adab bertamu

6
ADAB BERTAMU Bertamu merupakan tradisi masyarakat yang selalu dilestarikan. Dengan bertamu seorang bias menjalin persaudaraan bahkan dapat menjalin kerja ama untuk meringankan berbagai maalah yang dihadapi dalam kehidupan.adakalanya seorang bertamu karena adanya urusan yang serius, mialnya untuk mencari solusi terhadap problema masyarakat actual, sekedar bertandang, karena lama tidak ketemu (berjumpa) ataupun sekedar untuk mampir sejenak. Dengan bertangang ke rumah kerabat atau sahabat, maka kerinduan terhadap kerabat ataupun ahabat dapat tersalurkan, sehingga jalinan persahabatan menjadi kokoh. Bertamu dalam bahaa Arab disebut dengankata ( ) “Ataa liziyaroti, atau ( - ) Iatadloofa-Yastadliifu”. Menurut kamus bahasa Indonesia, bertamu diartikan ; “dating berkunjung kerumah seorang teman atupun kerabat untuk suatu tujuan ataupun maksud (melawat dan sebagainya)”. Ecara istilah bertamu merupakan kegiatan mengunjungi rumah ahabat, kerabat atau[un orang lain, dalam rangka menciptakan kebersamaan dan kemalahatan bersama. Tujuan bertamu sudah barang udah barang tentu untuk menjalin persaudaraan ataupun perahabatan. Sedangkan bertamu kepadea orang yang belum dikenal, memiliki tujuan untuk saling memperkenalkan diri ataupun bermaksud lain yang belu diketahui kedua belah pihak. Bertamu merupakan kebiaaan poitif dalam kehidupan bermasyarakat dari zaman tradisional sampai zaman modern. Dengan melestarikan kebiaaan kunjung mengunjungi, maka segala persoalan mudah dilestarikan, segala urusan mudah diberskan dan segala maalah mudah diatasi. hal positif dari adab bertamu 1. Tamu membawa rizkidan kepulangannya membawa ampunan bagi tuan rumah. 2. Sejelek-jeleknya suatu kaum adalah yang tidak menghormati tamunya. 3. Jangan menunggu sampai tamu datang, sebaiknya kita memasak makanan,kemudian mengundang orang untuk datang makan bersama kita. 4. Tidak ada kebaikan seseorang yang tidak dikunjungi tamu. Sepatutnya merasa sedih jika dalam jangka sekian lama tidak ada tamu yang berkunjung kepada kita. 5. Hak seorang tamu untuk dilayani adalah selama 3 hari. Selama itu tuan rumah dianjurkan agar menghormati dan melayani tamu dengan sebaik-baiknya. Lebih dari 3 hari pelayanan kita dianggap sebagai sedeqah. 6. Jangan sekali-kali menyusahkan tamu, disunnahkan agar melayani keinginan tamu. 7. Disunnahkan bagi tuan rumah agar menemani tamu makan. 8. Bila tamu akan pulang maka disunnahkan bagi tuan rumah untuk mengantarkannya sampai ke pintu rumah. Bagi yang bertamu : 1. Makanlah apa yang dihidangkan, jangan meminta sesuatu yang tidak dihidangkan. 2. Jika akan puasa ( puasa sunat ataupun selain bulan Ramadhan )hendaknya meminta izin dulu dari tuan rumah.

Upload: andy-heryanto

Post on 01-Oct-2015

224 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jgxk

TRANSCRIPT

ADAB BERTAMUBertamu merupakan tradisi masyarakat yang selalu dilestarikan. Dengan bertamu seorang bias menjalin persaudaraan bahkan dapat menjalin kerja ama untuk meringankan berbagai maalah yang dihadapi dalam kehidupan.adakalanya seorang bertamu karena adanya urusan yang serius, mialnya untuk mencari solusi terhadap problema masyarakat actual, sekedar bertandang, karena lama tidak ketemu (berjumpa) ataupun sekedar untuk mampir sejenak. Dengan bertangang ke rumah kerabat atau sahabat, maka kerinduan terhadap kerabat ataupun ahabat dapat tersalurkan, sehingga jalinan persahabatan menjadi kokoh.Bertamu dalam bahaa Arab disebut dengankata ( ) Ataa liziyaroti, atau ( - ) Iatadloofa-Yastadliifu. Menurut kamus bahasa Indonesia, bertamu diartikan ; dating berkunjung kerumah seorang teman atupun kerabat untuk suatu tujuan ataupun maksud (melawat dan sebagainya). Ecara istilah bertamu merupakan kegiatan mengunjungi rumah ahabat, kerabat atau[un orang lain, dalam rangka menciptakan kebersamaan dan kemalahatan bersama.Tujuan bertamu sudah barang udah barang tentu untuk menjalin persaudaraan ataupun perahabatan. Sedangkan bertamu kepadea orang yang belum dikenal, memiliki tujuan untuk saling memperkenalkan diri ataupun bermaksud lain yang belu diketahui kedua belah pihak.Bertamu merupakan kebiaaan poitif dalam kehidupan bermasyarakat dari zaman tradisional sampai zaman modern. Dengan melestarikan kebiaaan kunjung mengunjungi, maka segala persoalan mudah dilestarikan, segala urusan mudah diberskan dan segala maalah mudah diatasi.hal positif dari adab bertamu1. Tamu membawa rizkidan kepulangannya membawa ampunan bagi tuan rumah.2. Sejelek-jeleknya suatu kaum adalah yang tidak menghormati tamunya.3. Jangan menunggu sampai tamu datang, sebaiknya kita memasak makanan,kemudian mengundang orang untuk datang makan bersama kita.4. Tidak ada kebaikan seseorang yang tidak dikunjungi tamu. Sepatutnya merasa sedih jika dalam jangka sekian lama tidak ada tamu yang berkunjung kepada kita.5. Hak seorang tamu untuk dilayani adalah selama 3 hari. Selama itu tuan rumah dianjurkan agar menghormati dan melayani tamu dengan sebaik-baiknya. Lebih dari 3 hari pelayanan kita dianggap sebagai sedeqah.6. Jangan sekali-kali menyusahkan tamu, disunnahkan agar melayani keinginan tamu.7. Disunnahkan bagi tuan rumah agar menemani tamu makan.8. Bila tamu akan pulang maka disunnahkan bagi tuan rumah untuk mengantarkannya sampai ke pintu rumah.Bagi yang bertamu :1. Makanlah apa yang dihidangkan, jangan meminta sesuatu yang tidak dihidangkan.2. Jika akan puasa ( puasa sunat ataupun selain bulan Ramadhan )hendaknya meminta izin dulu dari tuan rumah.3. Jika sedang berpuasa selain Ramadhan, puasa nazar atau qadha, maka sebaiknya berbuka, jika bertamu kemudian dihidangkan makanan oleh tuan rumah.4. Dianjurkan agar jangan menjadi imam sewaktu shalat berjamaah, jika sedang bertamu di tempat orang lain.Undangan Makan :1. Disunnahkan agar datang menghadiri undangan, jika diundang. (Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ahmad )2. Jika ada dua undangan yang kita terima, maka hadirilah yang terdekat dengan pintu rumah kita. (Abu Daud, Ahmad).3. Jangan datangi suatu acara jika tidak diundang oleh tuan rumah. (Abu daud).4. Boleh menghadiri undangan dengan menyertakan teman, walaupun teman itu tidak diundang. (Bukhari, Abu daud, Baihaqi).5. Sebaikya janganmenghadiri undangan orang fasik atau undangan yang didalamnya ada kemaksiatan. (Thabrani, Baihaqi)Sumber : http://takaza.blogspot.comadab-abad bertamu menurut islam:1. Ketika mengundang seseorang, hendaknya mengundang orang-orang yang bertakwa, bukan orang yang fajir (bermudah-mudahan dalam dosa), sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, , Janganlah engkau berteman melainkan dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu melainkan orang yang bertakwa! (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)2. Tidak mengkhususkan mengundang orang-orang kaya saja, tanpa mengundang orang miskin, berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan. (HR. Bukhari Muslim)3. Tidak mengundang seorang yang diketahui akan memberatkannya kalau diundang.4. Disunahkan mengucapkan selamat datang kepada para tamu sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, bahwasanya tatkala utusan Abi Qais datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Beliau bersabda, Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal. (HR. Bukhari)5. Menghormati tamu dan menyediakan hidangan untuk tamu makanan semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan makanan yang terbaik. Allah taala telah berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim alaihis salam bersama tamu-tamunya: . Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil berkata: Tidakkah kalian makan? (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27)6. Dalam penyajiannya tidak bermaksud untuk bermegah-megah dan berbangga-bangga, tetapi bermaksud untuk mencontoh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para Nabi sebelum beliau, seperti Nabi Ibrahim alaihis salam. Beliau diberi gelar Abu Dhifan (Bapak para tamu) karena betapa mulianya beliau dalam menjamu tamu.7. Hendaknya juga, dalam pelayanannya diniatkan untuk memberikan kegembiraan kepada sesama muslim.8. Mendahulukan tamu yang sebelah kanan daripada yang sebelah kiri. Hal ini dilakukan apabila para tamu duduk dengan tertib.9. Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada tamu yang lebih muda, sebagaimana sabda beliau shallallahu alaihi wa sallam: Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami. (HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad). Hadits ini menunjukkan perintah untuk menghormati orang yang lebih tua.10. Jangan mengangkat makanan yang dihidangkan sebelum tamu selesai menikmatinya.11. Di antara adab orang yang memberikan hidangan ialah mengajak mereka berbincang-bincang dengan pembicaraan yang menyenangkan, tidak tidur sebelum mereka tidur, tidak mengeluhkan kehadiran mereka, bermuka manis ketika mereka datang, dan merasa kehilangan tatkala pamitan pulang.12. Mendekatkan makanan kepada tamu tatkala menghidangkan makanan tersebut kepadanya sebagaimana Allah ceritakan tentang Ibrahim alaihis salam, Kemudian Ibrahim mendekatkan hidangan tersebut pada mereka. (Qs. Adz-Dzariyat: 27)13. Mempercepat untuk menghidangkan makanan bagi tamu sebab hal tersebut merupakan penghormatan bagi mereka.14. Merupakan adab dari orang yang memberikan hidangan ialah melayani para tamunya dan menampakkan kepada mereka kebahagiaan serta menghadapi mereka dengan wajah yang ceria dan berseri-seri.15. Adapun masa penjamuan tamu adalah sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, : Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya. Para sahabat berkata: Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya? Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata: Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.16. Hendaknya mengantarkan tamu yang mau pulang sampai ke depan rumah. (akhlakul karimah)sumber:http://andretauladan.blogspot.com/2012/01/adab-menerima-tamu-dalam-islam.htmladat menerima tamuPENGERTIAN:Menerima tamu adalah menerima seseorang yang berkunjung kerumah kita, baik yang dari jauh, maupun tetangga atau kerabat.HR . AhmadHormatilah tamu-tamu yang berkunjung kerumahmu karena itu adalah rahmat.CARA MENERIMA TAMU1. Menyambutnya dengan penuh hormat.2. Bersikap ramah dan sopan.(HR. Ahmad)3. Tanyakn keadaan tamu.4. Jangan mendominasi pembicaraan.5. Jangan menanyakan pertanyaan yang tidak sopan.6. Antarkan tamu kepintu kalau sudah pamitan.MEMPRAKTEKKAN ADAB MENERIMA TAMUTanamkan keyakinan/keimanan yang kuat:1. Agar tidak tergoda syetan.2. Bahwa menerima tamu adalah ibadah.3. Bahwa menghormati tmu sama dengan menghormati diri sendiri,4. Bahwa setiap tamu yang datang adalah berkah.5. Untuk menghindari buruk sangka terhadap tamu.CARA MENERIMA TAMU MENURUT ISLAM:1. Menjawab SalamMenjawab salam saudara kita sesama muslim berarti merealisasikan sunnahRosululloh dan menunaikan hak sesama muslim.Dari Abu Hurairoh berkata: Saya mendengar Rosululloh bersabda:Hak orang muslim terhadap muslim lainnya ada lima; Menjawabsalam Adapun apabila ahli kitab yang mengucapkan salam, maka jawabannyacukup hanya dengan ucapan alaik atau alaikumsaja, sebagaimana keterangan yang lalu.2. Boleh Menanyakan Siapa NamanyaKetika sohibul bait (tuan rumah) mengetahui ada tamu yang sedangmeminta izin masuk ke rumahnya sedangkan dia tidak mengenal sebelumnya,maka boleh menanyakan namanya. Misalnya dengan menggunakan pertanyaan:Siapa nama Anda?, Siapa itu?atau pertanyaan serupa lainnya.Dari Qotadah dia berkata: Aku pernah bertanya kepada sahabat Anas: Apakah berjabattangan itu ada pada zaman sahabat Nabi Maka dia menjawab:Ya.Hikmah berjabat tangan sesama muslim sangat banyak sekali, antaralain: dapat melapangkan dada, menambah erat ukhuwah Islamiyah dandapat menghapus dosa selama belum berpisah.3. Boleh Menolak TamuAlloh memberi wewenang kepada shohibul bait untuk menentukansikap terhadap tamu yang datang antara menerima dan menolak. Jikamemang harus menolaknya karena suatu hal, maka hendaknya dia menolakdengan sopan, menyampaikan udzurnya dan dengan adab yang baik.Dari Abu Hurairah dari Nabi Beliau berkata: barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir maka hendaknyamemuliakan tamunya, dan barang siapa yang beriman kepada Alloh danhari akhir maka hendaknya bicara yang benar atau diam.4. Berjabat TanganKetika bertemu dengan tamu saudara sesama muslim, disunnahkan berjabattangan sebagaimana amalan para sahabat Nabi Muhammad.Dari Jabir bin Abdulloh bahwasanya dia berkata:Saya datang kepada Rosululloh untuk membayar hutang ayahku, aku mengetukpintu rumahnya. Beliau bertanya: Siapa itu?Dari Al-Barro bin Azib ia berkata: Rosululloh bersabda:Tidaklah dua orang Islam yang saling bertemi lalu berjabat tanganmelainkan Alloh akan mengampuni keduanya selagi belum berpisah.Tetapi bila tamunya wanita yang bukan mahrom, maka dilarang berjabattangan. Karena Rosululloh sepanjang hidupnya tidak pernah berjabattangan dengan wanita yang bukan mahromnya.Dari Aisyah ia berkata: tidaklah pernah tangan Rosululloh menyentuh tangan seorang wanitapun(yang bukan -mahromnya), kecuali budak wanita yang beliau miliki.Bahkan dosa orang yang berjabat tangan atau menyentuh wanita yangbukan mahromnya lebih pedih daripada ditusuk kepalanya dengan jarumbesi.Dari Maqol bin Yasar ia berkata: Rosululloh bersabda:Sungguh kepala seorang bila ditusuk dengan jarum besi itulebih balk dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya .5. Boleh Saling BerpelukanBerpelukan dengan tamu yang datang dari bepergian, pada asalnya dibolehkan,karena banyak sahabat yang mengamalkannya. Imam Ahmad, Abu JafarAt-Thohawi berkata:Ulama berselisih pendapat dalam hukum berpelukan. Ada yang membolehkandan ada yang melarang. Mereka yang membolehkan berdalil dengan riwayatdari Syabi dengan sanadnya:Sesungguhnya sahabat Nabi apabila mereka bertemu, merekasaling berjabat tangan dan bila datang dari bepergian mereka berpeluk-pelukan.Dari Abu Jafar dia berkata: Ketika aku datang menghadap Rosulullohdari Najasi beliau menjumpaiku lalu memelukku.Dari Ummu Darda dia berkata: Ketika Salman tiba, dia bertanya Dimanasaudaraku? Lalu aku menjawab: Dia di masjid,lalu dia menuju ke masjid dan setelah melihatnya, dia memeluknya,sedangkan sahabat yang lain saling berpeluk-pelukan pula.Kesimpulannya: Pada mulanya dilarang berpeluk-pelukan kemudian atsarberikutnya membolehkan.Muhammad Al-Mubarokfuri berkata:Adapun penggabungan hadits antara Riwayat Anas yang menerangkantidak disyariatkannya berpelukan, dengan riwayat Aisyah yang membolehkannya,maka riwayat Aisyah mertunjukkan kekhususan ketika datang dari bepergian.Wallohu alam.Kami tambahkan pula bahwa bab berpelukpelukan ini dikutip pula olehImam Bukhori di dalam kitab shohihnya, Imam Tirmidzi di dalam kitabJaminya dan Abu Dawud di dalam kitab Sunannya yaitu Kitab Al-Istidzanwal Adab, silakan menelaahnya.Walhasil, berpelukan dengan tamu yang baru datang dari bepergian jauhdibolehkan asal sesama jenis. Sebagaimana yang pernah diamalkan olehpara sahabat. Wallohu alam