aik i dan iii

70
Tugas Perkembangan Peserta Didik AIK I DAN III DOSEN: AINUN JARIAH, S. Ag, M. Ag Oleh SAHRIAH K. 10540 9089 13 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PPKHB) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015 I. AKIDAH ISLAM A. Pengabdian Aqidah Islamiyah Pengertian aqidah secara bahasa (etimologi) dalam bahasa Arab berasal dari dari kata aqada, ya’qidu, aqidatan. Kata tersebut mengikuti wazan fa’ilatan yang berarti al- habl, al-bai’, al-‘ahd (tali, jual beli, dan perjanjian) Adapun pengertian secara terminologi (istilah) adalah:

Upload: andi-alfiyyh-majid-paelori

Post on 16-Jan-2016

48 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Al Islam Kemuhammadiyaan

TRANSCRIPT

Page 1: AIK I DAN III

Tugas Perkembangan Peserta Didik

AIK I DAN IIIDOSEN: AINUN JARIAH, S. Ag, M. Ag

OlehSAHRIAH

K. 10540 9089 13

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PPKHB)UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015I. AKIDAH ISLAM

A. Pengabdian Aqidah Islamiyah

Pengertian aqidah secara bahasa (etimologi) dalam bahasa Arab berasal

dari dari kata aqada, ya’qidu, aqidatan. Kata tersebut mengikuti wazan fa’ilatan

yang berarti al-habl, al-bai’, al-‘ahd (tali, jual beli, dan perjanjian) Adapun

pengertian secara terminologi (istilah) adalah:

1. Syaikh Taqiyuddin An-Nabhaniy menyatakan aqidah adalah iman. Iman

merupakan pembenaran (keyakinan) yang bersifat pasti (tashdiqu al-jaaziim)

yang sesuai dengan kenyataan berdasarkan dalil”.

2. Mahmud Syaltouth menyatakan bahwa aqidah merupakan cara pandang

keyakinan yang harus diyakini terlebih dahulu sebelum segala perkara yang

Page 2: AIK I DAN III

lainnya dengan suatu keyakinan yang tidak diliputi keraguan dan tidak

dipengaruhi oleh kesamaran yang menyerupainya”

3. Muhammad Husein Abdullah menyatakan aqidah adalah pemikiran yang

menyeluruh tentang alam, manusia, kehidupan, serta hubungan semuanya

dengan sebelum kehidupan (Sang Pencipta) dan setelah kehidupan (Hari

Kiamat), serta tentang hubungan semuanya dengan sebelum dan setelah

kehidupan (syari’at dan hisab)

Dengan demikian, maka segala bentuk keyakinan yang tidak berasal dari

jalan yang menghasilkan kepastian atau datang melalui jalan yang pasti tetapi

masih mengandung persangkaan (dzan) di dalam keterangannya sehingga

menimbulkan perselisihan para ulama, maka hal seperti itu tergolong pada

keyakinan yang tidak wajib oleh agama untuk meyakininya. Hal ini merupakan

garis pemisah atau pembatas yang tegas antara orang-orang yang beriman dengan

yang tidak beriman.

Berdasarkan uraian di atas, Fathi Salim dalam kitab Al-Istidlal Bi Az-

Zanni Fi Al-Aqidah menyatakan bahwa aqidah Islam atau iman agar

pembenarannya bersifat pasti harus menunjukkan keyakinan (Al Ilmu). Sebab

yang disebut dengan ‘Ilmu adalah i’tiqad atau keyakinan yang pasti sesuai dengan

kenyataan, sedangkan dzann merupakan i’tiqad (keyakinan) yang kuat tetapi

berdasarkan persangkaan sehingga bermuara pada keyakinan atau bisa sampai

pada keraguan (syak).

Sebutan aqidah Islamiyah ditunjukkan pada iman kepada Allah SWT,

para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari kiamat, dan kepada

qadla dan qadar, baik buruknya berasal dari Allah SWT. Namun demikian bukan

Page 3: AIK I DAN III

berarti selain hal ini tidak ada lagi perkara yang wajib diimani, tetapi enam

perkara tersebut merupakan kerangka aqidah Islam. Masih banyak terdapat

perkara yang lain yang termasuk pada bagian aqidah, yaitu iman kepada Al-Maut

(ajal), rezeki, tawakkal kepada Allah SWT, iman dengan pertolongan Allah SWT,

iman terhadap sifat-sifat Allah SWT, iman terhadap kema’shuman para nabi dan

Rasul, mu’jizat Al-Qur'an, dan lain-lain. Begitu pula keimanan terhadap adanya

surga dan neraka, yaumul hisab (hari perhitungan), iman terhadap keberadaan jin,

setan dan berbagai perkara gaib lainnya berbentuk kisah-kisah yang tercantum

dalam Al-Qur'an dan hadits Rasulullah SAW yang mutawatir.

Dari hal di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa pembahasan

aqidah menyangkut hal-hal pokok semata dalam urusan ushuluddin, sedangkan

perkara yang termasuk aktivitas dan perbuatan manusia termasuk bagian dalam

syariat Islam dan fiqh Islam.

Al-Qur'an memberikan sebutan aqidah dengan menggunakan istilah

iman. Syaikh Mahmud Syaltouth menyatakan bahwa pengertian aqidah sama

dengan iman. Kalau Aqidah mempunyai arti mempercayai sejumlah perkara yang

diyakini kebenarannya, yaitu perkara yang bertalian dengan aspek Ilahiyah

(Ketuhanan), Al Nubuwwah (kenabian), Al Ruhaaniyat (keruhanian), dan Al

sam’iyyat (berita tentang akhirat), sedangkan iman mempunyai rukun-rukunnya

yang enam (Arkanul Iman) yang juga harus yakin tentang kebenarannya. Dengan

demikian inti pengertian keduanya adalah sama. Adapun perbedaan keduanya

hanya terletak pada istilah dan sebutan. Aqidah merupakan istilah yang digunakan

para ulama ushuluddin sedangkan Al-Qur'an menyebutnya dengan menggunakan

kata iman.

Page 4: AIK I DAN III

B. Beberapa Istilah Lain Tentang Aqidah

Ada beberapa istilah lain yang semakna atau hamper semakna dengan

istilah aqidah, yaitu iman dan tauhid dan yang semakna dengan ilmu aqidah yaitu

Ushuluddi, ilmu kalam dan fikih akbar.

1. Iman, mencakup semua permasalahan i’tiqadiyah dan membenarkan didalam

hati, sesuatu yang diyakini oleh hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan

dengan perbuatan.

2. Tauhid, artinya mengesakan (menegsakan Allah- tauhidullah). Ajaran tauhid

adalah tema sentral aqidah dan iman, oleh karena itu aqidah dan iman

diidentikan jugadengan istilah tauhid.

3. Ushuluddin, artinya pokok-pokok agama yang mencakup rukun iman, rukun

islam dan apa-apa yang telah disepakati oleh para imam.

4. Ilmu kalam,artinya berbicara atau pembicaraan. Dapat dikatakan ilmu kalam

karena banyak dan luasnya dialog dan perdebatan yang terjadi antara pemikir

masalah-masalah aqidah tentang beberpa hal. Misalnya tentang al-quran

apakah khaliq atau bukan, hadist atau qidam. Tentang takdir, apakah manusia

punya hak ikhtiar atau tidak. Tentang orang yang berdosa besar kafir atau

tidak. Pembicaraan atau perdebatan luas seperti itu terjadi setelah cara berpikir

rasional dan filsafati mempengaruhi para pemikirdan ulama islam.

5. Fikih Akbar, munculnya pemahaman ini bahwa tafqquh fiddin yang

diperintahkan Allah SWT, dalam surah At-taubah ayat 122.

Page 5: AIK I DAN III

C. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah

Menurut Hasan al-Banna sistematika ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:

1. Ilahiyat

Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilahi

seperti wujud Allah dan sifat-sifat Allah, dan lain-lain

2. Nubuwat

Yaitu pembahasan tentang segala seuatu yang berhubungan dengan Nabi dan

Rasul, termasuk pembahasan tentang Kitab-Kitab Allah, mu'jizat, dan lain

sebagainya.

3. Ruhaniyat

Yaitu pembahsasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam

metafisik seperti malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain sebagainya.

4. Sam'iyyat

Yaitu pembahahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat

sam'I (dalil naqli berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat,

azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lainnya.

D. Sumber Aqidah Islam

Sumber aqidah islam adalah Al-Quran dan As-Sunah, artinya apa aja

yang yang disampaikan oleh Allah dan rasulnya wajib di imani dan diyakini atau

diamalkan. Akal pikiran tidaklah jadi sumber akidah, tetapi hanya berfungsi

memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan akal tidak

mampu juga menjangkau suatu yang tidak terikat dengan ruang dan waktu tetapi

akal hanya perlu membuktikan jujur atau bisakah kejujuran si pembawa berita

tersebut dibuktikan secara ilmiah oleh akal dan pikiran itu aja.

Page 6: AIK I DAN III

Sedangkan akal fikiran bukanlah merupakan sumber aqidah, dia hanya

berfungsi untuk memahami nash-nash (teks) yang terdapat dalam kedua sumber

tersebut dan mencoba membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan

oleh Al-Qur’an dan Al-Sunnah (jika diperlukan). Itupun harus didasari oleh

semua kesadaran bahwa kemampuan akal manusia sangat terbatas.

Informasi mengenai pencipta alam ini dan seisinya adalah dalil Allah

yang hanya bisa diketahui melalui Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Manusia dengan

akalnya semata tidak dapat mengetahui siapa yang meciptakan alam. Akal

manusia hanya dapat memikirkan keteraturan dan keseimbangan.

E. Fungsi Aqidah

Aqidah adalah dasar, fondasi untuk mendirikan bangunan. Seorang yang

mamiliki aqidah yang kuat, pasti akan melakukan ibadah dengan tertib, memiliki

akhlak yang mulia dan bermu’amalat dengan baik. Ibadah seseorang tidak akan

diterima oleh Allah swt kalau tidak dilandasi dengan aqidah. peranan yang sangat

besar dalam hidupnya antara lain:

1. Menopang seluruh prilaku, membentuk dan memberi corak dan warna

kehidupannya dalam hubungannya dengan makhluk lain dan hubungannya

dengan Tuhan.

2. Aqidah/ keyakinan akan memberikan ketenangan dan ketentraman dalam

pengabdian dan penyerahan dirinya secara utuh kepada Zat yang Maha Besar

3. Iman memberikan daya dorong utama untuk bergaul dan berbuat baik sesama

manusia tanpa pamrih.

4. Dengan iman seorang muslim akan senantiasa menghadirkan dirinya dalam

pengawasan Allah semata.

Page 7: AIK I DAN III

5. Aqidah sebagai filter, penyaring budaya-budaya non Islami (sekuler).

6. Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam.

7. Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika seseorang memiliki aqidah yang

kuat pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang

mulia, dan bermu’amalat dengan baik.

8. Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka

ibadah kita tersebut tidak akan diterima.

Page 8: AIK I DAN III

II. Iman Kepada Allah SWT

Islam dan iman bila disebutkan secara bersamaan, maka yang dimaksud

dengan ; amal perbuatan yang nampak, yaitu rukun Islam yang lima, dan

pengertian iman adalah amal perbuatan yang tidak nampak, yaitu rukun iman

yang enam. Dan bila hanya salah satunya (yang disebutkan) maka maksudnya

adalah makna dan hukum keduanya.

Iman lebih umum dari pada Islam dari maknanya; karena ia mengandung

Islam. Maka, seorang hamba tidak akan sampai kepada tingkatan iman kecuali

apabila telah merealisasikan Islam dan iman lebih spesifik dari sisi pelakunya;

karena ahli iman adalah segolongan dari ahli Islam (muslim), bukan semuanya.

Maka, setiap mukmin adalah muslim dan tidak setiapmuslim adalah mukmin.

Rukun iman yang pertama adalah Iman Kepada Allah SWT. Maka dalam

makalah ini yang akan kami sampaikan adalah pengertian Iman kepada Allah dan

cara beriman kepada Allah SWT.

A. Wujud Allah SWT

Allah tidak bisa dilihat oleh mata manusia. Tidak ada seorang pun yang

dapat melihat-Nya dengan matanya. Tidak juga Nabi Musa dan tidak juga gunung

dan alam semesta. Ketika Allah menampakkan diri kepada gunung, maka gunung

itu hancur berkeping-keping. Firman Allah: ”ketika Musa datang untuk (munajat

dengan) Ku pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman

keadanya,”Ya Tuhanku, nampakkanlah Diri-Mu kepadaku agar aku dapat

melihat-Mu”. Tuhan berfirman,”Kamu sekali-kali tidak sanggup melihatKu, tetapi

lihatlah gunung itu. Jika gunung itu tetap di tempatnya, maka kamu dapat

melihatKu”. Tatkala Tuhan nampak kepada gunung itu, maka gunung itu hancur

Page 9: AIK I DAN III

dan Musa jatuh pingsan. Setelah Musa sadar kembali dia berkata,”Maha suci

Engkau dan aku orang yang pertama beriman”. QS. Al-A‘raf – 143.

Allah bukan cahaya dan bukan energi. Cahaya dan energi hanyalah

sebuah makhluq ciptaannya. Melihat secara fisika, hanyalah sebuah proses otak

manusia menerima pesan dari syaraf mata bahwa ada bayangan/berkas cahaya

masuk ke dalam lensa mata dan ditampung pada retina. Oleh syaraf mata, pesan

ini diteruskan ke otak dan diterjemahkan segagai sebuah objek yang dilihat. Allah

bukan materi dan bukan energi dan bukan sesuatu yang masuk ke dalam lensa

mata dan diproyeksikan pada retina. Maha suci Allah dari sifat-sifat lemah seperti

itu. Bahkan wujud Allah itu tidak bisa dibayangkan wujud-Nya karena akal dan

kemampuan manusia tidak akan sampai untuk memahaminya. Dan satu-satunya

cara kita mengenal Allah adalah informasi resmi yang datang dari Allah sendiri

berupa kitab suci dan hadits Nabi. Tentu saja kita harus mengambil semua

informasi tentang Allah itu tanpa ada satu ayatpun yang kita tolak. Dan satu

diantara ayat Al-quran itu berisi informasi bahwa di surga nanti manusia yang

beriman akan dapat melihat Allah. “Wajah orang-orang beriman pada hari itu

berseri-seri. Mereka melihat Tuhan-Nya” QS. Al-Qiyamah: 22-23. Sabda

Rasulullah SAW: “Kalian akan melihat Tuhanmu sebagaimana kamu milhat bulan

ini” HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmizy dan lain-lain.

Namun meilhat Allah ini baru akan terjadi nanti setelah hari akhir dan

hanya akan dapat dilakukan oleh orang-orang beriman. Sedangkan di dunia ini, di

alam yang masih terbatas pada materi dan energi, hal itu tidak mungkin terjadi.

Page 10: AIK I DAN III

B. Tauhidullah

Tauhid merupakan akumulasi dari kesadaran akan fakta bahwa alam

semesta berada berkat suatu kekuatan dan rencana maha tinggi, dan bahwa

sistem alam semesta ini berjalan atas suatu kehendak yang arif dan maha bijak

Konsep Tauhid ini ingin mengatakan bahwa alam semesta berasal dari Allah

dan akan kembali pada Allah.

Islam meletakan konse Tauhidullah sebagai prinsip yang

komprehensif dan integral, memandang segala kenyataan alam dan perjalanan

kehidupan sebagai suatu kesatuan system yang integral, memandang segala

kenyataan alam dan perjalanan kehidupan sebagai suatu kesatuan system yang

integral Tauhidullah juga harus diartikan menempatkan dan memperlakukan

Allah sebagai satu-satunya sentral dalam pencitaan, pertimbangan dan

tindakan. Menemapatkan Allah sebagai satu-satunya sentral tidak berarti

bahwa manusia harus mereduksi kemanusiaan islam adalah sebuah humanisme

yakni agama yang mementingkan manusia sebagai suatu kepentingan utama.

Humanisme islam adalah humanisme teosentris yakni yang merujukan prinsip

dan nilai-nilainya pada Tuhan.

Misi utama Tauhidullah adalah membebaskan manusia dari segala

belenggu, dominasi atau kendali yang cenderung merusak kemanusiaan dan

kemanusiawian manusia. Belenggu, dominasi dan kendali tersebut bisa berupa

kepercayaan, khurafat, nafsu, thagut, syetan, aliran atau ideologi –ideologi

yang secara prensipal bertentangan dengan tuntunan ilahiyah. Tauhidullah

mengakumulasikan konsep manusia utuh dan hanya ditemukan dalam

Page 11: AIK I DAN III

kebersamaannya dengan yang maha mutlak. Karena itu manusia bertauhid atau

manusia utuh tidak akan kesepian.

Macam-macam Tauhidullah disini digali dari surat Al-Fatihah. Tidakk

diragukan lagi bahwa Al-Qur’an merupakan wacana global menyangkut segala

hal mengandung multi dimensi makna.

a. Tauhidul Rubudiyah

b. Tauhidul Asma Was-sifat

c. Tauhidul Ibadah

d. Tauhidul Isti’anah

C. Makna Laa Ilaha Illallah (Al Asma’Wassifat)

“Tidak ada Tuhan selain Allah” merupakan makna kalimat “laa ilaaha

illallah” yang populer di kalangan kaum muslimin. Dalam hal ini, kata “ilah”

diartikan dengan kata “Tuhan”. Namun perlu diketahui bahwa kata “Tuhan”

dalam bahasa Indonesia memiliki dua makna.

Pertama, kata “Tuhan” yang identik dengan pencipta, pengatur,

penguasa alam semesta, pemberi rizki, yang menghidupkan, yang mematikan,

dan yang dapat memberikan manfaat atau mendatangkan madharat.

Kedua, kata “Tuhan” yang berarti sesembahan. Yaitu sesuatu yang

menjadi tujuan segala jenis aktivitas ibadah. Karena terdapat dua makna untuk

kata “Tuhan”, maka kalimat “Tidak ada Tuhan selain Allah” juga memiliki dua

pengertian. Pengertian pertama, “Tidak ada pencipta, pemberi rizki, dan

pengatur alam semesta selain Allah”. Pengertian kedua, “Tidak ada

sesembahan selain Allah”. Oleh karena itu, dalam pembahasan selanjutnya kita

akan meninjau apakah memaknai kalimat “laa ilaaha illallah” dengan kedua

Page 12: AIK I DAN III

pengertian tersebut sudah benar serta berdasarkan dalil-dalil dari Al Qur’an dan

As-Sunnah.

Bukti pertama,

Kaum musyrikin pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

pun mengakui bahwa Allah Ta’ala adalah satu-satunya Dzat Yang

Menciptakan, Memberi rizki, dan Mengatur alam semesta. Hal ini dapat kita

ketahui dari dalil berikut ini.

Allah Ta’ala berfirman

Yang artinya, “Katakanlah, ’Siapakah yang memberi rizki kepadamu

dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan

penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan

mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala

urusan?’ Maka mereka akan menjawab,’Allah’” (QS. Yunus [10]: 31).

Ayat di atas jelas menunjukkan bahwa kaum musyrikin pada zaman

dahulu (mengetahui dan) meyakini sifat-sifat rububiyyah Allah, yaitu bahwa

Allah-lah satu-satunya Dzat Yang Menciptakan, Dzat Yang Memberi rizki, dan

Dzat Yang Mengatur urusan alam semesta.

Namun, keyakinan seperti itu ternyata belum cukup untuk

memasukkan mereka ke dalam golongan orang-orang yang bertauhid.

Sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tetap memerangi

mereka, menghalalkan darah dan harta mereka meskipun mereka memiliki

keyakinan seperti itu.

Oleh karena itu, apabila kalimat “laa ilaaha illallah” diartikan dengan

“Tidak ada pencipta selain Allah”, “Tidak ada pemberi rizki selain Allah”, atau

Page 13: AIK I DAN III

“Tidak ada pengatur alam semesta selain Allah”, maka apa yang membedakan

antara orang-orang musyrik dan orang-orang Islam?!

Jika orang-orang musyrik itu masuk Islam dengan dituntut

mengucapkan kalimat “laa ilaaha illallah” dengan makna seperti itu, lantas apa

yang membedakan mereka ketika masih musyrik dan ketika sudah masuk

Islam.

Bukankah ketika mereka masih musyrik juga sudah mengakui bahwa

Allah-lah satu-satunya Dzat Yang Menciptakan, Dzat Yang Memberi rizki, dan

Dzat Yang Mengatur urusan alam semesta?!

Bukti kedua,

Konsekuensi dari makna tersebut berarti kaum musyrik pada zaman

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah orang musyrik. Demikian

pula, segala jenis perbuatan mereka yang menujukan ibadah kepada selain

Allah Ta’ala berarti bukan syirik.

Hal ini karena konsekuensi dari makna tersebut adalah seseorang tetap

disebut sebagai seorang muslim meskipun dia berdoa meminta kepada para

wali yang sudah mati, atau berdoa kepada Allah melalui perantaraan (tawassul)

orang-orang shalih yang sudah meninggal, atau menyembelih untuk jin

penunggu jembatan, selama mereka memiliki keyakinan bahwa Allah-lah satu-

satunya Dzat Yang Menciptakan, Memberi rizki, dan Mengatur alam semesta.

Maka sungguh, ini adalah kekeliruan yang sangat fatal. Karena

ternyata makna tersebut akan membuka berbagai macam pintu kesyirikan di

tengah-tengah kaum muslimin.

Page 14: AIK I DAN III

III. Kitab-kitab Allah SWT

A. Pengertian Kitab-kitab Allah SWT

Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah swt. yang disampaikan kepada

para rasul untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman

hidup. Ada pengertian kitab yang lain yaitu, Kitab Allah adalah catatan-catatan

yang difirmankan olehAllah kepada para nabi dan rasul. Kata kitab berasal

dari bahasa arab (kataba-yaktubu-kitabatan-kitaban) yang artinya tulisan, arti

kitab secara istilah adalah tulisan wahyu pada lembaran-lembaran yang

terkumpul menjadi satu bentuk buku.

B. Kitab-kitab Allah sebelum Al Qur’an

1. Pertama Kitab Taurat:

Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS berbahasa Ibrani.

Kitab Taurat atau Torah dalam bahasa Ibrani adalah lima kitab pertama

Tanakh atau Alkitab Perjanjian Lama. Kitab Taurat dalam bahasa Yunani

disebut Pentateukh.

Nama-nama Latin berasal dari Septuaginta. Kelima buku pertama ini

dianggap penting karena kelima buku ini memuat peraturan-peraturan yang

dipercayai ditulis oleh Musa.

Menurut tradisi kitab Taurat ditulis oleh nabi Musa, sedang

kematiannya yang tercatat pada Kitab Ulangan pasal 34 dituliskan oleh

penerusnya, Yosua.Contoh serupa adalah kitab Yeremia, yang pada

akhirnya di kitab tersebut dituliskan "sampai di sinilah perkataan-perkataan

Yeremia" (Yeremia 51:64) namun kitab tersebut masih dilanjutkan

Page 15: AIK I DAN III

(kebanyakan berisi sejarah dan kejadian yang terjadi setelah perkataan

Yeremia berakhir).

Kata Taurat sendiri sebenarnya berarti pengajaran oleh Allah. Kata ini

diterapkan kepada Kesepuluh Hukum (Dasa Titah), kemudian pada segala

hukum dan peraturan dari Tuhan.

Orang Samaria mengakui kelima kitab Taurat ini sebagai kitab suci

mereka, namun mereka menolak kitab-kitab lainnya yang terdapat di dalam

Perjanjian Lama.

2. Kedua Kitab Zabur:

Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS yang berbahasa Qibti.

Zabur (bahasa Arab: زبور) disamakan oleh sebagian ulama dengan Mazmur,

yang menurut Islam, adalah salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum

Al-Qur'an (selain Taurat dan Injil). Istilah zabur adalah persamaan dengan

istilah Ibrani zimra, bermaksud "lagu, musik." Ia, bersama dengan zamir

("lagu") dan mizmor ("mazmur" atau psalm), merupakan derivasi zamar,

artinya "nyanyi, nyannyikan pujian, buatkan musik."

Umat Muslim percaya bahwa zabur adalah kitab suci yang diturunkan

Allah kepada kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud

Zabur menurut hadits : Satu hadits dari sahih Bukhari, mengatakan:

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah bersabda, "Pembacaan Zabur

dimudahkan bagi Daud. Dia sering mengarahkan agar binatang

tunggangannya diletakkan pelana, dan mampu menghabiskan bacaan Zabur

sebelum pelana siap diletakkan. Dan dia tidak akan makan tetapi hasil dari

kerjanya sendiri."

Page 16: AIK I DAN III

3. Ketiga, Kitab Injil:

Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS berbahasa Suryani. Injil

(Yunani: ευαγγέλιον/euangelion - "kabar baik" atau "berita baik" atau

"berita suka cita") adalah istilah yang digunakan untuk menyebut keempat

kitab pertama dalam Alkitab Perjanjian Baru. Kitab-kitab tersebut adalah:

Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes. Kata injil sendiri

berasal dari bahasa Arab

Injil biasanya mengandung arti:

(1) Pemberitaan tentang aktivitas penyelamatan Allah di dalam Yesus dari

Nazaret atau berita yang disampaikan oleh Yesus dari Nazaret. Inilah

asal-usul penggunaan kata "Injil" menurut Perjanjian Baru (lihat Surat

Roma 1:1 atau Markus 1:1).

(2) Dalam pengertian yang lebih populer, kata ini merujuk kepada keempat

Injil kanonik (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) dan kadang-kadang

juga karya-karya lainnya yang non-kanonik (mis. Injil Tomas), yang

menyampaikan kisah kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus.

(3) Sejumlah sarjana modern menggunakan istilah "Injil" untuk menunjuk

kepada sebuah genre hipotetis dari sastra Kristen perdana (bdk. Peter

Stuhlmacher, ed., Das Evangelium und die Evangelien, Tübingen 1983,

juga dalam bahasa Inggris: The Gospel and the Gospels).

Kata "injil" dipergunakan oleh Paulus sebelum kitab-kitab Injil dari

kanon Perjanjian Baru ditulis, ketika ia mengingatkan orang-orang Kristen

di Korintus "kepada Injil yang aku beritakan kepadamu" (1 Korintus 15:1).

Melalui berita itu, Paul menegaskan, mereka diselamatkan, dan ia

Page 17: AIK I DAN III

menggambarkannya di dalam pengertian yang paling sederhana, sambil

menekankan penampakan Kristus setelah kebangkitan (15:3-8).

“Kitab suci injil yang saat ini dijadikan kitab suci oleh kaum nasrani /

kristen katolik & protestan sangat berbeda dengan injil yang diwahyukan

kepada nabi Isa AS semasa hidupnya untuk kaumnya. Oleh sebab itu datang

Alqur'an untuk menjadi penyempurna seluruh kitab suci yang pernah ada”

C. Al Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir

Kitab Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berbahasa

Arab. Al-Qur’an adalah wahyu Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad saw. Melalui Malaikat Jibril. Al-Qur'an (ejaan KBBI: Alquran,

dalam bahasa Arab آن adalah kitab suci agama Islam. Al-Qur'an merupakan (ُق�ْر�

puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusiauntuk

pegangan dan mengatur hidup dan kehidupan manusia dan membacanya

bernilai ibadah.

Ditinjau dari segi kebahasaan (etimologi), Al-Qur’an berasal dari

bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang".

Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang

artinya membaca.

Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat

Al-Qur'an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah:

“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaannya”.(75:17-75:18)

Page 18: AIK I DAN III

Perbedaan terbesar antara Kitab Taurat, Zabur dan Injil dengan Al-

Qur’an adalah, Al-Qur’an dalam kemurnian isinya dijaga oleh Allah swt.

sehingga banyak orang yang hafal Al-Qur’an dan Al-Qur’an tidak dapat

dimusnahkan atau di ganti isinya, karena Al-Qur’an adalah kitab terakhir

petunjuk bagi manusia, hingga akhir zaman.”

Beberapa alasan yang sangat mendasar dan rasional yang menjadikan

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup adalah:

1. Al-Qur’an bersifat wahyu.

(QS. An-Najm, 53:3) dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran)

menurut kemauan hawa nafsunya. (QS. An-Najm, 53:4) Ucapannya itu

tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

2. Al-Qur’an bersifat hak

(QS. Al-Maidah, 5:48 ) Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran

dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu

kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian (Maksudnya: Al

Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang

diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya) terhadap kitab-kitab yang lain

itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan

dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan

kebenaran yang telah datang kepadamu.

Untuk tiap-tiap umat diantara kamu (Maksudnya: umat Nabi Muhammad

s.a.w. dan umat-umat yang sebelumnya.) , Kami berikan aturan dan jalan

yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya

satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-

Page 19: AIK I DAN III

Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada

Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa

yang telah kamu perselisihkan itu,

3. Al-Qur’an bersifat universal

Ajaran Al-Qur’an dapat diterima oleh seluruh umat manusia yang berpikir

rasional.

4. Al-Qur’an bersifat fitrah

Al-Qur’an suci dari wujud dan isinya, sehingga setiap yang menyentuh Al-

Qur;an harus berwudhu terlebih dahulu.

D. Hikmah Iman Kepada Allah SWT

Ada beberapa pelajaran/hikmah yang dapat kita petik dari keimanan

kepada Allah melalui pemahaman terhadapt Asmaul Husna. Hikmah-hikmah

tersebut antara lain:

1. Keimanan kepada Allah harus ditunjukkan dengan melaksanakan perintah-

perintah-Nya. Bukan hanya sebuah pengakuan palsu dengan lisan.

2. Allah memiliki Asmaul Husna dan kita diperintah untuk berdoa dengannya,

maka pelajarilah 99 Asmaul Husna Allah dan berdo’alah dengannya.

3. Mendorong kepada kita agar dapat mewujudkan sifat-sifat mulia Allah

dalam perilaku kita sehari-hari.

4. Allah maha mulia (al-Kariim), maka jadilah khalifah Allah yang memiliki

keluhuran budi.

5. Allah maha memberi keamanan (al-Mu’miin), maka jadilah khalifah Allah

yang dapat memberikan keamanan untuk mahkluk lain.

Page 20: AIK I DAN III

6. Allah maha menolong (al-Wakiil), maka hiduplah dengan optimis karena

Allah akan menolong khalifahNya yang mengalami masalah dalam

tugasnya.

7. Allah maha kuat/kokoh (al-Matiin), maka jadilah khalifah Allah yang teguh

pendirian dalam menegakkan kebenaran dan kejujuran.

8. Allah maha mengumpulkan (al-Jamii’), maka bersiaplah untuk berkumpul

di padang mahsyar untuk mempertanggungjawabkan amanah Allah kepada

kita sebagai khalifah di muka bumi ini. Dan jadilah katalisator yang dapat

mewujudkan persatuan dan kesatuan ummat untuk terbentuknya satu

kesatuan sistem kehidupan yang harmonis.

9. Allah maha adil (al-’Adl), jadilah khalifah yang yakin bahwa Allah maha

tahu apa yang kita butuhkan, sehingga kita menjadi manusia yang siap

mendapat ujian syukur ataupun ujian sabar dari Allah.

10. Allah maha akhir (al-Akhir), jadilah khalifah yang siap bertanggungjawab

terhadap apa yang kita lakukan dalam rangka menjalani tugas sebagai

khalifah ini.

Page 21: AIK I DAN III

IV. Nabi dan Rasul

A. Pengertian Nabi dan Rasul

NABI Adalah: Manusia yg di pilih oleh ALLAH SWT untuk

menerima WAHYU.

RASUL Adalah: Manusia yg di pilih oleh ALLAH SWT untuk

menyampaikan/menyebarkan WAHYU ke Manusia, setelah ada NABI.

NABI otomatis menjadi RASUL, RASUL belum tentu NABI.

PERBEDAAN NABI DAN RASUL Adalah: NABI menerima

Wahyu, sedangkan RASUL tidak menerima WAHYU.

PERSAMAANNYA Adalah: Tugasnya sama-sama

menyampaikan/menyebarkan WAHYU ALLAH SWT.

B. Nama-nama Nabi dan Rasul

Dalam agama islam terdapat 25 nabi yang wajib diketahui dengan

Nabi Muhammad SAW sebagai nabi yang terakhir untuk seluruh umat

spanjang masa, yaitu :

1. Adam AS.

2. Idris AS.

3. Nuh AS.

4. Hud AS.

5. Soleh AS.

6. Ibrahim AS.

7. Luth AS.

8. Ismail AS.

9. Ishak AS.

Page 22: AIK I DAN III

10. Yakub AS.

11. Yusuf AS.

12. Ayub AS.

13. Sueb AS.

14. Musa AS.

15. Harun AS.

16. Zulkifli AS.

17. Daud AS.

18. Sulaiman AS.

19. Ilyas AS.

20. Ilyasa AS.

21. Yunus AS.

22. Zakaria AS.

23. Yahya AS.

24. Isa AS.

25. Muhammad SAW.

Dalam Islam terdapat 4 orang rosul yang wajib kita ketahui, yaitu antara lain :

1. Musa AS. (Kitab Suci Taurat)

2. Daud AS. (Kitab Suci Zabur)

3. Isa AS. (Kitab Suci Injil)

4. Muhammad SAW. (Kitab Suci Al-Qur'an)

C. Sifat-sifat Nabi dan Rasul

Para Nabi dan Rasul memiliki 4 sifat Wajib dan 4 sifat Mustahil, serta 1 sifat

Jaiz:

Page 23: AIK I DAN III

1. Shiddiq (benar), mustahil ia Kizib (dusta). Ertinya, Nabi dan Rasul bersifat

benar, baik dalam tutur kata maupun perbuatannya, yakni sesuai dengan

ajaran Allah SWT. “Dan Kami menganugerahkan kepada mereka

sebahagian rahmat Kami, dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik

lagi mulia”.(QS.19/Maryam:50).

2. Amanah (dapat dipercaya), mustahil Khianat (curang). Ertinya, para Nabi

dan Rasul itu bersifat jujur dalam menerima ajaran Allah SWT, serta

memelihara keutuhannya dan menyampaikannya kepada umat manusia

sesuai dengan kehendak-Nya. Mustahil mereka menyelewengkan atau

berbuat curang atas ajaran Allah SWT.

3. Fathonah (pandai/cerdas), mustahil Jahlun (bodoh). Ertinya, para Nabi dan

Rasul itu bijaksana dalam semua sikap, perkataan, dan perbuatannya atas

dasar kecerdasannya. Dengan demikian mustahil mereka dapat dipengaruhi

oleh orang lain.

4. Tabliq (Menyampaikan wahyu kepada umatnya), mustahil Kitman

(menyembunyikan wahyu). Artinya, para Nabi dan Rasul itu pasti

menyampaikan seluruh ajaran Allah SWT sekalipun mengakibatkan jiwanya

terancam. Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al-Kitab

dan orang-orang yang ummi (buta huruf), “Sudahkah kamu masuk Islam ?”.

Jika mereka telah masuk Islam, niscaya mereka mendapat petunjuk,

dan jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan (ayat-

ayat Allah). Dan Allah maha melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS.3/Ali

Imrom: 20). Satu sifat Jaiz para Nabi dan Rasul, yaitu Arodhul Basyariyah,

Page 24: AIK I DAN III

ertinya mereka juga memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia pada umumnya,

seperti ; makan, minum, tidur, sakit dan lain-lain sebagainya."

D. Tugas dan Mukjizat Para Rasul

Adapun tugas-tugas yang Allah berikan kepada para Rasul antara lain

sebagai berikut:

1. Menegakkan Kalimat tauhid (kalimat : Laa ilaaha illallaah)

2. Menyeru manusia untuk menyembah hanya kepada Allah.

3. Membawa Rahmat

4. Memberikan petunjuk kejalan yang benar.

5. Memberi peringatan kepada manusia

6. Memberi suri teladan yang baik.

Adapun mukjizat yang Allah berikan kepada para Rasul antara lain

sebagai berikut:

1. Mukjizat Nabi Adam: Nabi Adam diyakini sebagai manusia pertama yang

menginjakkan kaki di bumi. Sebagai pasangan Nabi Adam adalah Hawa

yang diciptakan dari tulang rusuk kiri Nabi Adam.

Mukjizat Nabi Ayub: Nabi Ayub dikenal seorang yang kaya raya dan sangat

dermawan. Namun kesejahteraan ini tidak membuatnya sombong, ini yang

mendorong iblis untuk menggodanya.

Allah pun menentang iblis sekiranya dia dapat meruntuhkan iman Nabi

Ayub. Ujian itu pun tiba, seluruh harta kekayaan yang dimiliki Nabi Ayub

habis terbakar, setelah itu Nabi Ayub terserang penyakit kulit hingga 80

tahun lamanya.

Page 25: AIK I DAN III

Namun dia dan istrinya yang setia, Rahmah, tetap bertawakal kapada Allah

SWT. Sampai akhirnya Allah berfirman agar Nabi Ayub menapakkan

kakinya ditanah. kemudian dari tanah tersebut keluar air yang dapat

menyembuhkan penyakit yang dideritanya selama 80 tahun.

2. Mukjizat Nabi Daud: Figur Nabi Daud memuncak saat dia berhasil

membunuh jalut, pemimpin kaum pemberontak palestina. Nabi Daud

kemudian menjadi seorang raja dan berlaku sangat adil.

Di masa kerajaan Nabi Daud tumbuh kuat dan masyarakat menjadi makmur.

Suatu saat Nabi Daud melarang para nelayan untuk tidak melaut di hari

sabtu, namun peringatan tersebut dilanggar, sehingga terjadi bencana gempa

yang menewaskan seluruh penduduk.

3. Mukjizat Nabi Dzulkifli: Sejarah menyebutkan bahwa Nabi Dzulkifli adalah

putra Nabi Ayub. Dikisahkan pula bahwa dia mewarisi sifat sabar ayahnya.

Suatu saat beliau ditunjuk menjadi seorang raja setelah dapat memenuhi

persyaratan yang diminta.

Yaitu calon pengganti haruslah seorang yang sanggup berpuasa di siang

hari, beribadah di malam hari, dan bukan seorang yang pemarah.

4. Mukjizat Nabi Harun: Nabi Harun disebut sebagai partner Nabi Musa. Dia

adalah sosok yang cakap berdakwah, pandai berdiplomasi, dan penuh

perhatian. Nabi Harun selalu mendampingi Nabi Musa dalam berdakwah,

hingga suatu saat Nabi Musa memutuskan untuk beruzlah dan menitipkan

pembinaan umatnya kepada Nabi Harun. Nabi Harun juga sempat berjuang

untuk memberantas penyembahan berhala yang dipimpin oleh Samiri, salah

seorang tukang sihir kerajaan Fir'aun.

Page 26: AIK I DAN III

5. Mukjizat Nabi Hud: Nabi Hud tergolong dalam kaum Ad yang terhormat.

kehidupan mereka serba maju dan berkecukupan, namun sayangnya mereka

selalu berfoya-foya dan tenggelam dalam kehidupan fana.

6. Nabi Hud mengingatkan mereka untuk bersyukur dan selalu memohon

kepada Allah SWT, namu mereka menolak. Akhirnya murka Allah datang

dengan menurunkan azab berupa badai gurun selama 7 hari 7 malam. Kaum

yang mendengarkan himbauan Nabi Hud selamat dengan berpindah ke kota

Hadramaut.

7. Mukjizat Nabi Ibrahim: Nabi Ibrahim dikenal sebagai bapak para Nabi. Dia

dihormati oleh pemeluk 3 agama, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Nabi

Ibrahim lah yang membangun Ka'bah di kota Mekkah.

Keyakinannya yang kuat terhadap Islam dimulai dari pencariannya akan

Tuhan, dia sangat tidak menerima orang-orang disekitarnya yang

menyembah berhala, sampai akhirnya dia dibakar hidup-hidup, namun

Allah SWT menurunkan mukjizatnya dengan menyelamatkan Nabi Ibrahim

dari kobaran api.

8. Mukjizat Nabi Idris: Nabi Idris diyakini Nabi pertama yang menulis dengan

pena, Masyarakat terdahulu mempercayai pula bahwa ia dibawa ke surga

tanpa mengalami kematian. Peristiwa itu terjadi ketika beliau berusia 82

tahun.

9. Mukjizat Nabi Ilyas: Nabi Ilyas tinggal di lembah sungai Yordan dimana

penduduknya menyembah berhala, Nabi Ilyas menyuruh kepada mereka

semua untuk meninggalkan berhala, namun mereka tidak mengindahkannya.

Bahkan menantang agar Tuhan yang disembah Nabi Ilyas menurunkan

Page 27: AIK I DAN III

bencana, dan akhirnya kekeringan melanda daerah tersebut. Setelah

beberapa tahun, Nabi Ilyas dapat meyakinkan kaum tersebut untuk

menyembah Allah SWT.

10. Mukjizat Nabi Ilyasa: Nabi Ilyasa merupakan kerabat dekat Nabi Ilyas.

Setelah Nabi Ilyas meninggal, beliau melanjutkan perjuangan Nabi Ilyas

untuk menghalau penyembahan berhala yang kembali merebak di lembah

sungai Yordan.

Namun kaum tersebut tidak mau mendengarkan sehingga terjadi bencana

kekeringan kembali melanda mereka.

11. Mukjizat Nabi Isa: Nabi Isa adalah putra dari Bunda Maryam yang

dilahirkan tanpa memiliki suami, Hal ini menimbulkan kontroversi dan

hujatan bertubi-tubi kepada Maryam.

Secara ajaib Nabi Isa yang saat itu masih bayi tiba-tiba berbicara dan

menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Bahwa penciptaan dirinya

diawalai dari kedatangan malaikat jibril kepada ibunya.

Nabi Isa juga memperlihatkan banyak mukjizat lainnya ketika ia tumbuh

dewasa, diantaranya membentuk seekor burung hidup dari sebuah tanah liat,

menghidupkan orang mati, menyembuhkan kebutaan dan mendatangkan

makanan yang semula tidak ada dan menjadi ada.

Penyelamatan Nabi Isa dari penyaliban juga merupakan salah satu bentuk

mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT.

12. Mukjizat Nabi Ishaq: Nabi Ishaq banyak menemani bapaknya yaitu Nabi

Ibrahim dalam berdakwah menyebarkan ajaran Islam.

Page 28: AIK I DAN III

13. Mukjizat Nabi Ismail: Nabi Ismail dan keluarganya merupakan orang-orang

yang terdahulu melaksanakan Haji. Suatu saat Nabi Ismail haus dan ibunya

bolak-balik dari bukit Safa-Marwah untuk mencari air, hingga akhirnya

keluar sebuah mata air zamzam.

Dalam perjalanan menuju tempat penyembelihan, Nabi Ismail digoda oleh

Syaitan agar membatalakan niatnya. Namun Nabi Ismail tidak goyah dan

melempar syaitan tersebut dengan batu. yang saat ini menjadi ritula ibadah

haji, yaitu lempar jumrah.

Seperti yang kita ketahui, saat akan disembelih jasad Nabi Ismail digantikan

oleh seekor kambing, yang akhirnya menjadi cikal bakal ibadah Idul Adha.

14. Mukjizat Nabi Luth: Perjuangan Nabi Luth adalah menyeru kaum sodom

untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu meninggalkan homoseksual,

kemudian menyembah Allah.

Pada akhirnya Allah SWT berfirman agar Nabi Luth segera meninggalkan

pemukimannya dan kemudian ia menurunkan azab yang pedih kepada kaum

tersebut.

15. Mukjizat Nabi Musa: Kisah pertarungan Nabi Musa dengan Fir'aun

merupakan salah satu kisah yang tersohor. Dikisahkan bahwa Fir'aun

merasa terancam dengan keberadaan Nabi Musa yang menyebarkan ajaran

untuk mengesahkan Allah.

Mereka bertarung dan Nabi Musa memenangkannya dengan bantuan

tongkatnya, kemudian ia dan kaumnya dikejar oleh pengikut Fir'aun. namun

mereka berhasil lolos dengan bantuan tongkat Nabi Musa yang dapat

membelah lautan.

Page 29: AIK I DAN III

16. Nabi Musa mendapat mukjizat kitab Taurat, yang dikenal dengan perjanjian

lama yang berisi ajaran pokok 10 perintah Allah SWT.

17. Mukjizat Nabi Nuh: Nabi Nuh menyebarkan ajaran untuk menyembah Allah

SWT. namun masyarakat menolak dan menganggapnya gila, Nabi Nuh

kemudian diberikan peringatan oleh Allah bahwa akan terjadi banjir besar

yang akan melanda daerahnya.

Oleh karena itu Nabi Nuh diperintahkan untuk membuat sebuah kapal,

masyarakat sekitar tetap tidak mengindahkan peringatan yang disampaikan

oleh Nabi Nuh. sehingga mereka akhirnya hanyut dalam banjir tersebut.

18. Mukjizat Nabi Shalih: Yang paling dikenal adalah unta betina yang keluar

dari batu setelah ia memukulkan telapak tangannya. Nabi Shalih meminta

kepada penduduk setempat untuk tidak mengganggu unta tersebut dan

susunya boleh diperah untuk memenuhi kebutuhan penduduk miskin.

Namun kaum yang tidak menyukainya berusaha membunuh unta itu dan

pada akhirnya mereka dijatuhi azab petir dan gempa.

19. Mukjizat Nabi Sulaiman: Salah satu keahlian Nabi Sulaiman yang paling

menonjol adalah kemampuannya berkomunikasi dengan binatang. Dia juga

merupakan raja yang sangat bijaksana, kekuasaannya bahkan mencakup

bangsa jin.

20. Mukjizat Nabi Syuaib: Nabi Syuaib menyebarkan ajaran Islam di daerah

Madyan, namun masyarakat Madyan menolak ajaran tersebut hingga

akhirnya Allah menurunkan azab berupa petir dan kilat yang

menghanguskan mereka.

Page 30: AIK I DAN III

21. Mukjizat Nabi Yahya: Nabi Yahya mengajarkan bahwa kebenaran harus

ditegakkan dengan resiko apapun. Pada riwayatnya dicontohkan saat ia

bersikeras melarang pernikahan antara seorang paman dengan

keponakannya sendiri.

22. Mukjizat Nabi Ya'qub: Nabi Ya'qub adalah kakek moyang para rasul

sebelum masa Nabi Muhammad. Sikap dan cara berpikirnya tentu

berpengaruh kepada para rasul keturunannya, serta kaum Yahudi dan

kemudian Nasrani penegak panji keesaan Allah sebelum era Nabi

Muhammad SAW.

23. Mukjizat Nabi Yunus: Nabi yunus berusaha menyebarkan ajaran Allah,

namun ia tidak mendapat sambutan baik dari masyarakat. Dalam

perjalanannya menjauhi daerah tersebut karena khawatir akan dibunuh,

kapal yang ia tumpangi diguncang topan dan diputuskan bahwa Nabi Yunus

akan dikorbankan untuk ditenggelamkan ke laut demi keselamatan

penumpang lainnya.

Namun mukjizat Allah tiba, Nabi Yunus dimakan oleh seekor ikan yang

kemungkinan adalah ikan paus, dan ditemukan masih hidup didalam perut

ikan paus tersebut.

24. Mukjizat Nabi Yusuf: Nabi Yusuf dikisahkan dalam riwayatnya sebagai

seorang pria yang sangat tampan dan sangat piawai dalam memimpin

negaranya. Sejak kecia dia mendapat mimpi yang tidak biasa dan ketika

besar dia dapat mentakwilkan mimpinya tersebut, sehingga dia sangat

dihormati oleh masyarakat sekitarnya.

Page 31: AIK I DAN III

25. Mukjizat Nabi Zakaria: Nabi Zakaria dan istrinya, Isya, membaktikan diri

untuk menjaga Baitul Maqdis - Rumah Ibadah peninggalan Nabi Sulaiman

di Yerusalem. Nabi Zakaria dikaruniai keturunan oleh Allah SWT di saat

usianya sudah cukup uzur, yaitu sekitar 100 tahun, anak tersebut adalah

Nabi Yahya.

26. Mukjizat Nabi Muhammad SAW: Nabi Muhammad SAW adalah Rasul

terakhir, sekaligus sebagai penutup para Rasul-Rasul sebelumnya. Dia lah

yang menyempurnakan ajaran-ajaran Islam.

E. Rasul-rasul yang Ulul ‘Azmi

Nabi yang mendapat julukan Ulul Azmi atau nabi/rasul yang memiliki

ketabahan yang luar biasa dalam menjalankan kenabiannya :

1. Nuh AS.

2. Ibrahim AS.

3. Musa AS.

4. Isa AS.

5. Muhammad SAW.

F. Muhammad Rasulullah Sebagai Nabi Terakhir

Rosul/Nabi yaitu manusia yang dipilih Tuhan untuk menerima wahyu-

Nya guna di sampaikan kepada umatnya. Di bawah adalah dalil Nabi

Muhammad Nabi dan Rasul terakhir dan tidak ada Nabi sesudahnya. Sehingga,

tidak ada alasan yang membenarkan orang-orang yang mengaku sebagai Nabi

dan Rasul Baru setelah Nabi Muhammad saw, maupun dan argumen kelompok

Ahmadiyah yang menodai agama Islam dengan menyatakan Mirza Ghulam

Ahmad sebagai Nabi. Q.S. Al Ahzab (33) ayat 40:

Page 32: AIK I DAN III

40. Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara

kamu[1223]., tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha

mengetahui segala sesuatu.

Ayat tersebut menjelaskan hakikatnya Muhammad bin Abdillah bin

Abdil Muthallib dengan tiga ciri:

1. Muhammad bukanlah bapak perseorangan. Bermakna beliau merupakan

bapak dunia, bapak seluruh orang. Bukan bapak bangsa Arab, terlebih

bapaknya orang Timur Tengah.

2. Muhammad adalah Rasulullah (utusan Allah) yang ditugaskan untuk

menyampaikan risalahNya. Hal ini untuk men-counter prasangka di antara

orang Arab (waktu itu) yang menganggap beliau seorang ahli sya'ir, bahkan

lebih buruk memandang beliau sebagai tukang sihir.

3. Muhammad adalah Nabi terakhir yang diutus Allah. Di antara sekian

banyak ayat Al-Qur'an, hanya satu ayat di atas (QS. Al-Ahzab [33] : 40)

yang menjelaskan bahwa Muhammad merupakan Nabi terakhir. Ini

menunjukkan kekhususan Nabi Muhammad SAW, yang tidak ada lagi Nabi

sesudah beliau.

Jika seribu pertanyaan mengalir mempertanyakan; "Kenapa" Allah

menjadikan Muhammad sebagai bapak dunia, "Kenapa" Allah mengutus

Muhammad sebagai Rasul, dan "Kenapa" Allah menjadikan Muhammad

sebagai Nabi terakhir. Tentu pertanyaan-pertanyaan seperti itu tidak akan ada

habisnya. Otak dan pengetahuan manusia terbatas dan tidak akan sampai untuk

memahami segala pertanyaan itu. Cukup mengimani apa yang diwahyukan

Page 33: AIK I DAN III

Allah. Oleh karenanya, di akhir ayat tersebut Allah menutup dengan, "Dan

adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Ahli bahasa memberikan makna terhadap kalimat "khatama" dengan

Al-Istitsaqu wal man'u (Lihat Lisanul 'Arab Bab Kha), artinya memastikan dan

menolak sesuatu. Dengan demikian, Al-Qur'an menyebutkan Muhammad

sebagai "khatamanabiyin", artinya pasti dan tidak ragu bahwa Muhammad

sebagai Nabi terakhir dan menolak orang yang mengaku Nabi di kemudian

hari.

Para mufasir mengartikan khatamanabiyin dengan tiga tafsiran;

Pertama, Khatamanubuwata, artinya Allah telah menutup kenabian. Kedua,

Allah menyempurnakan kenabian dan Rasul sejak awal sampai akhir dan

disempurnakan dengan ditutupnya oleh Muhammad Rasulullah SAW. Ketiga,

Muhammad paling akhir di antara para Nabi Allah yang diutus.

Ibnu Abbas, sahabat sekaligus ahli tafsir terkemuka di zaman Nabi

mengomentari ayat di atas, "Seolah-olah Allah berkehendak dengan

firmanNya, kalaulah Allah tidak menutup nabi-nabi dengan kenabian

Muhammad, seolah Allah berfirman, pasti Aku jadikan seorang Nabi di antara

anaknya. Tapi Allah Maha Mengetahui terhadap segala sesuatu. Kenapa tidak

menjadikan salah satu anak Muhammad sebagai Nabi dan Rasul karena

memang Allah berkehendak Muhammad sebagai Nabi terakhir."

Salah satu logika yang digunakan Ibnu Abbas adalah bukti sejarah

yang menunjukkan bahwa tiga putra beliau; dua dari khadijah, pertama, Qasim,

sehingga beliau SAW dipanggil Abul Qasim, lahir sebelum beliau diangkat

menjadi Nabi dan meninggal dalam usia 2 tahun. Kedua, Abdullah yang

Page 34: AIK I DAN III

dijuluki Ath-Thayyib dan Ath-Thahir karena ia dilahirkan dalam Islam

meninggal dunia setelah lahir beberapa hari. Ketiga, putra dari Mariah Qibtiyah

bernama Ibrahim meninggal dalam usia 16-18 bulan (Al-Wafa, halaman 536-

537). Kalaulah putra beliau SAW, hidup sampai dewasa, tidak mustahil di

kemudian hari orang akan mendewakan salah satunya dan mengangkatnya

sebagai Nabi. Tapi Allah mentakdirkan tidak menjadikan seorang pun hidup

sampai dewasa.

Ada yang berargumen bahwa Nabi Muhammad hanya Nabi terakhir.

Bukan Rasul terakhir. Namun hadits di bawah menunjukkan bahwa Nabi

Muhammad bukan hanya Nabi terakhir, tapi juga Rasul terakhir:

Rasulullah SAW menegaskan: "Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai

pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku". (Tirmidhi,

Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas

bin Malik).

G. Hikmah Iman Kepada Nabi Dan Rasul

Pentingnya orang Islam beriman kepada Rasul-rasul Allah Swt. bukan

tanpa alasan. Di samping karena diperintahkan oleh Allah Swt., juga banyak

manfaat dan hikmah yang dapat diambil dari beriman kepada rasul. Terdapat

25 Rasul yang wajib kita ketahui diantara 124.000 nabi yang ada. Di antara

manfaat dan hikmah beriman kepada Rasul-rasul Allah Swt. adalah sebagai

berikut.

1. Makin menyempurnakan imannya.

2. Terdorong untuk menjadikan contoh dalam hidupnya.

3. Terdorong untuk melakukan perilaku sosial yang baik.

Page 35: AIK I DAN III

4. Memiliki teladan dalam hidupnya.

Firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Ahzab/33: 21 yang Artinya : “Sungguh,

telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)

bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

dan yang banyak mengingat Allah”.

5. Mencintai para rasul dengan cara mengikuti dan mengamalkan ajarannya.

Firman Allah Swt. dalam Q.S. Ali Imran/3: 31 yang Artinya : “Katakanlah

(Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah

mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun,

Maha Penyayang.”

6. Mengetahui hakikat dirinya bahwa ia diciptakan Allah Swt. untuk mengabdi

kepada-Nya.

Firman Allah Swt. dalam Al-Quran (Q.S. az-Zariyat/51: 56) yang

Artinya :“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka

beribadah kepada-Ku.”

Page 36: AIK I DAN III

V. Pengertian Hari Akhir

A. Proses dan Peristiwa Hari Akhir

Hari kiamat adalah hari akhir kehidupan seluruh manusia dan

makhluk hidup di duniayang harus kita percayai kebenaran adanya yang

menjadi jembatan untuk menuju ke kehidupan selanjutnya di akhirat yang

kekal dan abadi. Iman kepada hari kiamat adalah rukum iman yangke-lima.

Hari kiamat diawali dengan tiupan terompet sangkakala oleh malaikat

isrofil untuk menghancurkan bumi beserta seluruh isinya.Hari kiamat tidak

dapat diprediksi kapan akan datangnya karena merupakan rahasia AllahSWT

yang tidak diketahui siapa pun. Namun dengan demikian kita masih bisa

mengetahui kapandatangnya hari kiamat dengan melihat tanda-tanda yang

diberikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Orang yang beriman kepada Allah SWT dan banyak berbuat kebaikan

akan menerima imbalansurga yang penuh kenikmatan, sedangkan bagi orang-

orang kafir dan penjahat akan masuk neraka yang sangat pedih untuk disiksa.

Adapun proses dan peristiwa hari akhir adalah sebagai berikut:

1. Nafkhotan : yakni peniupan 2 kali sangkakala,oleh malaikat israfil.tiupan

pertama,semua makhluk dimatikan oleh Allah SWT,dan yg kedua

dihidupkan kembali Oleh Allah SWT.selisih waktunya 40 puluh (entah

hari ,bulan atau tahun)

2. Ba’ats : hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur untuk

mempertanggungjawabkan amal perbuatannya

3. Hasyar : hari dikumpulkan nya manusia dipadang mahsyar untuk

diadili,semua manusia pada saat itu sangat payah,karena matahari di

Page 37: AIK I DAN III

dekatkan kepada manusia,dan manusia dibanjiri keringat,namun Allah akan

memberi pertolongan kepada 7 golongan,yang sudah dijelaskan di episode

sebelumnya.

4. Syafaat Udma : pertolongan oleh Nabi Muhammad SAW,untuk

menyelamatkan orang yg ahli surga,agar segera dimasukan ke tempat penuh

kelezatan,dan diringankan dosanya

5. Hisab : perhitungan amal baik dan buruk pada saat didunia,semua bibir

terkunci,hanya anggota tubuh yg berasaksi

6. Mizan : penimbangan amal dan dosa

7. Ita-ul kitab : pemberian buku catatan amal manusia

8. Haudl (telaga) : setiapa nabi memiliki telaga untuk memberi minum

umatnya,hanya ahli surga saja yg diizinkan

9. Shirotol mustagim : jembatan membentang diatas neraka,permukaan titian

nya sangat tipis dan tajam,dan lebih tipis dari rambut,untuk melewati

jembatan ini,sesuai dengan amal kita, ada yg melewati dengan secepat

kilat,angin,terbang,berlari,dll

10. Surge dan neraka : surga penuh dengan rahmat,sedangkan neraka penuh

dengan siksa,

B. Hikmah Iman Kepada Hari Akhir

Keyakinan kepada hari akhirat akan memberikan beberapa hikmah

kepada orang yang mengimaninya, sebagai berikut :

1. Tidak akan meniru pola hidup orang kafir (yang tidak beriman).

"Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir

bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian

Page 38: AIK I DAN III

tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang

seburuk-buruknya." (QS 3:196-197)

Allah SWT telah memperingatkan kita supaya tidak terpedaya dan ikut-

ikutan gaya hidup orang kafir, yang penuh dengan kebebasan (foya-foya,

dugem, mabok, free sex, dll). Itu adalah kesenangan sementara saja, selama

hidup didunia. Tetapi akibatnya ditanggung selama-lamanya didalam

neraka jahanam. Naudzubillahi min dzaalik.

2. Selalu beramal sholeh dan meningkatkan ketakwaan.

Orang yang beriman dengan adanya hari akhir yakin dan mengharap akan

bertemu dengan Allah, oleh karena itu dia akan selalu berusaha beramal

sholeh dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Sehingga ketika

menemui-Nya dalam keadaan siap.

"... Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah

kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan

berilah kabar gembira orang-orang yang beriman." (QS 2:223)

"... Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka

hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia

mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya". (QS

18:110)

3. Selalu berbuat baik dan benar.

Orang yang beriman kepada hari akhir akan selalu berbuat baik dan benar

dalam hidupnya.

"Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat

menggantikan seseorang lain sedikit pun dan tidak akan diterima suatu

Page 39: AIK I DAN III

tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafaat

kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong." (QS 2:123)

Mengapa harus baik dan benar? Karena perbuatan baik belum tentu benar,

tetapi perbuatan benar sudah pasti baik. Misalnya, perbuatan menolong

orang adalah baik, tetapi belum tentu benar. Menolong orang dalam rangka

apa? Apakah menolong dalam rangka kebaikan dan takwa, atau dalam

rangka dosa. Menolong orang berbuat dosa atau jahat adalah tidak benar

dan tidak dibenarkan dalam Islam.

"... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat

siksa-Nya." (QS 5:2)

Bukan hanya harus melakukan perbuatan baik dan benar, perkataan pun

harus baik dan benar, sebagaimana sabda Rasulullah saw:

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berhata

benar atau diam." (HR Bukhari dan Muslim)

4. Mau berjihad dijalan Allah dengan jiwa dan harta.

Berjihad bagi orang yang beriman kepada hari akhir adalah sebuah

kemestian, karena jihad dengan jiwa dan harta merupakan jual beli seorang

mukmin dengan Allah, serta merupakan pembenaran atas keimanannya.

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan

harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang

pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi)

janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan

Page 40: AIK I DAN III

siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka

bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah

kemenangan yang besar." (QS 9:111)

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang

beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu

dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah,

mereka itulah orang-orang yang benar." (QS 49:15)

5. Tidak bakhil (kikir) dalam berinfaq.

Ketika seseorang beriman kepada hari akhir, ia akan selalu berinfak dijalan

Allah dengan tidak kikir. Karena ia tahu akibat kikir terhadap hartanya itu

dikemudian hari, serta ia tahu pahala yang berlipat ganda yang diterimanya

bila ia berinfak dijalan Allah SWT.

"Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah

berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu

baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka.

Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di

hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit

dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS 3:180)

"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan

harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat

mengekalkannya, sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan

dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?

(yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar)

Page 41: AIK I DAN III

sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang

"mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang." (QS 104:1-9)

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang

menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih

yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah

melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah

Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. Orang-orang yang

menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi

apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan

dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala

di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak

(pula) mereka bersedih hati." (QS 2:261-262)

6. Memiliki kesabaran dalam kebenaran dan ketika tertimpa musibah.

Ketika keimanan kepada hari akhir tertanam dalam hati, maka orang itu

akan selalu sabar dalam kebaikan dan dalam keadaan apapun. Meskipun

musibah menimpa dirinya, ia akan tetap sabar bahkan meningkatkan

kesabarannya.

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah

kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan

bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung." (QS 3:200)

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit

ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan

berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-

Page 42: AIK I DAN III

orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi

wa innaa ilaihi raaji`uun." (QS 2:155-156)

7. Ia tahu bahwa dunia ini hanya sementara, semua akan mati. Penderitaan

didunia hanyalah sementara, segala sesuatu akan disempurnakan diakhirat

nanti, sebagaimana firman Allah SWT:

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari

kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari

neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.

Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang

memperdayakan." (QS 3:185)

Page 43: AIK I DAN III

VI. Qadha dan Qadar

A. Pengertian Qadha dan Qadar

Menurut bahasa qadha memiliki beberapa arti yaitu hukum, ketetapan,

perintah, kehendak, pemberitahuan, dan penciptaan. Sedangkan menurut

istilah, qadha adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak zaman

azali tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai

dengan iradah (kehendak-Nya), meliputi baik dan buruk, hidup dan mati, dan

seterusnya.

Menurut bahasa, qadar berarti kepastian, peraturan, dan ukuran.

Sedangkan menurut istilah, qadar adalah perwujudan ketetapan (qadha)

terhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya yang telah ada

sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya. Qadar disebut juga dengan takdir

Allah SWT yang berlaku bagi semua makhluk hidup, baik yang telah, sedang,

maupun akan terjadi.

B. Beberapa Tingkatan Takdir

1. Tingkatan Pertama

Beriman bahwa Allah Ta’ala mengetahui apa yang dikerjakan oleh seluruh

makhluk, dengan ilmu-Nya yang azali dan abadi. Allah telah mengetahui

segala keadaan mereka, yang berupa ketaatan, rezki, maupun ajal. Dia

mengetahui apa yang telah dan akan terjadi, apa yang tidak terjadi bila ia

terjadi, serta bagaimana ia terjadi. Allah Ta’ala berfirman,

“Dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.”

(Ath-Thalaq: 12)

“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al-’Ankabut:62)

Page 44: AIK I DAN III

2. Tingkatan Kedua

Penulisan segala sesuatu oleh Allah di dalam Lauh Mahfuzh, baik yang

kecil maupun yang besar, baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi.

Allah Ta’ala berfirman,

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada

dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)

sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah

mudah bagi Allah.” (Al-Hadid: 22)

“Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata.”

(Yasin: 12)

3. Tingkatan Ketiga

Kehendak Allah yang berlaku, yang tidak bisa ditolak dan kekuasaan-Nya

yang tidak bisa dihindarkan oleh suatu apapun. Seluruh peristiwa terjadi

dengan kehendak dan kekuasaan Allah. Adapun yang Dia kehendaki,

niscaya terjadi dan apapun yang tidak Dia kehendaki, niscaya tidak terjadi.

Allah berfirman,

“Dan kamu tidak dapat menghendaki, kecuali apabila dikehendaki oleh

Allah, Rabb semesta alam.” (At-Takwir: 29)

4. Tingkatan Keempat

Mencipta adalah wewenang Allah Ta’ala. Dialah Khaliq (pencipta),

sedangkan selain-Nya adalah makhluk yang diciptakan-Nya. Allah Ta’ala

berfirman,

“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.”

(Az-Zumar: 62)

Page 45: AIK I DAN III

“Adakah sesuatu pencipta selain Allah?” (Fathir: 3)

Allah-lah yang menciptakan segala sesuatu yang telah terjadi, bersamaan

dengan itu Dia memerintahkan para hamba untuk mentaati-Nya dan

mentaati Rasul-Nya serta melarang mereka dari kemaksiatan terhadap-Nya.

Dia mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan dan orang-orang yang

berbuat adil serta meridhai orang-orang yang beriman dan beramal shalih.

Dia tidak mencintai orang-orang kafir dan tidak meridhai kaum yang fasik.

Dia tidak memerintahkan perbuatan keji, tidak meridhai kekafiran bagi

hamba-hamba-Nya, dan tidak mencintai kerusakan. Dia Maha Bijaksana

lagi Maha Mengetahui.

Ada sebagian ulama yang memadukan keempat tingkatan takdir ini dalam

satu bait sya’ir sebagai berikut:

(Taqdir) adalah ilmu, penulisan dan kehendak Maula kita Begitu juga

penciptaan-Nya, yaitu pengadaan dan pembentukannya

Lebih dalam lagi mengenai takdir, penulis Syarh Aqidah Al-Wasithiyah

menerangkan tentang iman kepada penulisan takdir seperti takdir yang

meliputi seluruh makhluk, penulisan perjanjian (ketika di alam rahim),

penulisan rezki, penulisan penetapan tahunan dan penulisan penetapan

harian. Selain itu juga, menjelaskan secara ringkas sebagian jenis qalam

(pena) alat penulis takdir itu.

C. Manusia dan Takdir

Manusia terdiri dari dua unsur yaitu tubuh manusia yang bersifat

materi yang berasal dari tanah,sedangkan roh manusia berasal dari subtansi

imateri.Yang dimana allah sebagai subjek dan manusia sebagai objek.

Page 46: AIK I DAN III

Takdir mengandung arti dari segi bahasa adalah ukuran, ketentuan,

kemampuan, dan kepastian.Seolah kita dikuasai oleh takdir tanpa mampu

mengubahnya dan tanpa ada pilihan sehingga takdir di namai ketentuan Tuhan

Yang Maha Esa.

D. Hikmah Iman Kepada Takdir

1. Dapat mendorong manusia untuk mengadakan penelitian

2. Mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dengan bersungguh-

sungguh

3. Mendorong manusia untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

4. Mendorong manusia untuk menanamkan sifat tawakal

5. Mendorong manusia mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup