pasar seni minahasa

Upload: eva-ayu-nadya

Post on 09-Oct-2015

59 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

refrensi tugas PA mahasiswa arsitektur.

TRANSCRIPT

  • Jurnal Sabua Vol.1, No.1: 19-30, Mei 2009 ISSN 2085-7020

    PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

    Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)

    Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi, Manado Mei 2009

    PASAR SENI DAN KERAJINAN RAKYAT DI MINAHASA

    (Transformasi Arsitektur Tradisional Minahasa)

    Meyke Christina Dorthea1 dan Ronny A.J. Sondakh

    2

    1Sarjana (S1) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi 2Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Univesitas Sam Ratulangi

    Abstrak. Kesenian bagi masyarakat Minahasa merupakan bagian dari kebudayaan dan merupakan

    suatu karya orang minahasa untuk memenuhi hasratnya akan keindahan dan rasa senang. Kesenian

    Minahasa meliputi seni musik, tari, sastra, lukis, dan ukir. Sedangkan kerajinan merupakan suatu

    keharusan untuk dikerjakan. Dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka membuat alat

    dan perabot rumah tangga, maupun peralatan untuk upacara adat sendiri. Seiring berkembangnya

    jaman dan masuknya kesenian modern, berpengaruh pada minat masyarakat, terutama pemuda dan

    anak-anak yang mulai melupakan kesenian daerahnya. Di segi lain, para seniman di Minahasa

    belum bisa hidup dari profesi mereka. Tidak seperti para penari Ronggeng di Pulau Jawa penari

    Maengket belum bisa mengandalkan profesi mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

    Merencanakan suatu Pasar Seni dan Kerajinan Rakyat yang berlokasi di Minahasa dengan konsep

    Transformasi Arsitektur Tradisional Minahasa, yang mampu menampung kegiatan pagelaran,

    perdagangan, rekreasi serta sebagai sumber informasi kesenian dan kerajinan rakyat Minahasa.

    Sehingga secara tidak langsung dapat membangkitkan kembali minat masyarakat Minahasa sendiri

    terhadap seni dan kerajinan daerahnya.

    Kata Kunci: Pasar Seni, Kerajinan Rakyat, Arsitektur Tradisional Minahasa

    PENDAHULUAN

    Saat ini, Kabupaten Minahasa adalah salah

    satu kabupaten di propinsi Sulawesi Utara, Indonesia

    dengan Ibu kota kabupaten terletak di Tondano.

    Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.626 km. Dan

    pada 25 Februari 2003, dimekarkan menjadi

    Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan

    dan Kota Tomohon berdasarkan UU No.10/2003.

    Pada tanggal 18 Desember 2003 Kabupaten Minahasa

    dimekarkan lagi menjadi Kabupaten Minahasa dan

    Kabupaten Minahasa Utara berdasarkan UU No.

    33/2003. Sentra kesenian dan kerajinannya pun

    terbagi-bagi menurut kabupaten/kota masing-masing.

    Sehingga para wisatawan maupun peminat seni dan

    kerajinan rakyat Minahasa agak sulit menemukan dan

    menikmati produk kesenian dan kerajinan rakyat

    Minahasa.

    Perencanaan Pasar Seni dan Kerajinan

    Rakyat ini adalah sebagai wadah untuk berbelanja dan

    menikmati hasil kerajinan dan kesenian daerah

    Minahasa, dengan konsep Transformasi Arsitektur

    Tradisional Minahasa. Konsepsi objek ditekankan

    pada penataan tapak & sirkulasi, pengorganisasian

    ruang & massa bangunan, dan perencanaan tampilan

    massa bangunan sesuai tema perancangan.

    METODE PERENCANAAN

    Pendekatan perancangan dilakukan melalui beberapa

    hal, yaitu:

    a. Studi Komparasi Terhadap Objek Sejenis b. Studi Literatur, yaitu: melakukan pengumpulan

    data-data Arsitektur Tradisional Minahasa sebagai

    kajian tematik dan menjadi dasar konsep-konsep

    desain. Serta mencakup kajian tipologi dan

    standar besaran ruang.

    c. Survey lokasi, bertujuan untuk mendokumentasikan potensi dan masalah pada

    tapak dan mendeskripsikannya sebagai acuan

    dalam perancangan.

    d. Kajian Tema, merupakan langkah untuk menggali tema perancangan agar dapat menemukan prinsip-

    prinsip tema yang nantinya akan diangkat dalam

    desain objek.

    e. Kajian perancangan, merupakan langkah dalam menganalisa data-data yang telah terkumpul serta

    permasalahan dan potensi yang hadir menyangkut

  • M.C. DORTHEA & R.A.J. SONDAKH

    20

    hal tersebut. Selanjutnya hasil analisa ini

    melahirkan konsep-konsep yang akan manjadi

    dasar dalam mendesain. Langkah ini juga

    termasuk di dalamnya participatory design

    sebagai argumen masukan dalam menghasilkan

    konsep-konsep perancangan.

    f. Transformasi konsep, konsep-konsep yang telah ada kemudian ditransformasikan ke dalam ide-ide

    disain yang berupa sketsa-sketsa perwujudan

    bentuk dan fungsi dari objek desain.

    g. Objek rancangan, merupakan produk akhir dari hasil analisis dan transformasi konsep desain.

    KEADAAN UMUM KAWASAN

    PERENCANAAN

    Lokasi site yang dianggap memenuhi kriteria

    yang ada, terpilih berada di Tondano tepatnya di kec.

    Tondano Selatan, lokasi ini berada di pinggiran danau

    Tondano. Tondano Selatan adalah sebuah kecamatan

    di Kabupaten Minahasa. Yang merupakan kawasan

    Danau Tondano, mencakup wilayah Tondano, Eris,

    Kakas, Remboken. Merupakan kawasan sektor

    investasi bidang Pariwisata. Daerah sekitar Danau

    Tondano juga merupakan kawasan industri sistem

    padat tenaga kerja dan industri jasa. Site berada di

    pinggir jalan yang menghubungkan remboken dengan

    Tondano Kota dan berseberangan dengan danau

    Tondano, dengan batas Utara dengan tanah kosong,

    Selatan dengan tanah kosong, Timur dengan Danau

    Tondano, Barat dengan jalan dan Persawahan

    Penduduk (Gambar 1)

    Luas lokasi

    Luas = L1 + L2 + L3 + L4+ L5 + L6 = 34.112,9m2 =

    3,41ha

    L Sempadan Jl = (l jalan/2 +1m) x p = (4/2 + 1m) x

    433,5m = 1.300,5m2

    Luas Site Efektif = Luas L Sempadan Jalan = 34.112,9m

    2 1.300,5m2 = 32.812,4m2 = 3,2ha

    KONSEP PERENCANAAN PASAR SENI DAN

    KERAJINAN RAKYAT

    Secara etimologi, pengertian PASAR SENI dan KERAJINAN RAKYAT di Minahasa : a. Pasar: merupakan tempat bertemunya penjual dan

    pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi

    penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada

    proses tawar-menawar (www.wikipedia.com).

    b. Seni: merupakan penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam hati manusia, yang dilahirkan

    dengan perantaraan alat-alat komunikasi kedalam

    bentuk yang dapat ditangkap oleh indera

    pendengaran (seni musik), penglihatan (seni

    rupa), atau yang diahirkan dengan perantaraan

    gerak (seni tari) (Ensiklopedi Umum).

    c. Kerajinan: adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan. Kerajinan terbuat dari berbagai

    bahan. Dari kerajinan menghasilkan hiasan

    maupun barang pakai. Arti yang lain ialah usaha

    Gambar 1. Peta Lokasi Danau Tondano

  • PASAR SENI DAN KERAJINAN RAKYAT DI MINAHASA ...

    21

    yang berterusan penuh semangat ketekunan,

    kecekatan, kegigihan, dedikasi dan berdaya maju

    dalam melakukan sesuatu perkara

    (www.wikipedia.com).

    d. Rakyat : penduduk di suatu daerah pemerintahan dalam suatu negara.

    e. di Minahasa : menunjukkan Minahasa sebagai tempat/lokasi.

    Sehingga secara umum Pasar Seni dan

    Kerajinan Rakyat merupakan tempat berkarya,

    pementasan, pameran, dan tempat bertemunya penjual

    (seniman dan pengrajin) dengan pembeli (peminat

    seni dan kerajinan) untuk mengadakan transaksi jual

    beli benda-benda seni dan kerajinan di daerah

    Minahasa .

    Gambaran umum Pasar Seni dan Kerajinan

    Pasar Seni dan Kerajinan Rakyat di

    Minahasa hadir untuk mewadahi kebutuhan para

    seniman, pengrajin, serta para peminatnya terhadap

    kegiatan-kegiatan seni, kegiatan jual-beli produk-

    produk seni dan kerajinan, serta informasi tentang

    keberadaan seni dan kerajinan di Minahasa yang

    menjadi warisan rakyat Minahasa. Sebagai satu-

    satunya pasar seni dan kerajinan rakyat di Minahasa,

    maka pasar seni ini diharapkan dapat menampung

    berbagai kebutuhan masyarakat dalam dan luar daerah

    Minahasa menyangkut hal tersebut sehingga menjadi

    sebuah kontribusi besar dalam menjaga kelestarian

    kebudayaan Minahasa yang saat ini sudah hampir

    hilang.

    Dengan demikian keberadaan Pasar Seni dan

    Kerajinan ini melahirkan beberapa fungsi utama,

    antara lain : Fungsi Pemasaran, dimana objek

    rancangan berfungsi sebagai wadah transaksi jual-beli

    produk seni dan kerajinan antara seniman/pengrajin

    dengan konsumennya; Fungsi Pagelaran, objek

    rancangan merupakan wadah pertunjukkan seni serta

    pameran produk seni serta kerajinan; Fungsi

    Informatif, pasar seni memposisikan diri sebagai

    sumber informasi yang berharga tentang keberadaan

    seni dan kerajinan rakyat di Minahasa serta

    penyebarannya; Fungsi Rekreatif, penghadiran seni

    dan kerajinan rakyat Minahasa dalam satu tempat

    apalagi ditunjang dengan fasilitas rekreasi maka dapat

    memberikan nuansa lain bagi masyarakat sehingga

    mampu menarik perhatian masyarakat untuk menjadi

    tujuan rekreasi mereka.

    Bangunan yang akan hadir sendiri merupakan

    hasil dari transformasi arsitektur tradisional Minahasa

    berdasarkan adanya batasan-batasan internal serta

    eksternal sehingga menghasilkan bangunan yang

    berbudaya namun juga ramah terhadap lingkungan.

    Pasar Seni dan Kerajinan tergolong pasar

    tradisional, karena disini penjual dan pembeli saling

    berhadapan langsung sama halnya dengan pasar

    dagang biasa, hanya saja barang-barang dan kegiatan

    jual-beli di dalamnya dibatasi pada kesenian dan

    kerajinan tangan. Berdasarkan studi komparasi yang

    ada, pasar ini umumnya bermassa banyak.

    Terciptanya pasar seni dan kerajinan

    merupakan suatu pemenuhan kebutuhan manusia akan

    benda-benda seni dan kerajinan. Untuk lebih

    mendalami pemahaman mengenai objek rancangan,

    maka dilakukan melalui pemaknaan fungsi, aktivitas,

    program ruang dan struktur kelembagaan dalam pasar

    seni dan kerajinan.

    Fungsi

    Pasar seni pada umumnya memiliki fungsi yang sama

    dengan pasar dagang biasa, namun pasar seni

    memiliki fungsi khusus yang lebih kompleks dari

    pasar dagang biasa. Fungsi utama pasar seni adalah :

    a. Pasar seni sebagai tempat berinteraksi atau berkomunikasi antara seniman, pengrajin serta

    konsumen.

    b. Pasar seni sebagai area tempat jual beli barang seni dan kerajinan

    c. Pasar seni sebagai tempat berkarya dan pagelaran kesenian

    d. Pasar seni sebagai tempat rekreasi Fungsi lainnya adalah :

    a. Pasar seni sebagai tempat studi atau latihan b. Pasar seni sebagai tempat lapangan pekerjaan c. Pasar seni sebagai sumber pendapatan daerah

    Aktivitas

    Pada umumnya kegiatan yang terjadi dalam pasar seni

    adalah :

    a. Perdagangan, barang-barang seni dan kerajinan. b. Kegiatan seni, berupa pertunjukkan atau kegiatan

    kesenian lainnya.

    c. Mencari informasi, tentang kesenian dan kerajinan.

    d. Perkantoran, tempat pimpinan dan staff pengelola pasar seni.

    Berdasarkan pemakainya, aktifitas pasar seni

    terdiri dari: (i) aktifitas pengelola, (ii) aktifitas

    pedagang/penyewa kios, (iii) aktifitas seniman dan

    pengrajin, dan Aktifitas pengunjung.

    Fasilitas yang dibutuhkan

    Berdasarkan studi komparasi yang ada,

    fasilitas dan ruang yang dibutuhkan pada pasar seni

    umumnya terdiri atas :

    a. Kios-kios seni dan kerajinan, b. Teater terbuka,

  • M.C. DORTHEA & R.A.J. SONDAKH

    22

    c. Gedung kesenian, d. Plaza rakyat/ taman, e. Kantor pengelola, f. Foodcourt atau restoran makanan yang sudah

    dimasak

    g. Toilet umum, Atm galeri, parkir, gardu pandang, pusat informasi, dan lainnya.

    KONSEP TRANSFORMASI ARSITEKTUR

    TRADISIONAL MINAHASA

    Konsep tematik yang digunakan adalah

    Transformasi Arsitektur Tradisional Minahasa. Transformasi yang dimaksud adalah perubahan

    bentuk, wujud, sifat, fungsi. Transformasi disini

    berarti perubahan dengan menghilangkan identitas

    asalnya atau dapat pula dengan tidak menghilangkan

    ciri asalnya.

    Arsitektur: (secara tipologis) aktifitas yang

    menghasikan objek tertentu, yang disebut objek arsitektural (Budihardjo 1994). Tradisional lekat dengan kebudayaan/tradisi yang masih hidup,

    tatanan, wawasan, dan tata laku yang berlaku sehari-

    hari secara umum dalam suatu kelompok masyarakat.

    Sedangkan Minahasa: salah satu kabupaten di

    propinsi Sulawesi Utara, Indonesia dengan Ibu kota

    kabupaten terletak di Tondano. Jadi, transformasi

    Arsitektur Tradisional Minahasa adalah perubahan

    bentuk, wujud, sifat, dan fungsi sebuah objek arsitektural yang lekat dengan kebudayaan/tradisi masyarakat Minahasa (rumah tradisional minahasa).

    Sesuai dengan teori yang dikemukakan Rapoport

    dalam Sondakh (2003), yaitu: manusia dan lingkungan saling mengisi satu dengan yang lainnya

    (saling berinteraksi). Suatu bangunan merupakan

    tempat kegiatan pemilik untuk menampilkan jati

    dirinya dalam proses berbudaya. Suatu

    bangunan/rumah bukan merupakan hasil kekuatan

    fisik saja, tetapi terkait juga dengan faktor sosial

    budaya didalamnya. Dengan demikian sesuai dengan pemakai

    objek rancangan dan lingkungan/lokasi objek yaitu

    masyarakat, seniman dan pengrajin di Minahasa,

    maka diperlukan suatu lingkungan fisik yang ditata

    (Arsitektur) sedemikian rupa sehingga dapat menjadi

    rumah bagi para pemakainya.

    Rumah Tradisional Minahasa

    Orang Minahasa mempercayai bahwa setiap

    tempat atau tanah dihuni oeleh suatu hakekat yang

    tidak tampak dan diantaranya adalah roh jahat atau

    hantu. Adapun penangkal roh jahat dilakukan dengan

    magis atau mantra (perkataan atau kalimat yang dapat

    mendatangkan gaya gaib) (Hamzuri; 1976 dalam

    Frick; 1997).

    Hal terpenting dalam kaitannya dengan usaha

    mendirikan bangunan adalah penentuan hari yang

    diberikan oleh walian lewat perantaraan bunyi burung

    hantu dan lewat tonaas-tonaas kampung. Juga

    dikatakan Alexander dalam Wenas (2007),

    penempatan tiang raja (molo) adalah sebagai batasan

    atau peralihan antara bangunan dan langit.

    Peletakkan tangga di depan rumah dan juga

    peletakkan pintu atau lubang pada rumah harus

    sejajar. Hal ini dipercaya agar supaya roh jahat yang

    masuk ke dalam rumah tidak akan tertahan di dalam,

    melainkan akan berjalan terus melewati pintu

    belakang dan kemudian keluar (Watuseke dalam

    Sondakh 2003). Seni bangunan rumah Minahasa

    jaman pra-sejarah menggunakan teknik ikat, karena

    rumah dibangun di atas pohon tinggi yang

    dikarenakan takut bahaya banjir dan serangan

    binatang buas. Gambaran pertama mengenai rumah

    Minahasa abad awal ke 17 ditulis oleh penulis

    Belanda Robertus Padtbrugge dalam Wenas (2007),

    sebagai berikut : Rumah orang Minahasa berbentuk

    rumah panjang bertiang tinggi, saat rumah didiami

    lima sampai sembilan keluarga dimana setiap

    keluarga memiliki dapur sendiri. Keluarga tertua

    memiliki ruangan yang terbesar, tangga rumah dari

    satu batang kayu utuh yang diberi takikan untuk

    pijakan kaki.

    Sekitar tahun 1850-an penulis barat

    DR.W.R.Van Hoevell (Wenas 2007) menulis bahwa

    rumah panjang Minahasa sudah berganti rumah

    panggung, yang setiap rumah dihuni oleh satu

    keluarga seperti yang dilihatnya di Tonsea. Tapi

    pembangunan rumah masih tetap seperti jaman

    pembangunan rumah panjang, yakni khusus rumah

    pemimpin masyarakat atau keluarga tertentu masih

    menanamkan kepala manusia pada bagian bawah tiang

    utama untuk memberikan kekuatan pada rumah.

    Karena adat kebiasaan potong kepala belum hilang,

    maka pada rumah panggung dibuat seperti menara

    pengawas dengan tiang tinggi yang kuat dan papan

    lantai yang tebal untuk melindungi keluarga dari

    serangan para pencari kepala orang di malam hari.

    Arsitektur bangunan rumah Minahasa memiliki dua

    bentuk yakni rumah panjang yang disebut Wale

    Wangko yang tidak memiliki dinding kamar dari

    papan dan loteng (Gambar 2 & 3).

    Bagian dalam rumah hanya terdiri dari tiang-

    tiang penyanggah atap rumah, dan pada tiang-tiang ini

    diberi rentang tali atau bambu untuk menggantung

    anyaman bambu atau tikar yang berfungsi sebagai

    sekat pembatas ruangan. Rumah panggung jenis kedua

  • PASAR SENI DAN KERAJINAN RAKYAT DI MINAHASA ...

    23

    pada periode selanjutnya mulai tahun 1840-an, disebut

    Wale dan berukuran lebih kecil karena hanya dihuni

    satu keluarga. Rumah tersebut terdiri atas:

    a. Ruang depan yang terbuka tanpa dinding disebut Loloang (Fores), tempat menerima tamu.

    (sifatnya publik)

    b. Kamar-kamar yang dibatasi dengan dinding papan, ada kamar tidur dan ruang makan. (Privat)

    c. Ruang tamu di dalam rumah atau pores dalam yang juga sering digunakan sebagai ruang

    berkumpul keluarga. (semi privat)

    d. Sirkulasi menerus dari pintu depan sampai pintu belakang, yang letaknya di tengah rumah.

    e. Di atas kamar ada Loteng, tempat menyimpan hasil pertanian atau menjemur pakaian.

    f. Bangunan dapur disebut Raramporan dibuat menyambung di belakang rumah induk, untuk

    pengamanan bahaya kebakaran dari dapur.

    Dalam catatan Wenas (2007), disebutkan

    bahwa fondasi rumah terbagi atas dua, yaitu rumah

    yang tiang-tiangnya diletakkan di atas batu di sebut

    Wale Meiwangin, dan rumah yang tiang-tiangnya

    diletakkan di atas balok datar disebut Wale Meitotol (Gambar 4).

    Seluruh bangunan rumah menyatu dengan

    tiang rumah dan tahan terhadap gempa bumi. Pada

    gempa bumi yang sangat keras, banyak dari rumah

    model ini hanya berpindah tempat tetapi tidak roboh.

    Ruangan dibawah atap rumah disebut Loteng Soldor

    (Paa dalam bahasa Tombulu). Kayu memanjang pada atap rumah dari depan sampai ke belakang disebut

    Kewu. Di depan

    rumah terdapat dua tangga kiri dan kanan.

    Untuk melihat rumah tradisional adat Minahasa ini,

    dapat ditemukan pada desa-desa di Minahasa yang

    umumnya sebagian rumah masih berupa rumah

    panggung tradisional. Akan tetapi kebanyakan telah

    mengalami perubahan bentuk, sesuai dengan

    kebutuhan pemiliknya.

    Tampilan bangunan Tradisional Minahasa Kemiringan atap 45

    0-60

    0, merupakan

    pengembangan dari bentuk atap limasan dan bentuk

    atap pelana dengan bahan penutup katu (rumbia) dan

    seng. Bentuk denah umumnya persegi panjang.

    Warna: yang mendominasi adalah warna coklat muda

    dan cokat tua (warna kayu), sehingga tercipta suatu

    kesan alamiah, anggun dan berwibawa. Organisasi

    Ruang dalam rumah tradisional Minahasa, sebagai

    berikut (Gambar 5): (i) Ruang umum (publik):

    serambi (pores luar); (ii) Semi publik : ruang tamu

    (pores dalam), ruang makan; (iii) Privat : ruang tidur

    (bilik); dan (iv) Servis : dapur yang terpisah dengan

    rumah induk, letaknya bisa di belakang, atau di

    samping rumah. Interior menonjolkan material kayu

    sebagai interior rumah. Sistem Penghawaan

    menggunakan penghawaan alami. Pondasi

    menggunakan sistem pondasi yang digunakan adalah

    pondasi dari batu alam yang dietakkan bebas pada

    permukaan tanah. Bangunan diletakkan begitu saja

    pada tumpuan batu alam ini, ini analog dengan

    perletakkan roll. Adajuga bangunan yang diletakkan di

    atas balok, sehingga tiang-tiang penyangga rumah

    bertumpu pada balok tersebut, fungsinya sebagai

    peredam gempa. Balok tiang dan lantai: balok tombol

    (tiang) diletakkan bebas di atas tumpuan batu atau

    balok. Menggunakan satu tangga di depan rumah yang

    dapat diangkat bila tidak dipakai, dan satu lagi terletak

    dibelakang rumah. Bentuk atap, segitiga dengan sudut

    kemiringan 450-60

    0, agar atap tidak gampang rusak

    akibat hujan. Memiliki tambahan berupa tirisan,

    sehingga atap tampak seperti atap joglo. Orientasi

    rumah dari selatan ke utara karena kepercayaan akan

    adanya angin jaha (angin barat) dan angin baik (angin Selatan). Transformasi atau transformation (dalam

    bahasa inggris) yang berarti perubahan bentuk. Teori

    transformasi dalam arsitektur antara lain dipaparkan

    oleh Antoniades dalam bukunya Poetics of

    Architecture, Josef Prijotomo dalam diktatnya tentang

    tipologi geometri, dan D.K. Ching dalam bukunya

    Architecture: Form, Space and Order.

    Sedangkan menurut Josef Prijotomo dalam

    diktatnya tentang tipologi geometri mengemukakan

    Gambar 2. Rumah Tradisional Minahasa

    (sumber: www.minahasa.go.id, November08)

    Gambar 3. Sketsa Tondano di abad 18

    (sumber: Wenas 2007)

  • M.C. DORTHEA & R.A.J. SONDAKH

    24

    bahwa pengubahan adalah ikhwal membuat sebuah

    benda asal berubah menjadi benda jadian yang

    memperlihatkan adanya serangkaian perbedaan dari

    benda asalnya. Pengubahan ini ada dua macam yaitu

    pengubahan yang menjadikan benda jadian sudah

    tidak menunjukkan kesamaan dengan benda asalnya,

    dan yang kedua adalah benda jadian berbeda dari

    benda asalnya tetapi masih menunjukkan adanya

    petunjuk - petunjuk akan benda asalnya. Merujuk pada

    teori transformasi di atas maka dapat disimpulkan

    bentuk - bentuk seperti apa saja yang tergolong pada

    kategori transformasi yang pertama atau yang kedua

    (Timbuleng 2008).

    D.K. Ching (1991) memaparkan bahwa

    perubahan bentuk (transformasi) dapat terjadi melalui

    variasi-variasi yang timbul, sebagai berikut: (i)

    Perubahan- perubahan dimensi, di mana suatu bentuk

    dapat dirubah dengan merubah satu atau lebih dimensi

    - dimensinya dan tetap memiliki identitas asalnya; (ii)

    Perubahan-perubahan akibat pengurangan, di mana

    suatu bentuk dapat dirubah dengan mengurangi

    sebagian dari volumenya. Tergantung dari besarnya

    proses pengurangan yang terjadi, suatu bentuk mampu

    mempertahankan identitas asalnya atau dirubah

    menjadi suatu bentuk dari jenis yang sama sekali lain;

    (iii)Perubahan-perubahan akibat penambahan, di mana

    suatu bentuk dapat dirubah dengan menambah unsur-

    unsur tertentu kepada volumenya. Sifat proses

    penambahan akan menentukan apakah identitas

    bentuk asal dapat dipertahankan atau berubah.

    Dari uraian tersebut di atas, dapat dicermati

    dan disimpulkan bahwa sebuah bentukan bisa

    ditransformasikan menjadi olahan bentuk baru yang

    masih menunjukkan identitas asalnya atau sama sekali

    berbeda. Hal itu tergantung pada seberapa

    berpengaruhnya bentuk asal tersebut pada

    perancangan nantinya secara arsitektural.

    PERENCANAAN PASAR SENI DAN

    KERAJINAN RAKYAT DI MINAHASA

    Sesuai dengan tema, konsep bangunan Pasar

    Seni dan Kerajinan Rakyat di Minahasa mengacu pada

    hubungan antara bangunan dan manusia serta

    lingkungan sekitar dimana objek itu berada, yang

    mengacu pada pentransformasian arsitektur tradisional

    Minahasa. Pada objek rancangan, konsep tematik

    relevan diaplikasikan pada bentuk dari bangunan,

    serta pada penciptaan ruang (Penzoningan).

    Adapun transformasi yang dipakai adalah

    transformasi tradisional oleh Antoniades. Menurut

    Antoniades (1990) bahwa transformasi adalah proses

    perubahan bentuk dimana sebuah bentuk dapat

    mencapai tingkatan tertinggi dengan jalan menanggapi

    banyaknya pengaruh - pengaruh eksternal dan internal.

    Ada 3 strategi utama dalam transformasi

    menurut Antoniades yaitu:

    a. Strategi tradisional: evolusi progresif dari sebuah bentuk melalui penyesuaian langkah demi langkah

    terhadap batasan - batasan eksternal: site, view,

    orientasi, arah angin, kriteria lingkungan. Batasan

    internal : fungsi, program ruang, kriteria

    struktural. Batasan artistik : kemampuan, kemauan

    dan sikap arsitek untuk memanipulasi bentuk,

    berdampingan dengan sikap terhadap dan kriteria

    pragmatis lainnya.

    b. Strategi perancangan ini bisa saja menciptakan bentuk jadian yang jauh berbeda dari bentuk

    asalnya tapi bisa juga tetap menunjukkan identitas

    bentuk asalnya, semuanya tergantung pada

    seberapa banyak dan besar perubahan yang

    terjadi.

    Gambar 4. Sketsa rumah & nama bagian-bagian rumah tradisional Minahasa (sumber: Wenas 2007)

  • PASAR SENI DAN KERAJINAN RAKYAT DI MINAHASA ...

    25

    c. Strategi peminjaman (borrowing) : meminjam dasar bentuk dari lukisan, patung, objek, benda-

    benda lain, dan mempelajari properti dua dan tiga

    dimensinya sambil terus - menerus mencari

    kedalaman interpretasinya dengan memperhatikan

    kelayakan aplikasi dan validitasnya. Transformasi

    borrowing ini adalah pictorial transfering (pemindahan rupa) dan dapat diklasifikasikan

    sebagai pictorial metaphor (metafora rupa). d. Strategi transformasi borrowing pada dasarnya

    hanya meminjam bentukan yang sudah ada,

    sehingga antara bentuk asal dan bentuk jadian

    pastilah tak jauh berbeda dan memang

    dimaksudkan untuk tidak terlalu banyak

    melakukan perubahan.

    De-konstruksi atau De-komposisi; sebuah

    proses dimana sebuah susunan yang ada dipisahkan

    untuk dicari cara baru dan tatanan baru dengan strategi

    struktural dan komposisi yang berbeda. Strategi

    transformasi ini menciptakan bentuk jadian yang

    berbeda dari bentuk asalnya, karena pada dasarnya

    strategi ini merupakan proses yang mengubah susunan

    yang ada dengan cara memisahkannya kemudian

    disusun dengan tatanan atau komposisi yang

    berbeda.Transformasi ini dianggap sesuai untuk

    diterapkan pada objek perancangan karena perubahan

    bentuk yang terjadi tidak menghilangkan ciri bangunan

    asalnya, melainkan mengadakan penyesuaian terhadap

    batasan eksternal, dan internal objek rancangan.

    Adapun aplikasi tema terhadap objek rancangan

    dirangkum dalam Tabel 1.

    Tabel 1. Strategi Aplikasi Tematik Pada Rancangan.

    Unsur-unsur Desain Arsitektural

    Strategi Aplikasi Transformasi Arsitektur Tradisional Minahasa pada Bangunan

    Pola perletakkan fasilitas Perletakkan fasilitas mengacu pada pola perletakkan ruang dalam rumah tradisional Minahasa, yang terbagi atas beberapa Zona ruang yaitu Zona publik, Zona semi privat, Zona Privat, Zona Servis.

    Sirkulasi dan Enterance pada tapak

    Sirkulasi dan enterance pada tapak mengadaptasi pola sirkulasi dan enterance pada rumah tradisional Minahasa. Mengadaptasi pola sirkulasi menerus, penerapannya pada enterance utama bagi pengunjung.

    Orientasi bangunan Orientasi bangunan di ambil dari orientasi bangunan rumah tradisional minahasa yang menghadap ke arah utara-selatan, terpengaruh dari kepercayaan akan adanya angin selatan yang membawa kebaikan, dan angin barat yang membawa keburukan. Orientasi bangunan merupakan hal yang paling mutlak untuk diperhatikan dalam merancang. Bentuk dasar merupakan hasil penyatuan dari tipologi bangunan pasar seni dengan unsur-unsur perancangan tematik.

    Bentuk dasar Bangunan Bentuk dasar bangunan merupakan adaptasi bentuk persegi panjang rumah tradisional minahasa sebagai bentukan dasar rumah tradisional minahasa, tentunya dengan memperhatikan lansekap lingkungan sekitar selain itu bentuk hadir berdasarkan analisa aliran angin dan pencahayaan matahari pada tapak.

    Struktur bangunan Struktur bangunan yang diterapkan merupakan hasil dari penyesuaian terhadap lingkungan sekitar. Bagian-bagian struktur rumah tradisional Minahasa dipertahankan, namun diadakan penyesuaian terhadap lingkungan.

    Pondasi Sebagian besar bangunan menggunakan pondasi batu kali, dan pondasi telapak pada satu bangunan, sebagai pengganti umpak pada rumah tradisional Minahasa. hal ini merupakan penyesuaian terhadap fungsi bangunan.

    Kolom & Balok Pewarnaan kolom disesuaikan dengan warna dinding, pemakaian bahan kolom yang tahan terhadap perubahan cuaca.

    Dinding Bentuk dinding vertikal dan datar, material dinding berupa bahan yang mampu untuk menahan panas ke dalam ruangan, warna dinding umumnya tidak menimbulkan efek silau dan memantulkan panas. Warna dinding mampu untuk memantulkan sinar di dalam ruangan untuk memaksimalkan pencahayaan alami dalam ruangan.

    Atap Struktur atap yang digunakan harus besar dan kuat, mengingat sesuai dengan fungsinya untuk mewadahi kegiatan yang terjadi didalamnya yang memerlukan bentangan yang lebar dan bebas kolom. Selain kuat, bahan struktur juga tidak merusak lingkungan.

  • M.C. DORTHEA & R.A.J. SONDAKH

    26

    KONSEP RANCANGAN

    Konsep Entrance, Sirkulasi dan Parkir

    Konsep Entrance ke dalam tapak dibagi

    dalam 2 jenis yaitu: entrance kendaraan dan entrance

    khusus pejalan kaki (Gambar 6). Untuk entrance

    pejalan kaki ditandai dengan adanya plasa yang

    berbentuk bundar. Untuk jalur kendaraan terbagi atas

    kendaraan pengunjung, kendaraan servis dan

    kendaraan pengelola.

    Konsep Sirkulasi pada tapak yaitu dengan

    konsep Possession Movement yaitu adanya Pedestrian

    Way, trotoar, pavement yang diperuntukkan bagi

    pejalan kaki sedang jalan aspal untuk kendaraan.

    Pembedaan sirkulasi bertujuan untuk menciptakan

    kenyamanan bagi pejalan kaki maupun bagi yang

    berkendara. Fasilitas parkir menggunakan parkir 45.

    Fasilitas parkir terbagi 2 yaitu parkir khusus

    pengunjung dan parkir area loading deck . Fasilitas

    parkir pengunjung sendiri terdiri dari 2 jenis, yaitu

    parkir kendaraan pribadi, dan parkir motor. Konsep

    jalur sirkulasi pejalan kaki di dalam tapak yaitu

    konsep Multiple enclosure dengan adanya variasi

    permainan ruang yaitu area - area penembusan pada

    seluruh bangunan dan pada beberapa area hal ini

    untuk mempermudah bagi pengunjung untuk

    mencapai area dagang yang lain. Sedangkan pada

    beberapa bagian sirkulasi linear yang cukup panjang

    untuk mengarahkan para pengunjung untuk berpindah

    dari satu bangunan ke bangunan yang lain.

    Konsep Ruang Luar

    Konsep ruang luar, yaitu: adanya ruang

    terbuka didalam area pasar Seni (Gambar 7). Tujuan

    adanya ruang terbuka ini sebagai tempat peresapan air,

    juga untuk tempat bagi pengunjung untuk beristirahat

    melepas lelah sejenak sebelum melanjutkan kegiatan

    berbelanja. Konsep ruang terbuka yang lainnya yaitu

    Gambar 6. Rancangan Entrance, Sirkulasi dan Parkir

  • PASAR SENI DAN KERAJINAN RAKYAT DI MINAHASA ...

    27

    adanya vegetasi pada area dalam pasar dengan tujuan

    sebagai pembatas antar area Publik, semi privat dan

    area privat. Selain itu vegetasi juga berfungsi sebagai

    peneduh dan penyejuk dalam area pasar seni.

    KONSEP GUBAHAN BENTUK DAN RUANG

    Fasilitas di dalam objek rancangan sendiri

    merupakan kelompok fasilitas yang dipisahkan

    berdasarkan tingkat (Gambar 8 & Gambar 9).

    kebutuhan masyarakat akan suatu barang, hubungan

    antara los-los dagang, kios-kios, jenis aktivitas dan

    jenis-jenis barang yang didagangkan, selain itu

    penempatan berdasarkan pengaruhnya dengan sinar

    matahari, view dan jenis aktifitas di dalamnya.

    Selain itu perletakan fasilitas di dalam site di

    ambil dari organisasi ruang yang terdapat pada rumah

    tradisional minahasa. Bentuk dasar dan orientasi

    bangunan disesuaikan dengan keadaan klimatologi

    yang ada pada tapak. Bentuk geometri bangunan juga

    disesuaikan dengan tipologi pasar yang kaku dan

    monumental, dan di tunjang dengan acuan bentuk

    rumah tradisional Minahasa sebagai tema

    Gambar 7. Konsep Ruang Luar

  • M.C. DORTHEA & R.A.J. SONDAKH

    28

    perancangan. Penyinaran matahari dan aliran angin

    adalah faktor utama dalam proses terjadinya bentuk.

    Bentuk persegi panjang yang memperlihatkan

    orientasi bangunan adalah manifestasi dari arah

    bukaan yang memanfaatkan aliran angin dominan

    yaitu angin barat dan selatan sebagai hal mutlak untuk

    sirkulasi udara dalam bangunan.

    KONSEP STRUKTUR

    Sistem struktur dan konstruksi yang

    digunakan pada bangunan didasarkan pada fungsi dan

    aktivitas yang diwadahi objek serta kondisi

    lingkungan dan tapak. Pada dasarnya sistem struktur

    yang digunakan dianggap memenuhi syarat

    fungsional, struktural dan estetis (Gambar 10).

    Perencanaan struktur terdiri dari :

    Struktur Bawah (Low Structure)

    Struktur bawah disesuaikan dengan keadaan

    geologi tapak yang kondisinya merupakan tanah

    berbatu. Pondasi yang dianggap sesuai dan memenuhi

    kriteria adalah pondasi telapak.

    Struktur Atas (Upper Structure)

    Secara keseluruhan objek menggunakan

    sistem rangka kaku. Sedangkan modul struktur yang

    diambil adalah 8 x 8 m, hal ini dipertimbangkan dari

    keefektifan dan fleksibilitas fungsi ruang yang

    beraneka ragam ukurannya. Selain itu diperlukan

    modul yang dapat menghemat pemakaian bahan, agar

    bahan tidak banyak terbuang. Untuk atap bangunan,

    pada beberapa bangunan digunakan struktur rangka

    kayu, dan ada juga strruktur rangka besi tempa dengan

    pertimbangan sangat mudah untuk dikerjakan, kuat

    dan tahan dalam waktu yang cukup lama juga

    pembiayaannya yang tak terlalu mahal.

    SISTEM UTILITAS

    Sistem utilitas diambil berdasarkan

    relevensinya dengan tema perancangan dan fungsi dari

    objek rancangan. Sistem utilitas ini, terdiri dari :

    Sistem Jaringan Listrik:

    Jaringan listrik berasal dari PLN, mengingat

    kegiatan utama dari objek perancangan berlangsung

    pada siang hari, maka penggunaan listrik terbesar

    berlangsung pada siang hari, pemakaian listrik pada

    malam hari,paling besar untuk menerangi ruang ruang didalam pasar.

    Sistem Penghawaan Ruangan:

    Sistem penghawaan alami (passive cooling).

    Sesuai dengan tema maka sebagian besar bangunan di

    pasar seni dan kerajinan ini menggunakan sistem

    penghawaan alami. Sistem penghawaan alami

    ditempuh dengan sistem cross ventilation. Sistem

    cross ventilation merupakan strategi passive cooling

    dengan memanfaatkan bukaan pada dinding dan atap

    bangunan dengan memakai jendela dan ventilasi.

    Berdasarkan teori-teori modifikasi aliran udara, maka

    strategi ini dapat diterapkan pada objek dengan

    memberikan pengaruh kerusakan yang seminimal

    mungkin pada objek. Khusus pada los ikan

    direncanakan open-space yang lebih besar dan lebar

    Gambar 8. Tampak Selatan

    Gambar 9. Tampak Barat

  • PASAR SENI DAN KERAJINAN RAKYAT DI MINAHASA ...

    29

    dengan pertimbangan agar angin dapat membantu

    mempercepat pengeringan

    Sistem Pencahayaan:

    Pencahayaan di dalam bangunan

    menggunakan pencahayaan alami dan pencahayaan

    buatan. Pencahayaan alami diperoleh melalui bukaan

    pada dindng yang berupa jendela mupun. Pencahayaan

    buatan diperoleh dari penggunaan lampu pada malam

    hari.

    Sistem Jaringan Air Bersih:

    Penyediaan air bersih dalam bangunan

    berasal dari Sumur Dalam (deep weel) yang dihisap

    dengan pompa kemudian ditampung dalam bak

    penampungan. Dari bak penampungan dipompa ke

    tangki penampungan yang terletak di atas bangunan

    yang kemudian didistribusikan melalui pipa vertikal

    ke tempat-tempat yang membutuhkan

    Sistem Pembuangan Air kotor:

    Air hujan yang berasal dari bagian atap

    bangunan dialirkan keluar tapak melalui saluran/riol

    terbuka dan tertutup yang disediakan dalam tapak,

    kemudian dialirkan ke riol kota. Sebagian air buangan

    dikembalikan ke dalam tapak dengan menggunakan

    sumur resapan untuk menjaga kondisi debit air tanah

    yang tertampung di dalam tapak Air kotor yang

    berasal dari los-los basah, dan kios kios makanan disalurkan melalui pipa dan di olah di dalam IPAL

    sederhana sebelum dibuang ke riol kota. Tujuan

    penyaringan ini, agar kandungan zat berbahaya dalam

    air buangan dapat dikurangi sebelum dikembalikan ke

    alam agar tidak merusak lingkungan Kotoran padat

    yang berasal dari kloset disalurkan melalui pipa ke

    septictank dan mengalami proses pembusukan di sana

    dan selanjutnya air disalurkan ke bak peresapan.

    Sistem Pencegahan Bahaya Kebakaran:

    Untuk alat deteksi digunakan deteksi asap

    (smoke detector) sedangkan alat pemadam aktif yang

    dipakai adalah APAR. Penggunaan hidran bangunan

    (kotak yang berisi selang dengan panjang 25m) yang

    diletakkan pada area 800 m2/unit pada tempat yang

    relatif aman dan mudah terjangkau, hidran halaman

    agar mudah dijangkau oleh mobil pemadam

    kebakaran.

    KESIMPULAN

    Perancangan pasar seni dan kerajinan rakyat

    di Minahasa merupakan objek rancangan yang dipilih,

    karena keinginan penulis untuk mengenal lebih jauh

    tentang seni dan kerajinan rakayat di Minahasa serta

    kebudayaan rakyat Minahasa sendiri. Disadari bahwa

    belum adanya suatu wadah pasar seni dan kerajinan di

    Minahasa sangat di sayangkan. Hal ini dikarenakan

    banyaknya orang Minahasa yang kurang memahami

    kebudayaannya sendiri, padahal kebudayaan Minahasa

    sendiri sangat menarik untuk ditonton dan untuk

    diperdagangkan sehingga tidak hanya dapat

    meningkatkan devisa kabupaten semata, namun juga

    Gambar 11. Tampak Potongan Selatan Bangunan

    Struktur Rangka Baja

    Pondasi Telapak

    Tiang Kolom Beton

    Bertulang

    Balok Beton

    Bertulang

    Gambar 10. Isometri Struktur Gedung Kesenian

  • M.C. DORTHEA & R.A.J. SONDAKH

    30

    mengangkat kesejahteraan penduduk dan kebudayaan

    Minahasa sendiri.

    Merancang suatu pasar seni dan kerajinan

    rakayat di Minahasa ternyata tidaklah semudah yang

    penulis pikirkan. Begitu banyak aspek yang harus

    dipikirkan dan dipertimbangkan. Hal ini berkaitan

    dengan tema yang diusung, yaitu Transformasi

    Arsitektur Tradisiona Minahasa. Mentransformasikan

    arsitekur Tradisional Minahasa ke dalam suatu Pasar

    seni dan kerajinan di Minahasa tidak hanya bagaimana

    menerapkan secara visual saja, namun juga nuansa

    keminahasaannya harus dapat di rasakan oleh

    pengunjung dan penikmat objek rancangan sendiri.

    Dengan beberapa strategi perancangan yang

    ditempuh akhirnya tercipta sebuah objek yang

    berfungsi sebagai tempat untuk berbelanja,

    berinteraksi dan tempat untuk rekreasi serta

    pendidikan. Pendekatan perancangan pada objek ini

    ditempuh dengan pendekatan perancangan yang

    bersifat empiris sehingga hasil keluaran rancangan

    didasari pada kajian perhitungan teoritis yang sifatnya

    pasti.

    Keberadaan objek rancangan, diharapakan

    mampu untuk menampung kegiatan seni dan

    perdagangan barang seni dan kerajinan di Minahasa

    serta mengangkat kembali Arsitektur Tradisional

    Minahasa agar keberadaannya tidak di kesampingkan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonimuos. 2003. Rencana Tata Ruang Wilayah

    2003-2013. Pemkab Minahasa. Minahasa.

    Antoniades. 1990. Poetics in Architecture, Intangible

    Channels To Architectural Creativity, The

    Channel of Transformations. Van Nostrand

    Reinhold. NY.

    Budihardjo, E. 1994. Jati diri Arsitektur Indonesia.

    Balai Pustaka. Jakarta.

    Ching, F.D.K. 1991. Arsitektur: Bentuk, Ruang dan

    Susunannya. Erlangga. Jakarta.

    Rogi, O.H.A. 1996. Konsepsi Fungsi Arsitektur.

    Karya Ilmiah Teknik Arsitektur Universitas Sam

    Ratulangi. Manado.

    Sondakh, J.A.R. 2003. Perkembangan Rumah

    Tradisional Minahasa di Desa Kawiley Propinsi

    Sulawesi Utara, Suatu Kajian Terhadap

    Perubahan Struktur, Konstruksi dan Bentuk. Tesis

    Program S2 Teknik Arsitektur Universitas Gadjah

    Mada. Yogyakarta.

    Timbuleng, S. 2008. Stasiun Televisi 5 Dimensi di

    Tomohon, tema: Strategi Transformasi Disain. Skripsi Program S1 Teknik Arsitektur Universitas

    Sam Ratulangi. Manado.

    Wenas, J. 2007. Sejarah & Kebudayaan Minahasa.

    Institut Seni Budaya Sulawesi Utara. Jakarta.

    ISSN 2085-7020