acara i fotogrametri

14

Click here to load reader

Upload: hamim-zaky-hadibasyir

Post on 10-Nov-2015

151 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Tentang ACARA I Fotogrametri Geografi UGM

TRANSCRIPT

ACARA II

ACARA II. TOPIK

Latihan Pengamatan StereosopikII. TUJUAN

1. Latihan menggunakan alat dan pengenalan alat.2. Melatih pengamatan stereoskopis.3. Melatih pengamatan kesan kedalaman.4. Menentukan basis mata dan basis alat.III. ALAT DAN BAHAN

1. Stereoskop saku (pocket stereoskop).2. Stereogram (template)IV. DASAR TEORI

Teramat sulit untuk mengamati foto secara stereoskopik tanpa bantuan alat optik, meskipun beberapa orang dapat melakukannya. Disamping merupakan cara kerja yang tidak lazim, salah satu masalah utama yang berhubungan dengan pengamatan stereoskopik tanpa alat optik ialah bahwa mata terfokuskan ke foto, sementara pada saat yang sama otak mendapat kesan sudut paralaktik yang cenderung membentuk model stereo pada kedalaman di luar foto, suatu situasi yang paling tidak dapat dikatakan mengacaukan. Kesulitan dalam pengamatan stereoskopik dapat diatasi dengan menggunakan instrumen yang disebut stereoskop (stereoscope).Ada sejumlah besar pilihan stereoskop yang sesuai dengan berbagai tujuan. Semua stereoskop pada dasarnya bekerja dengan cara yang sama. Stereoskop lensa atau stereoskop saku merupakan stereoskop yang paling murah dan paling biasa digunakan. Stereoskop ini terdiri dari dua lensa cembung yang sederhana yang dipasang pada sebuah kerangka. Jarak antara lensa dapat bervareasi untuk akomodasi basis mata. Kakinya dapat dilipat atau dapat dipindah sehingga instrumen ini mudah disimpan dan dibawa, suatu hal yang menyebabkan stereoskop saku ideal untuk kerja medan. Kaki stereoskop sakusedikit lebih pendek dari panjang fokus lensa f. Di dalam menggunakan stereoskop saku, foto diletakan sedemikian sehingga gambar yang bersangkutan terpisah sedikit lebih pendek dari basis mata, pada umumnya sekitar 2 inci. Untuk format foto normal sebesar 9 inci bujur sangkar dengan 60% tampalan samping. Daerah tampalan pasangan foto biasanya berupa sebuah daerah berbentuk empat segi panjang sebesar 5,4 inci.

V. CARA KERJA

1. Menggambarkan alat yang digunakan dan menyebutkan bagian-bagian serta fungsinya.2. Menentukan basis mata dan basis alat.3. Melakukan pengamatan pada stereogram dengan stereoskop hingga diketahui kesan kedalaman.VI. HASIL PRAKTIKUM

1. Pengukuran basis mata dan basis alat. (terlampir)2. Pengamatan stereogram. (terlampir)3. Hasil Pengukuran jarak pemisah antar obyek yang sama. (terlampir)4. Gambar stereoskop saku. (terlampir)5. Macam-macam stereoskop beserta penjelasannya. (terlampir).VII. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, praktikan mempelajari bagaimana cara menggunakan alat optik yang bernama stereoskop untuk keperluan pengamatan stereoskopik. Pada praktikum ini, praktikan menggunakan stereoskop saku, yaitu stereoskop yang paling murah dan sederhana. Namun penggunaan dan kegunaan dari stereokop ini hampir sama dengan stereoskop yang lain. Sebelum melakukan pengamatan stereoskopik praktikan melkukan pengukuran basis mata dan basis alat terlebih dahulu dan dilakukan masing-masing sebanyak tiga kali. Hal ini agar didapat nilai rata-rata, karena dalam setiap pengukuran akan mendapatkan nilai yang berbeda. Untuk yang pertama adalah praktikan melakukan pengukuran basis mata dengan bantuan praktikan lain. Basis mata itu sendiri adalah jarak kedua pupil mata kita. Pada saat dilakukan pengukuran, didapat nilai 6,2 cm, 6 cm, dan 6,4 cm, sehingga nilai rata-rata dari basis mata praktikan adalah 6,2 cm.

Selanjutnya praktikan melakukan pengukuran terhadap basis alat yang digunakan oleh praktikan. Cara menghitung basis alat, pertama adalah membuat garis lurus sepanjang 10 cm. Kemudian meletakan sembarang titik pada garis tersebut. Setelah itu dengan menggunakan stereoskop saku, praktikan mengamati titik tersebut kemudian dengan menggunakan pensil titik tersebut kita tandai lagi. Didapat bahwa titik yang kita silang tadi ternyata memeliki jarak yang berbeda dengan pada saat kita amati dengan stereoskop. Jarak itulah yang disebut basis alat dan nilai yang didapat adalah 4,3 cm, 5,1 cm, dan 5,2 cm. Sehingga nilai rata-rata basis alatnya adalah 5,1 cm.

Setelah itu praktikan melakukan pengamatan terhadap stereogram dengan menggunakan stereoskop saku. Pada stereogram tampak tiga buah bola basket yang akan masuk kedalam ring. Jika dilihat dengan mata telanjang ketiga bola tersebut saling bergandengan secara tidak jelas. Namun setelah diamati dengan stereoskop tampak bola tersebut tidak menjadi satu malainkan sendiri-sendiri. Dan dari pengamatan tersebut terlihat adanya kesan kedalaman, ada bola yang dekat dengan mata kita dan ada bola yang jauh dari mata kita.

Hal tersebut juga terjadi pada pengamatan yang kedua, yaitu mengamati tiga buah gunung yang bila dilihat dengan mata telanjang nampak ketiganya sejajar. Namun setelah diamati dengan stereoskop tampak bahwa gununggunung tersebut berurutan, dari yang jauh dari mata hingga yang dekat dengan mata.

Pengamatan selanjutnya adalah mengamati beberapa gambar yang saling bertampalan. Dari gambar tersebut praktikan mengukur secara manual dengan menggunakan penggaris berapa jarak gambar yang sama pada lingkaran yang berbeda. Setelah itu hasil pengukuran tersebut diurutkan dari yang terpendek hingga yang terlebar. Lalu obyek yang memeliki lebar terpendek dan terbesar dibandingkan dengan menggunakan stereoskop. Didapat bahwa semakin pendek jarak obyek yang sama maka kesan kedalamannya semakin jelas terlihat.VIII. KESIMPULAN

1. Dalam pengamatan secara stereoskopis hampir tidak mungkin tanpa menggunakan alat bantu optik.2. Dalam pengamatan stereoskopik hal yang diperhatikan adalah adanya kesan tiga dimensional dengan adanya efek kedalaman pada foto udara yang bertampalan.3. Semakin dekat jarak suatu obyek yang saling bertampalan maka kesan kedalamannya semakin jelas terlihat.4. Basis mata pengamat stereoskop akan saling berpengaruh terhadap basis alat yang ada.5. Alat optis yang digunakan dalam pengamatan stereoskopis diantaranya adalah stereoskop saku.DAFTAR PUSTAKA

Lillesand, T.M & Kiefer, R.W. 1979. Penginderaan Jauh Dan Interpretasi Peta (terj. Sutanto, dkk). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Wolf, Paul R. 1983. Elemen Fotogrametri (terj. Sutanto, dkk). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Zuharnen. 1995. Petunjuk Praktikum Fotogrametri Dasar. Yogyakarta : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.HASIL PENGAMATAN

Pengukuran Basis Mata :1. Pengukuran pertama 6,2 cm.

2. Pengukuran kedua 6 cm.

3. Pengukuran ketiga 6,4 cm.

Rata-rata pengukuran basis mata adalah 6,2 cm.

Pengukuran Basis Alat :1. Pengukuran pertama 4,9 cm.

2. Pengukuran kedua 5,1 cm.

3. Pengukuran ketiga 5,2 cm.

Rata-rata pengukuran basis alat adalah 5,1 cm.

Pengamatan Bola Basket :

1. Bola paling depan adalah bola A

2. Bola di tengah adalah bola B

3. Bola paling belakang adalah bola C

Pengamatan Segitiga :

1. Gunung yang terdepan adalah gunung B

2. Gunung yang di tengah adalah gunung A

3. Gunung yang paling belakang adalah gunung C

C B A

MACAM-MACAM STEREOSKOP1. Stereoskop Saku/ Lensa

Stereoskop saku/ lensa merupakan stereoskop yang paling murah dan paling biasa digunakan. Stereoskop ini terdiri dari dua lensa cembung yang sederhana yang dipasang pada sebuah kerangka. Jarak antara lensa dapat bervareasi untuk akomodasi basis mata. Kakinya terlipat atau dapat dipindah sehingga instrumen ini mudah disimpan dan dibawa, suatu hal yang menyebabkan stereoskop saku ideal untuk kerja medan.

2. Stereoskop Cermin

Stereoskop cermin memungkinkan dua foto terpisah sama sekali pada saat diamati secara stereoskopik. Ini berarti menghapus masalah satu foto yang menutup foto lain pada sebagian daerah tampalan. Di samping itu juga memungkinkan untuk mengamati seluruh daerah stereomodel secara serentak. Stereoskop cermin memlki dua cermin samping yang luas dan dua cermin pengamat (eyepiece) yang ukurannya lebih kecil, semua dipasang menyudut 45 terhadap bidang horizontal.3. Stereoskop Penyiaman Old Delft

Stereoskop ini merupakan salah satu jenis dari stereoskop cermin dan memiliki banyak keunggulan. Foto diamati melalui okuler via suatu jalur optik prisma atau lensa. Okuler dapat difokuskan secara individual dan dapat dipilih perbesaran 1,5X atau 4,5X. Pada salah satu perbesaran ini medan pandang hanya meliput sebagian kecil model stereoskop atau foto. Pengamatan seluruh model stereo dilekukan dengan memutar tombol untuk memutar prisma pada kedua jalur optik, sehingga memungkinkan penyiaman model stereo baik pada arah X maupun Y. Dengan memutar satu prisma maka dapat dihapuskan sedikit sisa paralaks y.

4. Stereoskop ZoomJenis stereoskop ini dibuat dengan menyajikan halkhusus seperti perbesaran zoom berkesinambungan hingga 120X, kemampuan untuk memutar foto secara optik (yang memungkinkan koreksi secara enak atas scrab atau kelurusan foto), akomodasi berbagai ukuran format, dan fokus individual serta perbesaran sehingga dua foto yang skalanya berbeda dapat diamati secara stereoskopik. Untuk pengamatan stereoskopik secara langsung atas negatif, stereoskop ini dapat dipasang pada sebuah meja sinar dan dilengkapi dengan sebuah mekanisme penyiaman khusus. Pada dua ujuna meja sinar dipasang sebuah gulungan film dan sebuah gulungan penarik. Dengan memutar engkol (crank), kerangka film dapat disetel posisinya untuk pengamatan. C

B

A