a10ryu3

113
PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU-MALANG, JAWA TIMUR RETNA YUSFIKA A24052231 SKRIPSI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Upload: fariz-adriansyah

Post on 28-Dec-2015

94 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dsad

TRANSCRIPT

Page 1: A10ryu3

1

PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI

KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU-MALANG,

JAWA TIMUR

RETNA YUSFIKA

A24052231

SKRIPSI

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: A10ryu3

2

PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI

KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU-MALANG,

JAWA TIMUR

Retna Yusfika

A24052231

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 3: A10ryu3

3

PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI PT

KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA, KOTA BATU-

MALANG, JAWA TIMUR

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Retna Yusfika

A24052231

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 4: A10ryu3

4

RINGKASAN

RETNA YUSFIKA. Pengelolaan Pascapanen Apel (Malus sylvestris) di

Kusuma Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur. (Dibimbing oleh

Slamet Susanto).

Kegiatan magang yang dilakukan di Kusuma Agrowisata (KA) adalah

untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja secara praktis di lapangan,

mempelajari secara langsung kegiatan pascapanen apel di KA, mengetahui aspek

produksi dan ekonomi tanaman apel di KA dan memperluas wawasan

pengetahuan serta memperoleh pengalaman dan ketermpilan dalam budidaya dan

kemampuan managerial. Magang dilaksanakan di KA, Kota Batu-Malang, Jawa

Timur pada tanggal 12 Februari sampai 12 Juni 2009.

Metode pelaksanaan magang yaitu dengan melakukan pengamatan

mengenai keadaan lapang, mengumpulkan data primer dan sekunder, serta

mengikuti secara langsung seluruh kegiatan di lapang, meliputi kegiatan di

departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT), departemen Trading, departemen

Marketing dan Divisi Industri, metode yang dilakukan di departemen BTT

meliputi pengamatan dan praktek secara langsung di lapang dengan tenaga kerja

karyawan harian lepas (KHL) dan bekerja sebagai asisten pengawas kebun serta

melakukan analisis produktivitas tenaga kerja KHL pada kegiatan budiddaya

tanaman apel.

Terdapat spesifikasi dalam kegiatan budidaya apel seperti adanya kegiatan

perompesan atau penguguran daun, pemangkasan dan pelengkungan cabang.

Kegiatan pascapanen apel KA berada dibawah tanggung jawab departemen

trading serta divisi industri. Penanganannya dilakukan secara manual, kecuali

untuk proses pengolahan apel. Kegiatan pengolahan apel dilakukan untuk

menunjang kegiatan wisata kebun yang ada. Produk olahan apel KA meliputi sari

buah, jenang, cuka dan cider.

Pemasaran apel KA dilakukan di wilayah lokal, yaitu lokasi wisata KA

dan luar kota. Penjualan apel di lokasi wisata KA terbanyak pada Mei 2009 adalah

apel „Ana‟ yaitu sebesar 4 383 kg „Ana‟ segar. Persentase pengiriman apel ke

pasar luar kota pada Maret 2009 untuk daerah Solo adalah 0%, sedangkan pada

Page 5: A10ryu3

5

April 2009 untuk daerah Bali sebesar 0.43% dari pesanan, 0.6% untuk daerah

Kediri dan Malang, dan 0.15% untuk daerah Surabaya. Permintaan apel yang

tidak terpenuhi pada Maret dan April 2009 disebabkan oleh kurangnya produksi

apel dari petani maupun supplier apel lainnya dan meningkatnya harga buah apel

di tingkat kulak.

Analisis usaha tani apel seluas 1 ha selama 25 tahun menunjukkan nilai

NPV yang positif, baik sebagai usaha agrowisata apel maupun sebagai kebun

produksi, yaitu sebesar Rp 1 165 414 919 dan Rp 1 713 924 415, sedangkan nilai

B/C dan R/C masing-masing adalah 4.03 dan5.27 serta 2.02 dan 2.50 Asumsi

yang digunakan adalah sewa lahan hanya diperhitungkan untuk analisis usaha apel

sebagai kebun produksi, modal meminjam dari bank dengan besar bunga 17% dan

diangsur selama 5 tahun.

Page 6: A10ryu3

6

Judul : PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris)

DI PT KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA,

KOTA BATU- MALANG, JAWA TIMUR

Nama : Retna Yusfika

NRP : A24052231

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, M.Sc.

NIP : 19610202 198601 1001

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr.

NIP : 19611101 198703 1003

Tanggal Lulus :

Page 7: A10ryu3

7

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bogor pada tanggal 11 Maret 1988. Penulis merupakan

anak kedua dari Bapak Yusup dan Ibu Pipih.

Tahun 2000 penulis lulus Sekolah Dasar Rimba Putra Bogor kemudian

dilanjutkan di SMP Insan Kamil Bogor sampai tahun 2003. Tahun 2005, penulis

menamatkan pendidikan menengah lanjutan atas di SMA Insan Kamil Bogor.

Pada tahun 2005 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Tahun 2007, penulis diterima

sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor.

Semasa menjadi mahasiswa, penulis mengikuti beberapa kegiatan

kemahasiswaan, diantaranya sebagai Anggota Forum Kajian Rohis Departemen

Agronomi (FKRD-A) Divisi Informasi dan Komunikasi (2007-2008), Panitia

Masa Perkenalan Fakultas (MPF) dan Masa Perkenalan Departemen (MPD) pada

tahun 2007. Penulis pun melakukan kegiatan magang dalam mengisi liburan

semester, yaitu di Balai Penelitian dan Pengembangan Benih Tanaman Pangan

dan Hortikultura, Cimanggis (2007) serta Saung Mirwan, Megamendung (2008).

Page 8: A10ryu3

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya yang tak terbatas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul ”Pengelolaan Pascapanen Apel (Malus sylvestris) di Kusuma

Agrowisata, Kota Batu - Malang, Jawa Timur”. Skripsi ini merupakan syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc. selaku dosen pembimbing yang telah membantu

dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS serta Dr. Dewi Sukma, SP MSi yang telah bersedia

menjadi dosen penguji.

3. Dr.Ir Eny Widajdati, MS. selaku dosen pembimbing akademik.

4. Yayah dan Embu atas dukungannya yang tulus baik moril maupun materil.

5. Pak Agus Sugiantoro selaku pembimbing lapang di Kusuma yang telah membimbing

penulis dalam pelaksanaan teknis di lapangan.

6. Seluruh staf departemen BTT, trading, mrketing, dan agroindustri Kusuma

Agrowisata atas segala bantuannya selama kegiatan magang berlangsung.

7. Ibu Yanti yang telah menyediakan tempat tinggal dan keperluan sehari-hari selama

magang.

8. Baith, Nini, dan Mia atas persahabatan serta kebersamaannya selama kegiatan

magang di Kusuma serta seluruh teman-teman AGH’42 atas kebersamaan dan

dukungannya.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Bogor, Januari 2010

Penulis

Page 9: A10ryu3

9

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1

Latar Belakang…………………………………………………. 1

Tujuan………………………………………………………….. 3

TINJUAN PUSTAKA……………………………………………........ 4

Botani Apel…………………………………………………….. 4

Syarat Tumbuh…………………………………………………. 5

Pemanenan……………………………………………………… 5

Pascapanen …………………………………………………...... 6

METODE MAGANG…………………………………………………. 8

Tempat dan Waktu…………………………………………........ 8

Metode Pelaksanaan…………………………………………….. 8

Analisis Data dan Informasi ……………………………………. 9

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN………………………………… 10

Sejarah Perusahaan………………………………………….. 10

Lokasi…………………………………………………………… 10

Keadaan Ikilm, Tanah, dan Topografi………………………….. 11

Tata Guna Lahan………………………………………………… 11

Keadaan Tanaman dan Produksi………………………………… 12

Organisasi Perusahaan…………………………………………… 12

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG………………………….. 15

Aspek Teknis……………………………………………………. 15

Pembibitan………………………………………………. 15

Penanaman ………………………………................ 16

Pemupukan …………………………………………....... 16

Perompesan ……………………………………………… 18

Pemangkasan ……………………………………………. 19

Pelengkungan Cabang (Penelungan)…………………….. 20

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (PHPT)……. 22

Taksasi Buah…………………………………………….. 23

Inventarisasi Tanaman…………………………………… 25

Panen dan Pascapanen…………………………………… 25

Aspek Managerial……………………………………………….. 27

Pendamping Pengawas Kebun…………………………… 27

PENANGANAN PASCAPANEN …………………………………...... 30

Pascapanen ……………………………………………………… 30

Pembersihan (cleaning)...................................................... 32

Penyortiran (sorting) dan Pengkelasan (grading).............. 32

Pengemasan (packaging).................................................... 35

Penyimpanan (storing)…………………………………... 38

Pengangkutan……………………………………………. 39

Pemasaran ………………………………………………………. 41

Page 10: A10ryu3

10

System Pembayaran……………………………………………… 44

PENGOLAHAN HASIL……………………………………………….. 46

Pemilihan Bahan Baku dan Pembuangan Biji…………………… 46

Pembersihan …………………………………………………….. 46

Proses Produksi………………………………………………….. 47

Pengemasan ……………………………………………………… 50

Penyimpanan …………………………………………………….. 51

Pengangkutan dan Pemasaran……………………………………. 52

PROSPEK USAHA TANI APEL ........................................................... 53

KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….. 56

Kesimpulan ………………………………………………………. 56

Saran ……………………………………………………………… 57

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 58

LAMPIRAN……………………………………………………………… 61

Page 11: A10ryu3

11

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Tata Guna Lahan di Kusuma Agrowisata….………………….. ..... .......... 11

2. Data Jumlah Karyawan Kontrak per Departemen…………......... …………. 13

3. Dosis Pupuk Apel per aplikasi di Kusuma Agrowisata………..... ............. 17

4. Hasil Perhitungan Taksasi Buah Blok E5…………………………………………… 24

5. Umur Panen Apel di Kusuma Agrowisata ………………………..................... 25

6. Produktivitas Tenaga Kerja KHL di Departemen BTT…………... …………… 29

7. Perbedaan Hasil Panen Racutan dan Kebun Produksi (Junggo)............. 31

8. Grade Apel Kusuma Agrowisata.............................................................. 32

9. Kehilangan Hasil Panen Kusuma Agrowisata …………..………… ................ 34

10. Kendaraan Distribusi Apel Kusuma Agrowisata …………………………………… 40

11. Harga Apel di Pos Penjualan Kusuma Agrowisata ……………………………….. 42

12. Rekapitulasi Penjualan Apel Kusuma Agrowisata Tahun ……………………… 42

13. Pengiriman Apel Kusuma Agrowisata April …………..…………...................... 43

14. Daftar Harga Apel KA untuk Supermarket ………………………...................... 45

15. Harga Apel di Beberapa Saluran Pemasaran………………………. 45

16. Produk-produk Olahan Apel Kusuma Agrowisata………………… 51

17. Hasil Analisis Usaha Tani Apel Selama 25 Tahun…………………. 54

Page 12: A10ryu3

12

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Produksi Apel Kusuma Agrowisata……………………………….. 12

2. Struktur Organisasi Departemen Budidaya Tanaman Tahunan…… 14

3. Mata Tunas Hasil Okulasi ………………………………………… 16

4. Pohon apel sebelum dirompes (kiri) dan setelah dirompes (kanan).. 18

5. Pelengkungan Cabang pada Tanaman Apel TBM…………………. 21

6. Hama dan Penyakit apel:(a) Kutu hijau (Aphis porni),(b) Lalat

buah (Rhogoletis pomonella),(c)Bercak daun,(d)kanker batang,

(e)Ulat……………………………………………………………… 23

7. Hasil Panen Apel Racutan dan Junggo................................................ 26

8. Diagram Proses Pascapanen Apel di Kusuma Agrowisata................. 30

9. Alat Timbangan Apel ………………......................................……… 33

10. Buah Apel „Ana‟ Tidak Layak Jual …………...…………………… 34

11. Kemasan Packing dan Curah Apel Kusuma Agrowisata …………. 36

12. Alat Timbangan Analitik dan Alat Wrapping …………………..... 37

13. Kardus Sebagai Kemasan Master untuk Distrisbusi ……………… 37

14. Penyimpanan Buah dan Sayur di Packing House KA ……………. 39

15. Diagram Alir Proses Produksi Jenang Apel KA ….……………… 47

16. Diagram Alir Proses Produksi Sari Buah Apel KA ……………… 48

17. Diagram Alir Proses Produksi Cuka Apel KA…………………… 49

18. Kemasan Jenang dan Cuka Apel Kusuma Agrowisata…………… 51

19. Penyimpanan Produk Olahan Apel Kusuma Agrowisata………… 52

Page 13: A10ryu3

13

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL di Kusuma Agrowisata,

Kota Batu-Malang, Jawa Timur………………......................………….. 61

2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Pengawas

di Kusuma Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur ........................ 64

3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staff Trading di Kusuma

Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur........................................... 68

4. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staff Marketing di Kusuma

Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur…………………………... 70

5. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staff Agroindustri di Kusuma

Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur............................................ 72

6. Data Hujan Desa Ngaglik, Kota Batu-Malang, Jawa Timur Periode 1999-2008……………………….................................................................... 73

7. Peta Areal Kusuma Agrowisata……….................................................................. 75

8. Peta Kebun Apel Wisata Kusuma ………………………………………............................. 76

9. Perbedaan Fenotipe Beberapa Varietas Apel di Kusuma Agrowisata………….. 77

10. Jenis-jenis Apel di Kusuma Agrowisata …………………………............................... 78

11. Struktur Organisasi Kusuma Agrowisata……….…………………………………………... 79

12. Data Taksasi Buah di Kusuma Agrowisata…..............……………….. .................. 80

13. Pengambilan Contoh Tanaman untuk Taksasi Buah…...…………….................... 82

14. Inventarisasi Tanaman Apel Kebun Kusuma Agrowisata………...………………….. 83

15. Blanko Laporan Harian Pengawas………………………………………………………………. 84

16. Standar Operasional Pengawas Kebun Departemen Budidaya Tanaman Tahunan, Kusuma Agrowisata.................................................................. ....... 85

17. Analisis Usaha Tani Apel Kusuma Agrowisata........................................ ......... 87

18. Analisis Kelayakan Usaha Tani Apel Kusuma Agrowisata...................... .......... 95

19. Analisis Usaha Tani Apel sebagai Kebun Produksi.................................. ........ 96

20. Analisis Kelayakan Usaha Tani Apel sebagai Kebun Produksi (Petani).. ......... 100

Page 14: A10ryu3

14

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Buah-buahan merupakan komoditi hortikultura yang memiliki nilai

ekonomi yang tinggi dan diminati oleh konsumen. Buah-buahan yang terdapat di

Indonesia sangat beragam, mulai dari buah-buahan tropis hingga beberapa buah

temperate.

Apel (Mallus sylvestris) merupakan salah satu tanaman buah yang dapat

dibudidayakan di Indonesia dan merupakan tanaman tahunan yang berasal dari

daerah temperate. Menurut Soelarso (1996) apel mulai dibudidayakan di

Indonesia sejak tahun 1934 dan dapat berbuah dengan baik.

Buah-buahan mengandung nilai gizi yang cukup tinggi sehingga

merupakan sumber vitamin dan mineral. Menurut Kusumo dan Verheij (1997)

dalam 100 g buah apel terkandung 85 g air, 10-13.5 g karbohidrat (terutama

fruktosa), 10 mg kalsium, 10 mg fosfor, 0.2 mg besi, 150 mg kalium, 10 mg

vitamin C, sedikit sekali vitamin A, B1, B2, dan B6, kandungan lemaknya sangat

rendah, dan nilai energinya 165-235 kJ/100g.

Buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral utama semakin banyak

diminati oleh masyarakat dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat

akan gaya hidup sehat dengan gizi tinggi. Pada akhirnya buah-buahan menjadi

banyak diperdagangkan. Oleh karena itu usaha tani di bidang buah masih sangat

bagus untuk dikembangkan. Peluang bisnis buah-buahan juga terlihat pada

kenyataan konsumsi buah penduduk Indonesia yang masih kurang. Menurut

Husodo (2003), rata-rata konsumsi per kapita per tahun rakyat Indonesia untuk

buah-buahan adalah baru sebesar 40.06 kg, sedangkan rekomendasi FAO adalah

65,75 kg.

Kabupaten Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan (Nangkojajar)

Jawa Timur merupakan daerah sentra produksi apel di Indonesia. Iklim yang

sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan apel memungkinkan tanaman

subtropis tersebut dapat berkembang dengan baik di Jawa Timur. Menurut

Sunarjono (2006), buah-buah subtropis menghendaki suhu yang rendah (<21oC)

Page 15: A10ryu3

15

untuk dapat tumbuh dan berbuah. Suhu yang rendah hanya terdapat di daerah

dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 1 000 m dpl.

Populasi tanaman apel di Indonesia pada tahun 2006-2007 adalah

2 493 699 pohon, dengan produksi mencapai 110 005.8 ton (BPS, 2007).

Menurut Ariani (2007), perkembangan tanaman apel di Indonesia dari tahun 2005

mengalami penurunan dalam hal produksi dan produktivitas. Produksi tanaman

apel menurun sebesar 58.55% sedangkan produktivitas menurun sebesar 26.53%.

Rendahnya produktivitas tanaman apel Indonesia memungkinkan produk

impor menguasai pasaran dalam negeri. Menurut Pusat Data dan Informasi

Pertanian (2008), impor buah apel pada periode tahun 2005-2006 mengalami

peningkatan mencapai 2 ton per tahun dan tahun 2006 total impor apel Indonesia

sebesar 116 167 ton.

Buah impor yng masuk ke dalam negeri menyebabkab adanya persaingan

dengan buh lokal. Buah impor cenderung memiliki kualitas yang lebih baik

daripada buah lokal, seperti penampilan, rasa dan warna yang lebih seragam.

Menurut Irawan (2007) dalam rangka meningkatkan daya saing agribisnis

hortikultura maka diperlukan berbagai upaya salah satunya adalah upaya

pengembangan fasilitas pascapanen pada setiap unit agribisnis. Dengan adanya

penanganan pascapanen dapat menjadikan produk yang dihasilkan memiliki

kualitas yang lebih baik dan meningkatkan harga jual.

Kusuma Agrowisata merupakan salah satu perusahaan yang terdapat di

Kota Batu, Jawa Timur yang mengembangkan usaha tanaman apel dalam skala

komersial. Perusahaan tersebut juga mempunyai sebuah tujuan yaitu menjadi

wahana produktif dan berpartisipasi dalam perkembangan agribisnis dan

agrowisata di Indonesia.

Kegiatan magang merupakan salah satu upaya dalam mengetahui sistem

kerja dari suatu perusahaan. Seluruh kegiatan perusahaan yang meliputi aspek

budidaya mulai dari pembibitan hingga panen dan pascapanen serta pemasarannya

merupakan kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan magang. Dalam kegiatan

ini lebih ditekankan kepada pengalaman serta pengetahuan di bidang pertanian,

khususnya budidaya apel sehingga penulis memiliki kemampuan dalam teknik

budidaya apel.

Page 16: A10ryu3

16

Tujuan

Pelaksanaan kegiatan magang ini bertujuan untuk :

1. Mempelajari secara langsung kegiatan pascapanen apel yang dilakukan di

Kusuma Agrowisata.

2. Mengetahui aspek produksi dan ekonomi tanaman apel di Kusuma Agrowisata.

3. Memperluas wawasan pengetahuan serta memperoleh pengalaman dan

keterampilan dalam budidaya dan kemampuan managerial.

Page 17: A10ryu3

17

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Apel

Secara taksonomi tanaman apel diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermathophyta

Sub divisi : Angiosperma

Kelas : Dicotyledinae

Ordo : Rosales

Famili : Rosaceae

Genus : Malus

Spesies : Malus sylvestris

Tanaman apel dapat tumbuh tinggi mencapai 10 m, tetapi untuk

memudahkan dalam pemanenan maka dibentuk menyerupai semak yang tingginya

hanya 2-3 m. Apel memiliki daun yang tunggal, berbulu kasar, dan tersebar

melingkar di sepanjang cabang. Bentuk daunnya lonjong meruncing dengan

warna hijau muda (Heru, 1993).

Bunga apel merupakan bunga tunggal atau berkelompok berwarna putih

bersih. Bunga keluar pada ujung-ujung tunas generatif yang tumbuh dari setiap

mata pada setiap ruas cabang (Sunarjono, 2006). Munculnya bunga didahului oleh

munculnya tunas produktif (spurs) dan pertunasan berhenti setelah pertumbuhan

buah. Pada musim panas bunganya berkembang dan berdiferensiasi. Sebagian

tunas yang tidak berbunga akan tinggal dorman dan biasanya akan berbunga pada

musim berikutnya (Kusumo, 1986).

Secara alami, tanaman apel hanya berbunga sekali dalam setahun setelah

mengalami musim kemarau (di Eropa musim dingin) (Sunarjono, 2006). Namun,

berdasarkan penelitian Crockett (1972), dengan melangkungkan cabang-

cabangnya yang telah dewasa secara mendatar, tanaman dapat berbunga setiap

saat setelah daunnya digugurkan (dirompes).

Page 18: A10ryu3

18

Syarat Tumbuh

Tanaman apel hanya dapat tumbuh dan berbuah di daerah dataran tinggi,

dengan ketinggian antara 700 sampai 1 200 m dpl (Kusumo, 1986). Berdasarkan

hasil penelitian Kusumo dan Verheij (1997), curah hujan yang baik untuk

pertumbuhan apel adalah 1 600 sampai 2 600 mm. Apabila curah hujan melebihi

optimal maka dapat mengganggu pembungaan pada tanaman apel.

Tanaman apel memerlukan sinar matahari yang cukup untuk pembungaan

dan mutu buah yang baik. Menurut Kusumo (1986) besarnya penyinaran yang

dibutuhkan adalah sebesar 50% tiap harinya, sedangkan suhu yang baik untuk

pertumbuhan apel maksimal adalah 27oC dan minimal 16

oC dengan RH antara

75-85%.

Pertumbuhan tanaman apel lebih subur pada tanah-tanah yang berstruktur

baik dan bersolum dalam. Uap air sangat menentukan produksi. Pada tanah-tanah

yang bergantung pada hujan biasanya produksi yang baik hanya sekali dalam

setahun dan pertumbuhannya menjadi kurang subur.

Pemanenan

Pemanenan merupakan kegiatan pengambilan hasil dari suatu pertanaman.

Panen dilakukan apabila tanaman telah memenuhi kriteria panen. Apabila panen

dilakukan pada waktu yang tidak tepat maka produk panen tidak akan tahan

simpan dan cepat busuk. Menurut Sunarjono (2006) pada umumnya tanaman apel

dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar, tergantung pada varietas

dan iklim. Menurut Untung (1994) semakin tinggi tempat tumbuhnya, semakin

lama waktu panen buah apel.

Rome Beauty dapat dipetik pada umur sekitar 120-141 hari dari bunga

mekar, Manalagi dapat dipanen pada umur 114 hari setelah bunga mekar dan

Anna sekitar 100 hari (Kusumo, 1986).

Pemanenan paling baik dilakukan pada saat tanaman mencapai tingkat

masak fisiologis (ripening), yaitu tingkat dimana buah mempunyai kemampuan

untuk menjadi masak normal setelah dipanen. Ciri masak fisiologis buah adalah

ukuran buah terlihat maksimal, aroma mulai terasa, warna buah tampak cerah

segar dan bila ditekan terasa kres (Kusumo, 1986).

Page 19: A10ryu3

19

Apel termasuk buah yang peka terhadap kerusakan, oleh karenanya

pemanenan harus dilakukan dengan baik. Cara pemanenan buah apel adalah

dengan cara memetik buah dengan tangan. Pemetikan harus dilakukan dengan

hati-hati. Kulit buah yang memar karena jatuh atau tekanan telapak tangan yang

terlalu keras dapat menimbulkan infeksi.

Periode panen apel adalah enam bulan sekali berdasarkan siklus

pemeliharaan yang telah dilakukan. Produksi buah apel sangat tergantung dengan

varietas, secara umum produksi apel adalah 6-15 kg/pohon (Kusumo, 1986).

Panen yang baik akan menghasilkan produk dengan kualitas yang baik.

Produk tersebut kemudian dikumpulkan untuk kemudian dilakukan kegiatan pasca

panen.

Pascapanen

Perlakuan pascapanen dilakukan dengan tujuan memberikan penampilan

yang baik, melindungi produk serta memperpanjang daya simpan. Buah-buahan

merupakan komoditas yang ringkih, sehingga diperlukan penanganan pascapanen

yang memadai agar dapat dipertahankan mutunya, ditingkatkan daya simpan dan

daya gunanya (Broto, 1993). Menurut Made (2001) secara umum perlakuan

pascapanen meliputi sortasi dan grading, pencucian, pelilinan, pengendalian

penyakit dan insekta.

1. Sortasi dan Grading

Tujuan sortasi adalah untuk menghilangkan bagian-bagian yang dengan

jelas tidak layak dijual seperti buah yang luka, busuk atau mempunyai bentuk dan

warna yang tidak normal (Broto, 1993). Selain itu sortasi juga dilakukan untuk

memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh pasaran. Pemisahan produk

busuk dapat menghindarkan penyebaran infeksi ke produk lainnya. Grading

merupakan kegiatan pemisahan produk berdasarkan kriteria mutu, seperti ukuran,

warna, serta kematangan.

2. Pencucian

Buah membutuhkan pembersihan untuk menghilangkan kotoran seperti

debu, atau residu penyemprotan yang dilakukan sebelum panen. Pembersihan

tersebut secara umum dilakukan dengan penyemprotan air atau mencelupkan ke

dalam air. Namun, pembersihan dapat pula dilakukan dengan menggunakan bahan

Page 20: A10ryu3

20

kimia, seperti klorin. Klorin merupakan bahan kimia yang dapat digunakan untuk

mengendalikan mikroorganisme. Menurut Made (2001) perlakuan klorin dengan

konsentrasi 100-150 ppm dapat membantu mengendalikan patogen selama operasi

pascpapanen.

3. Pelilinan

Pelilinan pada buah-buahan seperti apel dan peach umum dilakukan. Lilin

alami yang banyak digunakan adalah shellac dan carnauba atau beeswax (lilin

lebah) yang semuanya digolongkan sebagai food grade (Made, 2001). Pelapisan

lilin berfungsi sebagai pengganti lilin alami pada buah yang hilang karena proses

pencucian. Selain itu, dapat berfungsi untuk mengurangi kehilangan air selama

penanganan dan pemasaran serta membantu memberikan proteksi dari serangan

mikroorganisme pembusuk.

4. Pengemasan

Pengemasan bertujuan untuk melindungi buah dari pelukaan,

memudahkan dalam pengleolaan suhu, mencegah kehilangan air, mempermudah

dalam perlakuan khusus, serta memberi estetika untuk menarik konsumen (Broto,

1993). Pengemasan yang baik dapat melindungi produk selama proses

pengangkutan, mulai dari kebun hingga ke pasar.

5. Penyimpanan

Umur pemasaran dari buah dapat diperpanjang dengan penyimpanan yang

tepat dalam kondisi lingkungan yang dapat mempertahankan mutunya. Menurut

Kusumo (1986), buah apel yang disimpan di dalam kamar dingin dapat tetap segar

selama 4-7 bulan. Manajemen suhu merupakan salah satu cara mengendalikan

penyakit. Penghilangan panas lapang secara cepat dan menjaganya tetap pada

suhu rendah, menghambat perkembangan penyakit pascapanen. Manurut Made

(2001) buah apel, peach dan delima merupakan buah-buah yang mendapat

perlakuan dingin dengan suhu 0.5oC atau dibawahnya selama 14 hari agar dapat

memenuhi persyaratan karantina pasar dunia untuk pengendalian 10 lalat buah

“Queensland”.

Page 21: A10ryu3

21

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya,

Kota Batu-Malang, Jawa Timur. Kegiatan ini berlangsung selama 4 bulan yang

dimulai pada awal bulan Februari 2009 sampai awal bulan Juni 2009.

Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini terdiri dari:

1. Metode yang dilakukan secara keseluruhan di Kusuma Agrowisata yaitu:

a. Mengadakan pengamatan mengenai keadaan lapang dan praktek kerja

langsung dengan mengikuti seluruh rangkaian di perusahaan, meliputi

kegiatan di Divisi Agrowisata, yaitu di departemen Budidaya Tanaman

Tahunan (BTT) (76 hari kerja efektif), di departemen Trading (10 hari kerja

efektif), di departemen Marketing (10 hari kerja efektif), serta di Divisi

Industri (2 hari kerja efektif).

b. Mengumpulkan data primer dengan mewawancarai pihak-pihak yang

berhubungan dalam kegiatan magang.

c. Mengumpulkan data sekunder meliputi data luas lahan, kondisi iklim,

jumlah tenaga kerja, serta struktur organisasi perusahaan dan studi pustaka.

2. Metode yang dilakukan di departemen BTT yaitu mengadakan pengamatan

mengenai keadaan lapang dan praktek kerja secara langsung dengan mengikuti

seluruh kegiatan di departemen BTT. Kegiatan terdiri dari kegiatan di lapang

bersama tenaga kerja (46 hari kerja efektif) dan bekerja sebagai asisten

pengawas (30 hari kerja efektif).

3. Melakukan analisis produktivitas tenaga kerja pada kegiatan budiddaya

tanaman apel dengan satu sampai sembilan kali pengamatan. Kegiatan yang

diikuti secara langsung adalah kegiatan pemeliharaan, meliputi pemupukan,

perompesan, pemangkasan, pelengkungan cabang dan pemanenan.

Page 22: A10ryu3

22

Analisis Data dan Informasi

Data-data yang diperoleh dikelompokan dan diolah dengan menggunakan

rataan. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Pengamatan yang

dilakukan penulis di lapangan meliputi kegiatan budidaya sampai penanganan

pascapanen yang meliputi:

1. Budidaya Apel

Kegiatan budidaya meliputi pembibitan, pemupukan, perompesan,

pelengkungan cabang, serta pengendalian hama dan penyakit.

2. Teknik Pemanenan

Kegiatan pemanenan meliputi taksasi hasil panen, alat serta cara panen yang

dilakukan.

3. Teknik Penanganan Pascapanen

Kegiatan pascapanen meliputi pembersihan, penyortiran, pengkelasan,

pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan serta pengolahan.

Page 23: A10ryu3

23

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah Perusahaan

PT Kusuma Agrowisata merupakan perusahaan keluarga yang mulai

dibangun sejak tahun 1989 dengan tujuan sebagai usaha agrowisata apel. Badan

usaha Perseroan Terbatas (PT) dibentuk pada tahun 1992 yang mewadahi seluruh

kegiatan usahanya dan dinamakan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

(KSDW) dengan no izin usaha 530/01/422.107/IUI/2002, kemudian disingkat

dengan nama dagang Kusuma Agrowisata.

Perusahaan terus berkembang menjadi sebuah usaha agribisnis dengan

meningkatkan luas area, menambah komoditi buah serta membangun sebuah

home industry pengolahan apel. Kusuma Agrowisata menjadi pelopor dalam

memproduksi sari apel di Jawa Timur.

Perusahaan pun tidak hanya dibangun sebagai sebuah usaha agribisnis,

namun juga sebagai pusat kajian agribisnis untuk memberdayakan petani. Pusat

kajian tersebut diberi nama Klinik Agribisnis. Klinik Agribisnis tersebut memiliki

program, yaitu mengadakan pelatihan-pelatihan, studi banding, dan seminar.

Semua kegiatan tersebut diwadahi dalam sebuah badan hukum yang legal, yaitu

PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya.

Lokasi

Secara administratif, KSDW terletak di Jalan Abdul Gani Atas, Desa

Ngaglik, Kelurahan Pasanggrahan, Kecamatan Batu, Propinsi Jawa Timur. Kota

Batu merupakan daerah yang terkenal sebagai daerah tujuan wisata dan terletak 19

Km dari Kota Malang.

Sebelah Utara perusahaan berbatasan dengan Desa Ngaglik, sebelah

Selatan dengan Gunung Panderman, sebelah Timur dengan Desa Pesanggrahan,

dan sebelah Barat dengan Desa Sisir. Daerah tersebut dikelilingi oleh rangkaian

pegunungan, yaitu Gunung Panderman ( 2040 m), Gunung Arjuno ( 3339 m),

Gunung Welirang (2156 m), Gunung Anjasmoro (2277), dan Gunung Kawi

(2651 m).

Page 24: A10ryu3

24

Keadaan Iklim, Tanah dan Topografi

Pada Lampiran 6, berdasarkan iklim Schmidt-Ferguson keadaan iklim di

Kusuma Agrowisata termasuk ke dalam tipe iklim D dengan bulan basah rata-rata

5.6 dan bulan kering rata-rata 6.4. Rata-rata curah hujan selama 10 tahun terakhir

adalah 1539.8 mm/tahun dengan hari hujan (HH) rata-rata sebanyak 115.4

HH/tahun. Kelembaban udara dan suhu di daerah tersebut masing-masing adalah

60-70% dan 16-30oC.

Jenis tanah di Kusuma Agrowisata adalah latosol, dengan lapisan tanah

yang berpasir dan berbatu. Kedalaman efektifnya yaitu 20 cm. Topografi tanah

bergelombang dengan kemiringan 15-20%. Ketinggian tempat berkisar antara

680-1 700 m dpl (di atas permukaan laut).

Tata Guna Lahan

Total luas areal Kusuma Agrowisata adalah 62 ha. Luasan tersebut terbagi

ke dalam beberapa blok pertanaman apel (32 blok), jeruk, strawberry, buah naga,

jambu biji merah, kopi serta rumah kaca untuk tanaman paprika dan tomat cherry.

Sisanya adalah untuk area perhotelan, cottage, dan restoran. Peta areal Kusuma

Agrowisata dan kebun apel perusahaan tercantum pada Lampiran 7 dan 8.

Tabel 1. Tata Guna Lahan di Kusuma Agrowisata

Tata Guna lahan Luas (ha)

Apel 7.21

Jeruk 7.11

Strawberry 2

Buah Naga 1.60

Jambu Biji Merah 2.67

Kopi 9

Rumah Kaca Paprika 0.39

Rumah Kaca Tomat Cherry 0,03

Jalan, Area perhotelan, Cottage, dan Restauran 31.99

Total 62

Page 25: A10ryu3

25

Keadaan Tanaman dan Produksi

Apel yang dibudidayakan di Kusuma Agrowisata terdiri atas apel

„Manalagi‟, „Ana‟, „Rome Beauty‟, dan beberapa apel „Wangling‟ dan „Australia‟.

Dalam memproduksi apel, perusahaan membangun sebuah kebun produksi apel di

Kecamatan Junggo dengan luas areal pertanaman apel sebesar 7.6 ha. Baik di

kebun wisata maupun kebun produksi, mayoritas apel yang dibudidayakan adalah

apel „Manalagi‟. Hasil pengamatan terhadap penampakan fisik beberapa varietas

apel di Kusuma Agrowisata ditampilkan pada Lampiran 9 dan 10.

Produksi apel Kusuma Agrowisata selama 8 tahun terakhir mengalami

fluktuasi (Gambar 1). Produksi apel pada tahun 2005 sebesar 70.827 ton, tahun

2008 mengalami peningkatan menjadi 99.024 ton. Pada tahun 2009 (Januari

sampai April) produksi apel mencapai 38.20 ton.

0

20000

40000

60000

80000

100000

Pro

du

ksi

(to

n)

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009*

Tahun

*Januari-April 2009

Gambar 1. Produksi Apel Kusuma Agrowisata

Organisasi Perusahaan

Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya terdiri atas lima divisi, yaitu Divisi

Hotel Kusuma Agrowisata, Divisi Estate (Villa Kusuma Agrowisata), Divisi

Industri, dan Divisi Agrowisata. Divisi yang berperan langsung dalam budidaya

serta pengolahan apel adalah Divisi Agrowisata dan Industri. Masing-masing

divisi terbagi kembali dalam beberapa departemen. Struktur organisasi secara

Page 26: A10ryu3

26

lengkap disajikan pada Lampiran 11. Struktur organisasi di Kusuma Agrowisata

merupakan garis staf yang telah menempatkan posisi karyawan berdasarkan

tugasnya masing-masing. Tiap-tiap divisi dipimpin oleh seorang general manager

dan untuk tiap departemen dipimpin oleh seorang kepala bagian yang bertindak

sebagai manager.

General manager bertanggung jawab atas kelancaran kerja divisi yang

dipimpin dalam mencapai tujuan perusahaan, yaitu suatu keuntungan yang wajar

dengan memberikan rasa puas kepada pengunjung, pemilik serta karyawan sesuai

dengan standar dan kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan. Seorang

kepala bagian atau manager bertanggung jawab atas kelancaran operasional kerja

pada departemen yang dipimpinnya.

Penyerapan tenaga kerja di Kusuma Agrowisata dilaksanakan berdasarkan

kebutuhan dari setiap departemen. Jumlah karyawan tetap sebanyak 400 orang

dan total seluruh karyawan termasuk harian lepas mencapai lebih dari 800 orang.

Latar belakang pendidikan karyawan terbesar adalah lulusan SLTA. Dalam

pelaksanaannya terdapat pembagian tenaga kerja, yaitu tenaga kerja tetap, tenaga

kerja kontrak, tenaga kerja harian, dan tenaga kerja borongan.

Tenaga kerja kontrak merupakan tenaga kerja yang dikontrak untuk

pekerjaan tertentu dengan jangka waktu tertentu minimal 1 tahun. Tenaga kerja

borongan merupakan tenaga kerja yang dibutuhkan pada waktu dan kegiatan

tertentu saja, serta digaji atau dibayar berdasarkan prestasi kerja, misal tenaga

kerja borongan untuk kegiatan perompesan, pengendalian gulma, dan sebagainya.

Data jumlah tenaga kerja bersadarkan pendidikan, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Data Jumlah Karyawan Kontrak per Departemen

No Departemen Jumlah Karyawan (orang)

1 Keuangan, Umum dan Adm. 35

2 Marketing 16

3 Klinik Agribisnis dan Agrowisata 14

4 Food and Beverage 25

5 Budidaya Tanaman Semusim 20

6 Budidaya Tanaman Tahunan 16

Total 136 Sumber : Klinik Agribisnis dan Agrowisata, 2009.

Page 27: A10ryu3

27

Gambar 2. Struktur Organisasi Departemen Budidaya Tanaman Tahunan

Ketua Departemen

Budidaya Tanaman

Assisten Ketua Departemen

Budidaya Tanaman

Staff Administrasi Waker

Pengawas Green

House

Hidroponik,

Substrat dan

Packing

Pengawas Tanaman

Strawberry, Sayur

Organik, Buah

Naga, Lanskap

Pengawas Gudang,

Kopi, Kompos

Pengawas Kebun

Kingsoe, Seruk,

Pentil

Pengawas Apel dan

Jeruk

Pengawas Kebun

Junggo dan Karang

Ploso

Page 28: A10ryu3

28

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan di lapangan

dan menuntut aktifitas fisik. Kegiatan aspek teknis yang penulis laksanakan

terdiri atas kegiatan perawatan, pemanenan, pascapanen dan pengolahan apel.

Kegiatan perawatan yang diikuti meliputi kegiatan pemupukan, perompesan atau

pengguguran daun, pemangkasan, pewiwilan, pengendalian hama dan penyakit

tanaman, serta penelungan atau pelengkungan cabang.

Kegiatan lainnya yang dilakukan penulis terkait dengan budidaya tanaman

apel serta kegiatan yang rutin dilakukan di perusahaan tempat magang adalah

pembibitan, taksasi tanaman dan taksasi produksi.

Pembibitan

Kualitas bibit yang digunakan sangat menentukan perkembangan tanaman.

Bibit yang berkualitas baik dapat memiliki produktivitas yang tinggi. Bibit apel

dapat diperoleh melalui hasil perbanyakan dengan cara okulasi atau penempelan

mata tunas dan grafting atau penyambungan.

Departemen BTT Kusuma Agrowisata (KA) tidak melakukan kegiatan

pembibitan apel. Bibit yang ditanam diperoleh dari mitra Kusuma, yaitu tempat

pembibitan yang berada di Desa Bumiaji. Bibit dibeli dengan harga Rp 2 500/bibit

dan bibit tersebut merupakan hasil perbanyakan dengan cara okulasi.

Jenis apel yang digunakan sebagai batang bawah adalah Malus pumila

atau lebih dikenal dengan apel liar. Menurut Soelarso (1996), pemilihan apel liar

sebagai batang bawah dikarenakan sifatnya yang memiliki sistem perakaran yang

lebih kuat dan luas, bentuk pohonnya kokoh, serta memiliki daya adaptasi yang

tinggi terhadap lingkungannya. Mata tunas yang digunakan berasal dari apel yang

berumur cukup tua (0.5-1 tahun).

Pemeliharaan yang dilakukan selama pembibitan meliputi penyiraman,

pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Bibit hasil okulasi dapat

dipindah (transplanting) setelah 7-8 bulan setelah okulasi.

Page 29: A10ryu3

29

Gambar 3. Mata Tunas Hasil Okulasi

Penanaman

Jarak tanam apel di Kusuma Agrowisata adalah 3 m x 3 m untuk semua

jenis apel. Jarak tanam yang lebar dapat memberikan ruang tumbuh yang cukup

bagi tanaman. Selain itu untuk mempermudah dalam perlakuan pemeliharaan

terhadap tanaman. Kelembaban lingkungan tumbuh pun dapat terjaga, sehingga

dapat mencegah penyakit menyerang tanaman.

Tanaman apel dikatakan sebagai Tanaman Menghasilkan (TM ) setelah

berumur 6 tahun. Sebelumnya tanaman apel adalah Tanaman Belum

Menghasilkan (TBM). Apabila perawatan yang dilakukan cukup baik, sehingga

perkembangan dan pertumbuhan tanaman apel sangat baik, tanaman apel telah

dapat dikatakan sebagai TM pada umur 5 tahun.

Pemupukan

Pemupukan merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada tanaman

melalui tanah maupun daun sebagai pengganti unsur yang terbawa oleh buah yang

dipanen atau unsur hara yang terserap oleh tanaman apel selama fase produktif

(Klinik Agribisnis, 2009). Dalam kegiatan pemupukan perlu diperhatikan

beberapa hal antara lain unsur hara yang diberikan sesuai dengan kebutuhan,

takaran tepat, tepat cara, dan tepat waktu.

Tabel 3 menunjukkan dosis pemupukan apel di Kusuma Agrowisata.

Pemupukan dilakukan berdasarkan umur tanaman apel dan kondisi tanaman.

Pemupukan terdiri atas pupuk organik dan anorganik. Selama masa TBM, dosis

pupuk anorganik yang diberikan akan terus meningkat dengan meningkatnya

Page 30: A10ryu3

30

umur tanaman apel, tetapi setelah tanaman memasuki masa TM maka dosis yang

diberikan akan tetap. Pupuk organik diberikan pada tahun pertama dan akan

diberikan kembali sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Tabel 3. Dosis Pupuk Apel per aplikasi di Kusuma Agrowisata

Tanaman

Apel

Pupuk Anorganik (g/pohon) Pupuk organik

(kg/pohon) ZA NPK

TBM I 100 - 40

TBM II 200 -

TBM III 300 -

TBM IV 400 -

TM I - 500

Persiapan pemupukan, dilakukan pada satu minggu sebelum pemupukan.

Persiapannya adalah dengan membuat alur pupuk berbentuk segi empat

mengelilingi pohon. Jarak alur pupuk dari batang pohon apel adalah kurang lebih

satu meter, sedangkan untuk tanaman apel belum menghasilkan (TBM ) jarak alur

pupuk yang dibuat adalah setengah meter dari batang pohon.

Selain kedua jenis pupuk di atas, perusahaan pun memberikan pemupukan

mikro, yaitu pupuk ZK dan MKP. Pupuk tersebut diberikan dengan tujuan untuk

pembesaran mata tunas calon pembungaan dan tunas-tunas baru. Pupuk mikro

diaplikasikan melalui daun dan batang dengan cara disemprot.

Tenaga kerja persiapan pemupukan dan pemupukan dilakukan oleh tenaga

kerja laki-laki. Standar prestasi untuk kegiatan pemupukan adalah 300 pohon/hari

kerja (HK). Standar prestasi tersebut tidak dibedakan antara TM dengan TBM,

sedangkan standar kerja persiapan pemupukan berbeda antara TM dengan TBM.

Standar kerja persipuk untuk TBM adalah 30 pohon/HK, sedangkan untuk TM

mencapai 50 pohon/HK.

Sistem pembayaran untuk kegiatan persipuk dan pemupukan biasanya

dilakukan dengan sistem borongan. Harga borongan untuk persiapan pemupukan

dan pemupukan adalah Rp 300/TBM dan Rp 400/TM.

Page 31: A10ryu3

31

Perompesan

Perompesan daun merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan pada

setiap musim tanam. Perompesan daun bertujuan untuk memutus dormansi mata

tunas pada tanaman apel. Tanaman apel yang merupakan tanaman asli daerah

temperate, akan mengalami masa dormansi setelah setiap akhir musim tanam.

Menurut Hardianto (1991) perkembangan tanaman apel di Indonesia sangat pesat

terutama setelah ditemukannya teknik perompesan daun dan pelengkungan

cabang untuk merangsang pembungaan dan pembuahan.

Perompesan daun dapat mengurangi pembentukkan zat penyebab dorman,

yaitu ABA. Hal tersebut dikarenakan daun merupakan tempat yang paling peka

untuk mensintesa zat penyebab dorman apabila menerima rangsangan dari luar.

Perompesan daun di Kusuma Agrowisata dilakukan 1-2 bulan setelah

panen musim sebelumnya dan dilakukan secara manual dengan tangan. Dengan

dilakukan perompesan daun, pembungaan apel dapat serempak dan teratur.

Kegiatan perompesan dilakukan setiap bulan pada blok yang berbeda. Hal tersebut

bertujuan agar ketersediaan buah apel bagi pengunjung dapat terus terjaga.

Gambar 4. Pohon apel sebelum dirompes (kiri) dan setelah dirompes

(kanan).

Kegiatan rompes di Kusuma Agrowisata dilakukan bersamaan dengan

kegiatan pangkas. Hal tersebut bertujuan untuk efektifitas pekerjaan. Tenaga kerja

perompesan adalah tenaga kerja wanita dan pria. Standar prestasi kerja untuk

perompesan adalah 8-10 pohon/HK.

Page 32: A10ryu3

32

Pemangkasan

Pemangkasan pada tanaman apel dilakukan dengan tujuan pembentukan

tanaman serta merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru (Untung, 1994).

Pemangkasan yang dilakukan di Kusuma Agrowisata terdiri atas empat jenis

pangkasan, yaitu pangkasan bentuk, pangkasan pemeliharaan, dan pangkasan

produksi dan pangkas ringan atau disebut pewiwilan.

Pemangkasan bentuk dilakukan dengan tujuan untuk membentuk kerangka

tanaman yang baik. Bentuk tanaman apel yang ada di Kusuma Agrowisata dibuat

menjadi kerdil dengan tajuk yang sedikit melebar. Hal tersebut bertujuan agar

memudahkan wisatawan dalam pemetikan buah.

Pemangkasan untuk pembentukan pohon dilakukan saat tanaman berada

pada fase TBM. Pada pemangkasan ini dipertahankan 2-3 cabang primer dan

membuang cabang primer lain pada batang utama. Pemangkasan pemeliharaan

bertujuan untuk mempertahankan kerangka tanaman yang sudah terbentuk.

Pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada cabang sakit atau tua, cabang yang

tidak produktif (tunas air), cabang yang berlekuk-lekuk atau disebut juga cabang

cacing, cabang yang mati, cabang yang tumbuh terlalu rapat dan padat sehingga

saling menutupi dan cabang yang ditumbuhi oleh benalu.

Pada pemangkasan pemeliharaan dilakukan juga pemangkasan berat bila

diperlukan. Pemangkasan berat merupakan pemangkasan terhadap lebih dari 50%

bagian cabang tanaman. Pemangkasan berat dilakukan apabila kondisi tanaman

rusak akibat penyakit.

Pemangkasan produksi bertujuan untuk memicu atau merangsang

pertumbuhan bunga dan buah. Pemangkasan produksi dilakukan setelah

perompesan. Pemangkasan produksi dilakukan dengan memotong cabang sampai

mata tunas terbesar.

Pemangkasan ringan dilakukan pada saat buah apel masuk pada fase pentil

atau 1-2 bulan setelah pembungaan. Pemangkasan dilakukan terhadap tunas-tunas

air yang tumbuh di batang dan cabang primer, daun yang menutupi buah, cabang

serta daun-daun yang saling menutupi, sehingga penetrasi cahaya terhadap

tanaman menjadi lebih baik. Pada pemangkasan ringan juga dilakukan kegiatan

penjarangan buah.

Page 33: A10ryu3

33

Alat yang digunakan dalam kegiatan pemangkasan adalah gergaji pangkas

dan gunting pangkas. Gergaji pangkas digunakan untuk memangkas cabang-

cabang yang besar sedangkan gunting pangkas digunakan untuk cabang-cabang

yang kecil. Gergaji serta gunting pangkas yang digunakan harus tajam agar tidak

menyebabkan sobekan pada kulit batang sehingga tidak merusak tanaman.

Tanaman memerlukan waktu yang lama untuk memulihkan bagian yang

terluka, akibatnya pertumbuhan generatif tertunda. Bantalan yang rusak dapat

berpengaruh terhadap produksi. Oleh karena itu cara pemangkasan yang baik

harus diketahui oleh tenaga pangkas.

Hasil pangkasan sangat rentan terhadap serangan penyakit. Oleh karena itu

setiap kali pemangkasan, dilakukan juga upaya pengendalian penyakit pada

tanaman, yaitu dengan mengoleskan fungisida dalam bentuk cair pada bagian

bekas pangkasan. Fungsida yang digunakan adalah Nordox (Tembaga Oksida

56%) dengan konsentrasi 3-6 ml/L.

Standar pretasi untuk kegiatan pemangkasan produksi, bentuk dan

pemeliharaan adalah 12 pohon/HK, sedangkan standar prestasi untuk

pemangkasan ringan adalah 35-40 pohon/HK. Tenaga kerja pemangkasan adalah

tenaga kerja pria dan wanita. Tenaga kerja pemangkasan tersebut merupakan

tenaga kerja yang telah terampil melakukan pemangkasan.

Pelengkungan Cabang (Penelungan)

Pelengkungan cabang merupakan salah satu cara dalam pembentukan

tanaman. Pelengkungan cabang dilakukan agar letak dan arah ranting menjadi

berjauhan, sehingga sinar matahari dapat diterima sepenuhnya. Pelengkungan

cabang dilakukan setelah perompesan daun dan sebelum keluarnya bunga.

Pelengkungan cabang pada tanaman apel bertujuan untuk menumbuhkan tunas-

tunas lateral yang ada di sepanjang cabang yang akan dilengkungkan. Selain itu,

pelengkungan cabang pun bertujuan agar tanaman menjadi pendek.

Tunas yang tumbuh tegak lurus cenderung tidak menghasilkan bunga.

Menurut Untung (1994) hal tersebut dikarenakan zat tumbuh atau auksin yang ada

di tanaman merangsang pertumbuhan vegetatif secara terus menerus. Agar hal

tersebut tidak terjadi maka cabang atau ranting pada tanaman apel dilengkungkan

Page 34: A10ryu3

34

sampai posisi mendatar. Dalam posisi cabang yang mendatar, peranan auksin

diambil alih oleh etilen yang bisa merangsang pembungaan. Apabila cabang

melengkung sampai ujungnya merunduk maka tunas lateral hanya tumbuh di

pangkal dan ujung cabang. Sebaliknya apabila bentuk cabang yang dilengkungkan

itu masih mengarah ke atas, tunas lateral hanya tumbuh di ujung cabang.

Pelengkungan cabang hanya dilakukan terhadap TBM. Selain dikarenakan

cabangnya yang masih muda sehingga masih lentur dan mudah dilengkungkan,

tetapi juga agar dapat diproduksi secara optimal.

Gambar 5. Pelengkungan Cabang pada Tanaman Apel TBM

Pada cabang yang tua, cabang telah keras sehingga sulit untuk

dibengkokan. Selain itu tunas lateral pun sulit tumbuh meskipun telah

dilengkungkan. Akan tetapi pelengkungan yang dilakukan terhadap cabang yang

terlalu muda pun tidak baik dilakukan, sebab tunas lateral yang tumbuh menjadi

terlalu banyak dan kecil, sehingga tidak begitu bagus. Cabang yang paling sesuai

untuk dilengkungkan adalah yang tidak terlalu muda ataupun tua, yaitu yang telah

berwarna cokelat dan mudah melengkung.

Penelungan biasanya dilakukan oleh tenaga kerja wanita, sebab dianggap

bahwa wanita dapat melakukannya lebih terampil dan rapi. Standar prestasi untuk

kegiatan penelungan adalah 50 TM/HK dan 20 TBM/HK.

Page 35: A10ryu3

35

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (PHPT)

Pengendalian hama dan penyakit bertujuan untuk melestarikan kualitas

lingkungan, mengendalikan populasi dan serangan hama atau penyakit, khususnya

untuk meningkatkan produksi tanaman apel. Oleh karena itu Departemen BTT

melakukan monitoring hama dan penyakit setiap 2-3 hari agar hama maupun

penyakit yang menyerang dapat segera teratasi.

Pengendalian hama dan penyakit di Kusuma Agrowisata dilaksanakan

secara kimiawi. Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan menggunakan alat

EPS (Engine Power Sprayer). EPS dilengkapi dengan drum (tempat pencampuran

bahan), selang 200 m dan mesin pompa. Waktu-waktu penyemprotannya adalah

satu sampai dua minggu setelah perompesan, setelah muncul tunas, pada saat

pembungaan, pada saat muncul buah muda, dan pada saat menjelang panen.

Penyemprotan dilakukan oleh tenaga kerja pria dan mendapat pengawasan

langsung dari pengawas PHPT, terutama saat pembuatan larutan. Prestasi kerja

untuk kegiatan penyemprotan mencapai 300 pohon/HK.

Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman apel di antaranya

adalah ulat buah, ulat jengkal, ulat grayak, lalat buah (Rhogoletis pomonella), kutu

daun hijau (Aphis porni), bercak daun, kanker batang serta busuk akar.

Ulat menyerang daun serta buah apel. Gejalanya adalah daun dan buah

akan tampak berlubang. Bagian dalam buah merupakan tempat disimpannya telur

yang akan berkembang menjadi larva. Kutu hijau (Aphis porni) menyerang pada

bagian daun apel. Kutu tersebut biasanya berada pada bagian bawah daun dan

tersamar karena warnanya sama dengan daun.

Penyakit bercak daun disebabkan oleh cendawan Marssonina coronaria

dan merupakan penyakit yang banyak menyerang tanaman apel. Gejala bercak

daun di kebun Kusuma Agrowisata mulai terlihat pada 4 minggu setelah

pemangkasan. Gejala serangan kanker batang adalah kulit batang busuk, basah,

dan mengeluarkan getah merah dan perkembangannya sangat cepat. Kanker

batang disebabkan oleh cendawan Botryosphaeria. Upaya pencegahan penyakit

kanker batang dilakukan dengan mengoleskan fungisida Nordox atau Bucali pada

batang.

Page 36: A10ryu3

36

Gejala tanaman apel yang terserang penyakit busuk akar adalah daun-daun

menjadi kering cokelat hingga akhirnya berguguran, bunga menjadi layu, bercak-

bercak hitam, pada batang bagian bawah berwarna hitam seperti terbakar, efek

penyakit dapat menyebar ke seluruh bagian tanaman. Busuk akar disebabkan oleh

cendawan Armillaria.

(a) (b) (c)

(d) (e)

Gambar 6. Hama dan Penyakit apel:(a) Kutu hijau (Aphis porni), (b) Lalat

buah (Rhogoletis pomonella), (c)Bercak daun, (d)kanker

batang, (e)Ulat grayak.

Taksasi Buah

Perkiraan produksi buah apel perlu dihitung dalam mempersiapkannya

sebagai lokasi petik. Dalam hal ini terdapat koordinasi antara departemen

Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) dengan departemen marketing wisata. Hasil

taksasi buah menunjukkan perkiraan jumlah atau produksi apel dalam suatu blok.

Dari perkiraan jumlah buah tersebut maka dapat diperkirakan jumlah pengunjung

atau wisatawan yang dapat masuk dalam blok tersebut.

Penulis melakukan taksasi buah didampingi oleh seorang asisten pengawas

(Lampiran 12). Pengambilan contoh dilakukan dalam penghitungan taksasi buah

Page 37: A10ryu3

37

tersebut. Pengambilan contoh atau sample dilakukan dengan teknik segi empat

(Lampiran 13). Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan terhadap

perkiraan hasil untuk satu blok tanaman dan perkiraan jumlah pengunjung yang

dapat masuk ke dalam blok tersebut.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Taksasi Buah Blok E5

Hasil Perhitungan Rumus Perhitungan

Total Sampel 22 pohon

Total Buah Sampel 691 buah

Total TM 89 pohon

∑ buah/pohon 31.4 buah Total buah sampel / Total sampel

Total Buah Blok E5 2795 buah Jumlah buah/pohon x total TM

Sumber : Data Lapang, 2009, diolah

Berdasarkan hasil perhitungan taksasi produksi pada Tabel 4, maka dapat

diketahui bahwa perkiraan produksi untuk blok E5 dengan jumlah TM sebanyak

89 pohon adalah 2795 buah. Hasil taksasi tersebut kemudian digunakan oleh

departemen marketing Kusuma Agrowisata dalam memperkirakan jumlah

wisatawan yang dapat masuk ke dalam blok tersebut.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam perhitungan

perkiraan jumlah pengunjung, diantaranya adalah adanya faktor kehilangan hasil

dari buah apel per blok yang dimasukkan dalam perhitungan. Kehilangan hasil

diperkirakan dalam bentuk persentase, dengan total persentase kehilangan hasil

sebesar 30%. Persentase tersebut terdiri atas 10% kehilangan hasil akibat faktor

kerusakan oleh pengunjung dan 20% kehilangan hasil karena faktor alam.

Setiap wisatawan mendapat kesempatan untuk memetik buah apel

sebanyak dua buah per orang. Namun dalam kenyataannya di lapang, wisatawan

terkadang memetik lebih dari dua. Perusahaan mengasumsikan bahwa maksimal

buah yang dipetik oleh wisatawan adalah sebanyak tiga buah. Perkiraan jumlah

wisatawan untuk setiap blok dihitung dengan cara total buah dalam blok dibagi

tiga. Berdasarkan hasil taksasi blok E5 maka didapat perkiraan jumlah wisatawan

Page 38: A10ryu3

38

yang dapat masuk blok E5 adalah sebanyak 931 orang. Selama kegiatan magang

berlangsung, penulis melakukan tiga kali taksasi buah di kebun dengan blok yang

berbeda.

Inventarisasi Tanaman

Inventarisasi tanaman merupakan kegiatan yang rutin dilakukan

departemen BTT. Tujuannya adalah untuk memantau keadaan tanaman di setiap

blok. Hasil dari taksasi tanaman digunakan sebagai acuan dalam penyediaan

tanaman di masa mendatang, yaitu sebagai pengganti bagi tanaman yang mati.

Penulis melakukan taksasi tanaman tahun 2009 untuk seluruh blok

( Lampiran 14).

Panen dan Pasca Panen

Mutu buah-buahan dan sayuran setelah dipanen tidak dapat diperbaiki,

tetapi dapat dipertahankan. Mutu yang baik diperoleh bila pemanenan hasilnya

dilakukan pada tingkat kemasakan yang tepat (Pantastico et al., 1986). Umur

panen apel berbeda untuk tiap varietas. Waktu panen yang dilakukan di Kusuma

Agrowisata disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Umur Panen Apel di Kusuma Agrowisata

Varietas Apel Umur Panen (Bulan Setelah Rompes)

„Manalagi‟ 4.5 – 5

„Rome Beauty‟ 5 – 5.5

„Ana‟ 4 – 4.5

„Wanglin‟ 5 – 5.5

Kegiatan panen yang dilakukan Kusuma Agrowisata terdiri atas panen

kebun wisata dan panen kebun produksi (Junggo). Panen kebun wisata dilakukan

sebanyak dua kali, yaitu panen pertama oleh wisatawan dan kedua oleh karyawan

atau disebut pula dengan panen racutan karena panen tersebut dilakukan untuk

menghabiskan apel sisa-sisa pemetikan wisatawan. Panen kebun Junggo

dilakukan jika terdapat pesanan dari supermarket.

Page 39: A10ryu3

39

Gambar 7. Hasil Panen Apel Racutan dan Junggo

Kegiatan panen dilakukan oleh 2-3 karyawan harian lepas dengan standar

prestasi kerja 300 kg/HK. Hasil panen racutan umumnya berupa buah-buah apel

yang berdiameter 5-6 cm dan memiliki luka akibat serangan hama dan penyakit.

Hasil panen racutan disortasi dan grading secara langsung di kebun dengan

memisahkan antara buah yang masih baik dengan buah yang telah busuk atau

cacat. Hasil panen disimpan ke dalam kontainer plastik berukuran

60 cm x 42 cm x 30 cm dan dikirim ke bagian trading.

Buah apel racutan kemudian disortasi kembali di bagian trading dengan

memisahkan antara buah yang berdiameter 5 cm hingga lebih dengan yang kurang

dari 5 cm. Buah yang berdiameter 5 cm atau lebih kemudian dikirim ke

departemen industri, sedangkan sisanya dijual kepada karyawan ataupun

pengunjung. Buah yang telah diterima di departemen industri kemudian diolah

menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi yang lebih baik. Produk-produk

olahan apel yang dihasilkan berupa cuka apel, jenang apel dan sari buah apel.

Hasil panen kebun Junggo langsung diangkut ke departemen trading

setelah dipanen tanpa dilakukan penyortiran dan pengkelasan terlebih dahulu.

Buah hasil panen disimpan dalam keranjang bambu dan diangkut dengan

menggunakan mobil pick-up. Pengkelasan dan penyortiran dilakukan di

departemen trading bersamaan dengan kegiatan pengemasan atau packing untuk

pemasaran ke luar Kusuma Agrowisata.

Page 40: A10ryu3

40

Aspek Managerial

Aspek managerial yang dilakukan penulis yaitu sebagai pendamping

pengawas kebun. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping pengawas

adalah mengisi jurnal kegiatan kebun, mengawasi karyawan dan mencatat prestasi

kerja yang dicapai, serta menghitung gaji karyawan.

Pengelolaan manajemen di departemen Budidaya Tanaman Tahunan

(BTT) Kusuma Agrowisata terdiri atas kepala departemen budidaya tanaman

tahunan. Kepala departemen BTT dalam menjalankan fungsinya, berperan juga

sebagai asisten kepala departemen budidaya tanaman.

Kepala departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) membawahi

pengawas-pengawas kebun, yaitu pengawas green house hidroponik, substrat dan

packing, pengawas tanaman starwberry, sayur organik dan buah naga, pengawas

gudang dan pengolahan kopi serta kompos, pengawas kebun Seruk, Kingsue dan

Pentil, pengawas kebun apel dan jeruk, serta pengawas kebun Junggo dan Karang

Ploso.

Pendamping Pengawas Kebun

Penulis bertindak sebagai pendamping pengawas kebun pada bulan kedua

pelaksanaan magang. Penulis hadir pukul 05.50 WIB untuk melakukan absensi

para KHL. Setelah itu penulis mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh KHL dan

mencatat pretasi kerjanya.

Kegiatan lain yang dilakukan penulis selain mengawasi KHL adalah

melaksanakan tugas-tugas di bagian administrasi kantor departemen BTT. Tugas-

tugas tersebut antara lain adalah merekap hasil kerja karyawan serta kegiatan yang

dilakukan per harinya. Rekapan tersebut kemudian digunakan sebagai bahan

dalam penghitungan gaji karyawan per minggunya. Blanko laporan harian

pengawas terlampir pada Lampiran 15.

Gaji diberikan setiap hari jumat, artinya perhitungan gaji harus telah

selesai pada hari sebelumnya atau hari kamis. Perhitungan gaji untuk karyawan

harian lepas (KHL) dilakukan berdasarkan hari masuk karyawan tanpa

memperhitungkan prestasi kerja yang telah dicapai oleh karyawan, kecuali untuk

tenaga kerja borongan. Hal tersebut berdampak terhadap kualitas kerja dari KHL

Page 41: A10ryu3

41

yang terkadang tidak memenuhi standar prestasi kerja yang telah ditetapkan oleh

perusahaan.

Pengawas kebun bertugas menjalankan standar opersional bagi pengawas

kebun yang dibuat oleh departemen BTT. Apabila standar operasional tersebut

dapat dilaksanakan dengan baik, maka masalah prestasi kerja KHL pun dapat

teratasi. Standar operasional pengawas kebun departemen BTT dapat dilihat

secara lengkap pada Lampiran 16.

Gaji yaang diberikan berbeda antara KHL wanita dan pria. Bagi KHL

wanita diberikan gaji sebesar Rp 18 500/HK, sedangkan untuk KHL pria sebesar

Rp 21 000/HK. Tambahan gaji diberikan kepada karyawan yang melakukan

lembur, yaitu sebesar Rp 3 500/jam. Selain tenaga kerja harian terdapat pula

tenaga kerja borongan yang merupakan KHL yang sehari-harinya bekerja di

departemen BTT.

Kegiatan yang biasanya diborongkan adalah kegiatan persiapan

pemupukan atau persipuk, pemupukan, dan perompesan. Sistem penghitungan

gaji untuk pekerja borongan dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang dicapai.

Misalnya untuk kegiatan pemupukan, harga borongan untuk persipuk serta

pemupukan adalah Rp 100 untuk setiap TBM dan Rp 400 untuk setiap TM.

Seorang pengawas betugas mengawasi atau mengontrol kerja karyawan

agar target prestasi kerja atau standar prestasi kerja yang telah ditetapkan oleh

perusahaan dapat tercapai. Apabila hasil kerja karyawan tidak memenuhi standar

prestasi kerja, maka seorang pengawas harus memberikan peringatan agar

keadaan tesebut tidak menjadi suatu kebiasaan.

Tugas yang dilakukan penulis sebagai pendamping pengawas kebun, salah

satunya adalah mengawasi serta menghitung produktvitas hasil kerja karyawan

harian BTT khususnya dalam kegiatan budidaya apel. Hasil analisis produktivitas

tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 42: A10ryu3

42

Tabel 6. Produktivitas Tenaga Kerja KHL di Departemen BTT

No Kegiatan Standar Prestasi

Kerja*

Prestasi Kerja (per HK)

KHL Mahasiswa

1. Pengolahan Tanah

Pembuatan Sengkreng 50 pohon/HK 104 pohon **

2. Penyulaman

Pembuatan Lubang

Tanam

15 lubang/HK - **

Penanaman 50 pohon/HK - **

3. Babat Rumput 0.3 ha/HK 0.6 ha **

4. Pemupukan

Persiapan Pemupukan 50 pohon/HK 215 pohon **

Pemupukan 300 pohon/HK 368 pohon 142 pohon

5. Penyemprotan 0.37 ha/HK 1.97 ha **

6. Pemangkasan

Perompesan 8-10 pohon/HK 15 pohon 9 pohon

Pangkas TM 12 pohon/HK 25 pohon 24 pohon

Pangkas TBM 8 pohon/HK 65 pohon 60 pohon

Wiwilan 35-40 pohon/HK 32 pohon 17 pohon

7. Pelengkungan Cabang 50 pohon/HK 72 pohon 26 pohon

8. Pemanenan 300 kg/HK 304 kg 240 kg Keterangan HK : Hari Kerja (7 jam/hari)

*standar prestasi kerja berdasarkan ketetapan perusahaan

**tidak dilakukan oleh mahasiswa

Pada Tabel 6 terlihat bahwa tingkat produktivitas kerja tenaga kerja KHL

departemen BTT secara umum telah memenuhi standar prestasi kerja yang

ditetapkan perusahaan. Pada kegiatan wiwilan, prestasi kerja yang dihasilkan

sedikit kurang memenuhi standar prestasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Faktor penyebabnya adalah kurang disiplinnya KHL dalam melaksanakan

tugasnya. Hal tersebut ditandai dengan KHL yang lebih banyak berbicara daripada

bekerja. Pengawasan terhadap kerja karyawan harus lebih ditingkatkan agar

kedisiplinan karyawan dapat lebih baik.

Page 43: A10ryu3

43

PENANGANAN PASCAPANEN

Pascapanen

Penanganan pascapanen bertujuan untuk mempertahankan kualitas buah

yang didapat. Oleh karena itu pelaksanaannya harus dilakukan dengan

mempertimbangkan kualitas buah yang akan dihasilkan pada akhir proses

pascapanen. Penanganan pascapanen yang dilakukan departemen Kusuma

Agrowisata (KA) dibedakan antara hasil panen racutan dengan panen kebun

produksi (Gambar 8). Penanganan pascapanen apel hasil kebun produksi (Junggo)

lebih intensif dari pada hasil panen racutan.

Gambar 8. Diagram Proses Pascapanen Apel di Kusuma Agrowisata

Panen

Kebun Junggo Racutan

Sortasi dan Grading di

Kebun

Trading

Pengemasan

Curah

Produk Olahan

Apel

Konsumen

Trading

Pembersihan

Packing (Plastik Wrapping film)

Pengemasan Distribusi

Supermarket

Konsumen

Pembersihan

Sortasi dan Grading

Industri KA Pos Penjualan

KA

Page 44: A10ryu3

44

Kegiatan pascapanen dimulai dengan pengiriman buah dari kebun menuju

trading. Kemasan transportasi yang digunakan untuk mengirim buah dari lapang

ke trading adalah kontainer plastik dan keranjang bambu. Penerimaan barang di

departemen trading dimulai dengan penimbangan. Seluruh buah yang datang

ditimbang dan dicatat dalam buku penerimaan barang.

Gambar 8 menunjukkan adanya perbedaan perlakuan pascapanen antara

panen racutan dengan kebun Junggo. Apel Junggo mengalami proses pascapanen

yang lebih intensif, sedangkan apel racutan langsung dijual di lokasi wisata

Kusuma Agrowisata atau masuk ke divisi industri untuk diolah menjadi berbagai

produk olahan apel. Selain perbedaan di atas, terdapat perbedaan lainnya antara

hasil panen racutan dengan panen kebun produksi (Junggo). Tabel 7 menunjukkan

perbedaan antara hasil panen racutan dan Junggo berdasarkan penamapilan buah,

diameter buah, tujuan pemanenan, jumlah penenan serta sasaran penjualan.

Tabel 7. Perbedaan Hasil Panen Racutan dan Kebun Produksi (Junggo)

Apel Racutan Apel Junggo

Penampilan

Buah

Secara umum merupakan buah

dengan banyak luka akibat serangan

hama dan penyakit

Apel yang dipanen

memiliki penampilan yang

baik tanpa atau hanya

sedikit buah yang rusak

akibat hama atau penyakit

Diameter

Buah

5-7 cm 6-9 cm

Tujuan

Dipanen

Penghabisan untuk suatu blok sisa

pemetikan wisatawan sehingga bisa

dimulai untuk kegiatan selanjutnya,

seperti perompesan.

Memenuhi permintaan

dari supermarket dan pos

penjualan KA

Jumlah

Panenan

Tergantung dari sisa petikan

wisatawan

Tergantung dari jumlah

pesanan supermarket,

biasanya dilebihkan.

Sasaran

Penjualan

Apel segar dijual untuk karyawan

KA serta wisatawan, sedangkan

produk olahan dijual untuk

wisatawan dan supermarket

Pasar modern

(supermarket)

Harga Jual Apel segar :Rp 2 500 – Rp 5 000/kg Rp 8 000 – Rp 20 000/kg

Apel Olahan : Rp 3 500 – Rp 14 000

per eceran.

Sumber : Hasil Pengamatan

Page 45: A10ryu3

45

1. Pembersihan (cleaning)

Menurut Sabari et al. (1991) pencucian buah dapat meningkatkan

penampilan buah (bersih dan bercahaya) serta menekan surut bobot dan kerusakan

mekanis. Pembersihan buah di Kusuma Agrowisata dilakukan di bagian trading

secara manual dengan metode pembersihannya yaitu pencucian basah atau kering.

Pencucian basah dilakukan dengan meletakkan kontainer berisi apel di bawah air

mengalir. Apel dibersihkan dengan menghilangkan kotoran atau sisa pestisida

yang menempel. Pencucian kering dilakukan dengan cara pengelapan

menggunakan kain yang kering dan bersih.

Pencucian basah dilakukan terhadap hasil panen racutan, sedangkan

pencucian kering atau pengelapan dilakukan terhadap hasil panen Junggo.

Pencucian untuk hasil racutan dilakukan sebelum buah dikirim ke trading dan

setelah dilakukan sortasi dan grading di kebun. Pengelapan untuk hasil Junggo

dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengemasan.

2. Penyortiran (sorting) dan Pengkelasan (grading)

Penyortiran dan pengkelasan apel di Kusuma Agrowisata dilakukan secara

manual berdasarkan pada keahlian dan pengalaman para pekerja. Penyortiran

dilakukan dengan memisahkan antara buah yang busuk, terserang hama dan

penyakit dengan buah yang berpenampilan baik sedangkan pengkelasan dilakukan

dengan memisahkan buah berdasarkan perbedaan besar buah yang dapat

menentukan harga jual. Menurut Winata (2006) pengkelasan dilakukan

berdasarkan kriteria warna, bentuk, tingkat kematangan dan tingkat kerusakan.

Pekerja harian Kusuma Agrowisata tidak melakukan seleksi terhadap kualitas

warna dan rasa buah sehingga keseragaman kualitas buah kurang terjamin.

Tabel 8. Grade Apel Kusuma Agrowisata

Kriteria Grade

A1 AB C D

Diameter

Buah

7-8 cm ke

atas

6-7 cm 5-6 cm < 5 cm

∑ buah/kg 4-7 7-7 10-12 14-18

Page 46: A10ryu3

46

Kegiatan penyortiran dan pengkelasan apel hasil racutan dilakukan

langsung di kebun oleh tenaga kerja panen. Apel yang telah disortir diangkut ke

departemen trading Kusuma Agrowisata dan dilakukan penimbangan bobot kotor

dengan alat timbangan (Gambar 9).

Apel hasil panen Junggo dan apel yang berasal dari petani atau kulak

langsung diangkut ke departemen trading tanpa dilakukan kegiatan penyortiran

dan pengkelasan terlabih dahulu. Penimbangan dilakukan ketika apel sampai ke

trading, kemudian kegiatan penyortiran dilakukan bersamaan dengan kegiatan

pengemasan atau kegiatan wrapping yang dilakukan oleh tenaga kerja khusus

wrapping.

Gambar 9. Alat Timbangan Apel

Seluruh apel hasil sortiran yang tidak layak jual dikumpulkan dan

dipisahkan dari apel yang masih layak jual. Apel sortiran tersebut kemudian

dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk produk olahan apel atau dimanfaatkan

sebagai pakan untuk Baby Zoo Kusuma Agrowisata.

Hasil sortiran buah apel yang tidak layak jual merupakan suatu kehilangan

hasil. Berdasarkan pengamatan di lapang, besarnya kehilangan hasil disajikan

pada Tabel 9.

Page 47: A10ryu3

47

Tabel 9. Kehilangan Hasil Panen Kusuma Agrowisata

Sumber Buah

Apel

Hasil

Panen (kg)

Kahilangan

Hasil (kg)

Persentase Kahilangan

Hasil (%)

Racutan 179 37.50 20.95

Junggo 133 36 27.07

Kulak / Petani 729 178 24.42

Sumber : Hasil Pengamatan

Kehilangan hasil dalam pascapanen merupakan produk yang tidak layak

dijual kepada konsumen. Kehilangan hasil komoditas apel di Kusuma Agrowisata

berkisar antara 20-27% . Kehilangan hasil terbesar diperoleh dari hasil panen

kebun Junggo, yaitu sebesar 27.07%. Kehilangan hasil tersebut merupakan buah-

buah yang sejak awal memiliki penampilan buah yang tidak layak jual, seperti

banyaknya luka akibat serangan hama dan penyakit, memar serta bentuk buah

yang tidak sempurna.

Gambar 10. Buah Apel „Ana‟ Tidak Layak Jual

Kehilangan hasil juga dapat disebabkan oleh teknik pengemasan dan

pengangkutan dari kebun ke departemen trading.. Hasil panen Junggo dikemas

dalam keranjang bambu. Menurut Sari (2008) pengemasan dengan keranjang

bambu memiliki kelemahan yaitu anyaman bambu mudah lepas sehingga tidak

cukup untuk melindungi buah, mudah berubah bentuk karena konstruksinya

Page 48: A10ryu3

48

lemah, banyak buah memar akibat benturan sesama buah dan daya simpan buah

rendah.

Menurut Soesarno (1992), proses packaging dan transportasi produk

hortikultura merupakan proses yang sangat kritis. Proses packaging dan

transportasi yang lebih baik dapat secara signifikan mengurangi kehilangan (loses)

produk hortikultura. Keranjang bambu tidak dapat kebal terhadap kerusakan

mekanik dan pada lapisan bagian dalam akan terjadi akumulasi panas dan gas

etilen sehingga mempercepat kerusakan produk.

3. Pengemasan (packaging)

Pengemasan yang dilakukan terdiri atas pengemasan transportasi dan

pemasaran. Kemasan transportasi digunakan sejak buah dipanen dan akan dibawa

ke bagian trading. Kemasan transportasi yang digunakan untuk hasil panen

racutan adalah kontainer plastik dan karung, sedangkan hasil panen Junggo

dikemas dengan keranjang bambu. Kemasan yang digunakan untuk memasarkan

buah adalah kemasan kontainer plastik, tray foam, plastik wrapping film dan

kardus.

Menurut Burdon (1991), disain atau tempat pengemasan penting

diperhatikan agar sesuai dengan fungsinya. Kemasan kontainer digunakan untuk

penjualan apel secara curah di pos penjualan Kusuma Agrowisata, kemasan

packing tray foam dengan plastik wrapping film digunakan untuk pemasaran apel

ke supermarket, sedangkan kemasan kardus digunakan sebagai kemasan master

untuk distribusi packing apel.

Keuntungan yang diperoleh dari adanya pengemasan adalah produk

menjadi mudah disimpan dan memberikan perlindungan terhadap kerusakan

sehingga dapat melidungi mutu serta dapat meningkatkan harga jual. Menurut

Hardenberg (1986) pengemasan tidak dapat meningkatkan mutu akan tetapi

pengemasan berfungsi dalam menjaga mutu. Perbaikan dalam pengemasan

memberikan peluang yang besar dalam pemasaran buah-buahan segar yang lebih

efisien.

Page 49: A10ryu3

49

Gambar 11. Kemasan Packing dan Curah Apel Kusuma Agrowisata

Kemasan tray foam digunakan untuk apel yang akan dikirim ke

supermarket. Tray foam yang digunakan berukuran 16 cm x 12 cm x 2.5 cm. Apel

disusun dalam tray foam dan ditimbang bobotnya sebesar 1 kg per pack dengan

timbangan analitik sehingga hasil timbangan lebih tepat (Gambar 12). Kemasan

tray foam tersebut kemudian dikemas kembali dengan plastik wrapping film

menggunakan alat wrapping (Gambar 12).

Hasil packing tersebut kemudian diberi sticker berlogo “Kusuma

Agrowisata”. Pengemasan yang demikian merupakan pengemasan yang lebih

menarik serta dapat meningkatkan nilai jual. Menurut Broto (1993), tujuan

pengemasan adalah memberikan estetika untuk menarik konsumen, selain itu juga

untuk melindungi buah dari pelukaan, memudahkan dalam pengleolaan suhu,

mencegah kehilangan air, mempermudah dalam perlakuan khusus

Pengiriman apel untuk supermarket tidak seluruhnya dikirim dalam bentuk

packing. Terdapat beberapa yang dikirim dengan kemasan curah, misalnya untuk

pengiriman ke Surabaya dan Bali. Hal tersebut disesuaikan dengan pesanan dari

pihak supermarket.

Page 50: A10ryu3

50

Gambar 12. Alat Timbangan Analitik dan Alat Wrapping

Tray foam dapat memberikan perlindungan yang baik akan tetapi hanya

pada bagian bawah dan sisi (Ryall and Pentzer, 1982). Penambahan plastik

wrapping film dapat memberikan perlindungan dari kerusakan akibat tekanan atau

tubrukan. Namun, kemasan tersebut masih memerlukan kemasan master untuk

memudahkan dalam proses pendistribusian ke pasar.

Apel hasil kemasan packing dengan tray foam dan plastik dikemas

kembali dengan menggunakan kardus sebagai kemasan master untuk distribusi

dengan daya muat 25 pack. Pengisian ke dalam kardus dilakukan dengan padat

dan rata, sebab kardus akan ditumpuk dalam perjalanan distribusi. Menurut

Hardenberg (1986) pengemasan untuk pengiriman dan penanganan memerlukan

wadah-wadah yang dirancang dengan baik untuk melindungi barang dari getaran,

kememaran dan berat wadah-wadah lain yang ditumpuk di atasnya.

Gambar 13. Kardus Sebagai Kemasan Master untuk Distrisbusi

Page 51: A10ryu3

51

Pengisian yang padat dan rata tersebut memungkinkan wadah mempunyai

kekuatan yang cukup ketika ditumpuk sehingga dapat melindungi isinya dalam

keadaan penanganan yang bagaimanapun. Penambahan lubang ventilasi dilakukan

untuk meminimalkan kerusakan akibat pengemasan yang terlalu padat dan akibat

penumpukkan. Lubang ventilasi dalam kardus berfungsi untuk menghilangkan

panas.

Menurut Hardenberg (1986) penambahan lubang-lubang ventilasi dan

peningkatan luas permukaan yang tersentuh udara dingin yang bergerak, sampai

suatu derajat tertentu dapat meningkatkan penghilangan panas. Pendinginan dapat

berlangsung lebih cepat bila udara mengalir menembus wadah-wadah yang

ditumpuk dan melalui lubang angin daripada bila udara hanya mengalir sekeliling

wadah-wadah saja.

4. Penyimpanan (storing)

Penyimpanan buah-buahan segar dapat memperpanjang daya guna

sebelum akhirnya dikirim ke konsumen. Menurut Pantastico et. al (1986) tujuan

utama dilakukannya penyimpanan adalah pengendalian laju transpirasi, respirasi,

infeksi penyakit, dan mempertahankan produk dalam bentuk yang paling berguna

bagi konsumen.

Ruang penyimpanan apel Kusuma Agrowisata merupakan packing house

yang juga merupakan tempat pos penjualan produk segar Kusuma. Penyimpanan

dalam packing house dilakukan tanpa diberi perlakukan khusus. Apel yang telah

dikemas dalam bentuk packing maupun curah disusun rapi dalam packing house.

Penempatannya dipisahkan antara packing apel yang akan dikirim ke supermarket

dengan apel racutan yang akan dijual langsung di pos penjualan Kusuma

Agrowisata.

Penyimpanan packing apel Kusuma Agrowisata termasuk ke dalam

penyimpanan jangka pendek. Kusuma Agrowisata hanya melakukan pemanenan

serta packing pada hari dikirimnya apel tersebut ke supermarket, baik lokal

maupun luar kota. Hal tersebut untuk mengurangi resiko kerusakan pada produk

segar tersebut. Menurut Childers (1973), apabila buah mengalami penangangan

secepat mungkin setelah dipanen maka akan sedikit kemungkinan bahaya

Page 52: A10ryu3

52

kerusakan dan infeksi. Selain itu, hal tersebut memberikan keuntungan untuk

membuang dan menghilangkan atau mengurangi sumber infeksi bagi apel lain,

yang akan berpengaruh terhadap kualitas, dan dapat memberikan ruang yang lebih

luas dalam penyimpanan maupun pengepakan.

Gambar 14. Penyimpanan Buah dan Sayur di Packing House KA

Penyimpanan apel racutan di dalam packing house tidak dapat bertahan

lama. Berdasarkan pengamatan, apel racutan mengalami kemunduran dengan ciri,

daging buah melunak, luka akibat serangan hama dan penyakit semakin meluas.

Tindakan yang dilakukan pihak trading adalah dengan melakukan penghapusan

barang. Total buah apel pada penghapusan barang Mei 2009 sebanyak 17.2 kg.

seluruh komoditi hasil penghapusan barang, dikumpulkan dan segera dibuang

untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi terhadap komoditi yang

masih segar.

5. Pengangkutan

Apel hasil panen dari kebun dikirim ke trading Kusuma Agrowisata

menggunakan sepeda motor atau mobil bak terbuka (pick up), sedangkan

pengangkutan dari trading menuju pasar menggunakan mobil box serta truck

tertutup. Pengiriman apel dibedakan berdasarkan pasar tujuan, yaitu pasar tujuan

lokal (Batu dan Malang) serta pasar tujuan Surabaya dan Bali.

Jenis pengangkutan yang digunakan untuk produk hortikultura salah

satunya dipengaruhi oleh faktor waktu dan jarak serta lingkungan (Chace dan

Pantastico, 1973). Sepeda motor digunakan untuk pengiriman apel dari kebun

Page 53: A10ryu3

53

wisata yang jaraknya relatif dekat dengan trading Kusuma Agrowisata, sedangkan

hasil panen kebun produksi dikirim dengan mobil pick-up karena jaraknya yang

cukup jauh dari trading Kusuma Agrowisata.

Departemen trading Kusuma Agrowisata memiliki beberapa unit

kendaraan untuk mengirimkan buah ke supermarket (Tabel 10). Mobil boks

digunakan untuk pengiriman buah ke wilayah Malang, Surabaya serta Kediri

sedangkan truck tertutup digunakan untuk pengiriman buah ke wilayah Bali.

Pengiriman apel dari kebun hingga ke supermarket berlangsung selama satu hari,

kecuali untuk daerah Bali yang membutuhkan waktu 2 hari.

Tabel 10. Kendaraan Distribusi Apel Kusuma Agrowisata

Jenis

Kendaraaan

Unit Tujuan Kapasitas (kg) Waktu

Pengiriman

Mobil Boks 2 Malang 2100 Pukul 14.00 WIB

Surabaya, Kediri Pukul 04.30 WIB

Truck

Tertutup

1 Bali 10 000 Pukul 03.00 WIB

Sumber : Departemen Trading KA, 2009

Departemen trading Kusuma Agrowisata melakukan pengiriman buah

empat kali dalam seminggu, yaitu hari Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu sekitar

pukul 04.00 WIB. Penyusunan packing apel di dalam mobil boks dilakukan

berdasarkan tujuan pengiriman. Produk untuk pengiriman terjauh diletakkan

paling dalam sedangkan yang terdekat diletakkan paling luar. Hal tersebut untuk

memudahkan dalam penangananya.

Mobil boks Kusuma Agrowisata memiliki pendingin (AC) yang bersuhu

8-10oC untuk mempertahankan kualitas buah dan sayuran agar tetap segar dan

tidak rusak hingga tiba di tempat pengiriman. Menurut Chace dan Pantastico

(1973) terdapat tiga persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengangkutan bahan-

bahan makanan yang mudah rusak, yaitu penyampaian barang yang cepat dan

tepat, pengemasan dan kondisi pengangkutan yang tepat untuk menjamin

terjaganya mutu yang tinggi serta adanya harapan keuntungan yang cukup dari

hasil yang bersangkutan.

Page 54: A10ryu3

54

Komoditi buah dan sayur Kusuma Agrowisata yang dikirim ke

supermarket terkadang kembali ke bagian trading Kusuma Agrowisata karena

tidak diterima oleh pihak supermarket. Faktor penyebabnya adalah barang ditolak

pihak supermarket atau karena barang tidak terkirimkan oleh sales.

Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapang, jumlah apel yang

ditolak atau kembali ke trading Kusuma Agrowisata pada April 2009 adalah

sebanyak 279 kg apel „Rome Beauty‟. Hal tersebut disebabkan oleh faktor

kualitas apel yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh supermarket,

seperti faktor keseragaman ukuran buah, kematangan, dan bercak-bercak pada

kulit buah.

Pemasaran

Pemasaran merupakan proses penjualan barang atau jasa dari produsen ke

konsumen dengan tujuan akhir untuk memberikan kepuasan kepada kedua belah

pihak. Pemasaran merupakan kegiatan penting dalam kegiatan usaha tani. Rantai

pemasaran apel di departemen trading Kusuma Agrowisata yaitu berasal dari

perusahaan langsung ke konsumen atau dari petani atau pengepul terlebih dahulu

baru kemudian diterima oleh konsumen. Rantai yang terakhir adalah melalui pasar

modern (supermarket) baru kemudian dipasarkan ke konsumen.

Apel yang didapat dari petani, dibeli oleh pihak trading Kusuma

Agrowisata dengan sistem tebas dan kulak. Sistem tebas merupakan sistem

membeli langsung dari petani dengan langsung panen sendiri di kebun petani

tersebut. Hasil panen kemudian ditimbang tanpa dilakukan sortasi, sehingga

penimbangan dilakukan secara menyeluruh atau satu harga. Sistem kulak

merupakan system membeli dari tengkulak yang telah mengumpulkan dari petani

dan telah dilakukan sortasi dan grading terlebih dahulu oleh tengkulak.

Pemasaran langsung ke konsumen dilakukan di pos penjualan Kusuma

Agrowisata yang terdapat di departemen trading serta melalui paket wisata petik

buah. Apel dijual dengan harga yang berbeda berdasarkan varietasnya dan

sumbernya. Harga apel di pos penjualan Kusuma Agrowisata disajikan pada

Tabel 11. Total apel yang dijual trading Kusuma Agrowisata pada bulan Mei 2009

Page 55: A10ryu3

55

adalah sebanyak 4 383 kg Ana, 1.10 kg Rome Beauty, dan 803.13 kg Manalagi.

Penerimaan total yang didapat dari penjualan apel pada bulan Mei 2009 sebesar

Rp 16 740 859.

Tabel 11. Harga Apel di Pos Penjualan Kusuma Agrowisata

Varietas Apel

Harga (Rp)

Pos Penjualan Trading KA Paket Wisata

Kebun KA Petani/Kulak

Manalagi 5 000/kg 10 000/kg 12 000/2 buah apel

Rome Beauty - 12 000/kg

Ana 7 000/kg 10 000-15 000/kg

Sumber : Departemen Trading KA, 2009

Harga jual apel berbeda antara yang berasal dari kebun sendiri dengan

yang didapat dari petani atau kulak. Pihak trading Kusuma Agrowisata membeli

apel dari petani atau kulak dengan harga Rp 3 500 – Rp 7 000. Setelah sampai di

pos penjualan Kusuma Agrowisata maka harga buah menjadi meningkat. Hal

tersebut disebabkan adanya faktor penangan setelah sampai di trading serta lokasi

penjualan yang strategis, yaitu di tempat wisata.

Berdasarkan pengamatan di lapang, kendala yang dihadapi pihak trading

Kusuma Agrowisata pada April 2009 adalah mulai meningkatnya harga kulak

untuk beberapa item buah termasuk buah apel. Hal tersebut mengakibatkan

persentase pengiriman menjadi tidak dapat terpenuhi.

Tabel 12. Rekapitulasi Penjualan Apel Kusuma Agrowisata Tahun 2009

Bulan

Target Realisasi

Bulan ini (Rp) s/d bulan ini

(Rp)

Bulan ini (Rp) s/d bulan ini

(Rp)

Januari 222019000 222019000 286344018 286344018

Februari 155489000 377508000 117852930 404235228

Maret 155320000 532828000 153959943 558195171

Sumber : Departemen Trading KA, 2009

Page 56: A10ryu3

56

Hasil penjualan apel Kusuma Agrowisata periode Januari sampai Maret

2009 semakin meningkat setiap bulannya (Tabel 12). Hal tersebut menunjukkan

bahwa permintaan terhadap buah apel semakin meningkat setiap bulan. Namun,

terjadi peningkatan harga jual buah apel di tingkat kulak pada April 2009,

akibatnya permintaan apel „Manalagi‟ dan apel „Rome Beauty‟ tidak dapat

tepenuhi oleh pihak trading sama sekali.

Pemasaran apel melalui supermarket dilakukan sesuai dengan pesanan,

namun banyaknya produk akan disesuaikan dengan ketersediaan di Kusuma

Agrowisata. Pengiriman apel Kusuma Agrowisata pada beberapa supermarket

disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Pengiriman Apel Kusuma Agrowisata April 2009

No Komoditi

Volume Pemesanan Volume Pengiriman

Kg Nilai (Rp) Kg Nilai (Rp)

Area Bali

Kulak

1. Apel „Manalagi‟ 1 050 14 825 000 0 0

2. Apel „Rome

Beauty‟

1 070 15 155 000 921 13 042 500

Area Kediri dan Malang

Produk Kusuma

1. Apel „Manalagi‟ 40 450 000 20 200 000

2. Apel „Rome

Beauty‟

0 0 0 0

Kulak

1. Apel „Manalagi‟ 50 570 000 0 0

2. Apel „Rome

Beauty‟

154 2 183 500 114 1 600 500

Area Surabaya

Kulak

1. Apel „Manalagi‟ 70 982 500 0 0

2. Apel „Rome

Beauty‟

135 1 925 000 45 545 000

Sumber : Departemen Trading KA, 2009

Page 57: A10ryu3

57

Berdasarkan Tabel 13, persentase pengiriman apel Kusuma Agrowisata

terhadap pesanan adalah sebesar 0.43% dari pesanan untuk daerah Bali, 0.6%

untuk daerah Kediri dan Malang, dan 0.15% untuk daerah Surabaya. Volume

pesanan yang tidak dapat terpenuhi 100% disebabkan karena keterbatasan

ketersediaan produk di Kusuma Agrowisata serta tingginya seleksi terhadap buah

yang masuk ke supermarket.

Pada Maret dan April 2009 pihak trading Kusuma Agrowisata kesulitan

dalam mendapatkan apel „Manalagi‟. Kurangnya produksi apel dari petani, kulak,

maupun supplier apel lainnya menyebabkan permintaan apel tidak dapat

terpenuhi. Permintaan apel „Manalagi‟ pada bulan Maret 2009 untuk pengiriman

ke Solo tidak dapat terpenuhi dan pada April 2009 permintaan apel „Manalagi‟ ke

daerah Surabaya pun tidak terpenuhi.

Sistem Pembayaran

Penjualan produk segar Kusuma Agrowisata terhadap supermarket

dilakukan dengan menggunakan sistem putus, maksudnya adalah barang yang

telah dikirim tidak dapat dikembalikan. Barang dapat dikembalikan dengan syarat

bahwa barang tersebut tidak berada di receiving atau loading fresh selama 24 jam.

Buah yang dikirim ke supermarket apabila terjadi kerusakan selama transportasi

akan menjadi tanggung jawab bagian trading Kusuma Agrowisata. Penimbangan

akan dilakukan kembali oleh pihak supermarket dan buah yang rusak atau tidak

sesuai dengan standar supermarket akan dikembalikan ke bagian trading Kusuma

Agrowisata.

Pengurangan pengiriman tersebut berakibat pada pengurangan harga total

sesuai dengan bobot yang diterima pihak supermarket. Pembayaran yang

dilakukan oleh pihak supermarket dilakukan melaui sistem transfer yang

dilakukan dua minggu sejak dilakukannya pengiriman sedangkan sistem

pembayaran di pos penjualan Kusuma Agrowisata dilakukan secara langsung

(cash) saat dilakukannya jual beli. Harga jual apel telah ditetapkan berdasarkan

hasil perhitungan biaya produksi dan biaya managemen oleh departemen trading

Kusuma Agrowisata.

Page 58: A10ryu3

58

Tabel 14. Daftar Harga Apel KA untuk Supermarket

No Komoditi Harga (Rp/kg) Keterangan

Fresh Departemen Alfa

1. Apel „Manalagi‟ 14 000 Curah

2. Apel „Rome Beauty‟ 14 000 Curah

3. Apel „Manalagi‟ Cherry 8 000 Overrapping 1 kg-an

4. Apel „Rome Beauty‟ Cherry 8 000 Overwrapping 1 kg-an

MD Fresh Carrefoure Sunset Road Bali

1. Apel „Manalagi‟ 14 000 Curah

2. Apel „Rome Beauty‟ 14 000 Curah

3. Apel „Manalagi‟ Cherry 8 000 Overwrapping 1 kg-an

4. Apel „Rome Beauty‟ Cherry 8 000 Overwrapping 1 kg-an

Supermarket Malang

1. Apel „Ana‟ 20 000 Overwrapping 1 kg-an

Sumber : Departemen Trading KA, 2009

Tabel 14 menunjukkan bahwa harga apel untuk Fresh Alfa dan Carrafoure

Sunset Road Bali relatif sama karena masih dalam satu wilayah Bali. Apel cherry

yang merupakan apel kelas C memiliki harga jual yang cukup tinggi bila

dibandingkan dengan harga di pasar tradisional atau pun tingkat petani yang

hanya mencapai 1 000 – 1 500/kg. Hal tersebut dikarenakan apel tersebut

mendapatkan proses pascapanen yang baik terutama dalam proses pengemasan,

sehingga penampilannya menjadi lebih baik dan lebih menarik sehingga mampu

meningkatkan harga jual. Apel „Ana‟ memiliki nilai jual yang lebih tinggi

dibandingkan varietas apel lainnya. Penampilan apel „Ana‟ yang lebih mirip

dengan apel impor, membuat harga apel tersebut lebih tinggi di pasaran

dibandingkan varietas apel lokal lainnya.

Tabel 15. Harga Apel di Beberapa Saluran Pemasaran

Saluran Pemasaran Harga Apel(Rp/kg)

„Manalagi‟ „Ana‟ „Rome Beauty‟

Petani 2 000 – 2 500 3 000 – 4 500 2 500 – 5 000

Tengkulak 3 000 - 3 500 5 000 - 6 500 4 000 – 7 000

Pasar Tradisional 4 000 – 5 000 7 000 – 15 000 7 000 – 10 000

Kusuma Agrowisata 5 000 10 000- 15 000 12 000 Sumber : Departemen Trading KA, 2009.

Page 59: A10ryu3

59

PENGOLAHAN HASIL

Pengolahan apel Kusuma Agrowisata berada di bawah divisi industri.

Proses pengolahan tersebut secara keseluruhan dilakukan secara manual. Namun

pada tahun 2002 Kusuma Agrowisata melakukan modernisasi dengan

menggunakan mesin serta alat-alat modern lainnya dalam proses pengolahan apel.

Proses pengolahan tersebut terdiri atas beberapa tahap, yaitu pemilihan bahan

baku dan pembuangan biji, pembersihan, proses produksi, pengemasan,

penyimpanan, dan pengangkutan.

Pemilihan Bahan Baku dan Pembuangan Biji

Bahan baku pengolahan apel didapat dari kebun sendiri dan petani sekitar.

Kriteria apel yang digunakan untuk diolah adalah apel manalagi, ukuran diameter

buah minimal 5 cm, buah tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda serta apabila

apel yang digunakan adalah BS (Barang Sortir), maka merupakan apel BS kering.

Apel BS kering merupakan apel yang memiliki cacat akibat serangan hama atau

penyakit dengan luka yang kering atau hanya mengenai bagian terluar buah (kulit

buah).

Penetapan ukuran diameter buah berhubungan dengan proses produksi

awal, yaitu pada tahap pembuangan biji. Biji dibuang dengan menggunakan alat

pembuang biji. Apabila diameter buah kurang dari 5 cm maka daging buah akan

lebih banyak terbuang bersama biji.

Pembersihan

Pembersihan buah dilakukan dengan meletakkan buah dibawah air

mengalir hingga tercuci semua kotoran atau debu yang menempel. Apabila

terdapat sisa-sisa pestisida pada bagian kulit buah, maka dilakukan penyikatan.

Hasil pencucian kemudian ditiriskan dengan diletakkan pada kontainer plastik

hingga kering.

Page 60: A10ryu3

60

Proses produksi

Proses produksi produk olahan apel Kusuma Agrowisata dimulai dengan

memisahkan antara daging buah dengan sari buah. Hasil pemisahan tersebut

kemudian diolah menjadi berbagai jenis produk, seperti jenang, sari buah, cuka

buah dan cider. Keseluruhan proses produksi tersebut dijalankan dengan mesin-

mesin dan diawasi oleh seorang supervisor. Berikut ini proses produksi beberapa

produk olahan apel Kusuma Agrowisata:

1) Jenang Apel

Jenang atau dodol merupakan salah satu penganan khas Indonesia.

Rasanya yang manis dan enak membuat panganan ini menjadi banyak digemari.

Bahan baku utama dalam proses pembuatan jenang apel ini merupakan bubur

buah apel yang didapat dari proses pemisahan antara sari buah dengan daging

buah apel.

Gambar 15. Diagram Alir Proses Produksi Jenang Apel KA

2) Sari Buah Apel

Sari buah apel merupakan produk unggulan dan produk yang pertama kali

dibuat oleh Kusuma Agrowisata, sehinggga perusahaan dikenal pula sebagai

pioneer dalam pembuatan sari buah apel. Menurut Pujimulyani (2009) sari buah

merupakan cairan yang diambil atau diperas (edible portion) dengan pengepresan

Pembuangan Biji

Bahan

Baku

(Apel) Pencucian Buah

Belt Conveyor Conveyor Greeter

Separator

Bahan Cair / Juice

apel

Bubur Buah Pengayakan

Cooling

Penjenangan Pendinginan 24 jam

Dicetak Packing Proses Pembuatan Sari Buah

Page 61: A10ryu3

61

atau cara mekanis lain. Adapun proses pembuatan sari buah apel di Kusuma

Agrowisata adalah sebagai berikut:

Gambar 16. Diagram Alir Proses Produksi Sari Buah Apel KA

Mixing tank berfungsi sebagai tempat pencampuran sari buah dengan

larutan gula dan merupakan tempat pemanasan bahan sari buah dengan suhu

65 oC. Heating tank merupakan tangki yang menghantarkan uap panas ke tangki-

tangki lain sebagai tempat pemanasan. Heek exchanger merupakan tempat

pemanasan bahan sari buah hingga suhu 110oC. Tujuannya adalah untuk

membunuh pathogen serta mikroorganisme serta untuk homogenisitas bahan.

Cooling tank merupakan tempat pendinginan bahan sari buah yang telah jadi

hingga mencapai suhu 75oC.

Bahan jadi atau sari buah kemudian ditampung dalam tandon, kemudian

ditransfer ke dalam mesin cupping yang mengemas sari buah ke dalam gelas

plastik atau cup. Sari buah dalam gelas platik kemudian ditrasnfer untuk dikemas

dalam kardus melalui conveyor.

Kusuma Agrowisata melakukan quality control terhadap produk sari apel

yang dihasilkannya. Quality control dimulai dengan pengambilan sample pada

tiga tahap, yaitu pada tahap awal (sebelum masuk tandon), pertengahan proses

(saat mulai packing), dan akhir proses. Quality control dilakukan terhadap rasa,

warna, dan kehomogenan bahan. Quality control terhadap rasa dilakukan terhadap

Bahan cair /

jus apel Receiver Tank Mixing Tank

Heating Tank

Heek Exanger CoolingTank Tandon

Mesin Cupping Conveyor Packing

Page 62: A10ryu3

62

kriteria rasa manis, tingkat kehomogenan bahan dilihat dari ada tidaknya bahan

asing dari produk sari apel, sedangkan Quality control terhadap warna sari apel

dilakukan terhadap tingkat kejernihan dari sari apel. Menurut Pujimulyani (2009)

sari buah yang keruh mengandung komponen sel dalam suspensi koloid dengan

sejumlah hancuran jaringan. Hal ini mungkin juga mengandung bahan berminyak

dan pigmen karotenoid yang berasal dari kulit buah.

3) Cuka Apel

Cuka apel merupakan produk yang masih baru yang dihasilkan oleh

Kusuma Agrowisata. Produk cuka apel merupakan salah satu produk yang

dihasilkan melalui tahap fermentasi. Fermentasi dapat diartikan secara sederhana

sebagai proses pemecahan gula menjadi alkohol dan CO2. Menurut Harningsih

(2008) fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas dari mikroorganisme

penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai. Reaksi dalam proses

fermentasi adalah sebagai berikut: C2H5OH + O2 CH3COOH (asam

asetat/cuka) + H2O

Reaksi di atas dibantu oleh keberadaan mikroorganisme Acetobacter aceti

yang dapat mengubah etanol menjadi asam asetat. Reaksi tersebut merupakan

reaksi dasar pada pembuatan cuka. Berikut proses pembuatan cuka apel :

Gambar 17. Diagram Alir Proses Produksi Cuka Apel KA

Fermentasi Selama 3

Bulan Penyaringan Sari Apel

Pemanasan Penyaringan

Pemeraman Diambil bagian yang

jernih

Pengemasan dalam

botol

Pasteurisasi Labeling

Page 63: A10ryu3

63

Sari apel yang akan difermentasi dicampur terlebih dahulu dengan bahan

lain, yaitu gula pasir. Gula pasir berfungsi dalam perombakan oleh bakteri yang

akan menghasilkan asam cuka (Harningsih et al., 2008). Lamanya waktu

fermentasi menyebabkan habisnya gula akibat perombakan oleh bakteri.

Fermentasi yang terus berlanjut setelah gula habis, menyebabkan bakteri

manghasilkan sebuah asam cuka.

Waktu fermentasi untuk proses produksi cuka apel adalah selama kurang

lebih tiga bulan. Kriteria cuka yang dihasilkan oleh Kusuma Agrowisata memiliki

pH brix dengan nilai 11-12. Pengecekan terhadap nilai pH brix terus dilakukan

selama proses produksi. Apabila telah tercapai maka proses fermentasi dihentikan.

4) Cider Apel

Cider merupakan produk lainnya yang dihasilkan Kusuma Agrowisata

dengan proses yang hampir sama dengan produk cuka apel. Perbedaannya adalah

dari lamanya proses fermentasi. Lama fermentasi untuk pembuatan cider adalah

satu bulan.

Kadar gula, pH dan kadar alkohol terus dicek selama proses fermentasi

agar didapat produk dengan kadar alkohol yang sesuai. Apabila kadar alkohol

telah tercapai, proses fermentasi dihentikan. Penghentian proses fermentasi

dilakukan dengan cara melakukan pemanasan ulang dengan suhu 100oC sehingga

bakteri fermentasi mati. Matinya bakteri fermentasi berarti berhentinya proses

fermentasi. Cider yang telah jadi kemudian disimpan dalam tangki kedap udara

selama satu bulan. Tujuannya adalah untuk proses penjernihan serta

pembentukkan aroma. Semakin lama proses penyimpanan, semakin bagus hasil

cider yang akan didapatkan. Hal tersebut dikarenakan warnanya yang akan

semakin jernih dan aromanya lebih terbentuk.

Pengemasan

Produk-produk olahan apel Kusuma Agrowisata dikemas secara menarik

dengan tujuan mendapat perhatian dari konsumen (Gambar 18). Setiap kemasan

diberi stiker “Kusuma Agrowisata” sebagai nama dagang produk-produk Kusuma

Agrowisata. Macam-macam kemasan disajikan pada Tabel 16.

Page 64: A10ryu3

64

Gambar 18. Kemasan Jenang dan Cuka Apel KA

Tabel 16. Produk-produk Olahan Apel Kusuma Agrowisata

Jenis Produk

Sari Apel

Cup

Sari Apel

Botol Jenang Apel Cuka Apel Cider Apel

Kemasan Cup/gelas

plastic Botol Plastik Pack Botol Botol

Ukuran

Isi/kemasan 220 ml 500 ml 12 biji 300 ml 300 ml

Isi /kardus 24 cup 24 botol 60 pack 12 botol 12 botol

Bahan

Dasar

Apel, Air,

Gula

Apel, Air,

Gula

Apel, gula

dan tepung

Apel dan air

cuka 5%

kadar asam

Apel dan air

cuka 5%

kadar asam

Rasa Manis Manis Manis dan

asam Asam Asam

Batas

Waktu

Kadaluarsa

8 bulan 8 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun

Harga per

kardus Rp 29 000 Rp 75 000 Rp 270 000 Rp 168 000 Rp 324 000

Harga

Eceran Rp 1 500 Rp 3 500 Rp 4 500 Rp 15 000 Rp 14 000

Sumber : Pos Penjualan KA, 2009

Penyimpanan

Produk olahan apel Kusuma Agrowisata disimpan dalam ruang

penyimpanan tanpa perlakuan suhu maupun RH tertentu sebelum akhirnya dikirim

ke pasar. Penyimpanan dilakukan dengan menumpuk produk dengan

Page 65: A10ryu3

65

menggunakan alas plastik terlebih dahulu dengan ketinggian alas 10 cm dari

lantai.

Gambar 19. Penyimpanan Produk Olahan Apel Kusuma Agrowisata

Pengangkutan dan Pemasaran

Faktor penting yang harus diperhatikan dalam kegiatan pemasaran adalah

faktor transportasi. Tanpa adanya alat transportasi maka pelaksanaan pemasaran

dapat terhambat. Transportasi yang dimiliki oleh perusahaan terdiri atas 2 mobil

panther box serta 2 box elf, masing-masing memiliki kapasitas angkut sebesar 200

kardus dan 400 kardus.

Produk olahan apel Kusuma Agrowisata di pasarkan langsung di lokasi

wisata Kusuma Agrowisata serta di toko, restauran, supermarket, dan kios-kios.

Wilayah pemasarannya meliputi daerah Batu, Malang, Jombang, Blitar, Jember,

Tulung Agung, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Bali, NTB, Semarang,

Yogyakarta, Mataram dan Solo. Pengiriman dilakukan melalui sales dan

distributor.

Sistem pembayaran dilakukan secara langsung (cash) saat dilakukan

pembelian, sedangkan untuk pemasaran ke supermarket, pembayarannya

dilakukan secara kredit satu bulan (One Bill System), yaitu pembayaran dilakukan

pada satu bulan setelah pengiriman barang. Selama periode tahun 2003 sampai

April 2009, Kusuma Agrowisata mengalami fluktusi dalam penjualan produk

olahannya. Penjualan tertinggi terjadi pada tahun 2008, yaitu mencapai 9 974 658

124.

Page 66: A10ryu3

66

PROSPEK USAHA TANI APEL

Usaha tani apel merupakan usaha yang cukup baik untuk dikembangkan.

Analisis usaha tani apel dilakukan untuk mengetahui prospek usaha tani apel,

dengan memperkirakan biaya usaha tani yang diperlukan, sehingga dapat

diketahui besarnya keuntungan dan kerugian yang diperoleh pada saat ini dan

tahun-tahun berikutnya.

Analisis usaha ini meliputi analisis Net benefit, B/C ratio, R/C ratio,PP

(Payback Period), NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return).

Analisis usaha ini disusun dengan membandingkan antara usaha apel sebagai

agrowisata dan sebagai kebun produksi. Kusuma Agrowisata diambil sebagai

contoh perusahaan yang melakukan usaha apel sebagai agrowisata sedangkan

petani di desa Bumiaji diambil sebagai contoh untuk analisis usaha apel sebagai

kebun produksi. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis ini adalah:

1. Analisis usaha dilakukan dalam kurun waktu 25 tahun, berdasarkan umur

produksi tanaman apel dan terdapat dua kali musim panen dalam setahun.

Biaya usaha tani terdiri dari biaya investasi/ha, biaya operasional/ha dan biaya

tetap/ha.

2. Sewa lahan tidak diperhitungkan untuk analisis usaha Kusuma Agrowisata

karena lahan adalah milik sendiri, sedangkan pada usaha tani apel oleh petani

sewa lahan diperhitungkan per tahunnya. Biaya bibit untuk Kusuma

Agrowisata diperhitungkan hanya untuk tahun pertama sedangkan untuk

petani biaya bibit sudah termasuk ke dalam biaya sewa lahan.

3. Terdapat penerimaan berupa pinjaman dari Bank pada tahun pertama. Besarnya

pinjaman adalah Rp 50 juta, dengan bunga 17% dan diangsur selama 5 tahun.

4. Perhitungan penerimaan panen dimulai pada tahun ke-4. Penerimaan petani

berasal dari penjualan apel berukuran besar dan kecil, dengan asumsi produksi

apel berukuran sedang-besar petani mulai tahun ke-4 sampai tahun ke-6

adalah 22240 kg, 44480 kg, dan 88960 kg, sedangkan produksi apel

berukuran kecil diasumsikan setengah dari produksi apel besar. Harga apel

berukuran sedang hingga besar adalah Rp 6 000/kg dan Rp 2 500/kg apel

kecil.

Page 67: A10ryu3

67

5. Penerimaan Kusuma Agrowisata diperoleh dari tiket agrowisata dan penjualan

buah apel, dengan asumsi banyaknya wisatawan adalah 24 000 orang pada

tahun pertama sampai tahun ke-3, dan 36 000 orang pada tahun ke-4 sampai

tahun ke-5, dan 50 000 orang untuk tahun berikutnya. Apel segar yang dijual

berasal dari kebun yang ada, dengan asumsi banyaknya apel yang dijual setiap

musim adalah 18 000 kg. Harga tiket agrowisata apel adalah Rp 12 500/orang

dan harga buah apel Rp 5 000/kg.

6. Harga yang digunakan dalam analisis berdasarkan harga barang-barang pada

tahun 2008.

Pada Lampiran 17 dan 19 terlihat bahwa pada masing-masing analisis

usaha tani apel baik sebagai kebun agrowisata maupun kebun produksi, keduanya

masih mengalami kerugian pada awal tahun usaha. Kusuma Agrowisata masih

mengalami kerugian hingga tahun ke-3, sedangkan petani mengalami kerugian

usaha hingga tahun ke-5.

Tabel 17. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Tani Apel Selama 25 Tahun Kriteria Kelayakan

Usaha

Kusuma

Agrowisata

Petani

Net benefit > 0 16 300 976 000 24 007 705 901

B/C > 1 4,03 2,02

R/C > 1 5,27 2,50

PP 7.1 tahun 9.2 tahun

IRR >i 42% 28%

NPV >0 1 165 414 919 1 713 924 415

Berdasarkan Tabel 17 terlihat bahwa semua kriteria kelayakan usaha telah

terpenuhi untuk usaha tani apel, baik sebagai kebun agrowisata maupun kebun

produksi. Nilai NPV yang positif menandakan usaha tersebut layak untuk

dijalankan. Nilai B/C dan R/C ratio Kusuma Agrowisata lebih tinggi daripada

petani. Nilai B/C menunjukkan perbandingan antara Benefit atau keuntungan yang

diterima terhadap Cost atau biaya yang telah dikeluarkan. Nilai B/C Kusuma

Agrowisata yang tinggi disebabkan oleh tingginya benefit yang diterima

perusahaan. Hal tersebut ditunjang dari adanya pemasukan dari tiket masuk kebun

Page 68: A10ryu3

68

wisata petik apel yang sangat tinggi dan penjualan apel segar, sedangkan petani

hanya mendapatkan penerimaan dari hasil penjualan apel segar.

Nilai B/C ratio menunjukkan besarnya keuntungan yang diperoleh

perusahaan tiap satuan biaya yang dikeluarkan, artinya apabila nilai B/C ratio 2

maka keuntungan dari setiap Rp 1.00 yang ditanamkan adalah 2 x Rp 1.00 yaitu

Rp 2.00. Nilai B/C ratio Kusuma Agrowisata sebesar 3.18, artinya keuntungan

dari setiap Rp 1.00 yang ditanamkan adalah 3.18 x Rp 1.00 yaitu Rp 3.18.

Perbedaan lainnya terlihat pada waktu pengembalian modal usaha

(Payback Periode/PP). Kusuma Agrowisata memiliki nilai PP yang lebih rendah

yaitu 7,1 daripada petani yang memiliki nilai PP 9,2. Artinya waktu pengembalian

modal Kusuma Agrowisata lebih cepat, yaitu 7.1 tahun dari pada petani 9.1 tahun.

Nilai IRR digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian proyek yang

menghasilkan NPV=0. Suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan apabila nilai

IRR lebih dari suku bunga. Suku bunga yang diperhitungkan dalam analisis usaha

tani apel ini adalah sebesar 17%. Nilai IRR yang dihasilkan untuk kedua analisis

usaha tani apel di atas lebih dari 17%, yaitu 42% dan 28% sehingga usaha tersebut

layak untuk dijalankan.

Page 69: A10ryu3

69

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan magang yang dilaksanakan di Kusuma Agrowisata telah

memberikan pengetahuan, pengalaman serta wawasan terutama dalam budidaya

tanaman apel. Terdapat spesifikasi dalam kegiatan budidaya apel seperti adanya

kegiatan perompesan atau penguguran daun, pemangkasan dan pelengkungan

cabang. Produktivitas tenaga kerja KHL di departemen BTT rata-rata berada di

atas standar kerja yang ditetapkan oleh perusahaan.

Kegiatan pascapanen apel Kusuma Agrowisata berada dibawah tanggung

jawab departemen trading serta divisi industri. Penanganannya dilakukan secara

manual, kecuali untuk proses pengolahan apel. Kegiatan pengolahan apel

dilakukan untuk menunjang kegiatan wisata kebun yang ada, selain itu juga untuk

meningkatkan nilai jual produk buah apel yang kurang layak untuk dijual segar.

Produk olahan apel Kusuma Agrowisata meliputi sari buah, jenang, cuka dan

cider.

Pemasaran apel Kusuma Agrowisata dilakukan di dalam lokasi wisata

Kusuma Agrowisata serta pemasaran ke supermarket. Penjualan apel pada Mei

2009 dengan jenis apel yang banyak terjual adalah apel „Ana‟ yaitu sebesar

4 383 kg „Ana‟ segar. Pengiriman apel Kusuma Agrowisata ke supermarket

dipengaruhi oleh ketersediaan produk di perusahaan serta tingginya seleksi

terhadap buah yang masuk ke supermarket. Persentase pengiriman apel pada

Maret 2009 untuk daerah Solo adalah 0%, sedangkan pada April 2009 untuk

daerah Bali sebesar 0.43%, 0.6% untuk daerah Kediri dan Malang, dan 0.15%

untuk daerah Surabaya. Permintaan apel yang tidak terpenuhi pada Maret dan

April 2009 disebabkan oleh kurangnya produksi apel dari petani maupun supplier

apel lainnya dan meningkatnya harga buah apel di tingkat kulak.

Analisis usaha tani apel seluas 1 ha selama 25 tahun menunjukkan nilai

NPV yang positif, baik sebagai usaha agrowisata apel maupun sebagai kebun

produksi, yaitu sebesar Rp 1 165 414 919 dan Rp 1 713 924 415, sedangkan nilai

B/C dan R/C masing-masing adalah 4.03 dan 5.27 serta 2.02 dan 2.50. Asumsi

yang digunakan adalah sewa lahan hanya diperhitungkan untuk analisis usaha apel

Page 70: A10ryu3

70

sebagai kebun produksi, modal meminjam dari bank dengan besar bunga 17% dan

diangsur selama 5 tahun.

Saran

Diperlukan perluasan jaringan petani mitra sehingga pihak trading

Kusuma Agrowisata tidak bergantung pada satu supplier. Selain itu jaringan

petani mitra yang luas dapat digunakan sebagai pembanding harga kulak.

Page 71: A10ryu3

71

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, R.R.R. 2007. Analisis Daya Saing Apel (Malus sylvestris Mill.) di Sentra

Produksi Kota batu, Propinsi Jawa Timur. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor. Bogor. 120 hal.

Burdon, J.N. 1991. Postharvest handling of tropical and subtropical fruit for

export, p. 1-20. In S.K.Mitra [Ed.] Physiology and Storage of Tropical and

Subtropical Fruits. CABI Publishing. New York.

Broto, W. 1993. Metode penanganan segar buah-buahan dan sayuran dalam skala

industri. Info Hortikultura Vol.1 (1):26-37

Badan Pusat Statistik. 2007. Produksi dan produktivitas apel.

http://www.bps.co.id [14 Mei 2008].

Crockett, J.U. 1972. An encyclopedia of vegetables, fruits, nuts, and herbs, p. 79-

147. In Ogden Tanner (Ed.). Vegetables and Fruits. CABI Publishing. New

York.

Chace dan Pantastico Er.B, 1973. Asas-asas pengangkutan dan operasi

pengangkutan komersial, p. 713-749. In ER. B. Pantastico (Ed.). Fisiologi

Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Syur-sayuran

Tropika dan Subtropika. Gajah Mada Univesity Press. Yogyakarta.

Childers, N.F. 1973. Modern Fruit Science. Fifth Edition. New Jersey. Somerset

Press, Inc. 953 p.

Hardenberg, R.E. 1986. Dasar-dasar pengemasan, p. 446-478. In ER. B.

Pantastico (Ed.). Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-

buahan dan Syur-sayuran Tropika dan Subtropika. Gajah Mada Univesity

Press. Yogyakarta.

Hardianto. 1991. Evaluasi Beberapa Varietas Apel di Kebun Koleksi Punten.

Jurnal Hortikultura (1):37-41.

Heru, A.W. 1993. Pedoman Praktis Budidaya Apel dan Sirsak. Cetakan II. PD

Mahkota. Yakarta. 45 hal.

Husodo, S.Y. 2003. Membangun Kemandirian di Bidang Pangan: Suatu

Kebutuhan Bagi Indonesia. Jurnal Ekonomi Rakyat (6): 2003

Harningsih, D., Bambang W. dan Septi L. 2008. Teknologi Hasil Pangan. Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 136 hal.

Page 72: A10ryu3

72

Irawan, B. 2007. Agribisnis Hortikultura:Peluang dan Tantangan dalam era

Perdagangan Bebas. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi

Pertaanian. Bogor. 22 hal.

Kusumo, S. 1986. Apel. Cetakan II. CV Yasaguna. Yakarta. 131 hal.

Kusumo, S. dan E.W.M. Verheij. 1997. Malus domestica Borkh, p. 250-255. In

E.W.M. Verheij and R.E Coronel (Eds.). Prosea Sumber Daya Nabati Asia

Tenggara 2: Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Made, S.U. 2001. Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar.

http://www.unfao.org/inpho [31 Desember 2009].

Pantastico, Er. B, Chattopadhya T.K., dan Subramanyam H. 1986. Penyimpanan

dan operasi penyimpanan secara komersial, p. 495-536. In ER. B. Pantastico

(Ed.). Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan

Syur-sayuran Tropika san Subtropika. Gajah Mada Univesity Press.

Yogyakarta.

Pusat Data dan Informasi Pertanian. 2008. Impor apel Indonesia periode tahun

2005-2006. http://www.deptan.go.id [14 Mei 2008].

Pujimulyani, D. 2009. Teknologi Pengolahan Sayur-sayuran dan Buah-buahan.

Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta. 288 hal.

Sabari, S.D., Sulusi, P., Yulianingsih dan Sjarifullah. 1991. Pengaruh pengemasan

modified atmosfer dan lama penyimpanan terhadap pematangan dan mutu

mangga arumanis. Jurnal Hortikultura 1 (1) : 19-24.

Soesarsono. 1992. Postharvest handling of horticultural produce a challenge to

developing countries, p:41-48. Haryadi, S.S, Sutarmi T., W.Harjadi, Winarso

D.W., and Sudarsono [Eds.]. Proceeding: Joint Symposium on Small Scale

Vegetable Production and Horticultural Economics in Developing Countries.

Bogor, Indonesia 23-26 June 1992. Commision for Tropical and Subtropical

Crops and Commisions for Horticultural Economics.

Soelarso, R. B. 1996. Budidaya Apel. Kanisius. Yogyakarta. 69 hal.

Sunarjono, H. 2006. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Cetakan III. Penebar

Swadaya. Jakarta. 173 hal.

Sari, O.K. 2008. Studi Budidaya dan Penanganan Pascapanen Salak Pondoh

(Salacca zallaca Gaertner Voss.) di Wilayah kabupaten Sleman. Skripsi

Fakultas Pertanian IPB. 71 hal.

Untung, O. 1994. Jenis dan Budidaya Apel. Penebar Swadaya. Jakarta. 117 hal.

Page 73: A10ryu3

73

Winata, S. 2006. Penanganan Pasca Panen Komoditi Brokoli (Brassica oleracea

var. Botrytis L. Subvar. Cymosa Lamm) dan Selada Daun (Lactuca sativa L.)

untuk Tujuan Pasar Swalayan. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian

Bogor. 74 hal.

Page 74: A10ryu3

74

LAMPIRAN

Page 75: A10ryu3

75

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tingkat Karyawan Harian lepas di Kusuma Agrowisata, Kota batu-Malang, Jawa Timur

Tanggal Kegiatan

Prestasi Kerja

Lokasi Keterangan Penulis Karyawan Standar

….Satuan/HK….

14 Februari 2009 Pemangkasan 0 12 pohon F5

Pemupukan 0 368 pohon 300 kg F5

16 Februari 2009 Taksasi tanaman G3

Pemanenan 103 kg 363 kg 300 kg B1

17 Februari 2009 Pemanenan 114 kg 125 kg 300 kg B1

Taksasi tanaman D1-3

18 Februari 2009 Pemangkasan 2 pohon 10 pohon 12 pohon F5

Taksasi tanaman G2

Pewiwilan 9 pohon 22 pohon 35-40 pohon D1

19 Februari 2009 Pewiwilan 13 pohon 16 pohon 35-40 pohon D1

20Februari 2009 Pewiwilan 12 pohon 63 pohon 35-40 pohon D1

21 Februari 2009 Perompesan 7 pohon 10 pohon 8-10 pohon F6

23 Februari 2009 Perompesan 4 pohon 11 pohon 8-10 pohon F6

24 Februari 2009 Perompesan 13 pohon 13 pohon 8-10 pohon F6

Pemangkasan 4 pohon 11 pohon 12 pohon F6

25 Februari 2009 Pemangkasan 4 pohon 13 pohon 12 pohon F6

26 Februari 2009 Pemangkasan 4 pohon 10 pohon 12 pohon F6

Taksasi Buah G2

27 Februari 2009 Pemangkasan 4 pohon 9 pohon 12 pohon F6

Pewiwilan 13 pohon 22 pohon 35-40 pohon A2

28 Februari 2009 Pewiwilan 12 pohon 33 pohon 35-40 pohon A2

02 Maret 2009 Pewiwilan 13 pohon 25 pohon 35-40 pohon A2

03 Maret 2009 Pewiwilan 31 pohon 45 pohon 35-40 pohon B3,C6 TBM „Ana‟

Page 76: A10ryu3

76

Lampiran 1. Lanjutan

Tanggal Kegiatan

Prestasi Kerja

Lokasi Keterangan Penulis Karyawan Standar

….Satuan/HK….

04 Maret 2009 Panen jambu A5

Bungkus jambu Trading

05 Maret 2009 Bubut rumput Buah naga

06 Maret 2009 Panen jambu 168 kg A5

07 Maret 2009 Panen jambu 63 kg Blok 4

10 Maret 2009 Pemupukan 137 pohon 368 pohon 300 pohon C6 TBM „Ana‟

Pemanenan 4 kg 43 kg 300 pohon G2 Apel grade C

11 Maret 2009 Panen jambu 504 kg A5

Bungkus jambu Kantor BTT

12 Maret 2009 Pemupukan 115 pohon 368 pohon 300 pohon C5 TBM „Mnalagi‟

128 pohon B3 TBM „Ana‟

13 Maret 2009 Pemanenan 93 kg 95 kg 300 kg G1,E6

14 Maret 2009 Perompesan 7 pohon 17 pohon 8-10 pohon C5

16 Maret 2009 Perompesan 13 pohon 20 pohon 8-10 pohon C5

17 Maret 2009 Perompesan 12 pohon 19 pohon 8-10 pohon C5

Pemangkasan 12 pohon 14 pohon 12 pohon C5

18 Maret 2009 Pemangkasan 10 pohon 18 pohon 12 pohon C5

Panen jambu 37 kg 45 kg Jambu atas

19 Maret 2009 Bungkus jambu 10 pohon 80 pohon Jambu atas

Panen jambu 84 kg 105 kg A5

378 kg 423 kg Jambu atas

20 Maret 2009 Panen jeruk 378 kg 420 kg A1-3

Taksasi tanaman C2,C5,B4

Page 77: A10ryu3

77

Lampiran 1. Lanjutan

Tanggal Kegiatan

Prestasi Kerja

Lokasi Keterangan Penulis Karyawan Standar

….Satuan/HK….

21 Maret 2009 Perompesan 13 pohon 15 pohon 8-10 pohon B1

23 Maret 2009 Pemangkasan 11 pohon 12 pohon 12 pohon B1

24 Maret 2009 Pemangkasan 10 pohon 14 pohon 12 pohon B1

Pemanenan 63 kg 70 kg 300 kg E4-5,G2 Racutan

25 Maret 2009 Pemupukan 175 pohon 175 pohon 300 pohon E4-5

Taksasi tanaman E4-5

Pemanenan 82 kg 80 kg 300 kg G1-2

27 Maret 2009 Panen jambu 378 kg 400 kg Blok 7

28 Maret 2009 Pewiwilan 24 pohon 36 pohon 35-40 pohon A3

30 Maret 2009 Pewiwilan 27 pohon 30 pohon 35-40 pohon A3

31 Maret 2009 Pemupukan 200 pohon 429 pohon 300 pohon G3

01 April 2009 Panen jambu 294 kg 423 kg A5

02 April 2009 Perompesan 5 pohon 11 pohon 8-10 pohon E4

03 April 2009 Perompesan 4 pohon 12 pohon 8-10 pohon E4

Pemangkasan 12 pohon 12 pohon 12 pohon E4

04 April 2009 Pemangkasan 5 pohon 17 pohon 12 pohon E4

06 April 2009 Pemangkasan 10 pohon 12 pohon 12 pohon E4

07 April 2009 Pemangkasan 6 pohon 17 pohon 12 pohon E4

08 April 2009 Supervisi Kebun KA

13 April 2009 Penelungan 27 pohon 56 pohon 50 pohon E3

14 April 2009 Pemupukan 63 pohon 252 pohon 300 pohon G1

Pemangkasan 15 pohon 20 pohon 12 pohon G1

Page 78: A10ryu3

78

Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Pengawas (Mandor) di Kusuma Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa

Timur.

Tanggal Kegiatan

Prestasi Kerja Penulis

Lokasi Jumlah KH yang Luas Areal yang Lama Kegiatan

Diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam)

16 April 2009 Pemangkasan 5 0.3 6 G1

Pengendalian gulma 1 0.2 6 A4

17 April 2009 Pemangkasan 4 0.3 6 G1

Pemanenan 2 0.3 1.5 A1

18 April 2009 Pemangkasan 3 0.3 6 G1

20 April 2009 Pemangkasan 4 0.3 6 G1

PHPT 4 5.3 6 A,B,C

21 April 2009 PHPT 4 2.3 6 C,D

Pemangkasan 4 0.3 6 G1

Persipuk 4 1.1 6 B

23 April 2009 Persipuk dan pemupukan 4 1.6 6 D1-2,B

Pengendalian gulma 4 0.6 6 B4,C2

Pemangkasan 3 0.3 3 G1

24 April 2009 Pemanenan 2 0.3 1.6 D1

Pengendalian gulma 2 0.1 6 F2

PHPT 2 0.1 6 F4

Persipuk dan pemupukan 4 0.2 6 A1

25 April 2009 Pemanenan 2 0.2 2.5 B2

PHPT 3 0.3 5.5 C5,A1

Perompesan 3 0.2 6 A1

27 April 2009 Perompesan 7 0.2 6 A1

PHPT 4 1.2 6 C

Page 79: A10ryu3

79

Lampiran 2. Lanjutan.

Tanggal Kegiatan

Prestasi Kerja Penulis

Lokasi Jumlah KH yang Luas Areal yang Lama Kegiatan

Diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam)

Pengendalian gulma 2 0.5 6 C1-2

29 April 2009 Pemangkasan 4 0.2 6 A1

PHPT 4 0.3 6 D1

Pengendalian gulma 2 0.8 6 E1-3

Perompesan 2 0.3 1.5 C3

30 April 2009 Pemangkasan 4 0.2 6 A1

Pengendalian gulma 4 0.5 6 E3-4

11 Mei 2009 Pemangkasan 2 0.3 6 D1

Perompesan 2 0.3 6 D2

Persipuk 3 0.5 6 A2,A5

Pengendalian gulma 1 0.2 6 E4-5

PHPT 4 2.2 6 A,B

12 Mei 2009 Pemangkasan 4 0.6 6 D1-2

Persipuk 3 0.5 6 A2,A5

Pengendalian gulma 1 0.1 6 E5

PHPT 4 1.3 6 F5-6,G1-3

13 Mei 2009 Pemangkasan 4 0.3 6 D2

PHPT 4 1.6 6 C4-5,E2-5,D1-2,F2,F4

Persipuk 3 0.3 6 A2

14 Mei 2009 Pemangkasan 3 0.3 6 D2

Penelungan 1 0.3 6 D1

Pengendalian gulma 1 0.2 6 D3

Persipuk 3 0.1 6 A3

Page 80: A10ryu3

80

Lampiran 2. Lanjutan.

Tanggal Kegiatan

Prestasi Kerja Penulis

Lokasi Jumlah KH yang Luas Areal yang Lama Kegiatan

Diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam)

15 Mei 2009 Pemangkasan 4 0.3 6 D2

Penjarangan buah 2 0.2 6 F6

Pemupukan 2 0.3 6 A2

Pengendalian gulma 1 0.2 6 B1

Persipuk 3 0.3 6 C2

16 Mei 2009 Pemangkasan 2 0.3 6 D2

Perompesan 11 0.2 6 B2

PHPT 4 0.9 6 A1,E4-5,G1-2

18 Mei 2009 Penelungan 4 0.3 6 D2

Pemangkasan 4 0.3 6 D2

PHPT 4 2.2 6 A,B

Persipuk 3 0.4 6 E3

19 Mei 2009 Penelungan 1 0.2 6 D3

PHPT 4 4.2 6 C,E,F

Persipuk 3 0.5 6 D2-3

01 Juni 2009 Pemangkasan 3 0.3 6 A2

03 Juni 2009 Pemangkasan 4 6 A2

Pengendalian gulma 2 0.5 6 C2,A1

05 Juni 2009 Pewiwilan 3 0.3 6 C2

PHPT 4 3.9 6 A,B,C

Pengendalian gulma 2 1.5 6 D1A,E4,B4

Pengapuran 3 0.8 6 E3,G3

Page 81: A10ryu3

81

Lampiran 2. Lanjutan.

Tanggal Kegiatan

Prestasi Kerja Penulis

Lokasi Jumlah KH yang Luas Areal yang Lama Kegiatan

Diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam)

6 Juni 2009 Pewiwilan 3 0.2 6 C2

PHPT 4 1.8 6 D,E

Pengendalian gulma 2 0.5 6 E1,B1

6 Juni 2009 Pemangkasan 4 0.1 6 F1

Perompesan 5 0.2 6 E1

Persipuk 3 0.2 6 E1

Pengendalian gulma 1 0.3 6 D1

Page 82: A10ryu3

82

Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staf Departemen Trading, Kusuma Agrowisata.

Tanggal Kegiatan Lama Kegiatan

(jam) Lokasi Keterangan

01 Mei 2009 1.Pengenalan manager dan staf-staf 8 Departemen Trading Penjelasan dilakukan oleh

Trading supervisor

2.Penjelasan mengenai departemen trading mengenai system pemasaran

3.Penjualan

02 mei 2009 1.Persiapan penjualan 8 Departemen Trading Mempersiapkan produk-produk

2.Penjualan penjualan

3.Sortasi jeruk

4.Diskusi Diskusi dengan sales trading

03 Mei 2009 1.Persiapan penjualan 8 Departemen Trading

2.Penjualan

3.Cuci kentang

04 mei 2009 1.Persiapan penjualan 8 Departemen Trading

2.Penjualan

3.Sortasi jambu Untuk pengiriman ke Malang

05 mei 2009 1.Persiapan penjualan 8 Departemen Trading

2.Penjualan

3.Mengambil apel „Ana‟ hasil panenan Hasil panen Kebun Junggo

4.Packaging strawberry

5.Wrapping apel „Ana‟

6.Sortasi jeruk Untuk pengiriman ke Surabaya

Page 83: A10ryu3

83

Lampiran 3. Lanjutan..

Tanggal Kegiatan Lama Kegiatan

(jam) Lokasi Keterangan

06 Mei 2009 1.Penjualan 8 Departemen Trading

2.Persiapan pengiriman ke Bali

08 Mei 2009 1.Penjualan

2.Sortasi jeruk 8 Departemen Trading Penghapusan barang terhadap buah dan

3.Cuci kentang sayur yang busuk dan layu

4.Penghapusan barang

09 Mei 2009 1.Penjualan

2.Sortasi jambu 8 Departemen Trading

3.Sortasi paprika

10 Mei 2009 1.Penjualan 8 Departemen Trading

2.Sortasi paprika

Page 84: A10ryu3

84

Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staf Departemen Marketing, Kusuma Agrowisata

Tanggal Kegiatan Lama Kegiatan

(jam) Lokasi Keterangan

22 Mei 2009 1.Pengenalan departemen

marketing

8 Kantor Departemen Marketing Sales call merupakan kegiatan

penawaran ke luar, seperti

sekolah, perusahaan lain,

instansi, dan lain-lain

2.Menyiapkan brosur dan

formulir untuk keperluan sales

call

3.Membuat reservasi

23 Mei 2009 1.Membuat reservasi 8 Kantor Departemen Marketing

2. Menyiapkan brosur dan

formulir untuk keperluan sales

call

3.Telemarketing

24 Mei 2009 1.Telemarketing 8 Kantor Departemen Marketing

2.Membuat reservasi

3. Menyiapkan brosur dan

formulir untuk keperluan sales

call

25 Mei 2009 1.Resepsionis 8 Lobby Kusuma Agrowisata

2.Mencari referensi Perpus Kusuma Agrowisata

26 Mei 2009 1.Membuat reservasi 8 Kantor Departemen Marketing

2. Membuat Even Organizer(EO)

dan mengedarkannya

27 Mei 2009 1.Mencari referensi 3 Perpus Umum Malang

Page 85: A10ryu3

85

Lampiran 4. Lanjutan..

Tanggal Kegiatan Lama Kegiatan

(jam) Lokasi Keterangan

28 Mei 2009 1.Membuat reservasi 8 Kantor Departemen

Marketing

Sales call merupakan kegiatan penawaran

ke luar, seperti sekolah, perusahaan lain,

instansi, dan lain-lain

2.Telemarketing

3.Membuat EO

4.Pemberian materi oleh manager Mengenai knowledge product

departemen marketing agrowisata, pola sasaran,

Bentuk promosi, dan sasaran

29 Mei 2009 1.Mengedarkan EO 8

2.Resepsionis Lobby Kusuma

Agrowisata

30 Mei 2009 Pemandu Agrowisata Kebun wisata Kusuma

Agrowisata

31 Mei 2009 Pemandu Agrowisata 8 Kebun wisata Kusuma

Agrowisata

Page 86: A10ryu3

86

Lampiran 5. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staf Divisi Industri, Kusuma Agrowisata

Tanggal Kegiatan Lama Kegiatan

(jam) Lokasi Keterangan

08 Juni 2009 1.Pengenalan dan penjelasan 8 Pabrik agroindustri Quality control meliputi uji mikro,

Produksi sari buah, jenag, cuka, KA organoleptik, dan retain.

selai dan cider, serta pengenalan

mesin-mesin produksi dan quality

Control

2.Pengambilan biji apel

3.Packaging sari buah Packaging sari buah 24 gelas per karton

4.Melihat proses pembuatan selai

09 Juni 2009 1.Packaging selai nanas dan 8 Pabrik agroindustri Packaging jenang 12 buah per pax

jenang apel KA

2.Packing jenang

3.Diskusi dengan sub departemen

Warehouse (gudang) Kantor marketing

4.Diskusi dengan marketing industry Kusuma

industry Agrowisata

Page 87: A10ryu3

87

Lampiran 6. Data Hujan Desa Ngaglik, Malang, Jawa Timur Periode Tahun 1999-2008

Nama Pos : Ngaglik (Batu), 7o87'78'' LS dan 112

o52'59''BT

Nomor Pos : 8

Elevasi : 887 m

Bulan

Tahun

1999 2000 2001 2002 2003

CH HH HM CH HH HM CH HH HM CH HH HM CH HH HM

Januari 306 21 40 428 17 68 256 20 88 332 18 54 334 20 49

Februari 223 14 45 117 15 22 336 21 57 307 18 65 460 22 110

Maret 274 16 64 158 11 44 372 23 60 146 11 34 197 10 43

April 166 1 27 229 16 77 63 8 16 0 0 0 31 6 13

Mei 10 3 10 85 8 47 46 4 22 47 2 41 78 6 21

Juni 67 2 33 46 5 31 104 8 35 0 0 0 25 2 17

Juli 45 1 42 9 1 9 11 3 8 0 0 0 0 0 0

Agustus 12 0 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

September 0 8 0 31 2 22 14 2 13 0 0 0 0 0 0

Oktober 119 15 33 240 14 58 115 12 30 0 0 0 0 0 0

November 253 17 46 300 21 33 143 12 49 0 0 0 278 14 85

Desember 311 112 50 90 7 33 136 12 50 381 15 75 157 16 36

Page 88: A10ryu3

88

Lampiran 6. Lanjutan.

Bulan

Tahun

2004 2005 2006 2007 2008

CH HH HM CH HH HM CH HH HM CH HH HM CH HH HM

Januari 158 16 46 229 15 56 198 28 33 141 12 48 245 22 46

Februari 356 23 50 94 10 26 196 23 20 271 19 53 339 28 46

Maret 312 28 53 126 16 33 236 21 56 225 26 40 479 26 63

April 71 4 63 55 14 18 122 14 35 215 23 32 97 10 27

Mei 73 13 17 0 0 0 141 16 33 8 3 5 32 5 13

Juni 2 2 1 0 0 0 18 1 18 6 5 3 33 2 33

Juli 13 4 6 29 3 11 0 0 0 7 2 6 0 0 0

Agustus 0 0 0 8 1 8 0 0 0 2 2 2 17 3 10

September 32 1 32 27 4 11 3 1 3 11 2 11 0 0 0

Oktober 35 3 18 120 12 47 9 2 9 39 6 25 0 0 0

November 350 15 70 147 10 95 6 4 3 202 14 85 219 16 66

Desember 303 17 70 352 26 34 319 21 90 468 25 145 314 21 74

Sumber : BMG Stasiun Klimatologi Karangploso, Malang, Jawa Timur

Keterangan : CH : jumlah curah hujan dalam 1 bulan (mm) * : Alat rusak

HH : jumlah hari hujan dalam 1 bulan (hari) 0 : tidak ada hujan

HM : curah hujan tertinggi dalam 1 bulan

Perhitungan Tipe Iklim (Q) Menurut Schmidth-Ferguson

Q = (Rata-rata BK/rata-rata BB) x 100%

Q = 114.286

Page 89: A10ryu3

89

Lampiran 7. Peta Areal Kusuma Agrowisata

JEMBATAN

JEM

BA

TAN

KU

SU

MA

ES

TATE

TAH

AP

V

B6

JER

UK

B7

JER

UK

B6 JE

RU

K

B7 JE

RU

K

RB

4

B5 JE

RU

K

B3

STR

AW

BE

RR

Y

GH

GH

PA

RK

IR

HO

TEL

HO

TEL

LAP

AN

GA

N

BO

LA

LAP

AN

GA

N

KA

NTO

R

A4 JE

RU

K JO

VA

A3 JE

RU

K

JOV

A

A2 JE

RU

K

JOV

A

A1 JE

RU

K

JOV

A

C1 A

PE

L

C2 A

PE

L

C4 A

PE

L

C5 A

PE

L

STA

ND

BU

NG

A

AP

EL

HO

US

E

PLA

Y

GR

OU

ND

LOB

BY

ALA

MA

ND

A

B5 A

PE

L

B4 A

PE

LB

3 AP

EL

B2 A

PE

L

B1 A

PE

L

A3 A

PE

L

A2 A

PE

L

A6 JE

RU

K JO

VA

A1 A

PE

L

PO

S

SE

CU

RITY

HO

TEL

ED

R

A JA

MB

U3/2005

KO

PI

EC

1

B1 JA

MB

U15/3/2006 D

JAM

BU

11/2006

B JA

MB

U3/2005

EC

3

A7 JE

RU

K

B3 K

OP

I

C4

B3 K

OP

I

B3 K

OP

I

C3 K

OP

I

B2 K

OP

I

C2 K

OP

IIN

DU

STR

I

D JA

MB

U12/2006

GR

EE

N H

OU

SE

A7 JE

RU

K

12/2006

R

C 8

Q 2

C1 K

OP

IB

ED

B1 K

OP

IB

1 KO

PI

A2 K

OP

I

A2 K

OP

I

KO

PI

B2 K

OP

I

B2 K

OP

I

A1 K

OP

I

C7

Q1 K

OP

I

K U

S U

M A

A G

R O

W I

S A

T A

HU

TA

N P

IN

US

PE

RH

UT

AN

I

JEM

BA

TAN

R

TAN

AH

TEG

ALA

N

BA

NG

UN

AN

CU

RA

H

JALA

N

BA

TAS

BLO

K

BA

TAS

TAN

AH

TAN

DO

N

PA

GA

R P

ON

DA

SI

SA

LUR

AN

AIR

JEM

BA

TAN

RU

MA

H

LEG

EN

DA

BU

AH

NA

GA

F 4

A8 JE

RU

K

2/2007G

2 AP

EL

G3 A

PE

L

F 1

F 2

F 3

E4 A

PE

L

E3 A

PE

L

E2 A

PE

L

E1 A

PE

L

D2 A

PE

L

D1 A

PE

L

BU

AH

NA

GA

KA

RTIK

A

2/2007/041

C10

C9 K

OP

I

B2 K

OP

I

B1

JER

UK

B2

JER

UK

STR

AW

BE

RR

Y

STR

AW

BE

RR

Y

BU

AH

NA

GA

SE

CU

RITY

SA

YU

R

OR

GA

NIK

JL AB

DU

L GA

NI A

TAS

C3 A

PE

L

PA

YU

NG

A R

E A

L

C1 JE

RU

K

C2 JE

RU

K

C9 JE

RU

K

C3 JE

RU

K

C7 JE

RU

K

C6 JE

RU

K

C5 JE

RU

K

C4 JE

RU

K

TW

PLN

TW

A5 JE

RU

K JO

VA

TOW

ER

TW

TW

TW

TW

U

Page 90: A10ryu3

90

PINTU MASUK

POS SECUERITI

INDUSTRI

GUDANG

RESTAURANT APPLE

HOUSE

STAND BUNGA

PLAY GROUN

D

KANTOR BTT

RUMAG GANDA

APEL

A3

APEL D3

APEL E3

APEL F2

Lampiran 8. Peta Kebun Kusuma Agrowisata

TOWER

Page 91: A10ryu3

91

Lampiran 9. Perbedaan fenotip Beberapa Varietas Apel di Kusuma Agrowisata

Fenotip

Varietas Apel

„Manalagi‟ „Rome

Beauty‟

„Ana‟ „Australia‟ „Wanglin‟

Warna

Batang

Hijau

kekuningan

Cokelat

keemasan

Cokelat

bintik-

bintik

Cokelat Cokelat

bintik putih

Warna

Daun

Hijau tua Hijau tua Hijau

kelabu

Hijau

kelabu

Hijau

kelabu

Bentuk

Daun

Oval Narrow

oval

Acute Ovale Acute

Permukaan

daun

Berkerut,

berbulu

halus

Berkerut,

berbulu

kasar

Berkerut,

berbulu

halus

Berkerut,

berbulu

halus

Berkerut,

berbulu

halus

Panjang

daun

11.3 cm 11.3 cm 11.6 cm 7.5 cm 12.3 cm

Lebar daun 5.4 cm 5.4 cm 6.4 cm 4.2 cm 6.7 cm

Warna

bunga

Putih Putih Putih, tepi

merah

muda

Putih Putih

Warna kulit

buah

Hijau

kekuningan

Hijau

kemerahan

Merah tua Hijau

berbintik

Hijau

berbintik

Bentuk

buah

Flat Globose Long

conical

globose Globose

Cita rasa manis Manis agak

asam

Asam Asam Manis

Page 92: A10ryu3

92

Lampiran 10. Jenis-jenis Apel di Kusuma Agrowisata

„Manalagi‟ „Ana‟

„Rome Beauty‟ „Wanglin‟

„ Australia‟

Page 93: A10ryu3

93

KOMISARIS UTAMA

ANGGOTA

KOMISARIS

KEPALA

BIRO

PENGAWASA

N INTERN

PENASEHAT

DIREKSI

KEPALA

BAGIAN

SUMBER

DAYA

MANUSIA

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR

OPERASIONAL

KEPALA

BAGIAN

HUMAS

KEPALA

BAGIAN

AKUNTANSI

KEUANGAN

KEPALA

BAGIAN

PENGADAAN

GENERA

L

MANAGE

R DIVISI

HOTEL

KEPALA

BAGIAN

PENGKAJIAN &

PENGEMBANG

AN

KEPALA

BIRO

DIREKSI

GENERAL

MANAGER

DIVISI

AGROINDUSTRI

GENERAL

MANAGER

DIVISI

ESTAT

GENERAL

MANAGER

DIVISI

AGROWISATA

MANAGER

DEPARTEM

EN

MANAGER

DEPARTEM

EN

MANAGER

DEPARTEM

EN

MANAGER

DEPARTEM

EN

Lampiran 11. Struktur Organisasi Kusuma Agrowisata

Page 94: A10ryu3

94

Lampiran 12. Data Taksasi Buah di Kusuma Agrowisata

BLOK E5

Pohon sampel ke- Jumlah buah Pohon sampel ke- Jumlah buah

1 50 12 20

2 48 13 9

3 16 14 42

4 16 15 4

5 22 16 80

6 10 17 7

7 7 18 6

8 2 19 92

9 68 20 97

10 20 21 46

11 22 22 7

Total buah pohon sampel E5 691 buah

Rata-rata buah/pohon sampel E5 31.41 buah/pohon sampel

BLOK C1

Pohon sampel ke- Jumlah buah Pohon sampel ke- Jumlah buah

1 1 19 4

2 167 20 7

3 7 21 1

4 23 22 41

5 6 23 5

6 58 24 19

7 47 25 31

8 1 26 4

9 12 27 67

10 83 38 7

11 38 29 41

12 7 30 121

13 3 31 29

14 5 32 12

15 112 33 117

16 61 34 79

17 26 35 39

18 76

Total buah pohon sampel C1 1280 buah

Rata-rata buah/pohon sampel C1 36.57 buah/pohon sampel

Page 95: A10ryu3

95

Lampiran 12. Lanjutan..

BLOK G2

Pohon sampel ke- Jumlah buah Pohon sampel ke- Jumlah buah

1 6 14 5

2 12 15 11

3 26 16 115

4 58 17 9

5 10 18 5

6 8 19 0

7 23 20 2

8 11 21 9

9 5 22 3

10 25 23 7

11 5 24 5

12 2 25 1

13 6

Total buah pohon sampel G2 396 buah

Rata-rata buah/pohon sampel G2 15.84 buah/pohon sampel

Page 96: A10ryu3

96

Lampiran13. Pengambilan Contoh Tanaman untuk Taksasi Buah

Keterangan :\

*: Pohon Apel *: Pohon Sampel

* * * * * * * * * * *

* * * * * * * * * * *

* * * * * * * * * * *

* * * * * * * * * * *

* * * * * * * * * * *

* * * * * * * * * * *

Page 97: A10ryu3

97

Lampiran 14. Inventarisasi Tanaman Apel kebun Kusuma Agrowisata, 2009

No Blok ∑ Pohon No Blok ∑ Pohon No Blok ∑ Pohon

1 A1 TM 135 12 C3 TBM 294 24 F1 TM 110

TBM 141 13 C4 TBM 408 TBM 28

2 A2 TM 231 14 C5 TM 208 25 F2 TM 95

TBM 152 TBM 120 TBM 11

3 A3 TBM 157 15 C6 TBM 365 26 F3 TM 62

4 A4 TM 177 16 D1 TM 93 TBM 27

TBM 54 TBM 235 27 F4 TM 76

5 A5 TBM 183 17 D2 TM 82 TBM 34

6 B1 TM 113 TBM 217 28 F5 TM 136

TBM 57 18 D3 TBM 199 TBM 34

7 B2 TM 126 19 E1 TM 112 29 F6 TM 136

TBM 98 TBM 144 TBM 56

8 B3 TBM 332 20 E2 TM 102 30 G1 TM 252

9 B4 TM 273 TBM 110 TBM 68

TBM 190 21 E3 TBM 397 31 G2 TM 174

10 C1 TM 186 22 E4 TM 78 TBM 32

TBM 55 TBM 8 32 G3 TTI 429

11 C2 TM 163 23 E5 TM 97

TBM 146 TBM 10

TOTAL TM 3217

TOTAL TBM 4791

TOTAL POHON 8008

Page 98: A10ryu3

98

Gambar Lampiran 15. Buku Laporan Harian Pengawas

Bulan :

LAPORAN HARIAN PENGAWAS Tanggal :

Hari :

NAMA KARYAWAN (Beri Tanda X Karyawan yang Tidak Masuk dan Jam

lembur pada Kolom)

No Nama

1

2

3

4

5

6

7

HASIL KERJA

Kode

Rek

Jenis Pekerjaan Blok

Tempat

Jumlah

HKO

Hasil Kerja Keterangan

Kerja

Lembur Jumlah Satuan

Kode

Rek

Nama Barang/Bahan Jumlah Satuan Keterangan

LAIN-LAIN/BORONGAN

Mengetahui Petugas Kontrol Pengawas

Kabag Dept

No Nama

1

2

3

4

5

6

7

Page 99: A10ryu3

15

Lampiran 16. Standar Operasional Pengawas kebun Departemen Budidaya Tanaman Tahunan, Kusuma Agrowisata

TUGAS HARIAN SASARAN PELAKSANAAN KETERANGAN

Menyiapkan Semua alat dan bahan Perhatikan kelayakan dari alat-alat Pemesanan pupuk dan obat-

Kelengkapan alat dan Diperlukan untuk bekerja pada Yang digunakan untuk bekerja, serta Obatan dilakukan satu minggu

bahan Hari tersebut Bahan yang digunakan (pupuk, obat- Sebelum pemakaian. Peralatan

Obatan) Yang tidak layak pakai segera

Diganti.

Memberikan Menunjukkan lokasi tempat Pemberian contoh kerja untuk Karena banyak blok dan jenis

Pengarahan kepada Kerja harus tepat dan cara Pedoman cara kerja karyawan harian. Kerja yang dilakukan, penerapan

Karyawan harian Melakukan kerja yang benar Target kerja perlu memperhatikan

Keadaan lapangan

Mengawasi/mengontrol Target prestasi yang telah Prestasi tidak tercapai/kurang/malas, Terapkan saling memiliki dan

Kerja karyawan Ditetapkan. Hubungan pengawas Berikan dorongan dengan cara Saling membutuhkan antara

Dengan karyawan. Hubungan Memuji, mengingatkan dan member Pengawas, karyawan dan

Sesame karyawan Dorongan agar lebih giat dan Perusahaan. Tingkatkan kerja

Bersemangat dalam bekerja. Sama dan kekompakan tim.

Komunikasi/berbicara dengan bahasa

yang akrab, selesaikan m

Dan kegagalan dalam suatu tim

Masalah dengan baik, dengan Merupakan kegagalan bersama

Kekeluargaan, pada saat jam

Istrahat.

Saling membri masukan dan

Membantu dalam menyelesaikan

masalah

Page 100: A10ryu3

16

Lampiran 16. Lanjutan .

TUGAS HARIAN SASARAN PELAKSANAAN KETERANGAN

Melakukan Melihat/memperhatikan keadaan Pengamatan HPT dilakukan kepada Pada serangan yang

membutuhkan

Pengamatan di kebun HPT yang menyerang Semua areal kebun, bila tidak Perlakuan khusus, laporkan segera

Memungkinkan dapat dilakukan Kepada kepala departemen

Secara bertahap, bila ada serangan Dengan membawa contoh

Lakukan pengendalian Serangan

Pelaksanaan kegiatan budidaya yang Perlakuan terhadap tanaman TBM

Baik serta perlakuan khusus pada Dan sulaman perlu memperhatika

Tanaman sulaman Petunjuk pelaksanaan yang ada

Menganalisa keadaan Mengamati keadaan/kondisi Dalam melakukan analisa hasil Semua temuan di lapangan

lapangan Setelah perlakuan terhadap Kerja, bila menemukan hal di luar Dilaporkan kepada kepala

Tanaman, baik pemupukan, Yang diharapkan/tidak menampakan Departemen

Pengompresan dan perlakuan Hasil, segera lakukan tindakan.

Lain pada tanaman

Mengawasi Pelaksanaan pengendalian Memperhatikan sifat hama dan cara Pelaksanaan pengompresan

Pelaksanaan PHPT HPT/pengompresan dilakukan Pelaksaan penyemrpotan (tekanan Berpedoman kepada program

Secara efektif dan efisien Mesin, nozel), kecepatan jalan Kerja mingguan/harian.

Petugas pengompresan, arah Berpedoman kepada anjuran

Penyemprotan. Pemakaian pada label pstisida.

Aplikasi pestisida campuran : Lakukan pengontrolan tiap-tiap

Pestisida cair-tepung-ZPT-perekat, Blok sesuai fase pertumbuhan

Tiap jenis obat yang dimasukkan Tanaman, bila menemukan

Terlebih dahulu diaduk kemudian Serangan, pencatatan dilakukan

Dimasukkan pestisida jenis lain

Mengontrol hama penyakit, dll.

Page 101: A10ryu3

17

Lampiran 17. Analisis Usaha Tani Apel Kusuma Agrowisata

Uraian

Tahun

….Rp (dalam ribuan)…

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

OUTFLOW

1.Biaya Investasi

Sumur 400

Gudang saprodi 250

Pagar 1000 1000

Cangkul 80 80 80 80 80

Garpu 140 140 140 140 140

Parang 60 60 60 60 60

Sekop 80 80 80 80 80

Gunting Pangkas 400 400 400 400 400

Ember 24 24 24 24 24

Drum 80 80 80 80 80

Hand spayer 600 600 600

Selang air 400

Pompa air 3500 3500 3500

Komputer 600

Meja 400

Kursi 400

Peralatan

administrasi 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Page 102: A10ryu3

18

Lampiran 17. Lanjutan..

Uraian

Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

…Rp (dalam ribuan)..

Printer 500 500

Mobil pick up 40000

Mobil box 100000

Kantor 100000

Total biaya

investasi/ha 248614 100 100 964 100 4200 964 100 100 2464 4200 100 964

2.Biaya

operasional

Bibit apel 13900

Pupuk

kandang

12454.

4

12454.

4

12454

.4

12454

.4

12454

.4

12454

.4

12454

.4

12454

.4

12454.

4

12454.

4

12454.

4

12454.

4

12454.

4

Pupuk ZA 122.32 122.32

122.3

2

122.3

2

122.3

2

122.3

2

122.3

2

122.3

2 122.32 122.32 122.32 122.32 122.32

Pupuk NPK 4448 4448 4448 4448 4448 4448 4448 4448 4448 4448 4448 4448 4448

Pestisida 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000

Tali rafia 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

Pengolahan

tanah 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840

Pemupukan 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840

Penanaman 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5

Penyemprotan 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500

Page 103: A10ryu3

19

Lampiran 17. Lanjutan…

Uraian

Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

..Rp (dalam ribuan)..

Penyiangan 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260

Pemanenan 370 370 370 370 370 370 370 370 370

Perompesan 1480 1480 1480 1480 1480 1480 1480 1480 1480

Pemangkasan 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840

Penelungan 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185

Penyiraman 777 777 777 777 777 777 777 777 777 777 777 777 777

Tenaga kerja

tetap 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000

Bahan bakar 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000

Total biaya

operasional

58336.

22

40110.5

4

40232.8

6

40355.1

8

45938.

9

45938.

9

45938.

9

45938.

9

45938.

9

45938.

9

45938.

9

45938.

9

45938.

9

3.Biaya

Tetap

Gaji

Karyawan 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000

Telepon 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400

Listrik 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000

Air 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200

Pajak 216 216 216 216 216 216 216 216 216 216 216 216 216

Total Biaya

Tetap 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816

Page 104: A10ryu3

20

Lampiran 17. Lanjutan…

Uraian

Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

..Rp (dalam ribuan)..

Angsuran

hutang

15628

.1932

2

15628.

19322

15628.1

9322

15628.1

9322

15628.1

9322

TOTAL

OUTFLOW

38639

4.413

11965

4.733

119777.

053

120763.

373

125483.

093

113954.

900

11071

8.900

10985

4.9

109854

.9

112218

.9

113954

.9

109854

.9

110718

.9

INFLOW

Pinjaman 50000

Agrowisata 300000 300000 300000

45000

0

45000

0 625000 625000 625000 625000 625000

Apel Segar 45000 180000 180000

18000

0

18000

0 180000 180000 180000 180000 180000

Nilai Sisa

TOTAL

INFLOW 50000

345000 480000 480000

63000

0

63000

0 805000 805000 805000 805000 805000

Lampiran 17. Lanjutan..

Page 105: A10ryu3

21

Lampiran 17. Lanjutan..

Uraian Tahun

Uraian

Tahun

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

..Rp (dalam ribuan)..

OUTFLOW

1.Biaya Investasi

Sumur

Gudang saprodi

Pagar 1000

Cangkul 80 80 80 80

Garpu 140 140 140 140

Parang 60 60 60 60

Sekop 80 80 80 80

Gunting Pangkas 400 400 400 400

Ember 24 24 24 24

Drum 80 80 80 80

Hand spayer 600 600

Selang air

Pompa air 3500 3500

Komputer

Meja

Kursi

Peralatan

administrasi 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Page 106: A10ryu3

22

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

..Rp (dalam ribuan)..

Penanaman 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5

Penyemprotan 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500

Penyiangan 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260

Pemanenan 370 370 370 370 370 370 370 370

Perompesan 1480 1480 1480 1480 1480 1480 1480 1480

Pemangkasan 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840

Penelungan 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185

Penyiraman 777 777 777 777 777 777 777 777 777 777 777 777

Tenaga kerja

tetap

6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000

Bahan bakar 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000

Total biaya

operasional 45938.9

45938.

9 45938.9 45938.9

45938.

9

45938.

9

45938.

9

45938.

9

45938.

9

45938.

9

45938.

9 45938.9

3.Biaya Tetap

Gaji Karyawan 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000

Telepon 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400

Listrik 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000

Air 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200

Pajak 216 216 216 216 216 216 216 216 216 216 216 216

Page 107: A10ryu3

23

Lampiran 17. Lanjutan..

Uraian

Tahun

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

..Rp (dalam ribuan)..

Total Biaya

Tetap 63816

63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816

Angsuran

hutang

TOTAL

OUTFLOW 109854.9 109854.9

114818

.9

109854

.9

109854

.9

110718

.9

111354

.9

113954

.9

110718

.9

109854

.9

109854

.9

110718

.9

INFLOW

Pinjaman

Agrowisata 625000 625000 625000 625000 625000 625000 625000 625000 625000 625000 625000 625000

Apel Segar 180000 180000 180000 180000 180000 180000 180000 180000 180000 180000 180000 180000

Nilai sisa 976

TOTAL

INFLOW 805000 805000 805000 805000 805000 805000 805000 805000 805000 805000 805000 805976

Page 108: A10ryu3

24

Lampiran 18. Analisis kelayakan Usaha Tani Apel Kusuma Agrowisata

Ura

ian

Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

..Rp

Net

ben

efit

-

370875

737

-

154136

057

-

154258

377

189755

303

320035

583

331563

777

484799

777

485663

777

660663

777

658299

777

656563

777

660663

777

659799

777

DF

17

%

0.85 0.73 0.62 0.53 0.46 0.39 0.33 0.28 0.24 0.21 0.17 0.15 0.13

PV -

270929

751

-

962380

15.42

-

823199

90.11

865495

10.1

124762

221.1

110475

517.7

138062

431.3

118212

378.9

137442

763.3

117052

105.1

997807

07.17

858152

14.61

732504

16.72

Ura

ian

Tahun

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

..Rp.

Net

ben

efit

660663

777

660663

777

655699

777

660663

777

660663

777

659799

777

659163

777

656563

777

659799

777

660663

777

660663

777

660775

777

DF

17

%

0.11 0.09 0.08 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02

PV 626981

77.16

535804

93.3

454512

03.36

391412

76.42

334540

82.4

285558

39.3

243831

73.93

207581

17.22

178294

25.27

152587

80.08

130416

92.38

0

PV (+) 1445546527 B/C 3.22 NPV 996058770

PV(-) -449487757 IRR 37% R/C 4.12

Page 109: A10ryu3

25

Lampiran 19. Analisis Usaha Tani Apel sebagai Kebun Produksi

Uraian

Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

…Rp (dalam ribuan)…

OUTFLOW

1.Biaya Investasi

Mesin kompres 2500 2500 2500

Selang 1200 1200 1200 1200

Stik 100 100 100 100

Drum 200 200 200 200 200

Gunting Pangkas 100 100 100 100 100

Cangkul 80 80 80 80 80

Ember 64 64 64 64 64

Mobil pick up 40000

Total Biaya Investasi 44244 0 0 2344 1300 2500 2344 0 1300 2344 2500 0 3644

2.Biaya Operasional

Pupuk kandang

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2

Pupuk urea 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116

Pupuk TSP 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896

Pupuk NPK 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224

Pupuk organik 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960

Pestisida 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000

Pengolahan tanah 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

Pemupukan organic 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500

Pemupukan pukan 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

Perompesan 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000

Pemangkasan 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000

Page 110: A10ryu3

26

Lampiran 19. Lanjutan..

Uraian

Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

..Rp(dalam ribuan)..

Penyemprotan 16000

0

16000

0

16000

0

16000

0 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000

Pemanenan

24000

0

24000

0

24000

0

24000

0 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000

Penyiangan 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

Bahan bakar 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500

Bungkus buah 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336

Total biaya

operasional/

ha

62024

8.4

62397

3.6

62397

3.6

62397

3.6

623973.

6

623973.

6

623973.

6

623973.

6

623973.

6 623973.6

623973.

6

623973.

6

623973.

6

3.Biaya tetap

Sewa lahan 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000

Total biaya

tetap 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000

Angsuran

hutang

15628

19322

15628

19322

15628

19322

15628

19322

1562819

322

TOTAL

OUTFLOW 69012

0.593

64960

1.793

64960

1.793

65194

5.793

650901.

793

636473.

6

636317.

6

633973.

6

635273.

6 636317.6

636473.

6

633973.

6

637617.

6

INFLOW

Pinjaman 50000

Apel besar

26688

0 533760 1067520 1067520 1067520 1067520 1067520

106752

0

106752

0

106752

0

Apel kecil 5560 11120 889600 889600 889600 889600 889600 889600 889600 889600

Nilai sisa

Page 111: A10ryu3

27

Lampiran 19. Lanjutan ..

Uraian

Tahun

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

…Rp (dalam ribuan)…

OUTFLOW

1.Biaya Investasi

Mesin kompres 2500 2500

Selang 1200 1200 1200

Stik 100 100 100

Drum 200 200 200 200

Gunting Pangkas 100 100 100 100

Cangkul 80 80 80 80

Ember 64 64 64 64

Mobil pick up

Total Biaya Investasi 0 0 4844 1300 0 2344 0 3800 2344 0 0 3644

2.Biaya Operasional

Pupuk kandang

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2

6227.

2 6227.2

Pupuk urea 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116

Pupuk TSP 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896

Pupuk NPK 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224

Pupuk organik 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960

Pestisida 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000

Pengolahan tanah 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

Pemupukan organik 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500

Pemupukan pukan 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

Perompesan 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000

Pemangkasan 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000

Page 112: A10ryu3

28

Lampiran 19. Lanjutan..

Uraian

Tahun

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

..Rp(dalam ribuan)..

Penyemprotan 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000

Pemanenan 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000

Penyiangan 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

Bahan bakar 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500

Bungkus buah 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336

Total biaya

operasional/

ha

623973

.6

623973

.6

623973

.6

623973

.6

623973

.6

623973

.6

623973

.6

623973

.6

623973

.6

623973

.6

623973

.6

623973

.6

3.Biaya tetap

Sewa lahan 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000

Total biaya

tetap 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000

TOTAL

OUTFLOW

633973

.6

633973

.6

638817

.6

635273

.6

633973

.6

636317

.6

633973

.6

637773

.6

636317

.6

633973

.6

633973

.6

637617

.6

INFLOW

Pinjaman

Apel besar 106752

106752

0

106752

0

106752

0

106752

0

106752

0

106752

0

106752

0

106752

0

106752

0

106752

0

106752

0

Apel kecil 889600 889600 889600 889600 889600 889600 889600 889600 889600 889600 889600 889600

Nilai sisa

2537.6

67

TOTAL

INFLOW

195712

0

195712

0

195712

0

195712

0

195712

0

195712

0

195712

0

195712

0

195712

0

195712

0

195712

0

195965

7.667

Page 113: A10ryu3

29

Lampiran 20. Analisis kelayakan Usaha Tani Apel sebagai Kebun Produksi (Petani)

Ura

ian

Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

..Rp

Net

ben

efit

-

773364

600

-

781995

800

-

781995

800

-

511899

800

-

238415

800

118825

2393

118840

8393

119075

2393

118945

2393

118840

8393

118825

2393

119075

2393

118710

8393

DF

17

%

0.85 0.73 0.62 0.53 0.46 0.39 0.33 0.28 0.24 0.21 0.17 0.15 0.13

PV -

660995

384.5

-

571258

529

-

488255

153

-

273175

353

-

108744

105.2

463226

639.6

395972

183.3

339105

293.4

289517

159.2

247233

372

211282

836.4

180963

556.2

154196

378.2

Ura

ian

Tahun

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

..Rp.

Net

ben

efit

119075

2393

119075

2393

118590

8393

118945

2393

119075

2393

118840

8393

119075

2393

118695

2393

118840

8393

119075

2393

119075

2393

118964

6060

DF

17

%

0.11 0.09 0.08 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02

PV 132196

330

112988

316.3

961783

316.3

824493

83.23

705465

77.89

601775

27.11

515352

31.13

439066

40.03

375730

76.09

321770

80.94

275017

78.58

234839

54.33

PV (+) 3052211672 B/C 1.45 NPV 949783148 PP 12.1 th

PV(-) -2102428524 IRR 22% R/C 2.07