web viewkelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor...

35
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Auditing merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secar kritis dan sistematis, oleh pihak yang indeoenden terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukunnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapatan mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dalam melakukan pemeriksaannya, akuntanpublik berpedoman pada standar professional akuntan public ( di USA: Generally Accepted Auditing Standards ), menaati kode etik IAI dan aturan etika profesi akuntan public serta mematuhi standar pengendalian mutu. Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara sistematis, akuntan publik harus merencanakan pemeriksaannya sebelum proses pemeriksaan dimulai, dengan membuat apa yang disebut rencana pemeriksaan ( audit plan ). Dalam audit plan antara lain dicantumkan kapan pemeriksaan dimulai, berapa lama jangka waktu pemeriksaan diperkirakan, kapan laporan harus 1

Upload: trannguyet

Post on 01-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Auditing merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secar kritis dan sistematis,

oleh pihak yang indeoenden terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh

manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukunnya, dengan

tujuan untuk dapat memberikan pendapatan mengenai kewajaran laporan keuangan

tersebut.

Dalam melakukan pemeriksaannya, akuntanpublik berpedoman pada standar

professional akuntan public ( di USA: Generally Accepted Auditing Standards ),

menaati kode etik IAI dan aturan etika profesi akuntan public serta mematuhi standar

pengendalian mutu.

Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara sistematis, akuntan publik harus

merencanakan pemeriksaannya sebelum proses pemeriksaan dimulai, dengan membuat

apa yang disebut rencana pemeriksaan ( audit plan ). Dalam audit plan antara lain

dicantumkan kapan pemeriksaan dimulai, berapa lama jangka waktu pemeriksaan

diperkirakan, kapan laporan harus selesai, berapa orang audit staf yang ditugaskan,

masalah-maslah yang diperkirakan akan dihadapi di bidang auditing, akuntansi

(accounting), perpajakan dan lain-lain. Selain itu dalam audit plan , akuntan public

harus menetapkan batas materialitas dan memperhitungkan resiko audit.

Selain audit plan, terdapat jenis audit lain seperti audit program, audit

procedures dan audit teknik, serta resiko audit dan materialitas. Audit program

membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang

harus dilaksanakan. Dan audit procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan-

1

Page 2: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

bahan bukti ( audit avidence ) yang cukup untuk mendukung pendapat auditor atas

kewajaran laporan keuangan, serta risiko audit dan materialitas dalam PSA No. 25

diberikan pedoman bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada

saat perencanaan dan pelaksaan audit atas laporan keuangan berdasarkan standar

auditing yang ditetapkan ikatan akuntan Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Konsep dan Desain Program Pemeriksaan?

C. TUJUAN

Mampu memahami dan menjelaskan, serta membuat dan menyiapkan program

audit.

2

Page 3: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

BAB II

PEMBAHASAN

A. KERJA SAMA DENGAN AUDITOR INTERN DALAM PENGUJIAN

PENGENDALIAN

1. Koordinator Audit dengan Auditor Intern

Auditor intern bertanggung jawab untuk memantau pengendalian intern entitas

sebagai bagian dari tugas rutinnya. Pemantauan ini mencakup review periodik terhadap

unsur-unsur pengendalian intern. Auditor dapat melakukan koordinasi pekerjaan dengan

auditor intern dan mengurangi jumlah lokasi atau divisi perusahaan yang akan diterapi

pengujian pengendalian. Dalam mengkoodinasi pekerjaannya dengan auditor intern,

auditor indenpenden melakukan (2) rapat periodeik dengan auditor intern, (2)

melakukan review jadwal kerja auditor intern, (3) meminta izin untu ekses ke kertas

kerja auditor intern, (4) melakukan review terhadap laporan audit.

Prosedur Audit Indeks KK Tanggal Pelaksanaan Pelaksana

Keberadaan atau Keterjadian1. Pilih sampel transaksi pengeluaran kas dari buku jurnal pengeluaran kas dan tentukan keberadaan :a) Bukti kas keluar yang telah

diotorisasi yang berwenang.b) Dokumen pendukung bukti

kas keluar yang telah diotorisasi oleh yang berwenang.

2. Bandingkan tanda tangan yang tercantum dalam bukti kas keluar dengan daftar tanda tangan manajer yang berwenang.

3

Page 4: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

3. Lakukan inspeksi terhadap cap “lunas” yang tercantum dalambukti kas keluar dan dokumen pendukungnya.4. Lakukan pengamatan terhadap pemisahan tugas otorisasi bukti kas keluar dengan penandatangan cek.

Kelengkapan5. Periksa bukti digunakannya dokumen cek danbukti kas keluar bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban penggunaannya.6. Lakukan pengamatan terhadap penanganan dan penyimpananan cek yang belum dipakai.

Penilaian atau Alokasi7. Untuk transaksi yang dipilih pada langkah (1) diatas, lakukan pemeriksaan adanya verifikasi indenpenden terhadap bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya.8. Lakukan inspeksi atas rekonsiliasi bank.

Bilamana auditor independen melaksanakan koodinasi pekerjaan dengan auditor

intern, auditor independen harus mengevaluasi kualitas dan efektivtas pekerjaan auditor

intern. SA Seksi 3222 Pertimbangan Auditor atas Fungsi Audit Intern dalam Audit atas

Laporan Keuangan memberikan panduan bagi auditor independen dalam melakukan

evaluasi kualitas dan efektivitas pekerjaan auditor intern. Auditor independen harus

menguji pekerjaan auditor intern dan menentukan apakah:

1. Lingkup pekerjaan auditor memadai untuk memenuhi tujuan pekerjaannya.

2. Program audit memadai untuk mencapai tujuan auditnya.

4

Page 5: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

3. Kertas kerja yang dibuat memadai untuk mendokumentasikan pekerjaan yang

telah dilaksanakan, termasuk mencerminkan adanya supervisi dan review atas

pekerjaan yang telah dilaksanakan.

4. Kesimpulan dibuat memadai sesuai dengan keadaan.

5. Laporan sesuai dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan.

2. Bantuan Langsung

Menurut SA Seksi 322 Pertimbangan Auditor atas Fungsi Audit Intern dalam Audit

atas Laporan Keuangan, auditor independen dapat meminta auditor intern untuk

memberikan bantuan langsung yang berkaitan dengan pekerjaan yang secara spesifik

diminta oleh auditor independen dari auditor intern untuk menyelesaikan beberapa

aspek pekerjaan auditor independen. Sebagai contoh, auditor intern dapat membantu

auditor independen dalam memahami pengendalian intern atau dalam melaksanakan

pengujian pengendalian atau pengujian substantif. Bila bantuan langsung disediakan,

auditor harus :

1. Menentukan kompetensi dan objektivitas auditor intern dan melaksanakn

supervisi, review, evaluasi, serta pengujian pekerjaan yang dilaksanakan oleh

auditor intern yang luasnya disesuaikan dengan keadaan.

2. Memberitahukan auditor intern mengenai tanggung jawab auditor intern

tersebut, tujuan prosedur yang dilaksanakan oleh auditor intern, serta hal-hal

yang mungkin berdampak terhadap sifat, saat, dan lingkup prosedur audit,

seperti masalahakuntansi dan auditing.

5

Page 6: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

3. Memberikan auditor intern bahwa semua masalah akuntansi dan auditing yang

signifikan yang ditemukan selama audit harus diberitahukan kepada auditor

independen.

B. PENGUJIAN DENGAN TUJUAN GANDA (DUAL-PURPOSE TESTS)

Di hampir semua audit, pengujian pengendalian tambahan dilaksanakan oleh

auditor terutama dalam pekerjaan intern, sedangkan pengujian substantif dilaksanakan

terutama pada akhir tahun yang diaudit. Namun, standart auditing yang diterapkan IAI

mengizinkan auditor untuk melakukan pengujian substantif terhadap transaksi rinci

dalam periode interim, untuk mendeteksi kemungkinan kekeliruan moneter dalam akun.

Bila keadaan ini terjadi, auditor secara serentak melakukan pengujian pengendalian atas

transaksi yang sama. Sebagai contoh, auditor dapat memerika faktur penjualan tentang

tanda tangan otorisasi dari manajer yang berwenang dan pada saat yang sama, auditor

dapat membuat daftar kesalahan moneter yang terdapat dalam faktur penjualan tersebut.

Jenis pengujian semacam ini disebut dengan istilah “pengujian dengan tujuan ganda.”

Bilamana jenis pengujian ini dilaksanakan, auditor harus mendesain pengujiannya

sedemikian rupa sehingga ia dapat mengumpulkan bukti tentang efetivitas pengendalian

intern sekaligus mendapatkan bukti tentang kekeliruan moneter dalam akun. Di

samping itu, auditor harus secara cermat mengevaluasi bukti yang diperoleh. Pengujian

dengan tujuan ganda digunakan oleh auditor untuk menekan biaya pelaksanaan

pengujian.

6

Page 7: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

C. PENENTUAN RISIKO DETEKSI

Dalam tahap-tahap audit atas laporan keunagan, penentuan risiko deteksi terletak

pada tahap auditor mendesain pengujian substantif. Gambar dibawah ini

menggambarkan letak penentuan risiko deteksi dalam proses audit.

Perencanaa

Audit

Pemahaman dan

Pengujian

Pengendalian Intern

Pelaksanaan

Pengujian Substantif

Penerbitan

Laporan Audit

Penaksiran

Risiko Bawaan  

Penaksiran Risiko

Pengendalian  

Penetapan Risiko

Deteksi  

Penilaian Risiko

Audit

Risiko deteksi adalah risiko tidak akan mendeteksi salah saji material yang ada

dalam suatu asersi. Dan resiko deteksi dihitung dengan rumus sebagai berikut :

RD = RA

RB X RP

RD = risiko deteksi

RA = risiko audit

RB = risiko bawaan

RP = risiko pengendalian

Untuk tingkat resiko audit tertentu (RA) yang ditetapkan oleh auditor, risiko

deteksi berbanding terbalik dengan tingkat risiko bawaan (RB)dan risiko pengendalian

(RP).

Risiko deteksi yang direncanakan merupakan dasar untuk menentukan tingkat

pengujian substantif yang direncanakan. Hubungan antara startegi audit awal, risiko

7

Page 8: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

deteksi yang direncanakan, dengan tingkat pengujian substantif yang direncanakan

dapat diringkas dalam gamba dibawah ini.

Tentukan Prosedur analitik yang perku dilaksanakan. Pada tahap awal pengujian

substantif terhadap pos tertentu dalam laporan kengan, pengujian analitik dimaksudkan

untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang

yang memerukan audit lebih intensif. Dalam prosedur analitik, auditor menghitung

berbagai ratio. Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan

harapan

Evaluasi terhadap Tingkat Pengujian Substantif yang direncanakan

Setelah memperoleh pemahaman atas pengendalian intern yang relevan dengan

pelaporan keuangan dan setelah menaksir tingkat resiko pengendalian untuk suatu asersi

laporan keuangan, auditor harus membandinngkan tingkat resiko pengendalian

sesungguhnya atau final dengan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan untuk

asersi tersebut. Jika tingkat risiko pengendalian final sama dengan yang direncanaka,

auditor dapat melanjutkan untuk mendesain pengujian subsantif khusus berdasarkan

tingkat pengujian substantif yang direncanakan. Jika tingkat resiko pengendalian final

tidak sama dengan yang direncanakan, auditor harus mengubah tingkat pengujian

sebelum auditor mendesain pengujian substantif khusus untuk menampung tingkat

resiko deteksi yang dapat diterima.

Strategi Audit AwalResiko Deteksi yang

direncanakan

Tingkat Pengujian

Substantif yang

direncanakan

8

Page 9: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

Pendekatan terutama

Substantif

Rendah atau sangat rendah Tingkat tinggi

Pendekatan taksiran resiko

pengendalian rendah

Moderat atau tinggi Tingkat Rendah

D. DESAIN PENGUJIAN SUBSTANTIF

Menurut standar pekerjaan lapangan ketiga, auditor harus mengumpulkan bukti

audit kompenten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas

laporan keuangan auditan. Pengujian substantive menghasilkan bukti audit tentang

kewajaran setiap asersi laporan keuangan signifikan. Dilain pihak, pengujian substantif

dapat mengungkapkan kekeliruan atau salah saji moneter dalam pencatatan dan

pelaporan transaksi dan saldo akun. Desain pengujian substantive mencakup penentuan

sifat, saat, dan lingkup pengujian yang diperlukan untuk memenuhi tingkat resiko

deteksi setiap asersi.

1. Sifat Pengujian Substantif

Sifat pengujian substantif mencakup jenis dan efektivitas prosedur audit yang

dilakukan oleh auditor. Jika tingkat resiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah,

auditor harus menggunakan prosedur audit yang lebih efektif , dan biasanya

memerlukan biaya yang lebih tinggi. Jika tingkat resiko deteksi yang dapat diterima

adalah tinggi. Auditor yang dapat menggunakan prosedur audit yang kurang efektif, dan

biasanya memerlukan biaya yang lebih rendah. Auditor dapat menggunakan jenis

pengujian substantif berikut ini : prosedur analitik, pengujian terhadap transaksi rinci,

dan pengujian terhadap saldo akun rinci.

9

Page 10: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

2. Pengujian Analitik

Prosedur analitik dapat digunakan oleh auditor pada :

1. Tahap perencanaan audit untuk mengidentifikasi bidang audit yang memiliki

resiko salah saji yang tinggi.

2. Tahap pengujian dalam proses audit sebagai suatu pengujian substantif untuk

memperoleh bukti audit tentang asersi tertentu.

3. Tahap pengujian rinci sebagai prosedur audit tambahan.

4. Tahap pengujian dalam proses audit terutama substantif

SA SEKSI 329 Proseur Analitik menunjukkan bahwa efektivitas dan efesiensi yang

diharapkan dari suatu prosedur analitik mengidentifikasi kemungkinan salah saji

tergantung atas, antara lain:

1. Sifat Asersi

2. Kelayakan dan kemampuan untuk mengidentifikasi suatu hubungan

3. Tersedianya dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan harapan

4. Ketetapan harapan

Jika hasil prosedur analitik sesuai dengan yang diharapkan, dan tingkat resiko

deteksi yang dapat diterima adalah tinggi, auditor tidak perlu melakukan pengujian

terhadap transaksi atau saldo akun rinci.

Prosedur analitik umumnya memerlukan biaya yang relatif rendah. Oleh karena itu,

auditor harus mempertimbangkan seberapa jauh prosedur analitik ini membantu untuk

mencapai tingkat resiko deteksi yang dapat diterima sebelum auditor memutuskan untuk

memilih pengujian terhadap transaksi atau saldo akun rinci.

10

Page 11: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci

Pengujian terhadap transaksi rinci terutama berupa prosedur pengusutan

(Tracing) dan pemeriksaan bukti pendukung. Sebagai contoh, transaksi contoh dapat

diusut dari dokumen sumber (Seperti bukti kas keluar) dan bukti pendukung (seperti

faktur dari pemasok, laporan penerimaan barang, surat order pembelian) ke buku

register bukti kas keluar. Atau pencatatan rinci dalam catatan akuntansi, seperti dalam

kartu piutang, dapat diperiksa dokumen sumber dan dokumen pendukungnya ke faktur

penjualan. Laporan pengiriman barang, dan surat muat. Dalam pengujian terhadap

transaksi rinci ini, fokus perhatian auditor adalah menemukan kemungkinan kekeliruan

atau salah saji moneter, bukan penyimpangan dari pengendalian intern. Pengusutan

(Tracing) merupakan prosedur audit yang bermanfaat untuk menemukan kurang saji

(Understatement), sedangkan pemeriksaan bukti pendukung (Vouching) merupakan

prosedur audit yang bermanfaat untuk menemukan lebih saji (Overstatement).

Pengujian terhadap transaksi rinci memerlukan waktu yang lebih banyak dan

memerlukan biaya tinggi bila dibandingkan dengan prosedur analitik. Namun,

pengujian terhadap transaksi rinci lebih rendah biayanya bila dibandingkan dengan

pengujian terhadap saldo akun rinci. Pengujian terhadap transaksi rinci lebih murah lagi

jika dilaksanakan bersamaan dengan pengujian pengendalian dalam pengujian dengan

tujuan ganda (dual purpose test)

4. Pengujian Terhadap Saldo Rinci.

Pengujian terhadap saldo rinci difokuskan untuk memperoleh bukti secara

langsung tentang suatu saldo akun, bukan pendebitan dan pengkreditan secara

individual kedalam akun tersebut. Sebagai contoh, pengujian terhadap saldo rinci

11

Page 12: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

dilaksanakan oleh auditor dengan meminta konfirmasi dari bank untuk saldo kas di bank

klien pada tanggal neraca, konfirmasi dari debitur untuk saldo piutang usaha yang

tercantum dalam kartu piutang usaha. Auditor juga melakukan inspeksi terhadap aktiva

tetap dan melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan serta melakukan

pengujian harga (Pricing Test) terhadap saldo sediian didalam pengujian terhadap saldo

rinci.

Semakin tinggi deteksi, semakin terbatas prosedur audit yang dilaksanakan oleh

auditor terhadap asersi yang bersangkutan dan semakin rendah tingkat keandalan bukti

audit yang diperoleh oleh auditor. Sebaliknya, semakin rendah resiko deteksi semakin

luas prosedur audit yang ditempuh oleh auditor dan semakin tinggi kompetensi bukti

audit yang diperlukan oleh auditor.

RESIKO DETEKSI PENGUJIAN TERHADAP SALDO

RINCI

Tinggi Periksa secara selintas (Scan) Rekonsiliasi

bank yang dibuat oleh klien mengenai

keakuratan matematis yang terdapat

didalamnya.

Moderat Lakukan review terhadap rekonsiliasi bank

yang dibuat oleh klien dan lakukan

verifikasi terhadap pos-pos yang

direkonsiliasi serta keakuratan sistematis.

Rendah Buatlah rekonsiliasi bank dengan

menggunakan rekening koran yang

diperoleh dari klien dan lakukan verifikasi

12

Page 13: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

terhadap po-pos yang direkonsiliasi serta

keakuratan matematis.

Sangat Mudah Mintalah rekening koran secara langsung

dari bank, buatlah rekonsiliasi bank,

lakukan verifikasi terhadap pos-pos yang

di rekonsiliasi serta keakuratan sistematis.

5. Saat Pengujian

Tingkat resiko detekasi yang dapat diterima berdampak terhadap saat

pelaksanaan pengujian substantif. Jika resiko deteksi adalah tinggi, pengujian substansi

dapat dilaksanakan beberapa bulan sebelum akhir tahun yang diaudit. Sebaliknya, jika

resiko deteksi untuk asersi tertentu adalah rendah, pengjuian substantif biasanya

dilaksanakan oleh auditor pada atau mendekati tanggal neraca.

6. Pengujian Substantif SebelumTanggal Neraca

SA Seksi 313 Pengujian Substantif sebelum tanggal neraca memberikan panduan

bagi auditor tentang :

a. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan oleh auditor sebelum menerapkan

pengujian substantif terhadap akun rinci sebelum tanggal neraca.

b. Prosedur yang dapat memberikan dasar memadai untuk perluasan dari tanggal

audit interim ke tanggal neraca (sisa periode) kesimpulan audit dari pengujian

substantif utama.

c. Pengkoordinasian saat (Timing) pelaksanaan berbagai prosedur audit.

Auditor dapat menerapkan pengujian substantif terhadap saldo suatu akun secara

13

Page 14: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

rinci dalam periode interim. Keputusan untuk melaksanakan pengujian sebelum yanggal

neraca harus didasarkan pada apakah auditor dapat :

1. Pengendalian resiko audit tambahan bahwa salah saji material yang terdapat

dalam akun pada tanggal neraca tidak akan terdeteksi oleh auditor. Resiko ini

menjadi lebih besar jika periode waktu antara tanggal pengujian interim dengan

tanggal neraca diperpanjang.

2. Mengurangi sedemikian besar biaya pengujian substantif yang diperlukan pada

tanggal neraca untuk memenuhi tujuan audit yang telah direncanakan, sehingga

pengujian sebelum tanggal neraca akan menjadi lebih efisien.

Pengujian substantif yang dilakukan sebelum tanggal neraca tidak meniadakan

perlunya pengujian substantif pada tanggal neraca. Pengujian substantif untuk periode

sisa biasanya mencakup :

1. Perbandingan saldo akun pada dua tanggal mengidentifikasi jumlah yang

tampak luar biasa dan penyelidikan jumlah perbedaan tersebut.

2. Prosedur analitik lain atau pengujian substantif lain terhadap rincian untuk

menyediakan bukti yang dapat dipakai sebagai dasar memadai untuk

memperluas kesimpulan dari audit interim ke tanggal neraca.

Bila direncanakan dan dilaksanakan semestinya, kombinasi pengujian substantif

sebelum tanggal neraca dan pengujian substantif untuk periode sisanya dapat

menghasilkan bukti kompeten bagi auditor sebagai dasar memadai untuk menyatakan

pendapat atas laporan keuangan klien.

14

Page 15: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

7. Lingkup Pengujian

Bukti audit diperlukan lebih banyak untuk mencapau tingkat resiko deteksi rendah bila

dibandingkan dengan tingkat resiko deteksi tinggi. Auditor dapat mengubah jumlah

bukti audit yang dikumpulkan dengan mengubah lingkup pengujian substantif yang

dilaksanakan. Libgkup pengujian substantif menunjukkan jumlah pos atau besarnya

sample yang diuji. Besarnya sample merupakan masalah pertimbangan profesional.

Auditor dapat menggunakan pendekatan statistik untuk mengkuatifikasikan

pertimbangan profesionalnya dalam menetukan besarnya sample untuk mencapai resiko

deteksi tertentu.

E. PENGEMBANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN SUBSTANTIF

Laporan keuangan berisi lima golongan asersi :

1. Keberadaan atau keterjadian

2. Kelengkapan

3. Hak dan kewajiban

4. Penilaian dan alokasi

5. Penyajian dan pengungkapan

Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan

keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hala yang material sesuai dengan

prisip akuntansi berterima umum di Indonesia. Laporan keuangan dinyatakan wajar bila

kelima golongan asersi yang terdapat didalam laporan keuangan tersebut sesuai dengan

prisip akuntansi berterima umum di indonesia. Biasanya auditor mengembangkan lebih

lanjut tujuan audit untuk berbagai akun berdasarkan lima golongan asersi yang terdapat

dalam laporan keuangan. Dalam mendesain pengujian substantif, auditor harus

15

Page 16: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

menentukan pengujian semestinya untuk mencapai setiap tujuan audit khusus yang

berkaitan dengan setiap asersi. Jika cara ini dilaksakan untuk setiap akun yang isajikan

dalam laporan keuangan, tujuan audit secara umum dapat tercapai.

1. Hubungan antara Asersi, Tujuan Audit khusus dan Pengujian Substantif

Untuk memberikan gambaran langkah auditor dalam mengembangkan pengujian

substantif.

2. Rerangka Umum Pengembangan Program Audit untuk Pengujian Substantif

Dalam pengembangan program audit untuk pengujian substantif, rerangka umum

yang dapat dipakai sebagai acuan disajikan berikut ini :

1. Tentukan prosedur audit awal. Prosedur audit awal ditujukan oleh auditor untuk

memperoleh keyakina bahwa asersi dalam laporan keuangan didukung oleh

catatan akuntansi yang handal. Oleh karena itu, prosedur audit awal ini terdiri

dari lima langkah berikut ini :

a. Usut saldo pos yang tercantum didalam neraca kas saldo akun yang

bersnagkutan didalam buku besar.

b. Hitung kembali saldo akun yang bersangkutan didalam buku besar.

c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber

posting dalam akun yang bersangkutan.

d. Usut saldo awal akun yang bersnagkutan ke kertas kerja tahun yang lalu.

e. Usut posting pendebitan dan atau pengkreditan akun tersebut kedalam jurnal

yang bersangkutan.

16

Page 17: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

f. Lakukan rekonsiliasi akun control tersebut dalam buku besar ke buku

pembantu yang bersangkutan.

Langkah ke lima hanya dilaksanakan oleh auditor jika klien menyelenggaran

buku pembantu untuk merinci akun yang bersangkutan kedalam buku besar.

3. Tujuan Audit

Sediaan yang dicantumkan dalam neraca secara fisik ada

Tujuan Audit Contoh Pengujian SubstantifKeberadaan atau KeterjadianSediaan yang tercantum dalam neraca secara fisik ada

Sediaan merupakan unsur yang disimpan untuk dijual atau digunakan dalam bisnis

KelengkapanSediaan meliputi semua produk, bahan, supplies yang ada di lokasi perusahaan

Kuantitas sediaan meliputi semua produk, bahan, supplies yang masih ada dalam

Mengamati perhitungan fisik sediaan.

Mendapatkan konfirmasi atas sediaan yang ditempatkan di lokasi luar perusahaan.

Menguji transaksi sediaan diantara tanggal awal perhitungan fisik sediaan dengan tanggal neraca

Mereview kartu sediaan, catatan produksi, catatan pembelian-pembelian kegiatan normal sebagai petunjuk kegiatan yang bersangkutan dengan sediaan

Membandingkan sediaan dengan catalog penjualan sekarang dengan laporan penjualan dan laporan pengiriman

Menggunakan jasa spesialis untuk menguatkan sifat produk khusus

Mengamati perhitungan fisik sediaan.

Membandingkan hubungan antara saldo akun sediaan dengan kegiatan pembelian, produksi dan penjualan sekarang.

Menguji prosedur pisah batas pengiriman dan penerimaan.

Mendapatkan konfirmasi atas sediaan yang ditempatkan di lokasi

17

Page 18: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

perjalanan maupun yang disimpan di lokasi luar perusahaan

Daftar hasil perhitungan fisik sediaan di kompilasi dengan teliti dan totalnya telah dimasukkan dalam akun sediaan

Hak dan KewajibanEntitas memiliki hak milik secara hukum atau hak milik serupa terhadap sediaan

Sediaan tidak mencakup unsure yang ditagihkan kepada pelanggan atau yang dimiliki oleh pihak lain

Penilaian atau alokasiSediaan dinyatakan secara semestinya pada costnya (at cost), kecuali jika harga pasarnya.

luar perusahaan. Membandingkan hubungan antara

saldo akun sediaan dengan kegiatan pembelian, produksi, dan penjualan sekarang.

Menguji prosedur pisah batas pengiriman dan penerimaan.

Menelusuri hitung uji yang dicatat dalam kartu hasil perhitunga fisik sediaan kedalam daftar perhitungan fisik sediaan

Meminta pertanggung jawaban semua kartu perhitungan fisik (inventory tags) dan daftar hasil perhitungan fisik atau (count sheet inventory summary sheet) yang digunakan untuk mencatat hasil perhitungan fisik sediaan

Merekonsiliasi hasil perhitungan fisik dengan kartu sediaan dan saldo akun sediaan dalam buku besar serta menyelidiki fluktuasi yang signifikan

Mengamati perhitungan fisik sediaan.

Mendapatkan konfirmasi atas sediaan yang ditempatkan dilokasi luar perusahaan.

Memeriksa faktur dari pemasok yang telah dibayar, perjanjian konsinyasi, dan kontrak.

Memeriksa faktur dari pemasok yang telah dibayar, perjanjian konsinyasi, dan kontrak.

Menguji prosedur pisah batas pengiriman dan penerimaan

Memeriksa faktur dari pemasok Mereview tarif upah karyawan

langsung Memeriksa analisis selisih harga

pembelian dan lebih rendah selisih biaya produksi

18

Page 19: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

Unsur sediaan yang lambat perputarannya, berlebihan, rusak, dan using yang dimasukkan kedalam sediaan telah di identifikasi

Sediaan dikurangi, jika semestinya demikian, kecost pengganti (replacement cost) atau nilai bersih yang dapat direalisasikan

Penyajian dan pengungkapanSediaan digolongkan dengan semestinya dalam neraca sebagai aktiva lancar

Golongan besar sediaan dan dasar penilaian diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan

Sediaan yang digadaikan atau dititipkan keperusahaan lain diungkapakan secara memadai

Memeriksa analisis perputaran sediaan

Mereview pengalaman semestinya dan trend industri

Membandingkan hubungan antara saldo sediaan dengan volume penjualan yang diperkirakan

Melakukan perjalanan peninjauan ke pabrik

Meminta keterangan kepada karyawan produksi dan penjualan tentang kemungkinan kelebihan atau keusangan sediaan

Mendapatkan nilai pasar sediaan sekarang

Mereview cost produksi sekarang Memeriksa penjualan setelah akhir

tahun dan kesanggupan membeli yang tercantum dalam surat order pembelian yang belum direalisasikan penerimaan barangnya

Mereview draft laporan keuangan

Mereview draft laporan keuangan Mebandingkan pengungkapan yang

dicantumkan dalam laporan keuangan dengan yang ditetapkan dalam prinsip akuntansi yang berterima umum di Indonesia

Mendapatkan konfirmasi tentang sediaan yang digadaiakan dibawah kontrak penarikan pinjaman

19

Page 20: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

4. Tentukan prosedur analitik yang perlu dilaksanakan. Pada tahap awal pengujian

substantif terhadap post tertentu dalam laporan keuangan, pengujian analitik

dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam

menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Dalam prosedur

analitik auditor menghitung berbagai ratio. Ratio yang telah dihitung tersebut

kemudian dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun yang lalu

rerata ratio industry, atau ratio yang dianggarkan. Pembandingannya ini

membantu auditor untuk mengungkapkan : (1) Peristiwa atau transaksi yang

tidak biasa, (2) Perubahan akuntansi, (3) Perubahan usaha, (4) Fluktuasi acak,

atau (5) salah saji.

5. Tentukan pengujian terhadap transaksi rinci. Sebagaimana telah diuraikan diatas

pengujian terhadap transaksi rinci terutama terdiri dari prosedur pengusutan

(tracing) dan pemeriksaan bukti pendukung (vouching) untuk membuktikan

asersi keberadaan atau keterjadiaan , kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian

atau alokasi, penyajian dan pengungkapan transaksi atau golongan transaksi.

6. Tentukan pengujian terhadap akun rinci. Auditor menentukkan berbagai

prosedur audit untuk membuktikan asersi keberadaan dan keterjadian,

kelengkapan, hak dan kewajiban,penilaian atau alokasi, penyajian dan

pengungkapan akun tertentu.

Program Audit dalam perikatan pertama

Menurut SA seksi 323 perikatan audit tahun pertama-saldo awal, terdapat dua hal yang

memerlukan perhatian khusus dari auditor dalam mendesain program audit dalam

perikatan pertama:

20

Page 21: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

1. Auditor harus memastikan bahwa saldo awal mencerminkan penerapan

kebijakan akuntansi yang semestinya dan,

2. Bahwa kebijakan tersebut diterapkan secra konsisten dalam laporan keuangan

tahun berjalan.

Program Audit dalam Perikatan Berulang

Dalam perikatan audit berulang, auditor dapat melakukan akses ke program audit yang

digunakan dalam audit tahun yang lalu dan kertas kerja yang dihasilkan dari program

audit tersebut. Dalam keadaan ini, strategi audit awal yang dipilih auditor biasanya

didsarkan pada asumsi tingkat resiko pengendalian yang dipakai dalam audit tahun yang

lalu. Dalam perikatan audit berulang, program audit sring kali disiapkan sebelum

auditor menyelesaikan study dan evauasi terhadap intern. Jika informasi yang diperoleh

dari audit tahun berjalan menunjukan tingkat resiko pengendalian tidak lagi memadahi,

program audit perlu disesuaikan.

Pengujian Pengendalian Dengan Pengujian Substantif

Prosedur untuk melaksanakan pengujian pengendalian

Ada empat prosedur untuk melaksanakan pengujian pengendalian yaitu:

1. Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan klien.

2. Pengamatan terhadap karyawan klien dalam melaksanakan tugasnya.

3. Melakukan inspeksi dokumen, catatan, dan laporan.

4. Mengulang kembali pelaksanaan pengendalian oleh auditor

Prosedur untuk melaksanakan pengujian substantif

21

Page 22: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

Ada delapan prosedur untuk melaksanakan pengujian subtantif:

1. Pertanyaan kepada para karyawan berkaitan dengan kinerja tugas mereka.

2. Pengamatan atau observasi terhadap personil dalam melaksankan tugas mereka.

3. Menginspeksi dokumen dan catatan.

4. Melakukan perhitungan kembali.

5. Konfirmasi

6. Analisis

7. Tracing atau pengusutan

8. Vouching atau penelusuran.

22

Page 23: Web viewKelayakan dan kemampuan untuk ... pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Auditor intern bertanggung jawab untuk memantau pengendalian intern entitas

sebagai bagian dari tugas rutinnya. Pemantauan ini mencakup review periodik terhadap

unsur-unsur pengendalian intern. Auditor dapat melakukan koordinasi pekerjaan dengan

auditor intern dan mengurangi jumlah lokasi atau divisi perusahaan yang akan diterapi

pengujian pengendalian. Di hampir semua audit, pengujian pengendalian tambahan

dilaksanakan oleh auditor terutama dalam pekerjaan intern, sedangkan pengujian

substantif dilaksanakan terutama pada akhir tahun yang diaudit.

Menurut standar pekerjaan lapangan ketiga, auditor harus mengumpulkan bukti

audit kompenten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas

laporan keuangan auditan. Pengujian substantif menghasilkan bukti audit tentang

kewajaran setiap asersi laporan keuangan signifikan.

23