aksiologis.doc

19
FILSAFAT ILMU DAN TEKNOLOGI Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Sejarah Sains Semester 2 Pengampu : Prof. Dr. Widha Sunarno, M.Pd. Disusun oleh : PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat, berkah, dan inayah yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita semua hingga kita masih bisa Nama : Grahita Nurhayati NIM : (K2312030)

Upload: grahita-nurhayati

Post on 06-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FILSAFAT ILMU DAN TEKNOLOGIDisusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Sejarah Sains Semester 2Pengampu : Prof. Dr. Widha Sunarno, M.Pd.

Disusun oleh :

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2013

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat, berkah, dan inayah yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita semua hingga kita masih bisa mensyukuri semua nikmat yang dianugerahkan-Nya. Juga kesyukuran atas nikmat kesehatan dan kesempatan yang diberikan-Nya kepada penulis, sehingga paper Filsafat Ilmu dan Teknologi ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu.

Penyusunan paper Filsafat Ilmu dan Teknologi ini tidak lepas dari partisipasi banyak pihak yang turut memberikan dukungan berarti kepada penulis. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Bapak Prof. Dr. Widha Sunarno, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Filsafat dan Sejarah Sains.

2. Orang tua penulis yang memberikan dukungan moral pada penulis.

3. Teman-teman yang turut memberikan dukungannya pada penulis.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa kehadiran paper ini masih jauh dari kata sempurna sehingga untuk kedepannya penulis akan menerima dengan senang hati beragam kritik dan saran dari pembaca. Terakhir, penulis berharap agar paper sederhana ini bisa bermanfaat bagi pembacanya.

FILSAFAT ILMU DAN TEKNOLOGI

A. PENDAHULUAN

Harus diakui bahwa teknologi dan segala rekayasanya telah mempengaruhi seluruh bidang kehidupan manusia. Penerapan teknologi tinggi dan segala sesuatunya banyak menyangkut kepentingan manusia terutama masyarakat modern, yang mana teknologi telah menghasilkan jasa yang relative efektif dan efisien. Hal ini terjadi karena jika dibandingkan dengan masyarakat tradisional maka masyarakat modern mempunyai indikator-indikator sebagai berikut: (a) lebih bersifat analitik di mana sebagian besar aspek kehidupan bermasyarakat didasarkan kepada asas efisiensi baik yang bersifat teknis maupun ekonomis, dan (b) lebih bersifat individual daripada komunal terutama ditinjau dari segi pengembangan potensi manusiawi dan masalah survival.

Indikator pertama memberikan tempat yang penting kepada nilai teori dan nilai ekonomi. Nilai teori ini terutama sekali berkaitan erat dengan aspek penalaran (reasoning) serta ilmu dan teknologi.

Hampir semua negara di dunia pada abad ini, menyusun strategi penguasaan dan pengembangan teknologi tinggi. Walaupun kebijakan seperti itu mengandung pro dan kontra yang terkadang tajam, terutama terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Di Indonesia sendiri, dalam GBHN, ditentukan bahwa Ilmu Pengerahuan dan Teknologi selain merupakan asas, factor dominan, juga dinyatakan sebagai sasaran pembangunan. Dengan demikian strategi pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari garis politik pembangunan nasional.

Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang mengalami kemajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan computer, berbagai satelit komunikasi, internet dan lain sebagainya. Manusia dewasa ini memiliki mobilitas yang sangat tinggi, karena pengaruh teknologi komunikasi dan informasi.

Untuk menunjukkan bahwa manusia sekarang hidup di dunia teknologis, Marwah Daud Ibrahim dalam bukunya Teknologi Emansipasi dan Transendensi (1955) menulis, antara lain sebagai berikut: sekarang ini ratusan satelit komunikasi bergerak di orbit geostasioner mengikuti rotasi bumi, sementara ribuan kabel serat optik merambah di dasar samudera. Pertautan antara teknologi transmisi mutakhir dengan komputer telah melahirkan era baru di bidang informasi. Manusia dapat saling berhubungan dari ujung bumi yang satu ke ujung yang lainnya dalam kecepatan hitungan detik, bahkan nol detik. Kita hidup di dunia dimana data lintas batas wilayah, konferensi jarak jauh, faksimil, cetak jarak jauh bukan lagi hayalan. Program televisi dari satu negara dapat ditonton secara serempak oleh ratusan juta pemirsa di puluhan negara, sehingga Marshall McLuhan menyebutnya sebagai tanda akan hadirnya desa global.

Dari uraian di atas, maka kita tidak dapat memungkiri bahwa begitu pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi saat ini. Ilmu yang dapat berkembang dengan pesat menunjukkan adanya proses yang tidak terpisahkan dalam perkembangannya dengan teknologi. Namun kemudian muncul pertanyaan, apakah teknologi muncul sebagai jawaban terhadap masalah yang muncul dalam kebutuhan hidup sehari-hari ataukah teknologi didorong perkembangannya oleh kemajuan ilmu pengetahuan yang memungkinkan penerapan temuan-temuannya secara teknis?

Di samping itu muncul juga masalah lain yang senantiasa diperbincangkan oleh para ahli, yang menyangkut hubungan timbal balik antara ilmu dan teknologi. Manakah yang lebih penting, antara:

1. Mengembangkan ilmu melalui pengembangan ilmu murni (pure science) dan ilmu dasar (basic science)?

2. Mengembangkan teknologi melalui alih teknologi maupun industrialisasi?

Dari berbagai pertanyaanpertanyaan dan polemik tersebut setidaktidaknya tersirat adanya kekaburan pengertian tentang i1mu dan teknologi, dan juga kekaburan, pemahaman, tentang hubungan antara ilmu dan teknologi.

B. ILMU

Pengertian Ilmu

Tentang pengertian ilmu ditinjau dari segi bahasa, Ahmad Tafsir menjelaskan, bahwa dalam bahasa Arab ilmu berarti pengetahuan (knowledge), sedangkan dalam bahasa Indonesia biasanya ilmu itu terjemahan dari science. Ilmu dalam arti science hanya sebagian dari al-ilm dalam bahasa arab. Karena itu kata science seharusnya diterjemahkan sains.Prent mengatakan bahwa ilmu berasal dari kata Latin scientia yang berarti: pengetahuan tentang, tahu juga tentang, pengetahuan yang mendalam, ilmu, pengertian, keahlian, tahu, faham benarbenar.Dengan demikian arti ilmu secara bahasa mengacu pada lingkup pengertian yang sangat luas, baik itu pengetahuan sebagaimana dimiliki oleh setiap manusia, maupun pengetahuan i1miah yang disusun secara sistematis dan dikembangkan melalui prosedur tertentu.

Adapun pengertian ilmu secara definisi, para ahli memberikan pengertian yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan perbedan pemahaman di antara mereka. Namun dari sekian banyak definisi ilmu, The Liang Gie menjelaskan bahwa ilmu adalah serangkaian aktivitas manusia yang manusiawi (human), yang rasional dan kognitif dengan berbagai methode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan Aktivitas yang dimaksud adalah segala kegiatan atau rangkaian kegiatan atau proses yang dijalani oleh para ahli (misalnya fisikawan, sosiolog) untuk membangun pengetahuan ilmiah sesuai dengan pemahaman masing-masing tentang dunia, yang akhirnya melahirkan pluralitas tujuan ilmu.

Aktivitas ilmiah menurut Peursen adalah: hasrat untuk mengerti, memahami, menjelaskan, menguasai dan memanfaatkan sesuatu, diantaranya:

alam, sebagaimana tercermin dari pemunculan ilmuilmu tentang alam: fisika, kimia, biologi, kosmologi; berkembang pada tujuan untuk memahami, mengatasi,

dayadaya kehidupan, sebagaimana muncul dalam ilmuilmu tentang kehidupan: ilmu kedokteran, farmasi;

kekuatankekuatan yang bersifat sosial yang langsung melibatkan manusia: sosiologi, psikologi, antropologi, ilmu ekonomi, ilmu politik, ilmu bahasa, dan lain sebagainya.

Dengan demikian keluasan tujuan ilmu pada akhirnya melahirkan pembagian objek formal ilmu yang menyesuaikan diri dengan objek material yang hendak diungkap melalui ilmuilmu.

Klasifikasi Ilmu

Adapun nama-nama ilmu menurut Ahmad Tafsir yang juga senada dengan yang dikemukakan oleh Stuart Case, dibagi menjadi:

1. Kealaman, seperti Astronomi, Fisika, Kimia, Ilmu Bumu, Ilmu Hayat

2. Sosial, seperti Sosiologi, Antropologi, Psikologi, Ekonomi dan Politik

3. Humaniora, seperti seni, Hukum, Filsafat, Bahasa, Agama dan Sejarah Di samping kedua pendapat ahli di atas, masih banyak lagi pendapat ahli-ahli yang lain tentang pembagian ilmu, seperti pendapat Herbert (formil dan alam), Mohammad Hatta (Alam, social Kultur), Radioputro (berdasarkan urutan dari yang paling eksak kepada abstrak), bahkan pembagian ilmu menurut Undang-Undang Pokok tentang PTN no 22 tahun 1961(agama, kebudayaan, social, eksakta dan teknik).Kembali lagi kepada definisi ilmu yang dikemukakan The Liang Gie, bahwa struktur aktivitas ilmiah menurutnya, pada dasarnya terdiri atas dua bagian, yakni bagian substantif atau isi, dan bagian prosedural atau metode. Kedua bagian tersebut dalam kenyataannya tidak bisa dipisahkan, hanya dapat dibedakan dalam analisa. Namun demikian aktivitas ilmiah sebagai bagian dari realitas sosial tidak cukup dipahami sesederhana itu. Berikut ini dibahas kompleksitas aktivitas i1miah dipandang dari sudut internal, dan dari sudut pandang sosiologi ilmu.

Menurut The Liang Gie, dari sudut pandang internal dan sistematis, konotasi ilmu sesungguhnya menyangkut tiga hal:

1. Proses menunjuk pada Penelitian Ilmiah.

2. Prosedur, mengacu pada metode Ilmiah.

3. Produk (hasil), yang dimaksud adalah Pengetahuan Ilmiah.

Dari sudut pandang sosiologi ilmu, Ziman membedakan ilmu dari:

1. Sudut pandang internal mengacu pada ilmu akademis (academic science), relatif lebih menekankan pada pengkayaan tubuh pengetahuan ilmiah untuk pengembangan ilmu itu sendiri, tanpa adanya pemikiran untuk kemungkinan-kemungkinan penerapannya lebih jauh.

2. Sudut pandang eksternal mengacu pada ilmu industrial (industrial science) memusatkan diri pada pengkajian efekefek teknologis dari pegetahuan ilmiah yang dihasilkan oleh ilmuilmu murni. Titik berat perhatian Ilmu industrial terletak pada kemampuan instrumental ilmu dalam memecahkan problemproblem praktis baik untuk kepentingan politis, militer, atau pun komersial. llmu industrial ini merupakan komponen utama dari teknologi. Yang menjadi pembeda utama dari keduanya adalah hubungan mereka dengan masyarakat.

Objek Ilmu

Objek ilmu yang dikemukakan oleh Purwadarminta, yakni

1. Objek Material, yakni seluruh lapangan atau bahan yang dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu

2. Objek Formal, yakni objek material yang disoroti oleh suatu ilmu, sehingga membedakan antara satu ilmu dengan yang lainnya, jika berobjek material yang sama

C. TEKNOLOGI

Secara etimologis, menurut Runes, akar kata teknologi adalah techne yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek atau kecakapan tertentu, pengetahuan tentang prinsipprinsip atau metode, seni.

Adapun logos menurut The Liang Gie,sebagai akar kata logi, tidak mengacu pada status ilmiah dari teknologi, sebagaimana ditemukan dalam istilah antropologi, biologi, sosiologi, namun lebih mengacu pada makna tata pikir atau pun keteraturan, sebagaimana ditemukan dalam istilah kronologi dan ideologi.

Dari tinjauan secara etimologis, terlihat adanya potensi kekaburan makna dari istilah teknologi. Pertama terkait dengan dimensi pengetahuan dari teknologi, yang memunculkan permasalahan apakah teknologi termasuk dalam pengetahuan ilmiah (ilmu) ataukah pengetahuan biasa. Kedua terkait dengan dimensi praktis dari teknologi, yang menimbulkan persoalan apakah persamaan atau pun perbedaan antara teknologi dan teknik, juga antara teknologi dan seni (art)? Klarifikasi terhadap dua potensi masalah tersebut merupakan klarifikasi tentang hubungan antara teknologi dengan ilmu, dan hubungan antara teknologi dengan kebudayaan.

Pengertian Teknologi dikaitkan dengan dimensi pengetahuan

Berikut ini beberapa pengertian teknologi yang dikaitkan dengan dimensi pengetahuan:

1. Teknologi menurut Brinkmann adalah penerapan dari pengetahuan ilmiah kealaman (natural science). Pengertian ini adalah pengertian teknologi yang paling banyak digunakan dalam berbagai lingkup kehidupan. Pernyataan teknologi adalah penerapan ilmu dengan mudah dapat ditemukan pada mimbar kuliah maupun pada pengerjaan proyek fisik.

2. Teknologi menurut The Liang Gie merupakan pengetahuan sistematis tentang seni industrial, atau sebutan singkatnya, sebagai ilmu industrial

3. Teknologi menurut Hill: penerapan pengetahuan ilmiah untuk industri. 4. Bunge sebagaimana dikutip The Liang Gie, menyatakan bahwa teknologi adalah ilmu terapan (applied science) yang dipilahnya menjadi empat cabang, yakni: teknologi fisik (misal teknik mesin, teknik sipil); teknologi biologis (misal farmakologi); teknologi sosial (misal riset, operasi), teknologi pikir (misal ilmu komputer)

5. Feibleman sebagaimana dikutip The Liang Gie, memandang teknologi sebagai pertengahan antara ilmu murni dan ilmu terapan, atau merujuk pada makna teknologi sebagai keahlian (skill)

6. Layton sebagaimana dikutip The Liang Gie, memahami teknologi sebagai pengetahuan. Beliau menggunakan makna yang lebih dekat dan asli. 7. Sedangkan Karl Mark sebagaimana dikutip The Liang Gie, menggunakan istilah teknologi dalam tiga makna yang berbeda, yakni sebagai alat kerja, pengajaran praktis dari sekolah industrial, dan ilmu tentang teknik.

Dari berbagai definisi di atas jelas terlihat bahwa terdapat beberapa pendapat, yakni: Pertama, teknologi bukan ilmu, melainkan penerapan ilmu. Berkaitan dengan hal tersebut, tidak bisa disangkal bahwa pengetahuan limiah memainkan peranan yang sangat besar dalam perkembangan teknologi modern, namun sepanjang sejarah teknologi banyak ditemukan bahwa rancangan-rancangan dan penemuan teknologi bisa terwujud atas dasar suatu upaya yang secara teori (pada masanya) justru salah. Proses penemuan dalam teknologi, seperti halnya dalam ilmu, sering diilhami oleh halhal di luar teori yang telah ada. Dengan demikian pernyataan bahwa teknologi merupakan penerapan ilmu harus diterima bukan dalam arti yang absoulut. Demikan juga dengan pernyataan bahwa teknologi berbeda dengan ilmu. Memang teknologi berbeda dengan ilmu, namun pada kenyataannya ilmu menyumbangkan beberapa komponennya dalam bangunan teknologi. Dalam pendekatan system, teknologi merupakan sebagian output dari ilmu.

Kedua, teknologi merupakan ilmu, yang dirumuskan dalam kaitan dengan aspek eksternal (yaitu industri), dan aspek internal yang dikaitkan dengan objek material ilmu (fisik, biologis, social, pikir, dan kepentingan industrial), maupun objek formal (penerapan teori ilmiah). Pernyataan tersebut menimbulkan permasalahan serius, apabila dinyatakan bahwa teknologi merupakan ilmu, hal ini tentu akan menghilangkan aspek-aspek teknologi yang lain, misalnya: asumsi filosofis di balik teknologi, aspek ideologis dari teknologi, aspek sosiologis dari teknologi, maupun aspek budaya dari teknologi. Sebab teknologi secara mendasar lebih dari sekedar dan berbeda dengan ilmu terapan.

Dan ketiga, teknologi merupakan keahlian ilmiah yang terkait dengan realitas kehidupan seharihari. Untuk bahasan ini, sebaiknya perhatikan pendapatpendapat yang merumuskan teknologi dengan penekanan bukan pada pengetahuan, melainkan pada dimensi praktis maupun aktivitas dari teknologi. Pengertian Teknologi dari dimensi praktis maupun aktivitas. Terdapat beberapa definisi yang memahami teknologi dari aspek bukan pengetahuan , yakni:

1. Teknologi menurut Brinkmann sebagai suatu produksi untuk tujuantujuan ekonomis. Teknologi sebagai suatu sistem yang netral untuk tujuan penggunaan apa pun. Teknologi sebagai ungkapan kepentingan manusia untuk berkuasa.

2. Teknologi kontemporer menurut pendapat para ilmuwan sosial Hitam, terutama para antropolog sebagaimana dikutip The Liang Gie, adalah sebagai perluasan dan perkembangan bentuk aspekaspek dari batasbatas umum aktivitas manusiawi masyarakat yang berbeda dari para pendahulu mereka pada zaman kuno dan prehistoris.

3. Berkner dan Kranzberg sebagaimana dikutip The Liang Gie, dia juga membatasi pengertian teknologi dalam terminologi yang lebih luas dan dalam, dengan maksud untuk memahami keseluruhan makna sosial dari teknologi, dengan mendefinisikan teknologi sebagai aktivitas kerja manusia untuk membantu baik secara fisik atau intelektual dalam menghasilkan bangunan, produkproduk, atau layanan-layanan yang dapat meningkatkan produktivitas manusia untuk memahami, beradaptasi terhadap, dan mengendalikan lingkungannya secara lebih baik.

4. Rickover sebagaimana dikutip The Liang Gie, memahami teknologi tidak lain sebagai artefak yang dihasilkan oleh manusia industrial modern dalam rangka memperluas kekuasaannya atas jwa dan raga.

5. Nash bahkan lebih sempit lagi, yakni dengan memahami teknologi sebagai aktivitas dan hasil dari aktivitas, yang merujuk pada pabrik-pabrik, barang, dan layanan

6. Ziman sebagaimana dikutip The Liang Gie, mendefinisikan teknologi dalam kaitan dengan ilmu, dengan merumuskan ilmu sebagai seni untuk tahu (The Art of Knowing), dan teknologi sebagai seni untuk tahu bagaimananya (The Art of Knowing How)

7. Abrams sebagaimana dikutip The Liang Gie, menyatakan bahwa teknologi merupakan penerapan teknik (applications of techniques). Pendapat ini menjadi penengah antara dimensi pengetahuan dan dimensi aktivitas dari teknologi.

8. CA Van Peurseun mengemukakan pandangan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa terlepas dari pembahasan teori pengetahuan, teknik dan etik. Menurutnya, teori pengetahuan melahirkan teknik, dan teknik bersentuhan langsung dengan etik. Pengetahuan lebih berkuasa dari teknik, dan teknik lebih berkuasa darpada etik.9. Ahmad Tafir mengemukakan bahwa salah satu fungsi sains adalah untuk memudahkan kehidupan sains. Teori-teori inilah yang diturunkan ke dalam teknologi. Jadi teknologi itu bukan sains (ilmu), teknologi merupakan penerapan sains . Teknologi adalah sains terapan. Dari berbagai batasan pengertian di atas tersirat luasnya atau kaburnya kandungan pengertian teknologi. Dengan demikian, wilayah pengertian teknologi adalah:

1. Dari segi konsepsional yang terkait dengan teknologi, yakni prosedur, seni, keahlian teknis, tujuan kerja, pengetahuan.

2. Dari segi faktual yang terkait dengan teknologi, yakni pabrik, barang, industri, alat, aktivitas.

3. Dari segi eksternal yang terkait dengan teknologi, yakni kepentingan ekonomi, politik, struktur sosial, maupun budaya masyarakat.

Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa teknologi merupakan fenomena yang kompleks. Dengan demikian untuk menghadapi kompleksitas teknologi, The Liang Gie merumuskan bahwa teknologi adalah sebagai suatu sistem seni praktis (a system of the Pratical art).

Sebagaimana pendekatan sistem, teknologi memiliki beberapa hal berikut: Input teknologi dapat berupa kekuatan-kekuatan material, keahlian, tehnik, pengetahuan, alat. Komponen teknologi dapat berupa keahlian tehnik (engineering), proses, fabrikasi manufaktur maupun organisasi. Output dari teknologi adalah bangunanbangunan fisik, barangbarang, makanan, alatalat, organisasi, atau pun bendabenda. Lingkungan dari teknologi adalah berbagai komponen kebudayaan, terutama ilmu.

D. PERBEDAAN ANTARA ILMU DAN TEKNOLOGI

Dengan pendekatan yang dijelaskan di atas, menurut The Liang Gie dan Peursen, teknologi berbeda dengan teknik karena cakupan pengertian teknologi lebih luas dari teknik. Teknik adalah suatu sitem seni praktis. Tehnik tidak timbul kebetulan saja, melainkan sebagai konsekuensi dari pengetahuan. Demikian pula ilmu berbeda teknologi. Teknologi tidak muncul secara kebetulan saja, namun merupakan konsekuensi dari adanya ilmu.

E. KETERKAITAN ANTARA ILMU DAN TEKNOLOGI

Dari penelusuran terhadap konsep ilmu dan teknologi dengan berbagai aspek dan nuansanya, kiranya mulai jelas keterkaitan antara ilmu dan teknologi. Sir Bertrand Russel, merumuskan hubungan ilmu dan teknologi dengan rumusan yang amat sederhana. Menurut dia dengan akalbudinya manusia mempunyai dua kemampuan. Pertama, akalbudi memberinya kemungkinan mengetahui berbagai hal. Kedua, akalbudi yang sama memberinya kemungkinan menciptakan berbagai hal. Ilmu adalah pengetahuan. Sedangkan teknologi adalah penciptaan.Beberapa titik singgung antara ilmu dan teknologi dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bahwa baik ilmu maupun teknologi merupakan komponen dari kebudayaan.

2. Baik ilmu maupun teknologi memiliki aspek ideasional maupun faktual, dimensi abstrak maupun konkrit, dan aspek teoritis maupun praktis.

3. Terdapat hubungan dialektis (timbal balik) antara ilmu dan teknologi. Pada satu sisi ilmu menyediakan bahan pendukung penting bagi kemajuan teknologi yakni berupa teoriteori; pada sisi lain penemuanpenemuan teknologis sangat membantu perluasan cakrawala penelitian i1miah, yakni dengan dikembangkannya perangkatperangkat penelitian berteknologi mutakhir. Bahkan dapat dikatakan, dewasa ini kemajuan ilmu mengandalkan dukungan teknologi, sebaliknya, kemajuan teknologi mengandalkan dukungan i1mu.

4. Sebagai klarifikasi konsep, istilah ilmu lebih tepat dikaitkan dengan konteks teknologis, sedangkan istilah pengetahuan lebih sesuai bila digunakan dalam konteks teknis.

F. PENUTUP

1. Dari berbagai uraian tersebut diatas terlihat bahwa ilmu, dan teknologi sesungguhnya merupakan realitas yang kompleks. Masingmasing merupakan jalinan yang rumit dan berpijak pada dua aspek realitas yang berbeda, yakni aspek abstrakideasional dan aspek konkritoperasional

2. Terdapat hubungan dialektis (timbal balik) antara ilmu dan teknologi. Pada satu sisi ilmu menyediakan bahan pendukung penting bagi kemajuan teknologi yakni berupa teoriteori; pada sisi lain penemuanpenemuan teknologis sangat membantu perluasan cakrawala penelitian i1miah, yakni dengan dikembangkannya perangkatperangkat penelitian berteknologi mutakhir. Bahkan dapat dikatakan, dewasa ini kemajuan ilmu mengandalkan dukungan teknologi, sebaliknya, kemajuan teknologi mengandalkan dukungan i1mu

3. Mengabaikan salah satu aspek hanya akan menghasilkan telaah yang timpang. Sama seperti hasrat manusia kini untuk memecahkan masalah kebutuhan dengan cara sederhana melalui teknologi. Tidak ada pemecahan sederhana untuk suatu permasalahan yang kompleks, demikian pula tidak ada uraian sederhana untuk suatu hubungan dari realitas yang kompleks.

4. Komponen terpenting dari pengembangan ilmu dan teknologi adalah unsurunsur pembelajaran yang memadai, baik pada dataran nilai, norma, maupun aturan operasionainya. Perlunya pengembangan ilmu dan teknologi yang lebih integral.

5. Ilmu dan teknologi dapat berkembang dengan pesat menunjukkan adanya proses yang tidak terpisahkan dalam perkembangannya dengan nilai-nilai hidup.

6. Mitos bahwa ilmu dan teknologi, adalah bebas nilai, meski diterima dengan dasar analisis yang lebih jernih. Sebab pada kenyataanya, nilai-nilai hidup harus diimplikasikan oleh bagian-bagian praktis ilmu jika praktiknya mengandung tujuan yang rasional. Dapat dipahami bahwa mengingat di satu pihak objektivitas merupakan ciri mutlak ilmu, sedangkan di lain pihak subjek yang mengembangkan ilmu dihadapkan pada nilai-nilai yang ikut menentukan pemilihan atas masalah dan kesimpulan yang dibuatnya.Nama : Grahita Nurhayati

NIM : (K2312030)

Kelas : B

Surakarta, 12 Juni 2013

Penulis