adopsi teknologi dan analisis finansial pada pengolahan minuman ringan dan sirup air kelapa di...
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Adopsi Teknologi Dan Analisis Finansial Pada Pengolahan Minuman Ringan Dan Sirup Air Kelapa Di Kabupaten Min
1/7
Buletin Palma No. 38, Juni 2010
Diterima19 Maret 2010/ Direvisi 6 April 2010 / Disetujui 20 Mei 2010
17
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sarani Matani dan Desa Ranowangko, KecamatanTombariri, Desa Pineleng Dua dan Desa Kali, Kecamatan Pineleng Kabupaten MinahasaProvinsi Sulawesi Utara pada bulan September Oktober 2008. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah metode deskriptif survei normatif dan pelatihan langsung pada petanicontoh. Penentuan petani contoh secara random sampling, dan tiap desa diambil 30 petani.Hasil analisis finansial pengolahan minuman ringan dan sirup air k elapa a dalah layak, ditandainilai BCR lebih besar satu. Tingkat adosi petani terhadap teknologi pengolahan minuman ringandan sirup air kelapa adalah rendah (0 59,99%) sebanyak 34 petani (28,33%), adopsi sedang(60 79,99%) sebanyak 71 petani (59,16%), dan adopsi tinggi (80 100%) sebanyak 15 petani(12,50%).
The research was conducted in the Village Ranowangko and village Sarani Matani TombaririDistrict, and Village Pineleng Two and village Kali District Pineleng Minahasa District of NorthSulawesi Province in September - October 2008. The method used in this research wasdescriptive and normative survey directly applied o the farmer. Determination of sampledfarmers by random sampling, and each village was taken 30 farmers. Results showed thatfinancial analysis and processing of soft drink syrup coconut water was feasible, as indicated byhe higher value of BCR. Adop ion level by the farmers to the processing technology of soft
drinks and syrups coconut water is low (0 - 59.99%) for 34 farmers (28.33%), moderate (60 to79.99%) for 71 farmers (59.16% ), and high (80-100%) for 15 farmers (12.50%).
Pada umumnya industri perkela-paan di Sulawesi Utara, baik skala pabrik
maupun skala rumah tangga, masihterbatas dalam bentuk pengolahandaging buah, yang dianggap sebagaibagian terpenting, seperti pengolahan
Adopsi Teknologi dan Analisis Finansial pada Pengolahan MinumanRingan dan Sirup Air Kelapa di Kabupaten Minahasa
DANIEL J. TORAR
BalaiPenelitianTanamanKelapadanPalmaLain,Manado
JalanRayaMapanget,KotakPos1004Manado95001
ABSTRAK
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Kata kunci: Pengolahan air kelapa, adopsi teknologi, analisis finansial.
Keywords: Coconut water processing, technology adoption, financial analysis.
Adopt ion of Technology and Financial Ana ly sis from in t he Processing
of Soft Dri nk and Syr up Deri ved Coconut Wat er in M inahasa Regency
-
7/23/2019 Adopsi Teknologi Dan Analisis Finansial Pada Pengolahan Minuman Ringan Dan Sirup Air Kelapa Di Kabupaten Min
2/7
Daniel J. Torar
Adopsi Teknologi dan Analisis Finansial pada Pengolahan Minuman Ringan dan Sirup Air Kelapa di Kabupaten Minahasa18
kopra, minyak kelapa, ,sedangkan hasil ikutan air kelapa yangcukup besar dari industri tersebut ter-buang percuma dan dianggap limbah
yang kurang bernilai.Dilaporkan bahwa dari setiap 1000
butir kelapa rata-rata mengandung 140liter air kelapa. Ini berarti bahwa suatupabrik yang berkapasitas 800.000 butirkelapa sehari akan menghasilkan 112.000liter air kelapa (Rumokoi, 1990). Airkelapa yang terbuang ini jika tidak di-manfaatkan akan menjadi sumber polusibagi lingkungan sekitar industri peng-olahan. Air kelapa mengandung zat-zatgizi seperti karbohidrat, protein, vitamin,
lemak, mineral dan mempunyai rasayang enak sehingga berpotensi untukdiolah menjadi minuman ringan dansirup, untuk memenuhi kebutuhan akanminuman ringan yang terus meningkat(Bazon dan Velasco, 1982).
Komposisi kimia air kelapa ter-gantung pada tingkat kematangan buah.Pada umur 7 8 bulan, air kelapa mem-punyai kombinasi rasa manis dan asamyang khas sehingga disukai sebagaiminuman segar. Komposisi air buah ke-
lapa matang sebagai berikut: karbohi-drat air kelapa terdiri atas glukosa(0,75%), fruktosa (0,20%), sukrosa(1,08%), sorbitol (1,94%) dan inositol(Grimwood, 1975).
Berdasarkan sifat fisik dan kimia,air kelapa berpotensi untuk diolahmenjadi minuman ringan dan sirup.Pembuatan minuman ringan padadasarnya terdiri atas tahap penyiapanbahan baku, penyaringan, pemanasan,pembotolan, , karbonasi danpasteurisasi. Untuk memperoleh minum-
an ringan yang tahan simpan perludilakukan perlakuan pemberian kar-bonat dan pemanasan bahan baku(Rumokoi dan Kembuan, 1996), sedang-
kan pembuatan sirup, air kelapa dimasakbersama gula dengan perbandinganyang sama.
Minuman ringan dan sirup dari air
kelapa, dapat merupakan suatu usahapengembangan produk. Pendayagunaanair kelapa, selain menghasilkan produk-produk komersial, juga akan menunjangpeningkatan efisiensi pemanfaatan bahanbaku dan nilai tambah komoditas kelapa.
Penggunaan buah kelapa dalamindustri umumnya masih terbatas padapengolahan produk konvensional, sepertiminyak goreng dan bungkil kelapa.Bagian lain buah berupa air, sabut dantempurung relatif kurang dimanfaatkan.
Keadaan yang demikian ini kurangmendukung peningkatan pendapatanpetani serta pengembangan usaha jasalainnya (Lay , 1992).
Umumnya konsumen domestikmenyukai minuman ringan dan sirupyang mempunyai rasa dan flavour yangkhas. Oleh sebab itu maka dalam peng-olahan minuman ringan dan sirupdengan dasar air kelapa akan mengikutiwarna dan rasa yang sesuai denganpreferensi konsumen. Untuk kombinasi
rasa, dapat dimanfaatkan beberapa jenissari buah-buahan dan vanili yang siappakai.
Tujuan penelitian ini adalah untukmeningkatkan produktivitas produkminuman ringan dan sirup dari airkelapa, untuk mempercepat penyerapanhasil riset IPTEK pengolahan minumanringan dan sirup dari air kelapa kedalamusaha komersialial oleh petani ataupelaku usaha.
Penelitian ini dilaksanaan di DesaSarani Matani dan Desa Ranowangko(Kecamatan Tombariri), Desa Kali dan
desiccated coconut
exhausting
et al.
BAHAN DAN METODE
-
7/23/2019 Adopsi Teknologi Dan Analisis Finansial Pada Pengolahan Minuman Ringan Dan Sirup Air Kelapa Di Kabupaten Min
3/7
Adopsi Teknologi dan Analisis Finansial pada Pengolahan Minuman Ringan dan Sirup Air Kelapa di Kabupaten Minahasa
Buletin Palma No. 38, Juni 2010 19
Desa Pineleng Dua (Kecamatan Pineleng),Kabupaten Minahasa, pada bulan Sep-tember sampai dengan Oktober 2008.Pengumpulan data tingkat petani dilaku-
kan dengan metode deskriptif (Patton,1982). Responden diambil secara acak,yaitu petani non anggota kelompok tanidan pada setiap desa diambil sebanyak30 petani. Data primer diperoleh dariwawancara dengan petani responden,menggunakan daftar pertanyaan ter-struktur. Data yang dikumpulkan meli-puti: karakterisasi petani, penerapanteknologi pengolahan minuman ringan dansirup, dan adopsi teknologi pengolahanminuman ringan dan sirup.
Alat dan bahan yang digunakanadalah : kompor, minyak tanah, botol,ember, saringan, sendok kayu, kain sa-ringan, air kelapa, gula pasir, asam sitrat,natrium benzoat, esense, dan pewarna.
Metode pengukuran tingkat adopsidilakukan dengan teknik tertimbang(Kasdono, 1996), menggunakan rumussebagai berikut :
NF x NB TA = ------------------ NM
Nilai maksimum ditentukan ber-dasarkan faktor kritis yang selama iniditerapkan dalam pembinaan. MenurutAzwar, 2000 tingkat adopsi secara kese-luruhan diklasifikasikan sebagai berikut :
(1) adopsi rendah;nilai 0 - 59,99%, (2) adopsisedang; nilai 60 - 79,99%, dan (3) adopsitinggi; nilai 80 - 100%.
Analisis finansial pengunaan tek-nologi pengolahan minuman ringan dansirup air kelapa, menggunakan analisis
(BCR).
Rata-rata umur petani contoh DesaSarani Matani 40 tahun, Desa Ranowangko38 tahun, Desa Kali 42 tahun dan DesaPineleng Dua 44 tahun. Tingkat pen-didikan formal yang telah dicapai petanicontoh, yaitu mencapai tingkat pen-didikan lulus Sekolah Menengah Per-
tama. Jumlah anggota keluarga petanicontoh adalah 4 5 jiwa (Tabel 1).
Luas lahan kelapa yang digarappetani contoh, berkisar 1,75 - 2,50 ha, luaslahan untuk usahatani berkisar 0,50 0,85 ha, jumlah tanaman kelapa petanicontoh berkisar 190 240 pohon.
Petani contoh di empat kecamatansangat kurang pengetahuan dan kete-rampilan dalam hal pengolahan mi-numan ringan dan sirup dari air kelapa,sehingga dilakukan pelatihan peng-
olahan minuman ringan dan sirup padapetani contoh tersebut secara berkelom-pok dan kemudian para petani tersebutmempraktekkan secara perorangan.
Teknologi yang digunakan sebagaivariabel pengukur adalah teknologi ba-han baku, bahan kimia, teknologi pema-nasan, teknologi pembotolan/kemasan,teknologi pemasaran. Setiap variabeltersebut ditentukan nilai faktor, nilai
bobot, nilai maksimum dan sehinggadiperoleh nilai tertimbang, dan tingkatadopsi pengolahan minuman ringan dansirup air kelapa (Tabel 2).
Keterangan :TA = Tingkat AdopsiNF = Nilai faktor yaitu nilai yang diperoleh
dilapangan.NB = Nilai bobot yaitu nilai dari variabel yang
diukur.NM = Nilai maksimum yitu nilai dari setiap
kegiatan.
Benefit Cost Ratio
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Petani
Adopsi teknologi
-
7/23/2019 Adopsi Teknologi Dan Analisis Finansial Pada Pengolahan Minuman Ringan Dan Sirup Air Kelapa Di Kabupaten Min
4/7
Daniel J. Torar
Description Unit
AgeEducation
Member of familyArea of coconut
Area of another landAmount of coconut
Activity of technology
Factor value Weightvalue Maximum
value
Number ofarmer
Tall water coconut age 12 monthClean and sterile
Appropriate
Enaough
Not propriateKimia matter
AdviceAppropriate
Enaough
Not propriate
Heater I
exhausing
AppropriateEnaough
Not propriate
Appropriate
Enaough
Not propriateMarketing system
Appropriate
Enaough
Not propriate
Adopsi Teknologi dan Analisis Finansial pada Pengolahan Minuman Ringan dan Sirup Air Kelapa di Kabupaten Minahasa
Uraian Satuan Rata-rata per petaniSaraniMatani
Ranowangko Kali Pineleng Dua
Umur/ Tahun 40 38 42 44Pendidikan/ Tahun 10 9 9 10
Anggota keluarga/ Jiwa 5 4 5 4Luas lahan kelapa/ Ha 2,5 2,25 1,75 2,10Luas lahan lain/ Ha 0,50 0,75 0,60 0,85Jumlah tanaman kelapa/ Pohon 240 210 190 205
No.Kegiatan teknologi
Nilai factor Nilai bobot NilaiMaksimu
Nilaitertimbang
Jumlah petani
1 Bahan Baku/Basic of material - - 25 - -- Air kelapa Dalam (umur 12bulan)
- Bersih dan steril/a. Sesuai/ 3 3 - 0,24 15(12,50)
b. Cukup sesuai/ 2 2 - 0,16 71(59.16)
c. Tidak sesuai/ 1 1 - 0,04 34(28,33)2 Bahan Kimia/ - - 10 - -
- Sesuai anjuran/a. Sesuai/ 3 3 - 0,90 15(12,50)
b. Cukup sesuai/ 2 2 - 0,40 71(59,16)
c. Tidak sesuai/ 1 1 - 0,10 34(28,33)3 Teknologi Pemanasan/ - - 30 - -
- Pemanasan I/
- Pemanasan udara /- Pemanasan II/Heater II
a. Sesuai/ 3 3 - 0,30 15(12,50)b. Cukup sesuai/ 2 2 - 0,13 71(59,16)
c. Tidak sesuai/ 1 1 - 0,03 34(28,33)
4 Pembotolan/Bottled - - 15 - -- Kemasan
a. Sesuai/ 3 3 - 0,60 15(12,50)
b. Cukup sesuai/ 2 2 - 0,26 71(59,16)
c. Tidak sesuai/ 1 1 - 0,06 34(28,33)5 Pola Pemasaran/ - - 20 - -
a. Sesuai/ 3 3 - 0,45 15(12,50)
b. Cukup sesuai/ 2 2 - 0,20 71(59,16)
c.Tidak sesuai/ 1 1 - 0,05 34(28,33)
20
Tabel 1. Identitas petani kelapa di Desa Sarani Matani, Desa Ranowangko, Desa Kali,Desa Pineleng Dua, Kabupaten Minahasa.
Tabel 2. Nilai tertimbang teknologi pengolahan minuman ringan dan sirup air
kelapa di Kabupaten Minahasa.
Table1. Coconut farmer identity of Sarani Matani Village, Ranowangko Village, KaliVillage, Pineleng Dua Village, Minahasa Distrik, 2008.
Table 2. Balance value of soft drink and syrup prossecing technologiof coconut water inMinahasa District.
-
7/23/2019 Adopsi Teknologi Dan Analisis Finansial Pada Pengolahan Minuman Ringan Dan Sirup Air Kelapa Di Kabupaten Min
5/7
Adopsi Teknologi dan Analisis Finansial pada Pengolahan Minuman Ringan dan Sirup Air Kelapa di Kabupaten Minahasa
Buletin Palma No. 38, Juni 2010
Tingkat adopsi (%) Klasifikasi Jumlah Petani Persentase
0 44,99 Adopsi rendah/ 34 28,3345 64,99 Adopsi sedang/ 71 59,1665 100,00 Adopsi tinggi/ 15 12,50
21
Tabel 3. Tingkat adopsi teknologi pengolahan minuman ringan dan sirup air kelapadi Kabupaten Minahasa.
Terdapat perbedaan pada petanicontoh untuk bahan baku, bahan kimia,teknologi pemanasan, pembotolan, danpola pemasaran. Terdapat tiga kriteria
yaitu sesuai, cukup sesuai dan tidaksesuai, hal ini sangat menentukan tingkatadopsi teknologi pengolahan minumanringan dan sirup air kelapa.
Tingkat adopsi teknologi peng-olahan minuman ringan dan sirup airkelapa dari petani di Kabupaten Minahasadisajikan pada Tabel 3.
Berdasarkan klasifikasi tingkatadopsi menurut Azwar 2000, menunjuk-kan bahwa sebanyak 34 orang petani(28,33%) termasuk dalam klasifikasi ting-
kat adopsi rendah (0-44,99%), 71 petani(59,16%) termasuk dalam klasifikasiadopsi sedang (45-64,99%), dan 15 orangpetani (12,50) termasuk dalam adopsitinggi.
Masyarakat petani akan menerima(mengadopsi) suatu inovasi, karena ma-syarakat petani yakin bahwa inovasi itumemenuhi suatu kebutuhan yang benar-benar dirasakan (Bunch,2001). Inovasiakan menjadi kebutuhan petani apabilainovasi tersebut dapat memecahkanmasalah yang sedang dihadapi petani.
Sehingga identifikasi masalah secarabenar menjadi sangat penting, palingtidak ada dua alasan (Wahyuni, 2000),yaitu (a) sesuatu yang dianggap masalah,
belum tentu merupakan masalah yangdihadapi oleh petani, (b) kalau masalahtersebut ternyata benar merupakanmasalah petani, belum tentu pemecahan-
nya sesuai dengan kondisi petani.Faktor tunggal yang paling me-
nentukan dalam menimbulkan semangatakan suatu program adalah peningkatanpendapatan perorangan yang dapatdicapai dengan teknologi anjuranprogram (Bunch, 2001). Selanjutnyadinyatakan juga bahwa teknologi yang
pertama kali dianjurkan program biasa-nya harus dapat meningkatkan peng-hasilan petani sebesar 50%-150%. Menu-rut Soekartawi (1988) bahwa jika tekno-
logi baru akan memberikan keuntunganyang relatif lebih besar dari nilai yangdihasilkan teknologi lama, maka kece-patan adopsi inovasi akan berjalan lebihcepat.
Semakin mudah teknologi baruuntuk dapat dipraktekkan, maka makincepat pula proses adopsi inovasi yangdilakukan petani. Oleh karena itu, agarproses adopsi dapat berjalan cepat, makapenyajian inovasi harus lebih sederhana(Sukartawi, 1988). Dengan demikianinovasi mempunyai pengaruh yang
besar terhadap percepatan adopsi tekno-logi.
Musyafak (2002 melaporkanbahwa beberapa kendala adopsi adalah
Tabel 3. Adoption rate of technology of soft drink and syrup of coconut water prossecing inMinahasa Village.
et al. )
Level of adoption (%) Classification Number of farmer PercentageLow adoptionMedium adoption
High adoption
-
7/23/2019 Adopsi Teknologi Dan Analisis Finansial Pada Pengolahan Minuman Ringan Dan Sirup Air Kelapa Di Kabupaten Min
6/7
Daniel J. Torar
Description
Fixed costStove
Large metal vesselLarge pail
Large woodFilter cloth
Soil oil
Variabel costWater coconut
Plastic bottleCarboxil Metil Cellulose
Citrat acidEssence
DyeSugar
Labor force
Variable costProduction Soft drink
Profit
Adopsi Teknologi dan Analisis Finansial pada Pengolahan Minuman Ringan dan Sirup Air Kelapa di Kabupaten Minahasa
Uraian Fisik Jumlah (Rp)
A. Biaya Tetap/ 1. Kompor/ 2 bh 800.000 2. DandangBesar/ 2 bh 1.500.000 3. Ember Besar/ 2 bh 400.000 4. Sendok kayu besar/ spoon 2 bh 20.000 5. Kain saring/ 2 m 20.000 6. Minyak tanah/ 10 ltr 30.000
B. Biaya Tidak Tetap/ 1. Buah/air kelapa/ 400 btr - 2. Botol plastik 300 ml/ 150 bh 150.000 3. CMC/ 20 mg 60.000 4. Na-Benzoat 20 mg 30.000 5. Asam Sitrat/ 20 mg 30.000 6. Esens/ 2 btl 10.000 7. Pewarna/ 2 btl 10.000 8. Gula/ 8 kg 68000 9. Tenaga kerja/ 2 HO 60.000
- Pen usutan Investasi 10% er tahun/Reduction of fixed cost - 277.000 (Biaya Tetap)/Variable cost-Biaya Tidak Tetap/ Rp. 418.000 x Rp. 4 kwartal 1.672.000-Produksi/ : Minuman Ringan/ 75 btl x 4 x 3.000 900.000 Sirup 75 btl x 4 x 7.500 2.250.000-Keuntungan/ : 3.150.000 1.672.000 277.000 1.201.000-BCR : 2,7
22
Tabel 4. Analisis biaya pengolahan minuman ringan dan sirup dari air kelapa, tahun 2008.
(a) inovasi teknologi dirasa mahalsehingga tidak terjangkau oleh kemam-puan finansial petani (b) orientasi usahamasih sambilan bukan utama, (c) harga
komoditas rendah dan (d) ketersediaansarana produksi tidak terjamin.
Semakin mudah teknologi baruuntuk dipraktekkan, maka makin cepatpula proses adopsi inovasi yang dilaku-kan petani. Oleh karena itu, agar prosesadopsi dapat berjalan cepat, maka penya-
jian inovasi harus lebih sederhana(Sukartawi, 1988).
Hasil analisis finansial pengolahanminuman ringan dan sirup air kelapa
menunjukkan nilai BCR lebih besar satu,yang menandakan bahwa usaha peng-olahan minuman ringan dan sirupkelapa menguntungkan dan dapat di-
kembangkan utuk meningkatkan pen-dapatan petani. Analisis finansial, berupaanalisis terhadap biaya dan pendapatanpengolahan minuman ringan dan sirupair kelapa tertera pada Tabel 4.
Manfaat dari analisis finansial iniadalah untuk menjelaskan bahwapengolahan minuman ringan dan sirupdari air kelapa ternyata memberi ke-
untungan. Apabila petani ingin mengem-
bangkan usaha ini, maka untuk menda-patkan biaya dan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan dapat melaluiwadah Kelompok Tani, KUD atauberupa pinjaman/kredit kepada Bank
Table 4. Cost analysis of soft drink and syrup prossesing of coconut water, 2008.
Sub total biaya tetap/ 2.770.000
Sub Total Biaya Tidak Tetap/Sub total variable cost 418.000
Sub total fixed cost
Analisa finansial dan pengembanganusaha
-
7/23/2019 Adopsi Teknologi Dan Analisis Finansial Pada Pengolahan Minuman Ringan Dan Sirup Air Kelapa Di Kabupaten Min
7/7
Adopsi Teknologi dan Analisis Finansial pada Pengolahan Minuman Ringan dan Sirup Air Kelapa di Kabupaten Minahasa
Buletin Palma No. 38, Juni 2010 23
tertentu, antara lain BRI. Upaya pengem-bangan pengolahan minuman ringandan sirup dari air kelapa sebaiknya dila-kukan secara kelompok, dengan produk
yang memenuhi standar mutu (StandarIndustri Indonesia), sehingga memudah-kan untuk pemasaran, baik melalui pasartradisional maupun pasar modern be-rupa swalayan.
Tingkat adopsi petani teknologipengolahan minuman ringan dan sirupair kelapa tingkat petani adalah rendah(0 59,99%) sebanyak 34 petani (28,33%),adopsi sedang (60 79,99%) sebanyak 71petani (59,16%), dan adopsi tinggi (80 100%) sebanyak 15 petani (12,50%).
Analisis finansial pengolahan mi-numan ringan dan sirup air kelapaadalah layak yang ditandai dengan nilaiBCR lebih dari satu.
Dalam upaya percepatan pening-katan adopsi teknologi pengolahanminuman ringan dan sirup air kelapa,diperlukan pelatihan pengolahan secaraberulang bagi kelompok tani, danproduk yang dihasilkan diupayakan di-serap pasar.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada Ketua Lembaga PenelitianUniversitas Negeri Manado dan KepalaBalai Penelitian Tanaman Kelapa danPalma lain yang telah memberikankesempatan pada penulis untuk ikutserta dalam penelitian ini.
Azwar S. 2000. Penyusunan Skala
Psikologi. Pustaka Pelajar Offset,Yogyakarta. 60p.Bunch Roland. 2001. Dua Tongkol
Jagung : Pedoman PengembanganPertanian Berpangkal Pada Rakyat.
Edisi kedua. Yayasan Obor Indonesia.Jakarta.
Banzon JA and Velasco JR. 1982. CoconutProduction and Utilization, Philippine
Coconut Research and Develop-ment Foundation, inc (PCRDF),Metro Manila, Philippines.
Grimwood BA. 1975. Coconut PalmProduct. FAO. Agricultural Deve-lopment, Roma.
Kasdono. 1996. Beberapa faktor yangmempengaruhiadopsi teknologipetani peserta PIRBUN X kelapahibrida di PTP XI KabupatenLebak Jawa Barat. Thesis PascaSarjana UGM Yokyakarta. Tidakdipublikasikan. 134p.
Lay A, Torar DJ dan Sigarlaki S. 1992.
Diversifikasi Produk KelapaUntuk Memperoleh Nilai Tambah.Media Komunikasi Penelitian danPengembangan Tanaman IndustriNo.10. Puslitbangtri, Bogor.
Musyafak A. Hazriani, Suyatno, Sahari Adan Kilmaun JC. 2002. StudiDampak Teknologi Pertanian diKalimantan Barat. Balai Peng-kajian Teknologi PertanianKalimantan Barat. Pontianak.
Patton MQ. 1982. Practical Evaluation.Beverly Hills, 320p
Rumokoi M. 1990. Pembuatan Protein SelTunggal dari Air Kelapa. BuletinBalitka No. 11.
Rumokoi MMM dan Kembuan H. 1996.Pemanfaatan Nira Kelapa Segaruntuk Pembuatan Kecap danMinuman Ringan. Jurnal Peneliti-an Tanaman Industri. Volume 1No. 5. Puslitbangtri, Bogor.
Wahyuni S. 2000. Pemberdayaan Kelem-bagaan Masyarakat Tani Mendu-kung Percepatan Adopsi danKeberlanjutan Adosi TeknologiUsahatani Lahan Rawa, Makalah
disampaikan pada WorkshopSistem Usatani Lahan PasangSurut- ISDP, Badan Litbang Per-tanian, 26 29 Juni 2000, Cipanas-Bogor.
KESIMPULAN
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA