topik pembelajaran

54
i LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IbM MEDIA PEMBELAJARAN KONTEKTUAL IPA SD. Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun. OLEH: Drs. Nyoman Subratha, M.Pd. NIDN: 0002055004 Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si NIDN: 0028015903 Dibiayai Oleh: Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat JendralPendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengbdian kepada Masyarakat Nomor: 397/UN48.15/LPM/2014 LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2014.

Upload: lamque

Post on 12-Jan-2017

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Topik pembelajaran

i

LAPORAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

IbM MEDIA PEMBELAJARAN KONTEKTUAL IPA SD.

Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun.

OLEH:

Drs. Nyoman Subratha, M.Pd.

NIDN: 0002055004

Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si

NIDN: 0028015903

Dibiayai Oleh:

Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Direktorat JendralPendidikan Tinggi

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan

Program Pengbdian kepada Masyarakat

Nomor: 397/UN48.15/LPM/2014

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2014.

Page 2: Topik pembelajaran

ii

Page 3: Topik pembelajaran

iii

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Sampul i

Lembar Pengesahan ii

Daftar Isi iii

Abstrak iv

1. Judul Kegiatan 1

2. Mitra Kegiatan 1

3. Persoalan Kegiatan 1

4. Status Sosial Mitra 2

5. Lokasi P2M 2

6. Tim IbM 2

7. Aktivitas IbM

7.1 Metode Pelaksanaan

7.2 Waktu Efektif Pelaksanaan

7.3 Evaluasi Kegiatan

3

8. Biaya Program 5

9. Kontribusi Mitra 5

10. Alasan Kelanjutan Program 6

11. Usul Penyempurnaan 6

12. Dokumentasi

a. Acara Pembukaan Pelatihan

b. Kegiatan Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran

c. Kegiatan Pendampingan Pembuatan Media Kontektual IPA SD

6

13. Lampiran-Lampiran:

1. Makalah Media Pembelajaran Kontektual

2. Hasil Pelatihan (Media, Petunjuk Pembuatan Media. Dan Lembaran

Kerja Siswa (LKS).

9

9

Page 4: Topik pembelajaran

iv

Abstrak.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas pemahaman dan

keterampilan guru-guru IPA SD Gugus IV Kecamatan Buleleng dalam hal

pengembangan perangkat pembelajaran, utamanya adalah cara pembuatan media

pembelajaran kontektual IPA SD, petunjuk penggunaannya dan lembar kerja siswa

(LKS) terkait dengan penggunaan media pembelajaran kontekstual tersebut. Metoda

pelaksnaan kegiatan ini secara bertahap, yaitu: (1) pembekalan pemahaman melalui

kegiatan informasi dan diskusi, (2) demontrasi dan praktek cara pembuatan media

pembelajaran kontekstual, (3) kegiatan pasca pelatihan, yaitu pendampingan pembuatan

media pembelajaran yang belum dibuat pada saat pelatihan dan pendampingan

implementasi pembelajaran dikelas, serta monitoring terhadap kegiatan peserta pelatihan

setelah mengikuti pelatihan. Hasil kegiatan IbM ini menunjukan bahwa: (1) pada saat

pemberian informasi, diskusi dan tanya jawab peserta sangat antusias mengikuti

pelatihan, (2) latihan/praktek membuat media pembelajaran, petunjuk penggunaannya,

dan pembuatan LKS para peserta sangat semangat dan antusias melakukan latihan, (3)

Media pembelajaran, petunjuk penggunaan dan LKS yang dihasilkan cukup bagus,(4)

Respon peserta pelatihan secara umum sangat baik, dan (5) implementasi pembelajaran

menggunakan media kontektual di kelas menunjukan hasil yang cukup baik, hal ini

terlihat dari atusias siswa mengikuti pembelajaran dan kualitas penguasaan konsep IPA

meningkat.

Kata Kunci: Media, Pembelajaran Kontektual, IPA SD

Page 5: Topik pembelajaran

1

1. Judul Kegiatan : IbM Media Pembelajaran Kontektual IPA SD

2. Mitra Kegiatan

Mitra kegiatan IbM ini adalah guru-guru IPA SD Gugus IV SD Kecamatan

Buleleng yang terdiri dari guru-guru IPA SD1, SD2, SD3 Penglatan dan SD1, SD2, SD3

Alasangker Kecamatan Buleleng. Jumlah guru mitra adalah 18 orang dengan pendidikan

rata-rata S1.

Muara dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas pemahaman dan

keterampilan mitra dalam hal pembuatan media pembelajaran kontektual, membuat

petunjuk penggunaan media dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) untuk menunjang proses

pembelajaran IPA SD dan juga menyongsong pelaksanaan kurikulum tahun 2013.

3. Persoalan Mitra

Dari hasil analisis situasi dan permasalahan yang dialami guru-guru IPA SD

dalam proses pembelajaran di Gugus 4 SD Kecamatan Bulelng, maka masalah-masalah

yang mendesak memerlukan penanganan adalah: (1) pembuatan media pembelajaran

untuk menunjang proses pemeblajaran IPA, (2) petunjuk cara membuat media

pembelajaran serta pedoman cara menggunakan media tersebut dalam proses

pembelajaran, dan (3) pembuatan Lembaran Kerja Siswa (LKS) yaitu petunjuk tentang

apa yang harus dilakukan siswa jika diberikan tugas dalam proses pembelajaran dan

tempat menuliskan hasil kegiatan siswa tersebut selama proses pembelajaran

berlangsung.

Berdasarkan akar permasalahan tersebut di atas dan kesepakatan antara mitra

kerja (ketua gugus, Kepala SD dan guru-guru pengajar IPA SD di lingkungan gugus IV

Kecamatan Buleleng) dan tim IbM ini, maka disepakati masalah yang dipecahkan dalam

program ini adalah ”penyempurnaan perangkat pembelajaran IPA SD”, yaitu:.

(1) Pembuatan media pembelajaran kontektual IPA SD untuk kelas IV, V, dan VI

memanfaatkan bahan-bahan dari lingkungan. .

(2) Pembuatan pedoman cara menggunakan media pembelajaran kontektual IPA

SD untuk kelas IV, V, dan VI...

(3) Pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang terkait dengan media tersebut.

Page 6: Topik pembelajaran

2

4. Status Sosial Mitra

Status sosial mitra adalah sebagai guru IPA SD pada gugus IV SD Kecamatan

Buleleng. Gugus SD Kecamatan Buleleng terdiri dari enam SD yaitu tiga SD berada di

Desa Penglatan (SD1, SD2, SD3 Penglatan) dan tiga SD berada di Desa Alasangker

(SD1, SD2 , SD3 Alasangker). Guru-guru IPA SD di gugus IV ini belum terampil dalam

hal pembuatan media pembelajaran kontektual IPA SD untuk menunjang kelancaran

proses pembelajaran IPA di SD. Dalam pembelajaran IPA proses pembelajarannya

masih bersifat konvensional jarang menggunakan media pembelajaran sehingga proses

pembelajarannya masih banyak bersifat dogmatis (hapalan). Pembelajaran semacam ini

tidak mendukung proses pembelajaran IPA masa kini dan juga tidak mendukung

pelaksanaan kurikulum 2013.

5. Lokasi

Lokasi kegiatan IbM ini adalah di gugus IV SD Kecamatan Buleleng. Kegiatan

pembukaan, pembekalan dan pelatihan diadakan di SD1 Penglatan. Kegiatan

pendampingan peserta pelatihan dalam hal pembuatan media pembelajaran lanjutan dan

implementasi pembelajaran di kelas dilakukan di masing-masing SD yaitu di SD1, SD2,

SD3 Pengalatan dan SD1, SD2, SD3 Alasangker. Desa Penglatan dan Desa Alasangker

Kecamatan Buleleng keberadaannya, sebagai berikut:

Jarak Undiksha ke lokasi kegitan IbM ini sekitar 9 km

Sarana transportasi adalah sepeda motor dan kendaraan pribadi.

Sarana komunikasi adalah telpon (HP)

6. Tim IbM

Tim IbM ini terdiri dari:

(1) Dosen berjumlah 2 orang, yaitu:

Ketua Tim : Drs. Nyoman Subratha, M.Pd (FPMIPA- Undiksha Singaraja)

Anggota : Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si. (FPMIPA- Undiksha).

(2) Teknisi 2 (dua) orang, yaitu:

Teknisi 1: Putu Budiasa, SE (Laboran Jurdik Fisika- FPMIPA Undiksha)

Teknisi 2 : Nyoman Suparta, S.Pd (Laboran Jurdik Biologi- FPMIPA Undiksha)

Page 7: Topik pembelajaran

3

7. Aktivitas IbM

7.1 Metode Pelaksnaan Kegiatan

Solusi Yang Ditawarkan

Untuk mengatasi permasalahan yang dialami para guru IPA SD di gugus 4

Kecamatan Buleleng, maka solusi permasalahan yang digunakan adalah penyelenggaraan

inservice berupa pelatihan dan pendampingan. Dua target pelatihan dan pendampingan

yang dilakukan adalah: (1) Pelatihan dan pendampingan mengembangkan ketrampilan

dan kreativitas guru IPA SD dalam merancang dan membuat media pembelajaran

kontektuak IPA SD serta petunjuknya, (2) Pelatihan dan pendampingan membuat LKS

pembelajaran dengan pendekatan kontektual. Kegiatan pelatihan dilakukan secara

bertahap dan terintegrasi. Kegiatan pelatihan dilaksanakan secara bertahap sebanyak tiga

kali dan dilanjutkan dengan pendampingan sebanyak sembilan kali kegiatan termasuk

implementasi pembelajaran menggunakan media pembelajaran kontekstual di kelas.

Pendekatan yang digunakan

Pendekatan yang dilakukan terhadap permasalahan sekolah mitra yang ingin

dipecahkan adalah sebagai berikut.

(1) Memberikan pelatihan guru IPA SD mengidentifikasi konsep kunci IPA SD dan

merancang media pembelajaran yang relevan dengan konsep-konsep tersebut.

(2) Memberikan pelatihan mengidentifikasi fakta atau fenomena kehidupan sehari-hari

yang relevan dengan beberapa konsep kunci yang telah diidentivikasi.

(3) Memberikan pelatihan dan pendampingan merancang dan membuat media

pembelajaran kontektual IPA SD menggunakan bahan-bahan lingkungan

(4) Memberikan pelatihan dan pendampingan merancang dan membuat pedoman

penggunaan media pembelajaran dan (LKS) pembelajaran kontektual IPA SD.

(5) Melakukan pendampingan pada guru dalam mengimplementasikan pembelajaran

dengan pendekatan kontektual dengan mengunakan media pembelajaran

kontektual di kelas.

Page 8: Topik pembelajaran

4

7.2 Waktu Efektif Pelaksanaan Kegiatan.

Pelaksanaan kegiatan IbM dilakukan secara bertahap, yaitu: (a) persiapan

pelatihan meliputi kegiatan merancang model-model media pembelajaran kontekstual,

pembuatan contoh (model) media pembelajaran kontekstual, penyusunan jadwal kegitan

bersama mitra, (b) kegiatan pelatihan, meliputi kegiatan pembekalan pemahaman,

pelatihan membuat media pembelajaran kontekstual IPA SD. Kegiatan dan pelatihan

dilakukan Jumat, 8 Agustus 2014 sampai dengan Senin, 11 Agustus 2014 bertempat di

SD1 Penglatan Kecamatan Buleleng. (c) Kegiatan pendampingan pasca pelatihan pada

peserta pelatihan oleh tim pelaksana dan monitoring oleh staf LPM Undiksha, kegiatan

ini dilakukan mulai pertengahan Agustus 2014 sampai dengan akhir Oktober 2014.

7.3. Evaluasi Kegiatan

a). Keberhasilan

Secara umum hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

(1) Kegiatan tahap pertama yaitu dalam pemberin informasi, diskusi dan tanya

jawab peserta sangat antusias mengikuti pelatihan.

(2) Kegiatan tahap ke dua yaitu latihan merancang media dan latihan membuat

media pembelajaran, peserta pelatihan sangat antusias. Hal ini terlihat dari hasil

observasi terhadap kegiatan (dokumentasi kegiatan terlihat pada lampiran).

Kegiatan ini dapat menghasilkan rancangan dan media pembelajaran kontektual

IPA SD yan cukup baik.

(3) Hasil pelatiahan pembuatan “Media pembelajaran kontektual IPA SD” berupa

media pembelajaran, petunjuk penggunaan media, dan lembar kerja siswa

(LKS) cukup baik (dokumentasi berupa foto terlampir dan media hasil kegiatan

pelatihan ada di ketua Gugus IV SD Kecamatan Buleleng).

(4) Respon peserta pelatihan secara umum sangat baik, dan peserta mengharapkan

kegaitan-kegiatan semacam ini perlu dilakukan secara rutin agar pengethuan

dan keterampilan guru-guru SD dalam hal pembelajaran IPA meningkat.

(5) Hasil implementasi pembelajaran menggunakan media pembelajaran

kontekstual yang dilakukan guru IPA pada masing-masing sekolah digugus IV

juga menunjukan hasil yang baik (dokumen berupa foto kegiatan terlampir).

Page 9: Topik pembelajaran

5

b). Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan kegiatan pelatihan ini adalah:”para peserta pelatihan

pengetahuannya meningkat dan dapat menghasilkan produk berupa media pembelajaran

kontektual IPA SD dan petunjuknya, serta Lembar Kerja Siswa (LKS) yang tekait dengan

media tersebut. Media pembelajaran kontektual IPA SD yang dihasilkan berkualitas baik

(dokumentasi hasil pembuatan rancangan media pembelajaran oleh peserta pelatihan

terlampir dan media pembelajaran hasil pelatihan disimpan di Gugus IV SD Kecamatan

Buleleng). Peserta pelatihan trampil menggunakan media pembelajaran kontektual IPA

SD dalam kelas (terlihat dari hasil pendampingan kegiatan implementasi penggunaan

media pembelajaran yang dilakukan pada pasca pelatihan).

c). Keberlanjutan Kegiatan di Mitra.

Kegiatan pembuatan media pembelajaran kontektual IPA SD oleh peserta pelatihan

ada keberlanjutannya, terutama kegiatan pembuatan media pemblajaran kontektual untuk

topik-topik IPA SD yang lain. Keberlanjutan ini terlihat dari kegiatan guru IPA SD

membuat media pembelajaran kontektual pada saat pendampingan oleh tim pelaksana

IbM dan tim monitoring dari LPM Undiksha pasca pelatihan.

8. Biaya Program

8.1 DIPA DP2M : Rp. 40.000.000,-

8.2 Sumber Lain : Rp –

8.3 Likuiditas Pencairan Dana :

a). Tahapan pencairan Dana : Mendukung kegiatan di lapangan

b). Jumlah Dana : Diterima 100 % dengan tahapan pertma 70 %

kedua 30 %.

9. Kontribusi Mitra

a) Peran Serta Mitra pada Kegiatan:

Aktif mengikuti kegiatan pelatihan dan membantu menyedikan tempat pelatihan,

sarana dan prasarana serta membantu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan

dalam pelatihan.

Page 10: Topik pembelajaran

6

b) Peran Mitra:

Ikut membantu menetapkan teknis pelaksanaan pelatihan, jadwal pelatihan,

menyiapkan tempat kegiatan pelatihan.

Sebgai obyek kegiatan pelatihan yaitu: (1) merancang dan membuat media

pembelajaran kontektual, (2) menyusun petunjuk penggunaan media

pembelajaran kontektual IPA SD dan Lembar Kerja Siswa (LKS), (3)

merancang dan membuat media pembelajaran untuk topik-topik selain yang

telah dibuat pada saat pelatihan.

Sebagai Subyek kegiatan adalah guru-guru IPA SD Kelas IV, V, dan VI yang

termasuk dalan Gugus IV SD Kecamatan Buleleng.

Menyiapkan dana pembuatan media pembelajaran lanjutan untuk keperluan

sekolah masing-masing,

10. Alasan Kelanjutan Kegiatan Mitra

Guru-guru IPA SD gugus IV SD Kecamatan Buleleng sangat mengharapkan:

a) Perlu ada kegiatan untuk menambah wawasan dan keterampilan pengembangan

perangkat pembelajaran yang lebih inovatif, terutama pembelajaran yang

diharapkan Kurikulum 2013.

b) Perlu ada kegiatan pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan media

pembelajaran berbasis ICT sehingga proses pembelajaran betul-betul menarik dan

memudahkan siswa memahami konsep-konsep IPA.

11. Usul Penyempurnaan IbM.

Wawancara yang dilakukan Tim pelaksana dan juga oleh tim monev dari LPM

Undiksha, terungkap beberapa hal terkait dengan penyempurnaan kegiatan IbM tahun-

tahun mendatang:

a) Usul yang diajukan para peserta pelatihan adalah agar dilakukan juga pelatihan

tentang pembuatan media berbasis ICT, mengingat guru-guru IPA SD

kebanyakan sudah punya komputer dan di sekolah sudah tersedia LCD.

b) Karena peserta pelatihan mengalami kesulitan dalam penerapan kurikulum baru

(kurikulum 2013) untuk siswa SD utamanya pengembangan kurikulum tematik,

maka diharapkan ada pelatihan dan pendampingan pengembangan kurikulum

tersebut.

Page 11: Topik pembelajaran

7

12. Dokumentasi.

(a) Gambar/Foto Pembukaan Pelatihan.

2. Kegiatan Pelatihan

Page 12: Topik pembelajaran

8

3. Kegiatan Pembuatan Media Pembelajran Kontekstual IPA SD.

Page 13: Topik pembelajaran

9

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Makalah Media Pembelajaran Konekstal

Oleh: Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si. Drs. Nyoman Subratha, M.Pd.

Materi Pelatihan untuk Guru SD

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2014

Page 14: Topik pembelajaran

10

1. RASIONAL

edia merupakan salah satu komponen yang menentukan kualitas pembelajaran. Media yang menarik dan dapat memfasilitasi siswa belajar memudahkan siswa dalam memahami meteri yang dibelajarkan. Mengingat peran

media sangat penting dalam pembelajaran, maka media perlu dibuat dengan baik agar dapat digunakan dalam pembelajaran.

Pembelajaran IPA di SD sangat penting untuk memberikan pengetahuan tentang alam, keterampilan proses, dan sikap ilmiah yang dibutuhkan untuk mempelajari alam itu sendiri dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA tidak cukup diceramahkan, tetapi harus dibelajarkan dengan memberi pengalaman langsung, misalnya melalui kegiatan eksplorasi dan ekpserimen. Pengalaman berlajar langsung yang diperoleh dalam pembelajaran IPA dapat memberikan pemahaman bermakna, keterampilan, dan sikap positif bagi siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mempelajari IPA di SD adalah dengan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learing/CTL). Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk mampu menghubungkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan konteks, situasi dunia nyata. Dengan demikian siswa akan menyadari bahwa materi yang dipelajari di kelas (sekolah) bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA di SD dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual memerlukan media yang relevan. Oleh karena itu, media yang digunakan sebagai konteks dalam pembelajaran IPA perlu dirancang dengan baik sehingga pembelajaran IPA menjadi bermakna.

2. MEDIA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Untuk memahami apa yang dimaksud media pembelajaran

kontekstual, perlu dibahas terlebih dahulu mengenai pengertian media dan pembelajaran kontekstual. a. Media

Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium yang secara arafiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Ada banyak definisi tentang media, antara lain: 1) Association of Education and Communication Technology (AECT)

menguraikan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang

digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.

M

Media pembelajaran kontektual diperlukan dalam pemeblajaran IPA di SD

Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk mampu menghubungkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan konteks, situasi dunia nyata.

Page 15: Topik pembelajaran

11

2) National Education Association (NEA) menjelaskan bahwa media

adalah segala benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar,

dibaca, atau dibicarakan beserta instrumennya yang digunakan

untuk kegiatan tersebut.

3) Gagne (1970), media adalah berbagai kompononen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsanya untuk belajar.

4) Briggs (1970) berbendapat bahwa media adalah sebagai alat fisik

yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk

belajar.

Berdasarkan definisi di atas, yang dimaksud dengan media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi sehingga terjadi proses belajar. b. Pembelajaran Kontekstual Dalam pembelajaran kontekstual IPA SD, guru diharapkan dapat memilih fenomena atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa untuk dijadikan konteks dalam mempelajari konten (materi). Misalnya: (1) Angin puting beliung dapat dijadikan konteks dalam mempelajari materi tentang tekanan, energi, dan gejala alam, (2) Gunung meletus untuk mempelajari materi tentang gejala alam, (4) Erosi untuk mempelajari peran tumbuhan. Dengan menggunakan konteks yang ada disekitar siswa diaharapkan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yakni siswa dapat mengaitkan pemahamannya dengan kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran kontekstual diharapkan ada aktivitas terkait yang mencakup tujuh komponen utama pembelajaran kontektual, yaitu: (1) konstruktivisme, (2) inkuiri, (3) bertanya, (4) masyarakat belajar, (5) pemodelan, (6) refleksi, dan (7) penilaian otentik. Cara yang dapat dilakukan agar ketujuh komponen tersebut dapat muncul dalam pembelajaran IPA SD adalah sebagai berikut. 1) Berilah kesempatan siswa untuk mengkonstruksi pemahamannya

secara mandiri (konstruktivisme). Hal ini dapat dilakukan dengan

memberi kesempatan siswa membuat kesimpulan berdasakan

hasil eksplorasi, observasi atau eksperimentasi.

2) Berilah kesempatan siswa melakukan penyelidikan (inkuiri) yang

meliputi kegiatan berikut: (a) melakukan observasi, (b)

mengajukan pertanyaan, (c) membuat jawaban sementara

(hipotesis), (d) mengumpulkan data dan (e) membuat

kesimpulan.

3) Doronglah siswa belajar, berpikir kritis, dan mengases

pemahamannya dengan mengajukan pertanyaan (bertanya).

4) Ciptakankanlah masyarakat belajar dengan cara mengorkestrasi

pembelajaran agar siswa dapat bekerja secara kolaboratif, saling

balajar, saling asah, asih, dan asuh.

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi sehingga terjadi proses belajar

7 komponen utama CTl: konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian otentik

Page 16: Topik pembelajaran

12

5) Berilah contoh (modeling) atau mendemonstrasikan sesuatu agar

siswa dapat melakukannya.

6) Lakukan refleksi diakhir pembelajaran untuk merenungkan apa

yang sudah dan belum dipelajari, apa yang sudah diketahui dan

dapat dilakukan (terampil).

Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan media pembelajaran kontekstual adalah segala sesuatu (benda dll.) yang dijadikan konteks untuk memamahi materi dalam pembelajaran.

3. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

IPA SD

Media harus dikembangkan secara sistematis dan berorientasi pada kurikulum yang berlaku dan karakteristik peserta didik. Keefektifan media yang digunakan tidak ditentukan oleh kecanggihan media, melainkan ditentukan oleh kesesuainya dengan kompetensi dasar, materi yang dibelajarkan dan karakteristik siswa. Media dapat dibuat dari bahan-bahan bekas yang mudah didapatkan. Secara umum media pembelajaran kontekstual IPA SD dapat memfasilitasi siswa belajar, yakni dapat memberikan pengalaman belajar yang melibatkan siswa baik secara fisik maupun mental. Siswa terlibat secara langsung aktif melakukan kegiatan (hand-on) dan diberi kesempatan beripikir (mind-on) untuk membuat kesimpulan berdasarkan hasil eksplorasi, observasi atau eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pengalaman belajar lansung dapat memberikan daya retensi 90% dari apa yang siswa pelajari. Pengalaman belajar siswa dapat daya retensi yang diperoleh siswa dapat dilihat pada kerucut pengalaman belajar (Gambar 1).

Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Manfaat media pembelajaran kontekstual IPA SD adalah dapat memfasilitasi siswa belajar, yakni dapat memberikan pengalaman belajar yang melibatkan siswa baik secara fisik maupun mental.

Page 17: Topik pembelajaran

13

4. PENYUSUNAN LKS MEDIA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

IPA SD Media beserta lembar kerjanya perlu dikemas dengan baik agar dapat digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan LKS dalam pembelajaran kontekstual IPA SD dapat membantu guru mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep melalui aktivitas individual atau kelompok dan LKS dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses sains, pemahaman konsep, sikap ilmiah, dan membangkitkan minat siswa terhadap alam sekitar. Bentuk LKS dapat berupa: 1) LKS yang membantu siswa menemukan konsep, 2) LKS yang membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan, 3) LKS yang berfungsi sebagai penguatan, 4) LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum. LKS yang baik digunakan dalam pembelajaran sains harus memenuhi syarat didaktis, konstruksi, dan teknis. a) Syarat-syarat didaktik merupakan syarat yang terkait dengan

asas-asas pembelajaran yang efektif seperti:1) memperhatikan

perbedaan individu, 2) menekankan pada proses penemuan, 3)

memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan, 4)

dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,

moral, dan estetika pada diri siswa, dan 5) pengalaman belajar

ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa (intelektual,

emosional dan sebagainya), dan bukan ditentukan oleh materi

pelajaran.

b) Syarat-syarat kontruksi merupakan syarat-syarat yang berkenaan

dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat

kesukaran, dan kejelasan. Syarat-syaratyang harus dipenuhi

adalah: 1) menggunakan bahasa sesuai dengan tingkat

perkembangan siswa, 2) menggunakan struktur kalimat yang

jelas, 3) memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat

kemampuan siswa, 4) hidarkan pertanyaan yang sangat terbuka,

5) tidak mengacu pada buku sumber diluar kemampuan siswa, 6)

menyediakan ruangan yang cukup untuk tempat menulis atau

menggambar, 7) menggunakan kalimat sederhana dan pendek,

8) menggunakalan lebih banyak ilustrasi dari pada kata-kata, 9)

dapat digunakan oleh siswa yang lamban maupun yang cepat, 10)

ada identitas untuk memudahkan administrasinya.

c) Syarat-syarat teknis merupakan syarat terkait dengan tulisan,

gambar, dan penampilan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi: 1)

tulisan harus jelas, mudah dibaca, dan ukurannya serasi dengan

gambar, 2) gambar jelas, dapat menyampaikan pesan/isi secara

efektif, dan 3) penampilan menarik dan ada kombinasi gambar

dan huruf.

LKS dapat digunakan mengembangkan keterampilan proses, pemahaman konsep, sikap ilmiah, dan minan siswa terhadap alam sekitar. LKS harus memenuhi syarat didaktis, konstruksi, dan teknis

Page 18: Topik pembelajaran

14

Lampiran 2:

Hasil Kegiatan Pelatihan

Merancang dan Membuat Media Pembelajaran Kontektual

IPA SD, Petunjuk Penggunaan dan Lembar Kerja Siswa.

Langkah-langkah pembutan media pembelajaran kontektual IPA SD adalah

sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi konsep penting (konsep ilmiah dan topic pembelajaran.

2. Mengidentifikasi phenomena-penomena yang terkait dengan topic serta

konsep tersebut

3. Merancang perangkat pembelajaran (RPP, LKS, serta perangkat

pendukungnya)

4. Pembuatan perangkat pendukung seperti media pembelajaran serta

petunjukpenggunaannya

5. Implementasi pembelajaran di kelas sesuai rancangan yang dibuat.

Contoh 1: Topik pembelajaran adalah “Organ Respirasi pada Manusia”

MODEL ORGAN RESPIRASI PADA MANUSIA

DARI LIMBAH RUMAH TANGGA

A. Rasional

Respirasi merupakan salah satu ciri mahkluk hidup yang sangat penting.

Untuk mengenal organ-organ respirasi seperti Gambar 1 dan memahami

bagaimana mekanisme respirasi pada manusia, diperlukan media pembelajaran

berupa model. Dengan menggunakan model respirasi, siswa dapat

mengkonstruksi pemahamannya dengan cara melibatkan siswa membuat atau

mendisain dan diberi kesempatan mengalami atau mendemonstrasikan model

sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Model respirasi

dapat dibuat dengan bahan-bahan limbah rumah tangga yang ada disekitar

siswa.

Page 19: Topik pembelajaran

15

Gambar 1. Sistem respirasi pada Manusia ( Cambell et al., 1999)

B. Alat dan Bahan

1. Bahan

Botol bekas air mineral 1,5 liter....... 1 buah

Sisa sabun mandi............................ 1 buah

Sedotan bekas ............................... 2 buah

Batang ballpoint yang kosong......... 1 buah

Balon kecil berwarna merah............ 2 buah

Balon besar yang berwarna merah. 1 buah

Karet gelang ................................... 10 buah

Selotip berwarna merah.................. 1 buah

2. Alat

Gunting............................................ 1 buah

Pisau............................................... 1 buah

C. Cara Membuat

1.Ambil botol air mineral (1,5liter), kemudian potonglah bagian bawahnya

setinggi 11 cm dan tutupnya di beri lubang dengan diamter sama dengan

diameter ballpoint.

Page 20: Topik pembelajaran

16

2. Siapkan 2 sedotan plastik dengan panjang masing-masing 7 cm. Sedotan

dimasukan dalam batang bolpoin kosong, dan di tutup dengan selotip

sehingga membentuk huruf “Y”.

3. Pasang balon pada masing-masing ujung sedotan dan diikat dengan karet.

4. Masukkan ujung ballpoint ke dalam tutup botol dan pinggiran ballpoint diberi

sabun agar udara tidak bisa keluar masuk.

5. Tutup bagian bawah botol menggunakan balon yang berukuran besar yang

sudah dipotong bagian ujungnya. Kemudian didikat dengan dengan karet

dan selotip.

Gambar 2. Model Organ Pernapasan pada Manusia

D. Bagian-bagian Model dan Peranannya

Bagian model Peranannya sebagai

Dinding botol bekas air mineral Tulang rusuk

Ruangan botol bekas air

mineral

Rongga dada

Batang ballpoint kosong Tenggorokan

Sedotan Cabang tenggorokan

(broncus)

Balon berukuran kecil Paru-paru

Balon berukuran besar Diafragma

Page 21: Topik pembelajaran

17

E. Cara Kerja Model

Bila karet penutup botol bekas air mineral di tarik, maka

ruangan didalam botol akan bertambah besar dan tekanan

udara di dalam botol plastik menjadi rendah, sehingga udara

dari luar dapat masuk ke balon dan balon menjadi

mengembang.

Sedangkan bila karet penutup botol plastik bagian bawah

ditekan, ruangan di dalam botol plastik menjadi volumenya

menyempit dan tekanan udara didalam botol plastik semakin

tinggi, sehingga udara di dalam pipa keluar sehingga balon di

dalam botol plastik menguncup atau mengempis. Begitu pula

ketika karet penutup botol plastik dilepaskan, maka akan

kembali seperti semula. Kejadian ini sama seperti proses

pernapasan pada manusia.

F. Cara Menggunakan

1.Suruh siswa menarik balon karet yang dijadikan penutup botol bagian

bawah ke arah luar. Kemudian ditugaskan siswa untuk mengamati apa

yang terjadi pada balon yang ada di dalam botol?

2. Siswa disuruh menekan balon karet yang dijadikan penutup botol bagian

bawah ke arah dalam. Selajutnya disuruh mengamati apa yang terjadi.

3. Diskusikan mengapa hal tersebut dapat terjadi.

4. Jelaskan hubungannya dengan mekanisme pernapasan dada.

Page 22: Topik pembelajaran

18

Nama: _______________________________ Tanggal: _______________Kelas: ________

Tujuan

Pengetahuan Dapat menjelaskan proses pernafasan pada manusia

Keterampilan Proses

Terampil melakukan observasi dan komunikasi

Bagaimanakah proses pernafasan pada manusia?

Bahan dan alat apakah yang diperlukan?

1. Botol plastik besar 2. Selang Ө 1,5 cm 3. Ballpoint..... 2 buah 4. Balon (warna merah) 5. Lilin 6. Cutter 7. Sabun batangan(plastisin) 8. Karet gelang 9. Selotip 10.

Apakah yang dilakukan?

a. Membuat model sistem pernafasan

1. Ambil botol air mineral (1,5 liter), kemudian potonglah bagian bawahnya

setinggi 11 cm dan tutupnya di beri lubang dengan diamter Ө1,5 cm.

2. Siapkan 2 ballpoint kosong dan selanjutnya dibengkokkan dengan

memanaskan di atas lilin.

3. Masukkan kedua ballpoint tadi ke dalam selang sehingga berbentuk seperti

huruf “Y” dan pada ujung tempat memasukkan botol ditutup dengan

plastisin/sabun.

LKS: 1 MADEL SISTEM PERNAFASAN

Page 23: Topik pembelajaran

19

4. Pasang balon pada masing-masing ujung sedotan dan diikat dengan karet.

5. Masukkan perangkat tadi ke dalam botol dan tutup dengan tutup botol

yang sudah dilubangi.

6. Tutup bagian bawah botol menggunakan balon yang berukuran besar yang

sudah dipotong bagian ujungnya. Kemudian didikat dengan dengan karet

dan selotip.

Gambar 2. Model Organ Pernapasan pada Manusia

b. Menggunakan model sistem pernafasan

1. Pegang botol plastik dengan tangan kiri.

2. Tarik balon pada dasar botol ke arah bawah. Tarikan ini menggambarkan otot

diafragma dalam keadaan berkontraksi.

3. Lepaskan balon yang ditarik ke keposisi semula, posisi balon dalam keadaan

awal ini menggambarkan otot diafragma dalam keadaan relaksasi.

Page 24: Topik pembelajaran

20

Pertanyaan keterampilan proses

Observasi dan

komunikasi

Apa yang Anda dapat amati? Tulis hasil pengamatan

Anda dalam bentuk tabel.

No. Keadaan Pada saat ditarik

Pada saat tidak ditarik

1 Balon di dalam botol

2 Volume udara di dalam botol

Pertanyaan perluasan konsep

1. Mengapa udara dapat masuk ke dalam paru-paru dan keluar melalui

hidung seperti keadaan balon dalam model sistem pernafasan dapat

kembang dan kempis?

2. Bagaimakah posisi tulang rusuk pada saat kita melakukan pernafasan

perut?

3. Apa akibat dari perubahan posisi tulang rusuk?

Page 25: Topik pembelajaran

21

Contoh 2:

Topik pembelajaran : Daya antar Listrik

ALAT UNTUK MENUNJUKAN SIFAT ANTARAN LISTRIK

(KONDUKTOR DAN ISOLATR) A. Rasional

Sifat antaran listrik dapat digolongkan menjadi tiga yaitu konduktor dan

isolator. Konduktor adalah zat atau bahan yang dapat/mudah dilewati

(mengantarkan) listrik. Sebagai contoh konduktor adalah: logam (besi, baja,

aluminium, tembaga,kuningan dan sebagainya). Isolator adalah zat (bahan) yang

tidak dapat dialiri (mengantarkan) arus listrik. Sebagai contoh isolator adalah:

kayu, plastik, karet, gabus dan sebagainya. Agar siswa dapat memahami dan

dapat menggolongkan benda-benda yang termasuk konduktor dan yang

termasuk isolator, maka siswa perlu media pembelajaran dalam memahami

perbedaan mana mana termasuk konduktor dan yang mana termasuk isolator.

B. Alat dan Bahan

1. Bahan

Bantalan dari triplek/ soket 1 buah

Tempat baterai dan baterai 1,5 V 1 buah

Lampu pijar (3 volt) 1 buah

Saklar 1 buah

Kabel penghubung 5 meter

Jenis-jenis bahan isolator 3 macam

Jenis-jenis bahan konduktor 3 macam

Paku triplek 10 buah 2. Alat

Gergaji 1 buah

Solder (lengkap dan timah solder) 1 buah

Penjepit 1 buh

C. Cara Membuat Media

1.Buat bantalan dari triplek ukuran 15x 20 cm dan tancapkan paku-paku

triplek sebagai tempat untuk pegangan abel.

2. Pasanglah tempat bateri, tempat lampu dan saklar seperti gambar 1

Page 26: Topik pembelajaran

22

3. Sambungkan tempat baterai, tempat lampu, dan saklar secara seri.

4 Tambahkan kabel- kabel penghubung seperti gambar 1.

Bahan

A B

Baterai Lampu Saklar

Gambar 1.. Rangkaian alat untuk menunjukan bahan isolator dan konduktor

D. Bagian-bagian Model dan Peranannya

Bagian model Peranannya sebagai

Baterai Sumber tegangan

Lampu pijar Indikator adanya arus

listrik

Saklar Membuka/menutup

arus listrik

Bahan Isolator/Konduktor

E. Cara Kerja Model

1. Suruh siswa menempatkan bahan antara titik A dan titik B

2. Suruh siswa menutup rangkaian dengan cara menghubungkan saklar

3. Suruh siswa mengamati lampu pijar, menyala atau tidak

4. Jika menyala, berrti bahan itu konduktor dan bila tidak menyala berarti baha

itu termasuk isolator.

Page 27: Topik pembelajaran

23

LKS 2 . Konduktor dan Isolator

Nama : Tanggal Kelas: LKS 2 Konduktor dan Isolator

Tujuan. Pengetahun Dapat membedakan antara konduktor dan isolator

Keterampilan Proses Trampil mengamati , mengkomunikasikan dan menarik

kesimpulan (infrensi).

Bahan dan alat yang diperlukan? 1. Bahan

Bantalan dari triplek/ soket 1 buah

Tempat baterai dan baterai 1,5 V 1 buah

Lampu pijar (3 volt) 1 buah

Saklar 1 buah

Kabel penghubung 5 meter

Jenis-jenis bahan isolator 3 macam

Jenis-jenis bahan konduktor 3 macam

Paku triplek 10 buah

2 Alat

Gergaji 1 buah

Solder (lengkap dan timah solder) 1 buah

Penjepit 1 buh

Apa yang dilakukan? 1. Buatlah rangkain seri sumber tegangan (baterai), saklar dan bahan yang

mau dites!

2. Sambungkan rangkaian dengan mengubah posisi saklar ke on!

Page 28: Topik pembelajaran

24

3. Amati apakah lampu menyala atau tidak! Catat hasil pengamatan dalam

bentuk tabel!

4. Ulangi langkah kegiatan 1 s/d 3 untuk bahan yang lain! Catat hasil

pengamatan dalam bentuk tabel!

Pertanyaan Keterampilan Proses:

Observasi dan

Komunikasi

1. Setelah saklar dihubungkan yaitu saklar dalam posisi on,

apakah lampu menyala? Catat hasil pengamatan anda dalam

bentuk tabel!

2. Untuk bahan yang lain, setelah saklar dalam posisi on lampu

menyla atau tidak? Catat hasil pengamatan anda dalam

bentuk tabel!

Infrensi

(Simpulan)

Dari data hasil pengamatan buat kesimpulan bahan-bahan yang

mana termasuk bahan konduktor dan yang mana termasuk bahan

isolator?

Pertnyaan Perluasan Konsep.

1. Apa fungsi isolator dan konduktor dalam kehidupan sehari-hari?

2. Sebutkan contoh penggunaan isolator dan penggunaan konduktor dalam

kehidupan sehari-hari!

Page 29: Topik pembelajaran

25

Contoh 3:

Topik pembelajaran : Elektro Magnet

MEMBUAT MAGNET DENGAN CARA MENGALIRKAN ARUS LISTRIK

(Elektro Magnet)

A. Rasional

Paku yang terbuat dari besi/baja dapat dibuat menjadi bersfat magnet

dengan cara mengalirkan arus listrik disekitarnya. Bila arus listrik tersebut

dihilangkan, maka sifat kemagnetan paku itu akan hilang. Cara membuat magnet

dengan mengalirkan arus listrik ini disebut elektro magnet. Prinsip elektro

magnet ini ditemukan oleh Faraday, yaitu bahwa disekitar pengantar yang

berarus listrik terdapat medan magnet, dan besarnya kuat medan magnet yang

dihasilkan bergantung pada kuat arus listrik yang mengalir pada kawat pengantar

tersebut. Gambar rangkaian listrik untuk dapat menghasilkan elektro magnet

terlihat pada Gambar 01.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Solder (dengan timah solder) 1 set

Penjepit 1 set 2. Bahan

Bantalan dari triplek/ soket 1 buah

Tempat baterai 1 buah

bateai 1,5 volt 2 buah

Paku besar 1 buah

Saklar 1 buah

Kawat email (kawat yang dilapisi) 10 meter

Bahan yang dapat ditarik magnet 3 macam C. Cara Membuat

1. Belitkan kawat email tersebut pada paku yang terbuat dari besi/baja kira-

kira 50 kali.

2. Buatlah bantalan dari triplek ukuran 15x 20 cm dan tancapkan paku-paku

triplek sebagai tempat untuk pegangan rangkaian listrik.

Page 30: Topik pembelajaran

26

3. Pasanglah tempat bateri, tempat lampu, saklar dan sambungkan ujung

belitan kawat pada paku secara seri dengan dengan lampu dan saklar

seperti gambar 1.

A (Paku besi)

B (serbuk besi)

E S

Gambar 1.. Rangkaian alat untuk menunjukan adanya magnet elektro.

D. Bagian-bagian Model dan Peranannya

Bagian model Peranannya sebagai

Baterai (E) Sumber tegangan

Saklar (S) Membuka/menutup

arus listrik

Paku besi (A)

Serbuk besi (B)

Bahan magnet

Bahan yang dapat

ditarik magnet

(indicator magnet).

Page 31: Topik pembelajaran

27

E. Cara Kerja

1. Suruh siwa menempatkan serbuk besi (baha yang dapat ditarik magnet) di

titik B

2. Suruh siswa menutup rangkaian listrik dengan cara menghubungkan saklar

3. Suruh siswa mengamati apakah bahan magnet dapat menarik serbuk besi

setelah saklar ditutup!

4. Jika bahan magnet menarik serbuk besi setelah saklar ditutup, berarti paku

telah menjadi magnet..

5. Suruh siswa membuka saklar kembali, dan mengamati serbuk besi apakah

masih menempel pada paku.

Page 32: Topik pembelajaran

28

LKS 3

Elektromagnet Sederhana

Nama : Tanggal Kelas: LKS 3 Elektromagnet Sederhana

Tujuan. Pengetahun Dapat menjelaskan cara membuat magnet dengan

mengalirkan arus listrik.

Keterampilan Proses Trampil mengamati , mengkomunikasikan dan menarik

kesimpulan (infrensi).

Bahan dan alat yang diperlukan? Bahan

Bantalan dari triplek/ soket 1 buah

Tempat baterai 1 buah

Bateai 1,5 volt 2 buah

Paku besar 1 buah

Saklar 1 buah

Kawat email (kawat yang dilapisi) 10 meter

Bahan yang dapat ditarik magnet 3 macam

Apa yang dilakukan? 1. Belitkan kawat email pada paku, dan sambungkan pada sumber tegangan !

2. Setelah diberikan arus listrik, dekatkan paku tadi dengan serbuk besi!

3. Amati dan catatlah hasil pengamatan dalam bentuk tabel!

Page 33: Topik pembelajaran

29

Pertanyaan Keterampilan Proses:

Observasi dan

Komunikasi

1 Sebelum saklar ditutup, dekatkan paku dengan serbuk

besi, apakah serbuk besi ditarik oleh paku?

2 Setelah saklar dihubungkan yaitu saklar dalam posisi on,

apakah serbuk besi dapat ditarik oleh paku? Catatlah hasil

pengamatan anda dalam bentuk tabel!

3 Pindahkan posisi saklar ke posisi of, apakah serbuk besi

masih ditarik oleh paku? Amati dan catat hasil

pengamatanmu dalam bentuk tabel!

Infrensi

(Simpulan)

Dari data hasil pengamatan buat kesimpulan apakah magnet

dapat dibuat dengan cara mengalirkan arus listrik?

Pertanyaan Perluasan Konsep.

1. Sebutkan contoh-contoh penggunaan elektromagnet dalam kehidupan sehari-

hari!

2. Setelah arus listrik dihilangkan, apakah sifat kemagnetan paku tersebut hilang?

Page 34: Topik pembelajaran

30

Contoh 4:

Topik pembelajaran : Sifat-Sifat Magnet

MENUNJUKAN ARAH UTARA-SELATAN MEDAN MAGNET BUMI (Dengan KOMPAS SEDERHANA)

A. Rasional

Magnet mempunyai dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Bila

magnet dapat bergerak bebas, maka kutub utara magnet akan menunjuk kutub

utara bumi, sedangkan kutub selatan magnet akan menunjuk kutub selatan

bumi. Untuk menunjukan arah utara-selatan bumi dapat dilakukan dengan

membuat kompas sederhana seperti gambar 1 berikut.

Magnet (silet)

Gabus

Air

Gambar.01. Kompas sedehana

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Pisau 1 set

Magnet permanen 1 buah

2. Bahan

Silet (pisau silet) 1 buah

Gabus 1 buah

Bak air (Waskom) 1 buah

Air 4 liter

Magnet permanen 1 buah

Lem takol 1 tube

Page 35: Topik pembelajaran

31

C. Cara Membuat

1. Bentuklah gabus seperti balok

2. Tempelkan pisau silet pada gabus dengan lem

3. Buatlah pisau silet menjadi magnet dengan cara mengimbas pisau silet

dengan magnet permanen.

4. Letakan gabus yang berisi magnet tadi di atas air (bagian yang berisi

magnet mengadap ke atas seperti gambar 2.

Magnet (silet)

Gabus

Air

Gambar.02. Kompas sedehana

D. Bagian-bagian Model dan Peranannya

Bagian model Peranannya sebagai

Gabus Membuat magnet mengapung

Magnet buatan (silet) Indikator arah utara-selatan bumi.

Baskom berisi Air Agar magnet dapat bergerak

bebas menunjuk utar-selatan.

E. Cara Kerja

1. Suruh siswa menempatkan gabus yang berisi magnet buatan (silet) diatas air

pada Waskom

2. Setelah berenti bergerak, suruh siswa mengamati arah penunjukan magnet

tersebut,

3. Arah yang ditunjukan arah magnet adalah arah utara-selatan bumi.

Page 36: Topik pembelajaran

32

LKS 4 Kompas Sederhana

Topik: Sifat-Sifat Magnet. .

Nama : Tanggal Kelas: LKS 4 Kompas Sederhana

Tujuan. Pengetahun Dapat menjelaskan cara menunjukn Arah Utara –Selatan

Magnet Bumi.

Keterampilan Proses Trampil mengamati , mengkomunikasikan dan menarik

kesimpulan (infrensi).

Bahan dan alat yang diperlukan?

1. Alat

Pisau 1 set

Magnet permanen 1 buah

2. Bahan

Silet (pisau silet) 1 buah

Gabus 1 buah

Bak air (Waskom) 1 buah

Air 4 liter

Magnet permanen 1 buah

Lem takol 1 tube

Apa yang dilakukan? 1. Buatlah magnet dari pisau silet yang telah disiapkan, dengan cara

menghimbas dengan magnet yang telah ada!

2. Isilah bak air (waskom) dengan air kira-kira tiga per empat bagian, dan

taruh pelan-pelan magnet buatan (silet yang telah di isi gabus bagian

bawahnya).

Page 37: Topik pembelajaran

33

3. Setelah magnet dalam keadaan setimbang (tidak bergerak lagi), amati posisi

magnet tersebut! Catat arah yang ditunjukan oleh arah magnet tersbut!

Pertanyaan Keterampilan Proses:

Observasi dan

Komunikasi

1 Setelah magnet buatan di taruh di atas air, perhatikan apakah

magnet tersebut bergerak? Bagaimana gerakannya? Catat hasil

pengamatan anda dalam bentuk tabel!

2 Setelah magnet setimbang, amati arah yang ditunjukan oleh

magnet tersebut! Catat hasil pengamatan anda dalam bentuk

tabel!

3 Coba ulangi lagi kegiatan no.1 dan no.2 dn catat hasil

pengmatan anda pada tabel! Apakah bagian magnet menunjuk

arah yang sama?

Infrensi

(Simpulan)

Dari data hasil pengamatan, buat kesimpulan apakah magnet

buatan (sederhana) dapat menunjuk arah utara-selatan magnet

bumi?

Pertanyaan Perluasan Konsep.

1. Kompas sederhana selalu menunjuk arah utara-selatan, jelaskan apa alasannya!

2. Apakah arah medan magnet bumi berimpit dengan arah utara-selatan geoegrafis

bumi?

Page 38: Topik pembelajaran

34

Contoh 5:

Topik pembelajaran : Bentuk Energi

SUMBER ENERGI LITRIK A. Rasional

Sumber energy listrik dapat dihasilkan dengan cara mengubah suatu

bentuk energi ke bentuk energy lisltrik . Sebagai contoh enrgi potensial diubah

menjadi energy listrik yaitu eneri potensial air terjun diubah mejadi energy listrik.

Energi gerak dapat diubah menjadi enrgi listrik oleh dinamo, energy kimia dapat

diubah menjadi energy listrik pada accu dan sebagainya.

Agar siswa dapat lebih memahami bagaimana peristiwa pengubahan

energy tersebut, maka perlu media pembelajaran agar siswa dapat belajar

secara aktif menemukan sumber-sumber energy utamanya sumber energy listrik.

B. Alat dan Bahan

1. Bahan

Jeruk nifis/ silikaya 3 buah

Lempengan seng (Zn) 3 buah

Lempengan tembaga (Cu) 3 buah

Saklar 1 buah

Kabel penghubung 10 meter

Bola lampu ( 1,5 Volt) 3 macam

Tempat lampu 3 buah

3. Alat

Galvano meter 1 buah

Solder (lengkap dan timah solder) 1 buah

Penjepit 6 buh

C. Cara Membuat Media

1.Siapkan beberapa jeruk dan tancapkan pada setiap jeruk elektroda seng

dan elektroda tembaga tersebut. .

2. Buat rangkaian seri antara jeruk yang sudah ada elektrodanya dan lapu

(galvanometer). Gambar rangkaian seri tersebut seperti Gambar.1.

Page 39: Topik pembelajaran

35

Zn Cu Zn Cu Zn Cu

Jeruk Jeruk Jeruk

G S

ambar 1.. Rangkaian seri Sumber Energi Listrik

D. Bagian-bagian Media dan Peranannya

Bagian media Peranannya sebagai

Jeruk Elektrolit

Lempeng seng (Zn) Elektroda negatif

Lempeng tembaga (Cu) Elektroda positif

Kabel dan penjepit

Galvano-meter (lampu pijar)

Penghubung

rangkaian

Indikator ada

tidaknyarus listrik.

E. Cara Kerja Model

1. Suruh siswa membuat rangkaian seri sumber energy listrik seperti gambar 1

2. Setelah rangkaian selesai, suruh siswa menghubungkan rangkaian dengan

memindahkan posisi saklar ke posisi on.

3. Suruh siswa mengamati galvanometer! Apakah menunjukan ada arus

listri/tidak.

4. Suruh siswa mendiskusikan hasil percobaan tersebut.

5. Dari hasil percobaan tersebut, suruh siswa membuat simpulan hasil

kegiatan.

Page 40: Topik pembelajaran

36

LKS 5

Topik: Berbagai Bentuk Energi.

Nama : Tanggal Kelas: LKS 5 Sumber Energi Listrik

Tujuan. Pengetahun Dapat menjelaskan sumber-sumber Energi

Keterampilan Proses Trampil mengamati , mengkomunikasikan dan menarik

kesimpulan (infrensi).

Sumber Energi Listrik

Bahan dan alat yang diperlukan? Bahan

Jeruk nifis/ silikaya 3 buah

Lempengan seng (Zn) 3 buah

Lempengan tembaga (Cu) 3 buah

Saklar 1 buah

Kabel penghubung 10 meter

Alat

Galvano meter/lampu 1 buah

Solder (lengkap dan timah solder) 1 buah

Penjepit 6 buh

Apa yang dilakukan? 1. Buat rangkaian seri antara jeruk yang sudah ada elektrodanya dan

lapu (galvanometer).

2. Sambungkan saklar (posisi saklar menjadi keadaan On)

3. Amati apakah lampu menyla (apakah galvano-meter menunjuk)?

Page 41: Topik pembelajaran

37

Pertanyaan Keterampilan Proses:

Observasi dan

Komunikasi

1 Amati apakah galvano-meter menunjukan angka tertentu

setelah saklar dihubungkan!

2 Catat hasil pengamatan anda dalam bentuk tabel!

3 Lakukan kegiatan 1 dan 2 dengan menambah jumlah sumber

(jeruk )! Catat hasil pengamatan anda dalam bentuk tabel!

Infrensi

(Simpulan)

Dari hasil percobaan tersebut buat simpulan, apakah jeruk yang

diberikan elektroda seng (Zn) dan eletroda tembaga (Cu) dapat

menghasilkan energi listrik?

Pertanyaan Pengembangan Konsep.

1. Bagaimana kalau jeruk diganti dengan buah yang lain seperti silikaya, nenas dan

sebagainya? Untuk memahami hal ini silahkan coba ganti jeruk dengan buah-buahan

yang lain!

2. Dalam percobaan ini ada dua elektroda yang digunakan yaitu seng (Zn) dan

Tembaga (Cu). Apa fungsi dari elektroda tersebut?

3. Apakah elektroda tersebut bisa diganti dengan bahan yang lain? Jelaskan!

Page 42: Topik pembelajaran

38

Contoh 6:

Topik pembelajaran : Uraian Warna PROSES TERJADINYA PELANGI

A. Rasional

Di alam ini banyak terjadi kejadian-kejadian alam, dan kejadian alam tersebut ada

yang merugikan, yang merupakan bencana seperti gunung meletus, terjadinya banjir,

gempa, sunami dan sebagainya. Namun dari kejadian alam tersebut ada juga peristiwa-

peristiwa yang menrik seperti terjadinya pelangi dan sebagainya.

Agar siawa memahami kejadian alam seperti terjadinya pelangi, maka perlu

media pembelajaran agar sisw lebih mudah memahami bagaimana terjadinya pelangi

tersebut. Dengan bantuan media pembelajaran ini siswa dapat terlibat langsung, melihat

dan melakukan kegiatan secaa aktif. Dengan melihat langsung dan melakukan sendiri

kegiatan, maka siswa betul-betul memahami bagaimana terjadinya pelangi tersebur.

B. Alat dan Bahan

Bak air/waskon berisi air hamper penuh 1 buah

Cermin datar ( 15 x 10 cm) 1 buah

Sumber sinar policromatis Sinar matahari) 1 buah

Layar (tabir) 1 buah

C. Cara Membuat Media

1.Siapkan bak air (Waskom) dan diisi air hampir penuh. .

2. Siapkan cermin dan celupkan cermin kedalam air membentuk sudut kira-kira 300

sampai 600. Seperti gambar 1

Cermin datar

Sinar matahari pelangi

layar

air

Gambar 1.. Proses Pembentukan Pelangi

Page 43: Topik pembelajaran

39

D. Bagian-bagian Media dan Peranannya

Bagian media Peranannya sebagai

Air dalam bak (Waskom) Sebagai medium pembias (benda bening)

Cermin datar Sebagai pemantul Sinar-sinar yang

mengalami pembiasan dari udara ke air.

Sinar polichromatis (sinar

matahari)

Sebagai sumber sinar yang dapat

diuraikan menjadi sinar-sinar

monocromatis.

Layar (tabir)

Untuk menangkap hasil uraian warna

(disversi) sinar policromatis menjadi

sinar-sinar monocromatis.

E. Cara Kerja Media

1. Suruh siswa mengisi bak (Waskom) dengan air hamper penuh.seperti

gambar.1

2. Suruh siswa mencelupkan cermin datar kedalam air dengan sudut

kemiringan antara 30o dan 60o , sehingga air akan berbentuk prisma. .

3. Arahkan susunan alat tadi ke datangnya sinar policromatis (sinar matahari)

seperti Gambar 1.

4. Ubahlah sudut kemiringan cermin sampai menemukan bentuk uraian warna

pada layar tersebut (buat sudut pembias prisma air makin kecil.

5 Setelah menemukan pristiwa uraian warna tersebut (pelangi) , diskusikan

dalam kelompok kerja anda bagaimana proses pembiasan cahay

policromatis menjadi cahaya-cahaya monocromatis.

6 Buatlah kesimpulan hasil percoban yang anda lakukan.

Page 44: Topik pembelajaran

40

LKS 6

Topik: Dispersi Cahaya (Uraian Warna)

Nama : Tanggal Kelas: LKS 6 Pelangi

Tujuan. Pengetahun Dapat menjelaskan uraian warna (Dispersi)

Keterampilan Proses Trampil mengamati , mengkomunikasikan dan menarik

kesimpulan (infrensi).

Proses Terjadinya Pelangi

(Uraian warna Cahaya Policromatis).

Bahan dan alat yang diperlukan? Bahan

Bak air/waskon berisi air hamper penuh 1 buah

Cermin datar ( 15 x 10 cm) 1 buah

Sumber sinar policromatis (Sinar matahari) 1 buah

Layar (tabir) 1 buah

Apa yang dilakukan? 1. Siapkan bak air (Waskom) dan isi air sampai hamper penuh!

2. Celupkan cermin datar membentuk sudut kedalam air, sehingga medium air membentuk perisma.!

3. Arahkan muka cermin datar ke arah datangnya sinar matahari, dan coba atur sudut kemiringan cermin antara 30o – 60o dan sampai menemukan uraian warna (dispersi cahaya ) yang bisa ditangkap layar.

Page 45: Topik pembelajaran

41

Pertanyaan Keterampilan Proses:

Observasi dan

Komunikasi

1 Setelah mengatur besar sudut kemiringan cermin (mengatur

besar sudut puncak prisma air), amati apakah sinar matahari

(sinar polichromatis) dapat diuraikan menjadi sisnar-sinar

monocrhomatis? Amati uraian warna tersebut pada layar!

2 Catatlh hasil pengamatan anda dalam bentuk tabe!

3 Lakukan kegiatan 1 dan 2 di atas menggunakan sinar lampu,

dan catat hasil pecobaan !

Infrensi

(Simpulan)

Dari hasil percobaan tersebut buat simpulan, apakah sinar

matahari dapat diuraikan?

Pertanyaan Pengembangan Konsep 1 Apakah sinar lampu (sinar laser) dapat diuraikan menjadi warna-warna lain?

Mengapa?

2 Pelangi terjadi apabila di akan terjadi hujan atau setelah hujan. Jelaskan

mengapa!

3 Bentuk pelangi yang kita amati dilangit adalah setengah lingkaran. Jelaskan

mengapa!

Page 46: Topik pembelajaran

42

Contoh 7:

Topik pembelajaran : Sifat-Sifat Cahaya

CAHAYA MERAMBAT LURUS DAN MENGIKUTI HUKUM PEMANTULAN

A. Rasional

Cahaya merupakan gelombang electromagnet, dapat merambat tanpa

memerlukan medium. Sifat-sifat cahaya antar lain: (1) cahaya merambat lurus,

(2) dapat dipantulkan dan mengikuti hokum pemantulan, (3) dapat dibiaskan dan

mengikuti hokum pembiasan, (4) cahaya dapat berinterfrensi, (5) cahaya dapat

berdifraksi, dan (6) cahaya dapat erpolarisasi. Cahaya merambat lurus, dapat

dipantulkan dan mengikuti hokum pemantulan yaitu: (1) sinar datang, garis

normal dan sinar pantul terletak dalam satu bidang datar, (2) besar sudut daang

sama dengan besar sudut pantul. Hukum pemantulan tersebut dapat ditunjukan

seperti Gambar 1 berikut.

N

Udara n1

Bidang pantul

Kaca n2

Gambar.01. Cahaya mengikuti hokum pemantulan.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Pisau/alat pemotong triplek 1 set

Pengkur besar sudut (busur derjat) 1 bua

Sumber sinar (laser/senter/raybok) 1 buah

2. Bahan

Cermin datar (15 x 20 cm) 1 buah

Busur derajat 1 buah

Penggaris 1 buah

Page 47: Topik pembelajaran

43

Triplek (20x20) 1 lembar

Kertas karton putih (20x20 cm) 1 buah

Lem takol 1 tube

C. Cara Membuat

1. Bentuklah dua trilek tadi saling tegak lurus satu sama lainnya dengan cara

member lem .

2. Tempelkan cermin pada sisi tegak triplek dengan lem, usahakan sisi bawah

betul-betul rapat.

3. Tempelkan busur derajat pada triplek sisi bawahdengan lem, usahakan

busur derajat menempel tepat pada sisi cermin.

4. Arahkan sumber cahaya kecermin seperti pada gambar 2!.

Keterangan:

Sd= sinar datang

Cermin Sp= sinar pantul

N = garis normal

S Sudut dating = sudut pantul

Triplek

Sd Sp

N

Gambar.02. Alat untuk menunjukan Hukum pemantulan.

D. Bagian-bagian Model dan Peranannya

Bagian model Peranannya sebagai

Cermin Pemantul cahaya

Laser/senter Sumber sinar

Busur derajat Untuk mengukur besar sudut

E. Petunjuk Penggunaan Media

Page 48: Topik pembelajaran

44

1) Susun alat seperti gambar 2 di atas! 2) Nyalakan sumber sinar (lampu laser) dan jatuhkan pada cermin mulai

dengan sudut datang 60o, 50o, 40o, 30o, dan 20o. 3) Catat berapa besar sudut pantul masing-masing sinar datang tadi pada

tabelberikut!

No

Susut Datang Sudut Pantul

1 60o

2 50o

3 40o

4 30o

5 20o

4) Dari data tersebut apakah besar sudut datang sama dengan sudut pantul?

Buat simpulan hasil pengamatan anda!

Page 49: Topik pembelajaran

45

Contoh 8:

Topik pembelajaran : Sifat-Sifat Cahaya

CAHAYA MERAMBAT LURUS DAN MENGIKUTI HUKUM PEMBIASAN

A. Rasional

Cahaya merupakan gelombang electromagnet, dapat merambat tanpa

memerlukan medium. Sifat-sifat cahaya antar lain: (1) cahaya merambat lurus,

(2) dapat dipantulkan dan mengikuti hokum pemantulan, (3) dapat dibiaskan dan

mengikuti hokum pembiasan, (4) cahaya dapat berinterfrensi, (5) cahaya dapat

berdifraksi, dan (6) cahaya dapat erpolarisasi. Cahaya merambat lurus, dapat

dan bila bertemu dengan bidang batas dua buah medium bening, maka akan

mengalami pembiasan, dan mengikuti hokum pembiasan sebagai berikut: (1)

sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak dalam satu bidang datar, (2)

perbandingan antara sinus sudut daang dan sinus sudut bias merupakan

bilangan konstan, yaitu sama dengan indek bias relative kedua medium tersebut,

dan (3) Bila sinar datang dari medium renggang ke medium rapat maka sinar

dibiaskan mendekati garis normal dan sebaliknya. Hukum pembiasan ini dikenal

dengan “Hukum Snellius” Proses pembiasan sinar dari medium renggang ke

medium rapat terlihat pada gambar 1. Dengan bantuan media pembelajaran

kontektual siswa akan lebih mudah memahami proses pembiasan tersebut.

Siswa diberikan kesempatan untuk ikut terlibat aktif melakukan kegiatan shingga

pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa.Alat untuk menunjukan proses

pembiasan dapat dibuat dengan bahan-bahan limbah rumah tangga yang ada

disekitar siswa.

Page 50: Topik pembelajaran

46

N

Udara n1

Bidang pantul

Kaca n2

Gambar.01. Cahaya mengikuti hokum pembiasan.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Pisau/alat pemotong triplek 1 set

Pengkur besar sudut (busur derjat) 1 bua

Sumber sinar (laser/senter/raybok) 1 buah

2. Bahan

Kaca plan paralel 1 buah

Busur derajat 1 buah

Penggaris 1 buah

Triplek (20x20) 1 lembar

Kertas karton putih (20x20 cm) 1 buah

Lem takol 1 tube

C. Cara Membuat Alat

1. Bentuklah dua trilek tadi saling tegak lurus satu sama lainnya dengan cara

memberi lem .

2. Tempelkan cermin pada sisi tegak triplek dengan lem, usahakan sisi bawah

betul-betul rapat.

3. Tempelkan busur derajat pada triplek sisi bawahdengan lem, usahakan

busur derajat menempel tepat pada sisi cermin.

4. Arahkan sumber cahaya kecermin !.

Page 51: Topik pembelajaran

47

D. Bagian-bagian Model dan Peranannya

Bagian model Peranannya sebagai

Kaca plan paralel Pembias cahaya

Laser/senter Sumber sinar

Busur derajat Untuk mengukur besar sudut

datang dan sudut bias.

E. Petunjuk Penggunaan Media

1) Susun alat seperti gambar 2 di atas! 2) Nyalakan sumber sinar (lampu laser) dan jatuhkan sinar pada kaca plan

paralel dengan sudut datang 60o, 50o, 40o, 30o, dan 20o. 3) Catat berapa besar sudut bias masing-masing sinar datang tadi pada

tabelberikut!

No

Susut Datang Sudut Bias Sin i/Sin r

1 60o

2 50o

3 40o

4 30o

5 20o

4) Dari data tersebut bagaimana hasil perbandingan antara sinus sudut

datang dan sinus sudut bias ? Dari data tersebut buat simpulan hasil percobaan yang anda lakukan!

Page 52: Topik pembelajaran

48

Contoh 9:

Topik pembelajaran : Rangkaian Listrik

Sederhana

RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL

A. Rasional

Sifat-sifat rangkaian seri, yaitu: (1) Nyala lampu lebih redup dari rangkian

parallel, (2) bila salah satu lampu putus, maka semua lampu tidak menyala.

Sifat-sifat rangkaian parlel adalah: (1) nyala lampu lebih terang (karena semua

lampu memperoleh tegangan yang sama, (2) Bila salah satu lampu putus, lampu

yang lain masih tetap menyala.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui alat-alat listrik rumah tangga

disambung dengan sumber tegangan listrik. Jenis rangkaian tersebut yaitu

rangkaian litrik seri dan rangkaian listrik parallel.. Agar siswa lebih mudah

memahami sifat-sifat masing-masing rangkaian tersebut, maka diperlukan media

pembelajaran. Media pembelajaran ini diharapkan dapat membantu siswa lebih

mudah memahami sifat-sfat masing-masing rangkaianlistrik tersebut..Bagan

skema rangkaian listrik secara seri dan parallel terlihat pda Gambar.01.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Pisau/alat pemotong triplek 1 set

Solder lengkap dengan timahnya 1 set

2. Bahan

Tempat baterai 2 buah

Baterai 1,5 Volt 4 buah

Lampu pijar 3V 6 buah

Tempat lampu 6 buah

Saklar 2 buah

Kabel penghubung 10 meter

Bantalan dari triplek (15x10 cm) 2 buah

Page 53: Topik pembelajaran

49

C. Cara Membuat

Rngkaian Listrik Seri.

1. Diatas bantalan triplek, pasanglah 3 tempat lampu pijar dan dihubungkan

secara seri. Seperti terlihat pada Gambar 2a

2. Pasanglah tempat baterai dan saklar dan sambungkan dengan lampu

seperti terlihat pada gambar 2 a

3. Pasang baterai dan lampu pada tempatnya masing-masing.

Rangkain Listrik Paralel.

1. Diatas bantalan triplek, pasanglah 3 tempat lampu pijar dan dihubungkan

secara parallel,seperti terlihat pada Gambar 2b

2. Pasanglah tempat baterai dan saklar dan sambungkan dengan lampu

seperti terlihat pada gambar 2b

3. Pasang baterai dan lampu pada tempatnya masing-masing.

(a) (b)

Gambar.1. a). Rangkaian Seri dan b) Rangkaian Paralel

D. Bagian-bagian Model dan Peranannya

Bagian model Peranannya sebagai

Bateri Sumber tegangan

Saklar Pemutus dan penyambung tegangan.

Lampu pijar Sebagai indikator sifat-sifat masing- masing

rangkaian

Page 54: Topik pembelajaran

50

E. Petunjuk Penggunaan Media

Rangkaian Seri:

1) Suruh siswa mengambil media rangkaian seri. 2) Pasang masing lampu dan baterai pada tempatnya masing-masing! 3) Sambungkan listrik dengan mengubah saklar ke posisi on. 4) Amati lampu apakah semua menyala? Amati juga teranya nyala

lampu,! Catat hasil pengamatan anda pada tabel pengamatan! 5) Coba lepaskan salah satu lampu (ini sama dengan kalau salah satu

lampu putus). Amati apakah lampu yang lain hidup atau tidak.Catat hasil pengamatan anda pada tabel pengamatan!

Rangkaian Paralel: 1) Suruh siswa mengambil media rangkaian paralel. 2) Pasang masing lampu dan baterai pada tempatnya masing-masing! 3) Sambungkan listrik dengan mengubah saklar ke posisi on. 4) Amati lampu apakah semua menyala? Amati juga teranya nyala

lampu,! Catat hasil pengamatan anda pada tabel pengamatan! 5) Coba lepaskan salah satu lampu (ini sama dengan kalau salah satu

lampu putus). Amati apakah lampu yang lain hidup atau tidak.Catat hasil pengamatan anda pada tabel pengamatan!

Rangkaian Setelah Saklar

ditutup: lampu

menyal/tidak

Terangnya

Lampu:

redup/terang

Setelah satu lampu

dilepas: lampu lain

menyala/tidak

Seri

Paralel

6) Buat kesimpulan dari hasil pengamatan anda!

Tugas /Pertanyaan. 1) Dari data pada tabel pengamatan tersebut buat kesimpulan hasil

pengamatan yang anda lakukan tentang Sifat rangkaian seri dan rangkain paralel!

2) Alat-alat listrik dirumah anda disambung seri atau paralel? Beri penjelasannya!

3) Beri beberapa contoh sambungan lampu yang dipasang secara seri!