abdul latif-psi.pdf
TRANSCRIPT
PENGARUH PERSEPSI TENTANG FUNGSI IKLAN
FAST FOOD KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC)
Di TELEVISI TERHADAP INTENSI MEMBELI PADA
REMAJA MAJLIS DZIKIR DAN TAWASULAN
FORUM SILATURAHMI REMAJA BOGOR
Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
ABDUL LATIF
NIM : 105070002265
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
PENGARUH PERSEPSI TENTANG FUNGSI IKLAN
FAST FOOD KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC)
Di TELEVISI TERHADAP INTENSI MEMBELI PADA
REMAJA MAJLIS DZIKIR DAN TAWASULAN
FORUM SILATURAHMI REMAJA BOGOR
Skrispi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
ABDUL LATIF
NIM : 105070002265
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sofiandy Zakaria, M. Psi. Liany Luzvinda, S.Psi. M.Si.
Nip. 150 411 152
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini berjudul ”Pengaruh Persepsi Tentang Fungsi Iklan Fast Food Kentucky Fried Chicken (KFC) Di Televisi Terhadap Intensi Membeli Pada Remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, 17 Maret 2010
Sidang Munaqasyah
Dekan/ Pembantu Dekan/
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si
Nip. 130 885 552 Nip. 19561223 198303 2001
Anggota
Penguji I Penguji II
Yunita Faela Nisa, M.Psi, Psi Drs. Sofiandy Zakaria, M. Psi.
Nip. 19770608 200501 2003
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sofiandy Zakaria, M. Psi. Liany Luzvinda, S.Psi. M.Si.
Nip. 150 411 152
MOTTO Berawal dari perbuatan baik adalah
Dari cara berpikir yang baik,
Berpikir sukses, berpikir kaya
Maka akan kaya karena Tuhan senantiasa
Mengikuti perasangka hamba-Nya kepada-Nya
(Eddy Faisal)
“Allahu Muqallibal Qulub”
Hanya Tuhanlah yang mampu
Membolak balikan hati seseorang manusia.
Oleh karena itu bila engkau dihadapkan
Kepada suatu masalah, bersegeralah untuk
Mengingat-Nya dan kembali kepada jalan-Nya.
Karya ini ku persembahkan teruntuk
Kedua orang tuaku, keluargaku,
Kuberharap semoga bisa merubah
Segalanya …
Dimanapun ada kesedihan,
Disitu keluargaku harus datang
Membawa kebahagiaan.
ABSTRAKSI
(A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (B) Februari 2010 (C) Abdul Latif (D) Pengaruh Persepsi Tentang Fungsi Iklan Fast Food Kentucky Fried Chicken (KFC) Di Televisi Terhadap Intensi Membeli Pada Remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor (E) 100 Halaman + Lampiran (F) Intensi merupakan pandangan subjektif seseorang mengenai
kemungkinannya menampilkan suatu tingkah laku, termasuk tingkah laku membeli, perilaku membeli memang perilaku yang beralasan tetapi seringkali intensi membeli itu dipengaruhi oleh tindakan kemauan yang emosional. Iklan yang ditampilkan di televisi bertujuan membujuk konsumen untuk membeli, sebelum membeli konsumen biasanya terlebih dahulu mengolah dan mengadakan pengidentifikasian yang disebut dengan persepsi. Oleh sebab itu konsumen perlu mempersepsikan fungsi iklan itu sendiri diantara fungsinya tersebut ialah untuk menginformasikan, meyakinkan serta megingatkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh persepsi tentang
fungsi iklan terhadapintensi membeli pada Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor. Intensi membeli adalah setiap perilaku membeli seseorang yang bebas yang ditentukan oleh kemampuan sendiri yang selalu didahului oleh niat. Persepsi tentang fungsi iklan yaitu adalah suatu pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan tentang suatu bentuk komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak ramai tentang sesuatu, dengan menampilkan fungsi iklan itu sendiri seperti untuk menginformasikan, meyakinkan serta megingatkan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan metode analisis regresi untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi tentang fungsi iklan terhadap intensi membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor. Sampel penelitian terdiri dari 45 responden yang masing-masing responden diberikan angket dengan jumlah sebanyak 50 item skala intensi membeli dan 24 item sakala persepsi tentang fungsi iklan. Teknik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh. Hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini adalah tidak ada pengaruh yang signifikan antara persepsi tentang fungsi iklan terhadap intensi membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Remaja Bogor dan hipotesis alternatif (Ha) adalah ada pengaruh yang signifikan persepsi tentang fungsi iklan terhadap intensi membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor. Data yang diperoleh penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis regresi. Data statistik menunjukan bahwa nilai F hitung sebesar = 0.290 dan F tabel = 4.06 (F hitung < F tabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak dengan pengertian bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan persepsi tentang fungsi iklan fast food KFC terhadap intensi membeli pada Remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Remaja Bogor. Selanjutnya, gambaran persepsi tentang fungsi iklan dan intensi membeli dalam kategori sedang. Hasil Penelitian ini menunjukan gambaran persepsi tentang fungsi iklan dalam kategori sedang atau cukup tinggi sedangkan intensi membeli juga berada dalam kategori sedang, hasil regresi menunjukan tidak ada pengaruh yang signifikan antara persepsi tentang fungsi iklan fast food KFC terhadap intensi membeli pada Remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Remaja Bogor. Untuk saran, sebaiknya iklan sebelum dirancang telebih dahulu harus mengetahui segment penontonnya, sehingga apa yang menjadi target iklan tersebut dapat terpenuhi, dan iklan tersebut harus efektif salah satunya iklan tersebut harus dapat menarik perhatian konsumen, kemudian konsumen diharapkan dapat mau menonton iklan tersebut, setelah itu diharapkan konsumen timbul rasa ingin membeli apa yang diiklankan produk tersebut, sedangkan untuk instansi agar dapat memberikan seminar-seminar atau pelatihan tentang intensi membeli,
dimana hal tersebut juga akan memberikan pengaruh terhadap diri kedepannya, dan juga agar mereka memiliki pandangan yang positif.
Daftar bacaan : 31 Buku (1975-2008) , 2 Jurnal (1990-2007), 2 Skripsi (2007-2008).
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang pemilik jiwa dan raga ini, yang
senantiasa mencurahkan Rahmat dan Kasih Sayang-Nya serta Hidayah-Nya
yang tak terhingga nilainya, karena Dia-lah penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Sholawat serta salam tidak lupa penulis sampaikan kepada
Rasulullah SAW , keluarganya, para sahabat dan pengikutnya.
Akhirnya berakhir juga langkah-langkah yang penih dengan tetes air mata
dari sebuah perjuangan panjang serta penuh dengan kerja kerasa dan do’a.
Meskipun penulis menemui banayk hambatan da rintanagn dalam proses
penyususnan skripsi yang ditujukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Psikologi dengan judul “Pengaruh Persepsi
Tentang Fungsi Iklan Fast Food Kentucky Friend Chicken (KFC) Di
Televisi Terhadap Intensi Membeli Pada Remaja Majlis Dzikir dan
Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor ”.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak
pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Dengan penuh rasa
hormat maka penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tak
terhingga kepada:
1. Bapak Jahja Umar Ph.D Dekan Fakultas Psikologi UIN dan Para Wakil
Dekan, besarta seluruh Dosen terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.
Staff akademik Fakultas Psikologi UIN, terimakasih atas pelayanannya
selama penulis menempuh pendidikan di UIN.
2. Bapak. Drs. Sofiandy Zakaria, M. Psi dan Ibu. Liany Luzvinda, S.Psi. M.Si
sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran
dalam penulisan skripsi ini.
3. Ibu ku tersayang dan tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan
dukungannya baik dari segi moril maupun materil, terima kasih sekali
dengan kesabaranmu dan do’amu akhirnya skripsi ini selesai juga.
Bapakku tercinta dan tersayang terima kasih sebesar-besarnya atas
do’amu atas apa yang diberikan kepada anakmu ini.
4. Buat kakakku tecinta Sefudin Zuhri, S.Pdi, beserta istri, Daman Huri, SE,
beserta isteri, jamalullail, SHI, Husnul Khotimah, terima kasih atas
perhatian dan semangat kalian sehingga penulis bersemangat dalam
menyelesaikan skripsi ini. Buat keponakanku Khilda Asyifa Aulia Zuhri,
Muhammad Rafi Nashuri, dan si kecil Nasywa Paradisha Zuhri.
5. Terima kasih banyak kepada Aba hasan Bin Husein “Cihideung” berserta
keluarga yang telah membantu penulis dengan do’a dan semangat
kepada diri ini agar tidak pantang menyerah.
6. Seluruh staff akademik, dan petugas perpustakaan Fakultas Psikologi,
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas
segala kebaikan bapak dan ibu. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih tak terhingga untuk ilmu
pengetahuan yang telah diberikan.
7. Seluruh teman dan sahabat diberbagai organisasi khususnya Forum
Pengkajian Psikologi Islam (FP2I), Trainer Community (TC), Star Action,
Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor, Mzi
Exclucive Community, D2 KAHFI Bintaro, Team Tester Lembaga Bina
Kreatif Mandiri (BKM), Team KKL DEPSOS RI, yang selama ini telah
membagi suka maupun duka selama perjalanan hidup penulius, dan
terimakasih untuk tawa, canda, dan persahabatan yang sangat dalam
yang membuatku terus ingin maju bersama kalian
8. Semua teman-teman angkatan 2005 khususnya Syifa, Lia, Afifah, Hana,
Widad, Rizal, Lutfi, Krisna, Agung, yanto, Panji, Nala, Iha, Maria,Tary,
pokoknya etc dech, dan umumnya kepada teman-teman kelas B atas
segala keceriaan, dukungan, semangat, do’a dan kerjasamanya selama
studi dan penulisan skripsi ini, semoga persahabatan kita tidak lekang
oleh waktu.
9. Terakhir untuk kekasih-kekasih hatiku yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu karena terlalu banyak hehehe..... yang selalu setia
menemaniku disaat susah dan senang, yang selalu memberikan
dorongan motivasi sampai selesainya skripsi ini.
Selain itu, terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu atas semua bantuan, saran dan
motivasi. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua. Seluruh isi skripsi
ini adalah tanggung jawab penulis. Penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak Amien.
Jakarta, Februari 2010
Penulis
Abdul Latif
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
MOTTO
ABSTRAK ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1- 18
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................... 13
1.3 Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................. 14
1.3.1 Batasan Masalah ..................................................... 14
1.3.2 Rumusan Masalah................................................... 15
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................... 15
1.4.1. Tujuan Penelitian...................................................... 16
1.4.2. Manfaat Penelitian.................................................... 16
1.4.2.1 Manfaat Praktis.............................................. 16
1.4.2.2 Manfaat Praktis.............................................. 16
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................ 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 19-52
2.1 Intensi Membeli .................................................................. 19
2.1.1 Pengertian Intensi Membeli ..................................... 19
2.1.2 Teori Intensi ............................................................. 21
2.2 Persepsi Tentang Fungsi Iklan Di Televisi.......................... 28
2.2.1 Pengertian Persepsi................................................. 28
2.2.2 Persepsi Tentang Fungsi Iklan ................................ 32
2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi...................... 34
2.2.4 Pengertian Iklan....................................................... 35
2.2.5 Keputusan-Keputusan Utama Dalam Iklan .............. 38
2.2.6 Evektivitas Iklan ....................................................... 43
2.2.7 Kelebihan dan Kekurangan Iklan Televisi ................ 44
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................... 47
2.4 Pengajuan Hipotesis .......................................................... 52
BAB III METODELOGI PENELITIAN...................................................... 53-67
3.1 Jenis Penelitian .................................................................. 53
3.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ......................... 53
3.1.2 Variabel Penelitian................................................... 53
3.1.3 Definisi Konseptual .................................................. 54
3.1.4 Definisi Operasional................................................. 54
3.2 Pengambilan Sampel ......................................................... 56
3.2.1 Populasi dan Sampel ............................................... 56
3.2.2 Tehnik pengambilan Sampel ................................... 57
3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 58
3.3.1 Metode dan Instrumen Penelitian ............................ 58
3.3.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian .................................. 61
3.3.3 Hasil Uji Instrumen................................................... 63
3.3.4 Teknik Analisis Data ................................................ 65
3.3.5 Prosedur Penelitian.................................................. 65
BAB IV PRESENTASI DAN ANALISA DATA ........................................ 68-87
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .................................. 68
4.1.1 Gambaran Intensi Membeli...................................... 73
4.1.2 Gambaran Persepsi Fungsi Iklan............................. 75
4.2 Analisi Data ........................................................................ 78
4.2.1 Uji Regresi ............................................................... 78
4.2.2 Gambaran Intensi Membeli Berdasarkan Data
Responden .............................................................. 79
4.2.3 Gambaran Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Data
Responden .............................................................. 83
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN..................................... 88-96
5.1 Kesimpulan......................................................................... 88
5.2 Diskusi ................................................................................ 89
5.3 Saran.................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 97
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1............................................................................................................... Tabel
3.1 Nilai Skor Jawaban .................................................................... 59
2............................................................................................................... Tabel
3.2 Blue Print Skala Intensi Membeli ............................................... 59
3............................................................................................................... Tabel
3.3 Blue Print Skala Perspesi Fungsi iklan ...................................... 61
4............................................................................................................... Tabel
3.4 Kaidah Klasifikasi Uji reliabiitas.................................................. 62
5............................................................................................................... Tabel
3.5 Koefesien Reliabilitas Instrumen Penelitian ............................... 65
6............................................................................................................... Tabel
4.1 Kategori Sampel berdasarkan Usia ........................................... 69
7............................................................................................................... Tabel
4.2 Kategori Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 70
8............................................................................................................... Tabel
4.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
......................................................................................................... 71
9............................................................................................................... Tabel
4.4 Kategori Sampel Berdasarkan Pendapatan Perbulan................ 72
10............................................................................................................. Tabel
4.5 Nilai Min, Mak, Sum, Mean, Standar Deviasi, Intensi Membeli .. 73
11............................................................................................................. Tabel
4.6 Norma Kategorisasi ................................................................... 74
12............................................................................................................. Tabel
4.7 Kategorisasi Intensi Membeli ..................................................... 75
13............................................................................................................. Tabel
4.8 Nilai Min, Mak, Sum, Mean, Standar Deviasi, Persepsi Fungsi Iklan
......................................................................................................... 76
14............................................................................................................. Tabel
4.9 Norma Kategorisasi ................................................................... 76
15............................................................................................................. T
abel 4.10 Kategorisasi Persepsi Fungsi Iklan .................................. 77
16............................................................................................................. T
abel 4.11 Anova ............................................................................... 78
17............................................................................................................. T
abel 4.12 Model Summary ............................................................... 79
18............................................................................................................. Tabel
4.13 Kategori Intensi Membeli Berdasarkan Usia ............................ 80
19............................................................................................................. T
abel 4.14 Kategorisasi Intensi Membeli Berdasarkan Jenis Kelamin 80
20............................................................................................................. T
abel 4.15 Kategorisasi Intensi Membeli Berdasarkan Pendidikan
Terakhir............................................................................................ 81
21............................................................................................................. Tabel
4.16 Kategori Intensi Membeli Berdasarkan Pendapatan Per bulan
......................................................................................................... 82
22............................................................................................................. Tabel
4.17 Kategori Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Usia................... 83
23............................................................................................................. T
abel 4.18 Kategorisasi Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Jenis
Kelamin............................................................................................ 84
24............................................................................................................. T
abel 4.19 Kategorisasi Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan
Pendidikan Terakhir ......................................................................... 85
25............................................................................................................. Tabel
4.20 Kategori Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Pendapatan Per
bulan ................................................................................................ 86
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1.1. Logo Kentucky Fried Chicken KFC………………..……… 32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, kebutuhan dan
gaya hidup masyarakat pun semakin meningkat pada saat ini, maka beragam
kebutuhan masyarakat ikut bervariasi, mulai dari kebutuhan yang paling
dasar seperti makan, minum, serta pakaian. Untuk makanan maka dewasa ini
banyak sekali gerai-gerai yang menyediakan makanan seperti restaurant,
cafe, warung-warung hingga restaurant fast food. Tujuan didirikannya pusat
perbelanjaan tersebut untuk memudahkan konsumen dalam memenuhi
kebutuhannya akan barang atau jasa yang ditawarkan, sehingga dapat efektif
dan efesien dari segi waktu dan biaya.
Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji atau instant
meningkat seiring dengan keinginan yang serba cepat dan praktis dalam
penyajian makanan. Seiring dengan serbuan budaya asing, maka jenis
makanan dari negeri asing seperti Kentucky Fried Chicken (KFC), Mc
Donald’s (McD), California Fried Chicken (CFC), Texas Fried Chicken (TFC),
Popeye's, A&W, dan American Hamburger (AH) telah banyak masuk ke
Indonesia yang dibawa oleh pengusaha-pengusaha bermodal besar dalam
bentuk restaurant fast food waralaba. Keberadaan restaurant fast food asing
waralaba mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini menunjukkan
bahwa minat pasar di Indonesia untuk restaurant sejenis ini cukup besar.
Di kota Bogor banyak penduduk yang sebagian merupakan pendatang yang
terdiri dari para pelajar yang datang dari berbagai daerah dari segala macam
latar belakang pendidikan, ekonomi, sosial, serta budaya yang turut
mengalami perubahan dibeberapa bidang tertentu. Munculnya pusat
perbelanjaan tersebut sengaja didesain khusus untuk anak muda yang
sebagian besar tinggal sementara bahkan sudah menetap di kota Bogor. Hal
ini menyebabkan anak-anak muda khususnya remaja terkondisikan
melakukan aktivitas untuk pergi berjalan-jalan ke mall, berkunjung ke
restaurant-restaurant siap saji dan lain-lain. Semakin bertambahnya pusat
perbelanjaan di kota Bogor membuat perubahan pada pola konsumsi
masyarakat khususnya bagi remaja.
Remaja yang semula mengunjungi tempat perbelanjaan, food court dengan
berbagai macam pilihan cepat saji, dengan tujuan ingin jalan-jalan pada
akhirnya ada keinginan untuk membelanjakan dan tergoda untuk
mengkonsumsi fast food. Remaja pada umumnya mempunyai kepekaan
terhadap sesuatu yang sedang menjadi “in” artinya remaja mempunyai
kecendrungan untuk ikut-ikutan, remaja biasanya akan termotivasi karena
takut dianggap ketinggalan zaman. Masa remaja adalah masa transisi dari
masa kanak-kanak menuju masa remaja, pada masa ini banyak terjadi
perubahan-perubahan dalam diri sehubungan dengan pencarian jati dirinya.
Hurlock (1980) mengatakan, ciri-ciri masa remaja adalah masa sebagai
periode peralihan, sebagai periode perubahan, masa remaja sebagai usia
bermasalah dan masa remaja sabagai masa mencari identitas. Zulkifli (1986)
mengemukakan bahwa awal masa remaja berlangsung kira-kira dari anak
berusia empat belas sampai dua puluh satu tahun.
Dengan zaman seperti saat sekarang ini konsumen remaja merupakan target
pasar yang potensial dalam era ekonomi yang cendrung kapitalistik, remaja
dengan status sosial ekonomi tinggi adalah segmen pasar yang sangat
penting. Karena menurut Safira (2007), kelompok usia remaja adalah salah
satu pasar yang potensial, alasannya karena pola konsumsi seseorang
terbentuk pada usia remaja.
Majlis Dzikir Dan Tawasul Forum Silaturahmi Remaja Bogor dipilih sebagai
lokasi penelitian karena berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti
terhadap beberapa nara sumber yang terdiri dari siswa atau santri, alumni,
pengurus sampai kepada masyarakat sekitar yayasan menyatakan bahwa
murid atau santri tersebut merupakan murid yang berasal dari golongan
ekonomi menengah ke atas, hal ini terlihat dari gaya dan penampilan serta
banyaknya murid yang membawa kendaraan pribadi roda dua maupun roda
empat kelokasi kegiatan belajar.
Pendapat masyarakat tersebut diperkuat dengan pendapat alumni Majlis
Dzikir yaitu Sumarna yang sekarang menjabat sebagai supervisor di
perusahaan swasta di Kota Bogor yang menyatakan bahwa para siswa atau
santri terbiasa mengkonsumsi fast food agar dianggap lebih modern dengan
remaja yang lain, dan disetiap kegiatan seperti temu alumni, rapat, bahkan
acara api unggun yang diadakan di lokasi Puncak-Bogor atau Gunung Salak
Endah-Bogor panitia acara biasanya selalu membeli dan menyiapkan fast
food untuk mereka konsumsi karena mereka menilai fast food sangat praktis
dan menunya pun tergolong mewah.
Begitu juga pendapat remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi
Remaja Bogor yang bernama Nur (19 tahun), walaupun mereka santri akan
tetapi untuk hal demikian mereka bersyukur dengan adanya produk-produk
fast food tersebut dapat membantu mereka dalam hal mengkonsumsi
makanan dan rasanyapun cukup lezat. Hal tersebut diperkuat oleh pimpinan
Majlis Dzikir Al-Ustadz “Abuya” Dede Jamalullail, SHI. Bahwa beliau tidak
mengharamkan produk-produk fast food seperti Kentucky Fried Chicken
(KFC) dan yang lainnya yang penting makanan tersebut diproses serta
diperoleh dengan cara yang halal, dan menyehatkan, mungkin dengan begini
para siswa dapat berfikir positif dan mau terus mencari kebenaran di dalam
islam.
Berdasarkan beberapa karakteristik konsumen remaja, diantaranya adalah :
1) Sangat mudah terpengaruh oleh rayuan penjual, 2) Mudah terbujuk iklan
terutama pada penampilan produk, 3) Tidak berfikir hemat, dan 4) Kurang
realistik, romantis, dan mudah terbujuk atau impulsif (Munandar, 2001).
Karakteristik inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk
memasuki pasar remaja.
Fast food sendiri dapat diartikan sebagai makanan yang dapat disiapkan
untuk dihidangkan dan dikonsumsi dalam waktu yang singkat serta dapat
dimakan dengan cepat, dan inilah yang menjadi salah satu simbol kehidupan
modern karena orang sibuk dengan aktivitasnya sehingga tidak sempat
memasak dan hampir tidak memiliki waktu untuk makan.
Pada saat ini bisnis fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) merupakan salah
satu bisnis yang dari sekian banyak bisnis fast food yang tidak terlalu terkena
imbas krisis. Hal ini diperkuat dengan hasil survey iklan ”Top 100 Megabrand”
bahwa merek KFC menduduki ranking 46 dari 100 pengiklan terbesar tahun
1997 (Terence, 2003). Hal ini disebabkan karena semua orang butuh
makanan, sehingga otomatis pasti fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) ini
dicari khalayak ramai. Akan tetapi faktor yang mendasar adalah rasa yang
disuguhkan, serta srategi yang diterapkan dan komitmen penuh.
Produk fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) sebagaimana telah diketahui
adalah salah satu produk makanan instant atau cepat saji yang semakin lama
semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal
penyajiannya, demikian juga bagi kalangan remaja yang sebagian besar
berdomisili dekat dari pusat produk fast food tersebut, maka ini merupakan
makanan cepat saji yang biasa dikonsumsi karena harganya yang
terjangkau, mudah di dapatkan, dan sifatnya tahan lama, dan dengan
semakin banyaknya fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) yang ada di
pasaran berarti memberikan keluasan bagi konsumen terutama para remaja
untuk memilih menu-menu yang sesuai dengan keinginannya.
Oleh karena itu dengan keanekaragaman konsumen dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari maka dapat dipengaruhi juga oleh berbagai faktor, baik
faktor yang berasal dari diri konsumen maupun luar konsumen itu sendiri,
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku membeli diantaranya
adalah : 1) Faktor-faktor kebudayaan yang terdiri dari ; a) kebudayaan adalah
faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar, b)
sub budaya adalah kelompok-kelompok yang lebih kecil dari budaya seperti
kelompok-kelompok kebangsaan, kelompok-kelompok keagamaan,
kelompok-kelompok ras, dan wilayah-wilayah geografis, c) kelas sosial
adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam
sebuah masyarakat, yang tersusuan dalam sebuah urutan jenjang dan para
anggota dalam setiap jenjang itu memiliki niat, minat, dan tingkah laku yang
sama. 2) Faktor-faktor sosial yang terdiri dari ; a) kelompok referensi adalah
kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung ataupun tidak
langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang, b) keluarga adalah suatu
unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan
menentukan dalam pengambilan keputusan, c) peranan dan status. 3) Faktor
pribadi yang terdiri dari usia dan tahap daur hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup, serta keperibadian dan konsep diri. 4) Serta faktor
psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, belajar, serta kepercayaan dan
sikap (Kotler, 1990).
Berkaiatan dengan hal-hal lain yang turut mempengaruhi intensi membeli,
Belleau, Summers, Xu dan Pilen (2007) yang mengadakan penelitian
mengenai intensi membeli (purchasing intention) remaja di Amerika Serikat
juga menyebutkan beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi intensi,
antara lain yaitu tindakan dan pengalaman masa lampau, penggunaan media
sebagai sumber informasi (media usage) sehingga keterlibatan individu
(involvement) individu dalam tingkah laku target, atau dalam konteks ini
fashion involvement.
Kesediaan konsumen mempengaruhi faktor pengalaman nyata ataupun
harapan kepuasan dalam mengkonsumsi barang dan jasa tersebut,
konsumen yang potensial menilai barang dan jasa tidak hanya dari aspek
fungsional saja seperti kualitas produk, kemasan dari suatu produk,
kepraktisan tempat produk tersebut, harga yang terjangkau, serta faktor yang
menambah kepraktisan seperti produk siap antar dan lain-lain, faktor lain
yang mempengaruhi keputusan membeli seseorang salah satunya adalah
iklan.
Iklan yang ditampilkan di televisi bertujuan membujuk konsumen untuk
membeli, sebelum membeli konsumen biasanya terlebih dahulu mengolah
dan mengadakan pengidentifikasian yang disebut dengan persepsi.
Perception berarti proses pengenalan atau pengidentifikasian sesuatu
(Sitanggang, 1994). Dalam proses persepsi didefinisikan sebagai
pengamatan sebagai aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia mengenali
rangsangan yang masuk melalui alat-alat inderanya (Sabri, 1993).
Sebelum mengambil keputusan, pembeli melakukan pengidentifikasian atau
pengamatan terlebih dahulu terhadap iklan produk yang akan dibeli, apakah
produk tersebut sesuai dengan informasi yang ia terima, sebagai contoh
apakah cukup baik dari segi manfaat, kualitas, serta kemasan dan
sebagainya. Sehingga apakah iklan itu memang dapat meyakinkan serta
dapat mengingatkan pembeli akan produk tersebut.
Pada iklan Kentucky Fried Chicken (KFC) di dalamnya menampilkan
beberapa efek yang sangat menarik perhatian konsumen dan tentunya agar
konsumen lebih tertarik untuk mengkonsumsinya seperti pada warna yang
ditampilkan lebih fresh dan mencolok, dan pada ayam goreng terdapat cryspy
yang terlihat sangat renyah dengan daging-daging ayam yang lezat serta
daging yang menumpuk disertai asap-asap sehingga tentunya membuat
konsumen tergugah seleranya dan konsumen mempersepsikan bahwa
memang fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) layak untuk dikonsumsi.
Selain itu, dalam iklan KFC konsumen bisa langsung memesan melalui
nomor telepon yang ditayangkan dalam iklan tersebut, dan pesanan itu
dicatat oleh komputer, selanjutnya perusahaan KFC akan menerima print-out
pemesanan dalam tempo 24 jam (Jefkins, 1996). Dengan adanya persepsi
maka konsumen dapat memberikan pendapat atau penilaian tentang suatu
objek (KFC) yang menjadi perhatiannya, dan dengan adanya persepsi maka
baik dan buruknya suatu objek dapat diketahui dengan jelas sesuai dengan
kenyataan yang ada.
Fatimah Riswati (2004), mengatakan dari hasil wawancara dan observasi
yang dilakukan diperoleh bahwa keputusan dalam memutuskan barang-
barang yang akan dibeli sering dipengaruhi oleh iklan-iklan yang ditayangkan
di berbagai media. Hal ini disebabkan karena iklan televisi menawarkan
produk-produk untuk memenuhi kebutuhan dari calon konsumennya. Adapun
pengertian iklan sendiri adalah adveretentie yaitu reklame yang artinya
memberitahu (Munandar, 2001).
Perilaku membeli pada masyarakat tidak muncul begitu saja bila tidak
didukung oleh peran media yang selalu menarik perhatian untuk membeli
produk yang mereka tawarkan. Hasil survei Consumer International, asosiasi
organisasi konsumen yang beranggotakan 220 organisasi dari 115 negara
pada tahun 2004, menunjukkan sebagian besar anak menyukai iklan dan
mempercayai informasi yang dimuat di dalamnya. Dan pada tahun 2002 YLKI
(Yayasan Lembaga Konsuman Indonesia) menemukan keputusan bahwa
membeli produk pada orang tua lebih dari 50 persen dipengaruhi oleh iklan,
dan di kalangan anak-anak keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh
iklan.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, produk-produk yang ditayangkan melalui
iklan itu lebih dikenal konsumen dibandingkan dengan produk-produk yang
tidak dipublikasikan melalui iklan, dengan iklan maka produk tersebut bisa
lebih dikenali baik dari kemasan, merek, maupun harganya dan lain-lain, dan
tidak hanya itu saja produk yang diiklankan pun bisa lebih diingat sehingga
memudahkan konsumen dalam keputusan pembeliannya ketika dihadapkan
dengan produk-produk lain yang belum konsumen kenal sebelumnya.
Dalam proses mengingatkan, fungsi iklan ini merupakan salah satu unsur
penting yang perlu mendapat perhatian khusus, bila diamati iklan yang
ditayangkan televisi saat ini, banyak diantaranya menggunakan tehnik yang
terkait dalam slogannya. Dalam meyakinkan konsumen, presenter iklan jika
selebriti yang terkenal maka memiliki pengaruh yang berarti terhadap sikap
konsumen pada merek produk yang diiklankan. Kepercayaan dan
keterkenalan selebriti dapat dimanfaatkan oleh para pengiklan untuk
memasarkan produk mereka dengan menjadikan mereka selebriti tersebut
sebagai celebrity endorser. Menurut Mc Cracken (1989), celebrity endorser
adalah setiap orang yang dikenal secara umum dan menggunkan
keterkenalannya sebagai bagian dari suatu produk dengan tampil dalam
produk iklan tersebut.
Selain slogan dan model iklan tersebut, cara lain yang hampir semua
pemasar melakukannya adalah dengan menampilkan fungsi informasi, fungsi
informasi dalam iklan seperti dengan menampilkan kualitas dan harga
dianggap merupakan salah satu cara yang paling tepat untuk melekatkan
pesan di benak konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
slogan, model, dan pemberian informasi dalam iklan merupakan daya tarik
utama iklan untuk menarik perhatian pemirsa dalam menyaksikan iklan,
sehingga pemirsa dapat mempersepsikan bahwa iklan Kentucky Fried
Chicken (KFC) cukup bagus dan selalu hadir dibenak pemirsa.
Ketika pemirsa selesai dalam menyaksikan iklan tersebut maka dapat
memunculkan niat atau intensi dalam dirinya yang menggambarkan aspek
motivasional yang berdampak pada tingkah lakunya, dan intensi ini
menunjukan seberapa jauh seseorang bersedia untuk melakukannya atau
dalam kata lain membeli produk fast food Kentucky Fried Chicken (KFC)
tersebut.
Pengertian intensi itu sendiri adalah a persons subjective prtobability that he
will perform some behavior, maksudnya adalah intensi merupakan
pandangan subjektif seseorang mengenai kemungkinannya menampilkan
suatu tingkah laku, termasuk tingkah laku membeli (Fishbein & Ajzen, 1975).
Jika perilaku ini berada dibawah kendali kemauan seseorang maka orang
tersebut akan terwujud sebagai aksi. Perilaku membeli memang perilaku
yang beralasan tetapi seringkali intensi membeli itu dipengaruhi oleh tindakan
kemauan yang emosional.
Berdasarkan penjabaran yang telah diuraikan diatas, Seberapa besarkah
pengaruh intensi membeli Kentucky Fried Chicken (KFC) pada Remaja Majlis
Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor dengan persepsi
tentang fungsi iklan di televisi. Peneliti menganggap penting untuk melakukan
kajian dan mengetahui lebih jauh hal tersebut melalui penelitian yang berjudul
Pengaruh Persepsi Tentang Fungsi Iklan Fast Food Kentucky Fried
Chicken (KFC) Di Televisi Terhadap Intensi Membeli Pada Remaja Majlis
Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor.
1.2 . Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah intensi membeli dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti faktor
kebudayaan, sosial, pribadi, serta faktor psikologis ?
2. Seberapa besar fungsi iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC)
mempengaruhi intensi membeli pada Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan
Forum Silaturahmi Remaja Bogor ?
3. Apakah ada pengaruh antara persepsi tentang fungsi iklan di televisi
terhadap intensi membeli fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) pada
Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor?
1.3. Batasan dan Rumusan Masalah
1.3.1. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah pengaruh persepsi
tentang fungsi iklan (X) dengan intensi membeli (Y) di televisi. Sedangkan
batasan mengenai masing-masing variabel adalah :
1. Intensi membeli adalah setiap perilaku membeli seseorang yang bebas
yang ditentukan oleh kemampuan sendiri yang selalu didahului oleh niat.
2. Persepsi tentang fungsi iklan yaitu adalah suatu pengalaman tentang
objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan tentang suatu bentuk
komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak ramai tentang
sesuatu, dengan menampilkan fungsi iklan itu sendiri seperti untuk
menginformasikan, meyakinkan serta mengingatkan. Adapun yang
menjadi sumber utama dalam iklan ini adalah fast food Kentucky Fried
Chicken (KFC) yang diiklankan di televisi.
1.3.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Gambaran intensi membeli berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan
terakhir, dan pendapatan per bulan?
2. Gambaran persepsi fungsi iklan berdasarka jenis kelamin, usia,
pendidikan terakhir, dan pendapatan per bulan?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara persepsi tentang fungsi iklan
di televisi terhadap intensi membeli fast food Kentucky Fried Chicken
(KFC) pada remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi
Remaja Bogor?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
1. Menggambarkan persepsi tentang fungsi iklan fast food Kentucky Fried
Chicken (KFC) pada remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum
Silaturahmi Remaja Bogor.
2. Menggambarkan tentang intensi membeli fast food Kentucky Fried
Chicken (KFC) pada remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum
Silaturahmi Remaja Bogor.
3. Mengetahui pengaruh persepsi tentang fungsi iklan fast food Kentucky
Fried Chicken (KFC) di televisi terhadap intensi membeli pada remaja
Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Dalam setiap penelitian suatu masalah tentu diharapkan ada manfaat dan
kegunaannya :
1.4.2.1. Manfaat Praktis
Dapat dijadikan sebagai informasi dalam upaya perusahaan
menyempurnakan program periklanan fast food Kentucky Fried Chicken
(KFC) di televisi terutama fungsi iklan itu sendiri dalam pengaruhnya terhadap
intensi membeli.
1.4.2.2. Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tentang pengaruh
antara persepsi tentang fungsi iklan di televisi terhadap intensi membeli
pada remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja
Bogor.
2. Agar dapat dijadikan sebagai satu sumber data tentang permasalahan
yang terkait, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi
para konsumen terutama konsumen yang mempunyai masalah dalam
intensi membeli.
3. Memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi konsumen dalam
mengikuti perkembangan iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC)
agar selektif sesuai dengan kebutuhan.
4. Secara teori penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian keilmuan
pada bidang Psikologi Industri dan Organisasi, khususnya kajian tentang
intensi membeli.
5. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti sehubungan dengan
masalah fungsi iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) dengan
intensi membeli.
6. Serta dapat membantu bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan
penelitian.
1.5. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan dalam menentukan arah dan mencapai tujuan,
maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut :
a. BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari : Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Rumusan dan Batatasan Masalah,
serta Tujuan dan Manfaat Penelitian.
b. BAB II : Kajian Pustaka, yang terdiri dari : Bagian pertama adalah
Intensi Membeli, yang meliputi Pengertian Intensi, Teori-
Teori Intensi. Bagian kedua adalah Persepsi Fungsi
Tentang Iklan Di Televisi, yang meliputi Pengertian
Persepsi, Pengertian Iklan Fast Food, Aspek-Aspek Iklan
Fast Food, Efektivitas Iklan Fast Food. Bagian ketiga adalah
Kerangka berpikir. Bagian keempat adalah Hipotesis.
c. BAB III : Metodologi Penelitian, Yang terdiri dari : Jenis Penelitian
yang meliputi Pendekatan dan Metode Penelitian, Definisi
Operasional Variabel. Pengambilan Sampel yang meliputi
Populasi, Sampel dan Tekhnik Pengmbilan Sampel.
Pengambilan Data yang meliputi Metode dan Instrumen
Penelitian, Hasil Uji Instrumen Penelitian. Tekhnik Analisis
Data. Prosedur Penelitian.
d. Bab IV : Presentasi dan Analisis Data, yang terdiri dari : Gambaran
Umum Subyek Penelitian, Hasil penelitian serta Analisis dan
Interpretasi Hasil penelitian
e. Bab V : Penutup, yang terdiri dari : Kesimpulan, Diskusi, dan Saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Intensi Membeli
2.1.1. Pengertian Intensi Membeli
Perilaku konsumen merupakan perilaku yang merujuk pada proses
pengambilam keputusan dan kegiatan yang terlibat dalam menilai, mencari,
membeli dan memakai suatu barang dan jasa (Loudon & Bitta, 1993). Dalam
proses membeli tentunya tidak terlepas dari pengambilan keputusan,
pengertian pengambilan keputusan (decision making) adalah proses memilih
atau menentukan berbagai kemungkinan di antara situasi-situasi yang tidak
pasti (Suharnan, 2005).
Terry menjelaskan pengambilan keputusan sebagai pemilihan perilaku
(kelakukan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada (Hasan, 2002).
Pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk belum tentu terlaksana
karena banyak faktor baik dari dalam maupun dari luar diri konsumen, oleh
karena itu intensi membantu mengidentifikasi beberapa atribut penting yang
menyebabkan konsumen menampilkan sikap positif atau negatif terhadap
pembelian suatu produk.
Adapun pengertian intensi itu sendiri dalam kamus psikologi adalah ciri-ciri
yang dapat dibedakan dari proses-proses psikologis yang mencakup
referensi atau kaitannya dengan satu objek (Chaplin, 2003). Menurut
Fishbein & Ajzen menyatakan intensi adalah sebagai niat, dan juga dapat
dikatakan setiap perilaku yang bebas yang ditentukan oleh kemampuan
sendiri yang selalu didahului oleh niat (Sarwono, 1999). Buku lain
mendefinisikan intensi sebagai :
A person subjective probability that he will perform some behavior.
yang artinya adalah bahwa intensi merupakan pandangan subyektif individu
mengenai kemungkinan dirinya akan menampilkan suatu tingkah laku
(Fishbein & Ajzen 1975).
Sedangkan Eagly dan Chicken (1993) merangkum intensi sebagai berikut :
Intension a psychological construct distinct from attitude, represents the person’s motivation in the sense of his or her conscious plan to exert effort to carry out a behaviour.
Penjelasan ini menerangkan bahwa intensi merupakan suatu konstruk yang
berbeda dengan sikap, mewakili motivasi seseorang dalam berusaha
menampilkan suatu tingkah laku.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa intensi merupakan suatu niat
yang mengacu pada pandangan seseorang yang subyektif mengenai
kemungkin tentang menampilkan tingkah laku dirinya.
2.1.2. Teori Intensi
A. Theory of reasoned action (teori tindakan beralasan)
Theory reasoned action ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia
biasanya betindak atau bertingkah laku secara umum dan rasional (masuk
akal), mereka memperhitungkan berbagai informasi yang tersedia dan
mempertimbangkan konsekuensi dari tingkah laku yang akan ditampilkan
baik secara eksplisit maupun implisit (Ajzen, 1988). Teori ini mengasumsikan
bahwa intensi seseorang untuk menampilkan atau tidak menampilkan suatu
tingkah laku adalah penentu langsung dari tingkah laku tersebut.
Tujuan dari teori ini adalah untuk memahami dan meramalkan tingkah laku
yang didasarkan atas kemauan sendiri, dalam konteks tersebut teori ini telah
terbukti sukses untuk mencapai tujuannya, akan tetapi masalah akan muncul
jika konteks tingkah lakunya tidak sepenuhnya didasarkan atas kemauan
sendiri. Ajzen memberikan ilustrasi perokok yang mempunyai intensi untuk
menghentikan kebiasaannya dalam merokok (Ajzen, 1988).
Para perokok telah mencoba menghentikan kebiasaannya dalam merokok
akan tetapi gagal, menurut theory of reasoned action, intensi merupakan
kekuatan utama yang menjadi sumber motivasi seseorang untuk bertingkah
laku tertentu. Maka semakin kuat intensi seseorang untuk melakukan tingkah
laku tersebut maka semakin besar kemungkinannya untuk melakukan hal
tersebut, akan tetapi tingkah laku tidak ditentukan oleh intensi saja sebagai
faktor motivasional, faktor lain yang non-motivasional seperti tersedianya
sumber-sumber lain juga dibutuhkan untuk mempengaruhi derajat tingkah
laku tersebut.
B. Theory planed behavior (teori tindakan terencana)
Untuk mengatasi masalah tingkah laku yang tidak sepenuhya berbeda dalam
kontrol individu maka muncullah theory planed behavior, faktor utama dari
teori ini adalah intensi individu untuk menampilkan tingkah laku yang
dikehendaki (Ajzen, 1988).
Intensi individu untuk melakukan tingkah laku tertentu merupakan fungsi dari
2 (dua) bauh determinan, yaitu determinan sikap (attitude) dan norma
subyektif. Faktor sikap merupakan faktor pribadi sedangkan norma subyektif
merupakan faktor yang mencerminkan pengaruh sosial terhadap individu.
Sikap (attitude) merujuk pada sikap individu terhadap melakukan tingkah laku
terkait, sementara itu komponen normatif terkait dengan keyakinan individu
(A) bahwa individu lain yang dijadikan rujukan atau relevant referent (B)
menganggap bahwa A hendaknya melakukan atau tidak melakukan tingkah
laku tersebut dan motivasi A untuk mengikuti atau mematuhi B.
Dalam teori ini intensi bukan hanya dipengaruhi oleh sikap dan norma
subyektif saja, akan tetapi dipengaruhi juga oleh persepsi kendala perilaku
PBC (Perceived Behavior Control). Kontrol perilaku ditentukan oleh
pengalaman masa lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit dan
mudahnya untuk melakukan perilaku yang bersangkutan. Kontrol perilaku ini
sangat penting ketika rasa percaya diri seseorang sedang berada dalam
kondisi yang lemah (Azwar, 2003).
Ada 3 (tiga) faktor yang menentukan intensi :
1. Sikap (attitude)
Keinginan membeli dapat dijelaskan lewat teori tentang sikap. Sikap
didefinisikan sebagai
... Attitude can be described as a learned predisposition to respond in a consistently favorable manner with respect to a given object (Fishbein & Ajzen,1975).
Maksudnya adalah sikap merupakan predisposisi yang dapat dipelajari dari
respon yang konsisten terhadap objek tertentu. Mereka juga mengungkapkan
bahwa sikap menunjukan posisi seseorang pada suatu dimensi evaluasi yang
sifatnya bipolar yang berkaitan dengan suatu objek, tindakan atau kejadian.
Sikap ini juga dapat menyatakan perasaan individu yang bersifat positif
maupun negatif terhadap objek.
Sikap terhadap tingkah laku merupakan hasil interaksi antara :
a. Behavioral belief (tingkah laku yang diyakini), bahwa tingkah laku akan
menghasilkan akibat atau konsekuensi tertentu
b. Outcome evaluation (evaliasi hasil), evaluasi individu terhadap akibat atau
konsekuensi tingkah laku tersebut.
Sikap merupakan fungsi dari sekumpulan belief (Fishbein & Ajzen,1980).
Jadi, belief yang mendasari sikap seseorang terhadap tingkah laku disebut
sebagai behavioral belief. Behavioral belief berkaitan dengan tingkah laku
yang menghasilkan kepuasan atau pada beberapa atribut lain seperti
konsekuensi yang didapatkan dari tingkah laku tersebut. Contoh, Seseorang
mengkonsumsi fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) untuk menghemat
waktu (tingkah laku). Hal ini dapat menghemat waktu karena praktis dan
membuatnya mengubah gaya hidup dengan membatasi diri mengkonsumsi
beberapa makanan.
Jadi, individu yakin bahwa menampilkan suatu tingkah laku tertentu akan
membawa konsekuensi positif bagi dirinya, maka menampilkan tingkah laku
tersebut akan menjadi suatu hal yang menyenangkan atau positif bagi
individu tersebut, demikian pula sebaliknya.
2. Norma subyektif
Norma subjektif didefinisikan sebagai
The person’s perception’s about social pressure to perform or not to perform under consideration (Ajzen, 1988).
Norma subyektif merupakan persepsi seseorang mengenai tingkah laku yang
diterima masyarakat atau sebaliknya. Norma ini berhubungan dengan
pengaruh lingkungan sosial terhadap intensi untuk memunculkan perilaku
tertentu. Jadi, norma ini merupakan persepsi seseorang terhadap pengaruh
sosial untuk melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tertentu.
Norma subyektif terdiri dari 2 (dua) komponen :
a. Normative belief (kelompok rujukan yang diyakini)
b. Motivation to comply (motivasi untuk mengikuti)
Norma ini didasari belief normatif (normative belief), yaitu belief- belief yang
berhubungan dengan harapan dan keinginan orang lain tentang tingkah laku
yang seharusnya dilakukan dan yang seharusnya tidak dilakukan (Ajzen,
1988). Jika seseorang yakin kebanyakan orang yang menjadi acuan
mengaharapkannya untuk melakukan suatu tingkah laku tertentu maka orang
itu cenderung terdorong untuk melakukan tingkah laku itu, dan sebaliknya.
Contohnya adalah orang-orang terdekatnya bepikir bahwa ia seharusnya
membeli fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) maka ia akan semakin
mungkin mengkonsumsi fast food Kentucky Fried Chicken (KFC).
Kenyataannya bisa saja seseorang tidak memenuhi harapan orang lain
tersebut. Motivation to comply merupakan motivasi seseorang untuk
mengikuti harapan individu atau kelompok acuan. Belief-belief normatif dan
motivation to comply akan membentuk norma subyektif (subyektive norms)
(Fishbein & Ajzen, 1975).
3. PBC (Perceived Behavior Control)
Dalam pengukuran intensi, Ajzen menambahkan faktor ketiga yaitu PBC,
PBC didefinisikan sebagai derajat kemudahan atau kesulitan yang
dipersepsikan untuk melakukan suatu tingkah laku dan hal tersebut
diasumsikan mencerminkan pengalaman masa lampau (Ajzen,1988),
Ajzen juga menerangkan bahwa perceived behavior control terbentuk dari
belief yang disebut control belief, dan belief ini sangat mempengaruhi intensi
bahkan langsung mempengaruhi tingkah laku seseorang. Sebagian aturan
umum, semakin favorable sikap dan norma subyektif terhadap suatu tingkah
laku dan semakin besar perceived behavior control akan semakin besar pula
intensi individu untuk menampilkan tingkah laku tersebut (Ajzen,1988),
Sedangkan hubungan langsung perceived behavior control dengan tingkah
laku diasumsikan mencerminkan kontrol nyata yang dimiliki individu untuk
melakukan tingkah laku. Hubungan tersebut akan signifikan jika :
a. Tingkah laku tersebut mempunyai aspek-aspek yang tidak sepenuhnya
berada dalam kontrol seseorang.
b. Persepsi terhadap kontrol tingkah laku akurat.
Dalam perceived behavior control bahwa perceived behavior control
terbentuk dari belief yang disebut sebagai control belief, dan belief jenis ini
sangat mempengaruhi intensi dan tingkah laku seseorang (Ajzen,1988),
Sarwono (1999) memberikan contoh orang yang berniat menonton bioskop
bisa tidak jadi menonton karena hujan, tidak ada kendaraan, dan letak
bioskop jauh dari rumah.
2.2. Persepsi Tentang Fungsi Iklan Di Televisi
2.2.1. Pengertian Persepsi
Persepsi berasal dari bahasa Inggris, yaitu perception yang berarti
pengamatan. Dalam kamus psikologi perception berarti proses pengenalan
atau pengidentifikasian sesuatu (Sitanggang, 1994). Menurut pendapat lain
persepsi merupakan kemampuan untuk membeda-bedakan, memfokuskan
objek-objek yang disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan
pengamatan (Sarwono, 2003).
Suharnan (2005) mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses penggunaan
pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan di dalam ingatan) untuk
mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasikan stimulus
(rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga dan hidung.
Dalam buku psikologi umum dan perkembangannya, mendefinisikan persepsi
atau pengamatan sebagai aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia
mengenali rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat-alat inderanya
(Sabri, 1993).
Persepsi yang dikemukakan oleh Desiderato (dalam Rahmat, 2005) adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dari
pendapat Jalaludin dapat dipahami bahwa persepsi itu merupakan sesuatu
yang ada dilingkungannya yang kemudian ditafsirkan sesuai dengan
pengetahuannya. Dalam buku psikologi sosial mendefinisikan persepsi sosial
adalah kecenderungan untuk cepat melihat dan memahami perasaan-
perasaan, sikap-sikap dan kebutuhan anggota kelompok (Gerungan, 1996).
Sedangkan menurut Robbins (2003),
Perception is a process by which individuals organize and interpret their sensory impressions in order to give meaning to their environment.
Persepsi adalah proses menghimpun dan menginterpretasikan kesan
sensori, sehingga dapat memberi arti pada lingkungannya. Sedangkan
menurut Davidoff (1981), persepsi merupakan proses yang mengorganisir
dan menggabungkan alat-alat indera kita untuk dikembangkan sedemikian
rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri
sendiri.
Jadi, persepsi tentang fungsi iklan dalam penelitian ini adalah penilaian atau
pandangan remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja
Bogor terhadap pandangan mereka tentang fungsi iklan fast food Kentucky
Fried Chicken (KFC) di televisi, dintara fungsi-fungsinya adalah sebagai
pemberian informasi, meyakinkan, serta mengingatkan tentang produk itu
sendiri terhadap intensi membeli mereka, baik pengalaman tentang objek,
peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan dalam hal ini adalah produk fast food
Kentucky Fried Chicken (KFC). Dengan adanya persepsi maka seseorang
dapat memberikan pendapat atau penilaian tentang suatu objek (KFC) yang
menjadi perhatiannya, dan dengan adanya persepsi maka baik dan buruknya
suatu objek dapat diketahui dengan jelas sesuai dengan kenyataan yang
ada.
Versi iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) di televisi yang menjadi
objek dalam penelitian adalah versi “KFC siap antar” yang diiklankan oleh
artist Cut Tary bersama dengan keluarganya, dalam versi siap antar ini Tary
datang untuk menghampiri keluarganya yang terdiri dari suami, dua orang
anak yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, mereka sedang duduk
asyik di ruang keluarga sambil menikmati ayam goreng KFC, Tary datang
sambil berkata “soal rasa hanya KFC pilihan saya, untuk kemudahan KFC
pesan antar andalannya, cukup telpon 14022.”
Setelah itu ketika Tary sampai dan duduk ditengah-tengah anaknya Tary
mengatakan “semua kenikmatan siap diantar, praktis kan.” Kemudian
ditampilkan satu piring daging ayam yang dengan penampilannya
memancing selera makan, dan pada ayam goreng terdapat cryspy yang
terlihat sangat renyah dengan daging-daging ayam yang lezat serta daging
yang menumpuk disertai asap-asap sehingga tentunya membuat konsumen
tergugah seleranya. Dipiring tersebut terdapat gambar kebanggaan KFC
yaitu gambar kepala orang tua yang sudah terkenal, sedangkan dari awal
hingga akhir dibagian pojok atas kiri iklan tersebut terdapat logo KFC.
Jadi versi iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) ini adalah versi siap
antar, hanya dengan menelpon Call Center 14022 kenikmatan dan
kehangatan menu-menu KFC kini dapat dirasakan dimanapun dan kapanpun
anda berada. Menu KFC yang lebih variatif dengan harga terjangkau dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan selera konsumen.
Pemeran dalam iklan ini adalah seorang artist kelahiran aceh yang
mempunyai multitalent ia adalah Cut Tary, selain model, pemain sinetron, ia
pun merupakan salah satu presenter terkenal di televisi swasta. Tagline
dalam iklan ini adalah “semua kenikmatan siap diantar, praktis kan.” Ciri lain
yang paling menonjol adalah logo KFC itu sendiri yang di dalamnya terdapat
kepala orang tua yang berjenggot yang muncul dari awal hingga akhir dilayar
kaca televisi pojok atas sebelah kiri.
Gambar 1.1 Logo KFC
2.2.2. Persepsi Tentang Fungsi Iklan
Persepsi fungsi iklan disusun berdasarkan teori Desiderato (dalam Rahmat,
2005) dan secara umum periklanan dihargai karena dikenal sebagai
pelaksanaan beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan
bisnis dan organisasi lainnya. Kotler (1987) membagi fungsi iklan menjadi 3
(tiga) : (1) informing (memberi informasi), (2) persuading (mempersuasi), (3)
reminding (mengingatkan). persepsi fungsi iklan KFC di televisi disusun
berdasarkan teori Desiderato (dalam Rahmat, 2005)
1) Periklanan informatif (informing)
Tujuan dari periklanan informatif adalah untuk membentuk permintaan
pertama, serta iklan itu tersebut dapat memberikan informasi untuk
konsumen dalam mengambil keputusan baik itu dari pengalaman tentang
obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, yang isinya lebih
ditekankan mengenai informasi produk atau jasa yang diiklankan, misalnya
kegunaan, kualitas, harga, serta tentang citra perusahan itu sendiri.
2) Iklan persuasif (persuading atau meyakinkan)
Tujuan dari periklanan persuasif adalah untuk membentuk permintaan selektif
untuk suatu merek tertentu, sehingga iklan itu dapat meyakinkan konsumen
baik dari segi pengalaman konsumen tentang objek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan, periklanan jenis ini menggunakan komunikasi persuasif
yang bernuansa membujuk atau merayu, dan juga lebih mengarahkan
timbulnya dorongan-dorongan atau motivasi konsumen.
3) Iklan pengingat (reminding)
Tujuannya adalah untuk meyakinkan pembeli bahwa mereka telah
melakukan pilihan yang benar, iklan ini menjaga agar merek perusahaan
tetap segar dalam ingatan para konsumen, dan konsumen selalu ingat baik
dari pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, dimana
iklan lebih mengingatkan pembeli bahwa mereka telah melakukan pilihan
yang benar yaitu dengan adanya selogan atau jargon.
2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Faktor berperan dalam membentuk dan kadang memutar balik persepsi,
Robbins (2003) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
adalah :
1. Perceiver (orang yang mempersepsi). Interpretasi seseorang terhadap
hal-hal yang terjadi dilingkungannya dipengaruhi oleh karakteristik
tersebut, antara lain adalah sikap, motif, minat, pengalaman, serta
harapan-harapannya.
2. Target (obyek persepsi). Karakteristik obyek persepsi akan
mempengaruhi persepsi. Obyek yang dipersepsikan tidak dipersepsi
sendiri, namun dilihat dari keterkaitan yang ada antara objek persepsi dan
lingkungan sekitarnya, seperti hal baru, gerakan, bunyi, ukuran, latar
belakang, dan kedekatan.
3. Situation (situasi pada saat persepsi dilakukan). Situasi pada saat individu
mempersepsi objek persepsi juga berpengaruh, seperti waktu, keadaan
atau tempat kerja, dan keadaan sosial.
Ketika individu memandang ke obyek tertentu dan mencoba menafsirkan apa
yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
individu pelaku persepsi itu sendiri. Di antara karakteristik pribadi yang
mempengaruhi persepsi adalah sikap, kepribadian, motif, kepentingan atau
minat, pengalaman masa lalu, serta harapan. Sebagai contoh jika Anda
berfikir perwira polisi harus berwibawa, atau individu yang mengaku jabatan
publik pasti tidak jujur, maka mungkin anda akan mempersepsikan mereka
dalam cara ini tanpa memperdulikan ciri-ciri mereka yang sebenarnya.
Karakteristik-karakteristik target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa
yang dipersepsikan. Orang yang banyak berbicara kemungkinan akan
mendapatkan perhatian lebih dari kelompok tertentu dari pada mereka yang
pendiam.
Demikian pula individu-individu yang luar biasa menarik atau luar biasa tidak
menarik. Karena target tidak dipandang dalam keadaan terisolasi, hubungan
target tertentu dengan latar belakangnya mempengaruhi persepsi, seperti
kecendrungan untuk mengelompokan benda-benda yang berdekatan atau
yang mirip.
2.2.4. Pengertian Iklan
Institut praktisi periklanan Inggris mendefinisikan sebagai berikut : Periklanan
merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan
kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau
jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya (Jefkins, 1996).
Periklanan adalah komunikasi komersial dan non personal tentang sebuah
organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak
target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah,
direct mail (pengeksposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan
umum (Lee & Carla Jhonson, 2007).
Iklan sering juga dikenal dengan sebutan advertensi yang merupakan
penyesuaian kata dari kata dalam bahasa belanda adveretentie ialah reklame
yang artinya memberitahu (Munandar, 2001). Dalam buku “American
Business” iklan adalah
Advertising is any form of paid impersonal presentation of goods, services, or ideas for the purpose of inducing people to buy or to act favorebl you what is called to their attention.
Meningkatkan produk adalah satu bentuk pembayaran, presentasi non
personal atas barang-barang jasa atau ide-ide dengan tujuan membujuk
konsumen untuk membeli atau berperilaku menguntungkan untuk menarik
perhatian konsumen (Ferdinant & Mauser, 1982).
Sedangkan dalam buku Advertisting and promotion iklan adalah
Advertisting is defined as an paid form of nonpersonal communitation about on organization , product, service, or idea by an identified sponsor.
Iklan adalah sesuatu yang penting dari komunikasi yang bukan bersifat
personal yang menyangkut organisasi, prediksi, pelayanan atau ide-ide yang
berasal dari apa-apa yang dirancang oleh sponsor (Belch & Michel A. Blech,
2004).
Dari beberapa penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan
suatu bentuk komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak ramai
tentang sesuatu misalkan seperti produk fast food KFC, agar konsumen
senantiasa membeli atau mengkonsumsi produk yang sedang dipasarkan.
Iklan ditelevisi mampu mengganggu emosi konsumen dengan menyuguhkan
tayangan-tayangan yang menarik, penonton seakan dibuat tak berdaya
dengan tampilan audio visual tersebut karena benar-benar di suguhkan
dengan kemasan dan trik yang menarik sehingga terjadi ledakan besar yang
membombardir konsumen yang menonton tayangan tersebut yang
berdampak konsumen selalu memikirkan tayangan tersebut.
Karena sifat iklan itu adalah konsumsi satu arah maka artinya perusahaan
sebagai produsen tidak dapat reaksi dari konsumen yang dituju oleh iklan itu.
Tiap kelompok konsumen dalam masyarakat memiliki kemampuan
menangkap informasi dan pola perilaku yang berlainan, oleh karena itu
kebijakan periklanan ini harus disusun secara cermat agar pesan iklan yang
dikonsumsi dapat mencapai konsumen yang menjadi target periklanan
tersebut. Dalam membuat program iklan manajer perusahaan harus selalu
memulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli.
Selanjutnya Kotler dan kawan-kawan membuat lima keputusan yang disebut
5 (lima) M dalam pembuatan program periklanan :
1. Mission (Misi) : Apakah tujuan periklanan?
2. Money (Uang) : Berapa banyak yang dapat dibelanjakan?
3. Message (Pesan) : Pesan apa yang harus disampaikan?
4. Media (Media) : Media apa yang digunakan?
5. Mesuarment (Pengukuran) : Bagaimana mengevaluasi hasilnya? (Kotler.
Dkk, 2000).
2.2.5. Keputusan-Keputusan Utama Dalam Iklan
Dalam periklanan tentunya ada 5 (lima) keputusan penting dalam
mengembangkan suatu program periklanan yang harus diambil oleh
manajemen pemasar (Kotler, 1987). Keputusan-keputusan tersebut yaitu :
1. Penetapan Sasaran
Dalam membuat program periklanan adalah menetapkan sasaran periklanan.
Sasaran periklanan dapat diklasifikasikan menurut 3 (tiga) fungsinya : apakah
untuk menginformasikan, membujuk atau mengingatkan.
a) Periklanan informatif (informing)
Tujuan dari periklanan informatif adalah untuk membentuk permintaan
pertama. Isinya lebih ditekankan mengenai informasi produk atau jasa yang
di iklankan, misalnya kegunaan, kualitas, harga, ukuran atau tentang citra
perusahan itu sendiri. Untuk mengkomunikasikan pesan-pesan itu, kalangan
pengiklan bisa menggunakan daya tarik emosional yaitu dengan menyentuh
rasa senang, gembira, kasihan, gengsi, takut sedih dll, atau daya tarik
rasional dengan memberi informasi tentang kelebihan dan kekurangan suatu
produk.
b) Iklan persuasif (persuading atau meyakinkan)
Tujuan dari periklanan persuasif adalah untuk membentuk permintaan selektif
untuk suatu merek tertentu. Periklanan jenis ini menggunakan komunikasi
persuasif yang bernunsa membujuk atau merayu, dan juga lebih
mengarahkan timbulnya dorongan-dorongan atau motivasi konsumen.
c) Iklan pengingat (reminding)
Tujuannya adalah untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah
melakukan pilihan yang benar, ini sangat penting dalam tahap produksi yang
telah mapan untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk
tersebut dimana iklan lebih meyakinkan pembeli bahwa mereka telah
melakukan pilihan yang benar yaitu dengan adanya selogan atau jargon.
Akan tetapi pada saat sekarang ini tingkat pendidikan masyarakat semakin
meningkat sehingga cara berfikir masyarakat juga semakin maju dan semakin
kritis. Masyarakat yang pendidikannya maju akan menyadari pola hidup
pragmatis, menyukai produk yang mudah dikonsumsi dan menyehatkan yang
diproduksi oleh produsen yang mempunyai tanggung jawab kepada
konsumen dan masyarakat. Oleh sebab itu keberhasilan iklan fast food
Kentucky Fried Chicken (KFC) dapat dilihat dari kemampuan iklan dalam
meningkatkan dan mendidik masyarakat mengenai pola hidup yang sehat,
yang disesuaikan dengan norma yang berlaku yang ada di Indonesia.
2. Keputusan Mengenai Anggaran
Setelah menentukan tujuan dalam iklan, kemudian suatu perusahaan dapat
membuat anggaran periklanan untuk tiap produk. Peran periklanan adalah
meningkatkan permintaan atas produk tersebut.
Ada 5 (lima) faktor yang perlu dipertimbangkan saat menetapkan anggaran
periklanan. Tahap dalam siklus produk pada umumnya produk yang baru
mendapat anggaran iklan yang besar, agar pelanggan mencoba produk
tersebut dan juga supaya membangun kesadaran pelanggan :
a) Tahap dalam siklus hidup produk
b) Pangsa pasar dan basis konsumen
c) Persaingan dan gangguan
d) Frekuensi periklanan
e) Kemungkinan substitusi produk
3. Keputusan Mengenai Pesan
Berdasarkan sasaran dan anggaran periklanan yang sudah ditetapkan
produsen harus mengembangkan suatu strategi yang kreatif. Ada 3 (tiga)
tahapan yang harus ditempuh oleh pengiklan :
a) Pembangkitan pesan
Orang yang kreatif harus meggunakan berbagai metode untuk
membangkitkan pesan gagasan iklan guna mencapai sasaran periklanannya.
Orang yang kreatif banyak memperoleh secara induktif dengan bercakap-
cakap dengan konsumen, para ahli, dan pesaing, dan ada juga dari orang
kreatif lainnya.
b) Evaluasi dan pemilihan pesan
Pengiklan harus mengevaluasi pesan-pesan yang mungkin bisa digunakan,
Twedt menganjurkan agar pesan dinilai dan di evaluasi atas keteringinan, ke
ekslusifan, dan keterpercayaan.
c) Penyampaian pesan
Penyampaian pesan dapat sangat menentukan bagi produk-produk yang
sangat serupa seperti fast food KFC. Pengiklan harus menempatkan pesan
dengan cara sedemikian rupa sehingga mampu merebut minat dan perhatian
audiens sasaran.
4. Keputusan Mengenai Media
Tugas pengiklan berikutnya adalah memilih media periklanan untuk
menyampaikan pesan periklanan. Langkah-langkah yang diperlukan
mencakup :
1) Keputusan mengenai jangkauan, frekuensi, dan dampak.
2) Pemilihan diantara jenis-jenis media utama, seperti surat kabar, TV, pos
langsung, radio, dan majalah.
3) Pemilihan sarana media spesifik.
4) Keputusan mengenai jadual waktu media.
5. Evaluasi periklanan
Program periklanan harus di evaluasi secara terus menerus. Para peneliti
menggunakan beberapa tehnik untuk mengukur pengaruh periklanan
terhadap komunikasi dan penjualan.
1) Riset pengaruh komunikasi : Riset ini berusaha menentukan apakah
sebuah iklan berkomunikasi secara efektif. Disebut pengujian naskah, hal
ini dapat dilakukan sebelum iklan ditempatkan pada media sesungguhnya
dan setelah iklan tersebut dicetak atau di siarkan.
2) Riset pengaruh penjualan : Riset ini membantu para pengiklan menilai
efek komunikasi dari sebuah iklan namun sedikit sekali mengungkapakan
tentang dampak penjualannya.
2.2.6. Efektivitas Iklan
Tinggi rendahnya tingkat efektivitas iklan ditentukan oleh cara-cara yang
digunakan oleh produsen dalam mengiklankan produknya. Menurut Burt
sumbangan psikolog dalam bidang periklanan terutama berkaitan dengan
daya tarik yang digunakan untuk membujuk calon konsumen untuk membeli,
dengan mengendalikan perhatiannya dan memberi kesan yang disimpan
dalam ingatannya sehingga bila dibutuhkan produk tersebut muncullah merek
produk tersebut dari ingatannya (Munandar, 2001).
Faktor yang ikut menentukan tingkat evektivitas iklan ialah yang
diakronimkan sebagai AIDA, yang artinya :
1) Attention, pertama-tama iklan harus dapat menarik perhatian calon
konsumen.
2) Interest, setelah calon konsumen mulai tertarik pada iklan diharapkan ia
mau membaca iklannya.
3) Desire, setelah membaca diharapka konsumen mau atau akan timbul
keinginannya untuk membeli produk yang ditawarkan. Iklan hendaknya
memberi keyakinan bahwa produk yang ditawarkan akan memenuhi
kebutuhan dan harapannya.
4) Action, dengan timbulnya keinginan para calon konsumen untuk membeli
produk yang ditawarkan, telah terbentuk pula sikap yang positif terhadap
produk tersebut (Munandar, 2001).
2.2.7. Kelebihan dan Kekurangan Iklan Televisi
Televisi merupakan media utama, melalui TV mereka dapat memamerkan
keindahan suara dan peragaan penyanyi yang tampil (Jefkins, 1997). Televisi
juga adalah sesuatu yang terbaik dalam citra dan simbol komunikasi karena
mampu meragakan penggunaan produk dan reaksi konsumen, TV juga
memiliki jangkauan yang sangat luas. Selama lebih dari 40 tahun, TV menjadi
media paling berpengaruh di dunia meskipun ukuran khalayak TV jaringan
telah menurun dalam dekade terakhir.
Sebuah jajak pendapat tahun 1997 menunjukkan pengurangan bertahap
cengkraman televisi di atas waktu luang Amerika, penonton TV sebagai
pilihan waktu luang turun 6% dari tahun 1995 dibanding dengan tiadanya
perubahan pada mereka mengenai hobi membaca, berjalan-jalan, dan
berkumpul bersama keluarga sebagai pilihan-pilihan waktu luang (Lee &
Jhonson, 2007). Akan tetapi meskipun demikian TV tetap menjadi periklanan
dengan jangkauan terluas. Uraian kelebihan-kelebihan televisi sebagai media
ini berlaku dimana saja, tidak hanya itu iklan televisi begitu berpengaruh
sehingga terkesan sebagai media iklan yang paling efektif, selain memiliki
kelebihan-kelebihan iklan televisi juga diliputi oleh berbagai kelemahan dan
keterbatasan. Dibawah ini akan diuraikan kelebihan dan kekurangan televisi.
Kelebihan Iklan Televisi Secara Umum (Jefkins, 1996) :
a. Kesan realistik. Karena sifatnya yang visual dan merupakan kombinasi
warna-warna, suara dan gerakan, maka iklan televisi nampak begitu hidup
dan nyata.
b. Masyarakat lebih tanggap. Karena iklan di televisi disiarkan di rumah-
rumah disuasana yang serba santai atau kreatif maka masyarakat lebih
siap untuk memberikan perhatian.
c. Repetisi atau pengulangan. Iklan televisi bisa ditayangkan hingga
beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang
memungkinkan sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya, dan dalam
frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu bangkit.
d. Adanya pemilihan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking)
yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat
e. Ideal bagi para pedagang eceran. Iklan televisi dapat menjangkau
kalangan pedagang eceran sebaik ia menjangkau konsumen, iklan televisi
merupakan sesuatu yang membuat dagangan mereka laku.
f. Terkait erat dengan media lain. Iklan televisi mungkin saja terlupakan
begitu cepat akan tetapi kelemahan ini bisa diatasi dengan
memadukannya pada wahana iklan lain.
Kelemahan Iklan Televisi (Jefkins, 1996) :
a. Televisi cendrung menjangkau pemirsa secra massal, sehingga pemilihan
(untuk kepentingan pembidikan pangsa pasar tertentu) sering sulit
dilakukan.
b. Jika yang diperlukan calon pembeli adalah data-data yang lengkap
mengenai suatu produk atau perusahaan pembuatnya, maka lagi-lagi
televisi tidak akan bisa menandingi media pers.
c. Hal-hal kecil lainnya bisa dan biasa dikerjakan banyak orang sambil
menonton televisi, sama seperti ketika mereka mendengarkan siaran
radio.
d. Karena pemirsanya yang sulit di pilih-pilih itu, maka iklan televisi justru
terbilang mahal.
e. Karena pembutan iklan televisi butuh waktu yang cukup lama, mak ia
tidak cocok untuk iklan-iklan khusus atau bahkan yang bersifat darurat
yang harus segera mungkin disiarkan.
f. Di negara-negara yang memiliki cukup banyak stasiun televisi, atau yang
jumlah total pemirsanya relatif sedikit, biaya mungkin cukup rendah
sehingga memungkinkan di tayangkannya iklan yang panjang atau yang
berulang-ulang, sehingga mungkin membuat pemirsa merasa bosan.
g. Kesalahan khusus yang dibuat oleh produser iklan televisi, menurut
Virginia Matthews yang menulis tentang masalah ini di Mareketing Week
(06 Agustus 1993), adalah menggunakan penyajian atau model yang
sama sebagaimana para pengiklan yang lain.
2.3. Kerangka Berpikir
Kebiasaan mengkonsumsi fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) pada
akhir-akhir ini meningkat drastis dari waktu kewaktu. Masyarakat khususnya
Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor,
termasuk mereka yang mengkonsumsinya. Ada banyak faktor yang memicu
masyarakat untuk memutuskan membeli produk fast food Kentucky Fried
Chicken (KFC) tersebut, salah satunya adalah adanya sistem informasi
dalam bentuk iklan yang mengandung unsur informatif, persuasif, serta
meningatkan yang dapat mempengaruhi dan juga lebih mengarahkan
timbulnya dorongan-dorongan dan motivasi sehingga konsumen tergugah
dan tertarik untuk memutuskan membeli serta mengkonsumsi fast food
Kentucky Fried Chicken (KFC) tersebut.
Cara iklan ini merupakan cara memanfaatkan kredibilitas suatu produk
melalui tokoh, artis atau figur yang dianggap mempunyai sugesti kuat yang
bisa mempengaruhi dan menarik konsumen untuk membentuk atau
mengubah sikap netral menjadi sikap positif terhadap produk yang
ditawarkan.
Versi iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) di televisi yang menjadi
objek dalam penelitian adalah versi “KFC siap antar” yang diiklankan oleh
artist Cut Tary bersama dengan keluarganya, dalam versi siap antar ini Tary
datang untuk menghampiri keluarganya yang terdiri dari suami, dua orang
anak yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, mereka sedang duduk
asyik di ruang keluarga sambil menikmati ayam goreng KFC, Tary datang
sambil berbicara “soal rasa hanya KFC pilihan saya, untuk kemudahan KFC
pesan antar andalannya, cukup telpon 14022”.
Setelah itu ketika Tary sampai dan duduk di tengah-tengah anaknya, Tary
mengatakan “semua kenikmatan siap diantar, praktis kan.” Kemudian
ditampilkan satu piring daging ayam yang dengan penampilannya
memancing selera makan, dan pada ayam goreng terdapat cryspy yang
terlihat sangat renyah dengan daging-daging ayam yang lezat serta daging
yang menumpuk disertai asap-asap sehingga tentunya membuat konsumen
tergugah seleranya. Pada wadah tempat daging tersebut terdapat gambar
kebanggaan KFC yaitu gambar kepala orang tua yang sudah terkenal,
sedangkan dari awal hingga akhir dibagian pojok atas kiri iklan tersebut
terdapat logo KFC.
Persepsi tentang fungsi Iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) secara
tidak langsung mendorong konsumen seperti Remaja Majlis Dzikir Dan
Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor untuk bereksperimen dengan
rasa, dan kenikmatan serta kelezatan bahkan kemasan atau bentuk makanan
yang berbeda-beda dengan cara mencoba fast food Kentucky Fried Chicken
(KFC) itu sendiri.
Oleh karena itu jika iklan fast food Kentucky Fried Chicken yang ditampilkan
dapat mengetahui aspek mana yang dapat membuat seseorang remaja
memiliki intensi untuk membeli maka Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan
Forum Silaturahmi Remaja Bogor pasti akan mengambil sikap untuk membeli
produk fast food Kentucky Fried Chicken tersebut.
Kemampuan iklan untuk menciptakan perubahan sikap yang menyokong
terhadap suatu produk mungkin sering bergantung pada sikap konsumen
terhadap iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) itu sendiri. Iklan fast
food Kentucky Fried Chicken (KFC) yang ditawarkan kemudian disukai dapat
menghasilkan sikap yang positif sehingga pada akhirnya konsumen tertarik
untuk mengkonsumsi fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) tersebut,
sedangkan iklan fast food yang tidak menarik akan menimbulkan dampak
negatif bagi konsumen sehingga konsumen malas dan enggan untuk
mengkonsumsinya.
Akan tetapi sebenarnya pengiklanan membuat iklan efek persuasif dari
pengulangan pesan yang memiliki hubungan yang positif sehingga konsumen
terus mengkonsumsi produk tersebut. Memang jelas bahwa perilaku membeli
ini adalah perilaku yang beralasan tetapi sering kali intensi membeli fast food
Kentucky Fried Chicken (KFC) itu dipengaruhi oleh tindakan kemauan yang
emosional. Dalam hal konsumsi misalkan, intensi membeli fast food Kentucky
Fried Chicken (KFC) pada remaja ini didasarkan pada norma subjektif, norma
ini berhubungan dengan lingkungan sosial terhadap tingkah laku. Jika
berbagai pihak seperti keluarga, masyarakat, idola atau rujukan mereka
dianggap sebagai pihak-pihak yang berpengaruh dalam intensi seseoarang
dan pihak-pihak tersebut memiliki harapan atas intensinya yaitu untuk
mengkonsumsi produk fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) maka remaja
tersebut akan mengkonsumsi produk fast food Kentucky Fried Chicken
(KFC). Hal ini dipengaruhi oleh iklan yang menampilkan figur atau idola
mereka yang kemungkinan besar dapat berpengaruh pula dalam hal untuk
melakukan tindakan membeli.
Dalam hal ini faktor sosial yang lebih berperan dari pada faktor pribadi dalam
mewujudkan intensi membeli tersebut, akan tetapi bisa juga seorang remaja
memiliki intensi membeli fast food karena sesuai dengan pengalaman serta
gaya hidup atau kebutuhannya. Misalkan remaja tersebut memang suka
dengan makanan tersebut karena praktis dan remaja ini memang pada
tempat tinggalnya tidak pernah memasak atau dia memang tinggal sendiri
dan bisa juga remaja tersebut kost, maka ia cendrung tidak akan memiliki
intensi yang kuat untuk tidak membeli fast food tersebut, walaupun ia memiliki
sikap yang positif terhadap produk tersebut dan percaya bahwa orang-orang
yang penting bagi dirinya tidak menghalangi dia untuk membeli fast food
Kentucky Fried Chicken (KFC). Hal ini menunjukan adanya hubungan antara
PBC dengan intensi tanpa diperantarai oleh sikap terhadap tingkah laku dan
norma subjektif.
maka dapat dilihat pengaruh antara persepsi tentang fungsi iklan di televisi
terhadap intensi membeli fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) pada
Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor
sebagai berikut.
Dari bagan di atas maka dapat dijelaskan bahwa persepsi tentang fungsi
iklan Kentucky Fried Chicken (KFC) di televisi dapat menjelaskan intensi
membeli pada Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi
Remaja Bogor.
2.4. Pengajuan Hipotesis
Untuk pengujian apakah ada pengaruh antar independen variabel dan
dependen variabel dilakukan pengujian, yaitu :
Ha : Ada pengaruh persepsi tentang fungsi iklan fast food Kentucky Fried
Chicken (KFC) di televisi terhadap intensi membeli pada Remaja Majlis
Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor.
Ho : Tidak ada pengaruh persepsi tentang fungsi iklan fast food Kentucky
Fried Chicken (KFC) di televisi terhadap intensi membeli pada Remaja
Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor.
Y
Intensi Membeli :
- Sikap
- Norma Subjektif
- PBC
X
Persepsi Tentang Fungsi
Iklan :
- Menginformasikan
- Meyakinkan
- Mengingatkan
Remaja Majlis Dzikir
dan Tawasulan Forum
Silaturahmi Remaja
Bogor
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuntitatif. Penelitian
dengan kuntitatif dan metode yang digunakan menekankan analisisnya pada
data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika, menurut
Umar pendekatan kuantitatif salah satu pendekatan dengan penelitian yang
lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan
penafsiran kuantitatif yang kokoh (Salam & Aripin, 2006).
3.1.2. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang dapat diukur dan diamati yang sifat-sifatnya
sudah diberi nilai-nilai (Hasan, 2002). Jadi variabel adalah objek penelitian
yang menjadi perhatian suatu penelitian.
Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yaitu :
Variabel 1 : Persepsi tentang fungsi iklan
Variabel 2 : Intensi membeli
3.1.3. Definisi Konseptual
a. Persepsi tentang fungsi iklan adalah suatu pengalaman tentang objek,
peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan tentang suatu bentuk komunikasi untuk
menyampaikan pesan kepada khalayak ramai tentang sesuatu, dengan
menampilkan fungsi iklan itu sendiri seperti untuk menginformasikan,
meyakinkan serta megingatkan.
b. Intensi membeli adalah setiap perilaku membeli seseorang yang bebas
yang ditentukan oleh kemampuan sendiri yang selalu didahului oleh niat.
3.1.4. Definisi Operasional
Definisi operasioanal adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas
suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur (Kountur, 2005).
a. Persepsi tentang fungsi iklan
Dalam penelitian ini, persepsi tentang fungsi iklan dilihat dalam 3 (tiga)
fungsi. Fungsi-fungsi iklan diambil dari Kotler (1987). Sementara Persepsi
diambil dari Desiderato (dalam Rahmat, 2005).
1) Periklanan informatif (informing) adalah untuk membentuk permintaan
pertama, serta iklan itu tersebut dapat memberikan informasi untuk
konsumen dalam mengambil keputusan baik itu dari pengalaman
tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, yang Isinya
lebih ditekankan mengenai informasi produk atau jasa yang di
iklankan, seperti kualitas, harga dan citra perusahaan.
2) Iklan persuasif (persuading) adalah untuk membentuk permintaan
selektif untuk suatu merek tertentu, sehingga iklan itu dapat
meyakinkan konsumen baik dari segi pengalaman konsumen tentang
objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, seperti rayuan dan
motivasi konsumen.
3) Iklan pengingat (reminding) adalah untuk meyakinkan pembeli bahwa
mereka telah melakukan pilihan yang benar, iklan ini menjaga agar
merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen, dan
konsumen selalu ingat baik dari pengalaman tentang objek, peristiwa
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan, dimana iklan lebih mengingatkan
pembeli bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar, seperti
selogan atau jargon.
b. Intensi membeli
Dalam penelitian ini, variabel intensi membeli dilihat dari 3 (tiga) aspek.
1) Sikap (attitude) merupakan predisposisi yang dapat dipelajari dari
respon yang konsisten terhadap objek tertentu (Fishbein &
Ajzen,1975).
i. Behaviour belief (tingkah laku yang diyakini)
ii. Outcome evaluation (evaluasi hasil)
2) Norma subyektif merupakan persepsi seseorang mengenai tingkah
laku yang diterima masyarakat atau sebaliknya (Ajzen, 1988).
i. Normative belief (kelompok rujukan yang diyakini)
ii. Motivation to comply (motivasi untuk mngikuti)
3) Percaived Behaviour Control (PBC) merupakan derajat kemudahan
atau kesulitan yang dipersepsikan untuk melakukan suatu tingkah laku
dan hal tersebut diasumsikan mencerminkan pengalaman masa
lampau (Ajzen,1988).
i. Perceived Behavior Control Belief (PBCB)
3.2. Pengambilan Sampel
3.2.1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki
karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Hasan, 2002).
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah Remaja Majlis Dzikir Dan
Tawasul Forum Silaturahmi Remaja Bogor adalah remaja yang berusia
antara 14-21 Tahun, serta yang pernah dan sering menonton iklan fast food
Kentucky Fried Chicken (KFC) dan mengkonsumsi produk fast food Kentucky
Fried Chicken (KFC) itu sendiri.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambail melalui cara-cara tertentu
yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap
bisa mewakili populasi (Hasan, 2002). Dalam buku yang lain sampel diartikan
juga sebagai himpunan bagian dari populasi atau elemen populasi (Salam &
Aripin, 2006).
Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 45 orang remaja Majlis
Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor, yang berlokasi di
Jalan Baru Kukupu RT.003/007 kelurahan Cibadak Kecamatan Tanah Sareal
Kota Bogor 16166.
3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah sampel jenuh.
Adapun yang dimaksud dengan sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunkan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi reklatif kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang kecil
(Sugiono, 2008). Maka dalam populasi ini berjumlah 45 orang yang dijadikan
sebagai sampel penelitian.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau
keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh
elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian. Dalam
penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala.
3.3.1. Metode dan Instrumen Penelitian
Agar mengungkap masalah dalam penelitian tentang persepsi iklan fast food
Kentucky Fried Chicken (KFC) dan intensi membeli, maka akan digunakan
skala. Bentuk skala yang akan digunaklan adalah skala Likert, skala Likert
merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian
(fenomena sosial spesifik), seperti sikap, pendapat, dan persepsi sosial
seseorang atau sekelompok orang (Hasan, 2002). Dalam menggunakan
skala Likert, responden diberikan 4 (empat) pilihan dalam berespon, yaitu :
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
(STS). Selain itu peneliti juga membagi 2 (dua) kategori item pertanyaan,
yaitu favorabel dan unfavorabel dan menentukan bobot nilai sebagai berikut :
Tebel 3.1.
Nilai Skor Jawaban
Pernyataan Sangat Tidak
Setuju (STS)
Tidak Setuju
(TS)
Setuju
(S)
Sangat
Setuju (SS)
Favorabel 1 2 3 4
Unfavorable 4 3 2 1
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua instrument sebagai alat
pengumpulan data, yaitu :
1. Skala intensi membeli disusun berdasarkan teori intensi oleh Fishbein &
Ajzen (1975) dan Ajzen (1988) dengan menggunakan skala model Likert.
Adapun field testnya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2.
Blue Print Field Test Skala Intensi Membeli
Item
No.
Indikator
Sub indikator Fav Unfav
Total
1. Sikap 1. Behaviour belief
(tingkah laku yang
diyakini)
9,17,26,
38
27,39 6
2. Outcome
evaluation
(evaluasi hasil)
11,19,29 20
4
1. Normative belief
(kelompok rujukan
yang diyakini)
5,13,21,
32,41
14,33,42 8 2. Norma
subyektif
2. Motivation to
comply (motivasi
untuk Mengikuti)
7,15,23,
35
8,24,36 7
3. PBC
(Perceived
Behavior
Control)
1. perceived
Behavior Control
Belief (PBCB)
25,37,40,
47
4
TOTAL 20 9 29
Detil item skala ini dapat dilihat pada lamiran 5.
2. Skala persepsi fungsi iklan KFC di televisi disusun berdasarkan teori
Desiderato (dalam Rahmat, 2005) dan Kotler (1987) dengan
menggunakan skala model Likert. Adapun field testnya adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.3.
Blue Print Field Test Skala Persepsi Fungsi Iklan KFC
Item
No.
Dimensi Persepsi
Indikator Fav Unfav
Total
1. Mengalami Pengetahuan
tentang informasi
iklan
1,15,3,17
,5,19
4,20 8
2. Menyimpulkan Keyakinkan akan
informasi
7,21,9,23 22,10,24 7
3. Menafsirkan Mengingat akan
iklan
11,13 14 3
TOTAL 11 6 18
Detil item skala ini dapat dilihat pada lamiran 5.
3.3.2. Teknik Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas Skala
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen, suatu instrumen dikatakan valid apabila
mengungkap apa yang ingin diukur (Salam & Aripin, 2006). Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi
ukurannya. Dalam uji validitas digunakan rumusan penghitungan analisis
regresi yang dikemukana oleh Pearson dengan menggunakan SPSS Versi
16.00 for windows.
2. Uji Reliabilitas Skala
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi maksudnya adalah pengukuran
yang dapat mengahasilkan data yang reiliabel, ide pokok dalam konsep
reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya, hasil ukur
dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama diperoleh yang relatif sama. Untuk menghitung relibilitas
alat pengumpulan data (uji reliabilitas) akan digunakan tehnik Alpaha
Cronbach, dengan menggunakan SPSS Versi 16.00 for windows.
Tabel 3.4.
Kaidah Klasifikasi Uji Reliabilitas
Nilai Status
>0.90 Sangat Reliabel
0.70-0.89 Reliabel
0.40-0.69 Cukup Reliabel
0.40-0.39 Kurang Reliabel
3.3.3. Hasil Uji Instrumen Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrument dengan
jumlah total keseluruhan item sebanyak 74 item dari dua skala yaitu skala
persepsi iklan yang berjumlah 24 item dan skala intensi membeli berjumlah
50 item. Uji instrumen diberikan kepada 37 orang Remaja Majlis
Baiturrahman Bogor Barat. Alasan memilih tempat tersebut adalah Remaja
Majlis Baiturrahman mempunyai karakteristik yang sama karena sama-sama
segmen remaja, suka mengonsumsi fast food dan berada dibawah koordinasi
Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor yang berada
dikawasan Bogor Tanah Sareal.
Adapun tujuan dari pelaksanaan uji instrumen ini dilakukan dengan maksud :
1. Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan responden dalam
menyelesaikan pengisian instrumen.
2. Mengetahui pemahaman responden terhadap pernyataan atau item-item
yang diberikan.
3. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor tiap item diolah dengan skor
total.
4. Mengetahui tingkat reliabilitas yang digunakan untuk mengukur tingkat
reliabilitas skala tersebut.
a. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen dilakukan pada dua jenis skala yang digunakan dalam
penelitian, yaitu uji validitas skala persepsi fungsi iklan dan uji validitas skala
intensi membeli. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik analisis
regresi, dan dalam penghitungannya menggunakan program SPSS Versi
16.00 for windows. Data yang telah diolah melalui perhitungan uji validitas
memiliki koefisien validitas masing-masing.
Pada skala persepsi fungsi iklan fast food KFC, dari 24 item yang diuji
cobakan terdapat 18 item yang valid dan sisanya 6 item yang tidak valid.
Sedangkan pada skala intensi membeli, dari 50 item yang diuji cobakan
terdapat 29 item yang valid dan sisanya 21 item tidak valid.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dalam perhitungannya menggunakan program SPSS Versi
16.00 for windows. Pengujian instrumen dilakukan pada item-item yang valid
dari setiap skala penelitian. Pada skala persepsi iklan fast food Kentucky
Fried Chicken (KFC) yang berjumlah 18 item dan pada skala intensi membeli
yang berjumlah 29 item. Dari hasil hitungan uji reliabilitas terhadap instrumen
penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.5.
Koefeisien Reliabilitas Instrumen Penelitian
Instrumen Koefisien Alpha Cronbach Keterangan
Persepsi Fungsi Iklan KFC 0,797 Reliabel
Intensi Membeli 0,809 Reliabel
Dari perhitungan menggunakan program SPSS Versi 16.00 for windows
didapat Alpha Cronbach sebesar 0,797 untuk skala persepsi fungsi iklan KFC
dengan kriteria reliabel, dan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,809 untuk
skala intensi membeli dengan kriteria reliabel.
3.3.4. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi. Hasil regresi
diinterpretasikan dengan menggunakan F tabel dan mengacu pada kelompok
signifikan 5%. Jika hasil F hitung > F tabel, maka regresi dianggap Ha ada
sumbangan dan Ho tidak ada sumbangan.
3.3.5. Prosedur Penelitian
Berkaitan dengan jalannya penelitian ini, maka peneliti merancang langkah-
langkah prosedur penelitian yang diharapkan dapat menunjang kelancaran
serta keberhasilan penelitian. Pengertian prosedur penelitian itu sendiri
adalah langkah-langkah atau urutan-urutan yang harus dilalui atau dikerjakan
dalam suatu penelitian (Hasan, 2002). Langkah-langkah itu adalah sebagai
berikut :
1. Tahap Perencanaan Penelitian
Pada tahapan ini peneliti mengawali penelitian dengan mempersiapkan
rancangan penelitian seperti mencari fenomena disekitar lingkungan yang
terjadi, pemilihan judul, membuat latar belakang, mencari referensi seperti
buku-buku atau sumber lain yang mendukung dengan penelitian ini,
perumusan dan batasan masalah serta hipotesis.
2. Tahap Pengambilan Data
a. Menentukan populasi dan sampel penelitian
b. Melakukan try out di Majlis Baiturrahman yang beralamat di JL. Curug
Induk RT. 005/013 Kel. Curug Induk Kec. Bogor Barat pada tanggal 21
- 22 Februari 2010. Uji coba ini dilakukan dengan cara menyebar
angket skala persepsi fungsi iklan KFC dan skala intensi membeli.
Setelah melakukan uji coba, peneliti melanjutkan dengan melakukan
pengujian validitas dan reliabilitas.
c. Mengumpulkan data yang sesungguhnya dilakukan pada tanggal 23 -
24 Februari 2010 di aula Majlis Dzikir Dan Tawasul Forum Silaturahmi
Remaja Bogor yang beralamat di JL. Baru Kukupu RT. 003/007 Kel.
Cibadak Kec. Tanah Sareal Kota Bogor 16166. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan skala yang sudah terevisi dari hasil uji
sebelumnya.
3. Tahap Pengolahan Data
a. Setelah data penelitian terkumpul maka peneliti melakukan skoring
terhadap hasil angket yang telah diisi oleh masing-masing responden
penelitian.
b. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh kemudian
dibuat tabel data.
c. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk
menguji hipotesis penelitian dan analisis regresi antara variabel
penelitian.
4. Tahap Pembahasan
a. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik
berdasarkan teori.
b. Menggunakan kesimpulan hasil penelitian dengan memperhitungkan
data penunjang yang diperoleh.
BAB IV
PRESENTASI DAN ANALISIS DATA
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Sampel penelitian yang digunakan adalah Remaja Majlis Dzikir dan
Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor. Majlis Dzikir ini adalah sebuah
suatu organisasi masyarakat yang bersifat islami yang di dalamnya
menghimpun remaja, dimana remaja merupakan penerus bangsa yang
mengisi kehidupan dizaman modern dan menerapkan produk modernisasi
kearah yang positif. Gambaran umum subjek penelitian ini diuraikan secara
rinci dibawah ini, yaitu berupa gambaran umum frekuensi dari usia subjek,
jenis kelamin, pendidikan terakhir, serta berdasarkan pendapatan mereka
perbulan adalah sebagai berikut :
1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Subjek
Dari hasil subjek sebanyak 45 orang, maka dapat dijelaskan usia subjek
dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1.
Kategori Sampel Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah Persentase
1. 14-16 Tahun 25 55.56 %
2. 17-19 Tahun 13 28.88 %
3. 20-21 Tahun 7 15.56 %
TOTAL 45 100 %
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa sampel penelitian berdasarkan usia
subjek 14-16 Tahun lebih tinggi dengan hasil perstentase sebesar 55.56
% dengan jumlah responden sebanyak 25 orang, dan subjek yang berusia
17-19 Tahun sebesar 28.88 % dengan jumlah responden sebanyak 13
orang, dan subjek yang berusia 20-21 Tahun sebesar 15.56 % dengan
jumlah responden sebanyak 7 orang.
2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari hasil responden sebanyak 45 orang, maka dapat dijelaskan jenis
kelamin responden dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.2.
Kategori Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis kelamin Jumlah Persentase
1. Pria 22 48.89 %
2. Wanita 23 51.11 %
TOTAL 45 100 %
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa dari hasil persentase data sebanyak 45
orang, maka jenis kelamin wanita lebih tinggi dengan nilai persentase
sebesar 48.89 % dengan jumlah responden sebanyak 23 orang, dan yang
berjenis kelamin pria sebesar 51.11 % dengan jumlah responden
sebanyak 22 orang.
3. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Dari hasil responden sebanyak 45 orang, maka dapat dijelaskan
pendidikan terakhir responden dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.3.
Gambaran umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No. Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase
1. SLTP/MTs 18 40.00%
2. SLTA/MA 21 46.67 %
3. D1/D2/D3 4 8.89 %
4. S1 2 4.44 %
TOTAL 45 100 %
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa dari hasil persentase data di atas,
SLTA/MA lebih tinggi dengan persentase sebesar 46.67 % dengan jumlah
responden sebanyak 21 orang, pendidikan terakhir SLTP/MTs sebesar
40.00 % dengan jumlah responden sebanyak 18 orang, pendidikan
terakhir D1/D2/D3 sebesar 8.89 % dengan jumlah responden sebanyak 4
orang, pendidikan terakhir S1 sebesar 4.44 % dengan jumlah responden
sebanyak 2 orang.
4. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan
Dari hasil responden sebanyak 45 orang, maka dapat dijelaskan
Pendapatan Perbulan responden dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.4.
Kategori Sampel Berdasarkan Pendapatan Per bulan
No. Pendapatan Jumlah Persentase
1. < 150 000 4 8.89 %
2. 150 000 – 200 000 12 26.67 %
3. 200 001 – 400 000 13 28.89%
4. 400 001 – 600 000 10 2.22 %
5. > 600 000 6 13.33 %
TOTAL 45 100 %
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa dari hasil persentase data di atas,
pendapatan per bulan sebesar Rp. 200 001 – 400 000 lebih banyak
dengan persentase sebesar 28.89 % dengan jumlah responden sebanyak
13 orang, pendapatan sebesar Rp. 150 000 - 200 000 dengan persentase
26.67 % dengan jumlah responden sebanyak 12 orang, pendapatan
sebesar Rp. 400 001 – 600 000 dengan persentase 2.22 % dengan
jumlah responden sebanyak 10 orang, pendapatan sebesar Rp. > 600
000 dengan persentase 13.33 % dengan jumlah responden sebanyak 6
orang, pendapatan sebesar Rp. < 150 000 dengan persentase 8.89 %
dengan jumlah responden 4 orang.
4.1.1. Gambaran Intensi Membeli
Peneliti menentukan tingkat intensi membeli dan persepsi fungsi iklan KFC.
Untuk memudahkan menghitung nilai minimum, maksimum, rata-rata, standar
deviasi, dan jumlah total (sum), peneliti menggunakan hitungan komputer
dengan program SPSS versi 16.00 for windows.
Untuk skala intensi membeli remaja terdiri dari 29 item, didapatkan nilai
minimum, maksimum, rata-rata, standar deviasi, dan jumlah total (sum),
sebagai berikut :
Tabel 4.5. Nilai Minimum, Maksimum, Sum, Mean, Standar Deviasi Intensi Membeli
Descriptive Statistics
45 67,00 102,00 3889,00 86,4222 7,18739
45
intensi
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai minimum untuk intensi membeli
sebesar 67.00, maksimum sebesar 102.00, jumlah intensi membeli
keseluruhan sebesar 3889.00, rata-rata intensi membeli sebesar 86.4222 dan
standar deviasi sebesar 7.18739.
Peneliti menggolongkan responden ke dalam 3 kategori diagnosis kualitas
intensi membeli dengan persepsi fungsi iklan yaitu rendah, sedang, tinggi.
Norma kategorisasi yang digunakan sebagai berikut :
Tabel 4.6. Norma Kategorisasi
Klasifikasi Interval
Rendah X < (µ - 1,0 б)
Sedang (µ - 1,0 б) ≤ X < (µ + 1,0 б)
Tinggi (µ + 1,0 б) ≤ X
Keterangan :
X = Skor
µ = Mean
б = Standar Deviasi
Maka diperoleh kategori sebagai berikut :
Tabel 4.7. Kategorisasi Intensi Membeli
Kategori Skor Frekuensi Persentase
Rendah < 79 6 13.33 % Sedang 79 - 94 33 73.34 % Tinggi > 94 6 13.33 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 45 responden terdapat 6 responden
atau 13.33 % yang memiliki kategori rendah, 33 responden atau 73.34 %
kategori sedang dan 6 responden atau 13.33 % kategori tinggi. Ternyata
intensi membeli sebagian besar remaja masuk dalam kategori sedang.
4.1.2. Gambaran Persepsi Fungsi Iklan
Untuk skala persepsi fungsi iklan terdiri atas 18 item, didapatkan nilai
minimum, maksimum, rata-rata, standar deviasi, dan jumlah total (sum),
sebagai berikut :
Tabel 4.8. Nilai minimum, maksimum, sum, mean, standar deviasi persepsi fungsi iklan
Descriptive Statistics
45 40,00 72,00 2536,00 56,3556 6,50229
45
iklan
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan nilai minimum untuk persepsi fungsi
iklan sebesar 40.00, maksimum sebesar 72.00, jumlah persepsi fungsi iklan
keseluruhan sebesar 2536.00, rata-rata persepsi fungsi iklan sebesar
56.3556 dan standar deviasi sebesar 6.50229.
Peneliti menggolongkan responden ke dalam 3 kategori diagnosis kualitas
persepsi fungsi iklan yaitu rendah, sedang, tinggi. Norma kategorisasi yang
digunakan sebagai berikut.
Maka diperoleh kategori sabagai berikut :
Tabel 4.9. Norma Kategorisasi
Klasifikasi Interval
Rendah X < (µ - 1,0 б)
Sedang (µ - 1,0 б) ≤ X < (µ + 1,0 б)
Tinggi (µ + 1,0 б) ≤ X
Keterangan :
X = Skor
µ = Mean
б = Standar Deviasi
Maka diperoleh kategori sebagai berikut :
Tabel 4.10. Kategorisasi Persepsi Fungsi Iklan
Kategori Skor Frekuensi Persentase
Rendah < 50 8 17.78 % Sedang 50 - 63 31 68.89 % Tinggi > 63 6 13.33 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 45 responden terdapat 8 responden
atau 17.78 % yang memiliki kategori rendah, 31 responden atau 68.89 %
kategori sedang dan 6 responden atau 13.33 % kategori tinggi. Ternyata
persepsi fungsi iklan sebagian besar remaja masuk dalam kategori sedang.
4.2. Analisis Data
4.2.1. Uji Regresi
Untuk menjawab pertanyaan penelitian, digunakan uji statistik parametrik
Product Moment Pearson, untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang
signifikan antara dua variabel yang diteliti. Dan hasil perhitungan dengan
menggunakan SPSS versi 16.00, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.11. ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 15.216 1 15.216 .290 .593a
Residual 2257.762 43 52.506
1
Total 2272.978 44
a. Predictors: (Constant), Persepsi Fungsi Iklan b. Dependent Variable: Intensi Membeli
Jadi hasil uji regresi menggunakan program SPSS versi 16.00 diperoleh yaitu
berdasarkan tabel di atas di dapat F hitung menunjukkan angka sebesar
0.290 dan F tabel dengan angka sebesar 4.06 dengan demikian nilai F hitung
lebih kecil dari nilai F tabel (F hitung < F tabel), maka Ha ditolak yaitu tidak
ada pengaruh yang signifikan antara persepsi fungsi iklan di televisi terhadap
intensi membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi
Remaja Bogor dan Ho diterima yaitu ada pengaruh yang signifikan antara
persepsi fungsi iklan di televisi terhadap intensi membeli pada remaja Majlis
Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor.
Tabel 4.12. Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .082a .007 -.016 7.24611
a. Predictors: (Constant), Persepsi Fungsi Iklan b. Dependent Variable: Inensi Membeli
Berdasarkan tabel di atas, R Square menunjukkan bahwa variabel persepsi
fungsi iklan terhadap variabel intensi membeli sebesar 0.7% dan selebihnya
99.3% adalah kemungkinan mendapatkan variabel lain yang memiliki
peranan terhadap perubahan variabel intensi membeli.
4.2.2. Gambaran Intensi Membeli Berdasarkan Data Responden
Dari kategorisasi tersebut, peneliti menggolongkan intensi membeli
berdasarkan data responden yang telah didapat.
Tabel 4.13.
Kategori Intensi Membeli Berdasarkan Usia
Usia Rendah (Frekuensi)
Sedang (Frekuensi)
Tinggi (Frekuensi)
14 – 16 Tahun 2 21 2
17 – 19 Tahun 2 8 3
20 – 21 Tahun 2 4 1
Berdasarkan usia, dari 25 responden yang berusia 14 -16 tahun, 2 orang
memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 21 orang memiliki intensi
membeli dalam kategori sedang dan 2 orang dalam kategori tinggi. Dari 13
responden yang berusia 17 - 19, 2 orang memiliki intensi membeli dalam
kategori rendah, 8 orang dalam kategori sedang dan 3 orang dalam kategori
tinggi. Dari 7 responden yang berusia 20 -21 tahun, 2 orang memiliki intensi
membeli dalam kategori rendah, 4 orang dalam kategori sedang dan 1 orang
dalam kategeori tinggi.
Tabel 4.14.
Kategori Intensi Membeli berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Rendah (Frekuensi)
Sedang (Frekuensi)
Tinggi (Frekuensi)
Pria 3 12 7
Wanita 2 20 1
Berdasarkan jenis kelamin, dari 22 responden pria, 3 orang memiliki intensi
membeli dalam kategori rendah,12 orang kategori sedang dan 7 orang
masuk dalam kategori tinggi. Sedangkan dari 23 responden wanita, 2 orang
memiliki intensi membeli rendah, 20 orang kategori sedang dan 1 orang
masuk dalam kategori tinggi.
Tabel 4.15.
Kategori Intensi Membeli Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir
Rendah (Frekuensi)
Sedang (Frekuensi)
Tinggi (Frekuensi)
SLTP/MTs 2 15 1
SLTA/MA 2 15 4
D1/D2/D3 1 3 0
S1 0 1 1
Berdasarkan pendidikan terakhir, dari 18 responden yang pendidikannya
SLTP/MTs, 2 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 15
orang kategori sedang dan 1 orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 21
responden yang pendidikannya SLTA/MA, 2 orang memiliki intensi membeli
dalam kategori rendah, 15 orang dalam kategori sedang dan 4 orang masuk
dalam kategori tinggi. Dari 4 responden yang pendidikannya D1/D2/D3, 1
orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, dan 3 orang kategori
sedang. Dari 2 responden yang pendidikannya S1, 1 orang memiliki intensi
membeli dalam kategori sedang dan 1 orang masuk dalam kategori tinggi.
Tabel 4.16.
Kategori intensi membeli berdasarkan pendapatan per bulan
Pendapatan perbulan
Rendah (Frekuensi)
Sedang (Frekuensi)
Tinggi (Frekuensi)
Kurang dari Rp. 150 000
1 3 0
Rp. 150 000 – Rp. 200 000
1 10 1
Rp. 200 001 – Rp. 400 000
2 9 2
Rp. 400 001 – Rp. 600 000
1 7 2
Lebih dari Rp. 600 001
1 4 1
Berdasarkan pendapatan per bulan, dari 4 responden yang pendapatan per
bulannya Kurang dari Rp. 150 000, 1 orang memiliki intensi membeli dalam
kategori rendah, dan 3 orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 12 responden
yang pendapatan per bulannya Rp. 150 000 – Rp. 200 000, 1 orang memiliki
intensi membeli dalam kategori rendah, 10 orang kategori sedang dan 1
orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 13 responden yang pendapatan per
bulannya Rp. 200 001 – Rp. 400 000, 2 orang memiliki intensi membeli dalam
kategori rendah, 9 orang kategori sedang dan 2 orang masuk dalam kategori
tinggi. Dan dari 10 responden yang pendapatan per bulannya Rp. 400 001 –
Rp. 600 000, 1 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 7
orang kategori sedang dan 2 orang masuk dalam kategori tinggi. Dan dari 6
responden yang pendapatan per bulannya lebih dari Rp. 600 001, 1 orang
memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 4 orang kategori sedang dan
1 orang masuk dalam kategori tinggi.
4.2.3. Gambaran Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Data Responden
Dari kategorisasi tersebut, peneliti menggolongkan persepsi fungsi iklan
berdasarkan data responden yang telah didapat.
Tabel 4.17.
Kategori Persepsi Fungsi Iklan berdasarkan usia
Usia Rendah (Frekuensi)
Sedang (Frekuensi)
Tinggi (Frekuensi)
14 – 16 Tahun 3 19 3
17 – 19 Tahun 2 10 1
20 – 21 Tahun 3 4 0
Berdasarkan usia, dari 25 responden yang berusia 14-16 tahun, 3 orang
memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, 19 orang dalam
kategori sedang dan 3 orang dalam kategori tinggi. Dari 13 responden yang
berusia 17-19, 2 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah,
10 orang dalam kategori sedang dan 1 orang memiliki persepsi fungsi iklan
dalam kategori tinggi. Dari 7 responden yang berusia 20-21 tahun, 3 orang
memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, dan 4 orang dalam
kategori sedang.
Tabel 4.18.
Kategori Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Rendah (Frekuensi)
Sedang (Frekuensi)
Tinggi (Frekuensi)
Pria 5 16 1
Wanita 3 15 5
Berdasarkan jenis kelamin, dari 22 responden pria, 5 orang memiliki persepsi
fungsi iklan dalam kategori rendah, 16 orang kategori sedang dan 1 orang
masuk dalam kategori tinggi. Sedangkan dari 23 responden wanita, 3 orang
memiliki persepsi fungsi iklan rendah, 15 orang kategori sedang dan 5 orang
masuk dalam kategori tinggi.
Tabel 4.19.
Kategori Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir
Rendah (Frekuensi)
Sedang (Frekuensi)
Tinggi (Frekuensi)
SLTP/MTs 3 13 2
SLTA/MA 3 17 1
D1/D2/D3 1 3 0
S1 0 2 0
Berdasarkan pendidikan terakhir, dari 18 responden yang pendidikannya
SLTP/MTs, 3 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, 13
orang kategori sedang dan 2 orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 21
responden yang pendidikannya SLTA/MA, 3 orang memiliki persepsi fungsi
iklan dalam kategori rendah, 17 orang kategori sedang dan 1 orang masuk
dalam kategori tinggi. Dari 4 responden yang pendidikannya D1/D2/D3, 1
orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, dan 3 orang
dalam kategori tinggi. Dari 2 responden yang pendidikannya S1, 2 orang
memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori sedang.
Tabel 4.20.
Kategori Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Pendapatan Per bulan
Pendapatan perbulan
Rendah (Frekuensi)
Sedang (Frekuensi)
Tinggi (Frekuensi)
Kurang dari Rp. 150 000
0 4 0
Rp. 150 000 – Rp. 200 000
1 8 3
Rp. 200 001 – Rp. 400 000
3 10 0
Rp. 400 001 – Rp. 600 000
2 6 2
Lebih dari Rp. 600 001
2 4 0
Berdasarkan pendapatan per bulan, dari 4 responden yang pendapatan per
bulannya Kurang dari Rp. 150 000, 4 orang memiliki persepsi fungsi iklan
dalam kategori sedang. Dari 12 responden yang pendapatan per bulannya
Rp. 150 000 – Rp. 200 000, 1 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam
kategori rendah, 8 orang kategori sedang dan 3 orang masuk dalam kategori
tinggi. Dari 13 responden yang pendapatan per bulannya Rp. 200 001 – Rp.
400 000, 3 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, 10
orang kategori sedang. Dan dari 10 responden yang pendapatan per
bulannya Rp. 400 001 – Rp. 600 000, 2 orang memiliki persepsi fungsi iklan
dalam kategori rendah, 6 orang kategori sedang dan 2 orang masuk dalam
kategori tinggi. Dan dari 6 responden yang pendapatan per bulannya lebih
dari Rp. 600 001, 2 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori
rendah, dan 4 orang kategori sedang.
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Dalam bab ini, akan di uraikan mengenai kesimpulan berdasarkan analisa
hasil penelitian, serta diskusi dan saran yang dapat diberikan sehubungan
dengan hasil penelitian ini.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada remaja Majlis Dzikir dan
Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor tentang intensi membeli
mengenai persepsi fungsi iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC),
maka diperoleh hasil berdasarkan uji statistik dengan SPSS versi 16.00 dan
diperoleh F hitung = 0.290 dan F tabel = 4.06 (F hitung < F tabel) sehingga
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak dengan pengertian
bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan persepsi fungsi iklan fast food
Kentucky Fried Chicken (KFC) terhadap intensi membeli pada remaja Majlis
Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor. Dengan kata lain
persepsi yang dihasilkan terhadap fungsi iklan tidak berpengaruh terhadap
intensi membeli.
Berdasarkan tabel yang didapat, R Square menunjukkan bahwa variabel
persepsi fungsi iklan terhadap variabel intensi membeli sebesar 0.7% dan
selebihnya 99.3% adalah kemungkinan mendapatkan variabel lain yang
memiliki peranan terhadap perubahan variabel intensi membeli. Kemudian
dari hasil pengkategorisasian antara dua variabel masing-masing itu persepsi
fungsi iklan dan intensi membeli, diperoleh gambaran masing-masing
variabel persepsi fungsi iklan dan intensi membeli berada dalam kategori
sedang.
5.2. Diskusi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan
persepsi fungsi iklan fast food KFC terhadap intensi membeli pada remaja.
Hal ini didukung oleh data statistik berdasarkan perhitungan analisis regresi
yang menjelaskan bahwa nilai F tabel = 4.06 > dari F hitung = 0.290. Maka
dapat dikatakan bahwa antara persepsi tentang fungsi iklan terhadap intensi
membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Remaja Bogor tidak
memiliki pengaruh yang signifikan dan tidak saling berkaitan atau tidak
mempengaruhi satu sama lain.
Hal ini tidak membuktikan hipotesis yang diajaukan. Sebagaimana yang
dikemukakan sebelumnya oleh Ajzen (1988) asumsi bahwa manusia
biasanya betindak atau bertingkah laku secara umum dan rasional (masuk
akal), mereka memperhitungkan berbagai informasi yang tersedia dan
mempertimbangkan konsekuensi dari tingkah laku yang akan ditampilkan
baik secara eksplisit maupun implisit. Serta mengasumsikan bahwa intensi
seseorang untuk menampilkan atau tidak menampilkan suatu tingkah laku
adalah penentu langsung dari tingkah laku tersebut.
Dari penyebaran skor responden, responden yang memiliki persepsi fungsi
iklan yang baik berada dalam kategori sedang yakni sebesar 68.89 %. Hal ini
memberikan indikasi kemungkinan responden memiliki persepsi tentang
fungsi iklan yang cukup baik pada dirinya dan cukup baik pula dalam aktifitas
kesehariannya sehingga hal demikian sangat mempengaruhi tindakan positif
apa yang seharusnya dilakukan seseorang dalam menonton dan dalam hal
mempersepsikan iklan.
Kemudian baik jenis kelamin pria maupun wanita juga memberikan gambaran
yang sama terhadap intensi membeli dan persepsi tentang fungsi iklan yaitu
dalam tingkat sedang, begitu pula dalam tingkat pendidikan dan pendapatan
perbulan. Hal ini membuktikan bahwa mereka sudah bisa dan mampu serta
memiliki pengalaman sehingga dengan demikian mereka sudah dapat
melihat, menilai dan memahami suatu bentuk periklanan yang baik secara
keseluruhan.
Sebagaimana yang dikatakan Ajzen (1988) tujuan dari intensi adalah untuk
memahami dan meramalkan tingkah laku yang didasarkan atas kemauan
sendiri, menurut Theory of reasoned action, intensi merupakan kekuatan
utama yang menjadi sumber motivasi seseorang untuk bertingkah laku
tertentu. Semakin kuat intensi seseorang untuk melakukan tingkah laku
tersebut maka semakin besar kemungkinannya untuk melakukan hal
tersebut.
Seperti yang dikatakan Ajzen (1988) bahwa norma subjektif (normative belief)
didasari atas belief normatif, yaitu harapan dan keinginan orang lain tentang
tingkah laku yang seharusnya dilakukan dan seharusnya tidak dilakukan. Jadi
jelaslah bahwa perilaku membeli ini adalah perilaku yang beralasan tetapi
sering kali intensi membeli fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) itu
dipengaruhi oleh tindakan kemauan yang emosional. Norma ini berhubungan
dengan lingkungan sosial terhadap tingkah laku, jika berbagai pihak seperti
keluarga, masyarakat, idola atau rujukan mereka dianggap sebagai pihak-
pihak yang berpengaruh dalam intensi seseoarang dan pihak-pihak tersebut
memiliki harapan atas intensinya yaitu untuk mengkonsumsi produk fast food
Kentucky Fried Chicken (KFC).
Selain itu, Azwar (2003) intensi bukan hanya dipengaruhi oleh sikap dan
norma subyketif saja, akan tetapi dipengaruhi juga oleh persepsi kendala
perilaku PBC (Perceived Behavior Control). Kontrol perilaku ditentukan oleh
pengalaman masa lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit dan
mudahnya untuk melakukan perilaku yang bersangkutan. Kontrol perilaku ini
sangat penting ketika rasa percaya diri seseorang sedang berada dalam
kondisi yang lemah. Data lain yang didapatkan oleh peneliti adalah semakin
tinggi pendapatan seseorang maka semain tinggi pula intensinya dalam
membeli. Hal tersebut memperlihatakan bahwa tingkat sosial dapat
mempengaruhi intensi seseorang.
Berdasarkan data yang didapat bahwa R Square menunjukkan variabel
persepsi fungsi iklan terhadap variabel intensi membeli sebesar 0.7% dan
selebihnya 99.3% adalah kemungkinan mendapatkan variabel lain yang
memiliki peranan terhadap perubahan variabel intensi membeli. Selain
persepsi masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi intensi membeli,
dan dalam memberikan persepsipun seseorang dipengaruhi banyak hal
seperti yang dikemukakan oleh Robbins (2003) diantaranya adalah sikap,
motif, minat, pengalaman, lingkungan dan harapan-harapannya.
Dari data responden yang didapatkan oleh peneliti, 55,56 % responden
didapatkan masih berusia 14-16 tahun dimana mereka memiliki persepsi
fungsi iklan yang sedang terhadap fungsi iklan itu sendiri. Kemungkinan hal
tersebut terjadi karena usia responden yang masih belum mendekati usia
remaja akhir yaitu 17-21 Tahun sehingga mereka masih memiliki banyak
keinginan dan harapan. Seperti yang dikatakan Robbins (2003) beberapa
faktor yang mempengaruhi persepsi adalah faktor situasi seperti waktu dan
keadaan saat individu mempersepsi obyek persepsi dan faktor pada orang
yang mempersepsi seperti motif, kepentingan dan harapan.
Selain itu iklan yang ditampilkan adalah dengan menggunakan media televisi,
dimana televisi mempunyai kelebihan tersendiri. Jefkins (1996) secara umum
menyebutkan kelebihan televisi diantaranya adalah dengan kesan realistik,
masyarakat lebih tanggap, repetisi atau pengulangan, adanya pemilihan area
siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang mengefektifkan
penjangkauan masyarakat, ideal bagi para pedagang eceran, iklan televisi
dapat menjangkau kalangan pedagang eceran sebaik ia menjangkau
konsumen, terkait erat dengan media lain.
Ketika individu mempersepsi ke obyek tertentu dan mencoba menafsirkan
apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi individu yang mempersepsi diantaranya adalah sikap, kepribadian,
motif, kepentingan, pengalaman dan harapan.
Dari hasil yang didapatkan, terlihat bagaimanapun persepsi seseorang dalam
fungsi iklan tidak terdapat pengaruh terhadap intensi membeli yang mereka
hasilkan. Dan faktor lain seperti kemampuan, pengalaman yang dapat dilihat
dari tingkat pendidikannya, dan pendapatan rata-rata perbulan terlihat dapat
mempengaruhi intensi membeli seseorang, tidak hanya itu sumber-sumber
lain dan pembicaraan dari mulut ke mulut itu pun sangat mempengaruhi
intensi membeli seseorang.
Hasil yang didapatkan akan lebih baik jika responden yang dijadikan sampel
memiliki usia yang lebih mendekati usia remaja akhir dan iklan yang diberikan
adalah iklan yang sedang “in” dalam artian iklan tersebut benar-benar
membuat para remaja menggandrungi iklan tersebut, tidak hanya itu saja
pengambilan sampel yang lebih meluas pun ikut mempengaruhi karena
semakin banyak sampel yang digunakan maka data yang didapatkan akan
semakin representatif.
5.3. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan kesimpulan dari data-data yang
digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dipertimbangkan saran-saran
sebagai berikut :
Saran Teoritis :
1. Memperhatikan usia responden, agar lebih mendekati usia remaja akhir
yaitu 17-21 tahun, sehingga bisa mendapatkan hasil penelitian yang lebih
baik.
2. Sebaiknya iklan sebelum dirancang telebih dahulu harus mengetahui
segment penontonnya, sehingga apa yang menjadi target iklan tersebut
dapat terpenuhi, dan iklan tersebut harus efektif salah satunya iklan
tersebut harus dapat menarik perhatian konsumen, kemudian konsumen
diharapkan dapat mau menonton iklan tersebut, setelah itu diharapkan
konsumen timbul rasa ingin membeli apa yang diiklankan produk tersebut.
3. Untuk pengambilan sampel, sebaiknya dilakukan pengambilan sampel
yang lebih luas dengan jumlah sampel yang lebih banyak. Sehingga hasil
yang didapatkan lebih baik.
4. Peneliti melakukan penelitian tentang intensi dengan variabel lain yang
dapat mempengaruhi intensi seseorang seperti kemampuan,
pengalaman, dan tingkat sosial, usia, jenis kelamin, pendidikan,
pendapatan perbulan, karena dari hasil tambahan yang didapatkan dalam
penelitian ini, terlihat bahwa faktor-faktor tersebut mempengaruhi intensi
membeli seseorang.
5. Peneliti menyadari bahwa rujukan teori yang digunakan dalam penelitian
ini masih terbatas, sehingga kurang dapat menjelaskan secara teoritis
variabel-variabel dalam penelitian ini. Maka sebaiknya dalam penelitian
berikutnya lebih diperbanyak literaturnya.
Saran Praktis :
1. Bagi semua organisasi baik di instansi pemerintah ataupun swasta, dapat
memberikan seminar-seminar atau pelatihan tentang intensi membeli,
dimana hal tersebut juga akan memberikan pengaruh terhadap diri
kedepannya, dan juga agar mereka memiliki pandangan yang positif.
2. Bagi pimpinan instansi agar tetap mengawasi tingkah laku santri yang
berada di dalamnya. Karena dengan pengawasan, santri merasa
mendapat perhatian dan mereka akan belajar lebih baik lagi dalam hal
apapun.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasi, A., Urbina, S. (2006). Psychological Testing. Tes Psikologi (terj).
Jakarta : PT. Indeks.
Ajzen (1988). Attitudes, Personality, and Behavior. Great Britain : Open
Univ Press.
Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Cetakan Ke-9. Jakarata :
Rineka Cipta.
Banjaransari, A. (2008). Intensi Membeli Busana Bermerek Pada
Remaja Perempuan Jakarta. Skripsi. Fakultas Psikologi UI :
Depok.
Beelleau, B. D., Summers, T. A., Xu, Y., Pinel, R. (2007). Theoty of
Reasoned Action : Perchase Intention of Young consumers.
Clothing and Retail Research Journal. 25, 224 - 257.
Blech, G.E. Michel A. B. (2004). Advertising And Promotion (An
Integrated Marketing Communications Perspective). Sixth Edition.:
USA. Mc Graw Hill.
Chaplin, J. P. (1998). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Davidoff, L. (1981). Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga.
Eagly, A.H. Shell. C. (1993). The Psychology of Attitude. New
York : Harcourt Brace Jovanovich College Publisher.
Ferdinand F. M. (1982). Selling : A self Management Approach. 2nd
ed. Hercourt Broce Jovanovich Inc. Nuw York.
Feishbein. Ajzen (1975). Belief, Attitude, Intention, and Behavior : an
Introduction to theory and research. Addison-Wesley Publising
Company.
Feishbein. Ajzen (1980). Understanding Attitudes and Predicting Social
Behavior. New Jersey : Prentice Hall.
Gerungan, W.A. (1996). Psikologi Sosial. Edisi 2. Cet 13. Bandung : PT.
Eresco.
Hasan, M. I. (2002). Pokok-Pokok Materi Teori Pengambilan
Keputusan. Bogor : Ghalia Indinesia.
Hasan, M. I. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan
Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indinesia.
Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
Jefkins, F. (1996). Periklanan. Edisi 3. Cetakan Pertama. Jakarta :
Erlangga.
Kasali, R. (2005). Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya Di
Indonesia. Cet ke-4. Jakarta : Grafiti
Kamins, M. A. (1990). An Investigation Into the “Match-Up” Hypothesis in
Celebrity Advertising : When Beauty May be Only Skin Deep.
Journal of Advertising, 19, 4 -13.
Kountur, R. (2005). Metodologi Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan
Tesis. Jakarta : PPM.
Kotler, P. (1987) Dasar-Dasar Pemasaran. Edisis Ketiga. Jilid 1. Jakarta
: CV. Intermedia.
Kotler, P. (1990). Manajemen Pemasaran (Analisis, perencanaan, dan
Pengendalian). Edisis Kelima. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Lee. M. Carla, J. (2007). Perinsip-Perinsip Pokok Periklanan
Dalam Perspektif Global. Edisi Pertama. Cetakan Ke-2. Jakarta :
Kencana.
Loudon, D.L. & Bitta, A.J.D. (1993). Consumer Behavior. New York : Mc
Graw Hill Company.
Munandar, A. S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta :
Universitas Indonesia Press.
Rakhmat, J. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Robbins, S.P. (2003). Organizational Behavior. New Jersey : Pearson
Education.
Salam, S. Jaenal, A. (2006). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : UIN
Press.
Sarwono, S. W. (1999). Psikologi Sosial (Individu dan Teori-
Teori Psikologi Sosial). Jakarta : Balai Pustaka.
Sarwono, S. W. (2000). Pengantar Psikologi Umum. Cetakan 8.
Jakarta : PT. Bulan Bintang.
Shafira, F. (2007). Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Intensi
Membeli Telepon Seluler Pada Mahasiswa. Skripsi. Fakultas
Psikologi UIN : Jakarta.
Sitanggang, A.R. Henry (1994). Kamus Psikologi (Sebuah Referensi
Lengkap Untuk Memahami Berbagai Istilah Dalam Ilmu Psikologi).
Bandung : CV. Armico.
Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
Suharnan (2005). Psikologi Kognitif. Edisi Revisi. Surabaya : Srikandi.
Terence, A. S. (2003). Periklanan Promosi (Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu). Edisi 5. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan
Lampiran 2. Blue Print Skala Intensi Membeli Try Out
Lampiran 3. Blue Print Skala Persepsi Fungsi Iklan Try Out
Lampiran 4. Kuesioner Skala Persepsi Fungsi Iklan dan Skala Intensi
Membeli Try Out
Lampiran 5. Kuesioner Skala Persepsi Fungsi Iklan dan Skala Intensi
Membeli Field Test
Lampiran 6. Identitas Responden Try Out
Lampiran 7. Identitas Responden Field Test
Lampiran 8. Data Mentah Skala Persepsi Fungsi Iklan Try Out
Lampiran 9. Data Mentah Skala Intensi Membeli Try Out
Lampiran 10. Data Mentah Skala Persepsi Fungsi Iklan Field Test
Lampiran 11. Data Mentah Skala Intensi Membeli Field Test
Lampiran 12. Reliabilitas dan Validitas Persepsi Fungsi Iklan Try Out
Lampiran 13. Reliabilitas dan Validitas Intensi Membeli Try Out
Lampiran 14. Reliabilitas dan Validitas Persepsi Fungsi Iklan Field Test
Lampiran 15. Reliabilitas dan Validitas Intensi Membeli Field Test
Lampiran 2
LAMPIRAN BLUEPRINT SKALA INTENSI MEMBELI TRY OUT
Item
No.
Indikator
Sub indikator Fav Unfav
Total
1. Behaviour belief
(tingkah laku yang
diyakini)
1,9,17,
26,38
2,10,18,
27,39
10 1. Sikap
2. Outcome evaluation
(evaluasi hasil)
3,11,19,
29,49
4,12,20,
30,50
10
1. Normative belief
(kelompok rujukan
yang diyakini)
5,13,21,
32,41
6,14,22,
33,42
10 2. Norma
subyektif
2. Motivation to comply
(motivasi untuk
Mengikuti)
7,15,23,
35,44
8,16,24,
36,45
10
3. PBC
(Perceived
Behavior
Control)
1. Perceived Behavior
Control Belief
(PBCB)
25,28,37,
40,47
31,34,43,
46,48
10
Total 25 25 50
Detil item yang digunakan untuk try out dapat dilihat pada lampiran 4
Lampiran 3
LAMPIRAN BLUEPRINT SKALA PERSEPSI TENTANG FUNGSI IKLAN
TRY OUT
Item
No.
Dimensi
Indikator Fav Unfav
Total
1. Mengalami Pengetahuan
tentang informasi
iklan
1,3,5,
15,17,19
2,4,6,16,
18,20
12
2. Menyimpulkan Keyakinkan akan
informasi
7,9,21,
23
8,10,22,
24
8
3. Menafsirkan Memahami akan
iklan
11,13 12,14 4
Total 12 12 24
Detil item yang digunakan untuk try out dapat dilihat pada lampiran 4
Lampiran 4
PENGANTAR
Sehubungan dengan adanya penelitian untuk tugas akhir program Sarjana
Strata Satu (S1), maka saya akan melakukan try out :
Nama : Abdul Latif
NIM : 105070002265
Jurusan : Psikologi
Judul : Pengaruh Persepsi Tentang Fungsi Iklan Fast Food Kentucky
Fried Chicken (KFC) Di Televisi Trehadap Intensi Membeli Pada Remaja
Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor
Memohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang telah saya
sediakan. Atas perhatian dan kesedaiaannya saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, Februari 2010
Abdul latif
PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI (TRY OUT)
Dengan ini secara sukarela saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi
dalam penelitian tugas akhir skrpsi yang dilakukan atas nama Abdul Latif
semester X Program Strata Satu Fakultas Psikologi Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada saat pelaksanaan menjadi responden, saya diminta untuk melengkapi
kuesioner yang terdiri atas sebuah angket dan sebuah data identitas pribadi.
Dengan menigisi angket ini, saya sudah ikut berpartisipasi dalam penelitian
ini. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi penelitian
selanjutnya.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama / Inisial :
Usia : a. 14-16 Th b.17-19 Th c. 20-22 Th
Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita
Pendidikan Terakhir : a. SLTP/MTs b. SMA/MA c. D1/D2/D3
d. S1
Suku Bangsa : a. Sunda b. Jawa c. Betawi d. Minang
e. Lainnya
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami baik-baik setiap
pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-
pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat anda, anda diwajibkan untuk
menjawab dengan memberikan tanda ceklist (V) di tempat yang telah
disediakan. Setiap pernyataan tersebut mempunyai empat pilihan jawaban,
sebagai berikut.
SS : Jika anda merasa Sangat Setuju dengan pernyataan yang ada.
S : Jika anda merasa Setuju dengan pernyataan yang ada.
TS : Jika anda merasa Tidak Setuju dengan pernyataan yang ada.
STS : Jika anda merasa Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan yang
ada.
Dimohon untuk mengisi seluruh pernyataan yang ada dan jangan sampai ada
yang terlewati.
Contoh :
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Saya selalu membeli membeli (McD) Mc
Donald’s
�
Selamat Menjawab :
Persepsi Fungsi Iklan
NO. PERTANYAAN SS S TS STS
1. Saya mengetahui KFC dari iklan KFC di
televisi
2. Iklan KFC di televisi tidak membuat saya ingin
membeli KFC
3. Walaupun tidak menampilkan harga dalam
iklan KFC di televisi, saya tetap ingin membeli
KFC
4. Saya tetap ingin membeli KFC walaupun
dalam iklannya di televisi menampilan harga
atau tidak itu tidak penting bagi saya
5. Menurut saya warna merah dalam logo KFC
yang diiklankan KFC di televisi sangat bagus
sehingga saya ingin membeli KFC
6. Menurut saya iklan KFC di televisi tidak
memperkenalkan ciri pada produknya
sehingga saya tidak tertarik untuk membeli
KFC
7. Penyampaian iklan KFC di televisi
menggunakan bahasa yang bagus sehingga
membuat saya ingin membeli KFC
8. Walaupun dalam penyampaian iklan KFC di
televisi menggunakan bintang iklan yang
terkenal, saya tidak tertarik untuk membeli
KFC
9. Dalam iklan KFC di televisi terdapat lebel halal
sehingga membuat saya tertarik untuk
membeli KFC
10. Menurut saya iklan KFC di televisi sangat
menarik namun tetap saja restoran KFC sepi
pengunjung
11. Menurut saya semboyan dalam iklan KFC di
televisi sangat bagus sehingga saya tertarik
untuk membeli KFC
12. Bagi saya semboyan dalam iklan KFC di
televisi bukan hal yang penting untuk diingat
dalam membeli KFC
13. Menurut saya logo KFC di televisi sangat
penting untuk membedakan dengan produk
yang lain
14. Tag line (semboyan) dalam iklan KFC di
televisi sangat menarik sehingga saya selalu
ingat akan iklan tersebut
15. Dalam iklan KFC di televisi daging ayam yang
panas dengan asap-asap diatasnya membuat
saya tertarik untuk membelinya
16. Menurut saya kualitas KFC dalam iklannya di
televisi sangat bagus sehingga membuat saya
ingin membeli KFC
17. Menurut saya sangat penting harga KFC lebih
murah dibandingkan dengan pesaingnya
18. Menurut saya harga yang ditawarkan dalam
KFC terlalu mahal sehingga saya tidak tertarik
untuk membeli KFC
19. Menurut saya KFC memiliki waktu tanpa batas
24 jam sangat penting sehingga saya ingin
membeli KFC
20. Walaupun iklan KFC di televisi memiliki Call
Center 14022 saya tidak tertarik untuk
membelinya
21 Saya merasa iklan KFC di televisi sudah
bagus karena diperkan bersama keluarga
sehingga membuat saya untuk membelinya
22. Daging ayam yang penuh dengan crypsy
dalam iklan KFC di televisi sangat menarik
sehingga membuat saya tertarik untuk
membelinya
23. Menurut saya kemasan KFC lebih bagus
dibandingkan produk yang sama
24. Saya merasa ragu dengan kehalalan KFC
sehingga saya tidak tertarik untuk membelinya
Intensi Membeli
NO. PERTANYAAN SS S TS STS
1. Iklan KFC di televisi mudah diingat
dibandingkan iklan fast food yang lain
2. Ketika saya lapar saya ingat daging ayam
KFC yang diiklankan di televisi.
3. Ketika sedang lapar saya memesan KFC
dilayanan 14022 adalah keputusan yang
sangat tepat.
4. Membiarkan perut lapar karena tidak
mengkonsumsi KFC tidak masalah bagi saya.
5. Saya mengkonsumsi KFC karena ajakan
teman
6. Saya mengkonsumsi KFC karena diminta
pacar saya
7. Pada dasarnya saya ingin mengikuti saran
bintang iklan KFC di televise kesukaan saya
untuk mengkonsumsi KFC
8. Saya ingin mengikuti saran pacar untuk saya
mengkonsumsi KFC.
9. Mengkonsumsi KFC membebaskan diri dari
rasa lapar.
10. Mengkonsumsi KFC dapat memperbesar
rasa lapar saya
11. Mengkonsumsi KFC seminggu 2 kali sudah
cukup bagi saya
12. Dibilang ketinggalan zaman oleh teman-
teman karena tidak megkonsumsi KFC tidak
menjadi masalah bagi saya
13. Saya mengkonsumsi KFC jika diminta oleh
teman saya untuk mengkonsumsinya
14. Saya mengkonsumsi KFC karena orang tua
mengajak saya
15. Saya memiliki keinginan untuk mengikuti
saran teman saya untuk mengkonsumsi KFC
16. Sebenarnya saya tidak ingin mengikuti saran
teman saya untuk mengkonsumsi KFC.
17. Mengkonsumsi KFC dapat mempermudah
saya karena praktis dan siap saji.
18. Mengkonsumsi KFC membuat saya kesulitan
karena menunggu lama.
19. Memesan KFC pada layanan 14022 saat
lapar penting bagi saya.
20. Terlihat lebih gaul dengan mengkonsumsi
KFC penting bagi saya
21. Saya mengikuti saran teman saya untuk
mengkonsumsi KFC.
22. Saya mengikuti saran pacar saya untuk
mengkonsumsi KFC.
23. Saya tidak ingin mengikuti saran teman yang
menelaktir saya untuk mengkonsumsi KFC
24. Saya berniat mengkonsumsi KFC jika teman
saya mengajak saya
25. Saya mengerti apa yang dimaksud dengan
iklan KFC tersebut
26. Mengkonsumsi KFC dapat mengurangi rasa
lapar saya.
27. Mengkonsumsi KFC terlihat lebih gaul karena
KFC produk bermerek.
28. Saya berminat membeli KFC
29. Penting bagi saya untuk mengkonsumsi KFC
saat lapar karena lokasinya dekat dengan
rumah
30. Terlihat modern dengan mengkonsumsi KFC
bagi saya begitu penting
31. Saya sangat mengetahui manfaat
mengkonsumsi KFC bagi kesehatan saya
32. Saya mengkonsumsi KFC karena mengikuti
orang lain.
33. Saya mengkonsumsi KFC karena bintang
iklannya cantik
34. Saya akan meminta jika teman saya sedang
mengkonsumsi KFC
35. Saya ingin mengabaikan teman yang
menelaktir saya untuk mengkonsumsi KFC
36. Saya berniat mengkonsumsi KFC karena
pacar saya menginginkan saya
mengkonsumsi KFC
37. Saya selalu kerepotan jika sedang
mengkonsumsi KFC
38. Produk KFC rasanya sangat enak dan sangat
pas dengan lidah saya
39. Iklan yang ditayangkan KFC sama saja
dengan iklan fast food yang lain
40. Saya sering tidak mengkonsumsi KFC karena
tidak ada uang untuk membelinya
41. Saya mengkonsumsi KFC karena bintang
iklannya adalah idola saya
42. Saya mengkonsumsi KFC karena sering
ditraktir teman
43. Saya tidak pernah mengkonsumsi KFC
44. Saya tidak mau mengikuti saran bintang iklan
kesukaan saya yang mengiklankan KFC di
televisi.
45. Saya selalu mengkonsumsi KFC karena
selalu ditlaktir teman
46. Saya memilih mengkonsumsi KFC karena
lokasinya dekat dengan tempat tinggal saya
47. Saya sering tidak mengkonsumsi KFC karena
rasanya tidak cocok dengan lidah saya
48. Saya selalu mengkonsumsi KFC di setiap
saya berada di mall
49. Mengkonsumsi KFC saat sedang terburu-
buru (dikejar waktu) penting bagi saya.
50. Ketika sedang lapar memesan KFC
dilayanan 14022 adalah keputusan yang
tidak tepat.
Terima Kasih ……….…
Lampiran 5
PENGANTAR
Sehubungan dengan adanya penelitian untuk tugas akhir program Sarjana
Strata Satu (S1), maka saya akan melakukan field test :
Nama : Abdul Latif
NIM : 105070002265
Jurusan : Psikologi
Judul : Pengaruh Persepsi Tentang Fungsi Iklan Fast Food Kentucky
Fried Chicken (KFC) Di Televisi Trehadap Intensi Membeli Pada Remaja
Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor
Memohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang telah saya
sediakan. Atas perhatian dan kesedaiaannya saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, Februari 2010
Abdul latif
PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI
Dengan ini secara sukarela saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi
dalam penelitian tugas akhir skrpsi yang dilakukan atas nama Abdul Latif
semester X Program Strata Satu Fakultas Psikologi Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada saat pelaksanaan menjadi responden, saya diminta untuk melengkapi
kuesioner yang terdiri atas sebuah angket dan sebuah data identitas pribadi.
Dengan menigisi angket ini, saya sudah ikut berpartisipasi dalam penelitian
ini. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi penelitian
selanjutnya.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama / Inisial :
Usia : a. 14-16 Th b.17-19 Th c. 20-22 Th
Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita
Pendidikan Terakhir : a. SLTP/MTs b. SMA/MA c. D1/D2/D3
d. S1
Suku Bangsa : a. Sunda b. Jawa c. Betawi
d. Minang e. Lainnya
Pendapatan perbulan : a. < 150 000
b. 150 001 - 200 000
c. 200 001 - 400 000
d. 400 001 - 600.000
e. > 600 001
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami baik-baik setiap
pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-
pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat anda, anda diwajibkan untuk
menjawab dengan memberikan tanda ceklist (V) di tempat yang telah
disediakan. Setiap pernyataan tersebut mempunyai empat pilihan jawaban,
sebagai berikut.
SS : Jika anda merasa Sangat Setuju dengan pernyataan yang ada.
S : Jika anda merasa Setuju dengan pernyataan yang ada.
TS : Jika anda merasa Tidak Setuju dengan pernyataan yang ada.
STS : Jika anda merasa Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan yang
ada.
Dimohon untuk mengisi seluruh pernyataan yang ada dan jangan sampai ada
yang terlewati.
Contoh :
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Saya selalu membeli membeli KFC �
Selamat Menjawab :
Persepsi Fungsi Iklan
NO. PERTANYAAN SS S TS STS
1. Saya mengetahui KFC dari iklan KFC di
televisi
2. Walaupun tidak menampilkan harga dalam
iklan KFC di televisi, saya tetap ingin membeli
KFC
3. Saya tetap ingin membeli KFC walaupun
dalam iklannya di televisi menampilan harga
atau tidak itu tidak penting bagi saya
4. Menurut saya warna merah dalam logo KFC
yang diiklankan KFC di televisi sangat bagus
sehingga saya ingin membeli KFC
5. Penyampaian iklan KFC di televisi
menggunakan bahasa yang bagus sehingga
membuat saya ingin membeli KFC
6. Dalam iklan KFC di televisi terdapat lebel halal
sehingga membuat saya tertarik untuk
membeli KFC
7. Menurut saya iklan KFC di televisi sangat
menarik namun tetap saja restoran KFC sepi
pengunjung
8. Menurut saya semboyan dalam iklan KFC di
televisi sangat bagus sehingga saya tertarik
untuk membeli KFC
9. Menurut saya logo KFC di televisi sangat
penting untuk membedakan dengan produk
yang lain
10. Tag line (semboyan) dalam iklan KFC di
televisi sangat menarik sehingga saya selalu
ingat akan iklan tersebut
11. Dalam iklan KFC di televisi daging ayam yang
panas dengan asap-asap diatasnya membuat
saya tertarik untuk membelinya
12. Menurut saya sangat penting harga KFC lebih
murah dibandingkan dengan pesaingnya
13. Menurut saya KFC memiliki waktu tanpa batas
24 jam sangat penting sehingga saya ingin
membeli KFC
14. Walaupun iklan KFC di televisi memiliki Call
Center 14022 saya tidak tertarik untuk
membelinya
15. Saya merasa iklan KFC di televisi sudah
bagus karena diperkan bersama keluarga
sehingga membuat saya untuk membelinya
16. Daging ayam yang penuh dengan crypsy
dalam iklan KFC di televisi sangat menarik
sehingga membuat saya tertarik untuk
membelinya
17. Menurut saya kemasan KFC lebih bagus
dibandingkan produk yang sama
18. Saya merasa ragu dengan kehalalan KFC
sehingga saya tidak tertarik untuk membelinya
Intensi Membeli
NO. PERTANYAAN SS S TS STS
1. Saya mengkonsumsi KFC karena ajakan
teman
2. Pada dasarnya saya ingin mengikuti saran
bintang iklan KFC di televise kesukaan saya
untuk mengkonsumsi KFC
3. Saya ingin mengikuti saran pacar untuk saya
mengkonsumsi KFC.
4. Mengkonsumsi KFC membebaskan diri dari
rasa lapar.
5. Mengkonsumsi KFC seminggu 2 kali sudah
cukup bagi saya
6. Saya mengkonsumsi KFC jika diminta oleh
teman saya untuk mengkonsumsinya
7. Saya mengkonsumsi KFC karena orang tua
mengajak saya
8. Saya memiliki keinginan untuk mengikuti
saran teman saya untuk mengkonsumsi KFC
9. Mengkonsumsi KFC dapat mempermudah
saya karena praktis dan siap saji.
10. Mengkonsumsi KFC membuat saya kesulitan
karena menunggu lama.
11. Memesan KFC pada layanan 14022 saat
lapar penting bagi saya.
12. Terlihat lebih gaul dengan mengkonsumsi
KFC penting bagi saya
13. Saya mengikuti saran teman saya untuk
mengkonsumsi KFC.
14. Saya tidak ingin mengikuti saran teman yang
menelaktir saya untuk mengkonsumsi KFC
15. Saya berniat mengkonsumsi KFC jika teman
saya mengajak saya
16. Saya mengerti apa yang dimaksud dengan
iklan KFC tersebut
17. Mengkonsumsi KFC dapat mengurangi rasa
lapar saya.
18. Mengkonsumsi KFC terlihat lebih gaul karena
KFC produk bermerek.
19. Penting bagi saya untuk mengkonsumsi KFC
saat lapar karena lokasinya dekat dengan
rumah
20. Saya mengkonsumsi KFC karena mengikuti
orang lain.
21. Saya mengkonsumsi KFC karena bintang
iklannya cantik
21. Saya ingin mengabaikan teman yang
menelaktir saya untuk mengkonsumsi KFC
22. Saya berniat mengkonsumsi KFC karena
pacar saya menginginkan saya
mengkonsumsi KFC
23. Saya selalu kerepotan jika sedang
mengkonsumsi KFC
24. Produk KFC rasanya sangat enak dan sangat
pas dengan lidah saya
25. Iklan yang ditayangkan KFC sama saja
dengan iklan fast food yang lain
26. Saya sering tidak mengkonsumsi KFC karena
tidak ada uang untuk membelinya
27. Saya mengkonsumsi KFC karena bintang
iklannya adalah idola saya
28. Saya mengkonsumsi KFC karena sering
ditraktir teman
29. Saya sering tidak mengkonsumsi KFC karena
rasanya tidak cocok dengan lidah saya
Lampiran 12
RELIABILITAS DAN VALIDITAS PERSEPSI IKLAN KFC (TRY OUT)
Case Processing Summary
N %
Valid 37 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 37 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.797 24
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 60.2703 41.869 .560 .776
VAR00002 59.3784 50.853 -.279 .815
VAR00003 59.7838 45.119 .327 .790
VAR00004 60.3514 43.290 .386 .788
VAR00005 60.1081 45.377 .327 .790
VAR00006 59.5676 47.752 .085 .801
VAR00007 60.1892 43.102 .606 .776
VAR00008 59.9189 50.577 -.232 .815
VAR00009 60.1892 44.769 .379 .788
VAR00010 59.9189 45.410 .323 .791
VAR00011 60.0541 43.053 .551 .778
VAR00012 59.5946 48.081 .052 .802
VAR00013 59.7027 43.381 .629 .776
VAR00014 59.8378 42.862 .557 .778
VAR00015 60.1351 40.398 .739 .765
VAR00016 59.7297 48.536 .015 .802
VAR00017 60.2703 43.536 .539 .780
VAR00018 59.5946 49.081 -.068 .807
VAR00019 59.7027 43.659 .547 .779
VAR00020 59.7838 46.285 .243 .794
VAR00021 60.3243 43.725 .502 .781
VAR00022 59.7027 44.604 .518 .783
VAR00023 60.1351 46.065 .216 .797
VAR00024 59.5676 45.252 .306 .792
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
62.5135 48.868 6.99056 24
Lampiran 13
RELIABILITAS DAN VALIDITAS INTENSI MEMBELI (TRY OUT)
Case Processing Summary
N %
Valid 37 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 37 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.809 50
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 132.4595 100.811 -.138 .816
VAR00002 132.0270 98.249 .088 .810
VAR00003 132.0270 100.971 -.191 .814
VAR00004 131.9459 98.941 .019 .811
VAR00005 132.6216 93.908 .397 .801
VAR00006 131.6757 106.281 -.508 .827
VAR00007 132.5135 90.368 .708 .792
VAR00008 132.7838 96.174 .211 .807
VAR00009 132.5946 93.248 .415 .801
VAR00010 131.9459 98.997 .021 .811
VAR00011 132.4595 93.811 .418 .801
VAR00012 132.2973 99.270 -.014 .813
VAR00013 132.2973 91.715 .609 .796
VAR00014 132.0811 94.577 .445 .801
VAR00015 132.5405 93.589 .441 .800
VAR00016 132.1081 98.821 .034 .811
VAR00017 132.1351 96.231 .219 .807
VAR00018 132.2973 97.437 .100 .811
VAR00019 132.4865 93.090 .354 .802
VAR00020 132.1351 91.676 .630 .795
VAR00021 132.6486 90.234 .658 .793
VAR00022 131.8649 99.120 .014 .811
VAR00023 132.1622 91.140 .490 .797
VAR00024 132.2703 92.036 .412 .800
VAR00025 132.4324 92.030 .526 .797
VAR00026 132.2162 92.674 .510 .798
VAR00027 132.5405 90.422 .586 .794
VAR00028 131.8649 99.842 -.059 .813
VAR00029 132.8378 87.584 .743 .788
VAR00030 131.7838 102.730 -.383 .818
VAR00031 131.8378 105.862 -.408 .829
VAR00032 132.6486 91.734 .481 .798
VAR00033 132.5946 92.081 .537 .797
VAR00034 132.0270 106.416 -.525 .827
VAR00035 132.4595 92.811 .541 .798
VAR00036 132.4324 92.697 .509 .798
VAR00037 132.4865 93.701 .463 .800
VAR00038 132.3784 92.131 .605 .796
VAR00039 132.2703 93.758 .481 .800
VAR00040 132.0270 95.527 .447 .802
VAR00041 132.1622 90.084 .702 .792
VAR00042 132.3784 92.020 .530 .797
VAR00043 132.3514 100.290 -.094 .815
VAR00044 132.0000 101.556 -.221 .816
VAR00045 131.9730 101.638 -.237 .816
VAR00046 132.2432 97.411 .126 .809
VAR00047 132.1351 95.065 .412 .802
VAR00048 132.0000 98.000 .118 .809
VAR00049 132.1622 99.195 -.003 .812
VAR00050 131.7297 98.536 .064 .810
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
1.3495E2 99.497 9.97482 50
Lampiran 14
RELIABILITAS DAN VALIDITAS PERSEPSI IKLAN KFC (FIELD TEST)
Case Processing Summary
N %
Valid 45 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 45 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.786 .785 18
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
VAR00001 3.1556 .60135 45
VAR00002 3.2000 .62523 45
VAR00003 3.0889 .76343 45
VAR00004 3.2000 .69413 45
VAR00005 3.1333 .86865 45
VAR00006 3.2000 .94388 45
VAR00007 2.9778 .69048 45
VAR00008 3.1556 .90342 45
VAR00009 2.7778 .84984 45
VAR00010 3.2000 .78625 45
VAR00011 3.0222 .96505 45
VAR00012 3.1333 .72614 45
VAR00013 2.9333 .68755 45
VAR00014 3.1556 .87790 45
VAR00015 2.9778 .75344 45
VAR00016 3.3111 .66818 45
VAR00017 3.5556 .58603 45
VAR00018 3.1778 .86047 45
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 3.131 2.778 3.556 .778 1.280 .027 18
Inter-Item Correlations .169 -.215 .651 .866 -3.035 .024 18
I tem-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 53.2000 41.255 .086 .300 .791
VAR00002 53.1556 39.043 .364 .542 .777
VAR00003 53.2667 37.700 .426 .585 .772
VAR00004 53.1556 39.543 .258 .328 .783
VAR00005 53.2222 39.859 .152 .588 .792
VAR00006 53.1556 36.180 .459 .599 .769
VAR00007 53.3778 39.240 .296 .357 .780
VAR00008 53.2000 35.982 .506 .558 .765
VAR00009 53.5778 36.113 .533 .586 .763
VAR00010 53.1556 37.089 .477 .498 .768
VAR00011 53.3333 36.864 .383 .473 .775
VAR00012 53.2222 38.949 .309 .535 .780
VAR00013 53.4222 39.613 .253 .425 .783
VAR00014 53.2000 37.255 .397 .651 .774
VAR00015 53.3778 39.695 .212 .563 .786
VAR00016 53.0444 37.771 .495 .697 .769
VAR00017 52.8000 38.391 .488 .681 .770
VAR00018 53.1778 36.831 .451 .467 .770
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
56.3556 42.280 6.50229 18
Lampiran 15
RELIABILITAS DAN VALIDITAS INTENSI MEMBELI (FIELD TEST)
Case Processing Summary
N %
Valid 45 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 45 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.668 .671 29
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
VAR00001 3.0889 .82082 45
VAR00002 3.2222 .79455 45
VAR00003 3.2444 .88306 45
VAR00004 2.9111 .79264 45
VAR00005 3.2000 .91949 45
VAR00006 2.7778 .76541 45
VAR00007 2.8000 .78625 45
VAR00008 2.9111 .66818 45
VAR00009 2.9111 .87444 45
VAR00010 3.1111 .64745 45
VAR00011 3.0222 .78303 45
VAR00012 2.7333 .83666 45
VAR00013 2.6667 .82572 45
VAR00014 2.6222 .80591 45
VAR00015 2.9778 .86573 45
VAR00016 2.6889 .84805 45
VAR00017 3.1333 .75679 45
VAR00018 2.9778 .75344 45
VAR00019 2.5333 .86865 45
VAR00020 3.2444 .67942 45
VAR00021 2.9556 .85162 45
VAR00022 2.6222 .83364 45
VAR00023 2.8444 .82450 45
VAR00024 3.0667 .78044 45
VAR00025 3.2667 .61791 45
VAR00026 3.1333 .72614 45
VAR00027 3.3111 .82082 45
VAR00028 3.1556 .85162 45
VAR00029 3.2889 .66134 45
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 2.980 2.533 3.311 .778 1.307 .052 29
Inter-Item Correlations .066 -.396 .645 1.041 -1.629 .035 29
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 83.3333 48.818 .189 . .662
VAR00002 83.2000 47.482 .324 . .651
VAR00003 83.1778 44.968 .499 . .633
VAR00004 83.5111 50.392 .057 . .673
VAR00005 83.2222 47.631 .251 . .657
VAR00006 83.6444 49.007 .193 . .662
VAR00007 83.6222 50.468 .051 . .673
VAR00008 83.5111 50.756 .048 . .672
VAR00009 83.5111 47.301 .299 . .652
VAR00010 83.3111 49.401 .202 . .661
VAR00011 83.4000 45.927 .482 . .637
VAR00012 83.6889 46.946 .350 . .648
VAR00013 83.7556 48.553 .211 . .660
VAR00014 83.8000 48.391 .234 . .658
VAR00015 83.4444 45.480 .465 . .636
VAR00016 83.7333 46.973 .341 . .649
VAR00017 83.2889 44.119 .693 . .620
VAR00018 83.4444 47.616 .334 . .650
VAR00019 83.8889 52.601 -.135 . .691
VAR00020 83.1778 49.331 .195 . .662
VAR00021 83.4667 47.118 .326 . .650
VAR00022 83.8000 51.164 -.017 . .680
VAR00023 83.5778 52.249 -.107 . .687
VAR00024 83.3556 51.598 -.049 . .681
VAR00025 83.1556 48.362 .339 . .652
VAR00026 83.2889 48.710 .239 . .658
VAR00027 83.1111 54.101 -.258 . .699
VAR00028 83.2667 48.427 .211 . .660
VAR00029 83.1333 49.209 .217 . .660
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
86.4222 51.659 7.18739 29