96413002-a3-hidronefrosis-lp.doc

9
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASA PASIEN DENGAN HIDRONEFROSIS DI RUANG A3 RSUP Dr. KARIADI SEMARANG Disusun oleh : M A H M U R 1.1.10459

Upload: ningsih-hs

Post on 08-Aug-2015

89 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: 96413002-A3-Hidronefrosis-LP.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASA PASIEN DENGAN HIDRONEFROSIS

DI RUANG A3 RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Disusun oleh :

M A H M U R1.1.10459

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

2007

Page 2: 96413002-A3-Hidronefrosis-LP.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASA PASIEN DENGAN HIDRONEFROSIS

1. Pengertian

Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua

ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir

balik sehingga tekanan diginjal meningkat (Smeltzer dan Bare, 2002).

Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung

kemih dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan

ureter yang dapat mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal (Sylvia, 1995).

Apabila obstruksi ini terjadi di ureter atau kandung kemih, tekanan balik akan

mempengaruhi kedua ginjal tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat

adanya batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal yang rusak.

2. Etiologi

1. Jaringan parut ginjal/ureter.

2. Batu

3. Neoplasma/tomur

4. Hipertrofi prostat

5. Kelainan konginetal pada leher kandung kemih dan uretra

6. Penyempitan uretra

7. Pembesaran uterus pada kehamilan (Smeltzer dan Bare, 2002).

3. Patofiologi

Apapun penyebab dari hidronefrosis, disebabkan adanya obstruksi baik parsial

ataupun intermitten mengakibatkan terjadinya akumulasi urin di piala ginjal.

Sehingga menyebabkan disertasi piala dan kolik ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal

Page 3: 96413002-A3-Hidronefrosis-LP.doc

terjadi ketika salah satu ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap maka ginjal

yang lain akan membesar secara bertahap (hipertrofi kompensatori), akibatnya fungsi

renal terganggu (Smeltzer dan Bare, 2002).

4. Manifestasi Klinis

Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi

akut dapat menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi infeksi maja

disuria, menggigil, demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi. Hematuri dan

piuria mungkin juga ada. Jika kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal

kronik akan muncul, seperti:

1. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium).

2. Gagal jantung kongestif.

3. Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi).

4. Pruritis (gatal kulit).

5. Butiran uremik (kristal urea pada kulit).

6. Anoreksia, mual, muntah, cegukan.

7. Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang.

8. Amenore, atrofi testikuler.

(Smeltzer dan Bare, 2002)

5. Penatalaksanaan

Tujuannya adalah untuk mengaktivasi dan memperbaiki penyebab dari

hidronefrosis (obstruksi, infeksi) dan untuk mempertahankan dan melindungi fungsi

ginjal.

Untuk mengurangi obstruksi urin akan dialihkan melalui tindakan nefrostomi

atau tipe disertasi lainnya. Infeksi ditangani dengan agen anti mikrobial karena sisa

urin dalam kaliks akan menyebabkan infeksi dan pielonefritis. Pasien disiapkan untuk

pembedahan mengangkat lesi obstrukstif (batu, tumor, obstruksi ureter). Jika salah

Page 4: 96413002-A3-Hidronefrosis-LP.doc

satu fungsi ginjal rusak parah dan hancur maka nefrektomi (pengangkatan ginjal)

dapat dilakukan (Smeltzer dan Bare, 2002).

6. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1). Gangguan keseimbangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan

cairan.

Tujuan: Volume cairan seimbang

Kriteria hasil:

- RR dan TTV normal/stabil

- Turgor baik, mukosa lembab

- Intake dan output seimbang

Intervensi:

1. Timbang BB tiap tiga hari.

2. Observasi TTV

3. Beri posisi trendelenberg

4. Pantau intake dan output

5. kolaborasi pemberian diuresis

6. Cek laboratorium darah lengkap/rutin

2). Resti infeksi berhubungan dengan akses haemodialise

Tujuan: Infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil:

- Tidak ada tanda-tanda infeksi

- Tidak ada sepsis dan pus

Tindakan:

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

2. Tutup luka dengan teknik aseptik

3. Monitor jika ada peradangan

4. Monitor TTV

5. Kolaborasi pemberian antibiotik

Page 5: 96413002-A3-Hidronefrosis-LP.doc

3). Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan obstruksi akut.

Tujuan: Nyeri berkurang sampai hilang

Kriteria hasil:

- Pasien tampak rileks

- Pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurang

Intervensi:

1. Kaji tingkat nyeri

2. Beri penjelasan penyebab nyeri

3. Ajarkan relaksasi dan distraksi

4. Kolaborasi pemberian analgetik

4). Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia

Tujuan: Kebutuhan aktivitas terpenuhi

Kriteria hasil:

- Meningkatkan kemampuan mobilitas

- Melaporkan penurunan gejala-gejala intoleransi aktivitas

Intervensi:

1. Kaji respon individu terhadap aktivitas, nyeri, dispnea, vertigo

2. Meningkatkan aktivitas klien secara bertahap

3. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi

5). Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah

Tujuan: Nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil:

- Masukan per oral meningkat

- Berat badan dalam rentang normal

Intervensi

1. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.

2. Berikan porsi makan kecil tapi sering

Page 6: 96413002-A3-Hidronefrosis-LP.doc

3. Ciptakan suasanya yang menyenangkan

4. Dukung klien untuk makan bersama anggota keluarga

7. Daftar Pustaka

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC.

Price, Sylvia. 1992. Patofisiologi edisi keempat. Jakatya: EGC.

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. Buku aajar keperawatan medikal bedah

edisi 8. Jakarta: EGC.

Page 7: 96413002-A3-Hidronefrosis-LP.doc

Jaringan parut uretra, batu ginjal, neoplasma, hipertrofi prostat, kelainan konginetal tractus uranius, kehamilan.

Obstruksi tractus urinarius parsial/intermiten

Pathways

Akumulasi urin

Dilatasi ureter

Refluks urin ke ginjal

Hidronefrosis

Disfungsi renal

Gagal ginjal

Aktivasi RAA+ ADH Eritopeutin

Hemodialisa

Peningkatan resorbsi H20 + NO

Peningkatan volume cairan intravaskuler

oliguri

HipertensiOedema

Gangguan keseimbangan volume cairan

Pungsi vena arteri

Hemodilusi Pemberian heparin

Trauma jaringan

Nyeri

Resti infeksi

anemiaResti

Perdarahan

Ultrafiltrasi

Resti gangguan keseimbangan cairan dan

elektrolit

Hb

Suplai Nutrisi

Lemah

Resti injuri

Oksihemoglobin

Suplai O2

Gangguan perfusi jaringan

Intoleransi aktivitas