acara 7 transistor
DESCRIPTION
instrumentasi dan kontrol biosistem 7TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
BIOSISTEM
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Instrumentasi dan Kontrol
Biosistem Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Jember
Oleh:
Nama : M. Yuwan Kilmi
NIM : 131710201007
Kelas : TEP – A
Acara : VII ( Transistor )
Asisten : Ahmad Haris Hasanuddin Slamet
LABORATORIUM ENERGI, OTOMATISASI, dan INSTRUMENTASI
PERTANIAN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. METODOLOGI PRAKTIKUM
1.1 Waktu dan Tempat
Hari : Sabtu
Tanggal : 10 Mei 2014
Pukul : 07.30 – selesai
Tempat : Laboratorium Instrumentasi Teknik Pertanian FTP Unej
1.2 Alat dan Bahan
a) Kit Percobaan
b) Multimeter
c) Catu daya DC (9 Volt)
d) Catu Daya DC Variable (0 – 12 Volt)
1.3 Langkah – Langkah Percobaan
Percobaan Transistor 1
Mulai
Menggunakan catu daya DC variable untuk VCE)
Mengatur VCE pada tegangan + 9 Volt
Mengatur besar arus IB sesuai dengan nilai yang tertera dalam Tabel 1 yang
ditentukan kemudian.
Mangukur arus kolektor (IC) sebagai fungsi arus basis (IB) dengan menjaga
tegangan (VCE) tidak berubah (atur VCE tetap pada tegangan +9 Volt).
Selesai
Percobaan Transistor 2.
Memutar potensiometer hingga relay pada keadaan ON
(bekerja) untuk pertama kalinya.
Mencatat besar arus basis pada keadaan tersebut
Menggunakan catu daya DC variable untuk VCE)
Mengatur VCE pada tegangan + 9 Volt
Mengatur besar arus IB sesuai dengan nilai yang tertera dalam Tabel 1 yang
ditentukan kemudian.
Mangukur arus kolektor (IC) sebagai fungsi arus basis (IB) dengan menjaga
tegangan (VCE) tidak berubah (atur VCE tetap pada tegangan +9 Volt).
Selesai
Mulai
BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
Percobaan Transistor 1
Tabel 1. Tabel Hasil Pengukuran Percobaan Transistor
No. IB (mA) IC (mA) βBC (IB/IC)
1 0,3 0,05 6,00
2 0,6 0,12 5,00
3 0,9 0,21 4,29
4 1,1 0,28 3,93
5 1,4 0,31 4,52
6 1,6 0,32 5,00
7 2,1 0,34 6,18
8 2,3 0,35 6,57
9 2,8 0,36 7,78
10 3,6 0,37 9,73
Grafik 1. Hasil Pengukuran IC Sebagai Fungsi I
y = 0.1408ln(x) + 0.2292R² = 0.9404
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
I C(m
A)
IB (mA)
Grafik Hubungan Antara IB Dengan IC
Percobaan Transistor 2
Putar potensiometer hingga relay pada keadaan on (bekerja) untuk pertama
kalinya. Catat besar arus basis pada keadaan tersebut.
IB = 0,2 mA
2.2 Pembahasan
2.2.1 Transistor
Transistor adalah suatu komponen aktif semikonduktor yang bekerjanya
menggunakan pengolahan aliran arus elektron di dalam bahan tersebut. Transistor
dapat berfungsi sebagai penguat arus maupun tegangan. Transistor merupakan
peralatan yang mempunyai 3 lapis N-P-N atau P-N-P (Poerwanto et al, 2003 : 50).
Adapun resistor memiliki berbagai macam jenis (diana, 2012) diantaranya sebagai
berikut.
a) Ada 3 jenis transistor yaitu:
1. Uni Junktion Transistor (UJT). Transistor jenis ini mempunyai satu kaki
emitor dan dua basis. Switch elektronis merupakan salah satu benda yang
memanfaatkan UJT.
2. Field Effect Transistor (FET). Beberapa Kelebihan FET dibandingkan
dengan transistor biasa ialah antara lain penguatannya yang besar, serta
desah yang rendah.
3. MOSFET. MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) adalah suatu jenis
FET yang mempunyai satu Drain, satu Source dan satu atau dua Gate.
b) Jenis Transistor menurut polaritasnya yaitu:
1. Transistor NPN. Merupakan transistor positive yang dapat bekerja
mengalirkan arus listrik apabila basis dialiri tegangan arus positif.
2. Transistor PNP. Transistor negatif dapat bekerja mengalirkan arus apabila
basis dialiri tegangan negatif.
c) Jenis Transistor menurut bahannya ada dua yaitu:
1. Transistor Germanium. Transistor yang terbuat dari bahan germanium.
2. Transistor Silicon. Transistor yang terbuat dari silikon.
Gambar. Jenis-jenis Transistor
2.2.2 Aplikasi Transistor
Kegunaan transistor sangatlah bermacam – macam salah satu diantaanya
adalah sebagai penguat. Penggunaan ini biasanya paling banyak digunakan di
rangkaian rangkaian elektronika yang sifatnya masih analog. Fungsi komponen
transistor ini dapat kita temui pada rangkaian Pree-Amp Head , Pree-Amp Mic,
Mixer, Echo, Tone Control, Amplifier dan lain-lain.
Berdasarkan cara pemasangan ground dan pengambilan output, transistor
sebagai penguat dibagi menjadi tiga bagian (Supriyono, 2013) yaitu:
a) Penguat Common Base (grounded-base)
Penguat Common Base adalah penguat yang kaki basis transistor di
groundkan, lalu input di masukkan ke emitor dan output diambil pada kaki
kolektor. Penguat Common Base mempunyai karakter sebagai penguat tegangan.
Sedangakan Sifat atau karakter pada Penguat Common Base adalah adanya
isolasi input dan output tinggi sehingga Feedback lebih kecil, cocok sebagai Pre-
Amp karena mempunyai impedansi input tinggi yang dapat menguatkan sinyal
kecil, dapat dipakai sebagai penguat frekuensi tinggi (biasanya terdapat pada jalur
UHF dan VHF), dan dapat dipakai sebagai buffer atau penyangga
b) Penguat Common Emitor
Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki emitor transistor di
groundkan, lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada kaki kolektor
. serta mempunyai karakter sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian ini Emitor
di-ground-kan/ ditanahkan, Input adalah Basis, dan output adalah Collector. Sifat
atau karakter pada Transistor sebagai Penguat Common Emitor adalah sebagai
signal output berbeda phasa 180 derajat atau berbalik phasa sebesar 180 derajat
terhadap sinyal input; sangat memungkinkan adanya osilasi akibat feedback atau
umpan balik positif, sehingga untuk mencegahnya sering dipasang feedback
negatif; sering dipakai sebagai penguat audio (frekuensi rendah) terutama pada
sinyal audio; dan mempunyai stabilitas penguatan rendah karena tergantung
stabilitas suhu dan bias transistor.
c) Penguat Common Collector
Penguat Common Collector adalah penguat dimana kaki kolektor
transistor di groundkan / ditanahkan , lalu input di masukkan ke basis dan output
diambil pada kaki emitor dan penguat ini berkarakteristik sebagai penguat arus.
Rangkaian ini hampir sama dengan Common Emitor tetapi outputnya diambil dari
Emitor. Input dihubungkan ke Basis dan output dihubungkan ke Emitor.
Rangkaian ini disebut juga dengan Emitor Follower (Pengikut Emitor) karena
tegangan output hapir sama dengan tegangan input. Sifat atau karakter pada
Transistor sebagai Penguat Common Collector adalah sebagai signal output dan
signal input satu phasa (tidak terbalik seperti Common Emitor); Mempunyai
penguatan tegangan sama dengan 1; Mempunyai penguatan arus tinggi (sama
dengan HFE transistor); Karena mempunyai Impedansi input tinggi dan
impedansi output rendah sehingga cocok digunakan sebagai buffer.
Selain sebagai penguat, transistor juga digunakan sebagai saklar karena
transistor memiliki karakteristik kontrol untuk menyala dan mati. Prinsip
transistor sebagai saklar (Nurwati, 2010) adalah persamaan transistor memberikan
: IC = β IB......1) sedangkan β sebagai penguatan transistor. Dari persamaan
tersebut jika IB = 0 maka IC = 0 artinya transistor tidak menghantarkan arus IC,
dengan kata lain posisi cut-off atau mati maka pada kondisi ini transistor pada
kondisi tidak menghantarkan arus atau kondisi saklar terbuka. Jika arus besar,
tegangan menuju nol (0), dapat dikatakan hambatan pada CE, menuju nol (sebagai
saklar ON) yang membuat transistor berlaku sebagai saklar yang ON.
2.2.3 Analisis Data
Berdasarkan tabel pengukuran percobaan transistor 1 menunjukkan bahwa
besar nilai IB berbanding lurus dengan besar nilai IC, semakin besar nilai IB maka
semakin besar pula nilai IC begitu pula sebaliknya. Pernyataan tersebut dapat
diperhatikan melalui grafik hubungan antara IB dengan IC yang menyatakan
bahwasanya garis yang tergambar pada grafik tersebut adalah melengkung keatas
sehingga menghasilkan sebuah persamaan yaitu Y = 0,140 ln (X) + 0,229 dengan
besar nilai R2 = 0,940. Pada grafik tersebut juga, kami melakukan pendekatan
dengan persamaan logaritma untuk mencari persamaan dan menentukan besar
nilai R2 karena menurut kami persamaan logaritma tersebut hampir mendekati
dengan garis hubungan antara IB dengan IC pada grafik tersebut.
BAB 3. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada praktikum diatas, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan diantarannya :
1) Transistor adalah suatu komponen aktif semikonduktor yang bekerjanya
menggunakan pengolahan aliran arus elektron yang terdapat di dalam
bahan tersebut.
2) Jenis-jenis transistor diantaranya Uni Junktion Transistor (UJT), Field
Effect Transistor (FET), MOSFET, Transistor NPN, Transistor PNP,
Transistor Germanium, dan transistor silikon.
3) Aplikasi dari transistor biasanya diterapkan dalam prinsip saklar dan juga
sebagai penguat dalam peralatan elektronik.
4) Hubungan antara IB dengan IC adalah berbanding lurus, semakin besar
nilai IB maka semakin besar pula nilai IC begitu pula sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Diana, E. 2012. Fungsi dan Jenis Transistor.
http://pengertianelektronika.blogspot.com/2012/12/fungsi-dan-jenis-
transistor.html. [18 Mei 2014].
Nurwati, T. 2010. Modul Mekatronika (Transistor Sebagai Saklar).
http://www.file.upi.edu/.../MEKATRONIKA_MODUL_1.pdf. [18 Mei 2014].
Poerwanto., Hidayati. J., Anizar. 2003. Dasar Elektronika Analog dan Digital.
Graha Ilmu : Yogyakarta.
Supriyono, M. 2013. Aplikasi Transistor Sebagai Penguat.
http://informasicuy.blogspot.com/2013/07/aplikasi-transistor-sebagai-
penguat.html. [18 Mei 2014].
http://komponenelektronika.biz/jenis-jenis-transistor.html. [18 Mei 2014].