draft tugas akhir latif ta 2010 itb
DESCRIPTION
Draft tugas akhirTRANSCRIPT
i
LEMBAR PENGESAHAN
STUDI PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT
TERMAL, FISIK, DAN MEKANIK, PADA CONTO BATUAN
UJI DI LABORATORIUM
TUGAS AKHIR
Bandung, Agustus 2015
Disetujui untuk
Program Studi Teknik Pertambangan
Oleh:
Pembimbing
Latif Muhammad Badra Dr. Eng. Nuhindro Priagung Widodo, ST., MT.
NIM: 12110037 NIP: 19750720 200604 1 001
ii
STUDI PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT
TERMAL, FISIK, DAN MEKANIK, PADA CONTO BATUAN
UJI DI LABORATORIUM
ABSTRAK
Kegiatan Underground Coal Gasification berhadapan dengan berbagai masalah,
salah satunya adalah amblesan tanah. Perhitungan akan kekuatan massa batuan
disekitar tanah tentunyaakan berbeda karena adanya pengaruh temperatur yang
tinggi dalam proses Underground Coal Gasification. Oleh sebab itu dibutuhkan
pengetahuan yang mendalam tentang pengaruh temperatur terhadap massa batuan.
Pengujian di laboratorium terhadap batuan biasanya dilakukan untuk mengetahui
sifat fisik dan mekanik batuan. Namun hal ini belum memasukkan temperatur
sebagi salah satu faktor koreksi dalam menentukan sifat fisik dan mekaniknya.
Kemudian, penguji aliran panas satu dimensi dibutuhkan untuk mengetahui salah
satu sifat termal dari batuan yaitu termal konduktivitas.
Pada penelitian ini, dilakukan pengujian sifat termal, sifat fisik, dan sifat mekanik
dengan adanya pengaruh temperatur pada contoh uji berupa campuran semen dan
pasir yang kemudian dilanjutkan dengan analisis pengaruh temperatur dan durasi
pemanasan terhadap sifat termal, sifat fisik, dan sifat mekanik contoh uji
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh temperatur terhadap sifat
termal, sifat fisik, dan sifat mekanik contoh uji. Dengan melakukan pengujian
pada suhu 1500C terjadi kenaikan nilai konduktivitas termal contoh uji, dan ketika
melakukan pemanasan dan pengujian sifat mekanik dengan diberikan temperatur
hingga 3000C terjadi penurunan nilai UCS, Modulus Young, dan nisbah Poisson
contoh uji. Namun regangan aksial maksimal contoh uji mengalami kenaikan
yang signifikan ketika dipanaskan dan diuji dalam keadaan 3000C .
Kata-kata kunci: Underground Coal Gasification, Amblesan tanah, temperatur,
sifat termal, sifat fisik, sifat mekanik
iii
STUDY THE EFFECT OF TEMPERATURE ON THERMAL, PHYSICAL,
AND MECHANICAL TEST ON ROCK SAMPLES IN THE
LABORATORY
ABSTRACT
Underground Coal Gasification prosess is compromised by a variety of
problems,one of them is ground subsidence.Hence assesment of rock mass
strength cannot be accurately predicted because of the factor of high
temperature.So the new method for the assesment of rock mass strength with the
high temperatur factor is needed. High temperature factor is not included at the
traditional test in laboratorium to conduct the physical and mechanical properties
of rock. And then one-dimensional heat flow test is conducted to determine
thermal conductivity, as one of thermal properties of the material
In this research,thermal, physical and mechanical properties of sample is
conducted by a hight temperature test, then continuing to analyze the effect of
high temperature with thermal, physical and mechanical properties of sample
The analysis showed that thermal ,physical and mechanical properties is affected
by high temperature.when the test is conducted at 1500C the value of thermal
conductivity of the sampel is higher than a normal situation. And there is a raise
of UCS, Modulus Young, and Poisson ratio’s value when the test is conducted at
3000C, but the value ofmaximum axial strain is lower than natural test condition
when it tested at high temperature condition
Keywords : Underground Coal Gasification, Ground Subsidence, Temperature,
Thermal Properties, Physical Properties, Mecahnical Properties
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
bantuan-Nya, Tugas Akhir yang berjudul “Studi Pengaruh Temperatur
Terhadap Sifat Termal, Fisik, dan Mekanik Conto Batuan Uji di
Laboratorium”, dapat diselesaikan dengan baik. Tugas Akhir ini merupakan
salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik di
Program Studi Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung.
Selama melaksanakan Tugas Akhir, penulis mendapatkan banyak sekali bantuan
moral dan material dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis hendak mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Ridho Kresna Wattimena, MT. selaku Manajer
Laboratorium Geomekanika dan Peralatan Tambang ITB yang telah
mengijinkan penulis untuk melakukan tugas akhir di laboratorium ini serta
atas pinjaman sebuah literatur yang sangat berguna dalam penyusunan
laporan Tugas Akhir.
2. Bapak Mohamad Nur Heriawan, ST., MT., PhD. selaku Ketua Program
Studi Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung.
3. Bapak Dr. Eng. Nuhindro Priagung Widodo, ST. MT. selaku dosen
pembimbing dan dosen wali penulis yang bersedia untuk memberikan
topik Tugas Akhir serta membimbing dengan penuh kesabaran selama
lebih dari satu tahun.
4. Orang tua penulis : H. Sa’arani Badra dan Makhdalena,S.Pd serta keluarga
di rumah atas doa dan dukungan yang selalu diberikan, juga atas
pengertian dan kesabaran meskipun penulis tidak berhasil untuk
menyelesaikan Tugas Akhir pada waktu yang telah dijanjikan.
5. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan Tata Usaha Program Studi Teknik
Pertambangan yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
v
banyak memberikan bantuan kepada penulis selama menempuh studi di
Institut Teknologi Bandung.
6. Bapak Sudibyo, Bapak Sugito, Bapak Kurnia, Kang Purwanto, Kang
Nurman, Kang Iwan, dan Teh Sari, selaku teknisi dan karyawan
Laboratorium Geomekanika dan Peralatan Tambang ITB, yang telah
banyak membantu penulis selama melakukan pengujian di laboratorium.
7. Bapak Pepi Sobari dari Program Studi Teknik Mesin ITB yang telah
bersedia untuk membantu merancang dan membuatkan alat pengujian.
8. Oka Raghunatha, ST serta Fuad Riza Maulana, ST., Afif
Nugraha,ST.,Muhammad Ihsan, ST.,dan Luthfi Kamil, ST. yang telah
bersedia untuk membantu pembuatan sampel pengujian dan membantu
penulis dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini. .
9. Rekan-rekan Tambang ITB 2010, angkatan seumur hidup yang berisi
manusia pintar-pintar bodoh, tempat berbagi cerita selama kurang lebih
3,5 tahun. “Bersama kita maju demi pertambangan Indonesia”. 2010!
Tambang! Tambang! Tambang!
10. Abang Kakak Tambang angkatan 2008 dan 2009,adik adik 2011, 2012,dan
2013 yang juga menjadi tempat berbagi cerita selama kurang lebih 3
tahun.
11. Astari Fauzani yang telah menemani penulis selama 2 tahun belakangan.
Terimakasihatas segala dukungan dan cintanya kepada penulis
12. Semua wanita yang telah singgah dihati penulis 4 tahun belakangan ini.
13. Pihak-pihak lain yang juga memberikan bantuan dan mungkin belum
penulis sebutkan sebelumnya.
vi
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karenanya kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Penulis berhadap Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang
membacanya.
Bandung, Agustus 2015
Penulis
Latif Muhammad Badra
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
ABSTRACT ........................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ....................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penelitian .................................................................................. 2
1.4 Batasan Penelitian .................................................................................. 3
1.5 Tahapan Penelitian ................................................................................. 3
1.6 Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 5
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
2.1 Underground Coal Gasification ............................................................. 7
2.2 Transfer Termal ...................................................................................... 8
2.2.1 Konduksi ........................................................................................ 8
2.2.2 Konduktivitas Termal................................................................... 10
2.3 Sifat Fisik Batuan ................................................................................. 11
viii
2.4 Sifat Mekanik Batuan ........................................................................... 13
2.4.1 Kuat Tekan Batuan (σc) ................................................................ 13
2.4.2 Modulus Elastisitas atau Modulus Young (E) .............................. 14
2.4.3 Nisbah Poisson (υ) ....................................................................... 16
2.4.4 Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik ......................................... 17
BAB III PENGUJIAN DI LABORATORIUM .................................................... 18
3.1 Pembuatan dan Preparasi Contoh Batuan Uji ...................................... 18
3.2 Uji Konduktivitas Termal ..................................................................... 19
3.2.1 Peralatan ....................................................................................... 19
3.2.2 Prosedur Pengujian ...................................................................... 20
3.3 Pengujian Sifat Fisik ............................................................................. 20
3.3.1 Peralatan ....................................................................................... 20
3.3.2 Prosedur Pengujian ...................................................................... 21
3.4 Pengujian Sifat Mekanik ...................................................................... 22
3.4.1 Uji Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik ................................... 22
3.4.2 Uji Kuat Tekan Uniaksial ............................................................ 23
3.4.3 Uji Kuat Tekan Uniaksial dengan Pembebanan Panas ................ 25
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS ............................................ 27
4.1 Hasil Uji Konduktivitas Termal ........................................................... 27
4.2 Hasil Uji Sifat Fisik .............................................................................. 29
4.3 Hasil Uji Sifat Mekanik ........................................................................ 33
4.3.1 Hasil Uji Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik .......................... 33
4.3.2 Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial ................................................... 35
4.3.3 Analisis Pengaruh Temperatur Terhadap Sifat Mekanik
Batuan .......................................................................................... 37
ix
4.3.4 Analisis Pengaruh Durasi Pemanasan Terhadap Sifat
Mekanik Batuan ........................................................................... 40
BAB V PENUTUP............................................................................................... 43
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 43
5.2 Saran ..................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 45
LAMPIRAN A ...................................................................................................... 49
LAMPIRAN B ...................................................................................................... 52
LAMPIRAN C ...................................................................................................... 54
LAMPIRAN D ...................................................................................................... 57
LAMPIRAN E ...................................................................................................... 62
LAMPIRAN F ..................................................................................................... 108
LAMPIRAN G .................................................................................................... 111
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Diagram Alir Penelitian ................................................................... 5
Gambar II.1 Skema Underground Coal Gasification (Sharma,2010) ................. 7
Gambar II.2 Keadaan Steady State (Incropera, 2011) ......................................... 9
Gambar II.3 Nilai Konduktivitas Termal Batuan Beku, Sedimen, dan Metamorf
(Clauser dan Huenges,1995) ......................................................... 10
Gambar II.4 Penentuan Nilai Modulus Young Menggunakan Kurva Tegangan
Regangan (Rai dkk, 2012) ............................................................. 15
Gambar II.5 Regangan Aksial dan Regangan Lateral Akibat Pembebanan di
Sumbu Aksial (Rai dkk, 2012) ...................................................... 16
Gambar III.1 Pembuatan Contoh Batuan Uji (Kiri) dan Pemotongan Contoh
Batuan Uji (Kanan)........................................................................ 19
Gambar III.2 Peralatan Uji Sifat Fisik................................................................ 21
Gambar III.3 Mesin PUNDIT ............................................................................. 23
Gambar III.4 Peralatan Uji Kuat Tekan Uniaksial .............................................. 24
Gambar IV.1 Grafik Perbandingan Nilai Temperatur Dengan Waktu ................ 27
Gambar IV.2 Grafik Perbandingan Nilai Temperatur Dengan Jarak
Thermocouple ................................................................................ 28
Gambar IV.3 Ilustrasi Komposisi Batuan............................................................ 32
Gambar IV.4 Grafik Perbandingan Nilai UCS Conto Batuan Uji A,B,C ........... 40
Gambar IV.5 Grafik Perbandingan Nilai Modulus Young Conto Batuan Uji
A,B,C Dengan Durasi Pemanasan ................................................. 41
Gambar IV.6 Grafik Perbandingan Nilai Nisbah Poisson Conto Batuan Uji
A,B,C Dengan Durasi Pemanasan ................................................. 41
Gambar IV.7 Grafik Perbandingan Nilai Regangan Aksial Conto Batuan Uji
A,B,C Dengan Durasi Pemanasan ................................................. 42
xi
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Perbandingan Volume Pasir dan Semen ............................................. 18
Tabel IV.1 Nilai Konduktivitas Termal ................................................................ 29
Tabel IV.2 Densitas Contoh Batuan Uji ............................................................... 30
Tabel IV.3 Kuantitas Air Pada Contoh Batuan Uji ............................................... 30
Tabel IV.4 Kuantitas Pori Pada Contoh Batuan Uji ............................................. 31
Tabel IV.5 Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik Contoh Batuan Uji ................. 34
Tabel IV.6 Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial .......................................................... 35
Tabel IV.7 Hasil Uji Kuat Tekan Dengan Durasi Pemanasan 24 Jam.................. 37
Tabel IV.8 Hasil Uji Kuat Tekan Dengan Durasi Pemanasan 72 Jam.................. 38
Tabel IV.9 Hasil Uji Kuat Tekan Dengan Durasi Pemanasan 168 Jam................ 38
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Semenjak tahun 1970, perkembangan dalam geoengineering menghasilkan
sejumlah penelitian mengenai efek temperatur terhadap perilaku batuan.
Memahami fenomena thermal juga sangat membantu dalam memahami semua
proses yang terjadi di kerak bumi. Pengetahuan yang dalam akan efek temperatur
terhadap batuan sangat dibutuhkan dalam proyek geothermal, pembangunan
tempat penampungan limbah nuklir, Underground Coal Gasification, serta
pembangunan fasilitas kota bawah tanah (Mao et.al, 2008).
Pengembangan Underground Coal Gasification merupakan salah satu jawaban
dalam menghadapi tantangan kenaikan harga minyak dan sumber energi
konvensional lainnya. Teknologi Underground Coal Gasification mengubah
batubara yang belum ditambang menjadi gas. Teknologi ini mendapatkan
perhatian yang besar karena kemampuannya dalam mengeksploitasi batubara
yang tidak dapat di ambil dengan metode konvensional karena posisi batubara
yang sangat dalam, atau karena ketebalan batubara yang sangat tipis, atau karena
merusak rona lingkungan jika dieksploitasi melalui tambang terbuka (Tian, Hong,
2013).
Tantangan dalam pengembangan Underground Coal Gasification adalah ancaman
terjadinya ground subsidence dalam proses eksploitasi batubara. Batubara in-situ
akan dikenakan suhu tinggi hingga 1000oC untuk diubah menjadi gas. Proses
ekstraksi gas hasil pembakaran batubara akan meninggalkan ruang kosong dan
mengganggu kestabilan massa batuan. Kemudian, panas yang tinggi akan
merambat ke batuan sekitar sehingga mempengaruhi kekuatan massa batuan
dalam proses Underground Coal Gasification.
2
Untuk memahami pengaruh temperatur terhadap sifat fisik dan mekanik batuan
dibutuhkan studi literatur dan studi laboratorium yang mendalam. Penelitian ini
akan membahas pengaruh temperatur terhadap conto uji yang berupa beton
berbentuk tabung berdiameter 5,4 cm dan panjang 11 cm dengan 3 variasi
komposisi dan dipanaskan pada temperatur 50o C, 100
o C, 150
o C, 200
o C, 250
o C,
dan 300o
C, serta durasi pemanasan 24 jam, 72 jam, dan 168 jam. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui nilai UCS beton setelah mengalami pemanasan pada
durasi dan temperatur yang bervariasi kemudian dibandingkan dengan nilai UCS
beton natural. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui perubahan
nilai Modulus Young, nisbah Poisson terhadap temperatur, serta mengetahui nilai
konduktivitas termal beton.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Menentukan nilai UCS dari conto batuan uji setelah mengalam pemanasan
dengan temperatur dan durasi pemanasan yang bervariasi.
2. Menentukan nilai modulus Young dan nisbah Poisson dengan variasi
temperatur yang berbeda.
3. Menentukan nilai konduktivitas termal dari conto batuan uji.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1 Mengetahui hubungan kekuatan conto batuan dengan pengaruh besarnya
temperatur dan durasi pemanasan dilihat dari nilai kuat tekan uniaksial.
2 Mengetahui hubungan antara temperatur terhadap perubahan sifat mekanik
conto batuan uji.
3 Mengetahui nilai konduktivitas termal conto batuan uji dengan pengujian di
laboratorium.
4 Mengetahui beberapa parameter dasar yang dibutuhkan untuk proses
pemodelan Underground Coal Gasification.
3
1.4 Batasan Penelitian
Batasan-batasan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian menggunakan beton berbentuk tabung dengan diameter 5,4 cm
dan tinggi 11 cm.
2. Contoh batuan uji yang digunakan adalah beton dengan komposisi volume
semen : pasir 1:1 , 1:2, dan 1:3.
3. Beton dipanaskan dengan temperatur yang bervariasi dari 50o C hingga
300o C.
4. Uji Uniaxial Compressive Strength dilakukan dengan temperatur yang
bervariasi dari 50o C hingga 300
o C.
5. Pengujian konduktivitas termal menggunakan metode steady state dengan
mengasumsikan aliran thermal merupakan aliran satu dimensional.
6. Conto batuan uji dianggap homogen.
7. Diasumsikan tidak terjadi perubahan panas saat beton dipindahkan dari
ruang pemanas ke tempat pengujian.
1.5 Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan yang dilakukan selama keberjalanan penelitian ini antara lain :
1 Studi literatur
Studi literatur yang dilakukan pada penelitian ini adalah pencarian beberapa
literatur meliputi laporan-laporan penelitian dan publikasi ilmiah yang telah
dilakukan sebelumnya mengenai sifat fisik, mekanik dan thermal batuan,
pengujian konduktivitas termal batuan dan parameter- parameter yang
terkait dengan penelitian ini.
2 Perancangan dan persiapan peralatan pengujian
- Merancang alat pemanas conto batuan uji untuk digunakan saat
melakukan pengujian kuat tekan uniaksial.
- Merancang alat pemanas dengan sistem aliran panas satu dimensi untuk
mendapatkan nilai konduktivitas termal.
4
3 Pembuatan beton dengan komposisi volume semen:pasir 1:1, 1:2, dan 1:3
4 Pengujian di laboratorium
Pengujian yang dilakukan meliputi: uji sifat fisik, uji sifat mekanik, serta
pengujian dengan metode steady state untuk mengetahui nilai konduktivitas
termal.
5 Pengolahan data dan analisis
Dari pengujian laboratorium akan didapatkan beberapa data. Data-data ini
nantinya akan diolah dengan menggunakan beberapa persamaan sehingga
dapat diketahui karakteristik masing-masing conto batuan uji berdasarkan
sifat fisik dan mekaniknya, serta sifat termalnya. Hasil dari pengolahan data
yang dilakukan sebelumnya akan dianalisis untuk menjawab tujuan
dilakukannya penelitian.
6 Kesimpulan dan Saran
Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari seluruh aktivitas penelitian
serta analisis data yang telah dilakukan.
.
6
1.7 Sistematika Penulisan
Hasil penelitian disatukan dalam sebuah laporan sistematis yang secara garis besar
berisi hal-hal berikut
BAB I – “Pendahuluan”
Bab pertama memuat inti penelitian secara garis besar. Bab ini meliputi latar
belakang penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah,
tahapan penelitian, diagram alir penelitian, dan sistematika penulisan yang
digunakan dalam laporan ini.
BAB II – “Tinjauan Pustaka”
Bab kedua memuat beberapa teori yang relevan dengan penelitian ini dan
digunakan dalam proses analisis. Teori-teori ini merupakan hasil studi dari
beberapa literatur yang telah didapat.
BAB III – “Pengujian di Laboratorium”
Bab ketiga memuat penjelasan mengenai perancangan alat yang digunakan dalam
pengujian dan membahas prosedur penelitian yang digunakan mulai dari
penentuan karakteristik model yang akan diuji hingga penentuan beberapa
parameter yang akan dianalisis.
BAB IV – “Pengolahan Data dan Analisis”
Bab keempat memuat data-data hasil uji laboratorium. Data-data tersebut diolah
untuk perhitungan UCS serta konduktivitas termal. Hasil pengolahan data
selanjutnya akan dianalisis untuk menjawab tujuan penelitian.
BAB V – “Penutup”
Bab kelima berisi tentang kesimpulan dan saran dari seluruh aktivitas penelitian
yang berguna untuk perbaikan dan pengembangan penelitian selanjutnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Underground Coal Gasification
Underground Coal Gasification merupakan metode penambangan non-
konvensional untuk mengambil deposit batubara yang tidak dapat ditambang baik
karena alasan geologis ataupun karena tidak ekonomis untuk ditambang dengan
metode konvensional. Teknologi Underground Coal Gasification mengubah
batubara in-situ menjadi synthetic gas yang mengandung metana,karbon
monoksida,dan hidrogen yang dapat diproses sebagai bahan bakar produksi
hidrogen (Tian,Hong,2013).
Pada proses UCG, terdapat minimal dua sumur yang di bor menuju lapisan
batubara yaitu sumur untuk memasukkan udara atau oksigen untuk pembakaran
batubara dan sumur untuk produksi syngas.
Gambar II.1 Skema Underground Coal Gasification (Sharma,2010)
Hampir semua jenis batubara dapat digasifikasi dengan metode UCG. Jenis
batubara akan menentukan tipe dan jumlah relatif dari senyawa yang diproduksi
selama proses UCG. Batubara dengan kalori rendah, kandungan zat terbang yang
tinggi lebih dianjurkan untuk proses UCG karena batubara kualitas rendah
8
cenderung untuk mengkerut saat proses pemanasan dan juga meningkatkan proses
penyambungan antara sumur injeksi dan produksi (Ghose dan
Paul,2007;Bialecka,2008).
Kegiatan UCG akan membentuk terowongan yang diakibatkan oleh pembakaran
batubara in-situ. Pembentukan terowongan selama proses UCG merupakan isu
besar dalam proses ini, dimana terowongan tersebut akan meningkatkan resiko
terjadinya amblesan tanah dan kontaminasi air tanah.
Proses pembakaran dan gasifikasi biasanya terjadi pada suhu 700-9000C dan
terkadang dapat mencapai suhu 15000C (Burton dkk, 2007). Transfer panas terjadi
antara terowongan dan overburden yang berada diatasnya.
2.2 Transfer Termal
Transfer termal adalah transfer energi yang terjadi karena adanya perbedaan
temperatur. Terdapat 3 jenis perpindahan panas berdasarkan perbedaan medium.
Jika terdapat perbedaan temperatur pada medium yang stasioner, baik itu solid
ataupun fluida, maka fenomena transfer panas tersebut dinamakan sebagai
konduksi. Kemudian, terminologi konveksi dipakai jika transfer panas terjadi
diantara bidang atau fluida yang bergerak. Perpindahan panas yang ke 3 adalah
radiasi. Panas yang di transfer berada dalam bentuk gelombang elektromagnetik
dan biasanya terjadi pada keadaan vakum.
2.2.1 Konduksi
Konduksi adalah proses perpinahan kalor melalui medium yang stasioner.
Konduksi dapat juga dilihat sebagai tranfer energi dari partikel yang mempunyai
energi besar ke pada pertikel yang mempunyai energi yang lebih sedikit
dikarenakan adanya interaksi antar partikel.
Konduksi dapat terjadi pada medium padat, cair, dan gas. Mekanisme fisik dari
konduktivitas dapat dijelaskan dengan melihat fenomena transfer energi antar
9
partikel. Partikel yang mempunyai temperatur yang tinggi berasosiasi dengan
molekular energi yang tinggi. Jika partikel bertumbukan maka akan terjadi
transfer energi dari energi yang besar menuju yang rendah. Kondisi ini juga
terhjadi pada medium cair walaupun interaksi partikel dalam medium cair lebih
kuat dibandingkan medium gas.
Pada transfer kalor, perpindahan kalor dapat diekspresikan melalui Hukum
Perpindahan Kalor Fourier dimana hukum ini merupakan ekspresi dari jumlah
energi yang berpindah per satuan waktu. Hukum Perpindahan Kalor Fourier
dalam satu dimensi memiliki bentuk
(2.1)
dengan :
Q : Cepat rambat gelombang ultrasonik (m/s)
K : Konduktivitas termal (W/m.K),
L : Ketebalan dinding (m)
ΔT : Perbedaan temperatur (oC)
A : Luas dinding (m2)
Hukum Fourier berlaku jika aliran panas berada dalam kondisi Steady State yaitu
kondisi dimana tidak adanya perubahan panas terhadap waktu
Gambar II.2 Keadaan Steady State (Incropera, 2011)
10
2.2.2 Konduktivitas Termal
Konduktivitas termal merupakan properti termal dari setiap material dan akan
berbeda beda tergantung struktur fisik, atomik, dan proses difusi. Material degan
nilai termal konduktivitas yang besar merupakan konduktor yang baik, sedangkan
material dengan nilai termal konduktivitas yang kecil merupakan termal insulator.
Clauser dan Huenges (1995) menyebutkan berbagai faktor yang mempengaruhi
termal konduktivitas pada batuan dan mineral dalam digaram. Diagram ini
menghubungkan berbagai macam tipe batuan dengan faktor faktor yang
mempengaruhi konduktivitas termalnya.
Gambar II.3 Nilai Konduktivitas Termal Batuan Beku, Sedimen, dan
Metamorf (Clauser dan Huenges,1995)
Batuan metamorf dan plutonik terbentuk dari kuarsa, feldspar, dan mineral mafic.
Mineral pembentuk batuan tersebut menentukan nilai termal konduktivitasnya
karena batuan tersebut mempunya nilai porositas yang kecil. Jika batuan
11
mempunyai kandungan kuarsa yang kecil maka batuan tersebut akan mempunyai
nilai termal konduktivitas yang rendah.
Pada batuan vulkanik dan sedimen, faktor yang sangat mempengaruhi nilai termal
konduktivitas adalah kandungan air dan udara, karena nilai termal
konduktivitasnya sangat bergantung dengan nilai porositasnya.
2.3 Sifat Fisik Batuan
Setiap batuan mempunyai karakteristik yang berbeda. Tingkat kehomogenan,
kekontinuan, isotropi dan komposisi setiap batuan berbeda, sehingga
menyebabkan perbedaan sifat fisik masing-masing batuan.beberapa sifat fisik
batuan yang perlu diketahui yaitu densitas (density), berat jenis (specific gravity),
kadar air (water content), derajat kejenuhan, porositas (porosity) dan nisbah
rongga (void ratio). Berikut adalah penjelasan dari masing-masing sifat fisik
batuan:
1. Densitas (density)
Densitas merupakan perbandingan antara massa batuan dengan volume
total batuan. Densitas dapat dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan
kondisinya.
Densitas natural (natural density)
Densitas natural merupakan perbandingan antara massa batuan
pada kondisi natural dengan volume total batuan.
(2.2)
Densitas kering (dry density)
Densitas kering merupakan perbandingan antara massa batuan pada
kondisi kering dengan volume total batuan
(2.3)
Densitas jenuh (saturated density)
Densitas jenuh merupakan perbandingan antara massa batuan pada
kondisi jenuh dengan volume total batuan
12
(2.4)
2. Berat jenis
Berat jenis merupakan perbandingan antara densitas batuan dengan
densitas air. Berat jenis dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
Berat jenis sejati
Berat jenis sejati merupakan berat jenis sebenarnya dari batuan
karena berat jenis ini merupakan perbandingan antara densitas
padatan dengan densitas air.
(2.5)
Berat jenis semu
Berat jenis semu merupakan perbandingan antara massa batuan
kering dengan massa air, dimana volume air sama dengan volume
batuan.
(2.6)
3. Kadar air (water content)
Kadar air merupakan perbandingan antara massa air dalam batuan
terhadap massa padatan batuan. Kadar air hanya dapat ditemukan pada
kondisi batuan natural dan jenuh sehingga dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :
Kadar air natural
kadar air natural merupakan perbandingan antara massa air dalam
batuan pada kondisi natural terhadap massa padatan batuan,yang
dinyatakan dalam persen (%)
(2.7)
Kadar air jenuh
Kadar air jenuh merupakan perbandingan antara massa air dalam
batuan pada kondisi jenuh terhadap massa padatan batuan,yang
dinyatakan dalam persen (%)
13
(2.8)
4. Derajat kejenuhan (degree of saturation)
Derajat kejenuhan merupakan perbandingan antara kadar air dalam kondisi
natural dengan kadar air dalam kondisi jenuh, dinyatakan dalam persen
(%)
(2.9)
5. Porositas (porosity)
Porositas merupakan perbandingan antara volume rongga pada batuan
dengan volume total, dinyatakan dalam persen (%)
(2.10)
6. Nisbah pori (void ratio)
Merupakan perbandingan antara volume rongga pada batuan dengan
volume batuan asli.
(2.11)
2.4 Sifat Mekanik Batuan
Selain sifat fisik, setiap batuan memiliki sifat mekanik yang dapat menjelaskan
karakteristik batuan. Sifat mekanik batuan bisa didapatkan dari pengujian
laboratorium. Berikut adalah penjelasan dari sifat mekanik batuan.
2.4.1 Kuat Tekan Batuan (σc)
Kuat tekan batuan dapat diperoleh dari uji kuat tekan uniaksial. Kuat tekan batuan
merupakan tegangan maksimum yang dapat ditanggung contoh batuan uji sesaat
sebelum runtuh atau hancur (failure) dengan kondisi tidak adanya pengaruh
tegangan pemampatan. Kuat tekan batuan dapat ditentukan dengan persamaan
berikut ini.
(2.12)
14
dengan :
σc : Kuat tekan batuan (MPa)
F : Gaya maksimum sesaat sebelum contoh batuan uji runtuh (kN)
A : Luas permukaan contoh batuan uji yang kontak dengan plat
penekan (mm2)
Contoh batuan uji berbentuk silinder dengan perbandingan panjang (L) dan
diameter ( D) bervariasi dari 2 < L/D < 2,5. Nilai L/D pada rentang nilai tersebut
dipilih karena contoh uji mengalami distribusi tegangan yang lebih seragam dan
mengalami deformasi elastik yang stabil. Contoh batuan uji yang memiliki L/D >
2,5 akan mempunyai nilai UCS yang lebih kecil dan akan lebih cepat mengalami
keruntuhan. Contoh batuan uji yang memiliki L/D < 2,5 akan mempunyai nilai
UCS yang relatif besar dan akan lebih kuat (Rai, Kramadibrata,1991)
Penyebaran tegangan di dalam contoh batu secara teoritis adalah searah dengan
gaya yang dikenakan pada contoh tersebut. Menurut Kramadibrata (1991), bentuk
pecah contoh batuan uji akan bervariasi bergantung pada jenis batuan, kondisi
rekahan awal (pre-existing crack) dan sistem mesin kuat tekan
2.4.2 Modulus Elastisitas atau Modulus Young (E)
Modulus elastisitas adalah karakteristik yang menyatakan kemampuan batuan
untuk mempertahankan kondisi elastiknya. Modulus elastisitas didapatkan dari
pengujian kuat tekan uniaksial. Modulus elastisitas didefinisikan sebagai
perbandingan antara tegangan yang diberikan pada sumbu tertentu dengan
regangan yang terjadi pada sumbu tersebut. Nilai modulus elastisitas diturunkan
dari kemiringan kurva tegangan-regangan pada tahapan deformasi elastis batuan,
yaitu bagian yang linier pada kurva tersebut. Persamaan yang digunakan untuk
mendapatkan nilai modulus elastisitas adalah
(2.13)
(2.14)
15
dengan :
E : Modulus Young (MPa)
∆σ : Perbedaan tegangan aksial (MPa)
∆ɛa : Perbedaan regangan aksial (%)
∆l : Perubahan panjang contoh batuan uji (mm)
l : Panjang awal contoh batuan uji (mm)
Terdapat tiga cara dalam penentuan nilai modulus elastisitas melalui penurunan
kemiringan kurva yaitu :
1. Modulus elastisitas Sekan (Secant Young’s Modulus) yaitu modulus yang
diukur dari perbandingan antara tegangan dan regangan aksial, dimulai
dari tegangan = 0 sampai tegangan = 50% c
2. Modulus Elastisitas Tangensial (Tangent Young’s Modulus) yaitu modulus
yang dikur dari perbandingan antara tegangan dan regangan aksial,
dimulai dari tegangan = 0 sampai tegangan = 50% yp
3. Modulus Elastisitas Rata-rata (Average Young’s Modulus) yaitu modulus
yang diukur dari rata-rata kemiringan kurva atau bagian linear terbesar
dari kurva.
Gambar II.4 Penentuan Nilai Modulus Young Menggunakan Kurva
Tegangan Regangan (Rai dkk, 2012)
16
2.4.3 Nisbah Poisson (υ)
Ketika contoh batuan ditekan pada sumbu aksialnya, maka akan terjadi regangan
pada sumbu aksial dan dua sumbu lateral yang tegak lurus dengan sumbu aksial.
Kecenderungan material untuk mengkerut atau mengembang dalam arah tegak
lurus terhadap arah pembebanan dikenal sebagai efek poisson.
Gambar II.5 Regangan Aksial dan Regangan Lateral Akibat Pembebanan di
Sumbu Aksial (Rai dkk, 2012)
Nisbah Poisson didefinisikan sebagai negatif dari perbandingan antara regangan
lateral terhadap regangan aksial dengan persamaan :
(2.15)
dengan :
υ : Nisbah Poisson
ɛl : Regangan lateral (%)
ɛa : Regangan aksial (%)
∆d : Perubahan diameter contoh batuan uji (mm)
∆l : Perubahan panjang contoh batuan uji (mm)
d : Diameter awal contoh batuan uji (mm)
l : Panjang awal contoh batuan uji (mm)
17
Jika nilai poisson ratio dari contoh batuan kecil maka batuan tersebut mempunyai
sifat brittle, sedangkan jika nilai poisson ratio dari contoh batuan besar maka
contoh batuan mempunyai sifat ductile.
2.4.4 Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik
Gelombang ultrasonik termasuk dalam kelompok getaran mekanik yang
melibatkan gaya mekanik selama melakukan penjalaran dalam suatu medium.
Gelombang ini tergantung pada elastisitas medium penjalarnya yang dapat terlihat
dari perubahan panjang gelombang jika dijalarkan pada medium dengan
perbedaan elastisitas.
Cepat rambat gelombang ultrasonik dapat dijadikan indeks derajat retakan atau
rekahan dalam contoh batuan. Lama dan Vutukuri (1978) menemukan beberapa
faktor yang mempengaruhi cepat rambat gelombang ultrasonik antara lain tipe
batuan, komposisi dan ukuran butir, bobot isi, kandungan air dan porositas,
temperatur, kehadiran bidang lemah, anisotropi, dan tingkat tekanan.
Prosedur untuk melakukan uji cepat rambat gelombang ultrasonik merujuk kepada
ISRM (1981), dimana untuk mengukur cepat rambat gelombang ultrasonik adalah
dengan memberikan pulsa pada salah satu ujung contoh batuan dengan transduser.
Ketika pulsa telah mencapai ujung batuan yang lain, pulsa akan ditangkap oleh
transduser kedua sehingga dapat ditentukan waktu penjalarannya.
Alat yang biasanya digunakan dalam pengukuran cepat rambat gelombang
ultrasonik adalah alat PUNDIT (Portable Unit Non-destructive Digital Indicated
Tester). Cepat rambat gelombang ultrasonik dirumuskan sebagai berikut.
(2.16)
dengan :
V : Cepat rambat gelombang ultrasonik (m/s)
L : Panjang contoh batuan uji (m)
t : Waktu penjalaran gelombang (s)
18
BAB III
PENGUJIAN DI LABORATORIUM
Pengujian contoh batuan uji dilakukan di Laboratorium Geomekanika dan
Peralatan Tambang Departemen Teknik Pertambangan Institut Teknologi
Bandung. Pengujian yang dilakukan antara lain : uji sifat fisik, uji sifat mekanik
(uji cepat rambat gelombang ultrasonik, uji kuat tekan uniaksiaksial, dan Uji kuat
tekan uniaksial dengan variasi temperatur), serta uji Termal konduktivitas dengan
prinsip aliran satu dimensi.
3.1 Pembuatan dan Preparasi Contoh Batuan Uji
Pada penelitian ini , digunakan contoh batuan uji berupa campuran semen dan
agregat (pasir). Pencampuran semen dan agregat dilakukan dengan perbandingan
volume yang diinginkan.
Tabel III.1 Perbandingan Volume Pasir dan Semen
Contoh
Batuan Uji
Komposisi
Pasir Semen
A 3.00 1.00
B 2.00 1.00
C 1.00 1.00
Hal pertama yang dilakukan untuk membuat campuran semen dan pasir yaitu
menakar semen dan pasir dengan gelas ukur, dimana satu volume utuh dari gelas
penakar merupakan 1 satuan volume. Kemudian pasir dan semen diaduk didalam
wadah, hal ini dilakukan agar semen dan pasir tercampur dengan rata. Air
ditambahkan ke dalam campuran sedikit demi sedikit sembari diaduk. Air
membantu proses kimia dalam pengikatan antara semen dan pasir.penambahan
jumlah air harus diperhatikan karena jika jumlah air terlalu banyak maka akan
mengakibatkan campuran semen dan pasir terlalu lunak dan mengakibatkan
19
kekuatan nya pun menurun, dan jika jumlah airnya terlalu banyak maka semen
dan pasir tidak akan berikatan.
Setelah proses pengadukan selesai, campuran semen dan pasir dimasukan
kedalam pipa PVC yang berfungsi sebagai cetakan, dimana sebelumnya pipa PVC
telah diolesi dengan oli untuk mempermudah proses pelepasan campuran dari
pipa. Setelah proses pencetakan selesai, campuran dibiarkan mengering selama 28
hari agar mengeras dengan sempurna.
Ketika campuran telah mengering, maka dilakukan pemotongan untuk
mendapatkan contoh batuan uji agar mendapatkan perbandingan panjang terhadap
diameter yang diinginkan.kemudian contoh batuan uji dihaluskan permukaannya
sehingga permukaan contoh menjadi halus dan rata.
Gambar III.1 Pembuatan Contoh Batuan Uji (Kiri) dan Pemotongan Contoh
Batuan Uji (Kanan)
3.2 Uji Konduktivitas Termal
Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan properti termal conto batuan uji
berupa nilai konduktivitas termal (k). Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali
untuk masing-masing contoh batuan uji.
3.2.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada uji sifat fisik antara lain:
1. Oven Pemanas modifikasi 200vA
20
2. 6 buah Thermocouple tipe K
3. Data Logger merk Omega tipe daq-54
4. Laptop
5. Jangka Sorong
6. Sarung tangan tahan panas
3.2.2 Prosedur Pengujian
1 Mengukur conto batuan uji agar sesuai syarat (diameter 5,4 cm dan
tinggi 6 cm)
2 Melakukan preparasi alat pemanas dengan memasang conto batuan uji
kedalam oven modifikasi
3 Memasang Thermocouple di Data Logger
4 Menyambungkan Data Logger dengan Laptop
5 Melakukan kalibrasi Thermocouple dengan mencelupkan
Thermocouple kedalam air mendidih dan dilihat temperaturnya di
laptop
6 Memulai percobaan dengan mengatur suhu oven
7 Memantau perubahan suhu Thermocouple di laptop
8 Menghentikan percobaan setelah tidak ada kenaikan suhu pada masing-
masing Thermocouple
3.3 Pengujian Sifat Fisik
Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan properti fisik contoh batuan uji
seperti bobot isi, berat jenis, kadar air, derajat kejenuhan, porositas, serta angka
pori. Pengujian sifat fisik dilakukan pada ketika jenis beton dimana diambil tiga
buah beton sisa dari pemotongan contoh batuan uji. Beton sisa pemotongan
diambil karena tidak ada ketentuan khusus untuk dimensi dan bentuk spesimen
dalam pengujian sifat fisik.
3.3.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada uji sifat fisik yaitu
21
1. Timbangan
2. Desikator
3. Pompa Vakum
4. Wadah berisi air
5. Oven
6. Jangka Sorong
Gambar III.2 Peralatan Uji Sifat Fisik
Keterangan : (dari kiri atas searah jarum jam)
Timbangan, Desikator dan Pompa Vakum, Oven, Jangka Sorong, Wadah Berisi Air
3.3.2 Prosedur Pengujian
1 Menimbang contoh batuan uji untuk mendapatkan berat natural (Wn)
2 Memasukkan contoh batuan uji kedalam desikator berisi air selama 24
jam serta menghisap seluruh udara yang ada dalam desikator dengan
pompa vakum sampai tidak ada gelembung udara yang keluar dari
contoh batuan uji yang berada pada kondisi jenug
3 Mengeluarkan contoh batuan uji dari desikator dan menimbang berat
jenuhnya (Ww)
22
4 Menimbang contoh batuan uji dalam kondisi tergantung di dalam
wadah berisi air untuk mendapatkan berat jenuh tergantung (Ws)
5 Memasukkan contoh batuan uji ke dalam oven selama 24 jam pada
temperatur sekitar 90 C untuk mengeringkannya
6 Mengeluarkan contoh batuan uji dari oven dan menimbang berat
keringnya (Wo)
3.4 Pengujian Sifat Mekanik
Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan properti mekanik contoh batuan uji.
Pengujian yang dilakukan yaitu Uji Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik, Uji
Kuat Tekan Uniaksial, Serta Uji Kuat Tekan Uniaksial dengan Pembebanan
Panas.
3.4.1 Uji Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik
Contoh batuan uji dengan panjang tertentu diberikan pada salah satu ujungnya
dengan transduser. Pulsa akan merambat dan diterima oleh transduser di ujung
lain dari contoh batuan. Kecepatan perambatan gelombang ultrasonik dalam
medium berupa contoh uji didapatkan dari pengujian ini.
3.4.1.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam uji cepat rambat gelombang mekanik antara lain :
1. Portable Unit Non-destructive Digital Indicated Tester (PUNDIT)
2. Jangka sorong
3. Gemuk
23
Gambar III.3Mesin PUNDIT
3.4.1.2 Prosedur Pengujian
1. Mempersiapkan alat PUNDIT
2. Melakukan kalibrasi waktu perambatan pada PUNDIT dengan
menggunakan material kalibrasi, PUNDIT dikalibrasi sampai waktu
perambatan gelombang ultrasonik pada material kalbrasi adalah 55,1 µs
3. Melumasi kedua ujung contoh batuan uji dengan gemuk
4. Menempatkan contoh batuan uji diantara transduser.
5. Mencatat waktu perambatan gelombang ultrasonik primer yang terbaca
pada layar alat PUNDIT
3.4.2 Uji Kuat Tekan Uniaksial
Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan properti mekanik contoh batuan uji
berupa kuat tekan (σc), modulus elastisitas atau modulus Young (E), serta nisbah
Poisson (υ).Akan dilakukan pengukuran gaya tekan dengan interval tertentu,
pengukuran deformasi lateral sampai contoh batuan uji runtuh.Pengujian
dilakukan sebanyak tiga kali untuk masing-masing contoh batuan uji.
3.4.2.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan pda uji kuat tekan uniaksial antara lain:
24
1. Mesin tekan merk Hung Ta tipe HT 8391 dengan kapasitas gaya
maksimum 2000 kN
2. Dial gauge
3. Stop Watch
4. Jangka sorong
Gambar III.4 Peralatan Uji Kuat Tekan Uniaksial
Keterangan: (dari kiri ke kanan)
Mesin Tekan Merk Hung-Ta, Dial Gauge, Stop Watch
3.4.2.2 Prosedur Pengujian
1 Mengukur dimensi contoh batuan uji untuk memenuh persyaratan
perbandingan panjang terhadp lebar 2-2,5
2 Meletakkan contoh batuan uji diantara plat atas dan plat bawah
3 Memasang tiga buah dial gauge pada mesin kuat tekan untuk mengukur
deformasi aksial, deformasi lateral 1, dan deformasi lateral 2.
4 Menyalakan mesin tekan sampai plat atas mengalami kontak dengan
permukaan atas contoh batuan uji kemudian mematikannya
5 Mengatur jarum penunjuk pada ketiga dial gauge agar berada di posisi nol
6 Menyalakan kembali mesin kuat tekan dan mulai melakukan pembacaan
gaya dengan interval 2 kN sembari mencatat deformasi aksial dan
lateralnya hingga terjadi failure
25
7 Mematikan mesin tekan dan mencatat besar gaya saat contoh batuan uji
failure
8 Melakukan prosedur yang sama untuk contoh batuan uji lain.
3.4.3 Uji Kuat Tekan Uniaksial dengan Pembebanan Panas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tekan contoh batuan uji (σc),
modulus elastisitas atau modulus Young (E), serta nisbah Poisson (υ) pada
temperatur tertentu.Contoh batuan uji dipanaskan dengan durasi 24, 72, dan 168
jam didalam oven dan furnace dengan variasi suhu tertentu. Setelah dipanaskan ,
cotoh batuan uji akan segera dimasukkan ke alat pemanas portable untuk
dilakukan uji kuat tekan dengan pembebanan panas.
3.4.3.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada uji kuat tekan uniaksial antara lain :
1. Mesin Kuat tekan merk Hung Ta tipe HT 8391 dengan kapasitas gaya
maksimum 2000 kN
2. Dial Gauge yang telah dimodifikasi
3. Oven atau Furnace
4. Oven portable
5. Stop watch
6. Sarung tangan tahan panas
7. Jangka sorong
3.4.3.2 Prosedur Pengujian
1. Mengkur dimensi contoh batuan uji (syarat perbandngan panjang terhadap
lebar 2- 2.5)
2. Memanaskan contoh batuan uji dalam oven dengan panas bervariasi dari
500 C sampai 300
0 C dengan durasi pemanasan 24, 72, dan 168 jam
3. Memindahkan contoh batuan uji yang telah dipanaskan ke dalam oven
portable
26
4. Meletakkan contoh batuan uji dan oven portable diantara plat atas dan
plat bawah mesin tekan dengan permukaan bawah menempel pada plat
bawah
5. Memasang tiga buah dial gauge yang telah dimodifikasi untuk mengukur
deformasi lateral 1 dan deformasi lateral 2, serta dial gauge untuk
mengukur deformasi aksial.
6. Menyalakan mesin tekan sampai plat atas mengalami kontak dengan
permukaan atas contoh batuan uji kemudian mematikannya
7. Mengatur jarum penunjuk pada ketiga dial gauge hingga berada pada
posisi nol
8. Menyalakan kembali mesin tekan dan mulai melakukan pembacaan gaya
dengan interval 2 kN sembari mencatat deformasi aksial serta lateral
hingga failure
9. Mematikan mesin tekan dan mencatat besar gaya ketika contoh batuan uji
terjadi failure
10. Melakukan prosedur yang sama untuk contoh batuan uji lain
27
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
4.1 Hasil Uji Konduktivitas Termal
Pada pengujian untuk menentukan nilai konduktivitas termal, pemanasan terhadap
conto batuan uji haruslah mencapai keadaan steady state dimana tidak adanya
perubahan temperatur terhadap waktu untuk setiap Termocouple. Berikut grafik
perbandingan temperatur dengan waktu pada Thermocouple 3 dan 4
Gambar IV.1 Grafik Perbandingan Nilai Temperatur Dengan Waktu
Dari Gambar IV.1, dapat dilihat perbedaaan untuk mencapai keadaan Steady State
dari pengujian. Pengujian menggunakan suhu 500C lebih cepat mencapai keadaan
Steady State dibandingkan dengan pengujian yang melibatkan suhu 1000C dan
1500C dan kemudian semakin panas temperatur pengujian, maka akan semakin
lama conto batuan uji untuk mencapai keadaan Steady State. Setelah mencapai
28
keadaan Steady State, maka dapat dibuat grafik perbandingan temperature
terhadap jarak setiap Thermocouple
Gambar IV.2 Grafik Perbandingan Nilai Temperatur Dengan Jarak
Thermocouple
Dari gambar IV.2 dapat dilihat untuk jarak 0 sampai 0,03 merupakan tempat
pemasangan Thermocouple 1 dan 2, dan dari jarak 0,09 sampai 0,12 merupakan
tempat pemasangan Thermocouple 5 dan 6, dimana Thermocouple 1,2,5, dan 6
bersentuhan dengan alumunium. Thermocouple dan 4 bersentuhan dengan conto
batuan uji. Kemiringan kurva pada Thermocouple 1,2,5,dan 6 sangat landai, yang
artinya perbedaan temperaturnya sedikit, sehingga menandakan nilai termal
konduktivitas nya besar, sedangkan untuk Thermocouple 3 dan 4 mempunya
kemiringan yang curam, dimana terdapat perbedaan temperatur yang besar antara
keduanya. Ini menandakan conto batuan uji memiliki nilai termal konduktivitas
yang lebih rendah dibandingkan alumunium.
Dari gambar IV.2, dapat ditentukan nilai konduktivitas termal conto batuan uji
yang akan ditampilkan pada tabel IV.1
29
Tabel IV.1 Nilai Konduktivitas Termal
T (oC) k (W/mK)
50 60,160
100 108,277
150 187,000
4.2 Hasil Uji Sifat Fisik
Untuk mendapatkan properti fisik dari contoh batuan uji, dibutuhkan beberapa
data, yaitu :
Massa natural (Wn), yang diperoleh dengan menimbang contoh batuan uji
secara alamiah.
Massa jenuh (Ww), yang diperoleh dengan terlebih dahulu menjenuhkan
contoh batuan uji kemudian menimbangnya.
Massa jenuh tergantung dalam air (Ws), yang diperoleh dengan
menimbang contoh batuan uji jenuh di dalam air.
Massa kering (Wo), yang diperoleh dengan terlebih dahulu mengeringkan
contoh batuan uji kemudian menimbangnya.
Setelah data di atas didapatkan, selanjutnya dapat dilakukan perhitungan dengan
menggunakan persamaan 2.2 sampai 2.11. Berikut ini akan ditampilkan properti
fisik dari ketiga contoh batuan uji. Adapun nilai yang ditampilkan adalah nilai
maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata, serta simpangan baku.
30
Tabel IV.2 Densitas Contoh Batuan Uji
Contoh
Batuan Uji Nilai
Bobot Isi / Densitas (kg/m3)
Natural Jenuh Kering
A
Maksimum 1757,05 1982,76 1724,14
Minimum 1648,73 1859,18 1525,32
Rata-rata 1712,21 1937,40 1634,01
Standar Deviasi 56,51 68,03 100,70
B
Maksimum 1924,31 1969,43 1633,19
Minimum 1685,63 1946,11 1586,83
Rata-rata 1767,18 1961,37 1607,27
Standar Deviasi 136,11 13,22 23,66
C
Maksimum 1558,74 1842,90 1506,83
Minimum 1112,32 1811,59 1487,92
Rata-rata 1399,54 1822,24 1495,02
Standar Deviasi 249,23 17,89 10,30
Properti fisik yang akan dijelaskan adalah densitas contoh batuan uji. Densitas
merupakan gambaran dari kerapatan butiran penyusun sebuah material. Tabel
IV.2 menunjukkan bahwa untuk kondisi natural, jenuh, dan kering, contoh batuan
uji B memiliki nilai densitas rata-rata paling tinggi. Hal tersebut menyatakan
bahwa butiran penyusun contoh batuan uji B memiliki tingkat kerapatan yang
paling tinggi dibandingkan dengan contoh batuan uji A dan C. Namun dapat
terlihat juga bahwa perbedaan nilai densitas untuk ketiga contoh batuan uji tidak
terlalu signifikan terutama untuk densitas jenuh. Hal ini menunjukkan bahwa
kemungkinan kuantitas rongga atau pori pada ketiga contoh batuan uji tidak
berbeda jauh. Untuk membuktikannya, dapat digunakan data mengenai kuantitas
air dan pori pada contoh batuan uji.
Tabel IV.3 Kuantitas Air Pada Contoh Batuan Uji
Contoh Batuan
Uji Nilai
Kadar Air (%) Derajat
Kejenuhan
(%) Natural Jenuh
A
Maksimum 8,09 21,89 36,97
Minimum 1,91 15,00 12,73
Rata-rata 4,91 18,70 24,77
Standar Deviasi 3,09 3,47 12,12
31
B
Maksimum 17,83 22,90 86,58
Minimum 5,61 20,59 24,49
Rata-rata 9,89 22,04 46,19
Standar Deviasi 6,88 1,27 35,01
C
Maksimum 3,45 22,30 15,45
Minimum 25,24 21,60 116,04
Rata-rata 6,43 21,89 29,67
Standar Deviasi 16,30 0,37 74,82
Tabel IV.3 memperlihatkan data tentang kuantitas air pada contoh batuan uji.
Dapat dilihat pada tabel di atas, untuk kadar air pada kondisi natural, contoh
batuan uji C memiliki nilai yang paling tinggi, sedangkan contoh batuan uji A
memiliki nilai paling rendah. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan lamanya
waktu pengeringan. Sebelum pengujian sifat fisik, contoh batuan uji yang dibuat
pertama kali adalah contoh batuan uji A, diikuti contoh batuan uji B, dan yang
terakhir contoh batuan uji C. Sehingga pada saat pengujian dilakukan, contoh
batuan uji A telah dikeringkan selama 30 hari, contoh batuan uji B dikeringkan
selama 29 hari, sedangkan contoh batuan uji C dikeringkan selama 28 hari. Pada
dasarnya, selama proses pengeringan akan terjadi penguapan dari air yang
terkandung dalam contoh batuan, dan dapat diduga bahwa penguapan air paling
sedikit terjadi pada contoh batuan uji C. Jika melihat pada kadar air jenuh, contoh
batuan uji A memiliki nilai paling rendah yang diprediksi akibat tingginya
kerapatan butiran penyusun, serta rendahnya kuantitas pori. Dengan
membandingkan kadar air pada kondisi natural dan jenuh, dapat diketahui tingkat
kejenuhan masing-masing contoh batuan uji. Tingkat kejenuhan paling rendah
dimiliki oleh contoh batuan uji A, yaitu 24,77% karena memiliki kadar air pada
kondisi natural yang rendah dan kadar jenuh yang juga rendah. Sedangkan tingkat
kejenuhan paling tinggi dimiliki contoh batuan uji B, yaitu 46,19%.
Tabel IV.4 Kuantitas Pori Pada Contoh Batuan Uji
Contoh Batuan
Uji Nilai
Porositas
(%)
Void
Ratio
A Maksimum 33,39 0,50
Minimum 25,86 0,35
32
Rata-rata 30,34 0,44
Standar Deviasi 3,96 0,08
B
Maksimum 36,68 0,58
Minimum 33,62 0,51
Rata-rata 35,41 0,55
Standar Deviasi 1,59 0,04
C
Maksimum 33,61 0,51
Minimum 32,19 0,47
Rata-rata 32,72 0,49
Standar Deviasi 0,77 0,02
Properti fisik terakhir yang akan dibahas adalah kuantitas pori yang terkandung
pada contoh batuan uji. Seperti yang diketahui, batuan tidak sepenuhnya tersusun
atas padatan saja, terdapat juga kehadiran air dan udara (dalam bentuk rongga)
dalam jumlah tertentu
Gambar IV.3 Ilustrasi Komposisi Batuan
Gambar IV.3 dapat memberikan ilutrasi tentang komposisi batuan pada tiga
kondisi. Secara alamiah, batuan tersusun oleh padatan, air, dan udara (dalam
bentuk rongga) masing-masing pada jumlah tertentu. Ketika dijenuhkan, rongga
terisi sepenuhnya oleh air. Sedangkan pada kondisi kering, tidak ditemukan
kehadiran air pada batuan.
33
Istilah porositas pada tabel IV.3 digunakan untuk menyatakan banyaknya pori
yang secara alami terkandung dalam sebuah contoh batuan. Berdasarkan tabel
tersebut, dapat diketahui bahwa kandungan pori dari ketiga contoh batuan uji
tidak berbeda secara signifikan dengan contoh batuan uji A memiliki porositas
paling rendah, yaitu 30,34%, sedangkan contoh batuan uji C memiliki porositas
paling tinggi sebesar 45,28%. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan melihat
kembali analisis untuk tabel IV.3 yang menyebutkan bahwa kerapatan butiran
penyusun tertinggi dimiliki contoh batuan uji A, sedangkan yang paling rendah
dimiliki contoh batuan uji C. Semakin tinggi kerapatan butiran penyusun, maka
kemungkinan untuk hadirnya rongga akan semakin kecil. Sedangkan istilah void
ratio atau nisbah pori yang terdapat pada tabel IV.4 menyatakan jumlah dari pori
jika dibandingkan dengan padatan yang terdapat pada batuan. Dapat dilihat bahwa
semakin tinggi nilai porositas, maka nilai dari nisbah pori akan semakin tinggi.
4.3 Hasil Uji Sifat Mekanik
Pengujian sifat fisik yang dilakukan antara lain: uji cepat rambat gelombang
ultrasonik, uji kuat tekan uniaksial, serta uji kuat tekan uniaksial dengan pengaruh
temperatur. Hasil dari masing-masing pengujian akan dibahas lebih lanjut pada
beberapa sub bab di bawah ini.
4.3.1 Hasil Uji Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik
Untuk mendapatkan nilai cepat rambat gelombang ultrasonik (Vp) maka
dibutuhkan dua data, yaitu :
Panjang dari medium perambatan. Karena pada pengujian ini pulsa
diberikan pada bagian atas dan diterima pada bagian bawah sampel
(berbentuk core), maka yang digunakan adalah panjang dari sampel itu
sendiri. Dapat ditentukan dengan terlebih dahulu melakukan pengukuran
dimensi sampel (satuan dalam mm).
Waktu perambatan gelombang. Dapat ditentukan dengan pembacaan
angka yang tertera pada layar mesin PUNDIT (satuan dalam µs).
34
Setelah kedua data di atas didapatkan, selanjutnya dapat dilakukan perhitungan
dengan menggunakan persamaan 2.16. Nilai yang akan ditampilkan adalah nilai
maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata, serta standar deviasi.
Tabel IV.5 Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik Contoh Batuan Uji
Contoh
Batuan Uji Nilai Vp (m/s)
A
Maksimum 3234,31
Minimum 2940,79
Rata-rata 3078,05
Standar Deviasi 147,68
B
Maksimum 2544,56
Minimum 2075,30
Rata-rata 2376,72
Standar Deviasi 261,60
C
Maksimum 2510,31
Minimum 2058,76
Rata-rata 2308,38
Standar Deviasi 229,52
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang mekanik yang perambatannya
membutuhkan sebuah medium. Gelombang ini akan merambat lebih cepat dalam
medium padatan dibanding medium cairan maupun udara. Karenanya kecepatan
perambatan gelombang ultrasonik dapat digunakan untuk memprediksi ada atau
tidaknya, sedikit atau banyaknya cacat yang ada dalam suatu medium. Dalam
batuan, porositas merupakan cacat yang menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi cepatnya gelombang ultrasonik untuk merambat.
Berdasarkan tabel IV.5 dapat diketahui bahwa gelombang ultrasonik akan
merambat lebih cepat pada contoh batuan uji A, diikuti contoh batuan uji B dan C.
Hal ini dapat dijelaskan melalui analisis mengenai sifat fisik yang menyebutkan
bahwa kerapatan butiran contoh batuan uji A paling tinggi yang dinyatakan
dengan rendahnya nilai nisbah pori. Sedangkan contoh batuan uji C memiliki
kerapatan butiran paling rendah serta nilai porositas paling tinggi. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa semakin kompak batuan, maka gelombang
35
ultrasonik akan lebih cepat merambat yang dinyatakan dengan tingginya
kecepatan perambatan gelombang (Vp).
4.3.2 Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial
Dari uji kuat tekan uniaksial, didapatkan beberapa data yang dapat digunakan
untuk mendapatkan sifat mekanik contoh batuan uji seperti : kuat tekan, modulus
Young, serta nisbah Poisson. Adapun data yang dimaksud antara lain:
Gaya maksimum saat contoh batuan uji mengalami failure (Fmax), yang
dapat diperoleh dengan pembacaan angka pada mesin tekan.
Diameter dan panjang, yang dapat diperoleh dengan terlebih dahulu
melakukan pengukuran dimensi sampel pengujian.
Deformasi pada sumbu aksial (∆l) serta pada sumbu lateral (∆d), yang
dapat diperoleh dengan pembacaan angka pada dial gauge.
Perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.12 dan 2.14.
Selanjutnya, dari hasil pengolahan data dapat dibuat kurva tegangan regangan
untuk penentuan nilai modulus Young serta nisbah Poisson sembari melakukan
perhitungan dengan persamaan 2.13 dan 2.15. Adapun data yang akan ditampilkan
berupa nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata, serta standar deviasi dari
masing-masing sifat mekanik yang telah disebutkan sebelumnya.
Tabel IV.6 Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial
Jenis Beton UCS (MPa) E (MPa) v
A
Max 19,713 Max 3906,088 Max 0,242
Min 18,713 Min 2960,897 Min 0,215
Average 19,138 Average 3327,600 Average 0,224
St dev 0,517 St dev 506,938 St dev 0,016
B
Max 16,901 Max 2830,197 Max 0,242
Min 12,706 Min 2276,062 Min 0,205
Average 15,032 Average 2633,071 Average 0,227
St dev 2,134 St dev 309,740 St dev 0,020
C
Max 11,722 Max 2195,026 Max 0,330
Min 8,749 Min 1987,287 Min 0,273
Average 10,493 Average 2064,621 Average 0,299
St dev 1,552 St dev 113,583 St dev 0,029
36
Berdasarkan tabel IV.6, dapat terlihat bahwa nilai kuat tekan paling tinggi dimiliki
oleh contoh batuan uji A, diikuti contoh batuan uji B, dan nilai paling rendah
dimiliki oleh contoh batuan uji C. Nilai kuat tekan sendiri dipengaruhi oleh
beberapa hal seperti nilai void ratio dan ikatan antar butir. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, nilai void ratio contoh batuan uji A adalah yang paling
rendah sedangkan nilai porositas contoh batuan uji C adalah yang paling tinggi.
Dengan demikian, terdapat sebuah korelasi yaitu semakin rendah nilai porositas
maka nilai kuat tekan akan semakin rendah. Contoh batuan uji sendiri merupakan
campuran dari semen dan pasir yang serupa dengan beton. Dalam teori tentang
beton, kekuatan material sendiri dapat dipengaruhi oleh jumlah semen yang
digunakan karena semen dapat menguatkan ikatan antar butir agregat penyusun
beton. Pada penelitian ini, jumlah semen paling banyak digunakan pada contoh
batuan uji A, sedangkan yang paling sedikit digunakan pada contoh batuan uji C.
Sehingga diperkirakan kohesi atau kekuatan antar butir pada contoh batuan uji A
adalah yang paling kuat dan kohesi pada contoh batuan uji C adalah yang paling
lemah.
Nilai modulus Young pada penelitian ini adalah nilai modulus Young rata-rata
yang ditentukan pada daerah elastik (dimulai dari titik closing crack dan berakhir
pada yield point). Besarnya nilai modulus Young dipengaruhi oleh tegangan yang
mampu diterima serta regangan yang terjadi akibat tegangan tersebut. Dapat
dilihat pada tabel IV.6 bahwa nilai modulus Young berbanding lurus dengan nilai
kuat tekan dengan nilai tertinggi dimiliki contoh batuan uji A dan nilai paling
rendah dimiliki oleh contoh batuan uji C. Hal tersebut disebabkan deformasi dari
contoh batuan uji A tidak terlalu besar meskipun menerima tegangan yang cukup
besar, sementara hal sebaliknya terjadi pada contoh batuan uji C.
Sedangkan untuk nilai nisbah Poisson, kecenderungan nilainya akan berbanding
terbalik dengan kuat tekan batuan dengan nilai tertinggi dimiliki oleh contoh
batuan uji C dan nilai paling rendah dimiliki oleh contoh batuan uji A. Nisbah
Poisson dapat memberikan gambaran mengenai kekakuan dari contoh batuan uji.
Semakin kecil nilai dari nisbah Poisson maka contoh batuan uji akan semakin
37
kaku, begitu juga sebaliknya. Nisbah Poisson dipengaruhi oleh besarnya
deformasi baik aksial dan lateral selama proses pembebanan berlangsung.
Umumnya, nilai dari nisbah Poisson berkisar dari 0 sampai 0.5
4.3.3 Analisis Pengaruh Temperatur Terhadap Sifat Mekanik Batuan
Dari uji kuat tekan uniaksial dengan pengaruh temperatur, didapatkan beberapa
data yang dapat digunakan untuk mendapatkan sifat mekanik contoh batuan uji
seperti : kuat tekan, modulus Young, serta nisbah Poisson.
Perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.12 dan 2.14.
Selanjutnya, dari hasil pengolahan data dapat dibuat kurva tegangan regangan
untuk penentuan nilai modulus Young serta nisbah Poisson sembari melakukan
perhitungan dengan persamaan 2.13 dan 2.15. Adapun data yang akan ditampilkan
berupa nilai UCS, Modulus Young , nisbah Poisson, serta regangan aksial dari
masing-masing sifat mekanik berdasarkan variasi temperatur pengujian contoh uji
batuan.
Tabel IV.7 Hasil Uji Kuat Tekan Dengan Durasi Pemanasan 24 Jam
Jenis Beton UCS (MPa) E (MPa) v εa (%) T (oC)
A
19,138 3327,600 0,224 0,665 27
18,600 2619,099 0,392 0,975 50
18,287 2801,555 0,239 0,806 100
14,039 2002,165 0,206 0,975 150
20,418 2624,026 0,187 0,958 300
Jenis Beton UCS (MPa) E (MPa) v εa (%) T (
oC)
B
15,032 2633,071 0,227 0,647 27
8,525 1724,986 0,268 0,619 50
7,076 1518,772 0,338 0,540 100
8,000 1053,460 0,260 0,873 150
8,326 1150,643 0,296 0,820 300
Jenis Beton UCS (MPa) E (MPa) v εa (%) T (
oC)
C
10,493 2064,621 0,299 0,517 27
8,227 1927,195 0,242 0,496 50
7,588 1392,799 0,665 0,737 100
38
5,811 554,862 0,262 1,235 150
5,868 667,760 0,191 1,061 300
Tabel IV.8 Hasil Uji Kuat Tekan Dengan Durasi Pemanasan 72 Jam
Jenis Beton UCS (MPa) E (MPa) v εa (%) T (oC)
A
19,138 3327,600 0,224 0,665 27
20,440 2291,519 0,250 1,795 50
19,481 2975,385 0,233 1,028 100
17,804 2472,615 0,194 0,850 150
20,319 2731,506 0,736 0,989 200
17,349 2826,105 0,341 0,909 300
Jenis Beton UCS (MPa) E (MPa) v εa (%) T (
oC)
B
15,032 2633,071 0,227 0,647 27
9,307 2004,518 0,289 0,558 50
9,911 1453,345 0,269 1,155 100
6,451 791,826 0,291 1,036 150
8,824 1305,679 0,190 0,814 200
7,403 1180,465 0,295 0,737 300
Jenis Beton UCS (MPa) E (MPa) v εa (%) T (
oC)
C
10,493 2064,621 0,299 0,517 27
8,611 1775,531 0,293 0,571 50
7,843 1312,760 0,373 0,562 100
6,849 795,234 0,327 1,227 150
6,863 1299,510 0,333 0,972 200
6,550 724,703 0,340 0,762 300
Tabel IV.9 Hasil Uji Kuat Tekan Dengan Durasi Pemanasan 168 Jam
Jenis Beton UCS (MPa) E (MPa) v εa (%) T (oC)
A
19,138 3327,600 0,224 0,665 27
20,731 2961,828 0,156 0,823 50
20,518 3139,630 0,291 0,922 100
11,609 1461,463 0,201 0,989 150
14,706 2253,431 0,260 0,906 200
18,671 2156,830 0,173 0,706 250
20,104 2324,503 0,180 1,157 300
39
Jenis Beton UCS (MPa) E (MPa) v εa (%) T (oC)
B
15,032 2633,071 0,227 0,647 27
16,681 2815,457 0,301 0,848 50
14,266 2286,428 0,256 0,812 100
12,774 1699,773 0,277 0,947 150
16,355 2278,316 0,472 0,803 200
13,911 1930,227 0,152 0,764 250
22,871 1586,814 0,214 1,374 300
Jenis Beton UCS (MPa) E (MPa) v εa (%) T (oC)
C
10,493 2064,621 0,299 0,517 27
10,699 2477,775 0,315 0,551 50
9,676 1798,760 0,290 0,723 100
10,230 1315,081 0,349 1,139 150
9,051 1281,444 0,270 0,878 200
11,336 1321,166 0,309 1,134 250
9,439 1293,535 0,320 0,881 300
Dapat terlihat dari tabel IV.7 sampai tabel IV.9 bahwa nilai kuat tekan batuan
akan mengalami penurunan kekuatan seiring dengan kenaikan temperatur uji.
Nilai kuat tekan batuan pada temperatur 3000C lebih kecil dibandingkan dengan
nilai kuat tekan batuan pada pengujan suhu ruangan, baik untuk batuan A, B , dan
C. Hal tersebut dapat disebabkan oleh rusaknya ikatan antar butir dan ionik dari
contoh batuan. Semakin besar temperatur maka akan semakin lemah ikatan butir
dan ionik, dan jika semakin lama mengalami pemanasan, maka akan melemahkan
ikatan.
Demikian juga dengan nilai modulus Young. Dari tabel IV.7 sampai tabel IV.9
dapat dilihat bahwa nilai modulus Young mengalami penurunan kekuatan seiring
dengan kenaikan temperatur uji. Hal ini sebanding dengan penurunan nilai kuat
tekan batuan. Nilai nisbah Poisson pada pengujian mempunyai nilai yang
bervariasi, namun mempunyai kecenderungan penurunan nilai. Bervariasinya nilai
nisbah Poisson diakibatkan metode pengukuran regangan lateral yang kurang
representatif karena hanya diukur pada dua titik.
40
Sedangkan untuk nilai regangan aksial maksimum pada conto batuan uji
cenderung mengalami kenaikan seiring dengan temperatur conto batuan uji.
Kenaikan nilai regangan aksial maksimum menandakan bahwa conto batuan uji
akan bersifat relatif lebih ductile dibandingkan dengan kondisi pengujian pada
suhu ruangan.
4.3.4 Analisis Pengaruh Durasi Pemanasan Terhadap Sifat Mekanik
Batuan
Pada pengujian conto batuan uji melalui pemanasan dengan durasi tertentu dapat
di lakukan analisis sifat mekanik conto uji batuan.
4.3.4.1 Analisis Pengaruh Durasi Pemanasan Terhadap Nilai UCS
Gambar IV.4 Grafik Perbandingan Nilai UCS Conto Batuan Uji A,B,C
Dengan Durasi Pemanasan
Dari gambar IV.4 dapat dilihat hubungan nilai UCS setiap conto batuan uji
dengan durasi pemanasan. Secara garis besar ketiga conto uji batuan
memperlihatkan kenaikan nilai UCS seiring dengan lamanya pemanasan. Conto
batuan uji B mengalami kenaikan yang signifikan yang dapat dilihat dari sudut
kemiringan yang curam pada gambar IV.2. Conto batuan uji A memperlihatkan
hasil yang lebih bervariasi dibandingkan yang lain, dan conto batuan uji C
mengalami kenaikan nilai UCS namun kenaikan nilainya tidak terlalu signifikan
41
4.3.4.2 Analisis Pengaruh Durasi Pemanasan Terhadap Nilai Modulus Young
Gambar IV.5 Grafik Perbandingan Nilai Modulus Young Conto Batuan Uji
A,B,C Dengan Durasi Pemanasan
Dari gambar IV.5 dapat dilihat hubungan Nilai Modulus Young terhadap lamanya
pemanasan. Grafik yang didapatkan kurang lebih serupa dengan nilai UCS nya,
dimana ketiga nilai Modulus Young conto batuan uji mengalami kenaikan yang
signifikan. Conto batuan uji A mempunyai kecenderungan yang acak pada grafik,
berbeda dengan conto batuan uji B dan C yang mengalami kenaikan yang
signifikan dan dapat dilihat dari sudut kemiringan kurvanya.
4.3.4.3 Analisis Pengaruh Durasi Pemanasan Terhadap Nilai Nisbah Poisson
Gambar IV.6 Grafik Perbandingan Nilai Nisbah Poisson Conto Batuan Uji
A,B,C Dengan Durasi Pemanasan
42
Berbeda dengan nilai UCS dan modulus Young, pada nisbah Poisson, grafik yang
dihasilkan dari perbandingan dengan durasi pemanasan mempunyai kecendrungan
yang acak. Hal ini disebabkan karena kurang telitinya nilai nisbah Poisson
diakibatkan karena teknik pengambilan data yang hanya mengambil di dua titik
saat pengujian kuat tekan.
4.3.4.4 Analisis Pengaruh Durasi Pemanasan Terhadap Regangan Aksial
Gambar IV.7 Grafik Perbandingan Nilai Regangan Aksial Conto Batuan Uji
A,B,C Dengan Durasi Pemanasan
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya pengujian di laboratorium juga berdasarkan analisis dari
data yang telah didapatkan, maka dapat disimpulkan beberapa hal:
1. Pengaruh temperatur memberikan dampak yang signifikan terhadap
kekuatan conto batuan , dimana conto batuan uji yang dipanaskan dengan
temperatur sampai 3000C dengan durasi pemanasan selama 7 hari
mengalami penurunan nilai UCS, Modulus Young, serta nisbah Poisson
yang besar.
2. Pengaruh besarnya temperatur saat pengujian memberikan dampak yang
signifikan terhadap nilai termal konduktivitas conto batuan uji, dimana
contoh batuan uji yang mengalami pemanasan dengan temperatur 1500C
mempunyai nilai termal konduktivitas yang lebih besar daripada conto
batuan uji dengan pemanasan lebih rendah
5.2 Saran
Agar penelitian terkait pengaruh temperatur terhadap sifat fisik, mekanik, dan
termal yang mungkin akan dilakukan di kemudian hari dapat berlangsung dengan
lebih baik dan dapat dikembangkan, berikut ini adalah beberapa saran yang dapat
penulis berikan:
1. Melakukan pengujian dengan temperatur yang lebih besar dari 3000C
serta lebih kecil dari untuk mendapatkan perilaku efek temperatur
yang lebih akurat yang berguna dalam pemodelan UCG
2. Membuat design alat untuk melakukan uji Triaksial dengan kontrol
temperatur agar mendapatkan parameter sifat mekanik yang lebih
lengkap
44
3. Melakukan penyesuaian kriteria runtuh batuan konvensional dengan
mempertimbangkan pengaruh temperatur pada parameternya.
4. Melakukan pengujian Termal Konduktivitas dengan menggunakan
Thermocouple yang lebih teliti, dan dengan temperatur yang lebih
bervariasi
45
DAFTAR PUSTAKA
Advani, S.H., Lee, J.K., Min, O.K., Aboustit, B.L., Chen, S.M., Lee, S.C.
(1983): Stress mediated responses associated with UCG cavity and subsidence
predition modeling. Proceedings of the ninth annual underground coal gasification
symposium,282-292.
Ali, S.M., Pattanayak, P., Shubhra (2012): Underground coal gasification
techniques, problems and its solutions. International Journal of Engineering and
Innovative Technology, Vol. 2 (3), S. 129-134.
American Society for Testing Materials (1998): Standard Test Method for
Elastic moduli of Intact Rock Core Specimens in Uniaxial Compression. ASTM
D3148-96: American Society for Testing Materials. West Conshohocken, PA, S.
306-310.
Beath, A., Davis, B. (2006): UCG history (presentation). Underground coal
gasification workshop, Kolkata, India.
Bell, D.A., Towler, B.F., Fan, M.H. (2011): Coal gasification and its
applications, William Andrew/Elsevier.
Bieniawski, Z.T. (1974): Geomechanics classification of rock masses and its
application in tunnelling. Proceedings of the 3rd International Congress on Rock
46
Mechanics,Denver.27-32.
Burton, E., Friedmann, J., Upadhye, R. (2007): Best practices in underground
coal gasification. Lawrence Livermore National Laboratory.
Cermark, V., Rybach, L., Eds. (1982): Thermal conductivity and specific heat
of minerals and rocks. Physical properties of rocks, Berlin: Springer.
226.Bibliography
Chen, K.D., Yu, L. (1996): Experimental study on long-tunnel large-section two-
stage underground coal gasification. Mining Science and Technology, Balkema,
Rotterdam.313-316.
Coulomb, C.A. (1776): Essai sur une application des regles des maximis et
minimis a quelquels problemesde statique relatifs, a la architecture. Mem. Acad.
Roy.Div.Sav.,Vol.7,S.343-387.
de Pater, C.J., Wolf, K.H.A.A. (1992): High temperature properties of rock for
underground coal gasification. ISRM symposium: Eurock'92 rock
characterization, S. 310-320.
Evans, B., Fredrich, J.T., Wong, T.F. (1990): The brittle-ductile transition in
rocks: recent experimental and theoretical progress. The brittle-ductile transition
in rocks: the heard volume. A. G. Duba, W. B. Durham, J. W. Handin and H. F.
Wang,S.1-20.
47
Hettema, M.H.H., de Pater, C.J., Wolf, K.H.A.A. (1992): High temperature
properties of roof rock of coal. ISRM Symposium: Eurock'92, Chester. UK.
Thomas Telford services Ltd, S. 93-98.
Hewing, G., Hewel-Bundermann, H., Krabiell, K., Witte, P. (1988): Post-1987
R&D studies of underground coal gasification, Research Association for Second-
Generation Coal Extraction, Essen, Germany
Liu, Y.H., li, W.J., Xi, J.F., Sun, J.L., Liang, J. (2006): Analysis of the security
of coal's underground gasification. China coal, Vol. 32, S. 42-49
Perkins, G., Sahajwalla, V. (2007): Modelling of heat and mass transport
phenamena and chemical reaction in underground coal gasification. Chemical
engineering research and design, Vol. 85 (A3), S. 329-343.
Rai, M. A., Kramadibrata, S. K, Wattimena, R. K. 2012, Catatan Kuliah
Mekanika Batuan, Bandung: Penerbit ITB.
Somerton, W.H. (1992): Thermal properties and temperature-related behavior of
rock/fluid systems. Amsterdam, Elsevier.
Tian, Hong., (2013): Development of a Thermo Mechanical Model for Rocks
Exposed to High Temperature During Underground Coal Gasification, RWTH
Aachen,
48
Vosteen, H.D., Schellschmidt, R. (2003): Influence of temperature on thermal
conducitivity, thermal capacity and thermal diffusivity for different types of rock.
physics and chemistry of the earth, Vol. 28, S. 499-509.
Wai, R.S.C., Lo, K.Y. (1982): Temperature effects on strength and deformation
behavior of rocks in Southern Ontario. Can. Geotech. J., Vol. 19, S. 307-319.
50
Contoh
Catuan Uji
Kode
Sampel
D (mm) L (mm) L/D
1,0 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata
A
UCS A11 54,6 54,75 55 54,78 122 121,9 121,9 121,93 2,23
UCS A12 55,0 54,4 55 54,8 121,65 121,75 121,85 121,75 2,22
UCS A13 54,5 55 54,5 54,67 120,85 120,9 120,85 120,87 2,21
UCS A21 55,0 54,65 54,9 54,85 123,25 123,2 123,15 123,2 2,25
UCS A22 55,0 54,9 54,85 54,92 124,65 124,7 124,6 124,65 2,27
UCS A23 54,4 55 54,8 54,73 121,25 121,15 121,15 121,18 2,21
UCS A31 54,7 54,65 54,75 54,7 122,7 123,15 122,7 122,85 2,25
UCS A32 55,1 55,1 55,1 55,08 120,65 120,3 120,5 120,48 2,19
UCS A33 54,5 54,6 54,65 54,58 121,75 121,65 121,6 121,67 2,23
UCS A41 54,5 54,7 54,7 54,6 121,08 121,23 121,18 121,16 2,22
UCS A42 54,6 55,0 54,5 54,7 121,07 121,08 121,15 121,10 2,21
UCS A43 54,5 54,5 55,0 54,7 121,14 121,34 121,08 121,19 2,22
UCSA51 54,7 54,9 54,6 54,7 121,07 121,28 121,31 121,22 2,22
UCSA52 54,6 54,6 54,8 54,7 121,42 121,30 121,16 121,30 2,22
UCSA53 55,0 54,6 54,9 54,8 121,03 121,21 121,09 121,11 2,21
UCSA61 54,5 54,5 54,8 54,6 121,03 121,06 121,15 121,08 2,22
UCSA71 54,6 55,0 54,6 54,7 121,44 121,23 121,11 121,26 2,22
UCSA72 54,8 54,5 54,8 54,7 121,04 121,40 121,05 121,16 2,21
UCSA73 54,6 54,5 54,5 54,5 121,11 121,11 121,01 121,08 2,22
B
UCS B11 54,5 55,0 54,9 54,8 121,05 121,37 121,36 121,26 2,21
UCS B12 54,6 54,9 54,9 54,8 121,10 121,33 121,06 121,16 2,21
UCS B13 54,9 54,8 54,7 54,8 121,39 121,41 121,46 121,42 2,22
UCS B21 54,9 54,7 54,5 54,7 121,18 121,40 121,26 121,28 2,22
UCS B22 54,8 54,5 55,0 54,8 121,26 121,06 121,49 121,27 2,21
UCS B23 54,6 54,7 55,0 54,8 121,43 121,16 121,12 121,23 2,21
UCS B31 54,7 54,6 54,9 54,7 121,08 121,47 121,22 121,26 2,22
UCS B32 54,7 54,9 54,7 54,8 121,01 121,39 121,42 121,27 2,21
UCS B33 54,6 54,5 54,5 54,6 121,08 121,32 121,02 121,14 2,22
UCS B41 54,8 55,0 54,7 54,8 121,27 121,42 121,43 121,37 2,21
UCS B42 54,6 54,8 54,9 54,8 121,23 121,33 121,32 121,29 2,22
UCS B43 54,6 54,9 54,8 54,8 121,09 121,44 121,14 121,22 2,21
UCSB51 54,8 54,7 54,9 54,8 121,08 121,06 121,16 121,10 2,21
UCSB52 54,9 55,0 54,7 54,9 121,38 121,46 121,18 121,34 2,21
UCSB53 54,9 54,8 54,7 54,8 121,12 121,19 121,21 121,17 2,21
UCSB61 54,5 54,9 54,8 54,8 121,42 121,24 121,35 121,34 2,22
UCSB71 54,6 54,6 54,6 54,6 121,13 121,18 121,47 121,26 2,22
UCSB72 54,5 54,8 55,0 54,8 121,33 121,37 121,10 121,26 2,21
51
UCSB73 54,8 54,7 55,0 54,8 121,35 121,08 121,29 121,24 2,21
UCS C11 54,9 54,7 54,7 54,8 121,27 121,44 121,04 121,25 2,21
UCS C12 54,7 55,0 54,5 54,8 121,17 121,28 121,12 121,19 2,21
UCS C13 55,0 55,0 54,7 54,9 121,25 121,30 121,47 121,34 2,21
UCS C21 54,9 55,0 54,5 54,8 121,18 121,19 121,46 121,28 2,21
UCS C22 55,0 54,6 54,7 54,8 121,27 121,38 121,32 121,32 2,22
UCS C23 54,6 54,5 54,9 54,7 121,01 121,45 121,38 121,28 2,22
UCS C31 54,6 54,6 54,6 54,6 121,15 121,05 121,11 121,11 2,22
UCS C32 54,5 54,8 54,9 54,8 121,21 121,05 121,11 121,12 2,21
UCS C33 54,7 54,9 54,9 54,8 121,05 121,41 121,35 121,27 2,21
UCS C41 55,0 54,9 54,8 54,9 121,03 121,38 121,29 121,23 2,21
UCS C42 54,9 54,9 54,8 54,9 121,11 121,35 121,20 121,22 2,21
UCS C43 54,8 55,0 54,7 54,8 121,19 121,44 121,26 121,30 2,21
UCSC51 54,9 54,6 54,7 54,7 121,33 121,41 121,12 121,29 2,22
UCSC52 54,7 54,7 54,6 54,7 121,29 121,11 121,00 121,13 2,22
UCSC53 54,6 54,9 54,6 54,7 121,09 121,15 121,00 121,08 2,21
UCSC61 54,8 55,0 54,9 54,9 121,30 121,37 121,05 121,24 2,21
UCSC71 54,7 54,8 54,9 54,8 121,46 121,23 121,33 121,34 2,21
UCSC72 54,6 54,6 54,5 54,6 121,21 121,26 121,00 121,16 2,22
UCSC73 54,5 54,7 55,0 54,7 121,24 121,44 121,49 121,39 2,22
53
Contoh
Batuan
Uji
Kode
Sampel
Bobot Isi / Densitas (kg/m3) Kadar Air (%)
Natural Jenuh Kering Natural Jenuh
A
SF A1 1730,83 1970,27 1652,58 4,73 19,22
SF A2 1648,73 1859,18 1525,32 8,09 21,89
SF A3 1757,05 1982,76 1724,14 1,91 15,00
B
SF B1 1924,31 1969,43 1633,19 17,83 20,59
SF B2 1691,62 1968,56 1601,80 5,61 22,90
SF B3 1685,63 1946,11 1586,83 6,23 22,64
C
SF C1 3961,41 1811,59 1112,32 33,77 62,87
SF C2 1527,57 1812,22 1490,31 2,50 21,60
SF C3 1558,74 1842,90 1506,83 3,45 22,30
Contoh
Batuan
Uji
Kode
Sampel
Derajat
Kejenuhan
(%)
Porositas
(%)
Void
Ratio
A
SF A1 24,63 31,77 0,47
SF A2 36,97 33,39 0,50
SF A3 12,73 25,86 0,35
B
SF B1 86,58 33,62 0,51
SF B2 24,49 36,68 0,58
SF B3 27,50 35,93 0,56
C
SF C1 16,04 69,93 2,33
SF C2 11,57 32,19 0,47
SF C3 15,45 33,61 0,51
55
Kode
Sampel
Panjang
(mm)
Waktu
Perambatan
(µs)
Vp (m/s)
UCS A11 121,93 40,6 3003,202
UCS A12 121,75 40 3043,75
UCS A13 120,87 41,7 2898,5612
UCS A21 123,20 40,9 3012,2249
UCS A22 124,65 39,2 3179,8469
UCS A23 121,18 39,6 3060,101
UCS A31 122,85 38,5 3190,9091
UCS A32 120,48 39,6 3042,4242
UCS A33 121,67 37,9 3210,2902
UCS A41 121,18 38,5 3147,4651
UCS A42 121,26 39,4 3077,7411
UCS A43 121,20 39,4 3076,1371
UCSA51 121,30 40,9 2965,6879
UCSA52 121,34 39,7 3056,519
UCSA53 121,18 39,6 3060,0864
UCSA61 121,27 40,6 2986,8401
UCSA71 121,30 39,4 3078,6883
UCSA72 121,41 39,9 3042,79
UCSA73 121,33 37,3 3252,6992
UCS B11 121,20 38,5 3148,1605
UCS B12 121,19 39 3107,523
UCS B13 121,33 38,6 3143,2875
UCS B21 121,17 38 3188,5555
UCS B22 121,31 39 3110,6189
UCS B23 121,36 42,6 2848,917
UCS B31 121,30 44 2756,7935
UCS B32 121,14 44,6 2716,2223
UCS B33 121,28 43,3 2800,9223
UCS B41 121,09 42,2 2869,5291
UCS B42 121,16 43 2817,6366
UCS B43 121,31 41,5 2923,0175
UCSB51 121,20 44,7 2711,4008
UCSB52 121,16 41,9 2891,7249
UCSB53 121,31 42,7 2840,9243
UCSB61 121,13 42 2884,0384
UCSB71 121,31 40,4 3002,7189
UCSB72 121,24 42 2886,7474
UCSB73 121,17 43,1 2811,2689
UCS C11 121,34 50 2426,704
UCS C12 121,34 51 2379,1912
56
UCS C13 121,09 50,47 2399,2584
UCS C21 121,22 50,34 2407,9739
UCS C22 121,22 50,93 2379,9096
UCS C23 121,23 50,19 2415,2026
UCS C31 121,37 50,04 2425,5713
UCS C32 121,27 50,57 2398,0831
UCS C33 121,19 50,50 2399,7495
UCS C41 121,20 50,53 2398,7528
UCS C42 121,30 50,63 2395,7577
UCS C43 121,27 50,78 2388,359
UCSC51 121,11 50,98 2375,8314
UCSC52 121,12 50,73 2387,6296
UCSC53 121,22 50,87 2382,8525
UCSC61 121,15 50,07 2419,7228
UCSC71 121,35 50,55 2400,5812
UCSC72 121,25 50,98 2378,6457
UCSC73 121,28 50,62 2396,0565
58
F (KN)
Axial
Lateral
1
Lateral 2
c
LateralAxial
Lateral
Axial
Volumetri
c
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,00
0
2 2 63 -62 0,85 1 2 -0,002 0,017 0,01
3
4 5 82 -77 1,71 5 5 -0,009 0,042 0,02
4
6 6 100 -86 2,56 14 6 -0,026 0,050 -
0,001
8 8 130 -114 3,41 16 8 -0,029 0,067 0,00
8
10 11 143 -116 4,26 27 11 -0,049 0,092 -
0,007
12 14 143 -122 5,12 21 14 -0,038 0,117 0,04
0
14 17 143 -122 5,97 21 17 -0,038 0,142 0,06
5
16 20 143 -122 6,82 21 20 -0,038 0,167 0,09
0
18 22 144 -125 7,67 19 22 -0,035 0,184 0,11
4
20 24 147 -125 8,53 22 24 -0,040 0,201 0,12
0
22 27 150 -131 9,38 19 27 -0,035 0,226 0,15
6
24 29 152 -135 10,23 17 29 -0,031 0,242 0,18
0
26 32 154 -138 11,08 16 32 -0,029 0,267 0,20
9
28 35 160 -144 11,94 16 35 -0,029 0,293 0,23
4
30 37 165 -146 12,79 19 37 -0,035 0,309 0,24
0
32 40 170 -146 13,64 24 40 -0,044 0,334 0,24
7
34 43 172 -150 14,49 22 43 -0,040 0,359 0,27
9
36 46 175 -150 15,35 25 46 -0,046 0,385 0,29
3
38 49 177 -154 16,20 23 49 -0,042 0,410 0,32
5
59
40 52 178 -154 17,05 24 52 -0,044 0,435 0,34
7
42 56 179 -154 17,90 25 56 -0,046 0,468 0,37
7
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
20,00
-0,100 0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500
Axial
Lateral
Volumetrik
60
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS B11
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 17 45 -16 0,86 29 17 -0,053 0,142 0,035
4 22 30 -6 1,71 24 22 -0,044 0,183 0,096
6 27 34 -2 2,57 32 27 -0,059 0,225 0,108
8 32 41 0 3,42 41 32 -0,075 0,267 0,117
10 34 41 -4 4,28 37 34 -0,068 0,284 0,148
12 38 41 -4 5,13 37 38 -0,068 0,317 0,181
14 40 44 -8 5,99 36 40 -0,066 0,334 0,202
16 43 48 -13 6,85 35 43 -0,064 0,359 0,230
18 46 53 -20 7,70 33 46 -0,060 0,384 0,263
20 49 58 -23 8,56 35 49 -0,064 0,409 0,280
22 52 62 -27 9,41 35 52 -0,064 0,434 0,305
24 55 70 -30 10,27 40 55 -0,073 0,459 0,312
26 59 77 -33 11,12 44 59 -0,081 0,492 0,331
28 63 84 -37 11,98 47 63 -0,086 0,525 0,353
30 66 93 -38 12,84 55 66 -0,101 0,550 0,349
32 70 99 -39 13,69 60 70 -0,110 0,584 0,364
34 75 101 -41 14,55 60 75 -0,110 0,626 0,406
36 85 124 -47 15,40 77 85 -0,141 0,709 0,427
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
-0,200 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800
Axial
Lateral
Volumetrik
61
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS C11
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 6 15 -8 0,86 7 6 -0,013 0,049 0,024
4 12 29 -21 1,72 8 12 -0,015 0,099 0,069
6 18 52 -21 2,57 31 18 -0,057 0,148 0,034
8 21 55 -23 3,43 32 21 -0,059 0,173 0,055
10 26 65 -35 4,29 30 26 -0,055 0,214 0,104
12 31 78 -36 5,15 42 31 -0,077 0,255 0,101
14 36 90 -37 6,00 53 36 -0,097 0,296 0,101
16 42 90 -50 6,86 40 42 -0,073 0,345 0,199
18 48 97 -50 7,72 47 48 -0,086 0,395 0,222
20 59 124 -40 8,58 84 59 -0,154 0,485 0,177
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
63
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS A21 500C 1 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 10 44 -55 0,85 11 10 -0,020 0,083 0,043
4 18 44 -63 1,71 19 18 -0,035 0,150 0,080
6 25 44 -84 2,56 40 25 -0,073 0,208 0,061
8 28 44 -81 3,41 37 28 -0,068 0,233 0,097
10 31 44 -84 4,26 40 31 -0,073 0,258 0,111
12 33 44 -87 5,12 43 33 -0,079 0,274 0,117
14 36 44 -90 5,97 46 36 -0,084 0,299 0,131
16 38 44 -94 6,82 50 38 -0,091 0,316 0,133
18 41 44 -96 7,67 52 41 -0,095 0,341 0,150
20 43 44 -98 8,53 54 43 -0,099 0,357 0,160
22 46 44 -103 9,38 59 46 -0,108 0,382 0,166
24 48 44 -108 10,23 64 48 -0,117 0,399 0,165
26 51 44 -110 11,08 66 51 -0,121 0,424 0,182
28 53 44 -113 11,94 69 53 -0,126 0,440 0,188
30 55 44 -115 12,79 71 55 -0,130 0,457 0,197
32 58 44 -119 13,64 75 58 -0,137 0,482 0,208
34 61 44 -123 14,49 79 61 -0,145 0,507 0,218
36 63,5 44 -126 15,35 82 63,5 -0,150 0,528 0,228
38 66 44 -129 16,20 85 66 -0,155 0,548 0,238
40 69 44 -133 17,05 89 69 -0,163 0,573 0,248
42 72 44 -137 17,90 93 72 -0,170 0,598 0,258
44 75 44 -140 18,76 96 75 -0,176 0,623 0,272
46 78 45 -144 19,61 99 78 -0,181 0,648 0,286
48 82 53 -152 20,46 99 82 -0,181 0,681 0,319
50 89 68 -164 21,31 96 89 -0,176 0,740 0,388
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
64
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS B21 500C 1 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 17,5 48 -74 0,85 26 17,5 -0,048 0,145 0,050
4 28 50 -82 1,71 32 28 -0,059 0,233 0,116
6 36 54 -77 2,56 23 36 -0,042 0,299 0,215
8 41 50 -64 3,41 14 41 -0,026 0,341 0,290
10 45 50 -58 4,26 8 45 -0,015 0,374 0,345
12 50 45 -51 5,12 6 50 -0,011 0,416 0,394
14 55 42 -44 5,97 2 55 -0,004 0,457 0,450
16 61 30 -34 6,82 4 61 -0,007 0,507 0,492
18 68 22 -21 7,67 -1 68 0,002 0,565 0,569
20 80 15 15 8,53 -30 80 0,055 0,665 0,775
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
-0,200 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000
Axial
Lateral
Volumetrik
65
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS C21 500C 1 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 9 30 -20 0,85 10 9 -0,018 0,075 0,038
4 17 42 -35 1,71 7 17 -0,013 0,141 0,116
6 21 72 -60 2,56 12 21 -0,022 0,175 0,131
8 26 78 -65 3,41 13 26 -0,024 0,216 0,169
10 31 92 -75 4,26 17 31 -0,031 0,258 0,195
12 36 103 -81 5,12 22 36 -0,040 0,299 0,219
14 42 115 -85 5,97 30 42 -0,055 0,349 0,239
16 48 128 -88 6,82 40 48 -0,073 0,399 0,253
18 60 155 -88 7,67 67 60 -0,123 0,499 0,253
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
66
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS A21B 500C 3 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 66 -170 78 0,85 92 66 -0,168 0,548 0,212
4 79 -130 95 1,71 35 79 -0,064 0,657 0,528
6 91 -115 100 2,56 15 91 -0,027 0,756 0,701
8 99 -110 99 3,41 11 99 -0,020 0,823 0,782
10 105 -90 80 4,26 10 105 -0,018 0,873 0,836
12 111 -70 65 5,12 5 111 -0,009 0,922 0,904
14 116 -55 43 5,97 12 116 -0,022 0,964 0,920
16 120 -40 28 6,82 12 120 -0,022 0,997 0,953
18 123 -30 14 7,67 16 123 -0,029 1,022 0,964
20 126 -20 0 8,53 20 126 -0,037 1,047 0,974
22 129 -10 -10 9,38 20 129 -0,037 1,072 0,999
24 133 0 -20 10,23 20 133 -0,037 1,105 1,032
26 136 5 -26 11,08 21 136 -0,038 1,130 1,053
28 138 10 -37 11,94 27 138 -0,049 1,147 1,048
30 142 15 -45 12,79 30 142 -0,055 1,180 1,070
32 145 17 -52 13,64 35 145 -0,064 1,205 1,077
34 148 20 -56 14,49 36 148 -0,066 1,230 1,098
36 150 25 -62 15,35 37 150 -0,068 1,247 1,111
38 154 28 -67 16,20 39 154 -0,071 1,280 1,137
40 156 30 -73 17,05 43 156 -0,079 1,296 1,139
42 159 35 -84 17,90 49 159 -0,090 1,321 1,142
44 163 42 -94 18,76 52 163 -0,095 1,355 1,164
46 167 46 -103 19,61 57 167 -0,104 1,388 1,179
48 174 51 -118 20,46 67 174 -0,123 1,446 1,201
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
67
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS B21B 500C 3 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 10 22 -31 0,85 9 10 -0,016 0,083 0,050
4 16 60 -62 1,71 2 16 -0,004 0,133 0,126
6 22 72 -73 2,56 1 22 -0,002 0,183 0,179
8 26 82 -80 3,41 -2 26 0,004 0,216 0,223
10 32 82 -91 4,26 9 32 -0,016 0,266 0,233
12 37 84 -96 5,12 12 37 -0,022 0,307 0,264
14 44 84 -103 5,97 19 44 -0,035 0,366 0,296
16 52 84 -105 6,82 21 52 -0,038 0,432 0,355
18 65 84 -75 7,67 -9 65 0,016 0,540 0,573
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
68
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS C21B 500C 3 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 2 0 1 0,85 1 2 -0,002 0,017 0,013
4 6 2 5 1,71 7 6 -0,013 0,050 0,024
6 12 2 8 2,56 10 12 -0,018 0,100 0,063
8 18 2 9 3,41 11 18 -0,020 0,150 0,109
10 24 3 9 4,26 12 24 -0,022 0,199 0,156
12 23 3 3 5,12 6 33 -0,011 0,274 0,252
14 51 20 10 5,97 30 51 -0,055 0,424 0,314
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
69
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS A21C 500C 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 24 -4 -250 0,85 254 24 -0,465 0,199 -0,730
4 36 40 -275 1,71 235 36 -0,430 0,299 -0,561
6 50 20 -283 2,56 263 50 -0,481 0,416 -0,547
8 57 60 -293 3,41 233 57 -0,426 0,474 -0,379
10 65 70 -293 4,26 223 65 -0,408 0,540 -0,276
12 70 75 -293 5,12 218 70 -0,399 0,582 -0,216
14 75 85 -298 5,97 213 75 -0,390 0,623 -0,156
16 80 120 -266 6,82 146 80 -0,267 0,665 0,131
18 85 120 -271 7,67 151 85 -0,276 0,706 0,154
20 87 130 -271 8,53 141 87 -0,258 0,723 0,207
22 90 140 -271 9,38 131 90 -0,240 0,748 0,269
24 93 145 -271 10,23 126 93 -0,230 0,773 0,312
26 95 160 -271 11,08 111 95 -0,203 0,789 0,383
28 98 175 -277 11,94 102 98 -0,187 0,814 0,441
30 101 180 -283 12,79 103 101 -0,188 0,839 0,463
32 104 184 -284 13,64 100 104 -0,183 0,864 0,498
34 105 192 -290 14,49 98 105 -0,179 0,873 0,514
36 110 200 -290 15,35 90 110 -0,165 0,914 0,585
38 113 208 -290 16,20 82 113 -0,150 0,939 0,639
40 115 208 -288 17,05 80 115 -0,146 0,956 0,663
42 116 208 -282 17,90 74 116 -0,135 0,964 0,693
44 119 210 -270 18,76 60 119 -0,110 0,989 0,769
46 123 210 -255 19,61 45 123 -0,082 1,022 0,858
48 125 210 -230 20,46 20 125 -0,037 1,039 0,966
50 130 200 -216 21,31 16 130 -0,029 1,080 1,022
52 135 195 -211 22,17 16 135 -0,029 1,122 1,063
54 140 195 -211 23,02 16 140 -0,029 1,163 1,105
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
70
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS B21C 500C 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 25 1 -92 0,85 91 25 -0,166 0,208 -0,125
4 30 20 -120 1,71 100 30 -0,183 0,249 -0,117
6 35 24 -145 2,56 121 35 -0,221 0,291 -0,152
8 40 40 -170 3,41 130 40 -0,238 0,332 -0,143
10 42 55 -182 4,26 127 42 -0,232 0,349 -0,116
12 44 60 -190 5,12 130 44 -0,238 0,366 -0,110
14 47 67 -198 5,97 131 47 -0,240 0,391 -0,089
16 50 74 -204 6,82 130 50 -0,238 0,416 -0,060
18 53 78 -210 7,67 132 53 -0,241 0,440 -0,042
20 56 83 -216 8,53 133 56 -0,243 0,465 -0,021
22 58 85 -218 9,38 133 58 -0,243 0,482 -0,005
24 62 87 -220 10,23 133 62 -0,243 0,515 0,029
26 65 88 -220 11,08 132 65 -0,241 0,540 0,057
28 67 89 -220 11,94 131 67 -0,240 0,557 0,078
30 71 89 -220 12,79 131 71 -0,240 0,590 0,111
32 73 89 -220 13,64 131 73 -0,240 0,607 0,127
34 77 89 -220 14,49 131 77 -0,240 0,640 0,161
36 84 92 -220 15,35 128 84 -0,234 0,698 0,230
38 90 98 -212 16,20 114 90 -0,209 0,748 0,331
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
-0,400 -0,200 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800
Axial
Lateral
Volumetrik
71
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS C21C 500C 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 6 12 -17 0,85 5 6 -0,009 0,050 0,032
4 11 20 -47 1,71 27 11 -0,049 0,091 -0,007
6 15 25 -67 2,56 42 15 -0,077 0,125 -0,029
8 20 25 -67 3,41 42 20 -0,077 0,166 0,013
10 25 25 -67 4,26 42 25 -0,077 0,208 0,054
12 30 25 -67 5,12 42 30 -0,077 0,249 0,096
14 35 25 -67 5,97 42 35 -0,077 0,291 0,137
16 40 25 -67 6,82 42 40 -0,077 0,332 0,179
18 45 22 -68 7,67 46 45 -0,084 0,374 0,206
20 52 15 -69 8,53 54 52 -0,099 0,432 0,235
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
-0,200 -0,100 0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500
Axial
Lateral
Volumetrik
72
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS A31 1000C 1 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 3 31 -13 0,85 18 3 -0,033 0,025 -0,041
4 10 85 -17 1,71 68 10 -0,124 0,083 -0,166
6 15 110 -6 2,56 104 15 -0,190 0,125 -0,256
8 20 125 -16 3,41 109 20 -0,199 0,166 -0,233
10 23 127 -25 4,26 102 23 -0,187 0,191 -0,182
12 27 128 -30 5,12 98 27 -0,179 0,224 -0,134
14 30 128 -33 5,97 95 30 -0,174 0,249 -0,098
16 33 128 -39 6,82 89 33 -0,163 0,274 -0,051
18 36 128 -47 7,67 81 36 -0,148 0,299 0,003
20 39 128 -54 8,53 74 39 -0,135 0,324 0,053
22 42 130 -61 9,38 69 42 -0,126 0,349 0,097
24 45 131 -65 10,23 66 45 -0,121 0,374 0,132
26 48 132 -68 11,08 64 48 -0,117 0,399 0,165
28 50 133 -71 11,94 62 50 -0,113 0,416 0,189
30 53 134 -73 12,79 61 53 -0,112 0,440 0,217
32 56 134 -76 13,64 58 56 -0,106 0,465 0,253
34 58 134 -80 14,49 54 58 -0,099 0,482 0,284
36 62 135 -82 15,35 53 62 -0,097 0,515 0,321
38 65 135 -83 16,20 52 65 -0,095 0,540 0,350
40 68 135 -86 17,05 49 68 -0,090 0,565 0,386
42 71 135 -87 17,90 48 71 -0,088 0,590 0,414
44 75 135 -89 18,76 46 75 -0,084 0,623 0,455
46 79 135 -90 19,61 45 79 -0,082 0,657 0,492
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
-0,400 -0,200 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800
Axial
LAteral
Volumetrik
73
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS B31 1000C 1 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 22 58 -125 0,85 67 22 -0,123 0,183 -0,062
4 36 93 -175 1,71 82 36 -0,150 0,299 -0,001
6 48 110 -200 2,56 90 48 -0,165 0,399 0,070
8 54 120 -228 3,41 108 54 -0,198 0,449 0,054
10 62 120 -238 4,26 118 62 -0,216 0,515 0,084
12 69 120 -250 5,12 130 69 -0,238 0,573 0,098
14 77 125 -264 5,97 139 77 -0,254 0,640 0,131
16 87 130 -273 6,82 143 87 -0,262 0,723 0,200
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
-0,400 -0,200 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800
Axial
Lateral
Volumetrik
74
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS C31 1000C 1 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 59 565 210 0,85 775 59 -1,418 0,490 -2,345
4 77 590 210 1,71 800 77 -1,463 0,640 -2,287
6 86 601 205 2,56 806 86 -1,474 0,715 -2,234
8 91 611 193 3,41 804 91 -1,471 0,756 -2,185
10 99 612 189 4,26 801 99 -1,465 0,823 -2,108
12 108 615 178 5,12 793 108 -1,451 0,898 -2,004
14 117 615 174 5,97 789 117 -1,443 0,972 -1,914
16 132 617 190 6,82 807 132 -1,476 1,097 -1,855
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
-3,000 -2,000 -1,000 0,000 1,000 2,000
Axial
Lateral
Volumetrik
75
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS A31B 1000C 3 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 50 -16 -31 0,85 47 50 -0,086 0,416 0,244
4 75 5 -80 1,71 75 75 -0,137 0,623 0,349
6 90 14 -124 2,56 110 90 -0,201 0,748 0,345
8 102 14 -96 3,41 82 102 -0,150 0,848 0,548
10 108 14 -90 4,26 76 108 -0,139 0,898 0,619
12 113 14 -89 5,12 75 113 -0,137 0,939 0,665
14 115 14 -89 5,97 75 115 -0,137 0,956 0,681
16 118 14 -89 6,82 75 118 -0,137 0,981 0,706
18 121 14 -89 7,67 75 121 -0,137 1,006 0,731
20 123 14 -89 8,53 75 123 -0,137 1,022 0,748
22 126 14 -89 9,38 75 126 -0,137 1,047 0,773
24 129 14 -90 10,23 76 129 -0,139 1,072 0,794
26 132 14 -93 11,08 79 132 -0,145 1,097 0,808
28 135 14 -97 11,94 83 135 -0,152 1,122 0,818
30 137 14 -100 12,79 86 137 -0,157 1,139 0,824
32 140 14 -104 13,64 90 140 -0,165 1,163 0,834
34 144 14 -106 14,49 92 144 -0,168 1,197 0,860
36 146 14 -110 15,35 96 146 -0,176 1,213 0,862
38 150 14 -115 16,20 101 150 -0,185 1,247 0,877
40 153 14 -123 17,05 109 153 -0,199 1,271 0,873
42 156 14 -126 17,90 112 156 -0,205 1,296 0,887
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
20,00
-0,500 0,000 0,500 1,000 1,500
Axial
Lateral
Volumetrik
76
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS B31B 1000C 3 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 117 990 -1090 0,85 -100 117 0,183 0,972 1,338
4 140 1230 -1150 1,71 80 140 -0,146 1,163 0,871
6 155 1325 -1227 2,56 98 155 -0,179 1,288 0,930
8 165 1370 -1227 3,41 143 165 -0,262 1,371 0,848
10 174 1350 -1227 4,26 123 174 -0,225 1,446 0,996
12 185 1345 -1227 5,12 118 185 -0,216 1,537 1,106
14 192 1331 -1227 5,97 104 192 -0,190 1,596 1,215
16 201 1315 -1227 6,82 88 201 -0,161 1,670 1,348
18 210 1290 -1228 7,67 62 210 -0,113 1,745 1,518
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
-0,500 0,000 0,500 1,000 1,500 2,000
Axial
Lateral
Volumetrik
77
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS C31B 1000C 3 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 14 30 -50 0,85 20 14 -0,037 0,116 0,043
4 24 76 -130 1,71 54 24 -0,099 0,199 0,002
6 34 74 -195 2,56 121 34 -0,221 0,283 -0,160
8 44 105 -220 3,41 115 44 -0,210 0,366 -0,055
10 48 134 -232 4,26 98 48 -0,179 0,399 0,040
12 56 145 -240 5,12 95 56 -0,174 0,465 0,118
14 64 200 -249 5,97 49 64 -0,090 0,532 0,353
16 77 225 -252 6,82 27 77 -0,049 0,640 0,541
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
-0,400 -0,200 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800
Axial
Lateral
Volumetrik
78
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS A31C 1000C 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 10 34 -87 0,85 53 10 -0,097 0,083 -0,111
4 15 34 -154 1,71 120 15 -0,220 0,125 -0,314
6 19 32 -175 2,56 143 19 -0,262 0,158 -0,365
8 23 45 -204 3,41 159 23 -0,291 0,191 -0,391
10 27 45 -198 4,26 153 27 -0,280 0,224 -0,335
12 32 45 -194 5,12 149 32 -0,273 0,266 -0,279
14 35 45 -190 5,97 145 35 -0,265 0,291 -0,240
16 37 45 -189 6,82 144 37 -0,263 0,307 -0,219
18 40 45 -189 7,67 144 40 -0,263 0,332 -0,194
20 43 45 -189 8,53 144 43 -0,263 0,357 -0,169
22 46 45 -189 9,38 144 46 -0,263 0,382 -0,145
24 49 45 -189 10,23 144 49 -0,263 0,407 -0,120
26 52 45 -189 11,08 144 52 -0,263 0,432 -0,095
28 55 45 -189 11,94 144 55 -0,263 0,457 -0,070
30 58 45 -189 12,79 144 58 -0,263 0,482 -0,045
32 61 45 -191 13,64 146 61 -0,267 0,507 -0,027
34 64 45 -191 14,49 146 64 -0,267 0,532 -0,002
36 67 44 -195 15,35 151 67 -0,276 0,557 0,004
38 71 44 -197 16,20 153 71 -0,280 0,590 0,030
40 74 44 -198 17,05 154 74 -0,282 0,615 0,052
42 78 44 -198 17,90 154 78 -0,282 0,648 0,085
44 82 44 -198 18,76 154 82 -0,282 0,681 0,118
46 91 44 -198 19,61 154 91 -0,282 0,756 0,193
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
-0,500 0,000 0,500 1,000
Axial
Lateral
Volumetrik
79
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS B31C 1000C 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 18 205 -130 0,85 75 18 -0,137 0,150 -0,125
4 30 270 -160 1,71 110 30 -0,201 0,249 -0,153
6 37 305 -160 2,56 145 37 -0,265 0,307 -0,223
8 44 305 -158 3,41 147 44 -0,269 0,366 -0,172
10 49 305 -162 4,26 143 49 -0,262 0,407 -0,116
12 53 315 -167 5,12 148 53 -0,271 0,440 -0,101
14 57 320 -167 5,97 153 57 -0,280 0,474 -0,086
16 61 325 -67 6,82 258 61 -0,472 0,507 -0,437
18 64 330 -170 7,67 160 64 -0,293 0,532 -0,054
20 68 336 -175 8,53 161 68 -0,295 0,565 -0,024
22 71 345 -182 9,38 163 71 -0,298 0,590 -0,006
24 74 352 -190 10,23 162 74 -0,296 0,615 0,022
26 78 359 -196 11,08 163 78 -0,298 0,648 0,052
28 80 366 -200 11,94 166 80 -0,304 0,665 0,058
30 85 374 -210 12,79 164 85 -0,300 0,706 0,106
32 88 378 -212 13,64 166 88 -0,304 0,731 0,124
34 92 383 -212 14,49 171 92 -0,313 0,765 0,139
36 97 388 -212 15,35 176 97 -0,322 0,806 0,162
38 106 410 -200 16,20 210 106 -0,384 0,881 0,113
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
-1,000 -0,500 0,000 0,500 1,000
Axial
Lateral
Volumetrik
80
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS C31C 1000C 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 55 263 -287 0,85 -24 55 0,044 0,457 0,545
4 68 370 -365 1,71 5 68 -0,009 0,565 0,547
6 75 365 -270 2,56 95 75 -0,174 0,623 0,276
8 86 513 -270 3,41 243 86 -0,445 0,715 -0,174
10 89 513 -270 4,26 243 89 -0,445 0,740 -0,149
12 94 512 -272 5,12 240 94 -0,439 0,781 -0,097
14 98 512 -276 5,97 236 98 -0,432 0,814 -0,049
16 104 511 -282 6,82 229 104 -0,419 0,864 0,026
18 110 506 -302 7,67 204 110 -0,373 0,914 0,168
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
-1,000 -0,500 0,000 0,500 1,000
Axial
Lateral
Volumetrik
81
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS A41 1500C 1 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 18 -60 55 0,85 -5 18 0,009 0,150 0,168
4 34 20 -10 1,71 10 34 -0,018 0,283 0,246
6 46 90 -12 2,56 78 46 -0,143 0,382 0,097
8 54 90 -15 3,41 75 54 -0,137 0,449 0,174
10 61 100 -20 4,26 80 61 -0,146 0,507 0,214
12 68 100 -23 5,12 77 68 -0,141 0,565 0,283
14 74 100 -23 5,97 77 74 -0,141 0,615 0,333
16 81 102 -23 6,82 79 81 -0,145 0,673 0,384
18 88 101 -23 7,67 78 88 -0,143 0,731 0,446
20 96 96 -23 8,53 73 96 -0,134 0,798 0,531
22 106 94 -23 9,38 71 106 -0,130 0,881 0,621
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
-0,400 -0,200 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000
Axial
Lateral
Volumetrik
82
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS B41 1500 1 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 42 35 -115 0,85 80 42 -0,146 0,349 0,056
4 52 46 -132 1,71 86 52 -0,157 0,432 0,117
6 58 48 -132 2,56 84 58 -0,154 0,482 0,175
8 66 80 -164 3,41 84 66 -0,154 0,548 0,241
10 74 62 -160 4,26 98 74 -0,179 0,615 0,256
12 84 51 -160 5,12 109 84 -0,199 0,698 0,299
14 92 42 -160 5,97 118 92 -0,216 0,765 0,333
16 106 32 -160 6,82 128 106 -0,234 0,881 0,413
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
-0,500 0,000 0,500 1,000
Axial
Lateral
Volumetrik
83
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS C41 1500 1 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 44 -28 -85 0,85 113 44 -0,207 0,366 -0,048
4 60 108 -100 1,71 -8 60 0,015 0,499 0,528
6 88 150 -165 2,56 15 88 -0,027 0,731 0,676
8 90 230 -212 3,41 -18 90 0,033 0,748 0,814
10 114 245 -225 4,26 -20 114 0,037 0,947 1,021
12 126 250 -231 5,12 -19 126 0,035 1,047 1,117
14 148 250 -232 5,97 -18 148 0,033 1,230 1,296
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
-0,500 0,000 0,500 1,000 1,500
Axial
Lateral
Volumetrik
84
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS A41B 1500 3 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 15 20 -38 0,85 -18 15 0,033 0,125 0,191
4 26 95 -100 1,71 -5 26 0,009 0,216 0,234
6 33 165 -127 2,56 38 33 -0,070 0,274 0,135
8 43 187 -162 3,41 25 43 -0,046 0,357 0,266
10 49 201 -183 4,26 18 49 -0,033 0,407 0,341
12 55 210 -196 5,12 14 55 -0,026 0,457 0,406
14 60 215 -207 5,97 8 60 -0,015 0,499 0,469
16 64 220 -214 6,82 6 64 -0,011 0,532 0,510
18 68 225 -218 7,67 7 68 -0,013 0,565 0,539
20 72 230 -225 8,53 5 72 -0,009 0,598 0,580
22 76 235 -230 9,38 5 76 -0,009 0,632 0,613
24 80 238 -234 10,23 4 80 -0,007 0,665 0,650
26 83 243 -235 11,08 8 83 -0,015 0,690 0,660
28 87 247 -245 11,94 2 87 -0,004 0,723 0,716
30 91 249 -250 12,79 -1 91 0,002 0,756 0,760
32 96 250 -255 13,64 -5 96 0,009 0,798 0,816
34 100 250 -258 14,49 -8 100 0,015 0,831 0,860
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
-0,200 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000
Axial
Lateral
Volumetrik
85
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS B41B 1500 3 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 38 241 -250 0,85 -9 38 0,016 0,316 0,349
4 59 350 -354 1,71 -4 59 0,007 0,490 0,505
6 74 615 -411 2,56 204 74 -0,373 0,615 -0,131
8 88 629 -453 3,41 176 88 -0,322 0,731 0,087
10 99 620 -450 4,26 170 99 -0,311 0,823 0,201
12 109 602 -440 5,12 162 109 -0,296 0,906 0,313
14 120 571 -422 5,97 149 120 -0,273 0,997 0,452
16 136 531 -395 6,82 136 136 -0,249 1,130 0,633
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
-0,500 0,000 0,500 1,000 1,500
Axial
Lateral
Volumetrik
86
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS C41B 1500 3 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 65 305 -192 0,85 113 65 -0,207 0,540 0,127
4 80 370 -242 1,71 128 80 -0,234 0,665 0,197
6 95 410 -295 2,56 115 95 -0,210 0,789 0,369
8 110 425 -295 3,41 130 110 -0,238 0,914 0,439
10 124 421 -295 4,26 126 124 -0,230 1,030 0,569
12 136 414 -295 5,12 119 136 -0,218 1,130 0,695
14 153 394 -278 5,97 116 153 -0,212 1,271 0,847
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
-0,500 0,000 0,500 1,000 1,500
Axial
Lateral
Volumetrik
87
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS A41C 1500 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 25 45 -30 0,85 -15 25 0,027 0,208 0,263
4 40 75 -61 1,71 -14 40 0,026 0,332 0,384
6 51 93 -43 2,56 -50 51 0,091 0,424 0,607
8 63 63 -40 3,41 -23 63 0,042 0,524 0,608
10 75 -5 -52 4,26 57 75 -0,104 0,623 0,415
12 90 -28 -80 5,12 108 90 -0,198 0,748 0,353
14 103 -70 -70 5,97 140 103 -0,256 0,856 0,344
16 113 -105 -46 6,82 151 113 -0,276 0,939 0,387
18 123 -108 -53 7,67 161 123 -0,295 1,022 0,433
20 134 -115 -68 8,53 183 134 -0,335 1,114 0,444
22 150 -122 -88 9,38 210 150 -0,384 1,247 0,478
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
-0,500 0,000 0,500 1,000 1,500
Axial
Lateral
Volumetrik
88
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS B41C 1500 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 38 -30 -22 0,85 52 38 -0,095 0,316 0,126
4 42 5 -38 1,71 33 42 -0,060 0,349 0,228
6 45 20 -65 2,56 45 45 -0,082 0,374 0,209
8 53 47 -93 3,41 46 53 -0,084 0,440 0,272
10 56 54 -105 4,26 51 56 -0,093 0,465 0,279
12 59 65 -110 5,12 45 59 -0,082 0,490 0,326
14 63 71 -115 5,97 44 63 -0,080 0,524 0,363
16 68 75 -120 6,82 45 68 -0,082 0,565 0,400
18 71 78 -124 7,67 46 71 -0,084 0,590 0,422
20 75 81 -136 8,53 55 75 -0,101 0,623 0,422
22 78 83 -135 9,38 52 78 -0,095 0,648 0,458
24 82 84 -140 10,23 56 82 -0,102 0,681 0,477
26 86 85 -142 11,08 57 86 -0,104 0,715 0,506
28 90 86 -143 11,94 57 90 -0,104 0,748 0,539
30 94 86 -144 12,79 58 94 -0,106 0,781 0,569
32 98 86 -145 13,64 59 98 -0,108 0,814 0,599
34 102 86 -145 14,49 59 102 -0,108 0,848 0,632
36 106 86 -145 15,35 59 106 -0,108 0,881 0,665
38 111 86 -145 16,20 59 111 -0,108 0,922 0,707
40 118 89 -145 17,05 56 118 -0,102 0,981 0,776
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
-0,200 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000 1,200
Axial
Lateral
Volumetrik
89
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS C41C 1500 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 85 230 -399 0,85 169 85 -0,309 0,706 0,088
4 100 230 -387 1,71 157 100 -0,287 0,831 0,257
6 109 225 -380 2,56 155 109 -0,284 0,906 0,339
8 118 215 -350 3,41 135 118 -0,247 0,981 0,487
10 125 205 -343 4,26 138 125 -0,252 1,039 0,534
12 132 198 -342 5,12 144 132 -0,263 1,097 0,570
14 139 187 -342 5,97 155 139 -0,284 1,155 0,588
16 145 180 -342 6,82 162 145 -0,296 1,205 0,612
18 152 168 -342 7,67 174 152 -0,318 1,263 0,627
20 159 138 -337 8,53 199 159 -0,364 1,321 0,593
22 168 125 -330 9,38 205 168 -0,375 1,396 0,646
24 178 100 -318 10,23 218 178 -0,399 1,479 0,682
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
-0,500 0,000 0,500 1,000 1,500 2,000
Axial
Lateral
Volumetrik
90
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS A51B 2000 3 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 19 190 150 0,85 340 19 -0,622 0,158 -1,086
4 35 310 245 1,71 555 35 -1,015 0,291 -1,740
6 45 340 315 2,56 655 45 -1,198 0,374 -2,022
8 53 348 317 3,41 665 53 -1,216 0,440 -1,992
10 62 348 321 4,26 669 62 -1,224 0,515 -1,932
12 67 348 340 5,12 688 67 -1,259 0,557 -1,960
14 72 348 355 5,97 703 72 -1,286 0,598 -1,974
16 78 348 370 6,82 718 78 -1,313 0,648 -1,979
18 82 348 380 7,67 728 82 -1,332 0,681 -1,982
20 87 348 390 8,53 738 87 -1,350 0,723 -1,977
22 92 348 400 9,38 748 92 -1,368 0,765 -1,972
24 96 348 415 10,23 763 96 -1,396 0,798 -1,994
26 100 348 427 11,08 775 100 -1,418 0,831 -2,004
28 104 348 439 11,94 787 104 -1,440 0,864 -2,015
30 107 348 450 12,79 798 107 -1,460 0,889 -2,030
32 115 348 465 13,64 813 115 -1,487 0,956 -2,019
34 118 348 470 14,49 818 118 -1,496 0,981 -2,012
36 121 348 472 15,35 820 121 -1,500 1,006 -1,994
38 125 348 476 16,20 824 125 -1,507 1,039 -1,976
40 128 348 480 17,05 828 128 -1,515 1,064 -1,966
42 132 348 482 17,90 830 132 -1,518 1,097 -1,940
44 137 348 482 18,76 830 137 -1,518 1,139 -1,898
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
20,00
-3,000 -2,000 -1,000 0,000 1,000 2,000
Axial
Lateral
Volumetrik
91
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS B51B 2000 3 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 18 113 -123 0,85 -10 18 -0,018 0,150 0,113
4 29 135 -160 1,71 -25 29 -0,046 0,241 0,150
6 35 180 -201 2,56 -21 35 -0,038 0,291 0,214
8 41 197 -230 3,41 -33 41 -0,060 0,341 0,220
10 49 198 -231 4,26 -33 49 -0,060 0,407 0,286
12 56 209 -240 5,12 -31 56 -0,057 0,465 0,352
14 64 222 -255 5,97 -33 64 -0,060 0,532 0,411
16 73 240 -275 6,82 -35 73 -0,064 0,607 0,479
18 84 267 -305 7,67 -38 84 -0,070 0,698 0,559
20 98 304 -345 8,53 -41 98 -0,075 0,814 0,664
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
-0,200 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000
Axial
Lateral
Volumetrik
92
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS C51B 2000 3 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 33 180 -195 0,85 -15 33 0,027 0,274 0,329
4 46 310 -270 1,71 40 46 -0,073 0,382 0,236
6 57 373 -310 2,56 63 57 -0,115 0,474 0,243
8 68 393 -335 3,41 58 68 -0,106 0,565 0,353
10 77 393 -336 4,26 57 77 -0,104 0,640 0,431
12 89 393 -338 5,12 55 89 -0,101 0,740 0,538
14 101 380 -333 5,97 47 101 -0,086 0,839 0,667
16 121 366 -250 6,82 116 121 -0,212 1,006 0,581
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
-0,500 0,000 0,500 1,000 1,500
Axial
Lateral
93
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS A51C 2000 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 30 90 -119 0,85 -29 30 -0,053 0,249 0,143
4 40 70 -120 1,71 -50 40 -0,091 0,332 0,149
6 50 25 -130 2,56 -105 50 -0,192 0,416 0,031
8 55 22 -137 3,41 -115 55 -0,210 0,457 0,036
10 60 21 -140 4,26 -119 60 -0,218 0,499 0,063
12 65 21 -130 5,12 -109 65 -0,199 0,540 0,141
14 70 21 -130 5,97 -109 70 -0,199 0,582 0,183
16 75 21 -130 6,82 -109 75 -0,199 0,623 0,224
18 80 21 -130 7,67 -109 80 -0,199 0,665 0,266
20 83 21 -130 8,53 -109 83 -0,199 0,690 0,291
22 90 21 -130 9,38 -109 90 -0,199 0,748 0,349
24 100 20 -130 10,23 -110 100 -0,201 0,831 0,429
26 116 20 -130 11,08 -110 116 -0,201 0,964 0,562
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
-0,500 0,000 0,500 1,000 1,500
Axial
Lateral
Volumetrik
94
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS B51C 2000 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 13 50 -40 0,85 10 13 -0,018 0,108 0,071
4 21 82 -50 1,71 32 21 -0,059 0,175 0,057
6 26 120 -55 2,56 65 26 -0,119 0,216 -0,022
8 33 125 -45 3,41 80 33 -0,146 0,274 -0,018
10 40 125 -45 4,26 80 40 -0,146 0,332 0,040
12 43 125 -45 5,12 80 43 -0,146 0,357 0,065
14 50 125 -45 5,97 80 50 -0,146 0,416 0,123
16 52 125 -48 6,82 77 52 -0,141 0,432 0,150
18 60 125 -48 7,67 77 60 -0,141 0,499 0,217
20 62 125 -48 8,53 77 62 -0,141 0,515 0,234
22 69 125 -48 9,38 77 69 -0,141 0,573 0,292
24 73 125 -45 10,23 80 73 -0,146 0,607 0,314
26 80 125 -38 11,08 87 80 -0,159 0,665 0,347
28 85 125 -28 11,94 97 85 -0,177 0,706 0,351
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
-0,400 -0,200 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800
Axial
Lateral
Volumetrik
95
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS C51C 2000 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 22 65 -65 0,85 0 22 0,000 0,183 0,183
4 35 140 -120 1,71 20 35 -0,037 0,291 0,218
6 43 170 -150 2,56 20 43 -0,037 0,357 0,284
8 50 210 -185 3,41 25 50 -0,046 0,416 0,324
10 60 260 -210 4,26 50 60 -0,091 0,499 0,316
12 65 290 -240 5,12 50 65 -0,091 0,540 0,357
14 75 300 -260 5,97 40 75 -0,073 0,623 0,477
16 80 330 -290 6,82 40 80 -0,073 0,665 0,518
18 90 360 -300 7,67 60 90 -0,110 0,748 0,528
20 97 380 -320 8,53 60 97 -0,110 0,806 0,587
22 109 390 -325 9,38 65 109 -0,119 0,906 0,668
24 120 398 -325 10,23 73 120 -0,134 0,997 0,730
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
-0,500 0,000 0,500 1,000 1,500
Axial
Lateral
Volumetrik
96
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS A61C 2500 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 0 15 1 0,85 16 0 -0,029 0,000 -0,058
4 5 50 -7 1,70 43 5 -0,079 0,042 -0,115
6 11 80 -29 2,55 51 11 -0,093 0,092 -0,094
8 16 80 7 3,40 87 16 -0,159 0,134 -0,184
10 21 77 -19 4,25 58 21 -0,106 0,176 -0,036
12 25 80 -24 5,10 56 25 -0,102 0,210 0,005
14 29 80 -25 5,95 55 29 -0,100 0,243 0,042
16 33 80 -25 6,80 55 33 -0,100 0,277 0,076
18 36 80 -25 7,64 55 36 -0,100 0,302 0,101
20 40 80 -22 8,49 58 40 -0,106 0,335 0,124
22 42 80 -20 9,34 60 42 -0,110 0,352 0,133
24 45 80 -17 10,19 63 45 -0,115 0,377 0,147
26 48 80 -15 11,04 65 48 -0,119 0,403 0,165
28 51 80 -12 11,89 68 51 -0,124 0,428 0,179
30 54 80 -9 12,74 71 54 -0,130 0,453 0,194
32 58 81 -6 13,59 75 58 -0,137 0,486 0,213
34 61 83 -5 14,44 78 61 -0,142 0,512 0,227
36 64 84 -3 15,29 81 64 -0,148 0,537 0,241
38 67 85 -2 16,14 83 67 -0,152 0,562 0,259
40 70 86 -2 16,99 84 70 -0,153 0,587 0,280
42 73 90 -2 17,84 88 73 -0,161 0,612 0,291
44 78 94 -2 18,69 92 78 -0,168 0,654 0,318
46 81 96 -1 19,54 95 81 -0,173 0,679 0,332
48 84 100 1 20,39 101 84 -0,184 0,705 0,336
50 88 105 2 21,24 107 88 -0,195 0,738 0,347
52 93 110 4 22,09 114 93 -0,208 0,780 0,364
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
-0,400 -0,200 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000
Axial
Lateral
Volumetrik
97
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS B61C 2500 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 4 0 0 0,85 0 4 0,000 0,034 0,034
4 13 0 1 1,69 1 13 0,002 0,110 0,113
6 21 0 1 2,54 1 21 0,002 0,177 0,181
8 25 0 0 3,39 0 25 0,000 0,211 0,211
10 30 0 0 4,23 0 30 0,000 0,253 0,253
12 34 0 0 5,08 0 34 0,000 0,287 0,287
14 39 0 -6 5,92 -6 39 -0,011 0,329 0,308
16 43 0 -12 6,77 -12 43 -0,022 0,363 0,320
18 47 0 -20 7,62 -20 47 -0,036 0,397 0,324
20 52 0 -28 8,46 -28 52 -0,051 0,439 0,337
22 56 0 -30 9,31 -30 56 -0,055 0,473 0,364
24 60 0 -30 10,16 -30 60 -0,055 0,507 0,398
26 65 0 -30 11,00 -30 65 -0,055 0,549 0,440
28 70 0 -30 11,85 -30 70 -0,055 0,591 0,482
30 75 0 -30 12,70 -30 75 -0,055 0,634 0,524
32 80 0 -30 13,54 -30 80 -0,055 0,676 0,567
34 87 0 -30 14,39 -30 87 -0,055 0,735 0,626
36 94 0 -30 15,23 -30 94 -0,055 0,794 0,685
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
-0,200 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000
Axial
Lateral
Volumetrik
98
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS C61C 2500 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 4 7 2 0,85 9 4 0,016 0,033 0,066
4 7 12 -13 1,70 -1 7 -0,002 0,058 0,054
6 10 2 -21 2,55 -19 10 -0,035 0,083 0,013
8 16 8 -25 3,39 -17 16 -0,031 0,132 0,070
10 20 11 -27 4,24 -16 20 -0,029 0,165 0,107
12 25 15 -31 5,09 -16 25 -0,029 0,207 0,148
14 33 17 -32 5,94 -15 33 -0,027 0,273 0,218
16 40 18 -33 6,79 -15 40 -0,027 0,331 0,276
18 44 18 -33 7,64 -15 44 -0,027 0,364 0,309
20 55 10 -33 8,48 -23 55 -0,042 0,455 0,371
22 69 1 -31 9,33 -30 69 -0,055 0,570 0,461
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
-0,200 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800
Axial
Lateral
Volumetrik
99
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS A71 3000 1 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 15 30 20 0,85 50 15 -0,091 0,125 -0,058
4 18 40 8 1,71 48 18 -0,088 0,150 -0,026
6 21 65 -13 2,56 52 21 -0,095 0,175 -0,016
8 25 85 -22 3,41 63 25 -0,115 0,208 -0,023
10 30 100 -29 4,26 71 30 -0,130 0,249 -0,010
12 33 110 -35 5,12 75 33 -0,137 0,274 0,000
14 36 122 -41 5,97 81 36 -0,148 0,299 0,003
16 40 128 -44 6,82 84 40 -0,154 0,332 0,025
18 44 134 -47 7,67 87 44 -0,159 0,366 0,047
20 47 140 -53 8,53 87 47 -0,159 0,391 0,072
22 50 148 -60 9,38 88 50 -0,161 0,416 0,094
24 54 155 -66 10,23 89 54 -0,163 0,449 0,123
26 57 165 -75 11,08 90 57 -0,165 0,474 0,144
28 60 170 -83 11,94 87 60 -0,159 0,499 0,180
30 65 190 -93 12,79 97 65 -0,177 0,540 0,185
32 67 200 -100 13,64 100 67 -0,183 0,557 0,191
34 71 215 -110 14,49 105 71 -0,192 0,590 0,206
36 75 230 -123 15,35 107 75 -0,196 0,623 0,232
38 79 240 -131 16,20 109 79 -0,199 0,657 0,258
40 83 260 -145 17,05 115 83 -0,210 0,690 0,269
42 87 275 -156 17,90 119 87 -0,218 0,723 0,288
44 90 300 -175 18,76 125 90 -0,165 0,748 0,419
46 95 318 -196 19,61 122 95 -0,174 0,789 0,442
48 101 340 -220 20,46 120 101 -0,185 0,839 0,470
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
-0,400 -0,200 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000
Axial
Lateral
Volumetrik
100
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS B71 3000 1 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 15 50 -5 0,85 45 15 -0,082 0,125 -0,040
4 25 80 -4 1,71 76 25 -0,139 0,208 -0,070
6 30 110 -9 2,56 101 30 -0,185 0,249 -0,120
8 40 120 3 3,41 123 40 -0,225 0,332 -0,118
10 47 130 5 4,26 135 47 -0,247 0,391 -0,103
12 55 135 7 5,12 142 55 -0,260 0,457 -0,062
14 62 145 12 5,97 157 62 -0,287 0,515 -0,059
16 73 153 17 6,82 170 73 -0,311 0,607 -0,015
18 83 175 32 7,67 207 83 -0,379 0,690 -0,068
20 95 230 33 8,53 263 95 -0,481 0,789 -0,173
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
-1,000 -0,500 0,000 0,500 1,000
Axial
Lateral
Volumetrik
101
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS C71 3000 1 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 28 52 -45 0,85 7 28 0,013 0,233 0,258
4 44 106 -105 1,71 1 44 0,002 0,366 0,369
6 58 122 -140 2,56 -18 58 -0,033 0,482 0,416
8 71 159 -188 3,41 -29 71 -0,053 0,590 0,484
10 85 161 -197 4,26 -36 85 -0,066 0,706 0,575
12 101 170 -208 5,12 -38 101 -0,070 0,839 0,700
14 121 172 -226 5,97 -54 121 -0,099 1,006 0,808
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
-0,500 0,000 0,500 1,000 1,500
Axial
Lateral
Volumetrik
102
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS A71B 3000 3 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 6 0 4 0,85 4 6 0,007 0,050 0,064
4 13 2 14 1,71 16 13 0,029 0,108 0,167
6 22 2 7 2,56 9 22 0,016 0,183 0,216
8 29 2 8 3,41 10 29 0,018 0,241 0,278
10 39 2 4 4,26 6 39 0,011 0,324 0,346
12 45 2 0 5,12 2 45 0,004 0,374 0,381
14 47 1 -5 5,97 -4 47 -0,007 0,391 0,376
16 53 1 -12 6,82 -11 53 -0,020 0,440 0,400
18 59 1 -23 7,67 -22 59 -0,040 0,490 0,410
20 64 1 -25 8,53 -24 64 -0,044 0,532 0,444
22 70 1 -25 9,38 -24 70 -0,044 0,582 0,494
24 76 0 -25 10,23 -25 76 -0,046 0,632 0,540
26 82 0 -20 11,08 -20 82 -0,037 0,681 0,608
28 92 0 -1 11,94 -1 92 -0,002 0,765 0,761
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
-0,200 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000
Axial
Lateral
Volumetrik
103
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS B71B 3000 3 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 25 -112 3 0,85 -109 25 -0,199 0,208 -0,191
4 45 -122 -107 1,71 -229 45 -0,419 0,374 -0,464
6 58 -122 -161 2,56 -283 58 -0,518 0,482 -0,553
8 69 -110 -171 3,41 -281 69 -0,514 0,573 -0,455
10 83 -106 -171 4,26 -277 83 -0,507 0,690 -0,324
12 94 -102 -171 5,12 -273 94 -0,499 0,781 -0,218
14 106 -102 -171 5,97 -273 106 -0,499 0,881 -0,118
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
-1,000 -0,500 0,000 0,500 1,000
Axial
Lateral
Volumetrik
104
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS C71B 3000 3 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 20 20 50 0,85 70 20 -0,128 0,166 -0,090
4 30 30 50 1,71 80 30 -0,146 0,249 -0,043
6 45 50 50 2,56 100 45 -0,183 0,374 0,008
8 53 48 50 3,41 98 53 -0,179 0,440 0,082
10 63 60 50 4,26 110 63 -0,201 0,524 0,121
12 75 75 50 5,12 125 75 -0,229 0,623 0,166
14 90 105 50 5,97 155 90 -0,284 0,748 0,181
16 105 155 50 6,82 205 105 -0,375 0,873 0,123
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
-0,500 0,000 0,500 1,000
Axial
Lateral
Volumetrik
105
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS A71C 3000 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 1 50 -10 0,85 -40 1 -0,073 0,008 -0,138
4 6 76 -43 1,70 -33 6 -0,060 0,050 -0,070
6 8 43 -45 2,55 2 8 0,004 0,067 0,075
8 13 45 -56 3,41 11 13 0,020 0,109 0,149
10 18 42 -54 4,26 12 18 0,022 0,151 0,195
12 22 40 -50 5,11 10 22 0,018 0,185 0,221
14 26 40 -47 5,96 7 26 0,013 0,218 0,244
16 30 40 -46 6,81 6 30 0,011 0,252 0,274
18 34 41 -46 7,66 5 34 0,009 0,286 0,304
20 37 42 -46 8,52 4 37 0,007 0,311 0,326
22 40 46 -45 9,37 -1 40 -0,002 0,336 0,332
24 44 49 -45 10,22 -4 44 -0,007 0,370 0,355
26 48 51 -45 11,07 -6 48 -0,011 0,403 0,381
28 50 53 -45 11,92 -8 50 -0,015 0,420 0,391
30 53 55 -45 12,77 -10 53 -0,018 0,445 0,409
32 56 56 -45 13,62 -11 56 -0,020 0,471 0,430
34 60 59 -43 14,48 -16 60 -0,029 0,504 0,446
36 63 60 -42 15,33 -18 63 -0,033 0,529 0,464
38 66 61 -41 16,18 -20 66 -0,037 0,555 0,481
40 69 64 -40 17,03 -24 69 -0,044 0,580 0,492
42 73 65 -38 17,88 -27 73 -0,049 0,613 0,515
44 75 67 -35 18,73 -32 75 -0,059 0,630 0,513
46 80 69 -33 19,58 -36 80 -0,066 0,672 0,541
48 84 70 -30 20,44 -40 84 -0,073 0,706 0,560
50 85 71 -29 21,29 -42 85 -0,077 0,714 0,561
52 92 72 -27 22,14 -45 92 -0,082 0,773 0,609
54 97 72 -26 22,99 -46 97 -0,084 0,815 0,647
56 103 67 -23 23,84 -44 103 -0,080 0,866 0,705
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
-0,200 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000
Axial
Lateral
Volumetrik
106
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS B71C 3000 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 23 78 -120 0,86 -42 23 0,077 0,193 0,348
4 41 90 -153 1,72 -63 41 0,116 0,345 0,576
6 54 160 -128 2,57 32 54 -0,059 0,454 0,337
8 65 188 -141 3,43 47 65 -0,086 0,547 0,374
10 75 205 -143 4,29 62 75 -0,114 0,631 0,403
12 82 216 -149 5,15 67 82 -0,123 0,689 0,444
14 88 226 -152 6,00 74 88 -0,136 0,740 0,468
16 93 235 -157 6,86 78 93 -0,143 0,782 0,496
18 98 241 -161 7,72 80 98 -0,147 0,824 0,530
20 104 254 -166 8,58 88 104 -0,161 0,874 0,552
22 108 261 -172 9,44 89 108 -0,163 0,908 0,581
24 114 270 -177 10,29 93 114 -0,171 0,959 0,617
26 118 274 -181 11,15 93 118 -0,171 0,992 0,651
28 124 276 -185 12,01 91 124 -0,167 1,043 0,709
30 129 277 -186 12,87 91 129 -0,167 1,085 0,751
32 136 278 -187 13,72 91 136 -0,167 1,143 0,810
34 142 278 -186 14,58 92 142 -0,169 1,194 0,856
36 149 271 -176 15,44 95 149 -0,174 1,253 0,904
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
107
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial Sampel UCS C71C 3000 7 Hari
c Lateral Axial Lateral Axial Volumetric
(MPa) (m) (10m) % % %
0 0 0 0 0,00 0 0 0,000 0,000 0,000
2 24 41 2 0,86 43 24 -0,079 0,201 0,043
4 34 58 5 1,71 63 34 -0,116 0,284 0,053
6 40 76 5 2,57 81 40 -0,149 0,335 0,037
8 47 139 -30 3,43 109 47 -0,200 0,393 -0,007
10 53 132 -30 4,28 102 53 -0,187 0,443 0,069
12 59 128 -28 5,14 100 59 -0,183 0,493 0,127
14 66 125 -23 6,00 102 66 -0,187 0,552 0,178
16 73 122 -18 6,85 104 73 -0,191 0,611 0,229
18 78 119 -11 7,71 108 78 -0,198 0,652 0,256
20 87 116 -5 8,57 111 87 -0,204 0,728 0,321
22 96 114 7 9,42 121 96 -0,222 0,803 0,359
24 107 102 35 10,28 137 107 -0,251 0,895 0,392
Lateral 2F (KN) Axial Lateral 1
109
Durasi (Menit)
Jarak antar Thermocouple(500C)
0 0,3 0,6 0,9 1,2 1,5
0 31,355 30,409 26,904 26,347 25,946 25,000
10 33,127 32,019 28,782 26,624 26,108 25,000
20 34,263 33,200 29,757 26,884 26,064 25,000
30 34,883 33,826 30,420 27,139 26,056 25,000
40 35,217 34,145 30,843 27,410 26,072 25,000
50 35,258 34,235 31,108 27,560 26,023 25,000
60 35,403 34,334 31,315 27,725 26,068 25,000
70 35,463 34,358 31,407 27,798 26,105 25,000
80 35,514 34,433 31,487 27,846 26,081 25,000
90 35,483 34,401 31,528 27,912 26,082 25,000
100 35,465 34,410 31,536 27,897 26,054 25,000
110 35,370 34,359 31,538 27,902 26,011 25,000
120 35,398 34,359 31,544 27,914 26,039 25,000
130 35,266 34,296 31,468 27,833 25,970 25,000
140 35,326 34,362 31,508 27,854 25,964 25,000
150 35,377 34,378 31,536 27,872 25,999 25,000
160 35,111 34,232 31,411 27,781 25,879 25,000
Durasi Jarak antar Thermocople (1000C)
0 0,000 0,030 0,060 0,090 0,120 0,150
10 27,852 25,637 29,193 27,473 27,215 25,000
20 37,488 35,407 30,006 27,644 27,081 25,000
30 41,001 38,938 30,217 28,007 27,063 25,000
40 44,413 42,314 30,491 28,319 27,099 25,000
50 46,801 44,676 31,025 28,663 27,125 25,000
60 48,365 46,270 31,523 28,975 27,095 25,000
70 49,686 47,544 32,054 29,335 27,142 25,000
80 50,611 48,451 32,480 29,617 27,160 25,000
90 51,286 49,102 32,741 29,842 27,184 25,000
100 51,814 49,592 32,971 30,077 27,221 25,000
110 52,458 50,136 33,299 30,325 27,322 25,000
120 52,928 50,457 33,544 30,563 27,471 25,000
130 53,278 50,778 33,680 30,654 27,500 25,000
140 53,251 50,749 37,691 31,362 27,502 25,000
110
Durasi (Menit)
Jarak Thermocouple (m)(1500C)
0 0,03 0,06 0,09 0,12 0,15
0 25,362 25,736 24,67 24,478 24,625 25
10 27,879 27,879 24,383 24,286 25 25
20 35,623 35,494 26,655 25,009 25,13 25
30 44,7 44,396 29,728 25,636 25,304 25
40 53,74 53,454 34,005 26,408 25,286 25
50 60,977 60,56 39,096 27,652 25,418 25
60 65,792 65,206 43,767 29,205 25,586 25
70 68,826 67,982 47,192 30,966 25,844 25
80 70,855 69,911 49,193 32,375 25,944 25
90 73,616 72,302 51,419 33,908 26,315 25