akut limfoblastik leukemia
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Akut Limfoblastik Leukemia
1/9
AKUT LIMFOBLASTIK LEUKEMIA
(ALL)
A. Anatomi Fisiologi Darah
1. Pengertian
Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai fungsi
mentransportasikan oksigen, karbohidrat dan metabolit; mengatur keseimbangan asam
dan basa; mengatur suhu tubuh dengan cara konduksi (hantaran), membawa panas tubuh
dari pusat produksi panas (hepar dan otot) untuk mendistribusikan ke seluruh tubuh; dan
pengaturan hormone dengan membawa dan menghantarkan kelnjr ke sasaran.
(syaifuddin, 2003: 34)
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. (Evelyn, 2002)
2. Fungsi Darah
Menurut Evelyn 2002 fungsi darah adalah:sebagai alat pengangkut, sebagai
pertahanan tubuh dan menyebarkan panas ke seluruh tubuh.
a. Bekerja dari system transport dari tubuh, mengantarkan semua bahan kimia, oksigen
dan zat kimia yang diperlukan untuk tubuh supaya fungsi normalnya dapat dijalankan
dan menyingkirkan karbon dioksida dan hasil buangan lainnya.
b. Sel darah merah mengantarkan oksigen ke jaringan dan menyingkirkan sebagian dari
karbon dioksida.
c. Sel darah putih menyediakan banyak baha pelindung dank arena grrakan fagositosis
dari beberapa sel maka melindungi tubuh dari serangan bakteri.
d. Plasma membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan jaringan; menyegarkan
cairan jaringan karena melalui cairan ini semua sel tubuh menerima makanannya.
-
7/30/2019 Akut Limfoblastik Leukemia
2/9
Dan merupakan kendaraan untuk mengangkut bahan buangan ke berbagai organ
exkretorik untuk dibuang.
e. Harmoni dan enzim diantarkan dari organ ke organ dengan perantaraan darah.
3. Bagian-bagian Darah
a. Sel darah merah
Jika dilihat di bawah mikroskop, bentuk darah merah seperti saluran bikokaf
tersebut mempunyai inti, warnanya kuning kemerah-merahan, sifatnya kenyal
sehingga bias berubah bentuk sesuai dengan pembuluh darah yang sudah (Syaifuddin,
2003 :35)
Sel darah merah atau eritrosit berupa saluran kecil , cebung pada kedua
sisinya sehingga dilihat dari samping tampak seperti dua buah bulan sabit yang saling
bertolak belakang (Evelyn, 2002 : 153)
b. Sel darah putih
Rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar 2X sel darah
merah, tetapi jumlahnya lebih kecil (Evelyn, 2002 : 135). Bentuknya bening dan tidak
berwarna ukurannya lebih besar dari pritosit, dapat berubah-rubah dan bergerak
dengan perantaraan kaki palsu (stubepodia) mempunyai bermacam-macam inti sel
dan banyak (Syaifuddin, 2003 : 42)
Sel polimorfonulitear dan monosit normal dibentuk hanya dalam sumsum
tulang, sebaliknya limfosit dan sel plasma dihasilkan dalam berbagai organ limfogen
termasuk kelenjar limpa, limpa kelenjar timus forsit dan sisa limfoid yang terletak dalam usus dan ditempat lain. (syaifuddin, 2003 : 42)
c. Trombosit
-
7/30/2019 Akut Limfoblastik Leukemia
3/9
Trombosit adalah sel kecil kira-kira sepertiga ukuran sel darah merah.
Peranannya penting dalam penggumpalan darah. (Evelyn, 2002 : 157).
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati. Bentuk dan ukurannya
bermacam-macam, ada yang bulat dan ada yang lonjong, warnanya putih Trombosit
bukanlah sel melainkan berbentuk keeping-keping yang merupakan bagian-bagian
terkecil dari sel besar. Trombosit dibuat di susunan tulang, paru-paru dan limpa
dengan ukuran kira-kira 2 4 miliron umur peredarannya sekitra 10 hari.
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang di dalam pembuluh darah yang warnanya
merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya oksigen dan
karbondioksida di dalamnya. Darah yang mengandung karbondioksida warnanya merah tua.
Fungsi darah adalah sebagai alat pengangkut, sebagai pertahanan tubuh dan
menyebarkan panas ke seluruh tubuh.
Darah terdiri dari dua bagian, yaitu sel darah yang terdiri dari eritrosit (sel darah
merah), leukosit (sel darah putih), trombosit (pembeku darah) dan plasma darah.
Eritrosit berfungsi untuk mengikat oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh
tubuh dan mengikat karbondioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru.Leukosit berfungsi untuk membunuh bibit penyakit yang masuk ke tubuh dan sebagai zat
pengangkut zat lemak dari dinding unsur melalui limpa terus ke pembuluh darah. Trombosit
berfungsi dalam pembekuan darah.
Plasma darah sebagian besar terdiri dari air dan zat-zat di dalamnya misalnya zat
makanan, hormon anti body dan lain-lain (Syaiffudin, 1997).
B. Gambaran Umum Akut Limfolastik Leukimia
1. Pengertian
ALL (Akut Limfoblastik Leukimia) adala poliferasi sel darah putih yang masih
diatur dalam jaringan pembentuk darah (Suriadi , 2001).
-
7/30/2019 Akut Limfoblastik Leukemia
4/9
ALL adalah patologis dari sel pembuluh darah yang bersifat sistematik dan
biasanya berakhir fatal (Ngastiyah, 2005).
ALL adalah kanker jaringan yang menghasilkan leukosit (Cecily, 2002).
Lokimia limfasitik akut (ALL) dianggap sebagai suatu proliferasi ganas limfoblas.
Paling sering terjadi pada anak-anak, dengan puncak insideasi pada usia 4 tahun. Setelah
usia 15, ALL jarang terjadi (Brunner, 2002)
Penelitian yang dilakukan pada ALL menunjukkan bahwa ALL mempunyai
homogenitas pada fenotip permukaan sel blas dari setiap pasien. Hal ini memberi dugaan
bahwa populasi sel leukimia itu berasal sari sel tunggal. Oleh karena homogenitas itu
menurut Pornomo, 2005 dibuat klasifikasi LLA secara morfologik sebagai berikut:
a. L 1 terdiri dari sel limfoblas kecil serupa, dengan kromatin homogen, anak inti
umumnya tidak nampak dan sitoplasma sempit.
b. L 2 pada jenis ini limfoblas adalah besar tetapi ukurannya bervariasi, kromatin lebih
kasar dengan satu atau lebih anak inti.
c.
L
3 terdiri dari sel limfoblas besar, homogen dengan kromatin berbercak, banyak ditemukan anak inti serta sitoplasma yang basofilik dan berfakualisasi.
2. Etiologi
Menurut Ngastiyah, 2005 penyebab ALL sampai sekarang belum diketahui
dengan jelas, diduga kemungkinan besar karena virus (virus onkologik), faktor lain yang
turut berperan adalah:
a. Faktor eksterogen seperti sinar X, sinar radioaktif, hormon, bahan kimia (bentol, arsen,
preparat sulfat), infeksi (virus, bakteri).
-
7/30/2019 Akut Limfoblastik Leukemia
5/9
b. Faktor endogen seperti Ras (orang Yahudi mudah menderita). Faktor konstitusi seperti
kelainan kromosom (Sindrom Down, angka kejadian tinggi, hereditas/kembar).
3. Patofisiologis
Virus penyebab ALL akan mudah masuk ke tubuh manusia jika struktur
antigennya sesuai dengan struktur antigen manusia. Struktur antigen manusia terbentuk
oleh struktur antigen dari berbagai alat tubuh, terutama kulit dan selaput lendir yang
terletak di permukaan tubuh. Oleh WHO terhadap antigen jaringan telah ditetapkan
istilah HL-A (Human Leucocyte Locus A). Sistem HL-A individu ini diturunkan menurut
hukum genetika sehingga adanya peranan faktor ras dan keluarga dalam etiologi leukimia
tidak dapat diabaikan (Ngastiyah, 2005).
4. Manifesti Klinis menurut Cecily 2002:
a. Bukti anemia, pendarahan dan infeksi.
1) demam
2) keletihan
3) pucat
4) anoreksia
5) petekia dan pendarahan
6) nyeri sendi dan tulang
7)
nyeri abdomen yang tidak jelas
8) berat badan menurun
9) pembesaran dan fibrosis organ-organ sistem retikuloendotieal hati limfa dan
limfonudus.
-
7/30/2019 Akut Limfoblastik Leukemia
6/9
b. Peningkatan tekanan intrakranial karena infiltrasi meninges:
1) nyeri dan kaku duduk
2) sakit kepala
3) iritabilitas
4) letargi
5) muntah
6) edema papil
7) koma
c. Gejala-gejala sistem saraf pusat yang berhubungan dengan bagian sistem yang terkena:
1) Kelemahan elistrimulas bawah
2) Kesulitan berkemih
3) Kesulitan belajar, khususnya matematika dan hafalan (efek samping lanjut dari
terapi) kelemahan ekstrimitas bawah
Menurut Brunner, 2003
Limfosit immature berproliferasi dalam susunan tulang dan jaringan perkier dan
mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya hematoporsis normal terhambat
mengakibatkan penurunan jumlah letrosit, sel darah merah dan trombosit.
5. Diagnosis
ALL dapat didiagnosa pada pemeriksaan:
a. Anamnesis
-
7/30/2019 Akut Limfoblastik Leukemia
7/9
Anemia, kelemahan tubuh, berat badan menurun, anoreksia mudah sakit, sering
demam, perdarahan, nyeri tulang, nyeri sendi (Ngastiyah, 2005)
Kemudian menurut Celily, 2002 dilakukan kepemeriksaan
b. Hitung darah lengkap (CBC) anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm 3 saat
didiagnosa memiliki prognosis paling baik ; jumlah lethosit lebih dari 50.000/mm 3
adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur.
c. Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan SSP
d. Foto toraks mendeteksi keterlibatan mediastinum
e. Aspirasi sumsum tulang ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis
f. Pemindahan tulang atau survei kerangka mengkaji keterlibatan tulang
g. Pemindahan ginjal, hati dan limpa mengkaji infiltrasi leukemik
h. Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan
6.
Penatalaksanaan
Menurut Ngastiyah, 2005 penatalaksanaan pada pasien ALL adalah:
a. Transfusi darah, jika kadar Hb kurang dari 69%. Pada trombositopenia yang berat dan
pendarahan pasif dapat diberikan transfusi trombosit dan bila terdapat tanda-tanda
DIC dapat diberikan heparin.
b. Kortosteroid (prednison, kortison, deksametason, dan sebagainya). Setelah dicapai
remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.
c. Sitostatika, selain sitistatika yang lama (6-merkaptispurin atau 6 mp, metotreksat atau
MTX) pada waktu ini dipakai pula yang baru dan lebih paten seperti obat lainnya.
Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan prednison.
-
7/30/2019 Akut Limfoblastik Leukemia
8/9
Pada pemberian obat-obatan ini sering terdapat akibat samping berupa alopsia
(botak), stomatitis, leucopenia, infeksi sekunder atau kadidiasis. Bila jumlah leukosit
kurang dari 2000 / mm 3 pemberiannya harus hati-hati.
d. Infeksi sekunder dihindarkan (lebih baik pasien dirawat di kamar yang suci hama).
e. Imunoterapi, merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah dicapai remisi dan
jumlah sel leukimia cukup rendah (10 5-10 6), imunoterapi mulai diberikan (mengani
cara pengobatan yang terbaru masih dalam perkembangan).
Menurut Ngastiyah, 2005 cara pengobatan berbeda-beda pada setiap klinik
bergantung dari pengalaman, tetapi prinsipnya sama, yaitu dengan pola dasar:
a. Induksi, dimaksudkan untuk mencapai remisi dengan berbagai obat tersebut sampai sel
blas dalam sumsum kurang dari 5%
b. Konsilidasi, bertujuan agar sel yang tersisa tidak cepat memperbanyak diri lagi.
c. Rumat, untuk mempertahankan masa remisi agar lebih lama, biasanya dengan
memberikan sitostatika setengah dosis biasa.
d. Reinduksi, dimaksudkan untuk mencegah relaps, biasanya dilakukan setiap 3-6 bulan
dengan pemberian obat-obat seperti pad induksi selama 10-14 hari.
e. Mencegah terjadinya leukimia pada susunan saraf pusat diberikan MTX secara
intratekal dan radiasi kranial.
f. Pengobatan imunologik.
Menurut Kelompok Kerja RSUP Dr. Sardjito, 2000 pada penyakit ALL juga terdapatpenatalaksanaan secara suportif yaitu:
a. Infeksi
-
7/30/2019 Akut Limfoblastik Leukemia
9/9
Penatalaksanaan yang bertujuan untuk menghindari infeksi diantaranya adalah
:
1) Menjaga keutuhan membran mukosa dan kulit.
2) Hindari pengukuran suhu dari rectal.
3) Oral hygiene adekuat dengan sikat gigi yang lembut dan cairan chlor hexidine 1%
4) Pemberian antibiotik profilaksis pada prosedur tindakan invasif.
5) Vaksinasi tidak dilakukan selama pemberian pengobatan sitostatika dan selama 6
bulan setelah pengobatan
b. Pemberian imunisasi pada setengah tahun sampai satu tahun perhentian terapi.
1). Klien dirawat di ruang suci hama.
2). Tranfusi darah, bila Hb
3). Metabolisme : istirahat cukupdan membatasi aktivitas keras.
4). Selama fase induksi gagal ginjal dapat dicegah dengan pemberian allopurinol dan
memelihara PH untuk antara 6,5 dan 7
5). Nutrisi : pemberian diet tinggi protein dan tinggi kalori
6). Terap suportif lainnya misal personal hygiene, aktif dan dukungan emosional
kepada anak dan serta orang tua