acara2budi

28
 LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN ACARA 2 PETA KERJA UNTUK EVALUASI TATA LETAK AWAL Disusun Oleh: 1. Arum Baasithu (10/300298/TP/9797) 2. Budi Santoso (10/297446/TP/9691) 3. Puji Rahayu (10/298148/TP/9733) 4. Tectona Grandis (10/300317/TP/9799) Asisten: Ayu Puspitasari LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

Upload: budi-santoso

Post on 17-Jul-2015

162 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 1/28

 

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN

ACARA 2

PETA KERJA UNTUK EVALUASI TATA LETAK AWAL

Disusun Oleh:

1. Arum Baasithu (10/300298/TP/9797)

2. Budi Santoso (10/297446/TP/9691)

3. Puji Rahayu (10/298148/TP/9733)

4. Tectona Grandis (10/300317/TP/9799)

Asisten:

Ayu Puspitasari

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

Page 2: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 2/28

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. 

TUJUAN PRAKTIKUM1.  Praktikan dapat membuat peta kerja, seperti peta proses operasi, peta

aliran proses, diagram aliran berdasarkan proses produksi yang terjadi,

lengkap dengan data peralatan dan waktu proses.

2.  Praktikan dapat mengevaluasi tata letak berdasarkan peta kerja yang

dibuat.

3.  Praktikan dapat menganalisis kelebihan dan kekurangan tata letak yang

ada sekarang.

B.  LATAR BELAKANG

Tata letak adalah susunan fasilitas, organisasi dan peralatan dalam

proses konversi untuk mengoptimumkan hubungan antara petugas

pelaksana,aliran bahan, aliran informasi dan tata cara untuk mencapai tujuan.

Dalam dunia industri tata letak yang efisien sangat dibutuhkan supaya aliran

kerja berlangsung secara lancar di pabrik, kepuasan kerja dan rasa aman

terjamin, pemindahan bahan seminimal mungkin,area dimanfaatkan secaraefektif.

Sehingga unuk pencapaian tujuan tersebut perlu adanya perencanaan

dan perbaikan tata letak pabrik. Dengan pembuatan peta-peta kerja seperti

peta proses operasi, peta aliran proses, dan diagram alir dapat memberikan

informasi-informasi untuk analisa lebih lanjut. Data yang tercantum pada

peta kerja digunakan sebagai acuan dalam melakukan evaluasi dan

perancangan tata letak pabrik. Peta proses operasi menunjukkan urutan

operasi tiap bahan, menunjukkan panjang relatif lintasan produksi dan ruang

yang dibutuhkan, menunjukkan kesulitan yang mungkin timbul dalam aliran

produksi sehingga dapat dilakukan perbaikan,serta menunjukkan titik tempat

bahan memasuki proses. Peta aliran proses yang memuat seluruh langkah

dalam proses dapat digunakan sebagai dasar analisis perbaikan jarak,

perpindahan, peralatan , tenaga kerja dan mengurangi waktu yang terbuang

sia-sia karena kegiatan yang tidak produktif (delay). Sedangkan diagram alir

Page 3: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 3/28

 

menggambarkan langkah-langkah proses yang digambarkan diatas tata letak 

tempat yang dikaji sehingga memudahkan dalam analisa kondisi aliran kerja

yang ada.

C.  TINJAUAN PUSTAKA

Penanganan bahan yang efisien sangat penting bagi operasi manufaktur.

Seperti halnya transportasi berperan penting di lokasi fasilitas manufaktur,

transportasi juga merupakan faktor yang penting di dalam tata letak internal

fasilitas manufaktur. Bahan harus dibongkar, dipindahkan melalui inspeksi

dan operasi produksi ke kawasan penyimpanan, dan akhirnya ke bagian

pengiriman. Perpindahan ini tidak menambah nilai pada produk, tetapi benar-

benar menambah biaya. Beberapa pabrik menghabiskan antara 20 dan 30

persen dari daftar gaji di pabrik mereka untuk penanganan bahan. Jumlah

terbaik penanganan bahan biasanya adalah jumlah paling sedikit yang

dimungkinkan untuk menyelesaikan operasi bersangkutan. Metode

penanganan bahan dan pengaturan pabrik saling meningkatkan satu sama

lain. Tata letak pabrik yang baik memungkinkan suatu pengoperasian

menggunakan metode penanganan yang paling efisien. Pengoperasian yang

efisien dan metode penangana bahan yang tepat mengurangi biaya dan

memungkinkan kemampuan maksimum diperoleh dari suatu fasilitas

produksi (Sutalaksana, 2006).

Peta proses operasi adalah salah satu teknik yang paling berguna dalam

perencanaan produksi. Kenyataannya, peta ini adalah diagram tentang proses

dan telah digunakan dalam berbagai cara sebagai alat perencanaan dan

pengendalian. Dengan tambahan data lain, peta ini dapat digunakan sebagaialat manajemen (Apple, 1990).

Beberapa tujuan dari penangan bahan (Barnes, 1980):

1.  Memelihara atau memperbaiki kualitas produk, memperkecil

kerusakan, dan memberikan perlindungan pada bahan-bahan tersebut.

2.  Meningkatkan keamanan dan memperbaiki kondisi pekerjaan.

3.  Meningkatkan produktivitas seperti:

a.  Memelihara atau memperbaiki penanganan bahan (rasio produksi)

Page 4: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 4/28

 

b.  Penanganan bahan dengan mesin

c.  Penanganan bahan dengan manual

d.  Pemindahan beberapa bahan dalam satu waktu

e.  Pemindahan bahan memiliki jarak yang pendek dan

memungkinkan

f.  Aliran bahan terletak dalam satu garis lurus

4.  Meningkatkan penggunaan fasilitas seperti:

a.  Meningkatkan penggunaan pada bangunan pabrik 

b.  Peralatan penangan bahan harus terstandarisasi

c.  Menghubungkan semua peralatan penanganan bahan menjadi

sebuah sistem

d.  Memelihara dan mengembangkan semua peralatan sesuai

kebutuhan dengan bantuan program pencegahan dan pemeliharaan

5.  Memperkecil berat atau bobot

6.  Pengawasan terhadap inventori

Peta proses operasi dapat digambarkan dengan baik apabila

menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut (Hendrin, 2009):

1.  Membuat judul Peta Proses Operasi dan identifikasi nama obyek,

nama pembuat peta, tanggal dipetakan, nomor peta, dan nomor gambar.

2.  Material yang digunakan ditempatkan di atas garis horisontal, yang

menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses.

3.  Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang

menunjukkan terjadinya perubahan proses.

4.  Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara

berurutan sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatanproduk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi.

5.  Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara

tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.

6.  Produk yang biasanya paling banyak memerlukan operasi, harus

dipetakan terlebih dahulu dan berarti dipetakan dengan garis vertikal di

sebelah kanan halaman kertas.

Page 5: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 5/28

 

Peta proses operasi yang telah dipetakan dapat dianalisis untuk 

mengetahui informasi-informasi yang diperlukan dari kegiatan kerja yang

dilakukan. Analisis yang perlu dilakukan terdiri dari 4 hal seperti di bawah ini

(Adhit, 2008):

1.  Bahan-bahan

Semua alternatif dari bahan yang dipergunakan harus dipertimbangkan

supaya proses penyelesaian dan toleransi sedemikian rupa sesuai dengan

fungsi, realibilitas, pelayanan, dan waktunya.

2. Operasi

Semua pilihan yang mungkin terjadi dalam proses pengolahan,

pembuatan, pengerjaan dengan mesin atau metode perakitannya, serta alat-

alat dan perlengkapan yang digunakan perlu dipertimbangkan. Perbaikan

yang dapat dilakukan adalah dengan menghilangkan, menggabungkan,

merubah, atau menyederhanakan operasi-operasi yang terjadi.

3. Pemeriksaan

Pemeriksaan perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas maupun

kuantitas suatu obyek untuk memenuhi standar atau ketentuan yang sudah

ditetapkan supaya produk tersebut dapat dikatakan baik atau memenuhi

syarat. Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan teknik pengambilan sampel

untuk mengetahui kondisi suatu obyek atau produk.

4. Waktu

Semua alternatif mengenai cara kerja, jenis peralatan dan perlengkapan

yang digunakan perlu diperhatikan untuk menyederhanakan waktu yang

dipergunakan.

Selain peta proses produksi, di dalam penanganan bahan terdapat pulapeta aliran proses. Sedangkan pengertian peta aliran proses adalah suatu

diagram yang menunjukkan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan,

transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses

atau prosedur berlangsung, serta di dalamnya memuat pula informasi-

informasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu yang dibutuhkan dan

  jarak perpindahan. Waktu biasanya dinyatakan dalam jam dan jarak 

Page 6: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 6/28

 

perpindahan biasanya dinyatakan dalam meter. Walaupun hal ini tidak 

terlampau mengikat atau tidak selalu begitu (Hidayat, 2006).

Peta aliran proses pada umumnya terbagi dalam dua tipe, yaitu(Hidayat,

2006):

1.  Peta aliran proses tipe bahan

Peta aliran proses tipe bahan, ialah suatu peta yang

menggambarkan kejadian yang dialami bahan (bisa merupakan salah satu

bagian dari produk jadi) dalam suatu proses atau prosedur operasi.

2.  Peta aliran proses tipe orang

Peta aliran proses tipe orang pada dasarnya bisa dibagi menjadi dua

bagian, yaitu:

  Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja

seorang operator.

  Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja

sekelompok manusia, sering disebut peta proses kelompok kerja yang akan

diuraikan lebih lengkap dalam sub-sub berikutnya. Pada umumnya peta aliran

proses tipe orang adalah suatu peta yang menggambarkan suatu proses dalam

bentuk aktivitas-aktivitas manusianya.

Dari sedikit uraian diatas tentang peta proses operasi dan peta aliran

proses, kiranya dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat dua hal utama yang

membedakan antara peta proses operasi dengan peta aliran proses, antara lain

:

a. Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas

dasarnya, termasuk transportasi, menunggu dan menyimpan. Sedangkan pada

peta proses operasi, terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja.

b. Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang diproses

secara lebih lengkap dibanding peta proses operasi, dan memungkinkan untuk 

digunakan di setiap proses atau prosedur, baik dipabrik atau dikantor. Sebagai

konsekuensinya, peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk 

menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan. Biasanya suatu peta

aliran proses hanyalah menggambarkan dan digunakan untuk menganalisa

salah satu komponen dari produk yang dirakit.

Page 7: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 7/28

 

 Proses penanganan bahan dapat digambarkan pula dengan diagram alir.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa diagram aliran merupakan gambaran

menurut skala dari susunan lantai dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari

semua aktivitas yang terjadi dalam peta aliran proses. Aktivitas yang berarti

pergerakan suatu material atau orang dari suatu tempat ketempat berikutnya.

Arah aliran digambarkan oleh anak panah kecil pada garis aliran

tersebut(Robert, 2010).

Kegunaan diagram aliran, antara lain(Robert, 2010):

1.  Lebih memperjelas suatu peta aliran proses, apalagi jika arah aliran

merupakan faktor yang penting.

2.  Menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja.

Proses material handling adalah satu hal penting dalam perencanaan

dalam perencanaan tata letak fasilitas produksi, karena aktivitas ini akan

menentukan hubungan antara satu fasilitas produksi dengan fasilitas yang

lainnya. Berdasarkan perumusan yang dibuat American Material Handling

Society (AMHS).Material handling dapat dinyatakan sebagai seni dan ilmu

yang meliputi penanganan (Handling), pemindahan, pembungkusan,

penyimpanan, sekaligus pengendalian (Wignjosoebroto, 1996).

Page 8: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 8/28

 

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. 

HASIL1.  Peta Proses Operasi menu masakan dan minuman warung makan

Cemara Muda (terlampir)

2.  Peta Aliran Proses menu masakan dan minuman warung makan

Cemara Muda (terlampir)

3.  Diagram Aliran menu masakan dan minuman warung makan Cemara

Muda (terlampir)

B.  PEMBAHASAN

Praktikum acara 2 ini berjudul “Peta Kerja Untuk Evaluasi Tata Letak 

Awal”. Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat membuat peta

kerja seperti peta proses operasi, peta aliran proses, diagram aliran,

berdasarkan proses produksi yang terjadi, lengkap dengan data peralatan dan

waktu proses. Selain itu praktikum ini juga bertujuan agar praktikan dapat

mengevaluasi tata letak berdasarkan peta kerja yang dibuat serta praktikan

dapat menganalisis kelebihan dan kekurangan tata letak yang ada sekarang

berdasarkan proses produksi yang terjadi. Obyek yang diamati dalam

praktikum ini adalah warung makan Cemara Muda yang berlokasi di kawasan

wisata Pantai Kuwaru, Srandakan, Bantul.

Pada praktikum kali ini dibuat tiga peta kerja yaitu peta proses operasi

(operation process chart), peta aliran proses (flow process chart), dan

diagram aliran bahan. Peta kerja yang dibuat kali ini merupakan suatu alat

yang menggambarkan aktivitas-aktivitas kerja yang terjadi di warung makan

dan informasi-informasi yang ada selama aktivitas kerja berlangsung.

Peta proses operasi (PPO) merupakan suatu diagram yang

menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan-bahan

baku yang berisi urutan-urutan operasi dan pemeriksaan dari tahap awal

sampai menjadi produk jadi, dan memuat informasi-informasi selama suatu

aktivitas berlangsung seperti waktu, material, alat atau mesin yang digunakan.

Pada Peta Proses Operasi, proses operasi pada setiap bahan baku dibagi

secara detail mulai dari proses pengolahan bahan mentah sampai menjadi

produk jadi. Pada Peta Proses Operasi, hanya kegiatan produktif yang berupa

Page 9: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 9/28

 

operasi dan inspeksi yang digambarkan serta pada akhir operasi digambarkan

lambang penyimpanan yang menunjukkan proses operasi suatu bahan telah

berakhir. Sedangkan proses-proses yang tidak produktif, seperti proses

transportasi, penyimpanan, dan delay tidak digambarkan. Yang dimaksud

dengan suatu proses yang produktif adalah suatu proses yang tidak dapat

dihilangkan dalam aktivitas produksi barang karena jika proses tersebut

dihilangkan maka dapat mempengaruhi hasil akhir dari produk yang dibuat.

Dalam Peta Proses Operasi, bahan utama (bahan yang mengalami proses

operasi paling banyak) digambarkan paling kanan dalam PPO. Sedangkan di

sebelah kiri bahan utama terdapat bahan yang ditambahkan pertama kali, lalu

disebelah kiri bahan tambahan pertama terdapat bahan tambahan kedua dan

seterusnya, yang berdasarkan urutan penambahan dalam proses produksi yang

dilakukan. Informasi-informasi yang dapat diperoleh dari peta proses operasi

memiliki beberapa manfaat antara lain:

a.  Mengetahui kebutuhan terhadap mesin dan spesifikasinya.

b.  Mengetahui data kebutuhan jenis operasi.

c.  Mengetahui fasilitas produksi yang dibutuhkan.

d.  Memperkirakan kebutuhan terhadap bahan baku dengan

memperhitungkan efisiensi tiap operasi dan pemeriksaan.

e.  Menentukan tata letak pabrik.

f.  Sebagai dasar dalam pelaksanaan perbaikan cara kerja yang sedang

digunakan.

Berikut adalah cara pembuatan peta proses operasi.

a.  Pada garis teratas, ditulis “Peta Proses Operasi” dan dikuti informasi lain

seperti nama obyek, nama pembuat peta, tanggal pemetaan, dan nomor

peta.

b.  Bahan yang akan diproses ditulis diatas garis horizontal. Bahan utama atau

yang mengalami proses operasi terbanyak digambarkan di sisi paling

kanan.

Page 10: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 10/28

 

c.  Garis menurun digambar untuk menunjukkan aliran operasi. Proses

operasi dilambangkan dengan lingkaran dan inspeksi dilambangkan

dengan bujur sangkar. Di sebelah kanan setiap lambang operasi, dituliskan

informasi mengenai proses operasi atau inspeksi yang terjadi meliputi

nama operasi, alat atau mesin yang digunakan, waktu operasi, serta

kapasitas bahan yang diolah.

d.  Bahan tambahan ditulis di sebelah kiri bahan utama, dimulai dari bahan

yang ditambahkan pertama kali.

e.  Penomoran diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan proses operasi

atau inspeksi yang dilakukan dalam pembuatan produk.

f.  Lambang segitiga terbalik digambar jika keseluruhan operasi telah

dilaksanakan.

g.  Setelah peta proses operasi selesai dibuat, dituliskan ringkasan jumlah

kegiatan operasi dan inspeksi yang terjadi serta waktu total di sebelah

pojok kiri bawah halaman kertas.

Peta kerja yang kedua adalah Peta Aliran Proses (Flow Process Chart )

yang digambarkan dalam bentuk tabel. Peta Aliran Proses hanya

menggambarkan semua proses yang dialami oleh satu bahan. Proses yang

digambarkan dalam Peta Aliran Proses ini berupa proses yang produktif 

(operasi dan inspeksi) dan proses yang tidak produktif (transportasi,

penyimpanan, dan delay  /penundaan). Dalam Peta Aliran Proses ini juga

dicantumkan informasi mengenai waktu proses, jumlah bahan yang diolah,

dan jarak perpindahan yang dialami oleh suatu bahan jika bahan tersebut

mengalami transportasi. Karena dalam satu Peta Aliran Proses hanyadigambarkan seluruh proses yang terjadi pada satu bahan saja maka untuk 

setiap bahan yang digunakan dalam suatu proses produksi digambarkan

dengan suatu Peta Aliran Proses tersendiri. Jadi, dalam suatu proses produksi

terdapat lebih dari satu Peta Aliran Proses. Manfaat pembuatan Peta Aliran

Proses ini adalah

a.  Sebagai dasar untuk mengeliminasi operasi yang tidak diperlukan dan

menghambat.

Page 11: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 11/28

 

b.  Sebagai dasar untuk mengevaluasi suatu operasi sehingga dapat berjalan

secara lebih efektif, sehingga kegiatan yang tidak produktif dapat dikurangi

bahkan dihilangkan.

c.  Sebagai dasar untuk menganalisis suatu proses yang menjadi bottle neck 

dalam suatu proses produksi.   Bottle neck yang terjadi dalam suatu proses

produksi yang terjadi dapat berupa inefisiensi dalam hal kapasitas mesin

produksi maupun dalam hal waktu pemrosesan yang terjadi di setiap mesin

penggolahan. Dengan dihilangkannya bottle neck  ini maka suatu proses

produksi dapat berjalan dengan lebih efisien.

Berikut adaah cara pembuatan peta aliran proses

a.  Formulir peta aliran proses dibuat sesuai dengan format yang sudah ada.

b.  Judul diisi sesuai dengan kegiatan yang diamati.

c.  Nomor peta, keterangan bahan atau orang, keterangan sekarang atau usulan,

pembuat peta, dan tanggal pemetaan diisi sesuai dengan kondisi pengamatan.

d.  Tentukan aliran bahan atau orang yang sedang diiikuti.

e.  Kolom sebelah kanan dilengkapi dengan data seperti jarak perpindahan,

 jumlah orang yang terlibat, waktu yang dibutuhkan, dan keterangan lain yang

perlu untuk dicantumkan. Dalam kolom uraian kegiatan, dimasukkan

aktivitas yang diamati.

f.  Langkah di atas diulangi untuk proses lain yang diamati.

Peta kerja ketiga yang dibuat adalah Diagram Aliran. Pada diagram aliran

ini, urutan proses-proses pengolahan yang dilakukan digambarkan di atas denah

tata letak awal industri. Dalam diagram alir ini lambang-lambang proses yang

terjadi pada bahan digambarkan dengan garis yang menunjukkan lintasan

perjalanan bahan dari setiap stasiun operasi. Tiap bahan yang berbeda harus

digambarkan dengan garis yang berbeda pula untuk membedakan proses yang

terjadi. Namun, dalam peta kerja diagram alir ini di setiap stasiun kerja juga tetap

diberi lambang proses yang terjadi terhadap bahan di dalam stasiun tersebut.

Manfaat dari adanya diagram alir ini adalah

a.  Proses perjalanan bahan lebih mudah untuk dijelaskan

Page 12: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 12/28

 

b.  Mempermudah evaluasi proses-proses yang terjadi maupun perpindahan

bahan yang dilakukan.

c.  Sebagai dasar untuk mendesain ulang tata letak dan fasilitas-fasilitas yang ada

dalam suatu industri sehingga memungkinkan proses produksi dan proses

perpindahan bahan terjadi secara efisien sehingga industri tersebut dapat

meminimalisasi total cost produksi.

d.  Sebagai dasar untuk mengamati suatu lokasi kritis dalam proses produksi

dengan mengamati banyaknya garis potong yang menggambarkan lintasan

perpindahan tiap bahan baku dan perpindahan yang tidak efisien karena

adanya back-tracking. 

Berikut adalah cara pembuatan diagram aliran bahan

a.  Denah tata letak industri yang bersangkutan digambar

b.  Lambang proses yang menentukan tiap langkah digambar pada denah yang

telah dibuat. langkah demi langkah proses digambar sampai akhir proses.

c.  Lambang proses yang terjadi diberi nomor urut.

d.  Lambang-lambang proses dihubungkan dengan garis untuk menunjukkan

lintasan perjalanan objek.

Peta kerja yang pertama dibuat adalah Peta Proses Operasi. Peta kerja ini

menunjukkan proses pembuatan menu masakan dan minuman yang dibuat di

warung makan Cemara Muda dari mulai bahan baku sampai menjadi menu

masakan dan minuman yang dipesan oleh pengunjung. Pada Peta Proses Operasi

hanya digambarkan proses-proses yang produktif yang berupa proses operasi dan

proses inspeksi yang dilakukan dalam proses pembuatan menu masakan danminuman. Selain itu, dalam Peta Proses Operasi ini juga dijelaskan mengenai

mesin maupun alat yang dipakai dan waktu yang diperlukan untuk setiap proses

yang terjadi.

Pada pembuatan PPO menu masakan ikan goreng, bahan utama yang

digunakan dan ditulis pada sisi paling kanan adalah ikan (semua jenis ikan yang

dijual tergantung yang dipesan oleh pengunjung). Bahan tambahan yang

digunakan adalah bumbu dan minyak goreng. Penambahan bumbu disini ditulis

Page 13: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 13/28

 

secara langsung tanpa mengalami proses operasi maupun inspeksi karena bumbu

diasumsikan telah dibuat dan siap untuk dipakai. Begitu pula untuk bahan

tambahan minyak goreng. Operasi pertama yang dilakukan adalah penimbangan

ikan sesuai dengan keinginan pengunjung. Alat yang digunakan berupa timbangan

dan berat ikan yang dibeli adalah 1 kg. Operasi penimbangan ini juga diikuti

dengan inspeksi untuk mengetahui berat yang ditunjukkan oleh timbangan.

Operasi kedua yaitu penyiangan ikan. Penyiangan dilakukan dengan pisau. Pada

operasi penyiangan ini ikan dibersihkan kulitnya serta dibuang isi perutnya.

Penyiangan ini memerlukan inspeksi untuk memastikan bahwa ikan telah benar-

benar bersih. Operasi yang keempat adalah operasi pembersihan, yang merupakan

kelanjutan dari penyiangan namun dilaksanakan dengan lebih teliti. Operasi

kelima yaitu pencucian. Alat yang digunakan adalah baskom. Pencucian ini juga

diikuti dengan inspeksi untuk memastikan bahwa ikan telah benar-benar bersih.

Setelah itu, ikan ditiriskan untuk mengurangi air dengan menggunakan saringan

atau baskom yang mempunyai lubang-lubang kecil. Setelah air pada ikan

berkurang, ikan direndam dengan bumbu di dalam baskom untuk memberikan

rasa dan aroma pada ikan. Setelah direndam, ikan digoreng dengan minyak 

goreng yang sebelumnya telah dipanaskan. Selama penggorengan, ikan diinspeksi

untuk memastikan bahwa ikan telah benar-benar matang. Dalam proses

pembuatan ikan goreng ini, terdapat 8 operasi dan 5 inspeksi.

Menu lain yang dibuat adalah pembuatan ikan bakar. Pada pembuatan PPO

menu masakan ikan bakar, bahan utama yang digunakan dan ditulis pada sisi

paling kanan adalah ikan (semua jenis ikan yang dijual tergantung yang dipesan

oleh pengunjung). Bahan tambahan yang digunakan adalah bumbu dan bumbu

kecap. Penambahan bumbu disini ditulis secara langsung tanpa mengalami prosesoperasi maupun inspeksi karena bumbu diasumsikan telah dibuat dan siap untuk 

dipakai. Operasi pertama yang dilakukan adalah pemilihan ikan oleh pengunjung.

Pemilihan ikan ini dilakukan secara manual dan memakan waktu selama 155

detik. Operasi kedua adalah penimbangan ikan sesuai dengan keinginan

pengunjung. Alat yang digunakan berupa timbangan dan berat ikan yang dibeli

adalah 6 kg. Operasi penimbangan ini dilakukan selama 261 detik. Operasi

penimbangan ini juga diikuti dengan inspeksi untuk mengetahui berat yang

Page 14: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 14/28

 

ditunjukkan oleh timbangan. Operasi selanjutnya yaitu penyiangan ikan.

Penyiangan dilakukan dengan pisau dan mamakan waktu selama 1189 detik. Pada

operasi penyiangan ini ikan dibersihkan kulitnya serta dibuang isi perutnya.

Penyiangan ini memerlukan inspeksi untuk memastikan bahwa ikan telah benar-

benar bersih. Operasi berikutnya yaitu pencucian yang terjadi selama 290 detik.

Alat yang digunakan adalah baskom. Pencucian ini juga diikuti dengan inspeksi

untuk memastikan bahwa ikan telah benar-benar bersih. Setelah itu, ikan

direndam dengan bumbu di dalam baskom selama 2690 detik untuk memberikan

rasa dan aroma pada ikan. Ikan selanjutnya ditiriskan secara manual selama 85

detik dilanjutkan dengan penataan pada pemanggang yang juga dilakukan secara

manual selama 80 detik. Penataan ini diikuti dengan proses inspeksi. Ikan yang

telah tertata di pemanggang selanjutnya dibakar di atas tungku pemanggang

selama 2800 detik dan diikuti dengan inspeksi untuk mengamati tingkat

kematangan ikan selama pembakaran. Disela-sela pembakaran dilakukan

pengolesan bumbu kecap dengan menggunakan kuas selama 135 detik. Ikan yang

telah matang selanjutnya disajikan dengan memakan waktu selama 123 detik.

Pembuatan ikan bakar ini terdiri dari 9 operasi dengan total waktu 5777 detik dan

7 inspeksi dengan total waktu 90 detik.

Menu lain yang dibuat adalah cumi goreng tepung. Pada pembuatan PPO

menu masakan cumi goreng tepung, bahan utama yang digunakan dan ditulis pada

sisi paling kanan adalah cumi. Bahan tambahan yang digunakan adalah tepung

beras, MSG, dan minyak goreng. Tepung beras dan MSG dicampur dulu sebelum

ditambahkan pada cumi. Artinya, tepung terigu dan MSG mengalami operasi

pencampuran. Pencampuran ini dilakukan secara manual selama 10 detik. Begitu

pula dengan minyak goreng yang juga mengalami operasi pemanasan dalamwajan selama 7 menit untuk 1 liter minyak goreng. Operasi pertama yang

dilakukan adalah penimbangan cumi sesuai dengan keinginan pengunjung. Alat

yang digunakan berupa timbangan dan berat cumi yang dibeli adalah 1 kg.

Operasi penimbangan ini juga diikuti dengan inspeksi untuk mengetahui berat

yang ditunjukkan oleh timbangan. Operasi penimbangan ini dilakukan selama 20

detik. Operasi penimbangan ini juga diikuti dengan inspeksi untuk mengetahui

berat yang ditunjukkan oleh timbangan. Operasi selanjutnya yaitu penyiangan

Page 15: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 15/28

 

cumi. Penyiangan dilakukan dengan pisau dan mamakan waktu selama 2 menit.

Pada operasi penyiangan ini cumi dibuang tentakelnya serta dibuang isi perutnya.

Penyiangan ini memerlukan inspeksi untuk memastikan bahwa cumi telah benar-

benar bersih. Setelah itu, cumi dicampur dengan tepung terigu yang telah

bercampur dengan MSG secara manual selama 20 detik. Setelah itu, dilakukan

penepungan pada cumi secara manual selama 2 menit. Cumi yang telah dilumuri

dengan tepung ini kemudian digoreng dengan wajan selama 19 menit 54 detik dan

dilakukan inspeksi untuk mengetahui tingkat kematangan cumi. Setelah itu, cumi

goreng tepung disajikan di atas piring dengan memakan waktu selama 30 detik.

Pembuatan cumi goreng tepung ini terdiri dari 9 operasi dengan total waktu 35

menit dan 5 inspeksi dengan total waktu 1 menit.

Menu lain yang dibuat adalah tumis kangkung. Pada pembuatan PPO tumis

kangkung, bahan yang diletakkan di sebelah paling kanan adalah minyak goreng.

Hal ini dikarenakan minyak goreng merupakan bahan yang paling banyak 

mengalami proses operasi. Bumbu dan kangkung ditulis di sebelah kiri minyak 

goreng. Operasi pertama yang dilakukan adalah pemanasan minyak goreng dalam

wajan selama 60 detik untuk 100 ml minyak goreng. Pemanasan ini diikuti

dengan inspeksi untuk memastikan bahwa minyak telah panas dan siap untuk 

digunakan. Operasi kedua adalah perajangan bumbu dengan pisau. Perajangan ini

memakan waktu selama 80 detik dan diikuti dengan inspeksi untuk memastikan

bahwa bumbu telah terajang dengan baik. Selanjutnya bumbu yang telah dirajang

tadi digoreng dengan minyak goreng yang telah dipanaskan tadi di dalam wajan

selama 60 detik. Operasi berikutnya adalah pemilihan kangkung. Pemilihan

kangkung ini dilakukan secara manual selama 270 detik untuk 1 baskom

kangkung. Kemudian kangkung dicuci di dalam baskom selama 40 detik.Kangkung yang telah dicuci ini kemudian ditumis dengan bumbu yang telah

digoreng sebelumnya dan ditambah dengan MSG. Penumisan dilakukan selama

180 detik. Pembuatan tumis kangkung ini terdiri dari 6 operasi dengan total waktu

690 detik dan 4 inspeksi dengan total waktu 100 detik.

Bahan utama yang digunakan dalam pembutan cumi-cumi asam pedas

adalah cumi-cumi dan bahan tambahan yang digunakan adalah bumbu dan

minyak goreng. Kedua bahan ini digambarkan di bagian atas dalam Peta Proses

Page 16: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 16/28

 

Operasi. Dalam Peta Proses Operasi pembuatan cumi-cumi asam pedas ini, cumi-

cumi yang merupakan bahan utama terletak di bagian paling kanan sedangkan

bumbu dan minyak goreng yang merupakan bahan tambahan terletak di sebelah

kiri cumi-cumi. Cumi-cumi yang merupakan bahan utama mengalami proses

operasi dan inspeksi yang lebih banyak bila dibandingkan dengan proses operasi

dan proses inspeksi yang terjadi pada bahan tambahannya. Peta Proses Operasi ini

dimulai dengan penimbangan sampai pemasakan cumi-cumi. Pada peta aliran

proses, hanya dibuat peta kerja untuk bahan utama, yaitu cumi-cumi. Sedangkan

diagram aliran dibuat untuk setiap bahan yang digunakan dari awal hingga akhir

proses, yaitu cumi-cumi, bumbu, dan minyak goreng.

Adapun langkah-langkah dalam proses pembuatan cumi-cumi asam pedas

adalah sebagai berikut:

1.  Proses pertama adalah mempersiapkan bahan baku, yaitu cumi-cumi.

Cumi-cumi yang telah dipilih oleh pengunjung ditimbang di stasiun

penimbangan yang berada di bagian depan warung. Pada tahapan ini

digunakan timbangan dan lama pengerjaannya adalah 60 detik. Pada

proses ini terjadi proses operasi pertama yaitu perubahan jumlah fisik 

bahan dan proses inspeksi pertama yaitu jumlah hasil timbangan yang

tepat.

2.  Setelah itu, cumi-cumi dibawa ke stasiun pembersihan untuk disiangi.

Waktu yang dibutuhkan selama kurang lebih 120 detik. Penyiangan

dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan. Pada proses

penyiangan ini terjadi proses operasi kedua dan proses inspeksi kedua.

Operasi penyiangan merubah fisik bahan sedankan inspeksi bahan untuk memastikan bahan telah bersih.

3.  Masih di stasiun yang sama, cumi-cumi dipotong-potong atau dirajang

menggunakan pisau dengan ukuran tertentu untuk memperkecil

ukurannya. Waktunya berkisar selama 60 detik. Pada proses perajangan ini

terjadi proses operasi sekaligus proses inspeksi ketiga. Perajangan ini

merupakan suatu operasi karena ketan mengalami perubahan fisik.

Page 17: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 17/28

 

Sedangkan inspeksi dilakukan untuk memperoleh cumi-cumi sesuai

ukuran yang diinginkan.

4.  Selanjutnya, cumi-cumi diletakkan di dalam baskom dan dicuci selama

kurang lebih 60 detik dengan menggunakan air yang mengalir. Stasiun

pembersihan dan pencucian berada di lokasi yang sama sehingga dapat

menghemat waktu transportasi. Pada proses ini terjadi proses operasi

keempat yaitu perubahan fisik bahan menjadi bersih dan proses inspeksi

keempat yaitu untuk memastikan bahan telah bersih.

5.  Setelah dicuci, cumi-cumi ditiriskan menggunakan saringan untuk 

menghilangkan sisa air pencucian. Tahap ini berlangsung sekitar 60 detik.

Pada proses penirisan ini terjadi proses operasi kelima dan proses inspeksi

kelima.

6.  Kemudian, cumi-cumi dipindahkan ke stasiun pemasakan untuk proses

selanjutnya, yaitu penambahan bahan tambahan, seperti bumbu asam

pedas dan minyak goreng.

7.  Selanjutnya, cumi-cumi dimasak selama 120 detik. Alat yang digunakan

adalah wajan. Pada proses ini terjadi proses operasi keenam yaitu

perubahan fisik bahan menjadi matang dan proses inspeksi keenam yaitu

untuk memastikan bahan telah matang.

8.  Setelah matang, cumi-cumi dipindah ke piring saji untuk kemudian

disajikan. Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam pembuatan cumi-

cumi asam pedas.

Setelah dihitung, total waktu yang dibutuhkan untuk membuat cumi-cumi asam

pedas adalah selama 540 detik per 0,5 kg bahan untuk total 6 operasi, 6 inspeksi,

dan 1 penyimpanan.

Bahan utama yang digunakan dalam pembutan bumbu asam pedas adalah

bawang putih dan cabai sedangkan bahan tambahan yang digunakan adalah

garam, minyak goreng, dan bahan lain seperti tomat, penyedap rasa, gula, saus

tiram, dan serai. Kedua bahan ini digambarkan di bagian atas dalam Peta Proses

Operasi. Dalam Peta Proses Operasi pembuatan bumbu asam pedas ini, bawang

putih dan cabai yang merupakan bahan utama terletak di bagian paling kanan

sedangkan garam, minyak goreng, dan bahan lain seperti tomat, penyedap rasa,

Page 18: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 18/28

 

gula, saus tiram, dan serai yang merupakan bahan tambahan terletak di sebelah

kiri bawang putih dan cabai. Bawang putih dan cabai yang merupakan bahan

utama mengalami proses operasi dan inspeksi yang lebih banyak bila

dibandingkan dengan proses operasi dan proses inspeksi yang terjadi pada bahan

tambahannya. Peta Proses Operasi ini dimulai dengan pemilihan sampai

penggorengan. Pada peta aliran proses, hanya dibuat peta kerja untuk bahan

utama, yaitu bawang putih dan cabai. Sedangkan diagram aliran dibuat untuk 

setiap bahan yang digunakan dari awal hingga akhir proses, yaitu bawang putih,

cabai, garam, minyak goreng, dan bahan lain seperti tomat, penyedap rasa, gula,

saus tiram, dan serai

Adapun tahap-tahap dalam membuat bumbu asam pedas adalah:

1.  Masing-masing bahan baku pembuatan bumbu asam pedas yang terdiri

dari bawang putih dan cabai dipilih dan hanya memakan waktu sekitar 15

detik. Pada proses ini terjadi proses inspeksi pertama. Pemilihan bahan

tidak mengubah sifat fisik, kimiawi, atau mikrobiologis sehingga tidak 

termasuk operasi.

2.  Kemudian garam yang telah ditakar ditambahkan. Waktu yang dibutuhkan

untuk penambahan garam yaitu 5 detik. Alat yang digunakan untuk 

menakar garam adalah sendok. Penakaran belum dilakukan dengan ukuran

yang presisi, namun masih menggunakan ukuran perkiraan berdasarkan

banyaknya bahan yang akan diolah.

3.  Selanjutnya, semua bahan dihaluskan menggunakan ulegan dari batu.

Tahap ini berlangsung selama 30 detik. Penghalusan bahan masih

menggunakan alat tradisional karena alasan citarasa, meskipun waktupenghalusan lebih lama bila dibandingkan dengan yang menggunakan alat

modern seperti blender.

4.  Setelah halus, bahan dimasukkan dalam minyak goreng yang telah

dipanaskan di stasiun pemasakan dan ditambahkan bahan-bahan lain, yaitu

tomat, penyedap rasa, gula, saus tiram, dan serai.

Page 19: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 19/28

 

5.  Proses terakhir dalam pembuatan bumbu asam pedas adalah penggorengan

bumbu. Proses ini menghabiskan waktu kurang lebih 60 detik. Untuk 

selanjutnya, bumbu disimpan untuk proses selanjutnya.

Dalam pembuatan bumbu asam pedas, dihabiskan waktu selama 155 detik untuk 

total 4 operasi, 5 inspeksi, dan 1 penyimpanan.

Minuman yang disediakan di menu warung Cemara Muda adalah es

kelapa muda dan minuman lain, yaitu es teh dan es jeruk. Bahan utama yang

digunakan dalam pembutan es kelapa muda adalah kelapa dan bahan tambahan

yang digunakan adalah gula pasir dan es batu. Kedua bahan ini digambarkan di

bagian atas dalam Peta Proses Operasi. Dalam Peta Proses Operasi pembuatan es

kelapa muda ini, kelapa yang merupakan bahan utama terletak di bagian paling

kanan sedangkan gula pasir dan es batu yang merupakan bahan tambahan terletak 

di sebelah kiri kelapa. Kelapa yang merupakan bahan utama mengalami proses

operasi dan inspeksi yang lebih banyak bila dibandingkan dengan proses operasi

dan proses inspeksi yang terjadi pada bahan tambahannya. Peta Proses Operasi ini

dimulai dengan pelubangan sampai penyajian es kelapa muda. Pada peta aliran

proses, hanya dibuat peta kerja untuk bahan utama, yaitu kelapa. Sedangkan

diagram aliran dibuat untuk setiap bahan yang digunakan dari awal hingga akhir

proses, yaitu kelapa, gula pasir, dan es batu.

Langkah-langkah dalam proses pembuatan es kelapa muda adalah sebagai

berikut:

1.  Bahan baku yang diperlukan, yaitu buah kelapa dilubangi bagian atasnya

dengan menggunakan golok. Sebelum digunakan, golok diasah agar proses

pelubangan menjadi lebih mudah. Proses pelubangan ini berlangsung

sekitar 80 detik. Pada proses ini terjadi proses operasi pertama dan proses

inspeksi pertama.

2.  Selanjutnya buah kelapa dibersihkan kulit bagian luarnya dengan

menggunakan kain lap untuk menghilangkan kotoran-kotoran. Proses ini

memakan waktu selama 26 detik.

Page 20: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 20/28

 

3.  Kemudian, ditambahkan gula pasir yang telah ditakar. Akan tetapi,

penakaran belum menggunakan ukuran yang presisi. Penakaran dilakukan

menggunakan sendok dan memerlukan waktu 70 detik.

4.  Selanjutnya ditambahkan es batu secukupnya. Penambahan es batu ini

tidak termasuk proses operasi karena sebelumnya bahan tersebut tidak 

mengalami suatu proses yang menyebabkan terjadi perubahan fisik,

kimiawi maupun biologis serta dikatakan tidak mengelami proses inspeksi

karena bahan-bahan tersebut tidak mengalami proses pengukuran volume

ataupun berat sebelum dicampurkan dengan bahan utama dan bahan

tambahan.

5.  Proses terakhir adalah penataan buah kelapa di piring-piring, pemberian

sendok, dan sedotan untuk selanjutnya disajikan kepada pengunjung.

Waktu yang diperlukan untuk penataan adalah 7 detik.

Total waktu yang digunakan adalah sekitar 183 detik untuk 4 operasi,, 4 inspeksi,

dan 1 penyimpanan.

Bahan utama yang digunakan dalam pembutan es teh adalah gula pasir dan

bahan tambahan yang digunakan adalah air teh dan es batu. Kedua bahan ini

digambarkan di bagian atas dalam Peta Proses Operasi. Dalam Peta Proses

Operasi pembuatan es kelapa muda ini, bahan utama terletak di bagian paling

kanan sedangkan bahan tambahan terletak di sebelah kiri kelapa. Bahan utama

mengalami proses operasi dan inspeksi yang lebih banyak bila dibandingkan

dengan proses operasi dan proses inspeksi yang terjadi pada bahan tambahannya.

Peta Proses Operasi ini dimulai dengan penakaran gula pasir sampai pada

penuangan es teh ke dalam gelas-gelas. Pada peta aliran proses, hanya dibuat peta

kerja untuk bahan utama, yaitu gula pasir. Sedangkan diagram aliran dibuat untuk 

setiap bahan yang digunakan dari awal hingga akhir proses, yaitu gula pasir, air

teh, dan es batu.

Adapun langkah-langkah dalam proses pembuatan es teh adalah:

1.  Pertama, gula pasir yang telah ditakar dimasukkan ke dalam wadah.

Penakaran belum dilakukan dengan ukuran yang presisi, namun masih

menggunakan ukuran perkiraan berdasarkan banyaknya bahan yang akan

Page 21: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 21/28

 

diolah. Alat yang digunakan untuk menakar adalah sendok dan waktu yang

dibutuhkan sekitar 22 detik. Pada proses ini terjadi proses operasi pertama

dan proses inspeksi pertama.

2.  Selanjutnya, air teh yang telah disaring menggunakan saringan dituangkan

ke dalam wadah. Proses ini membutuhkan waktu 30 detik.

3.  Setelah itu, air teh dan gula pasir diaduk menggunakan sendok.

Pengadukan dilakukan selama kurang lebih 13 detik.

4.  Untuk mengetahui apakah air teh sudah cukup manisnya, maka dilakukan

pengetesan rasa atau inspeksi rasa. Tahapan ini memerlukan waktu selama

kurang lebih 5 detik. Namun, karena takaran gula yang kurang presisi,

maka tahapan ini harus dilakukan dengan 3 kali pengulangan.

6.  Selanjutnya ditambahkan es batu secukupnya. Penambahan es batu ini

tidak termasuk proses operasi karena sebelumnya bahan tersebut tidak 

mengalami suatu proses yang menyebabkan terjadi perubahan fisik,

kimiawi maupun biologis serta dikatakan tidak mengelami proses inspeksi

karena bahan-bahan tersebut tidak mengalami proses pengukuran volume

ataupun berat sebelum dicampurkan dengan bahan utama dan bahan

tambahan.

5.  Tahap terakhir adalah penuangan air teh ke dalam gelas-gelas. Takaran air

teh yang dituang diperkirakan sama. Proses ini berlangsung selama 175

detik. Untuk selanjutnya, es teh disajikan kepada pengunjung.

Adapun total waktu yang dihabiskan untuk membuat es teh adalah sekitar 243

detik untuk 4 orerasi, 4 inspeksi, dan 1 penyimpanan.

Untuk melengkapi menu, warung Cemara Muda menyediakan aneka jenis

sambal, salah satunya adalah sambal kecap. Bahan utama yang digunakan dalam

pembutan sambal kecap adalah kecap dan bahan tambahan yang digunakan adalah

cabai dan bawang merah . Kedua bahan ini digambarkan di bagian atas dalam

Peta Proses Operasi. Dalam Peta Proses Operasi pembuatan sambal kecap ini,

kecap yang merupakan bahan utama terletak di bagian paling kanan sedangkan

cabai dan bawang merah yang merupakan bahan tambahan terletak di sebelah kiri

kecap. Kecap yang merupakan bahan utama mengalami proses operasi dan

inspeksi yang lebih banyak bila dibandingkan dengan proses operasi dan proses

Page 22: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 22/28

 

inspeksi yang terjadi pada bahan tambahannya. Peta Proses Operasi ini dimulai

dengan penakaran kecap sampai penyajian sambal kecap. Pada peta aliran proses,

hanya dibuat peta kerja untuk bahan utama, yaitu kecap. Sedangkan diagram

aliran dibuat untuk setiap bahan yang digunakan dari awal hingga akhir proses,

yaitu kecap, bawang merah, dan cabai.

Tahap-tahap pembuatan sambal kecap adalah sebagai berikut:

1.  Pertama, kecap ditakar sesuai kebutuhan. Proses ini memakan waktu

sekitar 5 detik. Pada proses ini terjadi proses operasi pertama dan proses

inspeksi pertama.

2.  Selanjutnya, ditambahkan bahan lain seperti cabai dan bawang merah yang

telah dirajang lalu seluruh bahan dicampur. Proses ini dilakukan selama

kurang lebih 30 detik.

3.  Terakhir, sambal kecap disajikan. Waktu yang diperlukan untuk tahap ini

adalah 15 detik.

Waktu yang dibutuhkan untuk membuat sambal kecap adalah sekitar 50 detik 

untuk 2 operasi, 2 inspeksi, dan 1 penyimpanan.

Peta kerja kedua yang dibuat adalah peta aliran proses. Untuk menu masakan

cumi goreng tepung, secara keseluruhan waktu dan operasi yang dilakukan sama

dengan penjelasan dari PPO yang dibuat. Namun pada PAP ini disebutkan adanya

transportasi yaitu transportasi cumi yang telah ditimbang dari tempat

penimbangan menuju ke tempat pencucian dan transportasi cumi yang telah dicuci

menuju ke dapur untuk digoreng. Tidak ada delay yang terjadi dan total semua

proses yang terjadi adalah sebanyak 13 proses terdiri dari 6 operasi, 4 inspeksi, 2

transportasi, nol delay, dan 1 penyimpanan. Keterangan jarak perpindahan bahan

dapat dilihat di lampiran denah tata letak awal warung makan.

Untuk menu masakan ikan bakar, secara keseluruhan waktu dan operasi yang

dilakukan sama dengan penjelasan dari PPO yang dibuat. Namun pada PAP ini

disebutkan adanya transportasi yaitu transportasi ikan yang telah ditimbang dari

tempat penimbangan menuju ke tempat pencucian dan transportasi ikan yang telah

Page 23: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 23/28

 

dicuci menuju ke dapur untuk dibakar. Tidak ada delay yang terjadi dan total

semua proses yang terjadi adalah sebanyak 17 proses terdiri dari 9 operasi, 7

inspeksi, 2 transportasi, nol delay, dan 1 penyimpanan. Keterangan jarak 

perpindahan bahan dapat dilihat di lampiran denah tata letak awal warung makan.

Untuk pemasakan nasi, secara keseluruhan waktu dan operasi yang dilakukan

sama dengan penjelasan dari PPO yang dibuat. Namun pada PAP ini disebutkan

adanya transportasi dan delay yaitu transportasi beras menuju ke tempat

pencucian dan transportasi beras yang telah dicuci menuju ke dapur untuk 

dimasak. Delay yang terjadi berupa beras yang telah dimasak pada tahap 1 agar

menjadi agak kesat. total semua proses yang terjadi adalah sebanyak 10 proses

terdiri dari 4 operasi, 3 inspeksi, 2 transportasi, 1 delay, dan 1 penyimpanan.

Keterangan jarak perpindahan bahan dapat dilihat di lampiran denah tata letak 

awal warung makan.

Untuk menu masakan tumis kangkung, secara keseluruhan waktu dan operasi

yang dilakukan sama dengan penjelasan dari PPO yang dibuat. Namun pada PAP

ini disebutkan adanya transportasi yaitu transportasi kangkung yang telah dicuci

menuju ke dapur untuk ditumis. Tidak ada delay yang terjadi dan total semua

proses yang terjadi adalah sebanyak 6 proses terdiri dari 3 operasi, 1 inspeksi, 1

transportasi, nol delay, dan 1 penyimpanan. Keterangan jarak perpindahan bahan

dapat dilihat di lampiran denah tata letak awal warung makan. Jika dalam PPO

kangkung dianggap sebagai bahan tambahan, maka dalam PAP ini kangkung

menjadi fokus objek yang diamati.

Untuk menu masakan ikan goreng, secara keseluruhan waktu dan operasi

yang dilakukan sama dengan penjelasan dari PPO yang dibuat. Namun pada PAP

ini disebutkan adanya transportasi yaitu transportasi ikan yang telah ditimbangdari tempat penimbangan menuju ke tempat pencucian dan transportasi ikan yang

telah dicuci menuju ke dapur untuk digoreng. Tidak ada delay yang terjadi dan

total semua proses yang terjadi adalah sebanyak 16 proses terdiri dari 8 operasi, 5

inspeksi, 2 transportasi, nol delay, dan 1 penyimpanan. Keterangan jarak 

perpindahan bahan dapat dilihat di lampiran denah tata letak awal warung makan.

Secara keseluruhan, kegiatan tidak produktif yang sering muncul adalah

transportasi. Hal ini dikarenakan memang tempat pencucian warung dan dapur

Page 24: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 24/28

 

terpisah. Untuk meminimalkan transportasi ini dapat dilakukan dengan

mendekatkan jarak antar tempat pencucian dengan dapur.

Secara keseluruhan, aktivitas kerja di warung Cemara Muda adalah cukup

baik meskipun masih dapat ditemukan adanya proses delay akibat terbatasnya

peralatan memasak sehingga terjadi bottle neck saat menu yang harus dibuat

  jumlahnya banyak. Sedangkan perpindahan bahan dari stasiun kerja satu ke

stasiun kerja lain sudah cukup baik karena jarak antar stasiun dekat.

Tata letak yang baik dapat dilihat dari 4 hal, yaitu aliran bahan,

pemindahan bahan, ruang, dan proses operasi. Berdasarkan keempat hal tersebut,

maka dapat dikatakan bahwa tata letak warung Cemara Muda sudah cukup baik,

meskipun masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Berikut ini

beberapa kekurangan dari tata letak dan area kerja di warung Cemara Muda:

1.  Aliran bahan:   Area kerja yang terlalu berdekatan mengakibatkan operasi yang

seharusnya tidak boleh saling berdekatan menjadi berdekatan,

contohnya adalah stasiun pembakaran ikan dengan stasiun pembuatan

lalapan. Kedua stasiun tersebut seharusnya tidak saling berdekatan

untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang.   Jalan untuk transportasi dan pemindahan bahan sempit sehingga aliran

bahan kurang lancar. 2.  Pemindahan: 

  Kapasitas alat belum sesuai dengan banyaknya bahan yang diolah.

Contohnya adalah pada stasiun pembakaran yang hanya dapat

digunakan untuk membakar 6 ekor ikan secara efektif, padahal jumlah

ikan yang harus dibakar adalah 12 sampai 18 ekor.

  Jumlah peralatan memasak terbatas, sehingga terjadi bottle neck saat

menu yang harus dibuat jumlahnya banyak. Contohnya adalah ketika

terdapat 2 jenis bahan yang harus dimasak dengan bumbu asam pedas

sedangkan wajan yang dapat digunakan hanya satu. 3.  Ruang: 

Page 25: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 25/28

 

  Area kerja untuk masing-masing stasiun juga minimal. Hal ini memng

sangat mungkin terjadi mengingat luas area dapur yang kecil sehingga

 jarak antar stasiun kerja juga sangat minimal, contohnya adalah jarak 

antara stasiun penggorengan dengan stasiun pembuatan bumbu.   Jarak antar stasiun yang kecil mengakibatkan sudut-sudut sempit yang

sulit dijangkau pada saat pembersihan.

  Tidak direncanakan untuk perluasan area kerja. 4.  Proses produksi: 

  Terdapat satu fasilitas kerja yang digunakan untuk beberapa stasiun

kerja, contohnya meja yang digunakan untuk membuat bumbu dan

 juga membuat minuman.

  Waktu produksi total belum seluruhnya merupakan waktu

pemrosesan. Masih terdapat delay akibat bottle neck.

  Bahan setengah jadi belum minimal.

Sedangkan beberapa hal yang sudah baik terkait dengan tata letak di

warung

Cemara Muda diantaranya adalah:

1.  Aliran bahan:   Back track minimal, meskipun aliran bahan tidak lurus.

  Pola aliran bahan cukup terencana.

2.  Pemindahan:   Jarak pemindahan bahan minimal. Contohnya adalah stasiun

penyiangan dan stasiun pencucian yang berada di satu area kerja,

kemudian stasiun pembuatan bumbu dengan stasiun pemasakan yang

berjarak kurang dari 1 meter.

3.  Ruang:   Pemakaian ruang maksimal.

4.  Proses produksi:   Operasi pertama dekat dengan penerimaan dan operasi terkhir dekat

dengan pengiriman. Operasi pertama adalah penimbangan, sedangkan

operasi terakhir adalah penyajian.

Page 26: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 26/28

 

BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah

1.  Seluruh proses pembuatan menu masakan dan minuman yang diproduksi oleh

warung Cemara Muda dapat digambarkan dengan peta proses operasi, peta

aliran proses, dan diagram aliran, yang memuat informasi tentang alat yang

digunakan, jumlah bahan baku, waktu setiap operasi, dan stasiun kerja.

2.  Dari peta kerja yang dibuat, dapat diperoleh gambaran bahwa tata letak awal

warung makan Cemara Muda kurang bagus yang ditandai dengan masih

adanya kegiatan yang tidak produktif.

3.  Kelebihan tata letak warung makan Cemara Muda adalah tidak adanya

backtrack bahan, jarak antar stasiun kerja yang dekat, operasi pertama dekat

dengan daerah penerimaan dan operasi terakhir dekat dengan daerah

pengiriman, pemakaian ruang yang maksimal, aliran bahan tersusun dengan

baik. Adapun kekurangannya adalah masih ada peluang untuk terjadinya

kegiatan yang tidak produktif dan adanya fenomena bottle neck  yang

menghambat proses produksi.

Page 27: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 27/28

 

DAFTAR PUSTAKA

Agung. Y. dan Machfud. 1990. Perancangan Tata Letak Pada Industri Pangan.

Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.

Apple, J. M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi ke 3. ITB.

Bandung. 

Apple, James M. 1962. Plan Lay Out and Material Handling. John Wiley an

Sons. New York 

Massova. 2008.   Manajemen Produksi dan Industri Kecil.

www.massofa.wordpress.com. Diakses tanggal 20 Maret 2012 pukul

14.20 WIB

Moore, J.M. 1962. Plant Layout Design. MacMillan Publishing Co, Mc. New

York. USA

Sutalaksana, A. T. 1979. Teknik Tata Cara kerja. Keluarga Mahasiswa Teknologi

Industri. ITB. Bandung.

Wignjosoebroto, S. 1996. Ergonomi, Studi Gerak dan Studi Waktu. Penerbit Guna

Widya. Surabaya

Wignjosoebroto, Sritomo. 1996. Tata Letak dan Pemindahan Bahan. Institut

Teknologi Sepuluh November. Surabaya

Page 28: acara2budi

5/14/2018 acara2budi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/acara2budi 28/28

 

 

LAMPIRAN