akut limb iskemia
TRANSCRIPT
Pendahuluan
Iskemia ekstremitas bawah prevalensinya semakin meningkat dengan berbagai macam
manifestasi klinis. Aterosklerosis adalah penyebab yang paling umum pada iskemia ekstremitas
bawah, berbagai kondisi lain dapat menyebabkan akut atau kronik iskemia ekstremitas bawah.
Beberapa faktor utama yang menyebabkan peningkatan prevalensi dan insiden iskemia
ekstremitas bawah adalah penuaan, meningkatnya aterosklerosis, perifer aneurisma, dan lesi
vaskular yang lain yang terkait dengan usia lanjut. Faktor kedua adalah meningkatknya insidensi
diabetes. Diabetes mempercepat perkembangan aterosklerosis dan iskemia ekstremitas bawah.
Faktor ketiga adalah meningkatnya jumlah pasien yang memiliki riwayat operasi bypass arteri
perifer yang berpotensi oklusi pada graft.1Pada tahun 2000 emboli abdominal aorta dan emboli
ekstremitas bawah, trombosis mengenai 213,000 pasien di amerika serikat. Berpotensi akan
kehilangan ekstremitas dan nyawa dengan perkiraan biaya 10 ribu dan 45 ribu dolar tiap
perawatan. Pengobatan penyakit ini adalah mempercepat aliran darah ke ekstremitas yang
mengalami iskemia untuk mengurangi resiko kehilangan ekstremitas. Pria dan wanita
mendapatkan prevalensi yang seimbang pada ALI
Iskemia ekstremitas terjadi ketika ekstremitas kekurangan aliran darah yang adekuat.
Gejalnya tergantung pada tingkat keparahan hipoperfusi, prosesnya dapat berkembang
mendadak. Pada kasus yang ringan mempunyai pengalaman gejala peningktan kebutuhan otot,
yang dikenal dengan claudication.
PATHOPHYSIOLOGY
Iskemia tungkai akut dapat terjadi akibat embolisasi atau in-situ trombosis. Emboli
berasal dari jantung lebih dari 90 % kasus dan biasanya terjadi pada lokasi bifurkasio arteri
seperti arteri femoralis komunis distal atau arteri poplitea. Sumber asal yang tersering dari
trombus adalah trombus yang terbentuk di dalam jantung, yaitu sering disebut macrotrombus
yang menyumbat dari percabangan arteri. Sumber trombus lainnya adalah dari trombus yang
terbentuk pada anerisma aorta, dan trombus tersebut sering disebut microtrombus. Microtrombus
berasal dari anerisma aorta yang menyumbat di aretri kecil-kecil pada jari kaki (disebut blue-
toes) akan menimbulkan bintik-bintik kecil-kecil bewarna biru yang lama-kelamaan bersatu
bertambah besar dan bewarna gelap.
Iskemia tungkai akut dapat terjadi akibat embolisasi atau trombosis in-situ (tabel 1 ) yang
diawali dari jantung lebih dari 90 % kasus yang biasanya berhenti di tempat arterial bifurkasio
seperti arteri femorlis komunis distaldan arteri poplitea. Turunnya prevalensi penyakit jantung
reumatik kasusu-kasus emboli dibandingkan trombosis menurun untuk iskemia tungkai akut.
Pada atrial fibrilasi dan akut miokardial infark biasanya terjadi emboli, ketika bagian mural
trombus dari atrium dan ventrikel terlepas ke cabang arterial, sulit dibedakan dengan emboli atau
trombosis. Tapi oklusi emboli harus dicurigai pada pasien berikut : (1 ). Onset akut onset akut di
mana pasien sering mengetahuinya dengan pasti, (2) Riwayat emboli, (3) Sumber emboli
diketahui, seperti aritmia jantung, (4) tidak ada riwayat klaudikasio intermiten, dan (5)
pemeriksaan nadi dan Doppler normal pada tungkai yang terkena.
Emboli berasal dari jantung cenderung menyumbat pada bifurkasio arteri besar dimana
diameter lumennya tiba-tiba menyempit. Arteri ini biasanya berdiameter lebih dari 5 mm.
Atheroemboli terdiri dari serpihan dari lesi ateromatosa dari sisetem arteri proksimal, lebih kecil
dan menyumbat arteri yang berukuran kurang dari 5 mm ukuran subatan dari pembuluh darah
dapat membantu membedakan emboli berasal dari aorta atau arteri iliaka komunis.
Otot dan saraf perifer dapat menahan iskmeia dalam waktu 8 jam tanpa kerusakan yang
permanen. Kulit dapat menahan iskmia berat selama 24 jam. Luasnya iskemia yang mengalami
nekrosis tergantung pada adekuanya sirkulasi kolateral, fungsi kardiovaskular yang mendasari
pasien, viskositas darah, kapasitas oksigen yang dibawa darah, keefektifan dan ketepatan
pengobatan. Jika iskemia otot berkembang menjadi nekrosis, otot menjadi lumpuh, spastik dan
keras. Ketika sarf perifer menjadi iskemik akan berkembang menjadi mati rasa. Kulit yang
iskemik menjadi tampak sianosis tampil bernoda.
Referpusi dan iskemia ektremitas menimbulkan ancaman bagi seluruh tubuh
menghasilkan menghasilkan metabolisme anerob, unbuffered asam. Sel-sel mati melepaskan
kaliumdan myogobin, mikrotrombin dari area stasis dan asidosis. Produk-produk prokoagulan
dan inflmasi terakumulasi. Dengan referfusi, radikal oksigen dan leukotrine serta mediator
inflamasi lain yang dihasilkan dilepaskan pada sirkulasi sistemik. Meningkatkan permeabilitas
vaskular sistemik, ekstravasasi plasma kedalam interstisial menimbulkan kerusakan organ jauh.
Paru-paru menerima serangan yang pertama, namun kerusakan jantung dan ginjal akan terjadi.
Telah dilaporkan 85 % kematian pada iskemia tungkai yang lanjut.
Trombosis sebagai etiologi untuk iskemia tungkai akut adalah kategori jauh lebih
beragam daripada embolisasi. Meningkatnya penggunaan graft bypass arteri perifer untuk
iskemia tungkai kronis, dan mencatat tingkat patensi terbatas setiap saluran graft bypass, tidaklah
mengherankan bahwa oklusi graft akut kini penyebab paling sering dari iskemia ekstremitas
bawah yang akut di beberapa center.(Gambar). Gejala tergantung pada sejauh mana aliran
kolateral pada lokasi oklusi. Selain adanya saluran kolateral, lokasi oklusi juga memainkan peran
penting dalam keparahan iskemia ekstremitas. Misalnya, oklusi dari arteri poplitea
menghasilkan iskemia tungkai dalam, karena merupakan satu-satunya pembuluh darah arteri
yang lutut (Gambar ). Sebaliknya, oklusi dari arteri tibialis anterior sering tidak bergejala karena
arteri tibialis posterior dan peroneal dapat berfungsi sebagai saluran paralel alternatif untuk
mensuplai aliran di kaki.
Tabel Klasifikasi Akut Limb Iskemia
Bypass graft occlusion
Prosthetic conduit
Intimal hyperplasia at the anastomoses (usually distal)
Occlusion without a demonstrable lesion
Autogenous conduit (e.g., saphenous vein graft)
Retained valve cusp of an in-situ graft
Stenosis at the site of a prior venous injury (e.g., superficial phlebitis)
Native arterial occlusion
Thrombosis at the site of an atherosclerotic stenotic lesion
Embolism to an arterial bifurcation
Thrombosis within a near-normal artery, usually as the result of a hypercoagulable state
Arterial inflammatory diseases such as giant cell arteritis (Takayasu’s aortitis)
Thrombosis of an aneurysm (e.g., popliteal aneurysm)
Rare etiologies (e.g., popliteal entrapment syndrome, adventitial cystic disease of the popliteal artery)
Terlepas dari etiologi iskemia, hasil akhirnya melepaskan beberapa produk sampingan
yang bersifat toksik pada jaringan iskemik. Diantaranya radikal bebas, yang merupakan oksigen
teroksidasi, molekul kimia yang reaktif bertanggung jawab atas cedera yang terjadi setelah
iskemia dan reperfusi. Iskemia menyebabkan kebocoran protein dan cairan dari kapiler, sehingga
menimbulkan edema jaringan. Tekanan hidrodinamik dalam ruang ekstravaskuler naik ke tingkat
yang berkompetsisi dengan aliran vena, yang pada akhirnya dapat menghambat aliran arteri.
Pada awalnya, proses ini terjadi pada tingkat mikroskopis, tetapi berlanjut timbulnya sindroma
kompartemen. Perkembangan sindroma kompartemen dipercepat oleh pada jaringan yang
iskemik sebelumnya, dibutuhkan suatu fasciotomy setelah tindakan pembedahan revaskularisasi
ekstremitas yang mengalami iskemia tungkai yang berat.
Gambar. Oklusi emboli pada arteri axillaris
Gambar Trombosis pada bypass graft femoropopliteal
DIAGNOSIS
Iskemia tungkai akut adalah diagnosis klinis. Pasien mengeluhkan mati rasa dan nyeri di
ekstremitas, pada kasus yang berat hilangnya fungsi motorik dan kekakuan otot . The "5 Ps"
telah digunakan sebagai mnemonic yang menunjukkan iskemia tungkai akut, pain, pallor,
paresthesia, paralysis, pulselessness. Dalam beberapa kasus, sebuah P keenam adalah
poikilothermia, yang berarti keseimbangan dari suhu ekstremitas dengan lingkungan. Proses ini
kadang-kadang sulit dibedakan dengan trombosis vena dalam oleh pengamat yang tidak
berpengalaman. Meskipun trombosis vena dalam dapat bermanifestasi sebagai iskemia tungkai
yang berat (phlegmasia cerulea dolens), edema ekstremitas bawah jarang disebabkan oleh
iskemia arteri murni. Kadang-kadang, pasien dengan iskemia arteri dan nyeri saat istirahat
menjaga ekstremitas dalam posisi tergantung dan dapat mengembangkan edema, skenario seperti
itu mungkin terlihat jika sejarah yang memadai diperoleh (Gambar 66-5). Nyeri dapat berupa
konstan atau ditimbulkan oleh gerakan pasif ekstremitas yang terlibat. Sejarah harus mencakup
deskripsi durasi, lokasi, intensitas, dan tiba-tiba dari timbulnya rasa sakit dan perubahan dari
waktu ke waktu. Oklusi emboli biasanya cukup tiba-tiba dan dengan intensitas yang besar,
sehingga pasien sering hadir dalam beberapa jam onset. Sejarah masa lalu harus menyatakan
apakah pasien memiliki riwayat klaudikasio intermiten, bypass kaki sebelumnya atau prosedur
pembuluh darah lainnya, dan sejarah sugestif dari sumber emboli seperti aritmia jantung dan
aneurisma aorta. Faktor risiko aterosklerosis Umum (merokok, hipertensi, diabetes,
hiperlipidemia, riwayat keluarga peristiwa jantung atau pembuluh darah) harus dicatat karena
dapat menjadi prediktor kematian periprocedural
Dalam beberapa kasus anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat mengidentifikasi letak
obstruksi, kemungkinan penyebab dan derajat iskmia. Informasi tersebut diperlukan untuk
pengobatan yang tepat. Anamnesis melihat durasi dan progresi, riwayat penyakit jantung
sebelumnya bisa menyulitkan pengobatan. Pada klaudikasio menandakan sebelumnya mendapat
penyakit aterosklerotif oklusi. Pemeriksaan fisik mendapatkan informasi tentang jantung,
kemungkianan jantung sumber dari emboli. Tanda-tanda iskemia kronis tungkai bawah,
hipertropic kuku, atrofi kulit, rambut rontok pada kaki menandakan sebelumnya mempunyai
penyakit oklusi.
Adanya insufisiensi arteri akut biasanya ditandai dengan perubahan suhu pada
ekstremitas distal pada level obstruksi (gambar). Kemampuan untuk dorsifleksi dan plantarfleksi
dari jari-jari kaki menunjukkan viabilitas dari otot-otot betis, ketidak mampuan menggerakkan
dari jari-jari kaki menandakan impending nekrosis pada otot-otot.