repositori.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20663 › ... tata cara perhitungan...
TRANSCRIPT
Universitas Sumatera Utara
Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Kertas Karya Diploma (Perpajakan)
2016
Tata Cara Perhitungan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perkebunan di
PT.Perkebunan Nusantara III
Tari, Triana Dian
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/20663
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
1
LAPORAN TUGAS AKHIR
TENTANG
TATA CARA PERHITUNGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
SEKTOR PERKEBUNAN DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III
OLEH
NAMA : TRIANA DIAN TARI
NIM : 132600058
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Universitas Sumatera Utara
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan segala nikmat dan karunia–Nya serta untuk setiap ridho yang telah
dianugerahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini
yang berjudul “Tata Cara Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan sektor
Perkebunan di PT.Perkebunan Nusantara III”.
Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) sebagai salah satu syarat
kelulusan untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan,
bantuan, saran dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ijinkanlah
penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs.Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Program Studi
Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
ii
3. Ibu Arlina, S.H, M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan Program Studi
Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara
4. Ibu Dra. Elita Dewi, M.Sp, selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah
membimbing penulis dalam menyusunkan dan menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir ini dari awal hingga akhir penulisan.
5. Kepada seluruh pegawai Program Studi Administrasi Perpajakan yang
sangat banyak membantu dalam administrasi dari awal perkuliahan hingga
penyelesaian Laporan Tugas Akhir.
6. Kantor Direksi PT.Perkebunan Nusantara III yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan riset.
7. Bapak Sagiyo selaku Administrasi Umum Kantor Direksi PT.Perkebunan
Nusantara III yang telah banyak membantu urusan administrasi selama
melakukan riset.
8. Ibu Aryanni selaku Staf Pajak dan bapak Abdul Malik selaku Krani Pajak
Kantor Direksi PT.Perkebunan Nusantara III yang telah banyak membantu
dalam pelaksanaan riset.
9. Kedua orangtua, Bapak Harmono dan Ibuku Tercinta Nurini yang selalu
mendoakan yang terbaik untuk masa depan penulis dan selalu memberikan
kasih sayang dan semangat yang tiada henti nya sampai saat ini sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
Universitas Sumatera Utara
iii
10. Kepada kedua abang tersayang, Adi Purwanto dan Yoga Wiguna yang
selalu memberikan motivasi dan nasehat kepada penulis dan selalu
mendoakan yang terbaik untuk masa depan penulis.
11. Kepada seluruh keluarga yang selalu mendoakan, memberikan motivasi
serta nasihat-nasihat yang menguatkan penulis untuk menjalani hari-hari
selama jauh dari keluarga.
12. Kepada sahabat dan kakak tercinta Ainiel Riany Putri yang selalu setia
menemani dalam suka maupun duka, selalu mendampingi kemana pun
kaki melangkah, yang sudah menjadi seperti keluarga kedua pengganti
keluarga inti.
13. Kepada Denny Pratama Putra, Ardhia Dwi Fahriska, Rizqan Fadly
Annajmi yang selalu setia menemani dan menghibur penulis selama
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
14. Kepada teman semasa kuliah khususnya Tax A yang menjadi teman dan
tempat berbagi ilmu.
Penulis menyadari benar dalam penulisan Laporamn Tugas Akhir ini
masih banyak terdapat kesalahan maupun kekurangan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Namun, penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam
penyusunan dan penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
Universitas Sumatera Utara
iv
Laporan Tugas Akhir ini dan berharap Laporan Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Medan, Juni 2016
Penulis
Triana Dian Tari
Universitas Sumatera Utara
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………… i
DAFTAR ISI ……………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. Latar Belakang ……………………………………… 1
B. Tujuan dan Manfaat ……………………………………… 4
C. Uraian Teoritis ……………………………………… 7
D. Ruang Lingkup ……………………………………… 16
E. Metode Penulisan ……………………………………… 17
F. Metode Pengumpulan Data ……………………………… 19
G. Sistematika Penulisan Laporan ……………………… 19
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............. 22
A. Sejarah Singkat PT.Perkebunan Nusantara III ………. 22
B. Lokasi Penelitian ………………………………………. 24
C. Visi dan Misi ………………………………………………. 24
D. Struktur Organisasi dan Bidang Kerja ……………….. 28
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR
PERKEBUNAN ............................................................ 66
A. Pengertian Pajak, Tata Cara dan Prosedur Penyampaian SPPT di
PT.Perkebunan Nusantara III ………………………. 66
B. Tata Cara Pendaftaran dan Sanksi PBB ………………. 71
C. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dan Surat Pemberitahuan Pajak
Terhutang (SPPT) ……………………………………… 73
D. Klasifikasi Bumi dan Bangunan ………………………. 74
Universitas Sumatera Utara
vi
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI ..................................... 81
A. Prosedur Penyampaian SPPT sektor Perkebunan di Kantor Direksi
PT.Perkebunan Nusantara III ………………………. 81
B. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perkebunan.. 82
C. Pendataan dan Penilaian Objek Pajak, Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perkebunan ………………………………………………. 85
D. Tata Cara Perhitungan PBB sektor Perkebunan di Kantor Direksi
PT.Perkebunan Nusantara III ……………………….. 88
BAB V PENUTUP ......................................................................... 92
A. SIMPULAN ………………………………………………. 92
B. SARAN ………………………………………………. 94
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum yang menjunjung
tinggi setiap hak dan kewajiban warganya, menempatkan perpajakan
sebagai salah satu wujud partisipasi aktif warga negara dalam
melaksanakan kewajibannya kepada negara melalui kegotong royongan
dalam pembiayaan dan pembangunan nasional. Sesuai dengan amanat
yang terkandung dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN), sistem
perpajakan yang dijalankan harus mampu memberikan kepercayaan dan
kesadaran kepada wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban serta
memenuhi haknya. Pasal 33 Undang – Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945 ayat 3 menyatakan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar - besar kemakmuran rakyat”. Negara, dalam hal ini pemerintah
memiliki kewajiban untuk mengatur pemberian – pemberian hak dan
penggunaan bumi oleh perseorangan atau badan yang memperoleh
manfaat baik yang secara langsung maupun tidak langsung atas hak
kekuasaan negara, sehingga wajar apabila mereka diwajibkan untuk
Universitas Sumatera Utara
2
mentaati peraturan dan memberikan iuran berupa pembayaran pajak
kepada negara (Brata, 1991).
Istilah PBB muncul pada tahun1985 hingga pada akhir tanggal 27
Desember dikeluarkan Undang – Undang Nmor 12 Tahun 1985 tentang
PBB yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 1986. Undang – Undang tersebut
dikeluarkan untuk menggantikan beberapa pajak yang pelaksanaannya
dirasakan sangat rumit dan tidak adil bagi masyarakat yang seringkali
menimbulkan pajak berganda. Oleh karena itu, sistem pajak yang rumit dan
memberatkan tersebut harus dihapuskan dan diganti dengan sistem
perpajakan yang sederhana, adil, dan memberi kepastian hukum.
Pajak bumi di Indonesia telah dilaksanakan sejak awal abad 19
ketika Pulau Jawa dikuasi oleh Inggris. Pada saat itu, pemerintah yang
dipimpin oleh Letnan Jendral Rafles mengenakan sistem pajak bumi yang
diadopsi dari sistem pajak India. Kemudian, pelaksanaan pajak bumi di
Indonesia mengalami berbagai perkembangan mulai tahun 1811 hingga
terbentuknya Undang – Undang yang mengatur tentang Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) yaitu Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1985
sebagaimana telah diubah terkhir kali dengan Undang – Undang Nomor 12
Tahun 1994. Yang dimaksud dengan PBB adalah pajak yang harus
dibayarkan oleh masyarakat karena telah memiliki, menguasai, atau
mendapatkan manfaat dari suatu tanah dan/atau bangunan tertentu. PBB
Universitas Sumatera Utara
3
termasuk dalam pajak yang bersifat kebendaan yang memiliki arti bahwa
besaran pajak ditentukan oleh keadaan objek pajak tanpa
mempertimbangkan kondisi subjek pajaknya. Konsep pajak bumi ini pada
awalnya muncul berdasarkan dalil bahwa “ semua tanah adalah milik raja,
dan kepala – kepala desa dianggap sebagai penyewa dari tanah yang
dikelola oleh kepala desa itu” (Brata,1991).
Dalam mempermudah pelaksanaan administrasi, Objek Pajak PBB
dikelompokkan berdasarkan karakteristiknya dalam beberapa sektor yaitu
Perdesaan dan Perkotaan (PBB–P2), dan Perkebunan, Perhutanan,dan
Pertambangan (PBB-P3). Berdasarkan Undang – Undang Nomor 28 Tahun
2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( UU PDRD), Peraturan
Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri
Nomor213/PMK.07/2010 serta Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor
PER-61/PJ/2010 memutuskan pengalihan semua kewenangan terkait
pengelolaan PBB-P2 dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
kabupaten/kota. Sementara itu, PBB sektor Perkebunan, Perhutanan, dan
Pertambangan (PBB-P3) masih tetap menjadi kewenangan Direktorat
Jendral Pajak.
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan merupakan salah satu
sumber pendapatan yang telah memberikan sumbangsih yang besar bagi
pemerintah. Hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perkebunan
Universitas Sumatera Utara
4
sangat membantu dalam percepatan pembangunan daerah. Wilayah
perkebunan yang ada di tanah air sangat luas dan merupakan usaha yang
produktif. Jadi, wajar bila setiap wilayah perkantoran dikenakan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Perkebunan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis membahas mengenai “
Tata Cara Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan
di PT. Perkebunan Nusantara III”.
B. Tujuan dan Manfaat
Tugas Akhir merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan
oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma III
Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
1. Tujuan
Adapun tujuan dari Tugas Akhir ini, yaitu:
1.1.Untuk mengetahui dasar penetapan Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perkebunandi PT. Perkebunan Nusantara III.
1.2.Untuk mengetahui Tata Cara Perhitungan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perkebunan di PT. Perkebunan Nusantara III.
Universitas Sumatera Utara
5
1.3.Untuk mengetahui Prosedur Penyampaian Surat Pemberitahuan
Pajak Terutang (SPPT) Sektor Perkebunan di PT. Perkebunan
Nusantara III.
2. Manfaat
2.1. Bagi Mahasiswa
a. Untuk menambah ilmu mengenai Peraturan Pemerintah ini.
b. Untuk mendorong mahasiswa untuk selalu update dengan peraturan-
peraturan dibidang perpajakan.
c. Untuk memberitahukan adanya potensi prodi administrasi
perpajakan didunia kerja.
d. Untuk menerapkan ilmu yang sudah didapat dibangku perkuliahan
ke masyarakat.
2.2. Bagi PT. Perkebunan Nusantara III
a. Menjalin hubungan baik dengan Universitas Sumatera Utara
khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
b. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara
Instansi dengan dunia pendidikan sehingga Instansi tersebut dapat
mengetahui tingkat perkembangan ilmu pengetahuan lembaga
pendidikan khususnya Program Studi Diploma III Administrasi
Universitas Sumatera Utara
6
Perpajakan yang bertujuan untuk meningkatan sumber daya
manusia.
c. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara
Instansi dengan dunia pendidikan sehingga Instansi tersebut dapat
mengetahui tingkat perkembangan ilmu pengetahuan lembaga
pendidikan khususnya Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
d. Mendapat masukan dan saran akademik untuk meningkatkan
produktifitas PT. Perkebunan Nusantara III.
2.3. Bagi Program Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU
a. Membuka Interaksi antara Universitas Sumatera Utara pada
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan
instansi khususnya PT. Perkebunan Nusantara III.
b. Membuat mahasiswa yang berkualitas dan berintegritas dalam
dunia kerja.
c. Meningkatkan mutu mahasiswa agar menjadi tenaga ahli yang
profesional.
Universitas Sumatera Utara
7
d. Mempromosikan adanya Sumber Daya Manusia di Universitas
Sumatera Utara pada Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan.
C. Uraian Teoritis
1. Dasar Hukum
Untuk membahas mengenai Tata Cara Perhitungan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perkebunan tersebut, penulis memiliki beberapa
dasar hukum yang akan digunakan sebagai acuan dalam
menyelesaikan tugas akhir ini, antara lain :
1.1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1985 jo Undang – Undang
No 12 Tahun 1994
1.2. Undang – Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28
Tahun 2009 Pasal 77 sampai dengan Pasal 84
1.3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.03/2014 Tentang
Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar
Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan
1.4. Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor Per-31/PJ/2014 Tentang
Tata Cara Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perkebunan.
Universitas Sumatera Utara
8
2. Pengertian Pajak.
Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007 mencantumkan bahwa pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang –
Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara untuk sebesar – besarnya
kemakmuran rakyat.
Beberapa defenisi pajak menurut para ahli:
Prof. Dr. Rochmat Soemitro,dalam bukunya Dasar-Dasar Hukum
Pajak dan Pajak Pendapatan (1990:5) menyatakan “Pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara berdasarkan undang – undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum”.Selanjutnya, P.J.A. Andriani dalam buku
Pengantar Ilmu Hukum Pajak(1992:2) berpendapat“Pajak adalah iuran
masyarakat kepada negara (dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib
pajak yang membayarnya menurut peratiran – peraturan umum (
Undang – Undang ) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang
langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran – pengeluaran umum berhubung tugas Negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan”.Kemudian dalam buku “Perpajakan
Universitas Sumatera Utara
9
Indonesia”(2010:5) Mr. Dr. Nj. Feldman dalam buku De Over
Heidsmiddelen Van Indonesia (terjemahan) : Pajak adalah prestasi
yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada pengusaha
(menurut norma – norma yang ditetapkan secara umum), tanpa adanya
kontraprestasi, dan semata – mata digunakan untuk menutup
pengeluaran – pengeluaran umum. Prof. Dr. MJH. Smeets dalam buku
De Economische Betekenis Belastingen (terjemahan) : Pajak adalah
prestasi kepada pemeritah yang terutang melalui norma – norma umum
dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat
ditunjukan dalam hal yang individual, dimaksudkan untuk membiayai
pengeluaran pemerintah. Dr. Soeparman Soemahamidjaja dalam
disertasinya yang berjudul “Pajak Berdasarkan Asas Gotong Royong”
menyatakan : “ Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang
dipungut oleh pengusaha berdasarkan norma – norma hukum, guna
menutup biaya produksi barang - barang dan jasa – jasa kolektif dalam
mencapai kesejahteraan umum”. Sisi lainnya yang berhubungan
dengan kontraprestasi menekankan pada mewujudkan kontraprestasi
itu diperlukan pajak.
Dari pengertian – pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri –
ciri yang melekat pada pengertian pajak, adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
10
1. Pajak merupakan iuran dari rakyat kepada negara dan yang berhak
memungutnya adalah negara.
2. Pajak dipungut berdasarkan undang – undang serta aturan
pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.
3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara
langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat
ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
4. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.
5. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran – pengeluaran pemerintah
daerah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus,
dipergunakan untuk membiayai public investment.
6. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter.
3. Fungsi Pajak
Menurut Waluyo dalam buku “Perpajakan Indonesia”(2007:6) ada dua
fungsi pajak, yaitu:
a. Fungsi Budgetair ( Sumber Keuangan Negara)
Artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan
pemerintah untuk membiayai pengeluaran untuk membiayai
pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber
keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang
Universitas Sumatera Utara
11
sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Upaya tersebut ditempuh
dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak
melalui penyempurnaan peraturan perpajakan.
b. Fungsi Regulerend (Pengatur)
Artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta
mencapai tujuan – tujuan tertentu diluar bidang keuangan.
4. Jenis-jenis Pajak
Menurut Waluyo dalam buku “Perpajakan Indonesia”(2007:12) pajak
dapat dikelompokkan kedalam kelompok,yaitu :
4.1. Menurut Golongannya.
a. Pajak Langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib
pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang
lain.
b. Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
4.2. Menurut Sifat
a. Pajak Subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak
b. Pajak Objektif yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
Universitas Sumatera Utara
12
4.3 Menurut Lembaga Pemungut dan Pengolahnya
a. Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara
b. Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah
yang digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
5. Pajak Bumi dan Bangunan
5.1. Pengertian Umum Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan adalah Pajak Negara yang dikenakan
terhadap bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang – Undang
Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun
1994
5.2. Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Yang menjadi objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah Bumi dan
atau Bangunan.(Mardiasmo, Edisi Revisi 2013: 333)
5.3. Pengecualian Objek Pajak
Menurut Undang – Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
No. 28 Tahun 2009 adalah :
a. Digunakan semata – mata untuk melayani kepentingan umum dan
tidak mencari keuntungan.
Universitas Sumatera Utara
13
b. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, dan atau sejenis
dengan itu.
c. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman
nasional, tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa dan tanah
negara yang belum dibebani suatu hak.
d. Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan azas
timbal balik.
e. Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi yang ditentukan
oleh Menteri Keuangan.
5.4. Subjek Pajak dan Wajib Pajak
a. Subjek Pajak adalah orang Pribadi atau badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas bumi, memiliki, menguasai, atas
bangunan dan atau memperoleh manfaat atas bangunan.
b. Wajib Pajak adalah subjek pajak yang dikenakan kewajiban
membayar pajak.
5.5. Tata Cara Pendaftaran dan Sanksi Pajak Bumi dan Bangunan
Menurut Undang – Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
No. 28 Tahun 2009 Tata Cara pendaftaran dan Sanksi Pajak Bumi dan
Bangunan adalah
a. Tata Cara Pendaftaran Pajak Bumi dan Bangunan
Universitas Sumatera Utara
14
b. Sanksi Pajak Bumi dan Bangunan terbagi atas Saknsi Administrasi
dan Sanksi Pidana
5.6. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dan Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
Yang dimaksud dengan Surat Pemberitahuan Objek Pajak dan
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang dalam buku Mardiasmo, Edisi
Revisi : 2013 : 339 adalah
a. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)
Sebagai sarana bagi wajib pajak untuk mendaftarkan objek pajak
yang akan dipakai sebagai dasar untuk menghitung Pajak Bumi dan
Bangunan yang terutang.
b. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
Surat Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Pajak mengenai pajak
yang terutang dalam 1 (satu) tahun pajak.
5.7. Bumi dan atau Bangunan terbagi atas 5 (lima) sektor
a. Pedesaan
b. Perkotaan
c. Perkebunan
d. Perhutanan
e. Pertambangan
Universitas Sumatera Utara
15
Dalam laporan ini penulis membahas tentang Pajak Bumi dan
Bangunan sektor Perkebunan, yaitu objek pajak Pajak Bumi dan
Bangunan yang digunakan oleh pengusahaan Tanaman Perkebunan
dengan luas paling sedikit 2 (dua) hektar (termasuk emplasmen).
5.8. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan
Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan
adalah hasil penjumlahan antara perkalian luas areal perkebunan
dengan nilai jual objek pajak bumi permeter persegi dengan perkalian
luas bangunan dengan nilai jual objek pajak bangunan permeter
persegi.(Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.03/2014)
5.9. Objek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan
a. Bumi terdiri dari : areal produktif, areal belum produktif, areal
emplasmen dan areal lainnya.
b. Bangunan
5.10. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan
Dalam perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan
tarif yang dikenakan yaitu 40% (empat puluh persen).
Rumus perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan
PBB = 0,5% x 40% (NJOP – NJOPTKP)
Dimana besarnya NJOP atas obyek pajak sektor perkebunan
ditentukan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
16
1. Areal kebun adalah sebesar NJOP berupa tanah ditambah dengan
Jumlah Investasi Tanaman Perkebunan sesuai dengan Standart
Investasi menurut umur tanaman.
2. Areal Emplasmen dan areal lainnya dalam kawasan perkebunan
adalah sebesar NJOP berupa tanah sekitarnya dengan penyesuaian
seperlunya.
3. Objek pajak berupa bangunan adalah sebesar nilai konversi biaya
pembangunan baru setiap jenis bangunan setelah dikurangi
penyusutan fisik berdasarkan metode penilaian kedalam klasifikasi,
penggolongan dan ketentuan nilai jual bangunan sebagaimana
diatur dengan Keputusan Mentri Keuangan Nomor
523/KMK.04/1998.
D. Ruang Lingkup
Adapun yang menjadi ruang lingkup Tugas Akhir yaitu melakukan
pengumpulan data yang menyangkut tata cara perhitungan Pajak Bumi dan
Bangunan sektor Perkebunan di PT. Perkebunan Nusantara III dimulai
dari:
1. Dasar penetapan pajak bumi dan bangunan sektor perkebunan.
2. Tata cara perhitungan pajak bumi dan bangunan sektor perkebunan.
3. Prosedur penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).
Universitas Sumatera Utara
17
E. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan
informasi sesuai dengan metode – metode yang digunakan, maka
tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini penulis menyediakan persiapan yang dibutuhkan mulai
dari pengenalan objek pajak yang akan dibahas, pengajuan judul,
persetujuan judul oleh Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan, penyusunan proposal, berkonsultasi dengan dosen
pembimbing yang ditunjuk oleh Program Studi Diloma III Administrasi
Perpajakan, dan memohon surat pengantar Praktik Kerja Lapangan
Mandiri dari pihak Fakultas / Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan.
2. Studi Literatur
Penulis mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori,
menelaah buku-buku literatur, peraturan Perundang - Undangan di
bidang perpajakan, bahan-bahan kuliah, internet, majalah, surat kabar,
catatan-catatan, maupun bahan tertulis yang ada hubungannya dengan
laporan penelitian.
3. Observasi Lapangan
Universitas Sumatera Utara
18
Dalam tahap ini penulis melakukan pengamatan secara langsung pada
PT.Perkebunan Nusantara III dan meninjau secara langsung kondisi
serta keadaan objek untuk mengetahui sistem kerja PT.Perkebunan
Nusantara III.
4. Pengumpulan Data
Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
dalam menyusun Tugas Akhir yang terdiri dari :
4.1. Data Primer yaitu data-data yang diperoleh dari pihak-pihak yang
mengetahui dan memahami tentang tata cara perhitungan Pajak
Bumi dan Bangunan sektor Perkebunan.
4.2. Data Sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari referensi ilmiah
yang mendukung seperti buku-buku literatur, peraturan Perundang
- Undangan di bidang perpajakan, bahan-bahan kuliah, internet,
majalah, surat kabar, catatan-catatan, maupun bahan tertulis yang
ada hubungannya dengan laporan penelitian.
5. Analisis Dan Evaluasi Data
Setelah data yang diperlukan telah terkumpul secara lengkap, maka
penulis sudah dapat memulai menganalisis dan mengevaluasi data
tersebut serta menarik kesimpulan berdasarkan pemikiran, pengetahuan,
dan teori yang telah diterima dan menjelaskannya dengan kata-kata
yang sistematis dan secara objektif.
Universitas Sumatera Utara
19
F. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam
Tugas Akhir ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut :
1. Daftar Pertanyaan
Dalam metode ini penulis mengajukan pertanyaan baik secara lisan
maupun tulisan kepada pegawai instansi untuk dapat memberikan data
ataupun informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan.
2. Observasi
Dalam metode ini penulis melakukan pengamatan langsung ke
lapangan untuk melakukan peninjauan dengan cara mengamati,
mendengar, serta mencatat mengenai hal – hal yang berhubungan
dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.
3. Dokumentasi
Dalam tahap ini, penulis berusaha mengumpulkan dokumen –
dokumen atau data – data pendukung mengenai pajak dan bangunan
sektor perkebunan.
G. Sistematika Penulisan Laporan
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan
Tugas Akhir adalah :
Universitas Sumatera Utara
20
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang
yang menjadi dasar pemilihan dalam penyusunan laporan,
tujuan dan manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup, metode
praktek, metode pengumpulan data serta sistematika
penulisan laporan Tugas Akhir
BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat PT.
Perkebunan Nusantara III, lokasi perusahaan, visi dan
misi, struktur Organisasi dan Bidang kerja/bagian.
BAB III :GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BAN
BANGUNAN SEKTOR PERKEBUNAN
Pada bab ini penulis memaparkan tentang data yang
berkaitan dengan Pajak Bumi dan Bangunan mulai dari
Pengertian Umum Tentang Pajak, Pengertian Pajak Bumi
dan Bangunan, Tata Cara Pendaftaran dan Sanksi Pajak
Bumi dan Bangunan, Surat Pemberitahuan Objek Pajak
(SPOP), dan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).
Universitas Sumatera Utara
21
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan menganalisa tentang Dasar
Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan,
Pendataan dan Penilaian Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perkebunan, Tata Cara Perhitungan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Perkebunan, Prosedur Penyampaian
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), Faktor
Pengahambat PT. Perkebunan Nusantara III Dalam
Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perkebunan.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini penulis mengemukan tentang simpulan dan
saran mengenai objek PKLM dan permasalahan yang
penulis hadapi selama melaksanakan PKLM di lapangan .
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
22
BAB II
GAMBARAN UMUM
PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III
A. Sejarah Singkat PT.Perkebunan Nusantara III
PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan
salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang
bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran
hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya
dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan
adalah minyak sawit (CPO) dan inti sawit (Kernel) dan produk hilir karet.
1958
Sejarah Perseroan diawali dengan proses pengambilalihan perusahaan –
perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI yang dikenal
sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi
Perseroan Perkebunan Negara (PPN).
1968
Perseroan Perkebunan Negara (PPN) di rerstrukturisasi menjadi beberapa
kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP).
22
Universitas Sumatera Utara
23
1974
Bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT.Perkebunan (Persero). Guna
meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan BUMN.
Pemerintah merekstrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan
melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan
perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan
manajemen.
1994
3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT. Perkebunan III (Persero),
PT.Perkebunan IV (Persero) dan PT.Perkebunan V(Persero)
pengelolaannya kedalam satu manajemen.
1996
Melalui peraturan Pemerintah No.8 Tahun 1996 tanggal 14 February 1996,
ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT.Perkebunan
Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara. PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) di dirikan dengan akte notaris Harun
Kamil, SH, No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahakan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-
8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat didalam Berita
Negara Republik Indonesia No.81 Tahun 1996 Tambahan Berita Negara
Universitas Sumatera Utara
24
No.8674 Tahun 1996, Anggaran Dasar perubahan, terakhir dengan Akta
perubahan ini telah diterima dan dicatat dalam database Sistem
Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No.AHU-54923.AH.01.02 tahun 2012 tanggal 24
Oktober 2012.
Kegiatan Operasional Perusahaan
PT.Perkebunan Nusantar III memasarkan hasil komoditas kelapa
sawit dan karet ke pasar lokal dan luar negeri melalui PT.Kharisma
Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) yang berkedudukan di Jakarta
serta pemasaran CPO melaui Bursa Berjangka Jakarta (BBJ).
Total penjualan pada tahun 2013 mencapai nilai Rp 5.699 Miliar,
sedangkan total penjualan pada tahun 2012 sebesar Rp 5.941 Miliar.
Dengan demikian, pada tahun 2013 nilai penjualan mengalami penurunan
sebesar 242 Miliar atau sebesar 4,07 %. Penurunan nilai penjualan pada
tahun 2013 disebabkan antara lain oleh masih melemahnya permintaan
pasar akibat gejolak politik dan moneter di sejumlah negara tujuan ekspor
serta harga minyak mentah di pasar dunia yang berfluktuasi.
B. Lokasi Perusahaan
Lokasi Perusahaan
Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 – Indonesia
Universitas Sumatera Utara
25
Telephone (+62-61) 8452244, 8453100
Fax (+62-61) 8455177, 8454728
Website :
www.ptpn3.com
www.ptpn3.co.id
www.ptpn3.co.id
Email : [email protected]
C. Visi dan Misi
Visi
Untuk menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima
dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik.
Misi
1. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara
berkesinambungan.
2. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategi dan mengembangkan
secara optimal.
3. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan “imbal hasil“
terbaik bagi perusahaan.
4. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.
Universitas Sumatera Utara
26
5. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan
perusahaan.
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi dalam suatu perusahaan memiliki peranan
yang sangat penting untuk mempermudah pelaksanaan tugas yang
dibebankan kepada pihak manajemen terutama dalam perencanaan strategi
dan pengawasan manajemen agar kegiatan perusahaan dapat berjalan
secara efektif dan efesien.
Struktur Organisasi PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
merupakan salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Struktur organisasi PTPN III menunjukan
bahwa struktur tersebut dapat dilihat secara vertikal dan horizontal yang
menunjukan adanya pemisah lingkup tugas, fungsi, wewenang, dan
tanggung jawab sesuai dengan pembidangan direktorat masing – masing.
(Direktorat Produksi, Direktorat Keuangan, Direktorat SDM dan
Umum, Direktorat Perencanaan dan Pengembangan)
No.3.12/SKPTS/03/2009 Tanggal 11 Mei 2009 dipandang perlu
melakukan perubahan atau penyempurnaan struktur organisasi PTPN III,
dan berdasarkan Surat Nomor: DK73.12/5.15/III/2010 Tanggal 26 Maret
2010 Dewan Komisaris menyetujui atas perubahan atau penyempurnaan
struktur organisasi PTPN.
Universitas Sumatera Utara
27
Uraian struktur organisasi pada PT.Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan adalah sebagai berikut :
Logo Perusahaan
Makna Logo :
1. Gambar 12 helai daun kelapa sawit di sebelah kiri bola dunia dan 7 urat
pada daun karet yang berwarna hijau di sebelah kanan bola dunia,
melambangkan bahwa PTPN III memiliki 12 paradigma baru dan 7
strategi bisnis yang saling mendukung agar tercapainya tujuan PTPN III,
yaitu selalu menjadi perusahaan perkebunan terbaik dengan team work
yang solid dan inovatif, serta ditunjang dengan green technology,green
business dan ramah lingkungan.
2. Gambar 5 garis lintang horizontal dan vertikal yang berwarna biru
melingkari bola dunia melambangkan bahwa PTPN III memiliki 5 tata
Universitas Sumatera Utara
28
nilai dan harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi yang
berkembang agar selalu menjadi yang terdepan dalam peningkatan usaha.
3. Gambar 2 meteor yang mengelilingi bumi sehingga membentuk angka 3
melambangkan PTPN III bergerak dinamis dengan semangat yang tinggi
untuk menguasai pasar global. Meteor yang berwarna putih bermakna
produksi lateks dan produk turunannya, sedangkan yang berwarna orange
adalah produksi CPO beserta turunannya, yang memancar tanpa henti
untuk memenuhi kebutuhan pasar global.
Secara keseluruhan logo ini adalah lambang dari niat dan motivasi
yang tinggi seluruh personal PTPN III, untuk mewujudkan Visi dan Misi
PTPN III yang telah dicanangkan bersama, dengan ditunjang dengan 5 tata
nilai, 12 paradigma baru, dan 7 strategi bisnis yang dimiliki PTPN III.
D. Struktur Organisasi dan Bidang Kerja
Struktur organisasi dari PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)
Sumatera Utara adalah struktur organisasi garis dan staff, sesuai dengan
laju perkembangan PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Sumatera
Utara. Struktur organisasi diharapkan dapat memberi gambaran pembagian
tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan pelaporan yang
menyangkut tingkat hirarki besarnya rentang kendali dari semua pimpinan
disetiap tingkat dalam organisasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
29
Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam
organisasi yang memungkinkan tercapainya koordinasi dan
pengintegrasian segenap kegiatan organisasi baik ke arah vertikal dan
horizontal PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) mempunyai fungsi
manajemen yang sangat jelas dalam organisasi yang telah diciptakan,
setiap personil akan diberikan tugas atas kualifikasi dan tanggung jawab.
Uraian struktur organisasi pada PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan adalah sebagai berikut :
Berdasarkan lampiran struktur organisasi PT.Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan, dapat diuraikan fungsi, tugas, dan
wewenangnya dari masing – masing bagian sebagi berikut :
Universitas Sumatera Utara
31
A. Rapat Umum Pemegang Usaha
Rapat umum pemegang saham adalah pimpinan tertinggi yang
membawahi Komisaris, Direktur serta setingkat lebih bawah tugas dan
wewenangnya adalah sebagai berikut :
1. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris.
2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang telah dibebankan oleh
pemegang saham.
A. Dewan Komisaris
Tugas dan wewenang Dewan Komisaris dalam PT.Perkebunan Nusantara
III (Persero) Medan, adalah sebagai berikut :
1. Memberikan nasehat kepada pimpinan.
2. Membantu pemimpin dalam menginvestigasikan dana perusahaan.
3. Mengawasi jalannya perusahaan.
B. Direktur Utama
1. Fungsi Direktur Utama
Mengarahkan, memberdaya gunakan seluruh sumber daya perusahaan
secara optimal untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan.
2. Tugas dan wewenang Direktur Utama
a. Membangun perusahaan kelas dunia yang berbasis agribisnis.
b. Melakukan prinsip tata kelola perusahaan yang baik disemua
jajaran.
Universitas Sumatera Utara
32
c. Meningkatkan nilai perusahaan melalui pelaksanaan The Business
Success model seperti tercermin dalam Indikator Kerja Utama
(IKU).
d. Mewujudkan portofolio businesss perusahaan yang memberikan
keuntungan dan nilai tambah.
e. Mensukseskan pelaksanaan sistem manajemen ISO 9000, ISO
14000
f. Menetapkan sistem saran dan prasarana informasi melalui
teknologi dan informasi (TI) yang berintegrasi dan berbasis
database, serta memberdayakan secara maksimal.
C. Direktur Produksi
1. Fungsi utama Direktur Produksi
Mengelola dan memberdaya gunakan sumber daya produksi sarana
dan prasarana sehingga tercapinya kinerja bidang produksi secara
optimal.
2. Tugas dan wewenang Direktur Produksi
a. Menetapkan dan mewujudkan sarana strategis dibidang produksi.
b. Menciptakan upaya strategis dibidang produksi.
c. Menetapkan sistem kerja bidang produksi untuk mewujudkan
operasional excellence.
Universitas Sumatera Utara
33
d. Menerjemahkan kebutuhan pasar menjadi pelaksanaan operasional
bidang produksi.
e. Melaksanakan program ISO 9000, ISO 14000.
f. Mengendalikan biaya produksi pada tingkat yang lebih efisiensi.
g. Mensukseskan pelaksanaan sistem manajemen ISO 9000, ISO
14000.
h. Menetapkan sistem sarana dan prasarana informasi melalui
Teknologi Informasi (TI) yang terintegrasi dan berbasis database
serta memberdaya gunakan secara maksimal.
D. Direktur Keuangan
1. Fungsi utama Direktur Utama
Mengelola dan memberdayakan sumber daya keuangan secara tepat
guna, sehingga tercapainya cashflow dan biaya operasional perusahaan
yang efektif dan efisiensi.
2. Tugas dan fungsi utama Direktur Keuangan
2.1 Maksud dan Tujuan Perusahaan
Sesuai dengan akta pendiri perusahaan, maksud dan tujuan perusahaan meliputi :
a. Melaksanakan kebijakan dan program pemerintah dengan memberikan
kontribusi terhadap ekonomi dan pembangunan nasional khususnya di
subsektor perkebunan.
Universitas Sumatera Utara
34
b. Memupuk keuntungan (profit) dengan prinsip – prinsip perusahaan yang
sehat berlandaskan peningkatan nilai tambahan bagi pemerintah selaku
pemegang saham.
2.2 Aktifitas Perusahaan
Tersusunnya RJPP 2009 – 2013 adalah untuk memberikan arah sekaligus
menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan kedepan dalam menjalankan
setiap aktifitas bisnis perusahaan.
Disamping itu, kebijakan manajemen harus selalu berupaya untuk
mempertimbangkan faktur kesinambungan pertumbuhan dan stabilitas usaha
dalam jangka panjang. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut perusahaan
menjalankan kegiatan usahanya dalam bidang :
a. Perusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengolahan lahan,
pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan serta melakukan aktifitas yang
lainnya terkait dengan perusahaan budidaya tanaman.
b. Produksi meliputi perolehan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman
sendiri maupun dari pihak lain menjadi produk komoditi primer, produk
setengah jadi, dan produk jadi yang akan dihasilkan melalui pembangunan
dan pengembangan industri hilir berbasis perkebunan.
c. Penyelenggaraan kegiatan pemasaran sebelum atau sesudah produk
komoditi primer sawit dan karet dipasarkan oleh Knator Pemasaran
Universitas Sumatera Utara
35
Bersama (KPB). Kegiatan tersebut meliputi antara lain penetapan harga
komoditas yang optimal, memberikan batasan produk yang dijual oleh
KPB, dan menyelesaikan keluhan pelelangan dalam rangka pemenuhan
keputusan pelelangan.
d. Pengembangan usaha meliputi pembangunan industri di Sei Mangkei,
ekstensifikasi areal melalui pembukaan areal baru, dan intensifikasi areal
melalui pemanfaatan teknologi budidaya tanaman.
e. Perusahaan dapat mendirikan atau menjalankan perusahaan dan usaha
lainnya yang mempunyai hubungan dengan usaha bidang pertanian baik
secara sendiri – sendiri maupun melalui aliansi strategi dengan pihak
ketiga atau swasta nasional atau internasional, sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku sesuai
dengan ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar Perusahaan.
Dalam rangka peningkatan terhadap pelayanan kesehatan, kesejahteraan,
dan pendidikan karyawan PTPN III secara berkelanjutan menyediakan sarana
rumah sakit dan poliklinik serta sarana sosial berupa rumah ibadah,
sekolah/madrasah, dan sarana olahraga disetiap lokasi perkebunan.
E. Perkebunan Milik PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)
Dalam menjalankan usahanya perseroan bergerak pada bidang
usaha perkebunan dengan komoditi utama kelapa sawit seluas 109.650,42
Universitas Sumatera Utara
36
ha dan karet seluas 46.895,36 ha, yang disukung oleh pabrik pengolahan
untuk masing – masing komoditi tersebut. Untuk itu, PTPN III telah
membentuk Strategi Bisnis Unit (SBU) yang terdiri dari 8 distrik. Hal ini
dapat dilihat dalam daftar berikut :
1. Distrik Manager Labuhan Batu 1 (DLAB 1) Kelas A seluas 25.470,96 ha
terdiri dari :
a. Kebun Sei Meranti (KSMTI) Kelas A, seluas (7.529,70 ha)
b. Kebun Sei Daun (KSDAN) Kelas A, seluas (7.555,00 ha)
c. Kebun Torgamba (KTORA) Kelas A, seluas (6.386,26 ha)
d. Kebun Bukit Tujuh (KBUTU) Kelas C, seluas (4.000 ha)
e. PKS Sei Meranti (PSMTI) Kelas A, kapasitas: 60 ton/jam
f. PKS Sei Daun (PSDAN) Kelas A, kapasitas: 60 ton/jam
g. PKS Torgamba (PTORA) Kelas A, kapasitas: 60 ton/jam
2. Distrik Manajer Labuhan Batu II (DLAB2) Kelas A seluas 29.700,98 ha
terdiri dari :
a. Kebun Sei Baruhur (KSBAR) Kelas B, seluas (6.060,27 ha)
b. Kebun Sei Kabara (KSKAR) Kelas B, seluas (6.139,87 ha)
c. Kebun Aek Tarop (KATOR) Kelas B, seluas (6.471,31 ha)
d. Kebun PIR Aek Raso (KPARO) Kelasa C,(inti 3.781,69 ha),(Plasma
7.247,84 ha)
e. PKS Seoi Baruhur (PSBAR) Kelas B, kapasitas: 30 ton/jam
Universitas Sumatera Utara
37
f. PKS Aek Raso (PPARO) Kelas A, kapasitas 30 ton/jam
g. PKS Aek Tarop (PATOR) Kelas A, kapasitas 60 ton/jam
h. Rumah Sakit Sri Tor Gamba (RSTOR) Kelas B
3. Distrik Manajer Labuhan Batu III (DLAB3) Kelas A, seluas (40.202,49
ha) terdiri dari :
a. Kebun Sisumut (KSSUT) Kelas B(Inti 5.725,00) PLS (plasma
4.934,76 ha)
b. Kebun Aek Nabara Utara (KANAU) Kelas C, seluias (3.714,31 ha)
c. Kebun Aek Nabara Selatan (KANAS) Kelas A, seluias (7.312,68 ha)
d. Kebun Rantau Parapat (KRPPT) Kelas B, kapasitas oleh pabrik
karet:sheet:7.000 kg.KK/hari seluias (4.332,07 ha)
e. Kebun Mambang Muda (KMMDDA) Kelas B, kapasitas oleh pabrik
karet lateks pekat:30.000, crumb rubber: 30.000 seluias (4.332,07 ha)
f. Kebun Labuhan Haji (KLAJI) Kelas C Inti (3.248,07 ha) PLU (plasma
4.729,18 ha)
g. Kebun Merbau Selatan (KMSTN) Kelas C, seluias (3.193,67 ha)
h. PKS Sisumut (PSSUT) Kelas B, kapasitas: 30 ton/jam
i. PKS Aek Nabara Selatan (PANAS) Kelas A, kapasitas: 60 ton/jam
j. Rumah Sakit Aek Nabara (RSANS) Kelas C
k. Rumah Sakit Mambang Muda (RSMMA) Kelas C
4. Distrik Manajer Asahan (DASAH) Kelas A, seluas (29.144,25 ha)
Universitas Sumatera Utara
38
a. Kebun Sei Dadap (KSDDP) Kelas B, seluas (5.174,73 ha)
b. Kebun Pulai Mandi (KPMDI) Kelas C, seluas (3.776,40 ha)
c. Kebun Ambalutu (KAMBT) Kelas C, seluas (3.178,60 ha)
d. Kebun Sei Silau (KSSIL) Kelas A, Kapasitas oleh pabrik
karet:Sheet:8.000 kg.KK/hari, seluas (6.720,90 ha)
e. Kebun Bandar Selamat (KBDSL) Kelas C, seluas (3.651,40 ha)
f. Kebun Huta Padang (KHTPD) Kelas C (Inti 4.790,22 ha) PLA
(Plasma 1.862,00 ha)
g. PKS Sei Silau (PSSIL) Kelas A, Kapasitas: 60 ton/jam
h. Rumah Sakit Sei Dadap (RSDAP) Kelas B
5. Distrik Simalungun (DSIMA) Kelas C, seluas (15.120,16 ha)
a. Kebun Dusun Hulu (KDSHU) Kelas B, seluas (4.852,43 ha)
b. Kebun Bangun (KBANG) Kelas C, seluas (3.378,83 ha)
c. Kebun Bandar Betsy (KBDBY) Kelas A Kapasitas oleh pabrik
karet:Sheet:16.000 kg.KK/hari (Inti 5.348,90 ha) BPT (Plasma
1.540,00 ha)
d. PKS Sei Mangkei (PSMKI) Kelas B, kapasitas: 30 ton/jam
e. Kawasan Industri Nusantara (KINRA)
6. Distrik Deli Serdang (DSERI1) Kelas C, seluas (16.905,45)
a. Kebun Gunung Pamela (KGPMA) Kelas C, seluas (5.589,06 ha)
b. Kebun Silau Dunia (KSDUN) Kelas B, seluas (4.963,62 ha)
Universitas Sumatera Utara
39
c. Kebun Gunung Para (KGPAR) Kelas B, Kapasitas oleh pabrik
karet:Crumb Rubber: 30.0000 kg.KK/hari seluas (4.030,00 ha)
d. Rumah Sakit Sri Pamela (RSPAM) Kelas A
7. Distrik Deli Serdang II (DSER 2) Kelas B, seluas (16.637,29 ha)
a. Kebun Sei Putih (KSPTH) Kelas C, seluas (3.387,83 ha)
b. Kebun Sarang Ginting (KSGGI) Kelas B, kapasitas oleh
pabrik:Sheet:11.000 kg.KK/hari seluas (3.051,72 ha)
c. Kebun Tanah Raja (KTARA) Kelas C, seluas (3.360,07 ha)
d. Kebun Rambutan (KRBTN) Kelas A, kapasitas oleh pabrik
karet:Lateks Pekat:30.000 kg.KK/hari seluas (6.837,67 ha)
e. PKS Rambutan (PRBTN) Kelas B, kapasitas:30 ton/jam
8. Distrik Manajer Tapanuli Selatan (DTAPS) Kelas C, seluas (6.778,07 ha)
a. Kebun Hapesong (HKPSG) Kelas B, kapasitas oleh pabrik
karet:Sheet:12.000 kg.KK/hari seluas (4.005,01 ha)
b. Kebun Batang Toru (KBGTU) Kelas C, seluas (2.773,06 ha)
Sesuai dengan misinya, pihak PTPN III juga melakukan kegiatan
perkembangan perkebunan khusus rakyat atau yang biasa disebut Perkebunan Inti
Rakyat (PIR).
Maksud dari kegiatan ini adalah membantu rakyat sekitar perkebunan
dalam mengembangkan usaha perkebunannya dengan cara memberikan beberapa
Universitas Sumatera Utara
40
luas lahan beserta bibitnya sebagai modal awal dari PTPN III untuk selaanjutnya
dikelola oleh rakyat.
Perkebunanan ini masih dalam kordinasi pihak PTPN III sehingga hasil
perkebunan akan dijual kembali kepada pihak PTPN III. Akan tetapi, pihak PTPN
III ini memberikan kesempatan kepada rakyatuntuk memilikinya dengan cara
mengambil alihkan modal awal yang telah diberikan kepada pihak PTPN III
dengan proses cicilan setiap kali mendapatkan hasil panen.
Apabila rakyat telah melunasi cicilan atas lahan perkebunannya, maka
lahan tersebut dapat dimiliki seutuhnya dan penjualan atas hasil panen dapat
dijual kembali kepada pihak manapun. Dalam arti, hasil perkebunan tidak harus
dijual/diserahkan lagi kepada pihak PTPN III.
PIR (Perkebunan Inti Rakyat) atau kebun Plasma berada di beberapa
kebun milik PTPN III. Diantaranya, kebun PIR Aek Raso, Kebun Sisumut, Kebun
Huta Padang dan Kebun Bandar Betsy.
F. Anak Perkebunan PT.Perkebunan Nusantara III
Perusahaan ini juga telah memiliki beberapa anak perusahaan diantaranya :
1. PTP. Mitra Organ, perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan
dengan jenis tanaman kelapa sawit dan karet. Perusahaan ini berlokasi di
Palembang Sumatera Selatan.
Universitas Sumatera Utara
41
2. PT. Tiga Mutiara Nusantara, perusahaan yang bergerak di bidang
pengolahan kayu karet menjadi produk jadi. Perusahaan ini berlokasi di
Gunung Para.
3. PT.SAN, perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman hasil,
seperti CPO, Karet.
4. PT.IKN (PT. Industri Karet Nusantara), anak perusahaan yang bergerak di
bidang pengolahan karet menjadi produk jadi.
5. PT.ESW, yang bergerak di bidang pembuatan particle board dengan
bahan batang pohon sawit yangh sudah tidak berproduksi lagi yang berada
di Sei Dadap (anak perusahaan ini masih dalam proses pembangunan
pabrik).
G. Rencana Pengembangan Perusahaan
Sejarah dengan perkembangan dan dinamika bisnis berbasis perkebunan,
PTPN III sedang melakukan langkah – langkah konkrit untuk melaksanakan
kegiatan bisnisnya, antara lain :
1. Penggunaan sektor industri hulu, antara lain :
a. Meningkatkan efisiensi secara berkelanjutan.
b. Memodernisasi teknologi.
c. Meminimalisasi dan pemanfaatan limbah.
Universitas Sumatera Utara
42
d. Meningkatkan kemampuan SDM yang berlandaskan kompetensi
secara optimal.
2. Rencana pengembangan usaha perusahaan, untuk mendapatkan nilai
tambah kearah industri hilir berbasis perkebunan, antara lain :
a. Pembangunan poer plant yang terintegrasi dengan perkebunan kelapa
sawit (PKS).
b. Pembangunan pabrik Palm Karnel Oil (PKO).
c. Mengembangkan PKS Sei Mangkei.
d. Membangun industri bio diesel.
e. Pembangunan pabrik bio gas.
f. Pembangunan industri surfaktan.
g. Pembangunan pabrik kompos.
3. Pembangunan industri hilir dipusatkan di Kawasan Industri Sei Mangkei,
yang memiliki keunggulan fasilitas anatara lain:
a. Tersedia lahan untuk industri hilir seluas 25 ha dan masih dapat
dikembangkan.
b. Tersedia bahan baku untuk power plant untuk sumber energi
pengembangan PKS.
c. Jarak industri hilir yang dipusatkan di Kawasan Industri Nusantara Sei
Mangkei tidak terlalu jauh dari pelabuhan Kuala Tanjung ±15 km.
Universitas Sumatera Utara
43
d. Tersedia air yang banyak untuk mensuplai kebutuhan di kawasan
industri.
e. Dekat ke jalan raya dan lokasi kawasan industri relatif berada di
tengah– tengah sentral produksi bahan baku.
H. Arah Pengembangan Perusahaan
Visi, misi dan tujuan pengembangan perseroan secara garis besar
diantaranya :
a. Peningkatan produktifitas melalui peremajaan komposisi menurut tanaman
pemupukan, pemetaan, dan perancangan ulang pabrik.
b. Pengembangan pasar dan melakukan survei yang efektif.
c. Bagi peningkatan hubungan dengan pelelangan sebagai prioritas utama
perbaikan infrastruktur organisasi melalui penyederhanaan proses dan
penyempurnaan sistem yang dituangkan dalam instruksi kerja dan proses
bisnis serta pemanfaatan teknologi ditindak lanjuti dengan mewujudkan ke
dalam sistem dan budaya kerja baru dalam upaya membentuk dan
menumbuh kembangkan budaya profesional, budaya kewirausahaan, dan
budaya inovasi dan budaya global yang sedang dihadapi.
d. Pengembangan areal perkebunan kelapa sawit dan karet serta
meningkatkan produktifitas, rendemen, dan kadar karet leeringkomoditi
Universitas Sumatera Utara
44
kelapa sawit dan karet sebagai pemain produk perusahaan untuk
mendukung penyediaan bahan baku industri hilir karet.
e. Pemanfaatan sistem jaringan teknologi informasi dalam kaitannya dengan
pengambilan keputusan yang cepat dan akurat selain untuk memudahkan
pengontrolan dan pengendalian operasional pertusahaan.
f. Pengembangan sumber daya manusia yang berintegrasi untuk membangun
capital insane dan intelektual yang relevan dengan kebutuhan perusahaan,
melakukan pengembangan usaha melalui pengembangan industri hilir,
ekstensifikasi areal baru dan intensifikasi baru.
I. Direktur Perencanaan dan Pengembangan
1. Fungsi utama direktur perencanaan dan pengembangan mengelola dan
memberdayakan sumber daya pemasaran dan pengadaan secara optimal,
sehingga tercapainya kepuasan pelanggan dan pemasok.
2. Tugas dan wewenang direktur perencanaan dan pengembangan antara lain:
a. Menetapkan dan mengevaluasi upaya strategis dan kebijakan
pemasaran serta pangadaan barang dan jasa.
b. Mencari dan membina hubungan dengan mitra bisnis ( pemasok dan
pelanggan) serta mencari mitra aliansi.
c. Menetapkan sistem pengendalian persediaan hasil produksi secara
bahan baku dan pelengkap.
d. Menetapkan pedoman harga barang dan jasa.
Universitas Sumatera Utara
45
e. Menetapkan kebijakan dalam pengembangan pasar dan prilaku
pesaing.
f. Menginformasikan kebutuhab pasar secara berkesinambungan kepada
Direktur Produksi.
g. Merancang proses bisnis dan work sistem bidang pemasaran dan
bidang pengadaan barang dan jasa untuk mewujudkan operasional
excellence.
h. Memasarkan produk dengan biaya penjualan yang efisien, nilai
penjualan optimal tercapainya kepuasan pelanggan.
i. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa secara efektif dan efesien
serta mewujudkan pembinaan pemasok.
j. Mengendalikan biaya penjualan dan biaya pengadaan pada tingkat
yang efisien.
k. Mensukseskan pelaksanaan sistem Manajemen ISO 9000, ISO 14000
dan SMK.
l. Menetapkan sarana dan prasarana informasi melalui Teknologi
Informasi (TI) yang terintegrasi dan berbasis database, serta
memberdaya gunakan secara maksimal.
J. Direktur Sumber Daya Manusia/ Umum
1. Fungsi utama Direktur Sumber Daya Manusia
Universitas Sumatera Utara
46
Mengelola dan memberdayakan sumber daya manusia dan sarana
pendukung lainnya sehingga tercapainya kinerja bidang SDM/UMUM
yang optimal
2. Tugas dan wewenang Direktur Sumber Daya Manusia
a. Menetapkan kebutuhan SDM (kompetensi dan waktu) sesuai dengan
kebutuhan perusahaan
b. Menetapkan sistem kerja bidang SDM untuk mewujudkan operational
excellence.
c. Melaksanakan mapping personal secara periodik.
d. Menetapkan dan melaksanakan penilaian karyawan.
e. Menetapkan sistem kompensasi dan remunerasi.
f. Menetapkan sistem recruitment karyawan.
g. Menetapkan program peningkatan karyawan.
h. Menetapkan program peningkatan karyawan.
i. Menetapkan sistem tentang karir karyawan.
j. Menetapkan sistem survei kepuasan karyawan.
k. Menetapkan kebijakan memenuhi aspek legas perusahaan.
l. Menjalin hubungan yang harmonis dengan stokeholder.
m. Menetapkan kebijakan dan mengevaluasipelaksanaan bina lingkungan.
n. Mengendalikan biaya pembinaan SDM dan umum secara efisien.
Universitas Sumatera Utara
47
o. Menetapkan sarana dan prasarana informasi dan berbasis database,
serta memberdayakansecara maksimal.
K. Maksud dan Tujuan Perusahaan
Sesuai dengan akta pendiri perusahaan, maksud dan tujuan perusahaan
meliputi :
a. Melaksanakan kebijakan dan program pemerintah dengan memberikan
kontribusi terhadap ekonomi dan pembangunan nasional khususnya di
subsektor perkebunan.
b. Memupuk keuntungan (profit) dengan prinsip–prinsip perusahaan yang
sehat berlandaskan peningkatan nilai tambah bagi pemerintah selaku
pemegang saham.
L. Aktifitas Perusahaan
Tersusunnya RJPP 2009-2013 adalah untuk memberikan arah dan
sekaligus menjadi acuan bagi seluruh pamangku kepentingan kedepan dalam
menjalankan setiap aktivitas bisnis perusahaan.
Disamping itu, kebijakan manajemen harus selalu berupaya untuk
mempertimbangkan faktur kesinambungan pertumbuhan dan stabilitas usaha
dalam jangka panjang. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut
perusahaan menjalankan kegiatan usahanya dalam bidang :
Universitas Sumatera Utara
48
a. Perusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengolahan
lahan, pembibitan, penenaman, dan pemeliharaan serta melakukan
aktifitas yang lainnya terkait dengan perusahaan budidaya tanaman.
b. Produksi meliputi perolehan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman
sendiri maupun dari pihak lain yang lain menjadi produk komoditi
primer, produk setengah jadi, dan produk jadi yang akan dihasilkan
melalui pembangunan dan pengembangan industri hilir berbasis
perkebunan.
c. Penyelenggaraan kegiatan pemasaran sebelum atau sesudah produk
komoditi primer sawit dan karet dipasarkan oleh Kantor Pemasaran
Bersama (KPB). Kegiatan tersebut meliputi antara lain penetapan
harga komoditas yang optimal, memberikan batasan produk yang
dijual oleh KPB, dan menyelesaikan keluhan pelelangan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelelangan.
d. Pengembangan usaha meliputi pembangunan industri di Sei Mangkei,
ekstensifkasi areal melalui pembukaan areal baru, dan intensifikasi
areal melalui pemanfaatan teknologi budidaya tanaman.
e. Perusahaan dapat mendirikan atau menjalankan perusahaan dan usaha
lainnya yang mempunyai hubungan usaha bidang pertanian baik secara
sendiri-sendiri maupun melalui aliansi strategi dengan pihak ketiga
atau swasta nasional atau internasional, sepanjang tidak bertentangan
Universitas Sumatera Utara
49
dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku dan sesuai
dengan ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar Perusahaan.
Dalam rangka peningkatan terhadap pelayanan kesehatan, kesejahteraan, dan
pendidikan karyawan PTPN III secara berkelanjutan menyediakan sarana rumah
sakit dan poliklinik serta sarana sosial berupa rumah ibadah, sekolah/madrasah,
dan sarana olahraga di setiap lokasi perkebunan.
a) Rencana Pengembangan Perusahaan
Sejalan dengan perkembangan dan dinamika bisnis berbasis perkebunan,
PTPN III sedang melakukan langkah-langkah konkrit untuk melaksanakan
kegiatan bisnisnya, antara lain :
Penggunaan sektor industri hulu, antara lain:
1. Meningkatkan efisiensi secara berkelanjutan.
2. Modernisasi teknologi.
3. Meminimalisasi dan pemanfaatan limbah.
4. Meningkatkan kemampuan SDM yang berlandaskan kompetensi secara
optimal.
Rencana pengembangan usaha perusahaan, untuk mendapatkan nilai tambah
kearah industri hilir berbasis perkebunan, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
50
1. Pembangunan pwer plant yang terintegrasi dengan perkebunan kelapa
sawit.
2. Pembangunan pabrik palm karnel oil.
3. Mengembangkan PKS Sei Mangkei.
4. Membangun industri bio diesel.
5. Membangun pabrik bio gas.
6. Pembangunan in dustri surfaktan.
7. Pembangunan pabrik mkompos.
Pembangunan industri hilir dipusatkan di Kawasan Industri Nusantara Sei
Mangkei, yang memiliki keunggulan fasilitas antara lain :
1. Tersedia lahan untuk industri hilir seluas 25 ha dan masih dapat
dikembangkan.
2. Tersedia bahan baku untuk power plant untuk sumber energi
pengembangan PKS.
3. Jarak industri hilir yang dipusatkan di Kawasan Industri Nusantara Sei
Mangkei tidak terlalu jauh dari pelabuhan Kuala Tanjung ±15 km.
4. Tersedia air yang banyak untuk mensuplai kebutuhan di kawasan
industri.
5. Dekat ke jalan raya dan lokasi kawasan industri relatif berada di
tengah–tengah sentral produksi bahan baku.
Universitas Sumatera Utara
51
b) Arah Pengembangan Perusahaan
Visi, misi dan tujuan pengembangan perseroan secara garis besar
diantaranya :
a. Peningkatan produktifitas melalui peremajaan komposisi menurut
tanaman pemupukan, pemetaan, dan perancangan ulang pabrik.
b. Pengembangan pasar dan melakukan survei yang efektif.
c. Bagi peningkatan hubungan dengan pelelangan sebagai prioritas utama
perbaikan infrastruktur organisasi melalui penyederhanaan proses dan
penyempurnaan sistem yang dituangkan dalam instruksi kerja dan
proses bisnis serta pemanfaatan teknologi ditindak lanjuti dengan
mewujudkan ke dalam sistem dan budaya kerja baru dalam upaya
membentuk dan menumbuh kembangkan budaya profesional, budaya
kewirausahaan, dan budaya inovasi dan budaya global yang sedang
dihadapi.
d. Pengembangan areal perkebunan kelapa sawit dan karet serta
meningkatkan produktifitas, rendemen, dan kadar karet leering
komoditi kelapa sawit dan karet sebagai pemain produk perusahaan
untuk mendukung penyediaan bahan baku industri hilir karet.
Universitas Sumatera Utara
52
e. Pemanfaatan sistem jaringan teknologi informasi dalam kaitannya
dengan pengambilan keputusan yang cepat dan akurat selain untuk
memudahkan pengontrolan dan pengendalian operasional pertusahaan.
f. Pengembangan sumber daya manusia yang berintegrasi untuk
membangun capital insane dan intelektual yang relevan dengan
kebutuhan perusahaan, melakukan pengembangan usaha melalui
pengembangan industri hilir, ekstensifikasi areal baru dan intensifikasi
baru.
STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN KEUANGAN
Berdasarkan lampiran struktur organisasi bagian keuangan, dapat diuraikan
fungsi, tugas dan wewenang masing masing bagian sebagai berikut :
KEPALA
Kepala Urusan Kas
dan Bank
Staf Urusan Bank
Staf Urusan Kas
Kepala Urusan
Evaluasi dan
Monitoring
Staf Urusan
Pengembangan
Anak Perusahaan
Staf Urusan
Evaluasi Monitoring
anak
Kepala Urusan Pajak
dan Asuransi
Staf Urusan Pajak
Staf Urusan Asuransi
Kepala Urusan
Anggaran
Staf Urusan
Penyusunan
Anggaran
Staf Urusan
Pengawasan
Anggaran
Universitas Sumatera Utara
53
A. Identitas Jabatan
Nama Jabatan : Kepala Bagian Keuangan
Devisi/Unit Kerja : Bagian Keuangan
Atasan Langsung : Direktur Keuangan
B. Tujuan Jabatan
Melaksanakan fungsi Manajemen sesuai visi dan misi perusahaan yang
berkaitan dengan penyusunan evaluasi RKAP/RKO, memberdayakan
sumber daya keuangan, serta mencari sumber pendalaman eksternal yang
kompetitif dan ekuitas secara optimal guna mewujudkan kinerja keuangan
perusahaan.
C. Tanggung Jawab
1. Pengawasan pelaksanaan penyusunan dan evaluasi RKAP/RKO
perusahaan.
2. Pengawasan pelaksanaan penutupan Asuransi pada saat jatuh tempo.
3. Pengawasan pelaksanaan proses Keuangan yang meliputi penerimaan dan
pengeluaran perusahaan.
4. Pengawasan pelaksanaan pemenuhan kewajibankepada Negara yang
meliputi Deviden serta Penyetoran dan Pelaporan Pajak.
5. Mengusulkan upaya pencairan sumber daya yang kompetitif untuk
pembiayaan perusahaan.
6. Penerapan dilingkungan kerja Bagian Keuangan.
Universitas Sumatera Utara
54
7. Peningkatan kinerja Bagian Keuangan.
8. Pengembangan Kompetensi bawahan.
D. Wewenang
1. Menetapkan dan menyetujui permintaan pembayaran sesuai instruksi kerja
2. Menetapkan uang kerja kebun/unit yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi keuangan perusahaan.
3. Mengusulkan draft RKAP kepada Direksi.
4. Mengusulkan persetujuan penggunaan anggaran kepada Direksi.
5. Mengusulkan draft aset yang akan diasuransikan dan perusahaan
asuransinya.
6. Menetapkan jadwal pembayaran kewajiban perusahaan.
7. Memberikan penilaian dan mengevaluasi pelaksanaan tugas-tugas
bawahannya.
E. Tugas Pokok
1. Mengevaluasikan dan mengusulkan draft penyusunan RKAP dan RKO
perusahaan kepada Direksi, dengan cara melakukan koordinasi antar
bagian dan kebun/unit.
2. Mengelola keuangan perusahaan secara cost effectives untuk menjaga
kondisi keuangan perusahaan yang sehat.
3. Menyetujui dan memenuhi uang kerja kebun/unit sesuai kebutuhan.
Universitas Sumatera Utara
55
4. Menindaklanjuti permintaan pembayaran yang diajukan oleh bagian
terkait dengan cara mengevaluasi skala prioritas untuk menjaga
keseimbangan cashflow.
5. Mengusulkan penutupan asuransi terhadap aset perusahaan dengan cara
inventarisasi aset yang beresiko tinggi untuk meminimalisirkan resiko
perusahaan, melalui pengajuan tuntutan ganti rugi.
6. Mengusulkan penyelesaian klaim ganti rugi dengan cara koordinasi
kepada bagian teknis terkait dan pihak asuransi untuk mendapatkan ganti
rugi yang maksimal.
7. Mengawasi stock opname kas dengan cara membandingkan jumlah uang
kas nyata dengan buku kas, untuk meyakini kebenaran saldo kas.
8. Melakukan sosialisasi untuk setiap perubahan ketentuan umum perpajakan
dengan cara mereview Surat Edaran dan Instruksi Kerja untuk
diimplementasikan.
9. Menerapkan di lingkungan bagian Keuangan.
10. Mempersiapkan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham dengan cara
koordinasi bersama bagian internal dan eksternal untuk pertanggung
jawaban pengelolaan perusahaan.
11. Memberikan informasi keuangan kepada Direksi dengan cara
menyampaikan laporan harian cashflow untuk pertimbangan pengambilan
keputusan.
Universitas Sumatera Utara
56
12. Mengevaluasi RKAP dan RKO kebun/unit secara periodik.
13. Mengevaluasi permintaan dana dari anggaran yang tersedia terhadap
PPAB,P4T,dan DPBB.
14. Mengelola pajak perusahaan.
15. Menyusun RKAP bagian.
16. Melaksanakan SPK.
F. Tugas Pendukung
1. Mengkoordinasi pembuatan pedoman anggaran dari setiap bagian dengan
cara penetapan nilai HK, norma kerja, norma harga, jam kerja mesin dan
lain-lain.
2. Menindaklanjuti tugas yang diberikan Direktur diluar tugas pokok.
Universitas Sumatera Utara
57
Kepala Urusan Pajak dan Asuransi
Kepala Bagian
Kepala Urusan Pajak
dan Asuransi
Staf Urusan Pajak
Krani Administrasi
PPN Masukan dan
Pungutan Ekspor
Krani Administrasi
pajak Penghasilan
Pasal 23 dan 4 (2)
Krani Administrasi
Pajak Penghasilan
Pasal 21 dan astek
Krani Administrasi
PBB dan Tagihan
Jasa Borongan
Krani Administrasi
PPN Keluaran dan
PPN Badan
Krani Administrasi
PPN Masukan Unit
Kerja dan Tagihan
Staf Urusan Asuransi
Krani Administrasi
Asuransi
Universitas Sumatera Utara
58
Berdasarkan lampiran struktur organisasi bagian pajak diatas, dapat
diuraikan fungsi, tugas dan wewenang dari masing-masing bagian sebagai berikut:
A. Identitas Jabatan
1. Nama Jabatan : Kepala Urusan Pajak dan Asuransi
2. Devisi/Unit Kerja : Bagian Keuangan
3. Atasan Langsung : Kepala Bagian Keuangan
B. Tujuan Jabatan
Melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan manajemen asuransi untuk
meminimalkan kerugian perusahaan dari resiko pencurian, kebakaran,
kerusakan dan lain-lain secara finansial sebagai atas kerugian aset perusahaan
yang diderita akibat fungsi manjemen dalam proses/kegiatan perpajakan dan
asuransi dan memberikan acuan serta prosedur administrasi kepada
Bagian/Distik/Kebun/Unit.
C. Tanggung Jawab
1. Penerapan manajemen perpajakan.
2. Penerapan manajemen asuransi
3. Penyusunan tax planning.
4. Menjamin terselenggaranya administrasi pajak dan asuransi.
Universitas Sumatera Utara
59
5. Penerapan sistem manajemen mutu dan lingkungan kerja praktek dan
asuransi
6. Peningkatan, pengawasan dan evaluasi kinerja urusan pajak dan asuransi.
D. Wewenang
1. Memberikan saran/masukan kepada kepala bagian keuangan mengenai
peningkatan dan perbaikan mengenai bidang perpajakan dan asuransi.
2. Berwenang melakukan review terhadap kinerja urusan pajak dan asuransi
dan mengambil keputusan/tindakan untuk perbaikan/peningkatan kinerja
kedepan
3. Berwenang melakukan review terhadap pelaksanaan
penerapan/implementasi sistem Manajemen Mutu, Lingkungan dan
(urusan pajak dan asuransi) serta mengambil keputusan/tindakan
perbaikan ke depan.
4. Berwenang melaksanakan pemeriksaan perpajakan DM/GM/Kebun/Unit.
5. Menindaklanjuti perubahan ketentuan peraturan perundang undangan
perpajakan dalam membuat surat edaran atau review instruksi kerja.
6. Menindaklanjuti penutupan asuransi atas aset perusahaan dengan cara
membuat petunjuk pelaksanaan penutupan asuransi.
7. Berwenang melaksanakan pemeriksaan administrasi asuransi
DM/GM/Kebun/Unit.
Universitas Sumatera Utara
60
E. Tugas Pokok
1. Mengkoordinir pelaporan kewajiban perpajakan Kantor Direksi dengan
cara memeriksa kebenaran perhitungan, kelengkapan dokumen dan jangka
waktu penyimpanan.
2. Mengajukan permintaan pembayaran kewajiban perpajakan dan penutupan
asuransi.
3. Manindaklanjuti perubahan ketentuan peraturan perundang undangan
perpajakan dengan membuat Surat Edaran atau review Instruksi Kerja.
4. Menindaklanjuti penutupan asuransi aset perusahaan dengan cara
membuat petunjuk pelaksanaan penutupan asuransi.
5. Menindaklanjuti penyelesaian Klaim Asuransi melalui pengajuan tuntutan
ganti rugi ke pihak Asuransi.
6. Mengevaluasi implementasi pemenuhan kewajiban perpajakan perusahaan
dengan cara mereview ketentuan peraturan prundang-undangan yang
berlaku.
7. Mengkoordinir pembebanan PBB dan Premi Asuransi Kebun/Unit telah
selesai sesuai dengan kewajiban yang dibayarkan perusahaan dengan cara
pemeriksaan LM/PB.
8. Memonitor penerimaan data klaim asuransi dari Maskapai Asuransi
dengan berkoordinasi dengan urusan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
61
9. Mengkoordinir pemenuhan kewajiban perpajakan Kebun/Unit telah sesuai
dengan cara pemeriksaan laporan dan memberikan bimbingan/pengarahan.
10. Mengkoordinir pelaksanaan pengisian SPOP dan mengajukan schedule
pembayaran angsuran SPPT PBB Terutang.
F. Tugas Pendukung
1. Memberikan data/informasi dalam bidang perpajakan dan asuransi yang
dibutuhkan Kepala Bagian Keuangan untuk perhitungan dalam hal
pengambilan keputusan.
2. Menindaklanjuti arahan/tugas yang diberikan Kepala Bagian Keuangan
khususnya yang berkaitan dengan pajak dan asuransi.
Staf Urusan Pajak
A. Identitas Jabatan
1. Nama Jabatan : Staf Urusan Pajak
2. Devisi/Unit Kerja : Bagian Keuangan
3. Atasan Jabatan : Kepala Urusan Pajak dan Asuransi
B. Tujuan Jabatan
Melaksanakan proses/kegiatan administrasi perpajakan yang meliputi
penyetoran dan pelaporan Pajak Masa maupun Tahunan, pemeriksaan
kelengkapan dan kebenaran administrasi atas dasar perhitungan Pajak
yang terjadi di Kantor Direksi.
Universitas Sumatera Utara
62
C. Tanggung Jawab
1. Pelaksanaan kegiatan/proses administrasi perpajakan di Kantor Direksi.
2. Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu dan Lingkungan serta Urusan Pajak
dan Asuransi.
3. Pelaksanaan sasaran dan tujuan pajak untuk men\capai kinerja urusan
Pajakdan Asuransi yang optimal.
D. Wewenang
1. Memberikan saran/masukan kepada Kepala Urusan Pajak dan Asuransi
mengenai peningkatan dan perbaikan mengenai bidang perpajakan dan
administrasi.
2. Berwenang memeriksa dan memberikan otorisasi (memfiat)
surat/memorandum yang berkaitan dengan perpajakan dan administrasi
dan ditunjukan kepada Bagian/Distrik/General Manajer/Kebun/Unit, baik
yang bersifat rutin atau tidak rutin, dan tidak menyimpang dari kebijakan
Direksi/Direktur/Keuangan.
3. Berwenang memeriksa dan memberikan otoritas (memfiat) semua memo
permintaan pembayaran dan Rekapitulasi Permintaan Pembayaran (RPP)
berserta kelengkapan administrasi.
E. Tugas Pokok
1. Melaksanakan penyetoran dan pelaporan pajak unit di Kantor Direksi
seyiap Masa Pajak.
Universitas Sumatera Utara
63
2. Melaksanakan penyetoran dan pelaporan pajak unit kantor direksi setiap
tahun pajak.
3. Mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak
Bumi dan Bangunan atas Kebun/Unit.
4. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang dan membuat jadwal angsuran
pembayaran akhir tahun.
5. Kepada Distrik/Kebun/Unit atas setiap perubahan Peraturan Perpajakan.
6. Mmelaksanakan penerapan sistem Manajemen Mutu, lingkungan urusan
Pajak dan asuransi.
F. Tugas Pendukung.
1. Memberikan data/informasi perpajakan yang dibutuhkan Kepala Urusan
Pajak dan asuransi untuk pertimbangan dalam hal pengambilan keputusan.
2. Menindaklanjuti arahan/tugas yang diberikan Kepala Urusan Pajak dan
Asuransi, khusunya yang berkaitan dengan Perpajakan dan administrasi.
Staf Urusan Asuransi
A. Identitas jabatan
1. Nama Jabatan : Staf Urusan Asuransi
2. Devisi/Unit Kerja : Bagian Keuangan
3. Atasan Jabatan : Kepala Urusan Pajak dan Asuransi
Universitas Sumatera Utara
64
B. Tujuan Jabatan
Melaksanakan proses/kegiatan administrasi asuransi yang meliputi
penutupan asuransi, penyelesaian tuntutan ganti rugi, pemeriksaan
kelengkapan dan kebenaran administrasi asuransi Kantor Direksi.
C. Tanggung Jawab
1. Pelaksanaan kegiatan/proses administrasi Asuransi di Kantor Direksi.
2. Pelaksanaan punutupan asuransi.
3. Pelaksanaan pengajuan tuntutan ganti rugi.
4. Pelaksanaan sistem manajemen mutu dan lingkungan urusan apajak dan
asuransi.
5. Pelaksanaan sasaran dan tujuan urusan asuransi untuk mencapai kinerja
urusan pajak dan asuransi yang optimal.
D. Wewenang
1. Memberikan saran/masukan kepada kepala urusan pajak dan asuransi
mengenai peningkatan dan perbaikan mengenai bidang asuransi dan
administrasi.
2. Berwenang memeriksa dan memberikan otoritas (memfiat)
surat/memorandum yang berkaitan dengan administrasi asuransi yang
ditunjukan kepada Bagian/Distrik/General Manajer/Kebun Unit, baik yang
bersifat rutin atau tidak rutin dan tidak menyimpang dari kebijakan
Direksi/Direktur Keuangan.
Universitas Sumatera Utara
65
3. Berwenang memeriksa dan memberikan otoritas (memfiat) semua memo
permintaan pembayaran untuk pembayaran premi dan kwitansi
penerimaan dan ganti rugi dari pihak asuransi beserta kelengkapan
administrasi.
E. Tugas Pokok
1. Melaksanakan penutupan asuransi pada setiap jatuh tempo
2. Mengajukan tuntutan ganti rugi ke pihak asuransi.
3. Memonitor tingkat penyelesaian klaim asuransi.
4. Melaksanakan penerapan sistem manajemen mutu, lingkungan urusan
pajak dan asuransi
F. Tugas Pendukung
1. Memberikan data/informasi asuransi yang dibutuhkan Kepala Urusan
Pajak dan Asuransi untuk pertimbangan dalam hal pengambilan
keputusan.
2. Menindaklanjuti arahan/tugas yang diberikan Kepala Urusan Pajak dan
Asuransi, khususnya yang berkaitan dengan asuransi dan administrasi.
Universitas Sumatera Utara
66
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
SEKTOR PERKEBUNAN
A. Pengertian Pajak, Tata Cara dan Prosedur Penyampaian SPPT
Sektor Perkebunan di PT.Perkebunan Nusantara III
PT.Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,pengolahan dan
pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya
dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Dalam menjalankan usaha
perseroan nya, terkhususnya di wilayah Sumatera Utara PT.Perkebunan Nusantara
III memiliki 32 kebun dan PKS yang masing masing tersebar di wilayah Labuhan
Batu, Asahan, Simalungun, Deli Serdang dan Tapanuli Selatan.
Setiap wilayah yang digunankan untuk melakukakn kegiatan usaha
tentunya akan dikenakan pajak yaitu pajak bumi dan bangunan. Begitu juga
dengan wilayah PT.Perkebunan Nusantara III, tentunya akan dikenakan pajak
bumi dan bangunan sektor perkebunan.
Universitas Sumatera Utara
67
Menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007, pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara untuk sebesar –
besarnya kemakmuran rakyat. Pajak bumidan bangunan adalah pajak yang
bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan
objek bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan subjek (siapa yang membayar)
tidak ikut menentukan besarnya pajak. Selanjutnya menurut Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1994, pajak bumi dan bangunan sektor perkebunan adalah pajak
Bumi dan Bangunan yang dikenakan atas bumi dan bangunan yang berada di
dalam kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan. Yang menjadi
objek pajak bumi dan bangunan adalah sebagai berikut :
a. Areal pengusahaan benih
b. Penanaman baru
c. Perluasan
d. Perubahan jenis tanaman
e. Penganekaragaman jenis tanaman termasuk sarana penunjangnya.
Universitas Sumatera Utara
68
Yang menjadi subjek pajak PBB Perkebunan adalah orang atau badan
yang secara nyata mempunyai suatu hak dan/atau memperoleh manfaat atas bumi,
dan/atau memiliki,menguasai,dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan,atas
objek pajak PBB Perkebunan. Yang menjadi wajib pajaknya adalah subjek pajak
yang dikenakan kewajiban membayar pajak PBB Perkebunan.
Dalam melakukan kewajiban perpajakannya terkhususnya pajak bumi dan
bangunan sektor perkebunan, sesuai dengan fungsi dan tugasnya bagian keuangan
kantorlah yang melakukan kewajiban perpajakan yaitu di bagian pajak dan
Asuransi. Untuk melakukan pendataan pajak bumi dan bangunan, adapun
beberapa hal yang dilakukan oleh krani pajak dalam melakukan pendataan yaitu :
1. Meminta data kebun kebagian asisten tanaman
2. Meminta data bangunan kebagian invertalisasi yaitu bagian teknik
3. Selanjutnya oleh bagian keuangan akan diperiksa kembali kesesuaian data dan
akan direkap ulang.
Tata cara perhitungan pajak bumi dan bangunan dan prosedur
penyampaian surat pemberitahuan pajak terutang adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
69
a. Pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama mengirimkan blanko SPOP ke kantor
Direksi untuk disebarkan ke tiap masing- masing kebun
b. Selanjutnya kantor direksi akan menyebarkan blanko SPOP tersebut ke
wilayah unit kebun yang sudah ditetapkan oleh pihak Kantor Pelayanan Pajak
untuk melaksakan kewajiban perpajakannya
c. Setelah mendapatkan blanko SPOP, pihak kebun menyampaikan data luas
kebun, luas areal berupa daftar objek pajak bumi dan bangunan yang kemudian
dicantumkan kedalam SPOP PBB Perkebunan sesuai dengan Peraturan
Direktur Jendral Pajak Nomor PER 31/PJ/2014 Tentang Tata Cara Pengenaan
PBB Sektor Perkebunan.
d. Selanjutnya setelah SPOP diisi dengan benar dan lengkap, pihak kebun akan
menyampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak ditempat wilayah kebun berada.
e. Setelah menerima SPOP dari kebun, pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama
akan melakukan survei ke kebun tersebut dan selanjutnya akan menerbitkan
Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT)
Dalam pengisian SPOP, krani pajak hanya mengisi data yang menjadi objek pajak
bumi dan bangunan sektor perkebunan saja, sementara yang melakukan
Universitas Sumatera Utara
70
perhitungan pajak adalah dari pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama karena dasar
penetapan pajak atau yang menjadi dasar nilai perhitungan tidak dilampirkan
bersamaan dengan SPOP yang dikirimkan oleh pihak Kantor Pelayanan Pajak
Pratama. Untuk mendapatkan dasar perhitungan tersebut, pihak kebun harus
membuat surat permohonan tersendiri kepada pihak Kantor Pelayanan Pajak
Pratama untuk menjadikan acuan jika pihak kebun ingin mengajukan keberatan
ataupun banding.
Setelah semua prosedur dilakukan, tahap terakhir adalah pihak bagian
keuangan unit kebun mengirimkan data tersebut ke bagian keuangan Kantor
Direksi PT.Perkebunan Nusantara III bagian pajak dan asuransi. Untuk
melakuklan pembayaran pajak bumi dan bangunan, masing-masing unit akan
membayarkan nya di Kantor Pelayanan Pajak tempat kebun tersebut terdaftar
karena Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perkebunan merupakan pajak daerah dan
alokasi dari pajak Daerah sebesar 30% digunakan untuk pembangunan daerah
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
71
B. Tata Cara Pendaftaran dan Sanksi PBB
1. Tata Cara Pendaftaran PBB
Orang atau Badan yang menjadi Subjek PBB harus mendaftarkan
Objek pajaknya ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) atau ke Kantor
Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) yang wilayah
kerjanya meliputi letak objek tersebut, dengan menggunakan formulir
Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dan yang tersedia gratis di KPP
atau KP2KP setempat.
Pendaftaran objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dilakukan
oleh subjek pajak dengan cara mengambil dan mengisi formulir SPOP
secara jelas, benar, dan lengkap, serta ditanda tangani oleh subjek pajak
atau wajib pajak dan disampaikan kembali ke Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) atau KP2KP yang bersangkutan atau tempat yang ditunjuk untuk
pengambilan dan pengisian SPOP paling lama 30 hari setelah melakukan
pendaftaran atau diterimanya SPOP.
2. Sanksi PBB
a. Sanksi Administrasi
1. Dalam hal wajib pajak tidak menyampaikan kembali SPOP pada
waktunya dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan
sebagaimana ditentukan dalam surat teguran, maka akan diterbitkan
Universitas Sumatera Utara
72
Surat Ketetapan Pajak (SKP) dengan sanksi berupa denda administrasi
sebesar 25% dari PBB yang terutang.
2. Apabila pengisian SPOP setelah diteliti atau diperiksa ternyata tidak
benar (lebih kecil), maka akan diterbitkan SKP dengan sanksi berupa
denda administrasi sebesar 25% dari selisih besarnya PBB yang
terutang.
b. Sanksi Pidana
1. Barang siapa karena kealpaannya tidak mengembalikan SPOP atau
mengembalikan SPOP tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan
atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga menimbulkan
kerugian bagi Negara, dipidana dengan pidana kurungan selama –
lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi – tingginya dua kali lipat
pajak yang terutang.
2. Barang siapa karena dengan sengaja :
a. Tidak mengembalikan atau menyampaikan SPOP kepada
Direktorat Jendral Pajak;
b. Menyampaikan SPOP tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap
dan atau melampirkan keterangan yang tidak benar;
c. Memperlihatkan surat palsu atau dipalsukan atau dokumen yang
palsu dipalsukan seolah – oleh benar;
Universitas Sumatera Utara
73
d. Tidak memperlihatkan data atau tidak meminjam suarat atau
dokumen lainnya;
e. Tidak menunjukan data atau tidak menyampaikan keterangan yang
diperlukan;
Sehingga menimbulkan kerugian kepada Negara, dipidana dengan
pidana penjara selama – lamanya 2 (dua) tahun atau denda setinggi –
tingginya sebesar 5 (lima) kali pajak yang terutang. Sanksi tersebut
dilipat dua apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana dibidang
perpajakan sebelum lewat satu tahun, terhitung sejak selesainya
menjalani sebagian atau seluruh pidana penjara yang dijatuhkan atau
sejak dibayarnya denda.
C. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dan Surat Pemberitahuan
Pajak Terutang (SSPT)
1. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)
Sarana bagi wajib pajak (WP) untuk melaporkan data objek pajak yang
selanjutnya akan dipakai sebagai dasar untuk menghitung Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) yang terutang.
2. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
Universitas Sumatera Utara
74
Surat yang digunakan untuk memberitahukan besarnya Pajak Bumi dan
Bangunan yang terutang dan bukan merupakan bukti kepemilikan hak atas
tanah dan atau bangunan.
D. Klasifikasi Bumi dan/atau Bangunan
Dalam hal memudahkan penghitungan pajak bumi dan Bangunan
(PBB) yang terutang atas suatu objek pajak berupa tanah (bumi) dan atau
bangunan harus diketahui pengelompokkan objek pajak menurut nilai
jualnya, tarif, Nilai Jual Objek Pajak Ntidak kena Pajak (NJOPTKP), DAN
Nilai Jual Kena Pajak (NJKP). Pengelompokan Objek Pajak menurut nilai
jual tersebut sering disebut dengan Klasifikasi tanah (bumi) dan bangunan.
Klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelompokan bumi dan
bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman serta
untuk memudahkan penghitungan pajak yang terutang.
Dibawah ini merupakan tabel Klasifikasi, Penggolongan dan
Ketentuan Nilai Jual Bumi dan Bangunan Tahun 2015
Klasifikasi, Penggolongan, dan Ketentuan Nilai Jual Bumi Kelompok A
Kelas Penggolongan, Nilai Jual Permukaan Bumi
(Tanah)
Nilai Jual
(Rp/M2)
1 2 3
1 > 3.000.000 s/d 3.200.000 3.100.000
2 > 2.850.000 s/d 3.000.000 2.925.000
Universitas Sumatera Utara
75
Kelas Penggolongan, Nilai Jual Permukaan Bumi
(Tanah)
Nilai Jual
(Rp/M2)
1 2 3
3 > 2.708.000 s/d 2.850.000 2.779.000
4 > 2.573.000 s/d 2.708.000 2.640.000
5 > 2.444.000 s/d 2.573.000 2.508.000
6 > 2.261.000 s/d 2.444.000 2.352.000
7 > 2.091.000 s/d 2.261.000 2.176.000
8 > 1.934.000 s/d 2.091.000 2.013.000
9 > 1.789.000 s/d 1.934.000 1.862.000
10 > 1.655.000 s/d 1.789.000 1.722.000
11 > 1.490.000 s/d 1.655.000 1.573.000
12 > 1.341.000 s/d 1.490.000 1.416.000
13 > 1.207.000 s/d 1.341.000 1.274.000
14 > 1.086.000 s/d 1.207.000 1.147.000
15 > 977.000 s/d 1.086.000 1.032.000
16 > 855.000 s/d 977.000 916.000
17 > 748.000 s/d 855.000 802.000
18 > 655.000 s/d 748.000 702.000
19 > 573.000 s/d 655.000 614.000
20 > 501.000 s/d 573.000 537.000
21 > 426.000 s/d 501.000 464.000
22 > 362.000 s/d 426.000 394.000
23 > 308.000 s/d 362.000 335.000
24 > 262.000 s/d 308.000 285.000
25 > 223.000 s/d 262.000 243.000
26 > 223.000 s/d 262.000 243.000
27 > 178.000 s/d 223.000 200.000
28 > 142.000 s/d 178.000 160.000
29 > 142.000 s/d 142.000 128.000
30 > 91.000 s/d 114.000 103.000
31 > 73.000 s/d 91.000 82.000
Universitas Sumatera Utara
76
Kelas Penggolongan, Nilai Jual Permukaan Bumi
(Tanah)
Nilai Jual
(Rp/M2)
1 2 3
32 > 55.000 s/d 73.000 64.000
33 > 41.000 s/d 55.000 48.000
34 > 31.000 s/d 41.000 36.000
35 > 23.000 s/d 31.000 27.000
36 > 17.000 s/d 23.000 20.000
37 > 12.000 s/d 17.000 14.000
38 > 8.400 s/d 12.000 10.000
39 > 5.900 s/d 8.400 7.150
40 > 4.100 s/d 5.900 5.000
41 > 2.900 s/d 4.100 3.500
42 > 2.000 s/d 2.900 2.450
43 > 1.400 s/d 2.000 1.700
44 > 1.050 s/d 1.400 1.200
45 > 760 s/d 1.050 910
46 > 550 s/d 760 660
47 > 410 s/d 550 480
48 > 310 s/d 410 350
49 > 240 s/d 310 270
50 > 170 s/d 240 200
> 170 140
Klasifikasi, Penggolongan, dan Ketentuan Nilai Jual Bumi Kelompok B
Kelas Penggolongan, Nilai Jual Permukaan Bumi
(Tanah)
Nilai Jual
(Rp/M2)
1 2 3
1 > 67.390.000 s/d 69.700.000 68.545.000
2 > 65.120.000 s/d 67.390.000 66.255.000
3 > 62.890.000 s/d 65.120.000 64.000.000
4 > 60.700.000 s/d 62.890.000 61.795.000
Universitas Sumatera Utara
77
Kelas Penggolongan, Nilai Jual Permukaan Bumi
(Tanah)
Nilai Jual
(Rp/M2)
1 2 3
5 > 58.550.000 s/d 60.700.000 59.625.000
6 > 56.440.000 s/d 58.550.000 57.495.000
7 > 54.370.000 s/d 56.440.000 55.405.000
8 > 52.340.000 s/d 54.370.000 53.355.000
9 > 50.350.000 s/d 52.340.000 51.345.000
10 > 48.400.000 s/d 50.350.000 49.375.000
11 > 46.490.000 s/d 48.400.000 47.445.000
12 > 44.620.000 s/d 46.490.000 45.555.000
13 > 42.790.000 s/d 44.620.000 43.705.000
14 > 44.000.000 s/d 42.790.000 41.895.000
15 > 39.250.000 s/d 41.000.000 40.125.000
16 > 37.540.000 s/d 39.250.000 38.395.000
17 > 35.870.000 s/d 37.540.000 36.705.000
18 > 34.240.000 s/d 35.870.000 35.055.000
19 > 32.650.000 s/d 34.240.000 33.445.000
20 > 31.100.000 s/d 32.650.000 31.875.000
21 > 29.590.000 s/d 31.100.000 30.345.000
22 > 28.120.000 s/d 29.590.000 28.855.000
23 > 26.690.000 s/d 28.120.000 27.405.000
24 > 25.300.000 s/d 26.690.000 25.995.000
25 > 23.950.000 s/d 25.300.000 24.625.000
26 > 22.640.000 s/d 23.950.000 23.295.000
27 > 21.370.000 s/d 22.640.000 22.005.000
28 > 20.140.000 s/d 21.370.000 20.755.000
29 > 18.950.000 s/d 20.140.000 19.545.000
30 > 17.800.000 s/d 18.950.000 18.375.000
31 > 16.690.000 s/d 17.800.000 17.245.000
32 > 15.620.000 s/d 16.690.000 16.155.000
33 > 14.590.000 s/d 15.620.000 15.105.000
Universitas Sumatera Utara
78
Kelas Penggolongan, Nilai Jual Permukaan Bumi
(Tanah)
Nilai Jual
(Rp/M2)
1 2 3
34 > 13.600.000 s/d 14.590.000 14.095.000
35 > 12.650.000 s/d 13.600.000 13.125.000
36 > 11.740.000 s/d 12.650.000 12.195.000
37 > 10.870.000 s/d 11.740.000 11.305.000
38 > 10.040.000 s/d 10.870.000 10.455.000
39 > 9.250.000 s/d 10.040.000 9.645.000
40 > 8.500.000 s/d 9.250.000 8.875.000
41 > 7.790.000 s/d 8.500.000 8.145.000
42 > 7.120.000 s/d 7.790.000 7.455.000
43 > 6.490.000 s/d 7.120.000 6.805.000
44 > 5.900.000 s/d 6.490.000 6.195.000
45 > 5.350.000 s/d 5.900.000 5.625.000
46 > 4.840.000 s/d 5.350.000 5.095.000
47 > 4.370.000 s/d 4.840.000 4.605.000
48 > 3.940.000 s/d 4.370.000 4.155.000
49 > 3.550.000 s/d 3.940.000 3.745.000
50 > 3.200.000 s/d 3.550.000 3.375.000
Klasifikasi, Penggolongan, dan Ketentuan Nilai Jual Bangunan Kelompok A
Kelas Penggolongan, Nilai Jual Permukaan Bumi
(Tanah)
Nilai Jual
(Rp/M2)
1 2 3
1 > 1.034.000 s/d 1.366.000 1.200.000
2 > 902.000 s/d 1.034.000 968.000
3 > 744.000 s/d 902.000 823.000
4 > 656.000 s/d 744.000 700.000
5 > 534.000 s/d 656.000 595.000
6 > 476.000 s/d 534.000 505.000
7 > 382.000 s/d 476.000 429.000
Universitas Sumatera Utara
79
Kelas Penggolongan, Nilai Jual Permukaan Bumi
(Tanah)
Nilai Jual
(Rp/M2)
1 2 3
8 > 348.000 s/d 382.000 365.000
9 > 272.000 s/d 348.000 310.000
10 > 256.000 s/d 272.000 264.000
11 > 194.000 s/d 256.000 225.000
12 > 188.000 s/d 194.000 191.000
13 > 136.000 s/d 188.000 162.000
14 > 128.000 s/d 136.000 132.000
15 > 104.000 s/d 128.000 116.000
16 > 92.000 s/d 104.000 98.000
17 > 74.000 s/d 92.000 83.000
18 > 68.000 s/d 74.000 71.000
19 > 52.000 s/d 68.000 60.000
20 > 52.000 50.000
Klasifikasi, Penggolongan, dan Ketentuan Nilai Jual Bangunan Kelompok B
Kelas Penggolongan, Nilai Jual Permukaan Bumi
(Tanah)
Nilai Jual
(Rp/M2)
1 2 3
1 > 14.700.000 s/d 15.800.000 15.250.000
2 > 13.600.000 s/d 14.700.000 14.150.000
3 > 12.550.000 s/d 13.600.000 13.075.000
4 > 11.550.000 s/d 12.550.000 12.050.000
5 > 10.600.000 s/d 11.550.000 11.075.000
6 > 9.700.000 s/d 10.600.000 10.150.000
7 > 8.850.000 s/d 9.700.000 9.275.000
8 > 8.050.000 s/d 8.850.000 8.450.000
9 > 7.300.000 s/d 8.050.000 7.675.000
10 > 6.600.000 s/d 7.300.000 6.950.000
11 > 5.850.000 s/d 6.600.000 6.225.000
Universitas Sumatera Utara
80
Kelas Penggolongan, Nilai Jual Permukaan Bumi
(Tanah)
Nilai Jual
(Rp/M2)
1 2 3
12 > 5.150.000 s/d 5.850.000 5.500.000
13 > 4.500.000 s/d 5.150.000 4.825.000
14 > 3.900.000 s/d 4.500.000 4.200.000
15 > 3.350.000 s/d 3.900.000 3.625.000
16 > 2.850.000 s/d 3.350.000 3.100.000
17 > 2.400.000 s/d 2.850.000 2.625.000
18 > 2.000.000 s/d 2.400.000 2.200.000
19 > 1.666.000 s/d 2.000.000 1.833.000
20 > 1.366.000 s/d 1.666.000 1.516.000
Universitas Sumatera Utara
81
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Prosedur Penyampaian SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang)
Sektor Perkebunan di PT. Perkebunan Nusantara III
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1985 pasal 10
yang berisi Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) diterbitkan atas
dasar Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP), namun untuk membantu
wajib pajak Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang dapat diterbitkan
berdasarkan data objek pajak yang telah ada pada Direktorat Jendral Pajak.
Berikut ini merupakan hasil wawancara dari salah satu pegawai
PT.Perkebunan Nusantara III mengenai prosedur penyampaian Surat
Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) di PT.Perkebunan Nusantara III.
1. Kantor Direksi PTPN III menerima blanko SPOP dari Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Petisah.
2. Blanko tersebut diteruskan atau disebar ke kebun/unit sesuai dengan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang ditentukan.
3. Setelah diisi oleh kebun/unit data-data berupa luas areal yang terdapat
dalam SPOP dan LSPOP dan telah ditandatangani oleh masing-masing
Manajer, SPOP tersebut dikirim kembali ke Kantor Pelayanan Pajak
86
Universitas Sumatera Utara
82
Pratama tempat kebun berada untuk dilakukan perhitungan pajak nya
karna dari pihak kebun/unit hanya memberikan data-data yang diperlukan
untuk dilakukan perhitungan.
4. Kantor Pelayanan Pajak Pratama menerbitkan SPPT yang telah dilakukan
pengitungan pajaknya untuk melakukan penagihan ke PTPN III (Persero).
Dalam melakukan penyetoran pajak ini, PTPN III akan menyetorkan ke
rekening yang telah tersedia dalam surat pemberitahuan rekening penyetoran
PBB sektor Perkebunan.
B. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan
Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan berbeda
dengan Pajak Bumi dan Bangunan. Dibawah ini akan dijelaskan yang
merupakan Dasar Pengenaan PBB Perkebunan.
Dasar Pengenaan PBB Perkebunan adalah hasil penjumlahan antara
perkalian luas areal perkebunan dengan NJOP bumi per meter persegi dan
perkalian luas bangunan dengan NJOP bangunan per meter persegi, dengan
ketentuan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
83
a. NJOP bumi per meter persegi sebesar hasil konversi nilai tanah per
meter persegi dalam klasifikasi, penggolongan dan ketentuan nilai jual
permukaan bumi (tanah).
b. NJOP bangunan per meter persegi sebesar hasil konversi nilai bangunan
per meter persegi kedalam klasifikasi, penggolongan, dan ketentuan
nilai jual bangunan.
1. Pengertian yang berhubungan dengan Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perkebunan.
Dibawah ini terdapat beberapa pengertian tentang PBB Sektor
Perkebunan antara lain :
a. Sektor Perkebunan adalah objek pajak, Pajak Bumi dan
Bangunan yang digunakan untuk pengusahaan tanaman
perkebunan dengan luas paling sedikit 2 (dua) hektar, termasuk
emplasmen.
b. Standar Investasi Tanaman yang selanjutnya disebut SIT adalah
jumlah biaya tenaga kerja,bahan dan alat yang diinvestasikan
untuk pembukaan lahan, penanaman, dan pemeliharaan
tanaman.
c. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Sektor Perkebunan
adalah surat yang digunakan oleh subjek pajak atau wajib pajak
Universitas Sumatera Utara
84
untuk melaporkan data objek pajak sektor perkebunan di
Direktorat Jendral Pajak.
d. Lampiran Surat Pemberitahuan Objek Pajak Sektor Perkebunan
yang selanjutnya disebut LSPOP adalah formulir yang
dipergunakan oleh subjek pajak atau wajib pajak untuk
melaporkan data rinci objek sektor perkebunan.
e. Formulir Data Masukan yang selanjutnya disebut FDM adalah
formulir yang digunakan sebagai sarana perekaman data
kedalam aplikasi SISMIOP untuk sektor perkebunan.
f. Nilai Dasar Tanah adalah nilai tanah areal perkebunan tidak
termasuk SIT. Pembentukan Basis Data adalah rangkaian
kegiatan membentuk basis data objek pajak untuk pengenaan
Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perkebunan kedalam basis
data SISMIOP untuk sektor Perkebunan.
2. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perkebunan di PT.
Perkebunan Nusantara III
Dalam penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan sektor
Perkebunan di PT. Perkebunan Nusantara III tarif yang digunakan
yaitu sebesar 40% (empat puluh persen). Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2002, Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)
dikenakan sebesar 40% untuk pajak bumi dan bangunan sektor
Universitas Sumatera Utara
85
perkebunan, kehutanan, pertambangan, dan yang Nilai Jual Objek
Pajak (NJOP) satu milyar rupiah atau lebih. Nilai Jual Kena Pajak
20% untuk Nilai Jual Objek Pajak kurang dari satu milyar rupiah.
Rumus penghitungan pajak bumi dan bangunan sektor
perkebunan adalah
NJKP = 40% x (NJOP – NJOPTKP)
PBB = 0,5% x 40% (NJOP – NJOPTKP)
= 0,2% x (NJOP – NJOPTKP)
C. Pendataan dan Penilaian Objek Pajak, Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perkebunan
1. Dalam rangka pelaksanaan pendataan dan penilaian, areal perkebunan
dikelompokkan menjadi :
a. Areal Produktif yaitu areal yang berada di dalam kawasan yang
digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan yang telah ditanami
tanaman perkebunan .
b. Areal Belum Produktif adalah areal yang berada didalam kawasan
yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan yang belum
ditanami tanaman perkebunan meliputi :
Universitas Sumatera Utara
86
1) Areal yang belum diolah
2) Areal yang sudah diolah tetapi belum ditanami
c. Areal Emplasmen yaitu areal yang digunakan untuk berdirinya
bangunan dan sarana pelengkap lainnya dalam perkebunan.
d. Areal lainnya, terdiri dari:
1) Areal tidak produktif atau tidak dapat dimanfaatkan seperti
rawa, cadas dan jurang.
2) Areal jalan meliputi jalan utama yang terletak didalam dan/atau
diluar areal perkebunan, jalan produksi yang berfungsi untuk
pengumpulan hasil dan jalan kontrol untuk pengawasan areal
perkebunan.
2. Penghitungan nilai tanah areal perkebunan ditentukan sebagai berikut :
a. Nilai tanah areal produktif
1) Nilai tanah areal produktif merupakan penjumlahan Nilai Dasar
Tanah areal produktif dan SIT.
2) Nilai Dasar Tanah areal produktif merupakan perkalian luas
dengan Nilai Dasar Tanah per meter persegi areal produktif.
3) Pedoman penentuan SIT ditetapkan sebagaimana pada
Lampiran II Surat Edaran Direktur Jendral Pajak.
b. Nilai Tanah Areal Belum Produktif
Universitas Sumatera Utara
87
1) Nilai tanah areal kebun yang sudah diolah tetapi belum
ditanami merupakan perkalian luas dengan nilai dasar tanah per
meter persegi areal kebun yang sudah diolah tetapi belum
ditanami, termasuk di dalamnya biaya pembukaan lahan
2) Nilai tanah areal kebun belum diolah merupakan perkalian luas
dengan Nilai Dasar Tanah per meter persegi areal kebun yang
belum diolah.
c. Nilai tanah areal emplasmen merupakan perkalian luas dengan
Nilai Dasar Tanah per meter persegi areal emplasmen, termasuk di
dalamnya biaya pematangan tanah.
d. Nilai tanah areal lainnya:
1) Nilai tanah areal tidak produktif merupakan perkalian luas
dengan Nilai Dasar Tanah per meter persegi areal tidak
produktif.
2) Nilai tanah areal jalan merupakan perkalian luas dengan nilai
dasar tanah permeter persegi areal jalan , termasuk di dalamnya
biaya pematangan tanah.
3) Nilai tanah per meter persegi areal perkebunanmerupakan
jumlah nilai tanah areal produktif, areal belum produktif, areal
emplasmen, dan areal lainnya dibagi dengan jumlah luas areal
Universitas Sumatera Utara
88
produktif, areal belum produktif, areal emplasmen, dan areal
lainnya.
3. Penghitungan nilai bangunan ditentukan sebagai berikut :
a. Nilai bangunan tiap – tiap jenis bangunan merupakan perkalian
luas dengan nilai bangunan per meter persegi tiap – tiap jenis
bangunan.
b. Nilai bangunan per meter persegi merupakan ju7mlah nilai seluruh
bangunan dibagi dengan jumlah luas seluruh bangunan.
D. Tata Cara Perhitungan PBB Sektor Perkebunan di PT.Perkebunan
Nusantara III
Dibawah ini merupakan contoh tata cara perhitungan PBB
Perkebunan di PT.Perkebunan Nusantara III.
Kebun Sei Putih menguasai tanah dan bangunan dengan rincian sebagai
berikut :
A. Tanah
1. Areal Produktif
Kelapa sawit dan karet seluas 22.149.000 m2
2. Areal Belum Produktif
Luas areal pembibitan 400.000 m2
3. Areal Emplasmen
Universitas Sumatera Utara
89
Areal emplasmen seluas 2.350.000 m2
4. Areal lainnya
a. Luas areal tidak produktif 1.656.000 m2
b. Areal jalan seluas 1.177.000 m2
B. Bangunan
1. Perkantoran seluas 10.300 m2 diasumsikan nilai bangunan Rp
1.800.000/m2
2. Perumahan seluas 23.800 m2 diasumsikan nilai bangunan Rp
1.200.000/m2
3. Gudang seluas 10.160 m2 diasumsikan nilai bangunan Rp 823.000/m2
4. Ruang workshop seluas 19.060 m2 diasumsikan nilai bangunan Rp
1.100.000/m2
5. Poliklinik seluas 300 m2 disumsikan nilai dasar Rp 1.000.000/m2
6. Jalan diperkeras 7500 m2 diasumsikan nilai dasar Rp 200.000/m2
7. Bangunan lainnya 453.352 m2 diasumsikan nilai dasar Rp 200.000/m2
Diasumsikan
Nilai dasar tanah untuk tanah yang ditanami dan belum ditanami Rp
14.000/m2
Nilai dasar tanah untuk tanah tidak produktif Rp 10.000/m2
Universitas Sumatera Utara
90
Penyelesaian :
NJOP Bumi
1. L.Areal Produktif = 22.149.000 x Rp 14.000 = Rp 310.086.000.000
2. L.Belum produktif = 400.000 x Rp 14.000 = Rp 5.600.000.000
3. L. Emplasmen = 2.350.300 x Rp 365.000 = Rp 857.859.500.000
4. L. Areal lainnya
f. Tidak produktif = 1.656.000 x Rp 10.000 = Rp 16.560.000.000
g. Areal jalan = 1.177.000 x Rp 14.000 = Rp 16.748.000.000 +
NJOP Bumi Rp 1.206.583.500.000
NJOP Bangunan
1. Perkantoran = 10.300 x Rp 1.800.000 = Rp 18.540.000.000
2. Perumahan = 23.800 x Rp 1.200.000 = Rp 28.560.000.000
3. Gudang = 10.160 x Rp 823.000 = Rp 8.361.680.000
4. Ruang Workshop = 19.060 x Rp 1.100.000 = Rp 20.966.000.000
5. Poliklinik = 300 x Rp 1.000.000 = Rp 300.000.000
6. Jalan diperkeras = 7500 x Rp 200.000 = Rp 1.500.000.000
7. Bangunan lainnya = 453.352 x Rp 950.000 = Rp 430.684.400.000 +
NJOP Bangunan Rp 508.912.080.000
NJOP TOTAL = NJOP Bumi + NJOP Bangunan
= Rp 1.206.583.500.000 + Rp 508.912.080.000
= Rp 1.715.495.580.000
Universitas Sumatera Utara
91
NJOPTKP = Rp 15.000.000 –
NJOPKP = Rp 1.715.480.580.000
= 40% x
NJKP = Rp 686.192.232.000
Tarif PBB = 0,5% x
PBB Terhutang = Rp 3.430.961.160
Dalam hal perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perkebunan yang
dilakukan kebun/unit PT.Perkebunan Nusantara III, pihak kebun/unit hanya
melakukan pengisian data pada lembar SPOP dan LSPOP. Sementara untuk
perhitungan yang meliputi dasar pengenaan, tarif dan tatacara perhitungan Pajak
Bumi dan Bangunan dilakukan oleh pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Petisah.
Kantor PT.Perkebunan Nusantara III selanjutnya membayar pajak
terhutang secara lunas sejak jatuh tempo SPPT dalam jangka waktu 6 bulan
setelah tanggal diterima SPPT sesuai dengan Peraturan Direktur Jendral Pajak
PER/31/PJ/2014 mengenai sistem pembayaran pajak secara elektronik (e-billing).
Transaksi pembayaran/penyetoran pajak dapat dilakukan melalui Teller Bank/Pos
Persepsi, Anjungan Tunai Mandiri (ATM), Internet Banking dan Electronic Data
Capture (EDC), atas pembayaran/penyotaran pajak tersebut, Wajib Pajak
menerima Bukti Penerimaan Negara (BPN) sebagai bukti setoran.
Universitas Sumatera Utara
92
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan data hasil penelitian dalam bab
sebelumnya, maka penulis dapat mengambil beberapa simpulan yaitu
sebagai berikut :
1. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan adalah
hasil penjumlahan antara perkalian luas areal perkebunan dengan Nilai
Jual Objek Pajak (NJOP) bumi per meter persegi dan perkalian luas
bangunan dengan NJOP Bangunan per meter persegi.
2. Sektor perkebunan adalah objek pajak Pajak Bumi dan Bangunan yang
digunakan untuk pengusahaan tanaman perkebunan dengan luas paling
sedikit 2 (dua) hektar, termasuk emplasmen.
3. Tatacara perhitungan pajak bumi dan bangunan sektor perkebunan
PT.Perkebunan Nusantara III dilakukan dengan cara mengalikan luas
objek pajak bumi dan bangunan dengan nilai jual objek pajak bumi
dan bangunan yang terdapat dalam tabel klasifikasi nilai jual bumi dan
bangunan. Setelah diketahui hasilnya kemudian seluruh hasil dari
97
Universitas Sumatera Utara
93
perkalian baik itu perhitungan nilai bumi dan perhitungan nilai
bangunan dijumlahkan. Setelah itu dihitung besar PBB terhutang.
Untuk menghitung PBB terhutang dilakukan dengan cara mengalikan
Nilai Jual Kena Pajak dengan Nilai Jual Objek Pajak.
4. Prosedur penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT)
di PT.Perkebunan Nusantara III yaitu Kantor Direksi PTPN III
menerima blanko Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dari
Kantor Pelayanan Pajak Pratama, kemudian SPOP tersebut diisi data-
data yang diperlukan untuk nantinya dilakukan perhitungan oleh
Kantor Pelayanan Pajak Pratama setelah SPOP tersebut dikirim
kembali. Selanjutnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama akan
menerbitkan SPPT dan dasar perhitungannya.
5. Setiap tahunnya PBB yang dibayarkan oleh pihak kebun/unit
mengalami kenaikan, baik itu karna naiknya Nilai Dasar Tanah
ataupun Nilai Dasar Bangunan.
6. PT.Perkebunan Nusantara III setelah menerima SPPT dan dasar
perhitungan untuk Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perkebunan dari
Kantor Pelayanan Pajak Pratama maka selanjutnya menyetorkan PBB
tersebut ke rekening yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
94
B. SARAN
Untuk perbaikan dimasa yang akan datang, penulis mengemukakan
saran yang kiranya dapat dijadikan sebagai masukan antara lain :
1. Diharapkan pihak perusahaan dalam melakukan pengisian Surat
Pemberitahuan Objek Pajak dengan benar serta berdasarkan Ketentuan
Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan yang berlaku sehingga
nantinya tidak menyebabkan hal-hal yang tidak inginkan seperti sanksi
administrasi ataupun denda dan sebagainya.
2. Agar Sumber Daya Manusia pegawai PT.Perkebunan Nusantara III
dibekali dengan pendidikan dan pelatihan yang baik, terkhusus dalam
bidang perpajakan agar dibekali dengan pengetahuan perpajakan sehingga
tidak mengalami kesulitan dalam hal penerimaan hasil perhitungan pajak
yang dilakukan oleh pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama.
3. Menyarankan kepada pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Petisah agar memberikan penyuluhan mengenai tata cara perhitungan
Pajak Bumi dan Bangunan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
perhitungan seperti kenaikan harga nilai dasar tanah ataupun bangunan
dan lain sebagainya sehingga para pegawai Kantor PT.Perkebunan
Nusantara III dapat melakukan perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan
sektor Perkebunan secara mandiri.
Universitas Sumatera Utara
95
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Mardiasmo.2013.Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi
Marihot Sagala Siahaan.2010.Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta:
PT.Grafindo Persada
R. Santoso Brotodiharjo.1992.Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: Refika
Editama
Waluyo.2013.Perpajakan Indonesia 1.Jakarta:Salemba Empat
Peraturan Direktur Jendral Pajak
Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor Per-31/PJ/2014/Tentang Tata Cara
Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan
Peraturan Menteri Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.03/2014 Tentang Klasifikasi dan
Penetapan Nilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan
Undang-Undang
Universitas Sumatera Utara
96
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1985 Tentang Pajak Bumi
dan Bangunan jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi
dan Bangunan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28 Tahun 2009
Internet
Repository.ugm.ac.id
Pajak.go.id
Universitas Sumatera Utara