alkuna,alkena,alkuna
DESCRIPTION
Ikatan KimiaTRANSCRIPT
KIMIA ORGANIK
1. ALKANA
Adalah hidrokarbon yang rantai C nya hanya terdiri dari ikatan kovalen tunggal saja,
sering disebut sebagai hidrokarbon jenuh....karena jumlah atom Hidrogen dalam tiap2
molekulnya maksimal. Memahami tata nama Alkana sangat vital, karena menjadi dasar
penamaan senyawa2 karbon lainnya.
Sifat-sifat alkana
- Alkana disebut juga senyawa hidrokarbon jenuh (senyawa parafin). Semua valensi C
telah terisi (jenuh) dengan H.
- Hidrokarbon jenuh tidak punya gugus fungsional, sifat kimia tidak khas dibandingkan
dengan senyawa organik yg punya gugus fungsi.
- Hidrokarbon jenuh memberi kerangka karbon bagi senyawa organik yang punya
gugus fungsi.
- Susunan molekulnya hanya terdiri atas atom C dan H.
- Golongan senyawa ini sangat sukar bereaksi dengan zat lain sehingga affinitas (daya
tarik menarik gabungan) kecil.
- Disebut golongan parafin karena affinitas kecil (sedikit gaya gabung)
- Bentuk Alkana dengan rantai C1 – C4 pada suhu kamar adalah gas, C4 – C17 pada
suhu adalah cair dan > C18 pada suhu kamar adalah padat.
- Titik didih makin tinggi bila unsur C nya bertambah...dan bila jumlah atom C sama
maka yang bercabang mempunyai titik didih yang lebih rendah.
- Sifat kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar.
- Massa jenisnya naik seiring dengan penambahan jumlah unsur C
- Merupakan sumber utama gas alam dan petrolium (minyak bumi)
Rumus umumnya CnH2n+2
Deret homolog alkana
Deret homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon dengan rumus umum
yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai
beda CH2 atau dengan kata lain merupakan rantai terbuka tanpa cabang atau dengan
cabang yang nomor cabangnya sama.
Sifat-sifat deret homolog alkana :
o Mempunyai sifat kimia yang mirip
o Mempunyai rumus umum yang sama
o Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14
o Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya
Tata nama Alkana (IUPAC)
1. Nama alkana didasarkan pada rantai C terpanjang sebagai rantai utama. Apabila ada
dua atau lebih rantai yang terpanjang maka dipilih yang jumlah cabangnya terbanyak
2. Cabang merupakan rantai C yang terikat pada rantai utama. di depan nama alkananya
ditulis nomor dan nama cabang. Nama cabang sesuai dengan nama alkana dengan
mengganti akhiran ana dengan akhiran il (alkil).
3. Jika terdapat beberapa cabang yang sama, maka nama cabang yang jumlah C nya
sama
disebutkan sekali tetapi dilengkapi dengan awalan yang menyatakan jumlah seluruh
cabang tersebut. Nomor atom C tempat cabang terikat harus dituliskan sebanyak
cabang yang ada (jumlah nomor yang dituliskan = awalan yang digunakan), yaitu di
=
2, tri = 3, tetra =4, penta = 5 dan seterusnya.
4. Untuk cabang yang jumlah C nya berbeda diurutkan sesuai dengan urutan abjad ( etil
lebih dulu dari metil ).
5. Nomor cabang dihitung dari ujung rantai utama yang terdekat dengan cabang.
Apabila
letak cabang yang terdekat dengan kedua sama dimulai dari :
• Cabang yang urutan abjadnya lebih dulu ( etil lebih dulu dari metil )
• Cabang yang jumlahnya lebih banyak ( dua cabang dulu dari satu cabang )
pertama kali kita tentukan rantai utamanya.....Rantai utama adalah rantai terpanjang :
terlihat ada 3 cabang yakni 1 etil dan 2 metil.....penomoran cabang kita pilih yang angkanya terkecil :
• bila dari ujung rantai utama sebelah kiri maka etil terletak di atom C rantai utama nomor 3 dan metil terletak di atom C rantai utama nomor 2 dan 6 • bila dari ujung rantai utama sebelah kanan maka etil terletak di atom C rantai utama nomor 6 dan metil di atom C rantai utama nomor 3 dan 7
kesimpulannya kira urutkan dari ujung sebelah kiri.....
Urutan penamaan : nomor cabang - nana cabang - nama rantai induk
jadi namanya : 3 etil 2,6 dimetil oktana
n Rumus Nama
1. CH4 = metana2 . C2H6 = etana3 . C3H8 = propana4. C4H10 = butana5. C5H12 = pentana6. C6H14 = heksana7. C7H16 = heptana8. C8H18 = oktana9. C9H20 = nonana10. C10H22 = dekana11. C11H24 = undekana12. C12H26 = dodekana
Kegunaan alkana, sebagai :
• Bahan bakar • Pelarut• Sumber hidrogen• Pelumas• Bahan baku untuk senyawa organik lain• Bahan baku industri
Alkana paling sederhana CH4 (metana). CH4 terbentuk karena pembusukan tumbuh-tumbuhan (selulosa) pada rawa-rawa
oleh bakteri pd proses anaerob. Juga terbentuk CO2 dan N. Gas metana = gas rawa = gas tambang Sumber utama alkana adalah gas alam dan petroleum. Dengan distilasi fraksinasi
petroleum dapat dipisah menjadi beberapa fraksi.
Sintesis/Pembuatan Alkana
1. Reduksi Alkil Halida
a. Hidrolisis reagen Grignard
b. Reaksi Wurtz
Reaksi 2 mol alkil halida dengan logam Na
c. Hidrogenasi Alkena
Reaksi-reaksi alkana :
1. Halogenasi
Reaksi dengan alkana pada suhu tinggi dan katalisator dengan sinar
Reaksi Subtitusi
Pada reaksi substitusi, atom atau gugus atom yang terdapat dalam suatu molekul digantikan oleh atom atau gugus atom lain.
Reaksi substitusi umumnya terjadi pada senyawa yang jenuh (semua ikatan karbon-karbon merupakan ikatan tunggal), tetapi dengan kondisi tertentu dapat juga terjadi pada senyawa tak jenuh.
Contoh:Halogenasi hidrokarbon (penggantian atom H oleh halogen (Cl, Br, I atau F)) pada metana (CH4) menghasilkan metil khlorida (CHCl3).
2. Penyisipan metilen/ karbon
Metilen terbentuk dengan fotolisa (penyinaran dengan energi tinggi)
3. Nitrasi
a. Dengan HNO3: pada suhu tinggi alkana bercabang dapat mengalami nitrasi, hingga didapat senyawa nitro
b. Reaksi Victor Meyer
4. Isomerisasi
Pada pemanasan dg AlCl dan HCl, n-alkana akan berubah menjadi isomer-isomernya.
5. Oksidasi (pembakaran)
Pada silinder mesin-mesin yang mempergunakan gasolin: premium, bensin dan solar:
6. Cracking (pirolisa)
a. Thermal cracking
Pemutusan rantai pada alkana yg mempunyai C tinggi menjadi alkana dengan jumlah atom C yang lebih kecil, alkena dan H2
b. Catalitic cracking
c. Catalitic reforming
Hidrokarbon alifatik hidrokarbon aromatik (bahan bakar
sangat baik
2. ALKENA (Olefin)
Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap (C =
C). Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap disebut alkadiena, yang mempunyai
tiga ikatan rangkap disebut alkatriena,dan seterusnya.
Sifat-sifat Alkena Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua Alkena disebut juga olefin (pembentuk minyak) Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur --> 2-metil-2-butena) Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada
konsentrasi 3 – 34 %) Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking” Titik didih dan titik leleh alkena naik dengan pertambahan nilai Mr
Alkena bersifat non-polar sehingga sukar larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik non-polar seperti etanol
Sifat fisis alkena (titik didih dan titik leleh) dengan Mr yang sama (isomer) untuk rantai lurus lebih tinggi dari rantai bercabang
Rumus umumnya CnH2n
TATA NAMA ALKENA
Rantai utama harus mengandung ikatan rangkap dan dipilih yang terpanjang. Nama rantai
utama juga mirip dengan alkana dengan mengganti akhiran -ana dengan -ena. Sehingga
pemilihan rantai atom C terpanjang dimulai dari C rangkap ke sebelah kanan dan kirinya dan
dipilih sebelah kanan dan kiri yang terpanjang
Nomor posisi ikatan rangkap ditulis di depan nama rantai utama dan dihitung dari ujung
sampai letak ikatan rangkap yang nomor urut C nya terkecil.
Urutan nomor posisi rantai cabang sama seperti urutan penomoran ikatan cabang rantai
utama.
3 etil 4 metil 1 pentena
Kegunaan Alkena sebagai : Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2) Untuk memasakkan buah-buahan bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol
Pembuatan Alkena
Alkena dapat dibuat dengan menggunakan hidrokarbon yang berbeda seperti alkana dan alkuna ataupun dengan haloalkana. Inilah pembahasan cara pembuatan alkena.
Reduksi Alkuna
Reduksi alkuna dengan kehadiran natrium atau litium amonia menghasilkan trans-
alkena. Untuk pembuatan cis-alkena dapat digunakan katalis Kindlar yang mengandung
butiran paladium di antara karbon dan barium sulfat. Kedua reaksi sangat bagus dalam
reaksi katalisis heterolitik.
Dehidrohalogenasi Haloalkana
Ketika haloalkana dipanaskan dengan larutan kalium hidroksida alkoholis, molekul hidrogen halida akan tereliminasi membentuk alkena.
Dehidrasi Alkohol
Dehidrasi alkohol dengan adanya asam seperti asam fosfat akan menghasilkan alkena.
Reagen yang lain untuk dehidrasi adalah alumina pada suhu 623K. Ketika alkohol
menguap melewati alumina, maka akan terbentuk alkena. Alkena sekunder dan tersier
terdehidrasi oleh katalis asam seperti asam sulfat pekat. Sebagai contoh, dehidrasi 2-
propanol akan menghasilkan propena.
Dehalogenasi dihalida visinal
Dihalida visinal terdehalogenasi membentuk alkena dengan adanya zink pada larutan
alkoholis pada suhu tinggi.
Elektrolisis Kolbe
Elektrolisis garam natrium atau kalium pada asam diprotik menghasilkan alkena. Ketika
larutan garam natrium atau kalium asam diprotik terelektrolisis, maka alkena dapat
diperoleh. Sebagai contoh, selama elektrolisis kalium suksinat, reaksi pada anoda akan
melepaskan karbon dioksida dan etena.
Cracking
Pemecahan molekul hidrokarbon dalan jumlah besar menjadi molekul hidrokarbon yang lebih kecil menggunakan suhu tinggi disebut proses cracking. Cracking C15H32 membentuk campuran etena, propena, dan oktana.
C15H32 → 2 C2H4 + C3H6 + C8H18
Akhir-akhir ini zeolit digunakan untuk katalis untuk proses cracking. Zeolit adalah
kompleks alumino silikat yang mengandung silikon, aluminium, dan oksigen.
Reaksi Grignard dengan Vinil Halida
Ketika vinil halida bereaksi dengan reagen Grignard, makan akan membentuk
alkena yang lebih tinggi. Sebagai contoh, metil magnesium bromida membentuk
propena dengan vinil bromida melalui reaksi substitusi.
CH3MgBr + BrCH=CH2 → H3CH=CH2 + MgBr2
Reaksi yang terjadi pada alkena :1. Reaksi adisi alkena (ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal) a. Reaksi alkena dengan halogen (halogenasi)
CH2=CH2 + Cl2 CH2Cl-CH2Cl Etena klorin 1,2-dikloroetana
b. Reaksi alkena dengan hidrogen (hidrogenasi)
CH2=CH2(g) + H2(g) katalis Ni/Pt CH3-CH3(g) Etena etana
c. Reaksi alkena dengan hidrogenhalida/asam halida (hidrohalogenasi) Aturan Markovnikov : pada alkena tidak simetris atom H dari asam halida (HX) akan terikat pada atom C yang mempunyai ikatan rangkap dan mengikat atom H lebih banyak. CH3CH=CH2 + HBr CH3CH-CH3Br 1-propen a2-bromopropana
d. Reaksi alkena dengan air (hidrasi)
Alkena bereaksi dengan air membentuk alkohol.
CH2=CH2(g) + H2O katalis H+ CH3-CH2-OH(g) Etena 300 0C, 70 atm etanol
e. Reaksi alkena dengan asam sulfat (H2SO4)
CH2=CH2(g) + H2SO4 CH3-CH2-OSO3H + H2O C2H5OH + H2SO4
suhu ruang panas
f. Polimerisasi adisi pada alkena
Pada senyawa alkena jika antara molekul-molekul (manomer) yang sama
mengadakan reaksi adisi, maka akan terbentuk molekul-molekul besar dengan rantai yang panjang. Peristiwa ini disebut polimerisasi. Polimer-polimer sintesis banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh polimer dari alkena misalnya polietilen (plastik), polivinil klorida (pipa paralon), dan politetraetena (teflon).
Polimerisasi etena : n/2(CH2=CH2) (CH2)n Etena katalis polietena
2. Pembakaran alkena C2H4(g) + 3O2(g) 2CO2(g) + 2H2O(g) , bersifat eksotermik
3. Reaksi oksidasi alkena
OH-
CH2=CH2 + KMnO4 CH2OH-CH2OH
Etena 1,2-etanadiol (etilen glikol)
3. ALKUNA
Pengertian AlkunaAlkuna adalah suatu golongan hidrokarbon alifatik yang mempunyai gugus fungsi berupa ikatan ganda tiga karbon-karbon (-C≡C-). Seperti halnya ikatan rangkap dalam alkena, ikatan ganda tiga dalam alkuna juga disebut ikatan tidak jenuh. Ketidakjenuhan ikatan ganda tiga karbon-karbon lebih besar daripada ikatan rangkap. Oleh karena itu kemampuannya bereaksi dengan pereaksi-peraksi yang dapat bereaksi dengan alkena juga lebih besar. Hal inilah yang menyebabkan golongan alkuna memiliki peranan khusus dalam sintesis senyawa organik.
Rumus umumnya CnH2n-2
Sifat fisika alkuna secara umum mirip dengan alkana dan alkena, seperti :
1. Tidak larut dalam air
2. Alkuna dengan jumlah atom C sedikit berwujud gas, dengan jumlah atom C
sedang
berwujucair, dan dengan jumlah atom C banyak berwujud padat.
3. Berupa gas tak berwarna dan baunya khas
4. Mudah teroksidasi atau mudah meledak
5. Semua alkuna mempunyai massa jenis lebih kecil daripada air.
6. Titik leleh dan titik didih alkuna semakin meningkat seiring dengan kenaikan
massa molekul
7. Titik leleh dan titik didih alkuna dipengaruhi oleh percabangan, seperti halnya
alkana dan
Tata Nama Alkuna
1) Pemberian nama pada alkuna menyerupai tata nama elkana yakni mengganti akhiran –ana pada alkana terkait dengan akhiran –una.
2) Rantai atom karbon terpanjang adalah rantai atom karbon yang mengandung ikatan ganda tiga
3) Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai yang memungkinkan ikatan ganda tiga mempunyai nomor serendah mungkin.
4) Pada penulisan nama, atom C yang mengandung atom ikatan ganda tiga ditunjukan dengan nomor.
Contoh
Penggunaan Alkuna Manfaat alkuna dalam kehidupan adalah:1. Gas asetilena (etuna) digunakan untuk bahan bakar las.
2. Asetilena terklorinasi digunakan sebagai pelarut. Asetilena klorida juga
digunakan
untuk bahan awal pembuatan polivinil klorida (PVC) dan poliakrilonitril.
3. Karbanion alkuna merupakan nukleofil yang sangat bagus dan bisa digunakan
untuk
menyerang senyawa karbonil dan alkil halida untuk melangsungkan reaksi adisi.
Dengan demikian sangat penting untuk menambah panjang rantai senyawa organik.
Pembuatan Alkuna
Dehidrohalogenasi Alkil Halida
Dehidrogenasi senyawa dihalida yang berstruktur visinal maupun geminal oleh pengaruh basa kuat menghasilkan alkuna. Reaksi ini melalui pembentukan zat antara vinil halida.
Contoh:CH3-CH2-CHBr-CHBr-CH3 + KOH → CH3-CH2-C≡C-CH3 + 2 KBr + 2 H2O
Pembuatan alkuna dengan cara ini biasanya menggunakan dihalida visinal, karena dihalida visinal mudah dibuat dengan mereaksikan alkena dengan halogen.
Reaksi Asetilida Logam dengan Alkil Halida Primer
Alkuna terminal dapat bereaksi dengan natrium amida, NaNH2, menghasilkan natrium alkunida.
R-C≡C-H + NaNH2 → R-C≡C-Na+ + NH3
Jika natrium alkunida direaksikan dengan alkil halida primer menghasilkan asetilena tersubstitusi.
R-C≡C-Na+ + R'-X → R-C≡C-R' + NaX
Reaksi dalam Alkuna
Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
A. Adisi
Adisi Hidrogen HalidaAdisi hidrogen halida (HX) pada senyawa alkuna berlangsung sama dengan
yang terjadi pada senyawa alkena.
Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan
alkuna ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan
reaksi berikut:
Adisi Hidrogen
Halogenisasi
Halogenisasi adalah reaksi alkana dengan halogen. Bromin and klorin dapat mengadisi pada alkuna seperti yang terjadi pada alkena. Jika 1 mol halogen mengadisi pada 1 mol alkuna, maka akan dihasilkan dihaloalkena.
Contoh :
Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov
Adisi Halogen HalidaHidrogen halida (HX) dapat mengadisi pada ikatan rankap 3 senyawa alkuna
seperti yang terjadi pada adisi pada ikatan rangkap 2 senyawa alkena, dengan produk awal adalah vinyl halida.
Jika HX mengadisi pada alkuna ujung, maka akan dihasilkan produk dengan orientasi mengikuti aturan Markovnikov.Molekul HX kedua mengadisi dengan orientasi seperti yang pertama.
B. PolimerisasiPolimerisasi alkuna terjadi berdasarkan reaksi adisi. Prosesnya mula-mula
ikatan rangkap terbuka, sehingga terbentuk gugus dengan dua elektron tak berpasangan. Elektron-elektron tak berpasangan tersebut kemudian membentuk ikatan antargugsus, sehingga membentuk
rantai.
C. Substitusi Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan
menggantikan satu atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.
D. PembakaranPembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan
menghasilkan CO2 dan H2O.2CH=CH + 5 O2 → 4CO2 + 2H2O