akar wangi

9
A. Tentang Tanaman Akar Wangi Klasifikasi Ilmiah: Kerajan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Vetiveria Spesies : V.zizanoides TanamanAkar wangi (Vetiveria zizanioides, syn. Andropogon zizanoides) adalah sejenis rumput yang berasal dari India. Tumbuhan ini dapat tumbuh sepanjang tahun, dan dikenal orang sejak lama sebagai sumber wangi-wangian. Tumbuhan ini termasuk dalam famili poaceae, dan masi sekeluarga dengan serai atau padi. Tanaman akar wangi (Andropogon zizanioides Linn.) merupakan tanaman obat yang merupakan jenis tanaman kasar tegak, berumbai abadi, tingginya 1 sampai 2 meter tinggi,

Upload: alan

Post on 15-Sep-2015

232 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

potensi tanaman akar wangi

TRANSCRIPT

A. Tentang Tanaman Akar Wangi

Klasifikasi Ilmiah:Kerajan : PlantaeDivisi : MagnoliophytaKelas : LiliopsidaOrdo : PoalesFamili : PoaceaeGenus : VetiveriaSpesies : V.zizanoidesTanamanAkar wangi (Vetiveria zizanioides, syn. Andropogon zizanoides) adalah sejenis rumput yang berasal dari India. Tumbuhan ini dapat tumbuh sepanjang tahun, dan dikenal orang sejak lama sebagai sumber wangi-wangian. Tumbuhan ini termasuk dalam famili poaceae, dan masi sekeluarga dengan serai atau padi.Tanaman akar wangi (Andropogon zizanioides Linn.) merupakan tanaman obat yang merupakan jenis tanaman kasar tegak, berumbai abadi, tingginya 1 sampai 2 meter tinggi, mempunyai akar yang berserat berbau harum. Daunnya teratur dua baris, panjangnya sekitar 1 meter dan lebar 1 cm atau kurang, dan melipat.Tanaman akarwangi merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri, minyak akarwangi dikenal dengan Java vetiver oil.Tanaman akarwangi dapat tumbuh mulai dari dataran rendah (200 mdpl) sampai dataran tinggi (1.400 m dpl), ketinggian optimum adalah 750 m dpl. Akarwangi menghendaki sinar matahari langsung, sehingga tidakcocok ditempat teduh karena akan berpengaruh terhadap pertumbuhan sistem perakarannya dan mutu minyak. Curah hujan yang dikehendaki berkisar antara 2.0003.000 mm/tahun dengan suhu udara 17270C. Tanaman ini bisa bertahan pada bulan kering (tidak turun hujan) selama 2 bulan.

B. Potensi Akar WangiProduksi akar segar rata-rata 64.000 ton/tahun dari areal 3.200 ha, diolah menjadi minyak 1.856 ton (dari 46.400 ton akar segar) dan industri kerajinan 10.560 ton akar kering (dari 17.600 ton akar segar). Selain itu juga diperoleh 128.000 ton brangkasan dan 24.000 ton ampas penyulingan. Industri minyak akarwangi saat ini umumnya masih berupa industri tradisionil dengan kapasitas industri dan teknologi yang sederhana, industri kerajinan rumah tangga dengan bahan baku akar segar juga demikian, sedangkan industri pengolahan brangkasan dan ampas penyulingan belum berkembang. Sebaran areal akarwangi disajikan pada table dibawahProvinsi/kabupatenAreal(ha)Produksi(ton)

Jawa Barat

Garut120024000

Sukabumi1001200

Bandung4007200

Sumedang50010000

Kuningan2004000

Jawa Tengah

Wonosobo3007500

Klaten2004200

Ungaran2205000

Daerah lain-lain80900

Jumlah320064000

Sumber: dalam Anonim, 2003Angka-angka di atas menunjukan bahwa potensi akarwangi masih cukup besar, industri pengolahan masih punya peluang untuk ditingkatkan menjadi yang lebih modern, ketersediaan bahan baku untuk membangun industri yang lebih kehilir masih besar.

C. Pemanfaatan Akar WangiSelama ini produk olahan akar wangi yang dihasilkan masih terbatas minyak akarwangi kasar, padahal minyak tersebut mengandung unsur kimia yang cukup lengkap yang dapat diolah menjadi produk turunan yang bernilai ekonomi tinggi, sementara brangkasan daunnya dapat diolah menjadi produk seperti barang kera-jinan dan industrilainnya. Produk-produk turunan yang dapat dihasilkan. dari pengolahan minyak akarwangi antara lain; Benzoil acid, Vetiverol, Furfurol (analdehyde), a-vetivone, vetivene, vetivenyl dan sebagainya, yang dapat digunakan selain untuk parfum, pewangi juga sebagai aromatherapy. Akar segar selain disuling jadi minyak juga digunakan masyarakat sebagai bahan kerajinan seperti tikar, hiasan dinding dan lain- lain, demikian juga dari brangkasannya.

D. Penggolongan Tanaman Obata. Berdasarkan jenis simplisia Akar : Dari akar tanaman akarwangi, melalui penyulingan akan dihasilkan minyak kasar akar wangi (produk primer). Dari minyak akarwangi ini masih dapat dikembangkan berbagai industri lebih hilir seperti; bezoid acid, vetiverol, furfurol, -vetiveno, -vetiveno, vetivene, dan vetivenyl-vetivenate yang digunakan untuk parfum, minyak wangi, obat- obatan dan minuman penyegar/sehat.Selain akar diolah menjadi minyak juga diolah menjadi produk kerajinan seperti boneka, tas, hiasan dinding, tikar dan sebagainya. Produk kerajinan ini selain penampilannya cukup menarik tetapi juga mengeluar-kan aroma yang cukup wangi, sehingga tidak hanya sebagai hiasan tetapi juga sebagai pewangi ruangan. Brangkasan : Brangkasan merupakan bagian tanaman akarwangi di atas permukaan tanah, yaitu daun dan batang akar-wangi. Brangkasan ini sebagian besar mengandung serat yang tinggi, sehing-ga dapat dijadikan juga sebagai bahan kerajinan seperti daun pandan untuk pembuatan tikar, keranjang dan sebagainya. Selain itu dengan kadar lignin yang tinggi brangkasan ini berpotensi untuk dijadikan bahan padaindustri kertas (pulp).Selain itu brangkasan juga berpotensi sebagai bahan baku untuk industri obat nyamuk bakar, selain baunya yang khas, mempunyai sifat mengusir serangga dan mudah pembakarannya.b. Berdasarkan pola budidayaTanaman akar wangi merupakan tanaman yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan bagian akarnya untuk menghasilkan ekstrak minyak atsiri. Minyak atsiri yang dihasilkan dari penyluingan akar wangi dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik, parfum, dan obat-obatan. Selain itu, anaman akar wangi dapat berfungsi sebagai usaha konservasi tanah dan air karena kelebatan akarnya mencapai 50 cm. Maka akar wangi dapat ditanam di pematang-pematang sawah untuk menghindari atau mengendalikan kerusakan pematang sawah. Selain itu akar wangi dapat melindungi lahan terasering, melindungi lahan sekitar jembatan dan sekitar dam.c. Berdasarkan kegunaan tanamanSelain dimanfaatkan untuk tanaman obat, tanaman akar wangi juga dapat dijadikan sebagai tanaman pagar pada lahan budidaya khususnya tanaman pangan dan hortikultura, dimana tanaman akar wangi dapat menahan aliran permukaan air sehinnga memperkecil dampak bila terjadi erosi.d. Berdasarkan cara perbanyakanPerbanyakan akar wangi umumnya menggunakan cara vegetatif yakni dengan menggunakan bonggol akar. Bonggol berasal dari tanaman dalam rumpun yang tidak berbunga, kemudian dipecah-pecah sehingga tiap pecahan bonggol memiliki mata tunas yang selanjutnya bonggol ini dapat langsung ditanam di lahan yang sudah dipersiapkan.

E. ProspekProduk akarwangi umumnya bentuk minyak akarwangi yang dikenal dengan Java vetiver, hampir sebagian besar diekspor, dengan pangsa pasar mencapai 26,5% pangsa pasar dunia. Pada tahun 2003, total nilai ekspor minyak akarwangi Indonesia mencapai US$ 680,7 juta dengan volume ekspor 36,65 ton yang dikirim ke negara-negara Amerika, Belanda dan negara Eropah lainnya (dalam Departemen Pertanian, 2003).Permintaan pasar ekspor produk akarwangi diperkirakan akan terus meningkat, karena makin meningkat-nya pemakaian parfum, sabun wangi, aromaterapi, dan sebagai bahan peng-obatan seperti antiseptic, antispas-modic, aphrodisiac, depurative, ner-vine, rubefacient, sedative, stimulant, tonic dan vermifugal ( Deptan, 2005).Sebagai contoh pemakaian akarwangi akan meningkat dengan digunakan sebagai bahan aphrodisiac. Bahan aphrodisiac akan mengalami pening-katan sejalan dengan meningkatnya minuman berenergi di Indonesia. Pada tahun 1994 konsumsi minuman berenergi penduduk Indonesia sebesar 72 liter/kapita/tahun, naik menjadi 113,6liter/kapita/tahun pada tahun 1999. Dengan asumsi bahwa perekono-mian Indonesia akan terus membaik, BMDI (Barometer Milenium Data Indonesia) memproyeksikan sampai 4 tahun mendatang konsumsi minuman kesehatan termasuk minuman ber-energi akan semakin naik, diperkirakan mencapai 15%/tahun. Bila tahun 2000 sekitar 27 juta liter, tahun 2004 sekitar67 juta liter maka pada tahun 2010 akan mencapai 127,3 juta liter, pasar yang sangat potensi di dalam negeri (Majalah Prospektif, 2001).

F. Kendala PengembanganPermasalahan dalam budidaya tanaman akarwangi : 1. Ketebatasan modal yang dimiliki dalam mengolah akarwangi menjadi minyak atsiri, terutama modal untuk memenuhi biaya produksi yang mengalami peningkatan.2. Haraga jual minyak akar wangi turun baik di pasaran domestic dan internasional.3. Motivasi petani dalam mengusahakan akarwangi menurun karena rendahnya permintaan akarwangi serta harga jual akarwangi yang rendah.Permasalahan keterbatasan modal, produktivitas, pemasaran, dan kemampuan petani untuk bergerak dibidang off-farm, serta masih lemahnya kemampuan petani baik dalam hal permodalan maupun sumber daya manusia menyebabkan pendapatan petnai cenderung rendah. Oleh karena itu untuk meningkatkan pendapatan akar wangi sebaiknya pelaksanaan kebijakan lebih memperhatikan kendala tersebut.

G. Solusi1. Bantuan modal berupa pinjaman atau hibah untuk produksi minyak atsiri. Dana ini berfungsi sebagai dana unruk membeli bahan baku dari petani.2. Bantuan teknologi untuk memperbaiki kualitas yang memenuhi standar ekspor. Alat yang diperlukan adalah penyuling system uap atau katel uap atau revenery.3. Campur tangan pemerintah dalam menetukan harga ke eksportir. Campur tangan ini diperlukan pula untuk menghindari adanya permainan para mafia yang menyebabkan posisi tawar petani dan pengolah lemah.4. Bantuan pemerintah dalam sertifikasi mutu minyak atsiri sehinnga petani maupun pengolah tidak dipermaikan oleh pihak pembeli (eksportir).

Daftar PustakaDepartemen Pertanian, 2003. Pengkajian peningkatan produksi agribisnis berbasis minyak atsiri. Balittro kerjasama dengan Bagian Proyek Pengembangan Jaringan Pertanian. 85 halEmmyzar, et al. Prospek Pengembangan Tanaman Akar Wangi. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik.Majalah Prospektif, 2001. Pasar minuman kesehatan makin seksi. Vol. 3. No. 15. 26 Februari 2001. hal 60-66.Rochdiani, dini. 2008. Pola Pendapartan Petani Akar Wangi di Kecamatan Samarang Kabupaten Gatut Provinsi Jawa Timur. Univ Padjajaran, Jatinangor, Bandung 40600.