alih kode dan campur kode bahasa arab dalam...

162
i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE BAHASA ARAB DALAM VLOG : KAJIAN SOSIOLINGUISTIK (STUDI KASUS PADA VLOG NURUL TAUFIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh : Emma Asyirotul Umami NIM. 53040160007 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    ALIH KODE DAN CAMPUR KODE BAHASA

    ARAB DALAM VLOG : KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

    (STUDI KASUS PADA VLOG NURUL TAUFIK)

    SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

    Oleh :

    Emma Asyirotul Umami

    NIM. 53040160007

    PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB

    FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    ْفِسه َا ُيجَاِهدج ِلن َ َوَمْن َجاَهَد َفِإَّنمBarang siapa yang bersungguh-sungguh , sesungguhnya kesungguhan

    tersebut untuk kebaikan dirinya sendiri

    PERSEMBAHAN

    Untuk kedua orang tuaku yang telah mendo’akan dengan tulus tak pernah

    henti untuk mengiringi langkah kebaikan anak-anaknya , Mbak Mas ku

    yang selalu mendukung cita-citaku dan selalu mendukung satu sama lain

    untuk membahagiakan bapak dan ibu, Bapak dan Ibu Dosen

    dan Sahabat-sahabatku seperjuanganku,

  • vii

    ABSTRAK

    Umami, Emma Asyirotul. 2020. ‚Alih Kode dan Campur Kode Bahasa

    Arab dalam Vlog: Kajian Sosiolinguistik (Studi Kasus Pada Vlog Nurul Taufik) Tahun 2020‛. Skripsi Strata 1 (S-1). Program Studi Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Ushuluddin,

    Adab dan Humaniora. IAIN Salatiga.

    Penelitian yang berjudul ‚Alih Kode dan Campur Kode Bahasa

    Arab dalam Vlog: Kajian Sosiolinguistik (Studi Kasus Pada Vlog Nurul Taufik) Tahun 2020‛ bertujuan untuk (i) mengetahui bentuk alih kode dan

    campur kode yang ada dalam vlog tersebut dan (ii) mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya alih kode dan campur kode.

    Peneliti mengambil data dari vlog Nurul Taufik yang bertemakan Jaamiah atau kampus sejumlah 14 vlog. Penulis menggunakan metode simak bebas libas cakap untuk tahap pengumpulan data, kemudian

    dianalisis menggunakan metode padan translasional, dan metode padan

    pragmatis, dan hasil analisis disajikan dengan menggunakan metode

    informal.

    Berdasarkan hasil analisis dari 72 data ditemukan adalah: terdapat

    20 data berupa alih kode, dan 52 data berupa campur kode. Seluruh bentuk

    alih kode adalah alih kode ekstren dalam bentuk kalimat. Faktor penyebab terjadinya alih kode adalah faktor penutur, lawan tutur , kehadiran orang

    ketiga dan perubahan topik pembahasan. Bentuk campur kode adalah

    campur kode ekstren yang berbentuk kata, frasa, baster, pengulangan kata, ungkapan, dan klausa. Penyebab terjadinya campur kode adalah adanya

    keinginan penutur untuk memperoleh ungkapan yang ‚pas‛, dan kebiasaan

    dan kesantaian peserta tindak tutur dalam berkomunikasi.

    Kata Kunci : Sosiolinguistik, Alih Kode, Campur Kode, Vlog.

  • viii

    PEDOMAN TRANSLITERASI

    Pedoman transliterasi huruf (pengalihan huruf) dari huruf arab ke

    huruf latin yang digunakan adalah hasil keputusan Bersama Menteri Agama

    RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987

    atau Nomor 0543 b/u 1987, tanggal 22 Januari 1988, dengan melakukan

    sedikit modifikasi untuk membedakan adanya kemiripan dalam penulisan.

    A. Penulisan huruf :

    No Huruf Arab Nama Huruf Latin

    Alif Tidak dilambangkan ا 1

    Ba’ B ة 2

    Ta T ث 3

    Sa ṡ ث 4

    Jim J ج 5

    Ha ḥ ح 6

    Kha Kh خ 7

    Dal D د 8

    Zal Ż ذ 9

    Ra R ر 10

    Za Z ز 11

    Sin S ش 12

  • ix

    Syin Sy ش 13

    Syad ṣ ص 14

    Dad ḍ ض 15

    Ta’ ṭ ط 16

    Za ẓ ظ 17

    ain ‘ (koma terbalik di‘ ع 18

    atas)

    Gain G غ 19

    Fa’ F ف 20

    Qaf Q ق 21

    Kaf K ك 22

    Lam L ل 23

    Mim M و 24

    25 ٌ Nun N

    Wawu W و 26

    Ha’ H ه 27

    (Hamzah ‘ (apostrof ء 28

    29 ٌ Ya’ Y

  • x

    B. Vokal :

    َ Fathah Ditulis ‘a’

    َ Kasrah Ditulis ‘i’

    َ Dlammah Ditulis ‘u’

    C. Vokal Panjang

    َ + ا Fathah+alif Ditulis ā جبههيت Jāhiliyyah

    َ + ي Fathah+alif layyin Ditulis ā ًتُس Tansā

    ٌْ + َ Kasrah+ya’ mati Ditulis ī حكيى Ḥakīm

    َ + و Dlammah+wawu

    mati

    Ditulis ū فروض furūḍ

    D. Vokal Rangkap

    ٌ + َ Fathah + ya’ mati Ditulis ai بيُكى Bainakum

    + و َ Fathah + wawu

    mati

    Ditulis au قىل Qaul

    E. Huruf Rangkap karena tasydid َ) ) ditulis rangkap :

    Iddah‘ عد ة Ditulis dd د

    ٌ Ditulis nn يُ ب Minna

  • xi

    F. Ta’ Marbuthah:

    1. bila dimatikan ditulis dengan h :

    Hikmah حكًت

    Jizyah جسيت

    (ketentuan ini tidak berlaku untuk kata-kata bahasa Arab yang sudah

    diserap ke dalam bahasa Indonesia)

    2. bila hidup atau berharakat ditulis t :

    Zakāt al-fitr زكبة انفطر

    Ḥayāt al-insān حيبة اإلَسبٌ

    G. Vokal pendek berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan

    apostrof (‘) :

    A’antum أأَتى

    U’iddat أعد د

    La’in syakartum نئٍ شكرتى

    H. Kata sandang alif+lam

    Al-qamariyah ٌانقرأ Al-Qur’ān

    Al-syamsiyah انسًبء Al-Samā’

  • xii

    I. Penulisan Kata-kata dalam rangkaian kalimat : Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya

    żawi al-furūd ذوٌ انفروض

    Ahl al-sunnah اهم انسُت

  • xiii

    KATA UCAPAN TERIMA KASIH

    بسمميحرلا نمحرلا هللا

    Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan berkah,

    rahmat, dan taufiknya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini

    tanpa adanya halangan suatu apapun. Shalawat serta salam semoga selalu

    terlimpah curahkan kehadirat Nabi Agung Muhammad Saw., keluarganya

    dan sahabat-sahabatnya.

    Penulisan skripsi ini sungguh membutuhkan kesungguhan hati,

    kerja keras, kesabaran, serta konsistensi guna menghasilkan penelitian yang

    baik dan akurat sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah yang

    berlaku. Skripsi ALIH KODE DAN CAMPUR KODE BAHASA ARAB

    DALAM VLOG: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK ( STUDI KASUS PADA VLOG NURUL TAUFIK) dapat terselesaikan sesuai harapan peneliti dan suatu kenikmatan yang tiada ternilai bagi peneliti karena dapat

    menyelesaikan skripsi ini untuk melengkapi syarat-syarat guna

    mendapatkan gelar sarjana S1 Bahasa dan Sastra Arab, sehingga pada

    kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Prof. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Dr.Benny Ridwan, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga.

    3. Dr. Supardi, S.Ag., M.A., selaku Wakil Dekan 1 sekaligus dosen spesialis linguistik (penelitian bahasa), terima kasih karena sudah

    menjadi orang tua kedua saya sejak pertama kali menginjakan

    bangku perkulian di Kampus tercinta ini.

    4. Dr. Agus Ahmad Su’aidi, Lc., M.A., selaku Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Arab. Terima kasih telah membimbing,

    memberikan nasehat-nasehat, dan ilmunya yang selama ini

    dilimpahkan pada saya dengan rasa tulus dan ikhlas.

  • xiv

    5. Rina Susanti, M.A., selaku sekretaris Prodi Bahasa dan Sastra Arab. Terimakasih,yang selalu mendukung perjuangan mahasiswa BSA

    dalam menempuh pendidikan di kampus ini.

    6. Betari Irma Ghasani,M.A, selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan motivator penulis dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

    Terimakasih sebanyak-banyaknya, yang selalu memberi semangat,

    dukungan, dan bimbingannya kepada penulis.

    7. M. Hanif,M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan motivator penulis dalam menempuh pendidikan di Bahasa dan

    Sastra Arab.

    8. Bapak dan Ibu Dosen Bahasa dan Sastra Arab. Terimakasih, telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat, telah membimbing,

    memberi dukungan kepada penulis dalam segala hal, terutama

    dalam menyelesaikan studi ini.

    9. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mengisi dunia saya dengan begitu banyak kebahagiaan, tidak pernah berhenti untuk memberi

    semangat dan motivasi. Terima kasih karena selalu menjaga saya

    dalam do’a- do’a Bapak dan Ibu serta selalu membiarkan saya

    mengejar impian saya apapun itu. Terimakasih Bapak dan Ibu,

    semoga Allah memberikan kesehatan, kekuatan, umur yang panjang

    dan berkah.

    10. Mbak Eki,Mas Rosyid,Mas Zidnie,Mbak Ain, Mas Habnie, Mbak Rara Terimakasih telah menjadi kakak yang terbaik bagi penulis,

    do’a-do’a yang selalu kalian lantunkan untuk penulis telah

    mengantarkan penulis menyelesaikan studi ini. Terimakasih mbak

    mas yang selalu mendukung penulis dalam menggapai cita-cita

    penulis, dan menggapai kebahagian Bapak dan Ibu.

    11. Keluarga, kerabat yang selalu mendo'akan, memberi nasihat,

    semangat, dukungan dan motivasi.

  • xv

    12. Keluarga ndalem Bu Nyai Nafisah, Kyai Hanif, dan Bu Nyai Rosyidah. Terimakasih telah menjadi orang tua kedua di Pondok

    Pesantren Edimancoro. Terimakasih telah membimbing dan

    memberi nasehat kepada penulis.

    13. Teman-teman seperjuangan di Pondok Pesantren Edimancoro terkhusus keluarga besar santri tahfidz dan kamar 16. Terimakasih,

    yang selalu memberi semangat, nasehat, do’a terbaik bagi penulis

    dalam segala hal. Terimakasih, telah menjadi teman terbaik selama

    mengaji di pondok tercinta ini.

    14. Teman-teman seperjuangan BSA 2016. Terima kasih untuk memori yang kita rajut setiap harinya, atas tawa setiap hari kita miliki, dan

    atas solidaritas yang luar biasa. Sehingga masa kuliah selama 4

    tahun ini menjadi lebih berarti. Semoga saat- saat indah itu akan

    selalu menjadi kenangan yang paling indah.

    15. Teman-teman KKN Gejagan,Pakis, terkhusus untuk posko 85. Terimakasih atas kebersamaan selama 45 hari dan kesempatan

    berbagi ilmu dan pengalaman. Terimakasih, walaupun KKN sudah

    berlalu tetapi support,persaudaraan diantara kita selalu terjaga,

    semoga persaudaraan kita tidak akan terputus.

    16. Nailul Haq Al Musaffa, Lalah Nur Kholilah, terima kasih telah menyediakan pundak untuk menangis dan memberi bantuan saat

    aku membutuhkannya. Terima kasih sudah menjadi sahabat

    terbaikku.

    17. Sahabat-sahabatku dimanapun kalian berada. Terimakasih yang

    selalu mendo’akan, memberi semangat dan dukungan.

    18. Dan tak lupa semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu terselesaikannya skrispsi ini.

    19. Terima kasih juga untuk seluruh pembaca, semoga tulisan saya ini

    senantiasa memberi manfaat dan berguna.

  • xvi

    Teriring do’a, semoga segala kebaikan semua pihak yang membantu

    penulis dalam penulisan skripsi ini dibalas dengan kebaikan pula serta

    dilipat gandakan pahalanya oleh Allah Swt. Penulis menyadari bahwa

    skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Karenanya, saran dan

    kritik yang membangun sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat

    memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain (pembaca) pada

    umumnya.

    Salatiga, Juli 2020

    Penulis,

  • xvii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii

    HALAMAN BERLOGO ........................................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. iiii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ v

    PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................ iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vii

    ABSTRAK ............................................................................................... vii

    PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................. viiii

    KATA UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................... xiiiii

    DAFTAR ISI ....................................................................................... xviiii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7

    C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

    D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

    E. Ruang Lingkup .......................................................................................... 8

    F. Metodologi Penelitian ............................................................................... 8

    1. Jenis Penelitian ................................................................................... 8

    2. Data dan Sumber Data Penelitian .................................................... 9

  • xviii

    3. Tahap Penelitian .................................................................................. 10

    G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 13

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ....................15

    A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 15

    B. Landasan Teori ........................................................................................ 18

    1. Sosiolinguitik ....................................................................................... 18

    2. Bilingualisme ....................................................................................... 20

    3. Kode ...................................................................................................... 22

    4. Alih Kode ............................................................................................. 24

    5. Campur Kode ...................................................................................... 29

    6. Persamaan dan Perbedaan Alih Kode dan Campur Kode ................. 32

    7. Video Blogger ................................................................................. 3434

    BAB III OBJEK PENELITIAN ................................................................. 35

    BAB IV PEMBAHASAN .........................................................................43

    A. Bentuk Alih Kode dan Campur Kode dalam Vlog ............................... 43

    1. Bentuk Alih Kode ............................................................................ 44

    2. Bentuk Campur Kode dalam Vlog ..................................................... 65

  • xix

    B. Faktor –Faktor Penyebab Terjadinya Alih Kode dan Campur Kode .. 95

    1. Faktor Penyebab Terjadinya Alih Kode dalam Vlog Nurul Taufik . 95

    2. Faktor Penyebab Terjadinya Campur Kode pada Vlog Nurul Taufik99

    BAB V PENUTUP ..................................................................................102

    A. Kesimpulan ............................................................................................ 102

    B. Saran....................................................................................................... 103

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................104

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................106

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi dan alat interaksi yang hanya

    dimiliki manusia, seperti yang dikatakan oleh Suandi bahwa bahasa

    merupakan alat komunikasi secara genetis hanya ada pada manusia. Bahasa

    hidup di dalam masyarakat dan dipakai oleh warganya. 1 Dengan begitu,

    bahasa juga sebagai alat komunikasi yang sangat penting untuk kehidupan

    manusia karena dengan adanya bahasa, manusia bisa berkomunikasi dengan

    sesama manusia. Dengan menguasai bahasa seseorang bisa berkomunikasi

    dengan siapapun dan di negara manapun. Dengan bahasa pula, seseorang

    bisa memperoleh berbagai informasi dan ilmu pengetahuan.

    Masyarakat Indonesia umumnya mengenal tiga bahasa yaitu bahasa

    Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing. Bahasa Indonesia merupakan

    bahasa utama sedangkan bahasa daerah memiliki ciri khas setiap daerah,dan

    bahasa asing. Bahasa-bahasa tersebut telah dipakai oleh masyarakat

    Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat. Nababan dalam bukunya

    sosiolinguistik menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki kebiasaan menggunakan dua bahasa dalam interaksi dengan orang lain disebut

    bilingualisme.2 Jadi, masyarakat Indonesia dapat disebut dengan masyarakat bilingualisme, karena memiliki kebiasaan memakai dua bahasa. Bilingualisme (kedwibahasaan) merupakan salah satu dari topik-topik umum dalam pembahasan sosiolinguistik. Dan dalam bilingualisme juga membicarakan alih kode dan campur kode.3

    1 I Nengah Suandi, Sosiolinguistik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), 1

    2 PWJ. Nababan, Sosiolinguistik: Suatu Pengantar ( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

    Utama,1993),27 3 Ibid.,hal.6

  • 2

    Apple (1976:79) dalam Chaer menjelaskan bahwa alih kode

    merupakan peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi.4 Dalam

    fenomena alih kode, dapat dicontohkan ketika dua mahasiswa asal

    Indonesia yang belajar di negara asing. Ketika bersama mereka akan

    menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa ibu untuk berkomunikasi. Dan

    suatu ketika ditengah-tengah obrolan hadir seorang teman yang berbeda

    bangsa dan bahasa. Mereka secara otomatis akan merubah penggunaan

    bahasa Indonesia ke bahasa internasional yang sama-sama bisa dimengerti

    oleh satu sama lain. Faktor ini merupakan salah satu penyebab terjadinya

    alih kode berdasarkan berubahnya situasi dikarenakan kehadiran orang

    ketiga. Selain alih kode, terdapat juga campur kode yang terjadi karena

    penutur menguasai lebih dari satu bahasa, yang terkadang dilakukan secara

    tidak sengaja.

    Nababan menjelaskan Campur kode terjadi saat penutur

    mencampurkan dua bahasa atau ragam bahasa tanpa adanya situasi atau

    keadaanya yang menuntut dalam pencampuran tersebut, peristiwa campur

    kode terjadi hanya masalah kesantaian dan kebiasaan yang dituruti oleh

    penutur.5 Fenomena campur kode terjadi, misalnya ketika dua pelajar

    Indonesia belajar di negara Arab Saudi, mereka sama-sama berbicara

    menggunakan bahasa Indonesia namun tidak sengaja salah satu dari

    mereka mencampurkan bahasa antara bahasa Indonesia dengan bahasa

    Arab.

    Suandi dalam bukunya Sosiolinguistik Alih kode dapat digolongkan menjadi beberapa macam bergantung pada sudut pandang yang digunakan

    untuk memandangnya. Berdasarkan perubahan bahasa yang terjadi, alih

    kode dibagi menjadi dua yaitu alih kode ke dalam dan alih kode keluar.6

    Penjelasan ini akan dibahas pada bab II.

    Suandi juga mengemukakan jenis-jenis campur kode, campur kode

    berdasarkan unsur serapannya dibedakan menjadi tiga jenis yaitu campur

    kode ke dalam (inner code mixing) , campur kode ke luar (outer code

    4 Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik: Perkenalan Awal (Jakarta: PT

    Rineka Cipta,2004), 107 5 PWJ. Nababan,Op.cit, hal.32

    6 Suandi.,Op.cit.,hal.135

  • 3

    mixing), dan campur kode campuran (hybrid code mixing).7 Warsiman membagi campur kode berdasarkan unsur-unsur kebahasaan yang terlibat

    didalamnya dibedakan menjadi berikut; Penyisipan unsur-unsur berwujud

    kata (satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri), frasa (gabungan dua kata),

    perulangan kata (reduplikasi), baster (hasil perpaduan dua unsur bahasa

    yang berbeda,membentuk makna), ungkapan atau idiom (kelompok kata

    yang menyatakan makna khusus), dan klausa (kelompok kata yang terdiri

    dari sekurang-kurangnya subjek dan Predikat, dan mempunyai potensi

    untuk menjadi kalimat).8

    Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya peristiwa

    alih kode menurut Chaer dalam Warsiman menyebutkan ada 6 macam

    yaitu: Faktor dari penutur, faktor lawan tutur, faktor kehadiran orang

    ketiga, faktor perubahan topik pembicaraan, faktor membangkitan rasa

    humor, dan faktor gengsi. 9 Sedangkan, faktor-faktor yang menjadi

    penyebab terjadinya peristiwa campur kode menurut Sarwiji Suandi faktor-

    faktor yang menyebabkan campur kode yaitu: (a) partisipan mempunyai

    latar belakang bahasa ibu yang sama, (b) adanya keinginan penutur untuk

    memperoleh ungkapan yang ‚pas‛, (c) kebiasaan dan kesantaian peserta

    tindak tutur dalam berkomunikasi. 10

    Penjelasan bentuk-bentuk dan faktor penyebab terjadinya alih kode

    dan campur kode diatas merupakan rujukan peneliti untuk menjadikan teori

    tersebut sebagai teori dalam mengklasifikasikan data penelitian.

    Dengan kemajuan minat masyarakat dalam mengenal bahasa maka

    terjadinya peristiwa alih kode dan campur kode kerap ditemui antar penutur

    dan mitra tutur dalam lingkungan kehidupan sehari-hari, baik secara lisan

    maupun tulis. Bahkan apabila kita perhatikan dengan seksama peristiwa

    alih kode dan campur kode bisa kita lihat dalam media elektronik maupun

    7 Suandi.,Ibid., hal.140

    8 Warsiman, Sosiolinguistik: Teori dan Aplikasi dalam Pembelajaran (Malang: UB

    Press,2014), 97-98 9 Ibid.,hal 94-96

    10 Sarwiji Suwandi, Serbalinguistik (Surakarta: Universitas Sebelas Maret,2008),hal.95

  • 4

    media cetak. Dan peristiwa alih kode dan campur kode bukan hanya terjadi

    dalam percakapan dikehidupan nyata saja, tetapi peristiwa ini juga dapat

    terjadi dalam dunia maya seperti sosial media. Dalam sosial media

    masyarakat tidak terhalang oleh waktu dan jarak untuk melakukan interaksi

    antar masyarakat

    Kecanggihan teknologi pada masa kini dapat menciptakan berbagai

    macam media sosial untuk memudahkan masyarakat berinteraksi. Salah

    satunya media sosial yang berbasis video yaitu youtube. Para kreator youtube atau youtuber memiliki kebebasan untuk mengunggah videonya. Kebebasannya dalam lingkup memilih tema untuk diunggah dan memilih

    bahasa yang akan digunakan dalam videonya. Youtube pada masa kini sangat diminati oleh banyak kalangan, karena youtuber sendiri dapat dengan bebas mengapresiasikan ide-idenya dalam unggahan videonya.

    Bukti bahwa youtube diminati oleh banyak kalangan adalah Kalangan pelajar dapat menggunakan youtube tersebut untuk berbagi pengalaman khususnya dalam pengalaman keilmuan. Seperti halnya Nurul

    Taufik seorang mahasiswa asal Indonesia yang sedang belajar di kota

    Madinah. Nurul Taufik membagikan video-videonya yang dapat ditonton

    oleh kalangan masyarakat Indonesia kapanpun dan dimanapun Dia dapat

    berbagi pengalaman tentang berkuliah di Madinah, dan seputar

    kehidupannya di sana dalam videonya. Video tersebut membangun

    komunikasi satu arah antara Nurul Taufik dengan penontonnya. Nurul

    Taufik menyuguhkan video-videonya dengan menggunakan tiga bahasa

    yaitu bahasa Arab, bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Nurul Taufik

    seorang bilingual maka apabila dia berinteraksi akan terjadi peristiwa alih

    kode dan campur kode.

    Fenomena alih kode dan campur kode saat ini sangatlah lekat

    dengan kehidupan masyarakat. Dalam buku fiksi maupun nonfiksi, film,

    lagu, acara televisi, vlog maupun dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menjumpai fenomena alih kode dan campur kode. Fenomena alih kode dan

    campur kode dalam vlog sama seperti terjadinya alih kode dan campur kode dalam kehidupan sehari-hari. Terjadinya fenomena alih kode dan campur

    kode dalam vlog dan dalam kehidupan sehari-hari tidak direncanakan kapan munculnya fenomena tersebut. Berikut terdapat vlog yang mengandung peristiwa alih kode dan campur kode dalam bahasa Indonesia dan bahasa

    Arab.

  • 5

    (Vlog Nurul Taufik,7 Maret 2019,00:04:34) Percakapan : P1 : Ini dia Indonesia. Assalamu’alaikum

    P2 : Wa’alaikumussalam P1 : Kaif halak? P2 : Alhamdulillah khair P1 : Bagaimana kabarnya?

    P2 : Alhamdulillah, sehat wal’afiat. Catatan :

    Pembicara 1 (P1) : Taufik , seorang vloger dari Indonersia yang sedang berkuliah di

    Madinah. Ia sedang menghadiri

    festival budaya antar negara yang

    diadakan oleh kampusnya University

    Islam Madinah.

    Pembicara 2 (P2) :Mahasiswa Indonesia yang sedang

    menjaga stand festival budaya antar

    negara.

    Penggalan percakapan di atas, merupakan percakapan antara

    Pembicara 1 dengan Pembicara 2 yang sedang menyapa untuk menanyakan

    kabar. Pembicara 1 mula-mula berbincang menggunakan bahasa Arab

    amiyah yang ditandai dengan kaif halak? lalu tiba-tiba pembicara menggulang pertanyaannya dengan beralih kode menggunakan bahasa

    Indonesia kepada pembicara 2 yang ditandai dengan ucapan ‚bagaimana

    kabarmu?‛. Alih kode yang terjadi adalah alih kode ekstern, yaitu alih kode

    Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia. Penyebab dari alih kode pada data di

    atas adalah perubahan situasi dikarenakan lawan bicara yang sama-sama

    memiliki bahasa Ibu yang sama. Contoh di atas menjelaskan tentang

    peristiwa alih kode, selanjutnya ada contoh di bawah ini yang merupakan

    contoh peristiwa campur kode dalam salah satu vlog Nurul Taufik. (Vlog Taufik,7 Maret 2019, 00:05:00) Percakapan : P1 : Nah, sekarang ini lagi ada acara

    apa,tadz? P2 : Ini nih acaranya namanya

    Mahrojan. Mahrojan itu seperti

  • 6

    seni budaya antar bangsa. Disini

    kita mengambil tema dayak.

    Catatan :

    Pembicara 1 : Taufik , seorang vloger dari Indonersia yang sedang berkuliah di Madinah. Ia sedang

    menghadiri festival budaya antar negara yang

    diadakan oleh kampusnya University Islam

    Madinah.

    Pembicara 2 :Mahasiswa Indonesia yang sedang menjaga

    stand festival budaya antar negara.

    Percakapan di atas merupakan percakapan sesama orang Indonesia

    yang sedang kuliah di University Islam Madinah. Wujud campur kode yang

    terjadi adalah campur kode ekstren, yaitu campur kode antara bahasa

    Indonesia dengan bahasa Arab yang ditandai dengan kata tadz panggilan singkat dari kata ustadz. Faktor penyebab terjadinya peristiwa campur kode adalah karena kebiasaan dan kesantaian peserta tindak tutur dalam

    berkomunikasi. Penutur memiliki kebiasaan dalam memanggil teman-

    temannya dengan sebutan ustadz. Beberapa contoh di atas, membuat penulis tertarik untuk meneliti

    lebih dalam alih kode dan campur kode dalam vlog ini. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis alih kode dan campur kode dari data yang berbeda

    dari peneliti lain yaitu penulis menggunakan objek penelitian berupa vlog. Penulis memilih vlog dari Nurul Taufik karena vlog ini menarik untuk dikaji sebab dalam vlog ini adanya peristiwa alih kode dan campur kode yang dilakukan secara spontan. Kespontanan dalam vlog yang terjadi dapat membuat nilai tambah dalam penelitian skripsi ini, dikarenakan ranah yang

    diambil adalah sosiolinguistik. Jadi, alih kode dan campur kode yang terjadi

    dalam video tersebut terjadi secara natular dan secara alami dalam

    kehidupan masyarakat. Creswell mengemukakan tentang audiovisual materials yang terdiri dari gambar, suara orang atau tempat yang direkama oleh peneliti atau orang lain.11 Jadi, rekaman video termasuk ke dalam

    audiovisual yang memang di kualitatif data diperbolehkan. Inilah yang

    menjadi alasan peneliti memilih objek data penelitian berupa vlog. Peneliti

    11

    John W.Creswell,Educational Research

  • 7

    memilih beberapa data dari vlog Nurul Taufik yang bertemakan Jaami’ah atau kampus.

    B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan, maka

    rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

    1. Bagaimana bentuk alih kode dan campur kode yang digunakan dalam

    vlog Nurul Taufik? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya alih kode dan campur

    kode dalam vlog Nurul Taufik?

    C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Untuk mengetahui bentuk alih kode dan campur kode dalam vlog Nurul Taufik.

    2. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya alih kode dan campur kode dalam vlog Nurul Taufik.

    D. Manfaat Penelitian Sebuah penelitian selain mempunyai tujuan penelitian juga

    diharapkan memberikan mafaat sebagai berikut :

    1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan khazanah ilmuan

    dalam bidang keilmuan bahasa salah satunya yakni

    Sosiolingustik.

    b. Untuk memberikan bahan masukan sumber informasi dan

    gagasan pemikiran bagi penelitian yang selanjutnya.

    2. Manfaat Praktis

    Penelitian ini diharapkan mampu memberikan motivasi dan

    kontribusi bagi mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab itu

    sendiri.

  • 8

    E. Ruang Lingkup Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka perlu adanya ruang

    lingkup pembahasan untuk mencegah adanya perluasan pembahasan

    sehingga lebih terarah. Penelitian ini membahas alih kode dan campur kode

    yang merupakan ranah sosiolinguistik. Penelitian ini dibatasi pada objek

    kajian yang telah ditentukan, yaitu bentuk alih kode dan campur kode

    dalam vlog yang telah dipilih. Percakapan pada yang terjadi dalam vlog Nurul Taufik, yaitu para pelaku percakapan menggunakan bahasa

    Indonesia, bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Pada penelitian ini percakapan

    yang telah diteliti bercampur antara tiga bahasa tersebut, namun lebih

    sering dijumpai percakapan menggunakan bahasa Indonesia dengan bahasa

    Arab. Dan peneliti hanya memfokuskan pada peristiwa alih kode dan

    campur kode antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia.

    F. Metodologi Penelitian

    1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian

    kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan

    penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan

    menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara

    pengukuran karena sifat datanya. 12 Penelitian ini menggunakan

    penelitian kualitatif karena tidak menggunakan prosedur statistik

    atau perhitungan. Data yang dikumpulkan bukan berupa angka,

    melainkan berupa kata-kata yang mengandung alih kode dan

    campur kode bahasa Arab.

    Adapun pendekatan yang digunakan untuk menganalisis

    data dalam penelitian ini adalah pendekatan Sosiolinguistik.

    Pendekatan sosiolinguistik akan mengkaji tentang penggunaan

    bahasa dalam komunikasi antar masyarakat.13 Dalam penelitian

    ini, peneliti meneliti komunikasi antar masyarakat Indonesia

    dengan masyarakat Arab.

    12

    Rasimin, Metodologi Penelitian:Pendekatan Praktis Kualitatif (Yogyakarta:Mitra

    Cendikia,2018),111 13

    PWJ. Nababan, hal. 2

  • 9

    2. Data dan Sumber Data Penelitian Peneliti menggunakan data yang dipakai dalam penelitian

    ini yaitu berupa data dialog antar penutur dalam vlog Nurul Taufik. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    vlog Nurul Taufik. Sumber data berjumlah 14 data dengan ketentuan yang memiliki unsur tema Jāmi’ah atau kampus. Pemilihan di bulan April karena peneliti mulai menyusun proposal

    dan melakukan penelitian di bulan itu sampai bulan Juli. Selanjutnya, peneliti hanya mengambil 14 vlog dengan tema kampus dikarenakan, tema ini dapat membantu teman-teman

    pembaca dalam menguasai kosa kata bahasa Arab dalam lingkungan

    Jāmi’ah. Peneliti memilih beberapa video sesuai dengan karakteristik yang telah peneliti tentukan, yaitu sebagai berikut :

    Video berupa video blooger yang bertemakan kampus. Ada 14 macam video yang bertemakan kampus, video-video tersebut

    akan dijelaskan lebih lanjut pada bab iii. Berikut judul video yang

    menjadi data analisis pada penelitian ini :

    1) Mahasiswa Madinah Cinta Budaya (Festival budaya antar bangsa. Dipublikasikan pada 7

    Maret 2019.

    2) Negara mana yang terbaik? Festival budaya di Madinah. Dipublikasikan pada 19 Maret 2019. .

    3) Baru tau begini suka duka dan cara kuliah di Yaman. Dipublikasikan pada 22 Januari 2020.

    4) Soal-soal wawancara test masuk Universitas Islam Madinah. Dipublikasikan pada 23 Januari

    2020.

    5) Menu buka puasa di Univ. Islam Madinah. Suasana kampus saat lockdown. Dipublikasikan

    pada 27 April 2020.

    6) Gab bisa bahasa Arab apa bisa kuliah di Madinah?. Dipublikasikan pada 12 Oktober

    2019.

  • 10

    7) Beasiswa kuliah kedokteran di Arab Saudi 10M pertahun (Sulaiman Ar-Rajhi University).

    Dipublikasikan pada 21 Januari 2020.

    8) (Room tour) Islamic University of Madinah : Bedah kamar UIM. Dipublikasikan pada 26

    April 2018.

    9) University Islam Imam Muhammad bin Saud. Dipublikasikan pada 7 Maret 2019.

    10) 12 Pertanyaan beasiswa University Thoif Arab Saudi. Dipublikasikan pada 3 Maret 2019.

    11) Tanya jawab seputar beasiswa University Ummul Quro Mekkah. Dipublikasikan pada 22

    Febuari 2019.

    12) INDO VS SAUDI Piala dunia Univ Madinah. Dipublikasikan pada 30 Januari 2019.

    13) Beasiswa University Majmaah Arab Saudi. Dipublikasikan pada 14 November 2018.

    14) Universitas Qassim Arab Saudi. Dipublikasikan pada 2 November 2018.

    a. Video yang menggandung bentuk-bentuk peristiwa alih kode

    b. Video yang menggandung bentuk-bentuk peristiwa campur kode.

    3. Tahap Penelitian Dalam penelitian ini, penulis melakukan tiga tahap

    penelitian yaitu, tahap pengumpulan data, tahap analisis data dan

    tahap penyajian hasil analisis data untuk mempermudah dalam

    melakukan penelitian, sehingga dapat menghasilkan penelitian

    sesuai yang diinginkan. Berikut tahapan-tahapan penelitian :

    a. Tahap pengumpulan data Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan

    metode simak dengan teknik simak bebas libat cakap

    (SBLC). Menurut Sudaryanto SBLC merupakan teknik

    dimana peneliti tidak terlibat secara langsung dalam

    percakapan, konversasi, atau imbal-wicara, jadi peneliti

    hanya sebagai pemerhati percakapan yang penuh dengan

  • 11

    minat tekun mendengarkan apa yang dikatakan oleh

    penutur.14

    Pada awalnya peneliti mencari vlog-vlog yang dilakukan oleh orang Indonesia yang dapat menggunakan

    bahasa Arab dalam youtube. Selanjutnya, peneliti memilih vlog yang bertemakan kampus atau Jāmi’ah di mana adanya peristiwa alih kode dan campur kode. Setelah itu, vlog didownload agar memudahkan peneliti dalam mentranskrip vlog. Kemudian vlog didengarkan dan ditranskrip menjadi data dalam bentuk tulisan. Setelah, pentranskripan selesai,

    vlog tetap didengarkan kembali secara berulang-ulang, tujuannya agar tidak ada perkataan yang tertinggal dalam

    penstrankripan. Selanjutnya, percakapan yang telah

    ditranskrip dipilih percakapan yang mengandung alih kode

    dan campur kode, lalu data diidentifikasi sesuai jenis data,

    apakah percakapan itu termasuk jenis alih kode atau

    termasuk jenis campur kode. Kemudian, dilanjutkan dengan

    menganalisis data.

    b. Tahap Analisis Data Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya analisis

    data. Metode yang digunakan untuk menganalisis data yaitu

    dengan menggunakan metode padan. Sudaryanto

    mengatakan metode padan merupakan suatu metode yang

    alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian

    dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Metode padan dapat dibedakan macamnya menjadi lima sub-jenis

    berdasarkan macam alat penentu yang dimaksud.15 Kelima

    sub-jenis metode padan yaitu, metode referensial (referen),

    fonetis artikulatoris (organ wicara), translasional (langue

    14

    Sudaryanto, Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Yogyakarta: Sanata Dharma

    University Press,2015),203 15

    Sudaryanto.,Ibid.,hal 15

  • 12

    lain), ortografis (tulisan), dan pragmatis (mitra wicara).16

    Dalam penelitian ini menggunakan metode padan

    translasional dan metode padan pragmatis.

    Metode padan translasional merupakan sub-jenis

    ketiga. Sub-jenis ketiga ini alat penentunya berupa bahasa

    (langue) lain.17 Penggunaan metode padan translasional dalam penelitian ini dikarenakan untuk mengindentifikasi

    satuan kebahasaan, definisi dalam bahasa Indonesia,

    maupun bahasa asing seperti bahasa Arab dalam peristiwa

    alih kode dan campur kode di video youtobe Nurul Taufik. Sedangkan, metode padan pragmatis merupakan sub-jenis

    kelima yang menggunakan alat penentu berupa mitra tutur

    atau mitra wicara.18 Penggunaan metode pragmatis dalam

    penelitian ini dikarenakan untuk mengidentifikasi faktor

    penyebab terjadinya alih kode dan campur kode dalam

    video-video youtobe Nurul Taufik. Tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti dalam

    menganalisis data adalah tahap pertama peneliti akan

    menandai tuturan yang termasuk alih kode dan campur kode

    di dalam sebuah percakapan. Selanjutnya, tahap kedua

    peneliti mendeskripsikan tuturan-tuturan tersebut sesuai

    dengan konteks percakapan. Tahap ketiga peneliti akan

    menganalisis tuturan sesuai dengan rumusan masalah yang

    ada. Kemudian, tahap terakhir peneliti akan

    mengidentifikasi dan mengkelompokkan data yang telah

    diberi konteks dan dianalisis sesuai kelompok apakah data

    tersebut termasuk kata,frasa klausa ataupun kalimat.

    c. Tahap Penyajian Hasil Analisis Data dalam Bentuk

    Laporan Pemaparan hasil analisis data dalam penelitian ini

    menggunakan metode informal. Metode penyajian informal

    merupakan perumusan dengan kata-kata biasa, walaupun

    16

    Sudaryano.,Ibid.,hal 18 17

    Sudaryanto.,Ibid.,hal 17 18

    Sudaryanto.,Loc.it hal 18

  • 13

    dengan terminologi yang teknis sifatnya.19 Dalam penelitian

    ini digunakan metode informal dengan teknik deskriptif.

    Danu dalam bukunya Memahami Metode Penelitian Kualitatif mengemukakan bahwa teknik deskriptif merupakan teknik analisis data dengan menggunakan kata-

    kata,gambar dan bukan berupa angka20 Sehingga, pada

    analisis data alih kode dan campur kode yang sudah

    diperoleh dapat dipaparkan secara rinci melalui kata-kata.

    G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ditentukan agar dapat memperoleh gambaran

    yang jelas dengan menyeluruh. Adapun sistematika dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    Bab I : Pendahuluan memuat latar belakang , perumusan

    masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat

    penelitian, ruang lingkup, metode penelitian, dan

    sistematika penulisan.

    Bab II : Tinjauan pustaka dan Landasan teori. Bab ini berisi

    tinjauan pustaka yang membahas penelitian terdahulu

    yang relevan dengan penelitian ini. Dan berisi landasan

    teori yang digunakan oleh penulis berdasarkan pendapat

    para ahli yang diperoleh dari sumber pustaka yang telah

    penulis baca.

    Bab III : Pada bab ini membahas objek penelitian. Penjelasan

    lebih dalam tentang objek penelitian pada penelitian ini.

    Bab IV : Bab ini membahas mengenai bentuk alih kode dan

    campur kode dan menjelaskan faktor-faktor yang

    menyebabkan terjadinya alih kode dan campur kode

    bahasa Arab dalam studi kasus video blogger Nurul Taufik.

    19

    Sudaryanto.,Ibid.,hal 241 20

    Danu Eko Agustinova, Memahai Metode Penelitian Kualitatif:Teori & Praktik (Yogyakarta:Calpulis,2015),15

  • 14

    BAB V : Berisi penutup meliputi kesimpulan dan saran-saran.

    Kemudian bagian akhir ada daftar pustaka dan

    lampiran-lampiran.

  • 15

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka Berdasarkan kajian penelitian terdapat beberapa karya ilmiah baik

    dalam bentuk skripsi maupun tesis yang mendukung penelitian ini antara

    lain :

    Yeni Lailatul Wahidah (2017) dengan penelitian tesisnya yang

    berjudul ‚Campur Kode Bahasa Arab dalam Komunikasi Siswa Rohis

    SMA Al-Kautsar Bandar Lampung‛, penelitian ini memfokuskan pada

    peristiwa campur kode bahasa Arab dan menjelaskan faktor-faktor yang

    mempengaruhi campur kode bahasa Arab dalam komunikasi siswa Rohis

    SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan dalam ruang

    lingkup organisasi keagamaan yang ada di SMA Al-Kautsar Bandar

    Lampung. Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian ini, ditemukan

    bahwa bentuk campur kode bahasa Arab dalam komunikasi siswa Rohis

    SMA Al-Kautsar Bandar lampung adalah peristiwa campur kode terjadi

    sebanyak 42 tuturan, yang didominasi oleh campur kode berupa kata

    sebesar 20 tuturan, sedangkan campur kode berupa frasa sebanyak 17

    tuturan ,dan campur kode berbentuk clausa sebanyak 5 tuturan.

    Baiq Yulia Kurnia Wahida,dkk (2017) dalam jurnalnya yang berjudul

    ‚Alih Kode dalam Interaksi di Lingkungan Pondok Pesantren Ulil

    Albaab:Kajian Sosiolinguistik‛, penelitian ini hanya memfokuskan alih

    kode dalam interaksi di lingkungan pondok pesantren Ulil Albaab, dan

    pada penelitian ini penulis menggunkan tiga jenis alih kode yaitu

    Metraporical,Conversational, dan Situasional untuk digunakan sebagai ancuan dalam penelitian. Dan menggelompokan alih kode ke empat ranah

    yaitu ranah pendidikan, pertemanan, keagamaan, dan ranah pekerjaan.

    Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup pondok pesantren Ulil

    Albaab. Berdasarkan hasil penelitiannya yaitu wujud bahasa yang

    digunakan dalam berkomunikasi adalah Indonesia, Arab, Inggris, dan

    Sasak (bahasa daerah). Penggunaan alih kode lebih dominan pada ranah

    pertemanan sebanyak 150 tuturan , yaitu dengan penggunaan jenil alih

  • 16

    kode metraporical sebanyak 12, conversational sebanyak 16 dan situasional sebanyak 40. Untuk wujud variasi bahasa yang digunakan lebih didominasi oleh penggunaan bahasa Sasak sebanyak 38, bahasa Arab 1,

    bahasa Inggris 19 dan bahasa Indonesia 17 tuturan. Dan ditemukan

    penggunaan alih kode berdasarkan jenisnya dalam, yaitu metraporical terjadi pada semua ranah sejumlah 35, situsional hanya pada ranah pertemanan sejumlah 40, dan conversational terjadi pada tiga ranah yaitu pendidikan, keagamaan, dan pekerjaan sejumlah 91 jenis. Dan faktor yang

    menyebabkan terjadinya alih kode dalam penilitian ini yakni perubahan

    topik, kehadiran orang ketiga, meningkatkan pemahaman bagi santri,

    adanya mitra tutur, kemampuan guru dalam berbahasa, dan kompetensi

    guru dalam memahami empat bahasa.

    Anisatul Fawaidati Khusnia (2016) dalam hasil penelitian tesis yang

    berjudul ‚Alih Kode dan Campur Kode dalam Percakapan Sehari-hari

    Masyarakat Kampung Arab Kota Malang: Kajian Sosiolinguistik‛,

    penelitian ini membahas alih kode dan campur kode dalam tuturan

    masyarakat arab di kota Malang dan membahas tentang faktor-faktor yang

    mempengaruhi pemakaian alih kode dan campur kode dalam masyarakat

    arab di kota Malang. Penelitian ini dilakukan dengan cara turun langsung

    di kehidupan masyarakat arab dengan orang yang berketurunan Arab.

    Wa Ode Marni (2016) dalam jurnalnya yang berjudul ‚Campur Kode

    dan Alih Kode dalam Peristiwa Jual Beli di Pasar Labuan Tobelo

    Kecamatan Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara‛. Penelitian ini

    dilatar belakangi oleh kenyataan khususnya bahasa daerah Muna, Bugis,

    dan Kulisusu sebagai kedwibahasawan dalam berkomunikasi

    menggunakan dua bahasa atau lebih yang digunakan di Pasar Labuan

    Tobelo Kecamatan Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara. Hal

    tersebut menjadikan terjadinya kontak bahasa. Peristiwa kontak bahasa itu

    akan terjadi campur kode dan alih kode. Penelitian ini menghasilkan hasil

    analisis data bahwa faktor terjadinya campur kode dan alih kode yaitu

    kedekatan emosional pembicara dengan lawan bicara atau dipengaruhi

    oleh keakraban pembicara dengan lawan bicara dalam suasana santai dan

    akrab, pada umumnya memiliki latar belakang bahasa ibu yang sama, dan

    penutur lupa bahasa Indonesia sehingga penutur menggunakan bahasa

    daerah. Bentuk campur kode tersebut yaitu dalam bentuk kata dan

  • 17

    gabunan kata dan penggunaan alih kode yang dituturkan oleh informan

    dan lawan bicara dalam berkomunikasi.

    Annisa Sabil Alasya (2013) dalam skripsinya yang berjudul

    ‚Perubahan Kode Bahasa Arab dalam Penuturan Masyarakat Keturunan

    Arab di Kelurahan Demaan Kabupaten Kudus‛. Penlitian ini membahas

    tentang bentuk-bentuk alih kode, bentuk-bentuk campur kode dan tinjauan

    gramatikal terhadap kode bahasa Arab pada campur kode dan alih kode

    bahasa Arab. Dan penelitian ini menghasilkan temuan yaitu sebagai

    berikut : terdapat tujuh tuturan terindikasi memuat alih kode dengan

    rincian 2 kontruksi sintaksis berpola kalimat nominal (jumlah ismiyah) dalam peralihan kode BI ke BA, 2 kontruksi sintaksis berpola kalimat

    nominal (jumlah ismiyah) dalam peralihan kode BA ke BI, 1 kontruksi sintaksis berpola kalimat nominal (jumlah ismiyah) dalam peralihan kode BJ ke BA, 2 kontruksi sintaksis berpola kalimat nominal (jumlah ismiyah) dalam peraliha kode BA ke BJ. Dan 12 tuturan yang terindikasi memuat

    campur kode, kata-kata yang mengindikasika memuat campur kode, yaitu

    sebuah kata berkelas verba (fi’il), sebuah kata berkelas pronomina (dhomir), 2 kata berkelas partikel (harf), 10 kata berkels nomina (ism), 2 kompositum berjenis annextation (murokkab idhofi), sebuah frase qualification/descriptive (murokkab na’ti).

    Peneliti juga memilih alih kode dan campur kode sebagai tema skripsi

    dengan objek vlog. Peneliti akan menggunakan objek vlog dengan permasalahan wujud dan penyebab alih kode dan campur kode. Vlog yang penulis gunakan yaitu dari video youtobe seorang mahasiswa Indonesia Nurul Taufik yang sedang belajar di Madinah. Berdasarkan tinjauan

    pustaka penulis belum menemukan penelitian dengan menggunakan

    permasalahan tersebut dalam vlog Nurul Taufik. Bahkan penulis belum menemukan penelitian alih kode dan campur kode bahasa Arab yang

    berupa vlog. Dan dalam vlog peristiwa alih kode dan campur kode terjadi secara spontan, sama seperti peristiwa alih kode dan campur kode yang

    terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

  • 18

    B. Landasan Teori Dalam memecahkan berbagai macam persoalan dalam penelitian ini,

    diperlukan berbagai teori yang dapat menunjang landasan serta alur pikir

    yang kuat. Teori yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi :

    1. Sosiolinguitik Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara

    sosiologi dan linguistic, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai

    kaitan sangat erat. Sosiologi merupakan kajian yang objektif dan

    ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat dan mengenai

    lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat.

    Manusia merupakan makhluk yang saling membutuhkan satu sama

    lain dalam berinteraksi, maka dari itu diperlukan suatu ilmu yang

    memperlajari interaksi antara manusia satu dengan yang lain, ilmu

    itu lebih tepatnya ilmu sosiologi. Sedangakan, linguistic merupakan

    bidang ilmu yang mempelajari bahasa . atau bidang ilmu yang

    mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.21 Dengan demikian,

    secara mudah dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang

    ilmu antar disiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya

    dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat

    Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat

    atau didekati sebagai bahasa, melainkan dilihat atau didekati

    sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat

    manusia. Setiap kegiatan manusia,dari upacara melahirkan anak,

    memberi nama, perkawinan, sampai memakamkan jenazah tidak

    lepas dari penggunaan bahasa. Oleh karena itu, sosiolinguistik tidak

    akan lepas dari persoalan penggunaan bahasa dengan kegiatan-

    kegiatan manusia.

    Pakar sosiolinguistik J.A Fishman mengatakan bahwa

    sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa ,

    fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakaian bahasa karena ketiga

    unsur ini selalu berinteraksi , berubah dan saling mengubah satu

    sama lain dalam masyarakat tutur. J.A Fishman juga merumuskan

    bahwa yang dipersoalkan dalam sosiolinguistik adalah ‚who speak,

    21

    Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik: Perkenalan Awal (Jakarta: PT Rineka Cipta,2004),2

  • 19

    what language, to whom, when, and to what end‛. Kridaklasana mengemukakan tentang sosiolinguistik yang didefinisikan sebagai

    ilmu yang memperlajari ciri dan berbagai variasi, serta hubungan di

    antara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu di

    dalam suatu masyarakat bahasa.22 Dari rumusan ini, dapat kita

    jabarkan manfaat dan kegunaan sosiolinguistik dalam kehidupan

    praktis. Pertama-tama, pengeahuan sosiolinguistik dapat kita

    manfaatkan dalam berkomunikasi atau berinteraksi. Sosiolinguistik

    juga akan menunjukkan bagaimana kita menggunakan bahasa

    dengan orang tertentu, dan bila kita berbicara di dalam masjid, di

    ruang rapat,dll.23

    Adapun, masalah-masalah dan topik-topik yang dibahas

    dalam studi sosiolinguistik, yaitu sebagai berikut24 :

    a. Masalah utama yang dibahas oleh atau dikaji dalam

    sosiolinguistik, adalah :

    1) Mengkaji bahasa dalam konteks sosial dan budaya

    2) Menghubungkan faktor-faktor kebahasaan, ciri-ciri, dan ragam bahasa dengan situasi serta

    faktor-faktor sosial dan budaya

    3) Mengkaji fungsi-fungsi sosial dan penggunaan bahasa dalam masyarakat.

    b. Topik-topik umum dalam pembahasan sosiolinguistik,

    yaitu :

    1) Bahasa, dialek, idolek, dan ragam bahasa 2) Repertoar bahasa 3) Masyarakat bahasa 4) Kedwibahasaan dan kegandabahasaan 5) Fungsi kemasyarakat bahasa dan profil

    sosiolinguisti

    22

    Chaer.,Loc.cit 23

    Chaer.,Ibid, hal.7 24

    Nababan.,hal.3

  • 20

    6) Penggunaan bahasa (etnografi berbahasa) 7) Sikap bahasa 8) Perencanaan bahasa 9) Intereaksi sosiolinguistik 10) Bahasa dan budaya

    2. Bilingualisme Masyarakat terbagi menjadi dua, ada masyarakat tutur yang

    tertutup dan masyakarat tutur yang terbuka. Di Indonesia,

    masyarakat yang tertutup biasanya hidup di pedalaman hutan atau

    desa. Mereka yang tidak tersentuh dengan masyarakat lain, ataupun

    dengan sengaja menolak bertutur dengan masyarakat lain, mereka

    akan tetep menjadi masyarakat monolingual, atau hanya memiliki

    satu bahasa.

    Sedangkan, masyarakat tutur yang terbuka, mereka yang

    memiliki hubungan dengan masyarakat tutur lain, dan mereka dapat

    berkembangan dengan kebahasaan yang mereka miliki atau

    didapatkan. Masyarakat tutur yang terbuka, merupakan masyarakat

    yang memiliki penuturan dan menguasai dua bahasa. Inilah suatu

    akibat apabila berinteraksi secara terbuka dengan penutur lainnya.

    Istilah bilingualism (Inggris:bilingualism) dalam bahasa Indonesia disebut dengan kedwibahasaan. Dari istilahnya secara

    harfiah sudah dapat dipahami apa yang dimaksud dengan

    bilingualism itu, yaitu berkenaan dengan penggunaan dua bahasa

    atau dua kode bahasa.25

    Pakar-pakar bilingualism menjelaskan terkait batasan-

    batasan mengenai bilingualism. Bloomfield dalam bukunya yang

    terkenal yaitu Language (1933:56) mengatakan bahwa bilingualism adalah kemampuan seorang penutur untuk menggunakan dua bahasa

    dengan sama baiknya. Jadi, menurut Bloomfield, seseorang yang

    disebut bilingual apabila seseorang tersebut dapat menggunakan

    Bahasa 1 dan Bahasa 2 dengan derajat yang sama baiknya. Tetapi,

    konsep Bloomfield , banyak menuai pertanyaan, bagaimana

    mengukur kemampuan yang sama dari seorang penutur terhadap

    25

    Chaer.,Ibid., hal.84

  • 21

    dua bahasa yang digunakannya. Oleh karena itu, batasan Bloomfield

    mengenai bilingualism ini banyak dimodifikasi orang, misalnya

    Robert Lado dalam Chaer mengatakan bahwa bilingualisme adalah

    kemampuan menggunakan bahasa oleh seseorang dengan sama baik

    atau hampir sama baiknya, yang secara teknis mengacu pada

    pengetahuan dua buah bahasa bagaimana pun tingkatannya. Jadi,

    menurut Lado penguasaan dua bahasa yang digunakan oleh penutur

    tidak perlu sama baiknya, kurang pun boleh.26

    Menyimpulkan dari pemikiran batasan bilingualism menurut

    sebagian pakar, bahwa bilingualisme merupakan satu rentangan

    berjenjang, mulai mengusai Bahasa 1 tentunya dengan baik karena

    bahasa ibu sendiri, ditambah tahu sedikit Bahasa 2 , lalu memulai

    untuk penguasaan terhadap Bahasa 2 yang berjenjang

    meningkat,sampai menguasai Bahasa 2 itu sama baiknya dengan

    penguasaan B 1. Apabila penutur sudah mulai menguasai Bahasa 1

    dan Bahasa 2 sama baiknya, maka penutur dapat menggunakan

    bilingual dengan baik, dengan menggunakan fungsi, situasi apa saja

    dan dimana saja.

    Jadi, untuk dapat menggunakan dua bahasa tentu seseorang

    harus menguasai kedua bahasa itu. Pertama, bahasa ibunya sendiri

    atau bahasa pertamanya, dan yang kedua adalah bahasa lain yang

    menjadi bahasa keduanya. Pada zaman sekarang, kebanyakan

    belajar lebih dari satu bahasa di dunia ini. Lihat saja, ketika

    seorang anak yang baru menginjang permulaan hidupnya akan

    mengenal dua bahasa , jika orang tuanya menggunakan bahasa yang

    berbeda ketika di rumah dan di luar. Tetapi, apabila seseorang

    memperoleh dua bahasa yang tidak bersamaan, mereka akan

    mempelajari bahasa ibunya terlebih dahulu sampai mantap dengan

    bahasa itu, lalu barulah seseorang itu akan mempelajari bahasa

    kedua, ketiga dan seterusnya.

    26

    Chaer.,Ibid.,hal.86

  • 22

    3. Kode Istilah kode dimaksudkan untuk menyebutkan salah satu

    varian di dalam hirarki kebahasaan. Menurut Kridalaksana kode

    berarti lambang atau sistem ungkapan yang dipakai untuk

    menggambarkan makna tertentu. Bahasa manusia adalah sejenis

    kode. Dan kode merupakan sistem bahasa dalam suatu masyarakat

    dan variasi tertentu dalam suatu bahasa. 27

    Kode mengacu pada suatu sistem tutur yang dalam

    penerapannya mempunyai ciri khas sesuai dengan latar belakang

    penutur , relasi penutur dengan mitra tutur dan sistuasi tutur yang

    ada. Jadi, dalam kode ini terdapat unsur-unsur bahasa seperti

    kalimat-kalimat, kata-kata, morfem dan fonem. Menurut

    Poedjosoedarm dalam Suandi menjelaskan kode biasanya berbentuk

    varian bahasa yang secara nyata dipakai untuk berkomunikasi

    antaranggota suatu masyarakat bahasa. 28

    Sedangkan menurut Wardhaugh seperti dikutip Suandi

    menyebut kode adalah sebuah sistem yang digunakan untuk

    berkomunikasi antara dua penutur atau lebih yang berupa sebuah

    dialek atau bahasa tertentu.29 Dengan demikian, di dalam

    masyarakat multilingual terdapat bermacam-macam kode, yang

    antara lain berupa dialek , sosiolek, serta gaya yang digunakan

    dalam berkomunikasi. Dengan adanya kode-kode tersebut, penutur

    dalam lingkungan tutur tersebut akan mengguunakan kode sesuai

    dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan cara

    mengubah variasi penggunaan bahasanya.

    Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

    yang dimaksud dengan kode meliputi bahasa dengan segala unsur-

    unsurnya (kalimat-kalimat, kata-kata, morfem, dan fonem), variasi

    bahasa, dan gaya yang digunakan dalam berkomunikasi.

    27

    Harimurti Kridaklasana, Kamus Linguistik (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

    Utama,2011),127 28

    I Nengah Suandi, Sosiolinguistik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), 132

    29

    Suandi,Ibid.,hal 132

  • 23

    Terdapat delapan komponen yang dianggap berpengaruh

    terhadap pemilihan kode dalam bertutur. Komponen tersebut

    dikemukakan oleh Dell Hymes dalam Chaer, bila komponen-

    komponen dirangkai huruf-huruf pertamanya akan menjadi akronim

    SPEAKING.30 Kedelapan komponen tersebut adalah :

    1. Setting and scene. Di sini setting berkenaan dengan waktu dan tempar tutur berlangsung, sedangkan scene mengacu pada situasi tempat dan waktu, atau situasi psikologis

    pembicaraan. Waktu , tempat dan situasi tuturan yang

    berbeda dapat menyebabkan penggunaan variasi yang

    berbeda.

    2. Participants adalah pihak-pihak yang terlibat dalam bertutur bisa pembicara dan pendengar, penyapa dan pesapa, atau

    pengirim dan penerima (pesan). Status sosial participants sangat menentukan ragam bahasa yang digunakan.

    3. Ends menunjuk pada maksud dan tujuan penuturan. 4. Act sequence mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran.

    Bentuk ujaran ini berkenaan dengan kata-kata yang

    digunakan, bagaimana penggunaannya, dan hubungan antara

    apa yang dikatakan dengan topik pembicaraan. Bentuk

    ujaran dalam kuliah umum, dalam percakapan biasa, dan

    dalam pesta adalah berbeda. Begitu juga dengan isi yang

    dibicarakan.

    5. Key mengacu pada nada, cara dan semangat di mana suatu pesan disampaikan, dengan senang hati, dengan seriusm

    dengan singkat, dengan sombong, dengan mengejek, dan

    sebagainya. Hal ini dapat juga ditunjukkan dengan gerak

    tubuh dan isyarat.

    6. Instrumentalities mengacu pada jalur bahasa yang digunakan, seperti jalur lisan, tertulis, melalui telegraf atau

    telepon. Instrumentalities ini juga mengacu pada kode

    30

    Chaer.,Op.cit.,hal.48-49

  • 24

    ujaran yang digunakan seperti, bahasa, dialek, ragam, atau

    register.

    7. Norm of interaction and interpretation mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi. Misalnya, yang berhubungan

    dengan cara berinterupsi, bertanya, dan sebagainya. Juga

    mengacu pada norma penafsiran terhadap ujaran dari lawan

    bicara.

    8. Genre mengacu pada jenis bentuk penyampaian , seperti narasi, puisi, pepatah, do’a, dan sebagainya.

    4. Alih Kode Kata alih kode (code switching) terdiri atas dua bagian ,

    yaitu kata alih yang berarti ‘pindah’, dan kode yang berarti ‘salah satu variasi di dalam tataran bahasa’. Dengan demikian secara

    etimologi alih kode dapat diartikan sebagai peralihan atau

    pergantian (perpindahan) dari sautu varian bahasa ke bahasa yang

    lain.31

    R.Appel menjelaskan alih kode dalam bukunya

    Sosiolinguistics (1976) sebagaimana dikutip Chaer bahwa alih kode ialah peralihan pemakaian bahasa karena perubahan situasi.32

    Contohnya :

    Penutur 1 : Abraham, orang yang berasal dari

    Indonesia

    Penutur 2 : Zeni, orang yang berasal dari Indonesia

    Penutur 3 : Abdullah, teman dari penutur 1 dan 2 yang

    berasal dari Yaman

    Penutur 1 : Hey, Zen. Antum lagi ngapain?

    Penutur 2 : Ini ana lagi mengerjakan tugas dari Syekh

    Abdullah. Ada perlu apa Abraham?

    31

    Loc.cit 32

    Chaer.,Op.cit.,107

  • 25

    Penutur 1 : Tidak ada perlu apa-apa,Zen. Hanya saja

    ana ingin membahas trending topik yang

    ada di Indonesia.

    Penutur 2 : Memangnya trending topik apa?

    Penutur 1 : Tentang pemilihan Presiden tahun ini,

    Zen.

    Penutur 2 : MasyaAllah, Abdulullah Penutur 3 : Assalamu’alaikum... kaifa halukum yaa

    akhi.. Penutur 1 & 2 : Wa’alaikumussalam.. ana bii khoir

    alhamdulillah Penutur 2 : kaifa haluk yaa akhi? Penutur 1 dan penutur 2 yang memiliki bahasa Ibu yang

    sama untuk berkomunikasi. Ditengah pembicaraan mereka

    berdua datang Abdulullah yang memiliki bahasa Ibu yang

    berbeda dari kedua orang tersebut. Maka Abraham dan Zeni

    mengganti kode bahasa mereka ke bahasa yang dapat

    Abdulullah mengerti.

    Peristiwa peralihan penggunaan bahasa dari bahasa

    Indonesia ke bahasa Arab yang dilakukan Abraham dan Zeni adalah

    karena berubahnya situasi, yaitu dengan datangnya Abdullah.

    Situasi ‘keindonesian’ yang tadi menyelimuti Abraham dan Zeni

    berubah menjadi situasi ‘kearaban’ dengan adanya Abdullah yang

    tidak mengerti bahasa Indonesia , sedangkan ketiganya mengerti

    bahasa Arab.

    Berbeda dari Appel yang mengatakan alih kode terjadi antar

    bahasa, Dell Hymes mengungkapkan bahwa alih kode itu bukan

    hanya terjadi antarbahasa, tetapi dapat juga terjadi antar ragam-

    ragam atau gaya-gaya yang terdapat dalam satu bahasa.33

    Contohnya, ketika mahasiswa sebelum jam kuliah dimulai

    mereka akan terlibat dalam percakapan yang tidak tentu arah dan

    33

    Chaer.,Loc.cit

  • 26

    topiknya dengan meggunakan bahasa Indonesia ragam santai.

    Tetapi, ketika ibu dosen masuk ke ruangan, mereka akan

    diam,tenang, dan siap mengikuti perkuliahan. Selanjutnya kuliah

    pun berlangusng dengan tertib dalam bahasa Indonesia ragam resmi.

    Ibu dosen menjelaskan materi kuliah dalam bahasa Indonesia ragam

    resmi, mahasiswa bertanya dalam ragam resmi, dan selauruh

    percakapan berlangsung dalam ragam resmi hingga perkuliahan

    berakhir. Peristiwa pergantian atau peralihan ragam informal ke

    ragam formal atau sebaliknya dikatakan sebagai alih kode.

    Dalam kamus linguistik, alih kode adalah penggunaan

    variasi bahasa lain atau bahasa lain dalam satu peristiwa bahasa

    sebagai strategi untuk menyesuaikan diri dengan peran atau situasi

    lain, atau karena adanya partisipan lain.34

    Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa alih

    kode merupakan peralihan pemakaian bahasa yang disebabkan oleh

    perubahan situasi, peralihan antar bahasa satu ke bahasa lain,

    peralihan antar ragam bahasa, dan peralihan antar variasi bahasa.

    Suandi mengemukakan bahwa alih kode dapat digolongkan

    menjadi beberapa macam bergantung pada sudut pandang yang

    digunakan untuk memandangnya.35 Berdasarkan perubahan bahasa

    yang terjadi,alih kode dibagi menjadi dua sebagai berikut :

    a. Alih kode ke dalam (Internal code switching) adalah alih kode yang terjadi bila si pembicara dalam pergantian bahasanya

    menggunakan bahasa-bahasa yang masih dalam ruang lingkup

    bahasa nasional atau antar dialek-dialek dalam satu bahasa

    daerah atau antara beberapa ragam dan gaya yag ada dalam satu

    dialek. Misalnya, seseorang pada awalnya berbicara dalam

    bahasa Jawa lalu menggantinya ke bahasa Indonesia karena

    adanya situasi yang menuntut untuk mengalihkan bahasanya.

    b. Alih kode ke luar (External code switching) adalah alih kode yang didalam pergantian bahasanya si pembicara mengubah

    bahasanya dari bahasa satu ke bahasa lainnya yang tidak

    sekerabat (bahasa asing). Misalnya, seseorang pada awalnya

    34

    Kridalaksana.,Op.cit,.hal.9 35

    Suandi.,Op.cit.,hal.135

  • 27

    menggunakan bahasa Indonesia kemudian karena situasi tertentu

    beralih ke bahasa Arab.

    Kalau kita menelusuri penyebab terjadinya alih kode itu,

    maka kita harus kita kembalikan kepada pokok persoalan

    sosiolinguistik seperti yang dikemukan oleh Fishman (1976:15),

    yaitu ‚siapa berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dan

    tujuan apa‛. Dalam berbagai kepustakaan linguistik secara umum

    penyebab alih kode itu disebutkan antara lain yakni: 1. Penutur

    atau pembicara, 2. Pendengar dan lawan tutur, 3.Perubahan situasi

    dengan hadir orang ketiga, 4. Perubahan dari formal ke informal

    atau sebaliknya, 5. Perubahan topik pembicaraan.36 Menurut Abdul

    Chaer dalam Warsiman juga menyebutkan dan menjelaskan tentang

    faktor penyebab terjadinya alih kode37 sebagai berikut:

    a. Faktor dari penutur. Pada faktor penutur ini biasanya ada kepentingan yang mengguntungkan atau terdapat manfaat yang

    ingin diperoleh oleh penutur, sehingga mereka melakukan alih

    kode. Misalnya, ketika bercakap-cakap dalam satu urusan, si A

    mengetahui si B berasal dari daerah yang sama. Kebetulan si A

    mempunyai urusan dinas di kantor si B, kemudian si A

    mengalihkan percakapan dari menggunakan bahasa Indonesia ke

    dalam bahasa daerah atau bahasa ibu. Jika si B terpancing

    menggunakan bahasa daerah atau bahasa ibu, maka si A

    meyakini bahwa urusannya akan menjadi lancar, karena adanya

    kesamaan satu masyarakat tutur.

    b. Faktor lawan tutur. Pada faktor lawan tutur ini juga dapat menyebabkan terjadinya alih kode. Ini disebabkan oleh

    keinginan untuk mengimbangi kemampuan berbahasa lawan

    tutur. Biasanya kemampuan berbahasa lawan tutur tidak

    seberapa dan mungkin mungkin bukan bahasa pertama yang ia

    kuasai. Alih kode ini terjadi hanya berupa peralihan varian (baik

    36

    Chaer.,Op.cit,.108 37

    Warsiman, Sosiolinguistik: Teori dan Aplikasi dalam Pembelajaran (Malang: UB

    Press,2014), 94-96

  • 28

    regional maupun sosial), ragam, gayam atau regsister. Jika

    lawan tutur berlatar belakang bahasa yang tidak sama dengan

    penutur maka yang terjadi adalah peralihan bahasa. Sebagai

    contoh, seorang penjaga toko pernak pernik di tempat wisata

    yang kedatangan seorang pembeli asing. Ia mengajak bercakap-

    cakao dalam bahasa Indonesia. Ketika turis asing tersebut

    kehabisan kata-kata untuk terus berbicara dalam bahasa

    Indonesia, maka si penjaga toko tersebut cepat-cepat beralih

    kode ke dalam bahasa Inggris, sehingga percakapan tersebut

    menjadi lancar kembali.

    c. Faktor kehadiran orang ketiga. Pada faktor ini biasanya orang ketiga tidak memiliki latar belakang bahasa yang sama dengan

    bahasa yang sedang digunakan penutur dan lawan tutur.

    Semisal, terdapat dua orang sedang bercakap-cakap

    menggunakan bahasa Arab amiyah, lalu datanglah salah satu

    temannya yangt tidak bisa menggunakan bahasa Arab amiyah

    tersebut. Kemudian, kedua orang itu beralih kode dengan

    menggunakan bahasa arab fusha agar orang ketiga tersebut

    dapat berada dalam lingkungan pembicaraan. Berkaitan dengan

    kehadiran orang ketiga ini, tidak saja menentukkan bahasa yang

    menjadi fokus alih kode, tetapi dapat pula varian yang

    digunakan. Misalnya, percakapan menggunakan bahasa

    Indonesia ragam santai menjadi ragam baku, dan lain-lain.

    d. Faktor perubahan topik pembicaraan. Pada faktor perubahan topik pembicaraan, alih kode dapat pula terjadi. Pada contoh

    percakapan antara Dosen dan Mahasiswa tersebut sudah dapat

    dilihat ketika topiknya tentang mata kuliah, maka percakapan

    itu menggunakan bahasa Arab Fusha. Namun, ketika topiknya

    bergeser pada pribadi mahasiswa dijam kuliah, maka bahasa

    yang digunakan beralih kode menggunakan bahasa Arab

    Amiyah ataupun bahasa asing lainnya.

    e. Faktor membangkitkan rasa humor. Pada faktor ini biasanya penutur dan lawan tutur kesulitan mencari kata-kata humor

    dalam bahasa yang mereka gunakan, lalu mencari kata-kata lucu

    atau humor dalam bahasa yang mereka kuasai. Seorang pelawak

    Kartolo terkadang dalam humornya sering menggunakan bahasa

  • 29

    Jawa, padahal percakapan yang ia gunakan dalam komunikasi

    kepelawakannya menggunakan bahasa Indonesia.

    6. Faktor gengsi. Pada faktor ini sebenarnya penutur ingin meningkatkan status sosialnya dihadapan lawan tutur agar dia

    dianggkap memiliki status sosial yang lebih tinggi. Sebagai

    misal, ketika berakap-cakap dalam bahasa Indonesia, lalu

    penutur dengan tiba-tiba beralih menggunakan bahasa asing

    (Arab, Inggris, dan lain-lain) untuk meningkatkan rasa gengsinya

    bahwa ia ingin dianggap terpelajar.

    5. Campur Kode P.W.J Nababan mengungkapkan bahwa yang dimaksud

    dengan campur kode ialah percampuran dua atau lebih bahasa atau

    ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa (speech act atau discourse) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang menuntut

    percampuran bahasa itu. Nababan juga menjelaskan bahwa dalam

    situasi tersebut tidak ada situasi yag menuntut pembicara , hanya

    masalah kesantaian dan kebiasaan yang dituruti oleh pembicara.38

    Begitu juga M.Thelander dalam artikelnya yang berjudul ‚Code Switching or Code Mixing (1976)‛ yang dimaksud dengan campur kode adalah pencampuran atau kombinasi antara variasi-variasi

    yang berbeda di dalam satu klausa yang berbeda di dalam satu

    klausa bahasa lain.39

    Nababan dan Thelander memberikan ciri tambahan dalam

    pendapatnya. Nababan menganggap campur kode terjadi bukan

    karena tuntutan situasi, hanya semata-mata kebiasaan, sedangkan

    Thelander memberikan tambahan dalam pendapatnya mengenai

    ‚ruang lingkup‛ campur kode pada tataran dibawah klausa. Kalau

    ditingkat klausa atau diatasnya disebut alih kode.

    Chaer menyatakan bahwa dalam campur kode ada sebuah

    kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi

    38

    PWJ. Nababan, Sosiolinguistik: Suatu Pengantar (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

    Utama,1993), 32 39

    Suandi.,Op.cit.,139

  • 30

    dan eotonomiannya, sedangkan kode-kode lain yang terlibat dalam

    peristiwa tutur itu hanyalah berupa serpihan-serpihan saja, tanpa

    fungsi atau keotonomiannya sebagai sebuah kode.40 Seorang

    penutur misalnya, yang dalam bahasa Indonesia banyak

    menyelinapkan serpihan-serpihan bahasa daerahnya, bisa dikatakan

    telah melakukan campur kode. Campur kode memiliki berbagai

    bentuk, ada yang berwujud kata, kata ulang, kelompok kata, idiom

    maupun berwujud klausa.

    Ciri yang menonjol dari campur kode, yakni kesantaian atau

    situasi informal. Dalam situasi bahasa formal terjadi campur kode

    apabila dalam keadaan tersebut dikarenakan tidak ada kata atau

    ungkapan yang tepat untuk menggantikan bahasa yang sedang

    dipakai, oleh karena itu, penutur memakai kata atau ungkapan dari

    bahasa daerah atau bahasa asing. Jadi, peristiwa campur kode hanya

    terjadi pada situasi informal.

    Dengan demikian, dapat kami simpulkan bahwa campur

    kode merupakan suatu keadaan menggunakan satu bahasa atau lebih

    dengan memasukkan serpihan-serpihan atau unsur bahasa lain tanpa

    ada sesuatu yang menuntut pencampuran bahasa itu dan dilakukan

    dalam keadaan santai.

    Menurut Suandi campur kode berdasarkan unsur serapannya

    dibedakan menjadi tiga jenis yaitu campur kode ke dalam (inner code mixing) , campur kode ke luar (outer code mixing), dan campur kode campuran (hybrid code mixing).41 Berikut penjelasannya mengenai jenis campur kode:

    a. Campur Kode ke Dalam

    Campur kode ke dalam merupakan jenis campur

    kode yang menyerap unsur-unsur bahasa asli yang masih

    sekerabat. Misalnya dalam peristiwa campur kode tuturan

    bahasa Indonesia terdapat didalamnya unsur-unsur bahasa

    Jawa, Sunda,Bali,dan lain-lain.

    b. Campur Kode ke Luar

    40

    Chaer.,Op.cit.,114 41

    Suandi.,Op.cit.,140

  • 31

    Campur kode ke luar merupakan jenis campur kode

    yang menyerap unsur-unsur bahasa asing, misalnya gejala

    campur kode pada pemakaian bahasa Indonesia terdapat

    sisipan bahasa Inggris, Arab, Prancis,dan lain-lain.

    c. Campur Kode Campuran

    Campur kode campuran ialah campuran kode yang

    didalamnya (mungkin klausa atau kalimat) telah

    menyerap unsur bahasa asli (bahasa-bahasa daerah) dan

    bahasa asing.

    Dalam Warsiman membagi campur kode berdasarkan unsur-

    unsur kebahasaan yang terlibat didalamnya dibedakan menjadi

    berikut42 :

    a. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata,contoh:

    Mereka married bulan depan. b. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud frasa, contoh :

    Kembaliannya 2.000 ribu ya, syukron kitsir. c. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud bentuk

    baster,contoh: Banyak klap malam yang harus ditutup. d. Penyisipan unsur-unsur kata berwujud perulangan kata ,

    contoh: Sudah waktunya kita menghindari backing-backingan dan klik-klikan.

    e. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud ungkapan atau

    idiom, contoh : Pada zaman sekarang hendaknya kita

    hindari cara bekerja alon-alon asal kelakon (pelan-pelan asal dapat tercapai).

    f. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa,contoh :

    Pemimpin yang bijaksana akan selalu bertindak ing ngarso sun tuladha, ing madya mangun karsa,tut wuri handayani (di depan memberi teladan, di tengah mendorong semangat, di belakang mengawasi).

    Adapun latar belakang yang menyebabkan pencampuran

    kode, menurut Suwito dalam (Fathur Rohman,2013:38-39) ada dua

    42

    Warsiman.,Op.cit.,97-98

  • 32

    yaitu campur kode yang bersifat ke luar atau ke dalam. Penyebab

    terjadinya campur kode yang bersifat ke luar antara lain: (a)

    identifikasi peranan;(b) identifikasi ragam dan (c) keinginan untuk

    menjelaskan dan menafsirkan. Dalam hal ini pun, ketiganya saling

    bergantung dan tidak jarang bertumpah-tindih. Ukuran untuk

    identifikasi peranan adalah sosial,registral dam edukasional.

    Identifikasi ragam ditentukan oleh bahasa dimana seorang penutur

    melakukan campur kode yang akan menempatkan dia di dalam

    hierarki status sosialnya. Keinginan untuk menjelaskan dan

    menafsirkan, nampak karena campur kode juga menandai sikap dan

    hubungannya terhadap orang lain dan sikap dan hubungan orang

    lain terhadapnya.

    Sedangkan, penyebab terjadinya campur kode yang bersifat

    ke dalam yaitu karena adanya hubungan timbal balik antara peranan

    (penutur), bentuk bahasa dan fungsi bahasa. Artinya, penutur

    mempunyai latar belakang sosial tertentu, cenderung memilih

    bentuk campur kode tertentu untuk mendukung fungsi-fungsi

    tertentu. Pemilihan bentuk campur kode demikian dimaksudkan

    untuk menunjukkan status sosial dan identitas pribadinya di dalam

    masyarakat.

    Menurut Sarwiji Suwandi faktor-faktor yang menyebabkan

    campur kode yaitu: (a) partisipan mempunyai latar belakang bahasa

    ibu yang sama, (b) adanya keinginan penutur untuk memperoleh

    ungkapan yang ‚pas‛, (c) kebiasaan dan kesantaian peserta tindak

    tutur dalam berkomunikasi.43

    6. Persamaan dan Perbedaan Alih Kode dan Campur Kode Persamaan antara alih kode dengan campur kode adalah

    kedua peristiwa ini lazim terjadi di dalam masyarakat multilingual

    dalam menggunakan dua bahasa atau lebih. Sedangkan, alih kode

    dan campur kode terdapat perbedaan yang cukup nyata, yaitu alih

    kode terjadi pada masing-masing bahasa yang digunakan dan masih

    memiliki otonomi masing-masih, lalu alih kode terjadi dengan

    sengaja, dan disebebkan karena adanya perubahan situasi. Berbeda

    43

    Sarwiji Suwandi, Serbalinguistik (Surakarta: Universitas Sebelas Maret,2008), 95

  • 33

    dengan alih kode, campur kode adalah adanya sebuah kode dasar

    atau kode utama yang digunakan mempunyai fungsi dan otonomi,

    sedangkan kode yang lain yang terlibat dalam penggunaan bahasa

    tersebut hanyalah sebuah serpihan-serpihan saja, tanpa fungsi dan

    keotonomian sebagai sebuah kode.

    Fasold (1984) dalam Chaer menawarkan kriteria gramatika

    untuk membedakan alih kode dan campur kode. Kalau seseorang

    menggunakan satu kata atau frase dari satu bahasa , dia telah

    melakukan campur kode. Tetapi, apabila satu klause jelas-jelas

    memiliki stuktur gramatika bahasa lain, dan klausa berikutnya

    disusun menurut struktur gramatika bahasa lain, maka peristiwa

    yang terjadi adalah alih kode.44 Contoh :

    - Campur Kode, contoh: Kita harus bersyukur kepada Allah swt yang telah memberikan hidayah,inayah dan Taufiq-Nya kepada kita semua. (terjadi peristiwa campur kode bahasa Indonesia-

    bahasa Arab) dikarenakan kebiasaan, dan tidak adanya

    padanan kata yang lain.

    - Alih Kode, contoh : A : Hey, kamu sudah mengerjakan tugas halaman ini?

    B : Belum selesai ini.

    C : Asslamu’alaikum wr.wb, kaifa halukum ? (Bagaimana kabar kalian?).

    Dalam percakapan diatas adanya peristiwa alih kode yang

    disebabkan oleh perubahan situasi karena datangnya orang

    ketiga.

    Dapat disimpulkan penjelasan diatas, bahwa alih kode lebih

    banyak berkaitan dengan aspek situasional. Sedangkan, campur

    kode tidak didorong/tidak disebabkan karena faktor situasional, dan

    44

    Chaer.,Op.cit.,hal.115

  • 34

    campur kode hanyalah serpihan kode dalam kode dasar atau kode

    utama yang sedangkan digunakan oleh penutur. Alih kode dan

    campur kode lazimnya terjadi dilingkungan masyaakat yang

    multilingual dalam menggunakan dua bahasa atau lebih.

    7. Video Blogger

    Vlogger didefinisikan sebagai orang membuat blog atu video blog disingkat (vlog) yang menggunakan video sebagai konten utama. Video blog juga dikenal dengan istilah vlog merupakan sebuah blog yang berisikan materi post berupa video. Video berisi konten menampilkan rekaman profil seseorang, aktivitas sehari-hari yang

    dilakukan oleh orang tersebut dan pengalaman-pengalaman yang

    dirasakannya. 45

    45

    Laksamana Media, Youtube & Google Video; Membuat, Mengedit dan Upload Video. (Yogyakarta: Penerbit MediaKom. 2009).

  • 35

    BAB III

    OBJEK PENELITIAN

    Pada penelitian ini,penulis meneliti alih kode dan campur kode

    dengan menggunakan objek vlogge (video blogger) milik mahasiswa berkewarganegaraan Indonesia yang sedang menempuh pendidikannya di

    Madinah yakni saudara Nurul Taufik. Penulis memilih vlog dari Nurul Taufik karena vlog ini menarik untuk dikaji sebab dalam vlog ini adanya peristiwa alih kode dan campur kode yang dilakukan secara spontan.

    Kespontanan dalam vlog yang terjadi dapat membuat nilai tambah dalam penelitian skripsi ini, dikarenakan ranah yang diambil adalah

    sosiolinguistik. Jadi, alih kode dan campur kode yang terjadi dalam video

    tersebut tidak dibuat-buat dan benar-benar terjadi secara alami dalam

    kehidupan masyarakat. Inilah yang menjadi alasan peneliti memilih objek

    data penelitian berupa vlog. Peneliti memilih beberapa data dari vlog Nurul Taufik yang

    bertemakan Jaami’ah atau kampus dikarenakan, tema ini dapat membantu teman-teman pembaca dalam menguasai kosa kata bahasa Arab dalam

    lingkungan Jaami’ah. Pada bab ini, penulis akan membahas latar belakang video-video yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Berikut

    penjelasannya :

    1. Vlog berjudul Mahasiswa Madinah Cinta Budaya (Festival budaya antar bangsa. Dipublikasikan pada 7 Maret 2019.

    Pada video ini, Nurul Taufik mengambil rekaman dalam

    acara Festival budaya antar bangsa yang diadakan oleh

    kampusnya Universitas Islam Madinah. Di dalam video ini

    Nurul Taufik mengunjungi stand festival budaya Indonesia,

    merekam bagaimana kegiatan selama festival berlangsung,

    dan mengenalkan budaya Indonesia ke pemirsa vlognya. Vlogger tersebut pun ikut melayani tamu yang berkunjung ke stand festival budaya Indonesia, dan berbincang-bincang

    dengan tamu yang berkunjung, tamu yang berkunjung

  • 36

    merupakan warga negara yang memiliki kemampuan

    berbahasa Arab. Oleh karena itu, di dalam video ini terdapat

    peristiwa alih kode dan campur kode yang terjadi secara

    spontan.

    2. Vlog berjudul Negara mana yang terbaik? Festival budaya di Madinah. Dipublikasikan pada 19 Maret 2019.

    Dalam video ini, peneliti mendapatkan data analisis alih

    kode dan campur kode yang terjadi pada komunikasi

    Pembicara di dalam video tersebut. Video ini merekam

    kegiatan festival budaya antar bangsa di Universitas Islam

    Madinah. Vlogger Nurul Taufik di dalam vlognya mengunjungi stand-stand pameran dari beberapa

    negara,seperti negara Filiphina, Syiriah, Tazakystan,

    Turkey, China, Kyrgytztan, Afrika. Dalam liputan vlognya Nurul Taufik berkomunikasi dengan mahasiswa dari negara-

    negara tersebut. Secara spontan Nurul Taufik selalu

    mengalihkan kode dan mencampurkan kode dalam

    percakapannya. Dalam perbincangannya Nurul Taufik

    menggunakan bahasa Arab, karena untuk mengimbangi

    kemampuan-kemampuan lawan bicaranya.

    3. Vlog berjudul Baru tau begini suka duka dan cara kuliah di Yaman. Dipublikasikan pada 22 Januari 2020.

    Dalam vlog ini membahas tentang bagaimana pengalaman-pengalaman seorang mahasiswa Indonesia yang

    sedang menempuh pendidikannya di Yaman. Mahasiswa

    tersebut merupakan karib dari vlogger Nurul Taufik mereka yakni Muhammad Fadhilah dia sedang menempuh

    pendidikannya di Universitas Ulum Yaman mengambil

    jurusan Dirasat Islamiyah, lalu saudara Muhammad Aufa

    yang sedang meneruskan studinya di negeri para wali

    Yaman di Jāmi’ah ar Rayyan jurusan Syariah, kemudian saudara Fauzan Muhammad kuliah di Universitas al Qur’an

    Karim jurusan Tafsir Al Qur’an. Adapun teman-teman dari

    vlogger Nurul Taufik yang mendampinginya dalam mengisi vlog ini yaitu Abdurrahman seorang mahasiswa asal Indonesia yang sedang melanjutkan studinya di Universitas

  • 37

    Islam Madinah dengan mengambil jurusan Dakwah, lalu

    saudra Fery Fahreza Muktar yang sedang menempuh

    studinya di Ma’had Ta’lim Lughoh Universitas Islam

    Madinah. Dalam vlog ini membahas pengalaman singkat selama kuliah di Yaman, dan berbagi pengalaman juga

    selama kuliah di Madinah. Pembicara di vlog tersebut merupakan warga negara Indonesia semua, tetapi mereka

    tetap menggunakan bahasa Arab untuk bahasa kedua yang

    digunakan dalam berkomunikasi dalam vlog tersebut. Maka dari itu, dalam vlog ini peristiwa alih kode dan campur kode pasti adanya. Karena, mereka sudah terbiasa menggunakan

    bahasa Arab, walaupun lawan tuturnya memiliki bahasa Ibu

    yang sama, diantara mereka tetap menggunakan bahasa

    Arab dalam berkomunikasi.

    4. Vlog berjudul Soal-soal wawancara test masuk Universitas Islam Madinah. Dipublikasikan pada 23 Januari 2020.

    Vlog ini merupakan part 2 dari vlog sebelumnya. Tetapi, dengan pembahasan yang berbeda. Dalam vlog ini Vlogger mewawancarai teman-temannya yang berasal dari Yaman

    tersebut, karena mereka telah mengikuti test masuk

    Universitas Islam Madinah. Dalam vlog ini pun pembicara mengalihkan kode dan mencampurkan kode dalam

    percakapannya, karena topik yang dibahasnya menuntur

    pembicara selalu mengalihkan kode dan mencampurkan

    kode.

    5. Vlog berjudul Menu buka puasa di Univ. Islam Madinah. Suasana kampus saat lockdown. Dipublikasikan pada 27

    April 2020.

    Vlogger Nurul Taufik dalam vlognya meliput kegiatan sehari-harinya seperti dalam vlog ini Nurul Taufik meliput kegiatan ketika mengambil makanan di kantin asramanya,

    meliput suasana asrama ketika kampus di lockdown.

    Vlogger tidak sendirian dalam meliput vlog ini, Taufik ditemani oleh temannya Fery Farhreza. Meraka mahasiswa

  • 38

    asal Indonesia, tetapi dalam komunikasi sehari-hari mereka

    menggunakan bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Dari

    penggunaan bahasa dalam kesehariannya, membuat penulis

    tertarik meneliti vlog ini, karena, pasti adanya peristiwa alih kode dan campur kode dalam percakapannya.

    6. Vlog berjudul Gab bisa bahasa Arab apa bisa kuliah di Madinah?. Dipublikasikan pada 12 Oktober 2019.

    Pada vlog ini Taufik mengajak kerabatnya untuk mengisi pembahasan di dalam vlog, kerabatnya yaitu Fery Fahreza. Seorang mahasiswa yang sedang menempuh

    pendidiknya di UIM, tetapi saat ini dia masih studi di

    Ma’had Ta’lim Lughoh atau kelas persiapan bahasa bagi

    mahasiswa asing. Melihat pengalamannya Fery, Nurul

    Taufik ingin dia bisa berbagi kepada pemirsa vlognya, bagaimana pengalamannya studi di Madinah dengan bekal

    kemampuan bahasa Arab yang minim. Dalam vlog ini Fery menjelaskan pengalamannya dari awal mendaftar di UIM

    sampai dia menginjakkan studi di Madinah, dengan bekal

    bahasa Arab yang minim. Dengan pembahasan kuliah di

    Madinah, dalam vlog ini juga terdapat peristiwa alih kode dan campur kode dalam percakapan mereka berdua. Karena,

    mereka berdua memiliki kemampuan bilingual dalam

    komunikasinya.

    7. Vlog berjudul Beasiswa kuliah kedokteran di Arab Saudi 10M pertahun (Sulaiman Ar-Rajhi University).

    Dipublikasikan