contoh proposal skripsi.docx

57
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pengajaran bahasa Indonesia pada jenjang pendidikan ditujukan untuk membina dan mengembangkan keterampilan berbahasa Indonesia siswa. Keterampilan tersebut meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Dengan demikian, output yang diharapkan dimiliki siswa pembelajaran bahasa Indonesia adalah terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam level komunikasi. Dari keempat keterampilan itu, salah satunya adalah berbicara. Di dalam keterampilan berbicara terdapat materi mengenai menanggapi isi ringkasan berita, artikel, dan buku yang disampaikan oleh peserta diskusi, peneliti memfokuskan menanggapi pada isi berita bertema pendidikan, lingkungan, dan budaya pada Koran Harian Kompas. Selama melaksanakan kegiatan PPL-T, peneliti mengamati kemampuan siswa dalam menanggapi isi berita masih kurang. Banyak faktor yang mungkin menyebabkan hal itu, di antaranya siswa kurang tertarik akan materi tersebut. Kekurangtertarikan itu dapat diakibatkan oleh manfaat menanggapi isi berita belum diketahui siswa. Untuk memberikan pengalaman yang berarti bagi siswa dalam mempelajari materi menanggapi isi berita sebaiknya dilakukan dengan model pembelajaran yang tepat, menanggapi dengan baik terhadap isi berita membuat siswa lebih memiliki wawasan luas, dan lebih berani mengungkapkan pendapat serta kritik terhadap isi berita yang dibaca. Menanggapi berarti seseorang itu

Upload: leaf-heart

Post on 12-Aug-2015

314 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

EEEEEEEEEEEEEEEE

TRANSCRIPT

Page 1: contoh proposal skripsi.docx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangSecara umum pengajaran bahasa Indonesia pada jenjang pendidikan ditujukan untuk membina dan mengembangkan keterampilan berbahasa Indonesia siswa. Keterampilan tersebut meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Dengan demikian, output yang diharapkan dimiliki siswa pembelajaran bahasa Indonesia adalah terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam level komunikasi. Dari keempat keterampilan itu, salah satunya adalah berbicara. Di dalam keterampilan berbicara terdapat materi mengenai menanggapi isi ringkasan berita, artikel, dan buku yang disampaikan oleh peserta diskusi, peneliti memfokuskan menanggapi pada isi berita bertema pendidikan, lingkungan, dan budaya pada Koran Harian Kompas.

Selama melaksanakan kegiatan PPL-T, peneliti mengamati kemampuan siswa dalam

menanggapi isi berita masih kurang. Banyak faktor yang mungkin menyebabkan hal itu, di

antaranya siswa kurang tertarik akan materi tersebut. Kekurangtertarikan itu dapat diakibatkan

oleh manfaat menanggapi isi berita belum diketahui siswa. Untuk memberikan pengalaman yang

berarti bagi siswa dalam mempelajari materi menanggapi isi berita sebaiknya dilakukan dengan

model pembelajaran yang tepat, menanggapi dengan baik terhadap isi berita membuat siswa

lebih memiliki wawasan luas, dan lebih berani mengungkapkan pendapat serta kritik terhadap isi

berita yang dibaca. Menanggapi berarti seseorang itu mengungkapkan ide/gagasan, pendapat,

persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan lain-lain.

Menanggapi dengan baik terhadap isi berita tentu tidak begitu saja diperoleh siswa.

Diperlukan proses belajar dengan model pembelajaran yang tepat. Dewasa ini, ada banyak model

pembelajaran, salah satunya model pembelajaran Discussion Starter Story (DSS). Berdasarkan

pengetahuan peneliti, pembelajaran model Discussion Starter Story (DSS) belum pernah

digunakan dalam pemahaman isi berita. Oleh karena itu, peneliti mencoba meneliti keefektifan

model Discussion Starter Story (DSS) dalam peningkatan kemampuan menanggapi isi berita

dengan mengangkat judul “Efektivitas Pembelajaran Model Discussion Starter Story (DSS)

Page 2: contoh proposal skripsi.docx

Terhadap Kemampuan Menanggapi Isi Berita Koran Harian Kompas oleh Siswa Kelas X

SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010”

B. Identifikasi MasalahTujuan diterapkan identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan semakin terarah.

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah.

1. Rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia pada pembelajaran menanggapi isi berita.

2. Metode pembelajaran yang dilakukan selama ini masih kurang inovatif.

3. Efektifkah model Discussion Starter Story terhadap kemampuan menanggapi isi berita

dibandingkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).

C. Pembatasan Masalah

Pada identifikasi masalah sudah disebutkan hal-hal yang akan diteliti, tetapi pembatasan masalah

masih sangat perlu. Oleh karena itu, penulis membatasi penelitian ini pada seberapa besar

peningkatan kemampuan menanggapi isi berita koran harian Kompas siswa kelas X SMA Santo

Thomas 3 Medan dengan pembelajaran model Discussion Starter Story (DSS) bila dibandingkan

Numbered Head Together (NHT)

D. Rumusan MasalahAdapun perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menanggapi isi berita dengan menggunakan model

Numbered Head Together (NHT) siswa kelas X SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun

Pembelajaran 2009/2010?

2. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menaggapi isi berita dengan menggunakan model

Discussion Starter Story siswa kelas X SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun Pembelajaran

2009/2010?

Page 3: contoh proposal skripsi.docx

3. Keefektivan kemampuan menanggapi isi berita antara model Discussion Starter Story dengan

Numbered Head Together terhadap kemampuan menanggapi isi berita oleh siswa kelas X SMA

Santo Thomas 3 Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010?

E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui siswa dalam menanggapi isi berita dengan menggunakan Numbered Head

Together (NHT) siswa kelas X SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010.

2. Untuk mengetahui siswa dalam menanggapi isi berita dengan menggunakan model Discussion

Starter Story siswa kelas X SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010.

3. Untuk mengetahui keefektivan metode diantara model Discussion Starter Story dengan model

Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan menanggapi isi berita siswa kelas X

SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010.

F. Manfaat PenelitianManfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Sebagai bahan informasi kepada calon guru atau guru bidang studi Bahasa Indonesia tentang

bagaimana cara menggunakan pembelajaran model Discussion Starter Story.

2. Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi penulis danpembaca tentang permasalahan

penelitian ini.

3. Sebagai bahan masukan kepada peneliti lain yang melakukan penelitian yang berhubungan

dengan permasalahan penelitian ini.

BAB IILANDASAN TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN

HIPOTESIS PENELITIANA. Landasan Teoretis

Page 4: contoh proposal skripsi.docx

Dalam kegiatan penelitian, kerangka teoretis memuat sejumlah teori yang berkaitan

dengan judul penelitian. Teori-teori tersebut dijadikan sebagai landasan pemikiran dan titik

acuan bagi uraian mengenai hal-hal yang diteliti.

1. Hakikat Kemampuan Menanggapi Isi Berita Pada Koran

a. Pengertian Kemampuan

Kemampuan berasal dari kata “mampu”. Dalam bahasa Inggris kemampuan adalah

“ability”. Selanjutnya Tarigan (1985:1) mengemukakan:

“Kompetensi atau kemampuan diartikan sebagai pengetahuan yang dipunyai pemakai bahasa tentang bahasanya dan nilai-nilai yang merupakan objek penting. Kemampuan adalah pengetahuan yang dimiliki oleh individu secara tidak sadar, secara diam-diam, secara instrinsik, intuisif dan terbatas.”

Selanjutnya, Kamisa (1997:623) menyatakan, “Kemampuan dapat didefinisikan sebagai

keterampilan yang memerlukan kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kekayaan, dan disertai

dengan tingkat latihan yang terus-menerus.”

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan diartikan sebagai

kesanggupan atau kecakapan untuk melakukan sesuatu hal berdasarkan pengetahuan yang

dimiliki oleh individu secara diam-diam, secara instrinsik, intuitif, dan terbatas.

b. Pengertian Menanggapi

Winarso (2005:107) mengatakan, “Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seseorang selalu

berinteraksi dengan lingkungannya. Pengalaman-pengalaman atau peristiwa yang diperolehnya

dari lingkungan akan menghasilkan tanggapan yang berbeda-beda terhadap objek yang

dilihatnya.”

Page 5: contoh proposal skripsi.docx

Menurut Suryabrata (2003:94), “Tanggapan adalah bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah

melakukan pengamatan.” Sementara itu Sarlito (1986:34) berpendapat bahwa “Tanggapan

adalah suatu proses di mana seseorang sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui

segenap pancaindera yang dimiliknya, yang mampu memberikan pandangan terhadap objek yang

dilihat, diamat, atau dirasakannya.” Selanjutnya secara singkat Nasution (1993:64) mengatakan,

“tanggapan adalah kesan-kesan yang tercipta dalam jiwa seseorang setelah melakukan suatu

proses pengamatan.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tanggapan adalah kesan-kesan yang

timbul sebagai hasil pengamata. Ini bermakna bahwa proses terjadinya tanggapan harus diawali

oleh pengamatan, selanjutnya dari pengamatan tersebut menghasilkan kesan tersendiri bagi yang

mengamati. Dengan demikian, menanggapi berarti seseorang harus mengetahui dan memahami

apa isi berita yang dibacanya.

c. Isi Berita Koran

Tampubolon (1987:195) mengemukakan “Isi berita surat kabar terbagi kepada lima yaitu berita,

opini, iklan, pemberitahuan dan fiksi.” Sesuai dengan pembatasan masalah, yang dikaji dalam

teoretis ini adalah isi berita, bukan opini, iklan, pemberitahuan, atau fiksi. Berita adalah laporan

yang benar pada waktunya tentang peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.

Menurut Effendy (2005:154) mengemukakan,“Ciri-ciri berita surat kabar adalah publisitas, universalitas, dan aktualitas. Publisitas ialah surat kabar diperuntukkan untuk umum, karenanya isi berita harus menyangkut kepentingan umum, bukan untuk golongan tertentu. Universalitas maksudnya adalah isi berita surat kabar harus memuat aneka berita mengenai kejadian–kejadian di seluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan manusia. Sedangkan aktualitas adalah kecepatan penyampaian laporan mengenai kejadian di masyarakat kepada khalayak. Masyarakat umumnya lebih menyenangi berita yang terbaru (terkini) daripada berita berita yang sudah pernah didengarnya.”

Selanjutnya, Effendy (2005:155) mengatakan:“Ditinjau dari isi, maka bobot isi berita surat kabar mencakup 5W + 1H (what = apa, who = siapa, where = dimana, when = kapan, why = mengapa, dan how = bagaimana). Hal ini disebabkan isi berita dapat diketahui dan dipahami oleh pembaca jika mengandung keenam unsur tersebut.

Page 6: contoh proposal skripsi.docx

Hilang dari salah satu unsur tersebut, mengindikasikan bahwa isi berita yang disajikan tidak lengkap dan tidak berbobot, sebab pembaca tidak mengetahui dan memahami isi berita dengan benar. Misalnya isi berita menceritakan bencana alam, namun dalam berita surat kabar tidak disebutkan di mana terjadi (where), maka isi berita terkesan ngambang.

Berikut ini akan dijelaskan unsur-unsur berita surat kabar satu per satu.a. What

What artinya apa. Kata “apa” dimaksudkan adalah setelah membaca berita surat kabar, siswa

mengetahui apa yang diceritakan pada berita tersebut. Misalnya isi berita bercerita tentang

peristiwa erosi, maka yang ditekankan pada berita persoalan apa saja yang dibicarakan dalam

peristiwa tersebut.

b. Who

Who berarti siapa, yakni siapa yang menjadi palaku erosi dari berita tersebut. Jika isi berita

mengetengahkan penebangan hutan dan siapa yang menanggung akibatnya kelak.

c. Why

Why artinya mengapa. Kata “mengapa” dimaksudkan adalah bahwa isi berita harus mampu

menceritakan mengapa peristiwa erosi bisa terjadi. Pada berita tentang penebangan hutan, maka

yang dituntut kepada pembaca adalah mengapa peristiwa penebangan itu bisa terjadi.

d. Where

Where artinya dimana. Pada unsur ini yang ditekankan pada isi berita adalah menceritakan

dimana peristiwa terjadi.

e. When

When artinya kapan. Pada unsur ini yang ditekankan pada isi berita adalah menceritakan kapan peristiwa itu terjadi.

f. How

How artinya bagaimana, yakni bagaimana peristiwa itu terjadi. Pada unsur ini yang ditekankan

dari surat kabar adalah memberitahukan secara kronologis suatu peristiwa berlangsung dengan

bahasa singkat dan padat.

Page 7: contoh proposal skripsi.docx

Menurut Winarso (2005:110), “Dalam menyampaikan isi berita kepada masyarakat, maka

redaktur surat tidak hanya menceritakan isi pokoknya saja, melainkan juga harus dibarengi

dengan keterangan-keterangan pendukung, sehingga pembaca dapat memahami isi berita secara

keseluruhan.” Dalam konteks wacana hal ini disebut ide pokok dan ide pendukung. Ide pokok

berarti unsur utama yang harus ditonjolkan pada isi berita, sedangkan ide pendukung adalah

gagasan-gagasan yang sifatnya menguatkan atau membuat isi berita menjadi lebih menarik.

Ide yang disampaikan redaktur surat kabar dapat ditangkap oleh pembaca. Jika dalam tulisan

menggunakan ide pokok dan ide pendukung/penunjang, maka pembaca pun harus mengetahui

mana ide pokok dan ide pendukung dari isi berita yang dibacanya. Pembaca yang baik adalah

pembaca yang mengetahui ide pokok dan ide pendukung seperti yang dimaksudkan oleh penulis,

sehingga ada kesepahaman maksud antara penulis dengan pembaca.

Sebuah berita yang disajikan secara tertulis tanpa dibarengi dengan ide pendukung maka isi

berita akan ditinggalkan pembaca. Ide pokok dan ide pendukung adalah ibarat kebutuhan

manusia sehari-hari. Manusia hidup memerlukan kebutuhan pokok, namun di samping itu

manusia berusaha mencari kebutuhan-kebutuhan pendamping (kebutuhan sekunder) sehingga

hidup menjadi lebih sempurna. Demikian halnya dengan isi berita, di mana ide pokok harus

dibarengi dengan ide pendukung. Baik tidaknya kualitas isi berita dari surat kabar banyak

ditentukan oleh kemampuan redaktur untuk meletakkan ide pokok dengan ide pendukung secara

tepat pada berita yang ditulisnya.

Setelah diketahui pengertian kemampuan, menanggapi dan isi berita dapat disimpulkan

bahwa kemampuan menanggapi isi berita koran adalah kesanggupan siswa memberikan

penilaian terhadap isi berita setelah melakukan kegiatan belajar meliputi tanggapan terhadap ide

pokok dan ide pendukung dari isi berita.

Page 8: contoh proposal skripsi.docx

2. Hakikat Teknik Cerita Pemula Diskusi (Discussion Starter Story)

a. Pengertian Discussion Starter Story

Sudjana (2001:119) mengemukakan bahwa Discussion Starter Story adalah teknik pemecahan

masalah tentang situasi kehidupan yang khusus seperti ruang lingkup masalah, dan issu yang

nyata. Teknik ini memberikan informasi tentang kasus tertentu kepada para peserta didik

sehingga dengan informasi tersebut mereka dapat mengenal, memahami dan menganalisis kasus

itu secara mendalam. Dengan studi kasus dapat ditemukan berbagai alternatif pemecahan

masalah tersebut. Bahan belajar dapat diangkat dari bahan bacaan atau dari pengalaman langsung

di lapangan. Kasus itu dapat disajikan secara lisan atau rekaman suatu kejadian. Isinya

menggambarkan apa masalahnya, siapa yang terlibat, di mana, kapan, mengapa masalah itu

timbul, dan bagaimana kemungkinan pemecahannya.

Langkah-langkah penggunaan

Langkah-langkah penggunaan teknik cerita pemula diskusi menurut Sudjana (2001:119) adalah

sebagai berikut:

1. Pendidik, mugkin bersama peserta didik, menyiapkan bahan belajar yaitu suatu kasus yang

sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan.

2. Pendidik memberi penjelasan tentang:

Kegiatan apa yang harus dilakukan oleh para peserta didik, misalnya mereka akan

mendiskusikan kasus itu.

Apabila dipandang perlu, ia membentuk kelompok-kelompok kecil sesuai dengan kebutuhan

Peranan pimpinan diskusi, pelapor dan para peserta

Page 9: contoh proposal skripsi.docx

Pendidik membagikan bagan belajar, seperti lembaran yang berisi uraian terlulis, kepada para

peserta didik

Pendidik membantu peserta didik yang membutuhkan bimbingan dalam menganalisis dan

memecahkan masalah yang diidentifikasi dari kasus itu, umpamanya dengan menyarankan

langkah-langkah yang perlu ditempuh atau cara menggunakan data/informasi dalam kasus

tersebut.

Pendidik atau salah seorang peserta didik merangkum hasil diskusi kelompok. Rangkuman ini

antara lain memuat hal-hal sebagai berikut:

- Masalah-masalah yang dihadapi

- Alternatif pemecahan masalah dan pilihan prioritas pemecahannya.

- Program dan langkah-langkah pemecahan masalah.

Apabila studi kasus dilakukan oleh sub-sub kelompok maka perlu diadakan pelaporan hasil sub-

sub kelompok itu dalam kelompok besar.

3. Pendidik bersama peserta didik mengevaluasi proses dan hasil pelaksanaan studi kasus.

b. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Discussion Starter Story

Keunggulan model pembelajaran Discussion Starter Story menurut Sudjana (2001:121) antara

lain.

1. Kasus dapat disajikan dengan berbagai bentuk (tertulis, lisan, film, slide, rekaman, atau

permainan peran).

Page 10: contoh proposal skripsi.docx

2. Setiap peserta didik diberi kesempatan yang sama untuk menganalisis dan mengajukan

informasi tentang alternatif pemecahan masalah.

3. Pserta didik dapat mengenal masalah-masalah dari kehidupan nyata.

4. Mengembangkan suasana bertukar pikiran dan pendapat dengan menggunakan pengetahuan

dan keterampilan yang mereka miliki.

Sedangkan kelemahan model pembelajaran Discussion Starter Story menurut Sudjana

(2001:121) antara lain.

1. Memerlukan kreativitas dan keterampilan dalam menyusun kasus yang dingkat dari kehidupan

nyata.

2. Semua peserta didik tidak sama kepentingannya teradap masalah yang diajukan

3. Waktu yang diperlukan dapat bertambah, lebih-lebih apabila analisis kasus dilakukan secara

mendalam.

4. Membutuhkan pimpinan diskusi yang terampil untuk menghindarkan perdebatan yang tidak

perlu.

B. Kerangka Konseptual

Berdasarkan tinjauan pustaka, baik yang menyangkut kerangka teoretis maupun berdasarkan

hasil-hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini, penulis harus menentukan kerangka

konseptual.

Dalam pembelajaran, banyak model yang dapat digunakan diantaranya model pembelajaran

Discussion Starter Story dan model pembandingnya adalah model Numbered Head Together.

Page 11: contoh proposal skripsi.docx

Model pembelajaran Discussion Starter Story merupakan salah satu model pembelajaran yang

dikemukakan oleh Sudjana. Teori Discussion Starter Story dimulai dengan disediakannya bahan

belajar yang dapat diangkat dari bahan bacaan atau dari pengalaman langsung di lapangan.

Model Discussion Starter Story digunakan saat siswa ingin lebih mengenal suatu informasi

tentang kasus tertentu seperti ruang lingkup masalah, dan issu yang nyata. Siswa memahami dan

menganalisis kasus itu secara mendalam dengan berbagai alternatif pemecahan masalah. Kasus

yang disajikan menggambarkan apa masalahnya, siapa yang terlibat, di mana, kapan, mengapa

masalah itu timbul, dan bagaimana kemungkinan pemecahannya. Pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan terlebih dahulu yang menggunakan unsur 5W+1H merangsang siswa untuk

mengetahui alur setiap kasus yang mereka baca.

Salah satu cara untuk menggapai hasil belajar yang optimal adalah menerapkan model

pembelajaran Discussion Starter Story dianggap lebih baik logis dan sistematis dalam proses

belajar mengajar, sedangkan model Numbered Head Together merupakan model pembelajaran

yang bertumpu pada keterlibatan banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam

suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Di satu sisi

model pembelajaran NHT baik digunakan, namun dalam bidang studi Bahasa Indonesia

khususnya dalam materi menanggapi isi berita, model pembelajaran NHT dirasa kurang cukup

membantu bagi siswa. Dikarenakan dalam menemukan informasi berita melalui kegiatan

menyimak, tidak hanya dibutuhkan juga kerjasama dan rasa tanggungjawab tiap-tiap anggota

kelompok dalam menemukan informasi berita melalui kegiatan menyimak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Discussion Starter

Story dianggap lebih berorientasi pada siswa dalam menanggapi isi berita.

Page 12: contoh proposal skripsi.docx

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian-uraian terdahulu, langkah-langkah selanjutnya adalah mengajukan hipotesis.

Menurut Kartono, “Hipotesis adalah dugaan sementara, dalam arti mungkin salah dan mungkin

yang benar. Ia akan ditolak jika faktanya menyangkal, berarti hipotesisnya salah atau palsu, dan

hipotesisnya akan diterima jika faktanya membuktikan kebenaran.” (Tanjung 2007:30)

Dari pendapat di atas, hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap persoalan yang diteliti

dan setiap hipotesis yang diajukan harus diuji tersendiri untuk mengetahui apakah hipotesis yang

diajukan pada penelitian ini adalah:

= Model Discussion Starter Story lebih efektif dibandingkan dengan Numbered Head Together

dalam menanggapi isi berita.

= Model Discussion Starter Story kurang efektif dibandingkan dengan menggunakan model

Numbered Head Together dalam menanggapi isi berita.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Santo Thomas 3 Medan. Adapun pertimbangan

peneliti memilih lokasi ini adalah:

1. jumlah siswa di SMA Santo Thomas 3 Medan cukup memadai untuk dijadikan sampel

penelitian sehingga data yang diperoleh lebih sahih

Page 13: contoh proposal skripsi.docx

2. di sekolah tersebut belum pernah diadakan penelitian mengenai judul dalam penelitian

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pembelajaran 2009/2010.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan penelitian. Adapun

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen pretest-posttest kontrol

group design. Metode ini digunakan karena peneliti ingin menggambarkan efektivitas model

pembelajaran Discussion Starter Story dalam menanggapi isi berita.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun pembelajaran

2009/2010 terdiri dari 6 (enam) kelas sebanyak 240 orang untuk lebih jelasnya berikut ini dibuat

table populasinya:

TABEL 1

DISTRIBUSI JUMLAH SISWA KELAS X SMA SANTO THOMAS 3 MEDAN TAHUN

PEMBELAJARAN 2009/2010

No. Kelas Jumlah Siswa1. X-1 40 Orang2. X-2 40 Orang3. X-3 40 Orang4. X-4 40 Orang

Page 14: contoh proposal skripsi.docx

5. X-5 40 Orang6. X-6 40 Orang

JUMLAH 240 Orang2. Sampel

Arikunto, (2006:131) menyatakan bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti.”

Jogianto (2008:75) mengatakan “pengambilan sampel secara cluster adalah pemilihan sampel

dengan membagi populasi menjadi beberapa grup bagian (cluster) dan dari beberapa cluster

kemudian dipilih secara random untuk menentukan sampel.”

Dalam penelitian ini populasi yang ada telah terbagi menjadi beberapa bagian berdasarkan

kelas yang ada yaitu X-1 hingga X-6. Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini, peneliti

melakukan random terhadap populasi kelas yang ada dengan cara melakukan pengocokan.

Karena penelitian ini merupakan penelitian eksperimen design two group maka proses

pengocokan dilakukan dua kali.

Pengocokan pertama dilakukan untuk menentukan kelas kontrol dan pengocokan kedua

untuk menentukan kelas eksperimen, setelah dilakukan pengocokan maka didapat hasil kelas X-5

sebagai kelas kontrol dan kelas X-6 sebagai kelas eksperimen.

D. Definisi operasional Variabel Penelitian

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman serta untuk memperjelas permasalahan yang

dibahas, maka perlu dirumuskan defenisi operasional variabel penelitian. Adapun definisi

operasional variabel penelitian ini adalah Metode pembelajaran Discussion Starter Story

merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memecahkan suatu

masalah dengan kerja kelompok memilki tanggungjawab untuk mengajarkan materi pelajaran

Page 15: contoh proposal skripsi.docx

yang ia peroleh dalam kelompok ahli kepada rekan-rekannya di kelompok asal. Sehingga dari

metode pembelajaran ini siswa diharapkan dapat bertanggungjawab mengenai materi pelajaran

baik secara induvidu maupun secara kelompok.

Kemampuan menemukan informasi berita melalui kegiatan menanggapi yang diperoleh siswa

atas kemampuannya dalam menemukan informasi berita yang terangkum dalam rumus 5W + 1 H

yaitu what, who, where, who, when, and how yang merupakan unsur dalam berita pendidikan,

lingkungan dan kebudayaa.

E. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah kontrol group pre-test-post-test. Desain penelitian ini bertujuan

untuk memperlihatkan perbedaan pencapaian antara kelompok eksperimen dengan pencapaian

kelompok control

TABEL II

DESAIN EKSPERIMEN KONTROL GROUP PRE-TEST-POST-TEST

Keterangan:

X1 : Pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Discussion Starter Story

X2 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together

T1 : Tes awal kemampuan menanggapi isi berita

T2 : Tes akhir kemampuan menanggapi isi berita

(Arikunto, 2006:85)

F. Instrumen Penelitian

Kelas Pre-test Perlakuan Post-testEksperimen

Kontrol

Page 16: contoh proposal skripsi.docx

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan untuk menjaring data penelitian.

Data merupakan informasi yang harus diperoleh dari setiap penelitian. Instrument yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dengan bentuk penugasan. Tes ini akan

dilakukan untuk pre-test dan post-test. Pre-test digunakan untuk menjaring data dalam

menemukan informasi dari wacana berita sebelum diadakan perlakuan, sedangkan post-test

digunakan untuk menjaring data dalam menemukan informasi dari wacana setelah diadakan

perlakuan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw.

1. Jalan Eksperimen

TABEL III

LANGKAH-LANGKAH EKSPERIMEN KONTROL GROUP PRETEST-POSTTEST

Pertemuan Guru Siswa Waktu

I Memberikan pre-test Mengerjakan pre-test 1 x 40 menit

II 1. Guru membagi suatu kelas mejadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan yang berbeda

2. Guru menjelaskan materi (materi berita dan konsep 5W+1H)

1. Siswa mengikuti instruksi guru membentuk kelompok asal dengan kemampuan yang berbeda.

2. Siswa mendengarkan penjelasan guru

1 x 40 menit

III 3. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang wacana dengan maksud merangsang timbulnya dskusi dan untuk membantu peserta didik dalam menanggapi isi berita.

4. Guru memberi waktu kepada siswa untuk berdiskusi

5. Guru mengevaluasi hasil diskusi bersama siswa.

3. Siswa mendengarkan tiap-tiap pertanyaan yang diberikan guru

4. Siswa berdiskusi sesuai waktu yang diberikan guru

5. Siswa melakukan evaluasi bersama guru.

1 x 40

Menit

Page 17: contoh proposal skripsi.docx

IV 1. Post-tes 1. Post-test 1 x 40 menit

TABEL IVLANGKAH-LANGKAH YANG DILAKSANAKAN DI KELAS KONTROL

Pertemuan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu

I Kegiatan Awal1. Mengucapkan salam pada siswa2. Mengabsen siswa3. Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

1. Siswa menjawab pertanyaan guru dan menyimak penjelasan guru

1 x 40 menit

II Kegiatan Inti 1. Melakukan apersepsi2. Menjelaskan materi

1. Siswa melakukan tanya jawab kepada guru

2. Siswa mendengarkan

2 x 40 menit

III Kegiatan Inti 1. Guru membagi siswa ke dalam

beberapa kelompok dan memberikan penomoran kepada siswa

2. Guru mengajukan pertanyaan atas berita yang didengar

1. Siswa duduk di dalam kelompok yang telah ditentukan guru

2. Siswa berfikir bersama mengenai pertanyaan guru tersebut

2 x 40 menit

IV Kegiatan Akhir 1. Guru memanggil suatu nomor

siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan

Siswa menyimpulkan pembelajaran

1 x 40 menit

2. Teknik Pengambilan Data

Untuk mengetahui data kemampuan siswa dalam menemukan informasi dari wacana berita,

maka dilakukan penilaian dalam menemukan informasi dari wacana berita yaitu apa (what),

siapa (who), kapan (when), di mana (where), mengapa (why), bagaimana (how). Penelitian

tersebut dilakukan oleh peneliti dan guru bidang studi. Berikut ini kisi-kisi penilaian yang

digunakan dalam penelitian ini.

TABEL V

KISI-KISI/ INDIKATOR TES KEMAMPUAN

MENANGGAPI ISI BERITA DARI KORAN

Page 18: contoh proposal skripsi.docx

Nomor Indikator Skor

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Apa (what)

a. Mampu mengidentifikasi apa yang terdapat

dalam wacana berita

b.Tidak mampu mengidentifikasi apa yang

terdapat dalam berita

Siapa (who)

a. Mampu mengidentifikasi siapa yang ada

dalam wacana berita

b.Tidak mampu mengidentifikasi siapa yang

ada dalam berita

Kapan (when)

a. Mampu mengidentifikasi kapan peristiwa

dari wacana berita terjadi

b.Tidak mampu mengidentifikasi kapan

peristiwa dari wacana terjadi

Di mana (where)

Mampu mengidentifikasi di mana peristiwa

dari wacana berita terjadi

a. Tidak mampu mengidentifikasi di mana

peristiwa dari wacana berita terjadi

Mengapa (why)

a. Mampu mengidentifikasi kenapa peristiwa

(10)

(0)

(10)

(0)

(10)

(0)

(10)

(0)

(30)

(0)

(30)

(0)

Page 19: contoh proposal skripsi.docx

dari wacana berita terjadi

b.Tidak mampu mengidentifikasi kenapa

peristiwa dari wacana berita terjadi

Bagaimana (how)

a. Mampu mengidentifikasi bagaimana

jalannya peristiwa yang terjadi dari wacana

berita

b.Tidak mampu mengidentifikasi bagaimana

jalannya peristiwa yang terjadi dari wacana

berita

JUMLAH 100

G. Teknik Analisis Data penelitian

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis komparasional.

“Teknik analisis komparasional adalah salah satu teknik analisis data kuantitatif atau salah satu

teknik analisis statistik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis mengenai ada tidaknya

perbedaan antara variabel yang sedang diteliti”. (Sudijono, 2005 : 275).

Adapun rumus teknik analisis komparasional yang digunakan adalah t “t” untuk dua sampel

besar yang satu sama lain tidak mempunyai hubungan.

(Sudijono,2005:314)

Keterangan :

t observasi

Mean Kelompok eksperimen

Mean Kelompok pembanding

Page 20: contoh proposal skripsi.docx

SE = Standar error

Penganalisisan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Merumuskan data variabel X (model pembelajaran Discussion Starter Story dan data variabel

Y (NHT),

2. Menganalisis hasil belajar siswa terhadap pembelajaran menemukan informasi dari wacana

berita dengan model pembelajaran Discussion Starter Story (variabel X), yaitu:

a. Mentabulasi distribusi frekuensi variabel X, dan

b. Mencari nilai rata-rata atau mean, standar deviasi, dan standar error variabel X

1. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus:

= Nilai rata-rata variabel X

= Jumlah perkalian frekuensi dengan skor (nilai) variabel X

N = Banyaknya subjek yang diteliti

2. Mencari standar deviasi dengan rumus:

=

= Deviasi standar dari sampel yang diteliti

= Jumlah perkalian frekuensi dengan skor (nilai) yang dikuadratkan

= Banyaknya subjek yang diteliti

3. Mencari standar error dengan rumus:

=

= besarnya kesalahan mean sampel X

= deviasi standard dari sampel yang diteliti

N = banyaknya subjek yang diteliti

1 = bilangan konstan

Page 21: contoh proposal skripsi.docx

3. Menganalisis hasil belajar siswa terhadap pembelajaran menemukan informasi dari wacana

berita dengan pendekatan tanya-jawab (variabel Y), yaitu:

1. Mencari nilai rata-rata (mean):

nilai rata-rata variabel Y

jumlah perkalian frekuensi dengan skor (nilai) variabel Y

N = banyaknya subjek yang diteliti

2. Mencari standar deviasi dengan rumus

= deviasi standard dari sampel yang diteliti

jumlah perkalian frekuensi dengan skor (nilai) yang dikuadratkan

N = banyaknya subjek yang diteliti

3. Mencari standar error dengan rumus

= besarnya kesalahan mean sampel Y

= deviasi standard dari sampel yang diteliti

N = banyaknya subjek yang diteliti

1 = bilangan konstan

4. Menganalisis perbedaan hasil belajar siswa terhasap pembelajaran menemukan informasi dari

wacana berita dengan model pembelajaran Discussion Starter Story terhadap pembelajaran

menemukan informasi dari wacana berita dengan pendekatan tanya-jawab (perbedaan mean

variabel X dan mean variabel Y).

= standard error perbedaan mean X dan Y

= standard error variabel X

= standard error variabel Y

Uji persyaratan

Page 22: contoh proposal skripsi.docx

Sebelum hipotesis penelitian dianalisis dalam uji t, terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratan, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

5. Uji Normalitas

Uji kenormalan dilakukan secara parametric dengan menggunakan penaksir rata-rata pada

simpangan baku. Uji yang dikenal dengan uji Lilifors. Misalkan kita mempunyai sampel acak

dengan hasil pengamatan .Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut

berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa hipotesis tidak

normal.

Untuk pengujian hipotesis nol tersebut, kita tempuh prosedur sebagai berikut:

a. Pengamatan dijadikan bilangan baku z , z , ….z dengan menggunakan rumus z = dan s masing-

masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel),

b. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku kemudian dihitung F

( ) = P ( ),

c. Selanjutnya dihitung proporsi yang lebih kecil atau sama dengan z, jika proporsi ini dinyatakan

oleh S( ), maka

S( ) =

d. Hitung selisih F - S kemudian tentukan harga mutlaknya, dan

e. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut (L ).

6. Uji Homogenitas

Uji homegenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data mempunyai varians yang homogeny

atau tidak. Rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:

varian dari kelompok lebih besar

Page 23: contoh proposal skripsi.docx

varian dari kelompok kecil

Kriteria pengujian:

Jika F hitung <>

Jika F hitung > F tabel maka kedua sampel tidak mempunyai varians yang sama.

7. Menguji hipotesis (t observasi)

Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uju “t” (Sudijono,2007:282-285) dengan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

t observasi

M = mean hasil post-test

M = mean hasil pre-test

SE standar error perbedaan kedua kelompok

Di mana

Setelah diketahui jumlah maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dengan kriteria pengujian

sebagai berikut:

Jika maka hipotesis nihil ditolak

Jika maka hipotesis nihil diterima

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Hayon, Josep, M.Hum, Drs.2003. Membaca dan Menulis Wacana. Jakarta: Storia Grafika.

Semi, Atar, Prof. Drs. 1995. Teknik Penulisan Berita, Features, dan Artikel. Bandung: Mugantara.Sudijono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Page 24: contoh proposal skripsi.docx

----------.2005. Penelitian Hasil Proses Belajar-Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Tarigan, H.G.1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Widodo, Drs. 1997. Teknik Wartawan Menulis Berita di Surat Kabar dan Majalah. Surabaya: Indah.Yusup, M. Pawit. 1995. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Lampiran1RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)A. IDENTITAS

1. Nama Sekolah : SMA Santo Thomas 3 Medan

2. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

3. Kelas/Semester : X/ Ganjil

4. Alokasi Waktu : 4 x 40

5. Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan

berkenalan , berdiskusi dan bercerita

B. IDENTIFIKASI PROGRAM

1. Judul Materi Pembelajaran: Isi Berita Kompas

Kompetensi Dasar : Menanggapi isi Berita Koran Harian Kompas

2. Indikator Pencapaian Hasil Belajar

a. Mampu memahami isi berita

b. Mampu menyampaikan kembali isi berita

c. Mampu menganalisis isi berita

d. Mampu menanggapi isi berita

3. Materi Pokok :

a. Ciri-ciri berita

b. Unsur-unsur Berita Surat kabar

C. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Page 25: contoh proposal skripsi.docx

1. Sumber Belajar

a. Artikel/ wacana berita dari Surat Kabar Harian Kompas

b. Kompeten Berbahasa Indonesia SMA Kelas X Penerbit Erlangga

2. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang dipakai adalah metode pembelajaran kooperatif yakni Discussion

Starter Story (DSS)

D. SKENARIO PEMBELAJARAN/ SEGMENTASI/PERTEMUAN KE

Pertemuan Guru Siswa Waktu

I Memberikan pre-test Mengerjakan pre-test 1 x 40 menit

II 1. Guru membagi suatu kelas mejadi

beberapa kelompok, dengan setiap

kelompok terdiri dari 4-6 siswa

dengan kemampuan yang berbeda

2. Guru memperdengarkan wacana

berita lewat teks bacaan pada siswa

yang ada di kelompok asal

1. Siswa mengikuti instruksi

guru membentuk kelompok

asal dengan kemampuan

yang berbeda.

2. Siswa pada tiap-tiap

kelompok asalmendengarkan

wacana berita

1 x 40 menit

III 3. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang wacana dengan maksud merangsang timbulnya dskusi dan untuk membantu peserta didik dalam menanggapi isi berita.

4. Guru memberi waktu kepada siswa untuk berdiskusi

5. Guru mengevaluasi hasil diskusi bersama siswa.

3. Siswa mendengarkan tiap-tiap pertanyaan yang diberikan guru

4. Siswa berdiskusi sesuai waktu yang diberikan guru

5. Siswa melakukan evaluasi bersama guru.

1 x 40 menit

Page 26: contoh proposal skripsi.docx

IV Post-tes Post-test 1 x 40 menit

E. LEMBAR KERJA SISWAMenjawab soal pilihan berganda dari soal yang telah diberikan oleh guru.Medan, Oktober 2009Menyetujui: Kepala Sekolah, Guru Bidang Study,NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

A. IDENTITAS

6. Nama Sekolah : SMA Santo Thomas 3 Medan

7. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

8. Kelas/Semester : X/ Ganjil

9. Alokasi Waktu : 4 x 40

10. Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan

berkenalan, berdiskusi, dan bercerita

B. IDENTIFIKASI PROGRAM

4. Judul Materi Pembelajaran: Isi Berita Kompas

Kompetensi Dasar : Menanggapi isi Berita Koran Harian Kompas

5. Indikator Pencapaian Hasil Belajar

e. Mampu memahami isi berita

f. Mampu menyampaikan kembali isi berita

g. Mampu menganalisis isi berita

6. Materi Pokok :

c. Ciri-ciri berita

d. Unsur-unsur Berita Surat kabar

Page 27: contoh proposal skripsi.docx

C. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

1 Sumber Belajar

c. Artikel/ wacana berita dari Surat Kabar Harian Kompas

d. Kompeten Berbahasa Indonesia SMA Kelas X Penerbit Erlangga

2 Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang dipakai adalah metode pembelajaran kooperatif yakni Numbered

Head Together (NHT)

D. SKENARIO PEMBELAJARAN/ SEGMENTASI/PERTEMUAN KE

Pertemuan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi waktu

I Kegiatan Awal

1. Mengucapkan salam pada

siswa

2. Mengabsen siswa

3. Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

1. Siswa menjawab pertanyaan

guru dan menyimak

penjelasan guru

1 x 40 menit

II Kegiatan Inti

4. Melakukan apersepsi

5. Menjelaskan materi

2. Siswa melakukan tanya

jawab kepada guru

3. Siswa mendengarkan

1x 40 menit

III Kegiatan Inti

6. Guru membagi siswa ke

dalam beberapa kelompok dan

memberikan penomoran kepada

siswa

4. Siswa duduk di dalam

kelompok yang telah

ditentukan guru

5. Siswa berfikir bersama

mengenai pertanyaan guru

1 x 40 menit

Page 28: contoh proposal skripsi.docx

7. Guru mengajukan pertanyaan

atas berita yang didengar

tersebut

IV Kegiatan Akhir

8. Guru memanggil suatu nomor

siswa untuk menjawab

pertanyaan yang diajukan

Siswa menyimpulkan

pembelajaran

1 x 40 menit

E. LEMBAR KERJA SISWAMenjawab soal pilihan berganda dari soal yang telah diberikan oeh guru.Medan, Oktober 2009Menyetujui: Kepala Sekolah, Guru Bidang Study,NIP. NIP.

Tes Untuk Siswa

A. Petunjuk Tes

1. Bacalah kelima wacana ini dengan baik!

2. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat berdasarkan teks wacana yang tersedia. Jawaban

cukup dengan memperhatikan 5W+1H

Wacana 1

Sebanyak 1.500 anak melukis di Jalan Aspal

SOLO, KOMPAS — Untuk mengenalkan motif batik kepada anak dan remaja sealigus

sebagai sarana penyegaran setelah mengikuti ujian tengah semester, lebih dari 1.500 siswa

sekolah dasar dan sekolah menengah pertama diajak bersama-sama melukis motif di atas jalan

aspal, Selasa (13/10) di Solo, Jawa Tengah.

Kegiatan swadaya masyarakat bertema “Dunia Mengakuiku, Perayaan Peneguhan Batik

Indonesia Warisan Budaya Dunia” itu dilakukan di ruas Jalan Diponegoro , sepanjang 500 meter

dengan menggunakan kapur tulis berwarna-warni.

Page 29: contoh proposal skripsi.docx

Para siswa yang berpartisipasi berasal dari sekolah-sekolah yang tidak jauh dari lokasi melukis.

Sekolah-sekolah itu SMPN 3, SMPN 5, SMPN 10, SD Muhammadiyah, SD Kristen Triwindu,

SDN Ketelan, SDN Ngadisuman, SD Widya Wacana, SDN Yosodipuro, SDN Tumenggungan,

dan SDN Bromantakan.

“Jalan aspal dapat menjadi media alternative pendidikan seni rupa untuk meningkatkan

kreativitas anak. Seni lukis tidak harus terpaku pada media kertas atau kanvas,” kata Ketua

Panitia Mayor Haristanto.

Kebanyakan peserta melukis sesuai dengan imajinasi mereka, seperti gambar bunga, pohon,

binatang dan rumah. Tidak banyak peserta yang menggambarkan motif batik. Padahal, panitia

memasang gambar-gambar contoh motif batik di beberapa titik di tepi jalan sebagai panduan

bagi peserta seperti motif sidomukti, sidoluhur, parang, dan kawung.

“Ada juga karya tulis anak-anak yang bukan termasuk motif batik. Namun, apa pun bisa menjadi

batik karena inspirasi motif batik berasal dari kehidupan sehari-hari. Bagi kami, yang penting

anak-anak mengenal batik lebih baik,” kata Mayor.

I. Jawablah pertanyaan sesuai isi berita di atas!

1. Apa pokok permasalahan yang terdapat pada isi berita di atas?

2. Seni lukis tidak harus terpaku pada media kertas atau kanvas, siapa yang mengemukakan

pernyataan tersebut pada isi berita di atas?

3. Mengapa generasi muda dianjurkan mengenal dan mendapat pengetahuan lebih banyak

tentang batik?

4. Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan?

5. Kapan anak-anak tersebut mulai melukis?

6. Bagaimana pendapat Anda terhadap kegiatan tersebut?

Page 30: contoh proposal skripsi.docx

Wacana 2

Penebangan Liar Terus Terjadi

JEMBER, KOMPAS — Selama 10 bulan terakhir telah terjadi perambahan kayu yang ditaksir

berjumlah labih dari 100 meter kubik di kawasan Taman Nasional Metu Betiri, Kabupaten

Jember, Jawa Timur. Secara ekonomi, nilai kayu memang hanya Rp 200 juta – Rp 400 juta,

tetapi secara ekologi dampaknya sangat besar dan luas.

Kepala Tata Usaha Balai Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) Sumarsono mengemukakan

hal itu seusai menyerahkan tersangka pencurian kayu ke Kepolisian Resor Jember, Selasa (6/10).

Mereka adalah Sariman (40) dan Matpori (30), warga Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo,

Kabupaten Jember.

Saat ditangkap petugas taman nasional, Senin, kedua orang itu sedang membawa kayu suren

berdiameter 0,5 meter yang diperkirakan berusia 25 tahun.”Setelah diteliti, ternyata kayu itu

diambil dari kawasan taman nasional,” kata Sumarsono.

Dari 20 kejadian dalam 10 bulan terakhir yang meliputi penebangan liar dan perburuan

satwa, petugas TNMB menangkap sedikitnya 24 pelaku.

“Dia antara pelaku, beberapa orang kemudian mendekam dipenjara. Tetapi, mereka tak jera.

Mereka mencuri kayu dan tertangkap lagi,” kata Sumarsono.

Menurut dia, pihaknya kesulitan mengawasi TNMB secara optimal dari aktivitas penebangan

liar. “Luas areal taman nasional adalah 58.000 hektar, sementara itu jumlah personel kami sangat

terbatas.” Katanya.

Apalagi, TNMB berbatasan langsung dengan 8 desa, yaitu 6 desa di wilayah Kabupaten Jember

dan 2 desa di wilayah Kabupaten Banyuwangi.

Jawablah pertanyaan ini sesuai isi berita di atas!

Page 31: contoh proposal skripsi.docx

1. Apa pokok permasalahan isi berita tersebut?

2. Siapa yang menjadi tersangka pencurian kayu yang segera dibawa ke Kepolisian Resor

Jember?

3. Mengapa penebangan liar masih tetap terjadi sesuai isi berita di atas?

4. Dimana sering terjadi banjir sesuai isi berita tersebut?

5. Kapan Kepala Tata Usaha Balai TNMB melaporkan tersangka ke Kepolisian Resor jember?

6. Bagaimana tanggapan Anda terhadap peristiwa tersebut?

wacana 3

Presiden Ubah Metode Mengajar

JAKARTA, KOMPAS — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Menteri Pendidikan

Nasional Mohammad Nuh untuk mengubah metodologi belajar-mengajar. Pola yang sekarang

tidak mendorong siswa kreatif dan inovatif sehingga sulit memunculkan jiwa kewirausahaan

anak didik.

Metode belajar-mengajar anak didik yang dilakukan sejak taman kanak-kanak, sekolah dasar,

hingga sekolah menengah dinilai hanya menunjukkan gurunya yang aktif, sedangkan anak didik

justru tidak aktif. Proses belajar sepeti itulah yang dinilai tidak dapat mengembangkan inovasi

dan kreativitas serta kewirausahaan.

Demikian disampaikan Presiden Yudhoyono saat membuka Temu Nasional 2009 di Jakarta,

Kamis (29/10). Dalam acara itu, hadir Wakil Presiden Boediono, para menteri cabinet, gubernur,

bupati, wali kota, unsure pimpinan badan usaha milik Negara (BUMN), dan sejumlah pejabat

lain.

Page 32: contoh proposal skripsi.docx

“Saya minta Menteri Pendidikan nasional untuk mengubah metodologi belajar-mengajar yang

ada selama ini. Sejak taman kanak-kanak hingga sekolah menengah jangna hanya gurunya yang

aktif, tetapi harus mampu membuat siswanya juga aktif,” kata Presiden.

Menurut Presiden, pendidikan jangan hanya mengejar nilai rapor dan ujian. “Kalau itu yang

dipilih, anak-anak bersekolah tetapi tidak berkembang kreativitas, inovasi, dan jiwa

wirausahanya,” lanjut Presiden.

Kewirausahaan

Menurut Presiden, jiwa kewirausahaan sangat penting dan harus dipupuk sejak kecil. Dengan

demikian, setelah selesai menjalani pendidika mereka tidak sekedar menjadi pencari kerja, tetapi

menjadi pencipta lapangan kerja.

“Oleh karena itu, perlu reformasi di bidang pendidikan nasional. Guru dan dosen harus diajak

untuk bisa mengembangkan jiwa kewirausahaan, inovasi, dan kreativitas,” ujarnya.

Sebelum Presiden Yudhoyono menyatakan telah menerima surat dari Presiden Komisaris

Kompas Gramedia Jakob Oetama dan pengusaha Ciputra agar pemerintah mendorong tumbuh

dan berkembangnya jiwa kewirausahaan di Indonesia.

Dikatakan Presiden, sejumlah wirausahawan Indonesia sangat sedikit jika dibandingkan dengan

Negara lain, seperti Amerika Serikat, Jepang, atau Singapura. Padahal dengan berkembangnya

jiwa kewirausahaan, tingkat pengangguran dan kemiskinan dapat diturunkan.

Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, yang diminta tanggapannya oleh pers,

menyatakan akan segera mereformasi system pendidikan, khususnya metode belajar-mengajar .

meski demikian, akan dikaji dulu metode belajar-mengajar yang diterpkan saat ini.

Pada tahap awal, lanjut Mohammad Nuh, pembenahan akan dilakukan pada infrastruktur

pendidikan.”jangan ada lagi sekolah yang bocor, apalagi ambruk,” kata Nuh.

Page 33: contoh proposal skripsi.docx

Jawablah pertanyaan sesuai isi berita di atas!

1. Apa pokok permasalahan isi berita tersebut?

2. Siapa yang mengirimkan surat kepada presiden yang menanggapi tentang pengembangan jiwa

kewirausahaan di Indonesia?

3. Mengapa metode belajar-mengajar harus diubah?

4. Dimana kebijakan tersebut dibicarakan oleh presiden?

5. Kapan peryataan tersebut dikemukakan oleh presiden?

6. Bagaimana tanggapan Anda terhadap isi berita?

Wacana 4

Pilihan Ganda “Menjerumuskan”

Soal-soal pilihan berganda juga mendorong siswa untuk menebak jawaban tanpa berpikir

terlebih dahulu serta lebih membuka pelung terjadinya ketidakjujuran. Oleh karena itu, dalam

aspek penilaian atau evaluasi siswa oleh guru, perlu digalakkan penggunaan item uraian.

Demikian kajian yang dikemukakan sejumlah peneliti dari beberapa perguruan tinggi

berdasarkan hasil-hasil tes internasional yang diikuti siswa Indonesia dalam seminar bertema

mutu pendidikan dasar dan menengah. Penelitian dilakukan berkolaborasi Pengembangan

Depdiknas di Jakarta, akhir pecan lalu.

Sejak tahun 1990-an hingga saat ini Indonesia terlibat dalam tes internasional yang diikuti

siswa dari Negara-negara maju dan Negara berkembang, yani Programme for International

Student Assesment (PISA) di bidang membaca, Matematika, dan Sains untuk siswa SMP.

Indonesia juga mengikuti Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) bidang

membaca untuk siswa SD serta Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS)

Page 34: contoh proposal skripsi.docx

bidang Matematika dan Sains untuk siswa SMP. Hasil tes menunjukkan, kemampuan siswa

Indonesia di bawah standar internasional.

Kemampuan rata-rata siswa Indonesia dalam merespon item format uraian lebih rendah

dibandingkan pilihan ganda. Kondisi itu secara umum menunjukkan siswa Indonesia lemah

untuk melakukan analisis, prediksi, dan membuat kesimpulan.

Tidak Terlatih

Felicia N Utorodewo dari Universitas Indonesia, Minggu (1/11), mengatakan, prestasi

membaca siswa SD Indonesia tak saja terlihat rendah dalam PIRLS, tetapi juga dalam ujian akhir

nasional (UASBN). Siswa Indonesia tidak terlatih untuk menyampaikan pikiran dan gagasanya

dalam bahasa yang runtut serta jelas.

“Mereka sigap menjawab soal pilihan ganda, tetapi lemah dalam mengungkapkan pikiran

dalam bentuk esai,” kata Felicia.

Heri Retnawati dari Universitas Negeri Yogyakarta mengatakan, salah satu yang

mempengaruhi kesulitan siswa Indonesia menjawab soal-soal dalm tes internasional adalah

karena tidak terbiasa mngerjakan evaluasi skala nasional dengan soal esai. Siswa lebih terbiasa

dengan soal pilihan ganda. Di soal TIMSS banyak soal yang bersifat penerapan dan penalaran

sehingga akan menyulitkan siswa yang tidak terbiasa berpikir analitis.

Wasis dari Universitas Negeri Surabaya mengingatkan supaya kegiatan pembelajaran harus

memberikan ruang yang lebih luas lagi bagi siswa untuk melakukan proses menalar dan

menerapkan dibandingkan mengumpulkan pengetahuan.

Fredi Munger, Contractor for Strategic Advisory Services, Australia-Indonesia Basic

Education, Program, AusAid, mengatakan dari tes-tes itu, secara umum siswa Indonesia lemah

dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah.

Page 35: contoh proposal skripsi.docx

Jawablah pertanyaan sesuai isi berita di atas!

1. Apa pokok permasalahan pada wacana di atas?

2. Siapa yang mengatakan bahwa ujian pilihan ganda membuka peluang ketidakjujuran?

3. Mengapa test pilihan ganda dikatakan tidak mengajak siswa untuk berpikir?

4. Di mana dilakukan penelitian itu?

5. Kapan penelitian itu dilakukan oleh peneliti?

6. Bagaimana tanggapan Anda tentang hal tersebut?

PENDAHULUAN

Latar Belakang MasalahManusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dan sebagai wakil Tuhan di bumi yang menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam. Sebagai hamba Tuhan yang mempunyai kewajiban untuk beribadah dan menyembah Tuhan Sang Pencipta dengan tulus

TujuanTujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.

Metode PenulisanPenulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan.Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah :Studi PustakaDalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan denga penulisan makalah ini.

Page 36: contoh proposal skripsi.docx

BAB IIPEMBAHASAN

Dasar PemikiranKehidupan manusia di dunia mempunyai kedudukan sebagai hamba Tuhan YME dan sebagai wakil Tuhan (khalifullah) di bumi yang menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam.Manusia dalam melaksanakan tugas dan kegiatan hidupnya bergerak dalam dua bidang universal filosofis dan sosial politis. Di bidang universal filosofis trasenden dan idealistik, sedangkan bidang sosial politis bersifat imanen dan realistis yang bersifat lebih nyata dan dapat dirasakan.Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang ber-bhinneka, negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan dan kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan gegrafis yang strategis dan kaya sumber daya alam. Kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air.

Pengertian Wawasan NusantaraCara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiawai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita nasional.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara1. Wilayah.2. Geopolitik dan Geostrategi.3. Perkembangan wilayah Indonesia dan dasar hukumnya.

Unsur-unsur Dasar Wawasan Nusantara1. WadahWawasan Nusantara sebagai wadah meliputi 3 komponen :a. Wujud WilayahBatas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh dalamnya perairan. Oleh karena itu nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan dalamnya. Sedangkan secara vertikal ia merupakan suatu bentuk kerucut terbuka keatas dengan titik puncak kerucut di pusat bumi.Letak geografis negara berada di posisi dunia anatar 2 samudra, yaitu pasifik dan samudera hindia dan antara dua benua, yaitu asia dan australia. Letak geografis ini berpengaruh besar terhadap aspek-aspek kehidupan nasional Indonesia. Perwujutan wilayah nusantara menyatu dalam kesatuan politik, ekonomi, sosial-busaya dan pertahanan keamanan.b. Tata Inti OrganisasiBagi Indonesia. Tata inti organisasi negara berdasarkan pada UUD 1945 yang menyangkut bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan pemerintah, sistem pemerintahan, dan sistem perwakilan.Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Kedaulatan berada di tangan rakyat

Page 37: contoh proposal skripsi.docx

yang sepenuhnya oleh majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Sistem pemerintahannya menganut sistem presidensial. Indonesia merupakan Negara Hukum (Rechk Staat) bukan hanya kekuasaan.c. Tata Kelengkapan Organisasi Isi wawasan nusantara tercermin dalam perspektif kehidupan manusia Indoensia dalam eksistensinya yang meliputi :a) Cita-cita bangsa Indonesia tertuang dalam pembukaan UUD 1945.Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.Rakyat Indonesiayang berkehidupan kebangsaan yang bebas.Pemerintahan negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.b) Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal.Satu kesatuan wilayah nusantara mencakup daratan, perairan dan dirgantara.Satu kesatuan politik.Satu kesatuan sosial budaya.Satu kesatuan ekonomi, atas asas usaha bersama.Satu kesatuan pertahanan dan keamanan.Satu kesatuan kebijakan nasional.

2. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencangkup Dua Segia. Tata laku batiniaWawasan Nusantara berlandaskan pada falsafah Pancasila untuk membentuk sikap mental.b. Tata laku lahiriahWawasan Nusantara diwujudkan dalam satu sistem organisasi meliputi : perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengadilan.

Implementasi Wawasan Nusantara3. Wawasan Nusantara sebagai pancaran falsafah Pancasila.4. Wawasan Nusantara dalam pembangunan nasional.a. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik.b. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai kesatuan ekonomi.c. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya.d. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan keamanan.5. Penerapan wawasan Nusantara.6. Hubungan wawasan Nusantara.

Page 38: contoh proposal skripsi.docx

BAB IIIPENUTUP

Demikian makalah tentang wawasan Nusantara yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

KesimpulanJadi wawasan Nusantara adalah sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenal diri dan tanah air sebagai negara kepulauan dari berbagai aspek kehidupan.

Page 39: contoh proposal skripsi.docx

DAFTAR PUSTAKA

- Buku Pendidikan Kewarganegaraan