8/skripsi_sukma... · web viewbelum tentu efektif apabila dilakukan secara konvensional. kegiatan...
TRANSCRIPT
E-Learning sebagai Media Pembelajaran Alternatif
untuk Peningkatan Motivasi Belajar Mahasiswa
( Keefektifan Pengunaan Website dan E-mail sebagai Media Pembelajaran pada
Program Pembelajaran Jarak Jauh Jurusan PGSD S1
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang)
Skripsi
Disusun Sebagai Salah Satu Syaratuntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Oleh
Hendra Dedi Kriswanto
1201403035
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang
Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Skripsi ini diajukan oleh :
Nama : Hendra Dedi Kriswanto
NIM : 1201403035
Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. A ch m ad Ri f a’i RC, M.Pd Drs. Amin Yusuf, M.Pd NIP. 131413232 NIP. 131967648
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan dihadapkan panitia ujian skripsi Fakultas IlmuPendidikan, Universitas Negeri Semarang,
Hari : SelasaTanggal : 10 Februari 2009
Panitia Ujian
Ketua Sektretariat
Dr s. H ard jono, M.Pd Drs. D a m an, M.Pd NIP. 130781006 NIP. 132206338
Penguji Utama Anggota
Dr. F akhrudd in, M.Pd Dr. A ch m ad Ri f a i, RC, M.Pd NIP. 131607091 NIP. 131413232
Anggota
Dr s. Amin Yusuf, M.Si NIP. 131967648
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Cita-cita adalah sebuah harapan untuk masa depan, cita-cita adalah nafas manusia untuk hidup sesuai keinginan dan cita-cita terbentuk dari nafas manusia saat ini.
Tuhan tidak akan pernah memberikan cobaan melebihi kemampuan manusiaitu sendiri
Kenangan indah masa lalu hanya untuk dikenang, bukan untuk diingat-ingat. Rasa takut bukanlah untuk dinikmati,tetapi untuk dihadapi.Orang bijaksana selalu melengkapi kehidupannya dengan banyak persahabatan.
Tidak ada simpanan yang lebih berguna daripada ilmu.Tidak ada sesuatu yang lebih beruntung daripada adab. Tidak ada kawan yang lebih bagus daripada akal.Tidak ada benda ghaib yang lebih dekat daripada maut.
Kesuksesan adalah pengoptimalan suatu kelebihan, kegagalan adalah akumulasi dari segala kekurangan.
PERSEMBAHAN
1. Ibu Widayah, Bapak Joko Wasito, adik: Muamar Husaini, Ikhlasul ZakiZamani, Khusni Zaki Zamani dan Rezaka Ardhi Panca yang aku cintai.
2. Dr. Achmad Rifai RC, M.Pd, Drs. Amin Yusuf, M.Si, Dr. Sri Sulistyorini, M.Pd, Drs. Utsman, M.Pd, dan semua dosen yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
3. Teman-teman almamater Suyatno, Hilyar, Edy dan semua angkatan seperjuangan PLS khususnya angkatan 2003
4. Teman-teman : Haris, Budi, Yogi, Dian, Khabib, Edy dan semua teman- teman yang tidak dapat disebuatkan satu persatu
iv
PRAKATA
Puji syukur yang tidak terhingga pada Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayah-NYA yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “E-Learning sebagai Media
Pembelajaran Alternatif untuk Peningkatan Motivasi Belajar Mahasiswa
( Keefektifan Pengunaan Website dan E-mail sebagai Media Pembelajaran
pada Program Pembelajaran Jarak Jauh Jurusan PGSD S1 Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang)” dengan baik. Penelitian ini dilakukan
untuk menguji hipotesis tentang Penggunaan E-learning
mampu meningkatkan motivasi belajar mahasiswa
program PJJ S1 PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Luar Sekolah pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus, ucapan
terimakasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Drs. Hardjono M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES
2. Drs. Utsman M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu
Pendidikan UNNES yang telah menyetujui dan mengesahkan judul skripsi
yang telah penulis ajukan.
3. Dr. Achmad Rifa’i RC, M.Pd, pembimbing I yang telah banyak
membantu dengan kesungguhan dan penuh keikhlasan membimbing dan
mengarahkan dalam menyusun skripsi.
4. Drs. Amin Yusuf, M.Si, pembimbing II yang telah banyak membantu
membimbing, mengarahkan dan memberikan petunjuk dalam penyusunan
skripsi.
5. Dr. Sri Sulistyorini, M.Pd sebagai pengelola PJJ S1 PGSD Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang dan memberikan ijin serta bantuan
dalam penyusunan skripsi ini.
6. Mahasiswa PJJ PGSD S1 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian.
7. Bapak dan ibu tercinta dan segenap keluarga yang telah mencurahkan kasih
sayang serta dorongan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan PLS serta anak-anak kontrakan Padang Rejo
Budi, Dian, Haris, Yogi,.
Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat
imbalan yang berlimpah dan diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan
oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Semarang, Februari 2009Penulis
Hendra Dedi K1201404054
vii
ABSTRAK
Kriswanto, Hendra Dedi. 2009. E-Learning sebagai Media Pembelajaran Alternatif untuk Peningkatan Motivasi Belajar Mahasiswa ( Keefektifan Pengunaan Website dan E-mail sebagai Media Pembelajaran pada Program Pembelajaran Jarak Jauh Jurusan PGSD S1 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang). Skripsi, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr. Achmad Rifai, RC, M.Pd dan Drs. Amin Yusuf, M.Pd.
Permasalahan dalam penelitian ini (1) Bagaimanakah sistematika model e- learning yang diterapkan dalam mengefektifkan kegiatan PJJ S1 PGSD FIP UNNES ?, (2) Bagaimanakah sistem on-line yang diterapkan bagi mahasiswa PJJ PGSD S1 FIP UNNES? (3) Bagaimana pengaruh penerapan e-learing berhadap motivasi belajar Mahasiswa Program PJJ PGSD S1 FIP UNNES?.Tujuan penelitian untuk mengetahui Sistem perkuliahan menggunakan model e-learning pada program PJJ S1 PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang? Sistem on-line pada program PJJ S1 PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang diterapkan pada mahasiswa dan Adakah pengaruh antara penerapan e-learning terhadap motivasi belajar mahasiswa PJJS1 PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Populasi penelitian adalah mahasiswa PJJ S1 PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang berjumlah 179 orang. Sampel yang diambil sebanyak 60 mahasiswa. Variabel yang diteliti yaitu pembelajaran e- learning sebagai variabel bebas dan motivasi belajar sebagai variabel terikat. Alat pengambilan data berupa angket dan
dianalisis menggunakan deskriptif prosentase dan analisis regresi. Persamaan regresi diperoleh t= 0,485 dan ttabel =2,128 dengan taraf signifikansi 5% persamaan regresi dinyatakan linier dandiperoleh F= 30,389 > Ftabel= 4,098 dengan taraf signifikansi 5% persamaan regresi dinyatakan signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan e-learning terhadap motivasi belajar Mahasiswa Program PJJ PGSD S1FIP UNNES 71,7% sangat tinggi sedangkan 28,3% mahasiswa Program PJJ PGSD S1 FIP UNNES tinggi pengaruhnya. Mahasiswa diharapakan lebih aktif lagi dalam perkuliahan secara online denga mengirim inisiasi sesuai jadwal, membuka webcourse dan tidak sekedar copypaste teman, sedangkan dosen juga diharapkan selalu memberikan umpan balik terhadap mahasiswa, aktif membuka webcourse dan informatif terhadap mahasiswa.
Kata Kunci: Pembelajaran E-learning, E-mail, Motivasi Belajar
v
DAFTAR ISIHalaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
PRAKATA ............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. x
DAFTAR BAGAN ................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 3
1.5 Batasan Istilah ................................................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 E-learning ........................................................................................................ 8
2.1.1 Pengertian E-learning .................................................................................... 8
2.1.2 Tujuan dan Manfaat E-learning ..................................................................... 10
2.1.3 Komponen-komponen Pembelajaran E-learning .......................................... 12
2.1.4 Sistematika E-Learning ................................................................................. 15
2.1.5 Karakteristik E-Learning ............................................................................... 17
viii
2.1.6 Teknologi Pendukung E-Learning ................................................................ 17
2.2 Email ............................................................................................................... 21
2.2.1 Pengertian Email ........................................................................................... 21
2.2.2 Sejarah Email ................................................................................................ 21
2.3 Pengertian Motivasi ......................................................................................... 22
2.3.1 Sifat-sifat Motivasi ........................................................................................ 23
2.3.2 Jenis-jenis Motivasi ....................................................................................... 24
2.3.3 Pentingnya Motivasi dalam Kegiatan Pembelajaran ..................................... 25
2.3.4 Konsep Penting Motivasi Belajar .................................................................. 27
2.4 Pembelajaran Jarak Jauh .................................................................................. 28
2.5 Kerangka Berfikir ............................................................................................. 34
2.6 Hipotesis .......................................................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian ...................................................................................... 37
3.2 Lokasi Penelitian .............................................................................................. 37
3.3 Populasi Dan Sampel ....................................................................................... 37
3.4 Variabel Penelitian ........................................................................................... 39
3.4.1 Variabel bebas ............................................................................................... 39
3.4.2 Variabel terikat .............................................................................................. 40
3.5 Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 41
3.5.1 Koesioner atau angket ................................................................................... 41
3.5.2 Observasi ....................................................................................................... 41
3.6 Validitas Dan Reliabilitas ................................................................................ 44
3.6.1 Validitas ........................................................................................................ 44
3.6.2 Realiabilitas ................................................................................................... 46
3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 47
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 51
4.1.1 Gambaran Umum PJJ S1 PGSD ................................................................... 51
4.1.2 Informasi tentang LPTK & Program PGSD yang Dimiliki Secara Umum .. 52
4.1.3 Informasi Tentang Program PJJ S1 PGSD di UNNES ................................. 55
4.1.3.1 Program ...................................................................................................... 55
4.1.3.2 Dukungan Sikadu ....................................................................................... 57
4.1.4 Program dan Kegiatan ................................................................................... 60
4.1.4.1 Kronologis Pelaksanaan PJJ S1 PGSD ...................................................... 61
4.1.4.2 Kegiatan Residensial .................................................................................. 61
4.1.4.3 Pembekalan Belajar Mandiri ...................................................................... 61
4.1.4.3.1 Sistem PJJ S1 PGSD ............................................................................... 62
4.1.4.3.2 ICT Skill .................................................................................................. 62
4.1.4.3.3 Belajar Mandiri ....................................................................................... 62
4.1.4.3.4 Character Building .................................................................................. 63
4.1.4.3.5 Out Bond ................................................................................................. 63
4.1.4.4 Pelaksanaan Tutorial Face To Face ........................................................... 63
4.1.4.5 Substansi Tutorial ....................................................................................... 64
4.1.4.6 Tes, Tugas Tutorial On-line dan Keaktifan Tutorial .................................. 65
4.1.4.6.1 Tes ........................................................................................................... 65
4.1.4.6.2 Tugas tutorial On-line ............................................................................. 66
4.1.5 Kurikulum Program PJJ PGSD ..................................................................... 67
4.1.5.1 Tujuan Kurikulum ...................................................................................... 67
4.1.5.2 Struktur Kurikulum .................................................................................... 69
4.1.6 Progres Report Pelaksanaan Program PJJ S1 PGSD .................................... 70
4.1.6.1 Tahap persiapan ......................................................................................... 71
4.1.6.2 Tahap pelaksanaan ..................................................................................... 71
4.1.6.3 Tahap pelaporan ......................................................................................... 72
x
4.1.6.4 Monitoring dan Evaluasi ............................................................................ 72
4.1.6.5 Kemajuan ................................................................................................... 73
4.1.7 Kendala dan Solusi ........................................................................................ 74
4.1.8 Struktur Organisasi Pelaksanan Program PJJ S1 PGSD di Unnes ................ 76
4.2 Penyajian Hasil ................................................................................................ 77
4.2.1 Kemampuan Mahasiswa PJJ dalam mengikuti pembelajaran e-learning...... 77
4.2.2 Motivasi Belajar Mahasiswa ......................................................................... 77
4.2.3 Pengaruh E-learing terhadap motivasi belajar .............................................. 78
4.3 Pembahasan ...................................................................................................... 79
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .......................................................................................................... 81
5.2 Saran ................................................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 83
LAMPIRAN ........................................................................................................... 84
xi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1. Sejarah Distance Learning ........................................................... 29
Bagan 2. Penggunaan Sistem Berbasis Web pada Perkuliahan utama ............. 33
Bagan 3. Penggunaan Sistem Berbasis Web sebagai Pendukung PerkuliahanUtama ............................................................................................ 33
Bagan 4. Kerangka Berfikir ......................................................................... 36
Bagan 5. Sistem Akademik Terpadu (SIKADU) ....................................... 59
Bagan 6. Website Pendukung PJJ .............................................................. 67
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data Penyebaran Mahasiswa PJJ S1 PGSD FIP Universitas NegeriSemarang di Jawa Tengah ................................................................. 36
Tabel 2. Analisis Varians Untuk Regresi Sederhana ...................................... 47
Tabel 3. Pelaksanaan Tutorial ......................................................................... 58
Tabel 4. Struktur kurikulum S1 PGSD Universitas Negeri Semarang ........... 67
Tabel 5. Permasalahan dan Solusi Pelaksanaan Residensial PJJ .................... 72
Tabel 6. Permasalahan dan Solusi Pelaksanaan Residensial PJJ ................... 73
Tabel 7. Stuktur Organisasi PJJ S1 PGSD ...................................................... 74
Tabel 8. Gambaran tentang kemampuan mahasiswa mengikuti pembelajaran e-learning ............................................................................................. 75
Tabel 9. Gambaran tentang Motivasi Belajar Mahasiswa ............................... 75
Tabel 10 . Hasil Analisis Regresi ....................................................................... 76
Tabel 11. Kontribusi pembelajaran e-learning terhadap motivasi belajar ......... 77
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Program pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru dipandang
perlu untuk meningkatkan kualitas dan mutu dalam pendidikan Indonesia.
Sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia khususnya tenaga pendidik. Menurut data
perkembangan jumlah guru tahun 2000 sampai dengan 2003 menunjukkan
bahwa pada tahun 2003 dari total guru SD yang berjumlah 1.431.486 orang
sebanyak 8,3 persen (sekitar 120.000 orang) telah berkualifikasi S1,
sedangkan yang berkualifikasi D-II PGSD berjumlah 40,14 persen, dan
yang berkualifikasi di bawah D-II PGSD sebesar
49,33 persen guru SD, yaitu mungkin lulusan SPG/SGO/yang sederajat. Apabila
kemampuan 30 Program Studi S1 PGSD mendidik guru SD sejumlah 3000 orang
per tahun dengan asumsi dari tiap 30 perguruan tinggi mendidik 100 orang guru
SD, maka untuk dapat menyelesaikan peningkatan kompetensi dan
kemampuan seluruh guru tersebut menjadi sarjana akan diperlukan waktu selama
140 tahun.
Sistem pembelajaran jarak jauh berbasis web adalah suatu pertemuan
antara tiga perkembangan teknologi dan tradisi, yaitu : distance
learning, computer-conveyed education, dan teknologi internet (internet
technology).
Perkulihan secara konvensional pada umumnya dilakukan dengan tatap
2
belum tentu efektif apabila dilakukan secara konvensional. Kegiatan perkuliahan
secara tatap muka dan pemberian tugas dianggap paling efektif ketika dosen
dihadapkan pada banyaknya jumlah mahasiswa yang harus dilayani,
serta kesibukan tugas lain yang menumpuk. Akan tetapi pengorganisasian
belajarnya pun perlu mendapat perhatian, kalau hasilnya ingin efektif.
Dengan jumlah mahasiswa yang lebih dari 40 orang per kelas perkuliahan secara
tatap muka dan pemberian tugas tersebut kurang efektif, karena pengawasan
dalam kegiatan perkuliahan tidak maksimal. Untuk mengatasi hal tersebut
dosen melakukan diskusi agar mahasiswa ikut aktif dalam perkuliahan, dan
sebagai alternatif dosen juga memberikan tugas baik individu maupun kelompok
kepada para mahasiswa. Sehingga diperlukan sebuah sistem belajar berbasis
ICT yang efektif dalam rangka menuntaskan meningkatkan sumber daya
manusia khususnya guru di Indonesia
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sistematika model e-learning yang diterapkan
dalam mengefektifkan kegiatan PJJ S1 PGSD FIP UNNES ?
2. Bagaimanakah sistem on-line yang diterapkan bagi mahasiswa PJJ
PGSD S1 FIP UNNES?
3. Bagaimana pengaruh penerapan e-learing berhadap motivasi
belajar Mahasiswa Program PJJ PGSD S1 FIP UNNES?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah sebagaimana di atas, maka tujuan yang
akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengtahui:
3
1. Mendeskripsikan sistem perkuliahan dengan menggunakan model
e-learning pada program PJJ S1 PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang
2. Mendeskripsikan sistem on-line pada program PJJ S1
PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang yang diterapkan pada mahasiswa
3. Mengetahui pengaruh penerapan e-learning terhadap motivasi
belajar mahasiswa PJJ S1 PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang
1.4 Manfaat Penelitian
Temuan Penelitian ini hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat.
Secara teoretis, jika penelitian ini terbukti bahwa sistem perkuliahan
penggunakan model e-learning, sistem perkuliahan secara on-line dan
ada pengaruh antara penerapan model e-learning terhadap motivasi belajar
mahasiswa PJJ S1 PGSD FIP UNNES. Serta mengembangkan metode belajar
yang lebih efektif. Dalam bidang Pendidikan Luar Sekolah, ini merupakan
terobosan untuk mengembangkan pendidikan non-formal menggunakan teknologi
IT dan jaringan. Selebihnya penelitian ini juga akan bermanfaat bagi
pengembangan ilmu dan menambah khasanah bagi dunia pendidikan.
Sedangkan secara praktis hasil penelitian ini dapat digunakan :
1. Sebagai masukan bagi upaya pengembangan sistem e-learning pada program
PJJ S1 PGSD, khususnya yang berkenaan dengan penerapan e-learning secara
on-line dan pembelajaran berbasis ICT.
4
2. Sebagai informasi secara empiris tentang pengaruh sistem perkuliahan
penggunakan model e-learning, sistem perkuliahan secara on-line dan
pengaruh antara penerapan model e-learning terhadap motivasi belajar
mahasiswa PJJ S1 PGSD FIP UNNES, sehingga dapat digunakan untuk
mengembangkan program pendidikan secara on-line dengan lebih baik.
3. Sebagai masukan bagi mahasiswa PJJ S1 PGSD dan pengelola PJJ dalam
upaya mengembangkan dan meningkatkan kinerja mahasiswa dan dosen.
1.5 Batasan Istilah
Batasan istilah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yang berjudul
“E-Learning sebagai Media Pembelajaran Alternatif untuk Peningkatan Motivasi
Belajar Mahasiswa” agar tidak menyimpang dan untuk menghindari salah
penafsiran maka perlu diberi batasan istilah sebagai berikut:
1.5.1 E-learnig
E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang
memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan internet (Lukman,
2006:24).
1.5.2 E-mail
E-mail adalah surat elektronik yang dikirim kepada orang lain melalui
media komputer dengan memanfaatkan jaringan internet.
1.5.3 Motivasi
Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan
mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi karena
5
berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Sebagai
misal, seorang siswa dapat tinggi motivasinya untuk menghadapi tes
ilmu sosial dengantujuan mendapatkan nilai tinggi
(motivasi ekstrinsik) dan tinggi motivasinya
menghadapi tes matematika karena tertarik dengan mata pelajaran tersebut
(motivasi intrinsik) Motivasi adalah suatu proses psikologi yang
mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan
yang terjadi pada diri seseorang untuk bertingkah laku dalam rangka
memenuhi kebutuhan yang dirasakan. (Wahjosumidjo,1987. 174)
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal,
bagian isi dan bagian akhir.
1.6.1 Bagian Awal
Bagian awal ini berisi halaman judul, halaman persetujuan
pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman motto dan persembahan,
kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran dan daftar lain-lain. Bagian ini
berguna untuk memudahkan membaca dan mengetahui isi skripsi.
1.6.2 Bagian Isi
Bagian ini terdiri dari lima Bab, yaitu pendahuluan, landasan teori dan
hipotesis, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, penutup.
Bab I: Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, landasan teori, hipotesis serta sistematika penulisan skripsi. Bab ini
6
penting untuk memberikan gambaran tentang latar belakang masalah, tujuan,
manfaat penelitian, batasan istilah serta sistematika penulisan skripsi yang
berkaitan dengan judul yang diteliti penulis.
Bab II: Landasan Teori dan Hipotesis
Bab ini berisi tentang pembelajaran e-learning yang menggunakan media internet
sebagai alat untuk melaksanakan pembelajaran secara jarak jauh, sedangkan
media internet yang digunakan adalah email dan web site dan hubungannya
dengan motivasi belajar mahasiswa PJJ S1 PGSD FIP Univesitas
Negeri Semarang. Bab ini juga terdapat kerangka berfikir dan hipotesis
(kesimpulan sementara).
Bab III: Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang pendekatan penelitian, lokasi penelitian, populasi dan
sampel, variabel penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas,
metode analisis data.
Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum e-learning , yang terdiri dari sistem
e- learning, karekter e-learning dan teknologi pemdukung e-learning;
gambaran umum PJJ S1 PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang; sistem program pelaksanaan, dukungan SIKADU, program dam
kegiatan, monitong dan evaluasi; strukutur program PJJ S1 PGSD Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang dan penyajian hasil analisis.
Bab V: Penutup
7
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan berasal dari rangkuman
hasil penelitian, sedangkan saran berisi tentang perbaikan-perbaikan atau masukan
dari peneliti untuk perbaikan yang berkaitan dengan penelitian.
1.6.3 Bagian Akhir
Bagian ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran. Daftar pustaka
berisi tentang daftar buku atau literature yang berkaitan dengan penelitian.
Lampiran berisi tentang kelengkapan skripsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 E-learning
2.1.1 Pengertian E-learning
C.Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran
dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau
internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh
yang dilakukan melalui media internet. Sedangkan Dong (dalam Kamarga,
2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar
asynchronous melalui perangkat elektronik komputer
yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell
(2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam
pendidikan sebagai hakekat e-learning. Bahkan Purbo (2002) menjelaskan bahwa
istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai
istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha
pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Atau e-learning didefinisikan
sebagai berikut : e-learning is a generic term for all technologically
supported learning using an array of teaching and learning tools as phone
bridging,audio
9
and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized
web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as
online courses (Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002).
E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang
memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan internet (Lukman,
2006:24). Dengan menggunakan e-learning, pembelajaran tidak perlu mengikuti
pembelajaran secara tatap muka. Pembelajaran dapat menggunakan media
komputer untuk belajar. Lukmana juga mengungkapkan beberapa pengertian
berkaitan dengan e-learning sebagai berikut:
1) Pembelajaran jarak jauh
E-learning memungkinkan pembelajaran untuk menimba ilmu tanpa
harus secara fisik menghadiri kelas
2) Pembelajaran dengan perangkat komputer
E-learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer.
Pada umumnya perangkat yang dilengkapi multimedia dengan CD-
drive dan koneksi internet.
3) Pembelajaran formal vs informal
E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan
kurikulum silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan
disusun berdasarkan jadual yang telah disepakati pihak-pihak
terkait.
E-learning secara informal, misalnya dengan melalui sarana
mailing list, e-newsletter atau website pribadi (blog), organisasi dan
perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa,
program, pengetahuan atau
10
keterampilan tertentu pada masyarakat luar (biasanya tanpa pungutan
biaya atau gratis)
4) Pembelajaran yang ditunjang para ahli dibidang masing-masing
Walaupun sepertinya e-learning diberikan hanya melalui perangkat
komputer, e-learning ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim
yang terdiri dari ahli di bidang masing-masing.
(Lukman,2006:24-22)
Wahono mendefinisikan e-learning sebagai sistem atau konsep pendidikan
yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar
(ilmukomputer.com). E-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional
yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet
(Murnomo,2006:124). Sehingga dapat disimpulkan bahwa e-learning merupakan
pembelajaran konvensional yang berbentuk pembelajaran jarak jauh
dengan memanfaatkan teknologi komputer (informasi) baik secara formal
maupun informal.
2.1.2 Tujuan dan Manfaat E-learning
Siahan (2000) menyatakan manfaat e-learning dapat dilihat dari dua sudut
yaitu:
(1) Dari Sudut Peserta Didik
Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya
fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik
dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-
ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan
guru/dosen setiap
11
saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat lebih
memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah
perkotaan tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan,
maka kegiatan e-learning akan memberikan manfaat (Brown,
2000) kepada peserta didik yang (1) belajar di sekolah-sekolah
kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran
tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya, (2) mengikuti
program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk
mempelajarii materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh
para orangtuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang
komputer, (3) merasa phobia dengan sekolah, atau peserta
didik yang dirawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus
sekolah tetapi berminat melanjutkan pendidikannya, yang
dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik yang berada di
berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan (4)
tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan
pendidikan.
(2) Dari Sudut Guru atau Dosen
Dengan adanya kegiatan e-learning (Soekartawi, 2002a,b),
beberapa manfaat yang diperoleh guru, dosen, instruktur antara lain
adalah bahwa guru, dosen, instruktur dapat: (1) lebih mudah
melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi
tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan
12
keilmuan yang terjadi, (2) mengembangkan diri atau
melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu
luang yang dimiliki relatif lebih banyak, (3) mengontrol
kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru/dosen/instruktur juga
dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa
yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta
berapa kali topik tertentu dipelajari ulang, (4)
mengecek apakah peserta didik telah
mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik
tertentu, dan (5) memeriksa jawaban peserta didik dan
memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.
2.1.3 Komponen-komponen Pembelajaran E-learning
Dalam pembelajaran terdapat komponen-komponen yang penting untuk
menunjang dalam pembelajaran, begitu juga dengan e-learning tidak bisa
lepas dari komponen-komponen pembelajaran sebagai berikut:
Komponen pembelajaran mempunyai enam komponen yaitu tujuan, bahan,
kegiatan, metode, media, dan evaluasi
1) Tujuan Pembelajaran.
Suatu rumusan yang menunjukkan dan menjelaskan hal yang ingin di
capai. Tujuan tersebut menunjukkan dan menjelaskan perubahan
apa yang harus terjadi dan yang dialami oleh mahasiswa, seperti
perubahan pola pikir, perasaan dan tingkah laku mahasiswa. Jadi
tujuan pelatihan merupakan orientasi penyelenggaraan pembelajaran
yang ditujukan
13
untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan
mahasiswa.
2) Bahan Belajar
Merupakan subtansi yang akan disampaikan dalam proses
pembelajaran oleh karena itu bahan merupakan salah satu dosen bagi
mahasiswa yang disebut juga sebagai dosen yaitu sesuatu
yang membawa pesan untuk tujuan pembelajaran. Ini berupa bahan
ajar yang di upload ke web-site. Bahan atau materi belajar dapat
berupa paket atau modul belajar yang disusun berdasarkan sistematika
bahan belajar tertentu, kurikulum tertentu serta inisiasi untuk
melaksanakan belajar secara on-line.
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi dalam proses
pelatihan, Interaksi tersebut dapat terjadi antara dosen dengan
mahasiswa, interaksi dalam kegiatan belajar dan ineraksi lain
dalam proses atau situasi pembelajaran. Interaksi disini adalah
melalui chating, email dan tutorial face to face
4) Metode Pembelajaran
Merupakan metode yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran untuk menujang pencapaian tujuan pembelajaran
pelatihan. Metode pembelajaran dalam pelatihan merupakan suatu
cara dalam mereaksi terhadap stimulus dengan memperhatikan
isyarat guna menunjang tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan oleh dosen dalam upaya
14
membelajarkan mahasiswa. Jadi metode belajar yang digunakan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan materi pembelajaran pelatihan
5) Media atau Sarana Pembelajaran
Media atau sarana pembelajaran merupakan komponen masukan yang
dapat membantu pelaksanaan proses pembelajaran pelatihan. Media
atau sarana pembelajaran dapat berupa sumber, alat, bahan yang
diperlukan untuk kegiatan belajar.
6) Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran
karena dengan evaluasi dapat ditentukan tingkatan keberhasislan suatu
program, sekaligus juga dapat diukur hasil-hasil yang dicapai oleh
suatu program. Evaluasi dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai jarak antara situasi yang ada dan situasi yang
diharapkan untuk mendapatkan informasi mengenai jarak yang
memgambarkan informasi yang diharapkan. Jadi evaluasi
merupakan tindakan atu proses untuk menentukan nilai sesuatu,
atau dapat diartikan sebagai tindakan atau proses untuk menentukan
nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pendidikan.
Evaluasi pendidikan merupakan satu proses penaksiran terhadap kemajuan
pertumbuhan dan perkembangan anak menuju ke tujuan kurikulum.
Langkah-langkah evaluasi meliputi ; (a) formulasi tujuan-tujuan pokok
daripada kurikulum; (b) definisi dan klasifikasi tujuan-tujuan pokok; (c)
seleksi mengenai tes-tes dan ukuran-ukuran yang tersedia untuk tiap tujuan
pokok; (d)
15
konstruksi skala-skala tes atau teknik-teknik yang dibutuhkan; (e)
aplikasi daripada macam-macam tes dan teknik yang formal dan informal
untuk ukuran pertumbuhan dan perkembangan individu.
Teknik-teknik evaluasi dapat dilakukan melalui : tes objektif, dan
teknik observasi, ujian lesan dan bentuk essay, kuesioner, wawancara, rating
scahe, laporan pribadi, teknik proyektif, metode sosiometri, studi kasus, dan
komulatif.
(Raharjo, 2005:11-13)
2.1.4 Sistematis E-learning
Internet, Intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM
adalah sebahagian dari media elektronik yang digunakan Pengajaran
boleh disampaikan secara synchronously (pada waktu yang
sama) ataupun asynchronously (pada waktu yang berbeda).
Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini
mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga harus
menyediakan kemudahan untuk discussion group dengan bantuan profesional
dalam bidangnya.
Perbedaan pembelajaran tradisional dengan e-learning yaitu kelas
tradisional, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan
untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya.
Sedangkan di dalam pembelajaran e-learning fokus
utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan
bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Suasana
pembelajaran e-learning akan memaksa pelajar memainkan peranan yang
lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari
16
Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran guru dalam arti
sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan
wakil guru yang mewakili dosen yang penting di dunia.
Dalam hal ini Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai
berikut:
1) E-learning merupakan penyampian informasi, komunikasi, pendidikan,
pelatihan secara on-line.
2) E-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai
belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap
buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat
menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
3) E-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di
dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan
content dan pengembangan teknologi pendidikan.
4) Kapasitas mahasiswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara
penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar conten dan alat penyampai
dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas mahasiswa yang pada
gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.
17
2.1.5 Karakteristik e-learning
E-learning mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan
mahasiswa, mahasiswa dan sesame mahasiswa atau guru dan sesama
guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi
oleh hal- hal yang protokoler.
2) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer
networks).
3) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)
disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan
mahasiswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan
memerlukannya.
4) Memanfaatkan jadwal pembelajaran kurikulum, hasil kemajuan
belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan
dapat dilihat setiap saat di komputer.
2.1.6 Teknologi Pendukung E-learning
Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itu
dikenal istilah:
1) computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang
sepenuhnya menggunakan komputer;
2) computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang
menggunakan alat bantu utama komputer.
18
Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya
teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1) Technology based learning
Technology based learning ini pada prinsipnya terdiri dari
Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail
telephone) dan Video Information Technologies (video tape, video
text, video messaging)
2) Technology based web-learning
Technology based web-learning pada dasarnya adalah Data
Information Technologies (bulletin board, Internet, e-mail, tele-
collaboration).
Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah
kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data,
audio/video). Teknologi ini juga sering dipakai pada pendidikan jarak jauh
(distance education), dimasudkan agar komunikasi antara murid dan guru bisa
terjadi dengan keunggulan teknologi e-learning ini.
Di antara banyak fasilitas internet, menurut Purbo (1997), “ada lima
aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu
e- mail, Mailing List (milis), News group, File Transfer Protocol (FTC), dan
World Wide Web (WWW)”.
Secara lebih rinci Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar
yang ada dalam e-learning, yaitu:
19
1) e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki
secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali,
mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.
Persyaratan ini sangatlah penting dalam e-learning, sehingga
Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan absolut.
2) e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan
menggunakan standar teknologi internet. CD ROM, Web TV,
Web Cell Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya
walaupun bisa menyiapkan pesan pembelajaran tetapi tidak bisa
digolongkan sebagai e-learning.
3) e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling
luas, solusi pembelajaran yang menggungguli paradikma tradisional
dalam pelatihan.
Ada beberapa alternatif paradigma pendidikan melalui internet ini
yang salah satunya adalah system “dot.com educational system”
(Kardiawarman,2000). Paradigma ini dapat mengintegrasikan beberapa sistem
seperti; (1) paradigma virtual teacher resources, yang dapat mengatasi
terbatasnya jumlah guru yang berkualitas, sehingga siswa tidak haus secara
intensif memerlukan dukungan guru, karena peranan guru maya (virtual teacher)
dan sebagian besar diambil alih oleh system belajar tersebut. (2) virtual school
system, yang dapat membuka peluang menyelenggarakan pendidikan
dasar, menengah dan tinggi yang tidak
memerlukan ruang dan waktu. Keunggulan paradigma ini daya tampung siswa tak
terbatas. Siswa dapat melakukan kegiatan belajar kapan saja, dimana saja,
dan
20
darimana saja. (3) paradigma cyber educational resources system, atau dot com
learning resources system. Merupakan pedukung kedua paradigma di atas, dalam
membantu akses terhadap artikel atau jurnal elektronik yang tersedia secara bebas
dan gratis dalam internet.
Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Purbo
(2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e- learning,
yaitu “sederhana, personal, dan cepat”. Sistem yang sederhana akan memudahkan
peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada,
dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan
sistem e- learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat
diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan
sistem e-learning- nya.
Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti
layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas. Dengan
pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan
kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan
membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar komputernya.
Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat
terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian
perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau
pengelola.
Untuk meningkatkan daya tarik belajar, Purbo menambahkan perlunya
menggunakan teori games. Teori ini dikemukakan setelah diadakan sebuah
21
pengamatan terhadap perilaku para penggemar games komputer yang berkembang
sangat pesat. Bermain games komputer sangatlah mengasyikan. Para pemain akan
dibuat hanyut dengan karakter yang dimainkannya lewat komputer tersebut.
Bahkan mampu duduk berjam-jam dan memainkan permainan tersebut
dengan senang hati.
2.2 E-mail
2.2.1 Pengertian E-mail
E-mail adalah surat elektronik atau pos elektronik yang pada
umumnya, dalam Bahasa Inggris disebut e-mail (dalam ejaan Indonesia imel)
yang mana saran dan prasarana pengiriman menggunakan media
internet.(Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/surat_elektronik)
2.2.2 Sejarah E-mail
E-mail (surat elektronik) pertama dikirimkan oleh seorang insinyur
yang bernama Ray Tomlinson pada tahun 1971. Tetapi surat elektronik ini hanya
dapat dikirimkan pengguna komputer yang masih dalam satu area. Tomlinson
membuat terobosan baru. Ia berhasil mengirim pesan ke lain komputer
melalui internet dengan menggunakan tanda @ untuk menandakan mesin
penerima.
Sama halnya dengan surat biasa (snail mail) yang harus melewati beberapa
kantor pos sebelum sampai ke tujuannya, begitu dikirimkan oleh seseorang
melalui komputer yang tersambung ke internet sebuah e-mail masuk ke beberapa
komputer lain di sepanjang jaringan internet. Komputer-komputer itu disebut
dengan e-mail server. Ketika e-mail tersebut sampai ke server yang menjadi
22
tujuan (seperti yang ditunjuk pada alamat e-mail - kepada siapa kita menulis e-e-
mail) e-mail tersebut disimpan pada sebuah e-mailbox (kotak surat). Si
pemilik alamat e-mail baru bisa mendapatkan e-mail itu kalau yang
bersangkutan mengecek e-mailbox-nya. Jadi, tidak benar kalau dibayangkan
bahwa untuk bisa menerima e-mail kita harus terhubung terus menerus dengan
internet.
Untuk bisa menerima e-mail mesti memiliki sebuah account pada suatu e-
mail server, yang tentu berada pada sebuah ISP (Internet Service Provider).
Ini sama dengan memiliki alamat rumah. Hanya bedanya, bila pada surat biasa
hanya bisa menerima surat manakala berada di alamat yang jelas, sedangkan
pada e- mail, bisa menerimanya di mana saja. Hal itu bisa dilakukan
karena bisa mengkontak sebuah e-mail server account e-mail, maka bisa
mengambil / men- download semua e-mail yang ditujukan kepada alamat e-mail.
Protokol artinya adalah sebuah prosedur standard untuk mengatur
perpindahan data di antara komputer-komputer. Untuk pengiriman,
protokolnya adalah SMTP, singkatan dari Simple Mail Transfer Protocol; untuk
penerimaan, protokolnya adalah POP singkatan dari Post Office Protocol. Setiap
e-mail server memiliki SMTP dan POP yang berbeda-beda.
2.3 Pengertian Motivasi
Ada beberapa pengertian motivasi yang disampaikan oleh para ahli.
Menurut Rusyam (1989. 99) yang memberikan pengertian: “Motivasi merupakan
penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari oleh adanya
suatu keinginan/kebutuhan.”
23
Sedangkan Wahjosumidjo (1987.174) memberikan suatu definisi:
“Motivasi adalah suatu proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara
sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang untuk
bertingkah laku dalam rangka memenuhi kebutuhan yang dirasakan.”
Sedangkan Gerungan (1991, 140) menambahkan bahwa motivasi
adalah penggerak, alasan-alasan, atau dorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan dirinya melakukan suatu tindakan/bertingkah laku..
Berdasarkan pada beberapa pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu penggerak atau dorongan-
dorongan yang terdapat dalam diri manusia yang dapat menimbulkan,
mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Hal ini terkait
dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan, baik kebutuhan
fisik maupun kebutuhan rohani Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar,
maka motivasi belajar berarti keseluruhan daya penggerak di dalam diri para
mahasiswa, mahasiswa, dan peserta didik yang dapat menimbulkan,
menjamin, dan memberikan arah pada kegiatan belajar, guna mencapai tujuan
belajar yang diharapkan. Dengan motivasi belajar, maka mahasiswa,
mahasiswa, dan peserta didik dapat mempunyai intensitas dan
kesinambungan dalam proses pembelajaran/pendidikan yang diikuti.
2.3.1 Sifat-sifat Motivasi
Menurut Martin Handoko seperti yang dikutip oleh TIM MKDK IKIP
Surabaya, sifat-sifat motivasi terdiri atas:
24
1) Motivasi Instrinsik, yaitu motivasi yang berfungsinya tidak
usah dirangsang dari luar, karena memang dalam diri individu
tersebut sudah ada dorongan untuk melakukan tindakan.
2) Motivasi Ekstrinsik, yaitu motivasi yang berfungsinya karena
disebabkan oleh adanya faktor pendorong dari luar diri individu. (Tim
MKDK IKIP Surabaya, 1995. 87)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa timbulnya motivasi yang
dapat menyebabkan seseorang menggerakkan tingkah lakunya karena adanya
motivasi dari dalam dirinya. Motivasi ini lebih dipengaruhi oleh upaya untuk
memenuhi kebutuhannya. Di samping itu juga karena adanya dorongan dan
tuntutan serta pengaruh dari lingkungan luar untuk melakukan tindakan yang
sesuai dengan perkembangan yang terjadi.
2.3.2 Jenis-jenis Motivasi
Jenis-jenis motivasi yang terjadi atas dasar pembentukannya menurut
Sardiman terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu:
1) Motivasi bawaaan, yaitu motivasi yang dilatarbelakangi oleh fisio
kemis didalam tubuh seseorang yang telah dibawah sejak lahir dan
terjadinya tanpa dipelajari.
2) Motivasi yang dipelajari, yaitu motivasi yang terjadi karena karena
adanya komunikasi dan isyarat sosial serta secara sengaja dipelajari
oleh manusia (Sardiman. 1992. 86)
25
Motivasi bawaan atau disebut juga dengan motivasi primer terjadi dengan
sendirinya tanpa melalui proses belajar, sedangkan motivasi yang dipelajari atau
motivasi sekunder muncul melalui proses pembelajaran sesuai dengan tingkat
pengetahuan dan pengalaman seseorang.
2.3.3 Pentingnya motivasi dalam kegiatan pembelajaran
Salah satu prinsip utama dalam kegiatan pembelajaran adalah
mahasiswa/peserta didik mengambil bagian atau peranan dalam dalam proses
kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan untuk itu peserta
didik/mahasiswa harus mempunyai motivasi belajar sehingga dengan mempunyai
motivasi belajar yang kuat, mahasiswa akan menunjukkan minat, aktivitas,
dan partisipasinya dalam proses pembelajaran yang diikutinya. Dalam
proses kegiatan belajar mengajar, motivasi mempunyai beberapa manfaat, antara
lain:
1) Motivasi dapat memberi semangat terhadap peserta didik/mahasiswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
2) Motivasi perbuatan merupakan pemilih dari tipe kegiatan di mana
seseorang berkeinginan untuk melakukan kegiatan tersebut.
3) Motivasi dapat memberi petunjuk pada tingkah laku belajar.
4) Motivasi dapat menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan
pembelajaran mahasiswa.
5) Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong dalam usaha pencapaian
prestasi dan hasil belajar yang diharapkan. (Tim MKDK IKIP
Surabaya,1995. 81)
26
Dengan demikian motivasi mempunyai peranan dan manfaat yang sangat
penting dalam kelangsungan dan keberhasilan belajar yang dilaksanakan oleh
setiap individu. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki
individu, maka akan semakin tinggi/besar pula prestasi dan hasil belajar
yang akan dicapai.
Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain meliputi:
cita-cita, kemampuan mahasiswa, kondisi mahasiswa, dan suasana lingkungan
belajar. Dengan adanya cita-cita, maka seseorang akan mempunyai arah dan
tujuan yang mampu mengkonsolidasikan seluruh pikiran dan perasaan serta
tindakannya mengarah kepada terwujudnya suatu keinginan. Kemampuan
mahasiswa merupakan kemampuan intelektual akademik yang dimiliki
oleh mahasiswa yang digunakan untuk mengolah dan memproses informasi
yang diperoleh menjadi pengetahuan. Kondisi mahasiswa yang meliputi kondisi
fisik, psikis, dan indera yang akan mempengaruhi diri dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar yang dilaksanakan.
Kebutuhan untuk mempertahankan gambaran diri positif merupakan suatu
motivator yang kuat, (Covington: 1984). Banyak dari perilaku kita yang diarahkan
menuju pemenuhan standar pribadi diri kita sendiri. Sebagai misal, apabila
kita yakin bahwa kita adalah orang baik dan jujur, maka kita cenderung berbuat
baik dan jujur meskipun apabila tidak ada orang yang memperhatikan, karena
kita ingin mempertahankan gambaran diri positif. Apabila kita yakin mampu
dan cerdas kita akan mencoba untuk memuaskan diri kita sendiri bahwa kita
telah berperilaku cerdas dalam situasi pencapaian hasil kerja.
27
Tetapi bagaimanapun juga, kenyataan hidup kadang-kadang memaksa kita
berada di dalam situasi di mana perilaku atau keyakinan kita bertentangan
dengan gambaran diri positif kita atau konflik dengan perilaku atau keyakinan
orang lain. Sebagai misal, seorang siswa yang ketahuan menyontek dalam
suatu tes dapat membenarkan perilakunya dengan menyatakan (dan malah yakin)
bahwa
“setiap siswa lain melakukan” atau “guru memberikan tes yang tidak adil,
sehingga saya merasa tidak bersalah kalau menyontek” atau menyangkal bahwa ia
menyontek (dan benar-benar meyakini kebohongannya)., meskipun banyak sekali
bukti yang menyatakan sebaliknya.
2.3.4 Konsep Penting Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan
mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi karena
berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Sebagai
misal, seorang siswa dapat tinggi motivasinya untuk menghadapi tes
ilmu sosial dengantujuan mendapatkan nilai tinggi
(motivasi ekstrinsik) dan tinggi motivasinya
menghadapi tes matematika karena tertarik dengan mata pelajaran tersebut
(motivasi intrinsik).
Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya,
dapat merupakan suatu konsekuensi dari penguatan (reinforcement), suatu
ukuran kebutuhan manusia, suatu hasil dari disonan atau ketidakcocokan, suatu
atribusi dari keberhasilan atau kegagalan, atau suatu harapan dari peluang
keberhasilan.
Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan
28
Motivasi belajar dapat meningkat apabila guru membangkitkan minat
siswa, memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai macam strategi
pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan umpan balik (feed
back) dengan sering dan segera.
Motivasi belajar dapat meningkat pada diri siswa apabila guru
memberikanganjaran yang memiliki kontingen, spesifik, dan dapat dipercaya
2.4 Pembelajaran Jarak Jauh
Distance learning dikembangkan pertama kali di Amerika Serikat,
Perancis, Jerman, dan Inggris pada pertengahan tahun 1800. Pada tahun 1840, Sir
Isac Pitman mengajar jarak jauh menggunakan surat dan pada tahun 1980
an, International Correspondence Schools (ICS)
mengembangkan metode perkuliahan home-study courses yang
pada saat itu dikarenakan faktor kemananan pada era itu. Gambar di bawah ini
adalah proses sejarah munculnya teknologi pembelajaran jarak jauh berbasis
web.
29
1840Distance Learning
1990Internet
Technology
1960Computer-conveyedEducation
Sistem PembelajaranJarak Jauh Berbasis Web
Gambar. 1 Sejarah Distance Learning (William Horton,Designing Web-Based Training, Wiley, 2000)
Banyak sekali sistem pembelajaran jarak jauh yang telah diterapkan, yang
pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori : sistem berbasis video dan sistem
berbasis data.
Sistem berbasis video mulai muncul tahun 1960-an di mana ketika itu
merupakan era meluasnya kepemilikan televisi. Dengan merekam materi belajar
ke dalam kaset video dan diputar pada stasiun-stasiun televisi, sistem ini memiliki
jangkauan geografis yang cukup besar. Salah satu kelemahan sistem ini
adalah kurangnya interaksi dan komunikasi dua arah antara pengajar dan peserta.
Untuk sistem berbasis data dapat kita klasifikasikan dalam dua kategori :
groupware dan internet. Pada groupware, biasanya menggunakan perangkat lunak
yang termasuk dalam kategori computer-supported coorperative (CSCW), dimana
melalui perangkat lunak ini, sudah tersedia layanan seperti electronic messaging,
data conferencing, dan messaging gateways. Pada groupware ini aplikasi
30
komputer untuk sistem pembelajaran jarak jauh digolongkan menjadi empat
kategori :
1) Computer Assisted Instruction (CAI) yaitu penggunaan komputer sebagai
media pengajar (teaching machine) untuk menampilkan pelajaran. Ada
beberapa Model CAI, antara lain : untuk latihan dan praktek, tutorial,
simulasi dan game, dan pemecahan masalahah (problem solving).
2) Computer Managed Instruction (CMI) yaitu penggunakan penyimpanan
komputer, dan mempunyai kemampuan untuk mengorganisasi perintah
dan aktivitas murid dan hasil kemajuan (progress).
3) Computer Mediated Communication (CMC) yaitu menggunakan aplikasi
komputer sebagai fasilitas komunikasi. Sebagai contoh electronic mail,
computer confrencing, dan bulletin board.
4) Computer-Based Multimedia ini adalah generasi yang sedang
dikembangkan karena mempunyai kemampuan yang powerful,
fleksibel, nyaman. Computer based multimedia mengintegrasikan
berbagai macam video, voice, dan teknologi komputer ke dalam sebuah
sistem yang dapat dikirim dan diakses dengan mudah.
Internet berkembang sangat cepat sekali pada tahun 1990 an. Dengan
munculnya berbagai teknologi web, menjadikan web adalah media yang menarik
dengan tampilan dan content yang kompleks. Pada internet, sistem ini
menggunakan layanan-layanan standar seperti World Wide Web (WWW),
File Transfer Protokol (FTP), dan lain sebagainya yang berbasis pada
protokol TCP/IP ( Transfer Control Protokol/Internet Protokol).
31
Dengan kemajuan teknologi yang sudah ada sekarang ini, teknologi yang
pada awalnya masih terpisah dapat dijadikan satu kesatuan, kita dapat
menemukan solusi yang lebih komprehensif. Kita dapat memasukan materi-materi
video ke dalam jaringan internet dengan terlebih dulu melakukan perubahan
format video itu sendiri, Maka dari itu kita dapat memiliki sebuah sistem
yang berbasis video, groupware, dalam jaringan internet berbasis TCP/IP.
Sistem pemmbelajaran jarak jauh berbasis web ini merupakan suatu
perubahan besar dalam dunia pendidikan. Perkembangan komputer dan media
komunikasi telah menghapus batasan ruang dan waktu yang ada dalam
sistem konvensional. Terbosoan ini dapat mendapatkan ilmu pengetahuan
dimanapun dan kapanpun (anytime-anywhere).
Dengan menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh ini, dapat membuat
berbagai macam metode perkuliahan. Masing-masing akan memberikan
perbedaan jenis proses belajar (learning experience) dan kenyamanan dalam
situasi yang berbeda-beda pada mahasiswa (William Horton, Designing Web
Based –Training Wiley:2000)
Perkuliahan kelas dan sistem computer-based juga memiliki
banyak kelebihan bagi para mahasiswa. Pada umumnya sistem tidak menjadi
murni perkuliahan jarak jauh, ataupun murni sistem classroom dan sistem
computer- based .
Sistem perkuliahan jarak jauh digabungkan dengan sistem kelas dengan
berbagai cara, yaitu dengan cara :
32
1. Meletakan sistem pembelajaran jarak jauh berbasis web pada proses
perkuliahan, yang menjadi proses utama.
Sesi awal menggunakan sistem kelas biasanya untuk proses menyesuaikan diri
untuk mahasiswa, mengenalkan mahasiswa kepada pengajar, dan
proses penerimaan mahasiswa, dan memberikan
motivasi untuk mengikuti perkuliahan berbasis web. Sesi
lanjut (follow-up) sistem kelas antara lain untuk memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk bertanya dan mengutarakan ketidaktahuan yang
mereka dapatkan ketika proses perkuliahan jarak jauh berbasis web.
33
ClassroomPrerequisities
Perkuliahan denganWeb-Based
(main course)
ClassroomFollow-up
Gambar 2 Penggunaan Sistem Berbasis Web pada Perkuliahan utama
2. Meletakan sistem pembelajaran jarak jauh berbasis web pada akhir dan awal
perkuliahan (pendukung perkuliahan utama)
Meletakkan sistem pembelajaran jarak jauh berbasis web pada sesi awal dan
sesi lanjut. Proses perkuliahan dilakukan di kelas. Sistem berbasis web
ini digunakan untuk memberitahukan persyaratan perkuliahan dan pada
sesi lanjut dia dapat melakukan kebebasan memilih topik perkuliahan
dan
mengerjakan penugasan dan latihan sesuai keinginan mereka.
Web-BasedPrerequsities
Instructor-LedClassroom Sessiom
Web BasedFollow-up
Gambar 3 Penggunaan Sistem Berbasis Web sebagai
Pendukung Perkuliahan Utama
34
Sistem pembelajaran jarak jauh berbasis web juga perlu digabungkan
dengan sistem computer-conveyed based (sistem komputer pendukung
perkuliahan). Media yang umum digunakan adalah CD-ROM. Dengan
menggunakan CD-ROM, maka materi perkuliahan, data-data, dan informasi yang
dibutuhkan mahasiswa dapat disimpan dengan kapasitas penyimpanan yang besar.
Untuk memberikan informasi yang dinamis dan up to date dari CD-ROM, maka
materi kuliah yang ada dibuat dalam modul yang kecil, sehingga dapat di
download di internet. Dan membuat link yang dapat terkoneksi dengan resource
yang ada di internet
2.5 Kerangka Berpikir
Guru yang ada di Indonesia pada tahun 2000 sampai dengan 2003
menunjukkan bahwa pada tahun 2003 dari total guru SD yang berjumlah
1.431.486 orang sebanyak 8,3% (sekitar 120.000 orang) telah berkualifikasi
S1, sedangkan yang berkualifikasi D-II PGSD berjumlah 40,14%, dan
yang berkualifikasi di bawah D-II PGSD sebesar 49,33 % guru SD, yaitu
mungkin lulusan SPG/SGO/yang sederajat. Apabila kemampuan 30 Program
Studi S1
PGSD mendidik guru SD sejumlah 3000 orang per tahun (dengan asumsi dari tiap
30 perguruan tinggi mendidik 100 orang guru SD), maka untuk dapat
menyelesaikan peningkatan kompetensi dan kemampuan seluruh guru tersebut
menjadi sarjana akan diperlukan waktu selama 140 tahun.
35
Hal ini perlu percepatan untuk meningkatkan kualitas guru, salah satunya
dengan sistem jarak jauh yang berbasis ICT. Dengan ICT dapat memberikan
kemudahan-kemudahan dalam membelajaran.
Menurut Lukman (2001) E-learning adalah pembelajaran jarak jauh
(distance learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer
dan internet.
Menurut Wahjosumidjo (1987) Motivasi adalah suatu proses psikologi
yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan
keputusan yang terjadi pada diri seseorang untuk bertingkah laku dalam rangka
memenuhi kebutuhan yang dirasakan.
Kaintanya dengan pembelajaran e-learning dengan motivasi belajar
sangatlah berpengaruh, karena adanya kemudahan dalam belajar mandiri dan
kenyamanan belajar untuk meningkatkan kualitas dan meningkatkan kualilifikasi
diri sebagai mana untuk memenuhi tuntutan Undang-undang Guru dan Dosen
yang mana mengharuskan guru SD minimal berpendidikan S1. Hal ini
memberikan motivasi baru kepada guru untuk lebih tahu dan paham dalam
pemanfaatan ICT sebagai dosen dan belajar mandiri.
Secara grafik E-learning sebagai Media Alternatif untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar dapat digambarkan sebagai berikut:
36
E-learning System Pembelajaran Jarak Jauh
Pengaruh Motivasi
Guru SD/Mahasiswa
Gambar 4. Kerangka Berfikir
2.6 Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritik dan permasalahan di atas dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “bahwa e-learning berpengaruh
signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa PJJ S1 PGSD Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang”.
BAB III
METODE PENULISAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan serangkaian langkah
secara sistematik yang digunakan dalam proses penelitian, sehingga pokok
masalah yang diteliti dapat dengan mudah dipahami dan dijawab. Metode yang
gunakan dalam penelitian ini meliputi:
3.1 Pendekatan Penelitian
Penulisan skripsi ini dirancang sebagai karya yang bersifat deskriptif dan
korelasional, dimana penulis mencoba memaparkan tentang gagasan penggunaan
e-learning dalam dunia pendidikan dan pengaruhnya terhadap motivasi
belajar khususnya program PJJ PGSD S1 Fakultas Ilmu Pendidikan di Universitas
Negeri Semarang guna meningkatkan kualitas dosen dan akademik mahasiswa.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 6 kabupaten di Jawa Tengah yang terdiri
atas: kabupaten Banjarnegara, kabupaten Cilacap, kabupaten Banyumas,
kabupaten Brebes, kabupaten Jepara dan kabupaten Batang
3.3 Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto (2002:108), “populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian”. Sudjana mendefiniskan bahwa populasi merupakan totalitas semua
37
38
nilai yang mungkin, hasil menghitung maupun pengukuran, kualitatif maupun
kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang
lengkap dan jelas, yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Populasi yang diteliti adalah mahsiswa PJJ S1 PGSD FIP Universitas
Negeri Semarang.
Data dari pengelola PJJ S1 PGSD Universitas Negeri Semarang terdapat
180 mahasiswa yang terdiri dari 6 Kabupaten di Jawa Tengah, Populasi Penelitian
dijabarkan dalam tabel 1.
Tabel 1. Data Penyebaran Mahasiswa PJJ S1 PGSD FIP Universitas Negeri
Semarang di Jawa Tengah
No Kabupaten Jumlah Mahasiswa Ket
1 Kabupaten Jepara 40 orang
2 Kabupaten Batang 40 orang
3 Kabupaten Brebes 40 orang
4 Kabupaten Banyumas 33 orang
5 Kabupaten Banjarnegara 28 orang
6 Kabupaten Cilacap 28 orang
Jumlah 180 Orang
Berdasarkan data tersebut, total populasi adalah 180 orang.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2002:109). Jika subjeknya kurang dari 100, sebaiknya seluruh subjek diambil,
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Akan tetapi keberadaan
39
total sampling dapat mengacaukan sampel itu sendiri, jika populasi yang diteliti
kurang dari 100 individu. Oleh karen itu karena itu, peneliti mengambil
sampel secara acak. Simple Random Sampling adalah cara pengambilan
sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa
memperhatikan strata
(tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila
anggota populasi dianggap homogen atau sejenis (Riduwan, 2005:58). Atas
pertimbangan tersebut, peneliti mengambil sampel mahasiswa PJJ sebanyak 60
orang dari 6 kabupaten peserta program PJJ S1 PGSD.
3.4 Variabel Penelitian
Dalam Arikunto (2002:94) mendefinisikan variabel sebagai gejala yang
bervariasi. Jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tingkatan-tingkatan diurutkan dari
jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya (Ridwan,
2005:82). Variabel penelitian tentang e-learing sebagai media alternatif dan
pengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa PJJ terdiri atas variabel bebas dan
variabel terikat.
3.4.1 Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel
penyebab atau independent variable (Arikunto, 2002:97), dinyatakan dengan
X. Depkripsi operasionale-learing adalah
pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media
komputer atau media lain, pembelajaran media e-mail sebagai bagian dari e-
learning, dan kemampuan menggunakan e-mail.
40
Keempat komponen tersebut diterapkan dalan proses penyelenggaraan
pembelajaran di PJJ PGSD S1 yang meliputi, pelaksanaan, penggunaan e-
mail dan kemampuan peningkatan belajar PJJ S1 PGSD FIP UNNES. Ketiga
rangkaian tersebut ditetapkan sebagai sub variabel,sehingga sub variabel
penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1) Pelaksanaan pembelajaran
2) Penggunaan e-mail
3) Kemampuan peningkatan belajar
Untuk mengukur variabel bebas, peneliti menggunakan kemampuan
mahasiswa melaksanakan e-learning pada program PJJ S1 PGSD FIP UNNES.
3.4.2 Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi, tergantung, atau
variabel tidak bebas, dinyatakan dengan Y. Variabel terikat penelitian ini adalah:
motivasi belajar pada mahasiswa PJJ S1 PGSD FIP UNNES
Deskripsi operasional Motivasi adalah suatu proses psikologi yang
mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan
yang terjadi pada diri seseorang untuk bertingkah laku dalam rangka
memenuhi kebutuhan yang dirasakan.” (Wahjosumidjo,1987. 174) dalam
penelitian ini menggunakan Acuan Menu Pembelajaran Generik.
Alasan dipilihnya acuan menu pembelajaran generik sebagai alat ukur
motivasi mahasiswa dalam belajar karena indikator didalamnya telah baku, serta
sesuai dengan karakteristik dan kondisi mahasiswa PJJ S1 PGSD pada umumnya.
41
3.5 Metode dan Alat Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Data yang dikumpulkan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu data utama dan
data pendukung. Data utam berasal dari subyek penelitian, sedangkan data
pendukung diperoleh dari dokumentasi catatan, foto , rekaman, hasil
observasi, serta dokumen pendukung lainnya. Data utama diperoleh dari:
3.5.1 Kuesioner atau angket
Metode kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari informan dalam arti tentang pribadinya,
atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002:128). Metode ini dijadikan sebgai
metode utama yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan angket tertutup. Penggunaan metode
angket ini berdasar pertimbangan-pertimbangan sebagaimana dikemukakan oleh
Arikunto (2002:125) sebagai berikut :
1) Memberi kemudahan dalam menjawab.
2) Dalam mengerjakan tidak banyak menyita waktu, Karena jawaban
telah disediakan.
3) Bagi peneliti lebih mudah untuk menilai atau menganalisis, karena
telah diberi kunci jawaban atau alternative jawaban sebelumnya
3.5.2 Observasi
Metode obsevasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang
dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar (Arikunto, 2002
42
:197). Observasi berarti melakukan pengamatan secara langsung ke
objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan
apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena
alam( kejadian- kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja dan pengguaan
responden kecil. Melalui metode ini peneliti mengamati dan terjun
langsung ke lingkungan populasi, kemudian mengadakan penelitian kea lam
suatu skala bertingkat. Dlam melakukan obsevasi di lapangan, peneliti
berbekal panduan observasi dan panduan wawancara.
Data sekunder penelitian ini berasal dari dokumentasi dan studi
kepustakaan. Dokumentasi ini berupa foto, catatan, dan bukti-bukti otentik yang
mendukung. Studi kepustakaan adalah kegiatan penulusuran dan penelaahan
melalui literature, dengan manfaat sebagai berikut :
1) Dapat mengetahui data sekunder yang mendukung,
2) Peneliti dapat belajar lebih sistematis atau analitis,
3) Dapat dilakukan sebelum atau sesudah pemilihan masalah penelitian.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini secara nontes, menggunkan
alat sebagai berikut :
1) Angket tertutup
Bungi (2005:123) mendefinisikan bahwa angket langsung tertutup adalah
angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam
datatentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian
semua alternative jawaban yang harus dijawab responden telah tertera
dalam angket tersebut.
2) Pedoman observasi
43
Selama berada dalam posisi pengamat kegiatan yang
mengobservasi langsung, peneliti mencatat hasil pengamatan dalam
bentuk anekdot pada pedoman observasi . Pengamatan dilakukan untuk
mengetahui bagaimana kemampuan pendidik untuk mengelola proses
pembelajaran, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi, serta kemampuan- kemampuan di luar
proses pembelajaran.
Instrumen penelitian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu instrument
unutk variabel bebas (X) dan instrument untuk variabel terikat (Y). Variabel
bebas penelitian ini adalah kemampuan mahasiswa menggunakan e-learning dan
e-mail, yang dijabarkan dengan sub variabel kemampuan membuka,
mengirim dan menerima e-mail.
Variabel yang dipengaruhi (variabel terikat) penelitian ini adalah motivasi
belajar mahasiswa.
Alat ukur varibel bebas berbentuk angket, dengan tingkat pengukuran
ordinal, kategori jawaban terdiri atas 5 tingkatan. Untuk analisis secara kuantitatif,
maka alternative dapat diberi skor 1 sampai 5 sebagai berikut :
1. Ada 5 alternatif jawaban untuk variabel penggunaa e-mail, yaitu:
5 : Sangat Setuju
4 : Setuju
3 : Ragu-ragu
2 : Tidak Setuju
1 : Sangat Tidak Setuju
2. Ada 5 alternatif jawaban untuk variabel motivasi guru, yaitu:
44
5 : Sangat Setuju
4 : Setuju
3 : Ragu-ragu
2 : Tidak Setuju
1 : Sangat Tidak Setuju
Jawaban yang diberikan apabila semakin mendekat dengan jawaban yang
diharapkan, maka semakin tinggi skor nilai yang diperoleh.
3.6 Validitas dan Reliabilitas
Sebelum instrumen angket digunakan untuk pengambilan data,
maka instrumen tersebut harus memenuhi syarat yaitu: valid dan reliabel,
untuk itu perlu diujicobakan terlebih dahulu, selanjutnya diuji validitas dan
reliabilitas.
3.6.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan dan kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2002: 144).
Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan,
apabila dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat. Dalam
penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas internal yaitu, validitas
yang dicapai apabilaterdapat kesesuaian antara
bagian-bagian instrumen secara keseluruhan
Dalam penelitian ini digunakan analisa butir, untuk menguji validitas
setiap butir, skor-skor yang ada pada tiap butir dikorelasikan dengan skor
total. Sedangkan rumus yang digunakan adalah uji Korelasi Product Moment,
yang rumusnya:
45
Rumus korelasi produt moment:
r N XY ( X )(Y )
N X 2 X 2 N Y 2 Y 2 xy
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara gejala X dan Y
N = Jumlah subyek / banyaknya responden
X = Jumlah dari seluruh skor X
Y = Jumlah dari seluruh skor Y
XY= Jumlah dari seluruh skor X dan Y
X2 = Jumlah kuadrat skor X
Y 2 = Jumlah kuadrat dari skor Y
Kemudian hasil rxy hit dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi 5%. Jika didapatkan harga rxy hit r tabel, maka butir
instrumen dikatakan valid, akan tetapi sebaliknya jika harga rxy hit r
tabel, maka dikatakan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid.
Untuk menguji validitas instrumen dilakukan dengan langkah-langkah:
a. Mengadakan uji coba kepada seluruh responden.
b. Mengelompokkan item-item dari jawaban ke dalam butir dan jumlah skor
total yang diperoleh dari masing-masing responden.
c. Dari skor yang diperoleh, kemudian dibuat perhitungan validitas
d. Mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total dengan menggunakan
rumus Product Moment
e. Mengkonsultasikan hasil tersebut ke dalam tabel r kritik Product Moment.
1
2
46
3.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.
Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keterandalan. Reliabel artinya dapat
dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2002: 154).
Untuk mengetahui reliabilitas instrumen dilakukan dengan
rumus Alpha, karena instrumen dalam penelitian ini berbentuk angket dan
skornya berupa rentangan antara 1 sampai 4 dan uji validitas menggunakan
item total. Untuk menerangkan bahwa untuk mencari reliabilitas instrumen
yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian maka
menggunakan rumus Alpha, yang rumusnya:
r11 = k
2
1 - b (k -1) 2 1
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrumen
n = Banyaknya butir soal
b2 = Jumlah varian butir
2 = Varian total
(Arikunto, 2002: 192-193)
Untuk memperoleh varians butir dicari terlebih dahulu setiap butir,
kemudian dijumlahkan. Rumus yang digunakan untuk mencari varians adalah:
(x 2 ) (x)
2 = N N
47
Keterangan:
= varians butir
X = jumlah skor
N = jumlah responden
(Arikunto, 2002: 178)
Teknik untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini adalah
rumus Alpha dipadukan dengan rumus korelasi product moment. Jika rxy
sudah diperoleh, maka hasil perhitungan dimasukkan ke dalam rumus Alpha.
Selanjutnya hasil uji reliabilitas angket penelitian
dikonsultasikan dengan harga r product moment pada taraf signifikansi 5%.
Jika harga r11 r tabel, maka instrumen dikatakan reliabel, dan sebaliknya
jika harga r11 r tabel maka dikatakan instrumen tersebut tidak reliabel.
3.7 Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel X (e-
learning dengan web dan penggunaan e-mail) terhadap variabel Y (motivasi
guru) dengan indikator kemampuan menggunakan e-mail,
mengirim, menerima dan menggunakan media web serta
peningkatan motivasi guru, maka peneliti menggunakan teknik analisis
dengan pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan analisis regresi
dengan langkah–langkah sebagai berikut :
a. Menentukan koefisien korelasi
Mencari rumus koefisien korelasi menggunakan rumus korelasi
product moment (Suharsimi Arikunto, 2002: 243)
48
Rumus product moment :
N xy x y rxy = N x 2 x 2 N y2 y2
Dimana:
rxy = Koefisien korelasi
N = Jumlah sampel
X = Skor butir
Y = Skor total
XY = Jumlah dari seluruh skor X dan Y
X2 = Jumlah kuadrat skor X
Y 2 = Jumlah kuadrat dari skor
b. Mencari persamaan garis regresi
Persamaan garis regresi diprediksikan dengan rumus:
Y = a + b x (Arikunto, 2002: 264 )
c. Uji keberartian persamaan regresi
Untuk menguji keberartian persamaan regresi digunakan analisis
varians seperti tabel 1 berikut:
Sumber variasi Dk JK KT F
Total N Y2
2
Reg (a)
Reg (b|a)
Residu
1
1
n – 1
JK (a)
JK (a|b)
JKres
JK (a)
S2reg = JK (b|a)
JKS2 res res
n 2
S2 reg
S2 res
2
49
Tabel 2. Analisis Varians Untuk Regresi Sederhana
i Y i
(Arikunto, 2002 : 290)
Keterangan :
JK (T) = Y2
JK (a) = Y 2
n
X YJK (b|a) = b XY
n
JKres = Y Y
JK = Jumlah kuadrat
db = Derajat kebebasan
KT = Kuadrat total
50
Jika F > Ftabel pada dk pembilang 1 dan dk penyebut (n-2)
dengan taraf signifikansi 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan
signifikan.
d. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya kontribusi atau sumbangan variabel
perkuliahan sistem on-line (X) terhadap peningkatan motivasi guru
(Y) digunakan rumus sebagai berikut:
r 2
bn XY X Y
n Y 2 Y2
(Sudjana, 1996 : 371)
Keterangan :
r2 = Koefisien determinasi
b = Koefisien regresi X dari persamaan regresi
n = Jumlah data
X = Skor variabel X
Y = Skor variabel Y
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum PJJ S1 PGSD FIP UNNES
Pelaksanaan program PJJ S1 PGSD di Universitas Negeri Semarang
dimulai dengan kegiatan rekruitmen mahasiswa. Pelaksanaan seleksi
mahasiswa mengacu pada surat Dirjen PMPTK Depdiknas No.3451/F/LL/2007
tanggal 5 juni
2007 perihal pelaksanaan seleksi mahasiswa program S1 PGSD berbasis ICT
yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara,
Cilacap, Banyumas dan Brebes. Pihak UNNES sebagai LPTK yang diberi tugas
telah melaksanakan seleksi calon mahasiswa pada tanggal 23 Juni 2007 di
masing-masing daerah Kabupaten tersebut di atas dan telah dinyatakan lulus
masing-masing kabupaten 25 orang sehingga mahasiswa berjumlah 100
mahasiswa. Nama-nama calon mahasiswa yang telah lulus disampaikan ke Kepala
Dinas Kabupaten masing-masing. Selain 100 mahasiswa dari 4 kabupaten tersebut
ada juga 80 mahasiswa semester 2 program KKG yang alih ke program PJJ yaitu
40 mahasiswa dari Kabupaten Batang dan 40 mahasiswa dari Kabupaten Jepara.
Pada alih KKG ke PJJ maka diberlakukan alih kredit bagi mahasiswa
lanjutan darikurikulum yang sudah berjalanke kurikulumPJJ S1 PGSD
(konsorsium). Adapun hasil konversi dari kurikulum yang sudah berjalan ke
kurikulum PJJ semester 1 S1 PGSD KKG Kabupaten Jepara dan Batang ke
Program PJJ terdiri dari 4 mata kuliah yaitu (1) Psikologi Pendidikan dan Ilmu
Pendidikan konversi
52
ke Perkembangan Belajar Peserta Didik, (2) Teori Belajar konversi ke Belajar dan
Pembelajaran, (3) Bahasa Inggris ke Bahasa Inggris dan (4) Pendidikan Jasmani
ke Pendidikan Jasmani. Mata kuliah yang sudah ditempuh akan ditambahkan pada
surat keterangan pada ijasah sebagai mata kuliah pemantapan yaitu (1)
Filsafat Ilmu, (2) Filsafat Pendidikan, (3) Penulisan Karya Ilmiah dan (4)
Pengembangan Kepribadian.
4.1.2 Informasi tentang LPTK dan Program PGSD yang Dimiliki Secara
Umum
UNNES terdiri dari 7 fakultas yaitu FIP, FMIPA, FT, FIS, FBS, FIK dan
FE. Sedangkan PGSD merupakan salah satu jurusan dalam dilingkungan FIP.
Universitas Negeri Semarang (UNNES) merupakan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) memiliki Visi dan Misi berikut, Visi: UNNES adalah
lembaga pendidikan tinggi yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, olahraga, seni dan budaya, serta menghasilkan tenaga akademik
dan profesional dalam bidang kependidikan dan non-kependidikan dalam
rangka mencapai tujuan pendidikannasional. Misi,UNNES
menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesional
di bidang kependidikan dan non- kependidikan dalam berbagai jenjang
pendidikan, serta mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, olahraga, seni dan budaya melalui penyelenggaraan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Penjabaran Visi dan Misi
UNNES sesuai dengan Statuta, yakni bertujuan: menyiapkan tenaga
kependidikan dan non-kependidikan dengan memperhatikan
53
jumlah, mutu, relevansi, dan efektivitas, mengembangkan dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, tekonologi, olahraga, seni dan budaya,
serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Secara operasional, tujuan pendidikan di UNNES adalah menyiapkan
tenaga ahli dan profesional di bidang kependidikan dan non-kependidikan, dengan
memperhatikan mutu, relevansi, keefektivan dan pemerataan; menyebarluaskan
ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, seni dan budaya; mengupayakan
kemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, seni dan budaya,
dan mendorong meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat dan memperkaya, serta melestarikan kebudayaan nasional;
meningkatkan dukungan dana dari pemerintah pusat, pemerintah daerah,
masyarakat, dan dari sumber- sumber lain yang tidak
mengikat; dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi,
moral, dan toleransi terhadap perbedaan dalam diri dosen dan sivitas
akademika yang lain.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 disyaratkan
bagi guru untuk memiliki kualifikasi minimal S1 dan memiliki sertifikat sebagai
pengajar. Pada saat ini masih banyak guru yang belum memenuhi kualifikasi yang
telah ditentukan. Dalam rangka membantu para guru yang belum memenuhi
kualifikasi tersebut, salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah dengan
pengembangan dan peningkatan kualifikasi guru dalam jabatan (in-service
training). Hal tersebut ditempuh oleh Pemerintah Indonesia, c.q. Depdiknas
54
melalui pendidikan lanjut bagi guru-guru dalam jabatan pada LPTK atau
universitas yang menyelenggarakan program S1 PGSD.
Guru SD yang memerlukan peningkatan kemampuan dan kualifikasi pada
level Sarjana di propinsi Jawa Tengah terdapat 140.907. Apabila Perguruan
Tinggi di Propinsi Jawa Tengah memiliki kesanggupan menangani sejumlah 200
guru SD per tahun melalui sistem pendidikan tatap muka, maka untuk
meningkatkan kemampuan dan kualifikasi seluruh guru SD di Propinsi Jawa
Tengah menjadi sarjana diperlukan waktu sekitar 70 tahun.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah bekerja sama dengan
penyelenggara Program S1 PGSD melakukan terobosan, antara lain, melalui
peningkatan kapasitas layanan pendidikan bagi para guru SD.
Peningkatan kapasitas tersebut dilakukan melalui penyelenggaraan program S1
PGSD dengan sistem modus ganda oleh LPTK yang selama ini hanya
menyelenggarakan pendidikan guru melalui modus tunggal, yaitu tatap muka.
Sistem modus ganda diselenggarakan oleh perguruan tinggi konvensional yang
menerapkan sistem tatap muka sekaligus menawarkan program pendidikan jarak
jauh (PJJ).
Program PJJ S1 PGSD yang diselenggarakan di UNNES merupakan
program pendidikan dalam jabatan (inservice training program) yang
diselenggarakan melalui sistem Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Program ini
ditujukan bagi guru SD lulusan D2 berijin Diknas yang telah diangkat dan bekerja
sebagai guru kelas dan berstatus PNS. Program S1 PGSD dirancang untuk
memungkinkan pengembangan serta peningkatan kemampuan dan
keterampilan yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas sebagai guru SD
yang profesional.
55
Program ini merupakan program pendidikan dalam jabatan berdasarkan
sistem PJJ sehingga memungkinkan guru untuk berpartisipasi tanpa harus
meninggalkan tugas di sekolah. Selanjutnya sekolah tempat guru mengajar
secara langsung menjadi laboratorium praktis untuk menguji dan menerapkan
pengetahuan baru yang diperoleh guru selama mengikuti pendidikan.
4.1.3 Informasi Tentang Program PJJ S1 PGSD di UNNES
4.1.3.1 Program
Program PJJ S1 PGSD di UNNES dikembangkan berdasarkan seperangkat
kemampuan yang dipersyaratkan di dalam melaksanakan tugas-tugas mengajar
yang harus dikuasai oleh guru. Berkenaan dengan hal itu, tujuan yang ingin
diwujudkan melalui penyelenggaraan Program PJJ S1 PGSD UNNES adalah
untuk: 1) memenuhi amanah Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen dan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
(SNP); 2) meningkatkan kemampuan dan kualifikasi guru sekolah dasar; 3)
mengembangkan kemampuan dan sikap inovatif untuk melakukan
pembaharuan dalam pendidikan sekolah dasar secara terus-menerus; dan
4) membantu meningkatkan kualitas pendidikan dasar.
Dalam PJJ, interaksi antara mahasiswa dengan dosennya ditandai dengan
keterpisahan jarak secara fisik. Pembelajaran dilaksanakan dengan mediasi bahan
ajar, baik bahan ajar cetak maupun non-cetak terutama dengan menggunakan ICT.
Karakteristik pembelajaran seperti ini menuntut mahasiswa untuk
memiliki kemandirian yang tinggi dalam belajar. Kemandirian di sini artinya
segenap
56
inisiatif dan ikhtiar belajar sepenuhnya ditentukan oleh mahasiswa itu
sendiri. Salah satu konsideran dalam PJJ adalah jumlah pertemuan tatap
muka antara mahasiswa dengan dosen tidak sebanyak yang dilaksanakan
dengan sistem perkuliahan tatap muka. Untuk itu, agar penyelenggaraan
program ini berjalan dengan baik, maka keterbatasan pertemuan tadi diganti
dengan interaksi melalui penggunaan media komputer (jaringan) dalam bentuk
tutorial on-line.
Penyelenggaraan program S1 PGSD melalui PJJ menuntut kemandirian
yang tinggi dari mahasiswa terutama dalam belajar. Dalam belajar mandiri
mahasiswa dituntut memiliki prakarsa sendiri dalam mempelajari bahan
belajar, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, memantapkan keterampilan,
serta untuk menerapkan pengalaman belajar di tempat kerja. Belajar mandiri
dalam banyak hal ditentukan oleh kemampuan mahasiswa untuk belajar secara
efektif yang inya mereka dituntut untuk memiliki disiplin diri, inisiatif, dan
motivasi yang kuat untuk belajar. Belajar mandiri dengan menggunakan
bahan ajar cetak, audio visual, bahan ajar berbasis web (web based course)
dan interaksi berbasis web, serta interaksi tatap muka melalui residensial di
kampus UNNES dan tutor kunjung. Belajar mandiri dengan menggunakan
bahan ajar berbasis web, beriteraksi melalui komputer, serta menghadiri
tutorial pada saat masa residensial merupakan kegiatan inti yang diwajibkan bagi
mahasiswa dalam program PJJ S1
PGSD.
Sistem penyelenggaraan program PJJ S1 PGSD melalui
pendidikan terbuka jarak jauh ini menerapkan sistem PJJ residensial, yang
mempersyaratkan mahasiswa untuk hadir secara fisik di kampus UNNES
57
semester untuk mengikuti berbagai kegiatan pembelajaran dan sosialisasi di
kampus.
Untuk melaksanakan tutorial baik tutorial face to face maupun on-line
dosen PGSD FIP konsorsium dengan fakultas lain seperti FMIPA, FIS, dan FBS.
Selain itu untuk meningkatkan bidang SDM dalam menyiapkan tutorial program
PJJ S1 PGSD para dosen melakukan berbagai upaya yang bertujuan
meningkatkan kualitas SDM melalui peningkatnya kemampuan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK). Dengan menggunakan dana Program Hibah
Kompetisi S-1PGSD B mengadakan kegiatan yaitu: 1) pelatihan ICT bagi dosen
dan karyawan yang dilaksanakan dari tanggal 23 sampai 26 September 2007
di Pascasarjana dan Puskom Unnes. Sebagai nara sumber Prof. Dr. Paulina
Panen dan Anti Rismayanti dari Seamolec dan 2) pelatihan desains
pembelajaran berbasis internet yang dilaksanakan tanggal 1 samapai 6 Desember
2007. Sebagai nara sumber DR. Moh Ashari dari UNM.
4.1.3.2 Dukungan SIKADU
Selain mendapatkan Hibah Kompetisi S-1PGSD B, UNNES juga
mendapatkan hibah kompetisi yang salah satu hasil hibah kompetisi yang cukup
menonjol adalah diimplementasikannya Sistem Informasi Akademik Terpadu
(SIKADU) h ttp:// a k a d e mi k.unn e s . ac . i d yang diimplementasikan secara on-line
mulai awal tahun 2007. SIKADU ini semula dikembangkan oleh Jurusan Fisika
FMIPA Unnes sebagai salah satu program pengembangan yang didanai oleh Due-
like. Selanjutnya sistem informasi ini diadopsi dan diimplementasikan oleh
Fakultas MIPA dan ternyata cukup mampu mengakomodasi kebutuhan
58
administasi akademik untuk seluruh fakultas (dengan pengguna di atas 500 orang)
Setelah melakukan evaluasi atas performa program ini, maka pada semester genap
2006/2007, SIKADU mulai digunakan untuk mengelola administrasi akademik
Unnes, dengan total pengguna lebih dari 22.000 orang (lihat Gambar 5). Keberhasilan
SIKADU dioperasikan secara on-line dan serentak untuk
seluruh Unnes didukung antara lain oleh adanya penyatuan jaringan-jaringan lokal
melalui backbone serat optik. Dengan menggunakan dana hibah Program K-2
(INHERENT), UNNES memasang infrastruktur jaringan serat optik untuk
menyatukan ‘pulau-pulau’ jaringan lokal program studi maupun jaringan
lokal jurusan. Berbasis infrastruktur serat optik ini, dibangun sistem informasi
yang digunakan untuk mengefisienkan dan mengefektifkan layanan bagi
seluruh pemangku kepentingan internal (internal stake
holder) SIKADU, yang diproritaskan untuk
diimplementasikan lebih dulu, digunakan antara lain untuk melakukan
registrasi, pengisian kartu rencana studi, penjadwalan kuliah, dan penerbitan
surat tugas dosen secara on-line.
Sistem dengan basis-data tunggal yang dikelola Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Pusat Komputer ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk pengelolaan
informasi akademik mahasiswa. Sebelumnya, informasi akademik mahasiswa
dikelola secara terpisah-pisah, tidak ada integrasi antara sistem yang menangani
pemenuhan kewajiban mahasiswa (pembayaran SPP, pengisian kartu rencana
studi dan kewajiban-kewajiban lain) dengan sistem yang mengelola layanan
mahasiswa (penerbitan kartu mahasiswa, penerbitan kartu hasil studi,
beasiswa, dan layanan-layanan lain) Situasi ini menyebabkan terjadinya
ketidaksesuaian
59
data, terlebih-lebih waktu pemutakhiran data antara satu bagian dengan
bagian lain tidak sama. Oleh karena itu, untuk data yang sama atau yang
seharusnya terkait, bisa terjadi perbedaan isi tergantung pada asal sumber
dan waktu pengambilannya.
Dengan sistem informasi yang terpadu dan dapat diakses secara on-
line, diharapkan dapat menghilangkan permasalahan yang terjadi sehubungan
dengan ketidaksesuain data tersebut. Setelah Sistem Informasi Akademik
dijalankan dan dievaluasi, sistem-sistem informasi lain akan dikembangkan
secara bertahap sesuai prioritas dan kelayakan (feasibility) untuk mewujudkannya.
Gambar 5. Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIKADU)h ttp:// akade mik.unn e s. a c. id
Kebijakan bidang sarana dan prasarana untuk meningkatkan mutu layanan
program PJJ S1 PGSD dilakukan perintisan pembangunan kampus modern PGSD
di Karanganyar, Semarang dilengkapi dengan laboratorium komputer dan sistem
60
internet. Adapun kebijakan bidang kerjasama UNNES sebagai LPTK
yang ditugasi menjalankan program PJJ S1 PGSD telah menjalin kerjasama
dengan Dinas Pendidikan Kabupaten dan ICT Center.
4.1.4 Program dan Kegiatan
4.1.4.1 Kronologi Pelaksanaan Kegiatan PJJ S1 PGSD
Tutorial tatap muka dilaksanakan pada masa residensial selama tiga
minggu pada bulan pertama setiap semester. Sementara tutorial on-line
dilaksanakan selama 5 (lima) bulan. Pelaksanaan tutorial face to face
maupun tutorial on-line di Unnes untuk mahasiswa semester 1 dan 2 dan
dibimbing 66 dosen, sedangkan untuk mahasiswa semester 3 dan 4 dibimbing
28 dosen dalam konsorsium dari dosen PGSD FIP dan dosen dari FMIPA, FBS,
dan FIS. Waktu pelaksanaan tutorial mengacu pada Tabel 1 berikut.
Tabel 3. Pelaksanaan Tutorial
Masa Semester Waktu Tutorial PesertaTatap Muka On-line Semester I Semester II
Juli – DesemberI dan II
Juli (7 -28) 13Agustus s/d21Desember
100 80(Alih fungsiKKG ke PJJ)
Januari – AgustusII dan III
Januari (6 –27)
18 Feb –18Mei
100 80
Pelaksanaan tutorial tatap muka pada masa residensial 1 dilaksanakan
tanggal 7 sampai 28 Juli 2007 sedangkan residensial 2 dilaksanakan pada tanggal
06 sampai 27 Januari 2008 di Kampus UNNES Jln. Kelud Utara III. Pelaksanaan
dapat berjalan sesuai rencana, di akhir tutorial tatap muka dilaksanakan tes untuk
mengukur tingakt penguasaan materi mahasiswa PJJ. Tes akhir tutorial
dilaksanakan oleh masing-masing dosen pada tutorial terakhir, soal dan kelulusan
dikirim ke email pengelola: b o e ndh a _ r i n i @ y a h oo. c o. i d . Selama tutorial tatap
61
muka berlangsung mahasiswa diasramakan. di Karya Graha Mahasiswa
(KGM) Kelud Semarang. Sudah barang tentu, sesuai standar moral,
asrama putri dipisahkan dengan asrama putra. Kehadiran dan keaktifan
mahasiswa dalam tutorial memiliki kontribusi terhadap nilai tutorial yang
pada setiap pertemuan mata kuliah dilaksanakan selama 2,5 jam (180 menit).
4.1.4.2 Kegiatan Residensial
Kegiatan residensial adalah kegiatan tatap muka antara dosen
dengan mahasiswa. Kegiatan residensial 1 diikuti 180 mahasiswa yang
berasal dari Kabupaten Jepara (40), Kabupaten Batang (40), Kabupaten
Banyumas (25), Kabupaten Cilacap (25), Kabupaten Brebes (25) dan
Kabupaten Banjarnegara
(25). Kegiatan residensial dibuka oleh Rektor Unnes pada tanggal 6 Juli7.
Dihadiri oleh PR1, PR2, PR4, Dekan FIP, PD1 FIP, Dosen dan mahasiswa.
Kegiatan-kegiatan pada masa residensial meliputi: (1) Pembekalan belajar
mandiri, (2) Kegiatan tutorial face to face, (3) Kegiatan tes akhir tutorial
tatap muka. Soal dan hasil tes akhir tutorial face to
face dikirim ke bo endha _rini @ y ahoo . co . id .
Adapun residensial ke 2 dibuka Rektor tanggal 6 Januari 2008.
Kegiatan residensial 2 terdiri dari UAS dan tutorial face to face.
4.1.4.3 Pembekalan Belajar Mandiri
Program Pembekalan Belajar mandiri adalah proses belajar
yang diselenggarakan oleh Unnes pada program PJJ S1 PGSD dan diberikan pada
masa residensial selama satu minggu pada awal semester. Proses
pembelajaran ini diberikan untuk semua mahasiswa peserta program PJJ S1
PGSD. Mahasiswa
62
dibagi menjadi 3 kelompok I, II dan III. Pada kegiatan mandiri ini mahasiswa
dibekali tentang:
4.1.4.3.1 Sistem PJJ S1 PGSD
Untuk pengenalan sistem PJJ S1 PGSD kepada mahasiswa
dilakukan oleh Dr. Sri Sulistyorini, M.Pd. Kegiatan ini dilakukan di kampus
Kelud Unnes. Sistem pendidikan PJJ S1 PGSD menggunakan model hybrid
(menggabungkan model pembelajaran tatap muka dan model on-line). Ragam
bahan ajar yang digunakan adalah bahan ajar cetak, audiovisual, berbasis
komputer dan berbasis jaringan (web-based). Dalam pengenalan sistem PJJ S1
PGSD juga dijelaskan tentang jadwal program PJJ yang terdiri dari kegiatan
residensial, pelaksanaan tutorial tatap muka dan pelaksanaan tutorial on-line.
4.1.4.3.2 ICT Skill
Kegiatan ICT skill dilaksanakan di kampus UNNES Sekaran, yaitu
di Puskom, Lab komputer fisika, matematika, Teknologi Pendidikan.
Tujuan kegiatan ICT skill adalah mahasiswa dapat mambuat email pribadi,
mengirim pesan melalui email, mengetahui dan dapat menggunakan etika
penggunaan email, mendownload. Tutor kegiatan ICT skill adalah Dr.
Supartono,M.Pd,. Target kegiatan ICT skill adalah mahasiswa dapat
membuat email. Daftar email mahasiswa terlampir.
4.1.4.3.3 Belajar Mandiri
Belajar mandiri adalah proses belajar yang terjadi atas
prakarsa mahasiswa sendiri. Keberhasilan mahasiswa akan sangat
dipengaruhi oleh disiplin, kreativitas, dan ketekunan belajar individu. Agar
mahasiswa berhasil
63
dalam belajar mandiri, mahasiswa perlu memiliki keterampilan menyusun jadwal
belajar, mengatur variasi dan kebiasaan belajar, melakukan belajar sistematik,
membuat catatan, berlatih, meninjau hasil belajarnya secara periodik,
serta mengerjakan tes dan ujian. Kegiatan penjelasan tentang belajar mandiri oleh
Drs. Jaino, M.Pd. dilaksanakan di kampus Kelud UNNES.
4.1.4.3.4 Character Building
Kegiatan Charakter Building diberikan kepada mahasiswa untuk
mempersiaapkan mental mahasiswa agar mereka dapat mengenal ICT,
melaksanakan tugas-tugas berbasis ICT. Tujuan dari kegiatan ini agar mahasiswa
dapat melaksanakan tugas-tugas perkuliahan yang berkaitan dengan ICT.
Kegiatan dilaksanakan di kampus Kelud UNNES oleh Drs. Muhammad
Ichsan, M.Pd.
4.1.4.3.5 Out Bond
Out bond dilakukan di kampus Kelud UNNES. Kegiatan ini banyak
dilakukan di luar kelas melalui permainan-permainan olah raga dalam kelompok.
4.1.4.4 Pelaksanaan Tutorial Face To Face
Tutorial adalah suatu proses pemberian bantuan dan bimbingan belajar
dari seseorang kepada orang lain. Dalam hal ini yang dibimbing
adalah mahasiswa, dan yang memberikan bimbingan adalah dosen.
Tutorial yang diselenggarakan adalah tutorial tatap muka pada masa residensial.
Melalui tutorial mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman belajar
untuk menguasai konsep-konsep penting dalam materi pembelajaran serta
kemampuan melakukan
64
praktik dan praktikum, sehingga kompetensi mata kuliah dapat dikuasai dengan
lebih baik lagi.
Kegiatan tutorial face to face dilaksanakan mulai tanggal 6 sampai
dengan 27 Januari 2008. Mahasiswa dibagi menjadi 5 kelas A, B, C, D dan
E. Mahasiswa kelas A, B dan C adalah mahasiswa semester 1, sedangkan
mahasiswa kelas D dan E adalah mahasiswa semester 2.
4.1.4.5 Substansi Tutorial
Dalam penyelenggaraan program PJJ ini, semua mata kuliah
ditutorialkan, baik secara tatap muka maupun on-line. Dalam
penyelenggaraannya, untuk mahasiswa baru (semester pertama), masa residensial
diisi dengan pembekalan belajar mandiri yang meliputi pengantar pendidikan
jarak jauh (PJJ), belajar mandiri, pengenalan sistem PJJ S1 PGSD, sistem
administrasi dan akademik perguruan tinggi, ICT literacy, dan study skill selama 1
minggu. Pada akhir pembekalan pembelajaran mandiri, diadakan tes dengan
kriteria lulus atau tidak lulus. Bagi yang belum lulus, mahasiswa diwajibkan
untuk mengulang materi pembekalan dalam program remedial yang dilakukan
pada hari sabtu/minggu. Selain pembekalan pembelajaran mandiri, juga dilakukan
tutorial tatap muka untuk mata kuliah. Kegiatan tutorial tatap muka diakhiri
dengan tes yang memberikan kontribusi terhadap nilai akhir.
Untuk mahasiswa semester ke-2 dan selanjutnya, minggu pertama masa
residensial diisi dengan Ujian Akhir Semester (UAS) untuk semua mata
kuliah yang diambil dari semester sebelumnya. Minggu kedua sampai dengan
minggu keempat, masa residensial diisi dengan tutorial tatap muka mata
kuliah yang
65
diambil. Tutorial mata kuliah diakhiri dengan tes yang memberikan kontribusi
terhadap nilai UAS.
Setelah masa residensial, mahasiswa melaksanakan tutorial dengan cara
on-line. Materi yang dibahas dalam kegiatan tutorial ini adalah (1) masalah-
masalah yang ditemukan mahasiswa dalam mempelajari materi mata kuliah,
(2) masalah yang berkaitandengantugas keguruan yang
ditemukan ketika menjalankan tugas sehari-hari, dan (3)
kegiatan praktik/praktikum, termasuk latihan, simulasi, atau unjuk kerja untuk
mata kuliah yang menuntut kemampuan praktikal.
4.1.4.6 Tes, Tugas Tutorial On-line, dan Keaktifan Tutorial
Tes, tugas tutorial on-line, dan partisipasi tutorial diberikan pada
saat tutorial tatap muka dan on-line. Usaha ini dilakukan tutor untuk
membantu mahasiswa dalam menguasai konsep-konsep esensial suatu mata kuliah
(termasuk tugas praktik).
4.1.4.6.1 Tes
Tes yang dimaksud dalam pedoman ini adalah tes yang dilakukan pada
akhir tutorial tatap muka pada masa residensial.
Penilaian tutorial tes tatap muka (face to face) memiliki kontribusi 25 %
terhadap nilai akhir. Hasil tes ini merupakan gabungan nilai tes tatap muka dan
keaktifan dalam tutorial tatap muka dengan perbandingan 80 : 20, seperti:
Rumus:
NT = 80T 20AT100
Keterangan:
66
NT : Nilai tes tatap muka dan keaktifan mahasiswa
AT : Nilai keaktifan pada saat toturial tatap muka. T
: Nilai tes tatap muka berbentuk uraian.
Contoh:
Nilai pendidikan IPA : 87 dan nilai keaktifan mahasiswa 80.
Maka NT = 80(87) 20(80)100
= 85,60
Jadi nilai tes mahasiswa adalah 85,60
4.1.4.6.2 Tugas Tutorial On-line
Tugas ini merupakan salah satu alat evaluasi yang digunakan dosen
untuk menilai penguasaan kompetensi mahasiswa terhadap semua mata kuliah
melalui jaringankomputer.
Tugas tutorial dalam bentuk tutorial tatap muka berpraktik/praktikum
dapat diberikan dalam bentuk tes uraian dan/atau tugas praktik.
a. Tes uraian mengukur kompetensi yang bersifat konseptual. Tes ini
dikembangkan oleh tutor sesuai dengan kisi-kisi tutorial.
b. Tugas praktek adalah alat untuk menguji kompetensi keterampilan atau
unjuk kerja mahasiswa.
Sebelum menyusun tugas tutorial, dosen harus membuat kisi-kisi. Kisi-
kisi tugas tutorial merupakan rencana penilaian yang digunakan oleh dosen untuk
mengembangkan dan/atau menggunakan alat penilaian dalam mengevaluasi
capaian kompetensi mata kuliah yang ditutorialkan.
67
Tugas on-line dilakukan dengan dibantu melaksanakan dengan
menggunakan website sebagai media men-download dan memberikan tugas yang
mana dosen dan mahasiswa dapat mengambilnya secara bebas. Berikut web PJJ
web capture yang mendukung pelaksanaan tugas on-line.
Gambar 6 Web-Site Pendukung PJJ
4.1.5 Kurikulum Program PJJ PGSD
4.1.5.1 Tujuan Kurikuler
Para guru lulusan Program PJJ S1 PGSD diharapkan dapat;
1) Memiliki kesadaran dan berperilaku sebagai warga negara
berpendidikan tinggi yang agamis, demokratis, dan cerdas.
68
2) Menguasai disiplin ilmu yang berkaitan dengan substansi dan
metodologi dasar keilmuan lima bidang studi di SD
(Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PPKn).
3) Mengelola pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan dan
kemaslahatan peserta didik.
4) Menguasai konsep-konsep ilmu pendidikan terutama yang
berkaitan dengan pendidikan di SD.
5) Menemukan dan memecahkan permasalahan pendidikan serta
meningkatkan penyelenggaraan pendidikan pada tingkat SD;
6) Mengapresiasi IPTEKS sehingga mampu berpikir dan bertindak
sebagai sarjana pendidikan guru sekolah dasar.
7) Memiliki kemampuan memahami perbedaan individual, baik segi
kognitif dan emosional terhadap perkembangan peserta didik.
8) Menguasai strategi pembelajaran secara lebih rinci dan utuh yang
mengacu pada pembentukan pemahaman sikap, nilai, serta
kerampilan.
9) Memiliki kemampuan berprakarsa dan bertanggung jawab
menjajagi berbagai cara perolehan informasi untuk
mengembang- mutakhirkan kemampuan secara mandiri, termasuk
memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi (Information and Communication
Technology/ICT) dalam konteks pembelajaran.
69
4.1.5.2 Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum program PJJ S1 PGSD disajikan pada tabel di
bawah ini :
Tabel 4Struktur kurikulum S1 PGSD Universitas Negeri Semarang
PROGRAM PJJ S1 PGSD 2007SEMESTER I (ANGKATAN 2)
NO KODE MK MATAKULIAH SKS
1 PJJ 1501 *) PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIK 2
2 PJJ 1201 PENDIDIKAN HAK AZAZI MANUSIA 23 PJJ 1202 PENDIDIKAN MULTIKULTURAL 2
4 PJJ 1507 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS 2
5 PJJ 1103 PENDIDIKAN IPA 26 PJJ 1301 BAHASA INGGRIS 37 PJJ 1510 KAPITA SELEKTA PEMBELAJARAN 2
JUMLAH 15
SEMESTER II (ANGKATAN 1)
NO KODE MK MATAKULIAH SKS
1 PJJ 2203 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SD 2
2 PJJ 2204 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH 23 PJJ 2303 PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD 3
4 PJJ 2404 PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD 3
5 PJJ 2102 PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA SD 26 PJJ 2406 KOMPUTER DAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SD 2
JUMLAH 14
SEMESTER III (ANGKATAN ...)
NO KODE MK MATAKULIAH SKS1 PJJ 3401 PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA 32 PJJ 3508 PENGEMBANGAN BAHAN PEMBELAJARAN SD 23 PJJ 3502 PENGEMBANGAN KURIKULUM SD 34 PJJ 3403 ASESMEN PEMBELAJARAN SD 35 PJJ 3207 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN IPS SD 3
JUMLAH 14
70
SEMESTER IV (ANGKATAN ...)NO KODE MK MATAKULIAH SKS
1 PJJ 4402 STATISTIKA PENDIDIKAN 22 PJJ 4404 PROFESI KEGURUAN 23 PJJ 4206 KAJIAN IPS SD 34 PJJ 4405 PENELITIAN PENDIDIKAN SD 45 PJJ 4506 STRATEGI PEMBELAJARAN 3
JUMLAH 14
SEMESTER V (ANGKATAN ….)
NO KODE MK MATAKULIAH SKS1 PJJ 5302 KAJIAN BAHASA INDONESIA SD 32 PJJ 5505 BELAJAR DAN PEMBELAJARAN SD 2
3 PJJ 5509 PENJASKES 3
4 PJJ 5205 SOSIOLOGI PENDIDIKAN 25 PJJ 5101 PRAKTIKUM IPA 2
6 PJJ 5555 PEMANTAPAN PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 3
JUMLAH 15
SEMESTER III (ANGKATAN ...)NO KODE MK MATAKULIAH SKS
1 PJJ 6503 PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP 22 PJJ 6304 PENDIDIKAN SENI 43 PJJ 6666 UJIAN AKHIR PROGRAM (UAP) 4
JUMLAH 10
KETERANGANJUMLAH TOTAL SKS 82
*) PJJ 1501 PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIKPJJ PENDIDIKAN JARAK JAUH1 ANGKA 1 PERTAMA, MENUNJUKKAN SEMESTER5 ANGKA 5, MENUNJUKKAN RUMPUN MATAKULIAH
ANGKA 01, MENUNJUKKAN NO URUT MK DALAM0 & 1 SATU RUMPUN
4.1.6 Progres Report Pelaksanaan Program PJJ S1 PGSD
Penyelenggaraan Program PJJ S1 PGSD melibatkan berbagai instansi yang
berada di tingkat pusat sampai daerah. Lingkup kegiatan koordinasi meliputi
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan yang dilaksanakan oleh
71
Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK, Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti,
dan 10 (sepuluh) Perguruan Tinggi. Koordinasi bertujuan meningkatkan efisiensi
dan efektifitas pelaksanaan program. Koordinasi dapat dilakukan melalui
konsultasi, kunjungan, negosiasi, rapat-rapat dan korespondensi, atau wahana lain
yang bersifat formal atau informal. Koordinasi dilakukan mulai tahap persiapan,
pelaksanaan dan pelaporan
4.1.6.1 Tahap Persiapan
Ditjen PMPTK dan Dikti menyiapkan edaran yang berisi informasi tentang
Program PJJ S1 PGSD di 10 perguruan tinggi untuk dikirim ke Dinas Pendidikan
Propinsi/Kabupaten/Kota dan perguruan tinggi penyelenggara. Koordinasi
penyusunan rencana di tingkat daerah dilakukan antara perguruan tinggi
penyelenggara dan Dinas Pendidikan.
Perguruan tinggi penyelenggara (UNNES) melakukan promosi dan
pendekatan ke Dinas Pendidikan dan Bappeda tentang rencana pelaksanaan
program peningkatan kualifikasi guru SD melalui PJJ.
Unnes membuat prediksi jumlah calon mahasiswa Program PJJ S1 PGSD
setiap Kabupaten/ Kota berdasarkan data guru lulusan DII PGSD Guru
Kelas. Unnes membantu Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/ Kota
merencanakan program beasiswa.
4.1.6.2 . Tahap Pelaksanaan
UNNES selaku penyelenggara melakukan koordinasi dengan Dinas
Pendidikan propinsi/kabupaten/kota dalam penyeleksian calon mahasiswa.
UNNES mengadakan kesepakatan perencanaan pelaksanaan residensial PJJ S1
72
PGSD Di Jawa Tengah dengan UKSW, UNS dan Koordinator ICT Center Jateng
Drs Muhamad Kasmadi, S.Kom. SMKN 2 Surakarta Hp 08164279648. UNNES
penyelenggara melaksanakan penataran dosen; Unnes melaksanakan
seluruh program (pembelajaran dan penyelenggaraan ujian); Unnes memonitor
kegiatan pembelajaran (tutorial, praktik, praktikum, bimbingan); Unnes
menyampaikan masalah yang timbul baik dari segi teknis dan non-teknis ke Ditjen
PMPTK;
4.1.6.3 Tahap Pelaporan
Laporan dibuat sebagai bahan evaluasi kelembagaan terhadap proses dan
operasional pengelolaan program dan sebagai bahan pertanggungjawaban
pelaksanaan pekerjaan. Isi laporan meliputi bagian atau keseluruhan
komponen kegiatan pengelolaan akademik dan administrasi sesuai dengan jenis
laporan yang berisikan: Perencanaan, rekrutmen dan regristrasi, pengadaan dan
pendistribusian bahan ajar, pelaksanaan tutorial (bimbingan praktik dan
praktikum), pelaksanaan ujian, koordinasi, dan pengelolaan
pembiayaan. Setiap kegiatan yang dilaksanakan
dilampirkan dalam laporan.
4.1.6.4 Monitoring dan Evaluasi
Untuk menjaga kualitas penyelenggaraan program, UNNES
mengadakan monitoring dan evaluasi pada setiap tahapan kegiatan dengan
menggunakan instrumen yang relevan. Evaluasi secara menyeluruh dan berkala
dilakukan oleh Ditjen PMPTK dan Ditjen Dikti.
73
4.1.6.5 Kemajuan:
Mahasiswa mulai terampil menggunakan komputer , pembekalan tentang
penggunaan komputer yang diberikan waktu residensial dirasa sangat
minim. Untuk meningkatkan keterampilan menggunakan komputer,
sebagian mahasiswa menambah waktu belajar.
Efektifitas on line: pengiriman inisiasi dari inisiasi 1 sampai inisiasi 5
mengalami kemajuan. Ketika pengiriman inisiasi 1 banyak mahasiswa
yang ragu apakah inisiasi sampai dosen apa belum, lewat SMS akhirnya
mahsiswa tahu kalau inisiasi sudah diunduh dosen. Selanjutnya
pengiriman inisiasi ke dua dan seterusnya lebih baik.
Dengan dana PHK,dosen PGSD setelah melaksanakan pelatihan ICT ,
dengan hasil dosen lebih paham dan terampil tentang pengiriman umpan
balik jawaban inisiasi mahasiswa
Yang terkait keefisienan on-line, jawaban inisiasi agar tidak terkena virus,
iupayakan dibakar ke CD.
Frekuensi kehadiran ke ICT Center meningkat. Pada awal mahsiswa minta
bantuan pada pihak Pengelola ICT dalam mengoperasionalkan komputer,
lambat laun mahasiswa bisa mandiri
Sebagian dana PJJ digunakan untuk membuat kanopi di Gombel Semarang
untuk mempercepat akses data dan komunikasi inherent
Universitas Negeri Semarang
74
4.1.7 Kendala dan Solusi
Kendala dan solusi terangkum dalam tabel dibawah ini:
Tabel 5. Permasalahan dan Solusi Pelaksanaan Residensial Program PJJ
S1 PGSD FIP UNNES
Semester 1 dan semester 2 (Resisdensial ke 1 tgl 7-28Juli 2007)
No Kendala Penanganan yangDilakukan
Saran Perbaikan
1 Bahan ajar cetak(modul) datang terlambat
Mahasiswa dan dosen diberi CD oleh pengelola.Dosen dan mahasiswa
print out sendiri
Hendaknya modul datang pada awal tutorial
2 ICT pakai jaringan Jardiknas, tidak sebagus koneksi yang lain, kadang- kadang error.
Pendampingan dan bimbingan dari pihak ICT Center dan Mitra lebih ditingkatkan.
Mengoptimalkan peran Jardiknas dalam mendukung program PJJS1 PGSD.
3 Ada beberapa dosen yang belum memberi umpanbalik pada jawaban inisiasi mahasiswa saat tutorial on-line
Mengkondisikan mahasiswa untuk tetap mengirim jawaban inisiasi secara tepat waktu
Menghimbau dosen agar memberi feedback
Pengelola akan menjembatani komunikasi dosen dan mahasiswa lewat web pjj
Menyarankan mahasiswa memperbaiki komunikasi dosen lewat SMS karena PJJmelampaui ruang dan waktu, PJJ harus all-out, SMS termasuk on-line juga
4 Kemampuan mahasiswa dalam bidang ICT masih lemah.
Mendampingi mahasiswa dalam belajar ICT.
Pemberdayaan mahasiswa melalui pendalaman pengetahuan ICT.
Mahasiswa menambah jam terbang penggunaanICTmelalui rental internet lain atau fasilitas kantor
5. Mahasiswa hanya mendapat bantuan sebesar 50 ribu untuk on-line
Menyadarkan mahasiswa namnya saja bantuan. Mahasiswa dapatmenyisihkan uang saku((900 ribu=6x150 rbu), sebagian untuk on-line
Sebagian uang saku untukon-line
75
Tabel 6. Permasalahan dan Solusi Pelaksanaan Residensial Program PJJ
S1 PGSD FIP UNNES
Semester 2 dan semester 3 (Residensial ke 2 tgl 6-27Januari 2008)
No Kendala Penanganan yangDilakukan
Saran Perbaikan
1 Dana operasional residensial belum cair sampai kegiatan dilaksanakan.
Meminjam dana kepada Pembantu Rektor II Unnes lewat PR 1.
Hendaknya dana operasional pelaksanaan residensial dicairkan sebelum kegiatan dimulai.
2. Bahan ajar cetak tidak ada
Mahasiswa dan dosen diberi CD oleh pengelola. . Dosendan mahasiswa print out sendiri
Hendaknya modul tetap diadakan
2 ICT pakai jaringan Jardiknas, tidak sebagus koneksi yang lain, kadang- kadang error.
Pendampingan dan bimbingan dari pihak ICT Center dan Mitra lebih ditingkatkan.
Mengoptimalkan peran Jardiknas dalam mendukung program PJJ S1 PGSD.
3 Saat Vicon berlangsung Unnes tidak tersambung dengan Dirjend Dikti.
Mengondisikan mahasiswa untuktetap mengikuti Vicon hingga selesai. Unnes bisa melihat dan mendengar tetapiDikti dan anggota konsorsium tidak dapat melihat dan mendengar UNNES.
Sebelum Vicon dimulai hendaknya Dirjend Dikti mengecek apakah semua anggota konsorsium telah tersambung dengan baik.
UNNES pro aktif jendral repetisi
4 Kemampuan mahasiswa dalam bidang ICT masih lemah.
Mendampingi mahasiswa dalam belajar ICT.
Pemberdayaan mahasiswa melalui pendalamanpengetahuan ICT.
Mahasiswa menambah jam terbang penggunaan ICTmelalui rental internet lain atau fasilitas kantor
76
4.1.8 Struktur Organisasi Pelaksanan Program PJJ S1 PGSD di Unnes
Tabel 7. Stuktur Organisasi PJJ S1 PGSD
REKTOR
Pembantu RektorBidang Akademik
Pembantu RektorBidang Adm.
Koordinator PengelolaProgram PJJ
(Dr. Sri Sulistyorini, M.Pd)
Dekan FIP Penanggung jawab Bidang Akademik
PD 1 FIP PD 2 FIP PD 3 FIP
Dosen PJJ S1 PGSDKonsorsium UNNES
77
4.2 Penyajian Hasil Penelitian
4.2.1 Kemampuan Mahasiswa PJJ dalam mengikuti pembelajaran
e-learning
Kemampuan mahasiswa PJJ dalam mengikuti pembelajaran e-learning
dapat diihat pada tabel 5.
Tabel 8 Gambaran tentang kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran e-learning
Interval Kriteria Frekuensi Persentase84,01 - 100,00 Sangat tinggi 32 53.368,01 - 84,00 Tinggi 25 41.752,01 - 68,00 Cukup 3 5.036,01 - 52,00 Kurang baik 0 0.020,00 - 36,00 Tidak baik 0 0.0Jumlah 60 100
Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 53,3% mahasiswa PJJ memiliki
kemampuan yang sangat tinggi dalam mengikuti pembelajaran e-learning,
selebihnya 41,7% mahasiswa memiliki kemampuan tinggi dan masih ada 5%
mahasiswa yang memiliki kemampuan cukup. Mereka telah mampu
menggunakan e-mail sebagai sarana pembelajaran jarak jauh.
4.2.2 Motivasi Belajar Mahasiswa
Motivasi belajar mahasiswa PJJ berdasarkan hasil penelitian diperoleh
gambaran sebagai berikut.
Tabel 9 Gambaran tentang Motivasi Belajar Mahasiswa
Interval Kriteria Frekuensi Persentase84,01 - 100,00 Sangat tinggi 43 71.768,01 - 84,00 Tinggi 17 28.352,01 - 68,00 Cukup 0 0.036,01 - 52,00 Kurang baik 0 0.020,00 - 36,00 Tidak baik 0 0.0Jumlah 60 100
78
Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 71,7% mahasiswa memiliki motivasi
belajar yang sangat tinggi dna 28,3% dalam kategori tinggi. Dari data ini
menggambarkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki dorongan yang sangat
tinggi untuk belajar jarak jauh menggunakan media e learning.
4.2.3 Pengaruh e-learning terhadap motivasi belajar
Untuk mengetahui pengaruh e-learning terhadap motivasi belajar dapat
dilihat dari hasil analisis regresi sederhana sebagai berikut.
Tabel 10 Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant)
Pembelajaran e-Learning
47.021
.485
7.846
.091 .575
5.993
5.347
.000
.000
a. Dependent Variable: Motivasi belajar
Terlihat dari tabel di atas, diperoleh konstanta sebesar 47,021
dan koefisien untuk variabel pembelajaran e-learning sebesar 0,485,
sehingga diperoleh model regresi: Y = 47,021 + 0,485X.
Model tersebut menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan satu persen
kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran e-learning akan dikuti
dengan kenaikan motivasi belajar sebesar 0,485. Model ini diuji
kebermaknaannya menggunakan uji t dan diperoleh thitung = 5,347 dengan p value
= 0,000. Karena nilai p value = 0,000 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa hipotesis
yang menyatakan ada pengaruh pembelajaran e-learning terhadap motivasi
belajar. Besarnya kontribusi pembelajaran e-learning terhadap motivasi belajar
dapat dilihat dari nilai R-square, seperti pada tabel 8.
79
Tabel 11. Kontribusi pembelajaran e-learning terhadap motivasi belajar
Model Summaryb
Model RR
SquareAdjustedR Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
F Change df1 df2Sig. F
Change1 .575a .330 .319 5.94979 28.594 1 58 .000
a. Predictors: (Constant), Pembelajaran e-Learningb. Dependent Variable: Motivasi belajar
Terlihat dari tabel di atas, nilai R square sebesar 0,330, yang berarti bahwa
kontribusi sebesar 33%.
4.3 Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi mahasiswa dalam
mengikuti pembelajaran jarak jauh tergolong sangat tinggi. Dari 60
mahasiswa yang diteliti sebanyak 43 mahasiswa (71,7%) memiliki motivasi sangat
tinggi dan
28,3% memiliki motivasi tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semua mahasiswa
memiliki dorongan kuat untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh secara baik.
Menurut A. Tabrani Rusyam, 1989. 99, motivasi merupakan penggerak tingkah
laku ke arah suatu tujuan dengan didasari oleh adanya suatu keinginan/kebutuhan.
Menurut Wahjosumidjo (1987; 174) motivasi merupakan suatu proses psikologi
yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan
yang terjadi pada diri seseorang untuk bertingkah laku dalam rangka memenuhi
kebutuhan yang dirasakan. Dengan dorongan yang kuat itulah para mahasiswa
berusaha mengikuti pembelajaran jarak jauh yang mereka ikuti. Salah satu prinsip
utama dalam kegiatan pembelajaran mahasiswa adalah mengambil bagian atau
peranan dalam dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan, untuk itu
peserta didik/warga belajar harus mempunyai motivasi belajar sehingga
80
dengan mempunyai motivasi belajar yang kuat, warga belajar akan menunjukkan
minat, aktivitas, dan partisipasinya dalam proses pembelajaran yang diikutinya.
Tingginya motivasi tersebut tidak lepas dari kemampuan mahasiswa dalam
mengikuti pembelajaran e-learning. Pembelajaran jarak jauh yang berlangsung
berorientasi menggunakan pembelajaran e-learning. Sebagai syarat utamanya
mahasiswa harus memiliki kemampuan membuat, mengirim, meng-upload,
download dan membuka website dalam rangka mencari maupun mengirim tugas
dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh tersebut. Tingginya kemampuan tersebut
disebabkan karena adanya pelatihan yang pernah diikuti saat residensial.
Kemampuan mahasiswa dalam melakukan kegiatan ini menjadi daya pendorong
atau motivasi untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Hal ini terbukti dari
hasil analisis regresi dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, yang berarti
kemampuan mahasiswa dalam menggunakan e-learning berpengaruh positif
terhadap motivasi belajar. Kontribusi kemampuan mahasiswa dalam
menggunakan e-learning terhadap motivasi belajar mencapai 33%.
Kemampuan mahasiswa dalam menggunakan media ICT juga meningkat
khususnya untuk e-learing, mereka sudah mampu mengelola email dan juga
membuat web site pribadi untuk kepentingan perkuliahan. Melalui media e-mail
mahasiswa melaksanakan tugas dari dosen, konsultasi mata kuliah dan kesulitan-
kesulitan yang dihadapi juga dilaksanakan melalui media internet. Materi
mata kuliah dalam bentuk cetak dan digital, ini juga memudahkan mahasiswa
untuk belajar mandiri di daerah masing-masing.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil beberapa simpulkan antara
lain:
a. Sistematika pembelajaran e-learning pada program PJJ S1 PGSD Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yaitu residensial/face to
face, sistem web, dan E-mail
b. Sistem on-line yang diterapkan bagi mahasiswa PJJ PGSD S1 FIP
UNNES adalah dengan menggunakan web sebagai media informasi dan
pembelajaran jarak jauh, penggunaan email group dan email personal
dosen untuk memberikan umpan balik, evaluasi dan tugas kepada mahasiswa.
c. Bahwa ada pengaruh penerapan e-learing berhadap motivasi belajar
Mahasiswa Program PJJ PGSD S1 FIP UNNES, hal ini terbukti dengan hasil
penelitian yang menunjukkan analisis regresi dengan nilai signifikansi 0,000 <
0,05, yang berarti kemampuan mahasiswa dalam menggunakan e-learning
berpengaruh positif terhadap motivasi belajar. Kontribusi kemampuan
mahasiswa dalam menggunakan e-learning terhadap motivasi belajar
mencapai 33%
81
82
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini tampak adanya peningkatan dalam
pengembangan diri dengan sistem jarak jauh dengan media internet dan ada
pengaruh yang sangat siknifikan antara sistem on-line dengan motivasi
belajar mahasiswa, oleh karena disarankan:
a. Melengkapi fasilitas media untuk mendukung mahasiswa dalam aktifitas
belajar secara online.
b. Dosen lebih aktif memberikan umpan balik menggunakan webcourse yang
telah dibuat.
c. Dinas pendidikan perkabupaten lebih memfasilitasi mahasiswa untuk
menggunakan ICT Center.
d. Mahasiswa diharapkan aktif membuka layanan on-line yang telah dibuat
pengelola sehingga memperlancar informasi terbaru dan perkulihan itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
A.M,Sardiman. 1987. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.
Collier, Geoff. 2002. E-learning in Australia (sumber dari internet:h ttp://www. eduwork s. c o m ).
Concord Consortium. 2002. (sumber dari internet: h ttp://www. govh s.o r g / )
Dowling, James, et.al. 2002. “The e-learning Hype Cycle” in e-learningGuru.com(sumber dari internet: h ttp://www.w - l earn i ng g uru. co m/ ar ti c l es )
Downer, Alexander. 2001. The Virtual Colombo Plan-Bringing the DigitalDivide. (sumber dari internet: h ttp://www. au s a id.gov. au / )
Feasey, Dave. 2001. E-learning. Eyepoppingraphics, Inc. (sumber dari Internet tanggal 20 Agustus 2002: h ttp:// e y e p op pi n g . m a n i l a sit e s . c o m/p rof il e s / )
Hardhono, A.P. 2002. ‘Potensi Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam Mendukung Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh di Indonesia’ dalam Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh Vol. 3, No. 1 Maret 2002. Tangerang: Pusat Studi Indonesia, Lembaga Penelitian Universitas Terbuka.
Lukmana, Lusas.2006. Kontribusi Industri Sofware dalam Implementasi e- learning di Dunia Pendidikan. Dalam Sunardiyo (Ed). Seminar NasionalE-learning 2005. Semarang: Elektro Mitra Media.
Lewis, Diane E. 2002. “A Departure from Training by the Book, More CompaniesSeeing Benefits of E-learning”, The Boston Globe, Globe Staff, 5/26/02(Internet:ttp://bostonworks.boston.com/globe/articles/052602/elearn.html)
Loftus, Margaret. 2001. But What’s It Like? Special Report on E-learning(sumber Internet: 20 Agustus 2002:h ttp://www.usn ew s. co m/ edu / e l earn i n g / ar ti c l e s/0 20624 e l earn i n g.h tm )
Murnomo, Agus.2006. Kontribusi teknologi Informasi dalam MeningkatkanKualitas Pendidikan. Dalam Sunardiyo (Ed). Seminar Nasional E-learning2005. Semarang: Elektro Mitra Media.
McCracken, Holly. 2002. “The Importance of Learning Communities in Motivating and Retaining Online Learners”. University of Illinois at Springfield.
83
84
Newsletter of Open and Distance Learning Quality Council, October 2001(sumber dari internet: 02 April 2006 :http://www.odlqc.org.uk/odlqc/n19- e.html)
Pethokoukis, James M. 2002. E-Learn and Earn. (sumber dari Internet: 02 April2006. h ttp://www.usn ew s. co m/ edu / e l earn i n g / ar ti c l e s/020624 e l earn i n g.h tm
Prabandari, dkk. 1998. Process Evaluation of An Internet-based Education onHospital and Health Service Management. Gajah Mada University, Yogyakarta, A Paper presented in the 4th International Symposium on on Open and Distance Learning.
Raharjo, Tri Joko.2005.Pengembangan Model Pembelajaran Kesetaraan SLTP Bagi Kaum Miskin / Gelandangan.Semarang.UPT UNNES Press.
Rankin, Walter P. 2002. “Maximal Interaction in the Virtual Classroom: Establishing Connections with Adult Online Learners” (sumber dari internet: 02 April 2006).
Tucker, Bill. 2000. E-learning and Non-Profit Sector, White Paper Discussion of the Potential of E-learning to Improve Non-Profit management Training, Washington, SmarterOrg, Inc., (sumber dari internet: www. sm ar t eror g. co m ).
Waller, Vaughan and Wilson, Jim. 2001. A Definition for E-learning” inNewsletter of Open and Distance Learning Quality Control. October 2001.(sumber dari internet: 02 April 2006 h ttp:// www.od l q c .o r g .uk / od l q c / n19- e.h tml ).
Website e-learners.com on: http:/www.elearners.com/services/faq/glossary.htm
Wulf, K. (1996). Training via the Internet: Where are We? Training andDevelopment 50 No. 5. (sumber dari Internet: 02 April 2006).
DOKUMENTASI
Gambar 01. Peneliti memberikan pengarahan dalam pengisian Instrumen
Gambar 02. Mahasiswa PJJ S1 PGSD FIP UNNES Kab Cilacap