a10ryu3
DESCRIPTION
dsadTRANSCRIPT
1
PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI
KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU-MALANG,
JAWA TIMUR
RETNA YUSFIKA
A24052231
SKRIPSI
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
2
PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI
KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU-MALANG,
JAWA TIMUR
Retna Yusfika
A24052231
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
3
PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI PT
KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA, KOTA BATU-
MALANG, JAWA TIMUR
Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Retna Yusfika
A24052231
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
4
RINGKASAN
RETNA YUSFIKA. Pengelolaan Pascapanen Apel (Malus sylvestris) di
Kusuma Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur. (Dibimbing oleh
Slamet Susanto).
Kegiatan magang yang dilakukan di Kusuma Agrowisata (KA) adalah
untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja secara praktis di lapangan,
mempelajari secara langsung kegiatan pascapanen apel di KA, mengetahui aspek
produksi dan ekonomi tanaman apel di KA dan memperluas wawasan
pengetahuan serta memperoleh pengalaman dan ketermpilan dalam budidaya dan
kemampuan managerial. Magang dilaksanakan di KA, Kota Batu-Malang, Jawa
Timur pada tanggal 12 Februari sampai 12 Juni 2009.
Metode pelaksanaan magang yaitu dengan melakukan pengamatan
mengenai keadaan lapang, mengumpulkan data primer dan sekunder, serta
mengikuti secara langsung seluruh kegiatan di lapang, meliputi kegiatan di
departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT), departemen Trading, departemen
Marketing dan Divisi Industri, metode yang dilakukan di departemen BTT
meliputi pengamatan dan praktek secara langsung di lapang dengan tenaga kerja
karyawan harian lepas (KHL) dan bekerja sebagai asisten pengawas kebun serta
melakukan analisis produktivitas tenaga kerja KHL pada kegiatan budiddaya
tanaman apel.
Terdapat spesifikasi dalam kegiatan budidaya apel seperti adanya kegiatan
perompesan atau penguguran daun, pemangkasan dan pelengkungan cabang.
Kegiatan pascapanen apel KA berada dibawah tanggung jawab departemen
trading serta divisi industri. Penanganannya dilakukan secara manual, kecuali
untuk proses pengolahan apel. Kegiatan pengolahan apel dilakukan untuk
menunjang kegiatan wisata kebun yang ada. Produk olahan apel KA meliputi sari
buah, jenang, cuka dan cider.
Pemasaran apel KA dilakukan di wilayah lokal, yaitu lokasi wisata KA
dan luar kota. Penjualan apel di lokasi wisata KA terbanyak pada Mei 2009 adalah
apel „Ana‟ yaitu sebesar 4 383 kg „Ana‟ segar. Persentase pengiriman apel ke
pasar luar kota pada Maret 2009 untuk daerah Solo adalah 0%, sedangkan pada
5
April 2009 untuk daerah Bali sebesar 0.43% dari pesanan, 0.6% untuk daerah
Kediri dan Malang, dan 0.15% untuk daerah Surabaya. Permintaan apel yang
tidak terpenuhi pada Maret dan April 2009 disebabkan oleh kurangnya produksi
apel dari petani maupun supplier apel lainnya dan meningkatnya harga buah apel
di tingkat kulak.
Analisis usaha tani apel seluas 1 ha selama 25 tahun menunjukkan nilai
NPV yang positif, baik sebagai usaha agrowisata apel maupun sebagai kebun
produksi, yaitu sebesar Rp 1 165 414 919 dan Rp 1 713 924 415, sedangkan nilai
B/C dan R/C masing-masing adalah 4.03 dan5.27 serta 2.02 dan 2.50 Asumsi
yang digunakan adalah sewa lahan hanya diperhitungkan untuk analisis usaha apel
sebagai kebun produksi, modal meminjam dari bank dengan besar bunga 17% dan
diangsur selama 5 tahun.
6
Judul : PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris)
DI PT KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA,
KOTA BATU- MALANG, JAWA TIMUR
Nama : Retna Yusfika
NRP : A24052231
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, M.Sc.
NIP : 19610202 198601 1001
Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr.
NIP : 19611101 198703 1003
Tanggal Lulus :
7
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bogor pada tanggal 11 Maret 1988. Penulis merupakan
anak kedua dari Bapak Yusup dan Ibu Pipih.
Tahun 2000 penulis lulus Sekolah Dasar Rimba Putra Bogor kemudian
dilanjutkan di SMP Insan Kamil Bogor sampai tahun 2003. Tahun 2005, penulis
menamatkan pendidikan menengah lanjutan atas di SMA Insan Kamil Bogor.
Pada tahun 2005 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor
melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Tahun 2007, penulis diterima
sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Semasa menjadi mahasiswa, penulis mengikuti beberapa kegiatan
kemahasiswaan, diantaranya sebagai Anggota Forum Kajian Rohis Departemen
Agronomi (FKRD-A) Divisi Informasi dan Komunikasi (2007-2008), Panitia
Masa Perkenalan Fakultas (MPF) dan Masa Perkenalan Departemen (MPD) pada
tahun 2007. Penulis pun melakukan kegiatan magang dalam mengisi liburan
semester, yaitu di Balai Penelitian dan Pengembangan Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura, Cimanggis (2007) serta Saung Mirwan, Megamendung (2008).
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya yang tak terbatas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul ”Pengelolaan Pascapanen Apel (Malus sylvestris) di Kusuma
Agrowisata, Kota Batu - Malang, Jawa Timur”. Skripsi ini merupakan syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc. selaku dosen pembimbing yang telah membantu
dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS serta Dr. Dewi Sukma, SP MSi yang telah bersedia
menjadi dosen penguji.
3. Dr.Ir Eny Widajdati, MS. selaku dosen pembimbing akademik.
4. Yayah dan Embu atas dukungannya yang tulus baik moril maupun materil.
5. Pak Agus Sugiantoro selaku pembimbing lapang di Kusuma yang telah membimbing
penulis dalam pelaksanaan teknis di lapangan.
6. Seluruh staf departemen BTT, trading, mrketing, dan agroindustri Kusuma
Agrowisata atas segala bantuannya selama kegiatan magang berlangsung.
7. Ibu Yanti yang telah menyediakan tempat tinggal dan keperluan sehari-hari selama
magang.
8. Baith, Nini, dan Mia atas persahabatan serta kebersamaannya selama kegiatan
magang di Kusuma serta seluruh teman-teman AGH’42 atas kebersamaan dan
dukungannya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.
Bogor, Januari 2010
Penulis
9
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1
Latar Belakang…………………………………………………. 1
Tujuan………………………………………………………….. 3
TINJUAN PUSTAKA……………………………………………........ 4
Botani Apel…………………………………………………….. 4
Syarat Tumbuh…………………………………………………. 5
Pemanenan……………………………………………………… 5
Pascapanen …………………………………………………...... 6
METODE MAGANG…………………………………………………. 8
Tempat dan Waktu…………………………………………........ 8
Metode Pelaksanaan…………………………………………….. 8
Analisis Data dan Informasi ……………………………………. 9
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN………………………………… 10
Sejarah Perusahaan………………………………………….. 10
Lokasi…………………………………………………………… 10
Keadaan Ikilm, Tanah, dan Topografi………………………….. 11
Tata Guna Lahan………………………………………………… 11
Keadaan Tanaman dan Produksi………………………………… 12
Organisasi Perusahaan…………………………………………… 12
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG………………………….. 15
Aspek Teknis……………………………………………………. 15
Pembibitan………………………………………………. 15
Penanaman ………………………………................ 16
Pemupukan …………………………………………....... 16
Perompesan ……………………………………………… 18
Pemangkasan ……………………………………………. 19
Pelengkungan Cabang (Penelungan)…………………….. 20
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (PHPT)……. 22
Taksasi Buah…………………………………………….. 23
Inventarisasi Tanaman…………………………………… 25
Panen dan Pascapanen…………………………………… 25
Aspek Managerial……………………………………………….. 27
Pendamping Pengawas Kebun…………………………… 27
PENANGANAN PASCAPANEN …………………………………...... 30
Pascapanen ……………………………………………………… 30
Pembersihan (cleaning)...................................................... 32
Penyortiran (sorting) dan Pengkelasan (grading).............. 32
Pengemasan (packaging).................................................... 35
Penyimpanan (storing)…………………………………... 38
Pengangkutan……………………………………………. 39
Pemasaran ………………………………………………………. 41
10
System Pembayaran……………………………………………… 44
PENGOLAHAN HASIL……………………………………………….. 46
Pemilihan Bahan Baku dan Pembuangan Biji…………………… 46
Pembersihan …………………………………………………….. 46
Proses Produksi………………………………………………….. 47
Pengemasan ……………………………………………………… 50
Penyimpanan …………………………………………………….. 51
Pengangkutan dan Pemasaran……………………………………. 52
PROSPEK USAHA TANI APEL ........................................................... 53
KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….. 56
Kesimpulan ………………………………………………………. 56
Saran ……………………………………………………………… 57
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 58
LAMPIRAN……………………………………………………………… 61
11
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Tata Guna Lahan di Kusuma Agrowisata….………………….. ..... .......... 11
2. Data Jumlah Karyawan Kontrak per Departemen…………......... …………. 13
3. Dosis Pupuk Apel per aplikasi di Kusuma Agrowisata………..... ............. 17
4. Hasil Perhitungan Taksasi Buah Blok E5…………………………………………… 24
5. Umur Panen Apel di Kusuma Agrowisata ………………………..................... 25
6. Produktivitas Tenaga Kerja KHL di Departemen BTT…………... …………… 29
7. Perbedaan Hasil Panen Racutan dan Kebun Produksi (Junggo)............. 31
8. Grade Apel Kusuma Agrowisata.............................................................. 32
9. Kehilangan Hasil Panen Kusuma Agrowisata …………..………… ................ 34
10. Kendaraan Distribusi Apel Kusuma Agrowisata …………………………………… 40
11. Harga Apel di Pos Penjualan Kusuma Agrowisata ……………………………….. 42
12. Rekapitulasi Penjualan Apel Kusuma Agrowisata Tahun ……………………… 42
13. Pengiriman Apel Kusuma Agrowisata April …………..…………...................... 43
14. Daftar Harga Apel KA untuk Supermarket ………………………...................... 45
15. Harga Apel di Beberapa Saluran Pemasaran………………………. 45
16. Produk-produk Olahan Apel Kusuma Agrowisata………………… 51
17. Hasil Analisis Usaha Tani Apel Selama 25 Tahun…………………. 54
12
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Produksi Apel Kusuma Agrowisata……………………………….. 12
2. Struktur Organisasi Departemen Budidaya Tanaman Tahunan…… 14
3. Mata Tunas Hasil Okulasi ………………………………………… 16
4. Pohon apel sebelum dirompes (kiri) dan setelah dirompes (kanan).. 18
5. Pelengkungan Cabang pada Tanaman Apel TBM…………………. 21
6. Hama dan Penyakit apel:(a) Kutu hijau (Aphis porni),(b) Lalat
buah (Rhogoletis pomonella),(c)Bercak daun,(d)kanker batang,
(e)Ulat……………………………………………………………… 23
7. Hasil Panen Apel Racutan dan Junggo................................................ 26
8. Diagram Proses Pascapanen Apel di Kusuma Agrowisata................. 30
9. Alat Timbangan Apel ………………......................................……… 33
10. Buah Apel „Ana‟ Tidak Layak Jual …………...…………………… 34
11. Kemasan Packing dan Curah Apel Kusuma Agrowisata …………. 36
12. Alat Timbangan Analitik dan Alat Wrapping …………………..... 37
13. Kardus Sebagai Kemasan Master untuk Distrisbusi ……………… 37
14. Penyimpanan Buah dan Sayur di Packing House KA ……………. 39
15. Diagram Alir Proses Produksi Jenang Apel KA ….……………… 47
16. Diagram Alir Proses Produksi Sari Buah Apel KA ……………… 48
17. Diagram Alir Proses Produksi Cuka Apel KA…………………… 49
18. Kemasan Jenang dan Cuka Apel Kusuma Agrowisata…………… 51
19. Penyimpanan Produk Olahan Apel Kusuma Agrowisata………… 52
13
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL di Kusuma Agrowisata,
Kota Batu-Malang, Jawa Timur………………......................………….. 61
2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Pengawas
di Kusuma Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur ........................ 64
3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staff Trading di Kusuma
Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur........................................... 68
4. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staff Marketing di Kusuma
Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur…………………………... 70
5. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staff Agroindustri di Kusuma
Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur............................................ 72
6. Data Hujan Desa Ngaglik, Kota Batu-Malang, Jawa Timur Periode 1999-2008……………………….................................................................... 73
7. Peta Areal Kusuma Agrowisata……….................................................................. 75
8. Peta Kebun Apel Wisata Kusuma ………………………………………............................. 76
9. Perbedaan Fenotipe Beberapa Varietas Apel di Kusuma Agrowisata………….. 77
10. Jenis-jenis Apel di Kusuma Agrowisata …………………………............................... 78
11. Struktur Organisasi Kusuma Agrowisata……….…………………………………………... 79
12. Data Taksasi Buah di Kusuma Agrowisata…..............……………….. .................. 80
13. Pengambilan Contoh Tanaman untuk Taksasi Buah…...…………….................... 82
14. Inventarisasi Tanaman Apel Kebun Kusuma Agrowisata………...………………….. 83
15. Blanko Laporan Harian Pengawas………………………………………………………………. 84
16. Standar Operasional Pengawas Kebun Departemen Budidaya Tanaman Tahunan, Kusuma Agrowisata.................................................................. ....... 85
17. Analisis Usaha Tani Apel Kusuma Agrowisata........................................ ......... 87
18. Analisis Kelayakan Usaha Tani Apel Kusuma Agrowisata...................... .......... 95
19. Analisis Usaha Tani Apel sebagai Kebun Produksi.................................. ........ 96
20. Analisis Kelayakan Usaha Tani Apel sebagai Kebun Produksi (Petani).. ......... 100
14
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Buah-buahan merupakan komoditi hortikultura yang memiliki nilai
ekonomi yang tinggi dan diminati oleh konsumen. Buah-buahan yang terdapat di
Indonesia sangat beragam, mulai dari buah-buahan tropis hingga beberapa buah
temperate.
Apel (Mallus sylvestris) merupakan salah satu tanaman buah yang dapat
dibudidayakan di Indonesia dan merupakan tanaman tahunan yang berasal dari
daerah temperate. Menurut Soelarso (1996) apel mulai dibudidayakan di
Indonesia sejak tahun 1934 dan dapat berbuah dengan baik.
Buah-buahan mengandung nilai gizi yang cukup tinggi sehingga
merupakan sumber vitamin dan mineral. Menurut Kusumo dan Verheij (1997)
dalam 100 g buah apel terkandung 85 g air, 10-13.5 g karbohidrat (terutama
fruktosa), 10 mg kalsium, 10 mg fosfor, 0.2 mg besi, 150 mg kalium, 10 mg
vitamin C, sedikit sekali vitamin A, B1, B2, dan B6, kandungan lemaknya sangat
rendah, dan nilai energinya 165-235 kJ/100g.
Buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral utama semakin banyak
diminati oleh masyarakat dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat
akan gaya hidup sehat dengan gizi tinggi. Pada akhirnya buah-buahan menjadi
banyak diperdagangkan. Oleh karena itu usaha tani di bidang buah masih sangat
bagus untuk dikembangkan. Peluang bisnis buah-buahan juga terlihat pada
kenyataan konsumsi buah penduduk Indonesia yang masih kurang. Menurut
Husodo (2003), rata-rata konsumsi per kapita per tahun rakyat Indonesia untuk
buah-buahan adalah baru sebesar 40.06 kg, sedangkan rekomendasi FAO adalah
65,75 kg.
Kabupaten Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan (Nangkojajar)
Jawa Timur merupakan daerah sentra produksi apel di Indonesia. Iklim yang
sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan apel memungkinkan tanaman
subtropis tersebut dapat berkembang dengan baik di Jawa Timur. Menurut
Sunarjono (2006), buah-buah subtropis menghendaki suhu yang rendah (<21oC)
15
untuk dapat tumbuh dan berbuah. Suhu yang rendah hanya terdapat di daerah
dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 1 000 m dpl.
Populasi tanaman apel di Indonesia pada tahun 2006-2007 adalah
2 493 699 pohon, dengan produksi mencapai 110 005.8 ton (BPS, 2007).
Menurut Ariani (2007), perkembangan tanaman apel di Indonesia dari tahun 2005
mengalami penurunan dalam hal produksi dan produktivitas. Produksi tanaman
apel menurun sebesar 58.55% sedangkan produktivitas menurun sebesar 26.53%.
Rendahnya produktivitas tanaman apel Indonesia memungkinkan produk
impor menguasai pasaran dalam negeri. Menurut Pusat Data dan Informasi
Pertanian (2008), impor buah apel pada periode tahun 2005-2006 mengalami
peningkatan mencapai 2 ton per tahun dan tahun 2006 total impor apel Indonesia
sebesar 116 167 ton.
Buah impor yng masuk ke dalam negeri menyebabkab adanya persaingan
dengan buh lokal. Buah impor cenderung memiliki kualitas yang lebih baik
daripada buah lokal, seperti penampilan, rasa dan warna yang lebih seragam.
Menurut Irawan (2007) dalam rangka meningkatkan daya saing agribisnis
hortikultura maka diperlukan berbagai upaya salah satunya adalah upaya
pengembangan fasilitas pascapanen pada setiap unit agribisnis. Dengan adanya
penanganan pascapanen dapat menjadikan produk yang dihasilkan memiliki
kualitas yang lebih baik dan meningkatkan harga jual.
Kusuma Agrowisata merupakan salah satu perusahaan yang terdapat di
Kota Batu, Jawa Timur yang mengembangkan usaha tanaman apel dalam skala
komersial. Perusahaan tersebut juga mempunyai sebuah tujuan yaitu menjadi
wahana produktif dan berpartisipasi dalam perkembangan agribisnis dan
agrowisata di Indonesia.
Kegiatan magang merupakan salah satu upaya dalam mengetahui sistem
kerja dari suatu perusahaan. Seluruh kegiatan perusahaan yang meliputi aspek
budidaya mulai dari pembibitan hingga panen dan pascapanen serta pemasarannya
merupakan kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan magang. Dalam kegiatan
ini lebih ditekankan kepada pengalaman serta pengetahuan di bidang pertanian,
khususnya budidaya apel sehingga penulis memiliki kemampuan dalam teknik
budidaya apel.
16
Tujuan
Pelaksanaan kegiatan magang ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari secara langsung kegiatan pascapanen apel yang dilakukan di
Kusuma Agrowisata.
2. Mengetahui aspek produksi dan ekonomi tanaman apel di Kusuma Agrowisata.
3. Memperluas wawasan pengetahuan serta memperoleh pengalaman dan
keterampilan dalam budidaya dan kemampuan managerial.
17
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Apel
Secara taksonomi tanaman apel diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Sub divisi : Angiosperma
Kelas : Dicotyledinae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Malus
Spesies : Malus sylvestris
Tanaman apel dapat tumbuh tinggi mencapai 10 m, tetapi untuk
memudahkan dalam pemanenan maka dibentuk menyerupai semak yang tingginya
hanya 2-3 m. Apel memiliki daun yang tunggal, berbulu kasar, dan tersebar
melingkar di sepanjang cabang. Bentuk daunnya lonjong meruncing dengan
warna hijau muda (Heru, 1993).
Bunga apel merupakan bunga tunggal atau berkelompok berwarna putih
bersih. Bunga keluar pada ujung-ujung tunas generatif yang tumbuh dari setiap
mata pada setiap ruas cabang (Sunarjono, 2006). Munculnya bunga didahului oleh
munculnya tunas produktif (spurs) dan pertunasan berhenti setelah pertumbuhan
buah. Pada musim panas bunganya berkembang dan berdiferensiasi. Sebagian
tunas yang tidak berbunga akan tinggal dorman dan biasanya akan berbunga pada
musim berikutnya (Kusumo, 1986).
Secara alami, tanaman apel hanya berbunga sekali dalam setahun setelah
mengalami musim kemarau (di Eropa musim dingin) (Sunarjono, 2006). Namun,
berdasarkan penelitian Crockett (1972), dengan melangkungkan cabang-
cabangnya yang telah dewasa secara mendatar, tanaman dapat berbunga setiap
saat setelah daunnya digugurkan (dirompes).
18
Syarat Tumbuh
Tanaman apel hanya dapat tumbuh dan berbuah di daerah dataran tinggi,
dengan ketinggian antara 700 sampai 1 200 m dpl (Kusumo, 1986). Berdasarkan
hasil penelitian Kusumo dan Verheij (1997), curah hujan yang baik untuk
pertumbuhan apel adalah 1 600 sampai 2 600 mm. Apabila curah hujan melebihi
optimal maka dapat mengganggu pembungaan pada tanaman apel.
Tanaman apel memerlukan sinar matahari yang cukup untuk pembungaan
dan mutu buah yang baik. Menurut Kusumo (1986) besarnya penyinaran yang
dibutuhkan adalah sebesar 50% tiap harinya, sedangkan suhu yang baik untuk
pertumbuhan apel maksimal adalah 27oC dan minimal 16
oC dengan RH antara
75-85%.
Pertumbuhan tanaman apel lebih subur pada tanah-tanah yang berstruktur
baik dan bersolum dalam. Uap air sangat menentukan produksi. Pada tanah-tanah
yang bergantung pada hujan biasanya produksi yang baik hanya sekali dalam
setahun dan pertumbuhannya menjadi kurang subur.
Pemanenan
Pemanenan merupakan kegiatan pengambilan hasil dari suatu pertanaman.
Panen dilakukan apabila tanaman telah memenuhi kriteria panen. Apabila panen
dilakukan pada waktu yang tidak tepat maka produk panen tidak akan tahan
simpan dan cepat busuk. Menurut Sunarjono (2006) pada umumnya tanaman apel
dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar, tergantung pada varietas
dan iklim. Menurut Untung (1994) semakin tinggi tempat tumbuhnya, semakin
lama waktu panen buah apel.
Rome Beauty dapat dipetik pada umur sekitar 120-141 hari dari bunga
mekar, Manalagi dapat dipanen pada umur 114 hari setelah bunga mekar dan
Anna sekitar 100 hari (Kusumo, 1986).
Pemanenan paling baik dilakukan pada saat tanaman mencapai tingkat
masak fisiologis (ripening), yaitu tingkat dimana buah mempunyai kemampuan
untuk menjadi masak normal setelah dipanen. Ciri masak fisiologis buah adalah
ukuran buah terlihat maksimal, aroma mulai terasa, warna buah tampak cerah
segar dan bila ditekan terasa kres (Kusumo, 1986).
19
Apel termasuk buah yang peka terhadap kerusakan, oleh karenanya
pemanenan harus dilakukan dengan baik. Cara pemanenan buah apel adalah
dengan cara memetik buah dengan tangan. Pemetikan harus dilakukan dengan
hati-hati. Kulit buah yang memar karena jatuh atau tekanan telapak tangan yang
terlalu keras dapat menimbulkan infeksi.
Periode panen apel adalah enam bulan sekali berdasarkan siklus
pemeliharaan yang telah dilakukan. Produksi buah apel sangat tergantung dengan
varietas, secara umum produksi apel adalah 6-15 kg/pohon (Kusumo, 1986).
Panen yang baik akan menghasilkan produk dengan kualitas yang baik.
Produk tersebut kemudian dikumpulkan untuk kemudian dilakukan kegiatan pasca
panen.
Pascapanen
Perlakuan pascapanen dilakukan dengan tujuan memberikan penampilan
yang baik, melindungi produk serta memperpanjang daya simpan. Buah-buahan
merupakan komoditas yang ringkih, sehingga diperlukan penanganan pascapanen
yang memadai agar dapat dipertahankan mutunya, ditingkatkan daya simpan dan
daya gunanya (Broto, 1993). Menurut Made (2001) secara umum perlakuan
pascapanen meliputi sortasi dan grading, pencucian, pelilinan, pengendalian
penyakit dan insekta.
1. Sortasi dan Grading
Tujuan sortasi adalah untuk menghilangkan bagian-bagian yang dengan
jelas tidak layak dijual seperti buah yang luka, busuk atau mempunyai bentuk dan
warna yang tidak normal (Broto, 1993). Selain itu sortasi juga dilakukan untuk
memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh pasaran. Pemisahan produk
busuk dapat menghindarkan penyebaran infeksi ke produk lainnya. Grading
merupakan kegiatan pemisahan produk berdasarkan kriteria mutu, seperti ukuran,
warna, serta kematangan.
2. Pencucian
Buah membutuhkan pembersihan untuk menghilangkan kotoran seperti
debu, atau residu penyemprotan yang dilakukan sebelum panen. Pembersihan
tersebut secara umum dilakukan dengan penyemprotan air atau mencelupkan ke
dalam air. Namun, pembersihan dapat pula dilakukan dengan menggunakan bahan
20
kimia, seperti klorin. Klorin merupakan bahan kimia yang dapat digunakan untuk
mengendalikan mikroorganisme. Menurut Made (2001) perlakuan klorin dengan
konsentrasi 100-150 ppm dapat membantu mengendalikan patogen selama operasi
pascpapanen.
3. Pelilinan
Pelilinan pada buah-buahan seperti apel dan peach umum dilakukan. Lilin
alami yang banyak digunakan adalah shellac dan carnauba atau beeswax (lilin
lebah) yang semuanya digolongkan sebagai food grade (Made, 2001). Pelapisan
lilin berfungsi sebagai pengganti lilin alami pada buah yang hilang karena proses
pencucian. Selain itu, dapat berfungsi untuk mengurangi kehilangan air selama
penanganan dan pemasaran serta membantu memberikan proteksi dari serangan
mikroorganisme pembusuk.
4. Pengemasan
Pengemasan bertujuan untuk melindungi buah dari pelukaan,
memudahkan dalam pengleolaan suhu, mencegah kehilangan air, mempermudah
dalam perlakuan khusus, serta memberi estetika untuk menarik konsumen (Broto,
1993). Pengemasan yang baik dapat melindungi produk selama proses
pengangkutan, mulai dari kebun hingga ke pasar.
5. Penyimpanan
Umur pemasaran dari buah dapat diperpanjang dengan penyimpanan yang
tepat dalam kondisi lingkungan yang dapat mempertahankan mutunya. Menurut
Kusumo (1986), buah apel yang disimpan di dalam kamar dingin dapat tetap segar
selama 4-7 bulan. Manajemen suhu merupakan salah satu cara mengendalikan
penyakit. Penghilangan panas lapang secara cepat dan menjaganya tetap pada
suhu rendah, menghambat perkembangan penyakit pascapanen. Manurut Made
(2001) buah apel, peach dan delima merupakan buah-buah yang mendapat
perlakuan dingin dengan suhu 0.5oC atau dibawahnya selama 14 hari agar dapat
memenuhi persyaratan karantina pasar dunia untuk pengendalian 10 lalat buah
“Queensland”.
21
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya,
Kota Batu-Malang, Jawa Timur. Kegiatan ini berlangsung selama 4 bulan yang
dimulai pada awal bulan Februari 2009 sampai awal bulan Juni 2009.
Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini terdiri dari:
1. Metode yang dilakukan secara keseluruhan di Kusuma Agrowisata yaitu:
a. Mengadakan pengamatan mengenai keadaan lapang dan praktek kerja
langsung dengan mengikuti seluruh rangkaian di perusahaan, meliputi
kegiatan di Divisi Agrowisata, yaitu di departemen Budidaya Tanaman
Tahunan (BTT) (76 hari kerja efektif), di departemen Trading (10 hari kerja
efektif), di departemen Marketing (10 hari kerja efektif), serta di Divisi
Industri (2 hari kerja efektif).
b. Mengumpulkan data primer dengan mewawancarai pihak-pihak yang
berhubungan dalam kegiatan magang.
c. Mengumpulkan data sekunder meliputi data luas lahan, kondisi iklim,
jumlah tenaga kerja, serta struktur organisasi perusahaan dan studi pustaka.
2. Metode yang dilakukan di departemen BTT yaitu mengadakan pengamatan
mengenai keadaan lapang dan praktek kerja secara langsung dengan mengikuti
seluruh kegiatan di departemen BTT. Kegiatan terdiri dari kegiatan di lapang
bersama tenaga kerja (46 hari kerja efektif) dan bekerja sebagai asisten
pengawas (30 hari kerja efektif).
3. Melakukan analisis produktivitas tenaga kerja pada kegiatan budiddaya
tanaman apel dengan satu sampai sembilan kali pengamatan. Kegiatan yang
diikuti secara langsung adalah kegiatan pemeliharaan, meliputi pemupukan,
perompesan, pemangkasan, pelengkungan cabang dan pemanenan.
22
Analisis Data dan Informasi
Data-data yang diperoleh dikelompokan dan diolah dengan menggunakan
rataan. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Pengamatan yang
dilakukan penulis di lapangan meliputi kegiatan budidaya sampai penanganan
pascapanen yang meliputi:
1. Budidaya Apel
Kegiatan budidaya meliputi pembibitan, pemupukan, perompesan,
pelengkungan cabang, serta pengendalian hama dan penyakit.
2. Teknik Pemanenan
Kegiatan pemanenan meliputi taksasi hasil panen, alat serta cara panen yang
dilakukan.
3. Teknik Penanganan Pascapanen
Kegiatan pascapanen meliputi pembersihan, penyortiran, pengkelasan,
pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan serta pengolahan.
23
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah Perusahaan
PT Kusuma Agrowisata merupakan perusahaan keluarga yang mulai
dibangun sejak tahun 1989 dengan tujuan sebagai usaha agrowisata apel. Badan
usaha Perseroan Terbatas (PT) dibentuk pada tahun 1992 yang mewadahi seluruh
kegiatan usahanya dan dinamakan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya
(KSDW) dengan no izin usaha 530/01/422.107/IUI/2002, kemudian disingkat
dengan nama dagang Kusuma Agrowisata.
Perusahaan terus berkembang menjadi sebuah usaha agribisnis dengan
meningkatkan luas area, menambah komoditi buah serta membangun sebuah
home industry pengolahan apel. Kusuma Agrowisata menjadi pelopor dalam
memproduksi sari apel di Jawa Timur.
Perusahaan pun tidak hanya dibangun sebagai sebuah usaha agribisnis,
namun juga sebagai pusat kajian agribisnis untuk memberdayakan petani. Pusat
kajian tersebut diberi nama Klinik Agribisnis. Klinik Agribisnis tersebut memiliki
program, yaitu mengadakan pelatihan-pelatihan, studi banding, dan seminar.
Semua kegiatan tersebut diwadahi dalam sebuah badan hukum yang legal, yaitu
PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya.
Lokasi
Secara administratif, KSDW terletak di Jalan Abdul Gani Atas, Desa
Ngaglik, Kelurahan Pasanggrahan, Kecamatan Batu, Propinsi Jawa Timur. Kota
Batu merupakan daerah yang terkenal sebagai daerah tujuan wisata dan terletak 19
Km dari Kota Malang.
Sebelah Utara perusahaan berbatasan dengan Desa Ngaglik, sebelah
Selatan dengan Gunung Panderman, sebelah Timur dengan Desa Pesanggrahan,
dan sebelah Barat dengan Desa Sisir. Daerah tersebut dikelilingi oleh rangkaian
pegunungan, yaitu Gunung Panderman ( 2040 m), Gunung Arjuno ( 3339 m),
Gunung Welirang (2156 m), Gunung Anjasmoro (2277), dan Gunung Kawi
(2651 m).
24
Keadaan Iklim, Tanah dan Topografi
Pada Lampiran 6, berdasarkan iklim Schmidt-Ferguson keadaan iklim di
Kusuma Agrowisata termasuk ke dalam tipe iklim D dengan bulan basah rata-rata
5.6 dan bulan kering rata-rata 6.4. Rata-rata curah hujan selama 10 tahun terakhir
adalah 1539.8 mm/tahun dengan hari hujan (HH) rata-rata sebanyak 115.4
HH/tahun. Kelembaban udara dan suhu di daerah tersebut masing-masing adalah
60-70% dan 16-30oC.
Jenis tanah di Kusuma Agrowisata adalah latosol, dengan lapisan tanah
yang berpasir dan berbatu. Kedalaman efektifnya yaitu 20 cm. Topografi tanah
bergelombang dengan kemiringan 15-20%. Ketinggian tempat berkisar antara
680-1 700 m dpl (di atas permukaan laut).
Tata Guna Lahan
Total luas areal Kusuma Agrowisata adalah 62 ha. Luasan tersebut terbagi
ke dalam beberapa blok pertanaman apel (32 blok), jeruk, strawberry, buah naga,
jambu biji merah, kopi serta rumah kaca untuk tanaman paprika dan tomat cherry.
Sisanya adalah untuk area perhotelan, cottage, dan restoran. Peta areal Kusuma
Agrowisata dan kebun apel perusahaan tercantum pada Lampiran 7 dan 8.
Tabel 1. Tata Guna Lahan di Kusuma Agrowisata
Tata Guna lahan Luas (ha)
Apel 7.21
Jeruk 7.11
Strawberry 2
Buah Naga 1.60
Jambu Biji Merah 2.67
Kopi 9
Rumah Kaca Paprika 0.39
Rumah Kaca Tomat Cherry 0,03
Jalan, Area perhotelan, Cottage, dan Restauran 31.99
Total 62
25
Keadaan Tanaman dan Produksi
Apel yang dibudidayakan di Kusuma Agrowisata terdiri atas apel
„Manalagi‟, „Ana‟, „Rome Beauty‟, dan beberapa apel „Wangling‟ dan „Australia‟.
Dalam memproduksi apel, perusahaan membangun sebuah kebun produksi apel di
Kecamatan Junggo dengan luas areal pertanaman apel sebesar 7.6 ha. Baik di
kebun wisata maupun kebun produksi, mayoritas apel yang dibudidayakan adalah
apel „Manalagi‟. Hasil pengamatan terhadap penampakan fisik beberapa varietas
apel di Kusuma Agrowisata ditampilkan pada Lampiran 9 dan 10.
Produksi apel Kusuma Agrowisata selama 8 tahun terakhir mengalami
fluktuasi (Gambar 1). Produksi apel pada tahun 2005 sebesar 70.827 ton, tahun
2008 mengalami peningkatan menjadi 99.024 ton. Pada tahun 2009 (Januari
sampai April) produksi apel mencapai 38.20 ton.
0
20000
40000
60000
80000
100000
Pro
du
ksi
(to
n)
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009*
Tahun
*Januari-April 2009
Gambar 1. Produksi Apel Kusuma Agrowisata
Organisasi Perusahaan
Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya terdiri atas lima divisi, yaitu Divisi
Hotel Kusuma Agrowisata, Divisi Estate (Villa Kusuma Agrowisata), Divisi
Industri, dan Divisi Agrowisata. Divisi yang berperan langsung dalam budidaya
serta pengolahan apel adalah Divisi Agrowisata dan Industri. Masing-masing
divisi terbagi kembali dalam beberapa departemen. Struktur organisasi secara
26
lengkap disajikan pada Lampiran 11. Struktur organisasi di Kusuma Agrowisata
merupakan garis staf yang telah menempatkan posisi karyawan berdasarkan
tugasnya masing-masing. Tiap-tiap divisi dipimpin oleh seorang general manager
dan untuk tiap departemen dipimpin oleh seorang kepala bagian yang bertindak
sebagai manager.
General manager bertanggung jawab atas kelancaran kerja divisi yang
dipimpin dalam mencapai tujuan perusahaan, yaitu suatu keuntungan yang wajar
dengan memberikan rasa puas kepada pengunjung, pemilik serta karyawan sesuai
dengan standar dan kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan. Seorang
kepala bagian atau manager bertanggung jawab atas kelancaran operasional kerja
pada departemen yang dipimpinnya.
Penyerapan tenaga kerja di Kusuma Agrowisata dilaksanakan berdasarkan
kebutuhan dari setiap departemen. Jumlah karyawan tetap sebanyak 400 orang
dan total seluruh karyawan termasuk harian lepas mencapai lebih dari 800 orang.
Latar belakang pendidikan karyawan terbesar adalah lulusan SLTA. Dalam
pelaksanaannya terdapat pembagian tenaga kerja, yaitu tenaga kerja tetap, tenaga
kerja kontrak, tenaga kerja harian, dan tenaga kerja borongan.
Tenaga kerja kontrak merupakan tenaga kerja yang dikontrak untuk
pekerjaan tertentu dengan jangka waktu tertentu minimal 1 tahun. Tenaga kerja
borongan merupakan tenaga kerja yang dibutuhkan pada waktu dan kegiatan
tertentu saja, serta digaji atau dibayar berdasarkan prestasi kerja, misal tenaga
kerja borongan untuk kegiatan perompesan, pengendalian gulma, dan sebagainya.
Data jumlah tenaga kerja bersadarkan pendidikan, dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Data Jumlah Karyawan Kontrak per Departemen
No Departemen Jumlah Karyawan (orang)
1 Keuangan, Umum dan Adm. 35
2 Marketing 16
3 Klinik Agribisnis dan Agrowisata 14
4 Food and Beverage 25
5 Budidaya Tanaman Semusim 20
6 Budidaya Tanaman Tahunan 16
Total 136 Sumber : Klinik Agribisnis dan Agrowisata, 2009.
27
Gambar 2. Struktur Organisasi Departemen Budidaya Tanaman Tahunan
Ketua Departemen
Budidaya Tanaman
Assisten Ketua Departemen
Budidaya Tanaman
Staff Administrasi Waker
Pengawas Green
House
Hidroponik,
Substrat dan
Packing
Pengawas Tanaman
Strawberry, Sayur
Organik, Buah
Naga, Lanskap
Pengawas Gudang,
Kopi, Kompos
Pengawas Kebun
Kingsoe, Seruk,
Pentil
Pengawas Apel dan
Jeruk
Pengawas Kebun
Junggo dan Karang
Ploso
28
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan di lapangan
dan menuntut aktifitas fisik. Kegiatan aspek teknis yang penulis laksanakan
terdiri atas kegiatan perawatan, pemanenan, pascapanen dan pengolahan apel.
Kegiatan perawatan yang diikuti meliputi kegiatan pemupukan, perompesan atau
pengguguran daun, pemangkasan, pewiwilan, pengendalian hama dan penyakit
tanaman, serta penelungan atau pelengkungan cabang.
Kegiatan lainnya yang dilakukan penulis terkait dengan budidaya tanaman
apel serta kegiatan yang rutin dilakukan di perusahaan tempat magang adalah
pembibitan, taksasi tanaman dan taksasi produksi.
Pembibitan
Kualitas bibit yang digunakan sangat menentukan perkembangan tanaman.
Bibit yang berkualitas baik dapat memiliki produktivitas yang tinggi. Bibit apel
dapat diperoleh melalui hasil perbanyakan dengan cara okulasi atau penempelan
mata tunas dan grafting atau penyambungan.
Departemen BTT Kusuma Agrowisata (KA) tidak melakukan kegiatan
pembibitan apel. Bibit yang ditanam diperoleh dari mitra Kusuma, yaitu tempat
pembibitan yang berada di Desa Bumiaji. Bibit dibeli dengan harga Rp 2 500/bibit
dan bibit tersebut merupakan hasil perbanyakan dengan cara okulasi.
Jenis apel yang digunakan sebagai batang bawah adalah Malus pumila
atau lebih dikenal dengan apel liar. Menurut Soelarso (1996), pemilihan apel liar
sebagai batang bawah dikarenakan sifatnya yang memiliki sistem perakaran yang
lebih kuat dan luas, bentuk pohonnya kokoh, serta memiliki daya adaptasi yang
tinggi terhadap lingkungannya. Mata tunas yang digunakan berasal dari apel yang
berumur cukup tua (0.5-1 tahun).
Pemeliharaan yang dilakukan selama pembibitan meliputi penyiraman,
pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Bibit hasil okulasi dapat
dipindah (transplanting) setelah 7-8 bulan setelah okulasi.
29
Gambar 3. Mata Tunas Hasil Okulasi
Penanaman
Jarak tanam apel di Kusuma Agrowisata adalah 3 m x 3 m untuk semua
jenis apel. Jarak tanam yang lebar dapat memberikan ruang tumbuh yang cukup
bagi tanaman. Selain itu untuk mempermudah dalam perlakuan pemeliharaan
terhadap tanaman. Kelembaban lingkungan tumbuh pun dapat terjaga, sehingga
dapat mencegah penyakit menyerang tanaman.
Tanaman apel dikatakan sebagai Tanaman Menghasilkan (TM ) setelah
berumur 6 tahun. Sebelumnya tanaman apel adalah Tanaman Belum
Menghasilkan (TBM). Apabila perawatan yang dilakukan cukup baik, sehingga
perkembangan dan pertumbuhan tanaman apel sangat baik, tanaman apel telah
dapat dikatakan sebagai TM pada umur 5 tahun.
Pemupukan
Pemupukan merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada tanaman
melalui tanah maupun daun sebagai pengganti unsur yang terbawa oleh buah yang
dipanen atau unsur hara yang terserap oleh tanaman apel selama fase produktif
(Klinik Agribisnis, 2009). Dalam kegiatan pemupukan perlu diperhatikan
beberapa hal antara lain unsur hara yang diberikan sesuai dengan kebutuhan,
takaran tepat, tepat cara, dan tepat waktu.
Tabel 3 menunjukkan dosis pemupukan apel di Kusuma Agrowisata.
Pemupukan dilakukan berdasarkan umur tanaman apel dan kondisi tanaman.
Pemupukan terdiri atas pupuk organik dan anorganik. Selama masa TBM, dosis
pupuk anorganik yang diberikan akan terus meningkat dengan meningkatnya
30
umur tanaman apel, tetapi setelah tanaman memasuki masa TM maka dosis yang
diberikan akan tetap. Pupuk organik diberikan pada tahun pertama dan akan
diberikan kembali sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Tabel 3. Dosis Pupuk Apel per aplikasi di Kusuma Agrowisata
Tanaman
Apel
Pupuk Anorganik (g/pohon) Pupuk organik
(kg/pohon) ZA NPK
TBM I 100 - 40
TBM II 200 -
TBM III 300 -
TBM IV 400 -
TM I - 500
Persiapan pemupukan, dilakukan pada satu minggu sebelum pemupukan.
Persiapannya adalah dengan membuat alur pupuk berbentuk segi empat
mengelilingi pohon. Jarak alur pupuk dari batang pohon apel adalah kurang lebih
satu meter, sedangkan untuk tanaman apel belum menghasilkan (TBM ) jarak alur
pupuk yang dibuat adalah setengah meter dari batang pohon.
Selain kedua jenis pupuk di atas, perusahaan pun memberikan pemupukan
mikro, yaitu pupuk ZK dan MKP. Pupuk tersebut diberikan dengan tujuan untuk
pembesaran mata tunas calon pembungaan dan tunas-tunas baru. Pupuk mikro
diaplikasikan melalui daun dan batang dengan cara disemprot.
Tenaga kerja persiapan pemupukan dan pemupukan dilakukan oleh tenaga
kerja laki-laki. Standar prestasi untuk kegiatan pemupukan adalah 300 pohon/hari
kerja (HK). Standar prestasi tersebut tidak dibedakan antara TM dengan TBM,
sedangkan standar kerja persiapan pemupukan berbeda antara TM dengan TBM.
Standar kerja persipuk untuk TBM adalah 30 pohon/HK, sedangkan untuk TM
mencapai 50 pohon/HK.
Sistem pembayaran untuk kegiatan persipuk dan pemupukan biasanya
dilakukan dengan sistem borongan. Harga borongan untuk persiapan pemupukan
dan pemupukan adalah Rp 300/TBM dan Rp 400/TM.
31
Perompesan
Perompesan daun merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan pada
setiap musim tanam. Perompesan daun bertujuan untuk memutus dormansi mata
tunas pada tanaman apel. Tanaman apel yang merupakan tanaman asli daerah
temperate, akan mengalami masa dormansi setelah setiap akhir musim tanam.
Menurut Hardianto (1991) perkembangan tanaman apel di Indonesia sangat pesat
terutama setelah ditemukannya teknik perompesan daun dan pelengkungan
cabang untuk merangsang pembungaan dan pembuahan.
Perompesan daun dapat mengurangi pembentukkan zat penyebab dorman,
yaitu ABA. Hal tersebut dikarenakan daun merupakan tempat yang paling peka
untuk mensintesa zat penyebab dorman apabila menerima rangsangan dari luar.
Perompesan daun di Kusuma Agrowisata dilakukan 1-2 bulan setelah
panen musim sebelumnya dan dilakukan secara manual dengan tangan. Dengan
dilakukan perompesan daun, pembungaan apel dapat serempak dan teratur.
Kegiatan perompesan dilakukan setiap bulan pada blok yang berbeda. Hal tersebut
bertujuan agar ketersediaan buah apel bagi pengunjung dapat terus terjaga.
Gambar 4. Pohon apel sebelum dirompes (kiri) dan setelah dirompes
(kanan).
Kegiatan rompes di Kusuma Agrowisata dilakukan bersamaan dengan
kegiatan pangkas. Hal tersebut bertujuan untuk efektifitas pekerjaan. Tenaga kerja
perompesan adalah tenaga kerja wanita dan pria. Standar prestasi kerja untuk
perompesan adalah 8-10 pohon/HK.
32
Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman apel dilakukan dengan tujuan pembentukan
tanaman serta merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru (Untung, 1994).
Pemangkasan yang dilakukan di Kusuma Agrowisata terdiri atas empat jenis
pangkasan, yaitu pangkasan bentuk, pangkasan pemeliharaan, dan pangkasan
produksi dan pangkas ringan atau disebut pewiwilan.
Pemangkasan bentuk dilakukan dengan tujuan untuk membentuk kerangka
tanaman yang baik. Bentuk tanaman apel yang ada di Kusuma Agrowisata dibuat
menjadi kerdil dengan tajuk yang sedikit melebar. Hal tersebut bertujuan agar
memudahkan wisatawan dalam pemetikan buah.
Pemangkasan untuk pembentukan pohon dilakukan saat tanaman berada
pada fase TBM. Pada pemangkasan ini dipertahankan 2-3 cabang primer dan
membuang cabang primer lain pada batang utama. Pemangkasan pemeliharaan
bertujuan untuk mempertahankan kerangka tanaman yang sudah terbentuk.
Pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada cabang sakit atau tua, cabang yang
tidak produktif (tunas air), cabang yang berlekuk-lekuk atau disebut juga cabang
cacing, cabang yang mati, cabang yang tumbuh terlalu rapat dan padat sehingga
saling menutupi dan cabang yang ditumbuhi oleh benalu.
Pada pemangkasan pemeliharaan dilakukan juga pemangkasan berat bila
diperlukan. Pemangkasan berat merupakan pemangkasan terhadap lebih dari 50%
bagian cabang tanaman. Pemangkasan berat dilakukan apabila kondisi tanaman
rusak akibat penyakit.
Pemangkasan produksi bertujuan untuk memicu atau merangsang
pertumbuhan bunga dan buah. Pemangkasan produksi dilakukan setelah
perompesan. Pemangkasan produksi dilakukan dengan memotong cabang sampai
mata tunas terbesar.
Pemangkasan ringan dilakukan pada saat buah apel masuk pada fase pentil
atau 1-2 bulan setelah pembungaan. Pemangkasan dilakukan terhadap tunas-tunas
air yang tumbuh di batang dan cabang primer, daun yang menutupi buah, cabang
serta daun-daun yang saling menutupi, sehingga penetrasi cahaya terhadap
tanaman menjadi lebih baik. Pada pemangkasan ringan juga dilakukan kegiatan
penjarangan buah.
33
Alat yang digunakan dalam kegiatan pemangkasan adalah gergaji pangkas
dan gunting pangkas. Gergaji pangkas digunakan untuk memangkas cabang-
cabang yang besar sedangkan gunting pangkas digunakan untuk cabang-cabang
yang kecil. Gergaji serta gunting pangkas yang digunakan harus tajam agar tidak
menyebabkan sobekan pada kulit batang sehingga tidak merusak tanaman.
Tanaman memerlukan waktu yang lama untuk memulihkan bagian yang
terluka, akibatnya pertumbuhan generatif tertunda. Bantalan yang rusak dapat
berpengaruh terhadap produksi. Oleh karena itu cara pemangkasan yang baik
harus diketahui oleh tenaga pangkas.
Hasil pangkasan sangat rentan terhadap serangan penyakit. Oleh karena itu
setiap kali pemangkasan, dilakukan juga upaya pengendalian penyakit pada
tanaman, yaitu dengan mengoleskan fungisida dalam bentuk cair pada bagian
bekas pangkasan. Fungsida yang digunakan adalah Nordox (Tembaga Oksida
56%) dengan konsentrasi 3-6 ml/L.
Standar pretasi untuk kegiatan pemangkasan produksi, bentuk dan
pemeliharaan adalah 12 pohon/HK, sedangkan standar prestasi untuk
pemangkasan ringan adalah 35-40 pohon/HK. Tenaga kerja pemangkasan adalah
tenaga kerja pria dan wanita. Tenaga kerja pemangkasan tersebut merupakan
tenaga kerja yang telah terampil melakukan pemangkasan.
Pelengkungan Cabang (Penelungan)
Pelengkungan cabang merupakan salah satu cara dalam pembentukan
tanaman. Pelengkungan cabang dilakukan agar letak dan arah ranting menjadi
berjauhan, sehingga sinar matahari dapat diterima sepenuhnya. Pelengkungan
cabang dilakukan setelah perompesan daun dan sebelum keluarnya bunga.
Pelengkungan cabang pada tanaman apel bertujuan untuk menumbuhkan tunas-
tunas lateral yang ada di sepanjang cabang yang akan dilengkungkan. Selain itu,
pelengkungan cabang pun bertujuan agar tanaman menjadi pendek.
Tunas yang tumbuh tegak lurus cenderung tidak menghasilkan bunga.
Menurut Untung (1994) hal tersebut dikarenakan zat tumbuh atau auksin yang ada
di tanaman merangsang pertumbuhan vegetatif secara terus menerus. Agar hal
tersebut tidak terjadi maka cabang atau ranting pada tanaman apel dilengkungkan
34
sampai posisi mendatar. Dalam posisi cabang yang mendatar, peranan auksin
diambil alih oleh etilen yang bisa merangsang pembungaan. Apabila cabang
melengkung sampai ujungnya merunduk maka tunas lateral hanya tumbuh di
pangkal dan ujung cabang. Sebaliknya apabila bentuk cabang yang dilengkungkan
itu masih mengarah ke atas, tunas lateral hanya tumbuh di ujung cabang.
Pelengkungan cabang hanya dilakukan terhadap TBM. Selain dikarenakan
cabangnya yang masih muda sehingga masih lentur dan mudah dilengkungkan,
tetapi juga agar dapat diproduksi secara optimal.
Gambar 5. Pelengkungan Cabang pada Tanaman Apel TBM
Pada cabang yang tua, cabang telah keras sehingga sulit untuk
dibengkokan. Selain itu tunas lateral pun sulit tumbuh meskipun telah
dilengkungkan. Akan tetapi pelengkungan yang dilakukan terhadap cabang yang
terlalu muda pun tidak baik dilakukan, sebab tunas lateral yang tumbuh menjadi
terlalu banyak dan kecil, sehingga tidak begitu bagus. Cabang yang paling sesuai
untuk dilengkungkan adalah yang tidak terlalu muda ataupun tua, yaitu yang telah
berwarna cokelat dan mudah melengkung.
Penelungan biasanya dilakukan oleh tenaga kerja wanita, sebab dianggap
bahwa wanita dapat melakukannya lebih terampil dan rapi. Standar prestasi untuk
kegiatan penelungan adalah 50 TM/HK dan 20 TBM/HK.
35
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (PHPT)
Pengendalian hama dan penyakit bertujuan untuk melestarikan kualitas
lingkungan, mengendalikan populasi dan serangan hama atau penyakit, khususnya
untuk meningkatkan produksi tanaman apel. Oleh karena itu Departemen BTT
melakukan monitoring hama dan penyakit setiap 2-3 hari agar hama maupun
penyakit yang menyerang dapat segera teratasi.
Pengendalian hama dan penyakit di Kusuma Agrowisata dilaksanakan
secara kimiawi. Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan menggunakan alat
EPS (Engine Power Sprayer). EPS dilengkapi dengan drum (tempat pencampuran
bahan), selang 200 m dan mesin pompa. Waktu-waktu penyemprotannya adalah
satu sampai dua minggu setelah perompesan, setelah muncul tunas, pada saat
pembungaan, pada saat muncul buah muda, dan pada saat menjelang panen.
Penyemprotan dilakukan oleh tenaga kerja pria dan mendapat pengawasan
langsung dari pengawas PHPT, terutama saat pembuatan larutan. Prestasi kerja
untuk kegiatan penyemprotan mencapai 300 pohon/HK.
Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman apel di antaranya
adalah ulat buah, ulat jengkal, ulat grayak, lalat buah (Rhogoletis pomonella), kutu
daun hijau (Aphis porni), bercak daun, kanker batang serta busuk akar.
Ulat menyerang daun serta buah apel. Gejalanya adalah daun dan buah
akan tampak berlubang. Bagian dalam buah merupakan tempat disimpannya telur
yang akan berkembang menjadi larva. Kutu hijau (Aphis porni) menyerang pada
bagian daun apel. Kutu tersebut biasanya berada pada bagian bawah daun dan
tersamar karena warnanya sama dengan daun.
Penyakit bercak daun disebabkan oleh cendawan Marssonina coronaria
dan merupakan penyakit yang banyak menyerang tanaman apel. Gejala bercak
daun di kebun Kusuma Agrowisata mulai terlihat pada 4 minggu setelah
pemangkasan. Gejala serangan kanker batang adalah kulit batang busuk, basah,
dan mengeluarkan getah merah dan perkembangannya sangat cepat. Kanker
batang disebabkan oleh cendawan Botryosphaeria. Upaya pencegahan penyakit
kanker batang dilakukan dengan mengoleskan fungisida Nordox atau Bucali pada
batang.
36
Gejala tanaman apel yang terserang penyakit busuk akar adalah daun-daun
menjadi kering cokelat hingga akhirnya berguguran, bunga menjadi layu, bercak-
bercak hitam, pada batang bagian bawah berwarna hitam seperti terbakar, efek
penyakit dapat menyebar ke seluruh bagian tanaman. Busuk akar disebabkan oleh
cendawan Armillaria.
(a) (b) (c)
(d) (e)
Gambar 6. Hama dan Penyakit apel:(a) Kutu hijau (Aphis porni), (b) Lalat
buah (Rhogoletis pomonella), (c)Bercak daun, (d)kanker
batang, (e)Ulat grayak.
Taksasi Buah
Perkiraan produksi buah apel perlu dihitung dalam mempersiapkannya
sebagai lokasi petik. Dalam hal ini terdapat koordinasi antara departemen
Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) dengan departemen marketing wisata. Hasil
taksasi buah menunjukkan perkiraan jumlah atau produksi apel dalam suatu blok.
Dari perkiraan jumlah buah tersebut maka dapat diperkirakan jumlah pengunjung
atau wisatawan yang dapat masuk dalam blok tersebut.
Penulis melakukan taksasi buah didampingi oleh seorang asisten pengawas
(Lampiran 12). Pengambilan contoh dilakukan dalam penghitungan taksasi buah
37
tersebut. Pengambilan contoh atau sample dilakukan dengan teknik segi empat
(Lampiran 13). Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan terhadap
perkiraan hasil untuk satu blok tanaman dan perkiraan jumlah pengunjung yang
dapat masuk ke dalam blok tersebut.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Taksasi Buah Blok E5
Hasil Perhitungan Rumus Perhitungan
Total Sampel 22 pohon
Total Buah Sampel 691 buah
Total TM 89 pohon
∑ buah/pohon 31.4 buah Total buah sampel / Total sampel
Total Buah Blok E5 2795 buah Jumlah buah/pohon x total TM
Sumber : Data Lapang, 2009, diolah
Berdasarkan hasil perhitungan taksasi produksi pada Tabel 4, maka dapat
diketahui bahwa perkiraan produksi untuk blok E5 dengan jumlah TM sebanyak
89 pohon adalah 2795 buah. Hasil taksasi tersebut kemudian digunakan oleh
departemen marketing Kusuma Agrowisata dalam memperkirakan jumlah
wisatawan yang dapat masuk ke dalam blok tersebut.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam perhitungan
perkiraan jumlah pengunjung, diantaranya adalah adanya faktor kehilangan hasil
dari buah apel per blok yang dimasukkan dalam perhitungan. Kehilangan hasil
diperkirakan dalam bentuk persentase, dengan total persentase kehilangan hasil
sebesar 30%. Persentase tersebut terdiri atas 10% kehilangan hasil akibat faktor
kerusakan oleh pengunjung dan 20% kehilangan hasil karena faktor alam.
Setiap wisatawan mendapat kesempatan untuk memetik buah apel
sebanyak dua buah per orang. Namun dalam kenyataannya di lapang, wisatawan
terkadang memetik lebih dari dua. Perusahaan mengasumsikan bahwa maksimal
buah yang dipetik oleh wisatawan adalah sebanyak tiga buah. Perkiraan jumlah
wisatawan untuk setiap blok dihitung dengan cara total buah dalam blok dibagi
tiga. Berdasarkan hasil taksasi blok E5 maka didapat perkiraan jumlah wisatawan
38
yang dapat masuk blok E5 adalah sebanyak 931 orang. Selama kegiatan magang
berlangsung, penulis melakukan tiga kali taksasi buah di kebun dengan blok yang
berbeda.
Inventarisasi Tanaman
Inventarisasi tanaman merupakan kegiatan yang rutin dilakukan
departemen BTT. Tujuannya adalah untuk memantau keadaan tanaman di setiap
blok. Hasil dari taksasi tanaman digunakan sebagai acuan dalam penyediaan
tanaman di masa mendatang, yaitu sebagai pengganti bagi tanaman yang mati.
Penulis melakukan taksasi tanaman tahun 2009 untuk seluruh blok
( Lampiran 14).
Panen dan Pasca Panen
Mutu buah-buahan dan sayuran setelah dipanen tidak dapat diperbaiki,
tetapi dapat dipertahankan. Mutu yang baik diperoleh bila pemanenan hasilnya
dilakukan pada tingkat kemasakan yang tepat (Pantastico et al., 1986). Umur
panen apel berbeda untuk tiap varietas. Waktu panen yang dilakukan di Kusuma
Agrowisata disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Umur Panen Apel di Kusuma Agrowisata
Varietas Apel Umur Panen (Bulan Setelah Rompes)
„Manalagi‟ 4.5 – 5
„Rome Beauty‟ 5 – 5.5
„Ana‟ 4 – 4.5
„Wanglin‟ 5 – 5.5
Kegiatan panen yang dilakukan Kusuma Agrowisata terdiri atas panen
kebun wisata dan panen kebun produksi (Junggo). Panen kebun wisata dilakukan
sebanyak dua kali, yaitu panen pertama oleh wisatawan dan kedua oleh karyawan
atau disebut pula dengan panen racutan karena panen tersebut dilakukan untuk
menghabiskan apel sisa-sisa pemetikan wisatawan. Panen kebun Junggo
dilakukan jika terdapat pesanan dari supermarket.
39
Gambar 7. Hasil Panen Apel Racutan dan Junggo
Kegiatan panen dilakukan oleh 2-3 karyawan harian lepas dengan standar
prestasi kerja 300 kg/HK. Hasil panen racutan umumnya berupa buah-buah apel
yang berdiameter 5-6 cm dan memiliki luka akibat serangan hama dan penyakit.
Hasil panen racutan disortasi dan grading secara langsung di kebun dengan
memisahkan antara buah yang masih baik dengan buah yang telah busuk atau
cacat. Hasil panen disimpan ke dalam kontainer plastik berukuran
60 cm x 42 cm x 30 cm dan dikirim ke bagian trading.
Buah apel racutan kemudian disortasi kembali di bagian trading dengan
memisahkan antara buah yang berdiameter 5 cm hingga lebih dengan yang kurang
dari 5 cm. Buah yang berdiameter 5 cm atau lebih kemudian dikirim ke
departemen industri, sedangkan sisanya dijual kepada karyawan ataupun
pengunjung. Buah yang telah diterima di departemen industri kemudian diolah
menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi yang lebih baik. Produk-produk
olahan apel yang dihasilkan berupa cuka apel, jenang apel dan sari buah apel.
Hasil panen kebun Junggo langsung diangkut ke departemen trading
setelah dipanen tanpa dilakukan penyortiran dan pengkelasan terlebih dahulu.
Buah hasil panen disimpan dalam keranjang bambu dan diangkut dengan
menggunakan mobil pick-up. Pengkelasan dan penyortiran dilakukan di
departemen trading bersamaan dengan kegiatan pengemasan atau packing untuk
pemasaran ke luar Kusuma Agrowisata.
40
Aspek Managerial
Aspek managerial yang dilakukan penulis yaitu sebagai pendamping
pengawas kebun. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping pengawas
adalah mengisi jurnal kegiatan kebun, mengawasi karyawan dan mencatat prestasi
kerja yang dicapai, serta menghitung gaji karyawan.
Pengelolaan manajemen di departemen Budidaya Tanaman Tahunan
(BTT) Kusuma Agrowisata terdiri atas kepala departemen budidaya tanaman
tahunan. Kepala departemen BTT dalam menjalankan fungsinya, berperan juga
sebagai asisten kepala departemen budidaya tanaman.
Kepala departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) membawahi
pengawas-pengawas kebun, yaitu pengawas green house hidroponik, substrat dan
packing, pengawas tanaman starwberry, sayur organik dan buah naga, pengawas
gudang dan pengolahan kopi serta kompos, pengawas kebun Seruk, Kingsue dan
Pentil, pengawas kebun apel dan jeruk, serta pengawas kebun Junggo dan Karang
Ploso.
Pendamping Pengawas Kebun
Penulis bertindak sebagai pendamping pengawas kebun pada bulan kedua
pelaksanaan magang. Penulis hadir pukul 05.50 WIB untuk melakukan absensi
para KHL. Setelah itu penulis mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh KHL dan
mencatat pretasi kerjanya.
Kegiatan lain yang dilakukan penulis selain mengawasi KHL adalah
melaksanakan tugas-tugas di bagian administrasi kantor departemen BTT. Tugas-
tugas tersebut antara lain adalah merekap hasil kerja karyawan serta kegiatan yang
dilakukan per harinya. Rekapan tersebut kemudian digunakan sebagai bahan
dalam penghitungan gaji karyawan per minggunya. Blanko laporan harian
pengawas terlampir pada Lampiran 15.
Gaji diberikan setiap hari jumat, artinya perhitungan gaji harus telah
selesai pada hari sebelumnya atau hari kamis. Perhitungan gaji untuk karyawan
harian lepas (KHL) dilakukan berdasarkan hari masuk karyawan tanpa
memperhitungkan prestasi kerja yang telah dicapai oleh karyawan, kecuali untuk
tenaga kerja borongan. Hal tersebut berdampak terhadap kualitas kerja dari KHL
41
yang terkadang tidak memenuhi standar prestasi kerja yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
Pengawas kebun bertugas menjalankan standar opersional bagi pengawas
kebun yang dibuat oleh departemen BTT. Apabila standar operasional tersebut
dapat dilaksanakan dengan baik, maka masalah prestasi kerja KHL pun dapat
teratasi. Standar operasional pengawas kebun departemen BTT dapat dilihat
secara lengkap pada Lampiran 16.
Gaji yaang diberikan berbeda antara KHL wanita dan pria. Bagi KHL
wanita diberikan gaji sebesar Rp 18 500/HK, sedangkan untuk KHL pria sebesar
Rp 21 000/HK. Tambahan gaji diberikan kepada karyawan yang melakukan
lembur, yaitu sebesar Rp 3 500/jam. Selain tenaga kerja harian terdapat pula
tenaga kerja borongan yang merupakan KHL yang sehari-harinya bekerja di
departemen BTT.
Kegiatan yang biasanya diborongkan adalah kegiatan persiapan
pemupukan atau persipuk, pemupukan, dan perompesan. Sistem penghitungan
gaji untuk pekerja borongan dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang dicapai.
Misalnya untuk kegiatan pemupukan, harga borongan untuk persipuk serta
pemupukan adalah Rp 100 untuk setiap TBM dan Rp 400 untuk setiap TM.
Seorang pengawas betugas mengawasi atau mengontrol kerja karyawan
agar target prestasi kerja atau standar prestasi kerja yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dapat tercapai. Apabila hasil kerja karyawan tidak memenuhi standar
prestasi kerja, maka seorang pengawas harus memberikan peringatan agar
keadaan tesebut tidak menjadi suatu kebiasaan.
Tugas yang dilakukan penulis sebagai pendamping pengawas kebun, salah
satunya adalah mengawasi serta menghitung produktvitas hasil kerja karyawan
harian BTT khususnya dalam kegiatan budidaya apel. Hasil analisis produktivitas
tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
42
Tabel 6. Produktivitas Tenaga Kerja KHL di Departemen BTT
No Kegiatan Standar Prestasi
Kerja*
Prestasi Kerja (per HK)
KHL Mahasiswa
1. Pengolahan Tanah
Pembuatan Sengkreng 50 pohon/HK 104 pohon **
2. Penyulaman
Pembuatan Lubang
Tanam
15 lubang/HK - **
Penanaman 50 pohon/HK - **
3. Babat Rumput 0.3 ha/HK 0.6 ha **
4. Pemupukan
Persiapan Pemupukan 50 pohon/HK 215 pohon **
Pemupukan 300 pohon/HK 368 pohon 142 pohon
5. Penyemprotan 0.37 ha/HK 1.97 ha **
6. Pemangkasan
Perompesan 8-10 pohon/HK 15 pohon 9 pohon
Pangkas TM 12 pohon/HK 25 pohon 24 pohon
Pangkas TBM 8 pohon/HK 65 pohon 60 pohon
Wiwilan 35-40 pohon/HK 32 pohon 17 pohon
7. Pelengkungan Cabang 50 pohon/HK 72 pohon 26 pohon
8. Pemanenan 300 kg/HK 304 kg 240 kg Keterangan HK : Hari Kerja (7 jam/hari)
*standar prestasi kerja berdasarkan ketetapan perusahaan
**tidak dilakukan oleh mahasiswa
Pada Tabel 6 terlihat bahwa tingkat produktivitas kerja tenaga kerja KHL
departemen BTT secara umum telah memenuhi standar prestasi kerja yang
ditetapkan perusahaan. Pada kegiatan wiwilan, prestasi kerja yang dihasilkan
sedikit kurang memenuhi standar prestasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Faktor penyebabnya adalah kurang disiplinnya KHL dalam melaksanakan
tugasnya. Hal tersebut ditandai dengan KHL yang lebih banyak berbicara daripada
bekerja. Pengawasan terhadap kerja karyawan harus lebih ditingkatkan agar
kedisiplinan karyawan dapat lebih baik.
43
PENANGANAN PASCAPANEN
Pascapanen
Penanganan pascapanen bertujuan untuk mempertahankan kualitas buah
yang didapat. Oleh karena itu pelaksanaannya harus dilakukan dengan
mempertimbangkan kualitas buah yang akan dihasilkan pada akhir proses
pascapanen. Penanganan pascapanen yang dilakukan departemen Kusuma
Agrowisata (KA) dibedakan antara hasil panen racutan dengan panen kebun
produksi (Gambar 8). Penanganan pascapanen apel hasil kebun produksi (Junggo)
lebih intensif dari pada hasil panen racutan.
Gambar 8. Diagram Proses Pascapanen Apel di Kusuma Agrowisata
Panen
Kebun Junggo Racutan
Sortasi dan Grading di
Kebun
Trading
Pengemasan
Curah
Produk Olahan
Apel
Konsumen
Trading
Pembersihan
Packing (Plastik Wrapping film)
Pengemasan Distribusi
Supermarket
Konsumen
Pembersihan
Sortasi dan Grading
Industri KA Pos Penjualan
KA
44
Kegiatan pascapanen dimulai dengan pengiriman buah dari kebun menuju
trading. Kemasan transportasi yang digunakan untuk mengirim buah dari lapang
ke trading adalah kontainer plastik dan keranjang bambu. Penerimaan barang di
departemen trading dimulai dengan penimbangan. Seluruh buah yang datang
ditimbang dan dicatat dalam buku penerimaan barang.
Gambar 8 menunjukkan adanya perbedaan perlakuan pascapanen antara
panen racutan dengan kebun Junggo. Apel Junggo mengalami proses pascapanen
yang lebih intensif, sedangkan apel racutan langsung dijual di lokasi wisata
Kusuma Agrowisata atau masuk ke divisi industri untuk diolah menjadi berbagai
produk olahan apel. Selain perbedaan di atas, terdapat perbedaan lainnya antara
hasil panen racutan dengan panen kebun produksi (Junggo). Tabel 7 menunjukkan
perbedaan antara hasil panen racutan dan Junggo berdasarkan penamapilan buah,
diameter buah, tujuan pemanenan, jumlah penenan serta sasaran penjualan.
Tabel 7. Perbedaan Hasil Panen Racutan dan Kebun Produksi (Junggo)
Apel Racutan Apel Junggo
Penampilan
Buah
Secara umum merupakan buah
dengan banyak luka akibat serangan
hama dan penyakit
Apel yang dipanen
memiliki penampilan yang
baik tanpa atau hanya
sedikit buah yang rusak
akibat hama atau penyakit
Diameter
Buah
5-7 cm 6-9 cm
Tujuan
Dipanen
Penghabisan untuk suatu blok sisa
pemetikan wisatawan sehingga bisa
dimulai untuk kegiatan selanjutnya,
seperti perompesan.
Memenuhi permintaan
dari supermarket dan pos
penjualan KA
Jumlah
Panenan
Tergantung dari sisa petikan
wisatawan
Tergantung dari jumlah
pesanan supermarket,
biasanya dilebihkan.
Sasaran
Penjualan
Apel segar dijual untuk karyawan
KA serta wisatawan, sedangkan
produk olahan dijual untuk
wisatawan dan supermarket
Pasar modern
(supermarket)
Harga Jual Apel segar :Rp 2 500 – Rp 5 000/kg Rp 8 000 – Rp 20 000/kg
Apel Olahan : Rp 3 500 – Rp 14 000
per eceran.
Sumber : Hasil Pengamatan
45
1. Pembersihan (cleaning)
Menurut Sabari et al. (1991) pencucian buah dapat meningkatkan
penampilan buah (bersih dan bercahaya) serta menekan surut bobot dan kerusakan
mekanis. Pembersihan buah di Kusuma Agrowisata dilakukan di bagian trading
secara manual dengan metode pembersihannya yaitu pencucian basah atau kering.
Pencucian basah dilakukan dengan meletakkan kontainer berisi apel di bawah air
mengalir. Apel dibersihkan dengan menghilangkan kotoran atau sisa pestisida
yang menempel. Pencucian kering dilakukan dengan cara pengelapan
menggunakan kain yang kering dan bersih.
Pencucian basah dilakukan terhadap hasil panen racutan, sedangkan
pencucian kering atau pengelapan dilakukan terhadap hasil panen Junggo.
Pencucian untuk hasil racutan dilakukan sebelum buah dikirim ke trading dan
setelah dilakukan sortasi dan grading di kebun. Pengelapan untuk hasil Junggo
dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengemasan.
2. Penyortiran (sorting) dan Pengkelasan (grading)
Penyortiran dan pengkelasan apel di Kusuma Agrowisata dilakukan secara
manual berdasarkan pada keahlian dan pengalaman para pekerja. Penyortiran
dilakukan dengan memisahkan antara buah yang busuk, terserang hama dan
penyakit dengan buah yang berpenampilan baik sedangkan pengkelasan dilakukan
dengan memisahkan buah berdasarkan perbedaan besar buah yang dapat
menentukan harga jual. Menurut Winata (2006) pengkelasan dilakukan
berdasarkan kriteria warna, bentuk, tingkat kematangan dan tingkat kerusakan.
Pekerja harian Kusuma Agrowisata tidak melakukan seleksi terhadap kualitas
warna dan rasa buah sehingga keseragaman kualitas buah kurang terjamin.
Tabel 8. Grade Apel Kusuma Agrowisata
Kriteria Grade
A1 AB C D
Diameter
Buah
7-8 cm ke
atas
6-7 cm 5-6 cm < 5 cm
∑ buah/kg 4-7 7-7 10-12 14-18
46
Kegiatan penyortiran dan pengkelasan apel hasil racutan dilakukan
langsung di kebun oleh tenaga kerja panen. Apel yang telah disortir diangkut ke
departemen trading Kusuma Agrowisata dan dilakukan penimbangan bobot kotor
dengan alat timbangan (Gambar 9).
Apel hasil panen Junggo dan apel yang berasal dari petani atau kulak
langsung diangkut ke departemen trading tanpa dilakukan kegiatan penyortiran
dan pengkelasan terlabih dahulu. Penimbangan dilakukan ketika apel sampai ke
trading, kemudian kegiatan penyortiran dilakukan bersamaan dengan kegiatan
pengemasan atau kegiatan wrapping yang dilakukan oleh tenaga kerja khusus
wrapping.
Gambar 9. Alat Timbangan Apel
Seluruh apel hasil sortiran yang tidak layak jual dikumpulkan dan
dipisahkan dari apel yang masih layak jual. Apel sortiran tersebut kemudian
dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk produk olahan apel atau dimanfaatkan
sebagai pakan untuk Baby Zoo Kusuma Agrowisata.
Hasil sortiran buah apel yang tidak layak jual merupakan suatu kehilangan
hasil. Berdasarkan pengamatan di lapang, besarnya kehilangan hasil disajikan
pada Tabel 9.
47
Tabel 9. Kehilangan Hasil Panen Kusuma Agrowisata
Sumber Buah
Apel
Hasil
Panen (kg)
Kahilangan
Hasil (kg)
Persentase Kahilangan
Hasil (%)
Racutan 179 37.50 20.95
Junggo 133 36 27.07
Kulak / Petani 729 178 24.42
Sumber : Hasil Pengamatan
Kehilangan hasil dalam pascapanen merupakan produk yang tidak layak
dijual kepada konsumen. Kehilangan hasil komoditas apel di Kusuma Agrowisata
berkisar antara 20-27% . Kehilangan hasil terbesar diperoleh dari hasil panen
kebun Junggo, yaitu sebesar 27.07%. Kehilangan hasil tersebut merupakan buah-
buah yang sejak awal memiliki penampilan buah yang tidak layak jual, seperti
banyaknya luka akibat serangan hama dan penyakit, memar serta bentuk buah
yang tidak sempurna.
Gambar 10. Buah Apel „Ana‟ Tidak Layak Jual
Kehilangan hasil juga dapat disebabkan oleh teknik pengemasan dan
pengangkutan dari kebun ke departemen trading.. Hasil panen Junggo dikemas
dalam keranjang bambu. Menurut Sari (2008) pengemasan dengan keranjang
bambu memiliki kelemahan yaitu anyaman bambu mudah lepas sehingga tidak
cukup untuk melindungi buah, mudah berubah bentuk karena konstruksinya
48
lemah, banyak buah memar akibat benturan sesama buah dan daya simpan buah
rendah.
Menurut Soesarno (1992), proses packaging dan transportasi produk
hortikultura merupakan proses yang sangat kritis. Proses packaging dan
transportasi yang lebih baik dapat secara signifikan mengurangi kehilangan (loses)
produk hortikultura. Keranjang bambu tidak dapat kebal terhadap kerusakan
mekanik dan pada lapisan bagian dalam akan terjadi akumulasi panas dan gas
etilen sehingga mempercepat kerusakan produk.
3. Pengemasan (packaging)
Pengemasan yang dilakukan terdiri atas pengemasan transportasi dan
pemasaran. Kemasan transportasi digunakan sejak buah dipanen dan akan dibawa
ke bagian trading. Kemasan transportasi yang digunakan untuk hasil panen
racutan adalah kontainer plastik dan karung, sedangkan hasil panen Junggo
dikemas dengan keranjang bambu. Kemasan yang digunakan untuk memasarkan
buah adalah kemasan kontainer plastik, tray foam, plastik wrapping film dan
kardus.
Menurut Burdon (1991), disain atau tempat pengemasan penting
diperhatikan agar sesuai dengan fungsinya. Kemasan kontainer digunakan untuk
penjualan apel secara curah di pos penjualan Kusuma Agrowisata, kemasan
packing tray foam dengan plastik wrapping film digunakan untuk pemasaran apel
ke supermarket, sedangkan kemasan kardus digunakan sebagai kemasan master
untuk distribusi packing apel.
Keuntungan yang diperoleh dari adanya pengemasan adalah produk
menjadi mudah disimpan dan memberikan perlindungan terhadap kerusakan
sehingga dapat melidungi mutu serta dapat meningkatkan harga jual. Menurut
Hardenberg (1986) pengemasan tidak dapat meningkatkan mutu akan tetapi
pengemasan berfungsi dalam menjaga mutu. Perbaikan dalam pengemasan
memberikan peluang yang besar dalam pemasaran buah-buahan segar yang lebih
efisien.
49
Gambar 11. Kemasan Packing dan Curah Apel Kusuma Agrowisata
Kemasan tray foam digunakan untuk apel yang akan dikirim ke
supermarket. Tray foam yang digunakan berukuran 16 cm x 12 cm x 2.5 cm. Apel
disusun dalam tray foam dan ditimbang bobotnya sebesar 1 kg per pack dengan
timbangan analitik sehingga hasil timbangan lebih tepat (Gambar 12). Kemasan
tray foam tersebut kemudian dikemas kembali dengan plastik wrapping film
menggunakan alat wrapping (Gambar 12).
Hasil packing tersebut kemudian diberi sticker berlogo “Kusuma
Agrowisata”. Pengemasan yang demikian merupakan pengemasan yang lebih
menarik serta dapat meningkatkan nilai jual. Menurut Broto (1993), tujuan
pengemasan adalah memberikan estetika untuk menarik konsumen, selain itu juga
untuk melindungi buah dari pelukaan, memudahkan dalam pengleolaan suhu,
mencegah kehilangan air, mempermudah dalam perlakuan khusus
Pengiriman apel untuk supermarket tidak seluruhnya dikirim dalam bentuk
packing. Terdapat beberapa yang dikirim dengan kemasan curah, misalnya untuk
pengiriman ke Surabaya dan Bali. Hal tersebut disesuaikan dengan pesanan dari
pihak supermarket.
50
Gambar 12. Alat Timbangan Analitik dan Alat Wrapping
Tray foam dapat memberikan perlindungan yang baik akan tetapi hanya
pada bagian bawah dan sisi (Ryall and Pentzer, 1982). Penambahan plastik
wrapping film dapat memberikan perlindungan dari kerusakan akibat tekanan atau
tubrukan. Namun, kemasan tersebut masih memerlukan kemasan master untuk
memudahkan dalam proses pendistribusian ke pasar.
Apel hasil kemasan packing dengan tray foam dan plastik dikemas
kembali dengan menggunakan kardus sebagai kemasan master untuk distribusi
dengan daya muat 25 pack. Pengisian ke dalam kardus dilakukan dengan padat
dan rata, sebab kardus akan ditumpuk dalam perjalanan distribusi. Menurut
Hardenberg (1986) pengemasan untuk pengiriman dan penanganan memerlukan
wadah-wadah yang dirancang dengan baik untuk melindungi barang dari getaran,
kememaran dan berat wadah-wadah lain yang ditumpuk di atasnya.
Gambar 13. Kardus Sebagai Kemasan Master untuk Distrisbusi
51
Pengisian yang padat dan rata tersebut memungkinkan wadah mempunyai
kekuatan yang cukup ketika ditumpuk sehingga dapat melindungi isinya dalam
keadaan penanganan yang bagaimanapun. Penambahan lubang ventilasi dilakukan
untuk meminimalkan kerusakan akibat pengemasan yang terlalu padat dan akibat
penumpukkan. Lubang ventilasi dalam kardus berfungsi untuk menghilangkan
panas.
Menurut Hardenberg (1986) penambahan lubang-lubang ventilasi dan
peningkatan luas permukaan yang tersentuh udara dingin yang bergerak, sampai
suatu derajat tertentu dapat meningkatkan penghilangan panas. Pendinginan dapat
berlangsung lebih cepat bila udara mengalir menembus wadah-wadah yang
ditumpuk dan melalui lubang angin daripada bila udara hanya mengalir sekeliling
wadah-wadah saja.
4. Penyimpanan (storing)
Penyimpanan buah-buahan segar dapat memperpanjang daya guna
sebelum akhirnya dikirim ke konsumen. Menurut Pantastico et. al (1986) tujuan
utama dilakukannya penyimpanan adalah pengendalian laju transpirasi, respirasi,
infeksi penyakit, dan mempertahankan produk dalam bentuk yang paling berguna
bagi konsumen.
Ruang penyimpanan apel Kusuma Agrowisata merupakan packing house
yang juga merupakan tempat pos penjualan produk segar Kusuma. Penyimpanan
dalam packing house dilakukan tanpa diberi perlakukan khusus. Apel yang telah
dikemas dalam bentuk packing maupun curah disusun rapi dalam packing house.
Penempatannya dipisahkan antara packing apel yang akan dikirim ke supermarket
dengan apel racutan yang akan dijual langsung di pos penjualan Kusuma
Agrowisata.
Penyimpanan packing apel Kusuma Agrowisata termasuk ke dalam
penyimpanan jangka pendek. Kusuma Agrowisata hanya melakukan pemanenan
serta packing pada hari dikirimnya apel tersebut ke supermarket, baik lokal
maupun luar kota. Hal tersebut untuk mengurangi resiko kerusakan pada produk
segar tersebut. Menurut Childers (1973), apabila buah mengalami penangangan
secepat mungkin setelah dipanen maka akan sedikit kemungkinan bahaya
52
kerusakan dan infeksi. Selain itu, hal tersebut memberikan keuntungan untuk
membuang dan menghilangkan atau mengurangi sumber infeksi bagi apel lain,
yang akan berpengaruh terhadap kualitas, dan dapat memberikan ruang yang lebih
luas dalam penyimpanan maupun pengepakan.
Gambar 14. Penyimpanan Buah dan Sayur di Packing House KA
Penyimpanan apel racutan di dalam packing house tidak dapat bertahan
lama. Berdasarkan pengamatan, apel racutan mengalami kemunduran dengan ciri,
daging buah melunak, luka akibat serangan hama dan penyakit semakin meluas.
Tindakan yang dilakukan pihak trading adalah dengan melakukan penghapusan
barang. Total buah apel pada penghapusan barang Mei 2009 sebanyak 17.2 kg.
seluruh komoditi hasil penghapusan barang, dikumpulkan dan segera dibuang
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi terhadap komoditi yang
masih segar.
5. Pengangkutan
Apel hasil panen dari kebun dikirim ke trading Kusuma Agrowisata
menggunakan sepeda motor atau mobil bak terbuka (pick up), sedangkan
pengangkutan dari trading menuju pasar menggunakan mobil box serta truck
tertutup. Pengiriman apel dibedakan berdasarkan pasar tujuan, yaitu pasar tujuan
lokal (Batu dan Malang) serta pasar tujuan Surabaya dan Bali.
Jenis pengangkutan yang digunakan untuk produk hortikultura salah
satunya dipengaruhi oleh faktor waktu dan jarak serta lingkungan (Chace dan
Pantastico, 1973). Sepeda motor digunakan untuk pengiriman apel dari kebun
53
wisata yang jaraknya relatif dekat dengan trading Kusuma Agrowisata, sedangkan
hasil panen kebun produksi dikirim dengan mobil pick-up karena jaraknya yang
cukup jauh dari trading Kusuma Agrowisata.
Departemen trading Kusuma Agrowisata memiliki beberapa unit
kendaraan untuk mengirimkan buah ke supermarket (Tabel 10). Mobil boks
digunakan untuk pengiriman buah ke wilayah Malang, Surabaya serta Kediri
sedangkan truck tertutup digunakan untuk pengiriman buah ke wilayah Bali.
Pengiriman apel dari kebun hingga ke supermarket berlangsung selama satu hari,
kecuali untuk daerah Bali yang membutuhkan waktu 2 hari.
Tabel 10. Kendaraan Distribusi Apel Kusuma Agrowisata
Jenis
Kendaraaan
Unit Tujuan Kapasitas (kg) Waktu
Pengiriman
Mobil Boks 2 Malang 2100 Pukul 14.00 WIB
Surabaya, Kediri Pukul 04.30 WIB
Truck
Tertutup
1 Bali 10 000 Pukul 03.00 WIB
Sumber : Departemen Trading KA, 2009
Departemen trading Kusuma Agrowisata melakukan pengiriman buah
empat kali dalam seminggu, yaitu hari Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu sekitar
pukul 04.00 WIB. Penyusunan packing apel di dalam mobil boks dilakukan
berdasarkan tujuan pengiriman. Produk untuk pengiriman terjauh diletakkan
paling dalam sedangkan yang terdekat diletakkan paling luar. Hal tersebut untuk
memudahkan dalam penangananya.
Mobil boks Kusuma Agrowisata memiliki pendingin (AC) yang bersuhu
8-10oC untuk mempertahankan kualitas buah dan sayuran agar tetap segar dan
tidak rusak hingga tiba di tempat pengiriman. Menurut Chace dan Pantastico
(1973) terdapat tiga persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengangkutan bahan-
bahan makanan yang mudah rusak, yaitu penyampaian barang yang cepat dan
tepat, pengemasan dan kondisi pengangkutan yang tepat untuk menjamin
terjaganya mutu yang tinggi serta adanya harapan keuntungan yang cukup dari
hasil yang bersangkutan.
54
Komoditi buah dan sayur Kusuma Agrowisata yang dikirim ke
supermarket terkadang kembali ke bagian trading Kusuma Agrowisata karena
tidak diterima oleh pihak supermarket. Faktor penyebabnya adalah barang ditolak
pihak supermarket atau karena barang tidak terkirimkan oleh sales.
Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapang, jumlah apel yang
ditolak atau kembali ke trading Kusuma Agrowisata pada April 2009 adalah
sebanyak 279 kg apel „Rome Beauty‟. Hal tersebut disebabkan oleh faktor
kualitas apel yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh supermarket,
seperti faktor keseragaman ukuran buah, kematangan, dan bercak-bercak pada
kulit buah.
Pemasaran
Pemasaran merupakan proses penjualan barang atau jasa dari produsen ke
konsumen dengan tujuan akhir untuk memberikan kepuasan kepada kedua belah
pihak. Pemasaran merupakan kegiatan penting dalam kegiatan usaha tani. Rantai
pemasaran apel di departemen trading Kusuma Agrowisata yaitu berasal dari
perusahaan langsung ke konsumen atau dari petani atau pengepul terlebih dahulu
baru kemudian diterima oleh konsumen. Rantai yang terakhir adalah melalui pasar
modern (supermarket) baru kemudian dipasarkan ke konsumen.
Apel yang didapat dari petani, dibeli oleh pihak trading Kusuma
Agrowisata dengan sistem tebas dan kulak. Sistem tebas merupakan sistem
membeli langsung dari petani dengan langsung panen sendiri di kebun petani
tersebut. Hasil panen kemudian ditimbang tanpa dilakukan sortasi, sehingga
penimbangan dilakukan secara menyeluruh atau satu harga. Sistem kulak
merupakan system membeli dari tengkulak yang telah mengumpulkan dari petani
dan telah dilakukan sortasi dan grading terlebih dahulu oleh tengkulak.
Pemasaran langsung ke konsumen dilakukan di pos penjualan Kusuma
Agrowisata yang terdapat di departemen trading serta melalui paket wisata petik
buah. Apel dijual dengan harga yang berbeda berdasarkan varietasnya dan
sumbernya. Harga apel di pos penjualan Kusuma Agrowisata disajikan pada
Tabel 11. Total apel yang dijual trading Kusuma Agrowisata pada bulan Mei 2009
55
adalah sebanyak 4 383 kg Ana, 1.10 kg Rome Beauty, dan 803.13 kg Manalagi.
Penerimaan total yang didapat dari penjualan apel pada bulan Mei 2009 sebesar
Rp 16 740 859.
Tabel 11. Harga Apel di Pos Penjualan Kusuma Agrowisata
Varietas Apel
Harga (Rp)
Pos Penjualan Trading KA Paket Wisata
Kebun KA Petani/Kulak
Manalagi 5 000/kg 10 000/kg 12 000/2 buah apel
Rome Beauty - 12 000/kg
Ana 7 000/kg 10 000-15 000/kg
Sumber : Departemen Trading KA, 2009
Harga jual apel berbeda antara yang berasal dari kebun sendiri dengan
yang didapat dari petani atau kulak. Pihak trading Kusuma Agrowisata membeli
apel dari petani atau kulak dengan harga Rp 3 500 – Rp 7 000. Setelah sampai di
pos penjualan Kusuma Agrowisata maka harga buah menjadi meningkat. Hal
tersebut disebabkan adanya faktor penangan setelah sampai di trading serta lokasi
penjualan yang strategis, yaitu di tempat wisata.
Berdasarkan pengamatan di lapang, kendala yang dihadapi pihak trading
Kusuma Agrowisata pada April 2009 adalah mulai meningkatnya harga kulak
untuk beberapa item buah termasuk buah apel. Hal tersebut mengakibatkan
persentase pengiriman menjadi tidak dapat terpenuhi.
Tabel 12. Rekapitulasi Penjualan Apel Kusuma Agrowisata Tahun 2009
Bulan
Target Realisasi
Bulan ini (Rp) s/d bulan ini
(Rp)
Bulan ini (Rp) s/d bulan ini
(Rp)
Januari 222019000 222019000 286344018 286344018
Februari 155489000 377508000 117852930 404235228
Maret 155320000 532828000 153959943 558195171
Sumber : Departemen Trading KA, 2009
56
Hasil penjualan apel Kusuma Agrowisata periode Januari sampai Maret
2009 semakin meningkat setiap bulannya (Tabel 12). Hal tersebut menunjukkan
bahwa permintaan terhadap buah apel semakin meningkat setiap bulan. Namun,
terjadi peningkatan harga jual buah apel di tingkat kulak pada April 2009,
akibatnya permintaan apel „Manalagi‟ dan apel „Rome Beauty‟ tidak dapat
tepenuhi oleh pihak trading sama sekali.
Pemasaran apel melalui supermarket dilakukan sesuai dengan pesanan,
namun banyaknya produk akan disesuaikan dengan ketersediaan di Kusuma
Agrowisata. Pengiriman apel Kusuma Agrowisata pada beberapa supermarket
disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13. Pengiriman Apel Kusuma Agrowisata April 2009
No Komoditi
Volume Pemesanan Volume Pengiriman
Kg Nilai (Rp) Kg Nilai (Rp)
Area Bali
Kulak
1. Apel „Manalagi‟ 1 050 14 825 000 0 0
2. Apel „Rome
Beauty‟
1 070 15 155 000 921 13 042 500
Area Kediri dan Malang
Produk Kusuma
1. Apel „Manalagi‟ 40 450 000 20 200 000
2. Apel „Rome
Beauty‟
0 0 0 0
Kulak
1. Apel „Manalagi‟ 50 570 000 0 0
2. Apel „Rome
Beauty‟
154 2 183 500 114 1 600 500
Area Surabaya
Kulak
1. Apel „Manalagi‟ 70 982 500 0 0
2. Apel „Rome
Beauty‟
135 1 925 000 45 545 000
Sumber : Departemen Trading KA, 2009
57
Berdasarkan Tabel 13, persentase pengiriman apel Kusuma Agrowisata
terhadap pesanan adalah sebesar 0.43% dari pesanan untuk daerah Bali, 0.6%
untuk daerah Kediri dan Malang, dan 0.15% untuk daerah Surabaya. Volume
pesanan yang tidak dapat terpenuhi 100% disebabkan karena keterbatasan
ketersediaan produk di Kusuma Agrowisata serta tingginya seleksi terhadap buah
yang masuk ke supermarket.
Pada Maret dan April 2009 pihak trading Kusuma Agrowisata kesulitan
dalam mendapatkan apel „Manalagi‟. Kurangnya produksi apel dari petani, kulak,
maupun supplier apel lainnya menyebabkan permintaan apel tidak dapat
terpenuhi. Permintaan apel „Manalagi‟ pada bulan Maret 2009 untuk pengiriman
ke Solo tidak dapat terpenuhi dan pada April 2009 permintaan apel „Manalagi‟ ke
daerah Surabaya pun tidak terpenuhi.
Sistem Pembayaran
Penjualan produk segar Kusuma Agrowisata terhadap supermarket
dilakukan dengan menggunakan sistem putus, maksudnya adalah barang yang
telah dikirim tidak dapat dikembalikan. Barang dapat dikembalikan dengan syarat
bahwa barang tersebut tidak berada di receiving atau loading fresh selama 24 jam.
Buah yang dikirim ke supermarket apabila terjadi kerusakan selama transportasi
akan menjadi tanggung jawab bagian trading Kusuma Agrowisata. Penimbangan
akan dilakukan kembali oleh pihak supermarket dan buah yang rusak atau tidak
sesuai dengan standar supermarket akan dikembalikan ke bagian trading Kusuma
Agrowisata.
Pengurangan pengiriman tersebut berakibat pada pengurangan harga total
sesuai dengan bobot yang diterima pihak supermarket. Pembayaran yang
dilakukan oleh pihak supermarket dilakukan melaui sistem transfer yang
dilakukan dua minggu sejak dilakukannya pengiriman sedangkan sistem
pembayaran di pos penjualan Kusuma Agrowisata dilakukan secara langsung
(cash) saat dilakukannya jual beli. Harga jual apel telah ditetapkan berdasarkan
hasil perhitungan biaya produksi dan biaya managemen oleh departemen trading
Kusuma Agrowisata.
58
Tabel 14. Daftar Harga Apel KA untuk Supermarket
No Komoditi Harga (Rp/kg) Keterangan
Fresh Departemen Alfa
1. Apel „Manalagi‟ 14 000 Curah
2. Apel „Rome Beauty‟ 14 000 Curah
3. Apel „Manalagi‟ Cherry 8 000 Overrapping 1 kg-an
4. Apel „Rome Beauty‟ Cherry 8 000 Overwrapping 1 kg-an
MD Fresh Carrefoure Sunset Road Bali
1. Apel „Manalagi‟ 14 000 Curah
2. Apel „Rome Beauty‟ 14 000 Curah
3. Apel „Manalagi‟ Cherry 8 000 Overwrapping 1 kg-an
4. Apel „Rome Beauty‟ Cherry 8 000 Overwrapping 1 kg-an
Supermarket Malang
1. Apel „Ana‟ 20 000 Overwrapping 1 kg-an
Sumber : Departemen Trading KA, 2009
Tabel 14 menunjukkan bahwa harga apel untuk Fresh Alfa dan Carrafoure
Sunset Road Bali relatif sama karena masih dalam satu wilayah Bali. Apel cherry
yang merupakan apel kelas C memiliki harga jual yang cukup tinggi bila
dibandingkan dengan harga di pasar tradisional atau pun tingkat petani yang
hanya mencapai 1 000 – 1 500/kg. Hal tersebut dikarenakan apel tersebut
mendapatkan proses pascapanen yang baik terutama dalam proses pengemasan,
sehingga penampilannya menjadi lebih baik dan lebih menarik sehingga mampu
meningkatkan harga jual. Apel „Ana‟ memiliki nilai jual yang lebih tinggi
dibandingkan varietas apel lainnya. Penampilan apel „Ana‟ yang lebih mirip
dengan apel impor, membuat harga apel tersebut lebih tinggi di pasaran
dibandingkan varietas apel lokal lainnya.
Tabel 15. Harga Apel di Beberapa Saluran Pemasaran
Saluran Pemasaran Harga Apel(Rp/kg)
„Manalagi‟ „Ana‟ „Rome Beauty‟
Petani 2 000 – 2 500 3 000 – 4 500 2 500 – 5 000
Tengkulak 3 000 - 3 500 5 000 - 6 500 4 000 – 7 000
Pasar Tradisional 4 000 – 5 000 7 000 – 15 000 7 000 – 10 000
Kusuma Agrowisata 5 000 10 000- 15 000 12 000 Sumber : Departemen Trading KA, 2009.
59
PENGOLAHAN HASIL
Pengolahan apel Kusuma Agrowisata berada di bawah divisi industri.
Proses pengolahan tersebut secara keseluruhan dilakukan secara manual. Namun
pada tahun 2002 Kusuma Agrowisata melakukan modernisasi dengan
menggunakan mesin serta alat-alat modern lainnya dalam proses pengolahan apel.
Proses pengolahan tersebut terdiri atas beberapa tahap, yaitu pemilihan bahan
baku dan pembuangan biji, pembersihan, proses produksi, pengemasan,
penyimpanan, dan pengangkutan.
Pemilihan Bahan Baku dan Pembuangan Biji
Bahan baku pengolahan apel didapat dari kebun sendiri dan petani sekitar.
Kriteria apel yang digunakan untuk diolah adalah apel manalagi, ukuran diameter
buah minimal 5 cm, buah tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda serta apabila
apel yang digunakan adalah BS (Barang Sortir), maka merupakan apel BS kering.
Apel BS kering merupakan apel yang memiliki cacat akibat serangan hama atau
penyakit dengan luka yang kering atau hanya mengenai bagian terluar buah (kulit
buah).
Penetapan ukuran diameter buah berhubungan dengan proses produksi
awal, yaitu pada tahap pembuangan biji. Biji dibuang dengan menggunakan alat
pembuang biji. Apabila diameter buah kurang dari 5 cm maka daging buah akan
lebih banyak terbuang bersama biji.
Pembersihan
Pembersihan buah dilakukan dengan meletakkan buah dibawah air
mengalir hingga tercuci semua kotoran atau debu yang menempel. Apabila
terdapat sisa-sisa pestisida pada bagian kulit buah, maka dilakukan penyikatan.
Hasil pencucian kemudian ditiriskan dengan diletakkan pada kontainer plastik
hingga kering.
60
Proses produksi
Proses produksi produk olahan apel Kusuma Agrowisata dimulai dengan
memisahkan antara daging buah dengan sari buah. Hasil pemisahan tersebut
kemudian diolah menjadi berbagai jenis produk, seperti jenang, sari buah, cuka
buah dan cider. Keseluruhan proses produksi tersebut dijalankan dengan mesin-
mesin dan diawasi oleh seorang supervisor. Berikut ini proses produksi beberapa
produk olahan apel Kusuma Agrowisata:
1) Jenang Apel
Jenang atau dodol merupakan salah satu penganan khas Indonesia.
Rasanya yang manis dan enak membuat panganan ini menjadi banyak digemari.
Bahan baku utama dalam proses pembuatan jenang apel ini merupakan bubur
buah apel yang didapat dari proses pemisahan antara sari buah dengan daging
buah apel.
Gambar 15. Diagram Alir Proses Produksi Jenang Apel KA
2) Sari Buah Apel
Sari buah apel merupakan produk unggulan dan produk yang pertama kali
dibuat oleh Kusuma Agrowisata, sehinggga perusahaan dikenal pula sebagai
pioneer dalam pembuatan sari buah apel. Menurut Pujimulyani (2009) sari buah
merupakan cairan yang diambil atau diperas (edible portion) dengan pengepresan
Pembuangan Biji
Bahan
Baku
(Apel) Pencucian Buah
Belt Conveyor Conveyor Greeter
Separator
Bahan Cair / Juice
apel
Bubur Buah Pengayakan
Cooling
Penjenangan Pendinginan 24 jam
Dicetak Packing Proses Pembuatan Sari Buah
61
atau cara mekanis lain. Adapun proses pembuatan sari buah apel di Kusuma
Agrowisata adalah sebagai berikut:
Gambar 16. Diagram Alir Proses Produksi Sari Buah Apel KA
Mixing tank berfungsi sebagai tempat pencampuran sari buah dengan
larutan gula dan merupakan tempat pemanasan bahan sari buah dengan suhu
65 oC. Heating tank merupakan tangki yang menghantarkan uap panas ke tangki-
tangki lain sebagai tempat pemanasan. Heek exchanger merupakan tempat
pemanasan bahan sari buah hingga suhu 110oC. Tujuannya adalah untuk
membunuh pathogen serta mikroorganisme serta untuk homogenisitas bahan.
Cooling tank merupakan tempat pendinginan bahan sari buah yang telah jadi
hingga mencapai suhu 75oC.
Bahan jadi atau sari buah kemudian ditampung dalam tandon, kemudian
ditransfer ke dalam mesin cupping yang mengemas sari buah ke dalam gelas
plastik atau cup. Sari buah dalam gelas platik kemudian ditrasnfer untuk dikemas
dalam kardus melalui conveyor.
Kusuma Agrowisata melakukan quality control terhadap produk sari apel
yang dihasilkannya. Quality control dimulai dengan pengambilan sample pada
tiga tahap, yaitu pada tahap awal (sebelum masuk tandon), pertengahan proses
(saat mulai packing), dan akhir proses. Quality control dilakukan terhadap rasa,
warna, dan kehomogenan bahan. Quality control terhadap rasa dilakukan terhadap
Bahan cair /
jus apel Receiver Tank Mixing Tank
Heating Tank
Heek Exanger CoolingTank Tandon
Mesin Cupping Conveyor Packing
62
kriteria rasa manis, tingkat kehomogenan bahan dilihat dari ada tidaknya bahan
asing dari produk sari apel, sedangkan Quality control terhadap warna sari apel
dilakukan terhadap tingkat kejernihan dari sari apel. Menurut Pujimulyani (2009)
sari buah yang keruh mengandung komponen sel dalam suspensi koloid dengan
sejumlah hancuran jaringan. Hal ini mungkin juga mengandung bahan berminyak
dan pigmen karotenoid yang berasal dari kulit buah.
3) Cuka Apel
Cuka apel merupakan produk yang masih baru yang dihasilkan oleh
Kusuma Agrowisata. Produk cuka apel merupakan salah satu produk yang
dihasilkan melalui tahap fermentasi. Fermentasi dapat diartikan secara sederhana
sebagai proses pemecahan gula menjadi alkohol dan CO2. Menurut Harningsih
(2008) fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas dari mikroorganisme
penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai. Reaksi dalam proses
fermentasi adalah sebagai berikut: C2H5OH + O2 CH3COOH (asam
asetat/cuka) + H2O
Reaksi di atas dibantu oleh keberadaan mikroorganisme Acetobacter aceti
yang dapat mengubah etanol menjadi asam asetat. Reaksi tersebut merupakan
reaksi dasar pada pembuatan cuka. Berikut proses pembuatan cuka apel :
Gambar 17. Diagram Alir Proses Produksi Cuka Apel KA
Fermentasi Selama 3
Bulan Penyaringan Sari Apel
Pemanasan Penyaringan
Pemeraman Diambil bagian yang
jernih
Pengemasan dalam
botol
Pasteurisasi Labeling
63
Sari apel yang akan difermentasi dicampur terlebih dahulu dengan bahan
lain, yaitu gula pasir. Gula pasir berfungsi dalam perombakan oleh bakteri yang
akan menghasilkan asam cuka (Harningsih et al., 2008). Lamanya waktu
fermentasi menyebabkan habisnya gula akibat perombakan oleh bakteri.
Fermentasi yang terus berlanjut setelah gula habis, menyebabkan bakteri
manghasilkan sebuah asam cuka.
Waktu fermentasi untuk proses produksi cuka apel adalah selama kurang
lebih tiga bulan. Kriteria cuka yang dihasilkan oleh Kusuma Agrowisata memiliki
pH brix dengan nilai 11-12. Pengecekan terhadap nilai pH brix terus dilakukan
selama proses produksi. Apabila telah tercapai maka proses fermentasi dihentikan.
4) Cider Apel
Cider merupakan produk lainnya yang dihasilkan Kusuma Agrowisata
dengan proses yang hampir sama dengan produk cuka apel. Perbedaannya adalah
dari lamanya proses fermentasi. Lama fermentasi untuk pembuatan cider adalah
satu bulan.
Kadar gula, pH dan kadar alkohol terus dicek selama proses fermentasi
agar didapat produk dengan kadar alkohol yang sesuai. Apabila kadar alkohol
telah tercapai, proses fermentasi dihentikan. Penghentian proses fermentasi
dilakukan dengan cara melakukan pemanasan ulang dengan suhu 100oC sehingga
bakteri fermentasi mati. Matinya bakteri fermentasi berarti berhentinya proses
fermentasi. Cider yang telah jadi kemudian disimpan dalam tangki kedap udara
selama satu bulan. Tujuannya adalah untuk proses penjernihan serta
pembentukkan aroma. Semakin lama proses penyimpanan, semakin bagus hasil
cider yang akan didapatkan. Hal tersebut dikarenakan warnanya yang akan
semakin jernih dan aromanya lebih terbentuk.
Pengemasan
Produk-produk olahan apel Kusuma Agrowisata dikemas secara menarik
dengan tujuan mendapat perhatian dari konsumen (Gambar 18). Setiap kemasan
diberi stiker “Kusuma Agrowisata” sebagai nama dagang produk-produk Kusuma
Agrowisata. Macam-macam kemasan disajikan pada Tabel 16.
64
Gambar 18. Kemasan Jenang dan Cuka Apel KA
Tabel 16. Produk-produk Olahan Apel Kusuma Agrowisata
Jenis Produk
Sari Apel
Cup
Sari Apel
Botol Jenang Apel Cuka Apel Cider Apel
Kemasan Cup/gelas
plastic Botol Plastik Pack Botol Botol
Ukuran
Isi/kemasan 220 ml 500 ml 12 biji 300 ml 300 ml
Isi /kardus 24 cup 24 botol 60 pack 12 botol 12 botol
Bahan
Dasar
Apel, Air,
Gula
Apel, Air,
Gula
Apel, gula
dan tepung
Apel dan air
cuka 5%
kadar asam
Apel dan air
cuka 5%
kadar asam
Rasa Manis Manis Manis dan
asam Asam Asam
Batas
Waktu
Kadaluarsa
8 bulan 8 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun
Harga per
kardus Rp 29 000 Rp 75 000 Rp 270 000 Rp 168 000 Rp 324 000
Harga
Eceran Rp 1 500 Rp 3 500 Rp 4 500 Rp 15 000 Rp 14 000
Sumber : Pos Penjualan KA, 2009
Penyimpanan
Produk olahan apel Kusuma Agrowisata disimpan dalam ruang
penyimpanan tanpa perlakuan suhu maupun RH tertentu sebelum akhirnya dikirim
ke pasar. Penyimpanan dilakukan dengan menumpuk produk dengan
65
menggunakan alas plastik terlebih dahulu dengan ketinggian alas 10 cm dari
lantai.
Gambar 19. Penyimpanan Produk Olahan Apel Kusuma Agrowisata
Pengangkutan dan Pemasaran
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam kegiatan pemasaran adalah
faktor transportasi. Tanpa adanya alat transportasi maka pelaksanaan pemasaran
dapat terhambat. Transportasi yang dimiliki oleh perusahaan terdiri atas 2 mobil
panther box serta 2 box elf, masing-masing memiliki kapasitas angkut sebesar 200
kardus dan 400 kardus.
Produk olahan apel Kusuma Agrowisata di pasarkan langsung di lokasi
wisata Kusuma Agrowisata serta di toko, restauran, supermarket, dan kios-kios.
Wilayah pemasarannya meliputi daerah Batu, Malang, Jombang, Blitar, Jember,
Tulung Agung, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Bali, NTB, Semarang,
Yogyakarta, Mataram dan Solo. Pengiriman dilakukan melalui sales dan
distributor.
Sistem pembayaran dilakukan secara langsung (cash) saat dilakukan
pembelian, sedangkan untuk pemasaran ke supermarket, pembayarannya
dilakukan secara kredit satu bulan (One Bill System), yaitu pembayaran dilakukan
pada satu bulan setelah pengiriman barang. Selama periode tahun 2003 sampai
April 2009, Kusuma Agrowisata mengalami fluktusi dalam penjualan produk
olahannya. Penjualan tertinggi terjadi pada tahun 2008, yaitu mencapai 9 974 658
124.
66
PROSPEK USAHA TANI APEL
Usaha tani apel merupakan usaha yang cukup baik untuk dikembangkan.
Analisis usaha tani apel dilakukan untuk mengetahui prospek usaha tani apel,
dengan memperkirakan biaya usaha tani yang diperlukan, sehingga dapat
diketahui besarnya keuntungan dan kerugian yang diperoleh pada saat ini dan
tahun-tahun berikutnya.
Analisis usaha ini meliputi analisis Net benefit, B/C ratio, R/C ratio,PP
(Payback Period), NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return).
Analisis usaha ini disusun dengan membandingkan antara usaha apel sebagai
agrowisata dan sebagai kebun produksi. Kusuma Agrowisata diambil sebagai
contoh perusahaan yang melakukan usaha apel sebagai agrowisata sedangkan
petani di desa Bumiaji diambil sebagai contoh untuk analisis usaha apel sebagai
kebun produksi. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis ini adalah:
1. Analisis usaha dilakukan dalam kurun waktu 25 tahun, berdasarkan umur
produksi tanaman apel dan terdapat dua kali musim panen dalam setahun.
Biaya usaha tani terdiri dari biaya investasi/ha, biaya operasional/ha dan biaya
tetap/ha.
2. Sewa lahan tidak diperhitungkan untuk analisis usaha Kusuma Agrowisata
karena lahan adalah milik sendiri, sedangkan pada usaha tani apel oleh petani
sewa lahan diperhitungkan per tahunnya. Biaya bibit untuk Kusuma
Agrowisata diperhitungkan hanya untuk tahun pertama sedangkan untuk
petani biaya bibit sudah termasuk ke dalam biaya sewa lahan.
3. Terdapat penerimaan berupa pinjaman dari Bank pada tahun pertama. Besarnya
pinjaman adalah Rp 50 juta, dengan bunga 17% dan diangsur selama 5 tahun.
4. Perhitungan penerimaan panen dimulai pada tahun ke-4. Penerimaan petani
berasal dari penjualan apel berukuran besar dan kecil, dengan asumsi produksi
apel berukuran sedang-besar petani mulai tahun ke-4 sampai tahun ke-6
adalah 22240 kg, 44480 kg, dan 88960 kg, sedangkan produksi apel
berukuran kecil diasumsikan setengah dari produksi apel besar. Harga apel
berukuran sedang hingga besar adalah Rp 6 000/kg dan Rp 2 500/kg apel
kecil.
67
5. Penerimaan Kusuma Agrowisata diperoleh dari tiket agrowisata dan penjualan
buah apel, dengan asumsi banyaknya wisatawan adalah 24 000 orang pada
tahun pertama sampai tahun ke-3, dan 36 000 orang pada tahun ke-4 sampai
tahun ke-5, dan 50 000 orang untuk tahun berikutnya. Apel segar yang dijual
berasal dari kebun yang ada, dengan asumsi banyaknya apel yang dijual setiap
musim adalah 18 000 kg. Harga tiket agrowisata apel adalah Rp 12 500/orang
dan harga buah apel Rp 5 000/kg.
6. Harga yang digunakan dalam analisis berdasarkan harga barang-barang pada
tahun 2008.
Pada Lampiran 17 dan 19 terlihat bahwa pada masing-masing analisis
usaha tani apel baik sebagai kebun agrowisata maupun kebun produksi, keduanya
masih mengalami kerugian pada awal tahun usaha. Kusuma Agrowisata masih
mengalami kerugian hingga tahun ke-3, sedangkan petani mengalami kerugian
usaha hingga tahun ke-5.
Tabel 17. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Tani Apel Selama 25 Tahun Kriteria Kelayakan
Usaha
Kusuma
Agrowisata
Petani
Net benefit > 0 16 300 976 000 24 007 705 901
B/C > 1 4,03 2,02
R/C > 1 5,27 2,50
PP 7.1 tahun 9.2 tahun
IRR >i 42% 28%
NPV >0 1 165 414 919 1 713 924 415
Berdasarkan Tabel 17 terlihat bahwa semua kriteria kelayakan usaha telah
terpenuhi untuk usaha tani apel, baik sebagai kebun agrowisata maupun kebun
produksi. Nilai NPV yang positif menandakan usaha tersebut layak untuk
dijalankan. Nilai B/C dan R/C ratio Kusuma Agrowisata lebih tinggi daripada
petani. Nilai B/C menunjukkan perbandingan antara Benefit atau keuntungan yang
diterima terhadap Cost atau biaya yang telah dikeluarkan. Nilai B/C Kusuma
Agrowisata yang tinggi disebabkan oleh tingginya benefit yang diterima
perusahaan. Hal tersebut ditunjang dari adanya pemasukan dari tiket masuk kebun
68
wisata petik apel yang sangat tinggi dan penjualan apel segar, sedangkan petani
hanya mendapatkan penerimaan dari hasil penjualan apel segar.
Nilai B/C ratio menunjukkan besarnya keuntungan yang diperoleh
perusahaan tiap satuan biaya yang dikeluarkan, artinya apabila nilai B/C ratio 2
maka keuntungan dari setiap Rp 1.00 yang ditanamkan adalah 2 x Rp 1.00 yaitu
Rp 2.00. Nilai B/C ratio Kusuma Agrowisata sebesar 3.18, artinya keuntungan
dari setiap Rp 1.00 yang ditanamkan adalah 3.18 x Rp 1.00 yaitu Rp 3.18.
Perbedaan lainnya terlihat pada waktu pengembalian modal usaha
(Payback Periode/PP). Kusuma Agrowisata memiliki nilai PP yang lebih rendah
yaitu 7,1 daripada petani yang memiliki nilai PP 9,2. Artinya waktu pengembalian
modal Kusuma Agrowisata lebih cepat, yaitu 7.1 tahun dari pada petani 9.1 tahun.
Nilai IRR digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian proyek yang
menghasilkan NPV=0. Suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan apabila nilai
IRR lebih dari suku bunga. Suku bunga yang diperhitungkan dalam analisis usaha
tani apel ini adalah sebesar 17%. Nilai IRR yang dihasilkan untuk kedua analisis
usaha tani apel di atas lebih dari 17%, yaitu 42% dan 28% sehingga usaha tersebut
layak untuk dijalankan.
69
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kegiatan magang yang dilaksanakan di Kusuma Agrowisata telah
memberikan pengetahuan, pengalaman serta wawasan terutama dalam budidaya
tanaman apel. Terdapat spesifikasi dalam kegiatan budidaya apel seperti adanya
kegiatan perompesan atau penguguran daun, pemangkasan dan pelengkungan
cabang. Produktivitas tenaga kerja KHL di departemen BTT rata-rata berada di
atas standar kerja yang ditetapkan oleh perusahaan.
Kegiatan pascapanen apel Kusuma Agrowisata berada dibawah tanggung
jawab departemen trading serta divisi industri. Penanganannya dilakukan secara
manual, kecuali untuk proses pengolahan apel. Kegiatan pengolahan apel
dilakukan untuk menunjang kegiatan wisata kebun yang ada, selain itu juga untuk
meningkatkan nilai jual produk buah apel yang kurang layak untuk dijual segar.
Produk olahan apel Kusuma Agrowisata meliputi sari buah, jenang, cuka dan
cider.
Pemasaran apel Kusuma Agrowisata dilakukan di dalam lokasi wisata
Kusuma Agrowisata serta pemasaran ke supermarket. Penjualan apel pada Mei
2009 dengan jenis apel yang banyak terjual adalah apel „Ana‟ yaitu sebesar
4 383 kg „Ana‟ segar. Pengiriman apel Kusuma Agrowisata ke supermarket
dipengaruhi oleh ketersediaan produk di perusahaan serta tingginya seleksi
terhadap buah yang masuk ke supermarket. Persentase pengiriman apel pada
Maret 2009 untuk daerah Solo adalah 0%, sedangkan pada April 2009 untuk
daerah Bali sebesar 0.43%, 0.6% untuk daerah Kediri dan Malang, dan 0.15%
untuk daerah Surabaya. Permintaan apel yang tidak terpenuhi pada Maret dan
April 2009 disebabkan oleh kurangnya produksi apel dari petani maupun supplier
apel lainnya dan meningkatnya harga buah apel di tingkat kulak.
Analisis usaha tani apel seluas 1 ha selama 25 tahun menunjukkan nilai
NPV yang positif, baik sebagai usaha agrowisata apel maupun sebagai kebun
produksi, yaitu sebesar Rp 1 165 414 919 dan Rp 1 713 924 415, sedangkan nilai
B/C dan R/C masing-masing adalah 4.03 dan 5.27 serta 2.02 dan 2.50. Asumsi
yang digunakan adalah sewa lahan hanya diperhitungkan untuk analisis usaha apel
70
sebagai kebun produksi, modal meminjam dari bank dengan besar bunga 17% dan
diangsur selama 5 tahun.
Saran
Diperlukan perluasan jaringan petani mitra sehingga pihak trading
Kusuma Agrowisata tidak bergantung pada satu supplier. Selain itu jaringan
petani mitra yang luas dapat digunakan sebagai pembanding harga kulak.
71
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, R.R.R. 2007. Analisis Daya Saing Apel (Malus sylvestris Mill.) di Sentra
Produksi Kota batu, Propinsi Jawa Timur. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Bogor. 120 hal.
Burdon, J.N. 1991. Postharvest handling of tropical and subtropical fruit for
export, p. 1-20. In S.K.Mitra [Ed.] Physiology and Storage of Tropical and
Subtropical Fruits. CABI Publishing. New York.
Broto, W. 1993. Metode penanganan segar buah-buahan dan sayuran dalam skala
industri. Info Hortikultura Vol.1 (1):26-37
Badan Pusat Statistik. 2007. Produksi dan produktivitas apel.
http://www.bps.co.id [14 Mei 2008].
Crockett, J.U. 1972. An encyclopedia of vegetables, fruits, nuts, and herbs, p. 79-
147. In Ogden Tanner (Ed.). Vegetables and Fruits. CABI Publishing. New
York.
Chace dan Pantastico Er.B, 1973. Asas-asas pengangkutan dan operasi
pengangkutan komersial, p. 713-749. In ER. B. Pantastico (Ed.). Fisiologi
Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Syur-sayuran
Tropika dan Subtropika. Gajah Mada Univesity Press. Yogyakarta.
Childers, N.F. 1973. Modern Fruit Science. Fifth Edition. New Jersey. Somerset
Press, Inc. 953 p.
Hardenberg, R.E. 1986. Dasar-dasar pengemasan, p. 446-478. In ER. B.
Pantastico (Ed.). Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-
buahan dan Syur-sayuran Tropika dan Subtropika. Gajah Mada Univesity
Press. Yogyakarta.
Hardianto. 1991. Evaluasi Beberapa Varietas Apel di Kebun Koleksi Punten.
Jurnal Hortikultura (1):37-41.
Heru, A.W. 1993. Pedoman Praktis Budidaya Apel dan Sirsak. Cetakan II. PD
Mahkota. Yakarta. 45 hal.
Husodo, S.Y. 2003. Membangun Kemandirian di Bidang Pangan: Suatu
Kebutuhan Bagi Indonesia. Jurnal Ekonomi Rakyat (6): 2003
Harningsih, D., Bambang W. dan Septi L. 2008. Teknologi Hasil Pangan. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 136 hal.
72
Irawan, B. 2007. Agribisnis Hortikultura:Peluang dan Tantangan dalam era
Perdagangan Bebas. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi
Pertaanian. Bogor. 22 hal.
Kusumo, S. 1986. Apel. Cetakan II. CV Yasaguna. Yakarta. 131 hal.
Kusumo, S. dan E.W.M. Verheij. 1997. Malus domestica Borkh, p. 250-255. In
E.W.M. Verheij and R.E Coronel (Eds.). Prosea Sumber Daya Nabati Asia
Tenggara 2: Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Made, S.U. 2001. Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar.
http://www.unfao.org/inpho [31 Desember 2009].
Pantastico, Er. B, Chattopadhya T.K., dan Subramanyam H. 1986. Penyimpanan
dan operasi penyimpanan secara komersial, p. 495-536. In ER. B. Pantastico
(Ed.). Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan
Syur-sayuran Tropika san Subtropika. Gajah Mada Univesity Press.
Yogyakarta.
Pusat Data dan Informasi Pertanian. 2008. Impor apel Indonesia periode tahun
2005-2006. http://www.deptan.go.id [14 Mei 2008].
Pujimulyani, D. 2009. Teknologi Pengolahan Sayur-sayuran dan Buah-buahan.
Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta. 288 hal.
Sabari, S.D., Sulusi, P., Yulianingsih dan Sjarifullah. 1991. Pengaruh pengemasan
modified atmosfer dan lama penyimpanan terhadap pematangan dan mutu
mangga arumanis. Jurnal Hortikultura 1 (1) : 19-24.
Soesarsono. 1992. Postharvest handling of horticultural produce a challenge to
developing countries, p:41-48. Haryadi, S.S, Sutarmi T., W.Harjadi, Winarso
D.W., and Sudarsono [Eds.]. Proceeding: Joint Symposium on Small Scale
Vegetable Production and Horticultural Economics in Developing Countries.
Bogor, Indonesia 23-26 June 1992. Commision for Tropical and Subtropical
Crops and Commisions for Horticultural Economics.
Soelarso, R. B. 1996. Budidaya Apel. Kanisius. Yogyakarta. 69 hal.
Sunarjono, H. 2006. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Cetakan III. Penebar
Swadaya. Jakarta. 173 hal.
Sari, O.K. 2008. Studi Budidaya dan Penanganan Pascapanen Salak Pondoh
(Salacca zallaca Gaertner Voss.) di Wilayah kabupaten Sleman. Skripsi
Fakultas Pertanian IPB. 71 hal.
Untung, O. 1994. Jenis dan Budidaya Apel. Penebar Swadaya. Jakarta. 117 hal.
73
Winata, S. 2006. Penanganan Pasca Panen Komoditi Brokoli (Brassica oleracea
var. Botrytis L. Subvar. Cymosa Lamm) dan Selada Daun (Lactuca sativa L.)
untuk Tujuan Pasar Swalayan. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. 74 hal.
74
LAMPIRAN
75
Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tingkat Karyawan Harian lepas di Kusuma Agrowisata, Kota batu-Malang, Jawa Timur
Tanggal Kegiatan
Prestasi Kerja
Lokasi Keterangan Penulis Karyawan Standar
….Satuan/HK….
14 Februari 2009 Pemangkasan 0 12 pohon F5
Pemupukan 0 368 pohon 300 kg F5
16 Februari 2009 Taksasi tanaman G3
Pemanenan 103 kg 363 kg 300 kg B1
17 Februari 2009 Pemanenan 114 kg 125 kg 300 kg B1
Taksasi tanaman D1-3
18 Februari 2009 Pemangkasan 2 pohon 10 pohon 12 pohon F5
Taksasi tanaman G2
Pewiwilan 9 pohon 22 pohon 35-40 pohon D1
19 Februari 2009 Pewiwilan 13 pohon 16 pohon 35-40 pohon D1
20Februari 2009 Pewiwilan 12 pohon 63 pohon 35-40 pohon D1
21 Februari 2009 Perompesan 7 pohon 10 pohon 8-10 pohon F6
23 Februari 2009 Perompesan 4 pohon 11 pohon 8-10 pohon F6
24 Februari 2009 Perompesan 13 pohon 13 pohon 8-10 pohon F6
Pemangkasan 4 pohon 11 pohon 12 pohon F6
25 Februari 2009 Pemangkasan 4 pohon 13 pohon 12 pohon F6
26 Februari 2009 Pemangkasan 4 pohon 10 pohon 12 pohon F6
Taksasi Buah G2
27 Februari 2009 Pemangkasan 4 pohon 9 pohon 12 pohon F6
Pewiwilan 13 pohon 22 pohon 35-40 pohon A2
28 Februari 2009 Pewiwilan 12 pohon 33 pohon 35-40 pohon A2
02 Maret 2009 Pewiwilan 13 pohon 25 pohon 35-40 pohon A2
03 Maret 2009 Pewiwilan 31 pohon 45 pohon 35-40 pohon B3,C6 TBM „Ana‟
76
Lampiran 1. Lanjutan
Tanggal Kegiatan
Prestasi Kerja
Lokasi Keterangan Penulis Karyawan Standar
….Satuan/HK….
04 Maret 2009 Panen jambu A5
Bungkus jambu Trading
05 Maret 2009 Bubut rumput Buah naga
06 Maret 2009 Panen jambu 168 kg A5
07 Maret 2009 Panen jambu 63 kg Blok 4
10 Maret 2009 Pemupukan 137 pohon 368 pohon 300 pohon C6 TBM „Ana‟
Pemanenan 4 kg 43 kg 300 pohon G2 Apel grade C
11 Maret 2009 Panen jambu 504 kg A5
Bungkus jambu Kantor BTT
12 Maret 2009 Pemupukan 115 pohon 368 pohon 300 pohon C5 TBM „Mnalagi‟
128 pohon B3 TBM „Ana‟
13 Maret 2009 Pemanenan 93 kg 95 kg 300 kg G1,E6
14 Maret 2009 Perompesan 7 pohon 17 pohon 8-10 pohon C5
16 Maret 2009 Perompesan 13 pohon 20 pohon 8-10 pohon C5
17 Maret 2009 Perompesan 12 pohon 19 pohon 8-10 pohon C5
Pemangkasan 12 pohon 14 pohon 12 pohon C5
18 Maret 2009 Pemangkasan 10 pohon 18 pohon 12 pohon C5
Panen jambu 37 kg 45 kg Jambu atas
19 Maret 2009 Bungkus jambu 10 pohon 80 pohon Jambu atas
Panen jambu 84 kg 105 kg A5
378 kg 423 kg Jambu atas
20 Maret 2009 Panen jeruk 378 kg 420 kg A1-3
Taksasi tanaman C2,C5,B4
77
Lampiran 1. Lanjutan
Tanggal Kegiatan
Prestasi Kerja
Lokasi Keterangan Penulis Karyawan Standar
….Satuan/HK….
21 Maret 2009 Perompesan 13 pohon 15 pohon 8-10 pohon B1
23 Maret 2009 Pemangkasan 11 pohon 12 pohon 12 pohon B1
24 Maret 2009 Pemangkasan 10 pohon 14 pohon 12 pohon B1
Pemanenan 63 kg 70 kg 300 kg E4-5,G2 Racutan
25 Maret 2009 Pemupukan 175 pohon 175 pohon 300 pohon E4-5
Taksasi tanaman E4-5
Pemanenan 82 kg 80 kg 300 kg G1-2
27 Maret 2009 Panen jambu 378 kg 400 kg Blok 7
28 Maret 2009 Pewiwilan 24 pohon 36 pohon 35-40 pohon A3
30 Maret 2009 Pewiwilan 27 pohon 30 pohon 35-40 pohon A3
31 Maret 2009 Pemupukan 200 pohon 429 pohon 300 pohon G3
01 April 2009 Panen jambu 294 kg 423 kg A5
02 April 2009 Perompesan 5 pohon 11 pohon 8-10 pohon E4
03 April 2009 Perompesan 4 pohon 12 pohon 8-10 pohon E4
Pemangkasan 12 pohon 12 pohon 12 pohon E4
04 April 2009 Pemangkasan 5 pohon 17 pohon 12 pohon E4
06 April 2009 Pemangkasan 10 pohon 12 pohon 12 pohon E4
07 April 2009 Pemangkasan 6 pohon 17 pohon 12 pohon E4
08 April 2009 Supervisi Kebun KA
13 April 2009 Penelungan 27 pohon 56 pohon 50 pohon E3
14 April 2009 Pemupukan 63 pohon 252 pohon 300 pohon G1
Pemangkasan 15 pohon 20 pohon 12 pohon G1
78
Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Pengawas (Mandor) di Kusuma Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa
Timur.
Tanggal Kegiatan
Prestasi Kerja Penulis
Lokasi Jumlah KH yang Luas Areal yang Lama Kegiatan
Diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam)
16 April 2009 Pemangkasan 5 0.3 6 G1
Pengendalian gulma 1 0.2 6 A4
17 April 2009 Pemangkasan 4 0.3 6 G1
Pemanenan 2 0.3 1.5 A1
18 April 2009 Pemangkasan 3 0.3 6 G1
20 April 2009 Pemangkasan 4 0.3 6 G1
PHPT 4 5.3 6 A,B,C
21 April 2009 PHPT 4 2.3 6 C,D
Pemangkasan 4 0.3 6 G1
Persipuk 4 1.1 6 B
23 April 2009 Persipuk dan pemupukan 4 1.6 6 D1-2,B
Pengendalian gulma 4 0.6 6 B4,C2
Pemangkasan 3 0.3 3 G1
24 April 2009 Pemanenan 2 0.3 1.6 D1
Pengendalian gulma 2 0.1 6 F2
PHPT 2 0.1 6 F4
Persipuk dan pemupukan 4 0.2 6 A1
25 April 2009 Pemanenan 2 0.2 2.5 B2
PHPT 3 0.3 5.5 C5,A1
Perompesan 3 0.2 6 A1
27 April 2009 Perompesan 7 0.2 6 A1
PHPT 4 1.2 6 C
79
Lampiran 2. Lanjutan.
Tanggal Kegiatan
Prestasi Kerja Penulis
Lokasi Jumlah KH yang Luas Areal yang Lama Kegiatan
Diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam)
Pengendalian gulma 2 0.5 6 C1-2
29 April 2009 Pemangkasan 4 0.2 6 A1
PHPT 4 0.3 6 D1
Pengendalian gulma 2 0.8 6 E1-3
Perompesan 2 0.3 1.5 C3
30 April 2009 Pemangkasan 4 0.2 6 A1
Pengendalian gulma 4 0.5 6 E3-4
11 Mei 2009 Pemangkasan 2 0.3 6 D1
Perompesan 2 0.3 6 D2
Persipuk 3 0.5 6 A2,A5
Pengendalian gulma 1 0.2 6 E4-5
PHPT 4 2.2 6 A,B
12 Mei 2009 Pemangkasan 4 0.6 6 D1-2
Persipuk 3 0.5 6 A2,A5
Pengendalian gulma 1 0.1 6 E5
PHPT 4 1.3 6 F5-6,G1-3
13 Mei 2009 Pemangkasan 4 0.3 6 D2
PHPT 4 1.6 6 C4-5,E2-5,D1-2,F2,F4
Persipuk 3 0.3 6 A2
14 Mei 2009 Pemangkasan 3 0.3 6 D2
Penelungan 1 0.3 6 D1
Pengendalian gulma 1 0.2 6 D3
Persipuk 3 0.1 6 A3
80
Lampiran 2. Lanjutan.
Tanggal Kegiatan
Prestasi Kerja Penulis
Lokasi Jumlah KH yang Luas Areal yang Lama Kegiatan
Diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam)
15 Mei 2009 Pemangkasan 4 0.3 6 D2
Penjarangan buah 2 0.2 6 F6
Pemupukan 2 0.3 6 A2
Pengendalian gulma 1 0.2 6 B1
Persipuk 3 0.3 6 C2
16 Mei 2009 Pemangkasan 2 0.3 6 D2
Perompesan 11 0.2 6 B2
PHPT 4 0.9 6 A1,E4-5,G1-2
18 Mei 2009 Penelungan 4 0.3 6 D2
Pemangkasan 4 0.3 6 D2
PHPT 4 2.2 6 A,B
Persipuk 3 0.4 6 E3
19 Mei 2009 Penelungan 1 0.2 6 D3
PHPT 4 4.2 6 C,E,F
Persipuk 3 0.5 6 D2-3
01 Juni 2009 Pemangkasan 3 0.3 6 A2
03 Juni 2009 Pemangkasan 4 6 A2
Pengendalian gulma 2 0.5 6 C2,A1
05 Juni 2009 Pewiwilan 3 0.3 6 C2
PHPT 4 3.9 6 A,B,C
Pengendalian gulma 2 1.5 6 D1A,E4,B4
Pengapuran 3 0.8 6 E3,G3
81
Lampiran 2. Lanjutan.
Tanggal Kegiatan
Prestasi Kerja Penulis
Lokasi Jumlah KH yang Luas Areal yang Lama Kegiatan
Diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam)
6 Juni 2009 Pewiwilan 3 0.2 6 C2
PHPT 4 1.8 6 D,E
Pengendalian gulma 2 0.5 6 E1,B1
6 Juni 2009 Pemangkasan 4 0.1 6 F1
Perompesan 5 0.2 6 E1
Persipuk 3 0.2 6 E1
Pengendalian gulma 1 0.3 6 D1
82
Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staf Departemen Trading, Kusuma Agrowisata.
Tanggal Kegiatan Lama Kegiatan
(jam) Lokasi Keterangan
01 Mei 2009 1.Pengenalan manager dan staf-staf 8 Departemen Trading Penjelasan dilakukan oleh
Trading supervisor
2.Penjelasan mengenai departemen trading mengenai system pemasaran
3.Penjualan
02 mei 2009 1.Persiapan penjualan 8 Departemen Trading Mempersiapkan produk-produk
2.Penjualan penjualan
3.Sortasi jeruk
4.Diskusi Diskusi dengan sales trading
03 Mei 2009 1.Persiapan penjualan 8 Departemen Trading
2.Penjualan
3.Cuci kentang
04 mei 2009 1.Persiapan penjualan 8 Departemen Trading
2.Penjualan
3.Sortasi jambu Untuk pengiriman ke Malang
05 mei 2009 1.Persiapan penjualan 8 Departemen Trading
2.Penjualan
3.Mengambil apel „Ana‟ hasil panenan Hasil panen Kebun Junggo
4.Packaging strawberry
5.Wrapping apel „Ana‟
6.Sortasi jeruk Untuk pengiriman ke Surabaya
83
Lampiran 3. Lanjutan..
Tanggal Kegiatan Lama Kegiatan
(jam) Lokasi Keterangan
06 Mei 2009 1.Penjualan 8 Departemen Trading
2.Persiapan pengiriman ke Bali
08 Mei 2009 1.Penjualan
2.Sortasi jeruk 8 Departemen Trading Penghapusan barang terhadap buah dan
3.Cuci kentang sayur yang busuk dan layu
4.Penghapusan barang
09 Mei 2009 1.Penjualan
2.Sortasi jambu 8 Departemen Trading
3.Sortasi paprika
10 Mei 2009 1.Penjualan 8 Departemen Trading
2.Sortasi paprika
84
Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staf Departemen Marketing, Kusuma Agrowisata
Tanggal Kegiatan Lama Kegiatan
(jam) Lokasi Keterangan
22 Mei 2009 1.Pengenalan departemen
marketing
8 Kantor Departemen Marketing Sales call merupakan kegiatan
penawaran ke luar, seperti
sekolah, perusahaan lain,
instansi, dan lain-lain
2.Menyiapkan brosur dan
formulir untuk keperluan sales
call
3.Membuat reservasi
23 Mei 2009 1.Membuat reservasi 8 Kantor Departemen Marketing
2. Menyiapkan brosur dan
formulir untuk keperluan sales
call
3.Telemarketing
24 Mei 2009 1.Telemarketing 8 Kantor Departemen Marketing
2.Membuat reservasi
3. Menyiapkan brosur dan
formulir untuk keperluan sales
call
25 Mei 2009 1.Resepsionis 8 Lobby Kusuma Agrowisata
2.Mencari referensi Perpus Kusuma Agrowisata
26 Mei 2009 1.Membuat reservasi 8 Kantor Departemen Marketing
2. Membuat Even Organizer(EO)
dan mengedarkannya
27 Mei 2009 1.Mencari referensi 3 Perpus Umum Malang
85
Lampiran 4. Lanjutan..
Tanggal Kegiatan Lama Kegiatan
(jam) Lokasi Keterangan
28 Mei 2009 1.Membuat reservasi 8 Kantor Departemen
Marketing
Sales call merupakan kegiatan penawaran
ke luar, seperti sekolah, perusahaan lain,
instansi, dan lain-lain
2.Telemarketing
3.Membuat EO
4.Pemberian materi oleh manager Mengenai knowledge product
departemen marketing agrowisata, pola sasaran,
Bentuk promosi, dan sasaran
29 Mei 2009 1.Mengedarkan EO 8
2.Resepsionis Lobby Kusuma
Agrowisata
30 Mei 2009 Pemandu Agrowisata Kebun wisata Kusuma
Agrowisata
31 Mei 2009 Pemandu Agrowisata 8 Kebun wisata Kusuma
Agrowisata
86
Lampiran 5. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staf Divisi Industri, Kusuma Agrowisata
Tanggal Kegiatan Lama Kegiatan
(jam) Lokasi Keterangan
08 Juni 2009 1.Pengenalan dan penjelasan 8 Pabrik agroindustri Quality control meliputi uji mikro,
Produksi sari buah, jenag, cuka, KA organoleptik, dan retain.
selai dan cider, serta pengenalan
mesin-mesin produksi dan quality
Control
2.Pengambilan biji apel
3.Packaging sari buah Packaging sari buah 24 gelas per karton
4.Melihat proses pembuatan selai
09 Juni 2009 1.Packaging selai nanas dan 8 Pabrik agroindustri Packaging jenang 12 buah per pax
jenang apel KA
2.Packing jenang
3.Diskusi dengan sub departemen
Warehouse (gudang) Kantor marketing
4.Diskusi dengan marketing industry Kusuma
industry Agrowisata
87
Lampiran 6. Data Hujan Desa Ngaglik, Malang, Jawa Timur Periode Tahun 1999-2008
Nama Pos : Ngaglik (Batu), 7o87'78'' LS dan 112
o52'59''BT
Nomor Pos : 8
Elevasi : 887 m
Bulan
Tahun
1999 2000 2001 2002 2003
CH HH HM CH HH HM CH HH HM CH HH HM CH HH HM
Januari 306 21 40 428 17 68 256 20 88 332 18 54 334 20 49
Februari 223 14 45 117 15 22 336 21 57 307 18 65 460 22 110
Maret 274 16 64 158 11 44 372 23 60 146 11 34 197 10 43
April 166 1 27 229 16 77 63 8 16 0 0 0 31 6 13
Mei 10 3 10 85 8 47 46 4 22 47 2 41 78 6 21
Juni 67 2 33 46 5 31 104 8 35 0 0 0 25 2 17
Juli 45 1 42 9 1 9 11 3 8 0 0 0 0 0 0
Agustus 12 0 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
September 0 8 0 31 2 22 14 2 13 0 0 0 0 0 0
Oktober 119 15 33 240 14 58 115 12 30 0 0 0 0 0 0
November 253 17 46 300 21 33 143 12 49 0 0 0 278 14 85
Desember 311 112 50 90 7 33 136 12 50 381 15 75 157 16 36
88
Lampiran 6. Lanjutan.
Bulan
Tahun
2004 2005 2006 2007 2008
CH HH HM CH HH HM CH HH HM CH HH HM CH HH HM
Januari 158 16 46 229 15 56 198 28 33 141 12 48 245 22 46
Februari 356 23 50 94 10 26 196 23 20 271 19 53 339 28 46
Maret 312 28 53 126 16 33 236 21 56 225 26 40 479 26 63
April 71 4 63 55 14 18 122 14 35 215 23 32 97 10 27
Mei 73 13 17 0 0 0 141 16 33 8 3 5 32 5 13
Juni 2 2 1 0 0 0 18 1 18 6 5 3 33 2 33
Juli 13 4 6 29 3 11 0 0 0 7 2 6 0 0 0
Agustus 0 0 0 8 1 8 0 0 0 2 2 2 17 3 10
September 32 1 32 27 4 11 3 1 3 11 2 11 0 0 0
Oktober 35 3 18 120 12 47 9 2 9 39 6 25 0 0 0
November 350 15 70 147 10 95 6 4 3 202 14 85 219 16 66
Desember 303 17 70 352 26 34 319 21 90 468 25 145 314 21 74
Sumber : BMG Stasiun Klimatologi Karangploso, Malang, Jawa Timur
Keterangan : CH : jumlah curah hujan dalam 1 bulan (mm) * : Alat rusak
HH : jumlah hari hujan dalam 1 bulan (hari) 0 : tidak ada hujan
HM : curah hujan tertinggi dalam 1 bulan
Perhitungan Tipe Iklim (Q) Menurut Schmidth-Ferguson
Q = (Rata-rata BK/rata-rata BB) x 100%
Q = 114.286
89
Lampiran 7. Peta Areal Kusuma Agrowisata
JEMBATAN
JEM
BA
TAN
KU
SU
MA
ES
TATE
TAH
AP
V
B6
JER
UK
B7
JER
UK
B6 JE
RU
K
B7 JE
RU
K
RB
4
B5 JE
RU
K
B3
STR
AW
BE
RR
Y
GH
GH
PA
RK
IR
HO
TEL
HO
TEL
LAP
AN
GA
N
BO
LA
LAP
AN
GA
N
KA
NTO
R
A4 JE
RU
K JO
VA
A3 JE
RU
K
JOV
A
A2 JE
RU
K
JOV
A
A1 JE
RU
K
JOV
A
C1 A
PE
L
C2 A
PE
L
C4 A
PE
L
C5 A
PE
L
STA
ND
BU
NG
A
AP
EL
HO
US
E
PLA
Y
GR
OU
ND
LOB
BY
ALA
MA
ND
A
B5 A
PE
L
B4 A
PE
LB
3 AP
EL
B2 A
PE
L
B1 A
PE
L
A3 A
PE
L
A2 A
PE
L
A6 JE
RU
K JO
VA
A1 A
PE
L
PO
S
SE
CU
RITY
HO
TEL
ED
R
A JA
MB
U3/2005
KO
PI
EC
1
B1 JA
MB
U15/3/2006 D
JAM
BU
11/2006
B JA
MB
U3/2005
EC
3
A7 JE
RU
K
B3 K
OP
I
C4
B3 K
OP
I
B3 K
OP
I
C3 K
OP
I
B2 K
OP
I
C2 K
OP
IIN
DU
STR
I
D JA
MB
U12/2006
GR
EE
N H
OU
SE
A7 JE
RU
K
12/2006
R
C 8
Q 2
C1 K
OP
IB
ED
B1 K
OP
IB
1 KO
PI
A2 K
OP
I
A2 K
OP
I
KO
PI
B2 K
OP
I
B2 K
OP
I
A1 K
OP
I
C7
Q1 K
OP
I
K U
S U
M A
A G
R O
W I
S A
T A
HU
TA
N P
IN
US
PE
RH
UT
AN
I
JEM
BA
TAN
R
TAN
AH
TEG
ALA
N
BA
NG
UN
AN
CU
RA
H
JALA
N
BA
TAS
BLO
K
BA
TAS
TAN
AH
TAN
DO
N
PA
GA
R P
ON
DA
SI
SA
LUR
AN
AIR
JEM
BA
TAN
RU
MA
H
LEG
EN
DA
BU
AH
NA
GA
F 4
A8 JE
RU
K
2/2007G
2 AP
EL
G3 A
PE
L
F 1
F 2
F 3
E4 A
PE
L
E3 A
PE
L
E2 A
PE
L
E1 A
PE
L
D2 A
PE
L
D1 A
PE
L
BU
AH
NA
GA
KA
RTIK
A
2/2007/041
C10
C9 K
OP
I
B2 K
OP
I
B1
JER
UK
B2
JER
UK
STR
AW
BE
RR
Y
STR
AW
BE
RR
Y
BU
AH
NA
GA
SE
CU
RITY
SA
YU
R
OR
GA
NIK
JL AB
DU
L GA
NI A
TAS
C3 A
PE
L
PA
YU
NG
A R
E A
L
C1 JE
RU
K
C2 JE
RU
K
C9 JE
RU
K
C3 JE
RU
K
C7 JE
RU
K
C6 JE
RU
K
C5 JE
RU
K
C4 JE
RU
K
TW
PLN
TW
A5 JE
RU
K JO
VA
TOW
ER
TW
TW
TW
TW
U
90
PINTU MASUK
POS SECUERITI
INDUSTRI
GUDANG
RESTAURANT APPLE
HOUSE
STAND BUNGA
PLAY GROUN
D
KANTOR BTT
RUMAG GANDA
APEL
A3
APEL D3
APEL E3
APEL F2
Lampiran 8. Peta Kebun Kusuma Agrowisata
TOWER
91
Lampiran 9. Perbedaan fenotip Beberapa Varietas Apel di Kusuma Agrowisata
Fenotip
Varietas Apel
„Manalagi‟ „Rome
Beauty‟
„Ana‟ „Australia‟ „Wanglin‟
Warna
Batang
Hijau
kekuningan
Cokelat
keemasan
Cokelat
bintik-
bintik
Cokelat Cokelat
bintik putih
Warna
Daun
Hijau tua Hijau tua Hijau
kelabu
Hijau
kelabu
Hijau
kelabu
Bentuk
Daun
Oval Narrow
oval
Acute Ovale Acute
Permukaan
daun
Berkerut,
berbulu
halus
Berkerut,
berbulu
kasar
Berkerut,
berbulu
halus
Berkerut,
berbulu
halus
Berkerut,
berbulu
halus
Panjang
daun
11.3 cm 11.3 cm 11.6 cm 7.5 cm 12.3 cm
Lebar daun 5.4 cm 5.4 cm 6.4 cm 4.2 cm 6.7 cm
Warna
bunga
Putih Putih Putih, tepi
merah
muda
Putih Putih
Warna kulit
buah
Hijau
kekuningan
Hijau
kemerahan
Merah tua Hijau
berbintik
Hijau
berbintik
Bentuk
buah
Flat Globose Long
conical
globose Globose
Cita rasa manis Manis agak
asam
Asam Asam Manis
92
Lampiran 10. Jenis-jenis Apel di Kusuma Agrowisata
„Manalagi‟ „Ana‟
„Rome Beauty‟ „Wanglin‟
„ Australia‟
93
KOMISARIS UTAMA
ANGGOTA
KOMISARIS
KEPALA
BIRO
PENGAWASA
N INTERN
PENASEHAT
DIREKSI
KEPALA
BAGIAN
SUMBER
DAYA
MANUSIA
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR
OPERASIONAL
KEPALA
BAGIAN
HUMAS
KEPALA
BAGIAN
AKUNTANSI
KEUANGAN
KEPALA
BAGIAN
PENGADAAN
GENERA
L
MANAGE
R DIVISI
HOTEL
KEPALA
BAGIAN
PENGKAJIAN &
PENGEMBANG
AN
KEPALA
BIRO
DIREKSI
GENERAL
MANAGER
DIVISI
AGROINDUSTRI
GENERAL
MANAGER
DIVISI
ESTAT
GENERAL
MANAGER
DIVISI
AGROWISATA
MANAGER
DEPARTEM
EN
MANAGER
DEPARTEM
EN
MANAGER
DEPARTEM
EN
MANAGER
DEPARTEM
EN
Lampiran 11. Struktur Organisasi Kusuma Agrowisata
94
Lampiran 12. Data Taksasi Buah di Kusuma Agrowisata
BLOK E5
Pohon sampel ke- Jumlah buah Pohon sampel ke- Jumlah buah
1 50 12 20
2 48 13 9
3 16 14 42
4 16 15 4
5 22 16 80
6 10 17 7
7 7 18 6
8 2 19 92
9 68 20 97
10 20 21 46
11 22 22 7
Total buah pohon sampel E5 691 buah
Rata-rata buah/pohon sampel E5 31.41 buah/pohon sampel
BLOK C1
Pohon sampel ke- Jumlah buah Pohon sampel ke- Jumlah buah
1 1 19 4
2 167 20 7
3 7 21 1
4 23 22 41
5 6 23 5
6 58 24 19
7 47 25 31
8 1 26 4
9 12 27 67
10 83 38 7
11 38 29 41
12 7 30 121
13 3 31 29
14 5 32 12
15 112 33 117
16 61 34 79
17 26 35 39
18 76
Total buah pohon sampel C1 1280 buah
Rata-rata buah/pohon sampel C1 36.57 buah/pohon sampel
95
Lampiran 12. Lanjutan..
BLOK G2
Pohon sampel ke- Jumlah buah Pohon sampel ke- Jumlah buah
1 6 14 5
2 12 15 11
3 26 16 115
4 58 17 9
5 10 18 5
6 8 19 0
7 23 20 2
8 11 21 9
9 5 22 3
10 25 23 7
11 5 24 5
12 2 25 1
13 6
Total buah pohon sampel G2 396 buah
Rata-rata buah/pohon sampel G2 15.84 buah/pohon sampel
96
Lampiran13. Pengambilan Contoh Tanaman untuk Taksasi Buah
Keterangan :\
*: Pohon Apel *: Pohon Sampel
* * * * * * * * * * *
* * * * * * * * * * *
* * * * * * * * * * *
* * * * * * * * * * *
* * * * * * * * * * *
* * * * * * * * * * *
97
Lampiran 14. Inventarisasi Tanaman Apel kebun Kusuma Agrowisata, 2009
No Blok ∑ Pohon No Blok ∑ Pohon No Blok ∑ Pohon
1 A1 TM 135 12 C3 TBM 294 24 F1 TM 110
TBM 141 13 C4 TBM 408 TBM 28
2 A2 TM 231 14 C5 TM 208 25 F2 TM 95
TBM 152 TBM 120 TBM 11
3 A3 TBM 157 15 C6 TBM 365 26 F3 TM 62
4 A4 TM 177 16 D1 TM 93 TBM 27
TBM 54 TBM 235 27 F4 TM 76
5 A5 TBM 183 17 D2 TM 82 TBM 34
6 B1 TM 113 TBM 217 28 F5 TM 136
TBM 57 18 D3 TBM 199 TBM 34
7 B2 TM 126 19 E1 TM 112 29 F6 TM 136
TBM 98 TBM 144 TBM 56
8 B3 TBM 332 20 E2 TM 102 30 G1 TM 252
9 B4 TM 273 TBM 110 TBM 68
TBM 190 21 E3 TBM 397 31 G2 TM 174
10 C1 TM 186 22 E4 TM 78 TBM 32
TBM 55 TBM 8 32 G3 TTI 429
11 C2 TM 163 23 E5 TM 97
TBM 146 TBM 10
TOTAL TM 3217
TOTAL TBM 4791
TOTAL POHON 8008
98
Gambar Lampiran 15. Buku Laporan Harian Pengawas
Bulan :
LAPORAN HARIAN PENGAWAS Tanggal :
Hari :
NAMA KARYAWAN (Beri Tanda X Karyawan yang Tidak Masuk dan Jam
lembur pada Kolom)
No Nama
1
2
3
4
5
6
7
HASIL KERJA
Kode
Rek
Jenis Pekerjaan Blok
Tempat
Jumlah
HKO
Hasil Kerja Keterangan
Kerja
Lembur Jumlah Satuan
Kode
Rek
Nama Barang/Bahan Jumlah Satuan Keterangan
LAIN-LAIN/BORONGAN
Mengetahui Petugas Kontrol Pengawas
Kabag Dept
No Nama
1
2
3
4
5
6
7
15
Lampiran 16. Standar Operasional Pengawas kebun Departemen Budidaya Tanaman Tahunan, Kusuma Agrowisata
TUGAS HARIAN SASARAN PELAKSANAAN KETERANGAN
Menyiapkan Semua alat dan bahan Perhatikan kelayakan dari alat-alat Pemesanan pupuk dan obat-
Kelengkapan alat dan Diperlukan untuk bekerja pada Yang digunakan untuk bekerja, serta Obatan dilakukan satu minggu
bahan Hari tersebut Bahan yang digunakan (pupuk, obat- Sebelum pemakaian. Peralatan
Obatan) Yang tidak layak pakai segera
Diganti.
Memberikan Menunjukkan lokasi tempat Pemberian contoh kerja untuk Karena banyak blok dan jenis
Pengarahan kepada Kerja harus tepat dan cara Pedoman cara kerja karyawan harian. Kerja yang dilakukan, penerapan
Karyawan harian Melakukan kerja yang benar Target kerja perlu memperhatikan
Keadaan lapangan
Mengawasi/mengontrol Target prestasi yang telah Prestasi tidak tercapai/kurang/malas, Terapkan saling memiliki dan
Kerja karyawan Ditetapkan. Hubungan pengawas Berikan dorongan dengan cara Saling membutuhkan antara
Dengan karyawan. Hubungan Memuji, mengingatkan dan member Pengawas, karyawan dan
Sesame karyawan Dorongan agar lebih giat dan Perusahaan. Tingkatkan kerja
Bersemangat dalam bekerja. Sama dan kekompakan tim.
Komunikasi/berbicara dengan bahasa
yang akrab, selesaikan m
Dan kegagalan dalam suatu tim
Masalah dengan baik, dengan Merupakan kegagalan bersama
Kekeluargaan, pada saat jam
Istrahat.
Saling membri masukan dan
Membantu dalam menyelesaikan
masalah
16
Lampiran 16. Lanjutan .
TUGAS HARIAN SASARAN PELAKSANAAN KETERANGAN
Melakukan Melihat/memperhatikan keadaan Pengamatan HPT dilakukan kepada Pada serangan yang
membutuhkan
Pengamatan di kebun HPT yang menyerang Semua areal kebun, bila tidak Perlakuan khusus, laporkan segera
Memungkinkan dapat dilakukan Kepada kepala departemen
Secara bertahap, bila ada serangan Dengan membawa contoh
Lakukan pengendalian Serangan
Pelaksanaan kegiatan budidaya yang Perlakuan terhadap tanaman TBM
Baik serta perlakuan khusus pada Dan sulaman perlu memperhatika
Tanaman sulaman Petunjuk pelaksanaan yang ada
Menganalisa keadaan Mengamati keadaan/kondisi Dalam melakukan analisa hasil Semua temuan di lapangan
lapangan Setelah perlakuan terhadap Kerja, bila menemukan hal di luar Dilaporkan kepada kepala
Tanaman, baik pemupukan, Yang diharapkan/tidak menampakan Departemen
Pengompresan dan perlakuan Hasil, segera lakukan tindakan.
Lain pada tanaman
Mengawasi Pelaksanaan pengendalian Memperhatikan sifat hama dan cara Pelaksanaan pengompresan
Pelaksanaan PHPT HPT/pengompresan dilakukan Pelaksaan penyemrpotan (tekanan Berpedoman kepada program
Secara efektif dan efisien Mesin, nozel), kecepatan jalan Kerja mingguan/harian.
Petugas pengompresan, arah Berpedoman kepada anjuran
Penyemprotan. Pemakaian pada label pstisida.
Aplikasi pestisida campuran : Lakukan pengontrolan tiap-tiap
Pestisida cair-tepung-ZPT-perekat, Blok sesuai fase pertumbuhan
Tiap jenis obat yang dimasukkan Tanaman, bila menemukan
Terlebih dahulu diaduk kemudian Serangan, pencatatan dilakukan
Dimasukkan pestisida jenis lain
Mengontrol hama penyakit, dll.
17
Lampiran 17. Analisis Usaha Tani Apel Kusuma Agrowisata
Uraian
Tahun
….Rp (dalam ribuan)…
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
OUTFLOW
1.Biaya Investasi
Sumur 400
Gudang saprodi 250
Pagar 1000 1000
Cangkul 80 80 80 80 80
Garpu 140 140 140 140 140
Parang 60 60 60 60 60
Sekop 80 80 80 80 80
Gunting Pangkas 400 400 400 400 400
Ember 24 24 24 24 24
Drum 80 80 80 80 80
Hand spayer 600 600 600
Selang air 400
Pompa air 3500 3500 3500
Komputer 600
Meja 400
Kursi 400
Peralatan
administrasi 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
18
Lampiran 17. Lanjutan..
Uraian
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
…Rp (dalam ribuan)..
Printer 500 500
Mobil pick up 40000
Mobil box 100000
Kantor 100000
Total biaya
investasi/ha 248614 100 100 964 100 4200 964 100 100 2464 4200 100 964
2.Biaya
operasional
Bibit apel 13900
Pupuk
kandang
12454.
4
12454.
4
12454
.4
12454
.4
12454
.4
12454
.4
12454
.4
12454
.4
12454.
4
12454.
4
12454.
4
12454.
4
12454.
4
Pupuk ZA 122.32 122.32
122.3
2
122.3
2
122.3
2
122.3
2
122.3
2
122.3
2 122.32 122.32 122.32 122.32 122.32
Pupuk NPK 4448 4448 4448 4448 4448 4448 4448 4448 4448 4448 4448 4448 4448
Pestisida 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
Tali rafia 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Pengolahan
tanah 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840
Pemupukan 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840
Penanaman 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5
Penyemprotan 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500
19
Lampiran 17. Lanjutan…
Uraian
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
..Rp (dalam ribuan)..
Penyiangan 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260
Pemanenan 370 370 370 370 370 370 370 370 370
Perompesan 1480 1480 1480 1480 1480 1480 1480 1480 1480
Pemangkasan 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840
Penelungan 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185
Penyiraman 777 777 777 777 777 777 777 777 777 777 777 777 777
Tenaga kerja
tetap 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000
Bahan bakar 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000
Total biaya
operasional
58336.
22
40110.5
4
40232.8
6
40355.1
8
45938.
9
45938.
9
45938.
9
45938.
9
45938.
9
45938.
9
45938.
9
45938.
9
45938.
9
3.Biaya
Tetap
Gaji
Karyawan 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000
Telepon 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400
Listrik 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000
Air 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200
Pajak 216 216 216 216 216 216 216 216 216 216 216 216 216
Total Biaya
Tetap 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816
20
Lampiran 17. Lanjutan…
Uraian
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
..Rp (dalam ribuan)..
Angsuran
hutang
15628
.1932
2
15628.
19322
15628.1
9322
15628.1
9322
15628.1
9322
TOTAL
OUTFLOW
38639
4.413
11965
4.733
119777.
053
120763.
373
125483.
093
113954.
900
11071
8.900
10985
4.9
109854
.9
112218
.9
113954
.9
109854
.9
110718
.9
INFLOW
Pinjaman 50000
Agrowisata 300000 300000 300000
45000
0
45000
0 625000 625000 625000 625000 625000
Apel Segar 45000 180000 180000
18000
0
18000
0 180000 180000 180000 180000 180000
Nilai Sisa
TOTAL
INFLOW 50000
345000 480000 480000
63000
0
63000
0 805000 805000 805000 805000 805000
Lampiran 17. Lanjutan..
21
Lampiran 17. Lanjutan..
Uraian Tahun
Uraian
Tahun
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
..Rp (dalam ribuan)..
OUTFLOW
1.Biaya Investasi
Sumur
Gudang saprodi
Pagar 1000
Cangkul 80 80 80 80
Garpu 140 140 140 140
Parang 60 60 60 60
Sekop 80 80 80 80
Gunting Pangkas 400 400 400 400
Ember 24 24 24 24
Drum 80 80 80 80
Hand spayer 600 600
Selang air
Pompa air 3500 3500
Komputer
Meja
Kursi
Peralatan
administrasi 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
22
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
..Rp (dalam ribuan)..
Penanaman 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5 129.5
Penyemprotan 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500 10500
Penyiangan 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260 1260
Pemanenan 370 370 370 370 370 370 370 370
Perompesan 1480 1480 1480 1480 1480 1480 1480 1480
Pemangkasan 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840
Penelungan 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185
Penyiraman 777 777 777 777 777 777 777 777 777 777 777 777
Tenaga kerja
tetap
6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000
Bahan bakar 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000
Total biaya
operasional 45938.9
45938.
9 45938.9 45938.9
45938.
9
45938.
9
45938.
9
45938.
9
45938.
9
45938.
9
45938.
9 45938.9
3.Biaya Tetap
Gaji Karyawan 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000 48000
Telepon 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400
Listrik 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000
Air 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200
Pajak 216 216 216 216 216 216 216 216 216 216 216 216
23
Lampiran 17. Lanjutan..
Uraian
Tahun
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
..Rp (dalam ribuan)..
Total Biaya
Tetap 63816
63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816 63816
Angsuran
hutang
TOTAL
OUTFLOW 109854.9 109854.9
114818
.9
109854
.9
109854
.9
110718
.9
111354
.9
113954
.9
110718
.9
109854
.9
109854
.9
110718
.9
INFLOW
Pinjaman
Agrowisata 625000 625000 625000 625000 625000 625000 625000 625000 625000 625000 625000 625000
Apel Segar 180000 180000 180000 180000 180000 180000 180000 180000 180000 180000 180000 180000
Nilai sisa 976
TOTAL
INFLOW 805000 805000 805000 805000 805000 805000 805000 805000 805000 805000 805000 805976
24
Lampiran 18. Analisis kelayakan Usaha Tani Apel Kusuma Agrowisata
Ura
ian
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
..Rp
Net
ben
efit
-
370875
737
-
154136
057
-
154258
377
189755
303
320035
583
331563
777
484799
777
485663
777
660663
777
658299
777
656563
777
660663
777
659799
777
DF
17
%
0.85 0.73 0.62 0.53 0.46 0.39 0.33 0.28 0.24 0.21 0.17 0.15 0.13
PV -
270929
751
-
962380
15.42
-
823199
90.11
865495
10.1
124762
221.1
110475
517.7
138062
431.3
118212
378.9
137442
763.3
117052
105.1
997807
07.17
858152
14.61
732504
16.72
Ura
ian
Tahun
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
..Rp.
Net
ben
efit
660663
777
660663
777
655699
777
660663
777
660663
777
659799
777
659163
777
656563
777
659799
777
660663
777
660663
777
660775
777
DF
17
%
0.11 0.09 0.08 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02
PV 626981
77.16
535804
93.3
454512
03.36
391412
76.42
334540
82.4
285558
39.3
243831
73.93
207581
17.22
178294
25.27
152587
80.08
130416
92.38
0
PV (+) 1445546527 B/C 3.22 NPV 996058770
PV(-) -449487757 IRR 37% R/C 4.12
25
Lampiran 19. Analisis Usaha Tani Apel sebagai Kebun Produksi
Uraian
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
…Rp (dalam ribuan)…
OUTFLOW
1.Biaya Investasi
Mesin kompres 2500 2500 2500
Selang 1200 1200 1200 1200
Stik 100 100 100 100
Drum 200 200 200 200 200
Gunting Pangkas 100 100 100 100 100
Cangkul 80 80 80 80 80
Ember 64 64 64 64 64
Mobil pick up 40000
Total Biaya Investasi 44244 0 0 2344 1300 2500 2344 0 1300 2344 2500 0 3644
2.Biaya Operasional
Pupuk kandang
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2
Pupuk urea 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116
Pupuk TSP 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896
Pupuk NPK 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224
Pupuk organik 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960
Pestisida 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000
Pengolahan tanah 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
Pemupukan organic 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500
Pemupukan pukan 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
Perompesan 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000
Pemangkasan 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000
26
Lampiran 19. Lanjutan..
Uraian
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
..Rp(dalam ribuan)..
Penyemprotan 16000
0
16000
0
16000
0
16000
0 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000
Pemanenan
24000
0
24000
0
24000
0
24000
0 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000
Penyiangan 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
Bahan bakar 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500
Bungkus buah 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336
Total biaya
operasional/
ha
62024
8.4
62397
3.6
62397
3.6
62397
3.6
623973.
6
623973.
6
623973.
6
623973.
6
623973.
6 623973.6
623973.
6
623973.
6
623973.
6
3.Biaya tetap
Sewa lahan 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000
Total biaya
tetap 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000
Angsuran
hutang
15628
19322
15628
19322
15628
19322
15628
19322
1562819
322
TOTAL
OUTFLOW 69012
0.593
64960
1.793
64960
1.793
65194
5.793
650901.
793
636473.
6
636317.
6
633973.
6
635273.
6 636317.6
636473.
6
633973.
6
637617.
6
INFLOW
Pinjaman 50000
Apel besar
26688
0 533760 1067520 1067520 1067520 1067520 1067520
106752
0
106752
0
106752
0
Apel kecil 5560 11120 889600 889600 889600 889600 889600 889600 889600 889600
Nilai sisa
27
Lampiran 19. Lanjutan ..
Uraian
Tahun
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
…Rp (dalam ribuan)…
OUTFLOW
1.Biaya Investasi
Mesin kompres 2500 2500
Selang 1200 1200 1200
Stik 100 100 100
Drum 200 200 200 200
Gunting Pangkas 100 100 100 100
Cangkul 80 80 80 80
Ember 64 64 64 64
Mobil pick up
Total Biaya Investasi 0 0 4844 1300 0 2344 0 3800 2344 0 0 3644
2.Biaya Operasional
Pupuk kandang
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2
6227.
2 6227.2
Pupuk urea 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116 6116
Pupuk TSP 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896 8896
Pupuk NPK 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224 2224
Pupuk organik 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960 88960
Pestisida 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000
Pengolahan tanah 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
Pemupukan organik 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500
Pemupukan pukan 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
Perompesan 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000
Pemangkasan 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000
28
Lampiran 19. Lanjutan..
Uraian
Tahun
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
..Rp(dalam ribuan)..
Penyemprotan 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000 160000
Pemanenan 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000 240000
Penyiangan 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
Bahan bakar 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500
Bungkus buah 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336 3336
Total biaya
operasional/
ha
623973
.6
623973
.6
623973
.6
623973
.6
623973
.6
623973
.6
623973
.6
623973
.6
623973
.6
623973
.6
623973
.6
623973
.6
3.Biaya tetap
Sewa lahan 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000
Total biaya
tetap 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000
TOTAL
OUTFLOW
633973
.6
633973
.6
638817
.6
635273
.6
633973
.6
636317
.6
633973
.6
637773
.6
636317
.6
633973
.6
633973
.6
637617
.6
INFLOW
Pinjaman
Apel besar 106752
106752
0
106752
0
106752
0
106752
0
106752
0
106752
0
106752
0
106752
0
106752
0
106752
0
106752
0
Apel kecil 889600 889600 889600 889600 889600 889600 889600 889600 889600 889600 889600 889600
Nilai sisa
2537.6
67
TOTAL
INFLOW
195712
0
195712
0
195712
0
195712
0
195712
0
195712
0
195712
0
195712
0
195712
0
195712
0
195712
0
195965
7.667
29
Lampiran 20. Analisis kelayakan Usaha Tani Apel sebagai Kebun Produksi (Petani)
Ura
ian
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
..Rp
Net
ben
efit
-
773364
600
-
781995
800
-
781995
800
-
511899
800
-
238415
800
118825
2393
118840
8393
119075
2393
118945
2393
118840
8393
118825
2393
119075
2393
118710
8393
DF
17
%
0.85 0.73 0.62 0.53 0.46 0.39 0.33 0.28 0.24 0.21 0.17 0.15 0.13
PV -
660995
384.5
-
571258
529
-
488255
153
-
273175
353
-
108744
105.2
463226
639.6
395972
183.3
339105
293.4
289517
159.2
247233
372
211282
836.4
180963
556.2
154196
378.2
Ura
ian
Tahun
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
..Rp.
Net
ben
efit
119075
2393
119075
2393
118590
8393
118945
2393
119075
2393
118840
8393
119075
2393
118695
2393
118840
8393
119075
2393
119075
2393
118964
6060
DF
17
%
0.11 0.09 0.08 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02
PV 132196
330
112988
316.3
961783
316.3
824493
83.23
705465
77.89
601775
27.11
515352
31.13
439066
40.03
375730
76.09
321770
80.94
275017
78.58
234839
54.33
PV (+) 3052211672 B/C 1.45 NPV 949783148 PP 12.1 th
PV(-) -2102428524 IRR 22% R/C 2.07