repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · web view universitas...

217
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan telah menjadi kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi sebelum memenuhi kebutuhan hidup lainnya seperti sandang, papan dan pendidikan. Menurut Timmer dalam Amang dan Sawit (1999), tidak ada negara yang dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi tanpa terlebih dahulu memecahkan masalah ketahanan pangan (food security). Dimana, dunia sedang di timpa banyak krisis, salah satunya krisis pangan yang dibutuhkan untuk dicari solusinya. Sehingga, dalam Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) ketahahan pangan menjadi salah satu pembahasan yang penting untuk dikaji. Sebenarnya ancaman pada krisis pangan terjadi, ketika telah terjadi kenaikan harga pangan dunia. Selain itu, dengan adanya kenaikan harga komoditas dapat menyebabkan terjadinya ketidakstabilan baik itu dalam sektor ekonomi dan keuangan serta dapat pula merambah ke sektor

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan telah menjadi kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi

sebelum memenuhi kebutuhan hidup lainnya seperti sandang, papan dan

pendidikan. Menurut Timmer dalam Amang dan Sawit (1999), tidak ada

negara yang dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi tanpa terlebih

dahulu memecahkan masalah ketahanan pangan (food security). Dimana,

dunia sedang di timpa banyak krisis, salah satunya krisis pangan yang

dibutuhkan untuk dicari solusinya. Sehingga, dalam Forum Ekonomi Dunia

(World Economic Forum) ketahahan pangan menjadi salah satu pembahasan

yang penting untuk dikaji. Sebenarnya ancaman pada krisis pangan terjadi,

ketika telah terjadi kenaikan harga pangan dunia. Selain itu, dengan adanya

kenaikan harga komoditas dapat menyebabkan terjadinya ketidakstabilan baik

itu dalam sektor ekonomi dan keuangan serta dapat pula merambah ke sektor

politik. Sehingga dapat dikatakan bahwa ancaman terbesar dunia pada tahun

2050 nanti, mengenai krisis pangan yang mana pada saat itu, akan terjadi

banyaknya penduduk yang kemungkinan mengalami kekurangan persediaan

makanan.

Ancaman krisis pangan dunia pada saat ini, telah meningkat setelah

terjadinya kekeringan di Amerika Serikat yang bisa berdampak pada stabilitas

pangan dunia. Dimana, harga kedelai yang sangat tinggi serta di ikuti jagung

yang juga terus naik harganya, dan yang paling penting juga akan munculnya

Page 2: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

2

gagal panen gandum. Dengan adanya ancaman tersebut diharapkan kepada

para pemimpin dunia untuk bertindak cepat mencegah bencana yanga akan

mempengaruhi puluhan juta orang, terkhusus Indonesia yang memiliki tingkat

kebutuhan tinggi. Sehingga, dapat dikatakan bahwa krisis pangan itu dinilai

akan lebih buruk untuk Indonesia bila dibandingkan pada dampak krisis

pangan yang pernah terjadi pada tahun 2008.1

Harga pangan internasional saat ini makin sulit diperkirakan. Era

pangan murah telah berakhir. Tingginya harga pangan, diperkirakan masih

akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Sehingga Indonesia harus

menyediakan ketersediaan pangan yang memadai melalui optimalisasi sumber

daya domestik. Dalam hal ini, agar dapat mengamankan penyediaan pangan

pokok. Terlihat pula bahwa Indonesia merupakan negara yang mempunyai

kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Hal ini terbukti dengan keadaan

tanah Indonesia yang sangat subur.

Negara Indonesia memiliki peran penting sebagai produsen bahan

pangan di mata dunia. Dalam konteks pertanian umum, Indonesia memiliki

potensi yang luar biasa. Kelapa sawit, karet, dan coklat produksi Indonesia

mulai bergerak menguasai pasar dunia. Namun, dalam konteks produksi

pangan memang ada suatu keunikan. Meski menduduki posisi ketiga sebagai

negara penghasil pangan di dunia, hampir setiap tahun Indonesia selalu

menghadapi persoalan berulang dengan produksi pangan. Dimana, tingkat

1Angga Bratadharma. Laporan Infobank.News.com. “Pemerintah Jangan Anggap Remeh Isu Krisis Pangan Dunia” Thu, 23 Aug 2012.Jakarta. diunduh melalui http://www.infobanknews.com/2012/08/pemerintah-jangan-anggap-remeh-isu-krisis-pangan-dunia/ . diakses pada tanggal 09 november 2012

Page 3: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

3

produksi pangan Indonesia tidak seimbang dengan kebutuhan masyarakatnya.

Sehingga, Indonesia tetap memikirkan strategi dalam menanggulangi hal

tersebut terlebih lagi dalam menghadapi ancaman krisis pangan global yakni:

mengkombinasikan berbagai kebijakan, komprehensif (mulai dari kebijakan

perdagangan, perlindungan konsumen, dan mendorong produksi pangan

dalam negeri), kecukupan cadangan devisa untuk membiayai impor pangan,

serta tersedianya stok pangan publik yang cukup untuk meredam spekulasi

dan instabilitas harga pangan.2

Indonesia telah menyiapkan strategi lewat program ketahanan pangan

nasional. Dalam nota keuangan RAPBN 2013, dimana salah satu strateginya

adalah dengan program peningkatan produksi pangan. Pemerintah juga tengah

mengupayakan perluasan areal dan pengolahan lahan pertanian dengan target

100 ribu hektar sawah dapat dicetak. Sementara untuk perluasan areal

hortikultural diharapkan dapat tercapai 16.236 hektar. Di samping itu dengan

pengembangan sistem intensifikasi pada terhadap 200 ribu hektar sawah dan

pembenahan jaringan irigasi tingkat usaha tani dan jaringan irigasi dan

termasuk 485 ribu jaringan irigasi tersier.3

Potensi terjadinya krisis pangan tetap akan dirasakan oleh Indonesia

disebabkan terjadinya kekeringan, aksi spekulasi di pasar, minimnya anggaran

produksi pangan, dan kecilnya pendapatan petani. Sehingga, untuk

2 Husein Sawit. Artikel Majalah Pangan.” Respon Negara Berkembang dan Indonesia Dalam Menghadapi Krisis Pangan Global 2007 - 2008” diunduh melalui http://www.majalahpangan.com/artikel.php?id=139. di akses pada sabtu 28 september 2012

3 Eben Ezer Siadari. Jaring.News.com. Dunia Diambang Krisis Pangan, Ini Strategi Indonesia. Diunduh melalui http://jaringnews.com/ekonomi/umum/21266/dunia-diambang-krisis-pangan-ini-strategi-indonesia. diakses pada tangal 09 november 2012

Page 4: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

4

meningkatkan produktivitas pertanian dan mengatasi ancaman krisis pangan di

butuhkan komitmen pemerintah Indonesia dalam mendukung kebijakan

pertanian. Dimana, pemerintah harus meningkatkan anggaran produksi

pangan, membuka akses daerah yang terisolasi, dan meningkatkan pendapatan

petani. Dimana, perekonomian suatu negara selalu ditujukan ke arah

pencapaian kemakmuran rakyat. Apabila kekeringan ini berlanjut

dikhawatirkan akan muncul krisis pangan, meskipun pemerintah membuka

keran impor untuk beras, kedelai, dan jagung. Berbeda dengan krisis pangan

tahun 2008 lalu, krisis pangan terjadi karena banyak spekulan bermain

sehingga berdampak pada harga.

Adanya ancaman krisis pangan tersebut Pemerintah Indonesia

membuat kebijakan mengenai ketahanan pangan yakni pertama harus menjaga

ketersediaan pangan. Dimana, sangat berpengaruh terhadap ketersediaan

pangan meliputi tiga hal : larangan impor beras, upaya kementerian pertanian

untuk mendorong produksi pangan, dan pengaturan Bulog mengenai

ketersediaan stok beras. Kedua harus memastikan keterjangkauan pangan.

Dimana adanya jaminan bagi kaum miskin untuk menjangkau sumber

makanan yang mencukupi. Ketiga harus memperhatikan kualitas makanan dan

nutrisi. Dimana penduduk dapat mengkonsumsi nutrisi-nutrisi mikro (gizi dan

vitamin) yang mencukupi untuk dapat hidup sehat.4

4 Pdf. “Pangan Untuk Indonesia”. Diunduh melalui http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/280016-1106130305439/617331-1110769011447/810296-1110769073153/feeding.pdf. diakses pada tanggal 10 november 2012

Page 5: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

5

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk lebih mempermudah analisa dan pembahasan, penulis akan

membatasi masalah yang akan penulis bahas yakni, membahas mengenai

Diplomasi Pangan Indonesia dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional,

dimana pangan telah menjadi isu internasional yang dibicarakan oleh semua

negara, karena seperti yang terlihat bahwa Ketahanan pangan merupakan

salah satu faktor penentu dalam stabilitas nasional suatu negara, baik di bidang

ekonomi, keamanan, politik dan sosial. Oleh sebab itu, ketahanan pangan

merupakan program utama dalam pembangunan pertanian saat ini dan masa

mendatang. Dimana penulis membatasi pembahasannya dalam rentan waktu

2008 hingga 2012. Ada beberapa bahan makanan yang termasuk pangan

seperti beras, kedelai, gandum, dan jagung.5 Namun, penulis hanya membatasi

pembahasannya dengan mengambil salah satu bahan pangan yakni beras.

Karena peningkatan kebutuhan salah satu komoditas pangan tersebut terus

meningkat sementara peningkatan produksinya rata-rata negatif dan cenderung

menurun.

Berdasarkan batasan di atas, maka penulis merumuskan pertanyaan

penelitian yang akan dijadikan sebagai dasar analisa dalam pembahasan ini:

1. Bagaimana strategi diplomasi pangan Indonesia?

2. Bagaimana bentuk-bentuk diplomasi pangan Indonesia di fora

internasional?

3. Bagaimana peluang dan tantangan diplomasi pangan Indonesia?

5 http://www.fhukum-unpatti.org/artikel/hukum-tata-negara/171-implementasi-kewaspadaan-nasional-terhadap-ketahanan-pangan-dapat-meningkatkan-ketahanan-nasional.html. diakses pada tanggal 10 november 2012

Page 6: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

a. Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan strategi diplomasi pangan yang

diterapkan oleh Pemerintah Indonesia dalam mengatasi krisis pangan di

Indonesia.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk-bentuk diplomasi pangan

yang diterapkan Pemerintah Indonesia di fora internasional.

3. Untuk mengetahui dan menjelaskan peluang dan tantangan diplomasi

pangan yang dihadapi Pemerintah Indonesia di fora internasional.

b. Kegunaan penelitian

Apabila tujuan tersebut dapat tercapai, maka peneliti ini diharapkan:

1. Dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi para peneliti hubungan

internasional dalam memahami diplomasi pangan Indonesia dalam

mewujudkan ketahanan pangan nasional. Dan dapat menjadi acuan bagi

penstudi dalam memahami sistem hubungan kerjasama khususnya

dalam bidang perdagangan, dan membantu dalam menganalisa kasus

mengenai pangan.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah

Indonesia terutama stakeholder pembuat kebijakan mengenai pangan

khusunya dalam menangani krisis pangan di Indonesia.

Page 7: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

7

D. Kerangka Konseptual

Masyarakat internasional menyadari akan pentingnya diplomasi di

dalam hubungan internasional, karena diplomasi itu dianggap penting bukan

saja bagi suatu negara untuk merumuskan suatu kebijakan luar negeri yang

cocok dan efektif terhadap negara lain, tetapi juga bagi metodologi dan

mekanisme yang diperlukan untuk pelaksanaan kebijakan luar negeri yang

efisien. Sehingga, di dalam interaksi sehari-hari definisi diplomasi mempunyai

arti yang bermacam-macam. The Oxford English Dictionary, bahwa diplomasi

adalah “cara-cara yang dilakukan dalam hubungan internasional melalui

perundingan, cara mana dilaksanakan oleh para duta besar; yang merupakan

pekerjaan atau seni dari diplomat.”6 Sedangkan Diplomasi, menurut “Random

House Dictionary” sebagai :

Tindakan pejabat pemerintah untuk mengadakan perundingan-perundingan dan hubungan lainnya antara negara-negara ; seni atau pengetahuan untuk melakukan perundingan-perundingan tersebut; kepandaian untuk mengatur atau melakukan perundingan, menghadapi orang-orang, dengan demikian ada sedikit atau tidak adanya kebijakan yang bersifat dendam.7

Menurut Satow, dalam bukunya memberikan definisi sebagai berikut :

Diplomasi merupakan penggunaan dari kecerdasan dan kebijaksanaan untuk melakukan hubungan resmi antara pemerintah negara-negara merdeka, kadang-kadang juga dilakukan dalam hubungannya dengan negara-negara pengikutnya, atau lebih singkatnya lagi, pelaksanaan urusan tersebut dilakukan antara negara dengan cara damai.8

6 Suryokusumo Sumaryo.Praktik Diplomasi Cetakan Pertama. Jakarta : STIH Iblam. 2004. hal.8 7 Ibid. hal.88 Sir Ernest satow. A Guide To Diplomatic Practice, 4th Edition. 1962. hlm.1.

Page 8: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

8

Diplomasi juga dijadikan sebagai suatu proses, dengan

disosialisasikannya beberapa kepentingan umum dan pembentukan aliansi-

aliansi. Dari berbagai definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

diplomasi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang mengacu pada konsepsi

tentang komunikasi antarnegara dalam tatanan politik internasional, yang

menyangkut dari hubungan antar negara termasuk dalam berbagai sektor

kehidupan di dunia internasional.

Dimensi publik menjadi elemen mendasar dari diplomasi baru dan

secara mendasar mempengaruhi kebijakan luar negeri. Keterlibatan

masyarakat luas di luar agen-agen resmi pemerintah, termasuk didalamnya

kelompok epistemik dalam diplomasi telah lama disadari pentingnya oleh

para peneliti diplomasi selain diakui membawa dampak positif dalam

memperjuangkan kepentingan negara.9 Aktivitas publik dalam diplomasi

sangatlah penting untuk diketahui, dimana ada tiga aktivitas yang terdapat

didalamnya yakni: penelitian, aksi, dan pendidikan. Kegiatan penelitian

termasuk penelitian dasar maupun penellitian terapan. Sedangkan, aksi

termasuk advokasi dan kegiatan-kegiatan merancang perdamaian secara

langsung. Sedangkan kegiatan pendidikan termasuk kegiatan penyebaran

informasi maupun kegiatan-kegiatan belajar sambil praktik.10

9 Sukarwasini Djelantik. Diplomasi Antara Teori Dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2004. hal.75

10 Diamond dan McDonald. Multi-Track Diplomac., A System Approach To Pea. 3rd Edition. hal 14

Page 9: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

9

Diplomasi kembali direnovasi dengan metode dan tatanan yang lebih

spesifik, sehingga proses diplomasi dapat dilakukan secara menyeluruh dan

lebih efektif. Inovasi dalam diplomasi melahirkan beberapa metode diplomasi

baru yang dikenal dengan beberapa istilah seperti secret diplomacy, preventif

diplomacy, cultural diplomacy, public diplomacy, dan food diplomacy.

Namun, seringkali muncul pertanyaan, ketika konsep-konsep ini muncul ke

permukaan dalam konstelasi politik global pada saat diplomasi

mengembangkan peran dan fungsinya sebagai salah satu instrumen untuk

mencapai kepentingan nasional suatu negara. Begitu pula saat mendengar

konsep mengenai food diplomacy (diplomasi pangan) maka diperlukan

pemahaman yang lebih spesifik mengingat metode diplomasi pangan ini

mempunyai dan meliputi lingkup yang sangat luas.

Pangan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari

sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang

diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,

termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang

digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan pembuatan makanan atau

minuman. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa food diplomacy merupakan

cara untuk mengadakan dan membina hubungan dan berkomunikasi antara

suatu negara dengan negara lain, atau melaksanakan transaksi yang

didalamnya membahas mengenai pangan, terkhusus pada upaya dalam

mencapai food security, yang dilakukan oleh setiap perwakilan yang telah

mendapat otoritasi.

Page 10: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

10

Diplomasi pangan bukanlah merupakan hal yang baru sebagai sarana

dalam interaksi dunia internasional, hal ini bisa dilihat ketika presiden RI

dalam suratnya kepada Sekjen PBB menyerukan agar masyarakat

internasional mengambil langkah-langkah konkret dan dalam upaya

mengakhiri kriris pangan global yang telah terjadi. Indonesia menyerukan agar

dunia internasional menata ulang kebijaksanaan di bidang pertanian, baik di

tingkat nasional, regional, maupun inernasional. Masalah ketahanan pangan

dan pembangunan pertanian hendaknya menjadi pusat dari arus utama

pembangunan nasional dan global.

Konteks ketahanan pangan tidak hanya menyangkut masalah

ketersediaan bahan pangan pokok bagi rakyat saja, tetapi meliputi pula

bagaimana kepemilikan dan akses terhadap pangan itu oleh setiap anggota

masyarakat.11 Ketahanan pangan seringkali diidentikkan dengan suatu keadaan

dimana pangan tersedia bagi setiap individu setiap saat dimana saja baik

secara fisik, maupun ekonomi. Ada tiga aspek yang menjadi indikator

ketahanan pangan suatu wilayah, yaitu sektor ketersediaan pangan, stabilitas

harga pangan, dan akses fisik maupun ekonomi bagi setiap individu untuk

mendapatkan pangan. Definisi mengenai ketahanan pangan (food security)

memiliki perbedaan dalam tiap konteks waktu dan tempat. Istilah ketahanan

pangan sebagai sebuah kebijakan ini pertama kali dikenal pada saat World

Food Summit tahun 1974. Setelah itu, ada banyak sekali perkembangan

definisi konseptual maupun teoritis dari ketahanan pangan dan hal-hal yang

11 Soetrisno Dalam Mulyana. Pakpahan dan Pasandaran. 1998 pada diunduh melalui http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44569/A06aaa.pdf?sequence=1. diakses pada tanggal 12 november 2012

Page 11: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

11

terkait dengan ketahanan pangan. Diantaranya, Maxwell, mencoba menelusuri

perubahan-perubahan definisi tentang ketahanan pangan sejak World Food

Summit tahun 1974 hingga pertengahan dekade 1990-an. Menurutnya,

perubahan yang terjadi yang menjelaskan mengenai konsep ketahanan pangan,

dapat terjadi pada level global, nasional, skala rumah tangga, dan bahkan

individu.12

Perkembangannya terlihat dari perspektif pangan sebagai kebutuhan

dasar (food first perspective) hingga pada perspektif penghidupan (livelihood

perspective) dan dari indikator-indikator objektif ke persepsi yang lebih

subjektif. Maxwell dan Slatter pun turut menganalisis diskursus mengenai

definisi ketahanan pangan tersebut. Mereka menemukan bahwa ketahanan

pangan berubah sedemikian cepatnya dari fokus terhadap ketersediaan-

penyediaan (supply and availability) keperspektif hak dan akses

(entitlements). Sejak tahun 1980-an, diskursus global ketahanan pangan

didominasi oleh hak atas pangan (food entitlements), resiko dan kerentanan

(vulnerability).

Secara formal, setidaknya ada lima organisasi internasional yang

memberikan definisi mengenai ketahanan pangan. Organisasi tersebut yakni

First World Food Conference 1974, United Nations, 1975; FAO (Food and

Agricultural Organization), 1992; Bank Dunia (World Bank), 1996; OXFAM,

2001; serta FIVIMS (Food Insecurity and Vulnerability Information and

12 Petikdua. kata.cerita.kita.” Analisis Teori dan Konsep Ketahanan Pangan dan Keterkaitannya terhadap Krisis Pangan Global dalam Ilmu Hubungan Internasional”.. Diunduh melaui http://petikdua.wordpress.com/2011/08/23/analisis-teori-dan-konsep-ketahanan-pangan-dan-keterkaitannya-terhadap-krisis-pangan-global-dalam-ilmu-hubungan-internasional/ 23 Agustus 2011 di akses pada tanggal 10 november 2012

Page 12: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

12

Mapping Systems), 2005;13 Beberapa rumusan mengenai definisi ketahanan

pangan menurut berbagai lembaga pangan di atas, dapat disimpulkan bahwa

ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

pangan, lancarnya distribusi pangan, dan mampunya masyarakat memperoleh

dan memilih pangan yang sehat untuk kehidupannya.

Globalisasi secara sederhana dapat diartikan sebagai dunia tanpa batas.

Menurut the group of lisbon dalam limits to competition mendefinisikan

globalisasi sebagai sebuah proses keterlibatan dan ketergantungan yang

intensif antara negara dalam berbagai kegiatan kehidupan tanpa batas, namun

dengan adanya globalisasi tidak berarti setiap negara menjadi satu dalam

kegiatan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain.14 Globalisasi pangan

telah berlangsung sejak ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu.

Pergerakan manusia menembus batas-batas wilayah saat ini tidak ada satu pun

negara di dunia yang bisa mengklaim menghidupi penduduknya dengan

pangan yang sepenuhnya asli setempat. Dalam konteks sistem pangan, sejak

globalisasi dapat dibaca dari perubahan yang berlangsung disepanjang rantai

makanan. Sejak tahap produksi dan pengolahan hingga ke pemasaran dan

penjualan produk. Di Indonesia sendiri, kehadiran sejumlah buah dan sayuran

segar dan ratusan item pangan olahan impor di hypermarket hingga pasar kecil

saat ini merupakan salah satu contoh nyata hadirnya fenomena globalisasi

pangan.

13 Budi Winarno.(Nur Utaminingsih:Global Agriculture And Food Security Program Sebagai Solusi Penanganan Krisis Pangan Negara Berkembang). 2011. hlm.49

14 Kedeputian Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK)- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kajian Ekonomi Politik. Jakarta . Millennium Publisher. Juni 2000.hlm.3-4

Page 13: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

13

Globalisasi mengandalkan dua faktor pokok yakni liberalisasi dan

harmonisasi sebagai salah satu subsistemnya. Liberalisasi mewujudkan dalam

keterbukaan pasar. Semua hambatan dalam bentuk tarif dan regulasi dagang

harus direduksi dan bahkan dieliminasi demi terbukanya pasar bagi produk

impor. Meskipun kesepakatan tentang keamanan pangan ini

mengatasnamakan konsumen seluruh dunia tetapi tetap mencerminkan

“kemenangan” itu lobi ke negara-negara maju. menyikapi kesepakatan itu,

negara maju melanjutkan melakukan penyesuaian regulasi keamanan pangan

mereka yang bertitik berat pada pengendalian proses dan pencegahan resiko

dalam keseluruhan daur produksi. Konsekuwensinya produksi di negara

berkembang harus mencurahkan segala daya upaya untuk melindungi

konsumen di negara-negara maju. Pada kenyataannya prinsip harmonisasi

sering menjadi penghambat ekspor produksi pangan negara berkembang

karena kesenjangan know-how dan perawatan. Sebaliknya, produksi pangan

dari negara maju dengan mudah masuk ke pasar negara berkembang. Keadaan

ini mengakibatkan apa yang di kenal sebagai paradoks keamanan pangan.15

15 Anonymous.2012.http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=faktor+yang+mempengaruhi+globalisasi+pangan&sourcew.Diakses Tanggal 09 November 2012.

Page 14: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

14

E. Metode Penelitian

a. Tipe penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan tipe penelitian

deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan diplomasi pangan Indonesia

dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Metode ini menjadi pilihan

bagi peneliti untuk mengungkap strategi diplomasi pangan Indonesia melalui

bentuk-bentuk diplomasi pangan Indonesia yang digunakan di fora

internasional, dengan melihat peluang dan tantangan dalam diplomasi pangan

Indonesia khususnya dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

b. Teknik pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis

yakni telaah pustaka (library research) merupakan cara pengumpulan data

dengan menelaah sejumlah literatur yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti baik berupa buku-buku, jurnal, dokumen, serta artikel-artikel dalam

majalah maupun surat kabar harian. Adapun bahan-bahan tersebut penulis

akan peroleh dari berbagai tempat, yang penulis sempat kunjungi yang terkait

dengan bahan penelitian ini yaitu:

a. Kantor Badan Ketahanan Pangan Makassar di Makassar

b. Perpustakaan Pusat Makassar di Makassar

c. Perpustakaan Universitas Hasanuddin di Makassar

d. Perpustakaan FISIP UNHAS di Makassar

e. Perpustakaan HIMAHI FISIP UNHAS di Makassar

f. Perpustakaan Universitas Fajar di Makassar

Page 15: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

15

c. Jenis data

Jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur baik berupa buku, jurnal,

dokumen, majalah, surat kabar, internet, dan bulletin yang erat hubungannya

dengan masalah yang diteliti. Terutama data mengenai krisis pangan dunia,

kebutuhan pangan Indonesia, serta kebijakan ketahanan pangan Indonesia.

d. Teknik analisa data

Analisis data dilakukan melalui proses penyederhanaan data ke dalam

bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dimana, peneliti

menggunakan teknik analisis data dilakukan secara kualitatif yang bertujuan

membuat penjelasan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta,

sifat dan fenomena yang diteliti melalui studi dokumentasi, obsevasi dan

wawancara yang mendalam dari para informan untuk mendalami kasus ini.

Adapun data yang penulis lampirkan hanya sebagai perbandingan antara

kasus-kasus yang terjadi tiap tahunnya dan penunjang dari data yang

dipaparkan sebelumnya. Yang menjadi pokok analisis yakni mengenai

Diplomasi Pangan Indonesia Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan

Nasional. Sedangkan, data kuantitatif digunakan memperkuat analisis

kualitatif.

e. Teknik penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah deduktif, dimana

penulis terlebih dahulu menggambarkan permasalahan yang terjadi secara

umum untuk kemudian ditarik kesimpulannya secara khusus.

Page 16: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

16

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Diplomasi Pangan

Awalnya, diplomasi berasal dari bahasa yunani “diploma” yang

artinya melipat kemudian berkembang menjadi diplomas untuk menyebut

paspor atau surat logam dan dokumen-dokumen resmi yang bukan logam

khususnya yang memberikan hak istimewa tertentu atau yang menyangkut

perjanjian dengan suku bangsa asing di luar romawi di luar pada kekaisaran

romawi. Selanjutnya, pada zaman pertengahan di kenal dengan nama

diplomaticus atau diplomatique yang artinya siapa pun yanag berhubungan

dengan dokumen-dokumen tersebut dikatakan sebagai diplomatiquei (bisnis/

urusan diplomastik), dan lama kelamaan kata diplomasi dihubungkan dengan

hubungan luar negeri dan orang-orang yang berperan didalamnya adalah para

diplomat.16

Diplomasi telah menjadi salah satu bagian yang vital dalam kehidupan

negara dan merupakan sarana utama yang digunakan untuk menangani

masalah-masalah khususnya masalah yang terkait dengan masalah

internasional. Agar dapat dicapai suatu perdamaian dunia. Dengan sarana

diplomasi itu pemerintah menjalankannya dalam rangka mencapai tujuannya

dan mendapatkan dukungan dari prinsip-prinsip yang telah disepakati.

Diplomasi yang merupakan proses politik itu terutama dimaksudkan untuk

16 S.L.Roy. dikutip dalam La Ode Muhamad Fatun: Peluang Dan Tantangan E-Diplomacy Dalam Menarik Investasi Asing Di Kota Makassar.2012. hlm.26

Page 17: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

17

memelihara kebijakan luar negeri suatu pemerintah dalam mempengaruhi

kebijakan dan sikap pemerintah negara lain.

Diplomasi sebagai bentuk proses politik juga merupakan bagian dari

usaha saling mempengaruhi yang sifatnya sangat luas dan berbelit-belit dalam

kegiatan internasional. Yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun organisasi

internasional untuk meningkatkan sasarannya melalui saluran diplomatik.

Diplomasi juga dianggap tetap merupakan harapan yang besar bagi hubungan

internasional dalam konteks sekarang ini untuk melestarikan dan melindungi

peradaban umat manusia. Diplomasi sekarang ini telah diakui sebagai senjata

yang bersifat multi-dimensional yang digunakan dalam situasi dan lingkungan

yang berbeda-beda dalam hubungan antar negara.

Diplomasi juga bukan milik profesi tertentu, seperti; para diplomat

dan bukan pula sebagai kegiatan seremonial seperti acara-acara resepsi

(cocktail party) dan jamuan makan, melainkan sebagai kegiatan yang

memerlukan pelaku-pelaku yang cerdas, terampil, dan berwawasan

internasional serta komunikatif agar sasaran yang akan dicapai berhasil

dengan baik. Bahkan, sekarang ini pelaku-pelaku lain seperti lembaga-

lembaga non-pemerintah (non-governmental organization) banyak aktif dalam

ikut memainkan diplomasi, khususnya dalam konferensi-konferensi

multilateral.

Diplomasi dapat dilakukan dalam berbagai dimensi baik bilateral,

regional, maupun internasional. Dalam menghadapi masalah-masalah

internasional, diplomasi multilateral memainkan peranan yang makin penting,

Page 18: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

18

khususnya yang dilakukan melalui organisasi-organisasi internasional seperti

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sedangkan, dimensi regional lebih

menyangkut kepentingan bersama dalam suatu kawasan untuk menciptakan

stabilitas dan kerja sama di berbagai aspek seperti yang dimainkan oleh

negara-negara Association of Southeast Asian Nation (ASEAN).

Diplomasi juga tetap sebagai bagian integral dari hubungan

internasional dan sejarah. Karena diplomasi telah banyak berubah dalam

berbagai dimensi yang coraknya dari bilateral ke multilateral dan organisasi-

organisasi internasional terus memainkan peranannya yang makin meningkat

dalam menyelesaikan berbagai masalah internasional, maka peranannya

menjadi sangat penting. Dalam permainan politik dan hubungan internasional,

peran diplomasi tersebut termasuk peran para diplomat juga dianggap sangat

penting dan diperlukan. Diplomasi dalam pembicaraan sehari-hari memiliki

banyak arti. Praktik diplomasi mensyaratkan adanya batasan dari kebijakan

luar negeri. Kebijakan semacam itu dibuat dengan mempertimbangkan

berbagai aspek seperti geografi, kebutuhan ekonomi dan sumber daya, strategi

dan keperluan pertahanan, adanya persekutuan negara lain, dan lain

sebagainya. Sir Victor Wellesley dengan jelas menyatakan bahwa:

Diplomasi bukanlah merupakan kebijakan, tetapi merupakan lembaga untuk memberikan pengaruh terhadap kebijakan tersebut. Namun diplomasi dan kebijakan kedunya saling melengkapi karena seseorang tidak akan dapat bertindak tanpa kerja sama satu sama lain. Diplomasi tidak dapat dipisahkan dari politik luar negeri, tetapi kedunya bersama-sama merupakan kebijakan eksekutif – kebijakan untuk menetapkan strategi, diplomasi, dan taktik.17

17 Victor Wellesley, Diplomacy in fetters, 1944, hlm. 10.

Page 19: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

19

Kebijakan atau politik luar negeri di satu pihak mempunyai perhatian

pada substansi dan kandungan dari hubungan luar negeri, dan di pihak lain,

perhatian diplomasi dipusatkan pada metodologi untuk melaksanakan

kebijakan luar negeri. Sehingga, saat ini diplomasi dianggap sangat penting

dalam hubungan internasional utamanya dalam interaksi sehari-hari setiap

negara. Sehingga, diplomasi mempunyai arti yang bermacam-macam. The

Oxford English Dictionary bahwa diplomasi adalah “cara-cara yang dilakukan

dalam hubungan internasional melalui perundingan, cara mana dilaksanakan

oleh para duta besar; yang merupakan pekerjaan atau seni dari diplomat.”18

Sedangkan Diplomasi, menurut “Random House Dictionary” sebagai :

Tindakan pejabat pemerintah untuk mengadakan perundingan-perundingan dan hubungan lainnya antara negara-negara ; seni atau pengetahuan untuk melakukan perundingan-perundingan tersebut; kepandaian untuk mengatur atau melakukan perundingan, menghadapi orang-orang, dengan demikian ada sedikit atau tidak adanya kebijakan yang bersifat dendam.19

Quency Wright dalam bukunya “The Study of Internasional Relations”

memberikan batasan diplomasi dalam dua cara, yaitu: 1). The employment of

tact, shrewdness, and skill in any negotiation or transaction; 2).The art of

negotiation in order to achieve the maximum of costs, within a system of

politics in which war is a possibility.20

Adanya definisi atau batasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

subjek diplomasi itu adalah cara di dalam perundingan dan bukanlah sebagai

obyek. Tujuan dari diplomasi itu sendiri perhatiannya ditujukan kepada

18 Suryokusumo Sumaryo.Praktik Diplomasi Cetakan Pertama. Jakarta : STIH Iblam.2004.hal.8 19 Ibid, hal.820 Ibid, hal.9

Page 20: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

20

kebijakan luar negeri, sedangkan metodologi dan sarana-sarana yang

digunakan dalam mencapai seperangkat tujuan-tujuan tersebut adalah menjadi

perhatian dari diplomasi. Diplomasi pada hakikatnya juga merupakan

negosiasi dan hubungan antarnegara yang dilakukan oleh pejabat-pejabat

pemerintah, untuk itu diperlukan suatu seni dan kemampuan serta kepandaian

untuk mempengaruhi seseorang sehingga dapat tercapai tujuannya.

Mengenai pentingnya kualitas diplomasi seorang ahli Morghenthau

mengkategorikan kualitas diplomasi suatu negara sebagai salah satu elemen

kekuatan nasional, di samping delapan unsur kekuatan nasional lainnya:

keadaan geografis, sumber daya alam, kemampuan industri, kesiapan militer,

jumlah penduduk, karakter nasional, moral nasional, dan kualitas

pemerintahan. 21 Dan bahkan, Morghenthau menyambung tulisannya dengan

mengatakan bahwa dalam penyelesaian suatu masalah dengan jalan damai

atau pun melalui akomodasi dan mediasi sebaiknya menggunakan diplomasi

sebagai alatnya. 22

Sejalan dengan ahli tersebut Sukawarsini, menjelaskan bahwa tujuan

diplomasi ini adalah mengejar kepentingan nasional suatu negara atau

masyarakat suatu negara dengan negara lain, dengan cara saling bertukar

informasi secara terus-menerus untuk merubah tingkah laku orang yang saling

berdiplomasi.23 Hal ini menunjukkan bahwa penerapan diplomasi dalam setiap

negara bergantung pada konstitusi serta dasar negara sebagai landasan dasar

21 Hans.J. Morghenthau. Politik Antar Bangsa. Edisi Revisi. Buku Ketiga.Jakarta: Yayasan Obor 1991.hlm.213

22 Ibid .hlm.29523 Sukawarsini Djelantik. Diplomasi Antara Teori & Praktek. Yogyakarta : Graha

Ilmu.2008.hlm. 14

Page 21: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

21

pengambilan keputusan terkait dengan pencapaian kepentingan nasional

sebuah negara terutama dengan jalan damai atau diplomasi.

Hakekat diplomasi sebagai sebuah aktifitas hubungan kerjasama antar

negara yang melibatkan aktor-aktor yang berperan didalamnya. Seiring

perkembangan dunia internasional yang semakin dinamis menyebabkan

perubahan yang signifikan dalam substansi diplomasi. Namun, yang perlu

diingat dalam diplomasi adalah kemampuan dari para aktor dan sumber daya

manusianya sehingga mampu mendapatkan hasil positif untuk kemajuan

sebuah bangsa dan negara yang bisa memajukan dan memperjuangkan

kepentingan nasional secara serentak dan koheren dalam berbagai bidang.24

Melalui berbagai kebijakan dan upaya yang telah dilakukan di dalam negeri,

Pemerintah Indonesia cukup mampu menjaga pasokan bahan makanan,

kelancaran distribusi, dan kestabilan harga yang terjangkau bagi masyarakat

luas. Walaupun ketahanan pangan di dalam negeri untuk sementara dapat

dijaga, namun dengan jumlah sebanyak 220 juta penduduk dan pertumbuhan

1,35 persen setiap tahunnya, Indonesia di perkirakan akan menghadapi

tantangan cukup berat untuk mempertahankan ketahanan pangan di waktu

mendatang.25

Hal ini sebagai konsekuwensi dari keterkaitan erat Indonesia dengan

tatanan dan struktur global saat ini, terutama di bidang perdagangan dan 24 R.M.Marty Natalegawa. Tabloid Diplomasi. “Mesin Diplomasi Cukup Tangguh

Memperjuangkan Kepentingan Bangsa”.Diterbitkan Jakarta oleh: Direktorat Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri R.I Bekerjasama dengan Pilar Indo Meditama. No.25 Tahun II 15 November – 14 Desember 2009

25 Ade Petranto. Jurnal Diplomasi (Ketahanan Pangan dan Energi). Peran Diplomasi dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional. Vol.3.No.3. September 2011.ISSN.hlm 24

Page 22: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

22

investasi. Dalam rangka mengamankan ketahanan pangan di masa mendatang,

Indonesia mau tidak mau harus melakukan kemitraan dengan masyarakat

global melalui berbagai fora, jalur dan tatanan yang tersedia di tingkat

bilateral, sub-regional, regional, dan multilateral. Upaya Indonesia dalam

rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional didukung oleh kebijakan luar

negeri yang menjadi landasan bagi upaya-upaya diplomasi Indonesia di

bidang food security melalui fora-fora multilateral, regional, sub-regional dan

bilateral. melalui tulisan ini akan didiskusikan mengenai peran diplomasi

Indonesia dalam mengupayakan ketahanan pangan nasional melalui kemitraan

global maupun tantangan-tantangan yang harus dihadapi melalui diplomasi,

terutama dari perspektif ekonomi dan perdagangan global.26

Diplomasi kembali direnovasi dengan metode dan tatanan yang lebih

spesifik, sehingga proses diplomasi dapat dilakukan secara menyeluruh dan

lebih efektif. Inovasi dalam diplomasi melahirkan beberapa metode diplomasi

baru yang dikenal dengan beberapa istilah seperti secret diplomacy, preventif

diplomacy, cultural diplomacy, public diplomacy, dan food diplomacy.

Namun, seringkali muncul pertanyaan, ketika konsep-konsep ini muncul ke

permukaan dalam konstelasi politik global pada saat diplomasi

mengembangkan peran dan fungsinya sebagai salah satu instrumen untuk

mencapai kepentingan nasional suatu negara. Begitu pula saat mendengar

konsep mengenai food diplomacy (diplomasi pangan) maka diperlukan

pemahaman yang lebih spesifik mengingat metode diplomasi pangan ini

mempunyai dan meliputi lingkup yang sangat luas. 26 Ade Petranto. Ibid. hlm. 25

Page 23: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

23

Pangan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari

sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang

diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,

termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang

digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan pembuatan makanan atau

minuman. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa food diplomacy merupakan

cara untuk megadakan dan membina hubungan dan berkomunikasi antara

suatu negara dengan negara lain, atau melaksanakan transaksi yang

didalamnya membahas mengenai pangan, terkhusus pada upaya dalam

mencapai food security, yang dilakukan oleh setiap perwakilan yang telah

mendapat otoritasi.

Diplomasi ketahanan pangan bagi Negara Indonesia merupakan

penggunaan seluruh potensi nasional dan pelibatan berbagai aktor atau yang

biasa disebut sebagai diplomasi total dalam penyelenggaraan hubungan luar

negeri, baik itu bilateral, regional, maupun multilateral, untuk mencapai

kondisi ketahanan pangan yang lebih baik yang akan memberikan kontribusi

bagi pembangunan ketahanan pangan nasional. Pembangunan ketahanan

pangan nasional dapat dicapai melalui kerjasama dan konsolidasi dalam

bidang- bidang spesifik, seperti pengembangan tekhnologi atau sinergi

kebijakan dengan memanfaatkan kekhasan lokal tiap-tiap negara. Sebagai first

concentric circle dari politik luar negeri Indonesia, ASEAN tetap menjadi titik

tumpu utama dari diplomasi ketahanan pangan Indonesia. Walaupun

demikian, Indonesia juga tidak menutup kemungkinan menjalankan diplomasi

Page 24: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

24

di ranah multilateral yang lebih luas, seperti melalui PBB ataupun

pengembangan kerjasama bilateral dengan negara yang memiliki best

practices dalam bidang pangan. 27

B. Ketahanan Pangan (food security)

Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki sumber

kekayaan alam (SKA) yang berlimpah dan memiliki jumlah penduduk nomor

empat di dunia. Saat ini penduduk Indonesia telah mencapai 240 juta.28 Hal ini

merupakan sumber daya manusia yang potensial untuk mengelola dan

mengolah SKA tersebut, sehingga bermanfaat bagi ketahanan pangan

masyarakat sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem

penyediaan, distribusi dan konsumsi.29 Ketiga subsistem tersebut merupakan

satu kesatuan yang didukung oleh adanya SKA, kelembagaan, budaya,

permodalan dan teknologi. Pembangunan ketahanan pangan mempunyai

makna strategis dalam pembangunan nasional. Pertama, meningkatkan

pendapatan masyarakat dan kinerja ekonomi makro, yang telah terbukti pada

masa krisis bahwa agribisnis mampu menjadi penyangga dan penggerak

ekonomi. Kedua, pemantapan fundamental ekonomi, pembentukan struktur

ekonomi berimbang dan pengendalian laju inflasi. Ketiga, penyediaan pangan

dan perbaikan gizi serta kesehatan penduduk Indonesia. Keempat, pelestarian

27 Ade Petranto. Op.cit.hlm. iii28 Badan Pusat Statistik, Sensus Penduduk Tahun 2010, di unduh dari http://www.bps.indeks/,

pada tanggal 25 januari 2013 29 Nuhfil Hananni, AR, Ketahanan Pangan, di unduh dari

http://nuhfil.lecture.ub.ac.id/files/2009/03/2-pengertian-ketahanan-pangan-2.pd, pada tanggal 25 januari 2013

Page 25: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

25

lingkungan hidup dan budaya, serta pemantapan kondisi sosial politik dan

ketahanan nasioanl.30

Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling

yang paling asasi. Kecukupan, aksebilitas dan kualitas pangan yang dapat

dikonsumsi seluruh masyarakat, merupakan ukuran-ukuran penting untuk

melihat seberapa besar daya tahan bangsa terhadap setiap ancaman yang

dihadapi. Pangan juga merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber

hayati dan air, yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai

makanan atau minuman bagi konsumsi manusia. Termasuk bahan tambahan

pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses

penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan dan minuman.

Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi

rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik

jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Tercantum dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 2002, tentang Ketahanan Pangan.

Ketahanan pangan merupakan fondasi penting untuk membangun

perekonomian nasional yang kokoh. Sebab, hal ini langsung berhubungan

dengan kualitas sumber daya manusia kelak akan menjadi aktor penggerak

perekonomian. Lebih dari itu, ketahanan pangan juga bersentuhan erat dengan

penciptaan stabilitas nasional yang menjadi prasyarat penting bagi

pertumbuhan ekonomi.

Ketahanan pangan merupakan salah satu pilar bagi pembangunan

sektor-sektor lainnya. Hal ini di pandang strategis karena tidak satupun negara 30 Didit Herdiawan, Ketahanan Pangan & Radikalisme, Jakarta: Republika, 2012,hal.2

Page 26: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

26

dapat membangun perekonomiannya tanpa terlebih dahulu menyelesaikan

masalah pangannya. Kerawanan pangan sangat berpotensi memicu kerawanan

sosial, ekonomi, budaya, politik maupun pertahanan dan keamanan. Kondisi

demikian, tidak menunjang pelaksanaan program pembangunan secara

keseluruhan yang berarti ketahanan nasional tidak mungkin terwujud.

Ketahanan pangan terwujud apabila secara umum telah terpenuhi dua

aspek sekaligus. Pertama, tersedianya pangan yang cukup dan merata untuk

seluruh penduduk. Kedua, setiap penduduk mempunyai akses fisik dan

ekonomi terhadap pangan unuk memenuhi kecukupan gizi guna menjalani

kehidupan yang sehat dan produktif dari hari ke hari. Ketahanan pangan pada

tingkat rumah tangga merupakan landasan bagi ketahanan pangan masyarakat,

yang selanjutnya menjadi pilar bagi ketahanan pangan daerah dan nasional.

Berdasarkan pemahaman tersebut, maka salah satu prioritas utama

pembangunan ketahanan pangan adalah memberdayakan masyarakat, agar

mampu menanggulangi masalah pangannya secara mandiri, serta mewujudkan

ketahanan pangan rumah tangganya secara berkelanjutan.

Pembangunan ketahanan pangan ditujukan untuk memperkuat

ketahanan pangan di tingkat mikro/tingkat rumah tangga dan individu serta di

tingkat makro/nasional, sebagai berikut:

1. Mempertahankan ketersediaan energi perkapita minimal 2.200

kilokalori/hari, dan penyediaan protein perkapita minimal 57 gram/hari;

2. Meningkatkan konsumsi pangan perkapita untuk memenuhi kecukupan

energi minimal 2.000 kilokalori/hari dan protein sebesar 52 gram/ hari;

Page 27: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

27

3. Meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat dengan skor Pola

Pangan Harapan (PPH) minimal 80 (padi-padian 275 gram, umbi-umbian

100 gram, pangan hewani 150 gram, kacang-kacangan 35 gram, sayur dan

buah 250 gram);

4. Meningkatkan keamanan, mutu dan hygiene pangan yang dikonsumsi

masyarakat;

5. Mengurangi jumlah/persentase penduduk rawan pangan kronis (yang

mengonsumsi kurang dari 80 % GKG) dan penduduk miskin minimal 1

persen per tahun; termasuk di dalamnya ibu hamil yang mengalami anemia

gizi dan balita dengan kurang gizi;

6. Meningkatkan kemandirian pangan melalui pencapaian swasembada beras

berkelanjutan, swasembada jagung pada tahun 2007, swasembada kedelai

pada tahun 2015, swasembada gula pada tahun 2009 dan swasembada

daging sapi pada tahun 2010; serta meminimalkan impor pangan utama

yaitu lebih rendah 10% dari kebutuhan nasional;

7. Meningkatkan rasio lahan per orang (land-man ratio) melalui penetapan

lahan abadi beririgasi minimal 15 juta ha, dan lahan kering minimal 15

juta ha;

8. Meningkatkan kemampuan pengelolaan cadangan pangan pemerintah;

9. Meningkatkan jangkauan jaringan distibusi dan pemasaran pangan

keseluruh daerah;

Page 28: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

28

10. Meningkatkan kemampuan nasional dalam mengenali, mengantisipasi dan

menangani secara dini serta dalam melakukan tanggap darurat terhadap

masalah kerawanan pangan dan gizi.31

Konsep Dasar Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan seringkali diidentikkan dengan suatu keadaan

dimana pangan tersedia bagi setiap individu setiap saat dimana saja baik

secara fisik, maupun ekonomi. Ada tiga aspek yang menjadi indikator

ketahanan pangan suatu wilayah, yaitu sektor ketersediaan pangan, stabilitas

ekonomi (harga) pangan, dan akses fisik maupun ekonomi bagi setiap individu

untuk mendapatkan pangan.

Secara formal, setidaknya ada lima organisasi internasional yang

memberikan definisi mengenai ketahanan pangan. Definisi tersebut dianggap

saling melengkapi satu sama lain: menurut First World Food Conference

1974, United Nations, 1975 definisi ketahanan pangan adalah “ketersediaan

pangan dunia yang cukup dalam segala waktu untuk menjaga keberlanjutan

konsumsi pangan dan menyeimbangkan fluktuasi produksi dan harga.”32

Sedangkan, menurut FAO (food and Agricultural Organization), 1992 definisi

ketahanan pangan adalah “situasi dimana semua orang dalam segala waktu

memiliki kecukupan jumlah atas pangan yang aman dan bergizi demi

kehidupan yang sehat dan aktif.”33 Menurut persepsi Bank Dunia (World 31 Tati Nurmala.dkk. Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012. hal.6732 Ketut Budastra. Inspirasi (Membawa Pencerahan Bangsa). “Ketahanan Pangan”.. Diunduh

melalui http://inspirasitabloid.wordpress.com/2010/04/30/ketahanan-pangan%E2%80%9D/ 30 April 2012 diakses pada tanggal 12 Oktober 2012

33 Petikdua. Kata.Cerita.Kita. “Analisis Teori dan Konsep Ketahanan Pangan dan Keterkaitannya terhadap Krisis Pangan Global dalam Ilmu Hubungan Internasional”. . Diunduh melalui http://petikdua.wordpress.com/2011/08/23/analisis-teori-dan-konsep-

Page 29: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

29

Bank), 1996 ketahanan pangan adalah “akses oleh semua orang pada segala

waktu atas pangan yang cukup untuk kehidupan yang sehat dan aktif.”34

Sementara OXFAM tahun 2001, mengemukakan definisi ketahanan

pangan adalah “kondisi ketika setiap orang dalam segala waktu memiliki

akses yang cukup dan kualitas yang baik demi hidup yang sehat dan aktif. Ada

dua kandungan makna yang tercantum disini, yakni ketersediaan dalam artian

kualitas dan kuantitas, dan akses dalam artian hak atas pangan melalui

pembelian, pertukaran, maupun klaim.”35 Sedangkan, menurut FIVIMS (food

insecurity and vulnerability information and mapping system), tahun 2005

mendefinisikan ketahanan pangan sebagai kondisi ketika semua orang pada

segala waktu secara fisik, sosial, dan ekonomi, memiliki akses atas pangan

yang cukup, aman, dan bergizi untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi

(dietary needs) dan pilihan pangan (food preferences) demi kehidupan yang

aktif dan sehat.36

Akhirnya, dari beberapa rumusan mengenai definisi ketahanan pangan

menurut berbagai lembaga pangan di atas, dapat disimpulkan bahwa

ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

ketahanan-pangan-dan-keterkaitannya-terhadap-krisis-pangan-global-dalam-ilmu-hubungan-internasional/ 23 Agustus 2011 diakses pada tanggal 26 November 2012

34 Abdullah. Wordpress. “Model Ketahanan Pangan”. Diunduh melalui http://a270787.wordpress.com/model-ketahanan-pangan/ diakses pada tanggal 13 November 2012.

35 Moony Munawaroh. Be A Geograph. “Konsep Ketahanan Pangan”.. Diunduh melalui http://earthy-moony.blogspot.com/2011/05/konsep-ketahanan-pangan.html Tuesday, May 17, 2011diakses pada tanggal 21 oktober 2012

36 Endri Barcelonastisia. Gizi dan Pangan. “Pengertian ketahan pangan,Penganekaragaman pangan, Pola Pangan Harapan (PPH)”.. Diunduh melalui http://endrymesuji.blogspot.com/2012/05/pengertian-ketahan-panganpenganekaragam.html 28 Mei 2012 diakses pada tanggal 25 September 2012

Page 30: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

30

pangan, lancarnya distribusi pangan, dan mampunya masyarakat memperoleh

dan memilih pangan yang sehat untuk kehidupannya.

Keterkaitan ketahanan pangan dengan krisis pangan

Ketahanan pangan harus dilihat sebagai suatu sistem. Sistem dari segi

ekonomi, ketahanan pangan terdiri dari tiga subsistem yang saling terkait.

Tiga subsistem tersebut, yaitu pasokan, distribusi, dan konsumsi. Dari segi

kelembagaan, ketahanan pangan tercapai melalui sinergi antara subsistem

individu atau keluarga, subsistem masyarakat, dan subsistem pemerintah.

Mekanisme subsistem ini dihubungkan dengan berbagai aspek pembangunan

lain seperti pertanian, transportasi, teknologi, sumber daya alam, dan

lingkungan, perdagangan, kesehatan, dan pendidikan. Oleh karena itu,

ketahanan pangan bukan hanya sekedar pemenuhan produksi makanan, tetapi

merupakan persoalan yang lebih kompleks, yang memiliki perspektif

pembangunan dan ekonomi politik.37

Maxwell pun mengemukakan bahwa setidaknya terdapat empat

elemen ketahanan pangan berkelanjutan (sustainable food security) di level

keluarga, yaitu:

a. Kecukupan pangan yang di definisikan sebagai jumlah kalori yang

dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat,

b. Akses atas pangan, yang didefinisikan sebagai hak (entitlements) untuk

berproduksi, membeli atau menukarkan (exchange) pangan ataupun

menerima sebagai pemberian ( transfer),

37 Khudori. Lapar: Negeri Salah Urus!. Resist Book: Yogyakarta. 2005. hlm.74

Page 31: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

31

c. Ketahanan yang didefinisikan sebagai keseimbangan antara kerentanan,

resiko, dan jaminan pengaman sosial,

d. Fungsi waktu manakala ketahanan pangan dapat bersifat kronis/kritis,

transisi, dan /atau siklus.38

Pencapaian ketahanan pangan pun bisa diukur dengan menggunakan

dua indikator yang dirumuskan oleh Maxwell dan Frankenberger, yaitu:

a. Indikator proses, terbagi:

1. Indikator ketersediaan, yaitu indikator yang berkaitan dengan produksi

partanian, iklim, akses terhadap sumber daya alam, praktik

pengelolaan lahan, pengembangan institusi, pasar, konflik regional,

dan kerusuhan sosial.

2. Indikator akses pangan, yaitu indikator yang meliputi sumber

pendapatan, akses terhadap kredit modal, dan strategi rumah tangga

untuk memenuhi kebutuhan pangan.

b. Indiktor dampak, terbagi:

1. Indikator langsung, yaitu konsumsi dan frekuensi pangan.

2. Indikator tidak langsung, yaitu penyimpangan pangan dan status gizi.39

Ketahanan pangan adalah pilihan politik di tingkat global dan nasional,

tetapi merupakan persoalan hidup atau mati di tingkat lokal dan keluarga. Hal

ini terutama terjadi di negara yang kaya akan sumber daya hayati, bahan

38 Maxwell S. Op.Cit. 1996.hlm.15539 Hendra Aw. “ Konsep Ketahanan Pangan”, Ibid.

Page 32: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

32

pangan, serta pengetahuan yang beragam dan sistem budaya.40 Ketahanan

pangan sesungguhnya sangat erat kaitannya dan berpengaruh terhadap sektor

produksi negara, yang kemudian berpengaruh pada devisa suatu negara, yang

akan dimanfaatkan dalam sektor ekspornya, dan berdampak pada

pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ketahanan pangan pun sangat erat

kaitannya dengan kebijakan politik suatu negara, tentang persetujuan

kerjasama antar aktor dalam sektor pangan, kebijakan pembangunan, dan

pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan dalam suatu sistem.

Definisi ketahanan pangan termuat dalam Undang-undang RI Nomor 7

Tahun 1996, sebagai berikut : ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya

pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang

cukup, baik jumlah maupun mutu, aman, merata dan terjangkau.41 Dari

definisi ini dapat dilihat bahwa swasembada merupakan bagian dari ketahanan

pangan. Pengertian ketahanan pangan dan swasembada secara konsep dapat

dibedakan. Kembali lagi ke pengertian ketahanan pangan yang konsepsinya

tidak mempersoalkan asal sumber pangan, apakah dari dalam negeri ataupun

impor.

C. Globalisasi Pangan

Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan

antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan,

40 Hira Jhamtani. Lumbung Pangan: Menata Ulang Kebijakan Pangan. INSISTpress: Yogyakarta. 2008.hlm.115

41 Mahela dan Adi Sutanto. Jurnal Protein. “Kajian Konsep Ketahanan Pangan”. Diunduh melalui http://www.google.com/url?q=http://ejournal.umm.ac.id/index.php/protein/article/viewFile/66/66_umm_scientific_journal.doc&sa=U&ei=eZoXUZmhBMeJrAeJr4G4DQ&ved=0CB8QFjAC&usg=AFQjCNEXEh4dOApbQ_WbxrK-5Eci58kUZw . Vol 13. No.2.2006 diakses pada tanggal 23 November 2012

Page 33: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

33

budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas

suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses dimana

antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi,

bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas

negara. Dunia yang akan datang akan berkembang menjadi tanpa batas,

borderless area. Perpindahan manusia dan barang nantinya akan menjadi

sedemikian bebas, tanpa peraturan berbelit, setiap orang dapat menginjakkan

kakinya dimana saja. Begitu pula komoditas kebutuhan manusia yang semakin

hari semakin kompleks, menuntut perpindahan barang menjadi semakin

mudah, murah dan cepat.

Istilah globalisasi, pertama kali digunakan oleh Theodore Levitt tahun

1985 menunjuk pada politik-ekonomi, khususnya politik perdagangan bebas

dan transaksi keuangan. Menurut sejarahnya, akar munculnya globalisasi

adalah revolusi elektronik dan disintegrasi negara-negara komunis. Revolusi

elektronik melipat gandakan akselerasi komunikasi, transportasi, produksi,

dan informasi. Disintegrasi negara-negara komunis yang mengakhiri Perang

Dingin memungkinkan kapitalisme barat menjadi satu-satunya kekuatan yang

memangku hegemoni global. Itu sebabnya di bidang ideologi perdagangan dan

ekonomi, globalisasi sering disebut sebagai dekolonisasi (Oommen),

Rekolonisasi (Oliver, Balasuriya, Chandran), Neo-Kapitalisme (Menon), Neo-

Liberalisme (Ramakrishnan). Malahan Sada menyebut globalisasi sebagai

eksistensi Kapitalisme Euro-Amerika di Dunia Ketiga.

Page 34: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

34

Secara sangat sederhana bisa dikatakan bahwa globalisasi terlihat

ketika semua orang di dunia sudah memakai celana Levis dan sepatu Reebok,

makan McDonald, minum Coca-Cola. Secara lebih esensial, globalisasi

nampak dalam bentuk Kapitalisme Global berimplementasi melalui program

IMF, Bank Dunia, dan WTO; lembaga-lembaga dunia yang baru-baru ini

mendapat kritik sangat tajam dari Dennis Kucinich, calon Presiden Amerika

Serikat dari Partai Demokrat, karena lembaga-lembaga itu mencerminkan

ketidakadilan global. Program-program dari lembaga-lembaga itu telah

menjadi alat yang ampuh dari kapitalisme barat yang mengguncangkan,

merontokkan dan meluluh-lantahkan bukan hanya ekonomi, tetapi kehidupan

negara-negara miskin dalam suatu bentuk pertandingan tak seimbang antara

pemodal raksasa dengan buruh. Rakyat kecil menjadi semakin miskin.

Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup berbahaya

jika tidak di diantisipasi secara baik. Globalisasi dapat meruntuhkan sistem

ketahanan pangan sebuah bangsa. Karena dengan adanya globalisasi maka

dengan mudah, setiap barang produksi dari luar dapat masuk dan bersaing

secara langsung dari hasil produksi dalam negeri. Bisa saja harga yang

ditawarkan lebih murah, karena mereka memiliki efesiensi dan teknologi

tinggi sehingga dapat menekan cost produksi mereka. Persiapan mutlak

dilakukan jika kita ingin bersaing dengan produk luar lainnya. Efesiensi dan

birokrasi harus dibenahi. Sebenarnya secara upstream produk kita bisa

bersaing dari sisi efesiensi, tetapi keadaan berubah drastis saat melewati tahap

selanjutnya yakni tahap produksi atau ke tingkat pengolahan lanjutan. Tahap

Page 35: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

35

distribusi hasil-hasil pertanian juga memegang peranan penting karena

kenaikan harga biasanya terjadi pada tahap ini. Sistem ketahanan pangan kita

masih bertumpu pada beras.

Secara regulasi ketahanan pangan kita tertuang pada undang-undang

No.7 Tahun 1996, mengenai hak rakyat atas ketersediaan pangan. Keputusan

juga diperkuat oleh Keputusan Presiden RI No.132 tahun 2001, untuk

membentuk Dewan Ketahanan Pangan dan diketuai langsung oleh Presiden.42

Regulasi cukup baik namun masih belum cukup bagi kita untuk membentuk

ketahanan pangan yang kuat. Kelemahan kita ialah kita belum mampu

membuat program yang berkelanjutan dan sistematis untuk menguatkan

implementasi dari kebijakan yang telah tertuang. Diperlukan beberapa

generasi untuk menyelesaikan persoalan ini. Dimulai dari sisi pendidikan

dasar, pemahaman orang tua terhadap masalah ini, peningkatan kesejahteraan

sehingga semakin banyak pilihan pangan, dari sisi produksi maka diperlukan

kontinuitas produksi bahan subtitusi dengan harga yang efesien terjangkau dan

memiliki harga yang stabil pada setiap musim. Selain itu produk bahan

subtitusi juga harus memiliki aplikasi yang luas dan dibantu teknologinya agar

mampu bertahan kualitasnya dan stabil.

Berjalannya sistem yang sekarang mungkin belum mengalami

masalah. Akan tetapi jika kita tidak menyiapkan hari saat kita mengalami

krisis beras, maka kekacauan pasti terjadi di berbagai sektor, karena krisis di

42 Usep Sobar Sudrajat. Usepdotcom. “ Membangun Ketahanan Pangan”.. Diunduh melalui http://usepsobars.wordpress.com/2010/02/21/membangun-ketahanan-pangan/ 21 Februari 2010 diakses pada tanggal 20 Oktober 2012

Page 36: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

36

sektor merupakan sektor yang vital. Globalisasi menuntut setiap produsen

untuk menjadi lebih efesien, memiliki kualitas produk prima dan terjangkau di

masyarakat. Hal ini disebabkan persaingan akan semakin ketat dan yang

menjadi pemenang ialah produsen dengan kualifikasi terbaik. Jika tidak

mempersiapkan dan merasa puas dengan pencapaian selama ini, maka bisa

jadi masyarakat akan lebih memilih membeli dan mengkonsumsi barang

produksi orang lain. Sisi produksi yang sudah efisien akan jadi tidak berarti

jika proses distribusi bermasalah.

Maka efesiensi di sisi distribusi juga sangat penting. Semakin panjang

jalur distribusi maka akan semakin menaikkan harga. Di samping itu semakin

sulit daerah dijangkau juga menjadi masalah. Globalisasi pangan telah

menimbulkan berbagai dampak negatif maupun positif. Diantaranya, dampak

globalisasi pangan terhadap ketahanan pangan dan pertanian lokal, keragaman

produk pangan, keamanan pangan dan lingkungan, serta keragaman hayati.

1. Ketahanan Pangan dan Pertanian Lokal

Salah satu dampak terpenting globalisasi pangan adalah semakin

rumitnya penjaminan kecukupan pangan, karena semakin terbukannya pasar.

Impor menjadi salah satu strategi utama bagi negara manapun dalam

memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya. Dalam perkembanganya negara-

negara berkembang sangat tergantung pada negara-negara maju dalam

penyediaan pangan, pelepasan pangan bersubsidi oleh negara barat terbukti

berhasil untuk mendorong negara berkembang menjadi pengimpor pangan.

Penyediaan pangan murah untuk negara berkembang akan menyingkirkan

Page 37: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

37

petani lokal dari pasar dan sangat beresiko memunculkan kerawanan masalah

pangan ketika perdaganagan global mengalami ganggguan. Seperti telah

diungkapkan sebelumnya, kehadiran supermarket selain memberikan

kenyamanan belanja juga telah mendorong pemasaran produk-produk dengan

standar mutu dan keamanan pangan yang lebih baik dengan harga yang

kompetitif.

2. Keragaman Produk Pangan

Masuknya produk impor akan memungkinkan untuk konsumen

memlilih lebih banyak alternatif pangan, produk impor biasanya dalam bentuk

olahan yang instan. Produk pangan olahan impor secara signifikasi

menyumbangkan keragaman pangan di Indonesia. Untuk keempat kelompok

produk, yaitu “makanan ringan”, “bumbu instan”, “minuman sari buah”, dan

“susu pertumbuhan” produk impor bahkan melampaui kontribusi produk

domestik. Dengan pertimbangan kepraktisan (practicality), pasar pangan kita

telah dipenetrasi secara meyakinkan oleh kedua produk olahan itu.

Pengamatan langsung dipasar-pasar tradisional maaupun di supermarket

ataupun hypermarket juga menujukkan betapa sistem pangan kita sudah

sangat tergantung pada produk buah impor. Produk buah lokal cenderung

menempati posisi marjinal. Akibatnya, secara bertahap selera konsumen untuk

konsumsi berbagai buah akan lebih menurun.

3.  Keragaman Hayati

Globalisasi pertanian telah berhasil menyebarkan teknik-teknik

budidaya pertanian dan jenis-jenis tanaman dari negara kaya keseluruh dunia.

Page 38: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

38

Yang mengakibatkan keragaman jenis semakin berkurang. Semakin

berkurangnya keragaman hayati akan mengakibatkan pengetahuan akan jenis

tanaman akan semakin berkurang pula. Sehingga petani akan tergantung pada

pasokan benih, pupuk, dan pestisida dari agroindustri transnasional. Dan

dampak penggunaan pupuk dan pestisida terbukti menyisakan residu yang

mengakibatkan ketidakamanan produk pangan.

Proses inilah yang bertanggung jawab terhadap reduksi keragaman

hayati pertanian (agrobiodifersity). Akibatnya, sistem produksi pangan di

negara-negara berkembang cenderung rentan. Globalisasi pangan memang

berhasil menyumbang keragaman produk pangan. Namun pada saat yang

sama, globalisasi pertanian mengakibatkan erosi keragamaan sumber pangan.

Erosi tersebut menuntun biaya ekonomi dan sosial.

4.  Keamanan Pangan dan Lingkungan

Dampak globalisasi pangan yang paling kasat mata tercermin dari

perubahan pola pangan yang terjadi. Secara gradual akan terjadi pergeseran

kearah budaya pangan yang universal (seragam). Globalisasi juga diakui

berperan dalam mendorong pengembangan teknologi dan rekayasa produk

pangan. Keragaman teknologi produksi dan pengemasan terutama ditujukan

untuk peningkatan umur simpan (shelf-life) produk yang memungkinkan

transportasi jarak jauh.43 Salah satu dampak globalisasi pangan ini merupakan

perubahan pola konsumsi dan status nutrisi masyarakat, warga miskin akan

43 Anonymous.2012.http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=faktor+yang+mempengaruhi+globalisasi+pangan&sourcew.Diakses Tanggal 25 Januari 2013

Page 39: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

39

terdorong untuk mengkonsumsi pangan yang kaya energi dan bermutu rendah

yang harganya lebih murah. Di sisi lain warga dilingkungan  perkotaan lebih

banyak mengkonsumsi pangan yang mengandung lemak, gula pemanis 

buatan dan pengawet.

Faktor-faktor Mempengaruhi Globalisasi Pangan

1. Faktor Produksi

Faktor produksi yang mempengaruhi ketahanan pangan adalah luas

lahan padi, sedangkan jumlah tenaga kerja sektor pertanian dan jumlah pupuk

urea yang digunakan tidak terlalu berpengaruh. Lahan merupakan faktor

produksi utama pertanian, sedangkan bibit merupakan sarana produksi utama

produksi pertanian. Keberadaan dan berfungsinya infrastruktur lahan, serta air

dan bibit merupakan prasyarat bagi kelangsungan proses produksi pertanian.

Saat ini, kondisi infrastruktur lahan dan air pertanian sangat memprihatinkan.

Jaringan jalan produksi dan usaha tani dari dan kesentra produksi pertanian

masih sangat terbatas. Sehingga dapat menimbulkan tingkat produktivitas dan

mutu produk yang kualitas rendah dan beragam. Dengan demikian, akan

semakin terbukanya pasar dalam negeri terhadap produk impor pertanian

sejenis serta ketatnya standar mutu dipasar ekspor sebagai instrumen no tariff

barier yang kerap diberlakukan banyak negara di era globalisasi ini, maka

kondisi tersebut akan semakin menekan dan mengancam daya saing produk

pertanian, baik di pasar domestik maupun ekspor.

2. Faktor Lingkungan

Page 40: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

40

Faktor lingkungan yang mempengaruhi ketahanan pangan adalah

curah hujan dan jumlah penduduk, sedangkan kesuburan tanah tidak terlalu

berpengaruh. Dampak iklim global adalah terjadinya gangguan terhadap siklus

hidrologi dalam bentuk perubahan pola dan intensitas curah hujan, kenaikan

permukaan laut, peningkatan frekuwensi dan intensitas bencana alam yang

menyebabkan terjadinya banjir dan kekeringan. Sehingga dalam menyikapi

perubahan iklim global adalah bagaimana meningkatkan keamampuan petani

dan petugas lapangan dalam melakukan prakiraan iklim serta melakukan

langkah antisipasi, dan adaptasi yang diperlukan.

Dengan adanya kepadatan penduduk yang diperkuat dengan

penyusutan areal tanam, khususnya penurunan luas lahan pertanian produktif

akibat konversi lahan untuk kepentingan sektor non-pertanian, serta kecilnya

margin usaha tani yang berkonsekuensi pada rendahnya motivasi petani untuk

meningkatkan produksi, serta adanya kendala dalam distribusi pangan sebagai

akibat keterbatasan jangkauan jaringan sistem transportasi, ketidaktersediaan

produk pangan sebagai akibat lemahnya teknologi pengawetan pangan,

diperkuat lagi dengan kakunya (rigid) pola konsumsi pangan sehingga

menghambat upaya pencapaian kemandirian/ketahanan pangan. Kondisi yang

demikian tersebut makin memperpanjang fenomena kemiskinan dan

ketahanan pangan yang dihadapi.

3. Faktor Kondisi Makro

Faktor kondisi makro yang mempengaruhi ketahanan pangan adalah

harga beras dan nilai tukar petani, sedangkan inflasi padi-padian dan indeks

Page 41: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

41

dibayar petani tidak terlalu berpengaruh. Permintaan pangan yang meningkat

seiring dengan pertumbuhan penduduk, mendorong percepatan produksi

pangan dalam rangka terwujudnya stabilisasi harga dan ketersediaan pangan,

sehingga ketahanan pangan sangat terkait dengan kemampuan pemerintah

untuk menjaga stabilisasi penyediaan pangan serta daya dukung sektor

pertanian.

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang

maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah

suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap

individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah  globalisasi belum memiliki

definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition),

sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya.44 Ada yang

memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses

alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin

terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan

ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan

budaya masyarakat. Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang

dimaksudkan dengan globalisasi:45

a. Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan

internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan

44 Achmad Suparman di unduh dari http://www.scribd.com/doc/62991246/globalisasi di akses pada tanggal 21 januari 2013

45 Scholte di unduh dari http://www.scribd.com/doc/62991246/globalisasi di akses pada tanggal 21 januari 2013

Page 42: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

42

identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu

sama lain.

b. Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkan batas

antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa,

maupun migrasi.

c. Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya

hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu

lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.

d. Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi

dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga

mengglobal.

e.  Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda

dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-

masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian

yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekedar

gabungan negara-negara.

BAB III

KETAHANAN PANGAN INDONESIA

Page 43: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

43

A. Krisis Pangan Dunia

Salah satu ancaman serius yang dihadapi umat manusia saat ini adalah

kelangkaan akan kecukupan pangan. Kelangkaan pangan ini telah

menimbulkan persoalan-persoalan sosial dan politik yang serius. Jumlah

penduduk yang terus meningkat telah menciptakan kebutuhan pangan yang

semakin meningkat pula. Namun, hal ini sering kali tidak bisa dipenuhi

dengan baik. Di banyak belahan dunia, pangan menjadi persoalan serius.

Badan Pangan Dunia (FAO), September 2010, mengadakan pertemuan luar

biasa di Roma untuk membahas kekhawatiran tentang trend naiknya harga

pangan dunia. Dalam pertemuan tersebut, di bahas pula mengenai masalah

Rusia yang menghentikan ekspor gandum akibat bencana kebakaran yang

melanda negara itu. Selain itu, krisis pangan dunia juga di sinyalir sebagai

akibat dari bencana banjir yang dihadapi oleh Pakistan dan China sehingga

memberikan tekanan pada harga pangan di pasar dunia.

Di Negara-negara Timur Tengah dan Afrika, tingginya harga pangan

menjadi salah satu sebab munculnya gerakan reformasi. Sementara itu, di

Mozambique salah satu dampak sosial yang cukup memprihatinkan dari

meningkatnya harga pangan dunia adalah kerusuhan-kerusuhan horizontal

yang terjadi di negara itu. Oleh karena itu, masyarakat menuntut pemenuhan

kebutuhan pangan yang semakin mahal dan permintaan akan peningkatan

pendapatan demi bertahan dalam situasi ekonomi yang sulit.46    

46 Laporan dari BBC Indonseia berjudul “PBB Bahas Krisis Pangan Dunia”, diunduh melalui http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2010/09/100924_unfood.shtml 24 September 2010, diakses pada tanggal 20 november 2012

Page 44: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

44

Kenaikan harga pangan pada dasarnya telah terjadi sejak tiga tahun

yang lalu. Di negara-negara lain, tingginya harga pangan telah menyulut aksi

protes rakyat seperti di mesir yang berujung pada jatuhnya rezim Hosni

Mubarak, Kamerun, Pantai Gading, Mauritania, Ethiopia, Madagaskar,

Filipina, dan Indonesia. Di Haiti, situasinya justru memprihatinkan. Pada

2008, harga beras naik dua kali lipat dari harga US$35 menjadi US$70 untuk

60 kilogram beras, atau dari sekitar Rp 5.450 per kilogram beras menjadi Rp

10.750 per kilogram. Akibatnya, Protes rakyat berlangsung panjang dan

memakan korban jiwa sedikitnya lima orang serta sekitar 14 orang terluka.

Warga Haiti pun menuntut pergantian pemerintahannya yang dianggap tidak

berhasil menangani masalah pangan.47  

Di Indonesia krisis pangan telah lama dirasakan masyarakatnya. Harga

produk pertanian setiap tahun selalu mengalami kenaikan. Sebagaimana di

jelaskan  badan Pusat Statistik menunjukkan tingginya harga bahan pangan.

Harga beras naik menjadi 12,36% menjadi Rp 7.500 per kilogram. Minyak

goreng curah naik 17,89% menjadi Rp 9.441 per kilogram, dan tepung terigu

naik 0,36% menjadi Rp 7.606 per kilogram. Sementara itu, untuk pertama

kalinya harga cabai rawit merah mencapai Rp 100 ribu per kilogram. 48  

Melihat fenomena yang terjadi di berbagai belahan dunia di atas,

tampaknya, krisis pangan sudah menjadi isu global yang dihadapi oleh

sebagian besar negara-negara di dunia, yang membutuhkan perhatian dari

47 Budi Winarno,2011. Isu-Isu Global Kontemporer. Yogyakarta: CAPS. hlm.18648 Surjono Hadi Sudjahjo,”perubahan Iklim dan Ancaman Krisis Pangan Dunia”, Laporan Metro TV

News, diunduh melalui http://metrotvnews.com/read/analisdetail/2011/02/05/134/Perubahan-Iklim-dan-Ancaman-Krisis-Pangan-Dunia diakses pada tanggal 15 November 2012

Page 45: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

45

semua pihak demi keberlangsungan kehidupan negara bangsa. Oleh karena itu,

dibutuhkan alternatif solusi untuk mewujudkan ketahanan pangan masing-

masing negara untuk bertahan dalam era globalisasi ini. Diantaranya, pada

tataran internasional diplomasi juga diperlukan dalam mengoptimalkan

pembangunan ketahanan pangan nasional.  

Krisis pangan sudah menjadi isu global yang membutuhkan

penanganan serius oleh semua aktor dalam dunia internasional. Masing-

masing negara perlu memulai menggagas alternatif solusi untuk mewujudkan

ketahanan pangan nasional sehingga kualitas hidup masyarakat dunia dapat

terjamin. Hal ini perlu dilakukan mengingat ancaman yang dihadapi oleh

dunia tidak lagi didasarkan pada ancaman keamanan tradisional semata seperti

perang dan konflik, melainkan isu-isu yang berdampak langsung terhadap

keberlangsungan hidup manusia. Krisis pangan yang kini sedang dihadapi

dunia sangat rentan bagi keberlangsungan hidup umat manusia sehingga setiap

aktor dan negara-negara diharapkan peka terhadap kebijakan ketahanan

pangan. Istilah ketahanan pangan sendiri merupakan sebuah konsep yang baru

muncul pertama kali pada tahun 1974, ketika dilaksanakannya Konferensi

Pangan Dunia. 49 Dari hasil First World Food Conference 1974.  Pada tahun

1975, PBB kemudian mendefinisikan Ketahanan Pangan sebagai

“ketersediaan pangan dunia yang cukup dalam segala waktu untuk menjaga

keberlanjutan konsumsi pangan, dan menyeimbangkan fluktuasi produksi dan

harga. Dari definisi tersebut  dapat disimpulkan bahwa kebijakan ketahanan

49 Budi Winarno.” Melawan Gurita Neoliberalisme”. Dikutip dari Nur Utaminingsih: Global Agriculture And Food Security Program Sebagai Solusi Penanganan Krisis Pangan Negara Berkembang. Makassar.2011.hlm.120

Page 46: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

46

pangan diharapkan dapat memenuhi berbagai faktor, seperti ketersediaan,

aksesibilitas, kestabilan dan keamanan. Oleh karena itu, dalam merumuskan

kebijakan ketahanan pangan, sebuah negara sangat penting melihat

mekanisme apa yang dipakai.

Krisis pangan di era globalisasi ini merupakan sebuah isu yang

menjadi tantangan bagi semua negara di dunia. Percepatan pertumbunhan

populasi dari tahun perlu diiringi dengan kecukupan bahan makanan yang

layak. Harapan semua orang tentunya adalah masing-masing individu dalam

negara mendapat kehidupan yang sejahtera. Namun, kondisi di beberapa

negara, apalagi negara berkembang dan miskin, menunjukkan bagaimana

krisis pangan sudah menjadi fakta di jalanan. Sebagian warga miskin harus

berjuang untuk memenuhi kecukupan pangan demi keberlangsungan hidup.

Faktor Penyebab Krisis Pangan

a. Penduduk dunia yang kian bertambah.

Ketika penduduk semakin bertambah maka konsumsi dunia yang

semakin tinggi. Tingginya permintaan pangan disebabkan salah satunya oleh

semakin bertambahnya penduduk di tiap-tiap negara setiap tahunnya.

Sehingga, dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan dan penawaran

memainkan peran penting dalam mekanisme pasar, termasuk dalam

menggambarkan harga produk pangan. Semakin besar permintaan akan

produk pangan, akan memicu kenaikan harga pangan di pasar internasional.

Pertumbuhan populasi dunia saat ini yang tiap tahunnya cukup tinggi,

terutama di beberapa negara dengan penduduk besar, seperti China, AS,

Page 47: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

47

Indonesia, dan Brasil cukup mengkhawatirkan dari sisi kecukupan pangan.

Terkait dengan hal ini Laster Brown, kepala lembaga kebijakan bumi di

Washington DC, mengemukakan bahwa keterbatasan pangan dapat

menyebabkan runtuhnya peradaban dunia.50 Menurut Brown, manusia

mempertahankan kehidupannya dengan mengikis tanah dan menghabiskan

persediaan air tanah lebih cepat dari pemulihannya kembali. Laporan Kompas

menjelaskan bahwa populasi manusia di dunia mengalami peningkatan

sebesar 1,2% setiap tahunnya sehingga kenaikan konsumsi pangan harus bisa

mengimbangi pertambahan penduduk demi kelangsungan hidup dimasa

depan.51

Jumlah penduduk dunia memainkan peranan yang penting dalam

mekanisme pasar terutama terhadap fluktuasi harga pangan dunia. Eksistensi

sumber daya alam menjadi tantangan utama bagi negara-negara dunia dalam

hal pengentasan kemiskinan. Bagaimana pun tingkat konsumsi dunia sangat

mempengaruhi harga pangan, dimana kemiskinan juga mengakibatkan

terjadinya krisis pangan di banyak negara-negara berkembang.

b. Cuaca Ekstrem

Perubahan cuaca cukup ektrem yang terjadi di beberapa negara

termasuk salah satu faktor yang memberikan dampak negatif bagi produksi 50 National Geographic Indonesia, “7 Milliar Manusia, Tantangan Mengintai Bumi Yang

kian Sesak”, Edisi januari 2011,hlm 46 51 Jimmy Hitipeuw, “Tahun 2012, Jumlah Penduduk Dunia Tembus 7 Milliar”, di unduh

melalui http://nasional.kompas.com/read/2008/06/21/09053884/tahun.2012.jumlah.penduduk.dunia.tembus.7.miliar. kompas,21 juni 2008, diakses pada tanggal 02 November 2012

Page 48: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

48

pangan. Beberapa wilayah bahkan tidak hanya mengalami gagal panen, tetapi

juga turut merusak lahan produksi sehingga kecukupan pangan bisa terganggu

dalam waktu yang cukup lama. Hal ini tampak jelas di beberapa negara, baik

negara maju, berkembang maupun miskin. 52Laporan Bank Dunia

menunjukkan, November 2007, terjadi topan Sidr menewaskan ribuan orang

di Bangladesh dan menyapu lahan-lahan padi di negara itu. Setahun

kemudian, Bangladesh menjadi negara pertama yang menyusun strategi

dengan menghabiskan miliaran dollar untuk penanganan perubahan iklim,

termasuk rencana untuk meningkatkan produksi pertanian dan ketahanan

pangan dalam mengantisipasi cuaca buruk lagi.

Adapun berita dari media Epochtime menyebutkan bahwa pada tahun

2010 banyak wilayah penghasil pangan dunia diterpa berbagai bencana alam

dan musibah yang menyebabkan produksi bahan pangan merosot drastis.

Kebakaran hutan mencapai ratusan kali pada saat musim panas di Rusia

sehingga menyebabkan lebih dari 1/5 keseluruhan lahan pertanian negara

gagal panen. Curah hujan berlebihan di Kanada dan Australia telah membawa

dampak serius terhadap panen gandum, sementara suhu tinggi pada musim

panas di Argentina berperan melambungkan harga jagung internasional.

Dalam menghadapi krisis bahan pangan dan tingginya lonjakan harga pangan,

Rusia dan sejumlah negara pengekspor lainnya mengambil kebijakan

membatasi ekspor bahan pangan untuk melindungi stabilitas harga di pasaran

52 Laporan Bank Dunia “Advancing Food Security in a Changing Climate”, 15 Maret 2011, di unduh dari melalui http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/NEWS/O,,contentMDK:22858132~pagePK:64257043~piPK:437376~theSitePK:4607,00.html diakses pada tanggal 23 september 2012

Page 49: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

49

dalam negeri masing-masing. Jika bencana alam di seluruh dunia terus terjadi

pada negara-negara penghasil pangan selama tahun 2011, maka diperkirakan

keadaan ini akan mengakibatkan negara pengimpor bahan pangan mendapat

tekanan yang lebih besar lagi.53

c. Pembatasan Ekspor

Kenaikan harga pangan dunia juga dipicu oleh perlindungan

persediaan pangan dalam negeri masing-masing negara sehingga menurunkan

kuantitas jumlah ekspor bahan makanan di pasar internasional. Direktur

organisasi perdagangan dunia (WTO), Pascal Lamy, di Jenewa pada 22

Januari 2011, Swiss, mengemukakan bahwa pembatasan ekspor saat ini

menjadi penyebab utama melonjaknya harga pangan dunia.54 Kebijakan

tersebut  mengkhawatirkan karena tidak hanya akan mengganggu harga

pangan di pasaran, tetapi juga ancaman bagi negara-negara yang amat

bergantung kepada pasokan impor untuk memenuhi kecukupan pangan

mereka. Lamy mengungkapkan pembatasan ekspor telah memainkan peran

utama dalam krisis pangan.

d. Trend energi alternatif  biofuel    

Salah satu faktor penyebab krisis pangan dunia adalah kebijakan

energi alternatif biofuel yang banyak dikembangkan di negara-negara industri

maju. Jagung dan kelapa sawit misalnya, kedua pangan itu sebelumnya  untuk 53 “PBB Peringatan Krisis Pangan”, artikel 12 Januari 2011,di unduh melalui

http://www.epochtimes.co.id/internasional.php?id=986 diakses pada tanggal 12 oktober 2012

54 “Pembatasan Ekspor Pacu Kenaikan Harga”, Koran Jakarta, 24 Januari 2011, diunduh melalui http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=73656 diakses pada tanggal 20 November 2012

Page 50: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

50

konsumsi masyarakat dunia, tetapi saat ini banyak dijual untuk biofuel yang

permintaannya cukup tinggi. Menurut peryataan Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral, Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi Indonesia.

Memilki keterkaitan biofuel dengan kenaikan harga pangan memang sangat

erat.55 Hal ini terjadi karena beberapa komoditi pangan kini dipergunakan

sebagai bahan baku biofuel. Jika harga beli jagung dan kedelai untuk

kebutuhan  biofuel lebih tinggi dibanding harga beli untuk kebutuhan

konsumsi, maka pelaku pasar memiliki kecenderungan untuk menjual hasil

panen jagung dan kedelai mereka ke produsen biofuel. Seperti yang terjadi di

China, pengalihan produksi jagung untuk biofuel menyebabkan kelangkaan

pakan ternak di negara itu.

e. Kekuatan Korporasi Besar

Korporasi besar juga memiliki andil dalam menentukan harga produk

pangan di pasar internasional. Hal itu bisa diprediksi pada fenomena akuisisi

lahan (land grabbing) yang menjadi trend negara-negara kapitalis. Menurut

International Food Policy Research Institute (2009), lembaga penelitian yang

fokus pada isu pangan dan agrikultur, akuisisi lahan pertanian di negara-

negara berkembang sejak 2006 mencapai 15 hingga 20 juta hektar atau

setengah luas Eropa. Aktor akuisisi ini adalah negara yang dikendalikan

swasta. Tujuannya bukan produksi pangan bagi rakyat setempat, tapi untuk

kepentingan bisnis dan negara investor.56 55 Lihat Zainal Abidin, “Ancaman Kemiskinan Global Baru Akibat Krisis Pangan”, laporan

Berita Antara, 20 April 2008, http://www.antaranews.com/view/?i=1208673076&c=EKB&s=html diakses pada tanggal 21 November 2012

56 Lihat Laporan Internasional Food Policy Research Institute,”2009 Global Hunger Index”, diunduh melalui http://www.ifpri.org/publication/2009-global-hunger-index diakses pada tanggal 20 November 2012

Page 51: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

51

Upaya alternatif menghadapi ancaman krisis pangan    

a. Negara perlu memaksimalkan kemampuan nasional dalam konsep

ketahanan pangan. Sektor pangan seperti pertanian, perkebunan dan

peternakan perlu difokuskan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam

negeri. Pemerinah dituntut untuk berperan dalam menjamin ketersediaan

kebutuhan pokok masyarakat pada semua lapisan sosial. Pemerintah perlu

menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utama pembangunan ekonomi.

Dengan memaksimalkan kemampuan domestik dalam arti sumber daya

alam (lahan) dan para ahli (teknologi), diharapkan ketahanan pangan dapat

terwujud.

b. Dibutuhkan peran pemerintah yang proporsional dalam menjaga stabilitas

harga produk pangan sehingga masyarakat pada semua lapisan sosial

mendapatkan hak dan kesempatan yang sama dalam akses pemenuhan

kebutuhan pangan. Peran pemerintah dibutuhkan dalam melaksanakan

kebijakan yang lebih berpihak pada petani dan kaum ekonomi lemah

dengan transparansi subsidi impor dan prioritas kebijakan impor dalam

kondisi darurat sehingga harga produk pangan relatif stabil dan semua

masyarakat mendapat akses yang sama dalam pemenuhan kebutuhan

pangan.

c. Pemerintah harus dapat melaksanakan kebijakan untuk menjaga

kestabilitan harga pangan. Disaat panen raya, misalnya, pemerintah harus

membeli produk pangan dengan harga yang rasional  demi kesejahteraan

Page 52: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

52

petani, sedangkan disaat gagal panen, pemerintah menjadi tiang

penyangga dalam menjamin pemenuhan kebutuhan pangan.

d. Sektor pertanian perlu didorong untuk selalu melakukan inovasi-inovasi

mutakhir dengan memberikan insentif pertanian supaya petani termotivasi

dan berkembang. Aspek ini yang secara tidak langsung sangat

mempengaruhi kinerja dan semangat hidup petani adalah akses pendidikan

dan kesehatan bagi keluarganya sehingga dukungan terhadap aspek-aspek

ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani sebagai aktor utama dalam

perkembangan sektor pertanian.57

Krisis pangan global sempat memanas ketika akhir tahun 2007,

stok pangan dunia terus menipis. Tahun 2008, terjadi kenaikan harga

pangan yang sangat tinggi hingga negara-negara yang bergantung pada

impor kesulitan untuk mendapatkan pangan. Secara rata-rata, kenaikan

harga komoditas pangan mencapai 20 persen. Pada saat bersamaan,

sejumlah negara produsen menutup pintu ekspor. Akibatnya, kerusuhan

terjadi di sejumlah negara. Karen M Jetter dari Pusat Isu-isu Pertanian,

Universitas California, dalam salah satu makalahnya mengatakan, krisis

pangan yang terjadi belakangan ini disebabkan oleh sejumlah hal, seperti

kegagalan panen di sejumlah negara produsen pangan, produksi bioenergi

yang meningkat (yang berarti mengalihkan pasokan bahan pangan untuk

57 Agil asshofie “Krisis Pangan Dunia” di minggu april 15, 2012 di unduh dari http://agil-asshofie.blogspot.com/2012/04/krisis-pangan-dunia.html diakses pada tanggal 21 januari 2013

Page 53: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

53

bahan baku energi), peningkatan harga bahan bakar, dan perubahan

pertumbuhan ekonomi domestik dan global.58

B. Kebutuhan Pangan Indonesia

Sebuah bangsa dapat dikatakan sejahtera apabila seluruh rakyatnya

dapat merasa berkecukupan. Baik pangan, sandang, maupun papan, pangan

sebagai kebutuhan primer, mau tidak mau harus menjadi kebutuhan utama

yang harus dipenuhi, karena pangan menyangkut kelangsungan hidup. Sebagai

salah satu negara berkembang yang memiliki peringkat jumlah penduduk

terbesar di dunia, pangan menjadi permasalahan yang sering dialami. Pangan

merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, karena itu pemenuhan atas

pangan menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber

daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan pembangunan nasional.

Karena itu, pembangunan pangan dan gizi perlu diposisikan sebagai central of

development bagi keseluruhan pencapaian target Millenium Development

Goal’s (MDGs) yang menjadi komitmen bersama.

Menteri Perdagangan Gita Wiryawan menyatakan pola konsumsi

masyarakat Indonesia terhadap beras saat ini sangat tinggi, bahkan tertinggi di

dunia. Orang Indonesia mengkonsumsi beras hingga 130-140 kilogram per

tahun/orang. ”Jumlah ini sangat jauh jika dibandingkan dengan orang Asia

lainnya yang hanya mengkonsumsi beras sebanyak 65-70 kilogram per

tahun/orang,” Tingginya pola konsumsi beras masyarakat Indonesia, yang

menyebabkan harga beras mahal dan mempengaruhi stabilitas harga beras.

58 Andreas Maryoto “ Akar Krisis Pangan Dunia “dalam Kompas.com di unduh January 5, 2012 dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/16/03335110/Akar-Krisis-Pangan-Dunia diakses pada tanggal 24 januari 2013

Page 54: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

54

Padahal seandainya masyarakat Indonesia bisa mengurangi konsumsi beras

dan mengganti sumber karbohidrat dari jenis makanan lainnya seperti

singkong, hal ini akan membantu ketergantungan akan beras dan

mempengaruhi stabilitas harga beras. Pola konsumsi ini harus diubah secara

perlahan. Untuk tingkat konsumsi beras, akan dilakukan program jangka

pendek dan jangka panjang, Seperti diversifikasi lahan, teknologi, dan

mengubah pola konsumsi makan.59

Di Indonesia, beras merupakan pangan utama, konsumsi beras

masyarakat Indonesia adalah tertinggi di dunia dengan rata-rata sekitar 139

kg/kapita/tahun, walaupun ada beberapa provinsi yang konsumsi berasnya di

bawah 100 kg/kapita/thaun, seperti Maluku dan bali. Biaya yang diperlukan

untuk pengadaan beras adalah 23% dari total anggaran belanja untuk pangan.

Pola konsumsi masyarakat yang demikian harus berubah. Perubahan pola

konsumsi dengan mengurangi konsumsi beras diikuti dengan menigkatnya

konsumsi bahan pangan lainnya seperti sayuran, ikan, buah-buahan dll tidak

hanya memperkuat ketahanan pangan nasional, tetapi juga meningkatkan

kualitas SDM, karena pola pangan harapan (PPH) yang meningkat dan status

gizinya masyarakat akan lebih baik.60

Hal tersebut relatif merata diseluruh Indonesia, maksudnya secara

nutrisi, ekonomi, sosial, dan budaya, beras tetap merupakan pangan terpenting 59 Laporan Tempo.co.bisnis “Konsumsi Beras di Indonesia Tertinggi di Dunia” diunduh

melalui http://www.tempo.co/read/news/2011/12/13/090371426/Konsumsi-Beras-di-Indonesia-Tertinggi-di-Dunia diakses pada tanggal 21 Oktober 2012

60 Radi A.Gany. “Gagasan, Pikiran, dan Harapan Terhadap Pembangunan Pertanian Indonesia”. 2012. Kampus Unhas Tamalanrea Makassar. Identitas Universitas Hasanuddin. hlm. 68

Page 55: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

55

bagi sebagian besar masyarakat. Kondisi ini sebenarnya merupakan hasil

perekayasaan kultural yang memberi konsekuensi luas. Diantaranya adalah

bahwa kebijakan pangan Indonesia harus menempatkan kebijakan perberasan

sebagai salah satu pilar utamanya. Beras dapat dikatakan sebagai komoditas

pangan yang paling banyak mendapat perhatian, baik di tingkat akademik,

maupun di tingkat politis, mulai dari sistem produksi, distribusi (tataniaga),

perdagangan ekspor dan impor, disparitas harga, pola konsumsi masyarakat,

dinamika pembangunan daerah dan sebagainya. Pemerintah bahkan perlu

secara berkala mengeluarkan intervensi kebijakan perberasan, walaupun lebih

banyak terfokus pada kebijakan harga, tepatnya penentuan harga pembelian

pemerintah (HPP).

Pasar gabah dan pasar beras menjadi agak liar setelah Presiden

Soeharto berhenti menjadi Kepala Negara, transmisi harga dari gabah petani

ke beras konsumen lebih cepat terjadi, maksudnya perubahan harga gabah

petani cepat sekali mempengaruhi harga beras konsumen. Hal yang sebaliknya

tidak terjadi. Perubahan harga beras konsumen tidak direspon secara cepat

oleh harga gabah petani. Walaupun harga beras melonjak sangat tinggi, tapi

petani tidak banyak menerima manfaat dari kenaikan harga beras tersebut.

Komoditas beras mengalami permasalahan struktural tentang ketidakjelasan

fungsi stok penyangga.

Cadangan pangan di Indonesia meliputi cadangan tetap yang harus

tersedia, terutama untuk mengatasi kondisi darurat, dan cadangan penyanggah

(buffer stock). Stok penyangga berbeda menurut daerah, lokasi geografis,

Page 56: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

56

kerentanan terhadap fenomena alam dan modal atau karakter transportasi pada

lokalitas tertentu, misalnya pada daerah-daerah dengan kondisi fisik-geografis

sulit dicapai dan sosial-politik tidak stabil, cadangan penyanggah ini perlu

lebih besar, sehingga diharapkan mampu benar-benar menyanggah

kemungkinan gejolak harga dan kuantitas pangan, yang bersifat pokok ini.

Studi tentang cadangan pangan ini menemukan bahwa kebijakan

operasi pembelian gabah petani hanya efektif dalam masa Orde Baru, tapi

tidak efektif pada pasar bebas dan pasar terbuka . Maksudnya Bulog berperan

cukup baik sebagai lembaga stabilisasi harga gabah tingkat petani hanya pada

masa Orde Baru dan tidak banyak berperan pada masa pasar bebas, serta pasar

terbuka seperti sekarang ini. Pengaruh musim terhadap jumlah beras tidak

terlalu signifikan, kecuali pada bulan Februari dan Maret pada rezim Orde

Baru, dan tidak pada rezim Pasar Bebas dan Terbuka Terkendali. Pada rezim

Pasar Terbuka Terkendali, faktor operasi pasar murni signifikan pada bulan

Januari, karena pada bulan-bulan lain tidak terlihat pengaruh yang nyata. Saat

ini jumlah beras untuk operasi pasar murni mulai dikurangi dan sejak 2004

telah dimodifikasi menjadi Program Raskin, yang semakin diminati oleh

masyarakat. Untuk lebih mudah memahami kebutuhan pangan Indonesia

khususnya beras, maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Perbandingan Jumlah Penduduk, Tingkat Kebutuhan Serta Tingkat Produksi Pangan

Tahun Jumlah Penduduk Tingkat Konsumsi Tingkat Produksi

2008 230,913 juta jiwa 48,450 ribu ton 40,340 ribu ton

Page 57: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

57

2009 234,355 juta jiwa 47,290 ribu ton 42,302 ribu ton

2010 236,331 juta jiwa 48,280 ribu ton 44,111 ribu ton

2011 237,556 juta jiwa 48,330 ribu ton 45,670 ribu ton

2012 239,174 juta jiwa 48,811 ribu ton 46,396 ribu ton

Sumber: Diolah Sendiri Berdasarkan Berbagai Literatur Terutama Dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2011

Dari tabel 3.1 di atas dapat dipaparkan bahwa jumlah penduduk lima

tahun terakhir yakni tahun 2008 hingga 2012 terus mengalami peningkatan. Dan

mengacu pada hal tersebut yang berarti bahwa tingkat kebutuhan juga dipastikan

meningkat., sehingga terlihat pula bahwa tingkat produksi beras Indonesia juga

mengalami peningkatan. Dan mengacu pada hal tersebut yang berarti bahwa

tingkat kebutuhan juga dipastikan meningkat pada tahun 2008 hingga 2010.

Sehingga dibarengi dengan data kedua perbandingan tersebut terlihat pula

bahwa tingkat produksi beras Indonesia juga mengalami peningkatan pada

tahun 2008 hingga 2010. Walaupun Indonesia tercatat bahwa tingkat produksi

berasnya selalu meningkat namun tetap saja Indonesia tidak dapat memenuhi

kebutuhan masyarakatnya sebagaimana mestinya, karena di sisi lain ada

kebijakan yang mengharuskan Indonesia untuk melakukan ekspor. Sehingga

sampai saat ini Indonesia dalam upaya pemenuhan kebutuhan nasional melalui

pencapaian swasembada pangan khususnya beras belum memperlihatkan hasil

yang optimal. Situasi tersebut tercermin dalam tingkat ketersediaan pangan

terkhusus pada beras domestik masih bergantung pada tataran impor.

Tabel di atas juga memaparkan bahwa Keseimbangan permintaan dan

penawaran komoditas pangan menjadi indikator penting dalam perencanaan

Page 58: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

58

kebutuhan pangan masyarakat. Laju peningkatan kebutuhan pangan, untuk

komoditas beras, lebih cepat dari laju peningkatan produksi. Kapasitas

produksi pangan terbatas karena  produktivitas tanaman di tingkat petani pada

komoditas pangan khususnya beras sangat menurun. Stagnasi produktivitas

disebabkan oleh lambatnya penemuan dan pemasyarakatan teknologi inovasi,

serta rendahnya insentif finansial untuk menerapkan teknologi secara optimal.

Melemahnya sistem penyuluhan pertanian juga merupakan penyebab

lambatnya adopsi teknologi oleh petani. Peningkatan kapasitas kelembagaan

petani, serta peningkatan kualitas penyuluhan merupakan tantangan

pembangunan ketahanan pangan ke depan.

Adapun daerah-daerah di Indonesia penghasil padi yakni sebagai berikut:61

Tabel 3.2 Daerah Penghasil Padi Indonesia Di Lima Provinsi yakni Sulawesi, Kalimantan, Jawa, dan Sumatra Lima Tahun Terakhir

No. Daerah penghasil padi di Indonesia

2008 2009 2010 2011 2012

1. Sumatera Utara 2.111.382 2.213.404 3.577.134 3.690.864 3.808.886

61 Laporan Badan Statistik. “boks 2 penguatan ketahanan pangan daerah di sulawesi tengah” diunduh melalui http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/9A9375DB-7B76-41E7-A97C-1ECA12531564/26831/Boks2PenguatanKetahananPanganProvSulteng.pdf diakses pada tanggal 23 November 2012

Page 59: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

59

2. Sumatera Barat 1.242.281 1.321.173 2.126.715 2.194.331 2.264.499

3. Sumatera Selatan 1.877.853 1.960.773 3.106.295 3.205.055 3.307.543

4. Jawa Barat 10.111.069 11.322.681 11.309.48

7

11.669.057 12.042.195

5. Jawa Tengah 5.774.208 6.023.300 9.733.950 10.043.428 10.364.584

6. Jawa Timur 6.620.057 7.063.950 11.415.00

0

11.777.924 12.154.544

7. Kalimantan Barat 835.152 816.121 1.444.530 1.490.457 1.538.117

8. Kalimantan Tengah 522.732 578.761 665.827 686.996 708.964

9. Kalimantan Selatan 1.235.107 1.227.817 2.113.048 2.180.229 2.249.946

10. Kalimantan Timur 586.031 555.560 620.000 639.712 660.168

11. Sulawesi Utara 520.193 549.087 582.826 601.356 620.586

12. Sulawesi tengah 622.784 598.161 1.084.000 1.118.464 1.154.229

13. Sulawesi Selatan 2.580.681 2.712.989 5.104.800 5.267.100 5.435.525

14. Sulawesi Tenggara 405.256 407.367 452.060 466.433 481.348

15. Sulawesi Barat 343.221 310.706 375.563 387.504 399.895

Sumber: Diolah Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik Tahun 2008 Hingga 2012

Tabel 3.3 Daerah Penghasil Padi Provinsi Lainnya Di IndonesiaNo. Daerah penghasil padi

di Indonesia2008 2009 2010 2011 2012

16. Nanggroe Aceh

Darussalam

886.245 976.773 1.617.900 1.669.339 1.722.719

17. Riau 494.260 531.429 605.375 624.622 644.595

18. Jambi 581.704 644.947 673.800 695.223. 717.454

Page 60: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

60

19. Bengkulu 484.900 510.160 512.247 528.533 545.434

20. Lampung 1.479.559 1.677.570 2.697.400 2.783.160 2.872.157

21. D.K.I Jakarta 8.352 11.013 8.980 9.266 9.562

22. D.I. Yogyakarta 504.483 525.717 825.579 851.827 879.066

23. Bali 531.174 551.337 840.000 866.707 894.421

24. Nusa Tenggara Barat 1.106.428 1.173.724 1.954.827 2.016.978 2.081.474

25. Nusa Tenggara Timur 577.895 607.359 621.394 641.150 661.652

26. Maluku 75.826 89.875 82.380 84.999 87.717

27. Papua 85.699 98.511 101.195 104.412 107.751

28. Bangka Belitung 15.079 19.864 29.200 30.128 31.092

29. Banten 1.149.081 1.160.067 2.025.000 2.089.382 2.156.194

30. Gorontalo 237.873 256.934 270.000 278.584 287.493

31 Maluku Utara 51.599 46.253 54.723 56.463 58.268

32 Riau Kepulauan 404 430 465 480 495

33 Papua Barat 39.537 36.985 48.300 49.836 51.429

Sumber: Diolah Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik Tahun 2008 Hingga 2012

Berdasarkan data dari tabel 3.2 dan tabel 3.3 di atas pencapaian

produksi padi dari setiap daerah rata-rata meningkat walaupun tidak secara

signifikan. Hal tersebut terbukti dengan adanya pencapaian produksi yang

tinggi. Namun, hal tersebut belum sepenuhnya menjamin negara Indonesia

dapat mengatasi permasalahan ketersediaan pangan khususnya beras bagi

warga negara sebagaimana mestinya. Berdasarkan data dari Badan Statistik

Page 61: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

61

Indonesia, bahwa ternyata masih terdapat beberapa daerah kab/kota yang

masih berstatus rawan pangan bahkan sangat rawan terhadap pangan.

Melihat dari data produksi beras di atas yang sudah cukup stabil,

diharuskan pemerintah untuk lebih memperhatikan lagi, dengan membantu

membuka lahan baru untuk memperluas lahan pertanian agar produktivitasnya

makin meningkat dan dapat membuat Indonesia berhenti melakukan impor

beras lagi dari luar negeri. Serta diharapkan para generasi muda mau ikut

menjadi penerus penggerak pertanian di Indonesia, karena yang terlihat kini

jarang sekali ada anak muda yang mau menjadi seorang petani. Jika ini terus

menerus terjadi, akan dapat di pastikan produksi pertanian di Indonesia akan

memburuk, karena percuma saja jika lahan pertanian sudah meluas, namun

jumlah SDM (petani) nya tidak seimbang.

Negara penghasil gabah terbesar di dunia adalah sebagai berikut :62

Tabel 3.4 Negara Penghasil Padi Terbesar Di Dunia

Negara penghasil padi Persentasi (%) padiRRC (Republik Rakyat Cina) 131.9 juta tonIndia 95 juta tonIndonesia 38.2 juta tonBangladesh 30.7 juta tonVietnam 25.2 juta tonThailand 21.2 juta tonMyanmar 19.5 juta ton

62 Hendri Saparini. Dan Muhamad Ishak. Stabilisasi Pangan Global Dan Domestik serta Implikasinya Terhadap Perekonomian.Jurnal Diplomasi.Volume 3.No.3.September 2011.hlm.120

Page 62: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

62

Filipina 10.7 juta tonBrazil 8 juta tonJepang 7.9 juta ton Amerika Serikat 6.7 juta ton

Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO) Tahun 2011

Dari tabel 3.4 di atas dapat dipaparkan bahwa secara global, produksi

pangan dunia memang terus mengalami surplus dan peningkatan produksi,

namun bukan berarti dunia sudah terlepas dari bencana kelaparan dan

malnutrisi. Dimana, persoalan kelaparan dan malnutrisi yang melanda dunia

saat ini bukanlah masalah kelangkaan produksi melainkan disebabkan karena

sistem distribusi, yang merupakan salah satu titik lemah dari sistem

kapitalisme, tidak berjalan dengan baik. Jika diukur dari indeks produksi

pangan perkapita, maka terlihat bahwa setiap tahun terjadi peningkatan.

Artinya peningkatan produksi pangan masih lebih tinggi dibandingkan laju

pertambahan jumlah penduduk dunia.

Impor beras dilakukan di setiap negara untuk memenuhi kelebihan

konsumsi terhadap produksi dalam negeri. Secara umum, suatu negara yang

diwakili oleh pemerintahannya menjadi pemegang peranan tunggal di pasar

internasional. Jumlah impor beras di Indonesia dapat dilihat pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Data Impor Beras Indonesia Tahun 2008 Hingga 2012

Tahun Impor

2008 88.350

2009 94.130

2010 100.050

Page 63: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

63

2011 190.210

2012 869.006

Sumber: Bulog, 2011

Indonesia adalah salah satu negara importir beras terbesar di dunia.

Pada tabel 3.5 dapat dilihat bahwa jumlah impor beras nasional yang

dilakukan Indonesia cenderung berfluktuasi dan hampir tidak pernah

mengekspor beras. Hal ini dipengaruhi oleh stok beras yang ada di Indonesia.

Jumlah impor terbesar yang dilakukan oleh Indonesia yaitu pada tahun 2012

sebesar 869.006 ton beras. Jumlah impor terkecil dari data tahun 2008 sampai

20112 adalah pada tahun 2008 sebesar 88.350 ton.

C. Kebijakan Ketahanan Pangan Indonesia

Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat

mempertahankan hidup dan karenanya kecukupan pangan bagi setiap orang

setiap waktu merupakan hak azasi yang layak dipenuhi. Berdasarkan

kenyataan tersebut masalah pemenuhan kebutuhan pangan bagi seluruh

penduduk setiap saat di suatu wilayah menjadi sasaran utama kebijakan

pangan bagi pemerintahan suatu negara. Indonesia sebagai negara dengan

jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan yang sangat kompleks

dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Oleh karena itu, kebijakan

ketahanan pangan menjadi isu sentral dalam pembangunan serta merupakan

fokus utama dalam pembangunan pertanian.

Peningkatan kebutuhan pangan seiring dengan peningkatan jumlah

penduduk dan peningkatan kesempatan kerja bagi penduduk guna

memperoleh pendapatan yang layak agar akses terhadap pangan merupakan

Page 64: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

64

dua komponen utama dalam perwujudan ketahanan pangan. Kebijakan

pemantapan ketahanan pangan dalam hal ini termasuk di dalamnya adalah

terwujudnya stabilitas pangan nasional. Permasalahan utama dalam

mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia saat ini terkait dengan adanya

fakta bahwa pertumbuhan permintaan pangan yang lebih cepat dari

pertumbuhan penyediaannya. Permintaan yang meningkat cepat tersebut

merupakan resultante dari peningkatan jumlah penduduk, pertumbuhan

ekonomi, peningkatan daya beli masyarakat dan perubahan selera.

Sementara itu, kapasitas produksi pangan nasional pertumbuhannya

lambat bahkan stagnan disebabkan oleh adanya kompetisi dalam pemanfaatan

sumberdaya lahan dan air serta stagnannya pertumbuhan produktivitas lahan

dan tenaga kerja pertanian. Ketidakseimbangan pertumbuhan permintaan dan

pertumbuhan kapasitas produksi nasional tersebut mengakibatkan adanya

kecenderungan meningkatnya penyediaan pangan nasional yang berasal dari

impor. Ketergantungan terhadap pangan impor ini terkait dengan upaya

mewujudkan stabilitas penyediaan pangan nasional. Kebijakan ketahanan

pangan nasional dikaitkan dengan isu otonomi (daerah) dan globalisasi.

Substansi kebijakan umum ketahanan pangan yang terdiri dari 13

elemen penting yang diharapkan menjadi panduan bagi pemerintah, swasta

dan elemen masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan ketahanan pangan

di tingkat rumah tangga, tingkat wilayah dan tingka nasional. Pemerintah

berperan menjabarkan secara rinci kebijakan-kebijakan lain yang mampu

memberikan insentif dari hulu sampai hilir atau perlindungan kepada petani

Page 65: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

65

dan konsumen sekaligus. Langkah nyata yang berhubungan dengan hal-hal

berikut menjadi sangat mutlak: penyediaan, distribusi, aksesibilitas, stabilitas

harga pangan, diversifikasi usaha dan penganekaragaman pangan, antisipasi

perubahan iklim, keamanan pangan, pencegahan kerawanan pangan,

kerjasama internasional, cadangan pangan, pemberdayaan SDM, penataan

aspek pertanahan dan tata ruang daerah dan wilayah, dan partisipasi

masyarakat.63

1. Menjamin Ketersediaan Pangan.

Ketersediaan pangan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan

dan gizi rumah tangga dengan bertumpu pada kemampuan produksi dalam

negeri melalui pengembangan sistem produksi, efisiensi sistem usaha pangan,

teknologi produksi pangan, sarana dan prasarana produksi pangan dan

mempertahankan dan mengembangkan lahan produktif dan memanfaatkan

potensi sumberdaya lokal. Rencana aksi yang dilakukan adalah:

a) Peningkatan produktivitas komoditas pangan agar tercapai lonjakan

produksi pangan yang dapat dihasilkan di dalam negeri, sekaligus untuk

menjaga tingkat efisiensi pada sistem produksi;

b) Pemanfaatan sumberdaya lahan, terutama yang “tertidur” dan tidak

produktif, sebagai sumber penghasil pangan strategis dan bersifat pokok,

melalui pemberian insentif khusus bagi mereka yang akan memanfaatkan

sumberdaya lahan terbengkalai tersebut;

63 Laporan Dewan Ketahanan Pangan. “Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2010-2014” Draf ke-3 Oktober 2009. Diunduh melalui http://bkp.bangka.go.id/donlot/kebijakanumumketahananpangan2009-2014.pdf diakses pada tanggal 19 September 2012

Page 66: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

66

c) Perluasan areal tanaman pangan, terutama ke Luar Jawa, untuk

mendukung penyediaan lahan berkelanjutan seluas 15 juta hektar untuk

produksi pangan strategis;

d) Pengembangan konservasi dan rehabilitasi lahan, meliputi usaha-usaha

berbasis pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan kehutanan, dan

peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pencegahan

kerusakan, serta rehabilitasi lahan-lahan usaha pertanian dan kehutanan

secara luas;

e) Peningkatan efisiensi penanganan pasca panen dan pengolahan melalui

perakitan dan pengembangan teknologi pasca panen dan pengolahan tepat

guna spesifik lokasi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk,

peningkatan kesadaran dan kemampuan petani/nelayan untuk

memanfaatkan teknologi pasca panen dan pengolahan yang tepat untuk

meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, mendorong pemanfaatan

teknologi dan peralatan tersebut melalui penyediaan insentif bagi pelaku

usaha, khususnya skala kecil;

f) Pelestarian sumberdaya air dan pengelolaan daerah aliran sungai. melalui

penegakan peraturan untuk menjamin kegiatan pemanfaatan sumber daya

alam secara ramah lingkungan, rehabilitasi daerah aliran sungai dan lahan

kritis, konservasi air dalam rangka pemanfaatan curah hujan dan aliran

permukaan, pengembangan infrastruktur pengairan untuk meningkatkan

efisiensi pemanfaatan air, serta penyebarluasan penerapan teknologi ramah

Page 67: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

67

lingkungan pada usaha-usaha yang rnemanfaatkan sumberdaya air dan

daerah aliran sungai;

g) Perbaikan jaringan irigasi dan drainase, dengan fokus pada rehabilitasi 700

ribu hektar saluran irigasi terutama di daerah lumbung pangan sekaligus

melalui pemanfaatan dana stimulus fiskal serta upaya lain untuk

mengantisipasi dampak krisis ekonomi global.64

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa ketersediaan pangan berkaitan

dengan kemampuan dari sistem pertanian untuk meningkatkan produksi bahan

pangan. Dimana, potensi yang tersedia untuk meningkatkan ketersediaan

bahan pangan masih cukup besar, melalui usaha intensifikasi, ekstensifikasi,

dan diversifikasi. Sehingga Indonesia yang kita tahu masih memiliki banyak

potensi pengembangan yang belum termanfaatkan secara optimal. Diharapkan

memanfatkan potensi yang ada seperti sumber-sumber air, lahan dan

berabagai jenis komoditas lokal yang potensial sebagai bahan alternatif.

Selain itu, Indonesia diharapkan dapat mengatur impor dan ekspor pangan,

dimana harus menyadari bahwa impor itu hanyalah sebatas “jalan pintas” yang

tidak dapat menyelesaikan masalah, sehingga sebaiknya impor hanya

dilakukan dalam kondisi yang “emergency” sebagai pilihan terakhir.

Sebaliknya ekspor pangan harus tertangani dengan baik untuk menjaga

ketersediaan pangan nasional.

2. Menata Pertanahan dan Tata Ruang dan Wilayah.

64 Radi A.Gany. Gagasan, Pikiran, dan Harapan Alumni Fakultas Pertanian, UNHAS Terhadap Pembangunan Pertanian Indonesia. “ Pertanian, Pangan, dan Energi”. Makassar. Identitas Universitas Hasanuddin. hlm. 274

Page 68: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

68

Pemerintah mengembangkan lahan pertanian produktif, mencegah alih

fungsi lahan pertanian subur beririgasi teknis, dan memperbaiki tata ruang,

administrasi dan sertifikasi pertanahan agar tidak menimbulkan ketidakadilan

baru. Pemerintah memfasilitasi pelestarian sumberdaya air, membangun dan

memelihara jaringan irigasi, dan bersama masyarakat mengelola pemanfaatan

sumberdaya air secara adil dan berkelanjutan. Aktivitas perbaikan pertanahan

dan tata ruang wilayah dapat diwujudkan melalui rencana aksi sebagai berikut:

1) Pengembangan reforma agraria yang lebih berkeadilan tanpa harus

mengganggu kepentingan petani, untuk mewujudkan kebijakan

pengelolaan lahan pertanian yang lebih beradab;

2) Perbaikan administrasi pertanahan dan sertifikasi lahan yang murah,

dengan sasaran jelas yakni terciptanya administrasi pertanahan yang

memadai dan tidak memberatkan rakyat;

3) Pemberian sanksi yang sangat berat bagi pelaku konversi lahan subur

beririgasi teknis menjadi kegunaan lain di luar pertanian agar dapat

menahan laju konversi lahan subur beririgasi yang dapat menimbulkan

fenomena ketidakadilan baru;

4) Penyusunan tata ruang daerah dan wilayah, sebagai amanat dari Undang-

Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang. Kegiatan ini meliputi

perbaikan Rencana Tata Ruang Daerah dan Wilayah (RTRW) tingkat

provinsi secara terkoordinasi antar daerah/wilayah dengan

mempertimbangkan unsur-unsur sosial, ekonomi, budaya dan kelestarian

Page 69: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

69

sumberdaya alam, disertai penerapannya secara tegas dan konsisten,

dengan penerapan sanksi terhadap pelanggaran;

5) Penerapan sistem perpajakan progresif bagi pelaku konversi lahan

pertanian subur melalui penyusunan peraturan dan penerapannya secara

tegas bidang perpajakan atas lahan atau usaha yang dapat

menghambat/memberatkan setiap upaya mengkonversi lahan pertanian

subur, dan atau membiarkan lahan pertanian terlantar.65

Dari langkah-langkah di atas dapat dijelaskan bahwa agar kebijakan

ketahanan pangan dapat terlaksana dengan baik khususnya dalam menata

pertanahan dan tata ruang wilayah maka Pemerintah Indonesia bersama

dengan masyarakat harus bersikap adil dan taat terhadap aturan termasuk

dalam kepemilikan lahan. Kondisi kepemilikan lahan tersebut antara lain

disebabkan oleh meningkatnya konversi lahan pertanian untuk keperluan

pemukiman dan fasilitas umum serta terjadinya fragmentasi lahan karena

proses pewarisan, khususnya untuk lahan berekosistem sawah dan lahan

kering tanaman pangan. Di sisi lain, menurunnya rata-rata luas pemilikan

lahan diikuti pula dengan meningkatnya ketimpangan distribusi pemilikan

lahan. Status penguasaan lahan oleh sebagian besar petani belum memiliki

legalitas yang kuat dalam bentuk sertifikat, sehingga lahan belum bisa

dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh modal usaha tani melalui

perbankan.

3. Melakukan Antisipasi, Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim

65 Suswono. Laporan Kementerian Pertanian. “Rencana Strategi Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014”. 2010. Jakarta.hlm.31

Page 70: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

70

Pemanasan global telah menimbulkan periode musim hujan dan musim

kemarau yang makin kacau, sehingga pola tanam dan estimasi produksi

pertanian, persediaan stok pangan menjadi sulit diprediksi secara baik.

Langkah rehabilitasi kerusakan karena dampak kekeringan dan perubahan

iklim (reaktif) akan jauh lebih mahal dibandingkan dengan langkah adaptasi

dan mitigasi bencana pemanasan global itu (antisipatif). Untuk itu diperlukan

suatu upaya serius untuk mengarahkan birokrasi dan aparat pemerintah di

tingkat pusat dan daerah untuk menyampaikan secara rinci serangkaian

langkah berikut:

1) Penyusunan sistem peringatan dini, mulai dari tingkat teknis pola tanam

pangan, langkah hemat air dan pemanenan air setiap ada hujan, sampai

pada pelestarian sumber-sumber air di hulu sungai dan hutan konservasi;

2) Program penyiapan dan pemberian bantuan darurat bahan pangan dan air

minum/air bersih jika kekeringan melanda;

3) Perbaikan manajemen sistem irigasi, pengelolaan air dan rehabilitasi

sumber-sumber air secara berkelanjutan menjadi sangat penting, minimal

untuk mengurangi dampak kekeringan yang lebih hebat;

4) Pengurangan secara sistematis terhadap luas, intensitas, dan durasi musim

kemarau karena perubahan iklim di Indonesia, misalnya dengan “injeksi”

air dengan dam parit, sumur resapan dan channel reservoir yang dapat

dikelola sendiri oleh masyarakat;

Page 71: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

71

5) Realisasi adaptasi perubahan iklim di sektor pertanian, misalnya dengan

memasyarakatkan hasil-hasil studi jenis tanaman dan pola tanam yang

hemat air;

6) Rehabilitasi dan pembangunan infrastruktur irigasi serta melanjutkan

program sejenis yang belum selesai pada periode sebelumnya;

7) Pencegahan penurunan produksi pangan, merumuskan skema

perlindungan petani produsen dan konsumen secara sistematis.66

Pemaparan kebijakan di atas sangat mengharapkan agar Pemerintah

Indonesia dan masyarakat petani memperhatikan dan mengantisipasi

terjadinya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global. Karena ancaman

dan krisis pangan dunia beberapa tahun terakhir sangat erat kaitannya dengan

perubahan iklim global. Dampak perubahan iklim global adalah terjadinya

gangguan terhadap siklus hidrologi dalam bentuk perubahan pola dan

intensitas curah hujan, peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam

yang dapat menyebabkan terjadinya banjir dan kekeringan.

4. Menjamin Cadangan Pangan Pemerintah dan Masyarakat.

Cadangan pangan dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan pangan,

kelebihan pangan, gejolak harga dan keadaan darurat. Cadangan pangan

diutamakan berasal dari produksi dalam negeri dan pemasukan atau impor

pangan dilakukan apabila produksi pangan dalam negeri tidak mencukupi.

Cadangan pangan pemerintah dapat direalisasikan melalui rencana aksi

berikut:

66 Suswono. Laporan Kementerian Pertanian. “Rencana Strategi Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014”. 2010. Jakarta.hlm.28

Page 72: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

72

a. Pengembangan cadangan di setiap lapis pemerintah: dari tingkat pusat,

provinsi, kabupaten/kota sampai tingkat desa untuk membantu

mewujudukan cadangan pangan yang bersifat pokok di setiap daerah dan

di setiap desa dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia;

b. Pengembangan lumbung pangan di tingkat masyarakat agar tercipta dan

terintegrasi sistem cadangan pemerintah dan masyarakat;

c. Peningkatan kerjasama antar-daerah otonom, terutama aliran pangan

pokok dari daerah surplus ke daerah defisit pangan, agar terjalin kerjasama

antar daerah dengan satuan kluster ekonomi yang saling mendukung;

d. Pada keadaan darurat, masing-masing kelompok masyarakat mampu

memanfaatkan dan mengelola sistem cadangan pangannya untuk

mengatasi masalah kerawanan pangannya secara mandiri dan

berkelanjutan. Fasilitas dilakukan dalam aspek manajemen kelompok

maupun aspek teknis pengelolaan pangan sehingga kualitas dan nilai

ekonominya dapat ditingkatkan.67

Dengan mengarah pada kebijakan di atas maka Pemerintah Indonesia

diharapkan menjaga stabilitas pasokan agar dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat karena produksi pangan tidak dihasilkan merata sepanjang waktu.

Sehingga dengan adanya cadangan pangan yang dikembangkan untuk

menjamin ketersediaan pangan yang cukup, bermutu, aman, merata dan

terjangkau di desa dan dikelola atau dikuasai oleh pemerintah desa, untuk

67 Ratu Atut Chosiyah. Artikel. “Laporan Hasil Pertemuan Pengelolaan Cadangan dan Lumbung Pangan di Provinsi Bali”. 04 November 2009. Diunduh melalui http://bkpd.banten.go.id/view_artikel.php?id=155%20&%20idcat=43 diakses pada tanggal 21 Desember 2012

Page 73: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

73

konsumsi masyarakat dan meningkatkan akses pangan kelompok masyarakat

rawan pangan khususnya pada kondisi darurat karena bencana, dan gejolak

harga pangan di tingkat masyarakat.

5. Mengembangkan Sistem Distribusi Pangan yang Adil dan Efisien.

Sistem distribusi pangan menyangkut pengelolaan mekanisme yang

adil antar pelaku mulai dari petani produsen, pedagang, pengolah, dan

konsumen. Sistem distribusi pangan dilaksanakan untuk menjamin penyediaan

pangan setiap rumah tangga di seluruh wilayah sepanjang waktu secara efisien

dan efektif. Sistem distribusi pangan yang adil dan efisien dapat ditempuh

melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Pengembangan infrastruktur distribusi yang meliputi pembangunan dan

rehabilitasi sarana dasar, jalan desa dan jalan usahatani agar tercapai target

pengerasan jalan desa dan jalan usahatani, dengan perioritas pada daerah

lumbung pangan;

2) Pemberdayaan organisasi petani di tingkat pedesaan untuk membantu

meningkatkan posisi tawar petani di hadapan pedagang pengumpul;

3) Pengawasan sistem persaingan pedagang yang tidak sehat dengan sasaran

jelas, yakni berkurangnya kolusi harga antar pedagang yang merugikan

petani;

4) Pengawasan dan pengembangan standar mutu pangan, untuk mendukung

terjaminnya mutu produk pangan;

Page 74: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

74

5) Penghapusan retribusi produk pertanian yang masih mentah dengan

sasaran jelas, yakni hilangnya pajak atau retribusi yang memberatkan

petani dan pedagang kecil.68

Dari data di atas dapat dipaparkan bahwa arah kebijakan dan program

distribusi pangan adalah dalam rangka untuk mewujudkan distribusi pangan

yang efektif dan efisien sehingga dapat dijangkau secara merata untuk

memenuhi akses pangan masyarakat sepanjang waktu baik jumlah, mutu,

aman dan beragam untuk mendukung hidup yang aktif, sehat dan produktif.

Implementasi kebijakan dan program tersebut ditempuh melalui

pemberdayaan masyarakat sehingga memiliki kemampuan untuk

mengoptimalkan potensi sumberdaya yang dikuasai serta dikembangkan

koordinasi, komunikasi dan konsultasi dengan para pihak sehingga dapat

berjalan dengan baik dan lancar dalam rangka untuk mewujudkan ketahanan

pangan secara berkelanjutan.

6. Meningkatkan Aksebilitas Rumah Tangga terhadap Pangan

Akses rumah tangga terhadap pangan diwujudkan melalui

pengendalian stabilitas harga pangan, peningkatan daya beli, pemberian

bantuan pangan dan pangan bersubsidi. Bantuan pangan dan pangan

bersubsidi disalurkan kepada kelompok rawan pangan dan keluarga miskin

untuk meningkatkan kualitas gizinya. Rencana aksi untuk memperbaiki

aksebilitas pangan dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

68 Laporan Badan Ketahanan Pangan Dan penyuluhan.”Bidang Distribusi Pangan”. Diunduh melalui. http://bkpp.jogjaprov.go.id/content/page/244/Bidang-Distribusi-Pangan 2013 diakses pada tanggal 25 Januari 2013

Page 75: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

75

a) Penguatan kelembagaan di tingkat desa untuk membantu aksebilitas, agar

semakin solid rasa saling percaya di antara masyarakat baik di pedesaan

maupun di perkotaan;

b) Pembangunan pangan lokal untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga

dan daya beli masyarakat, agar semakin terintegrasi budaya dan kearifan

pangan lokal dengan pengentasan kemiskinan secara umum;

c) Peningkatan efektivitas program subsidi pangan seperti beras untuk

keluarga miskin agar tingkat salah-sasaran semakin berkurang dan kriteria

tepat lainnya semakin baik;

d) Identifikasi secara dini dan pemantauan berkala gejala kurang pangan dan

surplus pangan, dengan sasaran jelas, yakni tersedianya peta defisist dan

surplus pangan di seluruh Indonesia.69

Penjelasan di atas menjukkan bahwa akses pangan merupakan

kemampuan rumah tangga untuk memperoleh cukup pangan, baik yang

berasal dari produksi sendiri, stok, pembelian, barter, hadiah, pinjaman dan

bantuan pangan. Ketersediaan pangan di suatu daerah mungkin mencukupi,

akan tetapi tidak semua rumah tangga memiliki akses yang memadai baik

secara kuantitas maupun keragaman pangan melalui mekanisme tersebut di

atas. Akses pangan tergantung pada daya beli rumah tangga yang ditentukan

oleh penghidupan rumah tangga tersebut. Penghidupan terdiri dari

kemampuan rumah tangga, modal/aset (sumber daya alam, fisik, sumber daya

69 Laporan World Food Programme. “Akses Terhadap Pangan dan Penghidupan”. Fsva 2009. Diunduh melalui http://www.foodsecurityatlas.org/idn/country/fsva-2009-peta-ketahanan-dan-kerentanan-pangan-indonesia/bab-3-akses-terhadap-pangan-dan-penghidupan diakses pada tanggal 21 Oktober 2012

Page 76: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

76

manusia, ekonomi dan sosial) dan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan hidup dasar – penghasilan, pangan, tempat tinggal, kesehatan dan

pendidikan. Rumah tangga yang tidak memiliki sumber penghidupan yang

memadai dan berkesinambungan, sewaktu-waktu dapat berubah, menjadi tidak

berkecukupan, tidak stabil dan daya beli menjadi sangat terbatas, yang

menyebabkan tetap miskin dan rentan terhadap kerawanan pangan.

7. Menjaga Stabilitas Harga Pangan

Stabilitas harga pangan tertentu yang bersifat pokok diarahkan untuk

menghindari terjadinya gejolak harga yang mengakibatkan keresahan

masyarakat. Rencana aksi untuk mewujudkan stabilitas harga pangan tersebut

dapat ditempuh melalui:

a) Pemantauan secara mingguan dan bulanan harga pangan strategis (beras,

jagung, gula, kedelai dan daging) agar tersedia data yang konsisten serta

sebaran harga pangan strategis di tingkat produsen dan tingkat konsumen

yang dapat dipercaya;

b) Pengelolaan pasokan pangan dan cadangan penyanggah untuk menjaga

stabilitas harga pangan, agar tersedia pasokan pangan, terutama pada saat

paceklik, gagal panen dan bencana alam;

c) Pengembangan sistem pangadaan pangan pokok yang melibatkan lembaga

usaha ekonomi pedesaan, agar kapasitas kelembagaan masyarakat dalam

pengadaan pangan semakin meningkat.70

70 Radi A.Gany. Gagasan, Pikiran, dan Harapan Alumni Fakultas Pertanian, UNHAS Terhadap Pembangunan Pertanian Indonesia. “ Pertanian, Pangan, dan Energi”. Makassar. Identitas Universitas Hasanuddin. hlm. 278

Page 77: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

77

Masalah stabilitas pangan saat ini memang belum banyak disinggung

padahal persoalan stabilitas juga sangat penting mendapat perhatian, karena

individu dapat mengalami kehilangan akses terhadap pangan secara temporer

dan permanen. Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya pemberian

perlindungan pada produsen agar resiko kegagalan tidak ditanggung sendiri.

Serta mengantisipasi ketersediaan bahan pangan secara berkelanjutan

diperlukan program bantuan terutama dalam mengantisipasi bencana alam

serta kenaikan harga yang mengancam ketersediaan pangan.

8. Mencegah dan Menangani Keadaan Rawan Pangan dan Gizi.

Pencegahan keadaan rawan pangan dan gizi dilakukan melalui

pengembangan dan pemantapan sistem isyarat dini dan intervensi yang

memadai. Rencana aksi untuk mencegah dan menangani keadaan rawan

pangan dan gizi di atas dapat dirinci sebagai berikut:

a) Pengembangan sistem isyarat dini keadaan rawan pangan dan gizi, (SKPG

dan sejenisnya) agar tercipta sistem isyarat dini yang mudah dimengerti

dan dimanfaatkan oleh segenap lapisan masyarakat;

b) Pemantauan secara berkala tentang perkembangan pola pangan rumah

tangga, karena gagal panen dan paceklik, untuk membangkitkan kembali

kelembagaan masyarakat dengan sistem monitoring sederhana yang

dilakukan oleh setiap rumah tangga di seluruh Indoensia;

c) Fasilitasi pemerintah daerah untuk membangun kemampuan merespon

isyarat tersebut secara tepat dan cepat untuk mencegah dan mengatasi

terjadinya kerawanan pangan;

Page 78: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

78

d) Peningkatan keluarga sadar gizi melalui penyuluhan dan bimbingan sosial

kepada keluarga yang membutuhkan melalui sistem komunikasi, informasi

dan edukasi yang sesuai dengan situasi sosial budaya dan ekonomi

setempat;

e) Pemanfaatan lahan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga, agar

tersedianya pangan dengan kandungan gizi seimbang yang mudah

dijangkau;

f) Pemanfaatan cadangan pangan pemerintah di seluruh lapisan untuk dapat

menanggulangi keadaan rawan pangan dan gizi untuk mempercepat

langkah penanganan gejala rawan pangan, terutama pada kantong-kantong

kemiskinan di pedesaan dan perkotaan.71

Indonesia merupakan salah satu negara rawan pangan, disisi lain

belum terlihat kepekaan para pejabat publik dalam kesigapannya mengatasi

masalah rawan pangan dan gizi buruk secara sistemik dan seolah kondisi ini

harus diterima sebagai sesuatu yang mesti terjadi dan harus diterima dengan

sabar dan tawakal karena merupakan cobaan. Prioritas pembangunan yang

lebih memfokuskan pada penyediaan infrastruktur dasar akan sangat

berpengaruh baik dari sisi pemenuhan kebutuhan akan pangan, transpor yang

murah untuk mobilitas warga, layanan informasi yang mudah dan murah,

71 Suryo Kusumo. Adikarsa's Blog. “Kedaulatan Pangan atau Ketahanan Pangan yang sesuai untuk Indonesia dalam mengatasi rawan pangan”. Mei 17, 2009 . dunduh melalui http://adikarsa.wordpress.com/2009/05/17/berbicara-tentang-pembangunan-pasti-tidak-akan-terlepas-dari-pembangunan-ekonomi-masyarakat-dalam-masa-orde-baru-kita-telahmenikmati-hasil-pembangunan-ekonomi-dengan-dibangunnya-infrastruktur-dan-sa/ diakses pada tanggal 18 Desember 2012

Page 79: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

79

ketersediaan energi yang cukup untuk industri maupun rumah tangga,

ketersediaan akan air yang memadai.

9. Melakukan Diversifikasi Pangan

Diversifikasi pangan sebenarnya meliputi diversifikasi produksi dan

diversifikasi konsumsi pangan. Diversifikasi produksi diarahkan untuk

meningkatkan pendapatan produsen, terutama petani, peternak dan nelayan

kecil melalui pengembangan usahatani terpadu, pelestarian sumberdaya alam,

konservasi lingkungan hidup, pengelolaan sumberdaya air, dan

keanekaragaman hayati. Diversifikasi konsumsi pangan diarahkan untuk

mencapai konsumsi pangan yang bergizi seimbang. Pemerintah memfasilitasi

diversifikasi usaha dan konsumsi pangan melalui pengembangan teknologi

dan industri pangan sesuai sumber daya, kelembagaan dan budaya lokal.

Diversifikasi usaha atau produksi pangan dan diversifikasi konsumsi pangan

dapat ditempuh melalui rencana aksi sebagai berikut:

a) Pengembangan diversifikasi usaha melalui usahatani terpadu bidang

pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan lain-lain untuk

”menyebar-ratakan” risiko gagal panen karena iklim dan cuaca serta

karena fluktuasi harga yang sulit diantisipasi;

b) Pelestarian sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati di daerah

kawasan hutan sebagai sumber pangan alternatif bagi masyarakat miskin,

terutama yang berada di sekitar kawasan hutan;

Page 80: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

80

c) Pengembangan pangan lokal sesuai dengan kearifan dan kekhasan daerah

untuk mengembangkan pangan lokal, terutama yang memiliki sifat khas

dan eksotis;

d) Peningkatan diversifikasi konsumsi pangan dan prinsip gizi seimbang agar

tercipta sinergi saling menguntungkan antara diversifikasi pangan dan

pengembangan pangan lokal;

e) Pengembangan teknologi pangan untuk meningkatkan nilai tambah dalam

rangka diversikasi pangan untuk semakin mengembangkan sumber energi

dan protein dari pangan alternatif yang ada;

f) Perbaikan sistem komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) gizi untuk

mewujudkan pangan alternatif yang dapat mengurangi ketergantungan

terhadap pangan pokok seperti beras.72

Kebijakan di atas sangat penting untuk dilaksanakan. Pemerintah

sebagai penjamin terhadap ketersediaan pangan bagi warga negaranya, tidak

bisa hanya terpaku kepada ketersediaan beras saja. Harus ada suatu

diversifikasi pangan untuk menjamin ketahanan pangan. Indonesia harus

mampu dirubah bahwa pangan itu bukan hanya beras saja. Diversifikasi harus

dilaksanakan dengan berusaha mengkonsumsi atau mengganti pola makan

nasi dengan pangan lainnya seperti mie, ubi, sagu, dan lainnya yang nilai gizi

dan kalorinya  setara dengan nasi.

72 Feryanto w.k. Diversifikasi Pangan. “Kelaparan dan Diversifikasi Pangan (suatu Tinjaun Kritis Terhadap Revitalisasi Pertanian dalam Konteks Ketahanan Pangan)”. January 12th, 2011. Diunduh melalui http://feryanto.wk.staff.ipb.ac.id/tag/diversifikasi-pangan/ diakses pada tanggal 23 Desember 2012

Page 81: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

81

10. Meningkatkan Keamanan dan Mutu Pangan.

Penanganan keamanan dan mutu pangan diarahkan untuk menjamin

produksi dan konsumsi pangan masyarakat agar terhindar dari cemaran

biologis, kimia, dan fisik yang berbahaya bagi kesehatan. Rencana aksi

peningkatan keamanan dan mutu pangan dapat diwujudkan sebagai berikut:

a) Pembinaan sistem produksi dan konsumsi pangan masyarakat agar

terhindar dari cemaran biologis, kimia, dan fisik yang berbahaya, untuk

meningkatkan pemahaman masyarakat, produsen pangan besar dan usaha

kecil menengah tentang pangan bermutu dan aman bagi kesehatan;

b) Pencegahan dini, penegakan hukum bagi penanggulangan dampak pangan

yang tidak aman untuk menekan peredaran pangan tidak mutu dan tidak

aman dan tidak berkualitas, sekaligus untuk menciptakan mekanisme

penanganan dampak negatif pangan;

c) Penetapan standar keamanan dan mutu pangan, kehalalan, serta

perdagangan pangan, untuk secara keseluruhan meningkatkan kualitas

kemananan, mutu pangan, kehalalan pangan dalam sistem perdagangan

pangan.73

Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa keamanan pangan, masalah

dan dampak penyimpangan mutu, serta kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman dalam pengembangan sistem mutu industri pangan merupakan

tanggung jawab bersama antara pemerintah, industri dan konsumen, yang saat

ini sudah harus memulai mengantisipasinya dengan implementasi sistem mutu

73 Prawira. Laporan WordPress.com. “Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan”. Diunduh melalui http://yprawira.wordpress.com/manajemen-mutu-dan-keamanan-pangan/ diakses pada tanggal 19 November 2012

Page 82: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

82

pangan. Karena di era pasar bebas ini industri pangan Indonesia mau tidak

mau sudah harus mampu bersaing dengan derasnya arus masuk produk

industri pangan negara lain yang telah mapan dalam sistem mutunya. Salah

satu sasaran pengembangan di bidang pangan adalah terjaminnya pangan yang

dicirikan oleh terbebasnya masyarakat dari jenis pangan yang berbahaya bagi

kesehatan.

11. Melaksanakan Kerjasama Internasional.

Kerjasama internasional pembangunan ketahanan pangan dilakukan

melalui diplomasi ekonomi, politik dan budaya dengan prinsip kesetaraan,

keadilan dan kedaulatan yang bermartabat. Rencana aksi menuju kerjasama

internasional yang lebih beradab dan saling menguntungkan dapat dirinci

sebagai berikut:

a) Penggalangan kerjasama ekonomi baik dalam kerangkan bilateral maupun

multilateral, untuk memperkokoh posisi Indonesia dalam perdagangan

pangan di ASEAN, dan Asia Pasifik;

b) Peningkatan jumlah atase pertanian dan perdagangan yang berkualitas dan

bertanggung jawab agar mampu membawa misi kepentingan nasional

dalam kancah internasional;

c) Diplomasi ekonomi, politik, sosial dan budaya untuk meningkatkan

ketahanan pangan domestik dengan sasaran jangka menengah yang jelas,

yakni semakin dihormatinya Indonesia dalam arena perdagangan dan

kerjasama ekonomi tingkat internasional.74

74 Laporan Dewan Ketahanan Pangan. “Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2010-2014” Draf ke-3 Oktober 2009. Diunduh melalui http://bkp.bangka.go.id/donlot/kebijakanumumketahananpangan2009-2014.pdf diakses

Page 83: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

83

Menanggapi hal di atas bahwa dengan melihat jumlah penduduk

Indonesia yang semakin meningkat seperti yang telah dipaparkan pada

halaman 60, sehingga Indonesia perlu adanya inovasi pola konsumsi yang di

iringi dengan peningkatan produksi dan kepemimpinan serta kerjasama

internasional dari berbagai negara ataupun organisasi internasional untuk

mengatasi kelangkaan pangan yang mengancam dunia di masa yang akan

datang. Pemerintah Indonesia juga perlu menyadari pentingnya sinergi dari

berbagai pihak, kemitraan regional dan global untuk mewujudkan ketahanan

pangan yang berkelanjutan.

12. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat.

Peran serta masyarakat diarahkan untuk mewujudkan ketahanan

pangan, melalui pengembangan aktivitas produksi, perdagangan dan distribusi

pangan, pengelolaan cadangan pangan, konsumsi pangan bergizi seimbang,

serta pencegahan dan penanggulangan masalah pangan. Rencana aksi untuk

meningkatkan peran serta masyarakat dapat dirinci sebagai berikut:

a) Pemberian insentif bagi mereka yang berjasa pada pencegahan dan

penanggulangan masalah pangan dan gizi, agar masyarakat semakin

bergairah untuk berpartisipasi membantu menanggulangi masalah pangan

dan gizi;

b) Peningkatan motivasi masyarakat dan kapasitas dan kelembagaan yang

mendukung proses pencapaian ketahanan pangan, agar semakin besar

tingkat kapasitas kelembagaan masyarakat di pedesaan dan perkotaan;

pada tanggal 19 September 2012

Page 84: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

84

c) Pengembangan lembaga dan kebijakan pendukung, seperti lembaga

simpan-pinjam desa dan usaha kecil menengah (UKM) serta koperasi,

untuk berkontribusi pada bangkitnya kembali lembaga simpan pinjam desa

dan partisipasi UKM dan koperasi dalam penyediaan pangan.75

Dapat disimpulkan dari data di atas bahwa pembangunan ketahanan

pangan pada hakekatnya adalah pemberdayaan masyarakat, yang berarti

meningkatkan kemandirian dan kapasitas masyarakat untuk berperan aktif

dalam mewujudkan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan dari waktu

ke waktu. Masyarakat yang terlibat dalam pembangunan ketahanan pangan

meliputi produsen, pengusaha, konsumen, aparatur pemerintah, perguruan

tinggi, dan lembaga swadaya masyarakat.

13. Mengembangkan Sumberdaya Manusia.

Pengembangan sumberdaya manusia di bidang pangan dan gizi

dilakukan melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan secara lebih

komprehensif. Rencana aksi yang dapat dilaksanakan untuk menunjang

pengembangan sumberdaya manusia (SDM) meliputi:

a) Perbaikan program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan pangan secara

lebih komprehensif agar tersusun program pendidikan, pelatihan dan

penyuluhan pangan yang lebih komprehensif;

75  Agus M Tauchid. Laporan Departemen Pertanian. “Peningkatan Kualitas SDM Dalam

Pemberdayaan Ketahanan Pangan Masyarakat”. Diunduh melalui http://www.deptan.go.id/daerah_new/banten/dispertanak_pandeglang/artikel_14.htm diakses pada tanggal 04 Desember 2012

Page 85: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

85

b) Penyusunan dan sosialisasi peraturan penyuluhan, penata kelembagaan

penyuluhan pertanian, peningkatan ketenagaan penyuluhan pertanian,

peningkatan mutu penyelenggaraan penyuluhan pertanian, dan penerapan

secara meluas pendekatan pemberdayaan/pendampingan kepada kelompok

masyarakat petani/ nelayan;

c) Pemberian muatan pangan dan gizi pada kurikulum pendidikan di sekolah

dasar dan kejuruan untuk meningkatklan kesadaran masyarakat tentang

pangan bermutu sejak usia dini;

d) Peningkatan kerjasama dengan lembaga non-pemerintah (LSM) dan

kelompok masyarakat lain yang peduli terhadap peningkatan sumberdaya

manusia (SDM) agar tercipta suatu kerjasama sinergis antara lembaga

pemerintah, lembaga swasta, dan lembaga masyarakat yang peduli pada

mutu pangan dan gizi.76

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat

khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya

pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan

kehidupan mereka. Dalam proses ini, masyarakat dituntut untuk mengkaji

kebutuhan, masalah dan peluang pembangunan dan perikehidupan mereka

sendiri. Selain itu mereka juga menemukan solusi yang tepat dan mengakses

sumberdaya yang diperlukan, baik sumberdaya eksternal maupun sumberdaya

internal. Pada prinsipnya, masyarakat mengkaji tantangan utama

76 Agus M Tauchid. Laporan Departemen Pertanian. “Peningkatan Kualitas SDM Dalam

Pemberdayaan Ketahanan Pangan Masyarakat”. Diunduh melalui http://www.deptan.go.id/daerah_new/banten/dispertanak_pandeglang/artikel_14.htm diakses pada tanggal 04 Desember 2012

Page 86: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

86

pembangunan mereka dan mengajukan kegiatan-kegiatan yang dirancang

untuk mengatasi masalah tersebut. Kegiatan ini kemudian menjadi basis

program daerah, regional dan bahkan program nasional. Pemaparan diatas

mengimplikasikan bahwa program pemberdayaan masyarakat ditentukan oleh

masyarakat, dimana lembaga pendukung hanya memiliki peran sebagai

fasilitator.

Pelaksanaan Inpres No 9 Tahun 2001 dinilai cukup efektif dalam

meningkatkan ekonomi beras nasional tahun 2002, karena diikuti dengan

penetapan tarif dalam melindungi harga beras dalam negeri, pembelian gabah

dalam negeri oleh pemerintah, dan penyaluran beras untuk masyarakat miskin.

Penetapan Inpres No 2 Tahun 2005 tentang Penetapan Kebijakan Perberasan

sebagai pengganti Inpres No 9 Tahun 2001 dan Inpres No 9 Tahun 2002

menunjukkan arah kebijakan perberasan nasional yang komprehensif yaitu

tentang upaya-upaya sebagai berikut77:

a. Peningkatan produktivitas dan produksi padi/beras; tujuan utama dari

adanya kebijakan ini adalah untuk membantu petani agar dapat

menerapkan teknologi baru pertanian dengan biaya produksi yang rendah

sehingga peningkatan produksi padi/beras dapat dicapai dalam waktu yang

relatif singkat.

b. Pengembangan diversifikasi usaha pertanian; Pengembangan dan

percepatan diversifikasi konsumsi pangan berbasis pangan lokal melalui

77 Laporan Dewan Ketahanan Pangan. “Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2010-2014” Draf ke-3 Oktober 2009. Diunduh melalui http://bkp.bangka.go.id/donlot/kebijakanumumketahananpangan2009-2014.pdf diakses pada tanggal 19 September 2012

Page 87: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

87

pengkajian berbagai teknologi tepat guna dan terjangkau mengenai

pengolahan pangan berbasis tepung umbi-umbian lokal dan

pengembangan aneka pangan lokal lainnya.

c. Penetapan kebijakan harga gabah/beras; Kebijakan harga melalui jaminan

harga dasar dapat memperkecil resiko dalam berusahatani, karena petani

terlindungi dari kejatuhan harga jual gabah/beras di bawah ongkos

produksi, yang sering terjadi dalam musim panen raya. sehingga resiko

suatu usaha dapat ditekan sekecil mungkin, maka ketersediaan beras dari

produksi dalam negeri lebih terjamin.

d. Penetapan kebijakan impor beras yang melindungi produsen dan

konsumen; kebijakan impor berkaitan erat dengan pembatasan impor

komoditas pertanian yang sudah dihasilkan di dalam negeri. Diharapkan

petani produsen komoditas yang bersangkutan dapat dirangsang untuk

meningkatkan produksinya. Sedangkan kebijakan ekspor adalah untuk

mendorong petani terutama pengusaha perkebunan besar swasta ataupun

BUMN meningkatkan komoditas ekspornya sehingga pendapatan devisa

dari komoditas pertanian terus meningkat dari tahun ke tahun.

e. Pemberian jaminan penyediaan beras/pangan lain bagi kelompok

masyarakat miskin dan rawan pangan. Kebijkaan ini memacu pada

pemanfaatan cadangan pangan pemerintah untuk menanggulangi keadaan

rawan pangan dan gizi. Kegiatan ini berupa pengeluaran cadangan beras

pemerintah, yang dikelola Perum Bulog, oleh menteri sosial atas

Page 88: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

88

permintaan daerah, untuk menanggulangi masalah kerawanan pangan dan

gizi di daerahnya.

BAB IV

DIPLOMASI PANGAN INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

A. Strategi Diplomasi Pangan Indonesia

Sebagai tindak lanjut penjabaran kebijakan yang telah dirumuskan

pada bab tiga maka dapat disusun berbagai strategi yang dapat menjaga serta

meningkatkan ketahanan pangan nasional melalui kerjasama-kerjasama

Indonesia dengan negara-negara lain utamanya memecahkan masalah

mengenai ketahanan pangan (food security). Dimana, strategi itu harus diawali

dengan mengaktualisasikan kebijakan diversifikasi pangan dan pengembangan

Page 89: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

89

produk unggulan melalui metode regulasi atau deregulasi, sosialisasi, edukasi,

fasilitasi, koordinasi agar dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Strategi ini dimaksudkan untuk mengaktualisasikan komitmen pemerintah

dalam mewujudkan pembangunan dalam sektor pertanian. Perwujudan

strategi ini memerlukan sinergi antara suprastruktur, infrastruktur, dan

substruktur, khususnya dari pihak-pihak pemerintah serta masyarakat.

Meningkatkan kualitas SDM sektor pertanian dan pangan, beserta

dukungan ketersediaan sarana dan prasarana khususnya, pertanian dan pangan

merupakan salah satu strategi untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Kualitas SDM di sektor pertanian dan pangan sangat mempengaruhi proses

dan hasil prroduksi pertanian dan pangan. Kualitas SDM ini diperlukan karena

partisipasi masyarakat dimulai dari proses produksi, industri pengolahan,

pemasaran, dan jasa-jasa pelayanan di bidang pertanian pangan. Selain itu,

harus diadakan pengoptimalisasian fungsi lahan pertanian yamg dilaksanakan

dalam satu keterkaitan dengan pengembangan sektor lainnya, terutama terkait

dengan penataan lahan dan pengembangan wilayah yang dapat meningkatkan

hasil produksi pangan sehingga tercipta kondisi ketahanan pangan nasional.

Intinya Kebijakan Pemerintah Indonesia dalam bidang ketahanan

pangan dilakukan melalui berbagai strategi lima-pilar yaitu:

1. Pengembangan dan rehabilitasi infrastruktur pertanian;

2. Pemberdayaan petani;

3. Revitalisasi kegiatan industri jasa terkait dengan pertanian;

Page 90: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

90

4. Memperbaiki akses bagi para petani untuk memperoleh fasilitas

pendanaan usaha;

5. Memperbaiki akses pasar bagi produk-produk pertanian.78

Melalui strategi tersebut, Indonesia berhasil meningkatkan produksi

pertaniannya pada tahun 2008, terjadi peningkatan produksi secara signifikan

untuk produk-produk beras, jagung, gula, minyak kelapa sawit, peternakan

dan perikanan. Khususnya pada produksi beras mengalami peningkatan yang

cukup baik, yaitu sebesar 5,41 persen tahun 2008 sehingga pada tahun tersebut

Indonesia mencapai swasembada beras. Tahun 2009, Indonesia sudah mulai

melakukan ekspor beras berkualitas baik sebanyak 100 ribu ton.79 Di samping

melakukan peningkatan produksi beras, Pemerintah Indonesia juga harus

mengupayakan kemudahan akses bahan makanan, khususnya kepada

masyarakat yang berpenghasilan rendah. Hal ini dapat dicapai dengan strategi:

1. Pembangunan pedesaan dan pertanian secara berkesinambungan guna

menciptakan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan;

2. Bantuan pangan untuk masyarakat miskin di pedesaan serta pemberdayaan

melalui program usaha kelompok tani di 10 ribu desa tahun 2008 dan 11

ribu desa 2009 dari sebanyak 90 ribu pedesaan di Indonesia.80

Kegiatan-kegiatan tersebut didukung oleh kalangan pengusaha, LSM,

akademisi dan lembaga riset. Upaya pemerintah juga dibantu melalui

kerjasama dengan asosiasi produsen komoditi pertanian dan industri

78 Ade Petranto.”Peran Diplomasi dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional”. Jurnal Diplomasi (Ketahanan Pangan Dan Energi). Volume 3. No.3. September 2011.hlm .25

79 Ade Petranto. Ibid.hlm.2680 Didit Herdiawan. “Ketahanan Pangan & Radikalisme”. Jakarta. Republika. 2012.hlm.139

Page 91: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

91

agrobisnis yang memberikan rekomendasi kepada pemerintah bagi

peningkatan produksi pertanian, akses pasar dan peningkatan kesejahteraan,

khususnya bagi para petani smallholders dan masyarakat miskin pedesaan.

Salah satu keberhasilan yang patut dicatat adalah terbentuknya’ Program

Sekolah Petani’ mengenai teknologi pertanian terbaru, perolehan bibit dan

pupuk serta masukan-masukan mengenai produk pertanian lainnya yang

diberikan khusus kepada kalangan petani.

Salah satu target yang akan dicapai kementerian pertanian dalam

rangka mewujudkan ketahanan pangan adalah dengan melakukan swasembada

beras. Beras sebagai makanan pokok utama masyarakat Indonesia sejak tahun

1950 semakin tidak tergantikan meski roda energi diversifikasi konsumsi

sudah lama digulirkan, hal ini terlihat bahwa pada tahun 1950 Konsumsi beras

nasional sebagai sumber karbohidrat baru sekitar 53% bandingkan dengan

tahun 2011 yang telah mencapai sekitar 95%. Dalam rencana strategis

Kementerian Pertanian menempatkan beras, sebagai satu dari lima komoditas

pangan utama. Kementerian Pertanian mentargetkan pencapaian swasembada

dan swasembada berkelanjutan atas tanaman pangan pada tahun 2010-2014

yakni padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar

Karena padi sudah pada posisi swasembada mulai 2007, maka target

pencapaian selama 2010-2014 adalah swasembada berkelanjutan dengan

sasaran produksi padi sebesar 75,7 juta ton GKG (Gabah Kering Giling).81

81 Pdf. “kebijakan pemerintah dalam pencapaian swasembada beras pada program peningkatan ketahanan pangan” diunduh melalui http://jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/tulisan-hukum-ketahanan-pangan.pdf diakses pada tanggal 25 November 2012

Page 92: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

92

Secara strategis, Indonesia telah melakukan tindakan yang tepat dan

memilki komitmen yang tinggi. Sekarang Indonesia mempunyai beberapa

agenda besar dalam hal kebijakan pangan, yakni peningkatan produksi dan

produktivitas pangan, peningkatan koherensi dalam pembuatan kebijakan, dan

penerapan safety-net policy. Walaupun demikian, potensi pengembangan

strategi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik tetap ada di masa

mendatang, seperti perlunya kebijakan konversi lahan yang lebih kuat.

Sehingga saat ini dapat dikatakan bahwa untuk pengembangan sektor

pertanian juga bisa dilakukan melalui strategi jangka pendek, strategi jangka

menengah, dan strategi jangka panjang.

Dalam strategi jangka pendek, salah satu aspek yang bisa

dipertimbangkan adalah bagaimana pemerintah bisa memperkenalkan

integrated farming system atau consolidated farming system. Kedua farming

system tersebut akan menguntungkan petani Indonesia karena mereka adalah

produsen sekaligus konsumen di saat yang bersamaan.82 Ketika petani dapat

memproduksi komoditas yang bervariasi dan meningkatkan produksinya

melalui inovasi yang cukup, petani tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan

sendiri, tetapi juga mendapatkan peningkatan pendapatan yang sangat

signifikan sehingga posisi mereka sebagai konsumen akan lebih aman.

Mengingat tujuan jangka menengah pembangunan pertanian yakni:

pertama, membangun SDM aparatur professional, petani mandiri dan

kelembagaan pertanian yang kokoh. Kedua, meningkatkan pemanfaatan

82 Ageng S. Herianto.”Ketahanan Pangan Global dan Indonesia”. Jurnal Diplomasi. Volume 3 No. 3.September 2011.hlm 159

Page 93: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

93

sumberdaya pertanian secara berkelanjutan. Ketiga, memantapkan ketahanan

dan keamanan pangan. Keempat, meningkatkan nilai tambah dan daya saing

produk pertanian. Kelima, menumbuh kembangkan usaha pertanian yang akan

memacu aktivitas ekonomi di pedesaan. Dan keenam, membangun sistem

manajemen pembangunan pertanian yang berpihak kepada petani.83 Dimana,

dapat dinyatakan bahwa dalam pencapaian tujuan tersebut pemerintah

menyusun strategi, kebijakan dan mengimplementasikan berbagai kegiatan

pembangunan pertanian, baik lintas subsektor maupun program subsektor.

Selain itu juga, peran strategi tersebut dapat digambarkan melalui kontribusi

yang nyata melalui pembentukan kapital, penyediaan bahan pangan, bahan

baku industri, bio-energi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara, dan

sumber pendapatan, serta pelestarian lingkungan melalui praktek usaha tani

yang ramah lingkungan. Sehingga dapat dinyatakan bahwa upaya pemenuhan

kebutuhan pangan sebagai salah satu peran strategi pertanian merupakan salah

satu tugas yang sangat sulit untuk dicapai.

Sementara Kementerian Pertanian RI telah memiliki 4 aspek atau

target utama sebagai strategi jangka panjang dalam mencapai ketahanan

pangan nasional yakni: pertama, pencapaian swasembada dan swasembada

berkelanjutan. Kedua, peningkatan nilai tambah, atau daya saing dan ekspor.

Ketiga, peningkatan diversifikasi pangan. Keempat, peningkatan kesejahteraan

petani. Dari keempat target tersebut memiliki keterkaitan antara satu dengan

yang lainnya dimana tujuannya adalah pencapaian ketahanan pangan yang

83 Esven L F Girsang. “Ketahanan Pangan Indonesia” diunduh melalui http://esvenlf.blogspot.com/2012/11/ketahanan-pangan-di-indonesia.html diakses pada tanggal 28 November 2012

Page 94: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

94

kokoh dalam jangka panjang.84 Dari target tersebut dapat dijelaskan bahwa

pencapaian swasembada akan mendukung percepatan penganeka ragaman

konsumsi pangan. Tercapainya penganeka ragaman pangan akan berdampak

kepada penurunan konsumsi beras sehingga swasembada  padi lebih terjamin

keberlanjutannya. Pencapaian swasembada tersebut juga  berpeluang

menurunkan impor pangan karena ketersediaannya telah terpenuhi secara

lokal. Akan tetapi untuk pencapaian sasaran penganeka ragaman pangan,

dibutuhkan suatu kondisi meningkatnya kesadaran masyarakat akan perlunya

pangan beragam dan gizi berimbang serta berubahnya kebijakan pemerintah

mengenai impor pangan.

Pencapaian swasembada pangan juga akan meningkatkan nilai tambah

komoditi pangan, membuka lapangan kerja pada berbagai usaha di berbagai

rantai pangan mulai dari budidaya, penanganan pasca panen, transportasi dan

penyimpanan serta pengolahan.  Nilai tambah tersebut dapat diperoleh dari

hasil usaha pengolahan bahan pangan (tepung-tepungan, bahan pangan pokok

olahan, kuliner dan sebagainya). Pada saat swasembada mencapai surplus,

tidak tertutup peluang untuk ekspor pangan. Peningkatan nilai tambah dan

ekspor juga akan meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat pedesaan

sehingga akan meningkatkan daya beli dan akses untuk memperoleh pangan

yang bermutu. Peningkatan pendapatan petani   yang jumlahnya cukup besar,

84 Darwin Khadarisma. Laporan Departemen Perdagangan dan Bulog. “ Ketahanan Pangan Indonesia: Beberapa Isu Strategis”. Ilmu dan Teknologi pangan. 25 Mei 2012. Diunduh melalui http://ilmudanteknologipangan.com/2012/05/25/ketahanan-pangan-indonesia-beberapa-isu-strategis/ diakses pada tanggal 20 Oktober 2012

Page 95: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

95

diharapkan  berdampak pada pola konsumsi yang semakin beragam. Untuk itu

perlu juga program pendidikan manfaat konsumsi pangan beragam dan gizi

seimbang.

Tingkat nasional strategi yang bisa dilakukan dan dikembangkan

seperti strategi intensifikasi harus tetap dilaksanakan. Strategi benih unggul,

strategi saran manajemen budidaya tanaman pertanian yang pas yang baik

yang edukasional yang dilandasi pada satu pemikiran berlandaskan hasil

penelitian yang baik dan benar. Dimana, Indonesia harus mampu bersaing

mengingat padi kualitas lokal, produktivitasnya sudah cukup baik

dibandingkan dengan Thailand. Strategi lainnya dapat dilakukan yaitu :

Pertama, strategi pembangunan dan kebijakan ekonomi makro yang

menciptakan pertumbuhan yang berdimensi pemerataan dan berkelanjutan

(sustainable development). Kedua adalah merupakan keperluan yang

mendesak untuk mempercepat pertumbuhan sektor pertanian dan pangan serta

pembangunan pedesaan dengan fokus kepentingan golongan miskin. Ketiga,

sudah saatnya harus meningkatkan akses terhadap lahan dan sumberdaya

pertanian, termasuk menciptakan dan meningkatkan kesempatan kerja,

transfer pendapatan, menstabilkan pasokan pangan, perbaikan perencanaan

dan pemberian bantuan pangan dalan keadaan darurat kepada masyarakat.85

Menanggapi hal tersebut bahwa strategi tersebut sangatlah penting untuk

85 Aep Saefullah “Indonesia Butuh Strategi Revolusioner Untuk Ketahanan Pangan”.Kompasiana. 27 oktoeber 2011. Diunduh melalui http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/10/27/indonesia-butuh-strategi-revolusioner-untuk-ketahanan-pangan-407190.html diakses pada tanggal 23 November 2012

Page 96: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

96

peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin khususnya dalam memenuhi

kebutuhan pangannya.

B. Bentuk-bentuk Diplomasi Pangan Indonesia di Fora Internasioanal

Kedaulatan pangan menjadi isu mutakhir dan prioritas bagi seluruh

negara di dunia untuk mengantisipasi rawannya krisis pangan internasional.

Sehingga, kesiapan dan ketersediaan pangan juga mempengaruhi Indonesia.

Perkembangan dan orientasi hubungan internasional mutakhir tidak terbatas

kepada isu konvensional seperti perang, militer dan isu-isu keras lainnya (hard

issues) tetapi sudah meluas kepada isu-isu non konvensional seperti politik

ekonomi, pangan global, perdagangan bebas dan isu-isu lunak lainnya (soft

issues). Oleh karena itu, diplomasi suatu negara juga ikut bergeser bukan

hanya diplomasi politik dan diplomasi ekonomi tetapi perlu ada juga

diplomasi pangan. Diplomasi pangan terjadi karena tuntutan bahwa situasi

pangan domestik atau nasional sudah dipengaruhi oleh kebijakan pangan dari

negara-negara produsen pangan besar seperti Amerika Serikat, Uni Eropa,

China, India, Australia, Thailand dan juga Vietnam.

Perdagangan internasional yang dibangun dari sistem multilateral

WTO telah membentuk saling keterkaitan antara aktor-aktor negara dan

swasta (perusahan multinasional) dalam transaksi dan hubungan dagang untuk

komoditas-komoditas pangan strategis seperti beras, kedelai, gula, terigu dan

gandum. Dengan meningkatnya situasi krisis pangan dunia saat ini, maka

Indonesia sebagai salah satu negara yang juga masuk ke dalam sistem

perdagangan internasional sangat mungkin akan terkena dampak naiknya

Page 97: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

97

harga pangan akibat langkanya produk pangan itu di pasar internasional.

Kebijakan ketahanan pangan menyeluruh (holistic food security) yang

diharapkan bisa tercipta bagi seluruh rakyat di Indonesia yaitu tercakupnya

ketahanan pangan, ketersediaan pangan, keamanan pangan dan akses terhadap

pangan.

Berdasarkan kebijakan yang telah dipaparkan pada bab tiga mengenai

perlu diadakannya kerjasama internasional sehingga pada bab empat ini akan

dipaparkan mengenai bentuk-bentuk diplomasi pangan Indonesia. Pada

tingkatan internasional, Pemerintah Indonesia dan masyarakat perlu

membangun diplomasi pangan yaitu bekerja sama untuk meyakinkan negara-

negara produsen pangan strategis terutama negara-negara berkembang seperti

Thailand, Vietnam, India, dan Brasil berminat mengalokasikan residual

goods-nya terutama beras untuk Indonesia jika langkah-langkah pembangunan

pertanian nasional betul-betul telah gagal. Pemerintah Indonesia dan

masyarakat mulai mendekati Brasil atau India untuk bekerja sama untuk tukar-

menukar teknologi pengolahan bahan-bahan pangan. Kemudian, Indonesia

perlu mendorong dan memperkuat kerja sama regional untuk mencegah

minimnya pasokan pangan di wilayah Asia Tenggara melalui ASEAN. Kerja

sama regional bisa dilakukan dengan memberdayakan para produsen pangan

seperti Thailand dan Vietnam untuk memastikan dua negara tersebut menjaga

pasokan pangan di kawasan tersebut. Sesungguhnya krisis pangan merupakan

ancaman regional yang bisa mengakibatkan instabilitas kawasan. Pada

organisasi multilateral, Indonesia harus menggalang koalisi dengan negara-

Page 98: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

98

negara berkembang untuk meminta adanya keleluasaan dan koreksi atas

kebijakan-kebijakan pertanian dalam sistem perdagangan multilateral WTO

khususnya dari negara-negara maju seperti AoA dan TRIPs (Hak Kekayaan

Intelektual/HAKI) yang terkait dengan ketahanan pangan demi

menyelamatkan ratusan juta manusia di negara-negara berkembang dan

miskin.86

a. Fora Multilateral

Indonesia merupakan salah satu negara pengagas yang mendorong

agar masalah ketahanan pangan mendapatkan perhatian global. Presiden RI

dalam suratnya kepada sekjen PBB menyerukan agar masyarakat internasional

mengambil langkah-langkah konkret dalam upaya mengakhiri krisis pangan

global yang terjadi pada tahun 2008. Bagi Indonesia, masalah ketahanan

pangan adalah suatu hal yang sangat penting dan merupakan kebutuhan pokok

manusia. Indonesia menyerukan agar dunia internasional menata ulang

kebijaksanaan dibidang pertanian, baik di tingkat nasional, regional, maupun

internasional. Masalah ketahanan pangan dan pembangunan pertanian

hendaknya menjadi pusat dari arus utama pembangunan nasional dan global.

Indonesia bersama dengan Mesir dan Chile merupakan negara-negara

yang memprakarsai diangkatnya masalah ketahanan pangan dalam agenda

global. Sidang ke-63 Majelis Umum (MU) PBB tahun 2008 telah

mengesahkan resolusi mengenai “Agriculture Development and Food

Security”. Resolusi ini menggarisbawahi pentingnya kemitraan global dalam 86 Baginda Pakpahan. “Diplomasi Pangan dan Pertanian”. Citation. Saturday 14 june 2008.

Diunduh melalui http://c-tinemu.blogspot.com/2008/06/diplomasi-pangan-dan-pertanian.html diakses pada tangga 17 Oktober 2012

Page 99: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

99

rangka menciptakan ketahanan pangan dunia serta pentingnya pembangunan

pertanian pada tingkat nasional, regional, dan internasional. Dengan

dimasukkannya isu Food Security dalam agenda MU PBB, maka isu ini

mendapatkan perhatian dengan bobot politis yang cukup tinggi. Berbagai

upaya global untuk memerangi bahaya krisis pangan global dapat diwujudkan

melalui dukungan banyak negara anggota PBB yang ditujukan kepada

Indonesia selaku inisiator dalam agenda tersebut.

Indonesia selaku penggagas isu Food Security dalam agenda global

terus aktif mengangkat isu-isu pertanian yang membutuhkan perhatian dari

kemitraan internasional. Saat ini, upaya diplomasi Indonesia dalam forum

multilateral terkait masalah food security selalu diarahkan untuk mendorong

terlaksananya global governance for food security. Indonesia terus mendorong

agar FAO secara efektif merumuskan kebijakan global di sektor pertanian dan

perbaikan nutrisi. Melalui berbagai pendekatan dan partisipasi aktif, Indonesia

juga menyerukan agar negara-negara maju dapat merealisasikan berbagai

komitmen mereka untuk memberikan pendanaan bagi pembangunan pertanian

yang berkelanjutan. Secara khusus, Indonesia mendesak agar negara maju

berkomitmen untuk mengeluarkan dana bagi penanganan kerawanan pangan

dan dapat segera dilaksanakan.

b. Food and Agriculture Organization (FAO)

Dalam forum FAO dan forum multilateral lainnya, terkait food security

seperti World Food Programme (WFP) dan Internastional Fund For

Agriculture Development (IFAD), Indonesia menyerukan agar penanganan

Page 100: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

100

masalah kerawanan pangan dunia di berbagai negara dan wilayah oleh

berbagai organisasi internasional hendaknya dilakukan secara koheren, efektif,

dan sinergis guna menghindari duplikasi dan tumpang tindih. Kegiatan FAO,

WFP, dan IFAD di beberapa negara berkembang juga hendaknya

memperhatikan kemitraan yang efektif antara host-country dengan pihak

donor dalam rangka memobilisasi sumber daya keuangan maupun sumber

daya teknis dalam upaya pembangunan sektor pertanian dan pengamanan

ketersediaan pangan.

Diplomasi Indonesia juga aktif menyuarakan upaya penanganan

masalah ketahanan pangan, termasuk peningkatan kesejahteraan petani dan

masyarakat miskin pedesaan, di berbagai organisasi internasional atau

kelompok lainnya, seperti: World Trade Organization (WTO) khususnya

Common Fund for Commodities (CFC); World Food Programme (WFP);

International Fund for Agriculture Development (IFAD); dan lainnya.87Setiap

organisasi pertanian dan komoditi tersebut, diplomasi Indonesia utamanya

ditujukan pada upaya peningkatan kesejahteraan para petani smallholders,

masyarakat miskin pedesaan yang terlibat secara langsung maupun tidak

langsung pada kegiatan sektor pertanian dan komoditi tersebut. Melalui

keterlibatan Indonesia dalam berbagai organisasi tersebut diupayakan agar

terdapat jaminan akses untuk mendapatkan bahan makanan maupun

kesempatan memperoleh pelatihan dan peningkatan kapasitas serta investasi.

87 Eddi Santoso. Laporan dari Roma.” Swasembada Pangan Indonesia Naikkan Stabilitas dan Posisi Diplomasi. Minggu 01/03/2009 diunduh melalui http://finance.detik.com/read/2009/03/01/121057/1092286/4/swasembada-pangan-indonesia-naikkan-stabilitas-dan-posisi-diplomasi diakses pada tanggal 12 November 2012

Page 101: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

101

c. World Trade Organization (WTO)

Dalam forum WTO, khususnya pada pembahasan agenda Agriculture

Negotiations, Indonesia senantiasa memperjuangkan pentingnya upaya

liberalisasi perdagangan produk pertanian dipasaran global dan reformasi

kebijakan pertanian melalui penghapusan subsidi ekspor, pengurangan subsidi

domestik dan peningkatan akses pasar. Kegagalan penyelesaian perundingan

sektor pertanian di Putaran Doha mengakibatkan berbagai praktek subsidi dan

subsidi ekspor di negara maju masih akan berlanjut. Hal ini berarti

perdagangan sektor pertanian masih akan terus mengalami distorsi.

Indonesia selalu aktif memperjuangkan sistem perdagangan global

yang terbuka, khususnya untuk produk pertanian, dan menunjang keamanan

pangan. Indonesia menyerukan agar segala bentuk hambatan perdagangan

harus dihapuskan untuk meningkatkan akses pasar. Indonesia berkeyakinan

bahwa tatanan perdagangan dunia mempunyai peran yang besar dalam

menciptakan ketahanan pangan dunia. Namun, sangat disesalkan bahwa upaya

untuk menciptakan perdagangan bebas, adil, dan terukur mengalami hambatan

karena negara-negara maju menolak melepaskan subsidi dan subsidi ekspor

bagi sektor pertanian.

d. The Group Of Twenty (G-20)

Indonesia turut aktif mendorong upaya ketahanan pangan global

melalui forum G-20 dengan menyerukan agar negara-negara G-20 tidak

memberlakukan kebijakan hambatan ekspor untuk keperluan kemanusiaan

ataupun pangan darurat. Pada pertemuan Menteri Pertanian G-20, Indonesia

Page 102: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

102

menggarisbawahi bahwa tujuan utama kerjasama G-20 harus difokuskan pada

upaya peningkatan food and nutrion security; pertanian yang

berkesinambungan dan pengentasan kemiskinan melalui peningkatan

pendapatan petani, khususnya smallholders farmers. Indonesia mengusulkan

bahwa strategi untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan pengembangan

riset dan inovasi, policy coherence, serta mendorong public-private

partnership (PPP). Indonesia menekankan pula pentingnya geo-monitoring

dan kerjasama antar lembaga riset internasional.

Menanggapi pendapat yang berbeda dari beberapa negara anggota G-

20, Indonesia berpandangan bahwa mekanisme cadangan pangan untuk

keamanan pangan dapat dilakukan secara efisien dan tidak mendistorsi pasar.

Argumentasi yang diberikan adalah bahwa cadangan pangan tidak dibangun

melalui stockpiling, tetapi melalui komitmen pasokan bahan makanan pada

keadaan darurat. Beberapa negara menunjukkan keengganan mengenai usulan

emergency food reserve karena khawatir adanya kemungkinan distorsi pasar

serta tidak efisien. Walau demikian, negara anggota G-20 dapat mendukung

usulan agar ekspor pangan bagi program kemanusiaan tidak dikenakan trade

block, kuota ataupun tarif.

Indonesia sepenuhnya mendukung implementasi G-20 Action Plan

yang menyerukan upaya global untuk mengatasi volatilitas harga bahan

pangan serta ketahanan pangan. Indonesia didukung oleh Prancis dan Amerika

Serikat, mengharapkan agar isu pertanian dapat terus menjadi agenda G-20

kedepan. Indonesia juga menyambut baik capaian konkret Action Plan antara

Page 103: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

103

lain pembentukan AMIS (Agriculture Market Information System); Rapid

Response Forum; International Research Initiative for Wheat Improvemen;

dan Global Agriculture Geo-Monitoring Initiative.

e. Asia – Pacific Economic Cooperation (APEC)

Sementara di forum APEC, Indonesia turut aktif mendorong upaya

ketahanan pangan seperti pada saat pertemuan First APEC Ministerial

Meeting on Food Security di Niligata, Jepang, pada 2010 lalu. Melalui forum

ini Indonesia turut mendorong upaya untuk memperkokoh ketahanan pangan

mengingat terjadinya penambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang

relatif tinggi di kawasan Asia Pasifik. Di kawasan Asia Pasifik juga sering

terjadi bencana alam dan perubahan iklim yang berdampak langsung pada

ketahanan pangan.88

Menanggapi hal tersebut, negara anggota APEC memandang perlu

pembangunan sektor pertanian dilakukan secara berkelanjutan dengan

dukungan investasi, perdangan dan pasar. Negara anggota APEC sepakat

bahwa perluasan kapasitas pasokan pangan perlu dilakukan melalui

peningkatan produktivitas, pemanfaatan teknologi pascapanen, perluasan areal

tanaman, rehabilitasi lahan pertanian, dan optimalisasi pemanfaatan sumber

daya secara berkelanjutan.

Hal ini pada dasarnya sesuai dengan usulan Indonesia yang

menyampaikan bahwa investasi di bidang pertanian harus sejalan dan dapat

mendukung pengembangan infrastruktur di daerah pedesaan dan pentingnya

partisipasi aktif penduduk lokal di dalam kegiatan investasi. Bagi Indonesia, 88 Ade Petranto. Op.Cit. 31

Page 104: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

104

investasi dan perdagangan di bidang pertanian harus dapat memberikan

keuntungan bagi para petani, terutama small-scale farmers. Dalam hal ini,

Indonesia konsisten menyuarakan supaya perdagangan global produk

pertanian harus mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan,

menciptakan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan dan menengah

kerusakan lingkungan. Pada Nigita Declaration on APEC Food Security,

Indonesia berkontribusi dengan memasukkan usulan mengenai pentingnya

dilakukan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal dan pentingnya

kerja sama regional dalam mengatasi permasalahan kerawanan pangan melalui

penyediaan cadangan pangan.

Indonesia mengusulkan khususnya yang terkait dengan perdagangan

dan investasi di bidang pertanian, tidak sepenuhnya dapat diterima oleh

negara-negara maju yang menganggap isi-isu tersebut sensitif. Oleh karena

itu, perundingan multilateral di bidang perdagangan produk pertanian dan

investasi mengalami kebuntuan. Meskipun demikian, semangat APEC yang

bersifat voluntary dan non-binding diharapkan dapat mendorong confidence

building di antara negara anggota APEC dalam mengembangkan kerja sama di

bidang pertanian serta adanya pengertian bahwa kerja sama tersebut diarahkan

pada pemenuhan pangan dan ketahanan pangan di kawasan.

f. Asssociation of the South east Asia Nation (ASEAN)

Dalam kerangka ASEAN, Indonesia secara aktif mendorong upaya

kerja sama di bidang ketahanan pangan dengan disepakatinya ASEAN

Page 105: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

105

Integrated Food Security (AIFS) Framework dan Strategic Plan of Action on

Food Security in the ASEAN Region (SPA-FS) 2009. Melalui kerja sama ini,

Indonesia bersama dengan negara ASEAN lainnya berupaya untuk

memberdayakan berbagai kerja sama yang telah dicetuskan sebelumnya guna

mencegah timbulnya krisis pangan di kawasan ASEAN. Upaya yang

dilakukan anggota ASEAN, antara lain meniadakan larangan ekspor produk

makanan, tidak melakukan mekanisme pengendalian harga dan subsidi bahan

pangan, serta memberikan fasilitas impor untuk kelancaran distribusi bahan

pangan terutama bagi kelompok masyarakat yang rentan ketahanan pangan.

Melalui AIFS dan SPA-FS 2009, Indonesia dan negara anggota

ASEAN lainnya melakukan kerja sama ketahanan pangan melalui penguatan

kebijakan nasional ketahanan pangan masing-masing negara, mengembangkan

sistem cadangan pangan, mendorong perdagangan dan pasar bahan pangan

yang kondusif, dan memperkuat keterkaitan dan keterpaduan sistem jaringan

data terkait informasi mengenai harga, distribusi dan logistik bahan pangan.

Berkaitan dengan hal ini, Indonesia berperan aktif dalam ASEAN Food

Security Reserve Board (AFSRB) dan East Asia Emergency Rice Reserve

(EAERR). Indonesia turut bekerja sama membentuk ASEAN Food Security

Information System (AFSIS) dan upaya bersama dalam rangka produksi yang

berkesinambungan untuk bahan pangan. Melalui kerja sama AIFS dan SPA-

FS 2009, Indonesia mendorong peningkatan kerja sama di sektor pertanian,

seperti optimalisasi penggunaan mendorong kerja sama dengan pihak swasta,

Page 106: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

106

fasilitasi pemerintah untuk investasi di bidang produksi bahan pangan serta

penelitian dan pengembangan kerja sama bio-teknologi.

g. Fora Bilateral

Diplomasi Indonesia dalam pencapaian ketahanan pangan juga

dilakukan melalui kerja sama bilateral di bidang pertanian. Kerja sama

Indonesia dengan Pemerintah Amerika Serikat ditandai dengan kunjugan

Wakil Menteri Pertanian RI ke AS Mei 2011 yang menyepakati kerja sama

bilateral dalam kerjasama pengembangan bio-teknologi, investasi di bidang

penanganan pascapanen dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia

melalui kerja sama antar-universitas. Dimana, pada saat kunjungan Presiden

Obama ke Indonesia dalam rangka menghadiri East Asia Summit di Bali

2011, tindak lanjut konkret kerja sama pertanian tersebut dapat

direalisasikan.89

Kerja sama Indonesia di bidang ketahanan pangan juga dilakukan

dengan negara-negara di Benua Afrika, dimana Pemerintah Indonesia

memberikan pelatihan teknis bagi para petani Afrika. Indonesia cukup banyak

mengirim tenaga ahli pertaniannya ke Tanzania, Gambia, Zambia,

Madagaskar dan Ethiopia dalam rangka meningkatkan kapasitas para petani

setempat untuk berswasembada pangan. Indonesia juga memberikan bantuan

dana dan alat-alat pertanian kepada para petani di Afrika.

Merujuk pada bab sebelumnya dan menanggapi dari kebijakan

ketahanan pangan yang telah dipaparkan pada bab tiga halaman 65 hingga 89,

89 Ade Petranto. Jurnal Diplomasi.”Peran Diplomasi Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional”. Vol 3. No.3 September 2011

Page 107: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

107

dapat dinyatakan bahwa kebijakan yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia

tersebut tidak sejalan dengan fakta yang terjadi pada saat ini, dimana di satu

sisi Indonesia membuat kebijakan yang untuk dengan tujuan melakukan

swasembada pangan khususnya beras yang berarti harus meningkatkan

produksi dalam negeri tanpa mengharapakan bantuan pangan dari luar negeri

sedangkan disisi lain dimana sesuai dengan penjelasan yang telah

dipaparkana pada bab empat halaman 97 hingga 108 menyatakan bahwa

Indonesia sangat menginginkan adanya liberalisasi perdagangan, telah

dijelaskan juga bahwa Indonesia telah menjalin kerjasama dengan negara-

negara produsen pangan lainnya, dan Indonesia telah menerima bantuan-

bantuan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Sehingga dapat di

simpulkan bahwa Indonesia tidak konsisten dalam menerapkan kebijakan

mengenai ketahanan pangan, di satu sisi ingin berswasembada dan di sisi lain

Indonesia juga menerima dan mengharapkan bantuan serta impor pangan

khususnya beras dari luar negeri untuk mencapai ketahanan pangan nasional.

C. Peluang Dan Tantangan Diplomasi Pangan Indonesia

Perubahan lingkungan strategis yang mencakup perubahan kondisi

global maupun domestik yang dapat membawa dampak terhadap kondisi

Indonesia secara menyeluruh. Sebagai bagian dari upaya mencapai tujuan

nasional, pemberdayaan petani dalam sistem distribusi pangan guna mencapai

ketahanan pangan juga harus memperhitungkan pengaruh dinamika

perkembangan lingkungan strategis. Perubahan lingkungan strategis global

terlihat dari globalisasi yang melanda hampir seluruh dunia. Dengan

Page 108: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

108

terjadinya globalisasi, seluruh dunia menjadi saling terhubung satu sama lain

(interconnected) dalam aspek kehidupan, seperti budaya, ekonomi, politik,

teknologi dan lingkungan.

Terkait dengan liberalisasi/pasar bebas, dengan diberlakukannya

perdagangan bebas dunia secara bertahap di beberapa kawasan dunia.

Pemberdayaan petani dalam sistem distribusi pangan menghadapi tantangan,

karena dengan perdagangan bebas produk pertanian akan menghadapi

persaingan dari negara lain, tidak hanya dari daerah lain. Adapun pengaruh

pada lingkungan strategis regional, dimana terjadinya perdagangan bebas di

kawasan Asia Tenggara dalam bentuk AFTA, yang pada esensinya

menghilangkan hambatan tarif bagi produk barang dan jasa suatu negara untuk

memasuki pasar negara lain.

Pada pertemuan tingkat pejabat senior dalam Asean Ministerial

Meeting on Agriculture and Forestry (AMAF) dibahas 5 hal penting, yaitu

soal cadangan beras, ketahanan pangan, peternakan, kerja sama ASEAN

dengan FAO, dan kerja sama ASEAN dengan Organisasi Kesehatan Hewan

Dunia (OIE). ASEAN mengupayakan tercapainya Ketahanan Pangan seluruh

negara anggotanya melalui pembinaan kerja sama yang melibatkan

pemerintahan maupun swasta.90 Dengan demikian, pemberdayaan petani

dalam sistem distribusi pangan guna mencapai ketahanan pangan yang efektif,

komprehensif dan efisien akan meningkatkan daya saing petani, hal ini akan

90 Hermawan Eriadi.Kerisauan Adalah Tunas Perubahan.”Pemberdayaan Petani dan Nelayan Dalam Distribusi Pangan”. Jakarta. September 2012. Diunduh melalui http://hermawaneriadi.com/pemberdayaan-petani-nelayan-dalam-distribusi-pangan/ diakses pada tanggal 12 November 2012

Page 109: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

109

sangat berperan dan menentukan daya saing Indonesia pada era perdagangan

bebas di kawasan ASEAN ini.

Pengaruh perkembangan lingkungan nasional merupakan lingkungan

yang paling berpengaruh terhadap pemberdayaan petani dalam sistem

distribusi pangan guna mencapai ketahanan pangan dalam rangka kemandirian

bangsa. Sehingga, dari ketiga pengaruh lingkungan strategis tersebut dapat

dipaparkan peluang dan tantangannya yakni:91

1. Peluang

Pertama, dengan pelaksanaan AFTA maka arus investasi, barang, jasa,

dan export dari suatu negara anggota Asean ke negara anggota Asean lainnya

praktis akan hampir dapat bergerak bebas. Indonesia memiliki peluang untuk

meningkatkan daya saing produk dengan produk pertanian yang berkualitas,

efektif dan efisien. Kedua, Indonesia dengan SKA yang berlimpah tetapi

belum terkelola dengan baik sehingga belum optimal mensejahterakan

masyarakat. Untuk itu, peluang kayanya SKA dapat dimanfaatkan khususnya

bagi peningkatan kesejahteraan petani dengan cara memberdayakan para

kaum petani.

Ketiga, akar sosial budaya yang luhur dan tradisi sebagai negara

agraris menjadi peluang bagi Indonesia untuk mencapai ketahanan pangan.

Hal ini dapat dilakukan dengan salah satunya memberdayakan petani dalam

91 Suswono Laporan Kementerian Pertanian. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014. “Potensi, Permasalahan, dan Tantangan Pertanian Indonesia”. 3 November 2010.hlm.23

Page 110: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

110

sistem distribusi pangan. Keempat, situasi politik nasional yang cukup

kondusif, khususnya dalam proses legislasi revisi Undang-Undang Pangan dan

penyusunan Undang-Undang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani menjadi

peluang bagi peningkatan pemberdayaan petani dalam sistem distribusi

pangan.

2. Tantangan

Pertama, Dengan pelaksanaan Asean Economic Community (AFTA)

menyatakan bahwa ketika Indonesia tidak memiliki keunggulan dalam sektor

pertanian dibandingkan dengan negara lain, maka Indonesia akan kalah dalam

perdagangan bebas. Kedua, Indonesia dengan SKA yang berlimpah tetapi jika

tidak dikelola dengan baik dengan memberdayakan petani, maka SKA

Indonesia akan terabaikan, bahkan sangat mungkin akan terjadinya “pencurian

“ secara illegal oleh pihak-pihak asing.

Ketiga, meskipun Indonesia memiliki akar sosial budaya yang luhur,

namun pengaruh luar dan situasi kesenjangan ekonomi masyarakat dapat

mempengaruhi dan menyebabkan konflik sosial dan kericuhan yang dapat

menimbulkan kerawanan sosial. Beberapa persoalan agraria yang berujung

pada konflik dan perampasan tanah pertanian. Dan permasalahan seperti itu

merupakan salah satu permasalahan yang cukup sulit untuk diselesaikan.

Sehingga ini merupakan tantangan bagi Indonesia dalam pencapaian

ketahanan pangan. Keempat, kuatnya kepentingan asing dan kelompok-

kelompok kepentingan yang ingin mempertahankan hegemoni dalam sistem

pertanian dapat menjadi kendala penyusunan revisi Undang-Undang Pangan

Page 111: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

111

dan Undang-Undang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Karena akan

dapat mengintervensi proses penyusunan sehingga dapat merugikan petani.

1. Peluang Diplomasi Pangan Indonesia

a. Internasional

1) Liberalisasi Pasar Global dan Ketidakadilan Perdagangan Internasional.

Dimana, Kesadaran akan manfaat peranan perdagangan internasional

bagi kesejahteraan penduduknya mendorong sejumlah negara bertetangga

membentuk organisasi kerja sama ekonomi regional yang memiliki

kepentingan untuk membangun kekuatan ekonomi bersama. Beberapa

kerjasama ekonomi negara yang menonjol yaitu North American Free Trade

Area (NAFTA), European Union (EU), ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan

yang lebih luas lagi adalah Asia Pasific Economic Cooperation (APEC).

Melalui integrasi ekonomi, diharapkan hambatan-hambatan perdagangan

(trade barriers), berupa tariff maupun non-tariff barrier, yang mungkin ada di

antara sesama negara anggota dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan,

sehingga lalu lintas atau mobilitas perdagangan barang dan jasa serta investasi

antar negara di dalam suatu kawasan menjadi lebih baik.

Kondisi ini akan semakin menyulitkan ekspor produk pertanian

Indonesia dan negara-negara lain di luar Eropa, karena sudah pasti akan

mendapat perlakuan yang berbeda (peraturan ekspor-impor yang sangat ketat)

dengan negara-negara yang berada di kawasan yang sama. Untuk menghadapi

masalah ini, Indonesia harus mulai mengembangkan produk pertanian olahan

dan mengutamakan pangsa pasar dalam negeri yang potensinya juga sangat

Page 112: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

112

besar. Sebagai konsekuwensi dari negara yang turut meratifikasi perjanjian

General on Tariff and Trade dan World Trade Organization (GATT/WTO),

Indonesia harus mengikuti aturan yang telah disepakatinya.

Kebijakan proteksi yang dapat dilakukan antara lain penetapan tarif

impor dan pengaturan impor, subsidi sarana produksi, pengaturan harga output

maupun subsidi bunga kredit untuk modal usahatani. Untuk kebijakan promosi

pemerintah memfasilitasi upaya-upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi

usaha, perbaikan kualitas dan standarisasi produk pertanian, peningkatan akses

pasar melalui kegiatan promosi baik di dalam maupun di luar negeri.

2) Perubahan Sistem dan Manajemen Produksi

Sejalan dengan semakin ketatnya persaingan untuk memperoleh

pangsa pasar, para pelaku usaha mengembangkan strategi pengelolaan rantai

pasokan (Supply Chain Management, SCM) yang mengintegrasikan para

pelaku dari semua segmen rantai pasokan secara vertikal ke dalam usaha

bersama berlandaskan kesepakatan dan standarisasi proses dan produk yang

bersifat spesifik untuk setiap rantai pasokan. Kunci daya saing produk antar

rantai pasokan itu adalah efisiensi pada setiap segmen rantai pasokan dan

keterkaitan fungsional antar segmen dalam memelihara konsistensi setiap

pelaku dalam memenuhi kesepakatan dan standar yang digunakan.

Mekanisme ini juga merupakan salah satu wahana baru bagi

perusahaan multinasional untuk menguasai atau mengendalikan sektor

agribisnis Indonesia. Di samping mengandung aspek negatif, franchising dan

Page 113: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

113

sewa merek dagang dapat bermanfaat dalam meningkatkan daya saing dan

perluasan pangsa pasar produk-produk pertanian, yang berarti berdampak

positif bagi perkembangan agribisnis di dalam negeri.

3) Perwujudan Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan (Millenium Development Goals)

Pada tahun 1996, melalui pertemuan World Food Summit (WFS),

dunia telah bersepakat untuk mewujudkan ketahanan pangan bagi setiap orang

dan menghapuskan penduduk yang kelaparan di seluruh negara. Sasarannya

adalah mengurangi jumlah penduduk rawan pangan menjadi setengahnya

paling lambat tahun 2015. Dunia menyadari bahwa pembangunan pertanian

dan pedesaan mempunyai peran penting dalam pemantapan ketahanan pangan,

karena 70 persen penduduk miskin dunia hidup di pedesaan dan

mengandalkan sumber penghidupannya dari sektor pertanian. Oleh karena itu,

pengentasan kemiskinan dan penghapusan kelaparan hanya dapat dilakukan

melalui pembangunan pertanian dan pedesaan yang berkelanjutan, yang dapat

meningkatkan produktivitas pertanian, produksi pangan dan daya beli

masyarakat.

4) Kemajuan Pesat dalam Penemuan dan Pemanfaatan Teknologi

Kemajuan pesat terjadi di bidang bioteknologi tanaman dan hewan

yang didukung dengan kemajuan ilmu biologi molekuler dan berbagai ilmu

pendukungnya. Pemetaan berbagai organisme, keberhasilan transformasi dan

regenerasi organisme hasil rekayasa genetik (genetically modified

organism/GMO) membuka peluang bagi pengembangan industri berbasis

sumberdaya hayati. Penggunaan GMO dalam kaitan dengan keamanan pangan

Page 114: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

114

dan keamanan hayati masih kontroversial. Tidak adanya pengetahuan

konseptual dan empiris yang kuat dan meyakinkan menghasilkan sikap ragu-

ragu dari penentu kebijakan terhadap GMO. Maka negara-negara di dunia

menempuh kebijakan permissive policy atau precautionary policy terhadap

penggunaan GMO. Situasi yang kontroversial tersebut menyulitkan posisi

negara-negara berkembang.

Secara umum posisi status teknologi Indonesia pada beberapa

komoditas pertanian masih relatif tertinggal dibandingkan dengan negara di

kawasan ASEAN. Untuk padi dan unggas Indonesia lebih unggul dibanding

dengan negara-negara di Asia Tenggara maupun Asia Tengah. Namun

demikian untuk komoditas perkebunan relatif tertinggal dari Malaysia dan

hortikultural tertinggal dari Thailand. Untuk produk olahan pangan, produk

Indonesia relatif tertinggal dibanding dengan Thailand dan Vietnam. Hal

tersebut sangat dipengaruhi oleh perhatian pemerintah yang lebih konsisten

dalam membangun rantai agrobisnis komoditas dengan kemudahan dalam

pemasaran produk maupun olahannya.

b. Nasional

1. Dinamika Permintaan Pangan dan Bahan Baku Industri

Dinamika penduduk Indonesia ditinjau dari kualitas, pasar tenaga

kerja, tingkat pendidikan, mobilitas, dan aspek gender akan sangat

berpengaruh terhadap keragaman pembangunan pertanian di masa mendatang.

Dalam kaitan ini ada 3 (tiga) aspek yang perlu mendapat perhatian lebih yaitu:

pertama, meningkatnya permintaan terhadap produk-produk pertanian, baik

Page 115: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

115

dalam jumlah, kualitas, dan keragamannya. Kedua, meningkatnya

ketersediaan tenaga kerja. ketiga meningkatnya tekanan permintaan terhadap

lahan untuk penggunaan non-pertanian (pemukiman, tapak industri,

infrastruktur ekonomi).

Meningkatnya permintaan terhadap produk-produk pertanian dapat

dipandang sebagai peluang sekaligus sebagai tantangan pembangunan

pertanian. Peningkatan permintaan mengandung arti tersedianya pasar bagi

produk-produk pertanian. Di sisi lain, peningkatan permintaan produk

pertanian akan menimbulkan tekanan yang lebih besar untuk memacu

peningkatan produksi. Walau melimpahnya ketersediaan tenaga kerja di

pedesaan kondusif bagi pertumbuhan sektor pertanian, namun di sisi lain

merupakan beban bagi sektor pertanian karena pendapatan buruh tani dan

produktivitas tenaga kerja sektor pertanian semakin sulit ditingkatkan. Selain

itu, melimpahnya tenaga kerja di sektor pertanian justru menciptakan

persoalan baru yaitu terjadinya penurunan luas penguasaan lahan per rumah

tangga yang akan melahirkan lebih banyak kemiskinan di sektor pertanian

untuk masa yang akan datang. Sebagai akibatnya, penduduk miskin di sektor

pertanian akan melimpah pula. Kesenjangan perekonomian pedesaan dan

perkotaan masih tetap tinggi, sehingga penduduk miskin di pedesaan tetap

lebih banyak dibanding perkotaan.

2. Kelangkaan dan Degradasi Kualitas SDA

Meningkatnya permintaan lahan akibat pertumbuhan penduduk selain

menyebabkan penurunan luas lahan pertanian juga meningkatkan intensitas

Page 116: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

116

usahatani di daerah aliran sungai (DAS) hulu. Penurunan luas lahan pertanian,

khususnya lahan sawah, yang telah berlangsung sejak lama, saat ini cenderung

semakin besar seiring dengan peningkatan konversi ke non-pertanian,

khususnya di pulau Jawa. Dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan pangan

juga meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan pangan telah dilakukan

intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian pangan.

3. Manajemen Pembangunan: Otonomi Daerah dan Partisipasi

Seiring dengan pelaksanaan era otonomi daerah yang telah dimulai

sejak tahun 2001, telah terjadi beberapa perubahan penting yang berkaitan

dengan peran pemerintah pusat dan daerah. Peran pemerintah yang

sebelumnya sangat dominan, saat ini berubah menjadi fasilitator, stimulator

atau promotor pembangunan pertanian. Pembangunan pertanian pada era

otonomi daerah akan lebih mengandalkan kreativitas rakyat di setiap daerah.

Oleh karena itu, berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, masalah

ketahanan pangan nasional mestinya tetap menjadi tanggung jawab

pemerintah pusat. Pemantapan sistem ketahanan pangan merupakan salah satu

tantangan serius di masa mendatang.

2. Tantangan Diplomasi Pangan Indonesia

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya, tampak

jelas bahwa pemecahan masalah ketahanan pangan global merupakan suatu

persoalan yang cukup kompleks yang erat kaitannya dengan aspek

ketersediaan, misalnya produksi dan distribusi serta akses terhadap produk

pangan. Upaya menciptakan ketahanan pangan global menghadapi berbagai

Page 117: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

117

tantangan, terutama karena belum terbentuknya tata-perdagangan global yang

adil, yang kemudian justru dijadikan sebagai pra-syarat terpenuhinya

ketahanan pangan global maupun nasional. ‘kebutuhan’ Perundingan Putaran

Doha WTO tahun ini akan menyebabkan negara-negara kembali

memberlakukan kebijakan proteksionisme melalui penerapan subsidi domestik

dan subsidi ekspor. Akibatnya, sektor pertanian tetap menjadi bagian dari

perdagangan dunia yang paling mengalami distorsi perdagangan. Dampaknya,

sebagian besar masyarakat dunia, terutama di negara-negara berkembang

khususnya Indonesia, semakin sulit memperoleh akses pasar produk pertanian.

Kondisi ini diperburuk oleh volatilitas harga pangan dan komoditi di

pasaran akibat dari tindakan beberapa negara yang melakukan kebijakan

export prohibition or restriction. Tantangan untuk menciptakan sistem

perdagangan bebas yang terbuka juga disebabkan oleh permasalahan sanitary

dan phytosanitary (SPS) serta berbagai ketentuan teknis lainnya termasuk

persyaratan terkait food labeling; aturan-aturan yang masih terlalu “ketat” bagi

negara berkembang seperti Indonesia. Indonesia dalam menghadapi berbagai

tantangan tersebut terus menerapkan upaya-upaya dalam pencapaian

ketahanan pangan nasional, salah satunya adalah tetap disosialisasikannya

upaya diplomasi untuk mendorong dilanjutkannya perundingan yang telah

dilakukan selama ini. Dalam WTO Ministerial Conference 2011 lalu,

Pemerintah Indonesia bersama negara berkembang lainnya perlu mendorong

dilakukannya genuine reform sektor pertanian sesuai dengan mandat Doha

Development Agenda. Melalui upaya diplomasi diharapkan negara-negara

Page 118: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

118

maju dapat menghentikan kebijakan proteksionisme. Indonesia bersama

negara berkembang lainnya akan mendorong agar penerapan Technical

Barrier to Trade (TBT) dikurangi. Perlu ditekankan pentingnya hak setiap

negara dan masyarakatnya untuk mewujudkan kecukupan kebutuhan

pangannya.92

Diplomasi Indonesia untuk memperjuangkan ketahanan pangan global

dan ketahanan pangan nasional dapat lebih dioptimalkan melalui dukungan

para stakeholder yang memilki peranan penting dalam menjalankan

kepentingan nasional suatu negara atau pemegang kepentingan nasional. Hal

ini tentunya mencakup kementerian-kementerian teknis terkait sektor

pertanian dan ketahanan pangan, lingkungan hidup, perdagangan,

perindustrian, energi, keuangan maupun kelompok masyarakat pelaku

pertanian dan perkebunan, asosiasi eksportir produk pertanian dan komoditi,

importir bahan pangan, serta akademisi.

Dukungan ini juga harus disertai ketersediaan infrastruktur,

ketersediaan data mengenai peta kerawanan pangan, statistik dan data

produksi pertanian terkini, kapasitas riset bidang bio-teknologi dan upaya

peningkatan produksi serta kapasitas sumber daya manusia yang memadai.

Kiranya melalui concerted effort dengan para pemegang kepentingan nasional,

upaya kemitraan yang dilakukan masing-masing sektor dapat lebih

terkoordinir dan terintegrasi sehingga melalui optimalisasi peran diplomasi

untuk mencapai sasaran yakni ketahanan pangan nasional.

92 Ade Petranto.”Peran Diplomasi dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan”. Jurnal Diplomasi. Volume 3 No.3 September 2011. Hlm 34

Page 119: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

119

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh Indonesia jika melihat

kondisi pangan nasional dan regional saat ini. Pertama, penduduk Indonesia

sangat mengandalkan beras dalam struktur pangan nasional. Dengan

demikian, tingkat konsumsi beras penduduk Indonesia, yang mencapai 113 kg

per tahun, dan termasuk tingkat konsumsi tertinggi di dunia. Ketergantungan

yang tinggi pada beras menyebabkan harga komoditas tersebut sangat

fluktuatif. Selain itu juga, masyarakat pun menjadi tidak terbiasa dengan

bahan pangan alternatif. Kondisi seperti ini tentu akan dirasakan sangat berat

bagi masyarakat yang memilki penghasilan cukup rendah.

Kedua adalah dengan memperhatikan pertimbangan laju pertumbuhan

penduduk Indonesia yang mencapai 1,4% per tahun. Dimana, pertumbuhan

penduduk ini akan menuntut pembukaan lahan baru untuk perumahan,

pendidikan, dan kegiatan usaha. Tingginya alih fungsi lahan pertanian tentu

akan semakin menyulitkan dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional.93

Indonesia juga mengalami masalah besar dalam sektor pertanian dan

pangan, terutama karena: pertama kurangnya kedaulatan atas sumber daya,

modal, faktor produksi utama, dan teknologi serta pengetahuan mengenai

pangan. Kedua, buruknya penanganan pascapanen dan pengolahan hasil.

Ketiga, ketegantungan impor pada beberapa komoditas strategi utamanya

beras. Keempat, kurangnya peranan petani dalam menentukan kebijakan

pertanian walaupun jumlahnya masih signifikan di Indonesia.94 Pengakuan dan

93 Rahmat Pramono. “Ketahanan Pangan dan Energi: Peluang Diplomasi Indonesia dalam Kerangka ASEAN”. Jurnal Diplomasi. Volume 3. No.3 September 2011.hlm 72

94 Muhammad Ikhwan. “ Kondisi Pangan Global dan Agenda Pangan Untuk Indonesia”. Jurnal Diplomasi. Volume 3. No.3.hlm 116

Page 120: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

120

perlindungan lebih lanjut terhadap hak-hak asasi petani dan rakyat yang

bekerja di daerah pedesaan akan menjadi lompatan besar dalam memerangi

kelaparan dan kemiskinan serta mewujudkan hak atas pangan untuk semua

petani.

Proyeksi Ketahanan Pangan Indonesia

1. Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan

a. Swasembada

1. Kedelai: Produksi 2,7 juta ton di tahun 2014 (kenaikan rata-rata 20,05

% per tahun)

2. Gula: Produksi 5,7 juta ton di tahun 2014 (kenaikan rata-rata 17,63 %

per tahun)

3. Daging sapi: Produksi 0,55 juta di tahun 2014 (kenaikan rata-rata 7,30

% tahun)

b. Swasembada Berkelanjutan

1. Padi: Produksi 75,70 juta ton di tahun 2014 (kenaikan rata-rata 3,22 %

per tahun)

2. Jagung: Produksi 29 juta ton di tahun 2014 (kenaikan rata-rata 10,02 %

per tahun)

Dukungan Utama:

a) Penyediaan pupuk:

Page 121: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

121

Kebutuhan pupuk (subsidi dan non-subsidi): urea 35,15 juta ton, SP-36

22,23 juta ton, ZA 6,29 juta ton, KCL 13,18 juta ton, NPK 45,99 juta ton,

dan organik 53,09 juta ton.

b) Subsidi: pupuk, benih/bibit dan kredit/bunga

c) Perluasan lahan baru 2 juta ha untuk tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, hijauan makanan ternak dan padang penggembalaan.

d) Investasi pemerintah dan swasta di bidang pertanian (target investasi untuk

mendukung pencapaian target 1,2 dan 3 selama 2010-2014 adalah: Rp.

1.021.907 milyar untuk PMDN dan Rp.337.071 milyar untuk PMA).

e) Dukungan kementerian atau lembaga lain

Pencapaian target utama Kementerian Pertanian 2010-2014 dibarengi

dengan upaya antisipasi, mitigasi, dan adptasi terhadap fenomena variabilitas

dan perubahan iklim (seperti perakitan teknologi adaptif dan pemetaan daerah

rentan perubahan iklim) dan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 84,9

juta ton CO2 selama 2010-2014.

2. Peningkatan Diversifikasi Pangan

a) Konsumsi beras menurun sekurang-kurangnya 1,5 % per tahun, dibarengi

peningkatan konsumsi umbi-umbian, pangan hewani, buah-buahan dan

sayur-sayuran.

b) Skor pola pangan harapan naik dari 86,4 (2010) menjadi 93,3 (2014)

c) Peningkatan keamanan pangan

Dukungan utama:

Page 122: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

122

a) Investasi pemerintah dan swasta di bidang pertanian (target investasi untuk

mendukung pencapaian target 1,2 dan 3 selama 2010-2014 adalah: Rp.

1.021.907 milyar untuk PMDN dan Rp.337.071 milyar untuk PMA).

b) Dukungan kementerian atau lembaga lain.

3. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor

a) Tersertifikasinya semua produk pertanian organic, kakao fermentasi, dan

bahan olahan karet pada 2014 (pemberlakuan sertifikat wajib).

b) Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan dari 20 % menjadi 50

% tahun 2014

c) Pengembangan tepung-tepungan untuk mensubstitusi 20 % gandum/terigu

impor pada tahun 2014

d) Memenuhi semua sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk

industri coklat dalam negeri tahun 2014

e) Meningkatnya surplus neraca perdagangan US$ 24,3 milyar menjadi US$

54,5 milyar tahun 2014

Dukungan utama:

a) Investasi pemerintah dan swasta di bidang pertanian (target investasi untuk

mendukung pencapaian target 1,2 dan 3 selama 2010-2014 adalah: Rp.

1.021.907 milyar untuk PMDN dan Rp.337.071 milyar untuk PMA).

b) Dukungan kementerian atau lembaga lain.

4. Peningkatan KesejahteraanPetani

a) Pendapatan per kapita pertanian Rp.7,93 juta di tahun 2014

b) Rata-rata laju peningkatan pendapatan per kapita 11,10 persen per tahun

Dukungan utama:

Page 123: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

123

a) Investasi pemerintah dan swasta di bidang pertanian (target investasi untuk

mendukung pencapaian target 1,2 dan 3 selama 2010-2014 adalah: Rp.

1.021.907 milyar untuk PMDN dan Rp.337.071 milyar untuk PMA).

b) Dukungan kementerian atau lembaga lain yang berpihak kepada petani.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Strategi Diplomasi Pangan Indonesia Ada Tiga Yakni Strategi Jangka

Pendek, Strategi Jangka Menengah, dan Strategi Jangka Panjang.

Strategi jangka pendek; dalam strategi jangka pendek salah satu aspek

yang bisa dipertimbangkan adalah pemerintah diharapkan agar bisa

mensosialisasikan integrated farming system atau consolidated farming

system. Karena kedua farming sistem tersebut dapat menguntungkan

kelompok petani Indonesia dalam dua waktu yang bersamaan. Dimana petani

dapat memproduksi pangan lain dan meningkatkan produksinya melalui

inovasi-inovasi yang cukup bagus.

Page 124: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

124

Strategi jangka menengah; dalam menerapkan strategi jangka

menengah ini tujuan utamanya adalah membangun sumber daya manusia yang

profesional dengan cara melibatkan petani dalam kelembagaan. Sehingga

dalam lembaga tersebut kelompok petani dapat membuat kegiatan-kegiatan

yang dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian serta

mengembangkan usaha tani yang dapat memacu aktivitas pertanian.

Strategi jangka panjang; dalam strategi ini dikatakan bahwa setelah

periode strategi jangka menengah. Maka tahap ke-2 yakni startegi jangka

panjang yang memegang peranan penting dalam pembangunan pertanian

khususnya strategi dalam perekonomian nasional. Dimana, diharapkannya

Indonesia serta petani bersama-sama dalam mengusahakan pencapaian

swasembada khususnya beras dengan cara memperhatikan sarana dan

prasarana dalam pertanian. Selain itu juga pemerintah juga diharapkan

mengarahkan petani agar dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing

serta dapat menciptakan diversifikasi pangan, bahwa bukan hanya beras yang

bagus untuk dikonsumsi melainkan banyak komoditas lainnya.

2. Bentuk-Bentuk Diplomasi Pangan Indonesia Di Fora Internasional

Bentuk-bentuk diplomasi pangan yang telah dilakukan oleh Negara

Indonesia dalam mencapai ketahanan pangan nasional sangatlah beragam

dalam setiap forum. Dimana pada tingkat internasional, Pemerintah Indonesia

telah menjalin kerja sama dengan negara-negara penghasil padi seperti

Thailand, Vietnam, India, dan Brasil dengan tujuan agar negara-negara

tersebut dapat membantu Indonesia dalam pembangunan pertanian khususnya

Page 125: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

125

mengenai ketersediaan beras dalam negeri. Di fora multilateral Pemerintah

Indonesia bersama PBB menginstruksikan kepada masyarakat internasional

bahwa pentingnya mencapai ketahanan pangan (food security) serta

menyerukan kepada dunia agar berupaya keluar dari krisis pangan. Dengan

cara menata ulang kebijakan dalam sektor pertanian, baik di tingkat nasional,

regional, maupun internasional.

Indonesia juga kerja sama dengan FAO, WFP, IFAD, dimana

Indonesia sebagai penggagas dalam mendorong terciptanya ketahanan pangan

sehingga dalam hal ini Indonesia bersama ke-3 forum tersebut menyerukan

agar setiap organisasi internasional dalam menangani rawan pangan dunia

harus dilakukan dengan baik dan efisien. Guna untuk mencapai ketersediaan

pangan di setiap negara serta wilayah yang kekurangan pangan khususnya

beras.

Kerja sama Indonesia dalam forum WTO, dimana Indonesia sebagai

inisiator dalam memperjuangkan perdagangan produk pertanian di pasar

terbuka atau pasar global serta memperjuangkan reformasi kebijakan pertanian

melalui penghapusan subsidi ekspor, pengurangan subsidi domestik dan

peningkatan akses pasar. Indonesia percaya bahwa tatanan perdagangan dunia

mempunyai peran yang besar dalam menciptakan ketahanan pangan dunia.

Selain itu, Indonesia melalui forum G-20 memilki peranan penting dalam

mendorong tercapainya ketahanan pangan global dengan menyuarakan kepada

negara-negara G-20 agar berhenti memberlakukan kebijakan mengenai

hambatan ekspor untuk keperluan kemanusiaan ataupun pangan darurat.

Page 126: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

126

Dengan tujuan peningkatan food and nutrion security; pertanian yang

berkesinambungan dan pengentasan kemiskinan melalui peningkatan

pendapatan petani, khususnya smallholders farmers.

Sementara di forum APEC, dengan melihat terjadinya peningkatan laju

pertambahan penududuk dan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi di

kawasan Asia Pasifik sehingga melalui forum tersebut Indonesia berperan

aktif dalam memperkokoh ketahanan pangan yang telah dicapai. Dimana,

negara anggota APEC memandang perlu pembangunan sektor pertanian

dilakukan secara berkelanjutan dengan dukungan investasi, perdagangan dan

pasar. Sedangkan dalam kerangka ASEAN, Indonesia menyepakati ASEAN

Integrated Food Security (AIFS) Framework dan Strategic Plan of Action on

Food Security in the ASEAN Region (SPA-FS) mengenai upaya kerja sama di

bidang ketahanan pangan. Dengan tujuan untuk mendorong pelaksanaan

berbagai kerja sama yang selama ini belum direalisasikan dengan baik untuk

mencegah terjadinya krisis pangan di kawasan ASEAN.

Adapun kerja sama Indonesia di fora bilateral dalam bidang pertanian

yakni kerja sama Indonesia dengan Pemerintah Amerika Serikat dengan

menyepakati kerjasama mengenai pengembangan bio-teknologi, investasi di

bidang penanganan pascapanen dan peningkatan kapasitas sumber daya

manusia melalui kerjasama antar-universitas. Selain itu juga, Indonesia

melakukan kerjasama dengan negara di Benua Afrika dengan metode

Pemerintah Indonesia memberikan pelatihan teknis bagi para petani Afrika.

Page 127: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

127

Indonesia juga memberikan bantuan dana dan alat-alat pertanian kepada para

petani di Afrika.

3. Peluang dan Tantangan Diplomasi Pangan Indonesia di Fora Internasional

Peluang Diplomasi Pangan Indonesia; Dimana dengan terjadinya

perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara dalam bentuk AFTA, yang pada

esensinya menghilangkan hambatan tarif bagi produk barang dan jasa suatu

negara untuk memasuki pasar negara lain. Sehingga dapat meningkatkan daya

saing produk. Hal tersebut juga harus di dukung dengan memanfaatkan

sumber kekayaan alam yang akan dikelola oleh para petani selain itu dengan

adanya undang-undang pangan perlindungan dan pemberdayaan petani yang

akan memberikan peluang bagi peningkatan pemberdayaan petani dalam

sistem distribusi pangan.

Tantangan Diplomasi Pangan Indonesia; dimana dipaparkan bahwa

AFTA menyatakan Indonesia harus dapat menciptakan hal-hal baru yang

dapat menunjang sektor pertanian. Sehingga dapat bersaing dengan negara

lain dalam perdagangan bebas. Hal yang dapat menunjang peningkatan sektor

pertanian agar menjadi lebih baik yakni dengan mengelola sumber kekayaan

alam dengan memberdayakan petani. Tantangan lainnya adalah kuatnya

kepentingan asing yang dapat mempertahanakan hegemoni dalam sistem

pertanian menjadi kendala penyusunan revisi undang-undang pangan dan

undang-undang perlindungan dan pemberdayaan petani.

B. Saran

Page 128: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

128

Strategi diplomasi pangan Indonesia; Indonesia hendaknya

melaksanakan dengan baik startegi-strategi yang telah direncanakan

khususnya strategi jangka panjang yang telah berlangsung hingga saat ini.

Agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya sebagaimana mestinya serta

dapat meningkatkan pencapaian swasembada pangan yang selama ini masih

belum bisa dicapai dengan optimal khususnya komoditas beras sebagai

kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia. Selain itu, dengan

melaksanakan strategi tersebut Indonesia akan bisa terhindar dari kemiskinan

dan kelaparan walaupun tidak sepenuhnya.

Bentuk-bentuk diplomasi pangan Indonesia; Indonesia diharapkan

akan terus berusaha melakukan kerjasama-kerjasama dengan negara-negara

penghasil padi lainnya, agar dapat mencukupi stok cadangan pangan, selain itu

dengan adanya kerjasama dengan negara lain melalui tujuan pencapaian

ketahanan pangan maka akan memudahkan Indonesia dalam perdagangan

bebas. Serta diharapkan untuk tatap menjalin kerjasama dan tetap menjadi

inisiator dalam organisasi-organisasi internasional dalam menyuarakan

pentingnya mencapai ketahanan pangan global dan nasional.

Peluang dan tantangan diplomasi pangan Indonesia; mengenai peluang

Indonesia dalam diplomasi pangan yakni Indonesia sangat berpeluang dalam

kepemilikan komoditas pangan, serta sumber daya manusia. Sehingga

indonesia harus memilki kesadaran akan manfaat peranan perdagangan

internasional bagi kesejahteraan penduduknya dengan membentuk kerjasama

ekonomi regional yang memiliki kepentingan untuk membangun kekuatan

Page 129: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

129

ekonomi bersama. Sementara tantangan dalam diplomasi ini adalah kondisi

saat ini diperburuk oleh volatilitas harga pangan dan komoditi di pasaran

akibat dari tindakan beberapa negara yang melakukan kebijakan ekspor.

Sehingga menciptakan tantangan untuk memasuki perdagangan bebas.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Alatas, Ali, Diplomasi Dalam Aksi “Sebelas Diplomat Indonesia”, Bandung: Angkasa, 2008.

Djelantik, Sukawarsini, Diplomasi Antara Teori Dan Praktik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008.

Diamond, Louise, McDonald, Multi-Track Diplomacy, A System Approach to Peace, 3rd Edition

Gany, Radi A. “Gagasan, Pikiran, dan Harapan Terhadap Pembangunan Pertanian Indonesia”. Kampus Unhas Tamalanrea Makassar. Identitas Universitas Hasanuddin. 2012.

Herdiawan, Didit .Ketahanan Pangan & Radikalisme, Jakarta: Republika, 2012

Page 130: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

130

Jhamtani, Hira. Lumbung Pangan: Menata Ulang Kebijakan Pangan. INSISTpress: Yogyakarta. 2008.

Jackson, Robert. dan Georg Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Khudori. Lapar: Negeri Salah Urus!. Resist Book: Yogyakarta. 2005.

Morghenthau, Hans.J. Politik Antar Bangsa, Edisi Revisi, Buku Ketiga, Jakarta: Yayasan Obor. 1991

Nurmala, Tati .dkk. Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012.

Roy, S.L., Diplomasi, Jakarta : Rajawali Press. 1991.hlm.4-5 Suryokusumo, Sumaryo, Praktik Diplomasi, Jakarta : STIH Iblam, 2004.

Suswono. Laporan Kementerian Pertanian. “Rencana Strategi Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014”.Jakarta. 2010

Wellesley, Victor. Diplomacy in fetters, 1944

Winarno, Budi. Melawan Gurita Neoliberalisme. Dikutip dari Nur Utaminingsih:Global Agriculture And Food Security Program Sebagai Solusi Penanganan Krisis Pangan Negara Berkembang. Makassar.2011.

Jurnal:

Ageng S. Herianto.”Ketahanan Pangan dan Energi: Ketahanan Pangan Global dan Indonesia”. Dalam Jurnal Diplomasi. Volume 3 No. 3.September 2011

Drajat, Ben Perkasa. “Integrasi Ekonomi ASEAN Jelang dan Selepas 2015:Diplomasi Multilateral Indonesia di Tengah Perubahan Dunia“. Dalam Jurnal Diplomasi Vol.2. No.3. September 2010.

Fathonah, R.A. “Mengoptimalkan Foreign Direct Investment: Pelajaran dari Krisis Ekonomi Global 2008-2009.Membangun Ekonomi dengan Diplomasi”. Dalam Jurnal Diplomasi Vol.2, No.2. Juni 2010.

Maxwell S. Food Security: A Post-Modern Perspective. Food Policy. Vol. 21. No.2. 1996

Muhammad Ikhwan. “ Ketahanan Pangan Dan Energi:Kondisi Pangan Global dan Agenda Pangan Untuk Indonesia”. Dalam Jurnal Diplomasi. Volume 3. No.3. September 2011

Page 131: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

131

Maxwell S. dan Frankenberger T. Household Food Security Concept. Indicators, and measurements. UNICEF and IFAD: New York,USA. 1992

Natalegawa, R.M.Marty. “Mesin Diplomasi Cukup Tangguh Memperjuangkan Kepentingan Bangsa, Diterbitkan Jakarta oleh: Direktorat Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri R.I Bekerjasama dengan Pilar Indo Meditama”. Dalam Tabloid Diplomasi, No.25 Tahun II 15 November – 14 Desember 2009

National Geographic Indonesia, “7 Milliar Manusia, Tantangan Mengintai Bumi Yang kian Sesak”, Edisi januari 2011

Petranto, Ade. “Ketahanan Pangan Dan Energi:Peran Diplomasi dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional”. Dalam Jurnal Diplomasi.Vol.3, No.3, September 2011.

Rahmat Pramono. “Ketahanan Pangan dan Energi: Peluang Diplomasi Indonesia dalam Kerangka ASEAN”. Dalam Jurnal Diplomasi. Volume 3. No.3 September 2011.

Artikel :

Agus M Tauchid. Laporan Departemen Pertanian. “Peningkatan Kualitas SDM Dalam Pemberdayaan Ketahanan Pangan Masyarakat”. Diunduh melalui http://www.deptan.go.id/daerah_new/banten/dispertanak_pandeglang/artikel_14.htm diakses pada tanggal 04 Desember 2012

Agil asshofie “Krisis Pangan Dunia” di minggu april 15, 2012 di unduh dari http://agil-asshofie.blogspot.com/2012/04/krisis-pangan-dunia.html diakses pada tanggal 21 januari 2013

Andreas Maryoto “ Akar Krisis Pangan Dunia “dalam Kompas.com di unduh January 5, 2012 dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/16/03335110/Akar-Krisis-Pangan-Dunia diakses pada tanggal 24 januari 2013

Aep Saefullah “Indonesia Butuh Strategi Revolusioner Untuk Ketahanan Pangan”.Kompasiana. 27 oktoeber 2011. Diunduh melalui http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/10/27/indonesia-butuh-

Page 132: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

132

strategi-revolusioner-untuk-ketahanan-pangan-407190.html diakses pada tanggal 23 November 2012

Baginda Pakpahan. “Diplomasi Pangan dan Pertanian”. Citation. Saturday 14 june 2008. Diunduh melalui http://c-tinemu.blogspot.com/2008/06/diplomasi-pangan-dan-pertanian.html diakses pada tangga 17 Oktober 2012

Badan Pusat Statistik, Sensus Penduduk Tahun 2010, di unduh dari http://www.bps.indeks/, pada tanggal 25 januari 2013

Darwin Khadarisma. Laporan Departemen Perdagangan dan Bulog. “ Ketahanan Pangan Indonesia: Beberapa Isu Strategis”. Ilmu dan Teknologi pangan. 25 Mei 2012. Diunduh melalui http://ilmudanteknologipangan.com/2012/05/25/ketahanan-pangan-indonesia-beberapa-isu-strategis/ diakses pada tanggal 20 Oktober 2012

Eddi Santoso. Laporan dari Roma.” Swasembada Pangan Indonesia Naikkan Stabilitas dan Posisi Diplomasi. Minggu 01/03/2009 diunduh melalui http://finance.detik.com/read/2009/03/01/121057/1092286/4/swasembada-pangan-indonesia-naikkan-stabilitas-dan-posisi-diplomasi diakses pada tanggal 12 November 2012

Esven L F Girsang. “Ketahanan Pangan Indonesia” diunduh melalui http://esvenlf.blogspot.com/2012/11/ketahanan-pangan-di-indonesia.html diakses pada tanggal 28 November 2012

Feryanto w.k. Diversifikasi Pangan. “Kelaparan dan Diversifikasi Pangan (suatu Tinjaun Kritis Terhadap Revitalisasi Pertanian dalam Konteks Ketahanan Pangan)”. January 12th, 2011. Diunduh melalui http://feryanto.wk.staff.ipb.ac.id/tag/diversifikasi-pangan/ diakses pada tanggal 23 Desember 2012

Hermawan Eriadi.Kerisauan Adalah Tunas Perubahan.”Pemberdayaan Petani dan Nelayan Dalam Distribusi Pangan”. Jakarta. September 2012. Diunduh melalui http://hermawaneriadi.com/pemberdayaan-petani-nelayan-dalam-distribusi-pangan/ diakses pada tanggal 12 November 2012

Hananni, AR, Nuhfil. Ketahanan Pangan, di unduh dari http://nuhfil.lecture.ub.ac.id/files/2009/03/2-pengertian-ketahanan-pangan-2.pd, pada tanggal 25 januari 2013

Jimmy Hitipeuw, “Tahun 2012, Jumlah Penduduk Dunia Tembus 7 Milliar”, kompas,21 juni 2008, di unduh melalui http://nasional.kompas.com/read/2008/06/21/09053884/tahun.2012.jumlah. penduduk.dunia.tembus.7.miliar. diakses pada tanggal 02 November 2012

Page 133: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

133

Laporan Bank Dunia “Advancing Food Security in a Changing Climate”, 15 Maret 2011, di unduh dari melalui http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/NEWS/O,,contentMDK:22858132~pagePK:64257043~piPK:437376~theSitePK:4607,00.html diakses pada tanggal 23 september 2012

Laporan dari BBC Indonseia berjudul “PBB Bahas Krisis Pangan Dunia”, 24 September 2010, diunduh melalui http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2010/09/100924_unfood.shtml diakses pada tanggal 20 november 2012

Lihat Zainal Abidin, “Ancaman Kemiskinan Global Baru Akibat Krisis Pangan”, laporan Berita Antara, 20 April 2008, http://www.antaranews.com/view/?i=1208673076&c=EKB&s=html diakses pada tanggal 21 November 2012

Laporan Kementerian Pertanian. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014. “Potensi, Permasalahan, dan Tantangan Pertanian Indonesia”. 3 November 2010.hlm.23

Laporan Badan Statistik. “boks 2 penguatan ketahanan pangan daerah di sulawesi tengah” diunduh melalui http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/9A9375DB-7B76-41E7-A97C-1ECA12531564/26831/Boks2PenguatanKetahananPanganProvSulteng.pdf diakses pada tanggal 23 November 2012

Laporan Tempo.co.bisnis “Konsumsi Beras di Indonesia Tertinggi di Dunia” diunduh melalui http://www.tempo.co/read/news/2011/12/13/090371426/Konsumsi-Beras-di-Indonesia-Tertinggi-di-Dunia diakses pada tanggal 21 Oktober 2012

Laporan World Food Programme. “Akses Terhadap Pangan dan Penghidupan”. Fsva 2009. Diunduh melalui http://www.foodsecurityatlas.org/idn/country/fsva-2009-peta-ketahanan-dan-kerentanan-pangan-indonesia/bab-3-akses-terhadap-pangan-dan-penghidupan diakses pada tanggal 21 Oktober 2012

Laporan Dewan Ketahanan Pangan. “Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2010-2014” Draf ke-3 Oktober 2009. Diunduh melalui http://bkp.bangka.go.id/donlot/kebijakanumumketahananpangan2009-2014.pdf diakses pada tanggal 19 September 2012

Lihat Laporan Internasional Food Policy Research Institute,”2009 Global Hunger Index”, diunduh melalui http://www.ifpri.org/publication/2009-global-hunger-index diakses pada tanggal 20 November 2012

Page 134: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

134

Mahela dan Adi Sutanto. Jurnal Protein. “Kajian Konsep Ketahanan Pangan” . Vol 13. No.2 2006. Diunduh melalui http://www.google.com/url?q=http://ejournal.umm.ac.id/index.php/protein/article/viewFile/66/66_umm_scientific_journal.doc&sa=U&ei=eZoXUZmhBMeJrAeJr4G4DQ&ved=0CB8QFjAC&usg=AFQjCNEXEh4dOApbQ_WbxrK-5Eci58kUZw diakses pada tanggal 23 November 2012

PBB Peringatan Krisis Pangan”, artikel 12 Januari 2011,di unduh melalui http://www.epochtimes.co.id/internasional.php?id=986 diakses pada tanggal 12 oktober 2012

Prawira. Laporan WordPress.com. “Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan”. Diunduh melalui http://yprawira.wordpress.com/manajemen-mutu-dan-keamanan-pangan/ diakses pada tanggal 19 November 2012

Pdf. “kebijakan pemerintah dalam pencapaian swasembada beras pada program peningkatan ketahanan pangan” diunduh melalui http://jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/tulisan-hukum-ketahanan-pangan.pdf diakses pada tanggal 25 November 2012

Ratu Atut Chosiyah. Artikel. “Laporan Hasil Pertemuan Pengelolaan Cadangan dan Lumbung Pangan di Provinsi Bali”.. Diunduh melalui http://bkpd.banten.go.id/view_artikel.php?id=155%20&%20idcat=43 04 November 2009.diakses pada tanggal 21 Desember 2012

Sawit, Husein. Artikel Majalah Pangan.” Respon Negara Berkembang dan Indonesia Dalam Menghadapi Krisis Pangan Global 2007 - 2008” diunduh melalui http://www.majalahpangan.com/artikel.php?id=139 , di akses pada sabtu 28 september 2012

Suryo Kusumo. Adikarsa's Blog. “Kedaulatan Pangan atau Ketahanan Pangan yang sesuai untuk Indonesia dalam mengatasi rawan pangan”. dunduh melalui http://adikarsa.wordpress.com/2009/05/17/berbicara-tentang-pembangunan-pasti-tidak-akan-terlepas-dari-pembangunan-ekonomi-masyarakat-dalam-masa-orde-baru-kita-telahmenikmati-hasil-pembangunan-ekonomi-dengan-dibangunnya-infrastruktur-dan-sa/ Mei 17, 2009 .diakses pada tanggal 18 Desember 2012

Surjono Hadi Sudjahjo.”perubahan Iklim dan Ancaman Krisis Pangan Dunia”, Laporan Metro TV News, diunduh melalui http://metrotvnews.com/read/analisdetail/2011/02/05/134/Perubahan-Iklim-dan-Ancaman-Krisis-Pangan-Dunia diakses pada tanggal 15 November 2012

Internet:

Page 135: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

135

Abdullah. Wordpress. “ Model Ketahanan Pangan”. Diunduh melalui http://a270787.wordpress.com/model-ketahanan-pangan/ diakses pada tanggal 13 November 2012.

Achmad,Suparman.”Globalisasi”.diunduh melalui http://www.scribd.com/doc/62991246/globalisasi di akses pada tanggal 21 januari 2013

Anonymous.2012.http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=faktor+yang+mempengaruhi+globalisasi+pangan&sourcew.Diakses Tanggal 09 November 2012.

Bratadharma, Angga. Laporan Infobank.News.com. “Pemerintah Jangan Anggap Remeh Isu Krisis Pangan Dunia”. diunduh melalui http://www.infobanknews.com/2012/08/pemerintah-jangan-anggap-remeh-isu-krisis-pangan-dunia/ . Thu, 23 Aug 2012.Jakarta diakses pada tanggal 09 november 2012

Ezer Siadari, Eben. Jaring.News.com.”Dunia Diambang Krisis Pangan, Ini Strategi Indonesia.” Diunduh melalui http://jaringnews.com/ekonomi/umum/21266/dunia-diambang-krisis-pangan-ini-strategi-indonesia. diakses pada tangal 09 november 2012

Endri,Barcelonastisia. Gizi dan Pangan. “Pengertian ketahan pangan,Penganekaragaman pangan, Pola Pangan Harapan (PPH)”. Diunduh melalui http://endrymesuji.blogspot.com/2012/05/pengertian-ketahan-panganpenganekaragam.html 28 Mei 2012. diakses pada tanggal 25 September 2012

Ketut Budastra. Inspirasi (Membawa Pencerahan Bangsa). “Ketahanan Pangan”. 30 April 2012. Diunduh melalui http://inspirasitabloid.wordpress.com/2010/04/30/ketahanan-pangan%E2%80%9D/ diakses pada tanggal 12 Oktober 2012

Moony Munawaroh. Be A Geograph. “Konsep Ketahanan Pangan”. Diunduh melalui http://earthy-moony.blogspot.com/2011/05/konsep-ketahanan-pangan.html Tuesday, May 17, 2011. diakses pada tanggal 21 oktober 2012

Petikdua. kata.cerita.kita.” Analisis Teori dan Konsep Ketahanan Pangan dan Keterkaitannya terhadap Krisis Pangan Global dalam Ilmu Hubungan Internasional”. 23 Agustus 2011. Diunduh melaui http://petikdua.wordpress.com/2011/08/23/analisis-teori-dan-konsep-ketahanan-pangan-dan-keterkaitannya-terhadap-krisis-pangan-global-dalam-ilmu-hubungan-internasional/ di akses pada tanggal 10 november 2012

Page 136: repository.unhas.ac.id › ... › 3905 › skripsi.docx?sequence=4 · Web view Universitas Hasanuddin - Angga Bratadharma. …Dalam dunia pangan, globalisasi memiliki efek yang cukup

136

Scholte di unduh dari http://www.scribd.com/doc/62991246/globalisasi di akses pada tanggal 21 januari 2013

Soetrisno Dalam Mulyana. Pakpahan dan Pasandaran. Diunduh melalui http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44569/A06aaa.pdf?sequence=1. 1998.diakses pada tanggal 12 november 2012

Usep Sobar Sudrajat. Usepdotcom. “ Membangun Ketahanan Pangan”. Diunduh melalui.http://usepsobars.wordpress.com/2010/02/21/membangun-ketahanan-pangan/ 21 Februari 2010. diakses pada tanggal 20 Oktober 2012