abses pada rongga mulut

9
ABSES PADA RONGGA MULUT Infeksi adalah masuknya kuman patogen atau toksinnya kedalam tubuh manusia serta menimbulkan gejala penyakit, sedangkan inflamasi adalah reaksi lokal dari tubuh terhadap adanya infeksi atau iritasi dalam berbagai bentuk. Penyakit itu sendiri timbul setelah mengalami beberapa proses fisiologi yang telah dirubah oleh kuman yang masuk. Sehingga tubuh mengadakan reaksi atau perlawanan yang disebut peradangan atau inflamasi. Peradangan adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat terlarut dan sel-sel darah dari darah yang bersirkulasi kedalam jaringan interstitial pada daerah yang cederaatau yang mengalami nekrotik. Peradangan akut adalah reaksi segera dari tubuh terhadap cedera atau kematian sel. Tanda tanda pokok peradangan adalah dolor (rasa sakit), rubor (merah), kalor (panas), tumor (pembengkakan) dan fungsio laesa (perubahan fungsi). Abses merupakan infeksi yang gambaran utamanya berupa pembentukan pus. Pus merupakan pertahanan efektif terhadap penjalaran infeksi dan cenderung berpindah akibat pengaruh tekanan, gravitasi, panas lokal atau lapisan otot dekat permukaan (1) . Abses pada rongga mulut dapat terjadi akibat infeksi dentoalveolar. Infeksi dentoalveolar dapat didefinisikan sebagai infeksi pada gigi dan jaringan sekitarnya (seperti

Upload: anindhito-kurnia-pratama

Post on 22-Oct-2015

111 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Abses Pada Rongga Mulut

ABSES PADA RONGGA MULUT

Infeksi adalah masuknya kuman patogen atau toksinnya kedalam tubuh manusia

serta menimbulkan gejala penyakit, sedangkan inflamasi adalah reaksi lokal dari tubuh

terhadap adanya infeksi atau iritasi dalam berbagai bentuk. Penyakit itu sendiri timbul

setelah mengalami beberapa proses fisiologi yang telah dirubah oleh kuman yang masuk.

Sehingga tubuh mengadakan reaksi atau perlawanan yang disebut peradangan atau

inflamasi.

Peradangan adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan,

zat-zat terlarut dan sel-sel darah dari darah yang bersirkulasi kedalam jaringan interstitial

pada daerah yang cederaatau yang mengalami nekrotik. Peradangan akut adalah reaksi

segera dari tubuh terhadap cedera atau kematian sel. Tanda tanda pokok peradangan adalah

dolor (rasa sakit), rubor (merah), kalor (panas), tumor (pembengkakan) dan fungsio laesa

(perubahan fungsi).

Abses merupakan infeksi yang gambaran utamanya berupa pembentukan pus. Pus

merupakan pertahanan efektif terhadap penjalaran infeksi dan cenderung berpindah akibat

pengaruh tekanan, gravitasi, panas lokal atau lapisan otot dekat permukaan (1). Abses pada

rongga mulut dapat terjadi akibat infeksi dentoalveolar.

Infeksi dentoalveolar dapat didefinisikan sebagai infeksi pada gigi dan jaringan

sekitarnya (seperti periodontium dan tulang alveolar) yang menghasilkan pus. Salah satu

bentuk dari kondisi ini adalah abses dentoalveolar (2).

ABSES DENTOALVEOLAR

Abses dentoalveolar biasanya terbentuk melalui penyebaran dari lesi karies gigi dan

penyebaran dari bakteri atau pulpa melalui tubulus dentin. Respon pulpa terhadap infeksi

dapat berupa inflamasi akut yang mengenai seluruh pulpa yang secara cepat menyebabkan

nekrosis atau dapat berupa perkembangan dari abses kronis yang terlokalisir dimana

sebagian besar pulpanya dapat bertahan hidup (2).

Etiologi (3):

-         pulpitis

-         pasien dengan imunitas yang rendah

Page 2: Abses Pada Rongga Mulut

-         gingivitis

-         infeksi postrauma atau infeksi postoperatif

Penyebaran abses dentoalveolar dapat terjadi (2) :

1. penyebaran secara langsung

-   Pada jaringan lunak superfisial

-   Pada daerah sekitar wajah dengan resistensi yang rendah.

-   Pada bagian medulla dari tulang alveolar.

2. penyebaran secara tidak langsung

-    melalui jalur limfatik

-    melalui jalur hematogenik

Gambaran Klinis (3,4):

1. nyeri lokal yang berkembang dalam beberapa jam sampai beberapa hari

2. gigi sensitif terhadap panas dan dingin

3. demam

4. ginggiva : berdarah, bengkak, panas, kemerahan

5. gigi : goyang, lunak, ekstrusi

6. pembengkakan kelenjar limfe di sekitar leher

7. infeksi yang lebih serius : trismus, disphagia, gangguan pernafasan   

Mortalitas/morbiditas : kematian jarang terjadi dan biasanya terjadi akibat gangguan

pada pernafasan. Morbiditas berhubungan dengan dehidrasi (3).

Ras : tidak ada predileksi yang berhubungan dengan ras (3).

Jenis kelamin : tidak ada predileksi yang berhubungan dengan jenis kelamin (3).

Usia : abses dental jarang terjadi pada bayi karena abses tidak terbentuk sampai erupsi

gigi. Pada anak-anak, abses periapikal merupakan abses dental yang paling sering terjadi.

Hal ini terjadi karena lapisan enamelnya yang masih tipis, dan suplai darah gigi susu lebih

banyak. Pada orang dewasa, abses periodontal lebih sering terjadi dibandingkan abses

periapikal (3).

Diagnosis (3,4):

1. Anamnesa : keluhan berupa nyeri pada saat mengunyah dan jika kontak dengan panas

atau dingin  

2. Pemeriksaan fisik :

Page 3: Abses Pada Rongga Mulut

Inspeksi dan palpasi : gusi merah dan bengkak

Perkusi : nyeri

3. Pemeriksaan laboratorium

Diperlukan jika ada komplikasi abses.

Diagnosis banding (3):

-         abses peritonsilar

-         ginggivostomatitis

-         parotiditis

-         selulitis wajah

-         neoplasma

Terapi

Tujuan dari terapi adalah menghilangkan infeksi, perbaikan gigi dan mencegah komplikasi (3). Langkah-langkah yang dapat dilakukan, yaitu (2) :

1. mengeringkan pus

2. menghilangkan sumber infeksi

3. pemberian antibiotik, standar antibiotic yang sering digunakan adalah

phenoxymethylphenicillin (penicillin V) atau amoksisilin dosis tinggi, dan jika

pasien hipersensitif terhadap penisilin dapat digunakan eritromisin atau

metronidazol.

Prognosis

Prognosis baik karena abses dapat sembuh melalui terapi yang tepat. Preservasi gigi

memungkinkan untuk beberapa kasus (3).

Komplikasi (3)

a. kehilangan gigi

b. penyebaran infeksi pada jaringan lunak (selulitis wajah, Ludwig’s angina)

c. penyebaran infeksi pada tulang rahang (osteomyelitis mandibula atau maksila)

d. penyebaran infeksi pada daerah tubuh yang lain, menghasilkan abses serebral,

endokarditis, pneumonia, atau gangguan lainnya.

Page 4: Abses Pada Rongga Mulut

Pencegahan

Terapi yang tepat dari karies gigi menurunkan resiko terjadinya abses gigi. Trauma gigi

sebaiknya diperiksa secepatnya oleh dokter gigi (3).

ABSES PERIODONTAL

Abses periodontal disebabkan oleh proses destruktif akut atau kronis pada

periodontium, yang menghasilkan kumpulan pus yang terlokalisir, berhubungan dengan

rongga mulut melalui sulcus ginggiva dan sisiperiodontal lainnya (tidak berasal dari pulpa

gigi) (2).

Etiologi

Abses ini kemungkinan dibentuk dari oklusi atau trauma pada rongga periodontal pocket

menyebabkan perluasan infeksi dari pocket ke dalam jaringan sekitar. Hal ini disebabkan

masuknya makanan di sela-sela gigi seperti tulang ikan, lepasnya bulu sikat gigi, atau

penekanan dinding pocket akibat tindakan terapi orthodentik atau kekuatan mengunyah

yang tidak wajar. Normalnya sisa abses berada pada jaringan periodontal, kemudian

perkembangannya tergantung pada (2):

virulensi, tipe dan jumlah organisme penyebab

kesehatan jaringan periodontal pasien

efisiensi dari mekanisme pertahanan tubuh host yang spesifik dan non spesifik

Gambaran Klinis (2)

o onset cepat, gusi mengalami pembengkakan, berwarna kemerahan serta terjadi

perlunakan

o nyeri yang berlanjut pada saat mengunyah dan pada tindakan perkusi

o tidak ada gambaran radiografi yang spesifik, meskipun umumnya berhubungan

dengan periodontal pocket yang dalam

o pus dari lesi biasanya akan mengering sepanjang permukaan akar ke muara

periodontal pocket; di dalam pocket pus dapat meluas melalui tulang alveolar

untuk bermuara ke sinus yang terbuka pada ginggiva yang berdekatan

Page 5: Abses Pada Rongga Mulut

o akibat drainase pus yang intermiten, infeksi cenderung terlokalisir, pembengkakan

ekstraoral bukan hal yang lazim

o abses yang tidak diterapi akan mengarah ke destruksi yang lebih berat dari

jaringan periodontal dan tanggalnya gigi.

Mikrobiologi

Pada pemeriksaan mikrobiologi mikroorganisme penyebab infeksi yang umum ditemukan,

yaitu (2):

o gram negative anaerob, seperti fusobacteria

o streptococcus sp

o golongan lain : spirochaeta sp, capnocytophaga sp, dan actinomyces sp

Terapi (2)

Penilaian keadaan klinis penyakit berdasarkan riwayat penyakit sistemik pasien,

seperti diabetes

Jika prognosisnya buruk, dilakukan ekstraksi gigi. Namun infeksi akut yang

berlangsung harus diatasi terlebih dahulu

Irigasi pocket dengan larutan sodiem klorida 0,9% yang hangat dan memberikan

garam pencuci mulut yang panas

Jika terjadi demam dan selulitis, berikan antibiotik : penicilin, eritromysin atau

metronidazole sebagai obat pilihan

Drainase dianjurkan dan pembersihan subginggiva dilakukan untuk menghilangkan

calculus dan benda-benda asing

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Pedlar, J. Spreading Infection

2. Dentoalveolar Infection

3. Schneider, Karen. Dental Abscess. http./www.eMedicine.com.2011, diakses 4 April

2011

4. Kapner, Michael. MedlinePlus Medical Encyclopedia: Tooth Abscess, 2011   

Page 6: Abses Pada Rongga Mulut

ABSES RONGGA MULUT

Oleh:

Ibrahim Toha S.Ked G0006092

Penguji:

Drg. Widia Sulistyani M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU GIGI DAN MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA

2011