8.bab v. hasil evaluasi revisi.doc
DESCRIPTION
lalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalaalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalalTRANSCRIPT
41
V. HASIL EVALUASI
A. Pendekatan SistemMenurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisa organisasi yang menggunakan sifat-sifat dasar sistem sebagai titik pusat analisa.1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
2. Proses (process), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
3. Keluaran (output), adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment), adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
5. Umpan balik (feedback), adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
6. Dampak (impact), adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
Gambar . Pendekatan sistem dan identifikasi masalah (Azwar, 2010)B. Identifikasi MasalahSuatu masalah ditetapkan jika terdapat kesenjangan antara keluaran dengan tolok ukurnya, sedangkan penyebab masalah ditentukan bila ada kesenjangan antara unsur sistem lainnya dengan tolok ukur. Proses identifikasi masalah dilakukan secara bertahap, dimulai dari keluaran (output) program kerja Puskesmas, kemudian apabila ditemukan adanya kesenjangan antara tolok ukur dengan data keluaran tersebut maka harus dicari kemungkinan penyebab masalah pada unsur masukan (input, proses, atau lingkungan). Identifikasi masalah dimulai dengan melihat adanya kesenjangan antara pencapaian.
Berikut hasil pencapaian program penurunan angka balita BGM di Puskesmas Kedaton periode tahun 2013.Tabel 5. Pencapaian program penurunan angka balita BGM di Puskesmas Kedaton tahun 2014Variabel KeluaranTolak UkurPencapaianMasalah
1. Pelayanan penimbangan berat badan balita2. Bayi 0-6 bulan mendapat Asi eksklusif3. Anak 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
4. Penyediaan buferstock MP-ASI
5. Ibu hamil mendapat Fe 90 tablet 6. Rumah tangga konsumsi garam beriodium 7. Balita gizi buruk mendapat perawatan 8. Mengurangi kecenderungan peningkatan angka bayi BGMSasaran target yang ditimbang 85 %Sasaran target 80 %
Sasaran target 85%
Sasaran target 100%
Sasaran target 95%
Sasaran target 90%
Sasaran target 100%
Target tidak lebih dari 0/6949*
86 %>80%87%
Tidak ada data
87%
>90%Angka balita gizi buruk 0/6949*
Angka balita BGM 14/6949
(-)(-)(-)
(+)
(+)(-)(-)
(+)
*jumlah anak balita hidupMasalah yang ditemukan pada program penurunan angka balita BGM yaitu jumlah kasus kematian bayi akibat yang masih ada. Masalah ini ditegakkan karena adanya perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan tolak ukur dimana hasil yang diperoleh adalah 11/1103, dimana angka kematian bayi akibat BBLR memiliki presentase tertinggi yaitu sebesar 36,3%, asfiksia 18,18%, diare 18,18%, kelainan kongenital 18,18% dan ISPA 9,09%. sedangkan target pencapaian angka kematian bayi adalah 0/1103. Asfiksia neonatorum adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah saat lahir yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia dan asidosis. Bila tidak segera mendapatkan perawatan asfiksia berpotensi menimbulkan kematian (Ghai, 2010). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat 2000gr dan tanpa masalah/komplikasi (Depkes, 2011). Kelainan kongenital atau bawaan adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir yang dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non genetik. (Effendi, 2006). Kelainan kongenital terutama pada system saraf, jantung, system pernafasan, system pencernaan berpotensi menimbulkan kematian.C. Kerangka KonsepUntuk mempermudah identifikasi faktor penyebab masalah program penurunan angka kematian bayi akibat BBLR diperlukan kerangka konsep dengan menggunakan pendekatan sistem.
Gambar. Kerangka konsep upaya kelangsungan hidup dan perkembangan anak (Depkes RI, 2003)D. Identifikasi Faktor Penyebab MasalahSesuai dengan pendekatan sistem, ketidak berhasilan pencapaian angka kematian bayi akibat BBLR merupakan suatu output / hasil yang tidak sesuai dengan target. Untuk mengatasinya, dengan pendekatan sistem harus diperhatikan kemungkinan adanya masalah pada komponen lain pada sistem, mengingat suatu sistem merupakan keadaan yang berkesinambungan dan saling mempengaruhi.
Setelah mengetahui faktor atau masalah dominan, langkah berikutnya adalah mencari akar masalah dalam hal ini kami mencari akar masalah dengan menggunakan diagram fishbone.
Gambar. Diagram fishbone (Dimodifikasi dari Azwar, 2010)Dari diagram fishbone di atas, masih perlu mencari masalah-masalah yang paling memiliki peranan dalam mencapai keberhasilan program. Dengan menggunakan model teknik kriteria matriks pemilihan prioritas dapat dipilih masalah yang paling dominan.Tabel . Teknik kriteria matriks pemilihan prioritas penyebab masalahNoDaftar MasalahITRJUM
IxTxR
PSRIDUSBPBPC
1.Man Petugas Kesehatan (dokter, bidan, perawat yang kompeten)
4
4
4
3
4
2
3
3
2
258
2.Material Alat Kesehatan
433342332132
3.Machine
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan balita. Akses ke pelayanan kesehatan
Tokoh masyarakat Kader
4
2333233 2
2
2222
1241
222
1
222
12
221
2
2 2
12
276
1160
64
4.Methode
Promosi kesehatan
432223132102
Setelah dilakukan pemilihan prioritas masalah, didapatkan masalah yang ada yakni masih kurangnya SDM dalam manajemen BBLR. Angka kejadian dan angka kematian BBLR akibat komplikasi seperti Asfiksia, Infeksi, Hipotermia, Hiperbilirubinemia masih tinggi. SDM yang terampil dan kompeten dalam manajemen BBLR diharapkan dapat menangani kasus BBLR dengan baik dan benar, serta dapat menyebarkan pengetahuannya kepada keluarga mengenai penanganan BBLR menggunakan cara yang mudah dan sederhana. Termasuk Bidan di Desa sebagai ujung tombak pelayanan yang mungkin menjumpai kasus BBLR diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai sesuai dengan kompetensi dan fasilitas yang tersedia.
MONEY
METHODE
MATERIAL
MACHINE
MAN
kader
dokter, bidan, dan perawat yang berkompeten
Alat kesehatan
APBD dan non-APBD
Promosi kesehatan
kematian bayi akibat BBLR dengan presentase tertinggi
akses ke
pelayanan kesehatan
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan balita.
tokoh masyarakat