alamat : jl. surapati nomor 71 telp. (022) 2503884...

31
Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 Fax. (022) 2500713552 e-mail : [email protected] Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Judul Inovasi Alat Penakar Curah Hujan Corong 14 Kategori Ketahanan Pangan Ringkasan Alat penakar curah hujan corong 14 sebagai pendeteksi besarnya air hujan berfungsi untuk mengumpulkan data air hujan dalam menyuplai air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Keberadaan alat ini merupakan metode pendekatan dalam menyiasati terjadinya pergantian musim.

Upload: others

Post on 27-Sep-2019

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

Alamat :

Jl. Surapati Nomor 71

Telp. (022) 2503884

Fax. (022) 2500713552

e-mail : [email protected]

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

Tanaman Pangan dan Hortikultura

Judul Inovasi

Alat Penakar Curah Hujan Corong 14

Kategori

Ketahanan Pangan

Ringkasan

Alat penakar curah hujan corong 14 sebagai pendeteksi besarnya air hujan berfungsi untuk mengumpulkan data air hujan dalam menyuplai air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Keberadaan alat ini merupakan metode pendekatan dalam menyiasati terjadinya pergantian musim.

Page 2: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

KAJIAN

ALAT PENAKAR CURAH HUJAN SEDERHANA MENGGUNAKAN CORONG DIAMETER 14 cm DAN KALIBRASINYA DALAM

MENYIASATI KEKERINGAN PENGARUH DPI

Oleh : ZENZEN ZAENUDIN, SP

NIP 19610525 198702 1 001

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BALAI PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SATUAN PELAYANAN BPTPH WILAYAH I CIANJUR

POPT KECAMATAN CIBEBER DAN GEKBRONG KABUPATEN CIANJUR

2019

Page 3: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

Judu l: ALAT PENAKAR CURAH HUJAN SEDERHANA MENGGUNAKAN CORONG DIAMETER 14 cm DAN KALIBRASINYA DALAM MENYIASATI KEKERINGAN PENGARUH DPI

Pelaksana Penelitian : Zenzen Zaenudin, SP

Cianjur, 6 Mei 2019 Mengetahui :

Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan Pengendali OPT dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

Ir. DADAN HIDAYAT, M. Si ZENZEN ZAENUDIN, SP

Pembina Tk. I NIP. 19610525 198702 1 001

NIP. 19670729 199303 1 004

Page 4: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

Judu l: ALAT PENAKAR CURAH HUJAN SEDERHANA MENGGUNAKAN CORONG DIAMETER 14 cm DAN KALIBRASINYA DALAM MENYIASATI KEKERINGAN PENGARUH DPI

Pelaksana Penelitian : Zenzen Zaenudin, SP

Cianjur, 6 Mei 2019 Mengetahui :

Koordinator Satuan Pelayanan Pengendali OPT BPTPH Wilayah I Cianjur

Ir. BUDI UTOYO ZENZEN ZAENUDIN, SP

Pembina Utama Muda NIP. 19610525 198702 1 001

NIP. 19620909 199103 1 003

Page 5: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

Kata Pengantar

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

karuniaNya, alhamdulilah penulis dapat menyelesaikan pembuatan tulisan kajian

dengan judul “Alat Penakar Curah Hujan Sederhana Menggunakan Corong

Diameter 14 cm dan Kalibrasinya Dalam Menyiasati Kekeringan Pengaruh

DPI”. Pada kajian ini disajikan penggunaan corong diameter 14 cm sebagai alat

penakar curah hujan sederhana dan teknis kalibrasinya dibandingkan dengan alat

penakar curah hujan standar Ombrometer (OBS).

Penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih disampaikan kepada

Bapak Ir. Dadan Hidayat, MSi selaku Kepala BPTPH Provinsi Jawa Barat dan Ir.

Budi Utoyo sebagai Koordinator Satuan Pelayanan BPTPH Wilayah I Cianjur atas

kesempatan yang diberikan untuk membuat tulisan hasil kajian ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan

PPL sebagai mitra kerja di wilayah kerja Kecamatan Cibeber dan Gekbrong

Kabupaten Cianjur atas kerjasama dan dorongan semangat yang diberikan.

Semoga hasil kajian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat.

Cianjur, 6 Mei 2019

Penulis

Page 6: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

ALAT PENAKAR CURAH HUJAN SEDERHANA MENGGUNAKAN CORONG DIAMETER 14 cm DAN KALIBRASINYA DALAM

MENYIASATI PENGARUH DPI (Oleh : Zenzen Zaenudin, SP *)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Informasi cuaca dan iklim sangat penting khususnya bagi petani yang

pengelolaan lahan usahataninya sangat bergantung pada cuaca/iklim. Unsur-unsur

cuaca dan iklim meliputi : radiasi matahari, suhu, tekanan udara, angin, penguapan,

kelembaban udara, awan, dan hujan. Dengan tidak mengurangi pentingnya unsur-

unsur pembentuk cuaca/iklim tersebut, maka curah hujan sering dijadikan acuan

dalam kegiatan budidaya terutama pada daerah dengan sistem pengairan tadah

hujan.

Institusi yang secara legal menangani informasi cuaca/iklim adalah BMKG,

dan menurut keterangan yang dilansir dari pihak terkait sebagai dasar hukum

BMKG mengacu pada undang undang (UU) No, 31/2009 tentang meteorologi,

klimatologi dan geofisika. Serta PP No. 46 Tahun 2012 Pasal 64 tentang kalibrasi,

bunyi ayat (1) yaitu untuk menjamin laik operasi, peralatan pengamatan wajib

dilakukan kalibrasi, ayat (2) kalibrasi peralatan pengamatan sebagaimana dimaksud

ayat (1) dilakukan oleh Badan atau institusi yang berkompeten sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan

keakuratan dari data pengamatan yang dihasilkan sehingga mendapatkan nilai

simpangan (deviasi) dari alat-alat pengamatan iklim di stasiun-stasiun Klimatologi

Badan Meteorologi dan Geofisika.

Sementara itu, ketersediaan alat penakar hujan di daerah-daerah relative

sedikit, bahkan alat yang ada pun sering dijumpai dalam kondisi rusak. Padahal

Page 7: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

kontribusi informasi cuaca khususnya hujan merupakan informasi yang sangat

berguna dalam menopang jalannya roda usahatani. Dalam pada itu, dengan tidak

mengurangi pentingnya informasi prakiraan cuaca dari BMKG yang disiarkan

melalui media masa (elektronik), namun masih dirasakan bersifat global untuk

kawasan tingkat kabupaten, sehingga kadang-kadang informasi prakiraan cuaca

menjadi kurang menyentuh jika diterjemahkan ke tingkat kecamatan maupun

tingkat pedesaan.

Menyikapi kurangnya ketersediaan alat penakar curah hujan di tingkat desa

dan sejalan dengan sosialisasi informasi cuaca/iklim bagi petani, maka adanya

desseminasi teknologi alat penakar hujan sederhana yang disosialisasikan melalui

kegiatan Sekolah Lapangan Iklim (SLI) baik yang di rilis oleh BMKG maupun Dinas

Pertanian merupakan terobosan efektip dalam rangka menyampaikan informasi

cuaca/iklim serta menyesuaikan pola tanam dengan kondisi cuaca/iklim yang

dihadapi.

Sungguhpun demikian, sekalipun menggunakan alat penakar curah hujan

sederhana namun semestinya mengacu pada kaidah atau ketentuan yang benar,

sebagai prasyarat agar diperoleh akurasi data melalui kegiatan kalibrasi.

Sampai sejauh ini belum diperoleh keterangan secara rinci tentang

penggunaan corong diameter 14 cm dan kalibrasinya, untuk itu kajian ini dibuat

selaras dengan upaya menyiasati atau meminimalisir terjadinya kekeringan dalam

usahatani sebagai pengaruh DPI.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penulisan tentang penggunaan corong diameter 14 cm dan

kalibrasinya dalam menyiasati kekeringan pengaruh DPI yaitu sebagai berikut :

Page 8: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

- Untuk mendapatkan nilai kalibrasi penggunaan corong diameter 14 cm dari

alat penakar curah hujan standar tipe Ombrometer (OBS).

- Untuk memperoleh data akurat tentang besarnya curah hujan yang sesuai

dengan hasil penakaran curah hujan standar.

- Untuk memperoleh data curah hujan yang bersifat spesifik lokasi dan

sebagai alternatif dari tidak tersedia atau rusaknya alat penakar curah hujan

standar.

- Untuk memperoleh gambaran dalam memulai kegiatan usahatani.

1.3. Keluaran

Dari hasil tulisan ini, diharapkan dapat mensosialisasikan alat penakar curah

hujan sederhana menggunakan corong diameter 14 cm ke tingkat petani dalam

menyiasati atau meminimalisir terjadinya kekeringan pada komoditas yang

dibudidayakan, sebagai pengaruh DPI dimusim kemarau.

Page 9: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

Informasi cuaca dan iklim sangat penting khususnya bagi petani yang

pengelolaan lahan usahataninya sangat bergantung pada cuaca/iklim. Unsur-unsur

cuaca dan iklim meliputi : radiasi matahari, suhu, tekanan udara, angin, penguapan,

kelembaban udara, awan, dan hujan. Dengan tidak mengurangi pentingnya unsur-

unsur pembentuk cuaca/iklim tersebut, maka curah hujan sering dijadikan acuan

dalam kegiatan budidaya terutama pada daerah dengan sistem pengairan tadah

hujan.

Institusi yang secara legal menangani informasi cuaca/iklim adalah BMKG,

dan menurut keterangan yang dilansir dari pihak terkait sebagai dasar hukum

BMKG mengacu pada undang undang (UU) No, 31/2009 tentang meteorologi,

klimatologi dan geofisika. Serta PP No. 46 Tahun 2012 Pasal 64 tentang kalibrasi,

bunyi ayat (1) yaitu untuk menjamin laik operasi, peralatan pengamatan wajib

dilakukan kalibrasi, ayat (2) kalibrasi peralatan pengamatan sebagaimana dimaksud

ayat (1) dilakukan oleh Badan atau institusi yang berkompeten sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan

keakuratan dari data pengamatan yang dihasilkan sehingga mendapatkan nilai

simpangan (deviasi) dari alat-alat pengamatan iklim di stasiun-stasiun Klimatologi

Badan Meteorologi dan Geofisika.

Sementara itu, ketersediaan alat penakar hujan di daerah-daerah relative

sedikit, bahkan alat yang ada pun sering dijumpai dalam kondisi rusak. Padahal

kontribusi informasi cuaca khususnya hujan merupakan informasi yang sangat

berguna dalam menopang jalannya roda usahatani. Dalam pada itu, dengan tidak

Page 10: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

mengurangi pentingnya informasi prakiraan cuaca dari BMKG yang disiarkan

melalui media sosial (elektronik), namun masih dirasakan bersifat global untuk

kawasan tingkat kabupaten, sehingga kadang-kadang informasi prakiraan cuaca

menjadi kurang menyentuh jika diterjemahkan ke tingkat kecamatan maupun

tingkat pedesaan.

Menyikapi kurangnya ketersediaan alat penakar curah hujan di tingkat desa

dan sejalan dengan sosialisasi informasi cuaca/iklim bagi petani, maka adanya

desseminasi teknologi alat penakar hujan sederhana yang disosialisasikan melalui

kegiatan Sekolah Lapangan Iklim (SLI) baik yang di rilis oleh BMKG maupun Dinas

Pertanian merupakan terobosan efektip dalam rangka menyampaikan informasi

cuaca/iklim serta menyesuaikan pola tanam dengan kondisi cuaca/iklim yang

dihadapi. Sungguhpun demikian, sekalipun menggunakan alat penakar curah

hujan sederhana namun semestinya mengacu pada kaidah atau ketentuan yang

benar, sebagai prasyarat agar diperoleh akurasi data melalui kegiatan kalibrasi.

Dalam ruang lingkup pertanian, cuaca dan iklim merupakan unsur

lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung dari defisit air

karena curah hujan yang menurun (El-Nino) dapat mengakibatkan penurunan hasil

tanaman misalnya terjadinya kekeringan. Sebaliknya akibat hujan yang terus

menerus (La-Nina) mengakibatkan terjadinya banjir. Disisi lain pengaruh yang tidak

langsung dari kondisi iklim tertentu diprediksi dapat menstimulir peningkatan

populasi hama dan tingginya insiden penyakit tanaman sehingga mengakibatkan

terjadinya penurunan hasil panen.

Page 11: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

Berdasarkan sumber informasi yang dirilis dari BMKG terdapat beberapa

permasalahan tentang iklim yang sering dijumpai di daerah diantaranya adalah :

a. Hujan Tipuan “False Rain” yaitu hujan yang hanya terjadi satu atau dua hari pada

awal musim hujan dan selang beberapa hari berikutnya tidak ada lagi hujan.

Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan fatal bagi petani jika tidak memahami

informasi cuaca/iklim.

b. Hujan ekstrim tinggi pada puncak musim hujan. Terjadinya hujan ekstrim (tinggi

hujan jauh di atas normal) pada musim hujan dapat menimbulkan banjir dan

menghanyutkan atau menggagalkan panen.

c. Jeda Musim atau Season Break yaitu suatu masalah dimana pada musim hujan

terjadi hari tidak hujan selama beberapa hari berturut-turut, sehingga dapat

menurunkan hasil tanaman.

d. Musim Hujan berakhir lebih awal, pada saat fenomena El Nino berlangsung di

beberapa daerah terjadi musim hujan berakhir lebih cepat sehingga tanaman

mengalami kekeringan.

Informasi yang dikutip dari BMKG memberi pengertian bahwa curah hujan

merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul di bidang datar, tidak menguap,

tidak meresap, dan tidak mengalir. Satuan pengukuran curah hujan adalah

milimeter (mm), setiap 1 mm air hujan yang tertampung pada alat penakar curah

hujan standar setara dengan 1 liter air. Akumulasi hasil pengukuran curah hujan

selama periode tertentu dapat memberi isyarat terjadinya perubahan musim. Awal

musim kemarau ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10

hari) kurang dari 50 mm dan diikuti beberapa dasarian berikutnya. Sedangkan awal

musim hujan ditetapkan berdasarkan jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10

hari) sama atau lebih dari 50 mm dan diikuti beberapa dasarian berikutnya.

Page 12: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

Sifat hujan merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan selama

rentang waktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim

kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode

1981-2010).

Sebuah penakar hujan standar yang ditempatkan atau dipasang di lapangan

dengan benar dapat mewakili luasan tertentu. Luasan daerah yang dapat diwakili

tergantung dari tipe hujan dan topografi daerah. Daerah pegunungan memerlukan

kerapatan penakar curah hujan yang lebih tinggi daripada di dataran rendah.

Kerapatan minimum suatu stasiun hujan dibagi berdasarkan 3 (tiga) tipe wilayah.

(1) dataran rendah di daerah tropik dan subtropik dengan kisaran luas minimum

yang diwakili sebuah penakar untuk jaringan stasiun yang normal (km²/sta) 600-900

(13,8-16,9), kisaran yang masih diperbolehkan untuk diwakili sebuah penakar pada

daerah yang keadaan alamnya sulit (km²/sta) 900-3000 (16,9-30,9); (2)

pegunungan di daerah tropika dan subtropika kisaran luas minimum yang diwakili

sebuah penakar untuk jaringan stasiun yang normal (km²/sta) 100-250 (5,6-8,9),

kisaran yang masih diperbolehkan untuk diwakili sebuah penakar pada daerah yang

keadaan alamnya sulit (km²/sta) 250-1000 (8,9-17,8) ; dan (3) pulau kecil

berpegunungan, curah hujan sangat tidak merata kisaran luas minimum yang

diwakili sebuah penakar untuk jaringan stasiun yang normal (km²/sta) 25 (2,8)

(Kusmaryono Y dkk, 1989).

Syarat dan letak pemasangan alat penakar hujan sederhana sama dengan

syarat dan letak pemasangan alat standar yaitu:

a. Bebas dari halangan bangunan/naungan pepohonan (membentuk sudut 450).

b. Tinggi pemasangan alat dari permukaan tanah sampai permukaan corong atau

kaleng sama dengan tingginya pada pemasangan alat standar yaitu 120 cm.

Page 13: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

c. Waktu pengukuran curah hujan sama dengan alat standar yaitu jam 07.00 WIB.

d. Air hujan yang tertampung diukur volumenya dalam satuan mililiter, kemudian

dibagi dengan luas penampang.

Berikutnya kegiatan kalibrasi merupakan kegiatan untuk menyesuaikan data

hasil pengukuran alat yang sederhana dengan data hasil pengukuran alat standar.

Data hasil pengukuran alat sederhana dikatakan baik apabila datanya sama

dengan data hasil pengukuran alat standar. Apabila terdapat perbedaan antara data

hasil pengukuran alat sederhana dengan alat yang standar, maka alat sederhana

perlu dilakukan kalibrasi yaitu menyamakan atau menyesuaikan data dari alat

sederhana terhadap alat standar, sehingga sama atau mendekati data dari alat

yang standar. Cara yang paling mudah ialah dengan memplotkan data dari alat

yang tidak standar dengan alat yang standar pada kertas grafik dan kemudian

menarik garis di antara titik – hasil pengeplotan, sehingga garis ini digunakan

sebagai garis kalibrasi alat. Selanjutnya berdasarkan data yang dilansir dari

Hadiprakoso S. 2013, member pengertian bahwa kalibrasi data curah hujan dari

alat penakar sederhana dapat dilakukan dengan melakukan kalibrasi alat dan

analisis regresi untuk memperoleh keakuratan data sehingga mendapatkan nilai

simpangan (deviasi) secara tepat.

Page 14: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah kerja POPT Kecamatan Cibeber,

Kabupaten Cianjur, dengan ketinggian tempat 470 meter dpl. Waktu pelaksanaan

kegiatan mulai Bulan Januari sampai dengan Mei 2019.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan kegiatan terdiri dari corong plastik diameter 14 cm, wadah

bekas cat ukuran 5 kg, gelas ukur plastik kapasitas 1000 ml, ATK, jam tangan,

komputer, lem power glue, kapas, dan tiang penyangga tinggi 120 cm.

3.3 Metode

Metode kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan data curah hujan yang

tertampung pada alat penakar sederhana menggunakan corong diameter 14 cm.

Data curah hujan tersebut selanjutnya dianalisis regresi sebagai upaya kalibrasi

dan dibandingkan dengan hasil penakaran curah hujan dari Stasiun penakaran

curah hujan tipi OBS milik PU Pengairan Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur.

Letak pemasangan alat penakar hujan sederhana sama dengan syarat dan

letak pemasangan alat standar yaitu:

e. Bebas dari halangan bangunan/naungan pepohonan (membentuk sudut 450).

f. Tinggi pemasangan alat dari permukaan tanah sampai permukaan corong sama

dengan tingginya pada pemasangan alat standar yaitu 120 cm.

g. Waktu pengukuran curah hujan sama dengan alat standar yaitu jam 07.00 WIB.

h. Air hujan yang tertampung diukur volumenya dalam satuan mililiter, kemudian

dibagi dengan luas penampang.

Page 15: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Luas penampang mulut corong 14 cm

Berdasarkan hasil pengamatan pada kedua alat penakar curah hujan yaitu tipe

OBS dan penakar corong diameter 14 cm, maka penghitungan kalibrasi luas

penampang pada kedua alat tersebut disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Kalibrasi luas penampang mulut corong diameter 14 cm dibandingkan dengan tipe OBS

Penakar CH dari corong 14 cm Penakar CH tipe OBS

Langkah Kalibrasi Luas Penampang :

Untuk menghitung ketinggian air hujan yang

jatuh pada bidang dengan luasan tertentu

digunakan persamaan :

H = V/L (Rumus 1)

Dimana : H = ketinggian curah hujan

V = Volume

L = luas bidang

Pada pengukuran curah hujan dengan

menggunakan corong, digunakan corong

dengan diameter 14 cm, berarti luas corong

dapat dihitung dengan persamaan :

L = л X R2 (Rumus 1)

Л = 3,14

R = jari-jari corong cm2

Dengan demikian luas corong dapat

dihitung yaitu :

Jari jari corong (R) = Diameter ( D)/2 = 14

cm/2 = 7 cm

L = 3.14 X 7 cm X 7 cm = 153,86 cm2

dibulatkan menjadi 154 cm2

Penghitungan Luas Penampang :

Diameter penampang mulut penakar tipe

OBS hasil pengukuran adalah 11,5 cm

berarti luas penampang dapat dihitung

dengan persamaan :

L = л X R2 (Rumus 2)

Л = 3,14

R = jari-jari corong cm2

Dengan demikian luas penampang dapat

dihitung yaitu :

Jari jari corong (R) = Diameter ( D)/2 = 11,3

cm/2 = 5,65 cm

L = 3.14 X 5,65 cm X 5,65 cm = 100,23

cm2 dibulatkan menjadi 100 cm2

Untuk menghitung ketinggian curah hujan digunakan satuan mm sehingga perlu konversi :

Satuan luas adalah cm2, jadi 1 cm2 = 100 mm2

Satuan Volume adalah ml, jadi 1 ml = 1000 mm3

Dari tabel 1 menunjukkan bahwa permukaan luas penampang antara mulut

corong dan tipe OBS terdapat perbedaan, sehingga besarnya curah hujan yang

tertampung harus dihitung berdasarkan luas mulut penampang. Hal lainnya

Page 16: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

yang perlu dikemukakan adalah bagian pinggir permukaan mulut corong cukup

tebal ± 2,5 mm dan diameter lubang corong ≥ 0,8 cm, sedangkan bagian pinggir

permukaan mulut penampang tipe OBS cukup runcing ≤ 0,5 mm dan diameter

lubang pemasukan air hujan ± 1,7 mm. Kondisi seperti ini mengisyaratkan

bahwa hasil penakaran curah hujan pada alat sederhana membutuhkan

kalibrasi alat.

Keberadaan alat penakar curah hujan sederhana di beberapa kelompok tani

yang telah mengikuti kegiatan SL Iklim terbuat dari jerigen plastic ukuran 5 liter

yang bagian penampang atasnya dilengkapi corong plastic ukuran diameter 14

cm dan direkatkan ke tutup jerigen yang dilubangi. Model alat penakar curah

hujan tersebut merupakan revisi dari alat penakar curah hujan sebelumnya yang

terbuat dari logam stenles tanpa dilengkapi corong atau dibiarkan terbuka,

sehingga tidak dilengkapinya alat dengan bagian yang menyempit seperti

halnya corong akan diperoleh penyimpangan data akibat penguapan.

Berikutnya data hasil penakaran curah hujan menggunakan alat penakar curah

hujan sederhana sebelum dilakukan kalibrasi, data secara rinci dituangkan pada

tabel 2.

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa perbandingan antara hasil penakaran curah

hujan dengan menggunakan corong dan tipe OBS terdapat perbedaan data

yang cukup significan, sehingga untuk menghindari atau setidaknya mengurangi

penyimpangan data diperlukan kalibrasi data. Hal ini selaras dengan pernyataan

Hadiprakoso S. 2013, dalam kegiatan tatap muka yang memberi pengertian

bahwa hasil pengukuran alat sederhana dikatakan baik, apabila datanya sama

dengan data hasil pengukuran alat standar. Apabila terdapat perbedaan antara

Page 17: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

data hasil pengukuran alat sederhana dengan alat yang standar, maka alat

sederhana perlu dilakukan kalibrasi yaitu menyamakan atau menyesuaikan data

dari alat sederhana terhadap alat standar, sehingga sama atau mendekati data

dari alat yang standar. Cara yang paling mudah ialah dengan memplotkan data

dari alat yang tidak standar dengan alat yang standar pada kertas grafik dan

kemudian menarik garis di antara titik – hasil pengeplotan, sehingga garis ini

digunakan sebagai garis kalibrasi alat. Selanjutnya berdasarkan data yang

dilansir dari Hadiprakoso S. 2013, memberi penjelasan bahwa kalibrasi data

curah hujan dari alat penakar sederhana dapat dilakukan dengan melakukan

kalibrasi alat dan analisis regresi untuk memperoleh keakuratan data sehingga

mendapatkan nilai simpangan (deviasi) secara tepat.

Tabel 2. Data hasil penakaran curah hujan dengan corong diameter 14 cm dibandingkan dengan tipe OBS.

No Penakar corong Ø 14 cm Tipe OBS

mm Keterangan

ml mm

1 38.5 2.5 2.1 Data sebelum kalibrasi pada

corong 14 cm 2 40.0 2.6 2.3 3 47.7 3.1 2.8 4 49.3 3.2 3.0 5 44.7 2.9 2.8 6 66.2 4.3 4.0 7 35.4 2.3 2.0 8 35.4 2.3 2.1 9 64.7 4.2 4.0

10 95.5 6.2 5.8 11 20.0 1.3 1.0 12 32.3 2.1 2.0 13 60.1 3.9 3.6 14 66.2 4.3 4.0 15 27.7 1.8 1.6 16 33.9 2.2 1.7 17 41.6 2.7 2.6 18 35.4 2.3 2.1 19 20.0 1.3 1.1 20 13.9 0.9 0.8

21 20.0 1.3 1.0

Page 18: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

22 13.9 0.9 0.7

23 15.4 1.0 0.9

Jml 917.8 59.6 54.0

Dari Tabel 2 di atas, data hasil penakaran curah hujan dengan alat penakar

corong 14 cm masih perlu dikalibrasi untuk mengurangi penyimpangan data

dibandingkan hasil penakaran curah hujan pada alat standar (OBS).

4.2. Kalibrasi data

Data curah hujan yang diperoleh dari hasil pengukuran corong diameter 14 cm

dan tipe OBS setelah diukur dan dikonversi ke satuan milimiter sebagaimana

tercantum di tabel 2, selanjutnya dilakukan kalibrasi dengan analisis regresi

(tabel lampiran), dan diperoleh nilai kalibrasi y = 0,969 X - 0,1653. (Gambar 1).

Hasil analisis regresi tentang kalibrasi data curah hujan dari alat penakar

sederhana menggunakan corong 14 cm disajikan pada gambar 1.

Pada gambar 1 tertera nilai kalibrasi y = 0,969 X - 0,1653 sehingga nilai curah

hujan yang tertampung pada penakar corong terlebih dahulu diukur volumenya

dengan satuan mililiter (ml) kemudian dibagi luas penampang (mulut corong)

y = 0.969855669x - 0.165365125R² = 0.993908479

0

1

2

3

4

5

6

7

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00

REGRESI PENAKAR CORONG DIAMETER 14 CM TERHADAP TIPE OBS

corong 14 cm

Linear (corong 14 cm)

Page 19: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

dan dikonversi dengan nilai kalibrasi. Sebagai contoh jika hasil pengukuran

curah hujan diperoleh 215 ml, maka perhitungannya sebagai berikut :

215 ml dijadikan satuan mm → 215 x 1000 mm² = 215000 mm³

Luas penampang corong 154 cm² → 15400 mm²

215000 mm³ / 15400 mm² = 13,961 mm

13,961 mm x 0,969 – 0,1653 = 13,362 mm dibuat satu digit dibelakang koma

menjadi 13,3 mm.

Berikut adalah rincian data curah hujan pada corong 14 cm sebelum dan

sesudah dilakukan kalibrasi dibandingkan dengan tipe Ombrometer disajikan

pada Tabel 3.

Tabel 3. Kalibrasi data hasil penakaran pada alat penakar corong 14 cm

No Penakar corong Ø 14 cm Tipe OBS

mm Keterangan

Hasil penakaran

(ml)

Sebelum (mm) Setelah Kalibrasi

(mm)

1 38.5 2.5 2.3 2.1 Data setelah kalibrasi

pada corong 14 cm 2 40.0 2.6 2.4 2.3 3 47.7 3.1 2.8 2.8 4 49.3 3.2 2.9 3.0 5 44.7 2.9 2.6 2.8 6 66.2 4.3 4.0 4.0 7 35.4 2.3 2.1 2.0 8 35.4 2.3 2.1 2.1 9 64.7 4.2 3.9 4.0

10 95.5 6.2 5.8 5.8 11 20.0 1.3 1.1 1.0 12 32.3 2.1 1.9 2.0 13 60.1 3.9 3.6 3.6 14 66.2 4.3 4.0 4.0 15 27.7 1.8 1.6 1.6 16 33.9 2.2 2.0 1.7 17 41.6 2.7 2.5 2.6 18 35.4 2.3 2.1 2.1 19 20.0 1.3 1.1 1.1 20 13.9 0.9 0.7 0.8

21 20.0 1.3 1.1 1.0

22 13.9 0.9 0.7 0.7

23 15.4 1.0 0.8 0.9

Jml 917.8 59.6 54.1 54.0

Page 20: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

Dari Tabel 3 terlihat bahwa besarnya curah hujan yang tertampung pada alat

penakar corong diameter 14 cm sebelum dikalibrasi sebanyak 59,6 mm dan

setelah dikalibrasi sebanyak 54,1 mm, sehingga terdapat selisih atau

penyimpangan data sebesar 5,5 mm. Namun setelah dilakukan kalibrasi, nilai

yang diperoleh pada penakar corong menjadi relatif sama dengan nilai curah

hujan hasil penakaran pada alat penakar standar.

Berdasarkan nilai kalibrasi y = 0,969 X - 0,1653, maka dibuatkan tabulasi data

untuk mempermudah pencatatan bagi pemakai atau pengguna alat penakar

curah hujan sederhana, tanpa harus melakukan penghitungan kalibrasi ulang

(Tabel 4).

Tabel 4. Hasil konversi curah hujan dengan menggunakan corong diameter 14 cm setelah dikalibrasi

Vol (ml) CH

(mm)

Vol (ml) CH

(mm)

Vol (ml) CH

(mm)

Vol (ml) CH

(mm)

Vol (ml) CH

(mm)

10 0.5 440 27.5 870 54.6 1300 81.6 1730 108.7

20 1.1 450 28.2 880 55.2 1310 82.3 1740 109.3

30 1.7 460 28.8 890 55.9 1320 82.9 1750 110.0

40 2.4 470 29.4 900 56.5 1330 83.5 1760 110.6

50 3.0 480 30.1 910 57.1 1340 84.2 1770 111.2

60 3.6 490 30.7 920 57.7 1350 84.8 1780 111.9

70 4.3 500 31.3 930 58.4 1360 85.4 1790 112.5

80 4.9 510 31.9 940 59.0 1370 86.1 1800 113.1

90 5.5 520 32.6 950 59.6 1380 86.7 1810 113.7

100 6.1 530 33.2 960 60.3 1390 87.3 1820 114.4

110 6.8 540 33.8 970 60.9 1400 87.9 1830 115.0

120 7.4 550 34.5 980 61.5 1410 88.6 1840 115.6

130 8.0 560 35.1 990 62.1 1420 89.2 1850 116.3

140 8.7 570 35.7 1000 62.8 1430 89.8 1860 116.9

150 9.3 580 36.3 1010 63.4 1440 90.5 1870 117.5

160 9.9 590 37.0 1020 64.0 1450 91.1 1880 118.1

170 10.5 600 37.6 1030 64.7 1460 91.7 1890 118.8

180 11.2 610 38.2 1040 65.3 1470 92.3 1900 119.4

190 11.8 620 38.9 1050 65.9 1480 93.0 1910 120.0

200 12.4 630 39.5 1060 66.5 1490 93.6 1920 120.7

210 13.1 640 40.1 1070 67.2 1500 94.2 1930 121.3

220 13.7 650 40.8 1080 67.8 1510 94.9 1940 121.9

230 14.3 660 41.4 1090 68.4 1520 95.5 1950 122.5

240 15.0 670 42.0 1100 69.1 1530 96.1 1960 123.2

250 15.6 680 42.6 1110 69.7 1540 96.8 1970 123.8

260 16.2 690 43.3 1120 70.3 1550 97.4 1980 124.4

270 16.8 700 43.9 1130 71.0 1560 98.0 1990 125.1

Page 21: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

Vol (ml) CH

(mm)

Vol (ml) CH

(mm)

Vol (ml) CH

(mm)

Vol (ml) CH

(mm)

Vol (ml) CH

(mm)

280 17.5 710 44.5 1140 71.6 1570 98.6 2000 125.7

290 18.1 720 45.2 1150 72.2 1580 99.3 2010 126.3

300 18.7 730 45.8 1160 72.8 1590 99.9 2020 127.0

310 19.4 740 46.4 1170 73.5 1600 100.5 2030 127.6

320 20.0 750 47.0 1180 74.1 1610 101.2 2040 128.2

330 20.6 760 47.7 1190 74.7 1620 101.8 2050 128.8

340 21.2 770 48.3 1200 75.4 1630 102.4 2060 129.5

350 21.9 780 48.9 1210 76.0 1640 103.0 2070 130.1

360 22.5 790 49.6 1220 76.6 1650 103.7 2080 130.7

370 23.1 800 50.2 1230 77.2 1660 104.3 2090 131.4

380 23.8 810 50.8 1240 77.9 1670 104.9 2100 132.0

390 24.4 820 51.4 1250 78.5 1680 105.6 2110 132.6

400 25.0 830 52.1 1260 79.1 1690 106.2 2120 133.2

410 25.6 840 52.7 1270 79.8 1700 106.8 2130 133.9

420 26.3 850 53.3 1280 80.4 1710 107.4 2140 134.5

430 26.9 860 54.0 1290 81.0 1720 108.1 2150 135.1

Tabulasi data yang tertera pada tabel 4 tersebut, dimaksudkan sebagai

pedoman untuk mempermudah penghitungan nilai curah hujan yang tertampung

pada alat penakar curah hujan menggunakan corong 14 cm. Sedangkan untuk

penghitungan besarnya curah hujan diluar tabel tersebut, misalnya angka ganjil

maka tinggal dilakukan penghitungan kembali sebagaimana telah diuraikan

pada pembahasan awal, atau besarnya curah hujan …..ml / 154 x 10 mm x

0,969 – 0,1653 = …..mm.

Fenomena yang masih dijumpai di lapangan khususnya di kawasan lahan usaha

tani tadah hujan, sebagian petani melakukan aktivitas pengolahan tanah dan

penanaman padi sawah setelah hujan baru satu atau dua kali hujan, kemudian

lahan dan tanaman padi tersebut mengalami kekeringan akibat tidak ada hujan

susulan. Hal ini selaras dengan pernyataan BMKG tentang hujan tipuan “False

Rain” yaitu hujan yang hanya terjadi satu atau dua hari pada awal musim hujan

dan selang beberapa hari berikutnya tidak ada lagi hujan. Kondisi seperti ini

dapat mengakibatkan fatal bagi petani jika tidak memahami informasi

cuaca/iklim.

Page 22: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

Dengan mengetahui besarnya curah hujan yang tertampung pada penakar

curah hujan sederhana corong diameter 14 cm setelah melalui proses kalibrasi

selama periode tertentu, misalnya dasarian 1 (tgl 1-10) dari penjumlahan harian

selama 10 hari terdapat ≥20 mm dan diikuti dengan hasil penjumlahan harian

selama dasarian 2 (tgl 11-20) terdapat ≥50 mm, kemudian diikuti dengan hasil

penjumlahan harian dasarian 3 (tgl 21-30 atau 31) juga terdapat ≥50 mm, maka

dapat dikategorikan sebagai awal musim penghujan. Sebagaimana referensi

dari BMKG, 2010., apabila tinggi hujan dasarian sudah sama atau lebih dari 50

milimeter dan terjadi secara berturut-turut sebanyak dua kali, maka sudah

masuk musim hujan (Anonim 2010). Selanjutnya menurut Oldeman, et al (1980)

mengungkapkan bahwa kebutuhan air untuk tanaman padi adalah 150 mm

perbulan, sedangkan untuk tanaman palawija 70 mm perbulan, dengan asumsi

peluang terjadinya hujan yang sama adalah 75 %, maka untuk mencukupi

kebutuhan air tanaman padi 150 mm perbulan diperlukan 220 mm perbulan, dan

untuk palawija diperlukan curah hujan sebesar 120 mm perbulan.

Sebaliknya jika hasil pengukuran tinggi hujan dasarian terdapat ˂50 mm dan

terjadi secara berturut-turut sebanyak dua kali, maka sudah masuk musim

kemarau (Anonim 2010).

Nilai curah hujan selama 3 (tiga) dasarian tersebut, cukup bermakna bagi lahan

berpengairan tadah hujan, karena dapat dijadikan rujukan atau model

pendekatan memulai aktivitas bertani misalnya pengolahan tanah dan pemilihan

jenis komoditi tertentu. Bahkan tidak hanya itu saja, pencatatan curah hujan

dengan penakar corong dan kalibrasinya secara terus-menerus dalam kurun

waktu tertentu yang dibandingkan dengan data curah hujan selama 20-30 tahun

Page 23: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

(data dari BMKG atau PU pengairan atau Perkebunan setempat) dapat dijadikan

pedoman usahatani untuk penentuan pola tanam yang bersifat lokal spesifik.

Sistematika metode kalibrasi data curah hujan memang bukan untuk konsumsi

petani, terkecuali bagi para petani yang merasa tertarik dan memiliki motivasi

untuk mempelajarinya. Namun bagi kalangan petugas khususnya petugas

pertanian lapangan yang berhadapan langsung dengan petani dan

usahataninya, maka metode kalibrasi merupakan bagian yang layak dipahami.

Karena ketidak akuratan data hasil penakaran curah hujan corong diameter 14

cm, apabila tidak dilakukan kalibrasi terlebih dahulu dengan nilai kalibrasi yang

dimaksud yaitu y = 0,969 X - 0,1653 dimana X adalah besarnya curah hujan,

maka secara nyata masih terdapat penyimpangan data, sebagaimana dasar

hukum BMKG yang mengacu pada undang undang (UU) No, 31/2009 tentang

meteorologi, klimatologi dan geofisika. Serta PP No. 46 Tahun 2012 Pasal 64

tentang kalibrasi, bunyi ayat (1) yaitu untuk menjamin laik operasi, peralatan

pengamatan wajib dilakukan kalibrasi. Selanjutnya berdasarkan data yang

dilansir dari Hadiprakoso S. 2013, memberi pengertian bahwa kalibrasi data

curah hujan dari alat penakar sederhana dapat dilakukan dengan melakukan

kalibrasi alat dan analisis regresi untuk memperoleh keakuratan data sehingga

mendapatkan nilai simpangan (deviasi) yang tepat.

Dengan demikian, penggunaan alat penakar curah hujan sederhana dirasakan

masih perlu disosialisasikan ke tingkat petani, seiring menyiasati pengaruh DPI

di musim kemarau agar dapat meminimalisir kekeringan dalam penentuan pola

tanam dan komoditas yang dibudidayakan.

Page 24: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Kegiatan kalibrasi data pada alat penakar curah hujan sederhana

menggunakan corong diameter 14 cm dibandingkan dengan tipe OBS adalah

sebagai berikut :

- Nilai kalibrasi hasil analisis regresi yaitu y = 0,969 X - 0,1653 dengan selang

kepercayaan R² = 0,993.

- Memperoleh data akurat tentang besarnya curah hujan yang sesuai dengan

hasil penakaran curah hujan standar.

- Memperoleh data curah hujan yang bersifat spesifik lokasi dan sebagai

alternatif dari tidak tersedia atau rusaknya alat penakar curah hujan standar.

- Sebagai pendekatan memulai kegiatan usahatani dalam penentuan

komoditas yang dibudidayakan khususnya pada lahan tadah hujan.

5.2. Saran

Mengingat informasi iklim/cuaca cukup penting bagi petani khususnya pada

lahan tadah hujan yaitu untuk meminimalisir terjadinya kegagalan tanam atau

memulai aktivitas pengolahan tanah, maka penerapan alat penakar curah hujan

sederhana dan kalibrasinya masih perlu di sosialisasikan, hal ini sebagai acuan

atau metode adaptasi pada musim-musim tanam berikutnya dalam meminimalisir

terjadinya kekeringan sebagai dampak perubahan iklim dimusim kemarau.

Page 25: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Modul Pengantar Sekolah Lapangan Iklim. Direktorat Perlindungan Tanaman. Direktorat Jendral Tanaman Pangan. Kementerian Pertanian.

Anonim, 2012. Paket Modul Sekolah Lapangan Iklim Jawa Barat. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Stasiun Klimatologi Darmaga. Bogor.

Koesmaryono, Y. Suharsono, H. Handoko, 1989. Pedoman Mata Kuliah Klimatologi Pertanian. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Materi pelatihan Training Of Trainer (TOT) Pemandu Lapangan 1. Solo tgl 27 Maret s/d 3 April 2013. Mengenal Unsur Iklim Beserta Alat Ukur dan Kalibrasinya oleh Sigit Hadi Prakoso BMKG Yogjakarta (kegiatan tatap muka).

Page 26: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

LAMPIRAN

Page 27: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

Lampiran : Hasil Penakaran curah hujan menggunakan corong diameter 14 cm dibandingkan tipe OBS

No Corong 14 cm OBS mL mm mm

1 38.5 2.50 2.1

2 40.0 2.60 2.3

3 47.7 3.10 2.8

4 49.3 3.20 3

5 44.7 2.90 2.8

6 66.2 4.30 4

7 35.4 2.30 2

8 35.4 2.30 2.1

9 64.7 4.20 4

10 95.5 6.20 5.8

11 20.0 1.30 1

12 32.3 2.10 2

13 60.1 3.90 3.6

14 66.2 4.30 4

15 27.7 1.80 1.6

16 33.9 2.20 1.7

17 41.6 2.70 2.6

18 35.4 2.30 2.1

19 20.0 1.30 1.1

20 13.9 0.90 0.8

21 20.0 1.30 1

22 13.9 0.90 0.7

23 15.4 1.00 0.9

59.6

54.0

y = 0.969855669x - 0.165365125R² = 0.993908479

0

1

2

3

4

5

6

7

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00

REGRESI PENAKAR CORONG DIAMETER 14 CM TERHADAP TIPE OBS

corong 14 cm

Linear (corong 14 cm)

Page 28: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

Lampiran : Analisis Regresi Penakar Curah Hujan Sederhana

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0.99695

R Square 0.993908 Adjusted R Square 0.993618

Standard Error 0.102723

Observations 23

ANOVA

df SS MS F Significance

F

Regression 1 36.1558 36.1558 3426.415 9.47E-25

Residual 21 0.221594 0.010552

Total 22 36.37739

Coefficients Standard

Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%

Lower 95.0%

Upper 95.0%

Intercept -0.16537 0.047981 -3.44649 0.002419 -0.26515 -0.06558 -0.2651 -0.06558

X Variable 1 0.969856 0.016569 58.53559 9.47E-25 0.935399 1.004312 0.9354 1.004312

RESIDUAL OUTPUT PROBABILITY OUTPUT

Observation Predicted

Y Residuals Percentile Y

1 2.259274 -0.15927 2.173913 0.7

2 2.35626 -0.05626 6.521739 0.8

3 2.841187 -0.04119 10.86957 0.9

4 2.938173 0.061827 15.21739 1

5 2.647216 0.152784 19.56522 1

6 4.005014 -0.00501 23.91304 1.1

7 2.065303 -0.0653 28.26087 1.6

8 2.065303 0.034697 32.6087 1.7

9 3.908029 0.091971 36.95652 2

10 5.84774 -0.04774 41.30435 2

11 1.095447 -0.09545 45.65217 2.1

12 1.871332 0.128668 50 2.1

13 3.617072 -0.01707 54.34783 2.1

14 4.005014 -0.00501 58.69565 2.3

15 1.580375 0.019625 63.04348 2.6

16 1.968317 -0.26832 67.3913 2.8

17 2.453245 0.146755 71.73913 2.8

18 2.065303 0.034697 76.08696 3

19 1.095447 0.004553 80.43478 3.6

20 0.707505 0.092495 84.78261 4

21 1.095447 -0.09545 89.13043 4

22 0.707505 -0.0075 93.47826 4

23 0.804491 0.095509 97.82609 5.8

Page 29: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

PEDOMAN PEMASANGAN ALAT PENAKAR CURAH HUJAN

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

120 cm

Page 30: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

Keterangan Gambar :

Alat penakar curah hujan sederhana, hasil rekayasa sendiri perbaikan dari

penggunaan jerigen. Dengan menggunakan kaleng bekas cat tembok 5 kg yang

dilengkapi kran dan lubang pengeluaran untuk penampungan curah hujan,

sehingga pengguna tidak perlu bongkar pasang alat disaat memeriksa data curah

hujan harian.

1. Corong Ø 14 cm

2. Kaleng bekas cat tembok 5 kg (5 lt)

3. Bagian dasar penampung air dari piring plastic dua buah yang direkatkan ke

kaleng cat dengan lem kaca, bagian tengah dilubangi dan dipasang pentil ban.

4. Selang siku kecil terbuat dari karet yang bagian ujung satu direkatkan ke pentil

ban, dan bagian ujung satu lagi dihubungkan ke selang pipa kecil dan diikat

dengan riffet.

5. Selang pipa kecil pada bagian ujung satu dihubungkan ke selang siku (4), ujung

satu lagi dihubungkan ke kran pengeluaran

6. Kran pengeluaran

7. Gelas ukur plastik penampung curah hujan (satuan ML)

Page 31: Alamat : Jl. Surapati Nomor 71 Telp. (022) 2503884 ...distan.jabarprov.go.id/.../Alat_Penakar_Curah_Hujan_Corong_14.pdfpenakar curah hujan standar Ombrometer (OBS). Penghargaan yang

BPTPH JAWA BARAT Form. D. 14

KEADAAN CURAH HUJAN

BULAN :

Nama Stasiun : - Nomor Stasiun : -

Kecamatan : ……………… Tinggi Tempat : 470 m dpl

Kabupaten : Cianjur

Provinsi : Jawa Barat

PEMERIKSAAN HUJAN TIAP PAGI JAM : 07.00

JIKA TIDAK ADA HUJAN DIISI (-)

Tanggal Penaka-

ran

Hujan (mL)

Hujan (mm)

Tanggal Penaka-

ran

Hujan (mL)

Hujan (mm)

Tanggal Penaka-

ran

Hujan (mL)

Hujan (mm)

1 11 21

2 12 22

3 13 23

4 14 24

5 15 25

6 16 26

7 17 27

8 18 28

9 19 29

10 20 30

31

Jml CH 0 Jml CH 0 Jml CH 0

Jml HH 0 Jml HH 0 Jml HH 0

Rumus CH Jml..… mL dibagi 154 cm² x 10 = ….. mm X 0,969 - 0,1653 = …mm

Jumlah curah hujan sebulan : Curah Hujan : mm Hari hujan : hari ………….., …………………. 2019 Pengendali OPT

……………………….