topik pembelajaran
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

i
LAPORAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
IbM MEDIA PEMBELAJARAN KONTEKTUAL IPA SD.
Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun.
OLEH:
Drs. Nyoman Subratha, M.Pd.
NIDN: 0002055004
Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si
NIDN: 0028015903
Dibiayai Oleh:
Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Direktorat JendralPendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan
Program Pengbdian kepada Masyarakat
Nomor: 397/UN48.15/LPM/2014
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2014.

ii

iii
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Sampul i
Lembar Pengesahan ii
Daftar Isi iii
Abstrak iv
1. Judul Kegiatan 1
2. Mitra Kegiatan 1
3. Persoalan Kegiatan 1
4. Status Sosial Mitra 2
5. Lokasi P2M 2
6. Tim IbM 2
7. Aktivitas IbM
7.1 Metode Pelaksanaan
7.2 Waktu Efektif Pelaksanaan
7.3 Evaluasi Kegiatan
3
8. Biaya Program 5
9. Kontribusi Mitra 5
10. Alasan Kelanjutan Program 6
11. Usul Penyempurnaan 6
12. Dokumentasi
a. Acara Pembukaan Pelatihan
b. Kegiatan Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran
c. Kegiatan Pendampingan Pembuatan Media Kontektual IPA SD
6
13. Lampiran-Lampiran:
1. Makalah Media Pembelajaran Kontektual
2. Hasil Pelatihan (Media, Petunjuk Pembuatan Media. Dan Lembaran
Kerja Siswa (LKS).
9
9

iv
Abstrak.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas pemahaman dan
keterampilan guru-guru IPA SD Gugus IV Kecamatan Buleleng dalam hal
pengembangan perangkat pembelajaran, utamanya adalah cara pembuatan media
pembelajaran kontektual IPA SD, petunjuk penggunaannya dan lembar kerja siswa
(LKS) terkait dengan penggunaan media pembelajaran kontekstual tersebut. Metoda
pelaksnaan kegiatan ini secara bertahap, yaitu: (1) pembekalan pemahaman melalui
kegiatan informasi dan diskusi, (2) demontrasi dan praktek cara pembuatan media
pembelajaran kontekstual, (3) kegiatan pasca pelatihan, yaitu pendampingan pembuatan
media pembelajaran yang belum dibuat pada saat pelatihan dan pendampingan
implementasi pembelajaran dikelas, serta monitoring terhadap kegiatan peserta pelatihan
setelah mengikuti pelatihan. Hasil kegiatan IbM ini menunjukan bahwa: (1) pada saat
pemberian informasi, diskusi dan tanya jawab peserta sangat antusias mengikuti
pelatihan, (2) latihan/praktek membuat media pembelajaran, petunjuk penggunaannya,
dan pembuatan LKS para peserta sangat semangat dan antusias melakukan latihan, (3)
Media pembelajaran, petunjuk penggunaan dan LKS yang dihasilkan cukup bagus,(4)
Respon peserta pelatihan secara umum sangat baik, dan (5) implementasi pembelajaran
menggunakan media kontektual di kelas menunjukan hasil yang cukup baik, hal ini
terlihat dari atusias siswa mengikuti pembelajaran dan kualitas penguasaan konsep IPA
meningkat.
Kata Kunci: Media, Pembelajaran Kontektual, IPA SD

1
1. Judul Kegiatan : IbM Media Pembelajaran Kontektual IPA SD
2. Mitra Kegiatan
Mitra kegiatan IbM ini adalah guru-guru IPA SD Gugus IV SD Kecamatan
Buleleng yang terdiri dari guru-guru IPA SD1, SD2, SD3 Penglatan dan SD1, SD2, SD3
Alasangker Kecamatan Buleleng. Jumlah guru mitra adalah 18 orang dengan pendidikan
rata-rata S1.
Muara dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas pemahaman dan
keterampilan mitra dalam hal pembuatan media pembelajaran kontektual, membuat
petunjuk penggunaan media dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) untuk menunjang proses
pembelajaran IPA SD dan juga menyongsong pelaksanaan kurikulum tahun 2013.
3. Persoalan Mitra
Dari hasil analisis situasi dan permasalahan yang dialami guru-guru IPA SD
dalam proses pembelajaran di Gugus 4 SD Kecamatan Bulelng, maka masalah-masalah
yang mendesak memerlukan penanganan adalah: (1) pembuatan media pembelajaran
untuk menunjang proses pemeblajaran IPA, (2) petunjuk cara membuat media
pembelajaran serta pedoman cara menggunakan media tersebut dalam proses
pembelajaran, dan (3) pembuatan Lembaran Kerja Siswa (LKS) yaitu petunjuk tentang
apa yang harus dilakukan siswa jika diberikan tugas dalam proses pembelajaran dan
tempat menuliskan hasil kegiatan siswa tersebut selama proses pembelajaran
berlangsung.
Berdasarkan akar permasalahan tersebut di atas dan kesepakatan antara mitra
kerja (ketua gugus, Kepala SD dan guru-guru pengajar IPA SD di lingkungan gugus IV
Kecamatan Buleleng) dan tim IbM ini, maka disepakati masalah yang dipecahkan dalam
program ini adalah ”penyempurnaan perangkat pembelajaran IPA SD”, yaitu:.
(1) Pembuatan media pembelajaran kontektual IPA SD untuk kelas IV, V, dan VI
memanfaatkan bahan-bahan dari lingkungan. .
(2) Pembuatan pedoman cara menggunakan media pembelajaran kontektual IPA
SD untuk kelas IV, V, dan VI...
(3) Pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang terkait dengan media tersebut.

2
4. Status Sosial Mitra
Status sosial mitra adalah sebagai guru IPA SD pada gugus IV SD Kecamatan
Buleleng. Gugus SD Kecamatan Buleleng terdiri dari enam SD yaitu tiga SD berada di
Desa Penglatan (SD1, SD2, SD3 Penglatan) dan tiga SD berada di Desa Alasangker
(SD1, SD2 , SD3 Alasangker). Guru-guru IPA SD di gugus IV ini belum terampil dalam
hal pembuatan media pembelajaran kontektual IPA SD untuk menunjang kelancaran
proses pembelajaran IPA di SD. Dalam pembelajaran IPA proses pembelajarannya
masih bersifat konvensional jarang menggunakan media pembelajaran sehingga proses
pembelajarannya masih banyak bersifat dogmatis (hapalan). Pembelajaran semacam ini
tidak mendukung proses pembelajaran IPA masa kini dan juga tidak mendukung
pelaksanaan kurikulum 2013.
5. Lokasi
Lokasi kegiatan IbM ini adalah di gugus IV SD Kecamatan Buleleng. Kegiatan
pembukaan, pembekalan dan pelatihan diadakan di SD1 Penglatan. Kegiatan
pendampingan peserta pelatihan dalam hal pembuatan media pembelajaran lanjutan dan
implementasi pembelajaran di kelas dilakukan di masing-masing SD yaitu di SD1, SD2,
SD3 Pengalatan dan SD1, SD2, SD3 Alasangker. Desa Penglatan dan Desa Alasangker
Kecamatan Buleleng keberadaannya, sebagai berikut:
Jarak Undiksha ke lokasi kegitan IbM ini sekitar 9 km
Sarana transportasi adalah sepeda motor dan kendaraan pribadi.
Sarana komunikasi adalah telpon (HP)
6. Tim IbM
Tim IbM ini terdiri dari:
(1) Dosen berjumlah 2 orang, yaitu:
Ketua Tim : Drs. Nyoman Subratha, M.Pd (FPMIPA- Undiksha Singaraja)
Anggota : Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si. (FPMIPA- Undiksha).
(2) Teknisi 2 (dua) orang, yaitu:
Teknisi 1: Putu Budiasa, SE (Laboran Jurdik Fisika- FPMIPA Undiksha)
Teknisi 2 : Nyoman Suparta, S.Pd (Laboran Jurdik Biologi- FPMIPA Undiksha)

3
7. Aktivitas IbM
7.1 Metode Pelaksnaan Kegiatan
Solusi Yang Ditawarkan
Untuk mengatasi permasalahan yang dialami para guru IPA SD di gugus 4
Kecamatan Buleleng, maka solusi permasalahan yang digunakan adalah penyelenggaraan
inservice berupa pelatihan dan pendampingan. Dua target pelatihan dan pendampingan
yang dilakukan adalah: (1) Pelatihan dan pendampingan mengembangkan ketrampilan
dan kreativitas guru IPA SD dalam merancang dan membuat media pembelajaran
kontektuak IPA SD serta petunjuknya, (2) Pelatihan dan pendampingan membuat LKS
pembelajaran dengan pendekatan kontektual. Kegiatan pelatihan dilakukan secara
bertahap dan terintegrasi. Kegiatan pelatihan dilaksanakan secara bertahap sebanyak tiga
kali dan dilanjutkan dengan pendampingan sebanyak sembilan kali kegiatan termasuk
implementasi pembelajaran menggunakan media pembelajaran kontekstual di kelas.
Pendekatan yang digunakan
Pendekatan yang dilakukan terhadap permasalahan sekolah mitra yang ingin
dipecahkan adalah sebagai berikut.
(1) Memberikan pelatihan guru IPA SD mengidentifikasi konsep kunci IPA SD dan
merancang media pembelajaran yang relevan dengan konsep-konsep tersebut.
(2) Memberikan pelatihan mengidentifikasi fakta atau fenomena kehidupan sehari-hari
yang relevan dengan beberapa konsep kunci yang telah diidentivikasi.
(3) Memberikan pelatihan dan pendampingan merancang dan membuat media
pembelajaran kontektual IPA SD menggunakan bahan-bahan lingkungan
(4) Memberikan pelatihan dan pendampingan merancang dan membuat pedoman
penggunaan media pembelajaran dan (LKS) pembelajaran kontektual IPA SD.
(5) Melakukan pendampingan pada guru dalam mengimplementasikan pembelajaran
dengan pendekatan kontektual dengan mengunakan media pembelajaran
kontektual di kelas.

4
7.2 Waktu Efektif Pelaksanaan Kegiatan.
Pelaksanaan kegiatan IbM dilakukan secara bertahap, yaitu: (a) persiapan
pelatihan meliputi kegiatan merancang model-model media pembelajaran kontekstual,
pembuatan contoh (model) media pembelajaran kontekstual, penyusunan jadwal kegitan
bersama mitra, (b) kegiatan pelatihan, meliputi kegiatan pembekalan pemahaman,
pelatihan membuat media pembelajaran kontekstual IPA SD. Kegiatan dan pelatihan
dilakukan Jumat, 8 Agustus 2014 sampai dengan Senin, 11 Agustus 2014 bertempat di
SD1 Penglatan Kecamatan Buleleng. (c) Kegiatan pendampingan pasca pelatihan pada
peserta pelatihan oleh tim pelaksana dan monitoring oleh staf LPM Undiksha, kegiatan
ini dilakukan mulai pertengahan Agustus 2014 sampai dengan akhir Oktober 2014.
7.3. Evaluasi Kegiatan
a). Keberhasilan
Secara umum hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
(1) Kegiatan tahap pertama yaitu dalam pemberin informasi, diskusi dan tanya
jawab peserta sangat antusias mengikuti pelatihan.
(2) Kegiatan tahap ke dua yaitu latihan merancang media dan latihan membuat
media pembelajaran, peserta pelatihan sangat antusias. Hal ini terlihat dari hasil
observasi terhadap kegiatan (dokumentasi kegiatan terlihat pada lampiran).
Kegiatan ini dapat menghasilkan rancangan dan media pembelajaran kontektual
IPA SD yan cukup baik.
(3) Hasil pelatiahan pembuatan “Media pembelajaran kontektual IPA SD” berupa
media pembelajaran, petunjuk penggunaan media, dan lembar kerja siswa
(LKS) cukup baik (dokumentasi berupa foto terlampir dan media hasil kegiatan
pelatihan ada di ketua Gugus IV SD Kecamatan Buleleng).
(4) Respon peserta pelatihan secara umum sangat baik, dan peserta mengharapkan
kegaitan-kegiatan semacam ini perlu dilakukan secara rutin agar pengethuan
dan keterampilan guru-guru SD dalam hal pembelajaran IPA meningkat.
(5) Hasil implementasi pembelajaran menggunakan media pembelajaran
kontekstual yang dilakukan guru IPA pada masing-masing sekolah digugus IV
juga menunjukan hasil yang baik (dokumen berupa foto kegiatan terlampir).

5
b). Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan kegiatan pelatihan ini adalah:”para peserta pelatihan
pengetahuannya meningkat dan dapat menghasilkan produk berupa media pembelajaran
kontektual IPA SD dan petunjuknya, serta Lembar Kerja Siswa (LKS) yang tekait dengan
media tersebut. Media pembelajaran kontektual IPA SD yang dihasilkan berkualitas baik
(dokumentasi hasil pembuatan rancangan media pembelajaran oleh peserta pelatihan
terlampir dan media pembelajaran hasil pelatihan disimpan di Gugus IV SD Kecamatan
Buleleng). Peserta pelatihan trampil menggunakan media pembelajaran kontektual IPA
SD dalam kelas (terlihat dari hasil pendampingan kegiatan implementasi penggunaan
media pembelajaran yang dilakukan pada pasca pelatihan).
c). Keberlanjutan Kegiatan di Mitra.
Kegiatan pembuatan media pembelajaran kontektual IPA SD oleh peserta pelatihan
ada keberlanjutannya, terutama kegiatan pembuatan media pemblajaran kontektual untuk
topik-topik IPA SD yang lain. Keberlanjutan ini terlihat dari kegiatan guru IPA SD
membuat media pembelajaran kontektual pada saat pendampingan oleh tim pelaksana
IbM dan tim monitoring dari LPM Undiksha pasca pelatihan.
8. Biaya Program
8.1 DIPA DP2M : Rp. 40.000.000,-
8.2 Sumber Lain : Rp –
8.3 Likuiditas Pencairan Dana :
a). Tahapan pencairan Dana : Mendukung kegiatan di lapangan
b). Jumlah Dana : Diterima 100 % dengan tahapan pertma 70 %
kedua 30 %.
9. Kontribusi Mitra
a) Peran Serta Mitra pada Kegiatan:
Aktif mengikuti kegiatan pelatihan dan membantu menyedikan tempat pelatihan,
sarana dan prasarana serta membantu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan
dalam pelatihan.

6
b) Peran Mitra:
Ikut membantu menetapkan teknis pelaksanaan pelatihan, jadwal pelatihan,
menyiapkan tempat kegiatan pelatihan.
Sebgai obyek kegiatan pelatihan yaitu: (1) merancang dan membuat media
pembelajaran kontektual, (2) menyusun petunjuk penggunaan media
pembelajaran kontektual IPA SD dan Lembar Kerja Siswa (LKS), (3)
merancang dan membuat media pembelajaran untuk topik-topik selain yang
telah dibuat pada saat pelatihan.
Sebagai Subyek kegiatan adalah guru-guru IPA SD Kelas IV, V, dan VI yang
termasuk dalan Gugus IV SD Kecamatan Buleleng.
Menyiapkan dana pembuatan media pembelajaran lanjutan untuk keperluan
sekolah masing-masing,
10. Alasan Kelanjutan Kegiatan Mitra
Guru-guru IPA SD gugus IV SD Kecamatan Buleleng sangat mengharapkan:
a) Perlu ada kegiatan untuk menambah wawasan dan keterampilan pengembangan
perangkat pembelajaran yang lebih inovatif, terutama pembelajaran yang
diharapkan Kurikulum 2013.
b) Perlu ada kegiatan pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan media
pembelajaran berbasis ICT sehingga proses pembelajaran betul-betul menarik dan
memudahkan siswa memahami konsep-konsep IPA.
11. Usul Penyempurnaan IbM.
Wawancara yang dilakukan Tim pelaksana dan juga oleh tim monev dari LPM
Undiksha, terungkap beberapa hal terkait dengan penyempurnaan kegiatan IbM tahun-
tahun mendatang:
a) Usul yang diajukan para peserta pelatihan adalah agar dilakukan juga pelatihan
tentang pembuatan media berbasis ICT, mengingat guru-guru IPA SD
kebanyakan sudah punya komputer dan di sekolah sudah tersedia LCD.
b) Karena peserta pelatihan mengalami kesulitan dalam penerapan kurikulum baru
(kurikulum 2013) untuk siswa SD utamanya pengembangan kurikulum tematik,
maka diharapkan ada pelatihan dan pendampingan pengembangan kurikulum
tersebut.

7
12. Dokumentasi.
(a) Gambar/Foto Pembukaan Pelatihan.
2. Kegiatan Pelatihan

8
3. Kegiatan Pembuatan Media Pembelajran Kontekstual IPA SD.

9
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Makalah Media Pembelajaran Konekstal
Oleh: Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si. Drs. Nyoman Subratha, M.Pd.
Materi Pelatihan untuk Guru SD
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2014

10
1. RASIONAL
edia merupakan salah satu komponen yang menentukan kualitas pembelajaran. Media yang menarik dan dapat memfasilitasi siswa belajar memudahkan siswa dalam memahami meteri yang dibelajarkan. Mengingat peran
media sangat penting dalam pembelajaran, maka media perlu dibuat dengan baik agar dapat digunakan dalam pembelajaran.
Pembelajaran IPA di SD sangat penting untuk memberikan pengetahuan tentang alam, keterampilan proses, dan sikap ilmiah yang dibutuhkan untuk mempelajari alam itu sendiri dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA tidak cukup diceramahkan, tetapi harus dibelajarkan dengan memberi pengalaman langsung, misalnya melalui kegiatan eksplorasi dan ekpserimen. Pengalaman berlajar langsung yang diperoleh dalam pembelajaran IPA dapat memberikan pemahaman bermakna, keterampilan, dan sikap positif bagi siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mempelajari IPA di SD adalah dengan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learing/CTL). Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk mampu menghubungkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan konteks, situasi dunia nyata. Dengan demikian siswa akan menyadari bahwa materi yang dipelajari di kelas (sekolah) bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA di SD dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual memerlukan media yang relevan. Oleh karena itu, media yang digunakan sebagai konteks dalam pembelajaran IPA perlu dirancang dengan baik sehingga pembelajaran IPA menjadi bermakna.
2. MEDIA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Untuk memahami apa yang dimaksud media pembelajaran
kontekstual, perlu dibahas terlebih dahulu mengenai pengertian media dan pembelajaran kontekstual. a. Media
Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium yang secara arafiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Ada banyak definisi tentang media, antara lain: 1) Association of Education and Communication Technology (AECT)
menguraikan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.
M
Media pembelajaran kontektual diperlukan dalam pemeblajaran IPA di SD
Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk mampu menghubungkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan konteks, situasi dunia nyata.

11
2) National Education Association (NEA) menjelaskan bahwa media
adalah segala benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar,
dibaca, atau dibicarakan beserta instrumennya yang digunakan
untuk kegiatan tersebut.
3) Gagne (1970), media adalah berbagai kompononen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsanya untuk belajar.
4) Briggs (1970) berbendapat bahwa media adalah sebagai alat fisik
yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar.
Berdasarkan definisi di atas, yang dimaksud dengan media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi sehingga terjadi proses belajar. b. Pembelajaran Kontekstual Dalam pembelajaran kontekstual IPA SD, guru diharapkan dapat memilih fenomena atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa untuk dijadikan konteks dalam mempelajari konten (materi). Misalnya: (1) Angin puting beliung dapat dijadikan konteks dalam mempelajari materi tentang tekanan, energi, dan gejala alam, (2) Gunung meletus untuk mempelajari materi tentang gejala alam, (4) Erosi untuk mempelajari peran tumbuhan. Dengan menggunakan konteks yang ada disekitar siswa diaharapkan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yakni siswa dapat mengaitkan pemahamannya dengan kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran kontekstual diharapkan ada aktivitas terkait yang mencakup tujuh komponen utama pembelajaran kontektual, yaitu: (1) konstruktivisme, (2) inkuiri, (3) bertanya, (4) masyarakat belajar, (5) pemodelan, (6) refleksi, dan (7) penilaian otentik. Cara yang dapat dilakukan agar ketujuh komponen tersebut dapat muncul dalam pembelajaran IPA SD adalah sebagai berikut. 1) Berilah kesempatan siswa untuk mengkonstruksi pemahamannya
secara mandiri (konstruktivisme). Hal ini dapat dilakukan dengan
memberi kesempatan siswa membuat kesimpulan berdasakan
hasil eksplorasi, observasi atau eksperimentasi.
2) Berilah kesempatan siswa melakukan penyelidikan (inkuiri) yang
meliputi kegiatan berikut: (a) melakukan observasi, (b)
mengajukan pertanyaan, (c) membuat jawaban sementara
(hipotesis), (d) mengumpulkan data dan (e) membuat
kesimpulan.
3) Doronglah siswa belajar, berpikir kritis, dan mengases
pemahamannya dengan mengajukan pertanyaan (bertanya).
4) Ciptakankanlah masyarakat belajar dengan cara mengorkestrasi
pembelajaran agar siswa dapat bekerja secara kolaboratif, saling
balajar, saling asah, asih, dan asuh.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi sehingga terjadi proses belajar
7 komponen utama CTl: konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian otentik

12
5) Berilah contoh (modeling) atau mendemonstrasikan sesuatu agar
siswa dapat melakukannya.
6) Lakukan refleksi diakhir pembelajaran untuk merenungkan apa
yang sudah dan belum dipelajari, apa yang sudah diketahui dan
dapat dilakukan (terampil).
Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan media pembelajaran kontekstual adalah segala sesuatu (benda dll.) yang dijadikan konteks untuk memamahi materi dalam pembelajaran.
3. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
IPA SD
Media harus dikembangkan secara sistematis dan berorientasi pada kurikulum yang berlaku dan karakteristik peserta didik. Keefektifan media yang digunakan tidak ditentukan oleh kecanggihan media, melainkan ditentukan oleh kesesuainya dengan kompetensi dasar, materi yang dibelajarkan dan karakteristik siswa. Media dapat dibuat dari bahan-bahan bekas yang mudah didapatkan. Secara umum media pembelajaran kontekstual IPA SD dapat memfasilitasi siswa belajar, yakni dapat memberikan pengalaman belajar yang melibatkan siswa baik secara fisik maupun mental. Siswa terlibat secara langsung aktif melakukan kegiatan (hand-on) dan diberi kesempatan beripikir (mind-on) untuk membuat kesimpulan berdasarkan hasil eksplorasi, observasi atau eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pengalaman belajar lansung dapat memberikan daya retensi 90% dari apa yang siswa pelajari. Pengalaman belajar siswa dapat daya retensi yang diperoleh siswa dapat dilihat pada kerucut pengalaman belajar (Gambar 1).
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Manfaat media pembelajaran kontekstual IPA SD adalah dapat memfasilitasi siswa belajar, yakni dapat memberikan pengalaman belajar yang melibatkan siswa baik secara fisik maupun mental.

13
4. PENYUSUNAN LKS MEDIA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
IPA SD Media beserta lembar kerjanya perlu dikemas dengan baik agar dapat digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan LKS dalam pembelajaran kontekstual IPA SD dapat membantu guru mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep melalui aktivitas individual atau kelompok dan LKS dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses sains, pemahaman konsep, sikap ilmiah, dan membangkitkan minat siswa terhadap alam sekitar. Bentuk LKS dapat berupa: 1) LKS yang membantu siswa menemukan konsep, 2) LKS yang membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan, 3) LKS yang berfungsi sebagai penguatan, 4) LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum. LKS yang baik digunakan dalam pembelajaran sains harus memenuhi syarat didaktis, konstruksi, dan teknis. a) Syarat-syarat didaktik merupakan syarat yang terkait dengan
asas-asas pembelajaran yang efektif seperti:1) memperhatikan
perbedaan individu, 2) menekankan pada proses penemuan, 3)
memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan, 4)
dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,
moral, dan estetika pada diri siswa, dan 5) pengalaman belajar
ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa (intelektual,
emosional dan sebagainya), dan bukan ditentukan oleh materi
pelajaran.
b) Syarat-syarat kontruksi merupakan syarat-syarat yang berkenaan
dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat
kesukaran, dan kejelasan. Syarat-syaratyang harus dipenuhi
adalah: 1) menggunakan bahasa sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa, 2) menggunakan struktur kalimat yang
jelas, 3) memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa, 4) hidarkan pertanyaan yang sangat terbuka,
5) tidak mengacu pada buku sumber diluar kemampuan siswa, 6)
menyediakan ruangan yang cukup untuk tempat menulis atau
menggambar, 7) menggunakan kalimat sederhana dan pendek,
8) menggunakalan lebih banyak ilustrasi dari pada kata-kata, 9)
dapat digunakan oleh siswa yang lamban maupun yang cepat, 10)
ada identitas untuk memudahkan administrasinya.
c) Syarat-syarat teknis merupakan syarat terkait dengan tulisan,
gambar, dan penampilan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi: 1)
tulisan harus jelas, mudah dibaca, dan ukurannya serasi dengan
gambar, 2) gambar jelas, dapat menyampaikan pesan/isi secara
efektif, dan 3) penampilan menarik dan ada kombinasi gambar
dan huruf.
LKS dapat digunakan mengembangkan keterampilan proses, pemahaman konsep, sikap ilmiah, dan minan siswa terhadap alam sekitar. LKS harus memenuhi syarat didaktis, konstruksi, dan teknis

14
Lampiran 2:
Hasil Kegiatan Pelatihan
Merancang dan Membuat Media Pembelajaran Kontektual
IPA SD, Petunjuk Penggunaan dan Lembar Kerja Siswa.
Langkah-langkah pembutan media pembelajaran kontektual IPA SD adalah
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi konsep penting (konsep ilmiah dan topic pembelajaran.
2. Mengidentifikasi phenomena-penomena yang terkait dengan topic serta
konsep tersebut
3. Merancang perangkat pembelajaran (RPP, LKS, serta perangkat
pendukungnya)
4. Pembuatan perangkat pendukung seperti media pembelajaran serta
petunjukpenggunaannya
5. Implementasi pembelajaran di kelas sesuai rancangan yang dibuat.
Contoh 1: Topik pembelajaran adalah “Organ Respirasi pada Manusia”
MODEL ORGAN RESPIRASI PADA MANUSIA
DARI LIMBAH RUMAH TANGGA
A. Rasional
Respirasi merupakan salah satu ciri mahkluk hidup yang sangat penting.
Untuk mengenal organ-organ respirasi seperti Gambar 1 dan memahami
bagaimana mekanisme respirasi pada manusia, diperlukan media pembelajaran
berupa model. Dengan menggunakan model respirasi, siswa dapat
mengkonstruksi pemahamannya dengan cara melibatkan siswa membuat atau
mendisain dan diberi kesempatan mengalami atau mendemonstrasikan model
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Model respirasi
dapat dibuat dengan bahan-bahan limbah rumah tangga yang ada disekitar
siswa.

15
Gambar 1. Sistem respirasi pada Manusia ( Cambell et al., 1999)
B. Alat dan Bahan
1. Bahan
Botol bekas air mineral 1,5 liter....... 1 buah
Sisa sabun mandi............................ 1 buah
Sedotan bekas ............................... 2 buah
Batang ballpoint yang kosong......... 1 buah
Balon kecil berwarna merah............ 2 buah
Balon besar yang berwarna merah. 1 buah
Karet gelang ................................... 10 buah
Selotip berwarna merah.................. 1 buah
2. Alat
Gunting............................................ 1 buah
Pisau............................................... 1 buah
C. Cara Membuat
1.Ambil botol air mineral (1,5liter), kemudian potonglah bagian bawahnya
setinggi 11 cm dan tutupnya di beri lubang dengan diamter sama dengan
diameter ballpoint.

16
2. Siapkan 2 sedotan plastik dengan panjang masing-masing 7 cm. Sedotan
dimasukan dalam batang bolpoin kosong, dan di tutup dengan selotip
sehingga membentuk huruf “Y”.
3. Pasang balon pada masing-masing ujung sedotan dan diikat dengan karet.
4. Masukkan ujung ballpoint ke dalam tutup botol dan pinggiran ballpoint diberi
sabun agar udara tidak bisa keluar masuk.
5. Tutup bagian bawah botol menggunakan balon yang berukuran besar yang
sudah dipotong bagian ujungnya. Kemudian didikat dengan dengan karet
dan selotip.
Gambar 2. Model Organ Pernapasan pada Manusia
D. Bagian-bagian Model dan Peranannya
Bagian model Peranannya sebagai
Dinding botol bekas air mineral Tulang rusuk
Ruangan botol bekas air
mineral
Rongga dada
Batang ballpoint kosong Tenggorokan
Sedotan Cabang tenggorokan
(broncus)
Balon berukuran kecil Paru-paru
Balon berukuran besar Diafragma

17
E. Cara Kerja Model
Bila karet penutup botol bekas air mineral di tarik, maka
ruangan didalam botol akan bertambah besar dan tekanan
udara di dalam botol plastik menjadi rendah, sehingga udara
dari luar dapat masuk ke balon dan balon menjadi
mengembang.
Sedangkan bila karet penutup botol plastik bagian bawah
ditekan, ruangan di dalam botol plastik menjadi volumenya
menyempit dan tekanan udara didalam botol plastik semakin
tinggi, sehingga udara di dalam pipa keluar sehingga balon di
dalam botol plastik menguncup atau mengempis. Begitu pula
ketika karet penutup botol plastik dilepaskan, maka akan
kembali seperti semula. Kejadian ini sama seperti proses
pernapasan pada manusia.
F. Cara Menggunakan
1.Suruh siswa menarik balon karet yang dijadikan penutup botol bagian
bawah ke arah luar. Kemudian ditugaskan siswa untuk mengamati apa
yang terjadi pada balon yang ada di dalam botol?
2. Siswa disuruh menekan balon karet yang dijadikan penutup botol bagian
bawah ke arah dalam. Selajutnya disuruh mengamati apa yang terjadi.
3. Diskusikan mengapa hal tersebut dapat terjadi.
4. Jelaskan hubungannya dengan mekanisme pernapasan dada.

18
Nama: _______________________________ Tanggal: _______________Kelas: ________
Tujuan
Pengetahuan Dapat menjelaskan proses pernafasan pada manusia
Keterampilan Proses
Terampil melakukan observasi dan komunikasi
Bagaimanakah proses pernafasan pada manusia?
Bahan dan alat apakah yang diperlukan?
1. Botol plastik besar 2. Selang Ө 1,5 cm 3. Ballpoint..... 2 buah 4. Balon (warna merah) 5. Lilin 6. Cutter 7. Sabun batangan(plastisin) 8. Karet gelang 9. Selotip 10.
Apakah yang dilakukan?
a. Membuat model sistem pernafasan
1. Ambil botol air mineral (1,5 liter), kemudian potonglah bagian bawahnya
setinggi 11 cm dan tutupnya di beri lubang dengan diamter Ө1,5 cm.
2. Siapkan 2 ballpoint kosong dan selanjutnya dibengkokkan dengan
memanaskan di atas lilin.
3. Masukkan kedua ballpoint tadi ke dalam selang sehingga berbentuk seperti
huruf “Y” dan pada ujung tempat memasukkan botol ditutup dengan
plastisin/sabun.
LKS: 1 MADEL SISTEM PERNAFASAN

19
4. Pasang balon pada masing-masing ujung sedotan dan diikat dengan karet.
5. Masukkan perangkat tadi ke dalam botol dan tutup dengan tutup botol
yang sudah dilubangi.
6. Tutup bagian bawah botol menggunakan balon yang berukuran besar yang
sudah dipotong bagian ujungnya. Kemudian didikat dengan dengan karet
dan selotip.
Gambar 2. Model Organ Pernapasan pada Manusia
b. Menggunakan model sistem pernafasan
1. Pegang botol plastik dengan tangan kiri.
2. Tarik balon pada dasar botol ke arah bawah. Tarikan ini menggambarkan otot
diafragma dalam keadaan berkontraksi.
3. Lepaskan balon yang ditarik ke keposisi semula, posisi balon dalam keadaan
awal ini menggambarkan otot diafragma dalam keadaan relaksasi.

20
Pertanyaan keterampilan proses
Observasi dan
komunikasi
Apa yang Anda dapat amati? Tulis hasil pengamatan
Anda dalam bentuk tabel.
No. Keadaan Pada saat ditarik
Pada saat tidak ditarik
1 Balon di dalam botol
2 Volume udara di dalam botol
Pertanyaan perluasan konsep
1. Mengapa udara dapat masuk ke dalam paru-paru dan keluar melalui
hidung seperti keadaan balon dalam model sistem pernafasan dapat
kembang dan kempis?
2. Bagaimakah posisi tulang rusuk pada saat kita melakukan pernafasan
perut?
3. Apa akibat dari perubahan posisi tulang rusuk?

21
Contoh 2:
Topik pembelajaran : Daya antar Listrik
ALAT UNTUK MENUNJUKAN SIFAT ANTARAN LISTRIK
(KONDUKTOR DAN ISOLATR) A. Rasional
Sifat antaran listrik dapat digolongkan menjadi tiga yaitu konduktor dan
isolator. Konduktor adalah zat atau bahan yang dapat/mudah dilewati
(mengantarkan) listrik. Sebagai contoh konduktor adalah: logam (besi, baja,
aluminium, tembaga,kuningan dan sebagainya). Isolator adalah zat (bahan) yang
tidak dapat dialiri (mengantarkan) arus listrik. Sebagai contoh isolator adalah:
kayu, plastik, karet, gabus dan sebagainya. Agar siswa dapat memahami dan
dapat menggolongkan benda-benda yang termasuk konduktor dan yang
termasuk isolator, maka siswa perlu media pembelajaran dalam memahami
perbedaan mana mana termasuk konduktor dan yang mana termasuk isolator.
B. Alat dan Bahan
1. Bahan
Bantalan dari triplek/ soket 1 buah
Tempat baterai dan baterai 1,5 V 1 buah
Lampu pijar (3 volt) 1 buah
Saklar 1 buah
Kabel penghubung 5 meter
Jenis-jenis bahan isolator 3 macam
Jenis-jenis bahan konduktor 3 macam
Paku triplek 10 buah 2. Alat
Gergaji 1 buah
Solder (lengkap dan timah solder) 1 buah
Penjepit 1 buh
C. Cara Membuat Media
1.Buat bantalan dari triplek ukuran 15x 20 cm dan tancapkan paku-paku
triplek sebagai tempat untuk pegangan abel.
2. Pasanglah tempat bateri, tempat lampu dan saklar seperti gambar 1

22
3. Sambungkan tempat baterai, tempat lampu, dan saklar secara seri.
4 Tambahkan kabel- kabel penghubung seperti gambar 1.
Bahan
A B
Baterai Lampu Saklar
Gambar 1.. Rangkaian alat untuk menunjukan bahan isolator dan konduktor
D. Bagian-bagian Model dan Peranannya
Bagian model Peranannya sebagai
Baterai Sumber tegangan
Lampu pijar Indikator adanya arus
listrik
Saklar Membuka/menutup
arus listrik
Bahan Isolator/Konduktor
E. Cara Kerja Model
1. Suruh siswa menempatkan bahan antara titik A dan titik B
2. Suruh siswa menutup rangkaian dengan cara menghubungkan saklar
3. Suruh siswa mengamati lampu pijar, menyala atau tidak
4. Jika menyala, berrti bahan itu konduktor dan bila tidak menyala berarti baha
itu termasuk isolator.

23
LKS 2 . Konduktor dan Isolator
Nama : Tanggal Kelas: LKS 2 Konduktor dan Isolator
Tujuan. Pengetahun Dapat membedakan antara konduktor dan isolator
Keterampilan Proses Trampil mengamati , mengkomunikasikan dan menarik
kesimpulan (infrensi).
Bahan dan alat yang diperlukan? 1. Bahan
Bantalan dari triplek/ soket 1 buah
Tempat baterai dan baterai 1,5 V 1 buah
Lampu pijar (3 volt) 1 buah
Saklar 1 buah
Kabel penghubung 5 meter
Jenis-jenis bahan isolator 3 macam
Jenis-jenis bahan konduktor 3 macam
Paku triplek 10 buah
2 Alat
Gergaji 1 buah
Solder (lengkap dan timah solder) 1 buah
Penjepit 1 buh
Apa yang dilakukan? 1. Buatlah rangkain seri sumber tegangan (baterai), saklar dan bahan yang
mau dites!
2. Sambungkan rangkaian dengan mengubah posisi saklar ke on!

24
3. Amati apakah lampu menyala atau tidak! Catat hasil pengamatan dalam
bentuk tabel!
4. Ulangi langkah kegiatan 1 s/d 3 untuk bahan yang lain! Catat hasil
pengamatan dalam bentuk tabel!
Pertanyaan Keterampilan Proses:
Observasi dan
Komunikasi
1. Setelah saklar dihubungkan yaitu saklar dalam posisi on,
apakah lampu menyala? Catat hasil pengamatan anda dalam
bentuk tabel!
2. Untuk bahan yang lain, setelah saklar dalam posisi on lampu
menyla atau tidak? Catat hasil pengamatan anda dalam
bentuk tabel!
Infrensi
(Simpulan)
Dari data hasil pengamatan buat kesimpulan bahan-bahan yang
mana termasuk bahan konduktor dan yang mana termasuk bahan
isolator?
Pertnyaan Perluasan Konsep.
1. Apa fungsi isolator dan konduktor dalam kehidupan sehari-hari?
2. Sebutkan contoh penggunaan isolator dan penggunaan konduktor dalam
kehidupan sehari-hari!

25
Contoh 3:
Topik pembelajaran : Elektro Magnet
MEMBUAT MAGNET DENGAN CARA MENGALIRKAN ARUS LISTRIK
(Elektro Magnet)
A. Rasional
Paku yang terbuat dari besi/baja dapat dibuat menjadi bersfat magnet
dengan cara mengalirkan arus listrik disekitarnya. Bila arus listrik tersebut
dihilangkan, maka sifat kemagnetan paku itu akan hilang. Cara membuat magnet
dengan mengalirkan arus listrik ini disebut elektro magnet. Prinsip elektro
magnet ini ditemukan oleh Faraday, yaitu bahwa disekitar pengantar yang
berarus listrik terdapat medan magnet, dan besarnya kuat medan magnet yang
dihasilkan bergantung pada kuat arus listrik yang mengalir pada kawat pengantar
tersebut. Gambar rangkaian listrik untuk dapat menghasilkan elektro magnet
terlihat pada Gambar 01.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Solder (dengan timah solder) 1 set
Penjepit 1 set 2. Bahan
Bantalan dari triplek/ soket 1 buah
Tempat baterai 1 buah
bateai 1,5 volt 2 buah
Paku besar 1 buah
Saklar 1 buah
Kawat email (kawat yang dilapisi) 10 meter
Bahan yang dapat ditarik magnet 3 macam C. Cara Membuat
1. Belitkan kawat email tersebut pada paku yang terbuat dari besi/baja kira-
kira 50 kali.
2. Buatlah bantalan dari triplek ukuran 15x 20 cm dan tancapkan paku-paku
triplek sebagai tempat untuk pegangan rangkaian listrik.

26
3. Pasanglah tempat bateri, tempat lampu, saklar dan sambungkan ujung
belitan kawat pada paku secara seri dengan dengan lampu dan saklar
seperti gambar 1.
A (Paku besi)
B (serbuk besi)
E S
Gambar 1.. Rangkaian alat untuk menunjukan adanya magnet elektro.
D. Bagian-bagian Model dan Peranannya
Bagian model Peranannya sebagai
Baterai (E) Sumber tegangan
Saklar (S) Membuka/menutup
arus listrik
Paku besi (A)
Serbuk besi (B)
Bahan magnet
Bahan yang dapat
ditarik magnet
(indicator magnet).

27
E. Cara Kerja
1. Suruh siwa menempatkan serbuk besi (baha yang dapat ditarik magnet) di
titik B
2. Suruh siswa menutup rangkaian listrik dengan cara menghubungkan saklar
3. Suruh siswa mengamati apakah bahan magnet dapat menarik serbuk besi
setelah saklar ditutup!
4. Jika bahan magnet menarik serbuk besi setelah saklar ditutup, berarti paku
telah menjadi magnet..
5. Suruh siswa membuka saklar kembali, dan mengamati serbuk besi apakah
masih menempel pada paku.

28
LKS 3
Elektromagnet Sederhana
Nama : Tanggal Kelas: LKS 3 Elektromagnet Sederhana
Tujuan. Pengetahun Dapat menjelaskan cara membuat magnet dengan
mengalirkan arus listrik.
Keterampilan Proses Trampil mengamati , mengkomunikasikan dan menarik
kesimpulan (infrensi).
Bahan dan alat yang diperlukan? Bahan
Bantalan dari triplek/ soket 1 buah
Tempat baterai 1 buah
Bateai 1,5 volt 2 buah
Paku besar 1 buah
Saklar 1 buah
Kawat email (kawat yang dilapisi) 10 meter
Bahan yang dapat ditarik magnet 3 macam
Apa yang dilakukan? 1. Belitkan kawat email pada paku, dan sambungkan pada sumber tegangan !
2. Setelah diberikan arus listrik, dekatkan paku tadi dengan serbuk besi!
3. Amati dan catatlah hasil pengamatan dalam bentuk tabel!

29
Pertanyaan Keterampilan Proses:
Observasi dan
Komunikasi
1 Sebelum saklar ditutup, dekatkan paku dengan serbuk
besi, apakah serbuk besi ditarik oleh paku?
2 Setelah saklar dihubungkan yaitu saklar dalam posisi on,
apakah serbuk besi dapat ditarik oleh paku? Catatlah hasil
pengamatan anda dalam bentuk tabel!
3 Pindahkan posisi saklar ke posisi of, apakah serbuk besi
masih ditarik oleh paku? Amati dan catat hasil
pengamatanmu dalam bentuk tabel!
Infrensi
(Simpulan)
Dari data hasil pengamatan buat kesimpulan apakah magnet
dapat dibuat dengan cara mengalirkan arus listrik?
Pertanyaan Perluasan Konsep.
1. Sebutkan contoh-contoh penggunaan elektromagnet dalam kehidupan sehari-
hari!
2. Setelah arus listrik dihilangkan, apakah sifat kemagnetan paku tersebut hilang?

30
Contoh 4:
Topik pembelajaran : Sifat-Sifat Magnet
MENUNJUKAN ARAH UTARA-SELATAN MEDAN MAGNET BUMI (Dengan KOMPAS SEDERHANA)
A. Rasional
Magnet mempunyai dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Bila
magnet dapat bergerak bebas, maka kutub utara magnet akan menunjuk kutub
utara bumi, sedangkan kutub selatan magnet akan menunjuk kutub selatan
bumi. Untuk menunjukan arah utara-selatan bumi dapat dilakukan dengan
membuat kompas sederhana seperti gambar 1 berikut.
Magnet (silet)
Gabus
Air
Gambar.01. Kompas sedehana
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Pisau 1 set
Magnet permanen 1 buah
2. Bahan
Silet (pisau silet) 1 buah
Gabus 1 buah
Bak air (Waskom) 1 buah
Air 4 liter
Magnet permanen 1 buah
Lem takol 1 tube

31
C. Cara Membuat
1. Bentuklah gabus seperti balok
2. Tempelkan pisau silet pada gabus dengan lem
3. Buatlah pisau silet menjadi magnet dengan cara mengimbas pisau silet
dengan magnet permanen.
4. Letakan gabus yang berisi magnet tadi di atas air (bagian yang berisi
magnet mengadap ke atas seperti gambar 2.
Magnet (silet)
Gabus
Air
Gambar.02. Kompas sedehana
D. Bagian-bagian Model dan Peranannya
Bagian model Peranannya sebagai
Gabus Membuat magnet mengapung
Magnet buatan (silet) Indikator arah utara-selatan bumi.
Baskom berisi Air Agar magnet dapat bergerak
bebas menunjuk utar-selatan.
E. Cara Kerja
1. Suruh siswa menempatkan gabus yang berisi magnet buatan (silet) diatas air
pada Waskom
2. Setelah berenti bergerak, suruh siswa mengamati arah penunjukan magnet
tersebut,
3. Arah yang ditunjukan arah magnet adalah arah utara-selatan bumi.

32
LKS 4 Kompas Sederhana
Topik: Sifat-Sifat Magnet. .
Nama : Tanggal Kelas: LKS 4 Kompas Sederhana
Tujuan. Pengetahun Dapat menjelaskan cara menunjukn Arah Utara –Selatan
Magnet Bumi.
Keterampilan Proses Trampil mengamati , mengkomunikasikan dan menarik
kesimpulan (infrensi).
Bahan dan alat yang diperlukan?
1. Alat
Pisau 1 set
Magnet permanen 1 buah
2. Bahan
Silet (pisau silet) 1 buah
Gabus 1 buah
Bak air (Waskom) 1 buah
Air 4 liter
Magnet permanen 1 buah
Lem takol 1 tube
Apa yang dilakukan? 1. Buatlah magnet dari pisau silet yang telah disiapkan, dengan cara
menghimbas dengan magnet yang telah ada!
2. Isilah bak air (waskom) dengan air kira-kira tiga per empat bagian, dan
taruh pelan-pelan magnet buatan (silet yang telah di isi gabus bagian
bawahnya).

33
3. Setelah magnet dalam keadaan setimbang (tidak bergerak lagi), amati posisi
magnet tersebut! Catat arah yang ditunjukan oleh arah magnet tersbut!
Pertanyaan Keterampilan Proses:
Observasi dan
Komunikasi
1 Setelah magnet buatan di taruh di atas air, perhatikan apakah
magnet tersebut bergerak? Bagaimana gerakannya? Catat hasil
pengamatan anda dalam bentuk tabel!
2 Setelah magnet setimbang, amati arah yang ditunjukan oleh
magnet tersebut! Catat hasil pengamatan anda dalam bentuk
tabel!
3 Coba ulangi lagi kegiatan no.1 dan no.2 dn catat hasil
pengmatan anda pada tabel! Apakah bagian magnet menunjuk
arah yang sama?
Infrensi
(Simpulan)
Dari data hasil pengamatan, buat kesimpulan apakah magnet
buatan (sederhana) dapat menunjuk arah utara-selatan magnet
bumi?
Pertanyaan Perluasan Konsep.
1. Kompas sederhana selalu menunjuk arah utara-selatan, jelaskan apa alasannya!
2. Apakah arah medan magnet bumi berimpit dengan arah utara-selatan geoegrafis
bumi?

34
Contoh 5:
Topik pembelajaran : Bentuk Energi
SUMBER ENERGI LITRIK A. Rasional
Sumber energy listrik dapat dihasilkan dengan cara mengubah suatu
bentuk energi ke bentuk energy lisltrik . Sebagai contoh enrgi potensial diubah
menjadi energy listrik yaitu eneri potensial air terjun diubah mejadi energy listrik.
Energi gerak dapat diubah menjadi enrgi listrik oleh dinamo, energy kimia dapat
diubah menjadi energy listrik pada accu dan sebagainya.
Agar siswa dapat lebih memahami bagaimana peristiwa pengubahan
energy tersebut, maka perlu media pembelajaran agar siswa dapat belajar
secara aktif menemukan sumber-sumber energy utamanya sumber energy listrik.
B. Alat dan Bahan
1. Bahan
Jeruk nifis/ silikaya 3 buah
Lempengan seng (Zn) 3 buah
Lempengan tembaga (Cu) 3 buah
Saklar 1 buah
Kabel penghubung 10 meter
Bola lampu ( 1,5 Volt) 3 macam
Tempat lampu 3 buah
3. Alat
Galvano meter 1 buah
Solder (lengkap dan timah solder) 1 buah
Penjepit 6 buh
C. Cara Membuat Media
1.Siapkan beberapa jeruk dan tancapkan pada setiap jeruk elektroda seng
dan elektroda tembaga tersebut. .
2. Buat rangkaian seri antara jeruk yang sudah ada elektrodanya dan lapu
(galvanometer). Gambar rangkaian seri tersebut seperti Gambar.1.

35
Zn Cu Zn Cu Zn Cu
Jeruk Jeruk Jeruk
G S
ambar 1.. Rangkaian seri Sumber Energi Listrik
D. Bagian-bagian Media dan Peranannya
Bagian media Peranannya sebagai
Jeruk Elektrolit
Lempeng seng (Zn) Elektroda negatif
Lempeng tembaga (Cu) Elektroda positif
Kabel dan penjepit
Galvano-meter (lampu pijar)
Penghubung
rangkaian
Indikator ada
tidaknyarus listrik.
E. Cara Kerja Model
1. Suruh siswa membuat rangkaian seri sumber energy listrik seperti gambar 1
2. Setelah rangkaian selesai, suruh siswa menghubungkan rangkaian dengan
memindahkan posisi saklar ke posisi on.
3. Suruh siswa mengamati galvanometer! Apakah menunjukan ada arus
listri/tidak.
4. Suruh siswa mendiskusikan hasil percobaan tersebut.
5. Dari hasil percobaan tersebut, suruh siswa membuat simpulan hasil
kegiatan.

36
LKS 5
Topik: Berbagai Bentuk Energi.
Nama : Tanggal Kelas: LKS 5 Sumber Energi Listrik
Tujuan. Pengetahun Dapat menjelaskan sumber-sumber Energi
Keterampilan Proses Trampil mengamati , mengkomunikasikan dan menarik
kesimpulan (infrensi).
Sumber Energi Listrik
Bahan dan alat yang diperlukan? Bahan
Jeruk nifis/ silikaya 3 buah
Lempengan seng (Zn) 3 buah
Lempengan tembaga (Cu) 3 buah
Saklar 1 buah
Kabel penghubung 10 meter
Alat
Galvano meter/lampu 1 buah
Solder (lengkap dan timah solder) 1 buah
Penjepit 6 buh
Apa yang dilakukan? 1. Buat rangkaian seri antara jeruk yang sudah ada elektrodanya dan
lapu (galvanometer).
2. Sambungkan saklar (posisi saklar menjadi keadaan On)
3. Amati apakah lampu menyla (apakah galvano-meter menunjuk)?

37
Pertanyaan Keterampilan Proses:
Observasi dan
Komunikasi
1 Amati apakah galvano-meter menunjukan angka tertentu
setelah saklar dihubungkan!
2 Catat hasil pengamatan anda dalam bentuk tabel!
3 Lakukan kegiatan 1 dan 2 dengan menambah jumlah sumber
(jeruk )! Catat hasil pengamatan anda dalam bentuk tabel!
Infrensi
(Simpulan)
Dari hasil percobaan tersebut buat simpulan, apakah jeruk yang
diberikan elektroda seng (Zn) dan eletroda tembaga (Cu) dapat
menghasilkan energi listrik?
Pertanyaan Pengembangan Konsep.
1. Bagaimana kalau jeruk diganti dengan buah yang lain seperti silikaya, nenas dan
sebagainya? Untuk memahami hal ini silahkan coba ganti jeruk dengan buah-buahan
yang lain!
2. Dalam percobaan ini ada dua elektroda yang digunakan yaitu seng (Zn) dan
Tembaga (Cu). Apa fungsi dari elektroda tersebut?
3. Apakah elektroda tersebut bisa diganti dengan bahan yang lain? Jelaskan!

38
Contoh 6:
Topik pembelajaran : Uraian Warna PROSES TERJADINYA PELANGI
A. Rasional
Di alam ini banyak terjadi kejadian-kejadian alam, dan kejadian alam tersebut ada
yang merugikan, yang merupakan bencana seperti gunung meletus, terjadinya banjir,
gempa, sunami dan sebagainya. Namun dari kejadian alam tersebut ada juga peristiwa-
peristiwa yang menrik seperti terjadinya pelangi dan sebagainya.
Agar siawa memahami kejadian alam seperti terjadinya pelangi, maka perlu
media pembelajaran agar sisw lebih mudah memahami bagaimana terjadinya pelangi
tersebut. Dengan bantuan media pembelajaran ini siswa dapat terlibat langsung, melihat
dan melakukan kegiatan secaa aktif. Dengan melihat langsung dan melakukan sendiri
kegiatan, maka siswa betul-betul memahami bagaimana terjadinya pelangi tersebur.
B. Alat dan Bahan
Bak air/waskon berisi air hamper penuh 1 buah
Cermin datar ( 15 x 10 cm) 1 buah
Sumber sinar policromatis Sinar matahari) 1 buah
Layar (tabir) 1 buah
C. Cara Membuat Media
1.Siapkan bak air (Waskom) dan diisi air hampir penuh. .
2. Siapkan cermin dan celupkan cermin kedalam air membentuk sudut kira-kira 300
sampai 600. Seperti gambar 1
Cermin datar
Sinar matahari pelangi
layar
air
Gambar 1.. Proses Pembentukan Pelangi

39
D. Bagian-bagian Media dan Peranannya
Bagian media Peranannya sebagai
Air dalam bak (Waskom) Sebagai medium pembias (benda bening)
Cermin datar Sebagai pemantul Sinar-sinar yang
mengalami pembiasan dari udara ke air.
Sinar polichromatis (sinar
matahari)
Sebagai sumber sinar yang dapat
diuraikan menjadi sinar-sinar
monocromatis.
Layar (tabir)
Untuk menangkap hasil uraian warna
(disversi) sinar policromatis menjadi
sinar-sinar monocromatis.
E. Cara Kerja Media
1. Suruh siswa mengisi bak (Waskom) dengan air hamper penuh.seperti
gambar.1
2. Suruh siswa mencelupkan cermin datar kedalam air dengan sudut
kemiringan antara 30o dan 60o , sehingga air akan berbentuk prisma. .
3. Arahkan susunan alat tadi ke datangnya sinar policromatis (sinar matahari)
seperti Gambar 1.
4. Ubahlah sudut kemiringan cermin sampai menemukan bentuk uraian warna
pada layar tersebut (buat sudut pembias prisma air makin kecil.
5 Setelah menemukan pristiwa uraian warna tersebut (pelangi) , diskusikan
dalam kelompok kerja anda bagaimana proses pembiasan cahay
policromatis menjadi cahaya-cahaya monocromatis.
6 Buatlah kesimpulan hasil percoban yang anda lakukan.

40
LKS 6
Topik: Dispersi Cahaya (Uraian Warna)
Nama : Tanggal Kelas: LKS 6 Pelangi
Tujuan. Pengetahun Dapat menjelaskan uraian warna (Dispersi)
Keterampilan Proses Trampil mengamati , mengkomunikasikan dan menarik
kesimpulan (infrensi).
Proses Terjadinya Pelangi
(Uraian warna Cahaya Policromatis).
Bahan dan alat yang diperlukan? Bahan
Bak air/waskon berisi air hamper penuh 1 buah
Cermin datar ( 15 x 10 cm) 1 buah
Sumber sinar policromatis (Sinar matahari) 1 buah
Layar (tabir) 1 buah
Apa yang dilakukan? 1. Siapkan bak air (Waskom) dan isi air sampai hamper penuh!
2. Celupkan cermin datar membentuk sudut kedalam air, sehingga medium air membentuk perisma.!
3. Arahkan muka cermin datar ke arah datangnya sinar matahari, dan coba atur sudut kemiringan cermin antara 30o – 60o dan sampai menemukan uraian warna (dispersi cahaya ) yang bisa ditangkap layar.

41
Pertanyaan Keterampilan Proses:
Observasi dan
Komunikasi
1 Setelah mengatur besar sudut kemiringan cermin (mengatur
besar sudut puncak prisma air), amati apakah sinar matahari
(sinar polichromatis) dapat diuraikan menjadi sisnar-sinar
monocrhomatis? Amati uraian warna tersebut pada layar!
2 Catatlh hasil pengamatan anda dalam bentuk tabe!
3 Lakukan kegiatan 1 dan 2 di atas menggunakan sinar lampu,
dan catat hasil pecobaan !
Infrensi
(Simpulan)
Dari hasil percobaan tersebut buat simpulan, apakah sinar
matahari dapat diuraikan?
Pertanyaan Pengembangan Konsep 1 Apakah sinar lampu (sinar laser) dapat diuraikan menjadi warna-warna lain?
Mengapa?
2 Pelangi terjadi apabila di akan terjadi hujan atau setelah hujan. Jelaskan
mengapa!
3 Bentuk pelangi yang kita amati dilangit adalah setengah lingkaran. Jelaskan
mengapa!

42
Contoh 7:
Topik pembelajaran : Sifat-Sifat Cahaya
CAHAYA MERAMBAT LURUS DAN MENGIKUTI HUKUM PEMANTULAN
A. Rasional
Cahaya merupakan gelombang electromagnet, dapat merambat tanpa
memerlukan medium. Sifat-sifat cahaya antar lain: (1) cahaya merambat lurus,
(2) dapat dipantulkan dan mengikuti hokum pemantulan, (3) dapat dibiaskan dan
mengikuti hokum pembiasan, (4) cahaya dapat berinterfrensi, (5) cahaya dapat
berdifraksi, dan (6) cahaya dapat erpolarisasi. Cahaya merambat lurus, dapat
dipantulkan dan mengikuti hokum pemantulan yaitu: (1) sinar datang, garis
normal dan sinar pantul terletak dalam satu bidang datar, (2) besar sudut daang
sama dengan besar sudut pantul. Hukum pemantulan tersebut dapat ditunjukan
seperti Gambar 1 berikut.
N
Udara n1
Bidang pantul
Kaca n2
Gambar.01. Cahaya mengikuti hokum pemantulan.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Pisau/alat pemotong triplek 1 set
Pengkur besar sudut (busur derjat) 1 bua
Sumber sinar (laser/senter/raybok) 1 buah
2. Bahan
Cermin datar (15 x 20 cm) 1 buah
Busur derajat 1 buah
Penggaris 1 buah

43
Triplek (20x20) 1 lembar
Kertas karton putih (20x20 cm) 1 buah
Lem takol 1 tube
C. Cara Membuat
1. Bentuklah dua trilek tadi saling tegak lurus satu sama lainnya dengan cara
member lem .
2. Tempelkan cermin pada sisi tegak triplek dengan lem, usahakan sisi bawah
betul-betul rapat.
3. Tempelkan busur derajat pada triplek sisi bawahdengan lem, usahakan
busur derajat menempel tepat pada sisi cermin.
4. Arahkan sumber cahaya kecermin seperti pada gambar 2!.
Keterangan:
Sd= sinar datang
Cermin Sp= sinar pantul
N = garis normal
S Sudut dating = sudut pantul
Triplek
Sd Sp
N
Gambar.02. Alat untuk menunjukan Hukum pemantulan.
D. Bagian-bagian Model dan Peranannya
Bagian model Peranannya sebagai
Cermin Pemantul cahaya
Laser/senter Sumber sinar
Busur derajat Untuk mengukur besar sudut
E. Petunjuk Penggunaan Media

44
1) Susun alat seperti gambar 2 di atas! 2) Nyalakan sumber sinar (lampu laser) dan jatuhkan pada cermin mulai
dengan sudut datang 60o, 50o, 40o, 30o, dan 20o. 3) Catat berapa besar sudut pantul masing-masing sinar datang tadi pada
tabelberikut!
No
Susut Datang Sudut Pantul
1 60o
2 50o
3 40o
4 30o
5 20o
4) Dari data tersebut apakah besar sudut datang sama dengan sudut pantul?
Buat simpulan hasil pengamatan anda!

45
Contoh 8:
Topik pembelajaran : Sifat-Sifat Cahaya
CAHAYA MERAMBAT LURUS DAN MENGIKUTI HUKUM PEMBIASAN
A. Rasional
Cahaya merupakan gelombang electromagnet, dapat merambat tanpa
memerlukan medium. Sifat-sifat cahaya antar lain: (1) cahaya merambat lurus,
(2) dapat dipantulkan dan mengikuti hokum pemantulan, (3) dapat dibiaskan dan
mengikuti hokum pembiasan, (4) cahaya dapat berinterfrensi, (5) cahaya dapat
berdifraksi, dan (6) cahaya dapat erpolarisasi. Cahaya merambat lurus, dapat
dan bila bertemu dengan bidang batas dua buah medium bening, maka akan
mengalami pembiasan, dan mengikuti hokum pembiasan sebagai berikut: (1)
sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak dalam satu bidang datar, (2)
perbandingan antara sinus sudut daang dan sinus sudut bias merupakan
bilangan konstan, yaitu sama dengan indek bias relative kedua medium tersebut,
dan (3) Bila sinar datang dari medium renggang ke medium rapat maka sinar
dibiaskan mendekati garis normal dan sebaliknya. Hukum pembiasan ini dikenal
dengan “Hukum Snellius” Proses pembiasan sinar dari medium renggang ke
medium rapat terlihat pada gambar 1. Dengan bantuan media pembelajaran
kontektual siswa akan lebih mudah memahami proses pembiasan tersebut.
Siswa diberikan kesempatan untuk ikut terlibat aktif melakukan kegiatan shingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa.Alat untuk menunjukan proses
pembiasan dapat dibuat dengan bahan-bahan limbah rumah tangga yang ada
disekitar siswa.

46
N
Udara n1
Bidang pantul
Kaca n2
Gambar.01. Cahaya mengikuti hokum pembiasan.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Pisau/alat pemotong triplek 1 set
Pengkur besar sudut (busur derjat) 1 bua
Sumber sinar (laser/senter/raybok) 1 buah
2. Bahan
Kaca plan paralel 1 buah
Busur derajat 1 buah
Penggaris 1 buah
Triplek (20x20) 1 lembar
Kertas karton putih (20x20 cm) 1 buah
Lem takol 1 tube
C. Cara Membuat Alat
1. Bentuklah dua trilek tadi saling tegak lurus satu sama lainnya dengan cara
memberi lem .
2. Tempelkan cermin pada sisi tegak triplek dengan lem, usahakan sisi bawah
betul-betul rapat.
3. Tempelkan busur derajat pada triplek sisi bawahdengan lem, usahakan
busur derajat menempel tepat pada sisi cermin.
4. Arahkan sumber cahaya kecermin !.

47
D. Bagian-bagian Model dan Peranannya
Bagian model Peranannya sebagai
Kaca plan paralel Pembias cahaya
Laser/senter Sumber sinar
Busur derajat Untuk mengukur besar sudut
datang dan sudut bias.
E. Petunjuk Penggunaan Media
1) Susun alat seperti gambar 2 di atas! 2) Nyalakan sumber sinar (lampu laser) dan jatuhkan sinar pada kaca plan
paralel dengan sudut datang 60o, 50o, 40o, 30o, dan 20o. 3) Catat berapa besar sudut bias masing-masing sinar datang tadi pada
tabelberikut!
No
Susut Datang Sudut Bias Sin i/Sin r
1 60o
2 50o
3 40o
4 30o
5 20o
4) Dari data tersebut bagaimana hasil perbandingan antara sinus sudut
datang dan sinus sudut bias ? Dari data tersebut buat simpulan hasil percobaan yang anda lakukan!

48
Contoh 9:
Topik pembelajaran : Rangkaian Listrik
Sederhana
RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL
A. Rasional
Sifat-sifat rangkaian seri, yaitu: (1) Nyala lampu lebih redup dari rangkian
parallel, (2) bila salah satu lampu putus, maka semua lampu tidak menyala.
Sifat-sifat rangkaian parlel adalah: (1) nyala lampu lebih terang (karena semua
lampu memperoleh tegangan yang sama, (2) Bila salah satu lampu putus, lampu
yang lain masih tetap menyala.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui alat-alat listrik rumah tangga
disambung dengan sumber tegangan listrik. Jenis rangkaian tersebut yaitu
rangkaian litrik seri dan rangkaian listrik parallel.. Agar siswa lebih mudah
memahami sifat-sifat masing-masing rangkaian tersebut, maka diperlukan media
pembelajaran. Media pembelajaran ini diharapkan dapat membantu siswa lebih
mudah memahami sifat-sfat masing-masing rangkaianlistrik tersebut..Bagan
skema rangkaian listrik secara seri dan parallel terlihat pda Gambar.01.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Pisau/alat pemotong triplek 1 set
Solder lengkap dengan timahnya 1 set
2. Bahan
Tempat baterai 2 buah
Baterai 1,5 Volt 4 buah
Lampu pijar 3V 6 buah
Tempat lampu 6 buah
Saklar 2 buah
Kabel penghubung 10 meter
Bantalan dari triplek (15x10 cm) 2 buah

49
C. Cara Membuat
Rngkaian Listrik Seri.
1. Diatas bantalan triplek, pasanglah 3 tempat lampu pijar dan dihubungkan
secara seri. Seperti terlihat pada Gambar 2a
2. Pasanglah tempat baterai dan saklar dan sambungkan dengan lampu
seperti terlihat pada gambar 2 a
3. Pasang baterai dan lampu pada tempatnya masing-masing.
Rangkain Listrik Paralel.
1. Diatas bantalan triplek, pasanglah 3 tempat lampu pijar dan dihubungkan
secara parallel,seperti terlihat pada Gambar 2b
2. Pasanglah tempat baterai dan saklar dan sambungkan dengan lampu
seperti terlihat pada gambar 2b
3. Pasang baterai dan lampu pada tempatnya masing-masing.
(a) (b)
Gambar.1. a). Rangkaian Seri dan b) Rangkaian Paralel
D. Bagian-bagian Model dan Peranannya
Bagian model Peranannya sebagai
Bateri Sumber tegangan
Saklar Pemutus dan penyambung tegangan.
Lampu pijar Sebagai indikator sifat-sifat masing- masing
rangkaian

50
E. Petunjuk Penggunaan Media
Rangkaian Seri:
1) Suruh siswa mengambil media rangkaian seri. 2) Pasang masing lampu dan baterai pada tempatnya masing-masing! 3) Sambungkan listrik dengan mengubah saklar ke posisi on. 4) Amati lampu apakah semua menyala? Amati juga teranya nyala
lampu,! Catat hasil pengamatan anda pada tabel pengamatan! 5) Coba lepaskan salah satu lampu (ini sama dengan kalau salah satu
lampu putus). Amati apakah lampu yang lain hidup atau tidak.Catat hasil pengamatan anda pada tabel pengamatan!
Rangkaian Paralel: 1) Suruh siswa mengambil media rangkaian paralel. 2) Pasang masing lampu dan baterai pada tempatnya masing-masing! 3) Sambungkan listrik dengan mengubah saklar ke posisi on. 4) Amati lampu apakah semua menyala? Amati juga teranya nyala
lampu,! Catat hasil pengamatan anda pada tabel pengamatan! 5) Coba lepaskan salah satu lampu (ini sama dengan kalau salah satu
lampu putus). Amati apakah lampu yang lain hidup atau tidak.Catat hasil pengamatan anda pada tabel pengamatan!
Rangkaian Setelah Saklar
ditutup: lampu
menyal/tidak
Terangnya
Lampu:
redup/terang
Setelah satu lampu
dilepas: lampu lain
menyala/tidak
Seri
Paralel
6) Buat kesimpulan dari hasil pengamatan anda!
Tugas /Pertanyaan. 1) Dari data pada tabel pengamatan tersebut buat kesimpulan hasil
pengamatan yang anda lakukan tentang Sifat rangkaian seri dan rangkain paralel!
2) Alat-alat listrik dirumah anda disambung seri atau paralel? Beri penjelasannya!
3) Beri beberapa contoh sambungan lampu yang dipasang secara seri!