aliran kepercayaan/ kebatinanrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. buku aliran kepercayaan final...

126
ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINAN

Upload: others

Post on 24-Nov-2020

32 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

1

ALIRAN KEPERCAYAAN/KEBATINAN

Page 2: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

2

Page 3: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

3

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana

Dra. Hj. Dahlia Lubis, M.Ag., Ph.D

ALIRANKEPERCAYAAN/

KEBATINAN

Page 4: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

4

ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINAN

Penulis: Dra. Hj. Dahlia Lubis, M.Ag., Ph.D

Copyright © 2019, pada penulisHak cipta dilindungi undang-undang

All rights reserved

Penata letak: Muhammad Yunus NasutionPerancang sampul: Aulia Grafika

Diterbitkan oleh:PERDANA PUBLISHING

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana(ANGGOTA IKAPI No. 022/SUT/11)

Jl. Sosro No. 16-A Medan 20224Telp. 061-77151020, 7347756 Faks. 061-7347756

E-mail: [email protected] person: 08126516306

Cetakan Pertama: Nopember 2019

ISBN 978-623-7160-60-1

Dilarang memperbanyak, menyalin, merekam sebagianatau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau

bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit atau penulis

Page 5: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

5

PENGANTAR PENULIS

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas segala limpahankarunia dan nikmat dari Allah Swt. Selawat dan salamsemoga terus dicurahkan kepada Nabi Muhammad

Saw., keluarga dan para sahabatnya.

Akhirnya, buku dengan judul Aliran Kepercayaan/Kebatinanini dapat terbit dan beredar ke tengah publik. Tentu saja, dalamproses penulisan buku ini, penulis mendapatkan banyak bantuandari berbagai pihak yang dengan segala kerendahan hati tidakbisa penulis sebutkan satu persatu. Salam takzim dan ucapanterima kasih penulis kepada kedua orangtua penulis: H. AdenanLubis dan Hj. Ruji’ah yang telah banyak berjasa dalam hidupdan pendidikan penulis selama ini. Terima kasih atas seluruhdoa dan dukungan dari keluarga penulis, khususnya kepadasuami penulis, Ir. H. Rinaldi, M.Si., dan anak-anak penulis:Sarah Dina, Nia Luthfiana, Fauzi Budi Satria dan Sylvi RindaSari. Terima kasih kepada para cucu yang memberikan kesejukandalam hidup penulis, mereka adalah Azzura Inne Syakira, KansaAuliana Nabila, Sultan al-Fatih dan Ratu Yusvi Arafah. Jugakepada para menantu yang mendukung dan mendoakanpenulis: Agustian Syahputra, Hary Nugraha Subagio danMuhammad Yunus. Atas segala doa dan dukungan mereka,penulis terus termotivasi untuk berkarya dan terus berkarya.

Page 6: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

6

Penulis berharap buku ini berkontribusi bagi pengembanganilmu pengetahuan di Indonesia. Segala tegur sapa dari pembacademi kesempurnaan karya ini sangat diharapkan.

Medan, September 2019

Dahlia Lubis

Page 7: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

7

DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................... 5

Daftar Isi .................................................................. 7

BAB I

PENDAHULUAN .................................................... 11

A. Pengertian .......................................................... 11

B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan KelahiranKebatinan ........................................................... 16

C. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan ........... 22

D. Dasar Pijakan Aliran Kebatinan .......................... 24

BAB II

KEPERCAYAAN ASLI BANGSA INDONESIA ..... 26

A. Teis/Monoteis ..................................................... 27

B. Dualisme............................................................. 27

C. Politeisme ............................................................ 28

D. Dewaraja ............................................................ 29

E. Animisme ........................................................... 29

Page 8: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

8

BAB III

GAMBARAN UMUM ALIRAN KEBATINAN ........ 35

A. Sifat-sifat Kebatinan ........................................... 35

B. Penggolongan ..................................................... 40

C. Tujuan ................................................................ 47

D. Pola Pikir ............................................................. 49

E. Hubungan dengan Agama .................................. 51

BAB IV

PANDANGAN ALIRAN KEBATINAN TENTANGTUHAN DAN MANUSIA ....................................... 56

A. Tuhan ................................................................. 56

B. Manusia.............................................................. 60

BAB V

KEBATINAN DAN KEPERCAYAAN ..................... 67

A. Perubahan Istilah dari Kebatinan MenjadiKepercayaan ....................................................... 67

B. Pertumbuhan dan Perkembangan AliranKebatinan sampai tahun 1965 ............................. 73

C. Perkembangan Aliran Kebatinan/Kepercayaandari Tahun 1965 sampai Sekarang ...................... 79

BAB VI

PENGARUH AGAMA TERHADAP ALIRANKEBATINAN/KEPERCAYAAN .............................. 82

Page 9: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

9

BAB VII

MENGAPA ORANG MASUK ALIRAN

KEPERCAYAAN ..................................................... 87

BAB VIII

ALIRAN KEPERCAYAAN DI INDONESIA .......... 92

A. Paguyuban Ngesti Tunggal (Pengestu)................. 92

B. Paguyuban Sumarah ........................................... 95

C. Paguyuban Sapta Dharma ................................... 98

D. Bratakesewa ....................................................... 101

E. Subud ................................................................. 106

F. Parmalim ............................................................ 111

G. Sunda Wiwitan Madrais ...................................... 117

BAB IX

ATURAN TENTANG ALIRAN KEPERCAYAANDI INDONESIA ...................................................... 121

BIODATA PENULIS ............................................... 125

Page 10: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

10

Page 11: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

11

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN1. Menurut Bahasa (Etimologis)

Secara etimologis kata kebatinan berasal dari kata dasarbathin, yaitu dari bahasa Arab, yang mengandungarti “dalam” atau “bagian dalam”, sesuatu yang “tidak

nampak”. Kemudian ditambah dengan awalan “ke” dan akhiran“an” menjadi kata benda, yang menunjukkan kelompok atauhal-hal yang mementingkan yang tidak nampak atau bagiandalam dari diri manusia.

Terdapat berbagai teori tentang asal usul kata kebatinantersebut. H.M. Rasjidi misalnya mengemukakan tiga kemungkinanpengambilan kata kebatinan. Pertama, kebatinan sebagai salinandari pada arti “approfondissement dela vie interiure” (memperdalamhidup innerlijke) sebagai suatu pengaruh dari teosophi. Kedua,sebagai salinan dari kata “occultisme”, yaitu yang tersembunyidan rahasia. Ketiga, salinan dari bahasa Arab, “bathiniyyah”.1

1H.M Rasjidi, Islam dan Kebatinan, Bulan Bintang, Jakarta, 1967,hal. 64-66.

Page 12: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

12

Untuk menguatkan teori terakhir (dari bahasa Arab) beliaumengemukakan pengertian kebatinan (bathiniyyah), sepertiyang dituliskan dalam Ensiklopedia Islam, sebagai berikut:

Nama bathiniyyah diambil dari “batin”, yakni yang di dalam.Bathiniyyah adalah orang-orang yang mencari arti yangdalam dan yang tersembunyi dalam kitab suci: merekatidak mengartikan kata-kata itu menurut bunyi hurufnya(letterlijk) akan tetapi memberi interpretasi. Interpretasiini di dalam bahasa Arab disebut ta’wil.

Nama batiniyyah ini oleh penulis-penulis Arab dipakaiuntuk menunjukkan bermacam-macam sekte yang hampirsemuanya telah memainkan rol penting dalam sejarah. Yangterpenting di antara mereka adalah Khurramites, Karmatiansdan Ismailites. Pemakaian nama batiniyyah juga diperluas sampaidi luar kalangan Islam, termasuk dalam bathiniyyah sekteMazdakites suatu sekte Manichaean yang didirikan oleh Mazdakyang hidup semasa pemerintahan Raja Kobad anaknya RajaFiroz. Shahrastany, pengarang masyhur mengatakan bahwaorang batiniyah di Iraq dinamakan Karamite. Nama bathiniyyahjuga dipakai untuk menunjukkan beberapa orang mistik. Jadisesungguhnya tak ada suatu doktrin umum yang karenanyasesuatu kelompok dapat dinamakan batiniyah, tetapi tiap-tiap sekte mempunyai doktrinnya sendiri. Tetapi pengarangShahrastany, dalam menerangkan arti bathiniyyah memberikanketerangan tentang sesuatu sistem yang banyak hubungannyadengan sekte Ismailiyah. Ia mengatakan bahwa sistem bathiniyyahbeberapa hal dari ahli-ahli filsafat.2

2Cf. Ibid, hal. 64-66.

Page 13: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

13

Dari kutipan ini jelaslah bahwa istilah kebatinan terkaitdengan sekte-sekte dalam Islam, karena itu sudah bisa dipastikanbahwa kata ini diambil dari bahasa Arab. Lebih tegas lagi,HAMKA (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa“kebatinan diambil dari nama yang pada mulanya sebagai suatufirqah dalam Islam, Batiniyyah, yang mementingkan hal-halyang bathin dengan semboyan: “likulli zhahirin bathinuh walikulli tanzilin ta’wilun” (bagi tiap-tipa yang lahir ada batin, danbagi tiap-tiap (wahyu) yang turun ada ta’wilnya, ada arti yanglain).”3

Dengan semboyan ini mereka menafsirkan alqur’an–hanyadari aspeknya yang batin saja, tanpa melihat aspek lahir (syari’atnya).Karena itu, pada akhirnya firqah-ini dipandang telah keluardari ajaran Islam.

Dari beberapa ungkapan di atas jelaslah bahwa ketigateori tersebut memperoleh dukungan/saling terkait diantarasatu dengan yang lain, namun yang lebih populer sesuai denganletterlijknya berasal dari bahasa Arab.

Istilah lain yang juga mempunyai maksud yang sama ialahkepercayaan. Istilah ini muncul terutama untuk menyesuaikandengan bunyi UUD 45 ayat 2 pasal 29. Selain itu disebut jugadengan Ngelmu sejati, mistik dan lain sebagainya.

2. Menurut Istilah (terminologi)

Mengenai istilah yang tepat mengenai kebatinan tidak

3HAMKA, Perkembangan Kebatinan di Indonesia, Bulan Bintang,Jakarta, cet. III, 1971, hal. 2-4.

Page 14: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

14

juga diperoleh suatu kesepakatan. Para ahli memberikan pengertian-nya masing-masing, namun kesemuanya memiliki titik singgung.Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dijelaskan pengertian-pengertian tersebut.

a. Kamil Kartapradja mengajukan rumus mengenai arti kebatinandengan “gerakan badan jasmani disebut olah raga dangerak badan rohani dinamai oleh batin atau kebatinan.Jadi kebatinan itu adalah olah batin yang macam apapun”.4

b. Kepala Biro Politik Departemen Dalam Negeri memberiarti dengan “keyakinan dan kepercayaan rakyat Indonesiadi luar agama dan tidak termasuk ke dalam aliran salahsatu agama”.5

c. Bratakesawi mengartikan kebatinan dengan “segala penge-tahuan yang bukan mengenai hal luar (lahir) yang samadengan ilmu kasunyatan (hikmah tertinggi), kejiwaan,kesukmaan, kesempurnaan dan theologi”.

d. Sumantri Martodipuro, mengartikan kebatinan sebagai“cara ala Indonesia mendapatkan kebahagiaan. Di Indonesia,kebatinan apapun namanya: tasawuf, ilmu kesempurnaan,theosophi dan mistik adalah gejala umum kebatinan memper-kembangkan innerlijklity, kenyataan rohani. Maka itulah,selama bangsa Indonesia tetap terwujud Indonesia beridentitas

4Kamil Kartapradja, Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia,Yayasan Masagung, Jakarta, 1985, hal. 61.

5Ibid.

Page 15: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

15

asli Indonesia, maka kebatinan akan tetap di Indonesia,baik ada dalam agama atau di luarnya.6

e. Mr. Mongsonegoro menafsirkan kebatinan Indonesia sebagaiberikut “semua fikiran atau tindakan yang berdasarkankekuatan gaib (super natural) yang mencari dan ingin mengetahuikenyataan di belakang fenomena alam”.7

f. Menurut Keputusan Kongres II Badan Kongres KebatinanIndonesia (BKII) tahun 1956 di Solo, ialah “sumber azassila Ketuhanan Yang Maha Esa untuk mencapai budi luhurguna mencapai kesempurnaan hidup”.8

g. Dalam Ensiklopedi Indonesia, kebatinan diartikan denganbentuk usaha untuk mewujudkan dan menghayati nilai-nilai dan kenyataan rohani dalam diri manusia serta alamnyadan membawa orang kepada penemuan kenyataan hidupsejati serta pencapaian budi luhur dan kesempurnaan hidup.Usaha-usaha ini dilaksanakan dengan berbagai latihan rohani,laku tanpa semadi, meninggalkan yang tidak teratur sertalatihan-latihan psikoteknik lainnya”.9

6Martodipuro, Aliran Kebatinan di Indonesia, Mayapada, Jakarta,1967, hal. 61.

7Rahmat Subagya, Kepercayaan, Kebatinan, Kerohanian, Kejiwaandan agama, Yayasan Kanisius, Jakarta, cet. IV, 1984, hal. 34.

8H.M. Rasdjidi, op-cit., hal. 105. Dalam hal ini di tantang olehH.M. Rasdjidi. Menurut beliau bukanlah kebatinan sebagai sumberazas sila Ketuhanan Yang Maha Esa, tetapi Ketuhanan Yang MahaEsa-lah sebagai sumber dari Kebatinan. (lihat, ibid.)

9Ensiklopedia Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta, 1978, hal.179.

Page 16: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

16

Dari beberapa pengertian di atas dapatlah diambil beberapakesimpulan, sekaligus sebagai titik singgung, sebagai berikut:

1. Kebatinan masyarakat dengan hal yang batin (rahasia)dalam diri dan kehidupan manusia, yang bertujuan untukmemperoleh kebahagiaan yang sifatnya rohani pula.

2. Kebatinan merupakan suatu gerakan pencapaian kebahagiaan,ketentraman jiwa dan kemanunggalan/kebersatuan denganTuhan melalui latihan-latihan rohani dan jasmani, sepertisemadi, bertapa, tafakkur dan sebagainya.

3. Kebatinan murni dari manusia, karena itulah ia tidak samadan tidak pula merupakan bagian dari agama. Namun memilikikemiripan dengan suatu unsur agama yaitu unsur mistiknya.Mengenai hal ini akan diuraikan belakangan, dengan topikhubungan kebatinan dengan agama.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KELAHIRANKEBATINANLahirnya suatu gerakan, aliran, baik yang sifatnya pemikiran

dan lainnya tidak terlepas dari berbagai faktor yang melatar-belakanginya. Demikian pulalah halnya dengan kebatinan.Paling tidak terdapat empat faktor yang menyebabkan kelahirantersebut, yaitu:10

1. Ekonomi

Seperti diketahui bahwa bangsa Indonesia merupakan

10Kamil Kartapradja, Op-cit., hal. 62.

Page 17: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

17

jajahan berbagai bangsa, sejak dari Portugis, Inggeris danBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerahjajahan tentunya kehidupannya berada di dalam kesewenanganbangsa penjajah (sipenjajah), diantaranya menyangkut denganhal ekonomi. Dari sekian bangsa penjajah, bangsa Belandamerupakan bangsa terlama menjajah bangsa Indonesia, yaitulebih kurang 3,5 abad, dan pada masa ini pulalah kehidupanbanga Indonesia terkukung dimana seluruh perekonomiandikuasai sepenuhnya oleh Belanda tersebut. Tidak hanya sampaidi situ, masyarakat sepenuhnya diperas untuk kepentinganekonomi tersebut, maka dikenal lah sistem “tanam paksa”,“kerja paksa”, seperti pembuatan jalan lintas Anyar-Panarukandan sebagainya.

Dalam suasana kekacauan dan penderitaan tersebutmasyarakat tentunya akan berupaya mencari jalan pintas lainuntuk menghindar dari penderitaan sekaligus memperolehkebahagiaan atau minimal ketenangan. Pencapaian ini tentunyatidak bisa dilaksanakan dengan yang sifatnya material melainkanyang sifatnya rohani. Maka lahirlah kegiatan semadi, tafakkur,dan sebagainya, sebagai bentuk praktek kebatinan.

2. Sosial Kemasyarakatan

Kekacauan masyarakat tidak hanya menyangkut ekonomitetapi merembes pada masalah sosial kemasyarakatan, di manaterjadi pemutarbalikan nilai, yaitu dari nilai-nilai tradisionaldan keindonesiaan berubah dengan nilai-nilai kebarat-baratan,yang dipengaruhi oleh kedatangan Belanda tersebut. Pergantiannilai tersebut tentu tidak selamanya mulus, mengingat karakter

Page 18: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

18

nilai yang berbeda. Akibatnya, terjadilah kerusakan nilai danmoral di kalangan masyarakat, yaitu praktek kehidupan Baratyang bertentangan dengan nilai budaya setempat, seperti judi,minuman keras, free sex dan sebagainya.

Mengingat bahwa kerusakan moral tidak lagi dipandangsebagai pelanggaran, karena dilakukan oleh penguasa (Belanda),maka muncullah keinginan baru dari masyarakat untuk kembalimengamalkan nilai-nilai yang sebenarnya. Karena pelaksanaannyatidak mungkin dilaksanakan secara tersembunyi, maka ber-kembanglah aktivitas pembentukan rohani, sebagai cikal bakaldari gerakan kebatinan.

3. Agama

Seperti dimaklumi bahwa sebelum kedatangan agama-agama besar dunia ke Indonesia, bangsa Indonesia telah mempunyaikepercayaan tersendiri sebagai agama asli Indonesia, apakahbentuknya Dinamisme, Animisme, Dualisme, Politeisme, danPenganisme serta Monoteisme maupun dalam bentuk Kejawen.Namun sejak abad I masehi masuk agama impor yaitu Hindu/Buddha, abad VII masuk pula Islam dan abad XII masukpula agama Kristen, berbarengan dengan kedatangan penjajah.Kedatangan agama baru ini tentunya akan secara langsungmengurangi peran serta kepercayaan lama, bahkan menggesernyasama sekali dengan menggantikannya dengan nilai-nilai agama-agama baru tersebut.

Keadaan ini tentunya tidak disukai oleh seluruh lapisanmasyarakat. Lalu muncullah upaya-upaya mempertahankannilai-nilai atau kepercayaan lama yang dirumuskan sedemikian

Page 19: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

19

rupa menjadi suatu nilai yang kosmopolitan, atau menggabungsemua unsur-unsur keagamaan yang ada menjadi nilai baru,seperti yang dijelaskan oleh Sasrasuganda sebagai berikut:

“Animisme kuno dan kebatinan baru digabung dalam agamaJawa. Budhisme Prahmanisme, Hinduisme dan Islam masukkedalamnya; bahkan agama Kristen Khatolik dan Protestandiolah sebagai lauk pauk dalam pandangan hidup kita”.11

Baik karena dorongan untuk mempertahankan nilai/keper-cayaan lama, maupun memudahkan semua unsur agama,merupakan bentuk baru dari aliran kebatinan. Yang pertamasifatnya murni tradisional, sedang yang kedua sifatnya sinkritisme.Uraian akan sinkritisme akan dijelaskan kemudian.

Faktor lain yang menyangkut dengan agama ialah kenyataanbahwa tidak semua pemeluk agama memahami agamanyasecara mendalam, maka muncullah keinginan untuk mengkajiagama tersebut dalam bentuknya yang terdalam (batin),12 ataukenyataan bahwa agama kurang mampu di dalam menciptakanmasyarakat yang bermoral. Lalu muncul pulalah keinginanuntuk menciptakan niali baru sebagai sarana pencapaian danpembentukan manusia yang bermoral tersebut.13

4. Politik

Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan pada tanggal

11Rahmat Subagyo, op-cit ., hal. 84.12Harun Hadiwijono, Kebatinan dan Injil, BPK Gunung Mulia,

Jakarta, 1987, hal. 117.13Rahmat Subagyo, op-cit., hal. 60.

Page 20: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

20

17 Agustus 1945, berarti Indonesia telah terbebas dari dominasipenjajah, dan itu berarti bahwa perhatian masyarakat tidaklagi “bagaimana memperoleh kemerdekaan”, tetapi bagaimanamengisi kemerdekaan. Akhirnya yang selalu menjadi pembicaraanialah demokrasi dan persamaan, yang kesemuanya berkaitandengan politik dan diwujudkan dalam bentuk pemilihan umum(Pemilu).

Dalam Pemilu pertama, para pejabat dan pengurus partaiyang jumlahnya demikian banyak melakukan segala daya danupaya bagaimana agar memperoleh kemenangan di dalampemilu tersebut. Diantara upaya tersebut ialah dengan merekrutpara pemimpin dan tokoh masyarakat, seperti tokoh kebatinan.Dengan kharisma yang ada, mereka diajak untuk bekerja samadi dalam upaya memperoleh selanyak mungkin suara denganimbalan finansial atau secara lansung didudukkan di dalambadan legistalitf.

Tawaran ini tentu memperoleh sambutan dari kalangantokoh kebatinan, karena di satu segi mereka akan memperolehkeuntungan finansial dan sisi lain akan memperoleh keuntunganmoral dengan dukungan dari badan legislatif tersebut. Laluberkembanglah aliran-aliran kebatinan seperti pula berkembangnyapartai-partai politik yang mencapai 60 partai.

Demikianlah beberapa faktor yang menyebabkan lahirnyaaliran kebatinan dan tentu masih banyak faktor-faktor lain.M. Aslad El-Hafidy menguraikan adanya delapan faktor, sebagaiberikut:

1. Karena salah terima, salah faham di waktu menerimapelajaran dari guru agama yang mengambil kiasan dan

Page 21: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

21

berlambang, berdasar kebatinan mendalam dan filsafatyang berpengertian rangkap (kalimat banyak aktif).

2. Mencampur adukkan faktor-faktor penting yang diambildari sumber-sumber pelajaran agama, mengambil salahsatu lafadz dan kalimat dari ayat atau bahasa Arab dengandiberi arti makna sesuka hatinya, sehingga terjadilah kekeliruanmaksudnya dan hilanglah azas tujuan lafadz kalimat yangasli. Maka timbullah golongan Islam Mutihan dan IslamAbangan.

3. Sengaja mengadakan aliran-aliran baru dalam kepercayaan,mistik, dan kebatinan dengan dalih mengembalikan jiwaasli, karena agama Hindu, agama Buddha dari India,agama Yahudi dari Israel, agama Masehi dari Eropa danIslam dari Arabia.

4. Ingin memasyhurkan namanya, membuka praktek per-dukungan, meramalkan kebahagiaan, ilmu rajah, perbintangan,bahkan terdapat yang mengharap-harap kedatangan RatuAdil, Imam Mahdi, Joyoboyo, dan Heru Cokro.

5. Bermaksud menenangkan jiwa, gemar menyendiri, bersemedi,bertapa dan mengamalkan askestisme (zuhud, riyadatunnafs) karena berpendapat “suasana keadaan dunia saatini telah penuh berbagai penderitan batin”.

6. Bukan tidak mungkin dalam keadaan yang serba kacau,pencipta aliran-aliran baru memasang gejala-gejala untukkeuntungan kekayaan pribadi. Jaringan-jaringannya di-kembangkan dengan propaganda-propaganda aliran tersebutdengan nama-nama yang menarik. Malah ada pula yangsampai hati mempergunakan gelar-gelar Kanjeng, Kiyai,

Page 22: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

22

Pendoro, Ki Ageng, Resi, Hajar, Begawan, bahkan menabalkandiri nabi, penerima wahyu langsung dari Tuhan, dan yangsangat terlalu menganggap dirinya sederajat dengan Tuhan.

7. Beranggapan bahwa bunyi UUD ’45 pasal 18 adalah kesempatanuntuk menjelmakan aliran-aliran baru dalam kepercayaan.Setiap orang berhak atas kebahagiaan beragama, keinsyafanbatin dan fikiran, dijadikan alasan pokok untuk menciptakanagama baru yang dianggapnya sesuai untuk kepentingannyasendiri.14

C. SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANTidak diketahui secara pasti kapan kebatinan lahir. Dari

uraian tentang faktor-faktor kelahiran di atas secara langsungdapat diketahui bahwa aliran kebatinan lahir setelah kedatanganBelanda. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa kebatinantelah ada sebelum kedatangan Belanda tersebut. Menurut HAMKA,tokoh yang dipandang sebagai “bapak kebatinan ialah RadenNgebehi Ronggowarsito (1803-1875)15, yang tersusun ajarannyadalam kitabnya “Hidayat Jati”.

Namun demikian selama penjajahan Belanda kegiatankebatinan tidak memperoleh kebebasan, sampai kemudianIndonesia merdeka. Setelah Indonesia merdeka, di mana seluruhmasyarakat memperoleh kebebasan menjalankan agama dankepercayaannya sesuai dengan ayat 2 pasal 29 UUD 45, dan

14M. As’ad El-Hafidy, Aliran-Aliran Kepercayaan dan Kebatiandi Indonesia, Ghalia, Indonesia, 1977, hal. 95-96.

15HAMKA, op.cit., hal. 37.

Page 23: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

23

ditambah pula dengan dorongan politik seperti dijelaskan diatas (baca faktor politik), maka aliran kebatinan berkembangdan tumbuh dengan subur ibarat cendawan di musim hujan.

Dalam kongres I Kebatinan tahun 1955 di Semarang telahdiikuti 67 aliran. Kemudian Kongres IV tahun 19 di Ponorogomencapai 83 aliran, belum termasuk dari Sumatera.16 Menurutcatatan resmi PAKEM (Pengawasan Aliran Kebatinan Masyarakat)di Jawa Tengah saja tidak kurang dari 103 gerakan kebatinandan di Sumatera Timur tidak kurang dari 96 aliran,17 yangkeseluruhannya menurut catatan Pers dan Departemen Agamaterdapat 400 aliran di seluruh Indonesia.18

Perkembangan tersebut tidak hanya secara kualitatif melainkansekaligus secara kuantitatif. PANGESTU (Peguyuban NgestuTunggal) misalnya yang didirikan tahun 1949 hanya memiliki9 cabang, kemudian bertambah:

- Tahun 1961 menjadi 15 cabang

- Tahun 1963 menjadi 43 cabang

- Tahun 1964 menjadi 56 cabang

- Tahun 1965 menjadi 82 cabang

- Tahun 1973 menjadi 113 cabang. Kini telah memiliki majalahresmi dengan nama “Dwijawara.”

16Rahmat Subagyo, op.cit., hal. 9.17HAMKA, op.cit., hal. 3.18Kamil Kartapradja, op.cit., hal. 65.

Page 24: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

24

Demikian pula halnya dengan aliran SUBUD (Susila BudiDarma) tidak hanya diikuti oleh masyarakat Indonesia, tetapitersebar ke mancanegara, seperti Belanda, Jerman, Italia, Inggeris,dan Belgia.

D. DASAR PIJAKAN ALIRAN KEBATINANSebenarnya pada sidang MPRS I tahun 1955 telah muncul

reaksi dari partai-partai Islam, seperti Masyumi tentang keberadaanaliran kebatinan; apakah dia dikaitkan dengan agama atausebagai kebudayaan/budaya saja. Seandainya ia termasukagama, konsekuensinya ia harus menyesuaikan diri dengansalah satu agama resmi, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindudan Buddha. Tetapi seandainya ia tergolong budaya saja, iaharus merubah ajarannya yang bersamaan dengan agamatersebut.

Dalam sidang tersebut terjadi dialog yang menegangkandi antara partai-partai Islam di satu pihak yang kontra kebatinandengan partai-partai lainnya yang pro kebatinan. Tetapi karenadukungan mayoritas anggota Dewan, dikaitkanlah aliran kebatinansebagai bentuk pengamalan ayat 2 pasal 29 UUD 45. Keputusanini walau ditolak oleh beberapa partai, tetapi karena jumlahnyayang mendukung mencapai 2/3 anggota dewan, maka keputusantetap diakui.

Keputusan ini kemudian diperkuat dengan TAP MPR NoII/1960 dalam ayat 3 lampiran A dijelaskan “Lembaga Penyelidikan

Page 25: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

25

Agama, Gerakan/Aliran Kerohanian bertugas sebagai berikut:

a. Menyalurkan kepercayaan/agama kearah Tuhan Yang MahaEsa.

b. Menjaga keamanan dan kesejahteraan rohani bangsa Indonesia.

Sesuai dengan perkembangannya keputusan ini diperkuatlagi dengan ketetapan MPR Nomor II MPR Tahun 1978, yangberada di bawah naungan Departemen Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia, yaitu Direktorat Kebudayaan sub KepercayaanTerhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Namun demikian dalam kebijakan pembangunan REPELITAtahun kelima jangka panjang pertama digariskan bahwa kebijakanpembangunan dalam agama ialah dorongan agar tiap alirankebatian/kepercayaan untuk kembali kepada induknya masing-masing; apakah Islam, Kristen dan sebagianya.

Page 26: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

26

BAB II

KEPERCAYAAN ASLIBANGSA INDONESIA

Sebelum menjelaskan tentang aliran kebatinan lebihjauh terlebih dahulu dijelaskan kepercayaan asli masyarakatIndonesia, yang secara langsung atau tidak langsung

turut mewarnai aliran kebatinan, dan seperti dimaklumi pulabahwa semua agama yang berkembang, yaitu Islam, KristenKatolik, Protestan, Hindu dan Budha tidak berasal dari bangsaIndonesia melainkan berasal dari luar. Islam dari Saudi Arabia,Kristen Protestan dan Katholik dari Eropa dan Hindu dari India.

Sebelum kedatangan agama-agama tersebut, yaitu Islamabad VII, Hindu Budha abad X dan Kristen abad X,1 masyarakatIndonesia telah mempunyai kepercayaan tersebut ialah sebagaiberikut:

1Kamil Kartapradja, Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia,Yayasan Masagung, Jakarta, 1985, hal. 15.

Page 27: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

27

A. TEIS/MONOTEISBangsa (masyarakat) Indonesia adalah masyarakat yang

mengakui adanya Tuhan, sebagai kekuatan gaib yang melindungi,mengendalikan dan mengatur umat manusia. Di sampingitu masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang menganutfaham monoteisme,2 yaitu keyakinan bahwa kekuatan gaibitu bersifat satu, dengan berbagai sebutan yang digunakansesuai dengan bahasa yang dipakai.

Di tanah Batak disebut dengan Ompu Tuan Mula Jadi NaBolon, Debata, dan Mahatala. Di pulau Jawa awal disebut denganHyang. Kemudian dikaitkan dengan sifatnya, seperti HyangWidi, Hyang Suksma, dan sebagainya. Di Kalimantan disebutdengan Maharaja Kulung Rahung. Di Sulawesi disebut denganPuang Matua dan Kaubanan. Di Flores disebut dengan Moil Mexe,Ama Mero Wulang Beta. Di Sumba disebut dengan Kak HuktiGan Mata Kajawa Timbu Ulle (yang tak berawal dan tak berakhir).Di Timor dinamakan dengan Uis Pah, Uis Neno, Uis Afu (Tuhandarat, laut dan udara). Di Sawu dinamakan dengan Yi Tau,Wulu Tau yang berarti Tuhan Yang Maha Esa. Di Bali dinamakandengan Sang Hyang Tri Loka Casana, dan sebagainya.3

B. DUALISMEDi samping monoteisme dikenal pula keyakinan yang

2Rahmat Subagya, Agama Asli Indonesia, Djaya Pirusa, Jakarta,1981, hal. 64-68.

3Kertodipuro, Religi dan Kehidupan di Pulau Kalimantan, Bandung,1963, hal. 87.

Page 28: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

28

dualisme, yaitu pandangan bahwa alam dan manusia dikendalikanoleh dua kekuatan, yaitu kekuatan (dewa) baik dan jahat, ataudewa terang dan dewa gelap.

Kepercayaan semacam ini dapat dijumpai di pulau Baliyang meyakini bahwa tata tertib kosmos dibagi kepada duabagian, yang di samping bertentangan juga mempunyaiketerkaitan, yaitu Kaja dan Kelod.4 Kaja mengandung artike arah gunung, sedangkan Kelod ke arah laut. Oleh karenaitu, pulau Bali di bagi kepada dua bagian, yaitu sebelah kelaut dan sebelah ke gunung. Sebelah ke gunung dipandangsebagai keilahian, kebaikan dan kebahagiaan. Sedangkanke arah laut dipandang sebagai yang keduniaan, keburukandan kesengsaraan. Kedua kekuatan ini senantiasa mempengaruhikehidupan manusia, di mana manusia selalu terkait dengannya,misalnya siang dan malam, terang dan gelap, bahagia danderita, serta kehidupan dan kematian.

C. POLITEISMEYang dimaksud dengan Politeisme ialah keyakinan bahwa

manusia dikendalikan oleh bukan satu dan dua kekuatanmelainkan banyak kekuatan, baik kekuatan tersebut dapatdipersonifikasikan maupun yang tidak dapat dipersonifikasikan.Yang tidak dapat dipersonifikasikan disebut dengan “mistis”,sedang yang dapat dipersonifikasikan cenderung kepada “realistis”

4Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Budha, BPK Gunung Mulia,Jakarta, 1989, hal. 109-111.

Page 29: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

29

atau paganistis. Misalnya, Dewi Sri (Mbok Sri) dikaitkan denganpadi, Dewa Indra dikaitkan dengan kekuatan dan sebagainya.5

D. DEWARAJAFaham lain yang juga berkembang ialah faham dewaraja,6

yaitu pandangan bahwa Tuhan menampilkan dirinya di dalamwujud nyata di tengah-tengah manusia (teofani) dan di alamraya (hierofani). Bentuk teofani misalnya dalam diri seorangraja, sehingga bermunculanlah pandangan dan ungkapan yangberkaitan dengan faham tersebut, misalnya; “titisan dewa”,“Penjelmaan Tuhan” dan sebagainya.

Keyakinan ini tumbuh subur kemudian setelah dimasukioleh agama Hindu, yang mempunyai pandangan yang sama,dan juga memperoleh legitimasi dari Islam dengan penafsiran-penafsiran para Ulama kala itu, seperti “khalifah”.

E. ANIMISMEFaham animisme merupakan merupakan kajian penting

dalam kajian kepercayaan masyarakat Indonesia, bahkanmenurut sebahagian ahli berpendapat bahwa kepercayaanbangsa Indonesia ialah animisme. Kamil Kartapradja misalnyaberkesimpulan bahwa kepercayaan rakyat zaman purbakalaialah animisme, sedang agama rakyat Indonesia yang diakui

5Cf. Departemen Agama RI, Perbandingan Agama I, Jakarta,1981/1982, dalam bagian animisme.

6Rahmat Subagyo, op.cit., hal. 79.

Page 30: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

30

berdasarkan UU No. 5/1969, ialah Hindu, Buddha, Islam,Katolik, dan Protestan.7

Istilah animisme diambil dari bahasa latin “anima” atau“animae” atau “animus”. Dalam bahasa Yunani disebut “prana”dan bahasa Ibrani dengan “gruah”, yang kesemuanya mengandungarti “nafas atau jiwa”.8

Tokoh pertama yang mengemukakan teori ini ialah EdwardBurnett Tylor (1832-1917) dengan bukunya Primiti ve Gulture,research in to development of mytology, philosophy, relogion,language, art and costum. Menurut beliau keyakinan manusiamuncul secara evolusionistis yang dimulai dari istilah soul (jiwa)yang ada pada diri manusia, dan sebagai pertanda kehidupan.Kemudian berevolusi dan ternyata soul tersebut mampu berdirisendiri tanpa jasad yang disebut dengan “spirit”. Spirit inilahkemudian dipersonifikasikan sebagai pribadi-pribadi yang mem-punyai pikiran, kemauan dan kehendak yang dapat memengaruhikehidupan manusia, sehingga muncullah teori animisme.

Pendapat yang hampir sama dengan tinjauan di atas di-kemukakan oleh Van Gennep, hanya bedanya ruh manusia tidakdimasukkan ke dalamnya, dan ia menyebutkan bukan animisme,tetapi dinamisme (serba tenaga).9

Baik animisme maupun dinamisme merupakan kebalikandari materialisme atau kebendaan, sebagai pandangan dunia

7Ibid., hal. 3.8Ibid., hal. 3.9Ibid.

Page 31: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

31

dari masyarakat yang sederhana dari suku-suku bangsa yangterdapat di kepulauan Indonesia.

Apabila dikaitkan dengan penyembahan, maka suku-suku bangsa Indonesia terkait dengan tiga unsur, sebagai berikut:

1. Suatu tinjauan dunia yang berjernih panteistis, di manasegala kekuatan dianggap ditempati ruh atau zat ruh, ataukekuatan hidup yang sama, yang terdapat pada diri manusia,binatang dan tumbuh-tumbuhan.

2. Kepercayaan dari ruh pribadi manusia, yang setelah manusiamati, ruhnya hidup langsung dalam alam ruh yang dilayanidan dipuja oleh kaum kerabatnya yang ditinggalkannya.

3. Kepercayaan dan adanya pemujaan terhadap makhluk-makhluk dan dewa-dewa yang dipandang penjelmaan darikekuatan-kekuatan alam.10

1. Kepercayaan yang Panteistis

Dalam pandangan ini, zat ruh mengisi segala sesuatusekaligus memberi hidup kepadanya, baik manusia maupunalam sekelilingnya. Karena itu semua makhluk mempunyaikedudukan yang sama, saling mempengaruhi dan saling terkait.Dari semua jenis makhluk, roh manusia mempunyai kedudukantertinggi.11 Penyakit atau mengalami kesakitan pada anggotatubuh meng-andung arti kekurangan roh pada anggota tubuh

10Ibid., hal. 4.11Ibid., hal. 5.

Page 32: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

32

tersebut. Pengobatannya ialah dengan memberinya/menambahnyaroh baru.

Terdapat berbagai cara untuk menambah roh baru kepadasi sakit tersebut, misalnya dengan mengolesnya dengan sesuatubenda atau dengan mengkusuknya, dengan maksud memasukkanroh baru sebagai tambahan. Cara lain ialah dengan meludahinyadengan ludah orang yang dipandang suci dan mulia sepertikepala suku dan dukun.

Keterkaitan di antara sesama makhluk merupakan ciridari faham ini. Lalu dikenallah istilah tabu atau pantangan,karena itu akan dapat mengurangi roh atau mengubah perilakuseseorang. Misalnya, larangan memakan daging kijang, rusadan sebangsanya, karena dikhawatirkan sifat buruknya akanberpindah kepada orang yang memakannya. Demikian pula,larangan memakan rebung (bambu muda) bagi suatu sukuMelayu, tidak boleh memakan pisang raja bagi marga Nasutiondan sebagainya.

Selain itu, bisa juga dalam bentuk suruhan atau perjanjian.Misalnya meminum darah dan memakan otak seseorang yangpintar atau berani dengan maksud agar sifat-sifat tersebut dapatberpindah kepadanya. Meminum darah juga dapat dijadikansebagai bentuk perjanjian perdamaian dan persaudaraan. Kebiasaanini misalnya dijumpai di kalangan masyarakat Ambon, yangdisebut dengan pella, di mana saudara pella lebih dekat/eratdari saudara kandung sendiri.

Karena keterkaitan ini pula maka apabila seseorang inginbermaksud jahat kepada seseorang cukup dengan mengambilanggota badannya, seperti rambut, di mana dengan sehelai

Page 33: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

33

rambut itu seseorang dapat mendatangkan penyakit kepadaorang yang memiliki rambut tersebut.

Dengan demikian, roh dipandang ada dimana-mana,baik benda mati maupun benda hidup. Karena itulah masyarakatyang panteistik ini cenderung kepada penyembahan alam sepertikayu besar, sungai yang dalam, orang yang dihormati dansebagainya.

2. Kepercayaan kepada Ruh Pribadi Manusia

Dalam masyarakat ini, ruh manusia dipandang bisa berdirisendiri tanpa terkait dengan jasadnya, karena roh tersebutadalah bayangan (miniatur) dari jasadnya. Karena itulah, untukmenguasai seseorang dalam pandangan ini cukup denganmengendalikan miniaturnya. Kepercayaan ini kemudian melahirkanteori-teori perdukunan dan mistik.

Untuk memperoleh gambaran miniatur ini dapat dilakukandengan berbagai cara, misalnya berhadapan dengan orangtersebut atau melihat gambarnya saja, bahkan bagi seorangdukun yang telah mahir cukup dengan mengetahui namanya.

Dengan keyakinan yang seperti inilah dalam masyarakatyang ditemukan cara-cara bagi pengambilan kembali ruh-ruhorang yang telah mati, atau mengambil ruh-ruh orang yangmasih hidup yang mengakibatkannya menjadi mati. Di dalamupaya pertama misalnya dikenal istilah “jailangkung”, “waitankung”atau istilah lainnya. Dengan cara ini manusia animisitis dapatberkomunikasi kembali dengan ruh-ruh orang yang telah meninggal,walaupun telah berlangsung lama (telah lama meninggal).

Page 34: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

34

Cara ini sering juga digunakan untuk memperoleh informasi-informasi penting, seperti kehilangan sesuatu benda, lalu ditanya-kanlah roh tersebut.

Di samping itu, dalam masyarakat yang animistis ruhmanusia yang masih hidup bisa juga diambil secara paksamenyebabkan orang yang bersangkutan meninggal dunia.Lalu dikenallah misalnya “ilmu gayung”, “sembahyang hajat”dan sebagainya, yang berfungsi untuk mengambil ruh seseorang.Dalam praktik ini misalnya cukup dengan mengabstraksikanbadan seseorang dengan sesuatu benda, seperti labu itu dipotongdengan keyakinan (i’tikad) labu itulah sebagai leher seseorang,mengakibatkan orang yang diinginkan akan meninggal dunia.

3. Pemujaan kepadaMakhluk dan Dewa

Ciri lain dari faham animisme ialah pemujaan kepada makhlukdewa. Pemujaan ini didasarkan kepada kelebihan atau kemuliaanseseorang selama hidupnya, atau memuja dewa-dewa yangdipandang mempengaruhi manusia. Sikap pertama kemudianakan melahirkan teori yang disebut dengan “paganisme”, ataupenyembahan berhala yang sengaja dibuat manusia sebagaisimbol dari kekuatan. Uraian akan hal ini telah dijelaskan padapenjelasan tentang politeisme.

Beberapa faham inilah berkembang di kalangan masyarakatbangsa Indonesia, yang kemudian tampil dalam bentuk kebatinan,ngelmu sejati, mistik, okultisme dan lain sebagainya.

Page 35: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

35

BAB III

GAMBARAN UMUMALIRAN KEBATINAN

A. SIFAT-SIFAT KEBATINAN

Kajian kebatinan merupakan kajian sulit, seperti yangdijelaskan oleh Moh. Noor, wakil Departemen Agamapada seminar Kebatinan Indonesia III, sebagai berikut:

“Pengertian kebatinan sangat sulit untuk dilukiskan denganrumusan kata-kata, tetapi anehnya lebih mudah dimengertidengan perasaan. Jadi, pengertian kebatinan lebih mudahdicapai dengan rasa dari pada akal”.1

Untuk menyibak misteri dari kebatinan tersebut dapatditinjau dari berbagai aspek, seperti sifat-sifatnya secara umumterdapat lima sifat kebatinan, yaitu batin, rasa, keaslian, hubunganerat antar warga dan akhlak sosial.2

1Rahmat Subagyo, Kepercayaan, Kebatinan, Kerohanian, Kejiwaandan Agama, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, cet V, 1984, hal. 18-19

2Cf. Ibid., hal. 13-14.

Page 36: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

36

1. Batin

Seperti dilukiskan bahwa manusia terdiri dari dua unsur,yaitu yang zhahir (jasmaniyah) dan yang bathin (rohaniyah).Terdapat perbedaan di kalangan ahli tentang unsur manayang paling dominan/berperan dalam diri manusia. Menurutaliran materialisme, unsur materilah yang paling berperan,sedangkan menurut aliran spiritualisme, unsur rohanilah yangpaling berperan. Namun demikian harus dibedakan di antarakebatinan dengan spiritualisme.3 Yang jelas ialah bahwa kebatinansesuai dengan namanya mementingkan unsur-unsur batin karenasegala sesuatu tindakan manusia didasarkan pada batinnya.Dalam hal ini juga harus dibedakan diantara kebatinan denganpsikologi. Apabila psikologi melihat tingkah laku sebagai gambarandari kejiwaan dari seseorang, maka kebatinan melihat bahwabatin itulah ukuran kebenaran/keberadaannya.

2. Rasa

Diantara yang menyangkut dengan unsur batin manusiaialah rasa atau perasaan, sebagai pengalaman rohani yangsubyektif. Kebatinan sebagai gerakan kerohanian membatasidirinya pada rasa dan bahkan hanya bisa dipahami dengan rasamanusia (bandingkan dengan pendapat Moh. Noor di atas,hal. 22). Apabila kebatinan mementingkan unsur-unsur yangbatin yang dipandang sebagai yang benar, maka ukuran kebenaranialah rasa (perasaan).

3Kamil Kartapradja, Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia,Yayasan Masagung, Jakarta, 1985, hal. 3.

Page 37: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

37

Di sinilah perbedaan di antara rasionalisme dengan kebatinan,yang sama-sama membicarakan unsur batin dari manusia.Apabila rasionalisme mementingkan rasio (akal), maka kebatinanmementingkan rasa, dan karena itulah sebenarnya kebatinantampil sebagai reaksi terhadap rasionalisme, seperti diungkapkandalam “Kebudayaan dan Pendidikan Nasional”, sebagai berikut:

“Cara berfikir secara ilmiah/rasional ini merupakan sesuatuyang baru bagi kita di Indonesia, karena sebelumnya kebudayaankita telah menekankan pada soal-soal spiritual... Denganpenerimaan cara berfikir memakai rasio itu, tidak tercapaihubungan yang harmonis dengan dasar-dasar kehidupankebudayaan bangsa Indonesia”.4

3. Keaslian

Sifat ketiga ialah keaslian, yaitu asli, muncul dari kebudayaansuku bangsa Indonesia. Apabila Hindu dan Buddha berasaldari India, Islam dari Saudi Arabia serta Kristen (Katolik danProtestan) dari Eropa, maka kebatinan asli digali dari budayabangsa Indonesia. Karena itulah, S. Mertodipuro mendefinisikankebatinan sebagai:

“Kebatinan adalah cara ala Indonesia mendapatkan kebaha-giaan. Di Indonesia, kebatinan apapun namanya; tasawuf,ilmu kesempurnaan, theosophi dan mistik, adalah gejalaumum. Kebatinan memperkembangkan inner reality, kenyataan

4Kebudayaan dan Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta,1964, hal. 63-65.

Page 38: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

38

rohani. Maka itulah selama bangsa Indonesia tetap berwujudIndonesia, baik di dalam agama atau di luarnya”.5

Dengan issu keaslianl ah antara lain mengapa alirankebatinan demikian cepat berkembang, untuk menahan lajunyaperkembangan agama impor, yang sama sekali bersumber dariluar keindonesiaan. Pandangan ini tampak begitu jelas dalamaliran ADARI (Agama Djawa Republik Indonesia). Karena itulah,keaslian merupakan ciri penting dalam aliran kebatinan.

4. Hubungan Erat antar Warga

Ciri selanjutnya ialah hubungan yang erat di antara parawarga/pengikut aliran kebatinan. Seperti diketahui bahwaciri masyarakat Indonesia ialah sikap saling tolong menolong,gotong royong dan rasa kebersamaan yang tinggi. Sikap-sikappositif ini terus berlanjut dalam aliran kebatinan, bahkan ikatannyalebih erat lagi dengan sebutan “paguyuban”.

Menurut Rahmat Subagyo, sikap kebersamaan ini merupakanciri utama aliran kebatinan, dan ia lahir sebagai reaksi terhadapsikap individualisme yang mencoba menggeser nilai kebersamaanyang dikembangkan selama ini yang diakibatkan oleh urbanisasidan modernisasi yang memasuki masyarakat Indonesia.6

Mengenai proses kelahiran dan pengembangan kebatinandalam suasana pergulatan nilai tersebut, digambarkan olehR. Moh. Ali, sebagai berikut:

5S. Mertodipuro, Aliran Kebatinan di Indonesia, Mayapada, Jakarta,1967, hal. 13.

6Rahmat Subagyo, op.cit., hal. 24.

Page 39: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

39

Betapa besarlah kebingungan petani-petani dalam banjirpendapat pengertian baru, ideologi dan sebagainya. Ditengah-tengah desa, di tengah-tengah persawahan ia punmulai merasakan kesunyian batin. Maka dalam pada itusubur makmurlah pertumbuhan ilmu-ilmu gaib, agamabaru, aliran-aliran mistik di hati sanubari yang benar-benar haus itu.

Manusia kota pun tiada luput dari kehampa-kosongan-jiwa yang merana-rantau di jalan-jalan besar, di gedung hiburan.Dimana jua untuk melarikan diri, khas untuk melupakan hajat-hajat mempunyai asas hidup. Kebingungan, kegelisahan manusiamencari kebenaran itu menjadi semakin meningkat karenakenyataan sehari-hari tentang perbedaan menyolok antarakata dan perbuatan... soal pokok ialah siapakah mampu dapatmemenuhi hasrat hajat kehausan jiwa manusia-manusia itu?Juru selamat dalam bentuk guru sejati dengan ajaran-ajarangaib, dalam upacara dan sariat gaib menghimpun manusiadalam lingkungan kegaiban. Di pulau Jawa saja terdapat kuranglebih 200 jenis semacam itu; cukup kuatlah kesimpulan bahwamanusia benar-benar memerlukan pegangan hidup yang sesuaidengan inti kalbunya.7

5. Akhlak Sosial

Ciri lain dan juga penting dalam kebatinan ialah akhlak

7R. Muh. Ali, Kelenyapan Islam Dari Bumi Indonesia Dalam LimaPuluh Tahun, pada “Gema Islam”, No. 41 bulan Oktober 1963, hal.14-15.

Page 40: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

40

sosial. Seperti dijelaskan pada bab pendahuluan bahwa salahsatu faktor kelahiran kebatinan ialah kekacauan sosial dankebobrokkan moral, dimana problem tersebut tidak dapat diatasioleh agama-agama secara tuntas. Untuk mencoba melepas-kan diri dari kerusakan tersebut muncul keinginan di kalanganpemerhati sosial, lahirlah teori-teori baru di dalam upaya pelepasantersebut yang dirumuskan di dalam aliran kebatinan. Misalnya,aliran SUBUD (Susila Budi Darma) diartikan sebagai:

- Susila, artinya dan rasa-rasa perasaan yang bersosial, danyang bertindak tidak menyalahi garis kemanusiaan.

- Buhdi, artinya kekuasaan daya hidup yang bersemayamterlepas dari pengaruh nafsu yang bersarang dalam hati.

- Dharma, artinya penyerahan, ketawakkalan dan keikhlasanterhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ini menjadi lambang darimanusia yang memiliki rasa diri yang tenang dan jernih,dan mampu menerima kontrak dari hidup Yang MahaBesar dan Suci.8

Demikianlah beberapa sifat dari aliran kebatinan, yangdengannya akan dapat digambarkan kebatinan tersebut.

B. PENGGOLONGANUpaya pengenalan lebih jauh terhadap kebatinan dapat

diupayakan dengan mengetahui penggolongan dari kebatinan

8M. As’ad El-Hafidy, Aliran Kepercayaan dan Kebatinan di Indonesia,Ghalia, Jakarta, 1977, hal. 60.

Page 41: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

41

tersebut. S. De Jong, membagi kebatinan kepada dua bagian,yaitu:

1. Kepercayaan yang sifatnya tradisonal dan animisme, tanpafilosofis dan tidak ada mistiknya, seperti kepercayaan orang-orang pelbegu di Tapanuli, kepercayaan orang-orang Dayakdi Kalimantan dan sebagainya.

2. Kepercayaan yang ajarannya ada filosofisnya dan disertaimistik. Golongan inilah yang disebut dengan golongan kebatinandan sekarang dikenal dengan nama golongan kepercayaankepada Tuhan Yang Maha Esa.9

Muhammad Muhsin Jayadiguna, yang disadur oleh H.M.Rasdjidi, menggolongkan kebatinan kepada empat bagian yaitu:

1. Golongan yang hendak menggunakan kekuatan-kekuatangaib untuk melayani berbagai keperluan manusia. Golonganini ialah yang mementingkan ilmu gaib.

2. Golongan yang berusaha untuk mempersatukan manusiadengan Tuhan, selama manusia itu masih hidup, agar dengandemikian manusia dapat merasakan dan mengetahui hidupyang baka sebelum manusia itu mengalami mati.

3. Golongan yang berniat mengenal Tuhan dan menembusalam rahasia paransangkaing dumadi, yaitu darimana hidupmanusia ini dan kemana hidup ini akan pergi.

4. Golongan yang berhasrat untuk menempuh budi luhur

9S. De Jong, Salah Satu Sikap Hidup Orang Jawa, Kanisius, Yogyakarta,1985, hal. 78.

Page 42: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

42

di dunia ini serta berusaha menciptakan masyarakat yangsaling menghargai dan cinta mencintai dengan senantiasamengindahkan perintah Tuhan.10

Selanjutnya Sumarno WS. Dan Suharto Suyono membagialiran kebatinan kepada tiga golongan, yaitu:

1. Golongan kepercayaan perorangan atau kelompok (yangterdiri dari satu atau dua orang) yang melakukan kepercayaanuntuk kepentingan diri pribadi tanpa usaha meluaskanajarannya kepada orang lain.

2. Golongan perguruan kepercayaan, yang menerima muriddan mempropagandakan ajarannya.

3. Golongan pendukunan, dimana ilmu pengetahuan danpengobatan dipraktikkan bagi masyarakat yang memerlu-kannya.11

Penggolongan di atas didasarkan pada aktivitasnya ataueksistensi dari kebatinan tersebut beserta interes yang terkandungdi dalamnya. Adapun apabila ditinjau dari esensi atau keadaandari suatu aliran kebatinan dapat dibagi kepada dua golongan,yaitu:

1. Yang asli produk Indonesia, seperti yang didefinisikan olehS. Mertodipuro di atas, yaitu “cara ala Indonesia mendapatkan

10H.M, Rasdjidi, Islam dan Kebatinan, Bulan Bintang, Jakarta,1967, hal. 52.

11Mohd. Hatta, Diktat Aliran Kebatinan, IAIN-SU, Medan, 1981,hal. 16.

Page 43: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

43

kebahagiaan”.12 Bila dikaitkan dengan cirinya yang kedua,yaitu rasa, maka rasa dan perasaan merupakan ciri utamabangsa Indonesia. Hal ini berbeda dengan Barat, dimanatingkah pola fikir mereka mempunyai ciri rasionalis. Olehkarena itu apabila ciri utama kebatinan adalah rasa, danrasa merupakan ciri Indonesia, maka kebatinan asli produkIndonesia.

2. Sebagai pencampuradukkan (sinkritisme). Sinkritismedi sini mempunyai dua pengertian, yaitu sinkritisme adatistiadat setempat dengan salah satu agama, dan sinkritismeadat istiadat dengan semua agama.

Sinkritisme pertama terjadi di antara:

- Budaya setempat dengan Hindu/Buddha.

- Budaya setempat dengan Islam, dan

- Budaya setempat dengan Kristen.

a. Sinkritisme Budaya Setempat dengan Hindu/Buddha

Sinkritisme model ini tampak dengan jelas dalam berbagaialiran. Misalnya aliran Paguyuban “Sumarah”. Aliran ini merupakanramuan diantara Hindu/Budha dengan budaya setempat. Halini jelas pada salah satu ajarannya, yaitu yang menyangkutdengan “karma”, sebagai salah satu ajaran penting dalam agamaHindu/Buddha.

12S. Mertodipuro, op.cit., hal. 13.

Page 44: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

44

b. Sinkritisme Budaya setempat dengan Islam

Kebanyakan dari pengikut/penganut aliran kebatinanialah dari kalangan Muslim, sesuai dengan jumlah pendudukIndonesia yang mayoritas beragama Islam. Mereka ini di dalampenerapan ajarannya senantiasa menggunakan istilah-istilahIslam yang diartikan secara jawa. Hal ini misalnya dapat dilihatdalam aliran agama suci yang didirikan oleh Muhammad Sukri,dimana ajarannya banyak diselewengkan dari ajaran Islamyang sebenarnya, misalnya:

1. Mereka mempercayai rukun Islam lima dan rukun Imanenam, namun dicampuradukkan dengan penafsiran-penafsiranbaru sesuai dengan keinginan pendirinya. Misalnya Muhammaddalam syahadat adalah dua orang, yaitu Muhammad yangdi Mekkah (bin Abdullah) dan Muhammad yang di Jember(Muhammad Sukri).

2. Mereka melaksanakan haji, tentu bukan ke Mekkah (Baitullah),melainkan di Jember, yaitu rumah (Kraton) MuhammadSukri sendiri.

Di samping itu, mereka menggantikan ucapan-ucapanArab dengan Bahasa Jawa. Misalnya di dalam mengucapakansyahadat (asyhadu an la ilaha illal-lah wa-asyhadu anna-Muhammadanrasulul-lah) diganti dengan bahasa Jawa, yaitu “Boten WontenPangeran ingkang sinembah kejawi Gusti-Allah, ungi kanjengRasulullah”.13

13Kamil Kartapradja, op.cit., hal. 156.

Page 45: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

45

Pemutarbalikkan ini tidak hanya dilakukan oleh aliranAgama Suci, melainkan semua aliran kebatinan secara keseluruhan.Hal ini dapat dilihat dalam kitab suci kebatinan seperti Darmogandul,Hidayat Jati, Gotocolo dan lain-lain. Pengertiannya diputarbalikkanmaknanya, tidak hanya berlainan dengan maksud yang sebenarnya,sekaligus cenderung jorok dan porno. Hal ini dapat dilihat padapengertian berikut ini:

- Alif lam mim,

- Zalikal, jika tidur kemaluannya nyengkal (bangkit),

- Kitabu la, kemaluan laki-laki dimasukkan di kemaluanperempuan dengan tergesa-gesa,

- Raiba fihi, perempuan yang pakai kain,

- Hudan, telanjang. . . dan seterusnya.14

Pengertian ini jelas bertentangan dengan maknanya yangsebenarnya, yaitu:

- Alif lam mim,

- Zalikal, demikian (itu),

- Kitabu la, kitab (al-Qur’an) tidak,

- Raiba fihi, diragukan/keraguan padanya,

- Hudan, sebagai petunjuk.

c. Sinkritisme dengan Agama Kristen

Sinkritisme juga terjadi dengan agama Kristen.

14H.M. Rasdjidi, op.cit., hal. 17.

Page 46: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

46

Hal ini tampak dalam aliran PANGESTU (Paguyuban NgestiTunggal) yang didirikan oleh R. Sunarto adi Surakarta. Misalnyadi dalam menguraikan “trinitas”, yaitu Tuhan Bapa, Tuhan Anakdan Roh Kudus digantikan dengan suksma kawekas, suksmasejati dan roh kudus. Suksma Kawekas ialah Tuhan Bapa danroh suci ialah roh kudus.15

Sebagaimana halnya dengan ajaran Kristen bahwa keselamatanhanya diperoleh berkat karunia Jesus, maka di dalam aliranPANGESTU juga diajarkan bahwa seseorang hanya dapat bersatudengan Tuhan dengan bantuan guru sejati, yaitu suksma sejati(Jesus Kristus).

Di samping itu, terjadi pula gabungan semua agamamenjadi suatu aliran kebatinan, seperti aliran Sapta Darma.Menurut Kamil Kartapradja, di dalam aliran ini terdapat unsuranimisme, Hindu, Buddha, Khatolik dan Islam, sebagai berikut:

1. Ketuhanan merupakan kutipan dari ajaran-ajaran Islam.

2. Peribadatan tidak jelas. Ada juga cara bersemedi sepertiagama Buddha, yang dilakukan di sanggar-sanggar, isinyaberlainan. Kalau tuntutan Buddha menuju kepada pembersihanjiwa, menjauhi kekotoran kekotoran dunia (cinta) yangmemberatkan tercapainya pulang ke nirwana, tetapi ajaranHardjosepuro melenyapkan semua rasa dengan tujuanmenciptakan wujudnya sendiri, artinya menguatkan/memper-tahankan dirinya di dunia ini. Jadi, sangat berlawanan.

3. Kitab suci atau kitab agamanya tidak ada. Ada sekumpulantuntutan hidup yang dikeluarkan oleh Hardjosepuro yang

15Kamil Kartapradja, op.cit., hal. 179.

Page 47: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

47

berdasarkan kepada uneg-uneg tersebut di atas, disebutkitab Wewarah Sapta Darma, isinya hanya merupakanpiwulang becik atau Darmawasita, artinya nasihat-nasihatkebaikan, jauh dari apa yang disebut kitab suci sepertiagama-agama yang sudah ada.

4. Kepercayaannya kepada hari kemudian (akhirat) tidakada. Kalau tujuan terakhir Buddha adalah Nirwana, makaajaran Sapta Darma ialah Cakra Mangilingan, artinya ber-putar terus naik turun tidak ada berhentinya, seperti ucapanaliran Samin, yang mengatakan jasmaninya di kubur, hidupnyauntuk anak cucu. Kepercayaan yang demikian ini termasukkepercayaan animisme.

5. Urgen-urgen yang lain berupa pernyataan dukungan danketaatan kepada pemerintah dengan dasar kebangsaanyang pada waktu ini menjadi mitos dari perjuangan bangsaIndonesia.16

C. TUJUANSetelah diuraikan tentang sifat-sifat dan essensi dari aliran

kebatinan, maka dapatlah diketahui bahwa tujuan dari kebatinanadalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh ilmu gaib dengan maksud dapat mengobatiberbagai penyakit manusia. Orangnya disebut dengan “dukun”,kegiatannya disebut dengan “okultisme”.

2. Untuk dapat menyatukan manusia dengan Tuhannya selama

16Kamil Kartapradja, op.cit., hal. 86-87.

Page 48: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

48

hidup di dunia dengan berbagai istilah, seperti “jumbuling”,“manunggaling”, “hulul”, dan sebagainya. Kegiatan ini bersifatmistik.

3. Untuk memahami manusia secara utuh/mendalam; darimanamanusia, sedang dimana dan mau kemana. Kegiatan inibersifat teosophi.

4. Untuk menciptakan manusia yang berbudi luhur dan berakhlaktinggi, sesuai dengan nilai-nilai yang berkembang dalammasyarakat tradisional. Kegiatan ini bersifat etis.17

5. Untuk memutarbalikkan ajaran-ajaran agama yang sebenarnya,baik pemahaman ajarannya, maupun teks kitab sucinya,seperti al-Qur’an. Hal ini dapat dilihat di dalam kitab Darmogandulyang memutarbalikkan teks al-Qur’an, yang berlainan denganmaksud sebenarnya dan bahkan bertentangan. Demikianpula mengganti bahasa Arab dengan bahasa Jawa dengankondisi kejawaan (lihat kembali uraian tentang sinkritisme).Kesemuanya diperuntukkan bagi pengaburan ajaran Islamyang pada akhirnya melenyapkan ajarannya, sehingga muncullahistilah “Islam Mutihan”, Islam Abangan”.18

6. Untuk mengembalikan kepada hal-hal yang tradisionaldan murni dari suatu daerah/bangsa. Semua agama yangberasal dari luar Indonesia, sedang kebatinan asli Indonesia.

7. Ingin memasyarakatkan namanya dengan membuka praktikkedukunan, atau untuk memperoleh keuntungan pribadidi dalam suasana kekacauan masyarakat (awal kelahirannya).

17H.M. Rasdjidi, loc. Cit.18M. As’ad El-Mafidy, op.cit., hal. 96.

Page 49: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

49

8. Untuk menenangkan jiwanya dengan bersemadi atau untukmenghindar dari keduniaan yang penuh dengan kepalsuandan penderitaan batin.19

D. POLA PIKIRSebagai suatu gerakan, aliran kebatinan memiliki pola

fikir tersendiri (khas) bila dibandingkan dengan gerakan lainnya.Yang dimaksud dengan pola fikir ialah konsep ideal/cita idealyang menggerakkan dan mengarahkan tingkah laku para pengikutkebatinan dalam kehidupannya sehari-hari. Walau terdapatperbedaan-perbedaan kecil, namun secara umum semua aliranmempunyai titik singgung.

Menurut Muhd. Hatta, terdapat tiga pola pikir yang terdapatdalam semua aliran kebatinan, yaitu usaha untuk mengintegrasi-kan antara tubuh, jiwa dan sukma, usaha untuk menyatukandiri dengan alam dan pemikiran metafisika.20

Yang dimaksud dengan mengintegrasikan di antara tubuh,jiwa dan sukma ialah upaya mempersatukan ketiga unsur ini,sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh. Dengan penyatuanyang berpusat pada pengoptimalan rohani maka manusia akanmemperoleh kehidupan yang paripurna, atau insan kamil atauorang “waksita”.

Yang dimaksud dengan menyatukan diri dengan alamialah upaya manusia mengembangkan diri melalui berbagai

19Ibid.20Mohd. Hatta, op.cit., hal. 18.

Page 50: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

50

latihan, seperti olah pikir, olah rasa, hening, semadi, yoga dansebagainya, sehingga akan dapat menemukan kesadaran akankebersatuan dengan kosmos. Kebersatuan ini pada akhirnyaakan mendatangkan nilai tambah bagi manusia berupa kemam-puannya di dalam menguasai tenaga-tenaga alam, maka muncullahistilah seperti “telepati”.

Sedangkan yang dimaksud dengan metafisika ialahpenguasaan yang gaib. Kebatinan tidaklah membicarakanyang metafisik, karena manusia pada hakikatnya adalah jelmaandan manifestasi dari yang gaib, atau jasmaniyah manusiaadalah bayangan rohaniahnya, sesuai awal dan akhir (summagenera) dari manusia. Karena itu, pada hakikatnya manusiaberada dalam siklus dan proses pengadaan dan penyempurnaan,yang disebut dengan “sangkan-paran” (asal tujuan).

Manusia sebagai yang berasal dari rohani harus dapatkembali bersatu dengannya, dan untuk itu manusia harusmengoptimalkan dirinya dengan penyesuaian rohani tersebutdari pengaruh dunia, hawa nafsu dan kerusakan moral. Untukinilah perlu diadakan latihan-latihan mental dan jasmaniyah.

Dengan demikian ciri khas dari pola pikir kebatinan ialahpemahaman manusia yang spiritualistis yang dijiwai olehpandangan yang metafisik yang kehidupan rohaninya dapatmenguasai kehidupan jasmaniyahnya.

Page 51: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

51

E. HUBUNGAN DENGAN AGAMAKajian tentang hubungan aliran kebatinan dengan agama

akan membicarakan hubungan/keterkaitan dan perbedaandi antara keduanya.

1. Hubungan/Keterkaitan

Apabila melihat kepada penggunaan kata kebatinan,seperti pada bab pendahuluan jelaslah bahwa adanya keterkaitandi antara kebatinan, sebagai suatu gerakan pemikiran yangmendasarkan pada aspek batin saja, seperti yang ditampilkanoleh gerakan batiniyah, sebagai salah satu sekte dalam Syiahdengan agama (Islam). Dengan kata lain, kebatinan lahir dariagama (Islam), sebagai pendahuluan dari suatu agama, namundia bukan merupakan agama baru.

Hal ini jelaslah dalam pernyataan tokoh kebatinan, yaituMr. Wongsonegoro, sebagai berikut:

“Gerakan kebatinan bukanlah merupakan suatu agamabaru yang akan mendesak agama-agama yang sudah ada,akan tetapi kebatinan bahkan akan memperdalam atau“sublimeren” agama-agama yang sudah ada”.21

Dari ungkapan ini menurut ahli kebatinan kedudukankebatinan tidak sama dengan agama, tetapi kebatinan mempunyainilai lebih bila dibandingkan dengan agama, karena itu ia tampildan berkembang. Lebih lanjut beliau menambahkan:

21Rahmat Subagyo, op.cit., hal. 69.

Page 52: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

52

“Agama dan kebatinan, kedua-duanya mempunyai unsuryang sama, ialah satu penambah (kebatinan kepada TuhanYang Maha Esa) dan budi luhur. Perbedaan hanya terdapatpada stress atau tekanan. Bagi agama stressnya diberikanpada penembah, sedang kebatinan memberikan tekanankepada tercapainya budi luhur dan kesempurnaan hidup.Lagi pula ide tentang Ketuhanan Yang Maha Esa itu bukanmonopoli agama-agama, pengikut-pengikut gerakan kebatinanbukanlah orang-orang atheist, karena mereka semua percayakepada Tuhan.22

Dengan demikian jelaslah bahwa diantara kebatinandengan agama mempunyai keterkaitan atau hubungan danpersamaan, yaitu sama-sama mengakui akan keberadaanTuhan Yang Maha Esa.

2. Perbedaan

Bila dibandingkan dengan hubungan/persamaan, makaperbedaan diantara kebatinan dengan agama demikian mencolok.Perbedaan itu paling tidak dapat ditinjau dari lima hal, sebagaiberikut:

a. Konsep Ketuhanan

Konsep ketuhanan dalam kebatinan tidak demikian jelas,atau masih samar. Yang pasti ialah bahwa mereka mempunyaiTuhan, bagaimana dia, itu tidak penting. Barangkali pandangan

22Ibid, hal. 69-70.

Page 53: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

53

ini hampir bersamaan dengan konsep Buddha tentang Tuhan,yang tidak dirumuskan secara jelas.

Hal ini berbeda dengan agama. Dalam agama Tuhan dapatdigambarkan secara deskriptif, misalnya Ia Esa/monoteisme(Islam), Trimurti (Hindu) dan Trinitas (kristen), sehinggapara penganutnya secara jelas dapat mengenal Tuhannya,dengan segala corak yang ada.

b. Syariat

Dalam agama-agama, pribadi syariat (Islam), jalan keselamatandalam agama lain demikian jelas dan merupakan unsur penting,karena dengan syariat seseorang dapat mengetahui secarajelas jalur apa yang ia lalui di dalam upaya memperoleh kebahagiaandi dunia dan di akhirat (masuk surga, nirwana).

Sementara dalam kebatinan hal ini tidak dibicarakan.Kebatinan hanya menekankan pada pengalaman batin, yangdi antara satu dengan yang saling berbeda. Karena itu, kebatinancenderung kepada gerakan etika semata, bagaimana untukmenentramkan hati dan memperoleh budi luhur.

c. Sumber Ajaran

Perbedaan selanjutnya ialah mengenai sumber ajaran.Dalam agama terdapat sumber ajaran, yang diturunkan Tuhanmelalui wahyu, Islam al-Qur’an, Kristen Bibel dan lain-lain.

Sedangkan dalam kebatinan sumber ajarannya tidakada, karena semuanya didasarkan kepada pengalaman batin.Apabila wahyu diturunkan kepada para nabi untuk disampaikan

Page 54: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

54

kepada umat manusia, sedang dalam kebatinan nabinya tidakada dan wahyu pun tidak ada melainkan apa yang disebutdengan “wangsit”, dan itupun sifatnya tidak terbatas kepadaseseorang, melainkan semua orang bisa saja menerimanya.

Pandangan ini kemudian berlanjut pada sifat dari kebatinan,yang mementingkan individu (individual), sedangkan agamabersifat komunitas (kebersamaan).

d. Tujuan Hidup

Perbedaan yang dijumpai dalam tujuan kehidupan manusia.Dalam kebatinan kehidupan ini sepenuhnya bertujuan bagaimanaagar dapat bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa, denganberbagai teori yang ada, seperti “jumbuhing kawulo Gusti”,“manunggaling kawulo Gusti” dan sebagainya.

Sedang dalam agama-agama tujuan hidup ialah bagaimanaagar manusia memperoleh keselamatan (Islam) atau untukmemperoleh keselamatan melalui nabi (Kristen) dan lain-lain,untuk itulah diperlukan adanya syariat yang harus dilaksanakanmanusia untuk mencapai tujuan tersebut.

Tujuan kehidupan kebatinan di atas tidak terlepas daripandangan mereka tentang manusia. Menurut mereka manusiaadalah pancaran dari zat yang kuasa, yang satu saat ia haruskembali kepadanya secara melebur (emanasi). Sehingga pribadikemanusiaan tidaklah merupakan sesuatu yang riil. Hal iniberbeda dengan agama. Dalam agama, Islam misalnya, manusiadipandang sebagai suatu kesatuan, dimana ia mempunyaitanggung jawab terhadap dirinya, baik di dunia maupun di

Page 55: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

55

akhirat apapun hasilnya yang akan ia peroleh sangat tergantungkepada usaha yang ia lakukan. Untuk itulah doa dan amalsaleh sangat menentukan. Sementara dalam kebatinan, semuanyatergantung kepada anugerah yang kuasa.

e. Konsep Eskatologis

Kelanjutan dari perbedaan keempat ialah bahwa di dalamkebatinan tidak dijelaskan konsep eskatologis (hari berbangkit),karena semuanya telah dapat diselenggarakan selama di dunia,berupa kebersatuan seseorang dengan Tuhannya.

Sedangkan dalam agama-agama, konsep eskatologismerupakan ajaran yang fundamental, karena hanya dengannyalahmanusia dapat merasakan/mempertanggungjawabkan segalatindakannya di dunia jika ia selama di dunia baik, akan dibalasdengan kebaikan, berupa surga, tetapi jika ia jahat, akan dibalasdengan kejahatan, berupa neraka.

Demikianlah beberapa perbedaan diantara kebatinandan keagamaan (agama), dan karena perbedaan yang menyolokitulah, kebatinan tidak dapat disetarakan dengan agama, melainkansebagai suatu aktivitas spiritual semata, yang berada dalamnaungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarangKementerian Pendidikan dan Kebudayaan) yang berarti pulabahwa kebatinan termasuk kebudayaan hasil kreasi oleh pikirdan oleh diri manusia.

Page 56: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

56

BAB IV

PANDANGAN ALIRAN KEBATINANTENTANG TUHAN DAN MANUSIA

A. TUHAN

Kajian ketuhanan merupakan kajian penting dalamaliran kebatinan, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.Dalam uraian ini akan dibatasi pada dua hal, yaitu

zat dan sifat tuhan.

1. Zat Tuhan

Seperti halnya dengan agama Islam zat (esensi) Tuhan tidakdapat digambarkan bagaimana (la yukayyaf) dan tidak bisadiukur bagaimana (la yahud). Yang bisa digambarkan hanyalahTuhan Allah ialah Tuhan Yang Esa dan zat Yang Maha Esa, zatMutlak Yang Tunggal, yang tidak bisa digambarkan bagaimana(tan keno kinoyo ngopo) dan tidak dapat diketahui tempatnya.1

1Harun Hadiwijono, Kebatinan dan Injil, BPK Gunung Mulia, Jakarta,cet. II, t.t., hal. 46.

Page 57: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

57

Oleh karena itu, secara umum terdapat persamaan kebatinansecara umum dengan agama, khususnya Islam, yang didasarkanpada pandangan ketidak mampuan manusia menggambarkanTuhan secara riil. Dalam kitab suci kebatinan Serat SesangkaJati, Tuhan digambarkan sebagai mengatasi segala pengetahuan,meliputi segala sesuatu, tidak maut dan tidak hidup, bukanlelaki dan bukan perempuan, tiada tempat kediaman kedamaianbaginya, sungguh pun ia berdiam yaitu di dalam hidup yangkekal, baginya tiada bentuk, tiada warna sebab ia halus, tidaknampak, ia kekal, tidak terikat waktu dan tempat dan tanpa awaldan akhir. Akhirnya, ia tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan.2

Pandangan ketuhanan di atas walau secara langsungdijelaskan dalam kitab Serat Sesangka Jati sebagai kitab sucialiran lainnya, namun secara umum dapat diakui di dalamaliran lainnya, yang tentu interpretasi yang sedikit berbedaatau ada interpretasi tambahan. Dari kutipan di atas dapatdisimpulkan bahwa ketuhanan bersifat mutlak. Dalam menafsirkanyang mutlak ini para tokoh aliran kebatinan yang lainnya mem-berikan penafsirannya masing-masing. Dr. Paryana misalnyamemberikan komentar:

“mengingat bahwa a) ether dapat diuraikan........ menjadisuatu zat yang tidak dapat didampingi oleh zat yang lain,maka zat ini disebut zat yang mutlak, b) bahwa zat yangmutlak dalam arti yang sebenarnya adalah Tuhan, karenatiada sesuatu yang lainnya yang mungkin berada secara

2Ibid., hal. 123.

Page 58: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

58

mutlak di samping Tuhan, maka zat yang mutlak runtuhanether itu tidak lain adalah “Dzat yang mutlak”, yaitu Tuhan.”3

Dengan demikian jelaslah bahwa ketuhanan kebatinanmempunyai pengertian yang sama dengan ketuhanan dalamagama, terutama agama Islam. Hal ini disebabkan oleh paratokoh kebatinan tersebut adalah pemeluk agama Islam. Namundemikian terdapat juga konsep ketuhanan yang bersamaandengan agama Kristen, karena mungkin dipengaruhi oleh agamatersebut, yaitu pandangan aliran Pangestu.

Menurut aliran ini Tuhan sebagai yang satu (esa), tetapisekaligus sebagai yang tiga.

“Tuhan dinamakan hidup sejati, zat yang abadi, suksmakawekas, Tuhan tak ada permulaan, tiada berakhir, bukanpria dan bukan wanita... Tuhan disebut juga tripurusa,terdiri dari tiga uknom, yaitu:

1. Suksma kawekas, bersifat karsa, ibarat mataharibentuknya.

2. Suksma sejati, bersifat bijaksana, ibarat matahariadalah sinarnya, dan

3. Roh suci bersifat kuasa, ialah panasnya.4

Tampaknya pandangan yang terakhir ini (tripurusa) dipengaruhioleh pandangan agama Kristen tentang trinitas yaitu:

3Ibid., hal. 123.4Kamil Kartapradja, Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia.

Yayasan Masagung, Jakarta, 1985, hal. 178-179.

Page 59: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

59

- Tuhan Bapak = Suskma Kawekas.

- Tuhan Anak = Suksma Sejati.

- Roh Kudus = Roh Suci.

2. Sifat-sifat Tuhan

Dari uraian tentang zat Tuhan di atas secara tidak langsungtelah tergambar sifat-sifat Tuhan tersebut seperti Pencipta,yang awal, yang akhir, tidak beranak, tidak diperanakkan,tidak mempunyai jenis (laki-laki maupun perempuan) dansebagainya, yang apabila diteliti lebih jauh mempunyai kesamaandengan sifat-sifat ketuhanan Allah dalam Islam. Aliran Pangestumenggambarkan sifat Tuhan itu sebagai (“Pancasila Allah”,karena jumlahnya yang lima, yaitu Maha Agung, Maha Rohim,Maha Adil, Maha Wasesa dan Maha Langgeng.5

Sifat yang empat ini menurut aliran lain tidak mencukupimengingat kesempurnaan Tuhan. Karena itu Bratakesawamensifatinya dengan dua puluh sifat, yang dibagi kepada sifatnafsiah, sifat salbiah, sifat ma‘ani, dan sifat ma‘nawiyah. Sifatnafsiah dianggap sebagai tubuh, sifat salbiyah adalah sifat yangmenolak lawannya, sifat ma‘ani sifat yang menempatkan sifatnafsiah, dan sifat ma‘nawiah dianggap sebagai sifat yang ditempatisifat ma‘ani.6

Di samping itu, Bratakesawa menggolongkan lagi sifat

5Sri Pawenang, Dari Gelap Timbul Terang, Yogyakarta tp. 1965,hal. 10.

6Bratakesawa, Kunci Swarga, tp., 1952, hal. 25.

Page 60: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

60

Tuhan kepada sifat jalal, yang berarti Maha Agung, dan dianggapsama dengan sifat nafsiah, sifat jamal yang berarti Maha Indah,sifat kamal yang berarti Maha Kuasa.7

Penggolongan ini agaknya diambil dari teori “sifat duapuluh”, karya Imam Subuki, yang demikian populer di kalangandunia Islam. Namun demikian, semua aliran kebatinan sepakatbahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat keutamaan dan keagunganyang menyebabkannya berbeda dengan manusia.

B. MANUSIAPandangan aliran kebatinan tentang manusia dapat di

tinjau dari tiga tinjauan, yaitu asal usul manusia, unsur-unsurmanusia dan tujuan manusia.

1. Asal Usul Manusia

Secara umum pandangan kebatinan tentang asal usulmanusia mempunyai kesamaan, yaitu berasal dari Tuhan danakan kembali kepada Tuhan, dengan berbagai teori yang adaseperti melalui emanasi, percikan, pelimpahan dan sebagainya.Di dalam Serat Sasangka Jati dijelaskan bahwa ketika duniabesar (macro cosmos) telah dijadikan, Allah terus menciptakanmanusia.8

Adapun prosesnya ialah sebagai berikut “sebelum dunia

7Ibid, hal. 26-27.8R. Soemantri, Pandangan Mengenai Wahyu Sasangka Jati, Pangestu,

t.t., hal. 50.

Page 61: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

61

tadi dijadikan, Tuhan berkehendak menjadikan roh suci yaitucahaya Tuhan. Tetapi kehendak itu terhenti, sebab sebelum adakancah dan tempatnya, maka Tuhan lalu ngedakan dunia.9

Mengenai Adam dan Hawa yang ditempatkan di Firdausadalah sebagai simbol dari terhentinya kehendak Allah untukmenurunkan roh suci, dan simbol kesatuan antara suksmakawekas dan sukma sejati.10 Adam dijadikan di surga adalahisbat kehendak (Tuhan). Adapun Hawa itu isbat dari sir, yaituaku (ingsun), sirullah, yaitu suksma sejati yang menyatakankehendak Tuhan (suksma kawekas). Karena itu terjadinyaHawa diceritakan sebagai sempalan (pecahan) dari tulang rusukAdam yang terakhir, yang kiri. Terjadinya sir itu dari sempalankehendak, atau kehendak itu ternyata menjadi sir. Sir itulahyang menyatakan kehendak/kuasa Tuhan. Jadi, aku (manusia)dapat dimisalkan terjadinya dari pada sempalan Tuhan.11

Berbeda dengan pandangan di atas, menurut pandangan“Serat Wirid”, penjadian manusia mempunyai kesamaan denganpandangan Islam, yaitu diciptakan dari tanah lalu Allah meniupkanpadanya ruh-Nya.12 Di sini manusia dipandang telah memilikinama dan prediket, sehingga Adam senantiasa dikaitkan denganmanusia.13

Dari beberapa pandangan di atas jelaslah bahwa menurutkebatinan manusia berasal dari Tuhan, baik secara langsung

9Ibid, hal. 47.10Harun Hadiwijono, op.cit., hal. 73.11R. Soemantri, op.cit., hal. 53.12Q.S. 32: 7-9.13Harun Hadiwijono, op.cit., hal. 17.

Page 62: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

62

maupun secara tidak langsung, yaitu bagiannya saja berasaldari Tuhan (rohnya saja).

2. Unsur-unsur Manusia

Menurut aliran kebatinan manusia terdiri dari suatuunsur kasar (jasmani) dan unsur halus (rohani). Dari keduaunsur ini unsur yang paling dominan ialah unsur batin, batinadalah hakikat dari unsur lahir dimana semua tindakan manusiabersumber dari unsur batin tersebut. Namun demikian, kebatinanmasih mengakui adanya unsur tersebut. Karena itu, kebatinanharus dibedakan dengan aliran spiritualisme atau animismekarena kedua pandangan di atas kurang mengakui adanyaunsur lahir.

Mengenai kombinasi ini dijelaskan Bratakesawa bahwamanusia merupakan kombinasi dari Sang Halus, badan halusdan badan kasar. Sang halus yang juga disebut dengan purusa,hyang suksma, Allah perorangan dan sebagainya, adalah merupakanbayang-bayang Tuhan Allah sendiri, tetapi bukan Allah, namunsehakikat dengan-Nya dan satu dengan Allah.

Sedang unsur kasar adalah sebagai tempat, kancah dansarana bagi unsur halus, di mana unsur halus tidak berperentasitanpa unsur kasar (jasmaniah) tersebut, karena itulah diantarakeduanya tidak bisa dipisahkan.

Pembagian manusia kepada dua bagian ini kemudiandiperluas oleh aliran lainnya. Sumarah misalnya membagimanusia kepada tiga bagian, yaitu jasmani (wadah), badan,nafsu dan jiwa (roh). Badan jasmani berasal dari anasir: air,

Page 63: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

63

api, angin dan tanah. Kemudian dilengkapi dengan pancaindra. Sedang nafsu dan roh berasal dari Allah. Roh secaralangsung, sedang nafsu melalui syaitan.

Kemudian nafsu berbagi kepada empat bagian, yaitu:

- Nafs muthmainnah, sebagai sumber segala perbuatan yangbaik dan sumber semangat mencari Allah.

- Nafs amarah, sebagai sumber kemarahan dan emosi.

- Nafs samiyyah, sebagai sumber sifat erotis,

- Nafs lawwamah, sebagai sumber keegoan dan mementing-kan diri sendiri.

Pusat dari segala nafsu disebut suksma, sedang daya pendorongatau pusat pemikir, angan-angan, nafsu dan suksma disebutdengan nyawa, yaitu jiwa psikologis.

Selanjutnya Bratakesawa mengajarkan bahwa setiapmanusia, baik masih muda maupun telah tua, miskin maupunkaya, wujud hidupnya terdiri dari tiga bagian, yaitu:

- Disemayami sang halus,

- Badan halus dengan peralatannya yang halus,

- Badan kasar (wadah) yang tampak ini, dengan peralatannyayang kasar juga.

Dengan demikian jelaslah bahwa secara umum menurutkebatinan manuia terdiri dari dua unsur, unsur jasmani danunsur rohani. Kemudian masing-masing unsur dapat dibagilagi kepada unsur-unsur baru, yang lahir (jasmani) dibagi kepadaindra, yang batin (rohani) dibagi kepada nafsu dan roh (jiwa),

Page 64: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

64

yang juga terbagi lagi, sesuai dengan pandangan aliran yangbersangkutan.

3. Tujuan Hidup

Secara umum terdapat dua tujuan kehidupan dalam alirankebatinan, yaitu bersatu dengan Tuhan dengan berbagai istilah,seperti jumbuling kawulo gusti, manunggaling dan sebagainya,kedua memperoleh budi luhur setelah menyucikan diri darisegala dosa.

Upaya untuk bersatu dengan Tuhan dapat dilakukan denganberbagai metode dan jalan. Aliran Paguyuban Sumarah men-jelaskan bahwa metodenya ialah melalui sujud sumarah.

Pelaksanaan sujud sumarah dapat dilaksanakan denganmelalui empat tingkatan, sebagai berikut:

a. Sujud raga.

Dalam sujud ini dilakukan pemisahan di antara angan-angan dengan kecakapan berfikir, dengan menurunkanangan-angan tersebut ke hati sanubari, sehingga seseorangtidak dapat dipergunakan untuk berfikir lagi.

b. Sujud jiwa raga.

Sujud ini merupakan kelanjutan sujud yang pertama, dimanaangan-angan yang telah dimasukkan ke dalam hati sanubarididekatkan dengan rasa yang berada di dalam dada, sehinggakeduanya dapat berdampingan.

c. Sujud tetap iman.

Dalam tingkatan ini angan-angan akan tetap berada dalamdada, tidak kembali lagi ke tempatnya semula. Ketetapan

Page 65: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

65

ini berakibat pada pelaksanaan sujud yang terus menerus,yang disebut dengan sujud “tetap iman”.

d. Sujud sumarah

Sujud ini merupakan tingkatan terakhir yang tidak dapatdiusahakan, melainkan melalui anugrah Tuhan Yang MahaEsa. Apabila anugrah Tuhan telah diperoleh seseorang dalamsuasana persiapannya pada tiga tingkatan sujud sebelumnya,maka seseorang akan dapat bersatu dengan Tuhan, yangdisebut dengan “jumbuhing kawulo gusti, persekutuanmanusia dengan Tuhan”, dan keadaan itu sendiri dalampaguyuban Sumarah di sebut dengan “gambuh”.

Keberadaan ini dapat ditandai dengan munculnya tigasifat utama seseorang, yaitu tidak berbuat apa-apa, tidakmempunyai apa-apa dan menyerahkan jiwa raga sepenuhnyakepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sedangkan tujuan yang kedua yaitu mensucikan jiwaatau mencapai budi luhur dapat dilaksanakan setelah seseorangmelepaskan keterikatan jiwa dari raganya, atau seseorang dapatmengekang hawa nafsunya. Apabila dikaitkan dengan nafsuyang empat (lihat kembali uraian tentang unsur-unsur manusia),maka yang tersisa hanyalah nafsu muthmainnah, sedang hafsulawwamah, nafsu sawiyyah dan nafsu amarah sudah tidakberperan lagi.

Ajaran tentang penafsiran nafsu ini disebut dengan “pelepasan”,yaitu pelepasan rohani dari keterikatan jasmani. Untuk inilahdirumuskan berbagai teori. Aliran Sapta Darma misalnya, merumus-kan adanya tujuh upaya, seperti tercantum dalam kitab sucinya

Page 66: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

66

“Wewarah Sapta Dharma”. Ketujuh upaya ini disebut dengan“hasta sila”, yaitu:

1. Patuh dan taat kepada pancasila Allah, yaitu Maha Rahim,Agung, Adil, wesesa dan langgeng.

2. Jujur dan ikhlas serta patuh menjalankan undang-undangnegara.

3. Giat berusaha dan menjaga tegaknya nusa dan bangsa.

4. Memberikan pertolongan kepada siapa saja dengan penuhwelas asih dan tanpa pamrih.

5. Berani hidup dengan kekuatan sendiri.

6. Bertingkah laku baik dan selalu menyenangkan orang lain.

7. Yakin bahwa dunia ini tidak kekal dan selalu berobah-obah(anyokro panggilongan).

Demikianlah uraian singkat mengenai pandangan alirankebatinan tentang Tuhan dan manusia, yang di samping mempunyaikesamaan, juga di antara semua aliran terdapat nilai perbedaan.

Page 67: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

67

BAB V

KEBATINAN DAN KEPERCAYAAN

A. PERUBAHAN ISTILAH DARI KEBATINAN MENJADIKEPERCAYAAN

Dari sudut bahasa kara dasar “batin” mempunyai artiyang berbeda dengan kata dasar “percaya”, akantetapi dalam penggunaan sehari-hari dalam terminologi

keilmuan, istilah “kebatinan” mempunyai makna yang samadengan “kepercayaan”. Bila disebut “kebatinan” yang dimaksudkanadalah “kepercayaan” atau sebaliknya kepercayaan dimaksudkanadalah kebatinan. Hal ini mungkin didasarkan kepada katadasar yang berbeda artinya dengan kata dasar percaya, namunkedua kata tersebut mempunyai rangkaian yang serasi, yaitu:“percaya ada dikawasan yang bersifat batin”.

Kebatinan sebagai bentuk lain dari kerohanian bangsaIndonesia telah tumbuh dan berkembang sedemikian rupadalam beberapa aliran, pada tahun 1950 terhitung 78 aliran,1

1Rahmad subagya, agama Asli Indonesia, Sinar Harapan, Jakarta,1981, hal. 251.

Page 68: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

68

dan pada bulan Agustus pada tahun 1955 terbentuklah lembagayang mewadai aliran kebatinan di Indonesia dengan nama BadanKongres Kebatinan Indonesia (BKKI) yang diketuai oleh Mr.Wongsonegoro.2

Pada bulan November 1970 Badan Kongres KebatinanIndonesia (BKKI) memprakarsai Symposium Nasional Kepercayaan,Kebatinan, Kejiwaan, Kerohanian di Yogyakarta. Dalam simposiumtersebut adalah seorang ahli yang memberikan penafsiranterhadap kata “kepercayaan” dalam pasal 29 UUD 1945 bermaknaKebatinan, Kejiwaan, dan Kerohanian, pakar tersebut adalahProf. A.K. Pringgodigdo, SH.3 Berdasarkan penafsiran tersebutsimposium menangkap gagasan betapa pentingnya memberikanlandasan konstitusional terhadap kebatinan, sehingga sejaktahun 1970 Aliran Kebatinan merobah namanya dengan AliranKepercayaan, dan pengesahan secara resmi itu diperoleh dalamsidang MPR-RI bulan Maret 1973.4

Pengukuhan aliran kebatinan setelah berubah namanya,menjadi aliran kepercayaan, mengundang kecemasan danpermasalahan di kalangan agamawan pada khususnya. Halini mungkin disebabkan oleh adanya ungkapan Mr. Wongsonegorodengan agama, perbedaannya hanya mengenai penekananbahwa agama menitik beratkan pada kebaktian terhadap Tuhan

2Josoef Sou’yb, Aliran Kebatinan (Mistik) dan perkembangannya,Rimbow, Medan, 1988, hal. Viii

3Ibid.4Ibid.

Page 69: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

69

Yang Maha Esa (ibadah), sedangkan kebatinan menekankanbudi luhur dan kesempurnaan hidup.5

Selain dari pada hal tersebut di atas, eksistensi aliran keper-cayaan mendapat sorotan, paling kurang dari dua pandangan:

1. Golongan agamawan, khususnya Islam, melihat dari sudutteologis, secara ekstrim mengatakan bahwa mencampur-adukkan agama dan aliran kepercayaan merupakan perbuatanmusyrik.

2. Golongan yang melihat dari sudut sosiologis kultural,mengungkapkan bahwa aliran kepercayaan yakni “kepercayaanterhadap Tuhan Yang Maha Esa” adalah merupakan kenyataansosio-kultur bangsa Indonesia yang menuntut perindungandan kebebasan eksistensi.6

Untuk menghindari terjadinya masalah yang dapat menimbul-kan kerawanan sosio-politik, maka diambil kebijakan politisantara lain:

1. TAP/MPR-RI/NO. IV/1987 tanggal 28 Maret tentang GBHNdan TAP/MPR-RI/NO. II/1983 yang menegaskan bahwa“Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa” tidak merupakanagama dan pembinaannya tidak mengarah pada pembentukanagama baru.

2. Berdasarkan petunjuk Presiden tanggal 3 April 1987, Menteri

5Kamil Karta Pradja, Aliran Kebatinan dan kepercayaan di Indonesia,Yayasan Mas Agung, Jakarta, 1985, hal. 106-107

6Pedoman Dasar Kerukunan Hidup Beragama, Proyek PembinaanKerukunan Hidup beragama, Jakarta, 1983/1984, hal. 29.

Page 70: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

70

Agama H. Alamsyah Ratu Prawinegara, menegaskan bahwa:“Departemen Agama tidak mengusuri Aliran Kepercayaan”Aliran Kepercayaan merupakan bagian dari kebudayaandan pembinaannya diserahkan kepada Departemen Pendidikandan Kebudayaan. Penegasan Menteri Agama tersebutdituangkan dalam intruksi Menteri Agama No. 14 Tahun1978.7

3. Dalam surat Menteri Agama kepada para Gubernur KDHtingkat I seluruh Indonesia tanggal 18 Agustus 1978 Nomor:B. VI/11215/1978 ditegaskan antara lain:

a) Dalam Negara Republik Indonesia yang berdasarkanPancasila tidak dikenal adanya tatacara perkawinan,sumpah dan tidak kenal pula penyebutan “Aliran Kepercayaansebagai “Agama”, baik dalam Kartu Tanda Penduduk(KTP) maupun lain-lain.

b) Orang yang beragama/pemeluk agama yang mengikutialiran kepercayaan tidak kehilangan agama yang dipeluk-nya. Oleh karena itu tidak ada cara perkawinan menurutaliran kepercayaan dan sumpah menurut aliran keper-cayaan.8

4. Menteri Agama memberi penegasan kepada Menteri DalamNegeri dengan suratnya tanggal 28 Desember 1979 Nomor.MA/650/1979. Dan selanjutnya Menteri Dalam Negeri

7Ibid., hal 30.8Ibid., hal. 31.

Page 71: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

71

meneruskan isi surat Menteri Agama tersebut kepada GubernurKDH TK I dan para Bupati/Walikotamadya dengan suratnyatanggal 12 Januari 1980 Nomor 447/286/SJ.9

Di samping beberapa kebijakan tersebut di atas, terdapatpula beberapa kebijakan Presiden dalam pidato kenegaraandi depan Sidang DPR-RI tanggal 16 Agustus 1978 antara lainmenegaskan:

- Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam kenyata-annya memang merupakan bagian dari kebudayaan nasionalkita.

- Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa bukanlahagama dan bukan agama baru. Karena itu tidak perlu dibanding-kan apalagi dipertentangkan.

- Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah kenyataanbudaya yang hidup dan dihayati oleh sebahagian bangsakita.

- Pada dasarnya Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang MahaEsa itu merupakan warisan dan kekayaan rohaniah rakyatkita.

- Dalam pada itu kitapun menyadari bahwa perkembangankepercayaan-kepercayaan tersebut jangan sampai mengarahkepada pembentukan agama baru.

9Ibid.

Page 72: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

72

- Oleh karenanya Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang MahaEsa harus diarahkan pada pembinaan budi luhur bangsakita.10

Selanjutnya Presiden Soeharto memberikan petunjuknya;dalam pidatonya tanggal 27 September 1978 sebagai berikut:

(1) Cara perkawinan menurut aliran Kepercayaan KepadaTuhan Yang Maha Esa sebenarnya tidak ada, yang adaadalah cara perkawinan menurut adat, misalnya adatJawa, adat Sunda, adat Batak dan sebagainya.

(2) Tata cara perkawinan menurut adat tidak lain adalahmerupakan suatu manifestasi yang menyatakan bahwatelah diselenggarakan perkawinan antar seseorang wanitadengan seorang pria, sehingga perkawinan tersebut diakuimasyarakat.

(3) Perkawinan yang diakui oleh negara hanyalah perkawinanyang dilakukan menurut perundang-undangan yang ada.

(4) Mengingat hal tersebut, maka permohonan dari penganutAliran Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa untukmelakukan perkawinan dengan cara-cara yang merekakehendaki supaya ditolak.11

Demikian beberapa kebijakan politis untuk mengantisipasikemungkinan yang tak diinginkan dari pengukuhan eksistensiAliran Kebatinan setelah diubah istilahnya menjadi Aliran

10Ibid., hal. 3011Ibid., hal. 31-32

Page 73: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

73

Kepercayaan. Hal ini tentunya bukan hanya sekedar memperolehlandasan yuridis formal dalam UUD pasal 29, tetapi lebih jauhmembawa dampak langsung bahwa pertumbuhan dan per-kembangan aliran kepercayaan dapat diawasi agar tetapsejalan dengan nilai-nilai Pancasila terutama “Ketuhanan YangMaha Esa” yang jelas mendukung semangat religiositas bangsadan rakyat Indonesia pada umumnya dan penganut alirankepercayaan pada khususnya.

B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ALIRANKEBATINAN SAMPAI TAHUN 1965Menurut Prof. Hilman Hadikusuma, S.H., aliran kepercayaan

ada dua macam, yaitu:

1. Kepercayaan yang sifatnya tradisional dan animistis, tanpafilosofis dan tidak ada ajaran mistiknya. Misalnya kepercayaanorang-orang Parmalin dan Pelbegu di Tapanuli, kepercayaanorang Dayak di Kalimantan yang disebut “Kaharingan”, agamaToani Tolatang yang terdapat di Kabupaten Wajo Sulsel dankepercayaan suku-suku terasing yang terdapat di berbagaipulau di Indonesia.

2. Kepercayaan yang ajarannya ada filosofisnya juga disertaidengan mistik. Golongan ini lah yang disebut atau menamakandirinya golongan kebatinan. Golongan ini yang belakangandisebut golongan kepercayaan kepada Tuhan Yang MahaEsa,12 sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.

12Prof. H. Hilman Hadikusuma, SH. Antropologi Agama, CitraAditya Bakti, Bandung, 1993, hal. 86

Page 74: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

74

Prof. H. Halim membagi latarbelakang sejarah aliran kebatinankepada tiga periode, yakni:

a. Masuknya Islam Tarekat.

b. Politik Adu Domba.

c. Zaman Kemerdekaan.13

Dengan mengungkapkan latarbelakang sejarah kebatinansebagaimana yang diutarakan oleh Prof. H. Hilman tersebutdi atas, maka aliran kebatinan yang dimaksudkan adalah kelompokyang kedua, yakni kebatinan yang dimaksudkan adalah kelompokyang kedua, yakni Kebatinan yang ada filosofisnya, bukan alirankebatinan yang merupakan “agama asli bangsa Indonesia”,walaupun menurut Rahmat Subagyo dalam bukunya AgamaAsli Indonesia ada referensi agama asli dalam gerakan kebatinan.14

Untuk menjelaskan terjadinya regenerasi sebagaimanayang diungkapkan Rahmat Subagyo di atas, maka mari meng-ungkapkan pandangan Joesoef Sou’yb tentang sumber lahirnyamistik dalam dunia Islam; sumber pertama adalah filsafatNeoplatonisme dengan tokohnya Plotinus (250-270 M) yangmenampung pendapat Plato (427-347 M) tentang SupremeIdea.15 Selanjutnya terwarisi dari beberapa tokoh filosof Yunanisebelumnya. Sumber kedua perkembangan mistik dalam duniaIslam adalah agama Brahma (Hindu) terutama terambil dari

13Ibid., hal. 87-8814Rahmad Subagya, Op. Cit., hal. 25115Josef Sou’yb, op.cit., hal. 2.

Page 75: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

75

ajaran Upanisads tentang wihdatul wujudnya (Pantheisme).16

Berikutnya adalah sumber ketiga yakni agama Buddha terutamadari ajarannya tentang moksha, yakni hidup suci dengan menitikberatkan pada Samadhi.17

Dengan beberapa sumber mistik tersebut, jelaslah bahwakehadiran Islam Tarekat sebagaimana yang diungkapkanHilman, dapat dikatakan sebagai latarbelakang pertama lahirnyagerakan kebatinan di Indonesia. Hal ini bertambah kuat dengankenyataan bahwa sebelum datangnya Islam di Indonesia Hindudan Budha telah lama menyatu dengan budaya asli Indonesia,sehingga menurut Ricklefs,18 proses Islamisasi di Indonesialebih mungkin dilakukan oleh ulama-ulama yang beraliranmistik sehingga cepat mendapat respons dari kalangan istanadi Jawa yang sejak lama terbiasa dengan pemikiran-pemikiranmistik Hinduisme dan Budhisme.19

Bila demikian maka kebatinan sudah dapat dirasakanada dan hidup subur di tanah air sejak zaman Hindu Budha,yakni sejak abad ketujuh,20 maupun setelah agama Islam memasukipedalaman Jawa sekitar abad ke 16, yakni setelah kerajaan

16Ibid., hal. 1217Ibid., hal., 1618M.C. Ricklefs adalah guru besar ilmu sejarah pada Monash

University Australia. Sebelumnya ia mengajar pasa Scool pf Orientaland African Studies University of London.

19M.C. Richalefs. Sejarah Indonesia Modern, Gajah Mada UniversityPress, Yogyakarta, 1881, hal. 6

20Karel A. Steenbrink, Mencari Tuhan dengan Kacamata Barat,IAIN Sunan Kalijaga Press, Yogyakarta, 1985, hal.7

Page 76: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

76

Hindu Majapahit ditaklukkan.21 “Menurut pendapat para orientalis,para propagandis agama Islam yang datang di Indonesia adalahpara pedagang dari Gujarat, sehingga agama Islam yang datangdi Indonesia itu sudah dipengaruhi oleh aliran kebatinan diIndia”.22

Dengan demikian agama Islam punya peran dalam tumbuhdan berkembangnya aliran kebatinan di tanah air sebelummasa kemerdekaan, akan tetapi kebatinan yang dimaksudkanlebih dapat dikatakan model tasawuf. Hal ini sejalan denganyang ditulis oleh Hawash Abdullah sebagai berikut:

Kalau kita mau meneliti secara jujur maka kita akanberkesimpulan bahwa di tahun-tahun pertama masuknyaIslam ke Nusantara yang terbesar sekali jasanya adalahgolongan Shufi bukan golongan lainnya. Hampir semuadaerah yang pertama memeluk Islam bersedia menukarkepercayaan asalnya dari Animisme, Dinamisme maupunBudhisme dan Hinduisme adalah tertarik dari ajaran Shufiitu sendiri...23

Setelah masa kemerdekaan perhatian pemerintah terhadapaliran kebatinan terus meningkat terutama kepada gejala mistikyang cenderung kepada penggunaan ilmu gaib seperti penggunaanilmu kebal dan berbagai ilmu kesaktian lainnya, yang dipergunakan

21Dr. Harun Hadiwijono, Kebatinan Islam Abad XVI, BPK, GunungMulia, Jakarta, 1985, hal. 7.

22Ibid.23Hawash Abdullah, Perkembangan Ilmu Tasawuf dan Tokohnya

di Nusantara, Al-Ikhlas, Surabaya, 1980, hal. 15

Page 77: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

77

bangsa Indonesia ketika menghadapi penjajahan. Atau mungkinjuga gejala frustasi akibat tekan ekonomi maupun konsep ajaranagama yang tidak menjawab persoalan hidup masa transisi.

Pada Kongres Kebudayaan Indonesia II di Magelang 20-24 Agustus 1984 yang diketuai oleh Mr. Wongsonegoro diusulkanuntuk menyelidiki praktek ilmu kebatinan dibentuk lembagapemerintah. Artinya aliran kebatinan telah mendapat perhatiankhusus, walaupun pemerintah semakin selektif terhadap alirankebatinan yang berhaluan kiri. Hal ini disebabkan kekhawatiranterhadap gelombang materialisme dan rasionalisme yang dibawaoleh pola hidup modern yang sulit untuk dibendung pengaruhnya.Akibatnya dalam kasus Islam kelompok Priyai memperolehpengaruh lebih baik dari pada kaum santri.

Panitia penyelenggara pertemuan Filsafat dan Kebatinanyang dipimpin oleh Mr. Wongsonegoro sudah terbentuk padatahun 1951 dan telah lama mengadakan pertemuan sebulansekali; hubungan antara kejawen dengan Islam juga sudahmulai dibicarakan, batasan terhadap pengertian agama jugasibuk dibicarakan sekitar tahun 1952. Hal ini sebagai buktimaju pesatnya aliran kebatinan ini di tanah air setelah merdeka.

Pada tahun 1953 Departemen Agama melaporkan adanya360 “agama baru” di Indonesia. Sehingga pada tahun 1954didirikanlah PAKEM, sebagai lembaga yang mengawasisekaligus penelitian terhadap perkembangan aliran kebatinan.Dan pada tahun berikutnya, ketika kongres di Semarangterbentuklah Badan Kongres Kebatinan Seluruh Indonesia(BKKI) diketuai oleh Mr. Wongsonegoro; dan sekaligus mem-berikan batasan yang tegas bahwa kebatinan adalah: “sepiing pamrih, rame ing gawe, mamayu hayuning Buwono”.

Page 78: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

78

Kongres BKKI ke II di adakan di Solo pada bulan Agustus1956, yang dihadiri 2.000 utusan dari dua juta anggota di seluruhIndonesia. Kongres menegaskan eksistensi kebatinan bukansebagai agama baru, melainkan usaha untuk meningkatkanmutu semua agama. Lalu dirumuskan definisi baru: “Kebatinanadalah sumber azas dan sila ke-Tuhanan Yang Maha Esa, untukmencapai budi luhur, guna kesempurnaan hidup”.

Pada tahun 1957 gerakan aliran kebatinan meluas keluarpulau Jawa, Ambon, Madura dan Sumatera. Dan upaya untukaktif dalam Dewan Nasional pun dilakukan. Dalam KongresBKKI ke III tahun 1958 Presiden Soekarno memberikan amanat,memuji pegangan Pancasila dalam kebatinan dan memberiperingatan akan bahasa klenik. Kongres memutuskan bahwakebatinan bukan klenik, akan tetapi daya gaib dan magic putihmerupakan dwitunggal dengan kebatinan.

Dalam seminar dan pertemuan-pertemuan keterlibatankebatinan dalam pendidikan dan persaudaraan nasional semakinterlihat, sehingga perlindungan terhadap aliran kebatinan diupayakanterus; dan pada Kongres BKKI ke IV di Malang nisbah antaraagama dan kebatinan dibicarakan dan diungkapkan bahwa“pada dasarnya kebatinan dan agama sama saja, tetapi titikberat berlainan. Agama menitikberatkan penyembahan kepadaTuhan, sedang kebatinan menekankan pengalaman batindan penyempurnaan manusia. Pelajaran kebatinan telah masukkedalam kurikulum sekolah-sekolah dan telah menyebar dalamsegala sektor kegiatan antara lain; pendidikan, penerangan,pengadaan perpustakaan, kegiatan politik dan lain sebagainya.

Page 79: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

79

Sampai akhir sekitar tahun 1963-1964, aliran kebatinanterasa semakin liar dan disinyalir terdapat infiltirasi Komunisdalam lembaga-lembaga kebatinan. Dan BKKI menurut beritaPAKEM sebanyak 360, dan terjadi persaingan antara lembagaresmi dengan berbagai aliran yang belum atau berada diluar kontrol lembaga resmi.

C. PERKEMBANGAN ALIRAN KEBATINAN/ KEPERCAYAANDARI TAHUN 1965 SAMPAI SEKARANGPada tanggal 1 Januari 1965 keluarlah ketetapan Presiden

tentang pencegahan penyalagunaan atau penodaan agamayang berisi lima pasal. Isinya antara lain: bahwa sikap penodaan,penghinaan dan pemalsuan pokok agama yang diakui di Indonesiaadalah pelanggaran yang harus ditindak. Bilamana pelanggaranitu dilakukan oleh suatu aliran kepercayaan, aliran itu dilarangdan dapat dibubarkan oleh Presiden menurut pertimbangandari Menteri Agama, Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri.

Dengan adanya ketetapan Presiden tersebut di atas, makabeberapa organisasi Islam semisal Muhammadiyah dan al-Irsyad dalam rapat dan simposium mengemukakan pendapatagar pemerintah menindak ahli ilmu klenik, astrologi dan berbagaijenis ilmu ramalan.

Partai Komunis Indonesia di satu sisi turut serta memberantasklenik, dengan melalui kewibawaan Bung Karno sebagai PresidenRI, tetapi di lain pihak PKI menghidupsuburkan ajaran klenikdan perguruan-perguruan kebatinan dengan tujuan untuk meng-acaukan ajaran agama. Salah satu gerakan kebatinan/klenik

Page 80: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

80

yang dipergunakan oleh komunis sebagai alat untuk mencapaitujuannya adalah ajaran yang dikenal dengan istilah gerakanMbah Suro. Gerakan ini kemudian dilarang pemerintah karenatelah mengacau-balaukan ajaran-ajaran agama serta bertentangandengan prinsip-prinsip beberapa aliran kebatinan yang diakui.

Untuk lebih meningkatkan kordinasi aliran-aliran kebatinanyang menjadi pendukung sekretariat bersama Golongan Karya,maka pada tahun 1966, seksi kerohanian Sekber Golkar mendirikanBadan Musyawarah Kebatinan, Kejiwaan, dan KerohanianIndonesia. Badan ini dimaksudkan untuk menjaga kemungkinanterjadinya penyimpangan-penyimpangan dari ketetapan-ketetapanPemerintah, sehingga aliran kepercayaan yang diakui hak hidupnyaitu dapat melaksanakan kegiatan-kegiatannya secara letih leluasa.

Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 1968 berdirilahPaguyuban Ulah Kebatinan Seluruh Indonesia (PUKSI). Sejaksaat itu, perkembangan kebatinan seakan-akan mendapatkanangin segar dalam melebarkan sayap pengaruhnya. Sementaraitu timbul berbagai macam reaksi dari kalangan agamawanseperti pada tanggal 26 Nopember 1967, Rapat Ulama se-Acehmengusulkan agar semua agama yang tidak mempunyai kitabsuci, dilarang. Demikian pula Prof. H. M. Rasyidi menerbitkanbuku “Islam dan Kebatinan” sebagai suatu usaha untuk membendungpengaruh aliran kebatinan tersebut. Namun demikian padatahun 1969 masih berlangsung terus proses kristalisasi kepercayaanterhadap klenik, sihir dan mistisisme.24

24Rahmad Subagya, Kepercayaan, Kebatinan, Kerohanian, kejiwaandan agama, kanisius, cet. VIII, Yogyakarta, 1990.

Page 81: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

81

Pada tahun 1970, yaitu pada tanggal 7 sampai 9 Nopemberdiadakan Simposium Nasional Kepercayaan, Kebatinan, Kejiwaan,dan Kerohanian di Yogyakarta, yang diketuai oleh Mr. Wongsonegoro.Sejak simposium ini maka kedudukan kepercayaan telah mem-peroleh penafsiran yang konstitusional, sebagaimana telahdisinggung pada pasal sebelumnya.

Kronik selanjutnya, dapat dijelaskan bahwa setelah alirankepercayaan mendapat tempat secara resmi dalam undang-undang, maka persoalan tumbuh dan berkembangnya alirankepercayaan telah diatur sehingga dapat dikontrol dan sekaligusdilindungi sama dengan agama yang ada di tanah air. Masalahnyaadalah keberadaan aliran kepercayaan selalu menjadi suatutantangan bagi pandangan sebahagian agamawan, tetapi sekaligussebagai peluang; namun satu hal yang tak dapat dihindari adalahsuatu fenomena bahwa antara keduanya selalu terjadi salingpengaruh.

Page 82: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

82

BAB VI

PENGARUH AGAMA TERHADAPALIRAN KEBATINAN/KEPERCAYAAN

Membicarakan “pengaruh” antara agama dan keper-cayaan sebenarnya adalah soal yang sangat rumit,karena masalah ini akhirnya akan membawa

konsekuensi sikap bahwa terkesan bila “agama” dapat mem-pengaruhi aliran kepercayaan, hal itu berarti sesuatu yangdiharapkan. Sebaliknya bila ternyata justru aliran kepercayaanyang mempengaruhi “agama” terkenan perlu diwaspadai. Sikapseperti tersebut akhir-akhir ini sudah tidak terasa lagi diakibatkansemakin dewasanya bangsa Indonesia dalam agamanya ataukepercayaannya, sehingga soal bukan lagi mempertahankansikap “mempengaruhi”, tetapi telah sama-sama sadar bahwaperjuangan adalah membangun bangsa dalam menghadapimasa depan yang masih panjang.

Akan tetapi tema di atas menuntut untuk mengungkapkanfenomena bahwa dalam berbagai ajaran dan latar belakanglahirnya sebahagian besar aliran kepercayaan menunjukkanadanya unsur-unsur agama tertentu di dalamnya. Malah Rahmat

Page 83: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

83

Subagya menegaskan bahwa dari beberapa ajaran kepercayaanyang ada, aliran kepercayaan dapat disebut sebagai agama,bukan kebudayaan; terutama adanya ajaran tentang Hakikattertinggi.

Bila keyakinan dan sikap yang diuraikan di atas ini dikajidari sudut ilmu agama, maka setiap ahli dalam ilmu agamatanpa ragu-ragu akan menggolongkan kebatinan itu sebagaiagama lengkap, bukanlah sebagai kebudayaan semata-mata.Semua syarat untuk menggolongkannya sebagai agama terpenuhi;terdapat iman kepada Hakikat Tertinggi, manusia merasa tergantungkepada-Nya, membina sikap batin untuk bersatu dengan-Nyadan mengalami hasil kesatuan itu dalam dirinya. Semuanyaitu mengatasi maksud kebudayaan. Kebudayaan itu tidak berdimensitransenden.1

Dengan argumen tersebut di atas bukanlah dimaksudkanuntuk menegaskan bahwa “kepercayaan” adalah “agama” selainagama-agama yang resmi diakui pemerintah, tetapi palingtidak diketahui bahwa aliran kepercayaan mempunyai ajaranprinsip yang tidak bertentangan dengan prinsip ajaran agama,yakni mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa, atau istilah Endang“mempunyai sisten kredo”.2

Terlepas dari persoalan esensi dan politis maka eksis alirankepercayaan mempunyai latar belakang historis yang berkaitanerat dengan keberadaan agama-agama seperti Hindu, Buddha,

1 Rahmad subagya, Agama Asli Indonesia, Sinar Harapan, Jakarta,1981, hal. 251.

2 Josoef Sou’yb, Aliran Kebatinan (Mistik) dan Perkembangannya,Rimbow, Medan, 1988, hal. viii.

Page 84: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

84

Islam dan Kristen di Indonesia. Untuk itu membicarakan pengaruhagama tentang aliran kepercayaan terasa penting untuk mem-bedakan apakah unsur pengaruh tadi berasal dari konsep ajaranmasing-masing agama secara murni dari kitab sucinya, ataumungkin budaya umat beragama tersebut yang memberi kesanterhadap berbagai aspek kepercayaan dimaksud. Oleh sebabitu dalam hal ini diungkap hanya beberapa hal yang lalu menonjol,antara lain:

1. Kepercayaan kepada Imam Mahdi. Kepercayaan akan turunnyaImam Mahdi diakhir zaman sebagai pemberantas kejahatanterdapat dalam keyakinan sebahagian umat Islam danmenurut para ahli dalam konferensi di Universitas Chicagotanggal 8 dan 9 April 1960 yang disponsori oleh KomiteRedaksi dari Comparative Sudies in Society and History,bahwa gerakan mahdihisme yang lebih dikenal denganistilah Gerakan Millenarisme telah menggejala dalam setiapgerakan sosial hari ini dan berasal dari keyakinan dalamsetiap agama, dalam Yahudi dikenal dengan kepercayaanMessianis, Kristen menanti kedatangan Yesus yang keduakali sebagai juru selamat, dalam Budhisme diyakini adanyautusan yang disebut Hung Hsiu-Chu’uan untuk menyelamat-kan umat dari kemurtadan, dan dalam Islam terambil darikepercayaan aliran Syiah terhadap salah seorang Imam(yang dua belas) yang hilang (gaib) dan akan kembali diakhir zaman.3 Menurut George Shepperson, gerakanMahdihisme atau Millenarisme melahirkan dua kondisi

3 Ibid.

Page 85: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

85

sikap mental, yakni sikap pasif dan aktif.4 Yang pasif hanyamenunggu kedatangan sang juru selamat tanpa melakukanapa-apa, tetapi yang aktif terus bergerak dan berbuatke arah kemajuan untuk menyambut datangnya sebagaipembawa keselamatan. Dalam aliran kepercayaan gerakanini terkadang terlalu maju dan mengidentifikasi ciri-ciriImam Mahdi adalah Sang Guru sendiri, hal ini terdapatdalam kebatinan Islam, yakni terdapat dalam sebahagianbesar tarekat-tarekat yang ada. Sehingga dengan demikianSang Guru mampu menjadi panutan dalam segala tindakanpara muridnya. Contohnya aliran Kepercayaan AgamaBaha’i,5 dan berbagai aliran kepercayaan lainnya yangselalu menganggap tokoh pembawa ajarannya dimuliakansebagai Mahdi yang dinantikan kehadirannya.

2. Adanya Ilham kepada Guru. Dalam Islam dikenal Qodianismeyang mengakui bahwa proses pewahyuan (ilham) terusberlanjut, sehingga tokoh seperti Mirza Ghulam Ahmaddiakui memperoleh “wahyu”. Dalam Kristen juga mengakuibahwa Bapa-Bapa Gereja memperoleh Ilham dari Tuhansehingga perkataan mereka adalah perpanjangan titah Tuhan.Kepercayaan seperti inilah yang menjadikan “Guru” dalamkebatinan mempunyai otoritas dalam setiap ajaran yangdisampaikan kepada muridnya, sebagai ajaran rahasia yangdiperolehnya dari Tuhan sebagai “wangsit”.

4 Ibid.5 Kamil Karta Pradja, Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia,

Yayasan Mas Agung, Jakarta, 1985, hal. 106-107.

Page 86: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

86

3. Adanya Paguyuban. Dalam “agama” paguyuban sangatpenting artinya untuk memupuk jiwa agama umatnya,tanpa paguyuban agama akan terasa gersang dan kehilangansemangat formalitasnya. Dalam kepercayaan, paguyubanmerupakan sarana menumbuhkan konsentrasi dalam mengasahbatin dengan cara dan peraturan yang seragam dan kompak,sehingga dengan melakukan cara serupa “rasa batin” atau“pengalaman batin” dapat ditularkan kepada para muridyang lain oleh sang Guru. Metode paguyuban di Indonesiadiperkenalkan oleh agama Hindu dengan metode yang dikenaldengan Shanti Niketan atau sistem pendidikan Padepokan,dalam Islam dikenal dengan model pendidikan Pesantrendan dalam Kristen Khatolik dikenal dengan sistem Biara.6

4. Adanya Samadhi. Dalam kepercayaan, samadhi adalahsemacam tata cara ibadah sekaligus melatih batin agarlebih tajam sehingga dapat difungsikan sebagaimana mestinyapenganut kepercayaan mencapai kesempurnaan dirinya.Ajaran samadhi terdapat dalam agama Budha; ajaran initermasuk salah satu doktrin Budhisme agar manusia terhindarkesengsaraan dunia dan mencapai Nirwana. Dalam tasawufIslam dikenal istilah “suluk”, yakni beribadah masing-masingdiri dalam kelambu dan jauh dari keramaian, hal ini terambildari perilaku Muhammad Saw., sebelum menjadi Rasul,yang berkhalawat (tahannus) di Goa Hira’.

6 Pedoman Dasar Kerukunan Hidup Beragama, Proyek PembinaanKerukunan Hidup beragama, Jakarta, 1983/1984, hal. 29.

Page 87: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

87

BAB VII

MENGAPA ORANGMASUK ALIRAN KEPERCAYAAN

Menjawab judul di atas dapat dikaitkan dengan latarbelakang lahirnya aliran kebatinan semisal di Indonesia;antara lain disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial

kemasyarakatan politik dan agama.

Aliran kepercayaan sebagai gerakan meningkatkan potensibudi luhur dan pengayaan batin manusia akan peka terhadapkebutuhan ekonomi yang tidak terpenuhi, demikian juga dengankehidupan sosial yang mendapat gangguan membuat manusiatak dapat tampil dan berdialog dengan uukuran masyarakatsehingga membuat harus percaya dengan kesendiriannya danmenciptakan kelompok yang sama dalam menyahuti kehidupanbatin yang lebih dalam dibanding hanya kebutuhan sosialyang bersifat sementara dan berpura-pura, perpecahan yangdiakibatkan politik dapat membuat orang frustasi dan tidakmampu menerima kenyataan dan saling mencurigai dan terkadangsaling membunuh; sehingga pemupukan rasa saling kasihdalam kelompok kecil dengan cara memupuk kesadaran sangat

Page 88: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

88

dibutuhkan disamping agama yang menawarkan kedamaiandan keselamatan dunia dan akhirat. Akan tetapi ironisnyaagama sebagai simbol perpecahan dan pertentangan. Terkadangdengan alasan agama mereka saling membunuh. Karenanyabarangkali aliran kepercayaan merupakan alternatif.

Aliran kepercayaan memberikan penilaian terhadap agamalain sebagai berikut:

1. Agama dianggap tidak mampu menciptakan perdamaiandunia sekalipun keberadaannya sudah ribuan tahun. Fenomenadilihat dari adanya peperangan antar agama dan internagama-agama itu sendiri.

2. Agama dianggap tidak bisa membawa ketenangan batindan ketentraman hidup sehari-hari secara keseluruhan.Hal ini didasarkan kepada fenomena bahwa agama dalamritualnya menggunakan suara keras dan alat alat lain yangmengganggu ketenangan orang lain. Misalnya menggunakanpengeras suara ketika beribadah, menggunakan beduk danlain-lain sebagainya.

3. Agama tidak menekankan dan tidak mengutamakan terbentukpribadi yang berbudi luhur, hal ini menyebabkan agamatidak berhasil menciptakan kedamaian dalam masyarakat.

4. Agama (Islam dan Kristen) dianggap bukan asli milik masyarakatIndonesia, Islam dianggap agama orang arab dan agamakristen dianggap orang barat, sedangkan agama asli Indonesiaadalah Kepercayaan.

Page 89: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

89

Alasan faktor agama sebagaimana tersebut di atas, kelihatan-nya memberi banyak kemungkinan mengapa orang masukaliran kepercayaan, bukan suatu yang berbeda secara prinsipakan tetapi dalam setiap agama akan memuat aspek kebatinansehingga “kebatinan” dalam aliran kepercayaan suatu kecenderunganyang dianggap dapat menyempurnakan agama seseorang.Bila melihat beberapa butir pandangan kebatinan terhadap“agama” di atas terkesan bersifat negatif. Tetapi hal ini bisa jadiditerima bila dibandingkan dengan sejarah kehidupan “agama”di Barat dengan “agama” formal tetapi cenderung beragamasecara spiritual.

Sebuah pengumpulan pendapat umum tahun 1987 mendapatkan 94 persen dari orang Amerika yang percaya akan tuhan“India, Polandia, dan AS mempunyai orang paling religius,ujar William D’Antonio, dari American Sociology.

Namun apakah orang Amerika “religius” atau “spiritual”?bila mereka religius, mereka tidak masuk suatu agama ataugereja tertentu. Bukti dari sejumlah pengumpulan pendapatmengesankan bahwa istilah–istilah yang lebih tepat adalah“spiritualisme.

Menurut Centere for the Vietnam Generation, tiga perempatdari orang Amerika merasa terpuaskan secara spiritual, dan61 % mengatakan agama adalah sangat penting dalam hidupmereka, menurut pengumpulan pendapat USA Today 1987,orang mengatakan mereka berpaling kepada agama untukmendapatkan kedamaian dan kesejahteraan.

Page 90: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

90

Lahirnya gerakan spiritualisme di Barat adalah kesadaranbaru dari mereka yang selama ini hanya terikat oleh yang rasionalmaka pada zaman ini, orang menyebutnya sebagai ciri zamanbaru yang dikenal dengan zaman pasca modern, zaman iniditandai adanya dua, kecenderungan besar, yang pertamamunculnya kesadaran prularisme dan hal ini berasal dari kehidupanumat beragama, yakni Kristen atau pihak gereja yang selamaini mengaku satu-satunya agama yang benar adalah Kristen,kenyataan ini disebut oleh Eka Darma Putera Ph.D. sebagaiaspirasi anak tunggal, untuk kasus Indonesia yakni agama Kristenpernah bermimpi untuk menguasai dunia, menjadi agam satu-satunya di dunia, tidak saja merasa diri paling benar.

Tetapi akhir-akhir ini terutama setelah Konsili Vatikanke 2 (11 Oktober 1962-8 desember 1965) terjadi yang pertamasekali dunia Kristen membuka diri mengakui eksistensi agamalain.77 Kenyataan ini oleh Eka Darma Putera disebut dengan“Plural Shock” atau kejutan kemajemukan. Yang kedua, munculnyakesadaran bahwa yang rasional terbentur dan membutuhkanhal-hal yang bersifat supra rasional kenyataan ini lahir daripihak saintis yang awalnya lahir karena meninggal (agamaKristen), disebutkan bahwa Kristen gereja ketika itu penuhkekakuan dan terlalu formal atau hanya berorientasi kepadapendekatan ritus dan doktrin iman yang tidak akrab denganrasio sehingga makna modern di Barat berarti tampilan sikapyang melepaskan diri dari agama yang pada puncaknyamelahirkan sekularisme dan lain sebagainya.

Zaman pasca modern mereka kembali sadar bahwa rasioharus mengakui bahwa ia tiak cukup kuat untuk menjadi satu

Page 91: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

91

satunya ukuran kebenaran, ada kebenaran lain, yakni yangdi sebaliknya (supra rasio) itulah agama, tapi dalam bentuknyayang sangat batini, yaitu dikenal dengan gerakan spiritualismesebagaimana telah disinggung di atas.

Dengan uraian di atas dapat dicatat bahwa kecenderunganterhadap kepercayaan yang di Barat dikenal dengan spiritualismebila dikaitkan dengan agama adalah karena agama tidak mampumenyahuti kebutuhan manusia dalam menjawab persoalanhidup pada zamannya atau dengan kata lain dapat diungkapkanbahwa sesungguhnya “nilai-nilai” spiritualitas dalam agamaadalah merupakan kebutuhan umat manusia, maka apabilaagama tidak dapat menawarkan hal semacam itu tentu lahagama akan ditinggalkan atau dijauhi oleh penganutnya, ataupaling kurang itu akan mencari pemuasan lain semisal alirankepercayaan.

Page 92: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

92

BAB VIII

ALIRAN KEPERCAYAANDI INDONESIA

A. PAGUYUBAN NGESTI TUNGGAL (PANGESTU)

Paguyuban Ngesti Tunggal (Pengestu) adalah salah satualiran kepercayaan yang di Indonesia yang didirikanoleh R. Sunarto pada tanggal 14 Februari 1932. R. Sunarto

menerima wahyu pepadang dengan rasa sebagai terlenanantara ada dan tiada. Wahyu1itu berasal1dari Sukma Kawekas.Wahyu tersebut diterima dan1dibawa1oleh Sukma1Sejati,R. Soenarto Martowardoyo yang diperintahkan untuk menyam-paikan ajarannya kesuluruh Dunia.

Ajaran”pokok untuk mendapatkan wahyu itu telah ditulissecara lengkap dalam kitab yang disebut dengan Serat SasangkaJati.” Dalam Serat Sasangka Jati itu berisi pokok-pokok1ajaranPaguyuban Ngesti Tunggal (Pengestu).”Kitab ini diterjemahkan”kedalam”berbagai macam bahasa daerah maupun bahasaasing, diantaranya berbahasa inggris, yaitu buku yang berjudul”“The Trut Linght”. “Serat Sasangka Jati berbeda”dengan”wahyuSasongka Jati. “Wahyu”Sasongka Jati dapat diumpamakan”seperti

Page 93: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

93

wahyu”Illahi yang tidak1berbentuk apa-apa dan tidak dapatdilihat. “Wahyu Sasongka Jati adalah derajat”kejiwaan”yangdiberikan kepada manusia yang”telah1teruji dengan ujian”beratdan diturunkan secara”bertahab dalam waktu yang lama.1

“Sementara Serat Sasangka Jati adalah”kumpulan wahyuyang diturunkan kepada”R. Soenarto dan menjadi kitab Sucibagi pengikut ”Paguyuban Ngesti Tunggal (Pengestu). “Dalamkitab tersebut berisi pokok kepercayaan terhadap Tuhan Pangestu.“Tuhan Pengestu meskipun disebutkan percaya kepada TuhanYang Maha Esa, tetapi terdiri dari tiga pacet yang disebut Tripurusa,yang meliputi: Suksma Kawekas (Tuhan Yang Maha Sejati),Suksma Sejati (Panutan Sejati, Panuntun Sejati, Guru Sejatidan Utusan Sejati) dan Roh Suci (Manusia Suci) ialah jiwamanusia sejati.2 “”

Diantara”ajaran”Paguyuban Ngesti Tunggal” (Pengestu)“itu antara”lain: empat anasir permulaan, “kehendak TuhanPengestu”pernah berhenti, Firdaus1istana Tuhan”Pengestu,“tujuh perlengkapan”tubuh; “logos dan nafsu dan lain sebagainya.Yang dimaksud empat anasir permulaan Pangestu adalah swasanan,api, air dan bumi. Menurut kepercayaan anggota Pangestu bahwasebab-sebab terjadinya empat anasir itu karena Suksma Kawekaskeluar dari pada-Nya bagaikan pelita dan asapnya. Adapunyang dimaksud kehendak Tuhan Pangestu pernah berhenti,bisa diamati melalui kutipan berikut:

1 Harun Hadiwiyono, Kebatinan dan Injil, (Jakarta: Gunung Mulia,T.th), hal. 67.

2 Rahnip, Aliran Kepercayaan dan Kebatinan Dalam Sorotan, (Surabaya:Pustaka Progresif, 1997), hal. 121.

Page 94: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

94

“Sebelum dunia diciptakan, Tuhan berkehendak menurunkanRoh Suci, yaitu cahaya Tuhan, Tetapi kehendak itu berhenti,sebab belum ada kancah dan tempatnya, maka Tuhan lalumengadakan dunia”.3

Jika”ungkapan tersebut dicermati, maka akan bisa ditafsirkanbahwa Tuhan Pangestu lemah. Maka nyatalah bahwa SuksmaKawekas itu bukan Tuhan yang sebenarnya, tetapi Tuhan dalamangan-angan saja.”Tuhan1khayalan dari1penganut PaguyubanNgesti Tunggal (Pengestu). “Sebab Tuhan Yang Maha Kuasa itukuasa atas segala sesuatu dan tiada lemah sebagaimana digambarkandalam Tuhan Pangestu itu.

Di”dalam Pengestu ada Tujuh perlengakapan tubuh yaitueksistensi manusia itu sendiri, disamping tubuh, jasmani danpanca indra, “juga memiliki kelengkapan-kelengkapan lainseperti logos dan nafsu-nafsu. Logos terdiri dari tiga bagian yaitu:

1. Kemayan”yang disebut1juga pengerti1sebagai bayanganSuksma”Kawekas dalam diri manusia.”

2. Prabawa”disebut nalar sebagai bayangan Suksma Sejatidalam tubuh manusia.“

3. Cipta”atau pikiran, sebagai bayangan Roh Suci dalamtubuh manusia.“

Sedangkan nafsu”terdiri dari empat bagian yaitu; nafsu”lawwamah, “nafsu amarah, “nafsu”sayyiah”dan nafsu”mutmainnah.

3 Rahnip, Ibid. hal. 127.

Page 95: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

95

B. PAGUYUBAN SUMARAHPaguyuban Sumarah adalah aliran yang didirikan oleh

R. Ng. Sukirno Hartono pada tanggal 27 Desember11897.Nama ”Paguyuban Sumarah” diambil dari kata “guyub” yangberarti harmoni atau “rukun” dengan awalan” “pa” dan akhiran“an” “kemudian menjadi” paguyuban yang” berarti perkumpulan”atau organisasi kerukunan. Sumarah artinya “menyerah”.Jadi yang dimaksud dengan pagyuban sumarah adalah per-kumpulan orang-orang yang menyerahkan diri kepada kehendakTuhan Yang Maha Esa.4

Aliran ini memiliki beberapa ajaran diantaranya adalahtentang ”Karma”. Penganut ajaran Paguyuban Sumarah mem-percayai kepada”hukum Karmaphala. Hukum Karmaphalaini diambil dari agama Hindu. (Istilah Karmaphala diambildari bahasa Sangsekerta. “Karma” artinya perbuatan dan “phala”artinya buah, hasil atau pahala. Mereka percaya bahwa perbuatanyang baik” (Cuba”Karma) mendatangkan”hasil”yang baik,“sedangkan perbuatan”yang buruk”(Acuba Karma) membawahasil yang buruk, yang akan diterima atau diderita oleh si pelaku,keturunannya atau seseorang, baik dalam kehidupan sekarangmaupun kelak diakhirat.)

Sumarah juga memiliki ajaran tentang reinkarnasi.Kepercayaan terhadap reinkarnasi berasal dari ajaran agamaHindu. Dalam ajaran ini dinyatakan bahwa beriman kepadakelahiran kembali secara berulang yang berlaku terhadap

4 Abdul Muthalib Ilyas dan Abdul Ghafur Imam, Aliran Kepercayaandan Kebatinan di Indonesia, (Surabaya: CV Amin, 1988), hal. 9.

Page 96: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

96

manusia merupakan keniscayaan. (Dalam bahasa Sangsekertadisebut Punarbhawa (menjelma). Jadi punarbhawa ialah kelahirankembali yang berulang-ulang, yang disebut juga penitisan atausamsara. Kelahiran yang berulang-ulang di dunia ini menimbulkanakibat suka dan duka.

Reinkarnasi itu terjadi karena jiwa atman masih dipengaruhioleh kenikmatan dunia, sehingga ia tertarik untuk lahir kembalike dunia. Jiwa atman ialah inti jiwa manusia yang sama zatnyadengan zat Brahman, yaitu salah satu Tuhan dari Trimurti(tiga Tuhan) menurut agama Hindu. Jika jiwa atman telah bebasdari segala perbuatan dan kenikmatan duniawi, maka ia mencapaikelapasan, bersatulah ia dengan Sang Hyang Widhi yang disebutMoksa. Itulah tujuan akhir1agama Hindu.5

Ajaran Sumarah yang lain adalah sujud Sumarah. Dalamajaran ini pengikut Sumarah melakukan ritual sujud yangmenurut mereka dapat diklasifikasikan sebagai ibadah kepadaTuhan Yang Maha Esa, dengan sistem pamong tanpa pamrih.Sedangkan sistem kyai atau guru atau bikhu mengandung unsur-unsur pamrih. Apabila sujud Sumarah telah mencapai sujudjiwa raga dan dilakukan untuk beberapa waktu, maka adakemungkinan seseorang menerima sabda Tuhan (dawuh) secarahakiki.

Adapun sujud Sumarah itu dapat dilakukan dengan tingkatansebagai berikut:

1. Tingkat pemagang. Tingkat ini sujud diimami oleh seseorang

5 Abdul Muthalib Ilyas dan Abdul Ghafur Imam, Ibid. hal. 8.

Page 97: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

97

pemagang. Latihan sujud ini dilakukan untuk menenangkanpancaindra.

2. Tingkat pertama. Pada tingkat ini sujud dilakukan setelahdibaiat kesepuluh dan anggota Paguyuban Sumarah.

3. Tingkat kedua. Pada tingkatan ini sujud dilakukan setelahmahir ditingkat pertama.

4. Tingkat keempat. Pada tingkat ini sujud dilakukan setelahmenempuh1tingkat kedua.

5. Tingkat keempat. Pada tingkat ini sujud dilakukan setelahyang bersangkutan sampai pada tingkat ketiga.

6. Tingkat kelima. Tingkatan ini dilakukan setelah tingkatkeempat, pada tingkat ini dimami langsung oleh pemimpinyayaitu Soerono Poedjohoesodo.6

Berubahnya tingkatan dan teknis sujud Sumarah inibukan hanya untuk orang perorang melainkan juga untukkepentingan yang lebih luas, yaitu kepentingan warga Sumarahsecara keseluruhan. Konsepsi peralihan tingkatan sujud inisudah barang tentu berubah sesuai dengan masa peralihan strukturdan kepemimpinan organisasi.7

Kendati demikian aturan sujud Sumarah ini dipastikanbisa saja berubah seiring dengan perubahan yang terjadi dalamorganisasi. Selain itu, Sumarah juga tidak mendefinisikan dirinya

6 Abdul Muthalib Ilyas dan Abdul Ghafur Imam, Ibid. hal. 97 Paul Stange, Kejawen Modern Hakekat dalam Penghayatan Sumarah,

Cetakan Pertama, (Yogyakarta: LKiS, 2009), hal. 311.

Page 98: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

98

dengan sekumpulan teknis, doktrin, personalitas atau peristiwa.8

Inilah yang membedakan aliran ini dengan aliran yang lain.Dari beberapa ajaraan di atas dapat dicermati, bahwa PaguyubanSumarah sesungguhnya telah mencampurkan beberapa ajarankepercayaan kedalam satu bentuk yang baru, yang tidak berbedadengan kepercayaan lainya yang sinkritis.

C. PAGUYUBAN SAPTA DARMOAliran Paguyuban Sapta Darmo bermula diturunkannya

wahyu kepada Bapa Panutan Agung Sri Gutama pada tanggal27 Desember 1952 di Desa Koplakan kecamatan Pare KabupatenKediri Jawa Timur. Kata Paguyuban Sapto Darmo berasal daribahasa Jawa Kuno, yang berarti Sapto artinya tujuh dan Darmoartinya kewajiban. Dengan demikian Paguyuban PaguyubanSapto Darmo ini merupakan salah satu paguyuban yang men-dasarkan ajaranya kepada tujuh kewajiban. Tujuh kewajibanPaguyuban Sapto Darmo itu disebut sebagai Wewarah Suci yangbisa dijelaskan sebagai berikut:

1. Setia dan Tawakal kepada Pancasila Allah (lima sifat Allah)yaitu; Allah Maha Agung, Maha Rahim, Maha Adil, MahaWasesa atau Kuasa dan Maha Kekal).

2. Dengan jujur dan suci hati harus setia menjalankan Undang-undang Negara.

3. Turut setia menyisingkan lengan baju menegakkan berdirinyaNusa dan Bangsanya.

4. Menolong kepada siapa saja, bila perlu tanpa pamrih melainkanberdasarkan cinta kasih.

Page 99: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

99

5. Berani hidup berdasarkan kekuatan diri sendiri.

6. Sikapnya dalam hidup bermasyarakat, kekeluargaan, halussusila beserta halusnya budi pekerti, yang selalu memberikanjalan yang mengandung jasa serta memuaskan.

7. Keyakinan bahwa dunia ini tiada abadi, melainkan selaluberubah-ubah.9

Selain itu, dalam Paguyuban Sapto Darmo juga ada ajaranyang dikenal dengan Hening Paguyuban Sapto Darmo. Para pengikutkepercayaan ini dapat melakukan Hening dengan menenangkansemua angan-angan, fikiran di dalam hati dengan ungkapanbatin: “Allah Hyang Maha Agung, Allah Hyang Maha Rahim, AllahHyang Maha Adil. Pelaksanaan Hening tersebut dapat dilakukanuntuk hal-hal berikut:

1. Melihat dan mengetahui keadaan keluarga yang jauh, yangtak dapat dilihat oleh mata.

2. Melihat arwah leluhur yang sudah meninggal, apakah merekaditerima di hadirat Allah atau sebaliknya tidak di terima.

3. Meneliti ucapan atau perbuatan yang belum dilaksanakan,agar bisa bicara dengan benar.

4. Menerima dan mengirim telegram rasa.

5. Melihat tempat yang angker, yang selalu menganggu manusiauntuk dihilangkan keankeranya.

8 Ibid, hal. 316.9 Paul Stange, Ibid, hal. 62.

Page 100: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

100

6. Dapat digunakan untuk menerima sabda dari Yang MahaKuasa, yang berupa ibarat, alamat dan tulisan.10

Jika ajaran Hening ini ditinjau secara cermat, maka akandapat ditemukan secara mudah bahwa ajaran ini sesungguhnyamerupakan ajaran campuran dari agama Hindu dan Islam.Ungkapan Hyang di dalam Islam jelas-jelas tidak dapat ditemukan,sementara kata-kata Allah adalah nama yang berasal dari al-Qur’an yang selalu diucapkan dan diingat oleh seorang Muslim.Demikian juga halnya dengan kemampuan manusia untukbisa menerima alamat dan tulisan dari Yang Maha Kuasa, jelasbukan ajaran yang diajarakan dalam Islam. Islam tidak mengenalajaran yang menjelaskan bahwa makhluk itu mampu berhubunganlangsung dengan Khaliq melalui tulisan. Seperti halnya kepercayaanSumarah yang mengandung unsur sinkretis, maka aliran PaguyubanSapto Darmo ini juga tidak berbeda.

Demikian juga halnya dengan ajaran tujuh kewajiban yangada dalam Paguyuban Sapto Darmo. Dari ajaran ini dapatditangkap sebuah gambaran bahwa aliran ini menekankanpentingnya hidup bermasyrakat yang sesuai dengan aturanyang berlaku. Seperti dalam ungkapan peribahasa “deso mowocoro, negoro mowo toto”. Peribahasa ini menekankan bahwasetiap tempat memiliki adat kebiasaanya masing-masing,setiap orang wajib menghormati adat istiadat yang telah berjalandan syukur-syukur jika setiap orang itu menganut adat istiadatserta tata cara yang cocok dengan hatinya. Artinya dalam bergaul

10 Ibid, hal. 80.

Page 101: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

101

dengan masyarakat, seseorang tidak mungkin hidup tanpa mem-perhatikan dan mengikuti tradisi yang berlangsung.

Jika seseorang hidup tanpa melakukan tradisi dan adatistiadat yang berlaku dalam masyarakat seperti ritual selamatanumpamnya, maka orang tersebut dalam perspektif PaguyubanSapto Darmo bisa dikatakan sebagai orang yang tidak umumatau tidak wajar. Agar seseorang terhindar dari sebutan orangyang lumrah atau orang yang wajar, maka dalam tradisi danadat istiadat Jawa ia niscaya mengikuti dan melakkukan kegiatanyang ada didalamnya, termasuk kegiatan selamatan dan lain-lain.

D. BRATAKESEWABratakesewa bukan Aliran Kebatinan, tetapi merupakan

nama orang. Bratakesawa merupakan seorang pensiunanwartawan, selama hidupnya dia tinggal di Yogyakarta. Padatahun 1952 ia menulis buku yang diberi judul Kunci Swarga,dengan maksud untuk menyumbangkan pikiran bagi pembangunanakhlak bangsa Indonesia yang telah bebas dari penjajahan.11

Buku-buku ciptaan Bratakesawa sangatlah berbeda denganbuku-buku kebatinan pada umumnya yang yang lebih menekankankepada hal-hal yang berbau klenik, tidak berdasarkan ilmuyang masuk akal, dan bahkan sering kali hanya omong kosong.Buku-buku ciptaan Bratakesawa sangat menarik perhatian

11 Harun Hadiwijono, Konsep Tentang Manusia Dalam KebatinanJawa, (Jakarta: Penerbit Sinar Harapan, 1983), hal. 115).

Page 102: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

102

pembaca bukan karena kesukarannya, tetapi karena cara beliaumenguraikan pemikirannya, memilih kata-kata, serta keindahankalimatnya yang membuat orang menjadi tertarik untuk mem-bacanya.

Ajaran Bratakesawa bukanlah ajaran yang sengaja diajarkanBratakesawa kepada masyarakat Jawa pada khususnya AjaranBratakesawa adalah pemikiran-pemikiran Bratakesawa (tentangAllah, tentang manusia, dan tentang kelepasan) yang dituangkanmelalui tulisan menjadi sebuah buku dikarenakan beliau merasaprihatin dengan keadaaan masyarakat sekitar yang perbuatannyamenyimpang dari ajaran agama yang dibawa Rasul Allah sehinggamerugikan masyarakat dan negara.

Menurut Bratakesawa, tidaklah perlu untuk mengetahuiapa dan siapa Allah, sebab Allah tidak dapat disamakan dengansesuatu. Ia tidak dapat dikatakan seperti apa (tan kenakinayangapa).12 Menurut Bratakesawa istilah Allah itu hanyanama anggapan, atau nama buatan manusia. Adapun”manusiadalam membuat nama itu menurut bahasanya sendiri-sendiri.Istilah Allah dibuat oleh orang Arab, artinya Yang Disembah,sedangkan orang Jawa memberi istilah “Pangeran” artinyayang diperhamba.13

Bratakesawa mengatakan bahwa yang lebih penting diketahuihanyalah sifat-sifat Allah, sebab sifat-sifat itu dijelaskan di dalamAl-Qur’an. Bratakesawa mengatakan bahwa sifat-sifat Allah

12 Harun Hadiwijono, Konsep Tentang Manusia Dalam KebatinanJawa, (Jakarta: Penerbit Sinar Harapan, 1983), hal. 116.

13 Suwarno, Konsep Tuhan, Manusia, Mistik dalam Berbagai KebatinanJawa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 263.

Page 103: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

103

jumlahnya 41 yang terdiri dari 20 sifat wajib, 20 sifat mustahildan 1 sifat jaiz.14 Bratakesawa menyebutkan sifat-sifat Allahmenurut pendapatnya secara ringkas, yaitu hidup tanpa roh,kuasa tanpa alat, tanpa awal tanpa akhir, tak dapat dikatakanseperti apa, tiada zaman tiada makan, tiada tujuan tiada tempat,jauh tanpa batas, dekat tanpa disentuh, tiada luar tiada dalam,tetapi meliputi semua yang tergelar atau terbentang di duniaini.15

Bratakesawa mengemukakan pendapatnya di dalam bukunyaKunci Swarga mengenai bukti adanya Allah. Dia mengatakanbahwa orang tidak bisa melakukan apa-apa seumpamanyaAllah tidak ada dan setiap orang tidak bisa berbuat apa-apakecuali dengan pertolongan Allah. Tanda buktinya, yaitu dirinyatidak dapat menggunakan anggota badannya, orang tidakdapat menahan usianya meski hanya satu menit kalau tiba-tiba saatnya meninggal dunia. Bukti lainnya keadaan alamyang terhampar di dunia, siapa yang menciptakan bulan danmatahari yang berotasi secara teratur, yang tidak bisa dipengaruhioleh manusia. Siapa yang menciptakan bumi, laut, sungaidan sebagainya? Hal-hal tersebut dikemukakan oleh Bratakesawauntuk membuktikan keberadaan Allah. Bratakesawa meng-gunakan referensi Al-Qur’an dan terjemahannya sebagai dalilnaqli-nya terhadap pernyataannya tersebut, meskipun bagiilmu Tauhid hal-hal tersebut merupakan dalil ijmali.

Ajaran Tentang Manusia Menurut Bratakesawa, manusiaterdiri dari tiga bagian, yaitu:

14 Ibid, hal. 270.15 Harun Hadiwijono, Ibid, hal. 116.

Page 104: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

104

1. Badan Kasar, ialah jasmani manusia, dari mulai organ tubuhsampai dengan panca indra dan juga hakekat fungsinyabagi kehidupan manusia.

2. Badan Halus, hanya memiliki satu alat, yaitu rasa eling ataurasa sejati (rasa ingat atau rasa yang sejati), yang halussekali dan kadangkala bertindak.

3. Sang Halus, adalah bagian yang terdalam, tidak memilikialat apapun, sebab Sang Halus berkuasa tanpa alat.

Menurut Bratakesawa, hubungan di antara ketiga bagianitu harus digambarkan seperti hubungan antara tiga macamsubstansi yang terdapat pada air laut, yaitu garam, oxygen,dan hydrogen. Jika orang mati, Sang Halus bersama-sama denganbadan halus dipisahkan dari badan kasar. Pemisahan itu samadengan pemisahan air dari garam, pada waktu air laut diupakandan diembunkan. Kemudian ketika pemisahan Sang Halusdari Badan Halus sama dengan pemisahan hydrogen dari oxygendalam proses kimia.16

Bratakesawa dalam bukunya Kunci Swarga mengatakanbahwa Sang Halus disebut Ikheid atau Purusha. Purusha bukanlahbadan halus, tapi purusha disebut hayyun bila ruuhin (hiduptanpa roh), jadi bukan pula roh. Purusha memliki sifat yangmeliputi semua yang terhampar ini, termasuk batu yang bergerak,juga diliputi oleh purusha. Akan tetapi napas dan nyawa manusiabukanlah purusha, justru napas itu hanya talinya hidup dan

16 Harun Hadiwijono, Konsep Tentang Manusia Dalam KebatinanJawa, (Jakarta: Penerbit Sinar Harapan, 1983), hal. 117.

Page 105: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

105

nyawa itu hanya tandanya hidup.17 Di dalam hidup manusiaagaknya Sang Halus hanya berfungsi sebagai penonton terhadapsegala peristiwa rohani dan jasmani di dalam dirinya. Sebabia bukanlah asas yang aktif di dalam diri manusia itu.18

Dalam ajaran Kelepasan menurut Bratakesawa adalahhidup sehari-hari manusia terikat oleh belenggu duniawi,yaitu keinginan. Orang yang memiliki keinginan dalam hidupnyaakan dilahirkan kembali dalam roda kehidupan, dia tidak dapatpulang ke alam yang mutlak jika belum terlepas dari keinginanduniawi. Seseorang yang ingin terlepas dari kelahirannya kembaliharus hidup tanpa keinginan.19 Maksudnya adalah manusiadibebaskan dari roda kelahiran, yang berarti pulang ke alamyang mutlak, asal-mula segala sesuatu. Hidup tanpa keinginanharus diseimbangi dengan perbuatan yang mengingatkan kepadatujuan hidup di dunia ini. Melakukan kegiatan di dunia inimemang harus dijalani oleh setiap manusia untuk memenuhikebutuhan hidup, namun itu tidak menjadikan suatu prioritasutama bagi manusia. Kehidupan di dunia ini hanya sementara,diperlukan keseimbangan untuk menjalaninya, yaitu berbaktipula kepada Allah.

Bratakesawa mengungkapkan bahwa kelepasan yangmembawa manusia kepada kesempurnaan terdiri dari kebebasanmanusia dari keinginan. Badan halus harus berusaha menguasai

17 Bratakesawa, Kunci Swarga, (Surabaya: Penerbit Keluarga Bratakesawa,1954), hal. 33.

18 Harun Hadiwijono, Konsep Tentang Manusia Dalam KebatinanJawa, (Jakarta: Penerbit Sinar Harapan, 1983), 118.

19 Harun Hadiwijono, Ibid, hal. 119.

Page 106: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

106

nafsu manusia. Jika badan halus berhasil menguasai nafsu,maka badan halus itu akan menjadi jernih. Hal ini akan meng-akibatkan Sang Halus yang berada di dalam manusia akankembali kepada Allah.20 Jalan menuju kesempurnaan disebut“hidup tanpa keinginan”, yang diterangkan sebagai “hidupyang tidak aktif”, yang berarti manusia mencapai kelepasan,sekalipun orang berbuat, serta menyembah Allah dengan penge-tahuan dan perbuatan. Menyembah Allah terdiri dari empattingkat, yang tertinggi ialah ma’rifat, penyembahan suksma,yaitu penyembahan jiwa yang tanpa alat. Cara melakukannyaterdiri dari dua, yaitu pemusatan cipta dan meditasi.

E. SUBUD21

Bapak (R.M. Muhammad Subuh Sumohadiwidjojo, pendiriPerkumpulan Persaudaraan Kejiwaan (PPK) Susila Budhi Dharmadilahirkan dari seorang ibu yang pada masa kecilnya tinggaldi Kecamatan Juangi, Telawah, Surakarta. Beliau keturunandari Kadilangu, Demak dan keturunan dari Raden Mas SaidSunan Kalijaga, salah seorang wali songo yang menyebarkanagama Islam di pulau Jawa. Pada waktu dewasanya, ibuMuhammad Subuh, R. Nganten Kursinah pindah ke Kedungjati,dekat Semarang. Bu Kursinah menikah dengan Qasidi Kartodihardjodi Semarang. Ibu Muhammad Subuh bekerja sebagai petani.Bapak Subuh merupakan putra sulung dari dua bersaudara.

20 Ibid, hal.121.21 Watini, S.Th.I., Jurnal : Religi, Vol. X, No. 1, Januari 2014:

27-50.

Page 107: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

107

Ibu Bapak Muhammad Subuh melahirkan beliau di Kedungjati,Semarang pada hari Sabtu Wage tanggal 3 Maulud tahun Dal1831 atau tanggal 22 Juni 1901 jam 05.00 pagi di saat gunung-gunung berapi meletup dan gempa bumi. Nama kecil MuhammadSubuh adalah Soekarno. Sejak lahirnya, Muhammad Subuhdiasuh dan dibesarkan oleh eyangnya, R.M. Sumowardoyo.

Susila Budhi Dharma (Subud) adalah Perkumpulan Per-saudaraan Kejiwaan. Susila adalah budi pekerti manusia yangbaik sejalan dengan kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Budhiadalah daya kekuatan diri pribadi yang ada pada diri manusia.Sedangkan Dharma adalah penyerahan, ketawakkalan dankeikhlasan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Subud itu bukanpengobatan dan bukan agama. Subud hanya mengajarkandan membantu orang-orang untuk melakukan penyerahantotal pada Tuhan. Oleh karena itu semua agama dapat masukmengikuti latihan kejiwaan Subud ini. Di dalam perkumpulanSubud tidak dikenal sebutan guru atau pemimpin atau apapun.Subud adalah ajaran langsung dari Tuhan Yang Maha Esa.Gurunya yaitu langsung Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri. Subudbukan jenis dari agama, bukan bersifat pelajaran, tetapi adalahsifat latihan kejiwaan yang dibangkitkan oleh kekuasaan Tuhanke arah kenyataan kejiwaan, lepas dari pengaruh nafsu keinginandan akal pikiran.

Subud merupakan organisasi legal formal. Subud memilikiAD/ART15. PPK SUBUD Indonesia dikukuhkan oleh MenteriKehakiman RI tanggal 25 Mei 1961 No. J.A. 5/57/1, dinyatakansah Anggaran Dasar Serikatserikat no. 34 tahun 1961 dandiakui sebagai badan hukum yang diumumkan dalam TambahanBerita Negara RI tanggal 18 Juli 1961 No. 57. Anggaran Dasar

Page 108: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

108

ini telah mengalami perubahan dan telah dikukuhkan pula olehMenteri Kehakiman RI tanggal 19 Oktober 1964 No. JA 5/III/7. Tambahan Berita Negara RI tanggal 4 Desember 1964 No.97 atau No.36 tahun 1964. Delapan tahun setelah menerimalatihan kejiwaan, pada tahun 1933 Bapak Muhammad Subuhmenamakan pengalaman gaibnya ini sebagai latihan kejiwaan.Lalu pada tahun 1946 beliau mendirikan Perkumpulan PersaudaraanKejiwaan Susila Budhi Dharma, disingkat PPK Subud. Subudsebagai organisasi dibentuk dan resmi berdiri tanggal 1 Februaritahun 1947 di Yogyakarta. Susunan alam dan daya-daya hidupciptaan Tuhan Yang Maha Esa meliputi dari dimensi yang palingrendah (terbatas) sampai yang paling luas terdapat susunansebagai yang ditunjukkan dalam lambang Subud dimaksud yakniberupa lingkaran-lingkaran sebagai berikut:

o Alam dan daya hidup/roh rewani (daya hidup kebendaan).

o Alam dan daya hidup/roh nabati (daya hidup tumbuh-tumbuhan).

o Alam dan daya hidup/roh hewani (daya hidup binatang).

o Alam dan daya hidup/roh jasmani (daya hidup manusia).

o Alam dan daya hidup/roh rohani/daya hidup lnsan/alamrohaniah.

o Alam dan daya hidup/roh rahmani/daya hidup para utusan/alam rahmaniah.

o Alam dan daya hidup/roh robani/daya hidup para ciptaanTuhan yang mendapatkan keluhuran dari Tuhan yang mahaesa/alam robaniah.

Page 109: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

109

Selain alam dan segala daya hidup ciptaan Tuhan YangMaha Esa terdapat daya hidup besar yang merupakan bagiandari manifestasi dari kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa yaituyang ditunjukkan sebagai garis-garis tujuh buah yang menembusdan menghubungkan segala alam dan daya hidup ciptaan tersebutdi atas. Sifat yang ada di dalamnya adalah roh ilofi dan yangada di luar adalah roh al kudus (rohu’lkudus). Oleh kekuasaanTuhan Yang Maha Esa, roh ilofi atau roh suci ini digerakkanuntuk membangkitkan dan mensucikan, sedangkan roh alkudus meliputi dan membina perjalanan hidup makhluk ciptaanyang memperoleh rakhmat terbimbing ke arah kehendak yangmenciptakan.

Motivasi yang mendasari penghayat mengikuti latihankejiwaan Subud adalah:

a. Untuk mengatasi ketakutan dalam hal ini diantaranyaadalah satu penghayat wanita Subud takut jika tidak melakukanlatihan kejiwaan maka jiwanya akan merana dan hidupjadi tidak terarah. Selain itu, penghayat juga takut dihinggapidaya-daya rendah.

b. Untuk menjaga kesusilaan serta tata tertib masyarakat.Penghayat melakukan latihan supaya berbudi luhur, benar-benar tingkah laku baik, sesuai dengan kehendak Allah.Penghayat”lain Belajar ikhlas dan tidak memaksakan kehendak.Seorang penghayat pria menginginkan disyafaati NabiMuhammad dan Muhammad Subuh Sumohadiwidjojo.Orang beragama melakukan aktivitas spiritual bukan hanyauntuk dirinya sendiri, namun terikat dengan manusia lainbaik yang seagama maupun penganut. Penghayat lainnyamenginginkan hatinya bersih.

Page 110: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

110

c. Sarana untuk memuaskan intelek yang ingin tahu, yaituuntuk kepuasan intelek. Para penghayat banyak membacabuku-buku yang ditulis oleh Muhammad Subuh Sumohadi-widjojo. Penghayat lainnya ingin mendapat petunjuk dancara-cara dalam menghadapi kehidupan ini yang tertuangdalam buku-buku Bapak.

d. Untuk mengatasi frustasi atau stress. Penghayat yangditinggal meninggal oleh suaminya dan anak-anaknyapun berjauhan, beliau tidak punya teman di rumah, untukitu beliau memilih di Subud. Penghayat lain mengalamimusibah dan stress kemudian mengikuti Subud. Penghayatberikutnya ingin mengatasi masalah anak dan keluarga.Salah satu penghayat wanita ingin mengatasi jiwanyayang labil. Makna latihan kejiwaan bagi penghayat latihankejiwaan Subud antara lain:

a) Latihan kejiwaan merupakan sarana bimbingan Allahdalam hidupnya. Selain itu, latihan kejiwaan adalahsarana mudah untuk mendekatkan diri pada Tuhan.Latihan kejiwaan menjadikan hidup penghayat lebihmantap dan teratur.

b) Latihan kejiwaan membuat penghayat rajin beribadah.Selain itu, latihan kejiwaan adalah wujud pembersihandan pembongkaran diri.

c) Penghayat memaknai latihan kejiwaan dilihat dari lambangSubud, berada dalam lingkaran dalam yang jauh darisyaitan. Latihan kejiwaan merupakan simbol penghayatmembersihkan kotoran-kotoran diri.

Page 111: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

111

F. PARMALIMSecara harfiah istilah “ugamo” bermakna “pulungan”,

atau “ambu-ambuan palean” (kumpulan atau ramuan daribermacam-macam benda yang dijadikan sebagai palean atausesaji) Ramuan atau pulungan benda-benda yang dijadikansesaji itu kemudian disebut dengan “ugamo” atau agama. Sementarakata “malim” sendiri bermakna “ias” (bersih) atau “pita” (suci).Dengan demikian secara etimologis pengertian aliran Parmalimadalah sekumpulan atau sejumlah pulungan atau ramuanbenda-benda palean yang bersih lagi suci. Sedangkan menurutistilah aliran Parmalim, ugamo atau agama adalah jalan perjumpaanantara manusia dengan Debata melalui sesaji yang bersihlagi suci (dalam perdomuan ni hajolmaun tu debata marhitepelean na ias). Orang yang masuk dalam aliran Parmalim disebutparugamo malim (pengikut aliran Parmalim) yang sering disingkatdengan parmalim. Parmalim berarti orang yang menurutiajaran aliran Parmalim atau berkehidupan yang diwujudkandengan pengumpulan ramuan benda-benda palean (sesaji)berdasarkan pada ajaran Debata Mulajadi Na Bolon.22

Menurut aliran Parmalim, ajaran keagamaan itu dibawaoleh suruhan atau utusan Debata Mulajadi Nabolon. SuruhanDebata yang membawa ajaran keagamaan tersebut dinamakanMalim Debata. Ada empat orang yang tercatat sebagai Malimyang diutus Debata khusus kepada suku bangsa Batak, yaituRaja Uti, Simarimbulubosi, Raja Sisingamangaraja, dan RajaNasiakbagi. Keempat orang Malim Debata ini diyakini sebagai

22 Ibrahim Gultom, Agama Malim di Tanah Batak, (Jakarta: BumiAksara, 2010), hlm. 198.

Page 112: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

112

manusia yang terpilih dari tengah-tengah suku bangsa Batak.Mereka diutusuntuk membawa berita keagamaan kepada sukubangsa Batak secarabertahap selama kurun waktu lebih kurang400 tahun lamanya.

Akan tetapi pada masa Raja Uti, Simarimbulubosi danSisingamangaraja, ajaran keagamaan itu belum dibungkusdalam sebutan nama agama. Atau kata lain bahwa ajaran itubelum resmi menjadi sebuah agama. Ia hanya sebuah bentukkepercayaan yang di dalamnya terdapat amalan-amalan (ritual)sebagai sarana tali penghubung antara manusia dengan Debatadan Supernatural lainnya. Semua mereka yang tercatat sebagaiMalim Debata itu disebut sebagai orang yang memiliki harajaonmalim (kerajaan Malim) di Benua Tonga (bumi) ini. KerajaanMalim yang mereka pegang itu diyakini dalam aliran Parmalimberasal dari Debata Mulajadi Na Bolon.23

Dialah yang pertama membentuk ajaran”marsuhi ni ampangna opat” (ampang yang bersegi empat) yang terdiri dari tona,poda, patik dan uhum yang diyakini ajaran itu telah ada di BanuaGinjang sebelum akhirnya diturunkan di bumi ini. Singkatkata, kehadiran dari Raja Uti di tengah-tengah masyarakatBatak membawa misi untuk mengembalikan suku Batak supayamembawa misi untuk mengembalikan suku Batak supayaberketuhanan sekaligus memberikan pedoman hidup kepadamasyarakat Batak.

Beberapa lama setelah itu, Debata mengutus tuhanSimarimbulubosi sebagai malim yang kedua untuk melanjutkan

23 Ibrahim Gultom, Ibid, hlm. 92.

Page 113: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

113

ajaran yang telah dibawa oleh Raja Uti. Kedatangannya adalahuntuk memantapkan keimanan suku bangsa Batak agar tetapberketuhanan kepada Debata Mulajadi Nabolon. Bagi aliranParmalim, kehadiran Simarimbulubosi pada masa itu diyakiniadalah berkat kasih Debata kepada suku bangsa Batak. Akantetapi, setelah Simarimbulubosi meninggalkan umatnya meng-hadap na torasna (bapaknya) di Banua Ginjang, kekacauansosial muncul kembali yang sama dahsyatnya dengan kekacauanyang terjadi sebelum Raja Uti didaulat sebagai Malim Debatayang pertama. Inti penyebabnya adalah karena mereka semakinjauh dari Debata dan berbuat jahat semaunya sehingga masaitu kemudian dikenang sebagai masa lumlan (jahiliah). Meskipundemikian Debata masih tetap memberikan kasihnya kepadasuku bangsa Batak. Debata mendaulat seorang lagi putra terbaikdari suku bangsa Batak sebagai malim-Nya yang ketiga yaituSisingamangaraja untuk membina suku bangsa Batak melaluikuasa yang dimilikinya dengan maksuk agar umatnya tetapberketuhanan kepada Debata Mulajari Na Bolon.24

Pada masa Sisingamangaraja XII, penjajah Belanda mulaidatang di Tanah Batak. Peperangan berlangsung selama 30tahun yang disebut dengan Perang Batak. Dalam suatu penyerbuanke tempat persembunyiannya, Sisingamangaraja XII ditembakmati oleh pasukan Belanda yang dipimpin oleh Christoffel.Pihakbelanda mengumumkan bahwa Sisingamangaraja XII telahgugur pada 21 Juni 1907. Akan tetapi menurut kepercayaanaliran Parmalim Sisingamangaraja itu bukanlah mati, karena

24 Ibrahim Gultom, Agama Malim di Tanah Batak, (Jakarta: BumiAksara, 2010), hlm. 94.

Page 114: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

114

tidak berapa lama setelah peristiwa penembakan itu, dengantiba-tiba muncul yang bernama Raja Nasiakbagi yang tersebardi seluruh Tanah Batak. Belakangan dipercayai bahwa yangbernama Raja Nasiakbagi itulah sebenarnya Sisingamangarajayang diyakini sudah berubah nama.

Setelah Nasiakbagi pergi meninggalkan umatnya, aliranParmalim diwariskan kepada salah seorang murid setianyayaitu Raja Mulia Naipospos. Dia diberikan tugas untuk memper-tahankan dan melanjutkan penyiaran aliran Paarmalim.25 Sebagaisebuah komunitas keagamaan lokal yang tumbuh dan berkembangdi bagian Selatan provinsi Sumatera Utara, tepatnya di kecamatanLaguboti kabupaten Toba Samosir, komunitas aliran Parmalimini dianggap cukup adaptif dengan perkembangan zaman.26

Salah satu unsur dalam struktur agama adalah kepercayaankepada Tuhan atau kuasa supernatural. Kepercayaan merupakandasar dalam satu bangunan agama termasuk dalam setiapmelakukan ritual keagamaan. Mengingat aliran Parmalimadalah sebuah keyakinan, maka sangatlah penting diuraikandisini tentang sistem kepercayaannya yang mencakup darisemua aspek-aspeknya.

1. Kepercayaan Kepada si Pemilik Kerajaan Parmalim (partohapharajon malim) di Banua Ginjang yaitu Kerajaan yang adahubungannya dengan dimensi keagamaan. Menurut aliranParmalim, sumber wujudnya sesuatu agama dapat dipastikan

25 Ibid, hlm. 95.26 Katimin, 2012. “Pertumbuhan dan Perkembangan Parmalim

di Sumatera tahun1885-Sekarang”. Analityca Islamica Journal. Vol.1, No. 2.

Page 115: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

115

berasal dari si pemilik kerajaan Parmalim yang berkedudukandi Banua Ginjang. Agama apa pun yang ada di bumi inidipercayai tidak ada satu pun yang tidak berasal dari sana.Oleh karena itu, aliran Parmalim adalah aliran kepercayaanyang khusus diturunkan kepada suku bangsa Batak yangdipercayai bersumber dari Debata Mulajadi Nabolon. Aliranini diserahkan kepada para Malim Debata (utusan atau nambi)yang berdiam di Banua Ginjang. Dari sanalah semua asalajaran itu ada yang kemudian oleh malim Debata disampaikankepada umat manusia di Banua Tonga (Bumi).27

2. Kepercayaan Kepada si Pemilik Kerajaan Parmalim (partohapharajaon malim) di Banua Tonga adalah Raja Uti, Simarimbulubosi, Raja Sisingamangaraja dan Raja Nasiakbagi.Keempat raja ini yang kini merupakan perpanjangan tanganDebata untuk menyampaikan ajaran keagamaan kepadamanusia suku Batak dengan maksud supaya mereka ber-ketuhanan (marhadebataon) dan beramal ibadat (mar-hamalimon). Oleh karena merekalah yang diangkat “untukmembawa dan menyampaikann ajaran Parmalim kepadasuku Batak, maka mereka pulalah yang disebut sebagaipartohap harajaon malim (si pemilik kerajaan Parmalim)di Banua Tonga. Dengan demikian kerajaan Parmalim dapatdiartikan kekuasaan dalam hal membina dan mengelolahsebuah agama khusus”di Tanah Batak.

3. Kepercayaan Kepada Habonaran yaitu kepercayaan yangberwujud ruh atau tondi. Dia adalah gaib, halus dan zatnya

27 Ibrahim Gultom, Agama Malim di Tanah Batak, (Jakarta: BumiAksara, 2010), hlm. 116.

Page 116: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

116

tidak dapat ditangkap oleh panca indera”manusia. Meskipuntidak dapat dilihat dengan mata, namun bisa dilihat denganmata hati (roha) manusia. Bagi aliran Parmalim, habonaronadalah anak naposo (na poso) atau pesuruh (suru-suruan)Debata Mulajadi Nabolon yang bertugas dalam hal mambonarhonsegala bentuk perilaku manusia di permukaan bumi ini.Di samping itu ia juga ia bertindak sebagai saksi, menjaga,melindungi (mangaramoti) dan juga memberikan peringatan(pissang-pissang) bagi manusia.28

4. Kepercayaan Kepada Sahala yaitu ruh suci yang bersumberdari Debata Mulajadi Nabolon yang diturunkan melaluiBalabulan kepada umat manusia yang terpilih. Oleh karenaitu, sahala tidak dapat dipelajari dan juga tidak dapat dipanggiluntuk memperolehnya melainkan ia akan datang sendiri(maisolang) pada seseorang manusia tanpa sepengatuanorang yang bersangkutan. Sahala itu ada yang sifatnyamenetap tinggal dan ada juga yang hanya singgah sementarapada seseorang. Wujud sahala adalah gaib, halus dan tidakdapat ditangkap oleh panca indra manusia dan tidak puladiketahui kapan masuk dan hinggap pada diri manusia.Orang yang dihinggapi sahala disebut “marsahala” (yangmempunyai sahala). Jika seseorang”disebut marsahala,itu bermakna bawha sahala tadi telah menyatuh denganjiwa dan badanya. Apabila orang tersebut berkata dan bergerak,maka apa yang dkatakan dan yang”digerakannya adalahperkataan dan gerak sahala yang sudah terintegrasi dengan

28 Ibrahim Gultom, Agama Malim di Tanah Batak, (Jakarta: BumiAksara, 2010), hal. 173.

Page 117: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

117

dirinya. Pribadi nya yang asli tidak akan dimunculkan melaikanpribadi sahala. Dan pribadi sahala inilah yang senantiasamewarnai sikap dan perilaku manusia setiap saatnya.29

G. SUNDA WIWITAN MADRAISSunda Wiwitan Madrais adalah sebuah aliran kepercayaan

orang-orang Sunda terdahulu. Mereka meyakini kepercayaantersebut sebagai kepercayaan Sunda asli/ kepercayaan masyarakatasli Sunda. Sunda wiwitan dimaknai sebagai aliran kepercayaanyang dianut oleh orang Sunda asli dari dahulu hingga saatini. Kepercayaan Sunda Wiwitan Madrais juga dibuktikan denganadanya temuan arkeologi di berbagai daerah seperti situs Ciparikabupaten kuningan, situs Arca Domas di Kanekes KabupatenLebak, serta yang paling fenomenal situs gunung padang yangada di kabupaten Cianjur. Temuan tersebut menunjukkan bahwaorang Sunda awal telah memiliki sistem kepercayaan.30

Asal usul Sunda Wiwitan Madrais tidak dapat di ketahuipenanggalannya secara pasti. Tidak”seperti agama yang dapatdiketahui kemunculannya dengan ditandai risalah kenabian.Tetapi, masyarakat pemeluk Sunda Wiwitan percaya bahwaawal manusia yaitu nabi Adam adalah orang yang Badui.31 Merekapercaya bahwa adam adalah nenek moyang mereka. Dalam

29 Ibid, hlm. 192.30 Ira Indrawarna, Berketuhanan Dalam Perspektif Kepercayaan

Sunda Wiwitan, dalam jurnal melintas,30-01-2014, hal. 109-112.31 Orang yang badui adalah masyarakat arab yang keluar dari

arab.

Page 118: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

118

kepercayaannya (suku”Badui) Sunda wiwitan adalah ajaranyang di bawa oleh nabi Adam sebagai manusia pertama yangdi turunkan di muka bumi untuk menikmati segala isinya danmenjaga serta memelihara dengan baik, dengan tidak merusakbagian bumi dan segala isinya.32

Konsep ajaran Sunda Wiwitan Madrais ini memiliki sebuahkonsep yang dikenal dengan Pikukuh tilu yang menekankankesadaran tinggi kodrat, manusia (cara ciri manusa), kodratkebangsaan (cara ciri bangsa), serta mengabdi kepada yangseharusnya (madep ka ratu raja). Tuhan menurut aliran ini adalahdiatas segala-galanya. Tuhan adalah Maha Esa, Maha Kuasa,Maha Adil, Maha Murah dan Maha Bijaksana. Terutama denganManusia, sebagai makhluk yang paling sempurna.33

Dalam ajaran Sunda Wiwitan Madrais, ada beberapa konsepkunci dalam memahami Pikukuh tilu, yakni Tuhan, manusiadan manusia sejati. Pikukuh Tilu merupakan ajaran kuno sukusunda, Istilah ini merupakan frase berbahasa Sunda dilihatdari segi bahasa, Pikukuh tilu berasal dari dua kata, Pikukuhdan Tilu. Pikukuh berasal dari kata Kukuh, yang diberi awalanpi. Kukuh berarti Pati, tegas, teguh dan konsisten. Sedangkanawalan pi, berfungsi mengubah kata kerja menjadi kata benda.Jadi Pikukuh berarti: Suatu hal yang harus dipegang teguh,karena sudah menjadi suatu kepastian. Sedangkan kataTilu,merupakan kata bilangan yang dalam bahasa Indonesia berarti

32 Ekadjati, Edi S, Kebudayaan Sunda Suatu Pendekatan Sejarah,(Jakarta: Pustaka Jaya, 1995), hal. 72-73.

33 Yayasan Trimulya, Pikukuh Adat Karuhun Urang, pemaparanBudaya spiritual, Cigugur Kuningan, 2000, hal.16.

Page 119: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

119

tiga. Jadi secara sederhana Pikukuh tilu, bisa diartikan tiga halyang harus senantiasa dipegang dalam kehidupan.34

Pikukuh tilu, tidak lain merupakan perluasan atau lebihtepatnya diambil dari Frase, tri tangtu atau tangtu telu Tri tangtu,pikukuh tilu, atau hukum tilu, adalah sebuah konsep atau gagasanberpikir filosofis yang rasionalitasnya digunakan untuk menjagakeselarasan dalam berkehidupan, baik secara vertikal maupunhorizontal. Filosofi tri tangtu adalah, ”tiga untuk bersatu, satuuntuk bertiga”. Prinsipnya, bahwa “tiga hal” itu sebenarnya adalahsatu hal, demikian sebaliknya. Bersifat paradoksal, menyatuke dalam dan mengembang ke luar, dari luar tampak tenang,teguh, satu, dan di dalam aktif dengan berbagai aktivitas. Didalam masyarakat adat Jawa Barat, tri tangtu adalah pakematau kitab ahlak budaya sebagai rujukan perilaku yang meliputitiga aspek berkehidupan:

1. Tri tangtu dina raga atau salira (pakem atau tuntunan yangmenyangkut pribadi (ego) sebagai manusia).

2. Tri tangtu di buana (konsep Tria Politika (Montesquieu) yangmembagi kekuasaan menjadi tiga: Yudikatif, Legislatif, danEksekutif).

3. Tri tangtu di nagara (hukum yang mengatur kehidupanmasing-masing individu dan kelompok di dalam sebuahwilayah kekuasaan, atau ketatanegaraan, baik luas maupunsempit).

Masing-masing gagasan dan konsep berkehidupan itu

34 Yayasan Trimulya, Ibid,.

Page 120: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

120

mempunyai pembagian, peranan, tatacara, dan pelaksanaannyasendiri. Disamping ajaran dasar Pikukuh Tilu diatas, ajaranSunda Wiwitan aliran Madrais adalah membangkitkan rasakepercayaan dan membangkitkan rasa kemanusiaan yangkonsepnya ini dikenal sebagai “Jati Sunda”.

Page 121: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

121

BAB IX

ATURAN TENTANGALIRAN KEPERCAYAAN DI INDONESIA

Menurut sejarah perkembangan aliran kepercayaandi tanah air, jumlah dan macamnya1selalu bertambahdan berkurang. Masing-masing aliran kepercayaan

mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan yang lainnya.Oleh karena itu, seperti halnya agama, nampaknya sulit untukmemberikan suatu definisi secara komprehensif. Aliran kepercayaandapat disebut aliran kebatinan, kerohaniaan, kejiwaan, kejawen,dan lain sebagainya.

Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 yaitu negara menjamin setiapwarga negara untuk memilih dan beribadah menurut agamadan kepercayaannya. Konsekuensi logis dari jaminan diatasadalah negara tidak berhak untuk membatasi dan apalagimelarang setiap warga negaranya untuk memeluk agama yangdiyakininya sejauh tidak berada dalam ruang publik dan me-maksakan aturan agama tertentu kepada pemeluk agama lain.Dengan demikian, prinsip kebebasan beragama benar-benardijunjung tinggi. Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa

Page 122: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

122

di dunia memiliki karakteristik, baik dalam konteks geopolitiknyamaupun struktur sosial budayanya, yang berbeda dengan bangsalain di dunia ini. Oleh karena itu para founding fathers Republikini memilih dan merumuskan suatu dasar filosofi, suatu kalimatunsawa yang secara objektif sesuai dengan realitas bangsa ini,yaitu suatu dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia yangsila pertamanya berbunyi Ketuhanan Yang Maha esa, ditengah-tengah negara ateis, sekuler serta negara teoraksi.1

Ketentuan pasal 29 ayat 2 UUD 1945 memberikan dasartanggung jawab negara dalam memberikan jaminan danperlindungan kepada setiap penduduk untuk memeluk danmenjalankan agama dan kepercayaannya. Untuk mengetahuiinti dan makna tentang kebebasan atau kemerdekaan beragamamaka perlu dikaji pikiran-pikiran yang diutarakan pada waktuUUD 1945 yang disusun oleh BPUPKI dan PPKI, serta pikiran-pikiran pada saat Amandemen UUD11945.

Sebenarnya sebutan aliran kepercayaan baru dikenalmasyarakat pada tahun 1977 bersamaan dengan diajukannyaRancangan GBHN oleh Mandataris MPR. Menurut apa yangbisa kita ketahui baik dari pihak aliran kepercayaan maupunpengertian umum, aliran kepercayaan merupakan suatu ajaranpandangan hidup berkepercayaan kepada Tuhan Yang MahaEsa yang tidak bersandarkan sepenuhnya kepada ajaran agama-agama yang ada.2

Di Indonesia, sudah banyak Aliran Kepercayaan yang ini

1 Feby Yudianita, JOM Fakultas Hukum Volume 2 Nomor 2 Oktober2015.

2 Feby Yudianita, Ibid,.

Page 123: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

123

melegalkan atau minta pengakuan di Indonesia sebagai salahsatu penghayat kepercayaan yang diakui demi keadilan berdasarkanKetuhanan Yang Maha Esa berdasarkan Administrasi Kependudukanyang ada di Indonesia seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP).Mereka membuat permohonan ke Mahkamah Konstitusi (MK).Sesuai dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) RepublikIndonesia, Para penghayat Kepercayaan mendapat tempat diIndonesia berdasarkan Putusan Nomor: 97/PUU-XIV/2018.Berdasarkan putusan tersebut dapat diputuskan bahwa :

1. Mengabulkan permohonan para pemohon untuk seluruhnya.

2. Menyatakan kata agama dalam Pasal 61 ayat (1) dan Pasal64 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentangAdministrasi Kependudukan sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentangperubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2013 Nomor 232 dan TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5475) ber-tentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatanhukum mengikat secara bersyarat sepanjang tidak termasukkepercayaan.

3. Menyatakan Pasal 61 ayat (1) dan Pasal 64 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kepen-dudukan sebagaimana telah diubah dengan Undang UndangNomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kepen-dudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Page 124: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

124

2013 Nomor 232 dan Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5475) bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

4. Memerintahkan pemuatan Putusan ini dalam Berita NegaraRepublik Indonesia sebagaimana mestinya.

Namun hal ini sangat disesalkan oleh MUI terhadap keputusanFinal Mahkamah Konstitusi (MK). MUI mengharapkan adaKTP khusus untuk para penganut aliran kepercayaan agartetap tidak adanya kesejajaran Agama dan Aliran Kepercayaan.

Page 125: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

125

BIODATA PENULIS

Dahlia Lubis, lahir di Medan, 10 Nopember 1961. Iameraih gelar Magister Agama dalam bidang pemikiran gyislamdari Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara, dan Doktordalam bidang pengkajian islam dari Universiti Sains Malaysia(USM), Penang, Malaysia. Saat ini, ia merupakan dosen FakultasUshuluddin dan Studi Islam UIN Sumatera Utara. Selamaberkarir di lingkungan UIN Sumatera Utara, Ia pernah menjabatdi beberapa posisi struktural dan non-struktural.

Di posisi struktural, Dahlia Lubis pernah menjadi KepalaLaboratorium Jurusan Tafsir Hadis (1997-1998), SekretarisJurusan Perbandingan Agama (1998-2001), Ketua JurusanPerbandingan Agama (2001-2003), Pembantu Dekan III FakultasUshuluddin (2003-2005), Wakil Rektor IV IAIN Sumatera Utara(2005-2009), Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi IslamUIN Sumatera Utara (2016-2017), dan sejak 2017 sampaidengan saat ini menjabat sebagai Ketua Pusat Pengabdiankepada Masyarakat LP2M UIN Sumatera Utara. Di posisi non-struktural, Ia pernah menjabat diantaranya sebagai KetuaPusat Studi Wanita (PSW) IAIN Sumatera Utara (2002-2010).

Tidak hanya di dalam kampus, di luar kampus DahliaLubis saat ini juga aktif berperan dalam masyarakat sebagai

Page 126: ALIRAN KEPERCAYAAN/ KEBATINANrepository.uinsu.ac.id/8473/1/9. BUKU ALIRAN KEPErcayaan final cetak.pdfBelanda sampai akhirnya Jepang (Nippon). Sebagai suatu daerah jajahan tentunya

Aliran Kepercayaan/ Kebatinan

126

Ketua Lembaga Perempuan Peduli Kerukunan Umat Beragama(LPPKUB) Sumatera Utara, sebagai Sekretaris Asosiasi MajelisTaklim Indonesia (AMTI) Sumatera Utara, dan sebagai pengurusMasyarakat Ekonomi Syariah (MES) Sumatera Utara. Selainitu, Ia juga pernah menjadi pengurus Ikatan Sarjana WanitaIndonesia (ISWI) Sumatera Utara, Dewan Mesjid Indonesia(DMI) Sumatera Utara, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI)Sumatera Utara.