9 angkutan umum dikandangkan senilai rp152 miliar filedievakuasi ke rumah sakit cipto mangunkusumo...

1
4 | Megapolitan SABTU, 6 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA N ARAPIDANA di Lembaga Pe- masyarakatan (LP) Cipinang sungguh istimewa. Meski badan terku- rung, mereka leluasa berhubun- gan dengan orang luar. Mereka bahkan dapat memodali dan memimpin operasional pabrik narkoba yang tergolong mo- dern. Fakta ini terungkap menyusul terbongkarnya pabrik sabu di Jalan G No 418 A, RT 012/RW 010, Kelurahan Pejagalan, Pen- jaringan, Jakarta Utara. Ternyata pabrik itu milik Phony, narapi- dana narkoba di LP Cipinang. “Jaringan pembuat sabu ini digerakkan dari dalam LP Cipi- nang. Kami telah menangkap narapidana yang menggerakkan kejahatan tersebut,” kata Direktur IV Narkoba Mabes Polri Brigjen Arman Depari, kemarin. Selain Phony, Direktorat Narkoba Bareskrim Polri juga menangkap dua anak buah Phony bernama Effendy H alias Alay dan Jimmy. Alay dan Jimmy ditangkap di pabrik, sedangkan Phony dijemput ke LP Cipinang. Pabrik terbongkar dari hasil kerja sama internasional. Mabes Polri mendapatkan informasi dari Amerika dan melakukan pengin- taian sekitar delapan bulan. Parahnya, rumah toko empat lantai yang dijadikan pabrik sabu tersebut berada di area permukiman padat penduduk. Jaraknya hanya 50 meter dari Sekolah Dasar Negeri Pejagalan 01, 02, 07, dan 08 pagi. Warga menyangka rumah toko terse- but tempat servis AC karena ada plangnya di luar. Kabareskrim Polri Komjen Ito Sumardi menjelaskan Phony mengendalikan bisnisnya den- gan menggunakan telepon se- luler. Dengan alat komunikasi di tangan, Phony yang men- ghubungkan operator pabrik (Effendy) dengan pelanggan. Penggerebekan berlangsung Kamis (4/11) pukul 19.00 WIB. Barang bukti yang disita cukup banyak meliputi sabu jadi seberat 3 kilogram, sabu cair, dan yang masih dalam proses pembuatan. Polisi juga menyita bahan baku meliputi red posphor 69 kg, 20 botol cairan hidraulik acid yang per satuannya berisi 2,5 liter, serta ephedrine. “Jumlah sabu yang bisa diproduksi ber- dasarkan barang bukti tersebut sebanyak 76 kg. Kalau dihitung per kg sekitar Rp2 miliar, ba- rang bukti mencapai Rp152 miliar,” tegas Ito Sumardi di lokasi pabrik sabu. Laboratorium canggih Selain bahan jadi dan bahan baku sabu, polisi juga menyita seperangkat peralatan laborato- rium canggih meliputi tabung reaksi, kompor pemanas tem- pat destilasi, penyaring air, tabung gas, tabung sedot, dan pengering. Menurut Kabareskrim, pe- ralatan yang digunakan kelom- pok Phony tergolong modern dibandingkan pabrik narkoba yang pernah digerebek. Ter- sangka mendatangkan alat tersebut dari China. “Pabrik terdahulu mengguna- kan hot plate factory. Masih pakai alat pemanasan dan penguapan. Tapi alat yang kami temukan ini lebih esien dan efektif karena bisa dikerjakan oleh satu orang saja,” tutur Ito Sumardi. Phony dalam pemeriksaan mengaku pendirian dan peng- operasian pabrik melibatkan juga orang asing. Dua nama dis- ebutkan berasal dari Hong Kong dan China. “Inisialnya TYL dari Hong Kong dan LQY dari China. Mereka merupakan sindikat internasional,” ujar Ito. Menurut Ketua Umum Gerak- an Nasional Anti Narkotika Hen- ry Yosodiningrat, satu-satunya cara menghentikan peredaran narkoba yang di kendalikan narapidana adalah menjadikan areal penjara sebagai blank spot. “Area itu tidak boleh disusupi alat komunikasi, seperti telepon seluler, laptop, dan jaringan in- ternet,” terangnya. (*/J-4) brahmana@ mediaindonesia.com KEBAKARAN yang melanda rumah toko kembali menelan kor- ban satu keluarga. Kemarin, keba- karan yang terjadi di Jalan Dolar No 28, RT 11 RW 14, Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Ba- rat, itu menyebabkan ayah, ibu, dan dua anaknya meninggal. Mereka adalah Kartono alias Asuk, 73, Simamoy, 65, Jaya, 30, dan Agus, 25. Adapun anak ke- dua mereka bernama Lisa, 27, lo- los dari kebakaran karena tinggal di rumah suaminya, Hengky, di Perumahan Cengkareng Indah. Sebelumnya, kejadian yang hampir sama menimpa satu keluarga di Bekasi. Tommy Sanjaya, 37, ditemukan tewas bersama Novi Cristiani (istri- nya), 35, serta dua putri mereka Theodora, 11, dan Natalia, 9. Menurut Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Metro Jakbar Komisaris Ruslan, kebakaran terjadi sejak sekitar pukul 03.20 WIB. Sebanyak delapan mobil pemadam kebakaran dari Suku Dinas Kebakaran dan Penang- gulangan Bencana Jakarta Barat datang ke lokasi dan berhasil memadamkan api dalam tempo setengah jam. Karena itu, ke- bakaran tidak sempat menjalar ke rumah sebelah. Api berhasil tuntas dipadamkan pada seki- tar pukul 04.10 WIB. Warga dan petugas kesulitan untuk menolong korban yang terjebak di lantai atas. Upaya warga membuka pintu toko terganjal karena terkunci dari dalam. Akhirnya pintu bisa terbuka setelah ditabrak de- ngan mobil. Namun, upaya keras itu tidak membuahkan hasil maksimal karena ternyata korban telah meninggal dunia. Jasad Kartono dan Simamoy ditemukan di dalam kamar mandi. Sedangkan tubuh Jaya dan Agus ditemukan di dalam kamar di lantai dua. “Jasad keempat korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk menjalani visum,” kata Ruslan. Pihak kepolisian belum bisa memastikan penyebab keba- karan itu. Namun, ada dugaan kebakaran disebabkan hubung- an arus pendek listrik. Pihaknya juga belum bisa memastikan besarnya kerugian dari kebakaran itu. Tapi diper- kirakan mencapai ratusan juta rupiah karena barang jualan yang ada di toko kelontong itu habis terbakar. (*/J-2) M ASIH terekam di benak Nurcahyo detik-detik jebolnya tanggul Situ Gintung yang terjadi pada 27 Maret 2009 lebih dari setahun yang lalu. Saat itu, dini hari tepatnya pukul 02.00 WIB ia dibangunkan oleh istrinya yang mendengar pemberitahuan warga bahwa tanggul Situ Gintung sudah mulai retak. Tanpa banyak menunggu, Nurcahyo beserta istrinya segera mengepak beberapa barang mereka. Di tengah dinginnya udara malam yang disertai gerimis, pasangan suami istri itu bergegas mem- bawa anak perempuannya yang baru berusia satu tahun ke tempat yang lebih tinggi untuk menyelamatkan diri. Benar saja, tak lama kemu- dian tanggul Situ Gintung sudah tak mampu lagi me- nahan debit air dan akhirnya jebol menerjang permukiman warga di sekitarnya. Rumah warga di RT 01, 03, dan 04 di RW 08 seketika luluh lantak. Termasuk rumah Nurcahyo yang tepat berada di pinggir kali yang menghubungkan Situ Gintung dengan Sungai Pesanggrahan. Ratusan jiwa pun tercatat menjadi korban terjangan air bah tersebut. “Karena rumah sudah hanyut, saya dan keluarga akhirnya mengungsi ke Balai RT 3, sementara warga yang lain banyak juga yang meng- ungsi di (jalan) Kerta Mukti,” ujar Nurcahyo ketika ditemui di depan warungnya yang be- rada persis di samping proyek rehabilitasi bendungan Situ Gintung, kemarin. Cahyo, panggilan akrab pria ini menuturkan, ia dan keluar- ganya hanya sanggup bertah- an selama satu bulan di lokasi pengungsian yang disediakan. Menurutnya, itu karena pen- gungsian sudah terlalu ramai ditambah rasa bosan karena tidak bisa berbuat apa-apa. Selain Cahyo, banyak warga lain yang berpikiran sama. Mereka lebih memilih pulang untuk membersihkan dan membangun kembali rumah masing-masing. Pria asal Pekalongan ini sedikit demi sedikit mem- bangun kembali rumah dan warungnya dengan papan tripleks yang ia beli sendiri ditambah sedikit bantuan warga. “Daripada nungguin bantuan pemerintah lama, saya beli tripleks dengan uang sendiri,” sambungnya. Meskipun mengaku masih takut jebolnya tanggul akan terulang, hingga saat ini Cahyo dan keluarganya tinggal di rumah berbahan seadanya itu. “Mau bagaima- na lagi, kami sudah betah di sini dan tidak tahu harus pin- dah ke mana karena kerja pun sudah di sini,” tutur Cahyo yang sudah tinggal di ka- wasan itu selama 20 tahun. Apabila hujan turun, Cahyo dan warga lain yang tinggal di pinggir kali harus siap mengh- adapi banjir. Saat ini di depan rumah mereka tengah diban- gun selokan selebar 2 meter yang berfungsi sebagai saluran alihan sementara sebelum saluran air utama difungsikan. “Setiap kali hujan deras, air bercampur sampah dengan bau tidak sedap dari selokan pasti meluap dan menggenan- gi rumah kami,” keluh Cahyo. Ia dan warga lainnya ber- harap proyek rehabilitasi Situ Gintung yang sudah berjalan lebih dari satu tahun itu segera selesai. “Kami hanya bisa berharap proses rehabili- tasi segera selesai agar rumah kami tidak selalu kebanjiran saat hujan,” ucap Cahyo. (*/J-3) Polisi Sita Sabu Senilai Rp152 Miliar Peredaran narkoba yang dikendalikan dari penjara bisa diatasi jika area mereka dibuat blank spot. Mathias Brahmana Bertahan Menunggu Rehabilitasi Situ Gintung Lagi, Satu Keluarga Tewas Terpanggang MI/RAMDANI GRAFIS /EBET MI/AMIDOMI Jaringan pembuat sabu ini digerakkan dari dalam LP Cipinang.” Arman Depari Direktur IV Narkoba Mabes Polri GREEN FESTIVAL: Pengunjung salah satu stan dalam Green Festival Solusiku untuk Bumi 2010 di Parkir Timur Senayan, Jakarta, kemarin. Nurcahyo, korban jebolnya Situ Gintung, beberapa waktu lalu di depan warung sederhana miliknya. MI/GINO F HADI TINGGAL PUING: Warga mencoba memadamkan sisa api dari rumah yang terbakar di Perumahan Cengkareng Indah, Cengkareng, Jakarta Barat, kemarin. SEBANYAK 9 angkutan umum yang kedapatan tengah beroperasi dengan kondisi tidak layak jalan dikandangkan aparat Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur. “Penertiban ini untuk memberikan efek jera kepada awak angkutan umum,” kata Kepala Seksi Pen- gawasan dan Pengendalian Sudin Perhubungan Jakarta Timur Anggiat Banjar Nahor di Jakarta, kemarin. Kesembilan angkutan umum, yang di antaranya ialah bus Mayasari Bhakti, PPD, metromini, dan mikrolet itu langsung dibawa petugas ke terminal angkutan barang di Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur. Angkutan umum dikandangkan karena kondisi kendaraan tak layak operasi, mengeluarkan asap berwarna hitam pekat, dan kaca pecah. (*/J-2) PEMENANG Pemilihan Puteri Indonesia (PPI), kemarin menda- pat berbagai hadiah. Bertempat di Aula Penthouse, Graha Mus- tika Ratu, Jakarta, sebanyak 15 orang yang memenangi berbagai predikat pada PPI 2010 menerima hadiah antara lain mobil, trofy, uang, produk kecantikan dari Mustika Ratu, perhiasan, dan busana desainer ternama seperti Anne Avantie, Albert Yanuar, dan Imelda Kartini. Juara pertama Puteri Indonesia 2010, Nadine Alexandra Dewi, berhak atas satu mobil Toyota Avanza dari PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing. Sementara runner-up I dr Reisa Kartikasari dan runner-up II Alessandra Khadijah Usman mendapat fasilitas mobil dinas dari Proton Edar Indonesia. (*/M-7) LINTAS BERITA 9 Angkutan Umum Dikandangkan Puteri Indonesia Kebanjiran Hadiah MI/SUMARYANTO DITANGKAP: Seorang tersangka (tengah) ditangkap Tim Direktorat Pidana Narkoba Mabes Polri saat membongkar pabrik sabu di wilayah Teluk Gong, Jakarta Utara, kemarin.

Upload: lamhanh

Post on 26-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 9 Angkutan Umum Dikandangkan Senilai Rp152 Miliar filedievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk menjalani visum,” kata Ruslan. Pihak kepolisian belum bisa memastikan penyebab

4 | Megapolitan SABTU, 6 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

NA R A P I D A N A di Lembaga Pe-masyarakatan (LP) Cipinang sungguh

istimewa. Meski badan terku-rung, mereka leluasa berhubun-gan de ngan orang luar. Mereka bahkan dapat memodali dan memimpin operasional pabrik narkoba yang tergolong mo-dern.

Fakta ini terungkap menyusul terbongkarnya pabrik sabu di Jalan G No 418 A, RT 012/RW 010, Kelurahan Pejagalan, Pen-jaringan, Jakarta Utara. Ternyata pabrik itu milik Phony, narapi-dana narkoba di LP Cipinang.

“Jaringan pembuat sabu ini digerakkan dari dalam LP Cipi-nang. Kami telah menangkap narapidana yang menggerakkan kejahatan tersebut,” kata Direktur IV Narkoba Mabes Polri Brigjen

Arman Depari, kemarin.Selain Phony, Direktorat

Narkoba Bareskrim Polri juga menangkap dua anak buah Phony bernama Effendy H alias Alay dan Jimmy. Alay dan Jimmy ditangkap di pabrik, sedangkan Phony dijemput ke LP Cipinang.

Pabrik terbongkar dari hasil kerja sama internasional. Mabes Polri mendapatkan informasi dari Amerika dan melakukan pengin-taian sekitar delapan bulan.

Parahnya, rumah toko empat lantai yang dijadikan pabrik sabu tersebut berada di area permukiman padat penduduk. Jaraknya hanya 50 meter dari Sekolah Dasar Negeri Pejagalan 01, 02, 07, dan 08 pagi. Warga menyangka rumah toko terse-but tempat servis AC karena ada plangnya di luar.

Kabareskrim Polri Komjen Ito Sumardi menjelaskan Phony mengendalikan bisnisnya den-gan menggunakan telepon se-

luler. Dengan alat komunikasi di tangan, Phony yang men-ghubungkan operator pabrik (Effendy) dengan pelanggan.

Penggerebekan berlangsung Kamis (4/11) pukul 19.00 WIB.

Barang bukti yang disita cukup banyak meliputi sabu jadi seberat 3 kilogram, sabu cair, dan yang masih dalam proses pembuatan.

Polisi juga menyita bahan baku meliputi red posphor 69 kg, 20 botol cairan hidraulik

acid yang per satuannya berisi 2,5 liter, serta ephedrine. “Jumlah sabu yang bisa diproduksi ber-dasarkan barang bukti tersebut sebanyak 76 kg. Kalau dihitung per kg sekitar Rp2 miliar, ba-rang bukti mencapai Rp152 miliar,” tegas Ito Sumardi di lokasi pabrik sabu.

Laboratorium canggih Selain bahan jadi dan bahan

baku sabu, polisi juga menyita seperangkat peralatan laborato-rium canggih meliputi tabung reaksi, kompor pemanas tem-pat destilasi, penyaring air, tabung gas, tabung sedot, dan pengering.

Menurut Kabareskrim, pe-ralatan yang digunakan kelom-pok Phony tergolong modern dibandingkan pabrik narkoba yang pernah digerebek. Ter-sangka mendatangkan alat tersebut dari China.

“Pabrik terdahulu mengguna-kan hot plate factory. Masih pakai

alat pemanasan dan penguapan. Tapi alat yang kami temukan ini lebih efi sien dan efektif karena bisa dikerjakan oleh satu orang saja,” tutur Ito Sumardi.

Phony dalam pemeriksaan mengaku pendirian dan peng-operasian pabrik melibatkan juga orang asing. Dua nama dis-ebutkan berasal dari Hong Kong dan China. “Inisialnya TYL dari Hong Kong dan LQY dari China. Mereka merupakan sindikat internasional,” ujar Ito.

Menurut Ketua Umum Gerak-an Nasional Anti Narkotika Hen-ry Yosodiningrat, satu-satunya cara menghentikan peredaran narkoba yang di kendalikan narapidana adalah menjadikan areal penjara sebagai blank spot. “Area itu tidak boleh disusupi alat komunikasi, seperti telepon seluler, laptop, dan jaringan in-ternet,” terangnya. (*/J-4)

[email protected]

KEBAKARAN yang melanda rumah toko kembali menelan kor-ban satu keluarga. Kemarin, keba-karan yang terjadi di Jalan Dolar No 28, RT 11 RW 14, Kelurah an Kapuk, Cengkareng, Jakarta Ba-rat, itu menyebabkan ayah, ibu, dan dua anaknya meninggal.

Mereka adalah Kartono alias Asuk, 73, Simamoy, 65, Jaya, 30, dan Agus, 25. Adapun anak ke-dua mereka bernama Lisa, 27, lo-los dari kebakaran karena tinggal di rumah suaminya, Hengky, di Perumahan Cengkareng Indah.

Sebelumnya, kejadian yang hampir sama menimpa satu keluarga di Bekasi. Tommy Sanjaya, 37, ditemukan tewas bersama Novi Cristiani (istri-nya), 35, serta dua putri mereka Theodora, 11, dan Natalia, 9.

Menurut Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Metro Jakbar Komisaris Ruslan, kebakaran terjadi sejak sekitar pukul 03.20 WIB. Sebanyak delapan mobil pemadam kebakaran dari Suku Dinas Kebakaran dan Penang-gulangan Bencana Jakarta Barat datang ke lokasi dan berhasil memadamkan api dalam tempo setengah jam. Karena itu, ke-bakaran tidak sempat menjalar ke rumah sebelah. Api berhasil

tuntas dipadamkan pada seki-tar pukul 04.10 WIB.

Warga dan petugas kesulitan untuk menolong korban yang terjebak di lantai atas. Upaya warga membuka pintu toko terganjal karena terkunci dari dalam. Akhirnya pintu bisa terbuka setelah ditabrak de-ngan mobil.

Namun, upaya keras itu tidak membuahkan hasil maksimal karena ternyata korban telah meninggal dunia.

Jasad Kartono dan Simamoy ditemukan di dalam kamar mandi. Sedangkan tubuh Jaya dan Agus ditemukan di dalam kamar di lantai dua.

“Jasad keempat korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk menjalani visum,” kata Ruslan.

Pihak kepolisian belum bisa memastikan penyebab keba-karan itu. Namun, ada dugaan kebakaran disebabkan hubung-an arus pendek listrik.

Pihaknya juga belum bisa memastikan besarnya kerugian dari kebakaran itu. Tapi diper-kirakan mencapai ratusan juta rupiah karena barang jualan yang ada di toko kelontong itu habis terbakar. (*/J-2)

MASIH terekam di benak Nurcahyo detik-detik jebolnya

tanggul Situ Gintung yang terjadi pada 27 Maret 2009 lebih dari setahun yang lalu. Saat itu, dini hari tepatnya pukul 02.00 WIB ia dibangunkan oleh istrinya yang mendengar pemberitahuan warga bahwa tanggul Situ Gintung sudah mulai retak.

Tanpa banyak menunggu, Nurcahyo beserta istrinya segera mengepak beberapa barang mereka. Di tengah dinginnya udara malam yang disertai gerimis, pasangan suami istri itu bergegas mem-bawa anak perempuannya yang baru berusia satu tahun ke tempat yang lebih tinggi untuk menyelamatkan diri.

Benar saja, tak lama kemu-dian tanggul Situ Gintung sudah tak mampu lagi me-nahan debit air dan akhirnya jebol menerjang permukiman warga di sekitarnya. Rumah warga di RT 01, 03, dan 04 di

RW 08 seketika luluh lantak. Termasuk rumah Nurcahyo yang tepat berada di pinggir kali yang menghubungkan Situ Gintung dengan Sungai Pesanggrahan. Ratusan jiwa pun tercatat menjadi korban terjangan air bah tersebut.

“Karena rumah sudah hanyut, saya dan keluarga

akhirnya mengungsi ke Balai RT 3, sementara warga yang lain banyak juga yang meng-ungsi di (jalan) Kerta Mukti,” ujar Nurcahyo ketika ditemui di depan warungnya yang be-rada persis di samping proyek rehabilitasi bendungan Situ Gintung, kemarin.

Cahyo, panggilan akrab pria

ini menuturkan, ia dan keluar-ganya hanya sanggup bertah-an selama satu bulan di lokasi pengungsian yang disediakan. Menurutnya, itu karena pen-gungsian sudah terlalu ramai ditambah rasa bosan karena tidak bisa berbuat apa-apa. Selain Cahyo, banyak warga lain yang berpikiran sama. Mereka lebih memilih pulang untuk membersihkan dan membangun kembali rumah masing-masing.

Pria asal Pekalongan ini sedikit demi sedikit mem-bangun kembali rumah dan warungnya dengan papan tripleks yang ia beli sendiri ditambah sedikit bantuan warga. “Daripada nungguin bantuan pemerintah lama, saya beli tripleks dengan uang sendiri,” sambungnya.

Meskipun mengaku masih takut jebolnya tanggul akan terulang, hingga saat ini Cahyo dan keluarganya tinggal di rumah berbahan seadanya itu. “Mau bagaima-

na lagi, kami sudah betah di sini dan tidak tahu harus pin-dah ke mana karena kerja pun sudah di sini,” tutur Cahyo yang sudah tinggal di ka-wasan itu selama 20 tahun.

Apabila hujan turun, Cahyo dan warga lain yang tinggal di pinggir kali harus siap mengh-adapi banjir. Saat ini di depan rumah mereka tengah diban-gun selokan selebar 2 meter yang berfungsi sebagai saluran alihan sementara sebelum saluran air utama difungsikan. “Setiap kali hujan deras, air bercampur sampah dengan bau tidak sedap dari selokan pasti meluap dan menggenan-gi rumah kami,” keluh Cahyo.

Ia dan warga lainnya ber-harap proyek rehabilitasi Situ Gintung yang sudah berjalan lebih dari satu tahun itu segera selesai. “Kami hanya bisa berharap proses rehabili-tasi segera selesai agar rumah kami tidak selalu kebanjiran saat hujan,” ucap Cahyo. (*/J-3)

Polisi Sita Sabu Senilai Rp152 Miliar

Peredaran narkoba yang dikendalikan dari penjara bisa diatasi jika area mereka dibuat blank spot.

Mathias Brahmana

Bertahan Menunggu Rehabilitasi Situ Gintung

Lagi, Satu Keluarga Tewas Terpanggang

MI/RAMDANI

GRAFIS /EBET

MI/AMIDOMI

Jaringan pembuat sabu ini digerakkan dari dalam LP Cipinang.”Arman DepariDirektur IV Narkoba Mabes Polri

GREEN FESTIVAL: Pengunjung salah satu stan dalam Green Festival Solusiku untuk Bumi 2010 di Parkir Timur Senayan, Jakarta, kemarin.

Nurcahyo, korban jebolnya Situ Gintung, beberapa waktu lalu di depan warung sederhana miliknya.

MI/GINO F HADI

TINGGAL PUING: Warga mencoba memadamkan sisa api dari rumah yang terbakar di Perumahan Cengkareng Indah, Cengkareng, Jakarta Barat, kemarin.

SEBANYAK 9 angkutan umum yang kedapatan tengah beroperasi dengan kondisi tidak layak jalan dikandangkan aparat Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur. “Penertiban ini untuk memberikan efek jera kepada awak angkutan umum,” kata Kepala Seksi Pen-gawasan dan Pengendalian Sudin Perhubungan Jakarta Timur Anggiat Banjar Nahor di Jakarta, kemarin. Kesembilan angkutan umum, yang di antaranya ialah bus Mayasari Bhakti, PPD, metromini, dan mikrolet itu langsung dibawa petugas ke terminal angkutan barang di Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur.

Angkutan umum dikandangkan karena kondisi kendaraan tak layak operasi, mengeluarkan asap berwarna hitam pekat, dan kaca pecah. (*/J-2)

PEMENANG Pemilihan Puteri Indonesia (PPI), kemarin menda-pat berbagai hadiah. Bertempat di Aula Penthouse, Graha Mus-tika Ratu, Jakarta, sebanyak 15 orang yang memenangi berbagai predikat pada PPI 2010 menerima hadiah antara lain mobil, trofy, uang, produk kecantikan dari Mustika Ratu, perhiasan, dan busana desainer ternama seperti Anne Avantie, Albert Yanuar, dan Imelda Kartini. Juara pertama Puteri Indonesia 2010, Nadine Alexandra Dewi, berhak atas satu mobil Toyota Avanza dari PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing. Sementara runner-up I dr Reisa Kartikasari dan runner-up II Alessandra Khadijah Usman mendapat fasilitas mobil dinas dari Proton Edar Indonesia. (*/M-7)

LINTAS BERITA

9 Angkutan Umum Dikandangkan

Puteri Indonesia Kebanjiran Hadiah

MI/SUMARYANTODITANGKAP: Seorang tersangka (tengah) ditangkap Tim Direktorat Pidana Narkoba Mabes Polri saat membongkar pabrik sabu di wilayah Teluk Gong, Jakarta Utara, kemarin.