akuntansi keuangan 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/modul...

53

Click here to load reader

Upload: trinhngoc

Post on 02-Mar-2019

305 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

MODUL

AKUNTANSI KEUANGAN 1

Penulis:

Drs. Abdul Kadir, M.Si., Ak., CA

Drs. H. Safriansyah, M.Si., Ak.

Nur Astri Sari, M.Ak, Ak., CA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

(STIE INDONESIA) BANJARMASIN

2016

Page 2: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

i

KATA PENGANTAR

Tujuan utama penulisan modul ini adalah untuk membantu mahasiswa

memahami materi kuliah Akuntansi Keuangan 1 yang sesuai dengan penerapan

PSAK yang berbasis IFRS. Dalam penulisan modul ini melibatkan bantuan dari

banyak pihak, sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penulisan modul ini.

Penulis menyadari bahwa modul ini masih banyak kekurangan. Kami sangat

menghargai apabila ada masukan dari para pembaca kepada kami. Penulis berharap

semoga modul ini bermanfaat bagi para mahasiswa/i dan pembaca lainnya.

Banjarmasin, Agustus 2016

Penulis

Page 3: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

Bab 1 Akuntansi Keuangan dan Standar Akuntansi 1

Bab 2 Sistem Informasi dan Siklus Akuntansi 6

Bab 3 Laporan Laba Rugi Komprehensif dan Laporan Perubahan Ekuitas 12

Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

Bab 5 Kas dan Piutang 24

Bab 6 Persediaan 29

Bab 7 Aset Tetap dan Properti Investasi 35

Bab 8 Aset Tak Berwujud 41

Bab 9 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual 46

DAFTAR PUSTAKA 50

Page 4: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

1 Bab 1 Akuntansi Keuangan dan Standar Akuntansi

Bab 1

Akuntansi Keuangan dan Standar Akuntansi

1.1 Akuntansi

Akuntansi didefinisikan sebagai suatu sistem dengan input data dan output

berupa informasi dan laporan keuangan yang bermanfaat bagi pengguna internal

maupun ekternal entitas (Kieso, et al, 2010). Sebagai sistem, akuntansi terdiri atas

input, yaitu transaksi, proses yaitu kegiatan untuk merangkum transaksi, dan output

berupa laporan keuangan. Berdasarkan pengertian akuntansi tersebut, ada 4 hal

penting, yakni:

a. Input akuntansi adalah transaksi yaitu peristiwa bisnis yang bersifat keuangan.

b. Proses, merupakan serangkaian kegiatan untuk merangkum transaksi menjadi

laporan.

c. Output akuntansi adalah informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan.

d. Pengguna informasi keuangan adalah pihak yang memakai laporan keuangan

untuk pengambilan keputusan.

1.2 Akuntansi Keuangan

Bidang akuntansi dilihat dari sisi pengguna informasi dibagi menjadi dua

yakni, akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Bidang akuntansi yang

membahas penyusunan laporan keuangan untuk pengguna eksternal disebut sebagai

akuntansi keuangan. Sedangkan bidang akuntansi yang berfokus pada akuntansi

untuk tujuan internal entitas disebut akuntansi manajemen. Berikut adalah

perbedaan antara akuntansi keuangan dan manajemen:

Keuangan Manajemen

Tujuan Mengkomunikasikan posisi

keuangan

Membantu manajer dalam

pengambilan keputusan.

Pemakai Pihak eksternal Pihak internal/manajemen

Fokus Berorientasi masa lalu Berorientasi masa depan

Dasar pencatatan Prinsip Akuntansi Berterima Umum Cost-benefit

Rentang Waktu Tahunan/kuartal/semester Bervariasi

1.3 Standar Akuntansi Keuangan

Laporan keuangan untuk tujuan umum dibuat untuk memenuhi kebutuhan

sebagian besar pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan yang

Page 5: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

2 Bab 1 Akuntansi Keuangan dan Standar Akuntansi

beragam dengan kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, untuk menyusun laporan

keuangan diperlukan standar akuntansi. Standar berfungsi memberikan acuan dan

pedoman dalam penyusunan laporan keuangan sehingga laporan keuangan antar-

entitas menjadi lebih seragam.

Standar akuntansi berisikan pedoman penyusunan laporan keuangan.

Standar akuntansi terdiri dari kerangka konseptual penyusunan laporan keuangan

dan penyataan standar akuntansi. Kerangka konseptual berisikan tujuan, komponen

laporan, karakteristik kualitatif, dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan.

Sedangkan, PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) berisikan pedoman

untuk penyusunan laporan, pengaturan transaksi atau kejadian, dan komponen

tertentu dalam laporan keuangan.

Saat ini, hanya dua standar akuntansi yang banyak dijadikan referensi atau

diadopsi di dunia, yaitu IFRS (International Financial Accounting Standard) dan

US GAAP (US Generally Accepted Accounting Principles). IFRS disusun oleh

International Accounting Standard Board (IASB) sedangkan US GAAP disusun

oleh Financial Accounting Standard Board (FASB).

Standar akuntansi yang berlaku di Indonesia terdiri atas empat standar,

sering disebut sebagai 4 pilar standar akuntansi, yaitu;

a. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

SAK digunakan untuk entitas yang memiliki akuntabilitas publik yaitu entitas

terdaftar atau dalam proses pendaftaran di pasar modal atau entitas fidusia (yang

menggunakan dana masyarakat seperti asuransi, perbankan, dan dana pension).

SAK mulai mengadopsi IFRS penuh mulai tahun 2012.

b. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntantabilitas Publik (SAK

ETAP)

SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntanbilitas publik

signifikan dalam menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum. Standar ini

mengadopsi IFRS untuk SME (small medium enterprise) dengan beberapa

penyederhanaan.

c. Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah)

SAK Syariah adalah standar yang digunakan untuk entitas yang memiliki

transaksi syariah atau entitas berbasis syariah.

Page 6: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

3 Bab 1 Akuntansi Keuangan dan Standar Akuntansi

d. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

SAP digunakan untuk menyusun laporan keuangan instansi pemerintahan baik

pusat maupun daerah.

1.4 Pengembangan SAK di Indonesia

Profesi akuntan di Indonesia terhimpun dalam Ikatan Akuntan Indonesia

yang berdiri pada 23 Desember 1957. Dewan Standar Akuntansi Keuangan

(DSAK) merupakan salah satu lembaga di bawah IAI yang bertugas menyusun dan

penetapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). DSAK dalam

menyusun standar mengikuti prosedur baku yang disebut due process. Proses

tersebut meliputi tahapan berikut:

a. Identifikasi permasalahan untuk dikembangkan menjadi standar.

b. Konsultasikan permasalahan dengan DKSAK (Dewan Konsultatif Standar

Akuntansi Keuangan).

c. Membentuk tim kecil dalam DSAK.

d. Melakukan riset terbatas.

e. Melakukan penulisan awal draft.

f. Pembahasan dalam DSAK.

g. Peluncuran draf sebagai ED (Exposure Draft) dan pengedarannya.

h. Public Hearing.

i. Pembahasan tanggapan atas ED dari masukan public hearing.

j. Final checking.

k. Persetujuan/pengesahan ED PSAK menjadi PSAK

l. Sosialisasi standar.

1.5 Kerangka Konseptual

Kerangka dasar penyajian dan penyusunan laporan keuangan, yang sering

disebut juga sebagai kerangka konseptual, merupakan konsep-konsep yang menjadi

dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum. Kerangka

konseptual digunakan sebagai pedoman penyusun standar dalam mengembangkan

standar di masa mendatang dan sebagai pedoman dalam menyelesaikan

Page 7: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

4 Bab 1 Akuntansi Keuangan dan Standar Akuntansi

permasalahan akuntansi yang belum diatur dalam standar yang telah ada. Kerangka

konseptual ditujukan untuk:

a. Penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan tugasnya;

b. Penyusun laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi yang

belum diatur dalam standar akuntansi keuangan;

c. Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku; dan

d. Para pemakai dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan.

Page 8: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

5 Bab 1 Akuntansi Keuangan dan Standar Akuntansi

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual IFRS (Sumber: Kieso, et al, 2010)

1.6 Latihan Soal

Yayasan Sejahtera merupakan yayasan pendidikan yang dimiliki oleh sebuah

organisasi masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap masyarakat terlantar.

Yayasan tersebut mengelola sebuah sekolah dari tingkat SD sampai SMA.

Yayasan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas menyusun laporan

keuangan kepada para pemangku kepentingan. Standar apa yang akan

digunakan dalam menyusun laporan keuangan Yayasan Sejahtera?

Page 9: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

6 Bab 2 Sistem Informasi dan Siklus Akuntansi

Bab 2

Sistem Informasi dan Siklus Akuntansi

2.1 Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) membantu manajemen perusahaan untuk

mengumpulkan data-data keuangan, mengolahnya menjadi informasi yang

bermanfaat bagi pengguna, mengolahnya menjadi informasi yang bermanfaat bagi

pengguna, dan menghasilkan laporan keuangan.

SIA yang baik dan efektif memungkinkan manajemen perusahaan dan para

pihak yang berkepentingan mendapatkan informasi secara cepat dan akurat

mengenai perusahaan, seperti dalam hal:

a. Besarnya kas yang dimiliki perusahaan

b. Besar saldo utang yang harus dilunasi perusahaan

c. Banyaknya asset yang dimiliki perusahaan

d. Besarnya laba yang dihasilkan perusahaan

e. Besarnya dividen yang bisa dibagikan kepada perusahaan

f. Kinerja operasional perusahaan.

2.1.1 Persamaan Dasar Akuntansi

Persamaan dasar akuntansi adalah sebagai berikut:

Aset = Liabilitas + Ekuitas

Pencatatan dalam akuntansi menggunakan akun, yaitu klasifikasi umum yang

digunakan dalam sistem akuntansi untuk merujuk pada sifat yang sama. Akun-akun

tersebut bisa dikelompokkan menjadi lima bagian besar, yakni:

Debit Kredit

Akun Aset + -

Akun Liabilitas - +

Akun Ekuitas - +

Akun Pendapatan - +

Akun Beban + -

2.1.2 Laporan Keuangan

Page 10: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

7 Bab 2 Sistem Informasi dan Siklus Akuntansi

Menurut PSAK 1, perusahaan minimal menerbitkan 5 jenis laporan

keuangan, yaitu:

a. Laporan Posisi Keuangan merupakan laporan akuntansi yang menunjukan

posisi asset, liabilitas, dan ekuitas pada akhir suatu periode.

b. Laporan Laba Rugi Komprehensif merupakan laporan akuntansi yang

menunjukkan kinerja opersaional perusahaan selama satu periode.

c. Laporan Perubahan Ekuitas menunjukkan perubahan ekuitas yang terjadi,

seperti setoran modal atau perolehan laba neto.

d. Laporan Arus Kas memperlihatkan sumber arus kas masuk dan penggunaan

arus kas keluar perusahaan, yang terpusat pada tiga aktivitas utama perusahaan,

yakni operasional, investasi, dan pendanaan.

e. Catatan atas laporan keuangan merupakan pengungkapan, baik yang bersifat

keuangan maupun non keuangan, dari akun-akun yang dilaporkan atau

peristiwa yang dihadapi oleh perusahaan yang dapat memengaruhi posisi dan

kinerja keuangan perusahaan, sehingga sering kali ditekankan bahwa catatan

atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan

keuangan secara keseluruhan.

2.2 Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi merupakan keseluruhan proses yang dilakukan oleh entitas

untuk mengolah data-data keuangan hingga menjadi informasi yang bermanfaat

bagi pengguna untuk pengambilan keputusan. Seluruh siklus akuntansi bisa dilihat

melalui Gambar 2.1.

Page 11: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

8 Bab 2 Sistem Informasi dan Siklus Akuntansi

Gambar 2.1 Siklus Akuntansi (Sumber: Martani, et al, 2012)

2.2.1 Jurnal penyesuaian

Jurnal penyesuaian perlu dilakukan sebagai akibat dari penerapan prinsip akrual

dalam pembuatan laporan keuangan. Secara umum, ayat jurnal penyesuaian

dilakukan terhadap dua kategori akun, yakni:

1. Pembayaran di muka

a. Beban dibayarkan dimuka, yaitu seluruh beban yang telah dibayar

secara tunai, namun masih belum dimanfaatkan atau digunakan, dan

dicatat sebagai asset.

Contoh: Saldo akun perlengkapan kantor pada buku besar dan neraca

saldo per 31 Desember 2015 adalah Rp 25 juta. Namun berdasarkan

perhitungan fisik perlengkapan yang masih ada Rp 10 juta, maka jurnal

penyesuaian:

Page 12: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

9 Bab 2 Sistem Informasi dan Siklus Akuntansi

Beban perlengkapan Rp 15 jt

Perlengkapan kantor Rp 15jt

b. Pendapatan diterima dimuka, yaitu seluruh pendapatan yang telah

diterima secara tunai, namun jasa atau barang masih belum diserahkan,

dan dicatat sebagai liabilitas.

Contoh: Pada 1 Maret 2015 perusahaan menerima uang sebesar Rp 150

juta untuk jasa konsultasi yang dilakukan untuk periode 1 Maret 2015 –

1 Maret 2016, sampai dengan 31 Desember 2015 jasa konsultasi yang

dilakukan mencapai 80%, maka jurnal penyesuaian:

Pendapatan jasa diterima dimuka Rp 120 jt

Pendapatan jasa Rp 120jt

2. Akrual

a. Beban yang harus dibayar, yaitu seluruh beban yang sudah terjadi

(dimanfaatkan atau digunakan), namun belum dibayarkan secara tunai.

Contoh: PT XYZ memiliki 5 orang karyawan kontrak yang upahnya

dibayarkan upahnya setiap hari jumat untuk lima hari kerja. Besarnya

upah yang dibayarkan untuk kelima karyawan tersebut Rp 2.500.000 per

minggu. Pembayaran upah untuk kelima karyawan tersebut akan

dilakukan pada 1 Januari 2016, maka jurnal penyesuaian yang perlu

dibuat pada 31 Desember 2015 adalah:

Beban upah Rp 2 jt

Utang upah Rp 2 jt

b. Pendapatan yang belum diterima, yaitu seluruh pendapatan yang telah

diselesaikan penyerahan jasa atau barang terkait, namun belum diterima

pembayaran tunainya atau bahkan belum dicatat.

Contoh: Pada 31 Desember 2015 perusahaan telah menyelesaikan

pekerjaan konsultasi instalasi perangkat lunak kepada PT AB. Jasa

tersebut senilai Rp 3 juta, belum sempat ditagihkan/dikirimkan 31

Desember 2015, maka jurnal penyesuaian:

Page 13: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

10 Bab 2 Sistem Informasi dan Siklus Akuntansi

Piutang usaha Rp 3 jt

Pendapatan jasa Rp 3 jt

2.3 Latihan Soal

Berikut ini adalah neraca saldo PT Club untuk periode yang berakhir 31 Des

2015.

Akun Debit Kredit

Kas 18.000

Piutang usaha 60.000

Wesel tagih 10.500

Penyisihan piutang tak tertagih 2.700

Persediaan barang dagang 81.000

Asuransi dibayar dimuka 7.200

Peralatan 187.500

Akumulasi depresiasi-peralatan 22.500

Utang usaha 16.200

Saham 66.000

Saldo laba 82.500

Penjualan 465.000

Beban pokok penjualan 196.500

Beban gaji 75.000

Beban sewa 19.200

Total 654.900 654.900

Dari hasil pemeriksaan akhir tahun, ada beberapa pos yang masih belum

tercatat:

a. Asuransi yang sudah dibebankan adalah Rp 30.000.

b. Estimasi piutang yang tak tertagih adalah 1% dari penjualan bruto.

c. Masa manfaat peralatan perusahaan adalah 8 tahun.

d. Suku bunga untuk wesel tagih ditetapkan 8% per tahun yang dibayarkan

pada saat pelunasan.

e. Uang sewa gedung yang dibayarkan pada tanggal 31 Des 2015 untuk satu

tahun sebesar Rp 8.100 dicatat sebagai beban sewa pada saat pembayaran.

Page 14: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

11 Bab 2 Sistem Informasi dan Siklus Akuntansi

f. Gaji dan upah terutang pada tanggal 31 Des 2015 adalah Rp 8.000

Diminta:

a) Buatlah kertas kerja untuk membantu penyusunan laporan keuangan

b) Susunlah ayat jurnal penyesuaian

c) Susunlah laporan keuangan berupa laporan laba rugi komprehensif, laporan

perubahan modal, dan laporan posisi keuangan.

d) Buatlah ayat jurnal penutup.

Page 15: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

12 Bab 3 Laporan Laba Rugi Komprehensif dan Laporan Perubahan Ekuitas

Bab 3

Laporan Laba Rugi Komprehensif dan Laporan Perubahan

Ekuitas

3.1 Laporan Laba Rugi Komprehensif

Laporan laba rugi komprehensif adalah laporan yang mengukur

keberhasilan kinerja perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi

komprehensif berguna untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam

memprediksi arus kas masa depan, dalam rangka menentukan profitabilitas, nilai

investasi, dan kelayakan kredit. Laporan laba rugi komprehensif sering digunakan

oleh beberapa pengguna laporan keuangan, seperti:

Investor menggunakan informasi mengenai penghasilan perusahaan di masa

lalu sebagai input penting dalam memprediksi laba dan arus kas masa

depan, yang kemudian dijadikan dasar untuk memprediksi harga saham dan

dividen perusahaan dimasa depan.

Kreditor menggunakan informasi laba rugi masa lalu untuk mengetahui

kemampuan calon debitur dalam menghasilkan arus kas masa depan yang

diperlukan untuk membayar beban bunga dan pokok pinjaman.

Manajemen juga berkepentingan terhadap laporan laba rugi yang terkait

dengan bonus yang diberikan kepada manajer berdasarkan pencapaian

target laba.

Selain memiliki beberapa kegunaan, laporan laba rugi komprehensif juga

memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan laporan laba rugi komprehensif

antara lain:

Penghasilan atau beban yang tidak dapat diukur dengan andal, tidak

dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif.

Laba yang dilaporkan dipengaruhi metode akuntansi yang digunakan.

Pengukuran penghasilan dan beban melibarkan pertimbangan manajemen.

Page 16: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

13 Bab 3 Laporan Laba Rugi Komprehensif dan Laporan Perubahan Ekuitas

3.1.1 Elemen laporan laba rugi komprehensif

Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode

yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang

dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik. Total

laba rugi komprehensif dibagi menjadi:

Komponen laba rugi : total pendapatan dikurangi beban, yang tidak termasuk

dalam komponen pendapatan komprehensif lain. Dalam komponen laba rugi ini

mencakup:

o Penghasilan: kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi,

yang menyebabkan kenaikan asset neto (ekuitas), dalam bentuk

penambahan atau pemasukan asset atau penurunan liabilitas, yang tidak

berasal dari kontribusi pemilik modal. Penghasilan dikelompokkan menjadi

dua unsur, yakni:

Pendapatan: penghasilan yang berasal dari aktivitas operasi utama

perusahaan.

Keuntungan: kenaikan asset neto yang berasal dari transaksi insidental

di luar transaksi utama perusahaan yang menghasilkan pendapatan.

o Beban: penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi, yang

menyebabkan penurunan asset neto (ekuitas), dalam bentuk arus keluar atau

berkurangnya asset atau bertambahnya liabilitas, yang bukan termasuk

distribusi kepada pemilik. Beban juga bisa dikelompokkan menjadi dua

unsur, yakni:

Beban: beban yang berasal dari aktivitas operasi utama perusahaan.

Kerugian: beban yang berasal dari transaksi insidental.

Komponen pendapatan komprehensif lain : pos-pos pendapatan dan beban yang

tidak diakui dalam laba rugi, sebagaimana disyaratkan dalam SAK lainnya.

Komponen pendapatan komprehensif lain, adalah:

o Perubahan dalam surplus revaluasi asset tetap dan asset tak berwujud.

Surplus revaluasi adalah selisih antaran nilai revaluasi dengan nilai tercatat

asset tetap dan asset tak berwujud yang diukur dengan menggunakan model

revaluasi.

Page 17: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

14 Bab 3 Laporan Laba Rugi Komprehensif dan Laporan Perubahan Ekuitas

o Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui.

Terdiri atas (i) penyesuaian akibat perbedaan antara asumsi aktuarial dan

kenyataan dan (ii) dampak perubahan asumsi aktuarial.

o Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan

dari entitas asing.

o Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali asset keuangan yang

dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual. Keuntungan dan kerugian ini

berasal dari keuntungan dan kerugian belum terealisasi berupa selisih antara

nilai tercatat asset keuangan tersedia untuk dijual dengan nilai wajarnya ada

tanggal pelaporan keuangan.

o Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrument lindung nilai dalam

rangka lindung nilai arus kas.

Contoh penyajian laporan laba rugi komprehensif:

Page 18: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

15 Bab 3 Laporan Laba Rugi Komprehensif dan Laporan Perubahan Ekuitas

3.2 Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi tentang perubahan

ekuitas perusahaan antara awal dan akhir periode pelaporan yang mencerminkan

naik turunnya asset neto selama periode, baik yang berasal dari setoran atau

distribusi kepada pemilik atau yang berasal dari hasil atau kinerja perusahaan

selama periode berjalan. Perubahan ekuitas yang berasal dari kinerja perusahaan

menggambarkan jumlah total penghasilan dan beban (termasuk keuntungan dan

kerugian) yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan selama periode tersebut.

Menurut PSAK 1 (revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan, laporan

perubahan ekuitas untuk suatu periode tertentu berisi informasi sebagai berikut:

Total laba rugi komprehensif, dengan penyajian terpisah untuk jumlah yang

dialokasikan untuk pemilik induk perusahaan dan kepentingan non pengendali.

Dampak setiap perubahan penerapan retrospektif atau penyajian kembali untuk

setiap komponen ekuitas. Contoh: perubahan kebijakan akuntansi yang

memerlukan penerapan restrospektif adalah perubahan kebijakan asumsi arus

biaya persediaan dari metode FIFO menjadi metode rata-rata tertimbang.

Rekonsiliasi atas perubahan selama periode berjalan untuk setiap komponen

ekuitas yang dihasilkan dari laba atau rugi setiap pos dari pendapatan

Page 19: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

16 Bab 3 Laporan Laba Rugi Komprehensif dan Laporan Perubahan Ekuitas

komprehensif lain, serta transaksi dengan pemilik, seperti penambahan atau

penarikan modal.

Dividen yang diakui dan jumlah dividen per saham.

Contoh penyajian laporan perubahan ekuitas:

3.3 Latihan Soal

PT Indo telah mencatat informasi berikut sebagai dasar penyusunan laporan laba

rugi komprehensif satu tahun yang berakhir 31 Desember 2015.

Pendapatan sewa Rp 58 juta

Beban bunga Rp 36 juta

Pendapatan yang belum direalisasi dari

efek ekuitas, tersedia untuk dijual

setelah dipotong pajak

Rp 62 juta

Beban penjualan Rp 280 juta

Pajak penghasilan Rp 0,612 juta

Biaya administrasi Rp 362 juta

Page 20: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

17 Bab 3 Laporan Laba Rugi Komprehensif dan Laporan Perubahan Ekuitas

Beban pokok penjualan Rp 362 juta

Penjualan neto Rp 1.960 juta

Pembagian dividen tunai Rp 32 juta

Kerugian atas penjualan pabrik Rp 30 juta

Ada 20.000 saham biasa yang beredar

sepanjang tahun

Susunlah laporan laba rugi komprehensif PT Indo untuk tahun berakhir 31

Desember 2015?

Page 21: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

18 Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas

Bab 4

Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas

4.1 Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan merupakan sumber informasi utama tentang posisi

keuangan entitas karena merangkum elemen-elemen yang berhubungan langsung

dengan pengukuran posisi keuangan. Elemen laporan posisi keuangan terdiri dari:

1. Asset

Asset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan

akan diperoleh entitas.

2. Liabilitas

Liabilitas merupakan kewajiban entitas masa kini yang timbul dari peristiwa

masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar sumber daya

entitas yang mengandung manfaat ekonomi.

3. Ekuitas

Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas setelah dikurangi semua liabilitas.

Laporan posisi keuangan bisa digunakan untuk berbagai macam tujuan,

seperti:

Mengevaluasi struktur pendanaan: membandingkan sumber pendanaan melalui

utang dengan ekuitas.

Menganalisis likuiditas: untuk mengetahui seberapa cepat waktu yang

diperlukan sampai suatu asset dapat dikonversi mejadi kas atau sampai suatu

liabilitas dapat terbayar.

Menilai solvabilitas: kemampuan entitas membayar utangnya pada saat jatuh

tempo.

Menilai fleksibilitas keuangan: mengukur kemampuan entitas mengambil

tindakan tertentu sebagai respon terhadap kebutuhan dan peluang yang ada.

Namun masih terdapat beberapa kritik terhadap laporan posisi keuangan,

karena adanya beberapa keterbatasan, seperti:

Pilihan pengukuran beberapa asset tertentu berdasarkan biaya perolehan atau

biaya perolehan terdepresiasi, bukan pada nilai kininya. Hal ini banyak dikritik

karena kurang mencerminkan nilai wajar dari asset.

Page 22: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

19 Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas

Tidak diperkenankan mengakui asset tak berwujud yang mengandung nilai

manfaat, namun sulit diukur nilainya secara objektif karena dihasilkan secara

internal.

Rekayasa keuangan memungkinkan pembiayaan off balance sheet.

Beberapa pengukuran nilai untuk beberapa unsur di laporan posisi keuangan

melibatkan pertimbangan dan estimasi, misalnya penentuan masa manfaat asset

tetap dan estimasi kewajiban garansi.

4.1.1. Klasifikasi dalam Laporan Posisi Keuangan

Menurut PSAK 1 (revisi 2009), entitas menyajikan asset sebagai asset

lancar dan tidak lancar serta liabilitas sebagai liabilitas jangka pendek dan jangka

panjang sebagai klasifikasi terpisah dalam laporan posisi keuangan, kecuali

penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan

dapat diandalkan.

Entitas mengklasifikasikan asset sebagai asset lancar, jika:

1. Asset diharapkan dapat direalisasikan, atau terjual, atau digunakan dalam siklus

operasi normal;

2. Asset yang dimiliki dengan tujuan untuk diperdagangkan;

3. Asset yang diharapkan akan terealisasi dalam jangka waktu dua belas bulan

setelah periode pelaporan; atau

4. Berupa kas atau setara kas, kecuali yang dibatasi pertukaran atau

penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua belas

bulan setelah periode pelaporan.

Siklus operasi normal entitas merupakan jangka waktu antara perolehan

asset untuk pemprosesan dan realisasinya menjadi kas atau setara kas. Ketika siklus

operasi normal entitas tidak diidentifikasikan secara jelas, maka diasumsikan

selama 12 bulan.

Semua asset yang tidak memenuhi definisi asset lancar, akan dikategorikan

sebagai asset tidak lancar. Asset tidak lancar adalah sebagai berikut:

1. Investasi jangka panjang: investasi jangka panjang dalam obligasi dan saham,

atau investasi dalam bentuk dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu.

Page 23: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

20 Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas

2. Asset tetap: asset berwujud yang digunakan dalam operasi entitas, misalnya

tanah, bangunan, mesin, dan furniture.

3. Asset tak berwujud: asset tanpa wujud fisik yang bukan berbentuk instrumen

keuangan, seperti hak paten, hak cipta, franchise, dan goodwill.

4. Asset lain yang bersifat tidak lancar: piutang jangka panjang dan biaya dibayar

dimuka jangka panjang.

Selanjutnya, entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai liabilitas jangka

pendek, jika:

1. Liabilitas diharapkan akan diselesaikan dalam siklus operasi normal;

2. Liabilitas yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan;

3. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan

setelah periode pelaporan; atau

4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas

selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Liabilitas yang tidak termasuk kategori di atas, diklasifikasikan sebagai liabilitas

jangka panjang. Liabilitas jangka panjang mencakup:

Liabilitas yang berasal dari pembiayaan, seperti penerbitan obligasi, utang sewa

guna usaha, dan utang bank jangka panjang;

Liabilitas yang berasal dari kegiatan operasi entitas, seperti kewajiban pension,

dan kewajiban pajak tangguhan.

Liabilitas yang bergantung pada terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa di

masa depan, seperti provisi untuk kewajiban garansi.

4.2 Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang

arus kas masuk dan arus kas keluar dan setara kas suatu entitas untuk suatu periode

tertentu. Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi tentang

perubahan arus kas dan setara kas entitas selama satu periode yang diklasifikasikan

berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi ini berguna bagi

investor, kreditur, dan pengguna lain laporan keuangan, yang bertujuan sebagai

berikut:

Page 24: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

21 Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas

a. Mengevaluasi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas,

waktu dan kepastian dalam menghasilkannya.

b. Mengevaluasi struktur keuangan entitas dan kemampuannya dalam mememuhi

kewajiban dan membayar dividen.

c. Memahami pos yang menjadi selisih antara laba rugi periode berjalan dengan

arus kas neto dari kegiatan operasi (akrual). Analisis perbedaan ini sering kali

dapat membantu dalam mengevaluasi kualitas laba entitas.

d. Membandingkan kinerja operasi antar-entitas yang berbeda.

e. Memudahkan pengguna laporan untuk mengembangkan model untuk menilai

dan membandingkan nilai kini arus kas masa depan antar-entitas yang berbeda.

Berikut adalah penjelasan klasifikasi dalam laporan arus kas:

Aktivitas Operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan

aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan.

Arus Kas Masuk:

Penjualan barang dan jasa, penerimaan

royalty atau komis, pendapatan bunga

(bisa masuk aktivitas investasi), dan

dividen yang diterima (bisa masuk

aktivitas pendanaan)

Arus Kas Keluar:

Pembayaran pemasok, pegawai, pajak,

dan bunga pinjaman (bisa masuk

aktivitas pendanaan)

Aktivitas Investasi adalah aktivitas berupa perolehan dan pelepasan asset

jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

Arus Kas Masuk:

Penjualan asset tetap, penjualan asset

tak berwujud, penjualan saham atau

instrumen utang entitas lain,

penerimaan dari pembayaran pinjaman

kepada entitas lain.

Arus Kas Keluar:

Pembelian asset tetap, pembelian asset

tak berwujud, pembelian investasi

saham atau instrumen utang entitas

lain, pengeluaran untuk pemberian

pinjaman kepada entitas lain.

Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam

jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas.

Arus Kas Masuk:

Menerbitkan saham, menerbitkan

instrumen utang.

Arus Kas Keluar:

Membeli kembali saham (saham

treasuri), membayar utang atau

Page 25: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

22 Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas

pinjaman, membayar dividen kepada

pemegang saham (bisa masuk aktivitas

operasi).

Contoh penyajian laporan arus kas:

4.3 Latihan Soal

PT ABC

Neraca Saldo Penyesuaian

Per 31 Desember 2015

Debet Kredit

Kas 41,000

Piutang usaha 163,500

Asuransi dibayar dimuka 5,900

Persediaan 208,500

Page 26: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

23 Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas

Investasi jangka panjang 339,000

Tanah 85,000

Konstruksi dalam pengerjaan 124,000

Paten 36,000

Peralatan 400,000

Utang usaha 148,000

Beban yang harus dibayar 49,200

Wesel bayar 94,000

Obligasi 180,000

Akumulasi penyusutan peralatan 240,000

Penyisihan piutang tak tertagih 8,700

Modal saham 500,000

Agio saham 45,000

Saldo laba 138,000

Total 1,402,900 1,402,900

Susunlah laporan posisi keuangan PT ABC per 31 Desember 2015.

Page 27: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

24 Bab 5 Kas dan Piutang

Bab 5

Kas dan Piutang

5.1 Kas

Kas adalah asset keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional

perusahaan. Kas merupakan asset paling likuid karena dapat digunakan untuk

membayar kewajiban perusahaan. Kas terdiri dari uang kartal yang tersimpan dalam

entitas, uang tersimpan dalam rekening bank, dan setara kas. Setara kas adalah

investasi jangka pendek yang sangat likuid. Agar dapat diklasifikasikan dalam

setara kas harus memenuhi karakteristik dapat dikonversi menjadi kas pada jumlah

tertentu tanpa risiko perubahan nilai dan jatuh temponya sangat dekat. Ukuran jatuh

tempo untuk dapat dikategorikan dalam setara kas biasanya tiga bulan.

5.1.1. Sistem Kas Kecil

Untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran kas dalam jumlah kecil entitas

membentuk dana kas kecil. Terdapat dua sistem kas kecil, yaitu:

1. Sistem imprest kas kecil : mekanisme kas kecil dimana dana dipertahankan

tetap. Pada awal dibentuk dana kas kecil dalam jumlah tertentu. Setiap ada

pengeluaran akan dibuat bukti pengeluaran tetapi tidak dibuat jurnal. Jika

jumlah kas kecil akan habis, maka akan dilakukan penggantian sejumlah dana

yang telah dipakai.

2. Fluctuating system: dana kas kecil tidak ditetapkan sejumlah tertentu sehingga

saldonya bervariasi dari waktu ke waktu.

Contoh:

PT Kirim Cepat menetapkan kas kecil Rp 5.000.000 pada 1 Desember 2015.

Berdasarkan hasil perhitungan fisik kas kecil oleh kasir pada tanggal 31 Desember

2015, kas kecil yang tersisa adalah Rp 1.000.000. Berikut adalah bukti pengeluaran

yang terjadi:

Membayar penggantian biaya perjalanan dinas sebesar 1.400.000

Membayar honor kurir tidak tetap sebesar 750.000

Membayar biaya konsumsi rapat senilai 1.850.000

Sampai dengan akhir periode belum dilakukan penggantian dana kas kecil.

Penggantian baru dilakukan pada 16 Januari 2016 sebesar 4.000.000.

Jurnal:

Page 28: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

25 Bab 5 Kas dan Piutang

1 Des 15 Kas Kecil Rp 5.000.000

Kas di Bank Rp 5.000.000

31 Des 15 Beban perjalanan dinas Rp 1.400.000

Beban honor Rp 750.000

Beban konsumsi Rp 1.850.000

Kas Kecil Rp 4.000.000

1 Jan 16 Kas Kecil Rp 4.000.000

Beban perjalanan dinas Rp 1.400.000

Beban honor Rp 750.000

Beban konsumsi Rp 1.850.000

16 Jan 16 Beban perjalanan dinas Rp 1.400.000

Beban honor Rp 750.000

Beban konsumsi Rp 1.850.000

Kas di Bank Rp 4.000.000

5.1.2. Rekonsiliasi Bank

Untuk kas di bank setiap akhir periode dibuat rekonsiliasi antara rekening

bank dan saldo kas menurut pencatatan entitas. Tujuan rekonsiliasi adalah untuk

mencocokkan antara pencatatan di perusahaan dan pencatatan kas yang dilakukan

oleh bank yang mengelola uang perusahaan. Rekonsiliasi ini dapat mengurangi

potensi timbulnya kesalahan pencatatan dan juga potensi hilangnya uang

perusahaan.

Secara umum penyebab perbedaan saldo dalam rekening bank dengan saldo

kas menurut pencatatan entitas adalah sebagai berikut:

Penerimaan yang dilakukan oleh bank namun belum diketahui oleh entitas.

Penerimaan yang dilakukan oleh entitas namun belum disetorkan oleh entitas

atau sudah disetorkan namun belum terlihat dalam rekening koran di bank.

Pengeluaran yang dilakukan oleh bank namun belum diketahui oleh entitas.

Pengeluaran yang dilakukan oleh entitas namun belum diambil oleh pemegang

cek.

Kesalahan mencatat dapat terjadi baik oleh bank maupun entitas.

Page 29: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

26 Bab 5 Kas dan Piutang

Contoh:

Pada 31 Desember 2015, PT X mencatat saldo kas sebesar 3.969,45, sedangkan

saldo rekening koran di bank menunjukkan saldo sebesar 4.150. Berikut adalah item

yang berbeda antara pencatatan bank dan PT X

• Bank mengenakan biaya administrasi sebesar 25 dan belum dicatat PT X

• Bank menerima pembayaran wesel tagih dari pelanggan PT X, pokok wesel

1.200 dan bunga 36. Atas transaksi tersebut bank mengenakan biaya sebesar

5,5. Transaksi ini belum diketahui oleh entitas.

• Setoran sebesar 3.390 yang dilakukan pada 31 Des 2015 belum muncul pada

laporan bank.

• Cek yang dikeluarkan namun belum dicairkan sebesar 2.136,05

• Cek dari pelanggan sebesar 253,20 belum dapat diuangkan karena dananya

tidak cukup.

• Perusahaan melakukan kesalahan pencatatan cek pembayaran dari pelanggan

yang seharusnya 90 namun dicatat 60.

• Perusahaan melakukan kesalahan pencatatan cek untuk pembayaran hutang, cek

#742 senilai 491 dicatat sebesar 419 dan cek #747 senilai 58,2 dicatat sebesar

582.

PT X

Rekonsiliasi Bank

31 Des 2015

saldo per laporan bank 4150 saldo per laporan entitas 3969.85

deposit dalam transit 3390 administrasi bank -25

cek masih beredar -2136.05 pembayaran wesel tagih 1236

administrasi bank -5.5

Non sufficient fund -253.2

kesalahan pencatatan penerimaan cek 30

kesalahan cek#742 -72

kesalahan cek#747 523.8

Saldo 5403.95 Saldo 5403.95

5.2 Piutang

Piutang merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain. Bentuk klaim

pada pihak lain dapat didasarkan pada perjanjian atau komitmen tertulis. Klain yang

didasarkan pada perjanjian tertulis disebut wesel tagih (promissory notes) atau

Page 30: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

27 Bab 5 Kas dan Piutang

notes receivable. Piutang dapat juga didasarkan pada faktur (invoice) dari transaksi

penjualan, yang disebut piutang dagang atau account receivable.

Sesuai dengan PSAK 55, piutang diakui oleh entitas sebesar nilai wajar.

Nilai wajar merupakan harga perolehan atau nilai pertukaran antara kedua belah

pihak pada tanggal transaksi. Pada saat perolehan, entitas seharusnya mengukur

piutang sebesar nilai kini dari kas yang akan diterima di masa depan (present value

of future cash flow).

Contoh:

PT Matahari menerima wesel tagih dari PT Edelwais untuk melunasi penjualan

mesin sebesar Rp 300.000.000. Harga pokok mesin tersebut Rp 250 juta. Wesel

tagih tersebut berbunga 12%. Wesel tersebut diterbitkan tanggal 31 Desember 2014

dan jangka waktu 12 bulan. Pokok akan diangsur selama 3 kali dengan jumlah

angsuran yang sama. Pembayaran dilakukan setiap akhir tahun.

Nilai angsuran (300 jt, 3, 13%) = Rp 124.904.690

Jurnal

31 Des 14 Wesel Tagih Rp 300 jt

Penjualan Rp 300 jt

HPP Rp 250 jt

Persediaan Rp 250 jt

31 Des 15 Kas Rp 124,90 jt

Pendapatan Bunga Rp 36 jt

Wesel Tagih Rp 88,90 jt

Setelah perolehan, piutang diukur berdasarkan biaya perolehan yang

diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Setiap tanggal pelaporan

entitas mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif bahwa piutang mengalami

penurunan nilai. Jika terdapat bukti objektif makan akan diakui kerugian penurunan

nilai. Beberapa contoh peristiwa yang menyebabkan penurunan nilai, seperti:

Piutang tidak dilunasi pada saat jatuh tempo.

Bunga dan pokok tertunggak dalam beberapa kali termin pembayaran.

Pihak pemberi pinjaman memberikan kelonggaran akibat kesulitan keuangan

yang dialami pihak peminjam.

Page 31: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

28 Bab 5 Kas dan Piutang

Peminjam dinyatakan pailit oleh pengadilan.

Memburuknya kondisi ekonomi yang menyebabkan kemampuan membayar

pihak peminjam akan menurun.

Jika terdapat bukti objektif, jumlah kerugian diukur berdasarkan selisih antara nilai

tercatat piutang dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan.

5.3 Latihan Soal

1. Dalam menyiapkan laporan rekonsiliasi bank untuk bulan Juli 2016, PT Indah

memiliki informasi sebagai berikut:

Saldo per bank, 31 Juli 2016 Rp 139.140.000

NSF cek Rp 45.000.000

Deposit dalam transit, 31 Juli 2016 Rp 50.000.000

Cek masih beredar Rp 52.000.000

Biaya administrasi bank bulan Juli 2016 Rp 200.000

Hitunglah, berapa saldo kas yang benar pada tanggal 31 Juli 2016?

2. PT Mitra memiliki piutang dagang dari beberapa pelanggan pada 31 Desember

2014 sebagai berikut:

PT Dahlia 30 jt

PT Kenanga 26 jt

PT Aster 25 jt

PT Angrek 15 jt

PT Kamboja 5 jt

PT Tulip 3 jt

Piutang lain tidak signifikan 25 jt

Informasi lain:

PT Tulip dinyatakan pailit.

Piutang PT Angrek telah berumur 3 bulan. Jangka waktu piutang tersebut 1

tahun. PT Mitra mengestimasi piutang tersebut baru bisa dibayar pada 31

Desember 2015 (suku bunga efektif 6%).

Berdasarkan data historis piutang tidak tertagih diestimasi 2% dari nilai piutang.

Hitung berapa penurunan nilai yang terjadi?

Page 32: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

29 Bab 6 Persediaan

Bab 6

Persediaan

6.1 Pengertian

PSAK 14 (revisi 2008) mendefinisikan persediaan sebagai asset yang;

i. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;

ii. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut;

iii. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi

atau pemberian jasa.

Klasifikasi persediaan antara satu entitas dengan entitas lain dapat berbeda-

beda. Entitas perdagangan baik perusahaan ritel maupun perusahaa grosir mencatat

persediaan sebagai persediaan barang dagang (merchandise inventory). Sedangkan

perusahaan manufaktur memiliki 3 jenis persediaan, yakni persediaan barang jadi,

persediaan barang dalam penyelesaian, dan persediaan bahan baku. Namun bagi

entitas jasa, biaya jasa yang belum diakui pendapatannya diklasifikasikan sebagai

persediaan.

Secara teknis, seharusnya suatu entitas mencatat pembelian atau penjualan

atas persediaan ketika telah mendapatkan atau melepaskan hak kepemilikan atas

barang tersebut. Namun, sering kali penentuan atas perpindahan hak kepemilikan

tersebut relative sulit untuk dilakukan, seperti dalam kasus berikut:

Barang dalam transit

Dalam proses pembelian barang, dapat saja terjadi di mana barang masih berada

pada posisi transit pada akhir periode fiskal. Apabila barang dikirim dengan

pengiriman FOB destination, maka biaya transportasi akan dibayar oleh penjual

dan hak kepemilikan tidak beralih hingga pembeli menerima barang tersebut,

sehingga pengakuan persediaan tetap berada pada penjual selama periode

transit. Sedangkan, apabila FOB shipping point, maka biaya transportasi akan

dikirim oleh pembeli dan hak kepemilikan beralih ketika barang dikirimkan,

sehingga pengakuan persediaan berada pada pembeli ketika periode transit.

Penjualan konsinyasi

Pada kerja sama penjualan konsinyasi ini pemilik barang (consignor)

mengirimkan barang kepada penjual (consignee), dimana penjual setuju untuk

menerima barang tanpa ada kewajiban apa pun, kecuali perawatan dan

Page 33: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

30 Bab 6 Persediaan

penjagaan terhadap kehilangan dan kerusakan, hingga barang tersebut terjual

kepada pihak lain. Barang konsinyasi akan tetap menjadi milik pemilik barang

dan pemilik barang tetap akan mencatat barang tersebut pada persediaannya.

Pihak penjual yang dititipkan barang tersebut tidak mengakui barang itu dalam

persediaannya. Pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan

dilakukan oleh pemilik barang dengan mengungkapkan jumlah barang yang

dikonsinyasikan.

Barang atas penjualan dengan perjanjian khusus

Ketika transaksi penjualan dilakukan dan hak kepemilikan telah beralih, maka

seharusnya risiko dan manfaat dari kepemilikan juga beralih dari penjual

kepada pembeli. Namun demikian, dapat terjadi dimana penjual masih

memegang risiko dan manfaat dari kepemilikan atas barang tersebut. Dalam

kondisi tersebut maka penjual masih harus mengakui kepemilikannya atas

barang tersebut dan tidak terjadi pengurangan atas persediaan. Pada penjualan

dengan perjanjian pembelian kembali maka penjual tidak dapat mengakui

perjanjian tersebut sebagai penjualan dan tidak mengurangi barang tersebut dari

persediaannya. Untuk penjualan dengan tingkat pengembalian tinggi maka

penjual memiliki dua pilihan, pertama adalah mencatat penjualan pada nilai

penuh dan membentuk akun penyisihan atas estimasi pengembalian penjualan,

kedua adalah tidak mencatat adanya penjualan hingga dapat diperkirakan

tingkat pengembalian oleh pembeli. Sedangkan untuk penjualan dengan cicilan

maka penjual akan mengakui adanya penjualan dan mengeluarkan persediaan

apabila dapat diestimasikan secara baik nilai persentase kemungkinan penjualan

tidak tertagih.

6.2 Pengukuran

Berdasarkan PSAK 14 (revisi 2008) menyatakan bahwa persediaan diukur

berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah. Biaya

persediaan meliputi:

1. Biaya pembelian, meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya, biaya

pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat

Page 34: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

31 Bab 6 Persediaan

diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, rabat,

dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian

2. Biaya konversi, mencakup biaya yang timbul untuk memproduksi bahan baku

menjadi barang jadi atau barang dalam produksi.

3. Biaya lainnya, mencakup semua biaya yang timbul agar persediaan tersebut

berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.

Dalam melakukan pencatatan persediaan, entitas dapat menggunakan

sistem:

Sistem periodik merupakan sistem pencatatan persediaan dimana kuantitas

persediaan ditentukan secara periodic yaitu hanya pada saat perhitungan fisik

yang biasanya dilakukan secara stock opname.

Sistem perpertual merupakan sistem pencatatan persediaan diman pencatatan

yang up to date terhadap barang persediaan selalu dilakukan setiap terjadi

perubahan nilai persediaan.

Contoh:

Asumsi arus biaya yang digunakan oleh suatu entitas ini dapat saja berbeda

dengan asumsi arus fisik dari barang persediaannya. Standar akuntansi tidak

mengatur bahwa suatu entitas harus memilih asumsi arus biaya yang sesuai dengan

Page 35: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

32 Bab 6 Persediaan

arus fisik persediaan. Terdapat 3 alternatif arus biaya yang bisa digunakan entitas,

yakni:

a. Metode Identifikasi Khusus

Berdasarkan metode ini maka suatu entitas harus mengidentifikasikan barang

yang dijual dengan tiap jenis dalam persediaan spesifik. Metode ini merupakan

metode yang paling ideal karena terdapat kecocokan antara biaya dan

pendapatan (matching cost against revenue). Metode ini hanya diterapkan pada

entitas yang memiliki persediaan sedikit, nilainya tinggi, dan dapat dibedakan

satu sama lain.

b. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) atau FIFO

MPKP mengasumsikan unit persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau

digunakan terlebih dahulu sehingga unit yang tertinggal dalam persediaan akhir

adalah barang yang dibeli atau diproduksi kemudian. Kelebihan metode ini

adalah relevansi nilai persediaan yang disajikan dalam laporan posisi keuangan

perusahaan. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah tidak merefleksikan

nilai laba yang paling akurat karena metode ini kurang cocok antara biaya dan

pendapatan.

c. Metode Rata-rata Tertimbang

Metode rata-rata tertimbang digunakan dengan menghitung biaya setiap unit

berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari unit yang serupa pada awal periode

dan biaya unit serupa yang dibeli atau diproduksi selama suatu periode.

Perusahaan dapat menghitung rata-rata biaya secara berkala atau pada saat

penerimaan kiriman.

Nilai realisasi neto merupakan estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa

dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk

membuat penjualan. Persediaan akan dinilai pada nilai realisasi netonya apabila

nilai persediaan (yang didapat dari metode identifikasi khusus/MPKP/rata-rata)

lebih tinggi dari estimasi nilai yang akan diperoleh kembali. Penurunan nilai

menjadi nilai realisasi neto mungkin saja terjadi apabila barang persediaan

mengalami kerusakan, seluruh atau sebagian persediaan telah usang, atau harga

jualnya telah turun. Ketika suatu entitas memiliki kelompok produk yang sejenis,

Page 36: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

33 Bab 6 Persediaan

penerapan penilaian persediaan dengan menggunakan metode nilai yang lebih

rendah antara biaya dan nilai realisasi neto dapat diterapkan untuk barang secara

individual maupun kelompok.

Penilaian terhadap nilai realisasi neto suatu entitas harus dilakukan secara

berkala. Apabila suatu entitas telah melakukan penurunan nilai persediaan, dan

pada periode selanjutnya terdapat peningkatan nilai realisasi neto, maka jumlah

penurunan nilai harus dibalik (jumlah pemulihan yang dapat dilakukan adalah

sebatas jumlah penurunan nilai awal) sehingga jumlah tercatat baru bagi persediaan

adalah nilai yang terendah dari biaya atau nilai realisasi neto yang telah direvisi.

Pembalikan nilai penurunan tersebut dicatat dengan mendebit akun penyisihan dan

mengkredit akun pembalik kerugian persediaan.

Contoh:

Page 37: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

34 Bab 6 Persediaan

6.3 Latihan Soal

1. PT ABC mencatat transaksi berikut selama bulan September 2015:

Pembelian Penjualan

Tanggal Kuantitas Harga/unit Tanggal Kuantitas Harga/unit

1 600 600 3 500 1.000

4 1.500 608 9 1.300 1.000

8 800 640 11 600 1.100

13 1.200 650 23 1.200 1.100

21 700 660 27 900 1.200

29 500 679

5.300 4.500

Pertanyaan:

a) Dengan menggunakan sistem periodik, hitunglah nilai persediaan

pada 30 September 2015 dengan menggunakan metode FIFO dan

rata-rata tertimbang

b) Dengan menggunakan sistem perpetual, hitunglah nilai persediaan

pada 30 September 2015 dengan menggunakan metode FIFO dan

rata-rata tertimbang

c) Manakah yang menunjukan nilai persedian yang lebih tinggi,

metode FIFO atau rata-rata tertimbang

2. Berikut adalah informasi yang terkait dengan persediaan di PT XXX (dalam

ribuan rupiah)

Produk A1 Produk A2 Produk A3

Biaya 190 106 53

Harga jual 212 145 73.75

Biaya untuk menjual 19 8 2.5

Biaya untuk menyelesaikan 25 20 21.25

Diminta:

a) Hitunglah NRV untuk setiap produk di atas (Untuk setiap produk

dan Total)

b) Hitunglah nilai persediaan PT XXX

c) Buatlah jurnal penyesuaian untuk nilai persediaan PT XXX

Page 38: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

35 Bab 7 Aset Tetap dan Properti Investasi

Bab 7

Aset Tetap dan Properti Investasi

7.1 Aset Tetap

Berdasarkan PSAK 16 (revisi 2007), asset tetap adalah asset berwujud yang:

1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,

untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif.

2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Dari definisi di atas, terdapat beberapa hal penting terkait asset tetap, yaitu:

Asset tetap adalah asset berwujud, yaitu mempunyai bentuk fisik (seperti tanah,

bangunan, mesin)

Asset tetap mempunyai tujuan penggunaan khusus, yaitu digunakan dalam

produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain,

atau untuk tujuan administratif.

Asset tetap termasuk ke dalam asset tidak lancar, karena diharapkan akan

digunakan untuk lebih dari 1 periode akuntansi.

Suatu asset tetap yang memenuhi klasifikasi untuk diakui sebagai asset pada

awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan asset tetap meliputi:

1. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh

dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain.

2. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa asset ke

lokasi dan kondisi yang diinginkan agar asset siap digunakan sesuai dengan

keinginan dan maksud manajemen.

3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan asset tetap dan restorasi

lokasi asset.

Ada kalanya entitas membangun sendiri asset tetapnya. Untuk pendanaan

pembangunan tersebut, perusahaan dapat memperoleh pinjaman dan dari pinjaman

tersebut terdapat biaya pinjaman yang harus ditanggung entitas. Berdasarkan PSAK

26, biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan,

konstruksi, atau produksi asset kualifikasian adalah bagian dari biaya perolehan

asset tersebut. Asset kualifikasian adalah asset yang membutuhkan suatu periode

waktu yang substansial agar siap untuk digunakan atau dijual sesuai dengan

maksudnya.

Page 39: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

36 Bab 7 Aset Tetap dan Properti Investasi

Awal tanggal kapitalisasi bunga pinjaman adalah tanggal ketika entitas

pertama kali memenuhi semua kondisi tersebut:

Terjadinya pengeluaran asset

Terjadinya biaya pinjaman

Entitas telah melakukan aktivitas yang diperlukan untuk menyiapkan asset

untuk digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya.

Terkait pinjaman untuk pembangunan asset tetap tersebut, entitas dapat

memperoleh pinjaman yang secara spesifik untuk tujuan pembangunan asset tetap

dan pinjaman dana secara umum. Biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi dari dua

jenis sumber pinjaman tersebut adalah:

Dana yang secara spesifik untuk tujuan pembangunan asset tetap: jumlah biaya

pinjaman yang dapat dikapitalisasi adalah sebesar biaya pinjaman actual yang

terjadi atas pinjaman tersebut selama periode berjalan.

Dana secara umum yang digunakan untuk tujuan penggunaan asset tetap, maka

jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi adalah dengan menggunakan

tingkat kapitalisasi untuk pengeluaran atas asset tersebut.

Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman atas saldo pinjaman

periode berjalan dari dana secara umum tersebut.

Contoh:

PT Nortel membuat sebuah gedung kantor baru. Pembangunan tersebut dimulai

pada 1 Jan 2014 dan akan selesai selama 1 tahun. Total biaya pembangunan adalah

Rp 1 M. Untuk pembangunan gedung tersebut PT Nortel mendapat pinjaman

khusus untuk pembangunan gedung dari Bank ICBS sebesar Rp 500 juta rupiah

(bunga 10% p.a.). Selain itu PT Nortel juga menggunakan pinjaman umum lainnya

untuk biaya pembangunan gedung, pinjaman tersebut terdiri dari:

Wesel bayar sebesar 400 juta (bunga 12% p.a.)

Utang Bank sebesar 800 juta (bunga 13.5% p.a.)

Pengeluaran yang terjadi selama konstruksi:

1 Januari 2014 300 juta

1 April 2014 300 juta

1 Juli 2014 250 juta

1 Desember 2014 150 juta

Page 40: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

37 Bab 7 Aset Tetap dan Properti Investasi

Hitunglah bunga yang boleh dikapitalisasi atas pembangunan gedung tersebut dan

buatlah jurnalnya?

Setelah pengakuan awal entitas harus memilih model biaya atau model

revaluasi. Model yang dipilih oleh entitas harus diterapkan terhadap seluruh asset

tetap dalam kelompok yang sama.

Dalam model biaya, setelah diakui sebagai asset maka suatu asset tetap

dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi

penurunan nilai asset.

Sedangkan dengan model revaluasi, setelah pengakuan awal, asset tetap

yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah

revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi

penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal

revaluasi. Berdasarkan PSAK 16, nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk

mempertukarkan suatu asset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki

pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar (arm’s length

transaction). Berikut adalah berbagai kondisi terkait dengan perubahan jumlah

tercatat akibat penerapan metode revaluasi:

Kondisi 1: jika jumlah tercatat asset meningkat akibat revaluasi, kenaikan

tersebut langsung dikreditkan ke surplus revaluasi.

Kondisi 2: jika sebelumnya asset tersebut telah mengalami penurunan nilai

yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, maka kenaikan revaluasi

harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif hingga sebesar jumlah

penurunan tersebut.

Kondisi 3: jika jumlah tercatat asset turun akibat revaluasi, maka penurunan

tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Kondisi 4: penurunan nilai akibat revaluasi langsung didebet ke surplus

revaluasi selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus

revaluasi untuk asset tersebut.

Terdapat dua alternative perlakuan saldo surplus revaluasi, yakni:

1. Surplus revaluasi asset tetap yang disajikan dalam pendapatan komprehensif

lain dapat dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat asset tersebut

dihentikan pengakuannya.

Page 41: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

38 Bab 7 Aset Tetap dan Properti Investasi

2. Sebagian surplus revaluasi dapat dipindahkan sejalan dengan penggunaan asset

oleh entitas, yaitu dipindahkan ke saldo laba sebesar perbedaan antara jumlah

penyusutan berdasarkan nilai revaluasian asset dengan jumlah penyusutan

berdasarkan biaya perolehan asset tersebut.

7.1.1. Penyusutan

Setiap bagian dari asset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup

signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh asset harus disusutkan secara

terpisah. Entitas harus mengestimasi nilai residu dan umur manfaat dari asset tetap

untuk menentukan besaran penyusutan tiap periode. Umur manfaat adalah (i) suatu

periode dimana asset diharapkan akan digunakan oleh entitas; atau (ii) jumlah

produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari asset tersebut oleh

entitas. Berikut adalah faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam

menentukan umur manfaat dari asset:

a. Prakiraan daya pakai dari asset yang bersangkutan.

b. Prakiraan tingkat keusangan fisik, yang pergantung pada factor pengoperasian

asset tersebut.

c. Keusangan teknis dan keusangan komersial.

d. Pembatasan pengunaan asset karena aspek hukum atau peraturan tertentu.

Sedangkan yang dimaksud dengan nilai residu asset adalah jumlah yang

diperkirakan akan diperoleh entitas saat ini dari pelepasan asset, setelah dikurangi

taksiran biaya pelepasan, jika asset tersebut telah mencapai umur dan kondisi yang

diharapkan pada akhir umur manfaatnya.

Terdapat beberapa alternatif metode penyusutan, yaitu:

1. Metode garis lurus

2. Metode saldo menurun

3. Metode jumlah unit.

7.1.2. Penurunan Nilai

Entitas harus melakukan review setiap akhir periode untuk menentukan

apakah terjadi penurunan nilai atas asset tetapnya. Berdasarkan PSAK 48 tentang

penurunan nilai, suatu asset mengalami penurunan nilai jika nilai tercatatnya lebih

besar dibandingkan nilai terpulihkan (recoverable amount). Nilai terpulihkan

Page 42: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

39 Bab 7 Aset Tetap dan Properti Investasi

adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya menjual (fair value less cost

to sell) dan nilai pakai (value in use). Nilai wajar dikurangi biaya penjualan adalah

jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu asset atau unit penghasil kas

dalam transaksi antar pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan,

dikurangi biaya pelepasan asset. Sedangkan nilai pakai adalah nilai kini dari

taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mempertimbangkan ada

tidaknya indikasi penurunan nilai asset tetap, maka entitas harus

mempertimbangkan informasi dari sumber eksternal dan internal.

7.2 Properti Investasi

Berdasarkan PSAK 13 (revisi 2007), properti investasi adalah properti

(tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang

dikuasai (oleh pemilik atau penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk

menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya, dan tidak untuk: (i)

digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan

administratif, dan (ii) dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Pada saat pengukuran awal, properti investasi yang memenuhi kualifikasi

untuk diakui sebagai asset harus diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan

tersebut meliputi harga pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat diatribusikan

secara langsung, seperti: biaya jasa hukum, pajak penjualan, dan biaya transaksi

lainnya.

Setelah pengukuran awal, entitas harus memilih model nilai wajar atau

model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran setelah perolehan. Model

yang dipilih harus diterapkan pada seluruh properti investasinya. Model biaya

dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi

penurunan nilai asset. Sedangkan dengan menggunakan model wajar, properti

investasi diukur berdasarkan nilai wajar. Perbedaan model nilai wajar dan model

revaluasi adalah dengan model nilai wajar, selisih yang timbul dari penyesuaian ke

nilai wajar langsung yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dan tidak

dilakukan penyusutan apabila entitas memilih menggunakan model nilai wajar.

Page 43: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

40 Bab 7 Aset Tetap dan Properti Investasi

7.3 Latihan Soal

Pada tanggal 1 Februari 2015, PT XX membeli sebidang tanah untuk

membangun gedung kantor entitas seharga Rp 710.000.000 tunai. PT XX

memulai konstruksi gedung kantor barunya pada tanggal 1 Februari 2015.

Berikut adalah pengeluaran yang terjadi untuk konstruksi tersebut

Tanggal Pengeluaran

1 Mar 2015 Rp 540 jt

1 Apr 2015 Rp 648 jt

1 Mei 2015 Rp 900 jt

1 Jul 2015 Rp 1.800 jt

Gedung kantor tersebut selesai dibangun dan siap untuk digunakan pada tanggal

1 Agustus 2015. Untuk mendanai konstruksi tersebut, entitas meminjam dari

bank sebesar Rp 1M dengan tingkat bunga 9% dan jangka waktu pinjaman

selama 3 tahun. Selain dari pinjaman khusus, untuk melakukan konstruksi

tersebut, entitas juga melakukan pinjaman lain (yang timbul pada tanggal 2

Januari 2013) sebesar Rp 400 juta dengan tingkat bunga 12% dan jangka waktu

5 tahun.

Diminta:

Berapa biaya bunga yang dapat dikapitalisasi?

Hitung berapa biaya perolehan dari gedung kantor tersebut?

Page 44: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

41 Bab 8 Aset Tak Berwujud

Bab 8

Aset Tak Berwujud

8.1 Definisi

PSAK 19 (revisi 2010) mendefinisikan asset tak berwujud sebagai asset non

moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Karakteristik utama asset tak

berwujud, antara lain:

1. Dapat diidentifikasi, suatu asset dapat dikatakan memenuhi kriteria ini jika:

a. Dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dipindahkan,

dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau

bersama-sama dengan kontrak terkait, asset atau liabilitas teridentifikasi,

terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut.

b. Timbul dari kontrak atau hal legal lainnya, terlepas dari apakah hak tersebut

dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak dan

kewajiban-kewajiban lainnya.

2. Kendali, entitas mengendalikan suatu asset jika entitas memiliki kemampuan

untuk memperoleh manfaat ekonomis dari asset tersebut dan dapat membatasi

akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomi tersebut.

3. Tidak mempunyai wujud fisik.

8.2 Pengakuan Awal

Asset tak berwujud diakui sebagai asset jika:

a. Memenuhi definisi asset tak berwujud

b. Memenuhi kriteria pengakuan, yakni (i) kemungkinan besar entitas akan

memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari asset tersebut dan (ii) biaya

perolehan asset tersebut dapat diukur secara andal.

Asset tak berwujud pada pengakuan awalnya harus diakui sebesar biaya perolehan.

Pengukuran biaya perolehan asset tak berwujud tergantung dari kondisi asset tak

berwujud tersebut. Berikut adalah beberapa kemungkinan cara perolehan asset tak

berwujud, yakni:

1. Perolehan Terpisah

Biaya perolehannya meliputi:

Page 45: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

42 Bab 8 Aset Tak Berwujud

Harga pembelian, termasuk bea impor dan pajak yang tidak dapat

dikembalikan, dikurangi diskon dan rabat;

Biaya yang secara langsung dapat diatribusikan yang terjadi dalam

menyiapkan asset tersebut sehingga siap untuk digunakan sesuai dengan

tujuan penggunaannya.

2. Akuisisi sebagai Bagian dari Kombinasi Bisnis

Biaya perolehan asset tak berwujud yang diakuisisi sebagai bagian dari

kombinasi bisnis adalah nilai wajarnya pada tanggal akuisisi.

3. Akuisisi dengan Hibah Pemerintah

Pemerintah dapat memindahkan atau mengalokasikan asset tak berwujud,

seperti hak untuk mendarat di bandara udara, hak beroperasi pada stasion

televise atau radio, hak impor atau hak quota atau hak untuk mengakses sumber

terbatas lainnya, kepada entitas tertentu. Terdapat beberapa pilihan dalam

menentukan biaya perolehannya, seperti:

Mengakui sebesar nilai wajar; atau

Mengakui asset tak berwujud dan hibah dengan nilai nominal ditambah

dengan segala pengeluaran yang berhubungan secara langsung untuk

menyiapkan asset tersebut agar bisa digunakan sesuai dengan maksud

penggunaannya.

4. Pertukaran Aset

Biaya perolehan dari asset tak berwujud yang diperoleh dari pertukaran diukur

pada nilai wajar, kecuali transaksi pertukaran tersebut kurang memiliki

substansi komersial atau nilai wajar asset baik yang diterima maupun yang

dilepaskan tidak dapat diukur dengan andal. Jika asset yang diperoleh tidak

diukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehan asset tak berwujud diukur

sesuai dengan jumlah tercatat dari asset yang dilepaskan.

5. Aset Tak Berwujud yang Dihasilkan secara internal

Goodwill hanya boleh diakui sebagai akibat dari kombinasi bisnis. Goodwill

yang timbul internal tidak diakui sebagai asset tak berwujud karena tidak

memenuhi kriteria pengakuan. Untuk menentukan apakah asset tak berwujud

yang dihasilkan secara internal (selain goodwill) dapat diakui sebagai asset tak

berwujud, maka perlu dibedakan antara tahap penelitian dan pengembangan.

Page 46: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

43 Bab 8 Aset Tak Berwujud

Penelitian adalah penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan

harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu

yang baru. Seluruh biaya penelitian harus dibebankan pada periode yang

bersangkutan.

Pengembangan adalah tahapan temuan penelitian atau pengetahuan lainnya

pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses,

sistem, atau jasa yag sifarnya baru atau yang mengalami perbaikan substansial,

sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian. Biaya dalam tahap

pengembangan dapat dikapitalisasi jika manfaat ekonomi masa depan

kemungkinan besar akan diterima oleh entitas yang bersangkutan.

8.3 Pengukuran Setelah Perolehan

Setelah pengakuan awal, entitas harus memilih salah satu dari 2 dasar

pengukuran asset tak berwujud, yakni model biaya perolehan dan model revaluasi.

Jika entitas memilih menggunakan model revaluasi maka semua asset dalam kelas

yang sama harus diperlakukan sama, kecuali tidak ada pasar aktif untuk asset

tersebut.

Jika entitas memilih menggunakan model biaya maka setelah pengukuran

awal asset tak berwujud dinilai berdasarkan biaya perolehannya dikurangi dengan

akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai. Apabila model revaluasi

dipilih oleh entitas, maka nilai asset setelah pengukuran awal dinilai berdasarkan

nilai wajar dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan

nilai. Penerapan model revaluasi, sama seperti yang telah dijelaskan pada bab

mengenai asset tetap.

8.3.1. Amortisasi

Setelah pengakuan awal, maka entitas perlu melakukan amortisasi atas asset tak

berwujud. Amortisasi sama halnya dengan depresiasi yang dilakukan atas asset

tetap. Untuk melakukan amortisasi, entitas perlu menentukan masa manfaat dari

asset tak berwujud. Asset tak berwujud dengan masa manfaat terbatas harus

diamortisasi. Jumlah yang diamortisasi adalah harga perolehan asset dikurangi nilai

sisanya. Amortisasi dimulai pada saat asset tersebut siap untuk digunakan dan

Page 47: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

44 Bab 8 Aset Tak Berwujud

dihentikan pada saat asset tersebut dihentikan penggunaannya atau direklasifikasi

menjadi asset tidak lancar dimiliki untuk dijual sesuai PSAK 58. Sedangkan apabila

asset tak berwujud tersebut memiliki masa manfaat yang tidak terbatas, maka

entitas tidak perlu melakukan amortisasi, tapi entitas perlu melakukan pengujian

penurunan nilai secara tahunan untuk mengetahui apakah nilai terpulihkan dari

asset tak berwujud tersebut lebih rendah dari nilai tercatatnya.

8.4 Penyajian

Dalam laporan posisi keuangan, asset tak berwujud termasuk dalam asset tak lancar.

Dalam laporan laba rugi komprehensif, penyajian beban amortisasi dan kerugian

dari penurunan nilai sebagai bagian dari laba operasi berkelanjutan. Berikut adalah

controh penyajian asset tak berwujud dalam laporan posisi keuangan:

8.5 Latihan Soal

Pada tanggal 1 Januari 2014, PT ABC membeli paten dengan harga perolehan Rp

350 juta. Paten tersebut mempunyai masa manfaat 5 tahun dan diamortisasi

menggunakan metode garis lurus. Pada tanggal 31 Desember 2015, entitas

memutuskan adanya indikasi penurunan nilai atas paten tersebut. Estimasi nilai

wajar dikurangi biaya untuk menjual paten tersebut adalah Rp 180 juta dan estimasi

nilai pakainya adalah Rp 195 juta. Selain itu, masa manfaat paten tersebut

diestimasi sisa 2 tahun lagi.

Diminta:

Page 48: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

45 Bab 8 Aset Tak Berwujud

- Berapa kerugian dari penurunan nilai paten yang diakui di laporan laba rugi

komprehensif 2015?

- Hitunglah beban amortisasi paten untuk tahun 2016?

Page 49: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

46 Bab 9 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual

Bab 9

Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual

9.1 Pengertian

Asset tidak lancar adalah asset yang tidak memenuhi definisi asset lancar,

misalnya asset tetap atau asset tak berwujud. Dimiliki untuk dijual artinya nilai

tercatat asset akan dipulihkan melalui penjualan, bukan digunakan dalam kegiatan

usaha. Suatu asset yang dimiliki untuk dijual adalah ketika entitas berniat untuk

tidak menggunakan asset tersebut dalam kegiatan operasionalnya, namun berniat

untuk menjualnya. Asset ini diidentifikasi secara terpisah agar pengguna laporan

keuangan mendapat informasi mengenai kinerja entitas di masa depan. Asset tidak

lancar yang dimiliki untuk dijual diatur tersendiri dalam PSAK 58 (revisi 2009).

9.2 Pengakuan Awal

Untuk dapat diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, asset tersebut

harus memenuhi 2 syarat, yaitu:

1. Berada dalam keadaan dapat dijual

Hal ini berarti bahwa asset ini sudah dalam kondisi siap dijual dengan syarat-

syarat yang biasa dan umum diperlukan dalam penjualan asset tersebut.

Misalnya, suatu entitas yang telah mendapatkan pembeli, bermaksud

mengalihkan gedung kepada pembeli setelah mengosongkan gedung tersebut.

2. Penjualannya harus sangat mungkin terjadi

Penjualan dikatakan sangat mungkin terjadi, jika:

Manajemen berkomitmen terhadap rencana penjualan asset;

Memulai suatu program aktif untuk mencari pembeli dan menyelesaikan

rencana tersebut;

Asset harus dipasarkan secara aktif pada harga yang pantas sesuai dengan

nilai wajar kininya;

Penjualan diperkirakan memenuhi ketentuan pengakuan sebagai penjualan

dalam waktu satu tahun dari tanggal klasifikasi asset. Namun, sangat

mungkin kondisi yang terjadi akan menyebabkan penjualan tersebut dapat

melampaui periode lebih dari 1 tahun. Kondisi yang diperbolehkan terjadi

Page 50: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

47 Bab 9 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual

agar asset tersebut tetap diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual

walaupun kemungkinan realisasi penjualan lebih dari 1 tahun, yaitu:

o Penundaan tersebut disebabkan oleh situasi dan kondisi yang berada

diluar kendali entitas.

o Terdapat cukup bukti bahwa entitas tetap berkomitmen untuk menjual

asset tersebut.

Tidak mungkin terjadi perubahan signifikan atau pembatalan atas rencana

penjualan.

9.3 Pengukuran

Pada saat asset diklasifikasikan menjadi asset tidak lancar yang dimiliki

untuk dijual, asset tersebut diukur pada nilai yang lebih rendah antara nilai

tercatat atau nilai wajar neto. Nilai tercatat adalah nilai terakhir yang diakui pada

laporan posisi keuangan. Nilai wajar neto adalah nilai wajar dikurangi biaya untuk

menjual. Biaya untuk menjual adalah biaya yang akan terjadi ketika entitas melepas

asetnya. Misalnya biaya transportasi untuk mengantar asset sampai ke tempat

pembeli atau biaya untuk membuat iklan penjualan asset.

Jika pada saat awal pengakuan, nilai wajar neto asset lebih rendah dari nilai

tercatatnya, maka entitas harus mengakui sebesar nilai wajar netonya, sehingga rugi

penurunan nilai asset tersebut langsung diakui dalam laporan laba rugi

komprehensif pada saat awal pengakuan.

Asset tidak lancar yang telah diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual tidak

didepresiasikan lagi. Jadi, depresiasinya dihentikan sampai sesaat asset tersebut

diklasifikasi sebagai asset dimiliki untuk dijual.

Contoh:

PT Sun membeli mesin yang diakui sebagai asset tetap pada 1 Januari 2012 dengan

biaya perolehan Rp 50 juta. Asset ini diestimasi mempunyai nilai residu Rp 5 juta

dan masa manfaat 5 tahun. Pada tanggal 1 Januari 2015 aset tersebut

diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Nilai wajarnya adalah Rp 20 juta dan

diperkirakan akan mengeluarkan biaya ongkos angkus ke tempat pembeli sebesar

Rp 1 juta.

Nilai tercatat asset = Rp 50 juta – Rp 27 juta = Rp 23 juta

Page 51: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

48 Bab 9 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual

Nilai wajar neto = Rp 20 juta – Rp 1 juta = Rp 19 juta

Rugi penurunan nilai = Rp 4 juta

Jurnal

Rugi penurunan nilai Rp 4 juta

Mesin Rp 4 juta

Mesin dimiliki untuk dijual Rp 19 juta

Mesin Rp 19 juta

9.4 Pengukuran Selanjutnya

Dalam pengukuran selanjutnya, entitas mereview nilai tercatat asset

dibandingkan dengan nilai wajar netonya. Jika nilai wajar neto kemudian

mengalami penurunan lagi dibandingkan dengan nilai tercatat terakhir maka entitas

harus kembali mengakui rugi penurunan nilai tersebut. Namun, jika pada

pengukuran selanjutnya nilai wajar neto mengalami kenaikan, maka entitas dapat

mengakui pemulihan penurunan nilai tersebut namun tidak melebihi akumulasi

penurunan nilai yang telah dicatat sejak klasifikasi asset sebagai asset tidak lancar

dimiliki untuk dijual. Pemulihan atas penurunan nilai tersebut diakui sebagai

keuntungan laba rugi.

Ketika perusahaan menggunakan model revaluasi dalam mengukur asset

tidak lancar yang kemudian diklasifikasi sebagai asset dimiliki untuk dijual, maka

asset tersebut harus direvaluasi ke nilai wajarnya sesaat sebelum direklasifikasi.

Setelah reklasifikasi, biaya menjual dikurangkan dan diakui sebagai rugi penurunai

nilai sebagai bagian dari laba rugi periode berjalan.

9.5 Penghentian Pengakuan dan Perubahan Rencana

Ketika entitas telah mengklasifikasi asset tidak lancar sebagai dimiliki untuk

dijual, namun kemudian kriteria pengakuan asset ini tidak lagi terpenuhi atau

perusahaan mengubah rencana untuk tidak menjual asset ini, maka entitas harus

menghentikan pengklasifikasian asset tersebut sebagai dimiliki untuk dijual.aset

tidak lancar yang dihentikan pengklasifikasiannya sebagai dimiliki untuk dijual,

maka selanjutnya harus diukur pada nilai yang lebih rendah antara:

Page 52: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

STIE Indonesia Banjarmasin

49 Bab 9 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual

Nilai tercatat asset tersebut sebelum diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk

dijual, disesuaikan dengan penyusutan, amortisasi atau penilaian kembali yang

telah diakui jika asset tersebut tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk

dijual; atau

Nilai terpulihkan pada saat tanggal keputusan untuk tidak menjual.

9.6 Penyajian

Asset yang diklasifikasikan sebagai asset tidak lancar dimiliki untuk dijual

harus disajikan secara terpisah dengan kelompok asset lainnya pada laporan posisi

keuangan. Asset semacam ini disajikan sebagai kelompok asset terpisah dalam

kelompok asset tidak lancar dimiliki untuk dijual dalam kelompok asset lancar.

Asset ini disajikan dalam kelompok asset lancar karena akan direalisasikan melalui

penjualan dalam jangka waktu 1 tahun.

9.7 Latihan Soal

Pada tanggal 20 Desember 2015, perusahaan mengklasifikasikan dua asset sebagai

dimiliki untuk dijual dan terjual pada 31 Maret 2016. Rincian asset tersebut adalah

sebagai berikut:

Asset Nilai tercatat

(20 Des 15)

Nilai wajar – biaya

menjual (20 Des 15)

Harga jual netto

(31 Maret 2016)

Mesin Rp 500 jt Rp 600 jt Rp 620 jt

Kendaraan Rp 400 jt Rp 350 jt Rp 360 jt

Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi di atas?

Page 53: AKUNTANSI KEUANGAN 1 - eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.ideprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/6/1/Modul Akuntansi Keuangan 1... · Bab 4 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas 18

50

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juli 2009.

Jakarta: Salemba Empat.

Kieso, Donald. E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2010. Intermediate

Accounting: IFRS Edition. Edisi 1. Volume 1. John Wiley & Sons.

Martani, Dwi., et. al. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.

Edisi 1. Buku 1. Salemba Empat.