oleh aan muhammad hamza nim - repositori.usu.ac.id
TRANSCRIPT
PERBEDAAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA MENGENAI
PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK SEBELUM DAN
SESUDAH PENYULUHAN
SKRIPSI
Oleh
AAN MUHAMMAD HAMZA
NIM. 131000247
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
Universitas Sumatera Utara
PERBEDAAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA MENGENAI
PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK SEBELUM DAN
SESUDAH PENYULUHAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh
AAN MUHAMMAD HAMZA
NIM. 131000247
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ii
Telah diuji dan dipertahankan
Pada tanggal: 20 September 2019
TIM PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Dr. dr. Taufik Ashar, M.K.M.
Anggota : 1. Ir. Evi Naria, M.Kes.
2. Dra. Nurmaini, M.K.M., Ph.D.
Universitas Sumatera Utara
iii
Pernyataan Keaslian Skripsi
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul
“Perbedaan Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Penggunaan Kantong
Plastik Sebelum dan Sesudah Penyuluhan” beserta seluruh isinya adalah benar
karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam
daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
Medan, September 2019
Aan Muhammad Hamza
Universitas Sumatera Utara
iv
Abstrak
Pemakaian kantong plastik sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat. Kantong
plastik sekali pakai juga menjadi ancaman pencemaran lingkungan karena
membutuhkan waktu yang lama untuk dapat terurai. Data dari Dinas Kebersihan
kota Medan bahwa rata-rata jumlah sampah yang terangkut setiap tahunnya di
Tahun 2016 adalah 500.910,19 ton/tahun dan per bulan adalah 45.537.29
ton/bulan atau 1.517.91 ton/hari. Partisipasi masyarakat menjadi salah satu faktor
dalam mensukseskan program kesehatan lingkungan. Semua pihak harus terlibat
salah satunya yaitu Ibu Rumah Tangga yang memiliki otoritas tinggi dalam
menggunakan uang untuk berbelanja dalam memenuhi keperluan keluarganya.
Tujuan penelitian untuk melihat perubahan perilaku ibu rumah tangga terhadap
pengurangan penggunaan kantong plastik sebelum dan sesudah penyuluhan. Jenis
penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu pre-experimental dengan
rancangan/desain One Group Pretest – Posttest. Kemudian dilakukan uji bivariat
dengan menggunakan uji t berpasangan untuk melihat efektivitas dari metode
peyuluhan terhadap perubahan perilaku. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa
terdapat peningkatan nilai rata-rata perubahan perilaku responden, pengetahuan
pada level baik yaitu 46,7% dari sebelumnya 0%, peningkatan sikap pada level
baik yaitu sebanyak 0% menjadi 26,7%, peningkatan tindakan pada level cukup
yaitu sebanyak 16,7% sebelum dilakukan penyuluhan menjadi 83,3%. Kemudian,
metode penyuluhan juga menjadi metode efektif dalam hal ini, hal ini karena nilai
Probabilitas dari masing-masing aspek dibawah 0,05 (berturut-turut 0,001; 0,001;
0,001). Hasil ini menunjukkan bahwa metode ceramah merupakan metode yang
efektif dalam meningkatkan perubahan perilaku terhadap pengurangan
penggunaan kantong plastik untuk ibu pengajian Nurul Iksaniyah. Disarankan
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap metode-metode perubahan
perilaku agar mendapatkan metode paling tepat dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan melalui aspek lingkungan.
Kata kunci: Kantong plastik, ibu rumah tangga, perilaku, ceramah
Universitas Sumatera Utara
v
Abstract
The use of plastis bags has become a habit for the community. Disposable plastic
bags also need environmental pollution because it takes a log time to decompose.
Data from Medan City Sanitation Departement show that the average amount of
waste transported every year in 2016 is 500,910.19 tons / year and per month is
45,537.29 tons / month or 1,17.91 tons / day. Community participation is one fator in
the success of the environmental health program. All households have one of them, a
household that has a high authority in using money to buy a house as needed.the
purpose of this study was to look at changes in housewife behavior towards the use of
plastic bags before and after discussion. This type of research is experimental
research that is pre-experimental with the design of one group pretest – posttest.
Then a bivariate test was performed using a paired t-test to see the benefits of the
teaching methods on behavioral change. From the results of the study, obtained facts
about an increase in the average value of changes in respondents, knowledge at a
good level that is 46.7% from previous 0%, an increase in attitude at a good level
that is 0% to 26.7%, an increase in action at a sufficient level that is 16.7% before
counseling to 83.3%. then the counseling method is also an effective method in that
case, this is because the probability value of each aspect is below 0.05 (combined-
contribution 0.001; 0.001; 0.001). these results indicate that the lecture method is an
effective method in increasing protection against the use of plastics for recitation
mothers Nurul Iksaniyah. Further research needs to be done on behavioral change
methods in order to get the most appropriate method in an effort to improve health
status through environmental aspects.
Keywords: Plastic bags, housewives, behavior, counseling
Universitas Sumatera Utara
vi
Kata Pengantar
Alhamdulillah. Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, berkat
karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Penggunaan Kantong Plastik Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah banyak sekali mendapatkan
bimbingan, dukungan, bantuan, masukan berupa saran, kritik, tanggapan yang
positif dari berbagai pihak. Untuk itu, izinkanlah penulis mengucapkan
terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. dr. Taufik Ashar, M.K.M., selaku Ketua Departemen Kesehatan
Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan
Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar
memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam
penyempurnaan skripsi ini.
4. Ir. Evi Naria, M.Kes., selaku Dosen Penguji I dan Dra. Nurmaini, M.K.M.,
Ph.D., selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan pikiran
dalam penyempurnaan skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
vii
5. dr. Rahayu Lubis, M.Kes., Ph.D., selaku Dosen Penasehat Akademik yang
telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat USU.
6. Para Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat USU atas ilmu yang telah
diajarkan selama ini kepada penulis.
7. Pegawai dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terkhusus Dian Afriyanti.
8. Nurlela, selaku ketua perwiritan yang telah memberi izin penelitian dan
membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Kedua orang tua tercinta (Suharto, S.H dan Poniseh) juga nenek (Hj. Tuseh)
atas pengorbanan, doa, dan dukungan yang tidak ada putus-putusnya kepada
peneliti.
10. Keempat saudara kandung penulis (Ibnu, Sekar, Fitria, dan Saskia) yang
selalu memberikan dukungan. Mari, bersama-sama banggakan kedua
orangtua tercinta kita dengan yang telah, sedang, dan akan kita raih.
11. Senior-senior FKM USU (Daniel, Hafiz, Faris, Eri, Faris, Rifnal) dan senior
lainnya.
12. Teman-teman Halaqoh (Akhir, Ade, Ikhsan, Alfin, Rozi) dan Abdullah
Nasution selaku pementor. Semoga ukhuwah kita tetap terjaga.
13. Teman-teman seperjuangan (Rizal, Tomy, Ruslan, Adek, Zaky, Alvin, Iqbal,
Makmur), tetap semangat.
14. Teman-teman satu organisasi UKMI FKM USU. Terimakasih atas ilmu dan
pengalaman yang telah diberikan.
Universitas Sumatera Utara
viii
15. Teman-teman Pengalaman Belajar Lapangan (Agnes, Kiki, Aulia, Retno) dan
Latihan Kerja Peminatan (Ribka, Elohansen, Sanny, Gyne). Serta seluruh
pihak yang telah memberi dukungan moril maupun materil kepada penulis
selama menempuh bangku perkuliahan.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh
sebab itu, peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, peneliti
berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat
bagi pembaca.
Medan, September 2019
Aan Muhammad Hamza
Universitas Sumatera Utara
ix
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetepan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak
iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xiv
Daftar Istilah xv
Riwayat Hidup xvi
Pendahuluan
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 3
Tujuan umum 3
Tujuan khusus 3
Manfaat Penelitian 4
Tinjauan Pustaka
Pencemaran Lingkungan 5
Sampah 6
Plastik 8
Jenis plastik 9
Kantong plastik 14
Penggunaan kantong plastik di masyarakat 15
Bahaya penggunaan kantong plastik 15
Dampak plastik terhadap lingkungan 16
Dampak plastik bagi kesehatan 17
Konsep Pengurangan Penggunaan kantong plastic 19
Mengurangi (reduce) 21
Guna ulang (reuse) 23
Daur-ulang (recycle) 24
Mengganti (replace) 24
Solusi Mengatasi Penggunaan Kantong Plastik 25
Pengertian perilaku 25 Bentuk Perilaku 26
Domain Perilaku 27
Universitas Sumatera Utara
x
Penyuluhan 31
Pengertian Ibu Rumah Tangga 36
Peran Ibu Rumah Tangga 37
Kerangka Konsep 38
Metode Penelitian
Jenis Penelitian 39
Lokasi dan Waktu Penelitian 39
Populasi dan Sampel 40
Variabel dan Definisi Operasional 40
Metode Pengumpulan Data 41
Metode Pengukuran 42
Metode Analisis Data 43
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 44
Analisis Univariat 45
Karakteristik responden 45
Gambaran Perilaku Pretest dan postes Responden Terhadap
Kantong Plastik 46
Aspek pengetahuan 46
Aspek sikap 48
Aspek tindakan 51
Analisis Bivariat 53
Efektivitas sebelum dan setelah penyuluhan terhadap pengetahuan
penggunaan kantong plastik pada ibu Pengajian Nurul Iksaniyah
tahun 2019 54
Efektivitas sebelum dan setelah penyuluhan terhadap sikap
penggunaan kantong plastik pada ibu Pengajian Nurul Iksaniyah
tahun 2019 55
Efektivitas sebelum dan setelah penyuluhan terhadap tindakan
penggunaan kantong plastik pada ibu Pengajian Nurul Iksaniyah
tahun 2019 56
Pembahasan
Efktivitas Metode Penyuluhan dengan Perubahan Pengetahuan
Ibu-ibu Pengajian Nurul Iksaniyah 57
Efktivitas Metode Penyuluhan dengan Perubahan Sikap Ibu-ibu
Pengajian Nurul Iksaniyah 58
Efktivitas Metode Penyuluhan dengan Perubahan Tindakan Ibu-ibu
Pengajian Nurul Iksaniyah 59
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan 61
Saran 61
Universitas Sumatera Utara
xi
Daftar Pustaka 63
Lampiran 65
Universitas Sumatera Utara
xii
Daftar Tabel
No Judul Halaman
1 Frekuensi Distribusi Karakteristik Responden di Pengajian Nurul
Ikhsaniah Tahun 2019 46
2 Tabel Penilaian Aspek Pengetahuan Responden Saat Pretest 47
3 Frekuensi Penilaian Responden berdasarkan Aspek Pengetahuan saat
Pretest dan Posttest 48
4 Penilaian Aspek sikap Responden saat Pretest dan Posttest 49
5 Frekuensi Penilaian Responden berdasarkan Aspek Sikap 50
6 Tabel Penilaian Aspek Tindakan Responden saat Pretest 51
7 Tabel Penilaian Aspek Tindakan Responden saat Posttest 52
8. Frekuensi Penilaian Responden berdasarkan Aspek Tindakan 53
9. Hasil Uji T Berpasangan Aspek Pengetahuan 54
10. Hasil Uji T Berpasangan Aspek Sikap 55
11. Hasil Uji T Berpasangan Aspek Tindakan 56
Universitas Sumatera Utara
xiii
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1 Kerangka konsep penelitian 38
2 Peta Desa Bandar Khalifah 44
Universitas Sumatera Utara
xiv
Daftar Lampiran
Lampiran Judul Halaman
1 Satuan Acara Penyuluhan dan Kuesioner Penelitian 65
2 Master Data Penelitian 74
3 Hasil Output SPSS 75
4 Surat Izin Penelitian 78
5 Surat Keterangan Selesai Penelitian 79
6 Dokumentasi Penelitian 80
7 Contoh Flyer 82
Universitas Sumatera Utara
xv
Daftar Istilah
IRT Ibu Rumah Tangga
PETE Polyethylene Etilen Terephalate
HDPE High Density Polyethylene
PVC Polyvinyl Chloride
LDPE Low Density Polyethylene
PP Polypropylene
PS Polystyrene
OTHER Polycarbonate
Universitas Sumatera Utara
xvi
Riwayat Hidup
Penulis bernama Aan Muhammad Hamza berusia 23 tahun, dilahirkan di
Medan pada tanggal 27 Mei 1996. Penulis beragama Islam, anak pertama dari
lima bersaudara dari pasangan Bapak Suharto, S.H., dan Ibu Poniseh.
Pendidikan formal dimulai dari SD Swasta Al-Mukmin tahun 2001-2007,
sekolah menengah pertama di SMP Swasta Prayatna tahun 2007-2010, sekolah
menengah atas di SMA Swasta Teladan tahun 2010-2013. Selanjutnya penulis
melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Medan, September 2019
Aan Muhammad Hamza
Universitas Sumatera Utara
1
Pendahuluan
Latar Belakang
Kantong plastik, biasa disebut tas kresek berwarna hitam merupakan salah
satu jenis plastik paling banyak beredar di masyarakat namun memiliki waktu
singkat dalam hal pemakaian. Hal ini karena sifat tas kresek ringan, transparan,
mudah dibawa, tidak mahal dan tahan terhadap air membuatnya unggul dibanding
bahan lain. selanjutnya, meningginya pemakaian kantong kresek dimasyarakat
dikarenakan tersedia akses yang mudah untuk dimiliki, diantaranya dari Pasar,
Supermarket, Toko Kelontong serta tempat-tempat jual beli lainnya. Kantong
plastik tidak dapat terdegradasi secara sempurna dalam waktu sebentar sehingga
akan mengakibatkan terus menambahnya pencemaran kantong plastik dari tahun
ke tahun apabila tidak ada penanganan komprehensif (Suyoto, 2011).
Penggunaan plastik juga mengganggu kesuburan tanah berdampak
terhadap lingkungan sebab plastik memiliki kandungan polyethylene dimana
menghabiskan waktu setara 450 tahun terurai di air serta 1000 tahun agar bisa
terurai di tanah (Adiwijaya, 2009).
Menurut (Greeneration, 2009) setidaknya ada 150 kantong plastik yang
digunakan seseorang dalam waktu satu tahun, dengan kata lain masyarakat
didunia memakai kantong plastik berjumlah 500 juta hingga satu milyar
pertahunnya. Sedangkan bahan dasar pembuatan kantong plastik tersebut
membutuhkan 12.000.000 Barel minyak serta 14.000.000 batang pohon..
Menurut (Suwerda, 2012) bertambahnya populasi dunia, perubahan pola
konsumsi mengakibatkan meningkatnya volume, jenis, dan karakteristik sampah
Universitas Sumatera Utara
2
salahsatunya kantong plastik. Selama ini, masyarakat hanya mengandalkan proses
akhir dalam mengelola sampah plastik, seperti disatukan, diangkut, dan dibawa ke
tempat pembuangan akhir.
Dikutip dari (Yustia, 2013) dampak buruk akan terjadi pada kesehatan dan
lingkungan apabila menggunakan kantong plastik berlebihan. Dari segi kesehatan,
terdapat zat karsinogenik yaitu Dioxin yang menghasilkan asap beracun dan
berbahaya apabila dibakar secara tidak sempurna. Ditinjau dari lingkungan,
kantong plastik tidak dapat busuk karena mempunyai tekstur dan sifat alamiah
yang tidak terurai, sehingga tidak dapat menyerap air. Ketika terurai, unsur
kantong plastik dapat mengakibatkan pencemaran tanah. Apabila dibuang ke
sungai akan menyumbat aliran air dan mengakibatkan banjir.
Sesuai data Dinas Kebersihan kota Medan (2016) bahwa rata-rata jumlah
sampah kantong plastik yang diangkut sebesar 500.910,19 ton/tahun, Sedangkan
jumlah sampah per bulan adalah 45.537.29 ton/bulan atau 1.517.91 ton/hari.
Keikutan sertaan masyarakat menjadi kesuksesan program kesehatan
lingkungan. Semua pihak harus terlibat dan melibatkan IRT adalah pilihan yang
baik, karena di Indonesia IRT mempunyai otoritas utama membelanjakan uang
untuk memenuhi keperluan keluarganya.
Berdasarkan hal ini penulis ingin memberikan penyuluhan kepada Ibu
Rumah Tangga sebagai upaya merubah pengetahuan, sikap, dan tindakkan
mengenai penggunaan kantong plastik.
Adapun tempat untuk penelitian berada didusun XIV Desa Bandar
Khalifah. Peneliti memilih tempat ini karena Dusun XIV padat penduduk
Universitas Sumatera Utara
3
sehingga banyak sampah plastik banyak dibuang sebarangan. Selain itu dusun ini
juga berbatasan langsung dengan Kota Medan yang memiliki tempat-tempat
perbelanjaan modern dan tradisional. Kemudian peneliti juga melihat bahwa
setiap gotong royong banyak menemukan plastik bertebaran di pinggir jalan juga
selokan air dan dilahan-lahan kosong. Beranjak dari permasalahan tersebut,
penelitian ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.
Perumusan Masalah
Penggunaan kantong plastik dimasyarakat yang sekali pakai menjadi
ancaman kerusakan lingkungan sebab bila dibuang bukan pada tempatnya
membuat saluran air menjadi tersumbat.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Tujuan umum penelitian untuk menjelaskan perubahan pengetahuan, sikap
dan tindakan IRT terhadap pengurangan penggunaan kantong plastik sebelum dan
setelah diberikan penyuluhan.
Tujuan khusus
1. Mengetahui karakteristik IRT berdasarkan usia, pendidikan, tingkat pendapatan
dan pekerjaan responden dalam upaya pengurangan sampah tas plastik dalam
berbelanja dengan prinsip 4 R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace).
2. Mengetahui tingkat pengetahuan Ibu Rumah Tangga mengenai kantong plastik
dan upaya pegurangannya sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.
3. Mengetahui sikap Ibu Rumah Tangga mengenai kantong plastik dan upaya
pegurangannya sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.
Universitas Sumatera Utara
4
4. Mengetahui tindakan Ibu Rumah Tangga mengenai kantong plastik dan upaya
pegurangannya sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.
Manfaat Penelitian
1. Mengetahui karakteristik Ibu Rumah Tangga sebagai upaya mengurangi
sampah tas plastik dalam berbelanja.
2. Bagi Pemerintah & Lembaga Pendidikan, penelitian dapat menjadi sumber
masukan informasi guna kajian dalam mengambil kebijakan.
3. Sebagai bahan untuk pihak yang membutuhkan informasi guna melanjutkan
penelitian ini ataupun penelitian yang berkaitan.
4. Untuk responden diharapkan dapat menambah informasi dari kegiatan
penyuluhan dan mengamalkannya.
5. Sebagai bentuk pengembangan dan implemtasi ilmu yang didapat peneliti
dalam berpendidikan di FKM USU.
Universitas Sumatera Utara
5
Tinjauan Pustaka
Pencemaran Lingkungan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Lingkungan merupakan sumber yang penting dalam menjamin
kelangsungan dan kelestarian hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Semakin
hari dari waktu ke waktu terjadi pencemaran dan perusakan lingkungan yang
dilakukan oleh manusia melalui aktivitas-aktivitas manusia yang secara langsung
maupun tidak langsung serta kegiatan alam yang juga menyebabkan kerusakan
lingkungan dan menimbulkan dampak yang besar bagi kesehatan maupun
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya. Hal ini mengakibatkan
penurunan dari kualitas lingkungan hidup.
Menurut (Riama, 2010) lingkungan hidup sangat mempengaruhi kualitas
kehidupan. Beberapa komponen yang sangat erat dalam kehidupan kita ialah
udara yang kita hirup setiap saat, air yang kita gunakan sehari-hari serta tanah
yang memberi kehidupan sehingga dapat menjalani aktivitas untuk melakukan
dan menghasilkan hal yang positif. Tetapi apabila komponen lingkungan tercemar
maka pencemaranya akan menimbulkan perubahan terhadap kualitas kehidupan
yang ada dan berpengaruh terhadap penurunan produktivitas dalam beraktivitas.
Universitas Sumatera Utara
6
Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Menurut World Health Organization (WHO) definisi
sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau
sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
sendirinya (Chandra, 2006). Tumpukan sampah berasal daripasar, pertokoan,
restoran, perumahan, sekolah, rumah sakit, perkantoran, dan sumber yang lainnya.
Menurut (Suwerda, 2012) klasifikasi sampah berdasarkan sifat dan asalnya
terdiri atas sampah organik dan anorganik. Sampah Organik merupakan sampah
yang berasal dari bahan organik atau alami yang bersifat biodegradable, yaitu
sampah yang dapat didegradasi atau diuraikan secara sempurna melalui proses
biologi, contohnya sisa makanan, sampah yang berasal dari tumbuhan, sampah
pertanian dan perkebunan. Sampah Anorganik bersifat non biodegradable yaitu
sampah yang tidak dapat didegradasi atau diuraikan secara sempurna melalui
proses biologi. Sampah Anorganik ada yang dapat diolah dan digunakan kembali
karena memiliki nilai ekonomi, seperti plastik, kertas bekas, dan kain perca.
Lebih lanjut, jenis-jenis sampah menurut (Mukono, 2009) adalah sebagai
berikut:
1. Sampah berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya
Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk,
misalnya : logam/besi, pecahan gelas, plastik dan sebagainya.
Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk,
misalnya : sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
7
2. Sampah berdasarkan dapat dan tidaknya terbakar
Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastik, kain
bekas dan sebagainya.
Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng-kaleng bekas,
besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya (Notoatmodjo,
2003).
3. Sampah berdasarkan karakteristiknya
Abu (Ashes), merupakan sisa pembakaran dari bahan yang mudah
terbakar, baik di rumah, di kantor maupun industri.
Sampah Jalanan (Street Sweeping), berasal dari pembersihan jalan dan
trotoar, terdiri dari kertas-kertas, kotoran dan daun-daunan.
Bangkai Binatang (Dead Animal) yaitu bangkai binatang yang mati karena
bencana alam, penyakit atau kecelakaan.
Sampah pemukiman (Household refuse) yaitu sampah campuran yang
berasal dari daerah perumahan.
Bangkai Kendaraan (Abandoned vehicles) yang termasuk jenis sampah ini
adalah bangkai mobil, truk, kereta api, satelit, kapal laut dan alat
transportas lainnya.
Sampah industri Terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri
pengolahan hasil bumi, tumbuh-tumbuhan dan industri lainnya.
Sampah hasil penghancuran gedung/bangunan (Demolotion waste) yaitu
sampah yang berasal dari perombakan gedung/bangunan.
Universitas Sumatera Utara
8
Sampah dari daerah pembangunan, yaitu sampah yang berasal dari sisa
pembangunan gedung, perbaikan dan pembaharuan gedung. Sampah dari
daerah ini mengandung tanah batu-batuan, potongan kayu, alat perekat,
kertas dan lain-lain.
Sampah Padat Pada Air Buangan (Sewage Solid), yaitu sampah yang
terdiri dari benda yang umumnya zat organik hasil saringan pada pintu
masuk suatu pusat pengolahan air buangan.
Sampah Khusus, yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus
dalam pengelolaannya, misalnya kaleng cat, film bekas, zat radioaktif dan
zat yang toksis.
Plastik
Menurut defenisi (Rinrin, 2009) plastik merupakan bahan pengemas yang
sangat praktis penggunaannya serta mudah didapat dan ditemui mulai dari wadah
makanan, pengemasan, botol minum, kantong plastik, dan alat makan.Plastik
merupakan bahan yang mempunyai derajat kekristalan yang lebih rendah dari
pada serat, dan dapat dilunakkan atau dicetak pada suhu tinggi.Plastik adalah
kantong pembungkus yang dibuat dari poliolefinatau polivinil klorida. Plastik
merupakan material yang baru dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20.
Selanjutnya, defenisi dari (Apriyanto 2007 dan Aryanti 2013 dalam
Agustina Putri Serly ,2014) plastik sebagai material polimer atau bahan pengemas
yang dapat dicetak menjadi bentuk yang diinginkan dan mengeras setelah
didinginkan atau pelarutnya diuapkan. Polimer adalah molekul yang besar yang
telah mengambil peran yang penting dalam teknologi karena mudah dibentuk dari
Universitas Sumatera Utara
9
satu bentuk ke bentuk lain dan mempunyai sifat, struktur yang rumit.
Jenis plastik. Menurut Victor (2012), secara garis besar plastik dapat
digolongkan menjadi dua jenis, yakni plastik yang bersifat thermoplasticdan
thermoset. Tetapi, plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-
hari adalah bentuk thermoplastic.
a). Thermoplastic, merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang atau
dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: Polietilen (PE), Polistiren
(PS), Polikarbonat (PC).
b). Thermoset, merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur ulang atau
dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-
molekulnya. Contoh: Resin Epoksi, Bakelit, Resin Melamin, Ure, Formaldehida.
Untuk memudahkan proses daur ulang maka plastik dibagi kembali
menjadi beberapa jenis dengan diberikan nomor pada tiap-tiap jenis plastiknya.
Kode plastik terdiri atas nomor 1 sampai dengan 7 yang terletak di tengah
segitiga panah. Simbol kode ini didesain oleh Society of the Plastics Industry
(SPI) tahun 1988. Pengkodean plastik bertujuan untuk:
a. Memudahkan kosumen dan pedaur ulang dalam menyortir jenis plastik
yang akan didaur ulang.
b. Menyediakan sistem pengkodean plastik yang seragam bagi produsen
plastik.
Menurut Karuniastuti (2012) jenis-jenis plastik adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
10
1. PET (Polyethylene Terephthalate)
Merupakan resin polyester yang tahan lama, kuat,ringan dan mudah
dibentuk ketika panas. Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik,
tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya dan tulisan PET dibawah
segitiga.
a. PET dapat ditemukan pada botol minuman, botol soda, botol minyak
goreng, kemasan makanan, dan digunakan untuk botol plastik yang jernih
atau transparan.
b. Tidak disarankan untuk mewadahi pangan dengan suhu > 60° C, hal ini
akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan
mengeluarkan zat karsinogenik.
2. HDPE (High Density Polyethylene)
Merupakan resin yang kuat dan kaku yang berasal dari minyak bumi.
HDPE dapat ditemukan pada botol susu, botol detergen,galon air minum, botol
obat, botol oli mesin, botol shampoo, botol sabun cair, dan botol sabun bayi.
a. Plastik dengan label no 2 dapat didaur-ulang.
b. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan
karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik
berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.
c. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras hingga semifleksibel,
buram, lebih tahan terhadap bahan kimia,dan kelembapan.
3. PVC (Polyvinyl Chloride)
Tertera logo daur ulang dengan angka 3 di tengahnya, dan merupakan jenis
Universitas Sumatera Utara
11
plastik yang paling sulit didaur ulang.
a. PVC ini merupakan resin yang keras yang tidak terpengaruh oleh zat kimia
lain.
b. PVC dapat dijumpai pada tanda lalu lintas, kabel listrik, botol pembersih
kaca, pipa air, dan kemasan makanan cepat saji.
4. LDPE (Low Density Polyethylene)
a.Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya.
b. Sifat dari jenis plastik LDPE adalah kuat, fleksibel, kedap air tetapi tembus
cahaya.
c. Plastik berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi baik untuk tempat
makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas
dengan bahan ini.
d. LDPE adalah plastik yang mudah dibentuk ketika panas, yang terbuat dari
minyak bumi.
e. LDPE dapat dijumpai pada kantong plastik, botol, kotak penyimpanan,
mainan, perangkat komputer dan wadah yang dicetak.
5.PP (polyprophylene)
a.Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP.
b. PP adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang
berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan
makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.
c. Polypropylene merupakan plastik polymer yang mudah dibentuk ketika
panas, yang lentur, keras dan resisten terhadap lemak.
Universitas Sumatera Utara
12
d. Polypropylene dapat dijumpai pada wadah makanan, kemasan, pot
tanaman, tutup botol obat, tutup margarin, sedotan, mainan, tali, dan berbagai
macam botol.
e. Karakteristik dari plastik ini adalah botolnya transparan yang tidak jernih
atau berawan, keras tetapi fleksibel. Poliprophylene lebih kuat dan ringan
dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak,
minyak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.
6. PS (polystryrene)
a. Polystyrene adalah plastik polymer yang mudah dibentuk bila dipanaskan.
Sangat kaku dalam suhu ruangan.
b. Tertera logo daur ulang dengan angka 6 ditengahnya, serta tulisan PS di
tengahnya, dan terdapat dua macam PS yaitu yang kaku dan lunak/berbentuk
foam.
c. Polystyrene dapat dijumpai pada perkakas dari plastik, kotak CD, gelas
plastik, wadah makanan.
d. Polystyrene yang kaku biasanya jernih seperti kaca, kaku, mudah
terpengaruh lemak dan pelarut (seperti alkohol), mudah dibentuk, contohnya
wadah plastik bening berbentuk kotak untuk wadah makanan.
e. Polystyreneyang lunak berbentuk seperti busa, biasanya berwarna putih,
lunak, mudah terpengaruh lemak dan pelarut lain (seperti alkohol). Bahan ini
dapat melepaskan styrene jika kontak dengan pangan. Contohnya yang sudah
sangat terkenal Styrofoam.
f. Kemasan Styrofoam biasanya digunakan sebagai wadah makanan atau
Universitas Sumatera Utara
13
minuman sekali pakai, karton wadah telur.
g. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan
styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan, selain itu
styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan
konstruksi gedung.
h. Jenis plastik ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak
tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali
dengan cara dibakar. Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api
bewarna Jingga.
7. OTHER
a. Tertera logo daur ulang dengan angka 7 ditengahnya, serta tulisan other
(SAN/styrene acrylonitrile, ABS/acrylonitrile butadiene styrene, PC/
polycarbonate, nylon)
b. Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum
olahraga, alat-alat rumah tangga, peralatan makan bayi.
c. SAN dan ABS memiliki resitensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan
suhu serta biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos,
piring dan alat makan.
Kantong plastik. Merupakan plastik yang termasuk ke dalam jenis plastik
LDPE (Low Density Polyethylene) dan termasuk ke dalam kode daur ulang nomor
4. Sifat LDPE ini kuat, tembus cahaya, fleksibel dan daya proteksi terhadap uap
air tergolong baik. LDPE dapat didaur ulang tetapi sulit dihancurkan alami oleh
alam sehingga dalam jangka panjang dapat menimbulkan pencemaran bagi
Universitas Sumatera Utara
14
lingkungan. Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang
disebut ethylene.
Kantong plastik yang beredar di masyarakat memiliki bagian ukuran dari
mulai 15 cm, 17 cm, 24 cm, 28 cm, 40 cm hingga 50 cm dengan ketebalan 0,01
mm dan 0,03 mm. Kantong plastik pun memiliki berbagai warna yaitu hitam,
putih, biru, merah, kuning, merah putih dan hitam putih Kantong plastik pada
umumnya berbahaya bagi lingkungan, kantong plastik berwarna memiliki
ketebalan yang lebih tipis dibandingkan kantong plastik berwarna hitam.
Sehingga, kantong plastik berwarna lebih memungkinkan untuk hancur degan
cepat dibandingkan kantong plastik hitam. Tetapi, dalam kehidupan sehari-hari
kantong plastik yang sangat sering digunakan oleh masyarakat adalah kantong
plastik hitam karena lebih kuat, ini disebabkan karena kandungan zat kimia dan
pewarna yang tedapat pada kantong plastik hitam lebih banyak dibandingkan
kantong plastik berwarna, sehingga tidak mudah robek dan sangat berbau.
Kantong plastik yang sering digunakan adalah kantong keresek hitam, sehingga
kantong plastik ini paling banyak menumpuk di tempat sampah (Rinrin, 2009).
Penggunaan kantong plastik di masyarakat. Kantong plastik sangat
membantu masyarakat dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi Ibu Rumah
Tangga yang setiap harinya berbelanja, khususnya yang berbelanja di pasar
tradisional. Kepraktisan dan kemudahan memperoleh kantong plastik membuat
ibu rumah tangga sangat bergantung pada keberadaannya, bahkan jika berbelanja
1-2 barang pun masih menggunakan kantong plastik. Kantong plastik yang telah
digunakan, jika masih bersih sebagian besar disimpan untuk digunakan kembali
Universitas Sumatera Utara
15
dan jika kotor atau rusak biasanya langsung dibuang. Karena setiap hari rumah
tangga menghasilkan sampah, maka setiap hari pula kantong plastik digunakan
untuk tempat sampah di rumah dan akhirnya dibuang ke tempat penampungan
sementara (TPS), setelah dibuang ke TPS masyarakat seolah lepas tangan atau
tidak peduli dengan apa yang terjadi pada sampah-sampah tersebut (Yustia, 2013).
Bahaya penggunaan kantong plastik. Menurut (Amhariputra, 2014) ada
beberapa alasan mengapa masyarakat harus mengurangi penggunaan kantong
plastik, yaitu:
1. Kantong plastik adalah bagian dari sampah yang memenuhi daratan
dimana kondisi dari kantong plastik yang ringan sehingga memudahkan untuk
terbang kemana–mana dan mudah kita temukan sampah kantong plastik yang
berserakan baik di fasilitas umum, fasilitas niaga, maupun komplek perumahan
yang dapat menyebabkan banjir dan menimbulkan penyakit dari lingkungan yang
kotor.
2. Kantong plastik terbuat dari bahan yang tidak dapat diuraikan secara
alami dengan cepat yaitu minyak bumi. Konsumsi plastik dalam jumlah besar
tentunya juga berdampak pada konsumsi minyak bumi dan berujung pada
semakin menipisnya cadangan minyak bumi dunia.
3. Kantong plastik membahayakan bagi lingkungan dimana plastik yang
terbakar akan menghasilkan polusi udara sedangkan plastik yang terbuat dari
bahan polythene membutuhkan waktu sekitar 1.000 tahun untuk dapat diuraikan
secara alamiah di tanah dan membutuhkan waktu sekitar 450 tahun untuk dapat
diuraikan di air.
Universitas Sumatera Utara
16
4. Kantong plastik jika bisa terurai sekalipun maka partikel dari plastik
tersebut tetap akan mencemari air dan tanah.
5. Kantong plastik yang terdapat di air dapat membunuh kehidupan
mamalia air dan juga burung yang mencari makan di permukaan air.
6. Kantong plastik dapat secara tidak sengaja termakan oleh hewan di
darat dan mati karena tidak dapat mencerna plastik tersebut.
7. Jarangnya ditemukan pasar untuk produk hasil daur ulang plastik
sehingga hanya sedikit organisasi yang bersedia untuk melakukan daur ulang
sampah plastik yang ada karena tidak memiliki nilai tambah.
8. Meskipun banyak usaha ritel seperti toko kelontong, minimarket yang
menerima kembali dan memberikan kompensasi atas pengembalian kantong
plastik atau botol plastik tetapi hanya sedikit yang melakukan daur ulang atas
produk plastik tersebut.
Dampak plastik terhadap lingkungan. Menurut Riama (2010) sampah
kantong plastik merupakan limbah yang membahayakan lingkungan karena
materialnya sulit diurai oleh alam. Dibutuhkan waktu 500 sampai 1000 tahun agar
sampah kantong plastik terurai secara alami. Berikut adalah dampak sampah
plastik terhadap lingkungan.
1. Kantong plastik dapat menganggu kesuburan tanah karena dapat
menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah.
2. Kantong plastik dapat menganggu jalur airyang teresap ke dalam tanah.
3. Tercemarnya tanah, dan air dalam tanah.
4. Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai akan mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
17
pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yg menyebabkan banjir.
5. Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, ringan dan
mudah diterbangkan angin.
6. Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut & anjing laut
menganggap plastik tersebut makanan dan mati karena tidak dapat
mencernanya.
7. PCB (Polychlorinated Biphenyl) tidak dapat terurai meskipun termakan oleh
binatang dan akan menjadi pembunuh berantai sesuai urutan rantai makanan.
8. Racun dari partikel plastik ketika masuk ke dalam tanah akan membunuh
hewan-hewan pengurai seperti cacing.
Dampak plastik bagi kesehatan. Menurut Yanti (2011) adapun zat-zat
penyusun plastik yang berbahaya bagi kesehatan adalah:
1. Monomer vinil klorida, dapat bereaksi dengan sitosin pada DNA dan
mengalami metabolisme dalam tubuh, sehingga memiliki potensi yang cukup
tinggi untuk menimbulkan tumor dan kanker pada manusia terutama kanker
hati.
2. Monomer vinil asetat, telah terbukti pada hewan percobaan yaitu
menimbulkan kanker tiroid, uterus dan hati (liver) pada hewan.
3. Monomer lainnya, seperti akrilat,stirena, metakriatdan senyawa turunannya
seperti Vinil Asetat, Polivinil Klorida, Kaprolaktam, Formaldehida, Kresol,
Isosianat Organic, Heksa Metilandiamin, Melamin, Epodilokkloridin, Bispenol
dan Akrilonitril yang dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan
terutama mulut, tenggorokan dan lambung.
Universitas Sumatera Utara
18
Selain monomer, zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan diantaranya:
1. Dibutil ptalat (DBP) dan Dioktil ptalat (DOP), merupakan zat aditif yang
popular digunakan dalam proses plastisasi ,namun di balik ke pepuleran itu
ternyata DBP dan DOP ternyata menyimpan suatu zat kimia yaitu zat benzen.
Benzen termasuk larutan kimia yang sulit di cerna oleh sistem pencernaan.
Benzen juga tidak dapat dikeluarkan melalui feses atau urin. Akibatnya, zat ini
semakin lama semakin menumpuk dan berbalut lemak. Hal tersebut bisa
memicu kanker pada darah atau leukemia.
2. Timbal (Pb) merupakan racun bagi ginjal dan Cadmium(Cd) yang
merupakan pemicu kanker dan racun bagi ginjal dimana keduanya merupakan
bahan adiktif untuk mencegah kerusakan pada plastik.
3. Senyawa Nitrosamine, yang timbul akibat reaksi antara komponen dalam
plastik yang bersifat karsinogenik.
4. Ester ptalat, yang digunakan untuk melenturkan ternyata dapat mengganggu
sistem Endokrin.
5. Bisphenol-A (BPA) yang terdapat pada plastik Polikarbonat (PC) merupakan
zat aditif yang dapat merangsang pertumbuhan sel kanker dan memperbesar
resiko pada kehamilan.
6. Bahan aditif senyawa penta kloro bifenil (PCB) yang di tambahkan sebagai
bahan pelembut. PCB berfungsi sebagai agent dan ikut menentukan kualitas
plastik. Bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah di larang pemakaiannya
karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia
(karsinogenik). Tanda dan gejala keracunan PCB ini berupa pigmentasi pada
Universitas Sumatera Utara
19
kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pencernaan, serta tangan dan kaki
lemas. pada wanita hamil PCB dapat mengakibatkan kematian bayi dalam
kandungan serta bayi lahir cacat. pada keracunan menahun, PC dapat
menyebabkan kematian jaringan hati dan kanker hati.
Konsep Pengurangan Penggunaan kantong plastik
Paradigma yang dipakai oleh Pemerintah dalam hal pengelolaan sampah,
umumnya masih konvensional yaitu : kumpul, angkut dan buang. Seiring dengan
pertambahan penduduk, tambah lama akan tambah banyak jumlah sampah yang
harus ditangani. Defisitnya anggaran dalam penanganan sampah kota menyulitkan
pengelola sampah untuk berfikir ke depan dalam upaya pengembangan. Prasarana
yang tersedia tambah lama akan semakin tua dan tambah terbatas kemampuannya
(Damanhuri, 2006).
Lebih lanjut, menurut (Damanhuri, 2006) metode landfill atau TPA
membawa konsekuensi akan kebutuhan lahan penampungan yang makin meluas,
yang tidak mungkin diakomodasikan oleh lahan perkotaan yang makin sempit dan
mahal. Teknologi utama sebuah kota dalam menyelesaikan masalah sampahnya
adalah pemusnahan dengan landfilling pada sebuah TPA dan bukan landfilling
yang baik, karena hampir seluruh TPA dikota-kota di Indonesia hanya
menerapkan apa yang dikenal sebagai open dumping, yang sebetulnya tidak layak
disebut sebagai sebuah bentuk teknologi penanganan sampah.
Konsep 4R merupakan pendekatan yang telah lama diperkenalkan di
Indonesia dalam upaya mengurangi sampah mulai dari sumbernya sampai di akhir
pemusnahannya. Menurut PP No.81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
Universitas Sumatera Utara
20
bahwa prioritas utama yang harus dilakukan oleh semua pihak adalah bagaimana
agar mengurangi sampah semaksimal mungkin. Bagian sampah atau residu dari
kegiatan pengurangan sampah yang masih tersisa selanjutnya dilakukan
pengolahan (treatment) maupun pengurungan (landfilling).
Pengurangan sampah melalui 4R menurut PP No.81 Tahun 2012 meliputi:
a. Mengurangi atau membatasi (reduce): mengupayakan agar limbah
yangdihasilkan sesedikit mungkin.
b.Guna-ulang (reuse): bila limbah akhirnya terbentuk, maka
upayakanmemanfaatkan kembali limbah tersebut secara langsung.
c. Daur-ulang (recycle): residu atau limbah yang tersisa atau tidak
dapatdimanfaatkan secara langsung, kemudian diproses atau diolah untuk
dapatdimanfaatkan, baik sebagai bahan baku maupun sebagai sumber energi.
d. Mengganti (replace): barang yang memiliki resiko menjadi sampah dan
mencemari lingkungan dalam pengunaannya diganti dengan barang yang
lebih ramah lingkungan.
Manfaat dari prinsip 4R dalam upaya pengelolaan sampah, yaitu :
1. Mengurangi beban kerja Tempat Pembuangan Akhir
2. Mengurangi biaya pengelolaan sampah
3. Mengurangi potensi pencemaran air dan tanah
4. Memperpanjang usia Tempat Penampungan Akhir
5. Meningkatkan pendapatan ekonomi karena hasil penjualan dan
pemanfaatan limbah
Mengurangi (reduce). Berarti mengupayakan agar limbah yang
Universitas Sumatera Utara
21
dihasilkan minimal, yaitu mengurangi sampah yang kita hasilkan atau mengurangi
penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan. Pada tahap inilah peran
serta masyarakat terutama para ibu rumah tangga sebagai pengguna perlu
ditingkatkan karena dari sini produksi sampah dimulai. Pihak penjual/pengusaha
pasar swalayan atau mall dapat dimotivasi untuk membuat kemasan belanja dari
bahan organik.
Hardayanto (2012) menyatakan bahwa negara-negara di Eropa dan USA
tidak menganjurkan penggunaan kantong plastik berteknologi “ramah
lingkungan” karena hanya akan meningkatkan penggunaan kantong plastik sekali
pakai. Konsumen akan berpikir sampah kantong plastik bisa hancur dalam jangka
2 tahun, sehingga pemakaian kantong plastik tetap diminatitanpa
memperhitungkan dampak jangka pendek yaitu sampah plastik yang menumpuk
dapat mengganggu estetika, menjadi sarang vektor, menghambat proses peresapan
air tanah, dan sampah kantong plastik yang dibuang sembarangan dapat
menyumbat saluran air dan merusak turbin pengendali badan air.
Menurut Hardayanto (2012) sebagai masyarakat yang perlu dilakukan
untuk meminimalisir pengunaan plastik diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan tas pakai ulang atau membawa keranjang dari rumah untuk
berbelanja, tas pakai ulang kini banyak dijual di supermarket atau bisa juga
menggunakan tas kain yang banyak dibagikan diworkshop/seminar atau ketika
kita membeli barang dengan jumlah tertentu.
2. Meminta kardus bekas sebagai wadah barang belanjaan apabila
tidakmembawa kantung pakai ulang padahal barang belanjaan banyak.
Universitas Sumatera Utara
22
Penggunaan kardus bekas sebagai aksi reuse juga sangat berarti bagi
pemulung/tukang rongsok, karena harga jualnya yang lumayan.
Berbedadengan kantung plastik (keresek/kantung asoy) yang tidak ada
harganya.
3. Jika terpaksa menggunakan kantung plastik, usahakan agar bisa digunakan
berulang-ulang (reuse). Hal tersebut dimungkinkan karena kantung plastik
konvensional umumnya lebih tebal dibanding kantung plastik yang diklaim
“ramah lingkungan”.
4. Tolaklah dengan halus pemberian kantung plastik untuk pembelian barang
berukuran kecil semisal obat/kosmetik/alat tulis. Karena barang belanjaan
tersebut bisa langsung dimasukkan ke tas terhindar dari kemungkinan tercecer.
Setiap sumber dapat melakukan upaya reduksi sampah dengan cara merubah
pola hidup konsumtif, yaitu perubahan kebiasaan dari yang boros dan
menghasilkan banyak smapah menjadi hemat/efisien dan sedikit sampah.
Namun diperlukan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk merubah perilaku
tersebut. Sebagai contoh:penggunaan tas belanja ketika berbelanja di
supermarket untukmenghindari pemberian kantong plastik oleh pihak retailer.
Dengan demikian, volume sampah dapat dikurangi sebelum dibuang ke TPA
dan dampak yang ditimbulkan pun dapat diminimalisir.
Guna ulang (reuse). Berarti menggunakan kembali barang–barang yang
masih bisa dimanfaatkan. Hal ini juga berarti lebih memprioritaskan penggunaan
barang yang secara berulang untuk mengurangi timbulan limbah. Seperti
penggunaan tas ketika berbelanja. Pada prinsipnya semakin banyak kita
Universitas Sumatera Utara
23
menggunakan material, semakin banyak sampah plastik yang dihasilkan.
Seringkali jika berbelanja banyak kantong plastik yang dibawa ke rumah dari
berbagai toko yang berbeda-beda. Padahal plastik tersebut tidak digunakan
kembali, terutama untuk plastik yang berukuran kecil. Dengan memakai tas
belanja sebagai tempat penyimpan belanjaan, kita dapat menghemat penggunaan
kantong plastik, menghemat sumber daya alam karena tidak perlu membuat
kantong plastik baru terus menerus (Adiwijaya, 2010).
Beberapa contoh tindakan Reuse menurut Adiwijaya (2010) dalam
kehidupan sehari-hari:
a. Memilih menggunakan wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan
beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya menggunakan tas yang dapat
dipakai berulang saat berbelanja.
b. Menggunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi
yang sama atau fungsi lainnya. Reuse yaitu Reuse (Memakai kembali) sebisa
mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali.
c. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai lalu buang).
Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi
sampah.
Kondisi ini memunculkan suatu ide dimana kantong plastik yang biasa
digunakan sekali pakai oleh Ibu Rumah Tangga dikehidupan sehari-hari diganti
dengan tas belanja yang dibawa sendiri oleh konsumen dari rumah yang lebih
ramah lingkungan. Dari alternatif ini diharapkan kerusakan lingkungan akibat
plastik dapat berkurang sehingga dapat menjamin keberlangsungan kehidupan
Universitas Sumatera Utara
24
generasi mendatang.
Daur-ulang (recycle). Ialah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas
menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya
dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang
baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan
emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.
Contoh kegiatan recycle dalam sehari-hari:membuat kantong tas belanja hasil dari
daur ulang, seperti tas dari anyaman bungkus plastik, rajutan kain, dan lain-lain.
(Annisa, 2010).
Mengganti (replace) Ialah mengganti barang-barang yang hanya bisa
dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Contoh: mengganti tas
kantong plastik sekali pakai buang untuk berbelanja dengan tas belanja yang lebih
tahan lama, mudah di bersihkan dan memiliki nilai seni, seperti tas belanja yang
terbuat dari anyaman daun pandan, rajutan kain, ataupun anyaman lainnya.
Solusi Mengatasi Penggunaan Kantong Plastik
Beberapa solusi mengatasi penggunaan kantong plastik yaitu dengan:
1. Melakukan upaya kampanye untuk menghambat terjadinya pemanasan global
serta dengan adanya peraturan tentang larangan maupun batasan penggunaan
kantong plastik.
2. Mulai melakukan tindakan mengurangi penggunaan kantong plastik dari Ibu
Rumah Tangga dan mengajak anggota keluarga lainnya untuk ikut serta
dalam upaya pengurangan penggunaan kantong plastik dengan cara 4R.
Universitas Sumatera Utara
25
3. Apabila berbelanja dengan jumlah yang kecil atau sedikit, masukan barang
belanjaan ke dalam tas.
4. Ingatkan keluarga maupun orang dekat atau teman untuk selalu membawa tas
kain saat belanja.
Mulailah untuk menjaga dan melestarikan lingkungan dengan cara mengurangi
pencemarannya akibat sampah plastik.
Pengertian perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),
merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut
merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –
Organisme – Respon.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) yaitu :
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
Universitas Sumatera Utara
26
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang
terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati
secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
Bentuk perilaku. Dapat diartikan suatu bentuk respon organisme atau
seorang terhadap rangsangan (stimulus) dan luar subjek tersebut. Respon ini
berbentuk dua macam, yakni bentuk pasif dan bentuk aktif (Notoatmodjo, 2007).
Bentuk pasif adalah respon internal, yaitu yang terjadi di dalam diri
manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Misalnya:
seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah suatu penyakit tertentu,
meskipun ibu tersebut tidak membawa anaknya ke posyandu atau puskesmas
untuk diimunisasi. Oleh sebab itu perilaku ibu masih terselubung (tertutup).
Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara
langsung. Misalnya ibu sudah membawa anaknya ke posyandu (puskesmas) atau
ke fasilitas kesehatan Iainnya untuk imunisasi. Oleh karena perilaku ibu tersebut
sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata maka disebut perilaku terbuka.
Domain Perilaku
Menurut Bloom (dikutip Notoatmodjo, 2003) membagi periilaku itu di
Universitas Sumatera Utara
27
dalam 3 domain. Meskipun doamin tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas
dan tegas. Pembagian ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu
kognitif (kognitif domain), afektif (affectife domain) dan psikomotor
(psicomotoric domain).
Pengetahuan. Pengetahuan ialah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang adalah ranah kognitif atau
pengetahuan (Notoatmodjo, 2007)
Notoatmodjo (2007), terdapat 6 tingkatan pengetahuan yang mencakup dalam
domain kognitif/pengetahuan, yaitu :
1) Tahu (know) Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah,
tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2) Memahami (comprehension) Tingkat pengetahuan ini dapat diartikan
sebagai kemampuan untuk menjelaskan objek yang diketahui secara benar dan
dapat pula menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Pada tingkatan
pengetahuan ini, orang yang sudah paham tehadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari.
3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang
Universitas Sumatera Utara
28
sebenarnya.
4) Analisis (analysis) Tingkatan pengetahuan ini diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen-komponen yang
masih di dalam satu struktur organisasi dan berkaitan satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada atau kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian–bagian di dalam bentuk keseluruhan
yang baru.
6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek yang
didasarkan pada suatu kriteria yang ditetapkan sendiri, atau menggunakan kriteria-
kriteria yang sudah ada.
Sikap. Sikap adalah respon seseorang yang masih tertutup terhadap
stimulus atau objek tertentu yang melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (seperti : senang-tidak senang, setuju- tidak setuju dan sebagaimya).
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Alport yang dikutip Notoatmodjo (2003), sikap mempunyai 3
komponen ,yaitu :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3. Kecenderungan untuk bertindak.
Ketiga komponen diatas secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh.
Universitas Sumatera Utara
29
Dalam penentuan sikap ini, pengetahuan, pemikiran, keyakinan, emosi memegang
peranan penting.
Menurut Notoatmodjo (2007), Sama halnya dengan pengetahuan, sikap
juga terdiri dari berbagai tingkatan antara lain adalah:
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
rangsangan atau stimulus yang diberikan (objek).
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban atau menanggapi apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan indikasi dari sikap. Karena
dengan suatu usaha untuk menjawab pertayaan, menaggapi atau mengerjakan
tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, sudah
menunjukkan bahwa orang (subjek) menerima ide tersebut.
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Tingkatan sikap yang paling tinggi ialah bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.
Tindakan. Sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan. Untuk dapat
terwujudnya sikap menjadi tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Praktik atau tindakan
kesehatan merupakan proses seseorang yang telah mengetahui stimulus atau objek
Universitas Sumatera Utara
30
kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang
diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau
mempraktikkan apa yang diketahui atau dinilai baik (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2007), Tindakan mempunyai beberapa tingkatan,
yakni:
1) Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil.
2) Respons Terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan melakukan
sesuai dengan contoh, merupakan praktik atau tindakan pada tingkat kedua.
3) Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
4) Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik,
artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut.
Penyuluhan
Menurut Notoatmodjo (2007), yang mengutip pendapat Lawrence Green
menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi
pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan
organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yang
Universitas Sumatera Utara
31
kondusif bagi kesehatan. Promosi Kesehatan dapat diartikan sebagai upaya
menyebarluaskan atau mengenalkan pesan-pesan kesehatan sehingga masyarakat
menerima pesan-pesan kesehatan tersebut dan akhirnya masyarakat mau
berperilaku hidup sehat.
Salah satu kegiatan promosi kesehatan ialah memberikan informasi atau
pesan - pesan kesehatan berupa penyuluhan kesehatan yang memberikan atau
meningkatkan pengetahuan dan sikap mengenai kesehatan untuk mempermudah
dalam terjadinya perilaku sehat (Notoatmodjo, 2007).
Penyuluhan merupakan upaya perubahan perilaku manusia yang dilakukan
melalui pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif dapat diartikan sebagai
rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematik, terencana, dan terarah
dengan peran serta aktif individu, kelompok, atau masyarakat untuk memecahkan
masalah dengan memperhitungkan faktor sosial, ekonomi, dan budaya setempat
(Suhardjo, 2003).
Penyuluhan kesehatan ialah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan (Effendy, 2003).
Metode yang digunakan dalam promosi kesehatan atau penyuluhan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil secara optimal.
Metode atau pendekatan tersebut antara lain adalah (Notoatmodjo, 2007) :
1. Metode perorangan/individual
Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang telah
Universitas Sumatera Utara
32
mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan
pendekatan ini karena setiap orang memiliki alasan berbeda-beda sehubungan
dengan penerimaan atau periaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara
lain adalah bimbingan dan penyuluhan serta wawancara (Inteview).
2. Metode kelompok
Dalam memilih metode ini harus mengingat pada besarnya sasaran dan
tingkat pendidikan formal sasaran. Metode untuk kelompok besar berbeda dengan
kelompok kecil. Efektivitas suatu metodeakan tergantung pula pada besarnya
sasaran pendidikan. Metode ini mencakup :
a. Kelompok besar yakni bila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode
yang baik yang digunakan untuk kelompok ini antara lain adalah :
1). Ceramah Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah. Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah antara
lain :
a) Persiapan
Ceramah akan berhasil apabila penceramah menguasai materi yang akan
diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan
mempelajari materi dengan sistematika yang baik dan mempersiapkan alat-alat
bantu, misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound system dan lain
sebagainya.
b) Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah tersebut
dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk itu penceramah dapat melakukan hal-hal
Universitas Sumatera Utara
33
sebagai berikut : sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap
ragu-ragu dan gelisah, suara hendaknya cukup keras dan jelas, pandangan harus
tertuju keseluruh peserta ceramah, berdiri di depan / dipertengahan, tidak boleh
duduk serta menggunakan alat-alat bantu lihat semaksimal mungkin.
2).Seminar, metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan menengah keatas.
b. Kelompok kecil yakni bila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang. Metode
yang cocok digunakan untuk kelompok kecil ini antara lain adalah diskusi
kelompok, curah pendapat, bola salju, kelompok – kelompok kecil, bermain
peran serta permainan stimulasi.
3. Metode penyuluhan massa
Metode ini cocok digunakan untuk menyampaian informasi atau pesan –
pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Oleh karena sasaran bersifat
umum yang dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin,
pekerjaan, status ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya maka informasi
atau pesan kesehatan yang akan disampaikan harus disusun sedemikian rupa
sehingga dapat ditangkap oleh massa atau public tersebut. Contoh dari metode ini
antara lain adalah ceramah umum, pidato melalui media massa, simulasi, tulisan
dimajalah atau koran dan lain sebagainya.
Penyuluhan juga tidak dapat lepas dari media karena melalui media pesan
disampaikan dengan mudah untuk dipahami. Media dapat menghindari kesalahan
persepsi, memperjelas informasi, dan mempermudah pengertian. Media promosi
Universitas Sumatera Utara
34
kesehatan pada hakikatnya merupakan alat bantu dalam promosi kesehatan.
Dengan demikian, sasaran dapat mempelajari pesan - pesan kesehatan dan mampu
memutuskan mengadopsi perilaku sesuai dengan pesan yang disampaikan
(Notoatmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2003), media dibagi menjadi tiga berdasarkan
fungsinya sebagai penyaluran pesan - pesan kesehatan, yaitu :
1. Media cetak, sebagai alat untuk menyampaikan informasi atau pesan- pesan
kesehatan, antara lain adalah:
a. Flip chart (lembar balik) ialah media penyampaian pesan atau informasi
kesehatan dalam bentuk lembar balik, dengan tiap lembar atau halaman
berisi gambar peragaan dan di baliknya berisi pesan atau informasi
mengenai gambar tersebut.
b. Booklet ialah media penyampaian pesan - pesan atau informasi kesehatan
dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.
c. Poster merupakan media cetak untuk menyampaikan pesan dalam bentuk
lembaran kertas dengan kata-kata dan gambar atau simbol.
d. Leaflet adalah media cetak untuk menyampaikan informasi kesehatan
melalui lembaran yang dilipat yang berisi kalimat, gambar atau
kombinasi/keduanya.
e. Flyer (selebaran) seperti leaflet namun tidak dalam bentuk lipatan/lembar
yang dilipat.
f. Rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai bahasan
suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
35
g. Foto yang mengungkapkan informasi - informasi atau pesan kesehatan.
2. Media elektronik, sebagai saluran untuk menyampaikan pesan - pesan atau
informasi kesehatan mempunyai jenis yang berbeda, antara lain adalah :
a. Televisi : dalam bentuk sandiwara, diskusi, kuis, cerdas cermat seputar
masalah kesehatan.
b. Radio : dalam bentuk tanya jawab, sandiwara radio, ceramah tentang
kesehatan.
c. Video : dengan pemutaran video yang berhubungan dengan kesehatan.
d. Slide dan Film strip
3. Media papan (Bill Board), Papan/bill board yang dipasang di tempat umum
dapat diisi dengan pesan kesehatan juga mencakup pesan kesehatan yang
ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan - kendaraan
umum (bus/taksi).
Menurut Lawrence Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), perilaku
manusia di analisis dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat
dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan
faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri
ditentukan oleh 3 faktor, yaitu :
1. Faktor predisposisi (predisposing factors), meliputi pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya
2. Faktor pemungkin (enabling factors), meliputi sarana, prasarana, dan fasilitas
yang mendukung terjadinya perubahan perilaku.
3. Faktor penguat (reinforcing factors), merupakan faktor penguat bagi seseorang
Universitas Sumatera Utara
36
untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat, undangundang, peraturan-
peraturan dan lain sebagainya.
Pengertian Ibu Rumah Tangga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), ibu rumahtangga dapat
diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraanberbagai macam
pekerjaan rumahtangga , atau iburumahtangga merupakan seorang istri (ibu) yang
hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumahtangga (tidak bekerja di kantor).
Jadi, ibu rumah tangga merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
seorang wanita yang telah menikah serta menjalankan pekerjaan rumah keluarga
merawat anak-anaknya, memasak, membersihkan rumah dan tidak bekerja di luar
rumah. Seorang ibu rumahtangga sebagai wanita menikah yang bertanggung
jawab atas rumah tangganya.
Peran Ibu Rumah Tangga
Menjadi seorang ibu dalam rumah tangga adalah “profesi” yang tidak bisa
dianggap remeh. Menjadi ibu rumahtangga bukanlah hal yang mudah. Dari
sederet peran yang bisa dimainkan seorang ibu rumah tangga.Menurut Sharif
Baqhir (2003) 5 di antara peran penting ibu rumahtangga dalam keluarga adalah :
1. Ibu sebagai manager
Sebagai seorang manager, seorang ibu rumahtangga
mampumengintegrasikan berbagai macam karakter, berbagai macam
keadaan/kondisi anggota keluarganya ke dalam satu tujuan rumahtangga . Ibu
rumahtangga berperan menjadi sosok pengatur kelangsungan roda
Universitas Sumatera Utara
37
rumahtangganya sehari-hari.
2. Ibu sebagai guru
Sebagai seorang guru, seorang ibu mampu mendidik putraputrinya,
mengajarkan sesuatu yang baru, melatih, membimbing mengarahkan serta
memberikan penilaian baik berupa reward maupun punishment yang mendidik.
Ibu merupakan sekolah yang paling utama dalam pembentukan kepribadian anak,
serta sarana untuk memenuhi mereka dengan berbagai sitat mulia.
3. Ibu sebagai koki
Sebagai seorang koki tentunya seorang ibu harus pandai memutar otak
untuk berkreasi menghasilkan menu-menu yang dapat diterima semua anggota
keluarga, baik menu sarapan, makan siang, maupun makan malam. Ibu
rumahtangga juga berperan menjaga kesehatan keluarga
4. Ibu sebagai perawat
Sebagai seorang perawat, seorang ibu bagaimana dengan telatennya
merawat putra-putrinya, dari mulai mengganti popok ketika bayi, memandikan,
menyuapi makan, sampai segala sesuatu yang dibutuhkan oleh putra-putrinya
sekecil apapun beliau perhatikan, dan tidak bosan-bosannya mencurahkan kasih
sayang dan perhatiannya yang begitu tulus.
5. Ibu sebagai akuntan
Sebagai seorang akuntan, seorang ibu mampu mengelola APBK
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga ) dengan sebaik-baiknya, bagaimana
mengatur pengeluaran belanja bulanan dari mulai membayar listrik, telepon,
PAM, kebutuhan anak sekolah, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang
Universitas Sumatera Utara
38
takterduga. Dan bahkan bagaimana seorang ibu rumahtangga mampu membantu
perekonomian keluarganya dengan tidak melupakan kodratnya sebagai ibu.
Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini, dapat digambarkan pada
bagan berikut ini:
Pretest Posttest
Gambar 1. Kerangka
Penyuluhan Penggunaan
Kantong Plastik
Perilaku Ibu Rumah Tangga
Sebelum diberikan
Penyuluahan
- Pengetahuan IRT
- Sikap IRT
- Tindakan IRT
Perilaku Ibu Rumah Tangga
Sesudah diberikan
Penyuluahan
- Pengetahuan IRT
- Sikap IRT
- Tindakan IRT
Universitas Sumatera Utara
39
Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu pre-experimental
dengan rancangan/desain One Group Pretest – Posttest.Perbedaan antara pre-
testdan post-testdapat diasumsikan sebagai pengaruh dari perlakuan yang
diberikan oleh peneliti (Arikunto, 2006).
Pola desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan :
O1 : Pengetahuan, sikap dan tindakan responden mengenai penggunaan
kantong plastik sebelum penyuluhan.
X : Pemberian intervensi berupa penyuluhan penggunaan kantong
plastik
O2 : Pengetahuan, sikap dan tindakan responden mengenai penggunaan
kantong plastik sesudah penyuluhan.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian. Dilakukan didesa Bandar Khalipah, penyuluhan
disampaikan kepada Ibu-ibu pengajian Nurul Iksaniyah, Jalan Benteng Hilir.
Waktu penelitian. Penelitian ini dilakukan dari Januari 2019 sampai
September 2019.
Pretest Intervensi Posttest
O1 X O2
Universitas Sumatera Utara
40
Populasi dan Sampel
Populasi. Dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu-ibu anggota pengajian
Nurul Ikhsaniyah yang berjumlah 30 orang.
Sampel. Dalam menentukan besar sampel yang akan diteliti dengan Total
Sampling sebanyak 30 orang. Total Sampling adalah teknik pengambilan sampel
dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2012).
Variabel dan Definisi Operasional
Variabel penelitian. Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1.Variabel bebas (independent) adalah penyuluhan dengan metode ceramah
dan flayer.
2.Variabel terikat (dependent) adalah pengetahuan, sikap, tindakan ibu tentang
penggunaan kantong plastik.
Definisi operasional. Dibagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:
1. Penyuluhan penggunaan kantong plastik adalah kegiatan penjelasan tentang
pengertian, jenis-jenis, dampak, dan mencegah pencemaran lingkungan akibat
sampah plastik yang dilakukan dengan metode ceramah dan dilengkapi dengan
media flyer.
2. Pengetahuan adalah pemahaman responden atau apa yang diketahui
responden penelitian tentang penggunaan plastik.
3. Sikap adalah respon tertutup atau cara pandang responden penelitian
mengenai penggunaan plastik.
4. Tindakan adalah pelaksanaan atau praktik yang dilakukan oleh responden
penelitian mengenai kegiatan mengurangi penggunaan kantong plastik.
Universitas Sumatera Utara
41
Metode Pengumpulan Data
Jenis data. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh secara
langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner. Data primer dalam
penelitian ini antara lain adalah :
a. Karakteristik reponden, meliputi pendidikan, dan umur
b. Responden dalam penggunaan kantong plastik sebelum dan sesudah
penyuluhan
c. Sikap responden dalam penggunaan kantong plastik sebelum dan sesudah
penyuluhan
d. Tindakan responden dalam penggunaan kantong plastik sebelum dan sesudah
penyuluhan
Cara mengumpulkan data. Pengumpulan data primer yaitu data
pengetahuan sikap dan tindakan diperoleh dengan melaksanakan pretest dan
posttest dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan.
Instrumen penelitian. yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur yang
digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan sikap dan tindakan
responden dalam pemantauan penggunaan kantong plastik. Kuesioner dalam
penelitian ini merupakan kuesioner yang tertutup yang menggunakan skala
Guttman dengan dua pilihan jawaban untuk memudahkan responden dalam
menjawab pertanyaan.
Universitas Sumatera Utara
42
Tahapan penelitian
Sebelum perlakuan. Melakukan survei ke sekretariat pengajian untuk
mendapatkan izin melakukan penelitian. setelah itu, melakukan pretest dengan
menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap, dan tindakan responden dalam
menggunakan kantong plastik.
Perlakuan / penyuluhan. Dilakukan penyuluhan tentang penggunaan
kantong plastik dengan metode ceramah dan media Flyer.
Sesudah perlakuan. Melakukan posttest pengetahuan, sikap dan tindakan
responden setelah diberikan penyuluhan penggunaan kantong plastik.
Metode Pengukuran
Pengukuran pengetahuan sikap dan tindakan dilakukan menggunakan
kuesioner, kemudian berdasarkan jumlah skor atau nilai yang diperoleh akan nilai
rata-ratayang didapat dari perhitungan nilai keselurahan dibagi 3.
1. Pengetahuan responden diukur dengan kuesioner dengan jumlah 10
pertanyaan. Setiap pertanyaan mempunyai 2 pilihan jawaban, jika jawaban benar
akan diberikan skor 1, sedangkan jika jawaban salah akan diberikan skor 0. Nilai
tertinggi yang dapat dicapai adalah 10 dan terendah adalah 0.
2. Sikap responden diukur dengan kuesioner dengan jumlah 10
pertanyaan. Pertanyaan terdiri dari pertanyaan yang Favorable
(mendukung/positif) dan Unfavorable (tidak mendukung/negatif). Setiap
pertanyaan mempunyai 2 pilihan jawaban. Untuk pertanyaan Favorable dinomor
1,3,5,7,9 sementara untuk pertanyaan Unfavorable dinomor 2,4,6,8,10. Jika
jawaban setuju pada pertanyaan Favorable akan diberikan skor 1 dan untuk
Universitas Sumatera Utara
43
jawaban tidak setuju akan diberikan skor 0. Sedangkan untuk jawaban setuju pada
pertanyaan Unfavorable akan diberikan skor 0 untuk jawaban setuju dan untuk
jawaban tidak setuju akan diberikan skor 1. Untuk kelompok pertanyaan ini nilai
tertinggi yang dapat dicapai adalah 10 dan terendah adalah 0.
3. Tindakan responden diukur dengan kuesioner dengan jumlah 10
pertanyaan. Setiap pertanyaan mempunyai 3 pilihan jawaban, jika jawaban ya
akan diberikan skor 2, untuk jawaban kadang-kadang diberi skor 1, sedangkan
jika jawaban tidak akan diberikan skor 0. Nilai tertinggi yang dapat dicapai adalah
20 dan terendah adalah 0.
Metode Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul kemudian akan diolah melalui pengolahan data
yaitu sebagai berikut :
1. Editing yaitu memeriksa kelengkapan dan kebenaran data yang
diperoleh.
2. Coding yaitu mengelompokkan jawaban dan memberikan kode-kode
tertentu untuk mempermudah dalam proses pengolahan data.
3. Scoring yaitu memberikan skor pada setiap item jawaban dari variabel
yang diteliti
4. Entry yaitu memasukkan data hasil jawaban responden yang diperoleh
dari kuesioner untuk selanjutnya diolah menggunakan bantuan program
komputer.
Universitas Sumatera Utara
44
Metode Analisa Data
Data yang diperoleh melalui kuesioner diolah dengan bantuan program
komputer. Data dianalisis secara univariat untuk mengetahui perbedaan
pengetahuan, sikap dan tindakan responden sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan. Kemudian dilakukan uji bivariat dengan menggunakan uji t
berpasangan untuk melihat efektivitas dari metode peyuluhan terhadap perubahan
pengetahuan, sikap dan tindakan responden. Data disajikan ke dalam bentuk tabel,
grafik, dan narasi.
Universitas Sumatera Utara
45
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini difokuskan kepada ibu-ibu pengajian Nurul Ikhsaniah yang
berada di jalan Benteng Hilir, Dusun XIV Desa Bandar Khalifah, Kecamatan
Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang kode pos : 20371.
Gambar 1. Peta Desa Bandar Khalifah
Sumber:
https://indiemap.id/wpcontent/uploads/Peta%20Administrasi/Peta%20Administra
si%20Desa%20Bandar%20Khalipah.jpg
Universitas Sumatera Utara
46
Pengajian Nurul Ikhsaniah memiliki jumlah anggota sebanyak 30 orang
ibu-ibu. Frekuensi diadakannya pengajian sebanyak satu kali dalam seminggu,
tepatnya di hari Jum’at. Sekretariat dari kumpulan pengajian ini terletak di Jalan
Benteng Hilir, Gang Seroja 17, Desa Bandar Khalifah. Ketua umum dari
pengajian Nurul Ikhsaniah adalah ibu Nurlaila, sekretaris yaitu ibu Supriati,
bendahara yaitu ibu Ani.
Analisis Univariat
Dalam penelitian ini yang menjadi responden yaitu seluruh ibu-ibu
pengajian Nurul Ikhsaniah yan berjumlah tiga puluh orang. Setelah itu akan
dilakukan analisis univariat untuk mengetahui karakteristik responden dan sebaran
terhadap tingkat pengetahuan, sikap, tindakan sebelum dan setelah dilakukan
penyuluhan.
Karakteristik responden. Berdasarkan data yang diperoleh dari
penelitian, responden seluruhnya adalah wanita yang telah menikah dengan usia
antara 35 sampai dengan 55 tahun sebanyak 26,7% (8 responden) dan responden
dengan usia diatas 45 tahun yaitu 73,3% (22 respoden).
Berdasarkan data penelitian, responden yang dalam hal ini adalah ibu-ibu
pengajian Nurul Ikhsaniah memiliki tingkat pendidikan mulai dari jenjang SD
sebanyak 63,3% (19 responden), tingkat pendidikan SMP/sederajat sebanyak
16,7% (5 responden) dan sisanya 20,0% (6 responden) memiliki tingkat
pendidikan SMA/sederajat.
Universitas Sumatera Utara
47
Tabel 1
Distribusi Karakteristik Responden di Pengajian Nurul Ikhsaniah Tahun 2019
Karakteristik Responden Jumlah
(Orang) Persen
Umur
35 - 45 Tahun 8 26,7
>45 Tahun 22 73,3
Tingkat Pendidikan
SD 19 63,3
SMP/Sederajat 5 16,7
SMA/Sederajat 6 20,0
Total 30 100
Gambaran Perilaku Responden terhadap Penggunaan Kantong Plastik
Aspek pengetahuan. Berdasarkan soal pretest yang diberikan terkait
pengetahun responden dalam upaya pengurangan pengunaan kantong plastik, dari
total 30 responden, pertanyaan yang paling mudah dijawab adalah pertanyaan
nomor 4 yaitu apakah kantong plastik yang berserakan dapat mencemari
lingkungan, ada sebanyak 20 responden menjawab benar. Sementara itu,
pertanyaan pretes cukup sulit dijawab oleh responden di nomor 6 yaitu Kantong
plastik dapat menjadi media penyakit menular.
Setelah dilakukan penyuluhan dan diberikan soal yang sama, dari 30
responden mengalami peningkatan jumlah benar di setiap pertanyaan. Untuk
pertanyaan yang paling banyak benarnya sama dengan saat pretest, yaitu
pertanyaan nomor 4, seluruh responden berhasil menjawab benar pertanyaan
tersebut. Sementara untuk pertanyaan paling sedikit mengalami perubahan, dari
pertanyaan nomor 6 menjadi nomor 2 yaitu apakah kantong plastik tidak dapat
terurai ditanah dalam waktu singkat, hanya 15 responden yang menjawab benar.
Universitas Sumatera Utara
48
Untuk melihat lebih jelas, perhatikan tabel 2
Tabel 2
Tabel Penilaian Aspek Pengetahuan Responden Saat Pretest
Pertanyaan
Pengetahuan Pengurangan Pengunaan Kantong
Plastik
Pretest Posttest
n % n %
kantong plastik dapat
digunakan berkali-kali
15 50 20 66,7
Kantong plastik tidak
dapat terurai ditanah
dalam waktu singkat
7 23,3 15 50
kantong plastik dapat
diganti dengan tas
belanja
14 46,7 19 63,3
Kantong plastik yang
berserak dapat
mencemari lingkungan
20 66,7 30 100
Di dalam plastik terdapat
senyawa beracun
7 23,3 16 53,3
Kantong plastik dapat
menjadi media penyakit
menular
2 6,7 18 60
Plastik yang dibakar
menjadi penyebab kanker
paru-paru
5 16,7 20 66,7
Plastik yang terbakar
dapat mencemari
lingkungan
9 30 22 73,3
Kantong plastik tidak
dapat busuk
7 23,3 27 90
Kantong plastik dapat di
daur ulang
10 33,3 27 90
Kemudian dengan mengkategorikan, terdapat hasil pada kegiatan pretest
hanya 10% (3 responden) yang memiliki tingkat pengetahuan terhadap
pengurangan penggunaan kantong plastik dengan kategori cukup dan selebihnya
90% (27 responden) memiliki pengetahuan kurang. Namun setelah dilakukan
Universitas Sumatera Utara
49
penyuluhan, hasil yang diperoleh berubah sigifikan dimana 46,7% (14 responden)
termasuk dalam kategori pengetahauan yang baik dan 43,3% (1 responden) yang
masih memiliki pengetahuan pada kategori cukup. Sementara itu,hanya 10% (3
responden) yang masih memiliki pengetahuan kurang. Untuk melihat lebih rinci,
data ditampilkan pada tabel 3.
Tabel 3
Frekuensi Penilaian Responden Berdasarkan Aspek Pengetahuan Saat Pretest
dan Posttest
Aspek
Pengetahuan
Frekuensi Jawaban Responden
Pretest Posttest
Responden Persen Responden Presen
Baik 0 0 14 46,7
Cukup 3 10 13 43,3
Kurang 27 90 3 10,0
Total 30 100 30 100,0
Aspek sikap. Berdasarkan soal pretest yang diberikan terkait sikap
responden dalam upaya pengurangan pengunaan kantong plastik, dari total 30
responden, pertanyaan yang paling banyak benar adalah pertanyaan nomor 5 yaitu
kegiatan pengurangan kantong plastik semua pihak mesti ikut serta dan nomor 9
yaitu saya akan menganjurkan kepada orang lain untuk membawa tas belanja
sendiri ada sebanyak 17 responden menjawab benar. Sementara itu, pertanyaan
pretest cukup sulit dijawab oleh responden di nomor empat 4 yaitu Kegiatan
pengurangan kantong plastik seharusnya tidak hanya urusan pemerintah saja.
Setelah dilakukan penyuluhan dan diberikan soal yang sama posttest, dari
30 responden mengalami peningkatan jumlah benar hampir di setiap pertanyaan.
Universitas Sumatera Utara
50
Untuk pertanyaan yang paling banyak benarnya, yaitu pertanyaan nomor 9
dimana seluruh responden berhasil menjawab benar pertanyaan tersebut.
Sementara untuk pertanyaan dengan jawaban benar paling sedikit mengalami
perubahan, dari pertanyaan nomor 4 menjadi nomor 6 yaitu Saya tidak akan
menerima kantong plastik saat belanja karena hanya 10 responden yang
menjawab benar dan setuju dengan pertanyaan tersebut. Untuk melihat lebih jelas,
perhatikan tabel 4.
Tabel 4
Tabel Penilaian Aspek Sikap Responden Saat Pretest dan Posttest
Sikap
Sikap Pengurangan Pengunaan
Kantong Plastik
Pretest Posttest
n % n %
Penyuluhan sangat bermanfaat untuk
mengurangi kantong plastic
7 23,3 21 70
Penyuluhan tentang pengurangan kantong
plastik perlu dilakukan
5 16,7 14 46,7
Mengurangi penggunaan kantong plastik
merupakan bagian dari penyelamatan
linkungan
14 46,7 16 53,3
Kegiatan pengurangan kantong plastik
seharusnya tidak hanya urusan pemerintah
saja
3 10 18 60
Menurut saya, kegiatan pengurangan kantong
plastik semua pihak mesti ikut serta
17 56,7 27 90
Saya tidak akan menerima kantong plastik
saat belanja
5 16,7 10 33,3
Saya akan menolak pemberian kantong
plastik ketika belanja karena memiliki tas
belanja sendiri
13 43,3 15 50
Saya akan mendukung kampanye program 4R
(Reduce, Reuse, Recycle, Replace)
13 43,3 25 83,3
(Bersambung)
Universitas Sumatera Utara
51
Sikap
Sikap Pengurangan
Penggunaan Kantong Plastik
Pretest Posttest
n % n %
Saya akan menganjurkan kepada orang lain
untuk membawa tas belanja sendiri
17 56,7 30 100
Saya menolak pemberian kantong plastik
ditempat belanja
5 16,7 26 86,7
Kemudian dengan mengkategorikan, terdapat hasil pada kegiatan pretest
hanya 6,7% (2 responden) yang memiliki sikap terhadap pengurangan
penggunaan kantong plastik dengan kategori cukup dan selebihnya 93,3% (28
responden) memiliki sikap kurang. Namun setelah dilakukan penyuluhan, hasil
yang diperoleh berubah signifikan dimana 26,7% (8 responden) termasuk dalam
kategori sikap yang baik dan 73,3% (22 responden) yang masih memiliki sikap
pada kategori cukup. Untuk melihat lebih rinci, data ditampilkan pada tabel 5.
Tabel 5
Frekuensi Penilaian Responden berdasarkan Aspek Sikap
Aspek
Sikap
Frekuensi Jawaban Responden
Pretest Posttest
Responden % Responden %
Baik 0 0 8 26,7
Cukup 2 6,7 22 73,3
Kurang 28 93,3 0 0
Total 30 100 30 100,0
Aspek tindakan. Berdasarkan soal pretest yang diberikan terkait tindakan
responden dalam upaya pengurangan pengunaan kantong plastik, dari total 30
responden, pertanyaan yang paling banyak mendapatkan respon “Ya” adalah
Universitas Sumatera Utara
52
pertanyaan nomor 3 yaitu Apakah ibu membuang kantong plastik pada tempatnya,
sebanyak 10 responden menjawab benar. Sementara itu ,pertanyaan pretest yang
masih jarang dilakukan oleh responden dan tidak satupun responden yang
melakukannya adalah di nomor 6 yaitu Apakah ibu mengumpulkan kantong
plastik tidak layak pakai untuk didaur ulang. Untuk jelasnya, perhatikan tabel 6.
Tabel 6
Tabel Penilaian Aspek Tindakan Responden Saat Pretest
Aspek Tindakan
Pretest
Ya Kadang-
kadang Tidak
n % n % n %
Ibu membawa tas belanja
sendiri
5 16,7 7 23,3 18 60
Ibu menggunakan kembali
kantong plastik untuk
berbelanja
3 10 12 40 15 50
Ibu membuang kantong plastik
pada tempatnya
10 33,3 10 33,3 10 33,3
Ibu mengambil kantong plastik
dijalan yang tercecer untuk
digunakan kembali
1 3,3 5 16,7 24 80
Ibu melakukan diet
penggunaan kantong plastik
2 6,6 3 10 25 83,4
Ibu mengumpulkan kantong
plastik tidak layak pakai untuk
didaur ulang
0 0 0 0 30 100
Ibu mencegah orang yang
membuang plastik yang masih
bagus agar digunakan kembali
3 10 5 16,7 22 73,3
Ibu mengumpulkan kantong
plastik untuk dipakai kembali
7 23,3 10 33,3 13 43,3
Ibu menolak tas belanja dari
plastik
1 3,3 1 3,3 28 93,3
Ibu menggunakan tas belanja
dari kain, ataupun bahan
lainnya yang ramah lingkungan
1 3,3 15 50 14 46,7
Universitas Sumatera Utara
53
Setelah dilakukan penyuluhan dan diberikan soal yang sama Posttest, dari
30 responden mengalami peningkatan tindakan di setiap pertanyaan. Untuk
pertanyaan yang paling banyak dilakukan oleh responden, yaitu pertanyaan nomor
3, ada 20 responden yang merespon “Ya” terhadap pertanyaan tersebut.
Sementara untuk pertanyaan yang masih banyak mendapatkan penolakan yaitu
pertanyaan nomor 6, ada 30 responden yang masih menolak. Untuk jelasnya,
perhatikan tabel 7.
Tabel 7
Tabel Penilaian Aspek Tindakan Responden Saat posttest
Aspek Tindakan
Posttest
Ya Kadang-kadang Tidak
n % n % n %
Ibu membawa tas belanja
sendiri
7 23,3 10 33,3 13 43,4
Ibu menggunakan kembali
kantong plastik untuk
berbelanja
6 20 17 56,7 7 23,3
Ibu membuang kantong plastik
pada tempatnya
20 66,7 10 33,3 0 0
Ibu mengambil kantong plastik
dijalan yang tercecer untuk
digunakan kembali
5 16,7 10 33,3 15 50
Ibu melakukan diet
penggunaan kantong plastik
13 43,3 17 56,7 0 0
Ibu mengumpulkan kantong
plastik tidak layak pakai untuk
didaur ulang
5 16,7 5 16,7 20 66,6
Ibu mencegah orang yang
membuang plastik yang masih
bagus agar digunakan kembali
10 33,3 15 50 5 16,7
Ibu mengumpulkan kantong
plastik untuk dipakai kembali
9 30 13 43,3 8 26,7
Ibu menolak tas belanja dari
plastik
5 16,7 7 23,3 18 60
Ibu menggunakan tas belanja
dari kain, ataupun bahan
lainnya yang ramah lingkungan
10 33,3 11 36,7 9 30
Universitas Sumatera Utara
54
Setelah data dikategorikan, terdapat hasil pada pengukuran aspek tindakan
pretest hanya 3,3% (1 responden) yang memiliki tindakan terhadap pengurangan
penggunaan kantong plastik dengan kategori baik, 16,7% (5 responden) memiliki
tingkat tindakan pada level cukup dan selebihnya 80% (24 responden) memiliki
tindakan kurang. Namun setelah dilakukan penyuluhan, hasil yang diperoleh
cukup signifikan dimana terjadi peningkatan tindakan pada level cukup yaitu
83,3% (25 responden) sementara intensitas tindakan dengan kategori kurang
menurun drastis menjadi 16,7% (5 responden) saja. Untuk melihat lebih rinci, data
ditampilkan pada tabel 8.
Tabel 8
Distribusi Penilaian Responden berdasarkan Aspek Tindakan
Aspek
Tindakan
Frekuensi Jawaban Responden
Pretest Posttest
Responden Persen Responden Presen
Baik 1 3,3 0 0
Cukup 5 16,7 25 83,3
Kurang 24 80 5 16,7
Total 30 100 30 100,0
Analisis bivariat. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat hubungan antara metode yang dipakai yaitu penyuluhan dengan
perubahan pada aspekpengetahuan, sikap dan tindakan Ibu Rumah Tangga
mengenai penguranganpenggunaan kantong plastik di Pengajian Nurul Iksaniyah,
Jalan Benteng Hilir tahun 2019. Dalam hal ini, uji yang digunakan adalah Uji T
Berpasangan karena mayoritas data berdistribusi normal baik saat dilakukan
Universitas Sumatera Utara
55
pretest maupun posttest dengan nilai probabilitas dibawah 0,005 (p=0,001).
Efektivitas sebelum dan setelah penyuluhan terhadap pengetahuan
penggunaan kantong plastik pada ibu Pengajian Nurul Iksaniyah tahun
2019. Berdasarkan hasil perhitungan secara statistik, diperoleh data bahwasannya
aspek pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan mengalami
peningkatan yang signifikan. Responden yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 0% sebelum dilakukan penyuluhan menjadi 46,7% (14 responden)
setelah dilakukan penyuluhan. kemudian, responden dengan kategori pengetahuan
cukup sebanyak 10% (3 responden) meningkat menjadi 43,3% (13 responden).
Sementara itu, kategori responden dengan pengetahuan yang kurang turun drastis
dari 90% (27 responden) menjadi hanya 10% (3 responden) saja.
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa penyuluhan merupakan
metode yang efektif dalam rangka meningkatkan pengetahuan Ibu Rumah Tangga
dari Pengajian Nurul Iksaniyah dengan nilai Probabilitas dibawah 0,005 (0,001<
0,005). Sehingga secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara
peningkatan aspek pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan.
Untuk mengetahu secara rinci, data ditampilkan pada tabel 9.
Tabel 9
Hasil Uji T Berpasangan Aspek Pengetahuan
Aspek Pengetahuan Frekuensi Jawaban Responden
Probabilitas Pretest % Posttest %
Baik 0 0 14 46,7
0,001 Cukup 3 10 13 43,3
Kurang 27 90 3 10,0
Total 30 100 30 100
Universitas Sumatera Utara
56
Efektivitas sebelum dan setelah penyuluhan terhadap sikap
penggunaan kantong plastik pada ibu Pengajian Nurul Iksaniyah tahun
2019. Berdasarkan hasil perhitungan secara statistik, diperoleh data bahwasannya
aspek sikap sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan mengalami peningkatan
yang signifikan. Responden yang memiliki sikap baik sebanyak 0% sebelum
dilakukan penyuluhan menjadi 26,7% (8 responden) setelah dilakukan
penyuluhan. kemudian, responden dengan kategori sikap cukup baik sebanyak
6,7% (2 responden) menurun sedikit menjadi 73,3% (22 responden). Sementara
itu, kategori responden dengan sikap yang kurang menurun drastis dari 93,3% (28
responden) menjadi nihil (0%).
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa penyuluhan merupakan
metode yang efektif dalam rangka meningkatkan sikap Ibu Rumah Tangga dari
Pengajian Nurul Iksaniyah dalam menggunakan sampah plastik dengan nilai
Probabilitas dibawah 0,005 (0,001< 0,005). Sehingga secara statistik terdapat
hubungan yang signifikan antara peningkatan aspek sikap sebelum dan sesudah
dilakukannya penyuluhan. Untuk mengetahu secara rinci, data ditampilkan pada
tabel 10.
Tabel 10
Hasil Uji T Berpasangan Aspek Sikap
Aspek Sikap Frekuensi Jawaban Responden
Probabilitas Pretest % Posttest %
Baik 0 0 8 26,7
0,001 Cukup 2 6,7 22 73,3
Kurang 28 93,3 0 0
Total 30 100 30 100
Universitas Sumatera Utara
57
Efektivitas sebelum dan setelah penyuluhan terhadap tindakan
penggunaan kantong plastik pada ibu Pengajian Nurul Iksaniyah tahun
2019. Berdasarkan hasil perhitungan secara statistik, diperoleh data bahwasannya
aspek sikap sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan mengalami peningkatan
yang signifikan. Responden yang memiliki tindakan pada level baik ada 3,3% (1
responden) sebelum dilakukan penyuluhan. Namun setelah dilakukan penyuluhan,
tindakan pada level baik menjadi nihil (0%). Akan tetapi, ada peningkatan yang
signifikan tindakan pada kategori cukup, mulai dari 16,7% (5 responden) menjadi
83,3% (25 responden). Sementara itu, kategori responden dengan aspek tindakan
berkurang drastis dari 80% (24 responden) menjadi 16,7% (5 responden).
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa penyuluhan merupakan
metode yang efektif dalam rangka meningkatkan aspek tindakan ibu Rumah
Tangga dari Pengajian Nurul Iksaniyah dalam menggunakan sampah plastik
dengan nilai Probabilitas dibawah 0,005 (0,001< 0,005). Sehingga secara statistik
terdapat hubungan yang signifikan antara peningkatan aspek tindakan sebelum
dan sesudah dilakukannya penyuluhan. Untuk mengetahui secara rinci, data
ditampilkan pada tabel 11.
Tabel 11
Hasil Uji T Berpasangan Aspek Tindakan
Aspek Tindakan Frekuensi Jawaban Responden
Probabilitas Pretest % Posttest %
Baik 1 3,3 0 0
0,001 Cukup 5 16,7 25 83,3
Kurang 24 80 5 16,7
Total 30 100 30 100
Universitas Sumatera Utara
58
Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan perilaku
(pengetahuan, sikap dan tindakan) Ibu Rumah Tangga sebelum dan sesudah
penyuluhan tentang penggunaan kantong plastik. Ibu rumah tangga sebagai
responden berasal dari Pengajian Nurul Iksaniyah, jalan Benteng Hilir, Percut sei
Tuan tahun 2019. Kemudian, penelitian ini juga dilakukan untuk melihat
efektivitas metode penyuluhan terhadap perubahan perilaku responden.
Berdasarkan hasil uji statisik mengunakan program komputer maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan
tindakan) sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Hal ini juga mempertegas
bahwa metode peyuluhan memiliki hubungan dengan perubahan perilaku
responden terhadap penggunaan kantong plastik.
Efktivitas Metode Penyuluhan dengan Perubahan Pengetahuan Ibu-ibu
Pengajian Nurul Iksaniyah
Perubahan tingkat pengetahuan yang positif dimana responden mengalami
peningkatan pengetahuan dari sebelumnya nol pada level baik, naik menjadi
46,7% atau sebanyak 14 orang. Kemudian, metode penyuluhan juga menjadi
metode efektif, hal ini karena nilai p<0,005 yaitu sebesar 0,001. Nilai ini semakin
membuktikan bahwa semakin baik metode peyuluhan yang digunakan maka akan
semakin meningkatkan pengetahuan Ibu-ibu pengajian Nurul Iksaniyah terhadap
penggunaan kantong plastik.
Menurut (Notoadmodjo, 2003) pendidikan yang dilakukan terhadap orang
dewasa bisa memberikan dampak positif terhadap perilaku. Pemberian materi
Universitas Sumatera Utara
59
terhadap pendidikan kesehatan akan lebih mudah di ingat melalui penggunaan
media tambahan, seperti Booklet, leaflet, dan Poster karena akan semakin banyak
pengetahuan/ atau lmu yang didapatkan. Lebih lanjut, media flyer merupakan
sebuah media yang bisa dibawa kemana-mana, lebih praktis, bisa dibaca sewaktu-
waktu, tidak banyak menggunakan tempat dan lebih murah dari pada media audio
dan visual. Proses penyampaian pun dilakukan secara rinci dan jelas karena
memuat unsur gambar dan teks.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nirmala,
(2012) tentang pemanfaat media booklet pada penyuluhan dalam meningkatkan
pengetahuan ibu terhadap kejadian tuberkulosis paru dengan nilai probabilitas
0,001 di Kelurahan Kamijen kota Semarang tahun 2012. Dalam hal ini, media
yang digunakan pada penelitian ini adalah flyer (terlampir) mengenai cara
mengurangi penggunaan plastik pada ibu rumah tangga.
Efktivitas Metode Penyuluhan dengan Perubahan Sikap Ibu-ibu Pengajian
Nurul Iksaniyah
Dari hasil uji statistik, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aspek
sikap positif dimana responden mengalami peningkatan sikap pada level baik
yaitu sebanyak 0% menjadi 26,7% (8 responden). Lalu penurunan drastis pada
level kurang dari 93,3% (28 responden) menjadi nihil (0%). Selanjutnya,
penyuluhan sebagai cara untuk meningkatkan sikap juga merupakan cara efektif,
hal ini secara statistik dibuktikan dengan nilai p<0,005 yaitu sebesar 0,001. Hasil
ini membuktikan bahwa semakin baik peyuluhan yang diberikan maka akan
semakin meningkatkan sikap positif Ibu-ibu pengajian Nurul Iksaniyah dalam
Universitas Sumatera Utara
60
pegurangan penggunaan kantong plastik.
Menurut Notoadmodjo, (2007) metode penyuluhan dengan ceramah
adalah yang paling sering digunakan dalam suatu pertemuan dan cocok untuk
semua kalangan dari pendidikan tinggi hingga rendah. Lebih lanjut, (syaiful,
2009) menerangkan bahwa ceramah merupakan metode yang baik apabila
digunakan pada khalayak ramai, memperkenalkan sebuah materi baru, diselingi
oleh gambar dan media informasi lainnya dan memberikan ceramah dengan
singkat, jelas dan terperinci. Hal ini dilakukan oleh peneliti saat melakukan
ceramah untuk memberikan informasi kepada ibu rumah tangga guna
meningkatkan sikapnya terhadap pengurangan penggunaan kantong plastik.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sembiring, (2015)
tentang efektifitas metode diskusi dan metode ceramah dalam meningkatkan
pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV/AIDS di SMPN 10 Kota Pematang
Siantar Tahun 2015. Pada penelitian ini terjadi peningkatan nilai rata-rata sikap
sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan yaitu 46,633 menjadi 53,966 dan hasil
analisis yang menggunakan t-test didapatkan hasil p=0,000<0,005. Maka dapat
disimpulkan bahwa metode penyuluhan dengan ceramah efektif terhadap
peningkatan sikap ibu-ibu pengajian Nurul Iksaniyah.
Universitas Sumatera Utara
61
Efktivitas Metode Penyuluhan dengan Perubahan Tindakan Ibu-ibu
Pengajian Nurul Iksaniyah
Hasil uji statistik, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aspek
tindakan positif dimana responden mengalami peningkatan tindakan pada level
cukup yaitu dari 16,7% (5 responden) sebelum dilakukan penyuluhan menjadi
83,3% (25 responden). Lalu penurunan drastis pada level kurang dari kategori
responden sebanyak 80% (24 responden) menjadi 16,7% (5 responden).
Walaupun demikian aspek tindakan baik mengalami penurunan 3,3% (1
responden) menjadi nihil (0%). Selanjutnya, penyuluhan sebagai cara untuk
meningkatkan tindakan responden juga merupakan cara efektif, hal ini secara
statistik dibuktikan dengan nilai p=0,001<0,005. Hasil ini membuktikan bahwa
semakin bagus peyuluhan yang diberikan maka akan semakin meningkatkan
tindakan positif Ibu-ibu pengajian Nurul Iksaniyah dalam pegurangan penggunaan
kantong plastik.
Menurut Adiwijaya, (2010) dengan memakai tas belanja sebagai tempat
penyimpan belanjaan, kita dapat menghemat penggunaan kantong plastik,
menghemat sumber daya alam karena tidak perlu membuat kantong plastik baru
terus menerus. Kemudian, Praktik atau tindakan kesehatan merupakan proses
seseorang yang telah mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian
mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses
selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang
diketahui atau dinilai baik Notoatmodjo, (2013). Dalam penelitian ini, salah satu
tujuannya adalah mmbentuk tindakan individu agar mampu mengurangi
Universitas Sumatera Utara
62
penggunaan kantong plastik. Berdasrkan observasi peneliti bahwa setelah
dilakukan penyuluhan, ibu-ibu mengalami perubahan perilaku berupa
mengumpulkan kantong plastik yang masih layak guna untuk disimpan dan
digunakan kembali untuk membawa barang belanjaan. Kemudian, beberapa Ibu-
ibu yang saya jumpai juga tidak meminta kantong plastik terhadap penjual karena
telah membawa kantong belanja sendiri.
Universitas Sumatera Utara
63
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perilaku Ibu
Rumah Tangga terhadap penggunaan kantong plastik di pengajian Nurul
Iksaniyah jalan benteng hilir tahun 2019, maka peneliti dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perubahan dalam aspek pengetahuan ibu rumah tangga terhadap
penggunaan kantong plastik sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan
2. Terdapat perubahan yang signifikan dalam aspek sikap ibu rumah tangga
terhadap penggunaan kantong plastik sebelum dan setelah dilakukan
penyuluhan
3. Terdapat perubahan yang signifikan dalam aspek tindakan ibu rumah
tangga terhadap penggunaan kantong plastik sebelum dan setelah
dilakukan penyuluhan
4. Metode penyuluhan merupakan metode yang efektif dilakukan kepada ibu
rumah tangga yang tergabung di dalam Pengajian Nurul Iksaniyah tahun
2019
Saran
1. Bagi pemerintah dan pengambil kebijakan, disarankan untuk lebih gencar
melakukan penyuluhan terkait penggunaan kantong plastik di masyarakat
khususnya bagi ibu rumah tangga
2. Bagi ibu rumah tangga agar selalu mencari informasi terbaru mengenai
kantong plastik dan membantu mensosialisasikan dengan anggota
Universitas Sumatera Utara
64
keluarganya tentang bahaya kantong plastik dan pengurangan penggunaan
kantong plastik
3. Bagi peneliti selanjutnya agar mencoba dan mengembangkan metode
lainnya yang lebih efektif dalam rangka mengurangi penggunaan kantong
plastik khususnya di kalangan ibu rumah tangga dan masyarakat umumnya
4. Bagi pengurus pengajian agar membuat sebuah tantangan bagi ibu-ibu
pengajian yang sudah mengurangi penggunaan kantong plastik dan
memberikan hadiah bagi yang sudah melakukannya secara konsisten.
Universitas Sumatera Utara
65
Daftar Pustaka
Adiwijaya, M. (2014). Peran pemerintah, industry ritel, dan masyarakat dalam
membatasi penggunaan kantong plastik sebagai salah satu upaya
pelestarian lingkungan. Jurnal kesehatan.Universitas Kristen Petra, Jawa
Timur
Amhari putra, G. Dinata, F dan Amin. (2014). Traditional Market Delivery
Shopping, Sebuah Upaya Mengurangi Jumlah Sampah Plastik Pasar
Tradisional Dengan Konsep Socio Greenpreneur. Jurnal kesehatan.
Universitas Indonesia, Depok
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Damanhuri, Enri dan Padmi. (2006). Pengolahan Sampah. Bandung: Institut.
Teknologi Bandung.
Dinas Kebersihan. (2017). Data Sampah. Diakses 17 Januari 2017, dari
http://www.pemkomedan.go.id/dis_kebersihan.php
Greeneration. (2009). Selamatkan Bumi dari Sampah. Diakses 17 Januari 2017,
dari http://www.greeneration.org
Indonesia. (2009). Undang-undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Koswara, Sutrisno. (2006). Bahaya dibalik Kemasan Plastik. Diakses dari
www.ebookpangan.com
Mayasari, L.H., & Wahyono, B. (2016). Efektivitas Penyuluhan Kesehatan
Dengan Metode Ceramah Disertai Pemanfaatan Media Booklet Dalam
Upaya Meningkatkan Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit Pneumonia
Pada Balita Di Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara Kota
Semarang Tahun 2014. Unnes Journal of Public Health, 5(1), 33-34.
diakses dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph
Nirmala, S. H. (2012). Pemanfaat Media Booklet Pada Penyuluhan Dalam
Meningkatkan Pengetahuan Ibu Terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru Di
Kelurahan Kamijen Kota Semarang Tahun 2012 (Skripsi yang tidak
dipublikasikan). Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip, Semarang
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi ke-1). Jakarta:
Rineka Cipta.
Universitas Sumatera Utara
66
Notoatmodjo, S. (2005). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku
Kesehatan (Edisi 3). Yogyakarta: Percetakan Andi Offset.
Riama, Vivid. (2010). Pencemaran Lingkungan dalam pengelolahan sampah dan
dampaknya terhadap masyarakat (studi kasus di perumnas II depok
tengah) (Skripsi, Universitas Indonesia). Diakses dari
http://www.digilibui.com/2345/56725
Sagala, Syaiful. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sembiring, Ribka Nova Sartika. (2015). Efektifitas Metode Diskusi Dan Metode
Ceramah Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang
HIV/AIDS Di SMPN 10 Kota Pematang Siantar Tahun 2015 (Tesis yang
tidak dipublikasikan). Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Medan.
Suwerda, B. (2012). Bank Sampah (Kajian Teori dan Penerapan). Yogyakarta:
Pustaka Rihama.
Sya’diah, S. H. (2014). Karakteristik dan Pengetahuan Konsumen tentang Prinsip
Reduse dan Reuse serta Partisipasi dalam Menggunakan Tas Belanja
sebagai Pengganti Kantong Plastik di Carrefour Medan Fair Tahun 2014
(Skripsi yang tidak dipublikasikan). Fakultas Kesehatan Masyarakat USU,
Medan.
Yanti, N. (2011). Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Pengguna Wadah
Plastik Penyimpanan Makanan dan Minuman di Kelurahan Sidorame
Timur kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011 (Skripsi yang tidak
dipublikasikan). Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Medan.
Yustia. (2013, 15 Agustus). Penggunaan kantong plastik dan dampaknya terhadap
lingkungan. Diakses 23 Januari 2017, dari
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/530/jbptunikompp-gdl-yustianove
26473-4-unikom_y-2.pdf
Whyman, Kathryn. (2006). Seri Life Skill Lingkungan Hidup Plastik Dan
Lingkungan (Edisi ke-2). Bandung: Pakar Raya.
Universitas Sumatera Utara
67
Lampiran 1. Satuan Acara Penyuluhan dan Kuesioner
Satuan Acara Penyuluhan
Perilaku Penggunaan Kantong Plastik
TEMA : Penggunaan Kantong Plastik Ramah, Praktis, dan Sehat
SASARAN : Ibu-ibu Rumah Tangga Yang Mengikuti Perwiritan Al-
Ikhsaniyah.
HARI/TANGGAL :
WAKTU : 13.30 - 14.30 WIB
TEMPAT : Dirumah Peserta Perwiritan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapat penjelasan tentang Kantong Plastik, responden
diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang penggunaan kantong plastik.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan informasi/penjelasan tentang penggunaan kantong
plastik, responden diharapkan mau mengamalkan Prinsip 4R dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Metode
1. Ceramah
4. Media
Menggunakan Flayer, dan bantuan Sound System.
5. Pelaksanaan Penyuluhan
Universitas Sumatera Utara
68
1.
2
3
Pembukaan
Memberi salam
Perkenalan diri
Menjelaskan tujuan
Kontrak waktu yang digunakan
untuk penyuluhan
Inti : Menyampaikan Materi
Menjelaskan pengertian
sampah
Menjelaskan jenis-jenis plastik
Menjelaskan dampak sampah
plastik
Menjelaskan penanggulangan
sampah plastik
Sesi tanya jawab dan
memberikan pertanyaan
mengenai materi yang
diberikan (evaluasi)
Penutup
Memberikan kesimpulan dari
hasil penyuluhan
Memberikan salam penutup
Membalas salam
Mendengarkan
Mendengarkan
Memberikan respon
Menyimak dan
mendengarkan
dengan penuh
perhatian.
Memberikan dan
menjawab
pertanyaan.
Menyimpulkan hasil
penyuluhan
bersama-sama dan
membalas salam
5 Menit
50 Menit
5 Menit
6. Evaluasi
1. Mengajukan Pertanyaan Lisan
Responden mampu menjelaskan pengertian sampah
Responden mampu menjelaskan dampak sampah plastik
Responden mampu menjelaskan cara mengurangi sampah plastik
2. Observasi
Respon IRT saati diberikan pertanyaan: apakah diam atau menjawab
(benar atau kurang tepat).
IRT antusias atau tidak dalam mengikuti penyuluhan.
7. Materi Penyuluhan penggunaan kantong plastik
1) Pengertian dan Asal Plastik
Universitas Sumatera Utara
69
- Plastik adalah kantong pembungkus yang dibuat dari poliolefin atau polivinil
klorida.
- Plastik pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Parkes pada tahun 1862 di
sebuah ekshibisi internasional di London, Inggris.
2) Cara Pembuatan Plastik
- Minyak mentah yang baru diangkat ke kilang minyak melalui proses pemurnian
bersamaan dengan gas alam. Etana dan propana adalah produk yang dihasilkan
dari proses pemurnian, kemudian etana dan propana dipecah dengan tungku
yang bersifat panas, kemudian etilana dan propilena akan terbentuk pada
proses ini.
- Dalam sebuah reaktor, etilana dan propilena akan digabungkan dengan katalis
untuk membentuk zat seperti tepung. Zat itu adalah polimer plastik.
Selanjutnya dilakukan proses ekstrusi yang mana plastik berbentuk cair.
- Plastik dalam bentuk cair ini dibiarkan mendingin lalu pelletizer yaitu proses
pembentukan polimer menjadi biji plastik. Yang kemudian dibuat menjadi
aneka bentuk kantong plastik.
3) Jenis-jenis Plastik
- Thermoplastic, merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang atau dicetak lagi
dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS),
polikarbonat (PC).
- Thermoset, merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur ulang atau dicetak
lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya.
Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, ure, formaldehida.
4) Dampak Kantong Plastik Untuk Lingkungan
- Kantong plastik terbuat dari bahan yang tidak dapat diuraikan secara alami
dengan cepat yaitu minyak bumi, sehingga lingkungan menjadi kotor.
- Kantong plastik membahayakan bagi lingkungan dimana plastik yang terbakar
akan menghasilkan polusi udara, sedangkan plastik yang terbuat dari bahan
Universitas Sumatera Utara
70
polythene membutuhkan waktu sekitar 1.000 tahun untuk dapat diuraikan
secara alamiah di tanah dan membutuhkan waktu sekitar 450 tahun untuk dapat
diuraikan di air
- Kantong plastik yang terdapat di air dapat membunuh kehidupan mamalia air
dan juga burung yang mencari makan di permukaan air.
- Kantong plastik dapat secara tidak sengaja termakan oleh hewan di darat dan
mati karena tidak dapat mencerna plastik tersebut.
- Racun dari partikel plastik ketika masuk ke dalam tanah akan membunuh
hewan-hewan pengurai seperti cacing.
5) Dampak Kantong Plastik Bagi Kesehatan
- Monomer vinil asetat, telah terbukti pada hewan percobaan yaitu menimbulkan
kanker tiroid, uterus dan hati (liver) pada hewan.
- Timbal(Pb) yang terminum atau termakan merupakan racun bagi ginjal dan
cadmium(Cd) yang merupakan pemicu kanker dan racun bagi ginjal dimana
keduanya merupakan bahan adiktif untuk mencegah kerusakan pada plastik.
- Bisphenol-A (BPA) yang terdapat pada plastik polikarbonat (PC) merupakan
zat aditif yang dapat merangsang pertumbuhan sel kanker dan memperbesar
resiko pada kehamilan.
6) Konsep Mengurangi Sampah Plastik
- Mengurangi atau membatasi(reduce): mengupayakan agar limbah yang
dihasilkan sesedikit mungkin.
- Guna-ulang (reuse): bila limbah akhirnya terbentuk, maka upayakan
memanfaatkan kembali limbah tersebut secara langsung.
Universitas Sumatera Utara
71
- Daur-ulang (recycle): residu atau limbah yang tersisa atau tidak dapat
dimanfaatkan secara langsung, kemudian diproses atau diolah untuk dapat
dimanfaatkan, baik sebagai bahan baku maupun sebagai sumber energi.
- Mengganti (Replace): barang yang memiliki resiko menjadi sampah dan
mencemari lingkungan dalam pengunaannya diganti dengan barang yang lebih
ramah lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
72
Kuesioner Penelitian
KUESIONER
Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Ibu-ibu Rumah Tangga Dalam Upaya
Mengurangi Sampah Kantong Plastik Tahun 2019
A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan : (Lingkari salah satu)
a) Tidak sekolah
b) Sekolah Dasar(SD) / Madrasah Ibtidaiyah(MI)
c) Sekolah Menengah Pertama(SMP) / MadrasahTsanawiyah(MTs)
d) Sekolah Menengah Atas(SMA) / Madrasah Aliyah(MA)
e) Diplomat I, II, III, IV
f) Sarjana I, II, III
B. Pertanyaan Tentang Pengetahuan
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda lingkaran (O) pada
kolom jawaban Benar jika menurut Anda benar dan pada kolom jawaban Salah
jika menurut Anda salah.
1. Apakah kantong plastik dapat digunakan berkali-kali
a). Benar b). Salah
2. Kantong plastik dapat terurai ditanah dalam waktu singkat
a). Benar b). Salah
3. Apakah kantong plastic dapat diganti dengan tas belanja
a). Benar b). Salah
4. Kantong plastik yang berserak dapat mencemari lingkungan
a). Benar b). Salah
5. Di dalam plastik terdapat senyawa beracun
a). Benar b). Salah
Universitas Sumatera Utara
73
6. Kantong plastik dapat menjadi media penyakit menular
a). Benar b). Salah
7. Plastik yang dibakar menjadi penyebab kanker paru-paru
a). Benar b). Salah
8. Plastik yang terbakar dapat mencemari udara
a). Benar b). Salah
9. Kantong plastik tidak dapat busuk
a). Benar b). Salah
10. Kantong plastik dapat didaur ulang
a). Benar b). Salah
C. Pertanyaan Tentang Sikap
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda lingkaran (O) pada
kolom jawaban Setuju jika anda setuju dengan pernyataan yang ada dan pada
kolom jawaban Tidak Setuju jika anda tidak setuju dengan pernyataan yang ada :
1. Penyuluhan sangat bermanfaat untuk mengurangi kantong plastik
a). Setuju b). Tidak Setuju
2. Penyuluhan tentang pengurangan kantong plastic tidak perlu dilakukan
a). Setuju b). Tidak Setuju
3. Mengurangi penggunaan kantong plastik merupakan bagian dari penyelamatan
lingkungan
a). Setuju b). Tidak Setuju
4. Kegiatan pengurangan kantong plastik seharusnya pemerintah saja yang
melakukan
a). Setuju b). Tidak Setuju
5. Saya lebih senang membawa tas belanja sendiri
a). Setuju b). Tidak Setuju
6. Saya akan menerima kantong plastik saat belanja
a). Setuju b). Tidak Setuju
Universitas Sumatera Utara
74
7. Saya akan mengkampanyekan 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace)
dilingkungan tempat tinggal saya
a). Setuju b). Tidak Setuju
8. Saya akan menolak kampanye program 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace)
a). Setuju b). Tidak Setuju
9. Saya akan menganjurkan kepada orang lain untuk membawa tas belanja sendiri
a). Setuju b). Tidak Setuju
10. Saya sangat mendukung pemberian kantong plastik ditempat belanja
a). Setuju b). Tidak Setuju
D. Pertanyaan Tentang Tindakan
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda lingkaran (O) pada
kolom jawaban Ya jika anda melakukan kegiatan sesuai dengan pernyataan yang
ada dan pada kolom jawaban Tidak jika anda melakukan kegiatan sesuai dengan
pernyataan yang ada :
1. Apakah Ibu membawa tas belanja sendiri?
a). Iya b). Kadang-kadang c). Tidak Sama Sekali
2. Apakah Ibu menggunakan kembali kantong plastik untuk berbelanja
a). Iya b). Kadang-kadang c). Tidak Sama Sekali
3. Apakah Ibu membuang kantong plastik sembarangan
a). Iya b). Kadang-kadang c). Tidak Sama Sekali
4. Apakah Ibu mengambil kantong plastik dijalan yang tercecer untuk digunakan
kembali
a). Iya b). Kadang-kadang c). Tidak Sama Sekali
5. Apakah Ibu melakukan diet kantong plastik
a). Iya b). Kadang-kadang c). Tidak Sama Sekali
6. Apakah Ibu mengumpulkan kantong plastik tidak layak pakai untuk didaur
ulang
a). Iya b). Kadang-kadang c). Tidak Sama Sekali
Universitas Sumatera Utara
75
7. Apakah Ibu mencegah orang yang membuang kantong plastik yang masih
bagus agar digunakan kembali
a). Iya b). Kadang-kadang c). Tidak Sama Sekali
8. Apakah Ibu mengumpulkan kantong plastik untuk dipakai kembali
a). Iya b). Kadang-kadang c). Tidak Sama Sekali
9. Apakah Ibu menolak menggunakan tas belanja dari plastik
a). Iya b). Kadang-kadang c). Tidak Sama Sekali
10. Apakah Ibu menggunakan tas belanja dari kain, ataupun bahan lainnya yang
ramah lingkungan
a). Iya b). Kadang-kadang c). Tidak Sama Sekali
Universitas Sumatera Utara
76
Lampiran 2. Master Data Penelitian
Resp
onden
Usia
Pen
did
ikan
Pengetahuan Sikap Tindakan
Pretest
Kateg
ori
Posttest
Kateg
ori
Pretest
Kateg
ori
Posttest
Kateg
ori
Pretest
Kateg
ori
Posttest
Kateg
ori
R1 44 SMA 4 1 7 2 1 1 5 2 15 3 12 2
R2 43 SMA 5 2 7 2 4 1 6 2 12 2 12 2
R3 47 SMA 3 1 7 2 4 1 6 2 12 2 11 2
R4 43 SMA 3 1 8 3 4 1 7 2 10 2 11 2
R5 40 SMA 3 1 9 3 4 1 7 2 7 1 11 2
R6 55 SMA 3 1 9 3 4 1 9 3 6 1 10 2
R7 56 SMA 3 1 9 3 4 1 7 2 7 1 10 2
R8 55 SMP 1 1 9 3 4 1 7 2 5 1 9 2
R9 56 SMA 2 1 9 3 4 1 7 2 3 1 10 2
R10 56 SD 2 1 9 3 5 2 5 2 4 1 10 2
R11 60 SMA 1 1 8 3 4 1 5 2 4 1 10 2
R12 60 SMA 1 1 10 3 2 1 5 2 3 1 11 2
R13 61 SD 4 1 9 3 4 1 6 2 8 2 10 2
R14 40 SD 4 1 9 3 4 1 6 2 5 1 11 2
R15 45 SMP 3 1 9 3 4 1 6 2 8 2 11 2
R16 45 SMP 3 1 8 3 4 1 6 2 6 1 11 2
R17 60 SMA 4 1 9 3 5 2 6 2 6 1 11 2
R18 61 SMA 4 1 7 2 4 1 7 2 6 1 11 2
R19 66 SMA 3 1 7 2 4 1 8 3 5 1 11 2
R20 59 SMP 3 1 7 2 3 1 8 3 5 1 11 2
R21 48 SMA 3 1 4 1 4 1 9 3 5 1 13 2
R22 46 SD 3 1 4 1 4 1 9 3 5 1 13 2
R23 47 SD 3 1 6 2 2 1 8 3 5 1 11 2
R24 43 SD 3 1 5 2 2 1 8 3 5 1 9 2
R25 46 SD 3 1 5 2 2 1 8 3 4 1 8 2
R26 52 SMA 5 2 4 1 1 1 7 2 4 1 6 1
R27 57 SMA 4 1 5 2 2 1 7 2 4 1 6 1
R28 55 SMP 5 2 5 2 2 1 6 2 4 1 6 1
R29 55 SMP 4 1 5 2 2 1 7 2 5 1 6 1
R30 60 SMP 4 1 5 2 2 1 6 2 6 1 7 1
Keterangan :
1. Kategori total Nilai :
1. Kurang 2. Cukup 3. Baik
2. Penilaian Kuesioner Pengetahuan dan Sikap :
1-4 (Kurang) 5-7 (Cukup) 8-10 (Baik)
3. Penilaian Kuesioner Tindakan :
1-7 (Kurang) 8-14 (Cukup) 15-20 (Baik)
Universitas Sumatera Utara
ii
Lampiran 3. Hasil Output SPSS
Karakteristik Responden
F
rekuensi Penilaian Pretest dan Posttest pengetahuan
Frekuensi Penilaian Pretest dan Posttest sikap
Kategoi Us ia Rsponden
8 26,7 26,7 26,7
22 73,3 73,3 100,0
30 100,0 100,0
35-45
>45
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
pendidikan responden
7 23,3 23,3 23,3
7 23,3 23,3 46,7
16 53,3 53,3 100,0
30 100,0 100,0
SD
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Frekuesi Penilaian Pre test Pengetahuan
27 90,0 90,0 90,0
3 10,0 10,0 100,0
30 100,0 100,0
Kurang
Cukup
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Frekuesi Penilaian Posttest Pengetahuan
3 10,0 10,0 10,0
13 43,3 43,3 53,3
14 46,7 46,7 100,0
30 100,0 100,0
Kurang
Cukup
Baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Universitas Sumatera Utara
iii
Frekuensi Penilaian Pretest dan Posttest Tindakan
Frekuesi Penilaian Pre test Sikap
28 93,3 93,3 93,3
2 6,7 6,7 100,0
30 100,0 100,0
Kurang
Cukup
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Frekuesi Penilaian Posttest Sikap
22 73,3 73,3 73,3
8 26,7 26,7 100,0
30 100,0 100,0
Cukup
Baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Frekuesi Penilaian Pre test Tindakan
24 80,0 80,0 80,0
5 16,7 16,7 96,7
1 3,3 3,3 100,0
30 100,0 100,0
Kurang
Cukup
Baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Frekuesi Penilaian Posttest Tindakan
5 16,7 16,7 16,7
25 83,3 83,3 100,0
30 100,0 100,0
Kurang
Cukup
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Universitas Sumatera Utara
iv
Uji Normalitas
Uji T Berpasangan
Paired Samples Test
-3,933 2,559 ,467 -4,889 -2,978 -8,420 29 ,000
-3,500 1,656 ,302 -4,118 -2,882 -11,578 29 ,000
-3,833 2,743 ,501 -4,858 -2,809 -7,655 29 ,000
Jumlah benar pertanyaan
pengetahuan pretest -
Jumlah benar pertanyaan
pengetahuan posttes t
Pair
1
Jumlah benar pertanyaan
sikap pretest - Jumlah
benar pertanyaan sikap
posttes t
Pair
2
Jumlah benar pertanyaan
Tindakan pretest - Jumlah
benar pertanyaan
Tindakan posttest
Pair
3
Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean Low er Upper
95% Conf idence
Interval of the
Difference
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
30 30 30 30 30 30
3,20 3,30 6,13 7,13 6,80 9,97
1,064 1,149 2,813 1,889 1,186 2,008
,259 ,362 ,252 ,205 ,183 ,240
,208 ,205 ,252 ,171 ,183 ,170
-,259 -,362 -,157 -,205 -,134 -,240
1,417 1,983 1,382 1,124 1,004 1,314
,036 ,001 ,044 ,160 ,266 ,063
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parameters a,b
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Jumlah benar
pertanyaan
pengetahuan
pretest
Jumlah benar
pertanyaan
sikap pretest
Jumlah benar
pertanyaan
Tindakan
pretest
Jumlah benar
pertanyaan
pengetahuan
posttest
Jumlah benar
pertanyaan
sikap posttest
Jumlah benar
pertanyaan
Tindakan
posttest
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Universitas Sumatera Utara
v
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian
Universitas Sumatera Utara
vi
Lampiran 5. Surat Keterangan Selesai Penelitian
Universitas Sumatera Utara
vii
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Proses Pengerjaan Soal Pretest
Gambar 2. Proses Pengerjaan Soal Posttest
Universitas Sumatera Utara
viii
Gambar 3. Proses Kegiatan Penyuluhan Kepada Ibu-ibu Pengajian
Gambar 4. Poto Ketua Ibu-ibu Pengajian Membawa Tas Belanja
Universitas Sumatera Utara
ix
Lampiran 7. Contoh Flyer
Universitas Sumatera Utara