acara 1

9
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN (GPW 0202) ACARA 1 KAJIAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DISUSUN OLEH : Nama : Lilik Andriyani NIM : 13/348106/GE/07576 Jadwal Praktikum : Selasa, 15.00 – 17.00 WIB Asisten : 1. Fattima Choiruni Yasina Murti 2. Amatullah Mufidah LABORATURIUM ANALISA DATA WILAYAH

Upload: yosefganang

Post on 04-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

PPL

TRANSCRIPT

Page 1: ACARA 1

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN

(GPW 0202)

ACARA 1

KAJIAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN

DISUSUN OLEH :

Nama : Lilik Andriyani

NIM : 13/348106/GE/07576

Jadwal Praktikum : Selasa, 15.00 – 17.00 WIB

Asisten : 1. Fattima Choiruni Yasina Murti

2. Amatullah Mufidah

LABORATURIUM ANALISA DATA WILAYAH

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: ACARA 1

ACARA 1KAJIAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN

I. TUJUAN1. Mengetahui data dan dokumen kebijakan pendukung perencaaan penggunaan

lahan2. Menggunakan data dan dokumen tersebut untuk mendukung analisis potensi

dan permasalahan beserta kaitannya dengan penggunaan lahan.

II. ALAT DAN BAHAN1. Alat

- Laptop2. Bahan

- Data dan dokumen-dokumen terkait Perencanaan Penggunaan Lahan, antara lain: RPJM, Peraturan Daerah, Rencana Tata Ruang, Profil Daerah, Kabupaten Dalam Angka di Kabupaten Bantul

III. TINJAUAN PUSTAKALahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief,

hidrologi, dan vegetasi, dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya. Termasuk di dalamnya adalah akibat-akibat kegiatan manusia baik pada masa lalu maupun sekarang, seperti reklamasi daerah-daerah pantai, penebangan hutan, dan akibat-akibat yang merugikan seperti erosi dan akumulasi garam (Hardjowigeno et al., 2001). Lillesand dan Kiefer (1993) dalam Haryani (2011) mendefinisikan penggunaan lahan berhubungan dengan kegiatan manusia pada suatu bidang lahan, sedangkan penutupan lahan lebih merupakan perwujudan fisik obyek-obyek yang menutupi lahan tanpa mempersoalkan kegiatan manusia terhadap obyek-obyek tersebut. Contoh penggunaan lahan adalah untuk permukiman yang terdiri atas permukiman, rerumputan, dan pepohonan.

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan/kepemimpinan dan cara bertindak (Balai Pustaka, 2007 dalam Aminullah, 1997). Kebijakan juga merupakan suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten untuk mencapai tujuan tertentu. Carl Friedrich berpendapat bahwa kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan. Anderson merumuskan kebijakan sebagai langkah tindakan secara sengaja dilakukan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor berkenaan dengan adanya masalah atau persoalan tertentu yang dihadapi (Winarno, 2002).

Page 3: ACARA 1

Penggunaan lahan dalam pelaksanaannya akan melibatkan banyak stakeholder sehingga sangat dibutuhkan perencanaan yang matang serta kebijakan yang mengatur perencanaan penggunaan lahan itu sendiri. Perencanaan penggunaan lahan adalah tindakan untuk mempengaruhi, mengendalikan perubahan penggunaan lahan, dan untuk memperoleh keuntungan tertinggi secara langsung untuk kehidupan manusia pada saat ini dan masa mendatang serta mempertahankan kualitas lingkungan (Ritohardoyo, 2015). Kebijakan-kebijakan yang dapat mengatur perencanaan penggunaan lahan tersebut dituangkan secara tertulis dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Pembangunan Jangka Pendek Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Peraturan Daerah, dan masih banyak lagi.

Dokumen-dokumen kebijakan tersebut sangat berguna untuk mengarahkan seluruh rencana penggunaan lahan dan pembangunan di suatu daerah. Dokumen tersebut telah dibuat dengan pertimbangan kondisi fisik, sosial, budaya, dan politik dari suatu daerah. Dokumen-dokumen kebijakan dalam penggunaan lahan tersebut pun umumnya berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah, rencana struktur ruang wilayah, rencana pola ruang wilayah, penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang wilayah, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah. Tujuan dokumen-dokumen tersebut pun pada akhirnya adalah menciptakan suatu penggunaan lahan bersifat berkelanjutan.

IV. LANGKAH KERJA1. Mengumpulkan data dan dokumen-dokumen terkait perencanaan penggunaan

lahan, antara lain RPJM, Rencana Tata Ruang, Profil Daerah, Kabupaten Dalam Angka, dll yang ada di Kabupaten Bantul

2. Melakukan identifikasi terhadap data atau dokumen kebijakan perencanaan penggunaan lahan

3. Mengisi tabel 1.1 tabel identifikasi kebijakan perencanaan penggunaan lahan yang meliputi jenis kebijakan, lokasi, uraian kebijakan, dan menuliskan sumber data atau dokumen

4. Melakukan interpretasi data potensi dan permasalahan penggunaan lahan di Kabupaten Bantul

5. Mengisi tabel 1.2 tabel interpretasi data potensi dan permasalahan penggunaan lahan di Kabupaten Bantul yang berisi jenis potensi dan masalah, lokasi, uraian potensi dan masalah, serta usulan penanganan atau kebijakan untuk meningkatkan potensi dan mengurangi masalah

V. HASIL PRAKTIKUM1. Tabel 1.1 Tabel Identifikasi Kebijakan Perencanaan Penggunaan Lahan

(terlampir)2. Tabel 1.2 Contoh Interpretasi data potensi dan permasalahan penggunaan lahan

(terlampir)

Page 4: ACARA 1

DAFTAR PUSTAKAAminullah, Erman; Analisis Kebijakan (Pendekatan, Metode, dan Teknik Analsis),

Warta Pengelolaan LITBANG Pengembangan IPTEK, Vol.8, No.20, 1997Hardjowigeno, S., dan Widiatmaka. 2001. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan

Tataguna Tanah. Bogor: Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Haryani, Poppy. 2011. Perubahan Penutupan/Penggunaan Lahan dan Perubahan Garis Pantai di DAS Cipunagara dan Sekitarnya, Jawa Barat. Bogor: Program Studi Manajemen Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul nomor 4 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul tahun 2010-203.

Ritohardoyo, Su. 2015. Bahan Ajar Perencanaan Penggunaan Lahan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo.

Page 5: ACARA 1

Kabupaten Bantul merupakan salah satu daerah administratif di Provinsi D.I. Yogyakarta dengan pemerintahan yang mapan dan cukup baik. Kabupaten Bantul pun memiliki cukup banyak kebijakan dari pemerintah untuk mengatur penggunaan lahan yang ada di kabupaten tersebut. Peningkatan kebutuhan penduduk menyebabkan pembangunan menjadi hal yang mutlak diperlukan di setiap daerah, padahal ketersediaan lahan kian hari kian menipis. Kebijakan pun sangat diperlukan untuk mengatur wilayah mana saja yang dapat dibangun dan yang dilindungi. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Kabupaten Bantul tidak hanya mengatur lokasi pembangunan, namun juga mengatur pengembangan kawasan strategis daerah.

Pengembangan dalam penggunaan lahan yang kini diatur dalam kebijakan-kebijakan seperti dalam RTRW, RPJM, RPJP, Peraturan Daerah, dan sebagainya. Dokumen-dokumen kebijakan tersebut membagi penggunaan lahan kedalam beberapa jenis, yaitu pengembangan kawasan strategis, pengembangan kawasan budidaya, dan pengembangan kawasan lindung. Penyusunan dokumen kebijakan tersebut telah melalui proses panjang dan menyesuaikan karakteristik fisik, sosial, ekonomi, budaya, dan politik yang ada di Kabupaten Bantul. Kebijakan yang ada dalam dokumen tersebut pun telah selaras dengan kebijakan yang ada pada level provinsi bahkan pada level nasional.

Pengembangan kawasan strategis di Kabupaten Bantul terbagi menjadi Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL), dan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK). Seluruh kawasan strategis tersebut berada pada daerah ibu kota baik ibu kota kecamatan maupun ibu kota kabupaten, serta berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta sebagai PKN. Pengembangan kawasan strategis tersebut ditujukan bagi pertumbuhan ekonomi kabupaten melalui penetapan pusat-pusat pelayanan dan pertumbuhan serta memeratakan pertumbuhan pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten Bantul dengan sistem perkotaan dan perdesaan yang hierarkis.

Pengembangan kawasan budidaya terbagi menjadi kawasan peruntukan kehutanan, kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, dan kawasan peruntukan permukiman. Kawasan budidaya ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan agar lebih bermanfaat dan memberikan hasil untuk kebutuhan manusia. Kawasan budidaya yang ada di Kabupaten Bantul tersebar merata di seluruh kecamatan dengan jenis kawasan budidaya yang berbeda antar kecamatan. Pengembangan kawasan budidaya ini harus tetap dikendalikan agar tidak terjadi konversi kawasan lindung ke kawasan budidaya.

Pengembangan kawasan lindung berupa kawasan hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, serta kawasan rawan bencana. Kawasan lindung tersebut ditetapkan untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan

Page 6: ACARA 1

sumberdaya buatan di Kabupaten Bantul. Persebaran kawasan lindung pun cukup merata hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Bantul. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kawasan budidaya dengan kawasan lindung.

Dokumen-dokumen yang mengatur perencanaan penggunaan lahan tersebut diharapkan mampu mengatur jalannya penggunaan lahan di Kabupaten Bantul agar tidak meningkatkan permasalahan di kabupaten tersebut. Beberapa permasalahan yang ada di Kabupaten Bantul banyak ditimbulkan oleh penggunaan lahan yang tidak sesuai aturan. Hal tersebut bermula dari jumlah penduduk yang meningkat, persebaran penduduk yang tidak merata, penyusutan lahan pertanian demi mencukupi permintaan akan permukiman, serta terjadinya bencana alam di Kabupaten Bantul. Peran upaya penanganan dan kebijakan daerah sangat bermanfaat untuk mengurangi permasalahan tersebut, misalnya dengan menggalakan program KB, membatasi perpindahan penduduk, dan membatasi alih fungsi lahan pertanian bagi permukiman dengan menciptakan vertical house (rumah susun) dibeberapa kecamatan yang padat penduduk.

Kebijakan-kebijakan yang terkandung di dalamnya pun diharapkan mampu meningkatkan potensi Kabupaten Bantul dan mengurangi permasalahan kabupaten tersebut. Beberapa potensi yang ada di Kabupaten Bantul yaitu potensi pariwisata, potensi hidrologi, keuntungan topografi yang relatif datar, serta keunggulan infrastruktur yang ada di Kabupaten Bantul dapat menjadi nilai tambah bagi kabupaten. Potensi tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bantul. Upaya dan kebijakan dalam mempertahankan dan meningkatkan potensi yang ada di Kabupaten Bantul lebih mengarah pada upaya-upaya menjaga, melindungi, dan melestarikan potensi agar dapat berkelanjutan.

KESIMPULAN1. Dokumen kebijakan pendukung perencanaan penggunaan lahan di Kabupaten

Bantul diantaranya yaitu RTRW, RPJM, RPJP, dan Peraturan Daerah yang membagi penggunaan lahan kedalam beberapa jenis, yaitu pengembangan kawasan strategis, pengembangan kawasan budidaya, dan pengembangan kawasan lindung.

2. Potensi yang ada di Kabupaten Bantul yaitu potensi pariwisata berupa wisata budaya dan wisata alam, potensi hidrologi, keuntungan topografi yang relatif datar sehingga cocok bagi permukiman dan pertanian, serta keunggulan infrastruktur, sedangkan masalah yang dihadapi yaitu jumlah penduduk yang meningkat akan meningkatkan pula kebutuhan permukiman, persebaran penduduk yang tidak merata menyebabkan pembangunan kurang merata, penyusutan lahan pertanian demi mencukupi permintaan akan permukiman, serta terjadinya bencana alam seperti gempa bumi dan rob di Kabupaten Bantul.