meneguhkan local wisdom · aliran-aliran kepercayaan (agama asli nusantara) telah diakui sesuai...
TRANSCRIPT
Prof. Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag
MENEGUHKAN LOCAL WISDOM SEBAGAI PILAR UTAMA BAGI MODERASI BERAGAMA
1.KONTEKS KEBERAGAMAAN DI INDONESIA
Penganut agama di Indonesia didominasiMuslim sebanyak 87.19% (207 juta jiwa).
Selain 6 agama utamadan kepercayaan yang diakui menurut UU, masihada beberapa agama dankepercayaan lokalnusantara.
Aliran-aliran kepercayaan (agama asli Nusantara) telah diakui sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi RI tertanggal 7 November 2017 dengan No. 97/PUU-XIV/2016.
Jumlah penghayat kepercayaan di Indonesia adalah hingga 20 juta orang.
Agama asli leluhur yang dimaksud antara lain:Kaharingan (suku Dayak);Kejawen (suku Jawa);Marapu (suku Sumba);Masade (suku Sangir);Naurus (suku Manusela);Parmalim (suku Batak);Pelebegu (suku Nias);Pemena (suku Batak Karo);Sunda Wiwitan (suku Sunda, teristimewa urang Kanekes);Tolotang (suku Bugis);Tonaas Walian (suku Minahasa);Wetu Telu (suku Sasak);Wor (suku Biak)
Keberagaman, Dominasi Agama, dan Radikalisme
Kondisi bangsa Indonesia yang majemuk dan heterogen menjadi alasan kuat untuk salingbersikap toleransi.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa dominasi dan eksklusivitas suatu agama di tengah kondisikeberagaman dapat memicu paham radikalisme.
BIN melakukan penelitian di 3 pergruan tinggi di Indonesia dan hasilnya adalah sebagaiberikut:
= 179,1 juta jiwa Penduduk
Indonesia Usia Produktif (14-64
tahun)
67.6%
= 63,4 juta jiwa Penduduk
Millennial Indonesia (Usia 20-
35 tahun)
24%
Indonesia didominasi penduduk usia produktif,
peluang atau bencana bagi munculnya radikalisme?
Kaum Muda dan Radikalisme• Usia muda (dewasa awal) adalah segmen usia yang rentan terhadap
keterpaparan paham keagamaan radikal.
• Menurut J.M. Venhaus (1995: 21) pemicu keterlibatan anak muda dalam
fenomena radikalisme adalah sbb:
(1)krisis psikologis,
(2)identifikasi sosial,
(3)pencarian status, dan
(4)balas dendam terhadap ’’musuh’’.
Perilaku Generasi-Z (Generasi Digital)
Para generasi Z menggunakan internet dan medsos salah satunya untukmengakses materi tentang Islam.
37.71%
23.35%34.03%
33.34%
Potensi Radikalisme Generasi-Z
Setuju denganperbuatan intoleran terhadap kelompok minoritas
Menganggap muslimmurtad harus dibunuh
Menganggap bahwa bom bunuh diri itu jihad Islam
Memandang bahwa jihad adalah perang melawan non-Muslim
Hasil survei PPIM UIN Syarif Hidayatullah tahun2017
Pencegahan Radikalisme pada Pemuda1. Optimalisasi peran keluarga, sekolah, dan organisasi keagamaan maupun
masyarakat (termasuk karang taruna dan remaja masjid) sebagai “agenmoderasi”.
2. Menanamkan nilai toleransi3. Mengajarkan literasi digital agar remaja mampu menyaring informasi
digital dari internet dan sosial media dengan lebih baik.4. Mengembangkan program-program penanaman religiusitas yang
menarik dan sarat moderasi.
2.TEOLOGI “Moderasi Beragama” Berbasis Lokalitas
al-Qur’an Menggunakan Aspek LokalitasSebagai Pijakan Moderasi Beragama Salah satu pondasi keberhasilan Rasulullah dalam
membumikan budaya moderat dan damai adalahdengan mengharmonikan penduduk lokalYatsrib/Madinah yaitu suku Aus dan Khazraj (yang sebelumnya berperang selama -+ 300 tahun.
Nabi kemudian berusaha mengharmonikan di antarakeduanya sebagai pondasi/pilar utama kekuatan Kota Yatsrib
Ini bukti bahwa aspek lokalitas memiliki peran utama
واذكروا ا يعا ول ت فرهقو واعتصموا ببل الله ج تم أعداء فأله نعمت الله عليكم إذ ف ب ي كن
تم على شفا و نعمته إخوان فأصبحتم ب ق لوبكم كن فأن قذك حفرة من النهار ن م
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,
dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketikakamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalumenjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di
tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamudari padanya….”(Q.S. Ali Imron: 103)
Visi Moderat al-Qur’an Agama Islam mengikat semua pemeluknya untuk memelihara perdamaian dan
moderastisme Islam mendamaikan semua pemeluknya yang terlibat dalam konflik sebelumnya. Munculnya konflik merupakan anugerah yang tak terhingga jika manusia mampu
mengelolanya Dengan paradigma wasathiyah (moderat), manusia dapat melampui keragaman dan
perbedaan bahkan konflik sekalipun menjadi RAHMAT Selama di tengah konflik masih ada ruang untuk fa ashlihuu baina akhawaikum maka
sejatinya adalah rahmat Sebaliknya jika di tengah konflik tertutup celah untuk fa ashlihuu baina akhawaikum, maka
itulah bencana Islam mengantarkan semua pemeluknya selamat dari neraka dunia, yaitu kehidupan
dunia yang penuh angkara murka, dendam, permusuhan, tidak teratur, dan kacaubalau. Juga selamat dari neraka akhirat
ASPEK LOKALITAS MELEKAT DALAM SETIAP BANGSA; Potensi yang Perlu Dipupuk sebagai Basis Moderasi Beragama
• Manusia sengaja didesain oleh Allah SWT dengan aspek lokalitas masing-masing. Setiap manusia membawa spek lokalitasnya masing-masingsehingga memunculkan perbedaan dan keanekaragaman baik perbedaanjenis kelamin maupun keragaman suku dan bangsa berikut dengan bahasa,budaya dan peradabannya masing-masing agar mereka bisa salingmengenal, berkolaborasi dan bersinergi.
• Saling mengenal, berkolaborasi dan bersinergi merupakan salah satu ciriutama kaum moderat. Allah berfirman dalam QS. Al-Hujurat: 13
فوال وجعلن كم شعوب وق ب ئل إنه خلقن كم ن ذكر وأنثىأي ها النهاس ي ت ع خبي م عند الله أت قاكم إنه الله عليأكرمكم إنه
PIAGAM MADINAH;Dokumen Resmi Kenabian dengan Kragaman Nilai-nilai Lokal yang Mendunia Konsep moderasi beragama Rasulullah SAW yang mendunia dibentuk dari karakteristik lokal
Penduduk Yatsrib. Penduduk Yatsrib cenderung lebih terbuka dibanding penduduk Makkah, karena
penduduknya yang heterogen Kejelian Rasulullah mengambil aspek lokalitas inilah yang juga berperan aktif dalam
membumikan budaya moderat di Yatsrib Dalam konteks lokalitas Yatsrib inilah dokumen Watsiqah Madaniyyah muncul sebagai
inspirasi kemanusiaan yang universal tidak hanya dalam konteks bermoderasi semata tetapibahkan dalam konteks yang lebih besar yaitu kemanusiaan
Kelahiran pertama kali konsep kewarganegaraan (citizenship atau muwathanah) di duniayang ditawarkan oleh Nabi dalam praktek kehidupan di Yatsrib adalah bagian kecil dari nilai-nilai kemanusiaan yang lahir dari budaya moderat yang berhasil diciptakan dan dibumikanoleh Rasulullah dari nilai-nilai lokalitas
Nusantara; Surga Dunia bagi Moderasi
Dalam konteks Nusantara, kita juga berterimakasih dengan kebesaranMajapahit yang meskipun agama resminya adalah Hindu-Budha namunmemberikan kebebasan sebesar-besarnya bagi semua warganya untukmengamalkan ajaran agama masing-masing, sehingga memudahkan para Guruagama Islam atau WALISONGO yang mengusung moderasi Islam untukmensyiarkan ajaran Islam.
Oleh karenanya tidak megherankan, jika pasca kemerdekaan saat Islam sudahmendominasi nusantara ini, para Ulama pun tidak ingin memaksakan agamaIslam menjadi sistem resmi kenegaraan di NKRI. Selain demi menjaga persatuandan kesatuan, hal ini juga telah menjadi kesadaran bersama dari para ulama danseluruh bangsa Indonesia bahwa agama (apapun agamanya) akanmengarahkan pada terbentuknya ‘insan-insan saleh’ yang akan mengawalkemajuan kebudayaan dan peradaban bangsa ini.
3. LOKALITAS DAN KEARIFAN LOKAL SEBAGAI PIJAKAN BERAGAMA
Overview Keragaman
Indonesia sebagai Dasar Urgensi
Moderasi
18
Suku Bangsa Jumlah
Ranking (dari
total 31
Kelompok Suku
Bangsa
Jawa 95 217 022 jiwa 1
Sunda 36 701 670 jiwa 2
Batak 8 466 969 jiwa 3
Suku Asal
Sulawesi7 634 262 jiwa
4
Madura 7 179 356 jiwa 5
Tabel Penduduk Menurut Kelompok Suku
Bangsa Terbanyak
1. Suku Jawa merupakankelompok suku bangsa yangterbesar dengan populasisebanyak 95,2 juta jiwa atausekitar 40,2 persen
2. Suku madura mencapai sebanyak
7,18 juta jiwa atau sekitar 3,03
persen dari populasi
penduduk indonesia dan
menempatI peringkat ke 5 dari 31
kelompok suku bangsa.
3. Suku-suku asal Papua yang
jumlahnya mencapai lebih dari 466
kelompok suku bangsa yang
tersebar di seluruh wilayah Papua
dan Papua Barat, populasinya
secara keseluruhan hanya
berjumlah sebanyak 2,7 juta jiwa
(1,14%)- rangking 19/31
Fenomena Dinamika
Sebaran Penduduk :A. Keberagaman Kelompok Suku
Bangsa (Etnisitas)
19
Agama Jumlah Pemeluk Presentase
Islam 207 176 162 87,18
Kristen 16 528 513 6,96
Katolik 6 907 873 2,91
Hindu 4 012 116 1,69
Budha 1 703 254 0,72
Khong hu cu 117 091 0,05
Lainnya 299 617 0,13
Tidak Terjawab 139 582 0,06
Tidak ditanyakan 757 118 0,32
Jumlah 237 641 326 100
B. Keberagaman AgamaFenomena Dinamika Sebaran
Pemeluk Agama :
1. Agama Islam
merupakan agama yang dianut oleh
lebih dari 60 persen penduduk pada
masing-masing provinsi kecuali
provinsi Bali, nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Barat, Sulawesi utara,
Maluku, Papua Barat dan Papua
2. Persentase penduduk
yang beragama Islam di Provinsi Bali
hanya sebesar 13,37 persen,
sedangkan persentase mereka yang
beragama Hindu mencapai sebesar
83,46 persen.
3. Mayoritas penduduk beragama Kristen di Provinsi Sulawesi Utara (63,60%), Papua Barat (53,77%) dan Papua (65,48%).
4. Masih terdapat beragam
kepercayaan lokal yang dianut oleh
masyarakat Indonesia
20
C. KEBERAGAMAN PENGGUNAAN BAHASA
Jenis
Bahasa
Jumlah
Bahasa
Indonesia
19,94%
Bahasa
Asing
0,35%
Tidak
Terjawab
0,26%
Bahasa
Daerah
79,45%
Fenomena Dinamika Sebaran
Bahasa :
1. Persentase penduduk yang menggunakan
bahasa daerah sebagai bahasa komunikasi
sehari-hari yang mencapai sebesar 79,45
persen. Sebagai ekspresi identitas sosialnya
2. Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi seharihari hanya dilakukan oleh mayoritas penduduk di lima provinsi yaitu DKI Jakarta,Papua Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Utara danKalimantan Timur
Relasi Lokalitas dan Kearifan Lokal sebagai Modal
Memahami Keragaman Budaya
Masyarakat
Unsur Kebuda
yaan
Sistem religi -
kepercayaan
Sistem kekerabatan – organisasi kemasyarak
atan
Sistem pengeta
huan
Sistem mata
pencaharian/ekono
mi
Sistem teknologi
dan peralatan
Bahasa
Kesenian
Harmony in Culture Diversity
Kebudayaan merupakan sistem
ide, tingkah laku, dan hasil
tingkah laku yang dimiliki oleh
sekelompok manusia melalui
proses belajar
Mengandung keseluruhan nilai,
norma, sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan
struktur sosial, religius dan
pernyataan intelektual dan
artistik
Setiap suku bangsa akan
mengekspresikan lokalitasnya
masing-masing
Esensi Lokalitas dan Kearifan Lokal
Lokalitas
Konsep bersama
Nilai ideal/rujukan
Enkulturasi nilai ideal
Hubungan interpersonal yang
erat
Ekspresi solidaritas
Kearifan Lokal
Identitas masyarakat
Elemen perekat interaksi antar
masyarakat
Ekspresi kultural
Sintesa sosio-kultural
Sintesa sosio-keagamaan
Lokalitas terepresentasi
melalui kearifan lokal
yang digunakan sebagai
guide line interaksi sosial
masyarakat
Berperan signifikan
dalam proses
manajemen perbedaan,
menguatkan solidaritas
dan mewujudkan
harmoni dalam
kehidupan masyarakat
Signifikansi Lokalitas dan Kearifan Lokal
Sebagai bagian dari ekspresi budaya yang dimiliki masyarakat, lokalitas dan kearifan lokal
memberi dampak signifikan dalam proses kehidupan masyarakat melalui term :
1. Cultural Determinism, ketika segala sesuatu yang dimiliki dan dilakukan oleh masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu sendiri
2. Superorganic, ketika konsep nilai dan norma kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat
akan diturunkan secara terus-menerus melalui proses belajar (shared culture)
Dengan demikian kebudayaan yang terekpresi melalui Lokalitas dan Kearifan Lokal
berfungsi menjadi pedoman hidup, kontrol sosial dan strategi bertahan hidup
(survival strategy) yang akan terus melekat dalam proses dinamika kehidupan
masyarakat termasuk dalam konteks beragama.
INDIGENIOUS RELIGIOSITY: SEBUAH REFLEKSI
INDIGENIOUS RELIGIOSITY: KONSEP (1)
● TEO-ANTROPOSENTRIS: Agama untuk manusia di sebuah tempat. Visi agama harus selaras dengandaya cerap manusia sesuai dengan lokalitasdimana ia hidup
● SEGMEN/OBJEK: Bahasa Kitab Suci selalumengadaptasi konteks/lokalitas. Ilustrasi surgadisesuaikan dengan konteks Timur Tengah. Surgadiilustrasikan sebagai daerah tropis
● IJTIHAD LOKALITAS: Ijtihad ulama selalumengadopsi komponen local (URF)
● BERAGAMA KONTEKSTUAL: Beragamamemperhatikan konteks agar dinamis, tidak kaku. Contoh: shalat jaga jarak, jual beli online.
AGAMA LOKALITAS
INDIGENIOUS RELIGIOSITY: KONSEP (2)
● FITRAH: Manusia hidup dengan kebudayaan. Maka, dalam beragama, manusia beragamasekaligus berkebudayaan. Tradisi/kebudayaantidak bisa dipisahkan dari agama. Begitu jugadalam berkebudayaan, manusia tidak bisamemisahkan nilai-nilai agama. Disini, agama danbudaya ibarat dua dimensi, satu eksitensi
● TUJUAN UTAMA: bagaimana manusia denganidentitas dan karakternya mampumengekspresikan agama
● HASIL: Manusia bisa beragama danberkebudayaan
AGAMA LOKALITAS
INDIGENIOUS RELIGIOSITY: STRATEGI● TUTWURI HANDAYANI: mengikuti dari belakang terhadap
perilaku dan kebudayaan manusia, tetapi diusahakan untukdapat mempengaruhi sedikit-demi sedikit.
● TUTWURI HANGISENI, mengikuti dari belakang sambilmengisi kepercayaan atau ajaran agama Islam.
● Strategi beragama harus memerhatikan kebudayaanmasyarakat, kemudian menggunakan kebudayaan denganmelakukan internalisasi agama di dalamnya.
● Jika seseorang beragama saja, ia hanya akan memahamibahwa agama bagian instruksional dalam hidupnya. Ketikaberagama dilakukan bersamaan dengan berkebudayaan, maka ia akan merasa bahwa ia sedang menjalankan tradisidengan dimensi spiritualitas. Agama hidup berdampingandengan kehidupan. Spiritualitas menyatu dengan dimensisosial.
MODERASI BERAGAMA
BERBASIS INDIGENIOUS RELIGIOUSITY?
RUKUN MODERASI INDIGENIOUS
1. Beragama dengan mengintegrasikan nilaiagama dan nilai budaya
2. Menggali nilai-nilai budaya untukmenguatkan BERAGAMA DENGAN RASA, tidak selalu hanya BERGAMA SECARA TEKSTUAL
3. Beragama secara moderat tidak ditujukanuntuk BENAR DAN SALAH, akan tetapimencoba mencapai BAIK DAN BURUK, MANFAAT DAN MADHARAT
CONTOH MODERASI INDIGENIOUS● SUNAN KALIJAGA memberi teladan tentang contoh penerapan moderasi indigenious dalam
memahami dan melakukan nilai-nilai agama secara simbolik● Sunan Kalijaga memberi cara bagaimana beragma dan berkebudayaan dapat beriringan
dengan penuh makna. Salah satu contohnya adalah bagaimana memahami hidup denganmenggunakan simbol LUKU/BAJAK
Cekelan atau pegangan.Maksudnya, manusia hidup harus memiliki pegangan,atausebagai pedoman hidup.
Pancadan atau tumpuan. Maksud symbol benda ini adalah amalan. Semuapegangan/pedoman itu harus diamalkan.
Tandhing atau pasak. Maksudnya adalah membanding-bandingkan, sebelummemutuskan secara tepat,apa pilihan yang terbaik dari berbagai macam pilihan yang ada.
Singkal atau alat pembalik tanah. Singkal ini diartikan secara singkat dengan makna sing sugih akal. Kreatif, tidak mudah menyerah.
Kajen atau mata singkal. kejen yang artinya kasawijen dan berarti pemusatan. Berartisatunya pikiran,bulatnya tekad menuju satu tujuan atau cita-cita.
OLANG-ALING atau penghalang. Racuk atau ujung luku, berarti mengarah ke pucuk.
THANKS!