akar wangi-pp (1)

Upload: dimas-surya-utama

Post on 09-Jul-2015

144 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Tugas Mata Kuliah Perencanaan Proyek dan Industri

PROPOSAL PENDIRIAN PABRIK PENYULINGAN MINYAK AKAR WANGI

Oleh:

Aris Fredy Dyah Ayu Larasati Anton Susilo Adila Millatillah Haqq Billyan Raberta Dimas Surya Utama Luh Pastiniasih

F34080043 F34080054 F34080076 F34080105 F34080112 F34080121 F34080141

Dosen: Dr. Ir. Sukardi, M.M.

2011 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

KATA PENGANTAR Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini kian menjadi perhatian dari berbagai kalangan. Tak hanya dari ilmuwan atau peneliti saja, tetapi juga dari pengusaha, industri, pemerintahan pun turut menyoroti. Implikasi yang paling terasa dari perkembangan ini terlihat pada produk sehari-hari yang digunakan di rumah tangga. Produk ini merupakan hasil dari inovasi teknologi yang sebelumnya telah berkembang. Sebelum suatu produk atau industri berkembang, pastinya ada rencanarencana terstruktur yang terlebih dahulu disusun demi kalencaran perusahaan atau industi. Sebagai seorang yang memiliki core competence di bidang agroindustri sudah selayaknya menguasai hal ini supaya dapat turut serta mengembangkan industri yang berbasis pertanian agar negara ini maju karena pertaniannya. Untuk itulah penulis berupaya untuk menuliskan proposal ini sebagai wujud komitmen sebagai seorang agroindustrialis yang memiliki kompetensi merencanakan proyek dan industri. Selain itu, proposal ini juga untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan Proyek dan Industri yang dibimbing langsung oleh Dr. Ir. Sukardi, M.M.

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Minyak akar wangi (Vetiver Root Oil/Andropogon Zizanioides), merupakan salah satu komoditas khas unggulan daerah Kabupaten Garut yang relatif masih baru, sebagaimana halnya dengan teh hijau dan tembakau yang merupakan bagian dari sub-sektor perkebunan. Minyak Akarwangi mempunyai prospek yang cerah untuk terus dikembangkan karena mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif serta masih terbukanya pangsa pasar, baik pasar domestik maupun pasar luar negeri. Pengembangan potensi akar wangi khususnya di Indonesia pada saat ini masih terbilang terbatas pada daerah tertentu yaitu di daerah Garut. Sampai saat ini sesuai dengan data yang ada, pasar luar negeri yang menyerap produk minyak akar wangi Garut adalah para pengusaha dari kawasan Asia, Eropa dan Amerika khususnya negara-negara seperti Singapura, India, Jepang, Hongkong, Inggris, Belanda, Jerman, Italia, Swiss, dan Amerika Serikat. Peluang ekspor untuk pemasaran minyak akar wangi yang juga masih cukup terbuka khususnya ekspor untuk kawasan Asia Selatan dan Asia Timur, Eropa Timur dan Amerika Selatan. Jika diingat bahwa jumlah produsen atau negara pesaing di pasaran internasional masih sangat terbatas, maka peningkatan produksi minyak akar wangi di Indonesia sangat berpotensi untuk menguasai pasaran dunia. Memang tidaklah mudah untuk melakukan peningkatan kapasatitas produksi minyak akar wangi di Indonesia mengingat banyak faktor yang mempengaruhi dalam usaha peningkatan kapasitas produksi minyak akar wangi di Indonesia. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor tanaman meliputi factor agroklimat dan factor proses produksi minyak akar wangi. Selain kedua factor tersebut masih ada masalah yang dapat menghambat upaya pengembangan dan peningkatan kapasitas proses produksi minyak akar wangi. Masalah-masalah tersebut diantaranya: 1. Jalur tata niaga komoditas Akarwangi masih terlalu panjang, khususnya jika dikaitkan dengan keberadaan para broker (calo);

2. Kurangnya kerjasama diantara sesama pemilik/pengelola penyulingan, keterbatasan pemilik modal, dan akses terhadap permodalan; 3. Keterbatasan penguasaan teknologi yang memadai, sehingga kualitas minyak akar wangi yang dihasilkan relatif masih rendah. Karena beberapa alasan yang tersebut, maka dirancang sebuah proyek jangka panjang yang benar-benar bisa membantu upaya pengembangan dan peningkatan kapasitas produksi minyak akar wangi, yaitu dengan

membangun sebuah agroindustri yang luas dan berbasis teknologi terbaru. B. Tujuan Tujuan atas penyusunan proposal ini adalah untuk mengupayakan kapasitas produksi minyak akar wangi dapat meningkat dengan langkahlangkah menghilangkakan atau setidaknya meminimalisir faktor-faktor penghambat proses produksi minyak akar wangi di Indonesia. Selain itu penyusunan proposal ini bertujuan untuk menerapkan suatu teknologi terbaru dalam proses produksi minyak akar wangi sehingga dapat diperoleh minyak akar wangi dengan kualitas dan kuantitas yang baik. C. Rumusan Masalah Untuk mempermudah dalam pelaksaan proyek ini, maka dirumuskan masalah yang harus dipecahkan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Optimalisasi produksi minyak, optimalisasi proses, dan sistem tanam akar wangi 2. Penerapan teknologi terbaru yang tepat guna agar menhasilkan rendemn setinggi mungkin dengan kualitas yang setinggi mungkin juga. 3. Pencarian strategi bisnis terbaik dalam memasarkan produk berupa minyak akar wangi 4. Restrukturisasi jalur tata niaga, pembentukan koperasi atau Kelompok Usaha Bersama (KUB), dan mengupayaan agar mendapat dukungan permodalan baik melalui kemitraan maupun lembaga keuangan yang ada.

II. DESKRIPSI PRODUK

III. KEUNTUNGAN DAN KELAYAKAN INDUSTRI MINYAK AKAR WANGI Perhitungan biaya 1. Biaya investasi (Capital invesment) Biaya investasi adalah banyaknya pengeluaran-pengeluaran yang dibutuhkan untuk fasilitas-fasilitas produksi dan untuk menjalankannya. No 1 2 3 4 5 6 Jenis Biaya Perijinan (HO) Pabrik Sewa tanah Kantor Gudang Instalasi dan prasarana 7 m2 m2/th m2 m2 25 500 9 50 100.000 20.000 200.000 75.000 Satuan Jumlah Harga/satuan Nilai/Rp 200.000 2.500.000 10.000.000 1.800.000 1.500.000 15.000.000 10 1 10 10 5 Unur Ekonomis

Peralatan penyulingan - Ketel penyulingan - Ketel air - Pipa pendingin - Bak pendingin - Tungku - Timbangan Unit Unit Unit 1 1 1 1.000.000 1.200.000 4.000.000 Unit Unit m 1 1 15 10.000.000 4.000.000 30.000 10.000.000 4.000.000 450.000 1.000.000 1.000.000 4.000.000 51.450.000 5 5 5 5 5 10

Jumlah biaya investasi

2. Biaya operasional Biaya operasional adalah biaya variable (tidak tetap) yang besarnya tergantung dari jumlah minyak akar wangi yang dihasilkan. Biaya operasional meliputi jumlah akar wangi kering, air, bahan bakar (solar). listrik, tenaga kerja, dan pemeliharaan alat tiap 6 bulan. Biaya listrik dan air dianggap tetap tiap bulannya. Kapasitas produksi tiap hari adalah 800

kg akar wangi kering yang dikerjakan oleh tiga orang pekerja dan membutuhkan bahan bakar solar 45 liter. Dari 800 kg bahan baku dengan rendemen 1,5%, dalam satu kali proses penyulingan didapatkan minyak akar wangi sebanyak 12 kg. dalam satu bulan terdapat 25 hari kerja. Sehingga dalam sebulan dibutuhkan 20 ton akar wangi kering. Sehingga rincian biaya yang dibutuhkan tiap bulan adalah sebagai berikut No 1 2 3 4 5 6 Jenis biaya Akar wangi Air Solar Tenaga kerja Listrik Pemeliharaan Satuan Kg Liter Orang Per 6 bulan Jumlah/bulan Harga/satuan 20.000 1125 3 1.500 3000 800.000 240.000 Nilai/Rp 30.000.000 500.000 3.375.000 2.400.000 250.000 40.000 36.315.000

Jumlah biaya operasional

3. Pembiayaan Pembiayaan disini meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap yang dikeluarkan tiap tahunnya. 3.1. Biaya tetap Biaya tetap meliputi biaya penyusutan tiap peralatan dan juga bangunannya (dengan asumsi nilai akhirnya adalah 10% dari nilai awalnya), sewa tanahnya serta perijinan tiap tahun. No 1 2 3 4 5 6 Jenis Biaya Perijinan (HO) Pabrik Sewa tanah Kantor Gudang Instalasi dan prasarana 7 Peralatan penyulingan 10 1 10 10 5 Unur Ekonomis Nilai awal/Rp 200.000 2.500.000 10.000.000 1.800.000 1.500.000 15.000.000 Nilai akhir/Rp 250.000 180.000 150.000 1.500.000 Biaya /tahun 200.000 225.000 10.000.000 162.000 135.000 2.700.000

- Ketel penyulingan - Ketel air - Pipa pendingin - Bak pendingin - Tungku - Timbangan

5 5 5 5 5 10

10.000.000 4.000.000 450.000 1.000.000 1.000.000 4.000.000

1.000.000 400.000 45.000 100.000 100.000 400.000

1.800.000 720.000 81.000 180.000 180.000 360.000 16.743.000

Total biaya tetap

3.2. Biaya tidak tetap Biaya tidak tetap meliputi bahan baku, air, solar, tenaga kerja, listrik serta pemeliharaan tiap 6 bulan. Sehingga biaya tidak tidak tetap adalah biaya operasional selama 1 tahun. Jumlah biaya tidak tetap = Rp 36.315.000,00 per bulan x 12 bulan = 435.780.000,00. Rp

Perhitungan penerimaan 1. Pendapatan Harga minyak akar wangi dipasaran saat ini adalah sekitar Rp 500.000,00. Sehingga total pendapatan yang diperoleh adalah Penjualan (12 x 20 ton x 1,5%) @ Rp 500.000,00 Biaya tetap Biaya tidak tetap Pendapatan perusahaan Rp 16.743.000,00 Rp 435.780.000,00 Rp 1.347.477.000,00 Rp 1.800.000.000,00

2. Analisa Finansial a. Payback period = bulan = 4,5

b. Break Even Point (BEP) = = Rp 12.689.520,00

IV. METODOLOGI A. Tahap Pendirian Usaha 1. Pengumpulan Informasi Pengumpulan informasi dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu mealui studi pustaka dan browsing dari internet. Untuk mencari informasi yang lebih banyak lagi dapat juga dilakukan secara langsung yaitu mendatangi petani akar wangi untuk mengetahui masalah yang dihadapi dan jumlah produksi dari akar wangi yang dihasilkan petani akar wangi.

2. Analisis Aspek Pasar Pada Studi Kelayakan Proyek Analisis ini meliputi ketersediaan bahan baku berupa tanaman akar wangi, prakiraan penawaran dan permintaan, pangsa pasar, dan strategi pemasaran. Kajian terhadap bahan baku dilakukan untuk mendukung kelancaran proses produksi sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan ketersediaan sehingga dapat mencukupi dalam jangka waktu tertentu. Penawaran dan permintaan , meliputi Perincian permintaan, dimana permintaan produk akan minyak akar wangi dapat diperinci menjadi : Area. Dikaji potensi dan daya serap akan akar wangi pada area tersebut. Spesifikasi produk. Dibedakan atas berbagai tingkat

spesifikasi, misalnya minyak akar wangi yang bermutu tinggi, sedang, atau normal. Permintaan Masa Depan dan Saat Ini Untuk permintaan minyak akar wangi pada masa yang akan datang dapat dilakukan peramalan dengan menggunakan variabel yang didasarkan pada informasi saat ini. Penawaran Dalam hal penawaran minyak akar wangi yang perlu diperhatikan yaitu : Penawaran saat ini dan potensi di masa yang akan datang

-

Kapasitas produksi terpasang Impor ataukah produk domestik

Konsumen Informasi tentang konsumen menyangkut masalah demografi dan sosiologi dapat diperoleh dengan jawaban dari pertanyaan ini : Mengapa mereka membeli produk minyak akar wangi : keperluan mutlak, motivasi, menaikkan pandangan sosial, dll. Dimana mereka akan membeli : distributor, pengecer, dll. Kapan mereka membeli : musiman atau terus menerus.

Kebijakan, Peraturan, dan Perencanaan Pemerintah Kebijakan, peraturan, dan perencanaan pemerintah akan

berpengaruh terhadap penawaran dan permintaan produk yang meliputi aspek perencanaan nasional yang berkaitan dengan pembangunan fasilitas dan prasarana produksi, peraturan

pengendalian impor-ekspor, kebijakan dan peraturan aspek finansial, pajak dan bea masuk, kebijakan pemakaian produk dan sumberdaya domestik, rangsangan ekspor, pemberian subsidi, dl. Pangsa pasar minyak akar wangi dan persaingannya meliputi : Pangsa pasar yang berguna untuk menetukan sarana pangsa pasar yang ingin diraih , upaya penetrasi pasar dan komposisi dari marketing mix. Persaingan, dari segi persaingan minyak akar wangi di pasar ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu apakah persaingan yang terjadi monopoli, setengah monopoli, persaingan bebas. Selain itu perlu dilakukan identifikasi terhadap perusahaan pesaing, berapa besarnya, bagaimana kerja pesaing, serta strategi yang dilakukannya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengetahui seberapa banyak produk yang dihasilkan serta

kualifikasinya dan apakah akan ada kemungkinan subtitusi produk.

Harga. Penentuan harga jual minyak akar wangi memiliki pengaruh besar terhadap pangsa pasar dan persaingan, maka dari itu perlu dilakukan penentuan harga jual dengan benar. Dalam pemberian harga jual yang perlu

diperhatikan adalah struktur dan berapa besar sasaran total harga, berapa besar tingkat harga produk yang sejenis dengan minyak akar wangi, bagaimana tanggapan terhadap fluktuasi harga dari pesaing, serta adakah harga yang berubah berdasarkan musiman.

Strategi pemasaran dari minyak akar wangi yaitu melalui promosi dan distribusi. Promosi yang dilakukan meliputi luas dan lingkup jangkauan dan metode yang dipakai (advertising, hadiah, dll). Distribusi yang dilakukan meliputi cara distribusi (eceran, grosir, dll), mode transportasi dan pembungkusan.

3. Konsep Produk dan Proses produksi Akar wangi diolah menjadi minyak akar wangi dengan cara penyulingan (destilasi), yaitu : a. Destilasi dengan air b. Destilasi dengan langsung c. Destilasi dengan air dan uap (dikukus) Tahapan-tahapan operasi dalam proses penyulingan yaitu sebagai berikut : 1. Air umpan dimasukkan ke dalam ketel, bagian tengah ketel ditutup dengan flat besi yang berlubang-lubang tingginya 0,2 m dari permukaan air dalam ketel; 2. Oven dinyalakan dengan laju aliran minyak tanah sebanyak 25-28 liter/jam. 3. Bahan baku akar wangi dimasukkan ke dalam ketel sampai penuh di atas plat besi yang berlubang-lubang

4.

Bagian atas ketel ditutup dengan tutup yang tersedia, tutup ketel dilengkapi dengan pipa stainless steel 2 inchi untuk mengalirkan uap destilat

5.

Uap destilat yang dihasilkan mengalir melalui pipa dan didinginkan dalam bak pendingin, minyak akar wangi yang dihasilkan ditampung dalam bak penampung.

6.

Pada 4 jam pertama ditambahkan air umpan ketel melalui sarana yang tersedia, air umpan ketel yang diperoleh dari tekanan uap air dialirkan . Untuk selanjutnya dilakukan setiap 2 jam sekali.

7.

Lamanya pengukusan antara 12-15 jam dengan hasil minyak akar wangi antara 6-12 kg untuk setiap 1600 kg akar wangi.

Memilih

teknologi

proses

produksi

berarti

memilih

proses

menghasilkan produk atau pelayanan, menyangkut macam teknologi dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Pada dasrnya dikenal 2 macam teknologi proses produksi yaitu kontinu dan intermitten atau batch. Proses Kontinu : untuk menghasilkan volume output yang besar karena sifat operasinya berulang-ulang maka dapat dicapai optimasi dan efisiensi yang tinggi dalam penggunaan sumberdaya, baik peralatan maupun tenaga kerja. Contoh perusahaan

manufaktur yang menghasilkan televisi, mesin cuci, dll. Proses Intermitten atau Batch : digunakan jika pabrik menangani bermacam-macam proses yang berbeda.

4. Analisis Aspek Teknik Aspek teknis besar pengaruhnya terhadap perkiraan biaya dan jadwal karena akan memberikan batasan-batasan lingkup proyek secara kuantitatif. Maksud dan tujuan pengkajian aspek teknis adalah sebagai berikut : Pada tahap awal bertujuan untuk merumuskan gagasan yang timbul ke dalam batasan yang konkrit dari segi teknik.

-

Selanjutnya hasil pengkajian aspek teknik.(yang makin mendalam ) dipakai sebagai masukan pengkajian aspek-aspek lain seperti finek, AMDAL, perkiraan biaya dan jadwal.

-

Akhirnya lingkup aspek teknik sampai kepada kegiatan design engineering terinci, menghasilkan cetak biru (blue print )proyek yang akan dibangun.

5. Analisis Tenaga Kerja Tenaga kerja dibagi menjadi untuk membangun proyek dan untuk operasi atau produksi. a. Tenaga Kerja Proyek Dalam pemilihan lokasi, hal-hal yang berkaitan dengan faktor tenaga kerja adalah tersedia dalam jumlah dan kualitas yang diperlukan di sekitar daerah atau wilayah yang bersangkutan. b. Tenaga Kerja Operasi/Produksi Tenaga kerja ini diperlukan untuk menangani operasi dan pemliharaan fasilitas yang dibangun proyek. Terdapat tenaga kerja terampil maupun kurang terampil. Upah yang diberikan kepada tenaga kerja bervariasi.

6. Analisis Terhadap Aspek Lingkungan Untuk menangani limbah yang dihasilkan dari proses produksi minyak akar wangi sehingga tidak terlalu mengganggu lingkungan. Oleh karena itu, usulan proyek minyak akar wangi akan mengalami penyaringan yang bertujuan untuk menentukan apakah perlu tidaknya dilengkapi dengan ANDAL. Penyaringan dilakukan dengan Penyajian Informasi Lingkungan PIL.

7. Analisis Pendapatan dan Aliran Kas Sistematika analisis aspek finansial mengikuti urutan sebagai berikut : Menentukan Parameter Dasar : memberikan ketentuan , anatara lain mengenai kapasitas produksi, teknologi yang dipakai, pilihan

peralatan utama, fasilitas, pendukung, jumlah produksi, pangsa pasar, proyeksi harga produk dan lain-lain. Membuat Perkiraan Biaya Investasi : terdapat tiga komponen yaitu biaya pertama atau biaya pembangunan, modal kerja dan biaya operasi/ produksi. Proyeksi Pendapatan : perkiraan dana yang masuk sebagai hasil penjualan produksi dari unit usaha yang bersangkutan. Saat itu, analisis titik impas akan menunjukkan hubungan antara jumlah produksi , harga satuan dan profitabilitas suatu unit usaha. Membuat Model : untuk dianalisis dalam rangka mengkaji kelayakan finansial adalah aliran kas selama umur investasi dan bukan neraca atau statement rugi laba. Aliran kas tersebut dikelompokkan menjadi aliran kas awal, operasional, dan terminal. Kriteria Penilaian : didahului oleh konsep equivalent yang mencoba memberikan bobot kuantitatif faktor waktu terhadap nilai uang seperti bunga dan rendemen. Kriteria penilaian merupakan alat bantu bagi manajemen untuk membandingkan dan memilih alternatif investasi yang tersedia. Beberapa konsep persamaan yaitu NPV, IRR, benefit cost ratio, dll. Adapun yang tidak memperhitungkan konsep tersebut adalah periode

pengambilan dan return on investment (ROI). Melakukan Penilaian dan Menyusun Ranking Alternatif : penilaian akan menghasilkan mana usulan yang mempunyai prospek baik dan tidak baik, untuk selanjutnya diterima atau ditolak. Ini dikenal dengan pendekatan accept-reject decision. Analisis Resiko

8. Analisis Manajemen dan Organisasi Terdiri dari : Identifikasi Jenis dan Lingkup Kegiatan, meliputi :

-

Manufaktur : bertanggung jawab untuk menghasilkan produk yang merupakan usaha utama dari perusahaan yang

bersangkutan. Terdiri dari operasi memproses bahan baku jadi produk, termasuk bidang-bidang pendukung. Penelitian dan Pengembangan : untuk mempertahankan dan meningkatkan usaha perusahaan. Pemasaran : untuk mengurusi masalah promosi, penjualan, dan kadang-kadang juga pelayanan produk hasil pabrik yang bersangkutan. Pengadaan : mulai dari menyiapkan keperluan pabrik, mengkaji sumber, melakukan pembelian sampai kepada penyimpanan barang-barang hasil pembelian. Administrasi, Keuangan, dan Personalia : untuk memberikan dukungan pelayanan administrasi, keuangan dan kepegawaian kepada bidang manufaktur.

Organisasi Pengelola Disusun berdasarkan fungsi (dengan beberapa variasi seperti organisasi berdasarkan produk atau area).

Menyusun Job Description, Merekrut dan Melatih : untuk pembagian tugas dan tanggung jawab menjadi jelas maka disusun uraian kerja masing-masing.

Melaksanakan Operasi.

9. Analisisi Terhadap Aspek Legal dan Yuridis Untuk dapat mendirikan suatu industri, menurut Ariyoto (1992) minimal dibutuhkan izin-izin dan persyaratan yuridis sebagai berikut : a. Persetujuan prinsip mendirikan industri dari kantor walikota b. Surat Izin Umum Perusahaan (SIUP) dari Departemen

Perindustrian dan Perdagangan. c. Tabda Daftar Perusahaan (TDP) dari kantor walikota. d. Akta pendirian perusahaan dari notaris.

Persyaratan tersebut sebaiknya dipenuhi untuk membuat industri minyak akar wangi secara legal sehingga memudahkan dalam proses produksi dan pemasaran. Dengan adanya industri minyak akar wangi akan memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dan meningkatkan pendapatan daerah.

V. KUALIFIKASI DAN REFERENSI Tim pelaksana proyek ini adalah : 1. Anton Susilo specialist in Process Mechanical and Industrial Engineering. 2. 3. 4. Luh Pastiniasih specialist in Industrial Financing and Accounting. Dyah Ayu specialist in Marketing. Dimas Surya Utama specialist in Process Engineering and Technology. 5. 6. 7. Adila Millatillah Haqq specialist in Industrial Management. Billyan Roberta specilaist in Civil Enginering. Aris Fredy specialist in Enviromental Impact Assesment.

VI. No 1

JADWAL RENCANA KEGIATAN

2

3

Deskripsi Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengumpu lan informasi dan pembuatan proposal Analisis aspek teknis teknologi industri Konsep produk dan proses produksi Penangana n limbah industri Penetapan lokasi industri Analisis aspek pemasaran

4

5

6

7

Ketersedia an bahan baku Analisis STP Analisis marketing mix Aspek manajeme n dan organisasi Analisis sistem perusahaa n Analisis SDM dan penjadwal an Analisis aspek lingkunga n Analisis aspek finansial Pencarian

8

9 10

mitra atau Investor Perizinan pendirian perusahaa n Pendrian pabrik Monitorin g dan evaluasi

VII. Penutup Demikianlah proposal ini dibuat supaya seluruh pihak yang tertarik untuk mengembangkan industri minyak akar wangi bisa turut terlibat dalam proyek ini.