organasisi rs

37
ORGANISASI DAN GOVERNING BODY Kelompok 5 UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2014

Upload: rio-surya-christian

Post on 20-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

organisasi rumah sakit dan governing body

TRANSCRIPT

ORGANISASI DAN GOVERNING BODY

Kelompok 5

UNIVERSITAS AIRLANGGAFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATSURABAYA2014

i

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul tentang Organisasi dan Governing Body secara tepat waktu dalam mata kuliah Administrasi Rumah Sakit dan Puskesmas. Makalah ini berisi pengetahuan tentang organisasi dan governing body di rumah sakit. Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan wawasan kepada kita semua tentang akreditasi puskesmasKami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan partisipasi dari pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang membangun demi memperbaiki kekurangan makalah ini.Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin

Surabaya, 25 November 2014

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I ORGANISASI RUMAH SAKIT................................................................11.1Definisi Dan Konsep Organisasi....................................................................11.2Rumah Sakit Merupakan Organisasi..............................................................21.3Struktur Dan Fungsi.......................................................................................61.4Lini Dan Fungsi Staff....................................................................................81.5Tiga Unsur Penting Dalam Rumah Sakit......................................................81.6Restrukturisasi Rumah Sakit.........................................................................91.7Multihospital System....................................................................................101.8Aliansi Rumah Sakit.....................................................................................11BAB II GOVERNING BODY...............................................................................142.1Definisi Dan Konsep Governing Body........................................................152.2Fungsi Dan Tujuan Governing Body...........................................................162.3Prinsip Kerja Governing Body.....................................................................172.4 Triad Rumah Sakit.......................................................................................182.5Governing Body Mengatur Rumah Sakit.....................................................18KESIMPULAN......................................................................................................19DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................20

i

BAB IORGANISASI RUMAH SAKIT

1.1 Definisi dan Konsep Organisasi 1. Organisasi terkait dengan sebuah prosesWe can define organization as the process of identifying and grouping the work to be perforsed, defining and delegating responsibility and authority, and establishing relationships for purpose of enabling people to work most effectively together in accomphising abjectives.(Allen, 1958)

Organisasi itu terdapat sebuah proses identifikasi dan pengelompokkan pekerjaan, perumusan, tanggung jawab, serta terdapatnya wewenang dalam menyusun hubungan untuk mencapai keefektifan dalam mencapai tujuan.

1. Organisasi terbentuk sebagai sebuah kelompokAn organization is a group of people who exist to achieve a common purpose. (Armstrong, 2009)

Organisasi adalah sekelompok orang hidup yang bekerjasama dan memiliki peraturan, sehingga menghubungkan tiap individu dalam kelompok tersebut untuk mencapai suatu tujuan bersama.

1. Organisasi merupakan sebuah sistem yang terkoordinasiAn organization is a system of conciously coordinated personal activities of forces of two or more persons.(Barnard, 1983)

Organisasi adalah suatu sistem yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang membuat kegiatan secara terkoordinasi.d.Organisasi selalu memiliki strukturThe structure of inter-personal relations based on formal authority and customs administration within a system.(Waldo, 1955)

Organisasi selalu memiliki struktur yang berdasarkan wewenang formal dan kebiasaan. Menurut kami, organisasi merupakan sebuah proses yang di dalamnya terdiri dari dua sampai tiga orang anggota yang mempunyai tujuan yang sama dan mempunyai spesialisasi pekerjaan. Di dalam sebuah organisasi pastimemilkistruktursupayakerjaorganisasidapatterkoordinasidenganbenardanlancardalammencapaitujuan. Ketiga unsur tersebut saling berhubungan formal dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

1.2 Rumah Sakit Merupakan OrganisasiDefinisi Rumah Sakit menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit:Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Definisi Rumah Sakit menurut WHO:Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan pemulihan gabugan alat ilmiah khusus dan rumit dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama , untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. (Charles J.P, 2004)Rumah sakit adalah gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yg meliputi berbagai masalah kesehatan (KBBI)Rumah sakit menurut kelompok kami adalah sebuah bangunan tempat yang menyediakan pelayanan kesehatan dengan fasilitas kesehatan yang lengkap. Di dalam rumah sakit terdapat organisasi yang kompleks. Dan difungsikan oleh personal yang terlatih dan terdidik dalam menangani masalah medis yang semuanya terikat bersama-sama, dalam maksud pemulihan dan pemeliharaan kesehatan.

Menurut Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit :Rumah Sakit Publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rumah Sakit Publik berorientasi pada Not For Profit, artinya Rumah Sakit Publik diperbolehkan mencari keuntungan, akan tetapi mencari keuntungan bukan tujuan utama dari Rumah Sakit Publik. Rumah Sakit Privat dikelola oleh Badan Hukum dengan tujuan Profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

Organisasi rumah sakit mempunyai bentuk yang unik, yang berbeda dengan organisasi lain pada umumnya. Rumah sakit mempunyai kekhususan yang lahir dari adanya hubungan yang terjadi antara Medical Staff ( kelompok dokter) dan Administrator atau CEO ( manajemen). Rumah sakit merupakan salah satu organisasi yang kompleks karena adanya hubungan tersebut. Struktur organisasi yang paling populer adalah sistem organisasi hirarki atau piramida. Dalam struktur piramida setiap bagian memiliki otoritas masing-masing. Otoritas yang sudah diberikan kepada karyawan di jelaskan dalam struktur organisasi piramida sebagai berikut.

Pada Piramida organisasi ini ada 4 level jabatan yaitu terdiri dari Top Management, Middle Management, Supervisor, Line Workers. Piramida ini hampir sama dengan tingkatan manajemen yang memiliki tiga level yaitu first line management, middle management, dan Top Management. Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokkan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebihbesar di bagian bawah daripada di puncak). 1. Manejemen lini pertama (first-linemanagement)Dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses barang atau jasa. Contohnya : Kepala dokter, dokter, penyelia (supervisor), manajer shift, manajer bagian penyedia makanan, manajer HRD, manajer departemen, petugas keseahatan masayarakat dan kesehatan lingkungan2. Middle management atau manajemen tingkat menengah. Manajer menengah mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepalabagian , pemimpin , atau manajer divisi. 3. Top Management Di bagian puncakpimpinan organisasi terdapat manajemen puncak yang sering disebut dengan executive officer atau top management. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (chief executive officer) dan CFO (chief financial officer). Sedangkan didalam struktur organisasi menurut Henry Mintzberg ada lima elemen dasar yaitu 1. The Opperating core Yaitu para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar yang berhubungan dengan produksi dan jasa. Perawat, dokter, bidan, bagian kesehatan masyarakat dan lain lain

2. The Strategic Apex Manajer tingkat puncak yang diberi tanggung jawab keseluruhan untuk organisasi tersebut . Dia menjamin agar organsiasi menjalankan misi perusahaan yang telah digariskan. Misalnya: Board of Director, CEO, CFO dan Direktur Rumah Sakit3. The middle linePara manajer yang menjadi penghubung antara garis horizontal dan vertikal. Integrasi vertikal berarti bahwa ada kesesuaian antara kegiatan pusat dan lapangan. Garis tengah bisa mengontrol kesesuaian kesesuaian kebijakan dengan keadaan sekarang. Middle line juga mengevaluasi kinerja dan pelayanan kesehatan yang diberikan.4. The technostructurePara analis yang mempunyai tanggung jawab melaksanaan bentuk standarisasi tertentu dalam organisasi. Misalnya : teknisi alat, akuntan, peneliti, Humas, dan manajer personalia.5. The support staffOrang-orang yang mengisi unit staf, yang memberikan jasa pendukung tidak langsung pada organisasi. Dalam Rumah Sakit Support Staff termasuk bagian pemeliharaan, tata usaha, petugas penyedia makanan, penasehat hukum.

Pada dasarnya pada ketiga struktur tersebut hampir sama hanya pembagian kategori saja yang berbeda-beda. Dalam prakteknya pembagian fungsi dalam manajemen secara fundamental tidak dapat dibedakan secara tajam dan tegas, karena setiap manajer, dalam usaha untukmencapai tujuan, seorang menejer harus melaksanakan semua fungsi menejerial,hanya saja skop dan penekanannya yang berbeda. Di dalam ketiga struktur organisasi ini semua bekerja sesuai job description masing-masing. Sehingga haruslah diatur dengan baik keseimbangan dan keserasiannya dalam menjalankan fungsi, kewenangan dan tanggung jawabnya masing-masing dalam menjalankan misi rumah sakit secara keseluruhan, sehingga tujuan organisasi rumah sakit dapat dicapai. Otoritas tersebar di seluruh Rumah Sakit. Struktur Hybrid merupakan struktur organisasi yang memadukan beberapa struktur lainnya, diantaranya adalah struktur horizontal yang merupakan struktur yang memiliki kerjasama tim yang sangat terjalin, struktur fungsional dimana dalam struktur ini aktivitas-aktivitas perusahaan di kelompokkan sberdasarkan fungsinya secara umum, struktur struktur divisional yang merupakan organisasi yang dibagi berdasarkan produk, jasa atau produk tertentu lainnya, seminar geografis dimana organisasi ini dibagi berdasarkan wilayah negaranya dan struktur terakhir adalah struktur matriks yang mana pembagiannya secara horizontal maupun vertikal. Struktur hybrid dibentuk atas dasar kebutuhan perusahaan. Struktur ini lebih fleksibel dan dapat merespon perubahan secara tepat. 1.3 Struktur dan FungsiUmumnya, badan yang mengatur sebuah organisasi adalah pimpinan, pengawas, atau direksi. Badan pengurus seperti pemegang saham mempekerjakan chief executive officer (CEO) / pemimpin jabataneksklusif atau seperti direktur, administrator, atau kepala rumah sakit tergantung pada struktur organisasinya; badan pengurus juga memberi otoritas bagi mereka. Dalam beberapa organisasi CEO bisa disebut sebagai direktur tergantung struktur organisasi di rumah sakit tersebut. Struktur organisasi rumah sakit privat ditentukan oleh pemegang saham sedangkan untuk rumah sakit publik ditentukan oleh pemerintah atau pemerintah daerah. CEO biasanya memiliki keleluasaan dalam penataan administrasi rumah sakit, seperti yang diperlihatkan pada setengah bagan organisasi di bawah.Berdasarkan ukuran organisasi, administrator pada umumnya memiliki rekan administrasi, asisten administrasi, atau asisten administrasi untuk menangani berbagai masalah organisasi dan operasional sehari-hari dalam rumah sakit. CEO mendapat dukungan dari wakil kepala rumah sakit, chief operating officer (COO), atau asisten administratur lainnya. Banyaknya wakil kepala setiap rumah sakit berbeda-beda. Rumah sakit besar dengan 200-300 tempat tidur mempunyai tiga atau empat asisten administrasi. Umumnya, banyaknya asisten sebanding dengan banyaknya tempat tidur di rumah sakit. Di rumah sakit kecil dengan 100 tempat tidur mungkin punya tiga wakil kepala rumah sakit yaitu satu pada bagian keuangan, satu di bagian keperawatan, dan satu lagi di bagian jasa pendukung atau pelengkap.

Bagan diatas juga memiliki beberapa keterbatasan karena bagan diatas hanya memperlihatkan bentuk organisasi secara statis dan bagaimana struktur organisasi yang seharusnya. Bagan tidak menampilkan struktur informal dari organisasi tersebut, bagaimana organisasi sesungguhnya berjalan, atau perilaku pekerja. Dalam departemen atau organisasi fungsional rumah sakit, secara umum ada empat tipe fungsi yang harus dilakukan: 1. Fungsi keperawatan, 2. Bisnis atau fungsi fiskal, 3. Pelengkap atau layanan profesional4. Jasa pendukung.Umumnya rumah sakit setidaknya memiliki empat administrasi khas atau kelompok-kelompok fungsional untuk CEO dan wakil presiden dapat berperan di setiap area.

Organisasi yang baik dalam Rumah sakit harus mampu membedakan antara lini dengan fungsi dari staf, hal tersebut merupakan salah satu prinsip yang penting agar organisasi Rumah sakit berjalan dengan baik dan efektif. Fungsi staf dalam organisasi Rumah sakit merupakan mendukung kegiatan lini, tidak memiliki kewenangan langsung di lain departemen dan mendukung organisasi sehingga dapat berfungsi secara efektif dan efisien. Di dalam Rumah Sakit, lini memiliki kewenangan dan tanggungjawab dalam semua aktivitas di Departemen serta bertindak mengawasi langsung bawahannya, contohnya di Rumah Sakit terdapat Departemen Pelayanan Keperawatan, Radiologi, dan Laboratorium merupakan termasuk kegiatan lini. Sedangkan untuk kegiatan staf termasuk dalam Departemen sumber daya manusia. Perbedaan mendasar antara lini dengan staf adalah lini lebih berperan dalam tindakan langsung mengenai pelayanan kesehatan, sedangkan staf mendukung kelancaran kegiatan lini, bisa berperan dalam memberi masukan, saran dan memberi pertimbangan sesuai bidang keahliannya.Secara jelas perbedaan antara garis dengan staf di Rumah Sakit bisa dilihat dalam departemen pelayanan keperawatan dan lini kewenangannya dilihat dari atas ke bawah, seperti direktur , asisten direktur , supervisor , dan manajer perawat. Setiap orang di setiap tingkat mengarahkan kegiatan mereka di tingkat terendah berikutnya dengan cara yang mungkin dirasakan melalui seluruh garis wewenang, instruksi dari direktur keperawatan pada akhirnya menghasilkan tindakan oleh staf perawat.

1.4 Line dan Fungsi Staf Dalam Organisasi Rumah SakitOrganisasi yang baik dalam Rumah sakit haris mampu membedakan antara lini dengan fungsi dari staf, hal tersebut merupakan salah satu prinsip yang penting agar organisasi Rumah Sakit berjalan dengan baik dan efektif. Fungsi staf dalam organisasi Rumah sakit merupakan mendukung kegiatan lini, tidak memiliki kewenangan langsung di lain departemen dan mendukung organisasi sehingga dapat berfungsi secara efektif dan efisien. Di dalam Rumah Sakit, lini memiliki kewenangan dan tanggungjawab dalam semua aktivitas di Departemen serta bertindak mengawasi langsung bawahannya, contohnya di Rumah Sakit terdapat Departemen Pelayanan Keperawatan, Radiologi, dan Laboratorium merupakan termasuk kegiatan lini. Sedangkan untuk kegiatan staf termasuk dalam Departemen Sumber Daya Manusia. Perbedaan mendasar antara lini dengan staf adalah lini lebih berperan dalam tindakan langsung mengenai pelayanan kesehatan, sedangkan staf mendukung kelancaran kegiatan lini, dan dapat berperan dalam memberi masukan, saran dan memberi pertimbangan sesuai bidang keahliannya.Secara jelas perbedaan antara lini dengan staf di Rumah Sakit bisa dilihat dalam Departemen pelayanan Keperawatan, yang mana terdiri dari Direktur , Asisten Direktur , Supervisor , dan Manajer Perawat, serta kewenangannya dilihat secara vertikal dan merupakan fungsi lini, sedangakan mengenai komponen pendidikan atau pelatihan untuk meningkatkan pelayanan perawat merupakan fungsi dari staf yaitu mendukung kegiatan organisasi.Fungsi Lini sesuai dengan struktur organisasi menurut Henry Mintzberg dapat dilihat secara vertikal yaitu meliputi Strategic Apex sampai Operating Core, contohnya adalah Manajer yang mengurus tentang makanan dan minuman, kemudian Radiologi seperti yang telah kami paparkan diatas, yang memiliki kewenangan langsung dalam melakukan pelayanan kesehatan. Sedangkan fungsi staf secara horizontal yaitu sebagai pendukung kegiatan lini agar dapat berjalan dengan lancar, beberapa contoh dari kegiatan staf yaitu Departemen Sumber Daya Manusia dan bagian keuangan yang tidak secara langsung bertindak dalam melakukan pelayanan, akan tetapi sebagai pendukung kegiatan lini.

Gambar Model Henry Mintzberg

1.5 Tiga Unsur Penting dalam Rumah SakitDalam struktur organisasi rumah sakit terdapat 3 posisi penting yang saling berhubungan satu sama lain. 3 posisi tersebut adalah Governing Body, Administrator atau CEO danMedical Staff. Governing Body sebagai wakil pemilik memiliki kekuasaan atau kekuatan dalam organisasi ini, sedangkan Administrator danMedical Staff mendapat otoritasnya langsung dari Governing Body.

1.6 Restrukturisasi Rumah SakitRestrukturisasi perusahaan rumah sakit merupakan pembagian asset atau fungsi rumah sakit menjadi perusahaan terpisah. Bentuk umum, setelah melakukan restrukturisasi adalah rumah sakit menjadi anak perusahaan atau cabang dari perusahaan induk (yayasan). Restrukturisasi merupakan strategi yang digunakan rumah sakit untuk membantu rumah sakit tersebut untuk beradaptasi dengan peraturan dan kebijakan yang akan terus berganti serta lingkungan yang cepat berubah dan tidak pasti. Rumah sakit melakukan restrukturisasi karena optimalisasi penggantian pihak ketiga, pertimbangan pajak, peraturan pemerintah, fleksibilitas dan diversifikasi.Beberapa hal yang dipertimbangkan dalam restrukturisasi perusahaan. Pertama, restrukturisasi perusahaan biasanya dilakukan oleh rumah sakit. Hal ini menunjukkan bahwa rumah sakit beserta fungsinya menjadi hal penting dan difokuskan untuk dijadikan organisasi yang terus berkembang dan diperluas (Hoch, 1984). Kedua, pada dasarnya restrukturisasi adalah menata ulang peraturan dan kebijakan rumah sakit serta komponen yang terkait. Namun, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah peraturan atau kebijakan yang diadopsi sesuai atau tidak dengan rumah sakit yang menjadi anak perusahaan dari yayasan tersebut (Gerber, 1983). Ketiga, restrukturisasi merupakan proses yang berlangsung secara berkelanjutan dan bukan suatu kejadian yang terjadi pada saat ini ataupun waktu tertentu. Setelah keputusan dibuat dan sesuai, maka dilakukan perubahan tata kelola, dimana untuk mengimplementasikan dibutuhkan waktu yang cukup lama. 1.7 Multihospital SystemSebuah sistem multihospital adalah dua atau lebih rumah sakit yang dimiliki yang dikelola oleh organisasi pusat.Karena besarnya dan luasnya organisasi mereka, pemimpinorganisasiini memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas pelayanan kesehatan di seluruhjaringanrumahsakit yang ada. Lebih dari separuh dari semua rumah sakit milikorganisasi, dan sekitar 60% dari seluruh penerimaan rumah sakitdidapatdarisistemrumahsakititusendiri. Namun,berbagai peningkatan kualitas dan mekanisme dapat diterapkan di masing masingrumahsakit, sertadapatditindaklanjuti bahwa para pemimpin sistem multihospital ini dapat memanfaatkan untuk meningkatkan kualitas di sistem organisasi mereka.Sedangkan efek keanggotaan sistem multihospital pada pasien pada umumnyaterbatas, pasien awalnya dirawat di rumah sakit kecil yang memiliki mitra rumahsakitbesar mengalami tingkat kematian yang lebih rendah dibandingkan pasien awalnya dirawat di rumah sakit independen. Hasil ini menunjukkan bahwa pasien di rumah sakit mengalami perbedaan dalam perawatan dan hasil relatif terhadap pasien rumah sakit independen, perbedaan-perbedaan ini tetap bahkan setelah mengendalikan kapasitas rumah sakit untuk memberikan pelayanan.Dengan mempengaruhi sifat dan lokasi perawatan pasien, penawaran layanan juga dapat mempengaruhi pengeluaran pasien dan hasil kesehatan. Jika rumah sakit menawarkan beberapa layanan, kemungkinan akan mengalami kecepatan rujukan yang lebih tinggi, yang akan cenderung menaikkan pengeluaran, tetapi juga dapat mengalami tingkat prosedur yang lebih rendah, yang akan cenderung menurunkan pengeluaran. Sebuah rumah sakit yang menawarkan layananlengkap, di sisi lain tidak perlu merujuk pasien, tapi mungkin cenderung untuk mengobati pasien yang lebih intensif.

1.8 Aliansi Rumah Sakitan alliance is formal arrangement among several hospitals and/or hospital system that establish written rules for its member to follow ( Griffin, 2006 )

Strategic alliances are formed between hospitals and other health care agentsto help improve performance, competitiveness, and services provided to users. These resultsmay help health care system managers promote strategic alliances as a means of optimizingsystem efficiency without reducing user satisfactiona key challenge within the context of thecurrent economic situation. (Bernardo M, Valls J, Casadesus M. 2012 )

Jadi aliansi adalah susunan formal antara beberapa rumah sakit dan / atau sistem rumah sakit yang menetapkan aturan tertulis agar seluruh anggotanya dapat mematuhi aturan tersebut. Strategi aliansi dibentuk antara Rumah Sakit dan agen penyedia layanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam mengembangkan kemampuan, kompetisi, pelayanan kesehatan. Aliansi dapat mengoptimalkan efisiensi system tanpa menguran kepuasan pelanggan- yang merupakan tantangan utama di dalam situasi ekonomi seperti sekarang. Menurut pendapat kelompok kami aliansi ini merupakan bentuk sebuah kerjasama formal yang dilakukan rumah sakit dengan perjanjian yang mengikat satu sama lain, sehingga setiap anggota mematuhi peraturan peraturan yang dengan tetap memegang kewenangan masing- masing. Manfaat dari Aliansi yaitu mengembangkan jaringan dan dukungan terhadap Rumah sakit serta mampu melengkapi pelayanan yang tidak bisa dipenuhi oleh sebuah Rumah Sakit. Selain itu Rumah Sakit merupakan organisasi yang kompleks sehingga memerlukan kerjasama, seperti kerjasama dengan lembaga hukum, lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan, dan lain lain. Namun yang perlu diingat bahwa, sebelum melakuakan aliansi perlu adanya konsultasi untuk menghindari munculnya konflik seperti kurangnya kepercayaan pada pihak terkait. Dibawah ini bentuk- bentuk aliansi dari Rumah Sakit diantaranya .1. Aliansi antara rumah sakit dengan rumah sakit yaitu dapat berupa :a. Aliansi yang melibatkan perawatan jantungb. Aliansi antara unit yang berbeda (misalnya, radiologi dan endokrinologi) c. Aliansi yang teruta mamelibatkan pelatihan dan berbagi layanan kesehatan profesional. d. Rumah sakit juga membentuk Aliansi manajemene. Aliansi pelatihan dan penelitian (misalnya, pengembangan dan produksi pedoman medis)f. Aliansi umum yang meliputi berbagi sumber daya manusia dan alat manajemeng. Aliansiyangmelibatkan penggunaantelemedicine(untuk radiologi) dan mobilitasstaf

2. Aliansi antara rumah sakit dengan penyedia layanan kesehatan tingkat dasar. Aliansi antara rumah sakit dengan penyedia layanan kesehatan tingkat dasar dapat berupa rujukan. Pusat Pelayanan kesehatan yang tidak dapat menangani pasien akan merujuk pasien untuk mendapat perawat yang lebih memadai. Sebaliknya pasien akan dirujuk balik jika keadaan sudah lebih baik. Selain rujukan kerjasama dapat berupa telemedicine, yaitu penyedia layanan kesehatan seperti spesialis penyakit jantung, ophthalmology, diabetes mengirim hasil lab ke rumah sakit. Dengan begitu pasien tidak perlu untuk datang ke rumah sakit untuk medapat diagnosa.

3. Aliansi antara Rumah Sakit dan institusi lainnya yaitu Aliansi tersebut antara rumah sakit dan lembaga lainnya seperti pemerintah daerah,perusahaan medis, dan universitas, pihak asuransi seperti BPJS dan lembaga hukum. Banyak rumah sakit yang berada di daerah terpencil dan tidak memiliki kemampuan untuk menyediakan layanan tertentu, sehingga mereka bekerjasama dengan penyedia layanan medis seperti radiologi mingguan dan layanan resonansi magnetik, dan dukungan ophthalmology. Rumah sakit juga bekerjasama dengan pemerintah daerah seperti dalam bidang kesehatan masyarakat. Rumah sakit dapat memerikan saran yang tepat mengenai sanitasi lingkungan kepada dinas kesehatan atau organisasi di Masyarakat. Rumah Sakit juga bisa bekerjasama dengan institusi pendidikan untuk mengirimkan stafnya untuk menempuh pendidikan lagi untuk peningkatan kualitas SDMnya. Organisasi merupakan sebuah proses identifikasi dan pengelompokkan, sebuah kelompok orang hidup dan memiliki peraturan. Selain itu Organisasi merupakan suatu sistem yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang membuat kegiatan secara terkoordinasi, Organisasi selalu memiliki struktur yang berdasarkan wewenang formal dan kebiasaan,sehingga saling berhubungan formal dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Rumah Sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks yang terdiri dari unsur unsur yang berbeda. Struktur Organisasi dalam Rumah Sakit berbeda-beda tergantung situasi yang ada. 3 unsur yang paling penting dalam organisasi yaitu governing body, Administrative dan medical staff yang saling bergantung untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuannya Rumah Sakit membutuhkan kerjasama agar dapat melayani customer secara efektif dan efisien dengan melakukan Multiply Hospital dan Alliansi

BAB IIGOVERNING BODY

2.1 Definisi dan Konsep Governing BodyThe hospital governing board represents every individual in the community.It is the policymaking arm of the hospital which charts the hospitals present and future course.(America Hospital Association)Governing Body adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu organisasi yaitu pemilik atau yang mewakili.(Direktorat Jendral Pelayanan Medik, 2002)

Governing Body Rumah Sakit adalah unit terorganisasi yang bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan dan objektif rumah sakit, menjaga penyelenggaraan asuhan pasien yang bermutu, dengan menyediakan perencanaan serta manajemen institusi.(Samsi Jacobalis, 2002)

Governance atau salah satu padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu Tata Kelola, merupakan istilah yang terkait dengan mekanisme mengarahkan, mengendalikan, baik suatu organisasi atau lembaga ataupun suatu fungsi, agar sesuai dengan tujuannya dan harapan para pihak yang berkepentingan. Pada dasarnya, governance body rumah sakit adalah badan yang menjadi penghubung formal antara sistem yang ada di dalam rumah sakit dengan masyarakat. Secara klasik di Amerika struktur organisasi rumah sakit memang khas sebagai splitting organization dengan tiga pusat kekuasaan / kekuatan yaitu Governing Body sebagai wakil pemilik, Administrator dan Medical Staff yang langsung mendapat otoritasnya dari Governing BodyJadi, menurut kelompok kami, governing body adalah suatu kelompok orang yang terorganisir dengan baik yang memiliki kewenangan untuk membantu dan mengendalikan rumah sakit yang dipegang oleh kekuasaan tertinggi seperti pemilik atau yang mewakili dalam rumah sakit

2.2 Fungsi dan Tujuan Governing BodySecara garis besar, fungsi Governance Body Rumah Sakit adalah sebagai badan otoritas tertinggi yang mewakili pemilik rumah sakit. Tetapi di samping itu juga harus mengayomi kepentingan masyarakat yang dilayani rumah sakit. Governance Body juga berperan sebagai penyangga atau penghubung yang memperjuangkan kepentingan rumah sakit kepada pihak luar termasuk pemerintah, sehingga rumah sakit benar-benar mendapatkan dukungan masyarakat. Badan inilah yang mempunyai tanggung jawab moral dan hukum tertinggi terhadap keseluruhan pengoperasian rumah sakit, dan bertanggung jawab terhadap beberapa kegiatan asuhan klinik terhadap pasien.Governance Body bertanggung jawab kepada pemilik, dan dengan otoritasnya harus memastikan bahwa misi organisasi dapat tercapai, baik itu pemerintah, masyarakat, beberapa kelompok keagamaan maupun pemegang saham. Tidak ada perbedaan antara institusi profit dan non profit dalam hal ini, sehingga dapat disebutkan bahwa fungsi Governance Body secara prinsip adalah :a. Mengangkat Asministrator atau CEO atau Manajemen atau Direksib. Menetapkan perencanaan jangka panjang serta tujuan organisasic. Menyetujui anggaran tahunand. Mengangkat Anggota Staff Medike. Mengawasi keuangan sesuai dengan perencanaan dan anggaranf. Merupakan penanggung jawab tertinggi untuk mutu layanan kepada pasien dan masyarakatDi Indonesia telah pula dirumuskan, yaitu menurut Pedoman Peraturan InternalRumah sakit dari Dirjen Pelayanan Medik maka pada umumnya tanggung jawab atau tugas Governing Body adalah:a. Menetapkan tujuan rumah sakitb. Mengawasi mutu pelayanan rumah sakitc. Mengawasi keterjangkauan pelayanand. Meningkatkan peran masyarakate. Melakukan integrasi dan koordinasi.

2.3 Prinsip Kerja Governing BodyMenurut Permenkes No 10 Tentang Dewan Pengawas Rumah Sakit merupakan masuk dalam governing body, karena dewan pengawas rumah sakit bertanggung jawab atas rumah sakit agar berjalan dengan efektif, efisien, dan akuntabel sehingga laporan yang dibuat oleh dewan pengawas akan diserahkan pada pemilik atau wakit pemilik rumah sakit. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Pengawas mempunyai wewenang: a. menerima dan memberikan penilaian terhadap laporan kinerja dan keuangan Rumah Sakit dari Kepala/Direktur Rumah Sakit; b. menerima laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pemeriksa Internal Rumah Sakit dengan sepengetahuan Kepala/Direktur Rumah Sakit dan memantau pelaksanaan rekomendasi tindak lanjut; c. meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat manajemen lainnya mengenai penyelenggaraan pelayanan di Rumah Sakit dengan sepengetahuan Kepala/Direktur Rumah Sakit sesuai dengan Peraturan Internal Rumah Sakit (hospital bylaws) atau Dokumen Pola Tata Kelola (corporate governance); d. meminta penjelasan dari komite atau unit nonstruktural di Rumah Sakit terkait pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Pengawas sesuai dengan Peraturan Internal Rumah Sakit (hospital bylaws) atau Dokumen Pola Tata Kelola (corporate governance); e. berkoordinasi dengan Kepala/Direktur Rumah Sakit dalam menyusun Peraturan Internal Rumah Sakit (hospital bylaws) atau Dokumen Pola Tata Kelola (corporate governance), untuk ditetapkan oleh pemilik; dan f. memberikan rekomendasi perbaikan terhadap pengelolaan Rumah Sakit.

2.4 TriadOrganisasi Rumah SakitTriad Organisasi rumah sakit biasa disebutkan tiga tungku sejerangan. Organisasi rumah sakit sangatlah unik dan kompleks. Keberadaan pusat-pusat kekuasaan atau otoritas di rumah sakit juga unik dan sukar ditemukan dengan organisasi lainnya. Kepemimpinan puncak terdiri dari tiga satuan atau organ fungsional yang disebut Tritunggal yang bersama-sama secara fungsional memimpin rumah sakit dan bertanggung jawab bersama tentang layanan kepada masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit memang merupakan sebuah organisasi yang memiliki tingkat kompleksitas tinggi akibat adanya hubungan-hubungan tersebut, dimana otoritas formal yang direpresentasikan oleh Administrator (CEO / Manajemen) harus mengakomodasi otoritas keilmuan dan keahlian yang dimiliki oleh Hospitals Medical Staff(staf medis), dimana secara historis mereka memegang peran yang sangat besar dalam organisasi rumah sakit dan mendapatkan otoritasnya dari The Board of Director (pemilik atau yang mewakili pemilik)1. The Board of Directors Merupakan pejabat paling tinggi (pemilik atau mewakili pemilik) sebagai otoritas steering yang dimana bertugas untuk mengatur bawahannya agar menjalakankan rumah sakit dengan baik, selain itu juga Pemilik memiliki tugas untuk memilih CEO guna sebagai motor penggerak rumah sakit2. AdministratorCEO atau Direktur merupakan pilihan dari pemilik atau mewakili pemilik untuk mejalankan suatu organisasi agar menjadi motor penggerak dan memimpin rumah sakit tersebut agar berjalan dengan baik3. Hospitals Medical Staff Staff medis merupakan sebagai pelaku utama Core Business yang melakukan segala pelayanan medis di rumah sakit dan staf medis merupakan tenaga yang mandiri karena setiap dokter memiliki kebebasan profesi dalam mengambil keputusan klinis pada pasien

2.5 Governing Body Mengatur Rumah SakitGoverning Body atau pemegang kekuasaan tertinggi di dalam rumah sakit (pemilik/ yang mewakili) yang berwenang untuk mengatur dan menetapkan Peraturan Internal Rumah Sakit. Peraturan Internal Rumah Sakit ini tidak memuat hal hal yang bersifat tehnis manajerial seperti halnya SOP, ataupun job description seseorang. Jadi, pengertian dari dari Peraturan Internal Rumah Sakit adalah suatu produk hukum yang merupakan anggaran rumah tangga rumah sakit yang ditetapkan oleh pemilik rumah sakit atau yang mewakili.Pada peraturan Internal Rumah Sakit ini mengatur tentang organisasi pemilik atau yang mewakili, peran, tugas dan kewenangan pemiliki atau yang mewakili, peran, tugas dan kewenangan Direktur Rumah Sakit, organisasi staff medis serta peran, tugas dan kewenangan staff medis. Menurut ketiga unsur atau triad yang meliputi pemilik/ yang mewakili, direktur rumah sakit dan staff medis, maka ada dua set peraturan internal rumah sakit yaitu :1. Pengaturan internal yang mengatur hubungan pemilik atau yang mewakili dengan Direktur Rumah Sakit yang disebut dengan Peraturan Internal Korporate (Corporate bylaws).Hal hal yang perlu dicantumkan pada peraturan internal korporate adalah :a. Nama badan hukum pemilik rumah sakit, tujuan rumah sakit didirikan dan filosofi organisasi rumah sakit, merupakan organisasi laba atau nirlaba.b. Pengaturan tentang Governing BodyPada peraturan internal korporate ini diharapkan adanya kejelasan pengaturan mengenai pemilik atau yang mewakili, yaitu antara lain:i. Komposisi atau keanggotaanii. Kewenangan dan tanggung jawabiii. Peran terhadap staff medisiv. Pengaturan rapatPada umumnya tanggung jawab pemilik atau yang mewakili adalah :i. Menetapkan tujuan rumah sakitii. Mengawasi mutu pelayanan rumah sakitiii. Mengawasi keterjangkauan pelayananiv. Meningkatkan peran masyarakatv. Melakukan integerasi dan koordinasic. Pengorganisasiand. Mekanisme pengawasane. Direktur Rumah Sakitf. Mekanisme review dan revisig. Peraturan Rumah Sakit

2. Peraturan internal yang mengatur staf medis yang disebut Peraturan Internal Staff Medis (Medical Staff Bylaws)Peraturan internal staff medis adalah peraturan internal rumah sakit yang mengatur staff medis. Yang dimaksud dengan staff medis disini adalah dokter dan dokter gigi. Bagi rumah sakit kecil, dimana jumlah staff medis sedikit maka peraturan internal staff medis bia digabung dengan peraturan internal korporate. Dalam Peraturan Internal Staff Medis yang harus dicantumkan adalah :a. Nama rumah sakitb. Tujuan organisasi staff medisc. Keanggotaand. Kategori staff mediae. Pelayanan medic dan Direktur medicf. Komite medicg. Pengaturan yang menyangkut jasa medish. Pengaturan rapati. Mekanisme review dan revisij. Peraturan dan perundang undangan yang terkait dengan kewajiban staff medis terhadap pelayanan medis.

KESIMPULAN

Rumah sakit adalah adalah sebuah bangunan tempat yang menyediakan pelayanan kesehatan dengan fasilitas kesehatan yang lengkap. Di dalam rumah sakit terdapat organisasi yang kompleks. Dan difungsikan oleh personal yang terlatih dan terdidik dalam menangani masalah medis yang semuanya terikat bersama-sama, dalam maksud pemulihan dan pemeliharaan kesehatan. Rumah sakit terdiri atas rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Organisasi rumah sakit merupakan organisasi yang rumit dan unik daripada organisasi yang lain karena sangat begitu kompleks dan saling mempengaruhi. Untuk struktur dari rumah sakit itu sendiri tergantung dari pemilik rumah sakit tersebut, karena strukturnya bisa berbeda-beda Governing body adalah suatu kelompok orang yang terorganisir dengan baik yang memiliki kewenangan untuk membantu dan mengendalikan rumah sakit yang dipegang oleh kekuasaan tertinggi seperti pemilik atau yang mewakili dalam rumah sakit. Tujuan governing body yaitu badan otoritas tertinggi yang mewakili pemilik rumah sakit selain itu sebagai penghubung yang memperjuangkan kepentingan rumah sakit kepada pihak luar. Fungsinya untuk mengangkat CEO dan staf medis, merupakan penanggung jawab tertinggi untuk layanan di rumah sakit. Dalam governing body juga ada dikenal triad governing body yaitu pemilik atau yang mewakili pemilik, administrator atau CEO, dan staf medis. Governing body juga mengatur 2 peraturan di dalam rumah sakit yaitu peraturan internal korporate (Corporate ByLaws) dan pengaturan internal staf medis (Medical Staff ByLaws) yang dijadikan satu menjadi peraturan internal rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA[Online].http://www.bimbingan.org/organisasi-hybrid.htm diakses tanggal 21 November 2014_.[Online].http://eprints.undip.ac.id/921/1/3_materi_ORGANISASI_RUMAH_SAKIT.pdfdiakses tanggal 21 November 2014Barton, Richard D. Quient, Jamie D.http://www.procopio.com/userfiles/file/assets/files1/the-single-shared-governing-body-in-multi-hospital-systems-2447.pdfBernardo M, Valls J, Casadesus M. 2012. Strategic Alliances: An Analysis Of Catalan Hospitals. Rev Panam. Salud Publica: SpainEric Feigenbaum, Demand Media. Organizational Structure of Hospitals.[Online]. http://smallbusiness.chron.com/organizational-structure-hospitals-3811.html diakses tanggal 21 November 2014Griffin, D. (2006). Hospital: What They Are and How They Work. Canada: Jones and Bartlett Publishers.Keputusan Menteri Kesehatan No 631 Tentang Pedoman Pearturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) di Rumah SakitKeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 772/MENKES/SK/VI/202 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital by Laws)McConnell, C. R., 2012. The Effective Health Care Supervisor. 7th ed. Burlington: Jones & Bartlett Learning.Mullins, L. J., 2001. Hospitality Management and Organisational Behaviour. 4th ed. England: Pearson Education Limited.Peraturan Menteri Kesehatan No 10 tentang Dewan Pengawas Rumah SakitSiregar, Charles J.P. 2003. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. Jakarta : Buku Kedokteran EGCUndang-Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit4