Promosi Kesehatan di Puskesmas, untuk

meningkatkan dukungan promosi program prioritas pembangunan

kesehatan nasional khususnya terkait upaya menurunkan angka

kematian ibu dan bayi di daerahnya masing – masing.

1. Persyaratan Umum

Sarana/peralatan Promosi Kesehatan tidak boleh dialihfungsikan

untuk kegiatan lain.

2. Persyaratan teknis

a. Pengadaan peralatan harus memperhatikan mutu, kemudahan

penggunaan dan pemeliharaan serta perbaikan

b. Standar Peralatan yang diusulkan didalam DAK Tahun 2009

untuk Pengadaan Peralatan Promosi Kesehatan di Puskesmas

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

77

Page 83: Alokasi rs

Standar peralatan yang harus dimiliki oleh Puskesmas

berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :

585/MENKES/SK/V/2007 tentang Petunjuk Teknis Promosi

Kesehatan di Puskesmas. Adapun rincian sarana / peralatan

yang dialokasikan melalui Dana Alokasi Khusus Tahun 2009,

sebagai berikut :

NO JENIS SARANA / PERALATAN STANDAR

1. Presentation Kit [Laptop, LCD

Projector dan Layar]

1 Unit

2 UHF Meeting Amplifire 1 Unit

3. Public Addres System / Megaphone 1 Unit

C. Pengadaan Peralatan Peraga Pelatihan Tenaga Kesehatan Dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten/Kota, perlu peningkatan jangkauan

pelayanan, peningkatan kualitas sarana dan prasarana pelayanan, dan

peningkatan kualitas SDM kesehatan. Salah satu upaya peningkatan

kualitas SDM Kesehatan adalah melalui pelatihan dengan metode

pembelajaran yang interaktif dan partisipatif, serta aplikasinya dari setiap

proses pembelajaran dimaksud.

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan

mendengar dan melihat hanya mampu menyerap sebanyak 20%,

sedangkan jika peserta melakukan atau mempraktikkannya akan mampu

menyerap hingga 70 % dari apa yang mereka pelajari. Agar tujuan

pembelajaran tersebut tercapai secara tepat guna dan berdaya guna

diperlukan alat bantu peraga pelatihan.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

78

Page 84: Alokasi rs

Tujuan pengadaan peralatan ini adalah sebagai alat bantu pelaksanaan

pembelajaran dalam pelatihan. Dengan demikian para peserta pelatihan

dapat melakukan simulasi pelaksanaan pelayanan kesehatan, simulasi

pelayanan kegawatdaruratan, simulasi pelayanan kesehatan kandungan

dan kebidanan dalam rangka menurunkan AKI & AKB.

Pengadaan peralatan peraga pelatihan tersebut harus memperhatikan

persyaratan sebagai berikut :

1. Persyaratan Umum

a. Peralatan peraga pelatihan di kabupaten/kota belum tersedia.

b. Tersedianya Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK) di

Kabupaten/Kota.

c. Terdapat unit yang bertanggung jawab dalam pengelolaan

pelayanan kesehatan dan/atau kesehatan ibu anak di dinas

kesehatan Kabupaten/Kota.

d. Peralatan peraga pelatihan dapat digunakan oleh seluruh jajaran

kesehatan di Kabupaten/Kota (Rumah Sakit, Dinas Kesehatan,

Puskesmas dan jaringannya).

2. Persyaratan Teknis

a. Pengadaan peralatan peraga pelatihan harus memenuhi mutu,

jenis dan kemudahan penggunaan serta pemeliharaannya.

b. Jenis alat peraga pelatihan:

1. Phantom resusitasi jantung dan paru

2. Phantom alat persalinan normal

3. Phantom panggul untuk pasang IUD

4. Phantom lengan atas untuk pasang infus

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

79

Page 85: Alokasi rs

5. Phantom lengan untuk pasang implant

6. Phantom bayi untuk resusitasi/ventilasi

7. Phantom bayi berat lahir rendah

8. Phantom bayi untuk intubasi endotrakheal

9. Phantom lengan/kaki bayi untuk pasang infus

10. Peralatan evakuasi (emergency kit)

c. Kelengkapan alat bantu peraga pelatihan mengacu pada buku

Acuan Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dalam

Pengembangan Desa Siaga, Depkes RI, Jakarta, 2008.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

80

Page 86: Alokasi rs

BAB XVIII

SINKRONISASI PERENCANAAN PROVINSI – KABUPATEN/KOTA

A. Perencanaan Pemanfaatan tahun 2009

Sesuai dengan UU No 32 tahun 2004 pasal 162, Pemerintah dan

Pemerintah Daerah (provinsi/kabupaten/kota) harus saling berkoordinasi

dalam penyusunan kegiatannya.

Dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) DAK Bidang

Kesehatan Tahun 2009, satuan kerja (satker) yang mendapatkan DAK,

menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan Petunjuk Teknis

Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 dan berkoordinasi

dengan Dinas Kesehatan Provinsi. Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi

diharapkan ikut aktif dalam evaluasi RAPBD Kabupaten/Kota (khusus

mengenai DAK Bidang Kesehatan).

Salinan RKA yang telah disusun dikirimkan ke Dinas Kesehatan Provinsi

dan Departemen Kesehatan pada Menteri Kesehatan up Sekretaris

Jenderal sebagai bahan untuk melakukan perencanaan, monitoring dan

evaluasi.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

81

Page 87: Alokasi rs

B. Perencanaan tahun 2010

Untuk perencanaan DAK Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2010,

diharapkan Dinas Kesehatan Provinsi dapat mengkoordinir serta

melakukan penelaahan secara menyeluruh terhadap usulan serta data

terbaru (sarana prasarana kesehatan) dari RS dan Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.

Untuk selanjutnya usulan serta data tersebut dikirimkan pada :

1. Direktorat Kesehatan Komunitas dan Sekretaris Ditjen Bina

Kesehatan Masyarakat untuk data Sarana Pelayanan Kesehatan

Dasar dan UKBM.

2. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medis untuk data

sarana pelayanan kesehatan rujukan.

3. Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jenderal untuk seluruh data .

Substansi

Mekanisme

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

82

Page 88: Alokasi rs

BAB XIX

PELAPORAN

Kepala SKPD selaku penanggung jawab anggaran sarana pelayanan

kesehatan dasar dan sarana pelayanan kesehatan rujukan pada kegiatan

DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 harus menyampaikan laporan

triwulanan.

Laporan triwulanan yang merupakan laporan tentang status kemajuan

pekerjaan (progres report) kegiatan DAK setiap akhir bulan Maret, Juni,

September dan Desember tahun 2009 disampaikan dan dikoordinasikan

oleh Dinas Kesehatan Provinsi untuk selanjutnya dikirimkan kepada

Sekretaris Jenderal Depkes u.p. Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran.

Laporan ini memuat tentang jenis kegiatan, realisasi fisik, realisasi

keuangan dan permasalahan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

DAK tahun 2009 dan disampaikan selambat-lambatnya 2 minggu setelah

waktu triwulan selesai. Selain itu kabupaten/kota juga diminta untuk

mengirimkan data jumlah dan kondisi seluruh sarana kesehatan yang ada

di wilayahnya, pada akhir bulan Maret (format terlampir).

Laporan ini akan dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam

penentuan alokasi DAK Bidang Kesehatan tahun berikutnya.

Substansi

Mekanisme

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

83

Page 89: Alokasi rs

BAB XX

PEMANTAUAN

Pemantauan DAK Bidang Kesehatan merupakan suatu kegiatan evaluasi

program untuk mengamati, mengidentifikasi serta mengantisipasi

terhadap pelaksanaan kegiatan di kabupaten/kota.

Pemantauan ini dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan

efektifitas pemanfaatan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 serta untuk

mengetahui sejauh mana perkembangan pelaksanaan kegiatan.

Keluaran yang diharapkan dari pemantauan ini adalah teridentifikasinya

permasalahan yang timbul dan akan timbul sehingga dapat dilakukan

tindakan sedini mungkin.

Metodologi evaluasi meliputi :

1. Review laporan, adalah merupakan kegiatan untuk penelaahan seluruh

laporan pelaksanaan DAK yang bertujuan untuk mengkaji ulang

kesesuaian antara masukkan (input), proses dan keluaran (output).

2. Melakukan survei, adalah merupakan kegiatan penyebaran dan

pengolahan kuesioner di beberapa daerah sampel yang bertujuan

untuk mengetahui pencapaian hasil (outcome) dan manfaat (benefit)

dari pelaksanaan DAK. Substansi, metodologi dan format kuesioner

ditentukan lebih lanjut.

3. Studi evaluasi dampak (jangka panjang), adalah merupakan kegiatan

meneliti dampak yang ditimbulkan dalam pelaksanaan DAK. Substansi,

metodologi dan indikator dampak ditentukan lebih lanjut.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

84

Page 90: Alokasi rs

Pemantauan teknis terhadap pelaksanaan pemanfaatan DAK Bidang

Kesehatan tahun 2008 meliputi aspek-aspek:

1. Kesesuaian RKA-SKPD dengan petunjuk teknis DAK Bidang Kesehatan

2. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan RKA-SKPD.

3. Kesesuaian hasil pelaksanaan fisik dengan spesifikasi teknis yang

ditetapkan.

4. Pencapaian sasaran kegiatan yang dilaksanakan.

5. Dampak dan manfaat pelaksanaan kegiatan.

Pemantauan sebaiknya dilakukan oleh Tim Koordinasi Kabupaten/Kota,

Tim Koordinasi Provinsi dan Tim Koordinasi Pusat (Bappenas, Depkeu,

Depdagri, Dep Teknis).

Substansi

Mekanisme

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

85

Page 91: Alokasi rs

BAB XXI

PENUTUP

Kebijakan teknis ini dibuat untuk dijadikan acuan penggunaan DAK Bidang

Kesehatan tahun 2009 yang diarahkan untuk kegiatan yang dapat

meningkatkan daya jangkau dan kualitas pelayanan kesehatan

masyarakat di kabupaten/kota, terutama daerah dengan derajat

kesehatan yang belum optimal, sehingga warga masyarakat dapat

memperoleh pelayanan kesehatan bermutu.

Substansi

Mekanisme

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

86

Page 92: Alokasi rs

LAMPIRAN 1

DEFINISI OPERASIONAL

1. Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)

Unit di rumah sakit yang mempunyai peran dalam mendukung

pelayanan darah yang berkualitas di rumah sakit dengan sistem

satu pintu.

2. BOR (Bed Occupancy Rate) kelas III RS

Persentase pemanfaatan tempat tidur di kelas III untuk pelayanan

rawat inap pasien miskin/tidak mampu di rumah sakit dalam kurun

waktu tertentu.

3. Daerah Kepulauan

Suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau dan perairan di antara

pulau pulau tersebut, dan lain lain wujud alamiah yang

hubungannya satu sama lain demikian eratnya.

4. Daerah Perbatasan

Daerah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berbatasan langsung dengan wilayah kedaulatan negara tetangga,

baik perbatasan darat dan laut.

5. Daerah Terpencil

Kecamatan atau desa yang karena letak dan atau kondisi alam

memiliki kesulitan, kekurangan atau keterbatasan prasarana dan

sarana perhubungan, pelayanan kesehatan, persediaan kebutuhan 9

bahan pokok, SLTP serta kebutuhan sekunder lain, yang

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 87

Page 93: Alokasi rs

menimbulkan kesulitan bagi penduduk yang tinggal di wilayah

tersebut.

6. Daerah Tertinggal

Suatu daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif

kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional.

7. Gender

Pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan

tanggungjawab antara perempuan dan laki-laki yang merupakan

hasil konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai dengan

perkembangan zaman dan dukungan masyarakat itu sendiri.

8. Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota

Suatu unit pengelola obat dan perbekalan kesehatan di

kabupaten/kota untuk mendukung ketersediaan obat dalam

pelayanan kesehatan dasar.

9. Keadilan Gender

Langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan berbagai hal

yang secara sosial dan menurut sejarah telah menghambat

perempuan dan laki-laki untuk bisa berperan dan menikmati hasil

dari peran yang dimainkannya. Keadilan gender mengantar ke

kesetaraan gender

10. Kendaraan Roda Dua

Sepeda motor yang digunakan petugas Puskesmas dan bidan desa

untuk kegiatan operasional Puskesmas.

11. Kesetaraan Gender

Perempuan dan laki-laki menikmati status yang sama dan memiliki

kondisi yang sama untuk menggunakan hak-haknya dan

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 88

Page 94: Alokasi rs

kemampuannya secara penuh dalam memberikan kontribusinya

kepada pembangunan politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

12. Menu Pilihan

Menu yang dapat dipilih oleh daerah/SKPD setelah menu utama

terpenuhi.

13. Menu Utama

Menu yang harus dipilih terlebih dahulu oleh daerah/SKPD sebelum

memilih menu pilihan. Bila menu utama sudah terpenuhi baik dari

anggaran DAK atau anggaran lainnya, baru diperbolehkan untuk

memilih menu pilihan dengan melampirkan data – data pendukung.

14. Peningkatan

Peningkatan status puskesmas, sebagai contoh : pustu menjadi

puskesmas atau puskesmas menjadi puskesmas perawatan.

15. Peralatan kesehatan

Peralatan dasar minimal (medis dan non medis) untuk Puskesmas

dan jaringannya sebagaimana mengacu pada buku Pedoman

Peralatan, Ditjen Bina Kesmas tahun 2007.

16. Perluasan

Penambahan ukuran dan/atau penambahan ruangan untuk

peningkatan fungsi pelayanan, termasuk kelengkapan/sarana

pendukungnya.

17. Pondok Bersalin Desa (Polindes)

Bentuk Upaya Kesehatan Bersumber-daya Masyarakat (UKBM) yang

didirikan dengan bantuan pemerintah atau masyarakat atas dasar

musyawarah untuk memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 89

Page 95: Alokasi rs

Anak/Keluarga Berencana (KIA/KB) serta pelayanan kesehatan

lainnya yang sesuai dengan kemampuan bidan.

18. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang

dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan

pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.

19. Pulau Terluar

Pulau dengan luas area kurang atau dengan 2000 Km2 (dua ribu

kilometer persegi) yang memiliki titik-titik dasar koordinat geografis

yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan

hukum internasional dan nasional

20. Puskesmas

Unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

suatu wilayah kerja.

21. Puskesmas Keliling

Unit pelayanan kesehatan keliling berupa kendaraan bermotor roda

empat atau perahu motor, dilengkapi peralatan kesehatan,

peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari

Puskesmas.

22. Puskesmas Keliling Perairan

Puskesmas Keliling berbentuk perahu bermotor/kapal yang

dilengkapi dengan peralatan kesehatan dan non kesehatan, tenaga

dan pendukung lainnya, yang disesuaikan dengan fungsi

Puskesmas.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 90

Page 96: Alokasi rs

23. Puskesmas Pembantu

Unit pelayanan kesehatan sederhana yang merupakan bagian

integral dari Puskesmas yang melaksanakan sebagian tugas

Puskesmas.

24. Puskesmas Perawatan

Puskesmas yang dilengkapi dengan fasilitas perawatan berfungsi

sebagai rujukan antara dan dapat melaksanakan tindakan pra

rujukan (bila diperlukan), sebelum dirujuk ke institusi rujukan.

25. Puskesmas PONED

Puskesmas perawatan yang memiliki kemampuan serta fasilitas

PONED 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil,

bersalin dan nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang

datang sendiri atau atas rujukan kader dari masyarakat, bidan di

desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS PONEK pada kasus

yang tidak mampu ditangani.

26. Rehabilitasi

Upaya perbaikan sarana fisik Puskesmas dan jaringannya untuk

mengembalikan fungsi pelayanan dan meningkatkan penampilan.

27. Responsif Gender

Perhatian yang konsisten dan sistematis terhadap perbedaan-

perbedaan perempuan dan laki-laki di dalam masyarakat yang

disertai upaya menghapus hambatan-hambatan struktural dalam

mencapai kesetaraan

28. Rumah Dinas

Rumah yang diperuntukkan untuk Dokter, Perawat dan Bidan yang

bertugas di Puskesmas.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 91

Page 97: Alokasi rs

29. Rumah Sakit Siap PONEK (Pelayanan Obstetri, Neonatal,

Emergency dan Komprehensif )

Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan kegawat daruratan

maternal neonatal secara komprehensif dan terintegrasi selama 24

jam.

29. Safe Community

Keadaan aman dan sehat dalam seluruh siklus kehidupan sejak

dalam kandungan sampai dengan lanjut usia.

30. Sarana pendukung

Fasilitas/alat-alat untuk mendukung terselenggaranya suatu

kegiatan.

31. Sarana dan Prasarana yang Responsif Gender

Sarana prasarana peralatan kesehatan yang mengakomodasikan

permasalahan, kebutuhan dan aspirasi yang berbeda antara laki-laki

dan perempuan.

32. Sensitif Gender

Kemampuan untuk memberikan perhatian secara konsisten dan

sistematis untuk melihat perbedaan kebutuhan perempuan dan laki-

laki dalam upaya mencapai keadilan gender

33. SPGDT (Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu)

Sistem penanganan penderita gawat darurat pra RS (ditengah

masyarakat, poskesdes, puskesmas, selama dalam transport) ,RS

(Instalasi Gawat Darurat-High Care Unit-Intensive Care Unit-kamar

jenazah) dan antar RS.

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 92

Page 98: Alokasi rs

34. Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTD RS)

Salah satu instalasi di RS yang mempunyai peran sebagai penyedia

darah transfusi yang aman (lulus skreening IMLTD/Infeksi Menular

Lewat Transfusi Darah).

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 93

Page 99: Alokasi rs

LAMPIRAN 2

FORM EVALUASI 1 DATA DASAR DAN KONDISI PUSKESMAS

DAN JARINGANNYA Propinsi : Kabupaten/Kota :

KONDISI UNIT YANG DIBIAYAI DAK NON DAK NO

NAMA

SARANA KESEHATAN

KEC BAIK RR RS RB 2006 2007 2008 2006 2007 2008

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 Puskesmas

A. Mawar B. Melati DST.

2 Pustu, dst

Petunjuk pengisian : - Kolom 2 diisi dengan nama Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas

Keliling R-4 dan Perairan, Pondok Bersalin Desa, Rumah Dinas Dokter, Perawat dan Bidan Puskesmas, Kendaraan Operasional R-2 dan Instalasi Farmasi.

- Kolom 3 diisi dengan nama kecamatan tempat sarana kesehatan berada - Kolom 4-6 diisi dengan checklist (v) sesuai dengan kondisi sarana

puskesmas/jaringannya. - Kolom 7-9 diisi dengan checklist (v) sarana yang dibiayai DAK sesuai dengan

tahunnya. - Kolom 10-12 diisi dengan checklist (v) sarana yang dibiayai APBD sesuai

dengan tahunnya. - RR : rusak ringan (fisik bangunan <25% rusak). - RS : rusak sedang (fisik bangunan 25-50% rusak). - RB : rusak berat (fisik bangunan >50% rusak).

..................,..................... 2009

Kepala SKPD

(.............................................)

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 94

Page 100: Alokasi rs

LAMPIRAN 3

FORM EVALUASI 2A

REALISASI PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009

SARANA PELAYANAN KESEHATAN DASAR TRIWULAN I/II/III/IV *)

Propinsi : Kabupaten/Kota :

No Kegiatan Jmh Satuan Alokasi DAK Realisasi DAK Fisik %

1 2 3 4 5 6 7 1. Puskesmas Perawatan

a. Pembangunan Baru b. Peningkatan c. Rehabilitasi d. Perluasan

2 Puskesmas a. Pembangunan Baru b. Peningkatan c. Rehabilitasi d. Perluasan

3 dst nya Total

Petunjuk pengisian : Kolom 2 diisi dengan jenis kegiatan sesuai dengan juknis Kolom 3 diisi dengan jumlah kegiatan pada sarana dan prasarana

kesehatan. Kolom 4 diisi dengan satuan dari kolom 3. Kolom 5 diisi dengan besarnya alokasi DAK Bidang Kesehatan

(termasuk pendamping) untuk masing-masing kegiatan. Kolom 6 diisi dengan realisasi penggunaan DAK (termasuk

pendamping) untuk masing-masing kegiatan sampai dengan triwulan I/II/III/IV *).

Kolom 7 diisi dengan persentase fisik sampai dengan triwulan I/II/III/IV *).

*) coret yang tidak perlu

.............,...............2009

Kepala SKPD ...................

(......................................................)

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

95

Page 101: Alokasi rs

FORM EVALUASI 2b

REALISASI PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009

SARANA PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN TRIWULAN I/II/III/IV *)

Propinsi : Kabupaten/Kota :

No Kegiatan Jmh Satuan Alokasi DAK Realisasi DAK Fisik %

1 2 3 4 5 6 7 1. TT Kelas III RS

a. Pembangunan baru bangsal rinap

b..Pengadaan Alkes c. dll

2 Unit Transfusi Darah a. Pembangunan baru b. Pengadaan Alkes c. dll

3 Pengadaan Peralatan Medik untuk IGD RS

4 RS Siap PONEK a. dstnya.....

Petunjuk pengisian :

Kolom 2 diisi dengan jenis kegiatan sesuai dengan juknis Kolom 3 diisi dengan jumlah kegiatan pada sarana dan prasarana

kesehatan. Kolom 4 diisi dengan satuan dari kolom 3. Kolom 5 diisi dengan besarnya alokasi DAK Bidang Kesehatan untuk

masing-masing kegiatan. Kolom 6 diisi dengan realisasi penggunaan DAK untuk masing-masing

kegiatan sampai dengan triwulan I/II/III/IV *). Kolom 7 diisi dengan persentase fisik sampai dengan triwulan

I/II/III/IV *). *) coret yang tidak perlu ......................,............................ 2009 Kepala SKPD ...................

(......................................................)

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

96

Page 102: Alokasi rs

LAMPIRAN 4

FORM EVALUASI 3 PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT

No Kegiatan Permasalahan Upaya Pemecahan Masalah 1 2 3 4

Petunjuk pengisian :

Kolom 2 diisi dengan nama kegiatan Kolom 3 diisi dengan permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan

perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Kolom 4 diisi dengan upaya yang telah dilakukan untuk menyelesaikan

masalah.

......................,........................ 2009

Kepala SKPD

…....................................................................................

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 97

Page 103: Alokasi rs

LAMPIRAN 5

DAFTAR NAMA PULAU-PULAU TERLUAR BERPENDUDUK RI YANG BERBATASAN DENGAN

NEGARA TETANGGA

NO NAMA KAB NEGARA TITIK PDDK PULAU /PROV BATAS KOORDINAT Ada Tdk

Sumut

1 Simuk Nias Selatan

LAUT LEPAS 00.05.33 LS 97.51.14 BT

1

Kep Riau

2 Karimun Anak

Karimun MALAYSIA 01.09.59 LU 103.23.20 BT

1

3 Pelampong Batam SINGAPURA 01.07.41 LU 103.41.58 BT

1

4 Subi Kecil Natuna MALAYSIA 03.01.51 LU 108.54.52 BT

1

Bengkulu

5 Enggano Bengkulu Utara

LAUT LEPAS 05.31.13 LS 102.16.00 BT

1

Jateng

6 Nusa kambangan

Cilacap AUSTRALIA 07.47.05 LS 109.02.34 BT

1

NTT

7 Alor Alor TIMOR LESTE

08.13.50 LS 125.07.55 BT

1

Kaltim

8 Maratua Berau MALAYSIA 02.15.12 LU 118.38.41 BT

1

9 Sebatik Nunukan MALAYSIA 04.10.00 LS 117.50.00 BT

1

Sulut

10 Mantehage Minahasa Utara

MALAYSIA 01.45.47 LU 124.43.51 BT

1

11 Makalehi Sitaro PHILIPINA 02.44.15 LU 125.09.28 BT

1

12 Kawaluso Sangihe PHILIPINA 04.14.06 LU 125.18.59 BT

1

13 Kawio Sangihe PHILIPINA 04.40.16 LU 125.25.41 BT

1

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

98

Page 104: Alokasi rs

NO NAMA KAB NEGARA TITIK PDDK PULAU /PROV BATAS KOORDINAT Ada Tdk

14 Marore Sangihe PHILIPINA 04.44.14 LU 125.28.42 BT

1

15 Miangas Talaud PHILIPINA 05.34.02. LU 126.34.54 BT

1

16 Marampit Talaud PHILIPINA 04.46.18 LU 127.08.32 BT

1

17 Kakarutan Talaud PHILIPINA 04.37.36 LU 127.09.53 BT

1

Sulteng

18 Lingayan Toli-Toli MALAYSIA 00.59.55 LU 120.12.50 BT

1

Maluku

19 Asutubun MTB AUSTRALIA 08.03.07 LS 131.18.02 BT

1

20 Selaru MTB AUSTRALIA 08.10.17 LS 131.07.31 BT

1

21 Marsela MTB AUSTRALIA 08.13.29 LS 129.49.32 BT

1

22 Metimarang MTB AUSTRALIA 08.21.09 LS 128.30.52 BT

1

23 Larat MTB AUSTRALIA 07.14.26 LS 131.58.49 BT

1

24 Leti MTB TIMOR LESTE

08.14.20 LS 127.37.50 BT

1

25 Kisar MTB TIMOR LESTE

08.06.10 LS 127.08.36 BT

1

26 Wetar MTB TIMOR LESTE

07.56.50 LS 126 28.10 BT

1

27 Liran MTB TIMOR LESTE

00.32.08 LU 130.43.52 BT

1

28 Panambulai Kep. Aru AUSTRALIA 06.19.26 LS 134.54.53 BT

1

29 Kultubai selatan

Kep. Aru AUSTRALIA 06.49.54 LS 134.47.14 BT

1

Irjabar

30 Fani Raja Ampat

PALAU 00.20.16 LS 132.09.34.BT

1

Papua

31 Bras (pp. Mapia)

Supiori PALAU 00.23.38 LS 135.16.27 BT

1

32 Bepondi Supiori ZEE.S .PASIPIK

01.34.26 LS 138.42.57 BT

1

33 Liki Sarmi PNG 01.34.26 LS 138.42.57 BT

1

34 Kolepon Merauke AUSTRALIA 08.12.49 LS 137.41.24 BT

1

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

99

Page 105: Alokasi rs

LAMPIRAN 6

DAFTAR 101 PUSKESMAS PRIORITAS PROGRAM YANKES DTPK 2007 - 2009

STATUS NO PROPINSI KABUPATEN KECAMATAN NAMA

PUSKESMAS TT Non TT

Jlh KETERANGAN

1 SUMUT Nias Selatan

Pulau-Pulau Batu Pulau Tello 1 1 Pulau terluar

2 KEPRI Natuna Pulau Laut Pulau Laut 1 1 Perbatasan Subi Subi* 1 1 Pbtsn & PPKT Serasan Serasan 1 1 Perbatasan Karimun Tebing Tebing 1 1 Pulau terluar

Batam

Belakang Padang Blk Padang 1 1 Pulau terluar

3 BENGKULU Bengkulu Utara

Enggano Enggano 1 1 Pulau terluar

4 KALBAR Sambas Paloh Paloh 1 1 Perbatasan Sajingan Besar Sajingan 1 1 Perbatasan Sanggau Entikong Entikong 1 1

Sekayam Balai Karangan 1 1

Sintang Ketungan Hulu Senaning 1 1 Perbatasan

Ketungan Tengah Merakai 1 1 Perbatasan

Kapuas Hulu Na Kantuk Empanang 1 1

Sei Antu Puring Kencana 1 1 Perbatasan

Badau Badau 1 1 Perbatasan

Desa Sepandan Lanjak 1 1 Perbatasan

Ba Martinus Embaloh Hulu 1 1 Perbatasan Bengkayang Seluas Seluas 1 1 Perbatasan Jagoi Babang Jagoi Babang 1 1 Perbatasan

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

100

Page 106: Alokasi rs

STATUS NO PROPINSI KABUPATEN

KECAMATAN

NAMA PUSKESMAS TT Non

TT

Jlh

KETERANGAN

5 KALTIM Kutai Barat Long Apari Tiong Ohang 1 1 Perbatasan

Long Pahangai Long Pahangai 1 1 Perbatasan

Malinau Kayan Hulu Lg.Nawang 1 1 Perbatasan Kayan hilir Data Dian 1 1 Perbatasan Pujungan Lg.Pujungan 1 1 Perbatasan Kayan Selatan Long Ampung 1 1 Perbatasan Bahau Hulu Long Alango 1 1 Perbatasan Nunukan Krayan Long Bawan 1 1 Perbatasan Krayan Selatan Long Ayu 1 1 Perbatasan Lumbis Mansalong 1 1 Perbatasan Nunukan Nunukan 1 1 Perbatasan Sebatik Setabu (*) 1 1 Pbtsn & PPKT Sebatik Aji Kuning(*) 1 1 Pbtsn & PPKT

Sebatik Sei Nyamuk(*) 1 1 Pbtsn & PPKT

Sebuku Pembeliangan 1 1 Perbatasan Berau (*) Maratua Maratua 1 1 Pulau terluar

6 SULUT Kep. Talaud Miangas 1 1 Perbatasan Karatung(*) 1 1 Pbtsn & PPKT Dapalan (*) 1 1 Pbtsn & PPKT Gemeh Gemeh(*) 1 1 Pbtsn & PPKT Kakorutan 1 1

Minahasa Utara

Wori Wori 1 1 Pulau terluar Sangihe Kendahe Kendahe 1 1 Pulau terluar Tabukan Utara Marore 1 1 Sitaro Siau Barat Ondong 1 1 Pulau terluar

7 SULTENG Toli-Toli Dampal Utara Ogutua 1 1 Pulau terluar

8 NTT Kupang Amfoang Utara Naikliu 1 1 Perbatasan Amfoang Timur Noelpoi 1 1 Perbatasan Miomafo Barat Eban 1 1 Perbatasan

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

101

Page 107: Alokasi rs

STATUS

NO

PROPINSI

KABUPATEN

KECAMATAN NAMA PUSKESMAS TT

Non TT

Jlh KETERANGAN

Miomafo Barat Tasinifu 1 1 Perbatasan Miomafo Timur Nunpene 1 1 Perbatasan Miomafo Timur Bitefa 1 1 Perbatasan Miomafo Barat Oeolo 1 1 Perbatasan Insana Utara Wini 1 1 Perbatasan Belu Tasifeto Timur Wedomu 1 1 Perbatasan Lamaknen Weluli 1 1 Perbatasan Lamaknen Nualain 1 1 Perbatasan Tasifeto Barat Halilulik 1 1 Perbatasan Kobalima Nanvalus 1 1 Perbatasan Raihat Haekesak 1 1 Perbatasan Kakuluk Mesak Atapupu 1 1 Perbatasan Kakuluk Mesak Haliwen 1 1 Perbatasan Raimanuk Webora 1 1 Perbatasan Alor Alor Selatan Padang Alang 1 1 Pulau terluar Alor Timur Maritaing 1 1 Pulau terluar

Alor Barat Daya Buraga 1 1 Pulau terluar

Mataru Kalunan 1 1 Pulau terluar 9 MALUKU MTB

Tanimbar Selatan Saumlaki 1 1 Pulau terluar

Selaru Adaut 1 1 Pulau terluar Selaru Namtabung 1 1 Pulau terluar Babar Timur Marsela 1 1 Pulau terluar Mdona Hiera Lelang 1 1 Pulau terluar Tanimbar Utara Larat 1 1 Pulau terluar Lemola Serwaru 1 1 Pulau terluar Pp. Terselatan Wonreli 1 1 Pulau terluar Wetar Ilwaki 1 1 Pulau terluar Wetar Ustutun 1 1 Pulau terluar Kepulauan Aru Aru Tengah Koijabi 1 1 Pulau terluar Aru Tengah Meisiang 1 1 Pulau terluar

10 MALUT Halmahera Utara

Daruba 1 1 Perbatasan Wayabula 1 1 Perbatasan Bere-bere 1 1 Perbatasan 11 PAPUA Jayapura(Kota)

Koya 1 1 Perbatasan Sarmi Sarmi 1 1 Pulau terluar

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

102

Page 108: Alokasi rs

STATUS NO

PROPINSI

KABUPATEN

KECAMATAN NAMA PUSKESMAS TT

Non TT

Jlh KETERANGAN

Merauke Ulilin 1 1 Perbatasan Bupul 1 1 Perbatasan Sota 1 1 Perbatasan Rimba Jaya 1 1 Perbatasan Kimaam 1 1 Pulau terluar Supiori (*) Supiori Barat Sabarmiokre 1 1 Pulau terluar Supiori Timur Sorendoweri 1 1 Pulau terluar Peg. Bintang Oksibil 1 1 Perbatasan Iwur 1 1 Perbatasan Batom 1 1 Perbatasan

Boven Digoel Mindiptanah 1 1 Perbatasan Waropko 1 1 Perbatasan Keerom Arso Barat 1 1 Perbatasan Waris 1 1 Perbatasan Senggi 1 1 Perbatasan Ubrub 1 1 Perbatasan 12 IRJABAR Raja Ampat Samate 1 1

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

103

Page 109: Alokasi rs

LAMPIRAN 7

DATA 199 KABUPATEN TERTINGGAL DAN PULAU PULAU KECIL TERLUAR

NO PROPINSI TOTAL TERTINGGAL PERBA PPK TERLUAR TASAN BERPENDUDUK KAB KAB KAB PULAU 1 NAD 23 16 0 0 0

2 Sumatera Utara 26 6 0 1 1

3 Sumatera Barat 19 9 0 0 0

4 Riau 11 2 0 0 0 5 Jambi 10 2 0 0 0

6 Sumatera Selatan 15 6 0 0 0

7 Bengkulu 9 8 0 1 1 8 Lampung 10 5 0 0 0

9 Bangka Belitung 7 3 0 0 0

10 Kepulauan Riau 6 1 1 3 3

11 DKI 6 0 0 0 0 12 Jawa Barat 26 2 0 0 0 13 Jawa Tangah 35 3 0 1 1 14 Yogyakarta 5 2 0 0 0 15 Jawa Timur 38 8 0 0 0 16 Banten 6 2 0 0 0 17 Bali 9 1 0 0 0

18 Nusa Tanggara Barat 9 7 0 0 0

19 Nusa Tenggara Timur 19 15 3 1 1

20 Kalimantan Barat 13 9 5 0 0

21 Kalimantan Tengah 14 7 0 0 0

22 Kalimantan Selatan 13 2 0 0 0

23 Kalimantan Timur 13 3 3 2 2

24 Sulawesi Utara 13 2 1 4 8

25 Sulawesi Tengah 10 9 0 1 1

26 Sulawesi Selatan 23 13 0 0 0

27 Sulawesi Tenggara 12 8 0 0 0

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

104

Page 110: Alokasi rs

NO PROPINSI TOTAL TERTINGGAL PERBA PPK TERLUAR TASAN BERPENDUDUK KAB KAB KAB PULAU

28 Gorontalo 6 4 0 0 0 29 Sulawesi Barat 5 5 0 0 0 30 Maluku 8 7 0 2 11 31 Maluku Utara 8 6 1 0 0 32 Papua 21 19 5 3 4

33 Irian Jaya Barat 9 7 0 1 1

JUMLAH 457 199 19 20 34

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

105

Page 111: Alokasi rs

LAMPIRAN 8

STANDAR PERALATAN DAN LOGISTIK POS KESEHATAN DESA (POSKESDES)

Peralatan dan logistik Pos Kesehatan Desa meliputi peralatan medis, peralatan non medis, obat, bahan habis pakai, dan alat penyuluhan. Adapun peralatan dan logistik minimal yang harus ada di Pos Kesehatan Desa adalah sebagai berikut :

No Nama Alat 1 Bidan kit 2 Meja gynekologi 3 Meteran 4 Palu pengukur refleks 5 Pelvimeter obstetrik pengukur panggul 6 Spekulum vagina (cocor bebek ukuran besar) 7 Spekulum vagina (cocor bebek ukuran sedang) 8 Spekulum vagina (cocor bebek ukuran kecil) 9 Stetoskop dupleks dewasa 10 Foetal stetoskop pinnard monorial alumunium 11 Sudip lidah panjang 12 Tensimeter 13 Tensimeter manset anak 14 Termometer klinis 15 Termometer bayi 16 ARI timer 17 Pipet tetes 3 ml plastik 18 Alat pengisap lendir bayi baru lahir 19 Alat resusitasi dan sungkup/ resusitator infant 20 Nasogastric tube no. 14 F 21 Alat pemasang IUD 22 Alat pengait IUD 23 Gunting bedah standar lurus 24 Gunting bedah standar lurus ujung tajam/tajam 25 Gunting bedah standar lurus ujung tajam/tumpul 26 Gunting bedah standar lurus ujung tumpul/tumpul 27 Kateter karet No. 10 (Nelathon) steril 28 Kateter karet No. 14 (Nelathon) steril 29 Kateter logam no. 12 untuk wanita 30 Klem tampon uterus 25 cm (bozeman) 31 Klem tampon uterus 25 cm (schroder) 32 Korentang lengkung penjepit alat steril 23 cm (Cheattle) 33 Korentang penjepit sponge (Forester) 34 Pinset anatomis 14,5 cm

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

106

Page 112: Alokasi rs

No Nama Alat 35 Pinset anatomis 18 cm 36 Semprit glycerin 30 cc 37 Surgical hand brush terbuat dari nylon 38 Sonde uterus 39 Sterilisator 40 Celemek plastik (short) panjang 52 inchi 41 Perlak tebal lunak (200x90 cm) 42 Sarung tangan ukuran 5,6,7 & 7,5 43 Sarung tangan sebatas siku ukuran 5,6,7 & 7,5 44 Baki logam tempat alat steril 45 Mangkok untuk larutan 46 Meja instrumen alat 47 Hemoglobin set (Sahli) 48 Silinder korentang steril 17 cm 49 Standart waskom 50 Torniquet karet 51 Waskom bengkok (Nier-bekken) 12 cm 52 Waskom cekung 36 cm 53 Waskom cuci 40 cm 54 Tiang infus 55 Pompa Payudara untuk ASI 56 Doppler 57 Timbangan injak dewasa 136 kg 58 Timbangan dacin 25 kg 59 Timbangan bayi 60 Timbangan dewasa + tinggi badan 61 Alat pengukur panjang badan bayi type caliper 62 Infus set pediatric pak isi 10 63 Vena cateter for infant no. 26 G pak isi 10 64 Spuit disposible 1 cc 65 Spuit disposible 2,5 cc 66 Tempat tidur periksa ditambah meja resusitasi bayi dengan

penghangat 67 Tempat tidur tindakan (persalinan) 68 Tempat tidur pasien rawat inap 69 Boks bayi 70 Selimut bayi 71 Lemari alat 72 Lemari arsip 73 Meja biro 74 Kursi 75 Bangku tunggu 76 Tempat tidur periksa

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

107

Page 113: Alokasi rs

Bidan Kit :

No Nama Alat Jumlah 1 Apron plastik tebal 1 2 Alat pengisap lendir bayi baru lahir 2 3 ARI timer untuk bayi standar Unicef 1 4 Autoclik device 1 5 Baby scale 7 kg + celana 1 6 Bak instrumen 509 (21x11x4,5 cm) 1 7 Blood lancet 28 G 1 8 Bowel metal 12 cm 2 9 Catgut plain 2/0, 1,5 cm (expired date

minimum 3 tahun) 1

10 Kateter disposible No. 12 10 11 Duk kain katun 60x60 cm steril 2 12 Funduscope kayu/ foetal stetoscope 1 13 Gunting episiotomi 14 cm 1 14 Gunting operasi lurus 14 cm, tajam/tumpul 1 15 Gunting tali pusat 16 cm 1 16 HB Talquis book 1 17 Hechting Nald, GR 12 1 18 Hechting Nald, GT 12 1 19 Infusion set dewasa 5 20 Infusion set paediatric 5 21 IV catheter no 18 G 5 22 IV catheter no. 26 untuk bayi 5 23 Jarum disposible 23 G, box/ 100 1 24 Kocker lurus 16 cm, stainless 2 25 Meteran/ metline 1,5 m 1 26 Mucous suction (pengisap lendir) 5 27 Nasogastric tube no. 14 F 2 28 Needle holder Mayo 14 cm 2 29 Nelathon catheter no. 12 steril 5 30 Nier-bekken 20 cm stainless 2 31 Pinset anatomi 14 cm stainless 1 32 Pinset bedah 14 cm stainless 1 33 Pinset bedah 18 cm stainless 1 34 Resusitator bayi standart 1 35 Sarung tangan bedah no. 6,5; 7; 7,5 30 ps 36 Selimut bayi 2 37 Senter besar 1 38 Setengah kocker ss 14 cm 1

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

108

Page 114: Alokasi rs

No Nama Alat Jumlah 39 Sheet plastik tebal 2 40 Sikat tangan dari nylon halus 1 41 Tensimeter 1 42 Spiritus lamp sumbu 2 1 43 Spuit disposible 1 cc 1 box 44 Spuit disposible 3 cc 1 box 45 Stetoskop duplex dewasa + 1 membran + 1 ps

ear loop 1

46 Stetoskop bayi 1 47 Termometer bayi axilla 1 48 Termometer digital 8 detik 1 49 Timbangan bayi 20 kg 1 50 Timbangan dewasa 130 kg 1 51 Ukuran lengan ibu hamil 1 52 Umbilical cord klem bahan nylon 10 53 Tas bidan kit 1 54 Tas partus kit 55 Selimut bayi 56 Wing Needle No. 23 & 25 G

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

109

Page 115: Alokasi rs

Lampiran 9

Ruang Konsultasi Gizi

1. Sarana :

a. Ruang Konseling yang strategis (minimal 2 X 2.5 m2)

b. Lemari, kursi , meja

c. Lemari buku

2. Peralatan

a. Komputer dan printer

b. Software Nutriclin

c. Timbangan Injak dan Timbangan Bayi

d. Microtice

e. Length Board

f. Pita LILA

g. Food Model

h. Leaflet

i. Form Anamnesa

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 110

Page 116: Alokasi rs

LAMPIRAN 10

DAFTAR PRIORITAS PERALATAN DITJEN PENGENDALIAN PENYAKIT &

PENYEHATAN LINGKUNGAN

Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung

No NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA 1 2 3

Oksigen Konsentrator Sound Timer Nebulizer

Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada Balita, Direktorat P2ML, Ditjen PP & PL, Depkes RI, Cetakan XVIII tahun 2006 (Lampiran IV : Aspek Logistik Program P2 ISPA, hal: 53 - 56)

Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang No NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA 1

Mikroskop

Tata laksana Demam berdarah Di Indonesia, Ditjen PP & PL, Depkes RI, Cetakan XVIII, tahun 2006 (Bab III : Diagonis Demam Dengue / DBD, hal : 17 - 22)

2 Mesin Fog 3

Hematrokrit Centrifuge

Pencegahan & Pemberantasan Demam Berdarah Dengue Di Indonesia, Ditjen P & PL, Depkes RI tahun 2005 (Buku 1: Bab III : Pemeriksaan Penderita DBD , hal : 10 - 11, Buku 3 : Bab IV : Cara Memberantas Nyamuk Penular DBD, hal : 13 - 14)

Direktorat Surveillans Epidemiologi Imunisasi Kesehatan Masyarakat No NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA 1

Lemari Es RCW 50 EK

2

Lemari Es Tenaga Surya

3 Vaccine Carrier

Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas, Ditjen PP & PL, Depkes RI, tahun 2006, Penerbit Unicef ( Bab IV : Penanganan Peralatan Rantai Vaksin, hal 21 - 35)

Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular NO NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 111

Page 117: Alokasi rs

1 Jantung sehat Kit

-Tensi meter air raksa

-Stetoskcop adult

- Pengukur berat badan dan tinggi badan

- Pengukuran Lingkar pinggang

1. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal: 37-39

2. Pedoman teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2006, hal : 18-20

2 ECG Pedoman Surveilans Epidemiologi Peny Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 13

3 Pemeriksaan kholesterol, HDL menggunakan metode refraktofotometri

1. Pedoman Pengendalian Peny. Jantung& Pembuluh Darah, Jakarta,Depkes RI 2007, hal : 12

2. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 9, 10

4 Test inspeksi visual terdiri :

Pedoman TOT Penyakit Kanker (dalam proses cetak)

a. lampu sorot b. speculum

c. meja ginekologi portable

d. kursi putar untuk operator

e. tangga untuk meja ginekology

5 Cyosurgery kit :

a. Kriogun Pedoman TOT Penyakit Kanker (dalam proses cetak)

b. N2O c. Kolposcopy

d. Spekulum beak (hitam)

e. meja ginekologi elektrik

d. kursi putar untuk operator

NO NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA

e. tangga untuk meja ginekology

6 Body fat analyser Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus & Penyakit Metabolik, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 11

7 Glukosa test Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus & Penyakit Metabolik, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 12

8 Trauma kit Petunjuk Teknis Penemuan &Tatalaksana

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 112

Page 118: Alokasi rs

Akibat Kecelakaan Lalulintas : Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 17

9 Peak Flow Rate Meter

Pedoman Pengendalian Asma, Jakarta : Depkes RI, 2007, hal : 18

10 Nebulizer 11 Spirometer 1. Pedoman Pengendalian Asma, Jakarta :

Depkes RI, 2007, hal : 10 2. Pedoman Penemuan dan Tatalaksana PPOK,

Jakarta : Depkes RI, 2007 hal : 9, 23, 25, 26 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular

NO NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA 1

Jantung sehat Kit - Tensi meter air raksa - Stetoskop dewasa - Pengukur berat badan

dan tinggi badan - Pengukuran lingkar

pinggang

1. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Departemen Kesehatan RI, 2007, hal: 37-39

2. Pedoman teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Departemen Kesehatan RI, 2006, hal : 18-20

2

ECG

Pedoman Surveilans Epidemiologi Peny Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI 2007, hal 13

3

Pemeriksaan kholesterol, HDL menggunakan metode refraktofotometri

1. Pedoman Pengendalian Peny. Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI 2007 hal 12

2. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI 2007 hal 9

4 Test inspeksi visual terdiri : Pedoman TOT Penyakit Kanker

a. lampu sorot b. speculum

c. meja ginekologi portable

d. kursi putar untuk operator

e. tangga untuk meja ginekology

5 Cyosurgery kit : Pedoman TOT Penyakit Kanker a. Kriogun b. N2O c. Kolposcopy d. Spekulum beak (hitam) e. meja ginekologi elektrik

d. kursi putar untuk operator

e. tangga untuk meja ginekology

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 113

Page 119: Alokasi rs

NO NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA 6 Body fat analyser 7

Glukosa test

Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik, Depkes RI 2007, hal 11

8 Trauma kit

9 Peak Flow Rate Meter

10 Nebulizer

Petunjuk Teknis Penemuan dan Tatalaksana Akibat Kecelakaan Lalulintas; Depkes RI 2007 hal 17

11

Spirometer

Pedoman Penemuan dan tatalaksana PPOK, Depkes RI, 2007 hal 9,23,25,26

Direktorat Penyehatan Lingkungan Pedoman Standar Peralatan Kesehatan Lingkungan di Daerah, Depkes RI,

Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Tahun

2005, Lampiran 1 – 13

1 Sanitarian Field Kit terdiri dari :

Mosquito Traps (aspirator, paper cup, cidukan plastik, botol larva, lensa loupe pembesar)

Fly Grill Thermometer Hygrometer Lux meter Peralatan Penunjang pengambilan sampel terdiri dari :

Pisau stainless steel, Pinset stainless steel, kompas stainless steel, counter, petridish, media carry & blair, anal rectal swab, sarung tangan karet, masker, burner, lampur senter, alumunium foil, lampu spiritus stainless steel, thermos vol. 250 cc, meteran linen 50 mtr, tas tempat peralatan

2 Soil Test Kit terdiri dari :

Sendok, centrifuge, tabung centrifuge, object glass, cover glass, gelas ukur 1000 ml, saringan kawat kasa, Hydrometer, mikroskop, batang pengaduk, corong, timbangan, rak tabung, pipet

3 Food Contamination Test Kit terdiri dari :

Paddle tester kit,swab tester kit, LT/MUG Broth (single strengt),EC/MUG (single strengt), filter holder with receiver,mesuring cylinder, erlenmeyer, chlorine tester, iodine tester, portable coliform incubater panel sawith, selected operating temperature of 25° to 110°C with pilot lamp, funnel, innoculating wire, rack coliform tube, portable food blender, pulp stainer, food basin stainless steel, sterile membran filter (47 mm, 0,45 micron M pore size), vynil glove, hard carrying box, digital thermometer, digital pH meter, flash light, syring 25 ml, aquadest bottle,test tube 16 x 60 mm, vacuum pump nalge, rubber pipet, ultra violet lamp portable, erlarglasglass

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 114

Page 120: Alokasi rs

4 Cholinesterase Test Kit a Tintometer Kit terdiri dari:

pipet, Kurvet, tabung, sumbat karet, tabung volumetrik, spatula, pen steril (vaccinesteel/autoclic), pipet otomatis, test tube.

b Cholinesterase Kit terdiri dari :

autoclic, botol tempat indikator, botol tempat substrat, botol tempat aquadest, botol penyemprot, erlenmeyer 500 cc, gelas kimia 100 cc, gelas ukur 250 cc, gelas takar, holder autoclic, kertas pembanding (kuning-hijau), lampu spiritus + penyangga, pipet otomatis 0,01 ml, rak tabung reaksi, sikat tabung reaksi, kotak, syringe, botol alkohol, pH meter, botol aquadest, petridish

5 Water Test Kit a Pengukuran Kimia, terdiri dari : Amonium test Total Hardness test Mangenese test Alumunium test Iron test Sulfate Test Chloride test Nitrate test Nitrite test Chlorine test pH test b Pengukuran Fisika, terdiri dari : Turbidity test

Temperature test 6 Alat Pengambilan Sampel Usap Alat Makan/Masak dan Rectal Swab terdiri

dari :

Kapas lidi steril, sarung tangan steril/bersih, gunting kecil, lampu spiritus, termos es, tas pembawa sampel, sabun desinfeksi

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 115

Page 121: Alokasi rs

LAMPIRAN 11

STANDAR FASILITAS MEDIS INSTALASI GAWAT DARURAT

RUMAH SAKIT

Fasilitas dan penunjang yang harus tersedia selain ditentukan oleh kelas IGD rumah sakit juga ditentukan oleh jumlah kasus yang di tangani.

NO

KELAS /RUANG

BINTANG 4

BINTANG 3

BINTANG 2

BINTANG 1

KETERANGAN

A. RUANG TRIASE

• Kit

Pemeriksaan Sederhana

+ + + + Minimal 2

• Brankar

Penerimaan Pasien

+ (1 : 3) + (1:3) + (1 : 5) + (1 : 5) Rasio

(Cross Sectional)

• Pembuatan

rekam medik khusus

(perlu dibuatkan

form)

• Label (pada

saat korban massal)

+ + + +

B. RUANG TINDAKAN 1 Ruang Resusitasi PERALATAN MEDIS

• Nasopharingeal

tube + + + + Minimal 1 setiap no

• Oropharingeal

tube + + + + Minimal 1 setiap no

• Laringoscope

set Anak + + + + Minimal 1 setiap no

• Laringoscope

set Dewasa + + + + Minimal 1 setiap no

• Nasotrakheal

tube + + + + Minimal 1 setiap no

• Orotracheal + + + + Minimal 1 setiap no • Suction + + + + Sesuai jumlah TT

• Tracheostomi

set + + + + Minimal 1 setiap no

• Bag Valve Mask

(Dewasa/Anak) + + + + Minimal 1 setiap no

• Kanul Oksigen + + + + Sesuai jumlah TT • Oksigen mask

(D/A) + + + + Minimal 1

• Chest Tube + + + + Minimal 1 • Crico /

Trakheostomi + + + + Minimal 1

• Ventilator Transport

+ + +/- - Minimal 1

• Vital Sign Monitor

+ + +/- -

Sesuai jumlah TT

• Infusion pump + + +/- - • Syringe pump + + +/- -

2 s/d 3 tiap TT

• ECG + + + + Minimal 1 • Vena Section + + + + Minimal 1 • Defibririlator + + + + Minimal 1

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 116

Page 122: Alokasi rs

NO KELAS /RUANG

BINTANG 4

BINTANG 3

BINTANG 2

BINTANG 1

KETERANGAN

• Gluko stick + + + + Minimal 1 • Stetoskop + + + + Minimal 1 • Termometer + + + + Minimal 1 • Nebulizer + + + + Minimal 1 • Oksigen Medis /

Consentrator + + + +

Rasio 1:1 TT di UGD

• Warmer + + +/- - Minimal 1 Imobilization Set + + + +

• Neck Collar + + + + Minimal 1

• Splint + + + + Minimal 1 set

• Long Spine

Board + + + +

• Scoop Strecher + + + +

• Kndrik

Extrication Deviice (KED)

+ + + +

• Urine Bag + + + + Minimal 1 set / TT • NGT + + + +

• Wound Toilet

Set + + + +

• USG + +/- - - Minimal 1 • Film Viewer + + + + OBAT – OBATAN DAN ALAT HABIS PAKAI

• Cairan Infus

Koloid + + + +

• Cairan Infus

Kristaloid + + + +

• Cairan Infus

Dextrose + + + +

Adrenalin + + + +

Sulphas

Atropin + + + +

Kortikosteroid + + + + Lidokain + + + + Dextrose 50% + + + + Aminophilin + + + + Pethidin + + + + Morfin + + + + Anti convulsion + + + + Dopamin + + + + Dobutamin + + + + ATS + + + + Trombolitik + + + +

Amiodaron (inotropik)

+ + + +

APD : Masker + + + + Mannitol + + + + Furosemide

APD : Sarung Tangan

+ + + +

Selalu tersedia dalam

jumlah yang cukup di IGD tanpa harus

di resepkan

2 Ruang Tindakan Bedah

PERALATAN MEDIS

• Meja Operasi /

tempat tidur tindakan

Minimal 3

Minimal 3 Minimal 1

Minimal 1

• Dressing set Minimal

10 Minimal

10 Minimal

10 Minimal

10

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 117

Page 123: Alokasi rs

NO KELAS /RUANG

BINTANG 4

BINTANG 3

BINTANG 2

BINTANG 1

KETERANGAN

• Infusion Set Minimal

10 Minimal

10 Minimal

10 Minimal

10

• Vena Section

set Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1

-

• Torakosintetis

set Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1

-

• Metal kauter Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 - • Film Viewer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 - • Tiang infus Minimal 6 Minimal 6 Minimal 2 Minimal 2 • Lampu operasi Minimal 3 Minimal 3 Minimal 1 Minimal 1 • Thermometer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Stetoskop Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Suction Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Sterilisator Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Bidai Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1

• Splint Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1

OBAT-OBATAN DAN ALAT HABIS PAKAI Analgetik + + + Antiseptik + + +

Cairan kristaloid

+ + +

Lidokain + + +

Wound dressing

+ + +

BMHP

Alat-alat anti septic

+ + +

Benang jarum + + +

Selalu tersedia dalam

jumlah yang cukup di ruang tindakan bedah tanpa harus

diresepkan

3 Ruang Tindakan Medical

PERALATAN MEDIS

• Kumbah

Lambung Set Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1

• EKG Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Kursi Pe Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Irigatoreriksaan Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Nebulizer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Suction Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Oksigen Medis Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • NGT Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Syrine Pump Minimal 2 Minimal 2 Minimal 2 - • Infusion Pump Minimal 2 Minimal 2 Minimal 2 - • Jarum Spinal Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Lampu Kepala Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1

• Bronchoscopy Minimal 1 Minimal 1 - - Bisa bergabung, bisa

terpisah • Opthalmoscop Minimal 1 Minimal 1 - - • Otoscope set Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Slit Lamp Minimal 1 +/- - - • Tiang Infus Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1

• Tempat Tidur Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 118

Page 124: Alokasi rs

NO KELAS /RUANG

BINTANG 4

BINTANG 3

BINTANG 2

BINTANG 1

KETERANGAN

• Film Viewer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1

OBAT – OBATAN • SA + + + + • Aminophilin + + + + • Dopamin + + + + • Kristaloid

Tersedia dalm jumlah cukup

• Cairan Infus

Koloid + + + +

• Cairan Infus

Kristaloid + + + +

• Cairan Infus

Dextrose + + + +

Adrenalin + + + + Sulpat Atropin + + + + Kortikosteroid + + + + Lidokain + + + + Dextrose 50% + + + + Aminophilin + + + + Pethidin + + + + Morfin + + + + Anti convulsion + + + + Dopamin + + + +

Selalu Tersedia dalam

jumlah yang cukup di UGD tanpa harus di

resepkan

Anti convulsion + + + + Dopamin + + + + Dobutamin + + + + ATS + + + + Trombolitik + + + +

Amiodaron (inotropik)

+ + + +

APD : Masker + + + + Mannitol + + + + Furosemide

APD : Sarung Tangan

+ + + +

4 Ruang Tindakan Bayi & Anak

PERALATAN MEDIS

Inkubator Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Tiang infus Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Tempat tidur Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Film viewer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Suction Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Oksigen Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1

OBAT – OBATAN / BAHAN MEDIS HABIS PAKAI

• Stesolid + + + + • Mikro drips set + + + + • Intra Osseus set + + + +

Tersedia dlm jumlah yang cukup

5 Ruang Tindakan Kebidanan

PERALATAN MEDIS

• Kuret set

Minimal 1 Minimal 1

/ bergabung

Minimal 1 /

bergabung

Minimal 1 /

bergabung

• Partus set Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Suction bayi Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1

• Meja ginekologi

Minimal 1 Minimal 1

/ bergabung

Minimal 1 /

bergabung

Minimal 1 /

bergabung

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 119

Page 125: Alokasi rs

NO KELAS /RUANG

BINTANG 4

BINTANG 3

BINTANG 2

BINTANG 1

KETERANGAN

• Meja Partus Minimal 1 Minimal 1 / bergabung

Minimal 1 / bergabung

Minimal 1 / bergabung

• Vacuum set Minimal 1 Minimal 1 / bergabung

Minimal 1 / bergabung

Minimal 1 / bergabung

• Forcep set Minimal 1 Minimal 1 / bergabung

Minimal 1 / bergabung

Minimal 1 / bergabung

• CTG Minimal 1 Minimal 1 / bergabung

Minimal 1 / bergabung

Minimal 1 / bergabung

• Resusitasi set Minimal 1 Minimal 1 / bergabung

Minimal 1 / bergabung

Minimal 1 / bergabung

• Doppler Minimal 1 Minimal 1 / bergabung

Minimal 1 / bergabung

Minimal 1 / bergabung

• Suction Bayi baru lahir

Minimal 1 Minimal 1 / bergabung

Minimal 1 / bergabung

Minimal 1 / bergabung

• Laennec Minimal 1 Minimal 1 / bergabung

Minimal 1 / bergabung

Minimal 1 / bergabung

• Tiang infus

Minimal 1 Minimal 1

/ bergabung

Minimal 1 /

bergabung

Minimal 1 /

bergabung

• Tempat tidur

Minimal 1 Minimal 1

/ bergabung

Minimal 1 /

bergabung

Minimal 1 /

bergabung

• Film viewer

Minimal 1 Minimal 1

/ bergabung

Minimal 1 /

bergabung

Minimal 1 /

bergabung

OBAT-OBATAN Uterotonika + + + +

Prostaglandin + + + +

Tersedia dlm jumlah yang cukup

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 120

Page 126: Alokasi rs

LAMPIRAN 12

PERALATAN PONEK

1) Peralatan Neonatal

No Jenis Peralatan Jmlh

1 Inkubator 2 2 Infant Warmer 2 3 Pulse Oxymeter Neonatus 1 4 Therapy Sinar 1 5 Syringe Pump 2 6 Alat-Alat Resusitasi Neonatus

Laryngoskop Neonatal, Lidah kuku ukuran 0,00 1

7 Balon sungkup bayi (bag mask) 1 8 CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) 1

2) Peralatan Maternal

No Jenis Peralatan Jmlh 1 Kotak Resusitasi berisi : 1 - Bilah Laringoskop 1 - Balon 1 - Bola lampu laringskop ukuran dewasa 1 - Baterai cadangan untuk bilah laringoskop 1 - Bola lampu laringoskop cadangan 1 - Selang reservoar oksigen 1 - Masker oksigen 1 - Pipa endotrakeal 1 - Plester 1 - Gunting 1 - Kateter penghisap 1 - Naso gastric tube 1 - Alat suntik 1, 21/2, 3, 5, 10, 20, 50 cc 1 - Ampul Epinefrin / Adrenalin 1 - NaCL 0,9% / larutan Ringer Asetat / RL 1 - MgSO4 1 - Sodium bikarbonat 8,4% 1 - Kateter Vena 1 - Infus Set 1 2 Ekstraktor vakum 1 3 Inkubator 1 4 Penghangat (Radiant Warmer) 1

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 121

Page 127: Alokasi rs

No Jenis Peralatan Jmlh 5 Forceps naegele 1 6 AVM (Aspirasi Vakum Manual) 1 7 Pompa vakum listrik 1 8 Monitor denyut jantung / pernapasan 1 9 Foetal Doppler 1 10 Set Sectio Saesaria 1

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 122

Page 128: Alokasi rs

LAMPIRAN 13

BAGIAN YANG DAPAT DIHUBUNGI

No Unit Telp Ext Fax 1 Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina

Pelayanan Medik 5201590 3302 5227705

2 Subdit Bina Yanmedik Dasar, Dit. Bina Pelayanan Medik Dasar, Ditjen Bina Pelayanan Medik

5201590 5316 5222430

3 Subdit Gawat Darurat & Evakuasi, Dit. Bina Pelayanan Medik Dasar, Ditjen Bina Pelayanan Medik

5201590 5319 5222430

4 Subdit Yanmed RSU Pendidikan, Dit. Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik

5201590 5301 5274915

5 Subdit Yanmed RSU Non Pendidikan, Dit. Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik

5201590 5303 52960450

6 Subdit Yanmed RSU Khusus, Dit. Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik

5201590 5306 5279487

7 Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina Kesehatan Masyarakat

5201590 8203 5279216

8 Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas

5201590 8209 5221227

9 Subdit Bina Kesehatan Maternal, Pencegahan Komplikasi, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas

5201590 1200 5221227

10 Subdit Bina Kesehatan Reproduksi, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas

5201590 8211 5265002

11 Subdit Bina Kesehatan Bayi, Dit. Bina Kesehatan Anak, Ditjen Bina Kesmas

5201590 7914 5214891

12 Subdit Bina Upaya Kes Daerah Tertinggal Perbatasan & Kepulauan. Dit. Bina Kes Kom, Ditjen Bina Kesmas

5201590 7203 5203116

13 Subdit Bina Instansi Kesehatan Dasar & UKBM, Dit. Bina Kes Komunitas, Ditjen Bina Kesmas

5201590 7205 5203116

14 Bagian Program & Informasi, Setbadan PPSDM 7224819 314 7224764

15 Bagian Tata Usaha Pusat Promosi Kesehatan, Setjen

5201590 6908 5203873

16 Bagian Tata Usaha Pusat Data dan Informasi, Setjen 5201590 1166 5203874

17 Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina Farmasi & Alat Kesehatan

5201590 8176 5214869

18 Bagian Program & Informasi, Setditjen. PP dan PL, Ditjen PPPL

4247537 104 42670283

19 Bidang Sarana dan Prasarana , Pusat Sarana Prasarana & Peralatan Kesehatan, Setjen

5201590 6304 5265041

20 Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Biro Perencanaaan dan Anggaran, Setjen

5201590 8004 5214903

21 Bagian Penyusunan Anggaran, Biro Perencanaan dan Anggaran, Setjen

5201590 1171 5265402

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

123

Page 129: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 124

LAMPIRAN 14

ALOKASI DAK KESEHATAN TAHUN 2009 (Rp. 000.000)

NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV

NAD RSU Dr. Zainal Abidin

4.105 RSJ Banda Aceh

1 Kab. Aceh Barat 7.391 2.210 RSU Cut Nyak Dien

2 Kab. Aceh Besar 7.844

3 Kab. Aceh Selatan 7.012

4 Kab. Aceh Singkil 8.313

5 Kab. Aceh Tengah 6.429

6 Kab. Aceh Tenggara 6.407 1.267 RSU Kutacane

7 Kab. Aceh Timur 7.407 1.737 RSU ID Rayek

8 Kab. Aceh Utara 7.160 1.525 RSU Cut Meutia

9 Kab. Bireuen 7.271

10 Kab. Pidie 8.664 1.640 RSU Biereuneun

11 Kab. Simeulue 6.740

12 Kota Banda Aceh 6.372 1.211 RSU Meuraxa

13 Kota Sabang 7.571 2.053 RSU Sabang

14 Kota Langsa 6.350

15 Kota Lhokseumawe 6.384

16 Kab. Nagan Raya 7.030 1.435 RSU Nagan Raya

17 Kab. Aceh Jaya 5.699

18 Kab. Aceh Barat Daya 6.225

19 Kab. Gayo Lues 6.603

20 Kab. Aceh Tamiang 6.631 1.200 RSU Tamiang

21 Kab. Bener Meriah 5.886

22 Kab. Pidie Jaya 9.177

23 Kota Subulussalam 8.212

Page 130: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 125

NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV

Provinsi Sumatera Utara RSU Dr. Pirngadi Medan

RSU Haji Medan

RSU Pematang Siantar

3.664

RSU Padang Sidempuan

1 Kab. Asahan 7.497 1.548 RSU Kisaran

2 Kab. Dairi 6.456 1.775 RSU Sidikalang

3 Kab. Deli Serdang 9.059

4 Kab. Tanah Karo 6.388 1.245 RSU Kaban Jahe

5 Kab. Labuhan Batu 9.038 1.953 RSU Rantau Parapat

6 Kab. Langkat 8.246 1.451 RSU Tanjung Pura

7 Kab. Mandailing Natal 6.779

8 Kab. Nias 10.681 2.712 RSU Gunung Sitoli

9 Kab. Simalungun 7.490 RSU Parapat

2.334

RSU Simalungun

10 Kab. Tapanuli Selatan

11 Kab. Tapanuli Tengah 6.723

12 Kab. Tapanuli Utara 7.102

13 Kab. Toba Samosir 6.338

14 Kota Binjai 5.425

15 Kota Medan 9.691

16 Kota Pematang Siantar 5.906

17 Kota Sibolga 6.012 1.468 RSU FL. Tobing

18 Kota Tanjung Balai 5.949 5.891 RSU Tanjung Balai

19 Kota Tebing Tinggi 5.691 1.389 RSU Tebing Tinggi

20 Kota Padang Sidimpuan 5.854

21 Kab. Pakpak Bharat 5.760

22 Kab. Nias Selatan 8.026

23 Kab. Humbang Hasundutan 5.890

24 Kab. Serdang Bedagai 8.297

25 Kab. Samosir 7.032

26 Kab. Batu Bara 8.488

27 Kab. Padang Lawas 1.797 RSU Sibubuhan

28 Kab. Padang Lawas Utara 7.775 1.799 RSU Gunung Tua

Page 131: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 126

NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV

Provinsi Sumatera Barat RSU Dr. A. Mochtar Bukit Tinggi

RSJ Prof. HB Saanin Padang

RSU Solok

7.382

RSU Pariaman 1 Kab. Lima Puluh Kota 7.516

2 Kab. Agam 9.404

3 Kab. Kepulauan Mentawai 7.504

4 Kab. Padang Pariaman 6.914

5 Kab. Pasaman 5.337

6 Kab. Pesisir Selatan 7.756 2.366 RSU Painan

7 Kab. Sawahlunto Sijunjung 6.136

8 Kab. Solok 6.493

9 Kab. Tanah Datar 7.215 1.877 RSU Prof. Hanafiah

10 Kota Bukit Tinggi 6.355

11 Kota Padang Panjang 6.458 1.612 RSU Padang Panjang

12 Kota Padang 7.439 1.913 RSU Sei Sapih

13 Kota Payakumbuh 6.036 1.393 RSU Payakumbuh

14 Kota Sawahlunto 6.677 1.885 RSU Sawahlunto

15 Kota Solok 6.242

16 Kota Pariaman 6.306 1.921 RSU Pariaman

17 Kab. Pasaman Barat 7.218 1.292 RSU Pasaman Barat

18 Kab. Dharmasraya 5.707

19 Kab. Solok Selatan 6.449 1.837 RSU Muara Labuh

Provinsi Riau

1 Kab. Bengkalis 7.834 2.311 RSU Bengkalis

2 Kab. Indragiri Hilir 4.000 RSU Purihusada

3 Kab. Indragiri Hulu 2.226 RSU Indrasari Rengat

4 Kab. Kampar 6.271 RSU Bangkinang

5 Kab. Kuantan Singingi 5.737

6 Kab. Pelalawan 7.454 1.402 RSU pelalawan

7 Kab. Rokan Hilir 2.276 RSU Bagan Siapi-api

8 Kab. Rokan Hulu 5.875

9 Kab. Siak

10 Kota Dumai 6.949 2.019 RSU Dumai

11 Kota Pekanbaru

Page 132: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 127

NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV

Provinsi Kepulauan Riau

1 Kab. Bintan

2 Kab. Natuna 6.435

3 Kab. Karimun 7.222

4 Kota Batam 7.345 2.004 RSUD Kota Batam

5 Kota Tanjung Pinang 6.512 3.650 RSU Tanjung Pinang

6 Kab. Lingga 5.723 1.583 RSU Lapangan Lingga

Provinsi Jambi 1.886 RSJ Jambi

1 Kab. Batanghari 6.410

2 Kab. Bungo 5.875 5.818 RSU Muara Bungo

3 Kab. Kerinci 7.005 2.191 RSU Sungai Penuh

4 Kab. Merangin 8.224 1.643 RSU Bangko

5 Kab. Muaro Jambi 7.573 1.260 RSU Muaro Jambi

6 Kab. Sarolangun 6.534

7 Kab. Tanjung Jabung Barat 1.875 RSU Kuala Tungkal

8 Kab. Tanjung Jabung Timur 7.008

9 Kab. Tebo 6.642

10 Kota Jambi 6.316

Provinsi Sumatera Selatan

1 Kab. Lahat 6.273 1.281 RSU Lahat

2 Kab. Musi Banyuasin 2.148 RSU Sekayu

3 Kab. Musi Rawas 7.588

4 Kab. Muara Enim 7.225 2.600 RSU HM Rabain

5 Kab. Ogan Komering Ilir 14.118 1.447 RSU Kayu Agung

6 Kab. Ogan Komering Ulu

7 Kota Palembang

8 Kota Pagar Alam 5.401

9 Kota Lubuk Linggau 5.770 2.131 RSU Lubuk Linggau

10 Kota Prabumulih 5.577 1.105 RSU Prabumulih

11 Kab. Banyuasin 9.002

12 Kab. Ogan Ilir 5.009

13 Kab. OKU Timur 6.488

14 Kab. OKU Selatan 5.845

15 Kab. Empat Lawang 5.749

Page 133: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 128

NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV

Provinsi Bangka Belitung 2.692 RSJ Sungai Liat

1 Kab. Bangka 6.969 2.314 RSU Sungai Liat

2 Kab. Belitung 6.487

3 Kota Pangkal Pinang 6.491 2.398 RSU Pangkal Pinang

4 Kab. Bangka Selatan 6.600

5 Kab. Bangka Tengah 6.239

6 Kab. Bangka Barat 6.696

7 Kab. Belitung Timur 6.004

Provinsi Bengkulu 2.857 RSU Dr. M. Yunus

1 Kab. Bengkulu Selatan 6.361 1.326 RSU Manna

2 Kab. Bengkulu Utara 12.629 6.157 RSU Arga Makmur

3 Kab. Rejang Lebong 7.304 1.534 RSU Curup

4 Kota Bengkulu 7.382

5 Kab. Kaur 7.695

6 Kab. Seluma 7.538

7 Kab. Mukomuko 7.471

8 Kab. Lebong 6.405

9 Kab. Kepahiang 6.434

Provinsi Lampung 1.989 RSU H. Abdul Moeloek

1 Kab. Lampung Barat 7.372 1.244 RSU Liwa

2 Kab. Lampung Selatan 6.863

3 Kab. Lampung Tengah 7.636

4 Kab. Lampung Utara 7.083

5 Kab. Lampung Timur 9.342

6 Kab. Tanggamus 6.846 1.567 RSU Pringsewu

7 Kab. Tulang Bawang 9.239 1.722 RSU Manggala

8 Kab. Way Kanan 5.708

9 Kota Bandar Lampung 10.581

10 Kota Metro 5.525

11 Kab. Pesawaran 6.422

Page 134: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 129

NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV

Provinsi Jawa Barat

1 Kab. Bandung 10.488 3.617 RSU Soreang

RSU Majalaya

2 Kab. Bekasi 7.505 1.769 RSU Kab Bekasi

3 Kab. Bogor 9.752 2.674 RSU Ciawi

4 Kab. Ciamis 9.695 1.251 RSU Ciamis

5 Kab. Cianjur 8.132 1.389 RSU Cianjur

RSU Cimacan

6 Kab. Cirebon 11.955 4.200 RSU Arjawinangun

RSU Waled

7 Kab. Garut 9.715 1.230 RSU Dr. Slamet

8 Kab. Indramayu 9.235 3.184 RSU Indramayu

RSU Patrol

9 Kab. Karawang 7.720 1.847 RSU Karawang

10 Kab. Kuningan

11 Kab. Majalengka 7.329 2.218 RSU Cideres

12 Kab. Purwakarta 5.848 1.158 RSU Bayu Asih

13 Kab. Subang 8.106 1.643 RSU Subang

14 Kab. Sukabumi 9.502 RSU Sekarwangi

RSU Jampang Kulon

3.279

RSU Palabuhan Ratu

15 Kab. Sumedang 1.616 RSU Sumedang

16 Kab. Tasikmalaya 7.740

17 Kota Bandung 6.987 1.950 RSU Ujung Berung

18 Kota Bekasi

19 Kota Bogor

20 Kota Cirebon 6.859 1.297 RSU Gunung Jati

21 Kota Depok

22 Kota Sukabumi 5.446 1.532 RSU R. Syamsudin

23 Kota Cimahi 5.511 1.421 RSU Cimahi

24 Kota Tasikmalaya 5.510

25 Kota Banjar 4.934 1.451 RSU Banjar

26 Kab. Bandung Barat

Page 135: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 130

NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV

Provinsi Banten

1 Kab. Lebak 7.600 1.385 RSU Adjidarmo

2 Kab. Pandeglang 8.294

3 Kab. Serang 7.070 2.507 RSU Serang

4 Kab. Tangerang 8.228 2.494 RSU Tangerang

5 Kota Cilegon 5.740

6 Kota Tangerang

7 Kota Serang

Provinsi Jawa Tengah RSU Margono Soekardjo Purwokerto

RSJ Dr. RM Soedjarwadi Klaten

RS Tugurejo Semarang

3.437

RSU Dr. Moewardi Surakarta

1 Kab. Banjarnegara 8.463

2 Kab. Banyumas 7.500 RSU Banyumas

2.868

RSU Ajibarang

3 Kab. Batang 7.142 1.936 RSU Batang

4 Kab. Blora 7.464

5 Kab. Boyolali 7.415 1.480 RSU Pandan Arang

6 Kab. Brebes 8.948 2.834 RSU Brebes

7 Kab. Cilacap 8.841 RSU Cilacap

2.620

RSU Majenang

8 Kab. Demak 8.111

9 Kab. Grobogan 7.841 2.401 RSU Dr. R. Soedjati

10 Kab. Jepara 8.021

11 Kab. Karanganyar 7.370

12 Kab. Kebumen 7.994

13 Kab. Kendal 7.335

14 Kab. Klaten 9.257

15 Kab. Kudus 7.191

16 Kab. Magelang 8.085 2.619 RSU Muntilan

17 Kab. Pati 7.831

18 Kab. Pekalongan 7.439 RSU Kajen

1.499

RSU Kraton

19 Kab. Pemalang 7.067 3.017 RSU Dr. M. Ashari

Page 136: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 131

NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV

20 Kab. Purbalingga 6.191 1.049 RSU Purbalingga

21 Kab. Purworejo 6.802

22 Kab. Rembang 6.400 1.578 RSU Rembang

23 Kab. Semarang 7.525 RSU Ambarawa

2.386

RSU Ungaran

24 Kab. Sragen 7.375

25 Kab. Sukoharjo 8.331

26 Kab. Tegal 8.474 1.656 RSU Dr. Soeselo

27 Kab. Temanggung 6.179

28 Kab. Wonogiri 7.369

29 Kab. Wonosobo 7.055 1.168 RSU Wonosobo

30 Kota Magelang 5.744

31 Kota Pekalongan 6.546

32 Kota Salatiga 5.614

33 Kota Semarang 7.018

34 Kota Surakarta 6.161

35 Kota Tegal 6.290 1.236 RSU Kardinah

Provinsi DI Yogyakarta

1 Kab. Bantul 8.751 2.497 RSU P. Senopati

2 Kab. Gunung Kidul 7.504

3 Kab. Kulon Progo 6.964

4 Kab. Sleman 7.088 1.627 RSU Sleman

5 Kota Yogyakarta 6.801 1.357 RSU Kota Yogyakarta

Provinsi Jawa Timur

1 Kab. Bangkalan 6.242 1.045 RSU Bangkalan

2 Kab. Banyuwangi 7.329 RSU Blambangan

8.781

RSU Genteng

3 Kab. Blitar 6.906

4 Kab. Bojonegoro 9.706

5 Kab. Bondowoso 9.339 0.656 RSU Dr. H. Koesnadi

6 Kab. Gresik 7.113 4.000 RSU Gresik

7 Kab. Jember 7.271 RSU Balung

RSU Kalisat

8.635 RSU Dr. Soebandi

Page 137: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 132

NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV

8 Kab. Jombang 4.000 RS Jombang

9 Kab. Kediri 2.221 RSU Pare

10 Kab. Lamongan 8.017 1.220 RSU Dr. Soegiri

11 Kab. Lumajang 11.214 4.000 RSU Dr Haryoto

12 Kab. Madiun 7.525 0.978 RSU Panti Waluyo

13 Kab. Magetan 6.406 0.977 RSU Dr. Sayidiman

14 Kab. Malang 7.810

15 Kab. Mojokerto 7.544 4.000 RSUD Dr Soekandar

16 Kab. Nganjuk 6.362 1.443 RSU Kertosono

17 Kab. Ngawi 6.899 10.000 RSU Soeroto

18 Kab. Pacitan 7.711

19 Kab. Pamekasan 6.680 1.035 RSU Pamekasan

20 Kab. Pasuruan 8.109 1.228 RSU Bangil

21 Kab. Ponorogo 7.997 1.129 RSU Prof. M. Harjono

22 Kab. Probolinggo 7.912 RSU Waluyo Jati

2.812

RSU Tongas

23 Kab. Sampang 6.943

24 Kab. Sidoarjo 17.594 7.000 RSU Sidoarjo

25 Kab. Situbondo 6.940 1.839 RSU Situbondo

26 Kab. Sumenep 4.000 RSU M. Anwar

27 Kab. Trenggalek 6.867 1.182 RSU Dr. Soedomo

28 Kab. Tuban 8.002 1.751 RSU Dr. R. Koesma

29 Kab. Tulungagung 12.848 5.624 RSU Dr. Iskak

30 Kota Blitar 6.038 1.164 RSU Mardi Waluyo

31 Kota Kediri 5.005 4.700 RSU Gambiran

32 Kota Madiun 6.042 1.119 RSU Madiun

33 Kota Malang

34 Kota Mojokerto 5.760 1.038 RSU Dr. Wahidin SH

35 Kota Pasuruan 6.063 2.224 RSU Dr. Soedarsono

36 Kota Probolinggo 5.792

37 Kota Surabaya 7.804 2.077 RSU Tambakrejo

38 Kota Batu 5.766

Page 138: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 133

NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV

Provinsi Kalimantan Barat 2.379 RSU Dr. Sudarso Pontianak

1 Kab. Bengkayang 7.552

2 Kab. Landak 6.338 1.394 RSU Landak

3 Kab. Kapuas Hulu 9.098 1.696 RSU Dr. A Diponegoro

4 Kab. Ketapang 9.318 1.620 RSU Dr. Agus Djam

5 Kab. Pontianak

6 Kab. Sambas 9.052 RSU Sambas

2.319

RSU Pemangkat

7 Kab. Sanggau 7.920 1.800 RSU Sanggau

8 Kab. Sintang 7.857 1.491 RSU Sintang

9 Kota Pontianak 7.769

10 Kota Singkawang 7.242 1.933 RSU Dr. Abdul Azis

11 Kab. Sekadau 6.195

12 Kab. Melawi 6.847

13 Kab. Kayong Utara 8.122

14 Kab. Kubu Raya 8.120

Provinsi Kalimantan Tengah 5.000

RSUD. Dr. Dorris S. Palangkaraya

1 Kab. Barito Selatan 6.586 5.211 RSU Buntok

2 Kab. Barito Utara 7.121 1.743 RSU Muara Teweh

3 Kab. Kapuas 13.072 4.000 RSUD Dr. Soemarmo

4 Kab. Kotawaringin Barat 8.872 6.281 RSU Sultan Imanuddin

5 Kab. Kotawaringin Timur 8.282

6 Kota Palangkaraya 6.512

7 Kab. Barito Timur 6.389

8 Kab. Murung Raya

9 Kab. Pulang Pisau 6.985 4.000 RSUD Pulang Pisau

10 Kab. Gunung Mas 7.966

11 Kab. Lamandau 7.099

12 Kab. Sukamara 6.286

13 Kab. Katingan 7.756

14 Kab. Seruyan 8.481

Page 139: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 134

NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV

Provinsi Kalimantan Selatan

RSU Ansari Saleh Banjarmasin

6.639

RSU Ulin Banjarmasin

1 Kab. Banjar 7.818 1.642 RSU Ratu Zalekha

2 Kab. Barito Kuala 7.293 1.547 RSU Marabahan

3 Kab. Hulu Sungai Selatan 7.812 1.261 RSU Hasan Basri

4 Kab. Hulu Sungai Tengah 6.536 1.831 RSU Damanhuri

5 Kab. Hulu Sungai Utara 6.374 1.297 RSU Pambalah Batung

6 Kab. Kota Baru 7.898

7 Kab. Tabalong 6.666 1.689 RSU Tanjung

8 Kab. Tanah Laut 6.993 1.413 RSU Boejasin Pelaihari

9 Kab. Tapin 6.694 1.300 RSU Datu Sanggul R.

10 Kota Banjar Baru 6.324 1.479 RSU Banjar Baru

11 Kota Banjarmasin 6.618

12 Kab. Balangan 6.262

13 Kab. Tanah Bumbu 7.662 3.000 RSU Tanah Bumbu

Provinsi Kalimantan Timur RSJ Samarinda

3.811

RSU Tarakan

1 Kab. Berau 9.228 4.000 RSU Abdul Rivai

2 Kab. Bulungan

3 Kab. Kutai Kartanegara 10.533

4 Kab. Kutai Barat 9.069

5 Kab. Kutai Timur 10.355

6 Kab. Malinau 9.137

7 Kab. Nunukan 8.149 1.333 RSU Nunukan

8 Kab. Pasir

9 Kota Balikpapan 7.482

10 Kota Bontang

11 Kota Samarinda

12 Kota Tarakan

13 Kab. Penajam Paser Utara

14 Kab. Tana Tidung

Page 140: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 135

NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV

Provinsi Sulawesi Utara 5.172 RSU Noongan Langowan

1 Kab. Bolaang Mongondow 7.296 1.439 RSU Datoe Binangkang

2 Kab. Minahasa 7.871 2.200 RSU dr. Sam Ratulangi

3 Kab. Sangihe 10.945 7.195 RSU Liun Kendage

4 Kota Bitung 6.670 1.975 RSU Bitung

5 Kota Manado 6.934

6 Kab. Kepulauan Talaud 8.458

7 Kab. Minahasa Selatan 8.022

8 Kota Tomohon 6.799

9 Kab. Minahasa Utara 7.366

10 Kota Kotamobagu 11.829

11 Kab. Bolaang Mongondow Utara 9.396

12 Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro 13.415

13 Kab. Minahasa Tenggara 11.000

Provinsi Gorontalo

1 Kab. Boalemo 6.347 1.410 RSU Boalemo

2 Kab. Gorontalo 7.546

3 Kota Gorontalo 7.666 1.845 RSU Aloei Saboe

4 Kab. Pohuwato 6.590

5 Kab. Bone Bolango 7.071

6 Kab. Gorontalo Utara 8.496

Provinsi Sulawesi Tengah 7.662 RSU Undata Palu

1 Kab. Banggai 7.205

2 Kab. Banggai Kepulauan 6.903

3 Kab. Buol 6.981 6.217 RSU Buol

4 Kab. Toli-Toli 6.282 1.519 RSU Mokopido

5 Kab. Donggala 7.873

6 Kab. Morowali 7.351

7 Kab. Poso 10.544 4.000 RSU Poso

8 Kota Palu 7.189 1.689 RSU Anutapura

9 Kab. Parigi Moutong 6.636 1.659 RSU Anuntaloka

10 Kab. Tojo Una Una 6.076 1.147 RSU Ampana

Page 141: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 136

NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV

Provinsi Sulawesi Selatan 3.482 RSU Haji Makassar

1 Kab. Bantaeng 6.537 1.779 RSU A. Makatutu

2 Kab. Barru 6.472 1.336 RSU Barru

3 Kab. Bone 8.499 1.234 RSU Tenriawanu

4 Kab. Bulukumba 7.878 1.715 RSU Bulukumba

5 Kab. Enrekang 6.586 1.344 RSU Enrekang

6 Kab. Gowa 7.301 2.857 RSU Sungguminasa

7 Kab. Jeneponto 6.078 1.108 RSU Lanto D Pasewang

8 Kab. Luwu 7.750

9 Kab. Luwu Utara 7.667 1.452 RSU Andi Jemma M.

10 Kab. Maros 7.263

11 Kab. Pangkajene Kepulauan 6.864 1.925 RSU Pangkep

12 Kab. Pinrang 6.930 1.399 RSU Lasinrang

13 Kab. Selayar 7.660 1.651 RSU Selayar

14 Kab. Sidenreng Rappang 6.351 1.546 RSU Arifin Nu'mang

15 Kab. Sinjai 6.759 1.356 RSU Sinjai

16 Kab. Soppeng 7 1.291 RSU Ajapange

17 Kab. Takalar 6.882

18 Kab. Tana Toraja 6.838 1.723 RSU Lakipadada

19 Kab. Wajo 7.391

20 Kota Pare-Pare 7.126

21 Kota Makassar 7.414 1.218 RSU Daya Makassar

22 Kota Palopo 6.364 1.499 RSU Palopo

23 Kab. Luwu Timur 6.891 1.163 RSU Luwu Timur

Provinsi Sulawesi Barat

1 Kab. Majene 6.759

2 Kab. Mamuju 8.702 1.621 RSU Mamuju

3 Kab. Polewali Mandar 7.553

4 Kab. Mamasa 6.032

5 Kab. Mamuju Utara 6.788

Page 142: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 137

NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV

Provinsi Sulawesi Tenggara

RSU Provinsi Sultra Kendari

4.706

RSJ Soeparto H. Kendari

1 Kab. Buton 7.978 4.000 RSU Pasar Wajo

2 Kab. Konawe 9.073

3 Kab. Kolaka 6.830 1.259 RSU Kolaka

4 Kab. Muna 7.595 1.531 RSU Raha

5 Kota Kendari 6.630 1.787 RSU Abunawas

6 Kota Bau-Bau 6.897 1.560 RSU Bau-Bau

7 Kab. Konawe Selatan 7.543

8 Kab. Bombana 6.885 1.399 RSU Bombana

9 Kab. Wakatobi 7.524

10 Kab. Kolaka Utara 6.535

11 Kab. Konawe Utara 7.516

12 Kab. Buton Utara 8.739

Provinsi Bali

1 Kab. Badung 6.792 1.149 RSU Badung

2 Kab. Bangli 6.806 1.408 RSU Bangli

3 Kab. Buleleng 7.477

4 Kab. Gianyar 7.359 1.606 RSU Sanjiwani

5 Kab. Jembrana 7.093 5.762 RSU Negara

6 Kab. Karangasem 6.859

7 Kab. Klungkung 7.289 1.973 RSU Klungkung

8 Kab. Tabanan 7.492 1.887 RSU Tabanan

9 Kota Denpasar 6.499 1.195 RSU Wangaya

Provinsi Nusa Tenggara Barat 2.719 RSU Mataram

1 Kab. Bima 7.198 1.323 RSU Raba

2 Kab. Dompu 6.616 1.782 RSU Dompu

3 Kab. Lombok Barat 7.117 1.740 RSU Patut P.P. Gerung

4 Kab. Lombok Tengah 7.851

5 Kab. Lombok Timur 7.346 1.641 RSU Dr. R. Sudjono

6 Kab. Sumbawa 7.811 1.532 RSU Sumbawa Besar

7 Kota Mataram 6.513

8 Kota Bima 7.459

9 Kab. Sumbawa Barat 6.826 4.000 RSU Sumbawa Barat

Page 143: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 138

NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV

Provinsi Nusa Tenggara Timur 6.974

RSU Prof Dr. WZ. Johanes Kupang

1 Kab. Alor 7.176

2 Kab. Belu 8.094 1.708 RSU Atambua

3 Kab. Ende 7.760 1.815 RSU Ende

4 Kab. Flores Timur 7.734 1.529 RSU Larantuka

5 Kab. Kupang 8.280

6 Kab. Lembata 7.475

7 Kab. Manggarai 7.672 1.380 RSU Ruteng

8 Kab. Ngada 9.136 2.483 RSU Bajawa

9 Kab. Sikka 8.043 1.748 RSU Hillers Maumere

10 Kab. Sumba Barat 8.837

11 Kab. Sumba Timur 7.838 1.376 RSU Umbu Rara Meha

12 Kab. Timor Tengah Selatan 7.813 1.682 RSU Soe

13 Kab. Timor Tengah Utara 8.161

14 Kota Kupang 8.128

15 Kab. Rote Ndao 6.211

16 Kab. Manggarai Barat 7.151

17 Kab. Nagekeo 8.896

18 Kab. Sumba Barat Daya 7.125

19 Kab. Sumba Tengah 8.481

20 Kab. Manggarai Timur 7.894

Provinsi Maluku 4.392 RSU Dr. M. Haulussy Ambon

1 Kab. Maluku Tenggara Barat 10.773

2 Kab. Maluku Tengah 7.259

3 Kab. Maluku Tenggara 6.468

4 Kab. Pulau Buru 7.378

5 Kota Ambon 8.323

6 Kab. Seram Bagian Barat 6.527

7 Kab. Seram Bagian Timur 7.161

8 Kab. Kepulauan Aru 7.822

9 Kota Tual 7.234 4.000 RSU Tual

Page 144: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 139

NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV

Provinsi Maluku Utara 5.442 RSU Ternate

1 Kab. Halmahera Tengah 8.225

2 Kab. Halmahera Barat 7.446 4.000 RSU Jailolo

3 Kota Ternate 7.791

4 Kab. Halmahera Timur 7.126

5 Kota Tidore Kepulauan 7.140 5.692 RSU Soasio

6 Kab. Kepulauan Sula 8.168

7 Kab. Halmahera Selatan 7.371

8 Kab. Halmahera Utara 9.305 2.224 RSU Tobelo

Provinsi Papua 6.610 RSU Prov Jayapura

1 Kab. Biak Numfor 9.012

2 Kab. Jayapura 9.334 1.397 RSU Sentani

3 Kab. Jayawijaya 18.696 2.713 RSU Wamena

4 Kab. Merauke 17.338 3.204 RSU Merauke

5 Kab. Mimika 10.617 4.000 RSU Mimika

6 Kab. Nabire 7.521

7 Kab. Paniai 12.850 4.000 RSUD Enarotali

8 Kab. Puncak Jaya 31.519

9 Kab. Kepulauan Yapen 12.271

10 Kota Jayapura 9.169 2.400 RSU Abepura

11 Kab. Sarmi 10.226

12 Kab. Keerom 8.261

13 Kab. Yahukimo 30.997

14 Kab. Pegunungan Bintang 29.712

15 Kab. Tolikara 17.195

16 Kab. Boven Digoel 10.218

17 Kab. Mappi 13.431

18 Kab. Asmat 15.499

19 Kab. Waropen 10.178

20 Kab. Supiori 7.204

21 Kab. Mamberamo Raya 9.511

22 Kab. Membramo Tengah 12.948

23 Kab. Yalimo 13.906

24 Kab. Lanny Jaya 14.193

Page 145: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 140

NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV

25 Kab. Nduga 14.017

26 Kab. Puncak 33.726

27 Kab. Dogiyai 6.455

Provinsi Papua Barat

1 Kab. Sorong 8.461 5.744 RSU Kab. Sorong

2 Kab. Manokwari 10.989 1.733 RSU Manokwari

3 Kab. Fak Fak 7.711 4.889 RSU Fak Fak

4 Kota Sorong 8.070

5 Kab. Sorong Selatan 7.829

6 Kab. Raja Ampat 10.152

7 Kab. Teluk Bintuni 9.306

8 Kab. Teluk Wondama 7.162

9 Kab. Kaimana 7.997

Page 146: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

141

LAMPIRAN 15

KEBUTUHAN PERALATAN PELAYANAN KESEHATAN IBU

TAHUN 2009

PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI

KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS

KB KIT

NO PROPINSI

TARGET PUSK

TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA

PONED KIT

BIDAN KIT

IMPLANT KIT

IUD KIT

HB SAHLI

PROTEIN URIN/

DIPSTICK

GULA DARAH PUASA/

DIPSTICK

GOL. DARAH

MALARIA/ RAPID

DIAGNOSIS TEST

HIV/ RAPID TEST 3 JENIS

NAD

1 Kab. Simeulue 4 - 66

66

66 66 2194 2194 2194 - -

2 Kab. Aceh Singkil 2 2 120

120

120 120 4369 4369 4369 - -

3 Kab. Aceh Selatan 3 1 27

27

27 27 4974 4974 4974 - -

4 Kab. Aceh Tenggara 4 - 43

43

43 43 4714 4714 4714 - -

5 Kab. Aceh Timur 1 3 196

196

196 196 9068 9068 9068 - -

6 Kab. Aceh Tengah 3 1 26

26

26 26 3924 3924 3924 - -

7 Kab. Aceh Barat 1 3 86

86

86 86 4123 4123 4123 - -

8 Kab. Aceh Besar - 6 37

37

37 37 7368 7368 7368 - -

9 Kab. Pidie 2 2 127

127

127 127 13763 13763

13763 - -

10 Kab. Bireuen - 4 31

31

31 31 9138 9138 9138 - -

11 Kab. Aceh Utara 2 2 27

27

27 27 12595 12595

12595 - -

12 Kab. Aceh Barat Daya 3 1 15

15

15 15 3318 3318 3318 - -

13 Kab. Gayo Lues 3 1 25

25

25 25 2168 2168 2168 - -

14 Kab. Aceh Tamiang 3 1 68

68

68 68 6008 6008 6008 - -

15 Kab. Nagan Raya 3 1 31

31

31 31 3089 3089 3089 - -

16 Kab. Aceh Jaya 3 1 21

21

21 21 1713 1713 1713 - -

17 Kab. Bener Meriah 2 2 55

55

55 55 3554 3554 3554 - -

18 Kota Banda Aceh 3 1 13

13

13 13 5324 5324 5324 - -

19 Kota Sabang 4 - 44

44

44 44 854 854 854 - -

20 Kota Langsa 4 - 25

25

25 25 3766 3766 3766 - -

21 Kota Lhokseumawe 3 1 46

46

46 46 4059 4059 4059 - -

Page 147: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

142

PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI

KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS

KB KIT

NO PROPINSI

TARGET PUSK

TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA

PONED KIT

BIDAN KIT

IMPLANT KIT

IUD KIT

HB SAHLI

PROTEIN URIN/

DIPSTICK

GULA DARAH PUASA/

DIPSTICK

GOL. DARAH

MALARIA/

RAPID DIAGNO

SIS TEST

HIV/ RAPID TEST 3 JENIS

SUMATERA UTARA

1 Kab. Nias -

4

29

29

29

29 11,789 11,789 11,789 - 11,789

2 Kab. Mandailing Natal 1

3

62

62

62

62 9,804 9,804 9,804 - 9,804

3 Kab. Tapanuli Selatan -

9

145

145

145

145 16,686 16,686 16,686 - 16,686

4 Kab. Tapanuli Tengah 1

3

19

19

19

19 7,232 7,232 7,232 - 7,232

5 Kab. Tapanuli Utara 1

3

54

54

54

54 7,253 7,253 7,253 - 7,253

6 Kab. Toba Samosir 3

1

23

23

23

23 4,875 4,875 4,875 - 4,875

7 Kab. Labuhan Batu -

5

92

92

92

92 25,698 25,698 25,698 - 25,698

8 Kab. Asahan -

7

62

62

62

62 28,035 28,035 28,035 - 28,035

9 Kab. Simalungun -

4

89

89

89

89 23,738 23,738 23,738 - 23,738

10 Kab. Dairi -

4

27

27

27

27 7,923 7,923 7,923 - 7,923

11 Kab. Karo -

4

76

76

76

76 8,267 8,267 8,267 - 8,267

12 Kab. Deli Serdang -

6

46

46

46

46 38,954 38,954 38,954 - 38,954

13 Kab. Langkat 2

2

30

30

30

30 25,540 25,540 25,540 - 25,540

14 Kab. Nias Selatan 2

2

27

27

27

27 7,354 7,354 7,354 - 7,354

15 Kab. Humbang Hasundutan 2

2

25

25

25

25 4,190 4,190 4,190 - 4,190

16 Kab. Pakpak Bharat 1

3

42

42

42

42 985 985 985 - 985

17 Kab. Samosir 1

3

43

43

43

43 16,577 16,577 16,577 - 16,577

18 Kab. Serdang Bedagai 1

3

31

31

31

31 3,299 3,299 3,299 - 3,299

19 Kota Sibolga 3

1

64

64

64

64 2,208 2,208 2,208 - 2,208

20 Kota Tanjung Balai 4

-

64

64

64

64 4,925 4,925 4,925 - 4,925

21 Kota Pematang Siantar 4

-

64

64

64

64 6,126 6,126 6,126 - 6,126

22 Kota Tebing Tinggi 4

-

64

64

64

64 3,527 3,527 3,527 - 3,527

23 Kota Medan 3

1

64

64

64

64 51,659 51,659 51,659 - 51,659

24 Kota Binjai 1

3

64

64

64

64 6,591 6,591 6,591 - 6,591

25 Kota Padang Sidempuan 3

1

73

73

73

73 4,849 4,849 4,849 - 4,849

SUMATERA BARAT

1 Kab. Kepulauan Mentawai 2 2 7 7 7 7 2,118 2,118 2,118 - 2,118

2 Kab. Pesisir Selatan - 8 90 90 90 90 9,664 9,664 9,664 - 9,664

3 Kab. Solok - 4 44 44 44 44 9,641 9,641 9,641 - 9,641

4 Kab. Sawahlunto/ Sijunjung - 5 55 55 55 55 5,397 5,397 5,397 - 5,397

Page 148: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

143

PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI

KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS

KB KIT

NO PROPINSI

TARGET PUSK

TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA

PONED KIT

BIDAN KIT

IMPLANT KIT

IUD KIT

HB SAHLI

PROTEIN URIN/

DIPSTICK

GULA DARAH PUASA/

DIPSTICK

GOL. DARAH

MALARIA/

RAPID DIAGNO

SIS TEST

HIV/ RAPID TEST 3 JENIS

5 Kab. Tanah Datar - 7 101 101 101 101 7,084 7,084 7,084 - 7,084

6 Kab. Padang Pariaman - 6 76 76 76 76 9,161 9,161 9,161 - 9,161

7 Kab. Agam - 4 42 42 42 42 10,232 10,232 10,232 - 10,232

8 Kab. Lima Puluh Koto - 4 64 64 64 64 8,000 8,000 8,000 - 8,000

9 Kab. Pasaman 1 3 27 27 27 27 7,784 7,784 7,784 - 7,784

10 Kab. Solok Selatan 2 2 52 52 52 52 3,494 3,494 3,494 - 3,494

11 Kab. Dharmas Raya 2 2 54 54 54 54 4,311 4,311 4,311 - 4,311

12 Kab. Pasaman Barat - 6 69 69 69 69 8,037 8,037 8,037 - 8,037

13 Kota Padang 1 3 - - - - 18,772 18,772 18,772 - 18,772

14 Kota Solok 3 1 9 9 9 9 1,394 1,394 1,394 - 1,394

15 Kota Sawah Lunto 2 2 12 12 12 12 1,126 1,126 1,126 - 1,126

16 Kota Padang Panjang 4 - 4 4 4 4 990 990 990 - 990

17 Kota Bukittinggi 4 - 6 6 6 6 2,493 2,493 2,493 - 2,493

18 Kota Payakumbuh 3 1 1 1 1 1 2,439 2,439 2,439 - 2,439

19 Kota Pariaman 3 1 31 31 31 31 1,842 1,842 1,842 - 1,842

RIAU

1 Kab. Kuantan Singingi 4 6 192 192 192 192 7,589 7,589 7,589 - 7,589

2 Kab. Indragiri Hulu 3 3 172 172 172 172 8,889 8,889 8,889 - 8,889

3 Kab. Indragiri Hilir 4 4 118 118 118 118 18,720 18,720 18,720 - 18,720

4 Kab. Pelalawan 4 4 137 137 137 137 8,362 8,362 8,362 - 8,362

5 Kab. Siak 4 4 101 101 101 101 8,926 8,926 8,926 - 8,926

6 Kab. Kampar 4 4 216 216 216 216 16,167 16,167 16,167 - 16,167

7 Kab. Rokan Hulu 4 4 152 152 152 152 10,871 10,871 10,871 - 10,871

8 Kab. Bengkalis 4 4 190 190 190 190 19,517 19,517 19,517 - 19,517

9 Kab. Rokan Hilir 4 4 192 192 192 192 14,122 14,122 14,122 - 14,122

10 Kota Pekan Baru - 13 58 58 58 58 21,633 21,633 21,633 - 21,633

11 Kota Dumai 4 4 60 60 60 60 6,231 6,231 6,231 - 6,231

JAMBI

1 Kab. Kerinci 1 3 14 14 14 14 8,851 8,851 8,851 - 8,851

2 Kab. Merangin 1 3 13 13 13 13 8,830 8,830 8,830 - 8,830

3 Kab. Sarolangun 1 3 34 34 34 34 6,302 6,302 6,302 - 6,302

4 Kab. Batang Hari 1 3 9 9 9 9 5,550 5,550 5,550 - 5,550

Page 149: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

144

PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI

KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS

KB KIT

NO PROPINSI

TARGET PUSK

TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA

PONED KIT

BIDAN KIT

IMPLANT KIT

IUD KIT

HB SAHLI

PROTEIN URIN/

DIPSTICK

GULA DARAH PUASA/

DIPSTICK

GOL. DARAH

MALARIA/

RAPID DIAGNO

SIS TEST

HIV/ RAPID TEST 3 JENIS

5 Kab. Muaro Jambi 1 3 8 8 8 8 7,707 7,707 7,707 - 7,707

6 Kab. Tanjung Jabung Timur 1 3 3 3 3 3 5,658 5,658 5,658 - 5,658

7 Kab. Tanjung Jabung Barat 3 1 59 59 59 59 7,036 7,036 7,036 - 7,036

8 Kab. Tebo 1 3 31 31 31 31 6,825 6,825 6,825 - 6,825

9 Kab. Bungo 1 3 60 60 60 60 7,118 7,118 7,118 - 7,118

10 Kota Jambi 3 1 31 31 31 31 12,638 12,638 12,638 - 12,638

SUMATERA SELATAN

1 Kab. Ogan Komering Ulu 4 - 18 18 18 18 8,137 8,137 8,137 8,137 -

2 Kab. Ogan Komering Ilir - 5 15 15 15 15 17,244 17,244 17,244 17,244 -

3 Kab. Muara Enim - 8 122 122 122 122 17,244 17,244 17,244 17,244 -

4 Kab. Lahat 2 2 20 20 20 20 14,826 14,826 14,826 14,826 -

5 Kab. Musi Rawas 1 3 36 36 36 36 13,223 13,223 13,223 13,223 -

6 Kab. Musi Banyuasin - 6 47 47 47 47 12,266 12,266 12,266 12,266 -

7 Kab. Banyuasin 4 - 151 151 151 151 19,692 19,692 19,692 19,692 -

8 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan 4 - 26 26 26 26 8,535 8,535 8,535 8,535 -

9 Kab. Ogan Komering Ulu Timur 2 2 34 34 34 34 15,092 15,092 15,092 15,092 -

10 Kab. Ogan Ilir 4 - 60 60 60 60 9,337 9,337 9,337 9,337 -

11 Kota Palembang 3 1 24 24 24 24 35,685 35,685 35,685 35,685 -

12 Kota Prabumulih 3 1 30 30 30 30 3,944 3,944 3,944 3,944 -

13 Kota Pagar Alam 4 - 37 37 37 37 3,163 3,163 3,163 3,163 -

14 Kota Lubuk Linggau 4 - 53 53 53 53 4,402 4,402 4,402 4,402 -

BENGKULU

1 Kab. Bengkulu Selatan 1 3 97 97 97 97 3,937 3,937 3,937 3,937 -

2 Kab. Rejang Lebong - 4 46 46 46 46 7,018 7,018 7,018 7,018 -

3 Kab. Bengkulu Utara 1 3 58 58 58 58 8,997 8,997 8,997 8,997 -

4 Kab. Kaur 1 3 21 21 21 21 3,303 3,303 3,303 3,303 -

5 Kab. Seluma 2 2 62 62 62 62 5,004 5,004 5,004 5,004 -

6 Kab. Mukomuko 1 3 14 14 14 14 3,998 3,998 3,998 3,998 -

7 Kab. Lebong 2 2 12 12 12 12 2,996 2,996 2,996 2,996 -

8 Kab. Kepahiang 2 2 27 27 27 27 3,338 3,338 3,338 3,338 -

9 Kota Bengkulu 1 3 48 48 48 48 9,230 9,230 9,230 9,230 -

Page 150: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

145

PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI

KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS

KB KIT

NO PROPINSI

TARGET PUSK

TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA

PONED KIT

BIDAN KIT

IMPLANT KIT

IUD KIT

HB SAHLI

PROTEIN URIN/

DIPSTICK

GULA DARAH PUASA/

DIPSTICK

GOL. DARAH

MALARIA/

RAPID DIAGNO

SIS TEST

HIV/ RAPID TEST 3 JENIS

LAMPUNG

1 Kab. Lampung Barat - 4 7 7 7 7 10,411 10,411 10,411 - 10,411

2 Kab. Tanggamus - 4 25 25 25 25 21,680 21,680 21,680 - 21,680

3 Kab. Lampung Selatan 1 3 36 36 36 36 32,989 32,989 32,989 - 32,989

4 Kab. Lampung Timur - 4 21 21 21 21 23,660 23,660 23,660 - 23,660

5 Kab. Lampung Tengah - 6 2 2 2 2 28,321 28,321 28,321 - 28,321

6 Kab. Lampung Utara - 4 8 8 8 8 14,639 14,639 14,639 - 14,639

7 Kab. Way Kanan - 4 5 5 5 5 9,324 9,324 9,324 - 9,324

8 Kab. Tulang Bawang - 5 52 52 52 52 19,574 19,574 19,574 - 19,574

9 Kota Bandar Lampung - 4 89 89 89 89 21,000 21,000 21,000 - 21,000

10 Kota Metro 2 2 46 46 46 46 3,044 3,044 3,044 - 3,044

KEP. BANGKA BELITUNG

1 Kab. Bangka 3 1 10 10 10 10 6,276 6,276 6,276 6,276 -

2 Kab. Belitung 3 1 5 5 5 5 3,410 3,410 3,410 3,410 -

3 Kab. Bangka Barat 4 - 28 28 28 28 3,751 3,751 3,751 3,751 -

4 Kab. Bangka Tengah 4 - 17 17 17 17 3,931 3,931 3,931 3,931 -

5 Kab. Bangka Selatan

3 1 5 5 5 5 3,893 3,893 3,893 3,893 -

6 Kab. Belitung Timur 2 2 3 3 3 3 2,530 2,530 2,530 2,530 -

7 Kota Pangkal Pinang 3 1 8 8 8 8 3,812 3,812 3,812 3,812 -

KEPULAUAN RIAU

1 Kab. Karimun 1 3 31 31 31 31 5,953 5,953 5,953 5,953 5,953

2 Kab. Kepulauan Riau/Bintan - 4 50 50 50 50 3,572 3,572 3,572 3,572 3,572

3 Kab. Natuna - 4 43 43 43 43 2,803 2,803 2,803 2,803 2,803

4 Kab. Lingga 1 3 18 18 18 18 2,376 2,376 2,376 2,376 2,376

5 Kota Batam 4 - 27 27 27 27 22,728 22,728 22,728 22,728 22,728

6 Kota Tanjung Pinang 3 1 32 32 32 32 4,932 4,932 4,932 4,932 4,932

Page 151: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

146

PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI

KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS

KB KIT

NO PROPINSI

TARGET PUSK

TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA

PONED KIT

BIDAN KIT

IMPLANT KIT

IUD KIT

HB SAHLI

PROTEIN URIN/

DIPSTICK

GULA DARAH PUASA/

DIPSTICK

GOL. DARAH

MALARIA/

RAPID DIAGNO

SIS TEST

HIV/ RAPID TEST 3 JENIS

JAWA BARAT

1 Kab. Bogor - 6 259 259 259 259 114,822 114,822 114,822 - 114,822

2 Kab. Sukabumi - 4 223 223 223 223 62,572 62,572 62,572 - 62,572

3 Kab. Cianjur - 5 222 222 222 222 59,763 59,763 59,763 - 59,763

4 Kab. Bandung - 4 340 340 340 340 93,708 93,708 93,708 - 93,708

5 Kab. Garut 2 2 287 287 287 287 51,678 51,678 51,678 - 51,678

6 Kab. Tasikmalaya - 4 204 204 204 204 51,885 51,885 51,885 - 51,885

7 Kab. Ciamis - 6 216 216 216 216 33,584 33,584 33,584 - 33,584

8 Kab. Kuningan - 5 337 337 337 337 31,680 31,680 31,680 - 31,680

9 Kab. Cirebon - 4 386 386 386 386 60,933 60,933 60,933 - 60,933

10 Kab. Majalengka - 9 315 315 315 315 23,478 23,478 23,478 - 23,478

11 Kab. Sumedang - 6 239 239 239 239 29,566 29,566 29,566 - 29,566

12 Kab. Indramayu - 4 310 310 310 310 33,219 33,219 33,219 - 33,219

13 Kab. Subang - 5 244 244 244 244 36,734 36,734 36,734 - 36,734

14 Kab. Purwakarta - 4 127 127 127 127 22,111 22,111 22,111 - 22,111

15 Kab. Karawang - 5 129 129 129 129 60,287 60,287 60,287 - 60,287

16 Kab. Bekasi - 4 170 170 170 170 51,895 51,895 51,895 - 51,895

17 Kota Bogor 4 - 63 63 63 63 21,032 21,032 21,032 - 21,032

18 Kota Sukabumi 1 3 45 45 45 45 8,223 8,223 8,223 - 8,223

19 Kota Bandung 4 - - - - - 45,300 45,300 45,300 - 45,300

20 Kota Cirebon 2 2 - - - - 6,595 6,595 6,595 - 6,595

21 Kota Bekasi 2 2 - - - - 47,722 47,722 47,722 - 47,722

22 Kota Depok 3 1 - - - - 27,670 27,670 27,670 - 27,670

23 Kota Cimahi 3 1 - - - - 11,194 11,194 11,194 - 11,194

24 Kota Tasikmalaya 2 2 57 57 57 57 14,179 14,179 14,179 - 14,179

25 Kota Banjar 4 - 22 22 22 22 4,908 4,908 4,908 - 4,908

JAWA TENGAH

1 Kab. Cilacap - 8 320 320 320 320 31,598 31,598 31,598 - 31,598

2 Kab. Banyumas - 8 222 222 222 222 29,769 29,769 29,769 - 29,769

3 Kab. Purbalingga - 10 181 181 181 181 16,902 16,902 16,902 - 16,902

4 Kab. Banjarnegara - 8 113 113 113 113 16,860 16,860 16,860 - 16,860

Page 152: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

147

PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI

KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS

KB KIT

NO PROPINSI

TARGET PUSK

TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA

PONED KIT

BIDAN KIT

IMPLANT KIT

IUD KIT

HB SAHLI

PROTEIN URIN/

DIPSTICK

GULA DARAH PUASA/

DIPSTICK

GOL. DARAH

MALARIA/

RAPID DIAGNO

SIS TEST

HIV/ RAPID TEST 3 JENIS

5 Kab. Kebumen 4 - 239 239 239 239 23,369 23,369 23,369 - 23,369

6 Kab. Purworejo 1 3 212 212 212 212 10,941 10,941 10,941 - 10,941

7 Kab. Wonosobo - 4 128 128 128 128 16,452 16,452 16,452 - 16,452

8 Kab. Magelang - 7 291 291 291 291 23,635 23,635 23,635 - 23,635

9 Kab. Boyolali - 8 257 257 257 257 17,437 17,437 17,437 - 17,437

10 Kab. Klaten - 10 150 150 150 150 19,771 19,771 19,771 - 19,771

11 Kab. Sukoharjo - 4 133 133 133 133 14,590 14,590 14,590 - 14,590

12 Kab. Wonogiri - 6 301 301 301 301 15,173 15,173 15,173 - 15,173

13 Kab. Karanganyar - 12 83 83 83 83 13,970 13,970 13,970 - 13,970

14 Kab. Sragen - 6 188 188 188 188 17,686 17,686 17,686 - 17,686

15 Kab. Grobogan 1 3 262 262 262 262 24,338 24,338 24,338 - 24,338

16 Kab. Blora - 6 95 95 95 95 15,817 15,817 15,817 - 15,817

17 Kab. Rembang - 10 154 154 154 154 10,104 10,104 10,104 - 10,104

18 Kab. Pati 1 3 214 214 214 214 19,983 19,983 19,983 - 19,983

19 Kab. Kudus - 6 100 100 100 100 18,454 18,454 18,454 - 18,454

20 Kab. Jepara - 8 183 183 183 183 23,105 23,105 23,105 - 23,105

21 Kab. Demak - 6 75 75 75 75 25,546 25,546 25,546 - 25,546

22 Kab. Semarang 4 - 189 189 189 189 15,672 15,672 15,672 - 15,672

23 Kab. Temanggung - 4 167 167 167 167 11,556 11,556 11,556 - 11,556

24 Kab. Kendal - 7 234 234 234 234 19,115 19,115 19,115 - 19,115

25 Kab. Batang 2 2 147 147 147 147 13,284 13,284 13,284 - 13,284

26 Kab. Pekalongan - 5 143 143 143 143 16,812 16,812 16,812 - 16,812

27 Kab. Pemalang 1 3 193 193 193 193 26,315 26,315 26,315 - 26,315

28 Kab. Tegal - 4 200 200 200 200 30,213 30,213 30,213 - 30,213

29 Kab. Brebes - 15 165 165 165 165 45,871 45,871 45,871 - 45,871

30 Kota Magelang 4 - 19 19 19 19 2,589 2,589 2,589 - 2,589

31 Kota Surakarta 4 - 30 30 30 30 11,383 11,383 11,383 - 11,383

32 Kota Salatiga 3 1 10 10 10 10 2,797 2,797 2,797 - 2,797

33 Kota Semarang 3 1 60 60 60 60 27,240 27,240 27,240 - 27,240

34 Kota Pekalongan 2 2 20 20 20 20 7,302 7,302 7,302 - 7,302

35 Kota Tegal 3 1 16 16 16 16 6,196 6,196 6,196 - 6,196

Page 153: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

148

PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI

KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS

KB KIT

NO PROPINSI

TARGET PUSK

TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA

PONED KIT

BIDAN KIT

IMPLANT KIT

IUD KIT

HB SAHLI

PROTEIN URIN/

DIPSTICK

GULA DARAH PUASA/

DIPSTICK

GOL. DARAH

MALARIA/

RAPID DIAGNO

SIS TEST

HIV/ RAPID TEST 3 JENIS

D I YOGYAKARTA

1 Kab. Kulon Progo - 6 59 59 59 59 6,624 6,624 6,624 - -

2 Kab. Bantul - 6 60 60 60 60 13,422 13,422 13,422 - -

3 Kab. Gunung Kidul - 6 18 18 18 18 10,726 10,726 10,726 - -

4 Kab. Sleman - 4 32 32 32 32 13,252 13,252 13,252 - -

5 Kota Yogyakarta 1 3 85 85 85 85 5,633 5,633 5,633 - -

JAWA TIMUR

1 Kab. Pacitan - 11 89 89 89 89 8,271 8,271 8,271 - 8,271

2 Kab. Ponorogo - 6 187 187 187 187 13,970 13,970 13,970 - 13,970

3 Kab. Trenggalek - 8 80 80 80 80 10,984 10,984 10,984 - 10,984

4 Kab. Tulungagung - 8 153 153 153 153 16,344 16,344 16,344 - 16,344

5 Kab. Blitar - 8 138 138 138 138 18,187 18,187 18,187 - 18,187

6 Kab. Kediri - 4 223 223 223 223 29,115 29,115 29,115 - 29,115

7 Kab. Malang - 15 217 217 217 217 47,430 47,430 47,430 - 47,430

8 Kab. Lumajang - 5 130 130 130 130 18,710 18,710 18,710 - 18,710

9 Kab. Jember - 7 101 101 101 101 43,910 43,910 43,910 - 43,910

10 Kab. Banyuwangi - 10 153 153 153 153 27,730 27,730 27,730 - 27,730

11 Kab. Bondowoso - 6 128 128 128 128 11,921 11,921 11,921 - 11,921

12 Kab. Situbondo - 5 66 66 66 66 10,924 10,924 10,924 - 10,924

13 Kab. Probolinggo - 8 209 209 209 209 21,627 21,627 21,627 - 21,627

14 Kab. Pasuruan - 9 237 237 237 237 29,846 29,846 29,846 - 29,846

15 Kab. Sidoarjo - 6 205 205 205 205 33,653 33,653 33,653 - 33,653

16 Kab. Mojokerto - 8 213 213 213 213 19,455 19,455 19,455 - 19,455

17 Kab. Jombang - 9 177 177 177 177 23,947 23,947 23,947 - 23,947

18 Kab. Nganjuk - 5 117 117 117 117 18,932 18,932 18,932 - 18,932

19 Kab. Madiun - 5 110 110 110 110 10,058 10,058 10,058 - 10,058

20 Kab. Magetan - 9 69 69 69 69 8,898 8,898 8,898 - 8,898

21 Kab. Ngawi - 7 147 147 147 147 13,946 13,946 13,946 - 13,946

22 Kab. Bojonegoro - 8 254 254 254 254 21,927 21,927 21,927 - 21,927

23 Kab. Tuban - 6 274 274 274 274 21,056 21,056 21,056 - 21,056

24 Kab. Lamongan - 8 331 331 331 331 22,273 22,273 22,273 - 22,273

25 Kab. Gresik - 10 123 123 123 123 23,033 23,033 23,033 - 23,033

Page 154: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

149

PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI

KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS

KB KIT

NO PROPINSI

TARGET PUSK

TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA

PONED KIT

BIDAN KIT

IMPLANT KIT

IUD KIT

HB SAHLI

PROTEIN URIN/

DIPSTICK

GULA DARAH PUASA/

DIPSTICK

GOL. DARAH

MALARIA/ RAPID

DIAGNOSIS TEST

HIV/ RAPID TEST 3 JENIS

26 Kab. Bangkalan - 7 107 107 107 107 20,065 20,065 20,065 - 20,065

27 Kab. Sampang - 5 200 200 200 200 19,918 19,918

19,918 - 19,918

28 Kab. Pamekasan - 5 159 159 159 159 15,224 15,224 15,224 - 15,224

29 Kab. Sumenep - 8 179 179 179 179 15,594 15,594 15,594 - 15,594

30 Kota Kediri - 8 98 98 98 98 3,790 3,790 3,790 - 3,790

31 Kota Blitar 3 1 32 32 32 32 2,111 2,111 2,111 - 2,111

32 Kota Malang 4 1 52 52 52 52 15,787 15,787 15,787 - 15,787

33 Kota Probolinggo 3 0 55 55 55 55 4,255 4,255 4,255 - 4,255

34 Kota Pasuruan 3 1 49 49 49 49 4,069 4,069 4,069 - 4,069

35 Kota Mojokerto 2 1 32 32 32 32 2,044 2,044 2,044 - 2,044

36 Kota Madiun 4 2 87 87 87 87 2,737 2,737 2,737 - 2,737

37 Kota Surabaya 4 0 144 144 144 144 51,011 51,011 51,011 - 51,011

38 Kota Batu 4 0 15 15 15 15 3,625 3,625 3,625 - 3,625

BANTEN

1 Kab. Pandeglang - 4 170 170 170 170 25,782 25,782 25,782 - -

2 Kab. Lebak - 5 165 165 165 165 36,190 36,190 36,190 - -

3 Kab. Tangerang - 10 165 165 165 165 99,145 99,145 99,145 - -

4 Kab. Serang 1 3 155 155 155 155 55,995 55,995 55,995 - -

5 Kota Tangerang 4 - 55 55 55 55 42,400 42,400 42,400 - -

6 Kota Cilegon 3 1 22 22 22 22 7,717 7,717 7,717 - -

7 Kota Serang 3 1 35 35 35 35 - - - - -

BALI

1 Kab. Jembrana 2 2 46 46 46 46 4,587 4,587

4,587 - 4,587

2 Kab. Tabanan 1 3 101 101 101 101 5,861 5,861

5,861 - 5,861

3 Kab. Badung - 4 99 99 99 99 8,178 8,178

8,178 - 8,178

4 Kab. Gianyar - 4 49 49 49 49 7,476 7,476

7,476 - 7,476

5 Kab. Klungkung 1 3 22 22 22 22 3,222 3,222

3,222 - 3,222

6 Kab. Bangli 2 2 85 85 85 85 3,952 3,952

3,952 - 3,952

7 Kab. Karang Asem 1 3 45 45 45 45 8,190 8,190

8,190 - 8,190

8 Kab. Buleleng 2 2 22 22 22 22 12,598 12,598

12,598 - 12,598

9 Kota Denpasar 3 1 34 34 34 34 12,088 12,088

12,088 - 12,088

Page 155: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

150

PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI

KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS

KB KIT

NO PROPINSI

TARGET PUSK

TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA

PONED KIT

BIDAN KIT

IMPLANT KIT

IUD KIT

HB SAHLI

PROTEIN URIN/

DIPSTICK

GULA DARAH PUASA/

DIPSTICK

GOL. DARAH

MALARIA/

RAPID DIAGNO

SIS TEST

HIV/ RAPID TEST 3 JENIS

NUSA TENGGARA BARAT

1 Kab. Lombok Barat - 6 46 46 46 46 19,635 19,635 19,635

19,635 -

2 Kab. Lombok Tengah - 9 101 101 101 101 21,241 21,241 21,241

21,241 -

3 Kab. Lombok Timur - 20 99 99 99 99 26,783 26,783 26,783

26,783 -

4 Kab. Sumbawa - 6 49 49 49 49 10,267 10,267 10,267

10,267 -

5 Kab. Dompu 1 3 22 22 22 22 6,523 6,523 6,523

6,523 -

6 Kab. Bima - 6 85 85 85 85 11,804 11,804 11,804

11,804 -

7 Kab. Sumbawa Barat 1 3 45 45 45 45 2,765 2,765 2,765

2,765 -

8 Kota Mataram 3 1 22 22 22 22 9,296 9,296 9,296

9,296 -

9 Kota Bima 3 1 34 34 34 34 3,411 3,411 3,411

3,411 -

NUSA TENGGARA TIMUR

1 Kab. Sumba Barat 4 1 125 125 125 125 11,886 11,886 11,886

11,886 -

2 Kab. Sumba Timur 3 1 109 109 109 109 5,554 5,554 5,554

5,554 -

3 Kab. Kupang 4 0 29 29 29 29 9,289 9,289 9,289

9,289 -

4 Kab. Timor Tengah Selatan 3 1 55 55 55 55 12,197 12,197 12,197

12,197 -

5 Kab. Timor Tengah Utara 2 2 104 104 104 104 6,828 6,828 6,828

6,828 -

6 Kab. Belu 2 2 168 168 168 168 10,170 10,170 10,170

10,170 -

7 Kab. Alor 2 2 61 61 61 61 4,739 4,739 4,739

4,739 -

8 Kab. Lembata 1 3 34 34 34 34 2,643 2,643 2,643

2,643 -

9 Kab. Flores Timur 0 4 69 69 69 69 5,849 5,849 5,849

5,849 -

10 Kab. Sikka 0 4 58 58 58 58 8,229 8,229 8,229

8,229 -

11 Kab. Ende 0 5 47 47 47 47 6,746 6,746 6,746

6,746 -

12 Kab. Ngada 3 1 112 112 112 112 6,968 6,968 6,968

6,968 -

13 Kab. Manggarai 0 5 161 161 161 161 13,280 13,280 13,280

13,280 -

14 Kab. Rote Ndao 4 0 57 57 57 57 3,349 3,349 3,349

3,349 -

15 Kab. Manggarai Barat 4 0 41 41 41 41 5,802 5,802 5,802

5,802 -

16 Kota Kupang 2 2 19 19 19 19 7,384 7,384 7,384

7,384 -

Page 156: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

151

PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI

KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS

KB KIT

NO PROPINSI

TARGET PUSK

TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA

PONED KIT

BIDAN KIT

IMPLANT KIT

IUD KIT

HB SAHLI

PROTEIN URIN/

DIPSTICK

GULA DARAH PUASA/

DIPSTICK

GOL. DARAH

MALARIA/ RAPID

DIAGNOSIS TEST

HIV/ RAPID TEST 3 JENIS

KALIMANTAN BARAT

1 Kab. Sambas - 4 122 122 122 122 12,960 12,960

12,960 12,960 12,960

2 Kab. Bengkayang 4 0 43 43 43 43 5,362 5,362

5,362 5,362 5,362

3 Kab. Landak 3 1 67 67 67 67 8,796 8,796

8,796 8,796 8,796

4 Kab. Pontianak 4 0 136 136 136 136 15,951 15,951

15,951 15,951 15,951

5 Kab. Sanggau 4 0 59 59 59 59 9,637 9,637

9,637 9,637 9,637

6 Kab. Ketapang 2 2 77 77 77 77 13,090 13,090

13,090 13,090 13,090

7 Kab. Sintang - 6 76 76 76 76 8,889 8,889

8,889 8,889 8,889

8 Kab. Kapuas Hulu 4 0 62 62 62 62 7,250 7,250

7,250 7,250 7,250

9 Kab. Sekadau 3 1 37 37 37 37 4,504 4,504

4,504 4,504 4,504

10 Kab. Melawi 4 0 27 27 27 27 4,050 4,050

4,050 4,050 4,050

11 Kota Pontianak - 4 49 49 49 49 11,134 11,134

11,134 11,134 11,134

12 Kota Singkawang 4 0 20 20 20 20 4,961 4,961

4,961 4,961 4,961

KALIMANTAN TENGAH

1 Kab. Kotawaringin Barat 4 - 25 25 25 25 5,744 5,744

5,744 5,744 -

2 Kab. Kotawaringin Timur 4 - 57 57 57 57 8,842 8,842

8,842 8,842 -

3 Kab. Kapuas - 4 25 25 25 25 10,094 10,094

10,094 10,094 -

4 Kab. Barito Selatan 4 - 29 29 29 29 3,041 3,041

3,041 3,041 -

5 Kab. Barito Utara 4 - 25 25 25 25 3,412 3,412

3,412 3,412 -

6 Kab. Sukamara 4 - 14 14 14 14 1,085 1,085

1,085 1,085 -

7 Kab. Lamandau 4 - 29 29 29 29 1,584 1,584

1,584 1,584 -

8 Kab. Seruyan 4 - 17 17 17 17 3,584 3,584

3,584 3,584 -

9 Kab. Katingan 4 - 30 30 30 30 3,930 3,930

3,930 3,930 -

10 Kab. Pulang Pisau 4 - 3 3 3 3 3,075 3,075

3,075 3,075 -

11 Kab. Gunung Mas 4 - 36 36 36 36 2,558 2,558

2,558 2,558 -

12 Kab. Barito Timur 4 - 13 13 13 13 2,558 2,558

2,558 2,558 -

13 Kab. Murung Raya 4 - 17 17 17 17 2,610 2,610

2,610 2,610 -

14 Kota Palangka Raya 2 2 1 1 1 1 5,530 5,530

5,530 5,530 -

Page 157: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

152

PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI

KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS

KB KIT

NO PROPINSI

TARGET PUSK

TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA

PONED KIT

BIDAN KIT

IMPLANT KIT

IUD KIT

HB SAHLI

PROTEIN URIN/

DIPSTICK

GULA DARAH PUASA/

DIPSTICK

GOL. DARAH

MALARIA/ RAPID

DIAGNOSIS TEST

HIV/ RAPID TEST 3 JENIS

KALIMANTAN SELATAN

1 Kab. Tanah Laut 1 3 117 117 117 117 6,145 6,145

6,145 - -

2 Kab. Kota Baru - 4 75 75 75 75 6,674 6,674

6,674 - -

3 Kab. Banjar - 4 135 135 135 135 10,210 10,210

10,210 - -

4 Kab. Barito Kuala - 4 116 116 116 116 7,072 7,072

7,072 - -

5 Kab. Tapin - 4 60 60 60 60 4,053 4,053

4,053 - -

6 Kab. Hulu Sungai Selatan - 4 63 63 63 63 5,235 5,235

5,235 - -

7 Kab. Hulu Sungai Tengah 1 3 121 121 121 121 5,877 5,877

5,877 - -

8 Kab. Hulu Sungai Utara 1 3 74 74 74 74 5,611 5,611

5,611 - -

9 Kab. Tabalong 1 3 102 102 102 102 4,563 4,563

4,563 - -

10 Kab. Tanah Bumbu 1 3 25 25 25 25 5,676 5,676

5,676 - -

11 Kab. Balangan 1 3 42 42 42 42 2,714 2,714

2,714 - -

12 Kota Banjarmasin 4 0 40 40 40 40 12,471 12,471

12,471 - -

13 Kota Banjar Baru 3 1 17 17 17 17 3,876 3,876

3,876 - -

KALIMANTAN TIMUR

1 Kab. Pasir 4 - 48 48 48 48 15,108 15,108

15,108 - -

2 Kab. Kutai Barat 4 - 35 35 35 35 15,606 15,606

15,606 - -

3 Kab. Kutai Kartanegara 0 9 24 24 24 24 13,893 13,893

13,893 - -

4 Kab. Kutai Timur 3 1 19 19 19 19 4,055 4,055

4,055 - -

5 Kab. Berau 3 1 13 13 13 13 4,956 4,956

4,956 - -

6 Kab. Malinau 4 - 20 20 20 20 3,230 3,230

3,230 - -

7 Kab. Bulongan 3 1 30 30 30 30 4,663 4,663

4,663 - -

8 Kab. Nunukan 3 1 20 20 20 20 3,868 3,868

3,868 - -

9 Kab. Penajam Paser Utara 3 1 23 23 23 23 2,509 2,509

2,509 - -

10 Kota Balikpapan 4 - 15 15 15 15 4,430 4,430

4,430 - -

11 Kota Samarinda 3 1 15 15 15 15 3,134 3,134

3,134 - -

12 Kota Tarakan 3 1 29 29 29 29 1,423 1,423

1,423 - -

13 Kota Bontang 4 - 13 13 13 13 3,241 3,241

3,241 - -

Page 158: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

153

PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI

KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS

KB KIT

NO PROPINSI

TARGET PUSK

TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA

PONED KIT

BIDAN KIT

IMPLANT KIT

IUD KIT

HB SAHLI

PROTEIN URIN/

DIPSTICK

GULA DARAH PUASA/

DIPSTICK

GOL. DARAH

MALARIA/

RAPID DIAGNO

SIS TEST

HIV/ RAPID TEST 3 JENIS

SULAWESI UTARA

1 Kab. Bolaang Mengondow - 5 80 80 80 80 10,799 10,799 10,799

10,799 10,799

2 Kab. Minahasa - 5 41 41 41 41 7,728 7,728 7,728

7,728 7,728

3 Kab. Sangihe Talaud - 8 48 48 48 48 4,244 4,244 4,244

4,244 4,244

4 Kab. Kepulauan Talaud - 4 19 19 19 19 2,094 2,094 2,094

2,094 2,094

5 Kab. Minahasa Selatan - 8 134 134 134 134 6,780 6,780 6,780

6,780 6,780

6 Kab. Minahasa Utara 2 2 32 32 32 32 3,898 3,898 3,898

3,898 3,898

7 Kota Manado 1 3 11 11 11 11 9,670 9,670 9,670

9,670 9,670

8 Kota Bitung - 4 20 20 20 20 4,043 4,043 4,043

4,043 4,043

9 Kota Tomohon 3 1 29 29 29 29 1,975 1,975 1,975

1,975 1,975

SULAWESI TENGAH

1 Kab. Banggai Kepulauan - 5 14 14 14 14 3,599 3,599 3,599

3,599 -

2 Kab. Banggai - 4 139 139 139 139 6,228 6,228 6,228

6,228 -

3 Kab. Morowali - 4 152 152 152 152 3,749 3,749 3,749

3,749 -

4 Kab. Poso - 7 109 109 109 109 4,063 4,063 4,063

4,063 -

5 Kab. Donggala - 9 53 53 53 53 10,490 10,490 10,490

10,490 -

6 Kab. Toli-Toli - 4 68 68 68 68 5,305 5,305 5,305

5,305 -

7 Kab. Buol 1 3 36 36 36 36 2,834 2,834 2,834

2,834 -

8 Kab. Parigi Moutong - 10 121 121 121 121 8,928 8,928 8,928

8,928 -

9 Kab. Tojo Una-Una - 6 79 79 79 79 3,382 3,382 3,382

3,382 -

10 Kota Palu 3 1 13 13 13 13 6,677 6,677 6,677

6,677 -

SULAWESI SELATAN

1 Kab. Selayar 2 2 10 10 10 10 2,654 2,654 2,654 - 2,654

2 Kab. Bulukumba 2 2 58 58 58 58 9,110 9,110 9,110 - 9,110

3 Kab. Bantaeng 2 2 42 42 42 42 4,093 4,093 4,093 - 4,093

4 Kab. Jeneponto 2 2 50 50 50 50 8,382 8,382 8,382 - 8,382

5 Kab. Takalar 0 4 64 64 64 64 6,619 6,619 6,619 - 6,619

6 Kab. Gowa 2 2 60 60 60 60 13,388 13,388 13,388 - 13,388

7 Kab. Sinjai 2 2 26 26 26 26 5,523 5,523 5,523 - 5,523

8 Kab. Maros 1 3 136 136 136 136 8,006 8,006 8,006 - 8,006

9 Kab. Pangkajene Kep. 1 3 13 13 13 13 7,814 7,814 7,814 - 7,814

10 Kab. Barru 2 2 64 64 64 64 3,592 3,592 3,592 - 3,592

Page 159: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

154

PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI

KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS

KB KIT

NO PROPINSI

TARGET PUSK

TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA

PONED KIT

BIDAN KIT

IMPLANT KIT

IUD KIT

HB SAHLI

PROTEIN URIN/

DIPSTICK

GULA DARAH PUASA/

DIPSTICK

GOL. DARAH

MALARIA/

RAPID DIAGNO

SIS TEST

HIV/ RAPID TEST 3 JENIS

11 Kab. Bone 2 2 41 41 41 41 18,654 18,654 18,654 - 18,654

12 Kab. Soppeng 2 2 51 51 51 51 3,647 3,647 3,647 - 3,647

13 Kab. Wajo 2 2 50 50 50 50 10,056 10,056 10,056 - 10,056

14 Kab. Sidenreng Rappang 2 2 70 70 70 70 5,971 5,971 5,971 - 5,971

15 Kab. Pinrang 2 2 37 37 37 37 8,070 8,070 8,070 - 8,070

16 Kab. Enrekang 2 2 45 45 45 45 4,865 4,865 4,865 - 4,865

17 Kab. Luwu 2 2 68 68 68 68 8,448 8,448 8,448 - 8,448

18 Kab. Tana Toraja 2 2 62 62 62 62 11,205 11,205 11,205 - 11,205

19 Kab. Luwu Utara 4 0 127 127 127 127 7,675 7,675 7,675 - 7,675

20 Kab. Luwu Timur 2 2 10 10 10 10 6,040 6,040 6,040 - 6,040

21 Kota Ujung Pandang 2 2 50 50 50 50 32,967 32,967 32,967 - 32,967

22 Kota Pare-Pare 2 2 99 99 99 99 3,189 3,189 3,189 - 3,189

23 Kota Palopo 2 2 42 42 42 42 3,451 3,451 3,451 - 3,451

SULAWESI TENGGARA

1 Kab. Buton 3 1

8,068

8,068

8,068 - -

2 Kab. Muna 3 1

6,948

6,948

6,948 - -

3 Kab. Konawe 3 1

8,066

8,066

8,066 - -

4 Kab. Kolaka 3 1

3,227

3,227

3,227 - -

5 Kab. Konawe Selatan 4 0

8,665

8,665

8,665 - -

6 Kab. Bombana 2 2

2,229

2,229

2,229 - -

7 Kab. Wakatobi 3 1

2,767

2,767

2,767 - -

8 Kab. Kolaka Utara 2 2

9,120

9,120

9,120 - -

9 Kota Kendari 4 0

3,634

3,634

3,634 - -

10 Kota Baubau 4 0

6,557

6,557

6,557 - -

GORONTALO

1 Kab. Boalemo 2 2 34 34 34 34

3,213

3,213

3,213

3,213 -

2 Kab. Gorontalo 2 2 68 34 34 34

9,173

9,173

9,173

9,173 -

3 Kab. Pohuwato 2 2 22 34 34 34

3,213

3,213

3,213

3,213 -

4 Kab. Bone Bolango 2 2 30 34 34 34

3,564

3,564

3,564

3,564 -

5 Gorontalo Utara 3 1 17 34 34 34

2,646

2,646

2,646

2,646 -

6 Kota Gorontalo 3 1 10 34 34 34

4,154

4,154

4,154

4,154 -

Page 160: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

155

PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI

KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS

KB KIT

NO PROPINSI

TARGET PUSK

TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA

PONED KIT

BIDAN KIT

IMPLANT KIT

IUD KIT

HB SAHLI

PROTEIN URIN/

DIPSTICK

GULA DARAH PUASA/

DIPSTICK

GOL. DARAH

MALARIA/

RAPID DIAGNO

SIS TEST

HIV/ RAPID TEST 3 JENIS

SULAWESI BARAT

1 Kab. Majene 4 0 41 41 41 41

7,652

7,652

7,652

7,652 -

2 Kab. Polewali Mamasa 4 0 68 68 68 68

3,812

3,812

3,812

3,812 -

3 Kab. Mamasa 0 4 36 36 36 36

9,304

9,304

9,304

9,304 -

4 Kab. Mamuju 3 1 13 13 13 13

3,710

3,710

3,710

3,710 -

5 Kab. Mamuju Utara 4 0 16 16 16 16

2,811

2,811

2,811

2,811 -

MALUKU

1 Kab. Maluku Tenggara Barat 1 3 23 23 23 23

3,115

3,115

3,115

3,115

3,115

2 Kab. Maluku Tenggara 3 1 57 57 57 57

3,641

3,641

3,641

3,641

3,641

3 Kab. Maluku Tengah 2 2 168 168 168 168

7,766

7,766

7,766

7,766

7,766

4 Kab. Buru 2 2 36 36 36 36

3,355

3,355

3,355

3,355

3,355

5 Kab. Kepulauan Aru 1 3 20 20 20 20

1,761

1,761

1,761

1,761

1,761

6 Kab. Seram Bagian Barat 3 1 29 29 29 29

2,789

2,789

2,789

2,789

2,789

7 Kab. Seram Bagian Timur 3 1 12 12 12 12

1,801

1,801

1,801

1,801

1,801

8 Kota Ambon 3 1 65 65 65 65

6,698

6,698

6,698

6,698

6,698

MALUKU UTARA

1 Kab. Halmahera Barat 2 2 32 16 16 32

2,593

2,593

2,593

2,593 -

2 Kab. Halmahera Tengah 2 2 15 7 7 15

1,106

1,106

1,106

1,106 -

3 Kab. Kepulauan Sula 2 2 15 7 7 15

3,240 3,240

3,240

3,240 -

4 Kab. Halmahera Selatan - 4 30 15 15 30

4,635

4,635

4,635

4,635 -

5 Kab. Halmahera Utara - 4 54 27 27 54

5,674

5,674

5,674

5,674 -

6 Kab. Halmahera Timur 2 2 15 7 7 15

1,469

1,469

1,469

1,469 -

7 Kota Ternate - - 50 25 25 50

4,079

4,079

4,079

4,079 -

8 Kota Tidore Kepulauan 2 2 40 20 20 40

2,237

2,237

2,237

2,237 -

IRIAN JAYA BARAT

1 Kab. Fak-Fak 4 - 52 52 52 52

1,811

1,811

1,811

1,811

1,811

2 Kab. Kaimana 4 - 17 17 17 17

1,240

1,240

1,240

1,240

1,240

3 Kab. Teluk Wondama 4 - 3 3 3 3

629

629

629

629

629

4 Kab. Teluk Bintuni 4 - 10 10 10 10

1,880

1,880

1,880

1,880

1,880

5 Kab. Manokwari 4 - 24 24 24 24

5,085

5,085

5,085

5,085

5,085

Page 161: Alokasi rs

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009

156

PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI

KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS

KB KIT

NO PROPINSI

TARGET PUSK

TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA

PONED KIT

BIDAN KIT

IMPLANT KIT

IUD KIT

HB SAHLI

PROTEIN URIN/

DIPSTICK

GULA DARAH PUASA/

DIPSTICK

GOL. DARAH

MALARIA/

RAPID DIAGNO

SIS TEST

HIV/ RAPID TEST 3 JENIS

6 Kab. Sorong Selatan 4 - 49 49 49 49

3,223

3,223

3,223

3,223

3,223

7 Kab. Sorong 4 - 53 53 53 53

2,463

2,463

2,463

2,463

2,463

8 Kab. Raja Ampat 4 - 28 28 28 28

1,219

1,219

1,219

1,219

1,219

9 Kota Sorong 4 - 15 15 15 15

4,830

4,830

4,830

4,830

4,830

21 Kota Ujung Pandang 2 2 50 50 50 50 32,967 32,967 32,967 - 32,967

22 Kota Pare-Pare 2 2 99 99 99 99 3,189 3,189 3,189 - 3,189

23 Kota Palopo 2 2 42 42 42 42 3,451 3,451 3,451 - 3,451

PAPUA

1 Kab. Merauke 4 - 89 89 89 89

4,700

4,700

4,700

4,700

4,700

2 Kab. Jayawijaya 4 - 65 65 65 65

6,356

6,356

6,356

6,356

6,356

3 Kab. Jayapura 4 - 112 112 112 112

2,776

2,776

2,776

2,776

2,776

4 Kab. Nabire 4 - 130 130 130 130

4,873

4,873

4,873

4,873

4,873

5 Kab. Yapen Waropen 4 - 154 154 154 154

2,134

2,134

2,134

2,134

2,134

6 Kab. Biak Numfor 4 - 173 173 173 173

3,006

3,006

3,006

3,006

3,006

7 Kab. Paniai 4 - 94 94 94 94

3,406

3,406

3,406

3,406

3,406

8 Kab. Puncak Jaya 4 - 162 162 162 162

3,371

3,371

3,371

3,371

3,371

9 Kab. Mimika 4 - 50 50 50 50

3,815

3,815

3,815

3,815

3,815

10 Kab. Boven Digoel 4 - 47 47 47 47

948

948

948

948

948

11 Kab. Mappi 4 - 43 43 43 43

1,998

1,998

1,998

1,998

1,998

12 Kab. Asmat 4 - 38 38 38 38

1,871

1,871

1,871

1,871

1,871

13 Kab. Yahukimo 4 - 113 113 113 113

4,141

4,141

4,141

4,141

4,141

14 Kab. Pegunungan Bintang 4 - 127 127 127 127

2,671

2,671

2,671

2,671

2,671

15 Kab. Tolikara 4 - 71 71 71 71

1,333

1,333

1,333

1,333

1,333

16 Kab. Sarmi 4 - 15 15 15 15

953

953

953

953

953

17 Kab. Keerom 4 - 45 45 45 45

1,144

1,144

1,144

1,144

1,144

18 Kab. Waropen 4 - 77 77 77 77

653

653

653

653

653

19 Kab. Supiori 4 - 25 25 25 25

388

388

388

388

388

20 Kota Jayapura 4 - 38 38 38 38

6,045

6,045

6,045

6,045

6,045