88797261 makalah asma
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
1/40
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................. 1
BAB I Pendahuluan
1.1Latar Belakang.........................................................................2.1.2Tujuan Makalah..................................................................................... 2
BAB II Isi Tinjauan Teori 4
2.1 Anatomi Asma .......................................................................42.2 Fisiologi singkat Asma ............................................................7
2.3 Konsep penyakit......................................................................8
2.3.1 Pengertian Asma............................................................8
2.3.2 Etiologi Asma...............................................................8
2.3.3 Klasifikasi Asma............................................................9
2.3.4 Patofisiologi Asma........................................................11
2.3.5 Pemeriksaan Fisik Asma................................................12
2.3.6 Pengobatan Asma.........................................................13
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan............................................................................. 27
Daftar Pustaka.....................................................................................29
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
2/40
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dari tahun ke tahun prevalensi penderita asma semakin meningkat.Di Indonesia, penelitian
pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (International Study on
Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 menunjukkan, prevalensi asma masih 2,1%, dan
meningkat tahun 2003 menjadi dua kali lipat lebih yakni 5,2%. Kenaikan prevalensi di Inggris dan
di Australia mencapai 20-30%. National Heart, Lung and Blood Institute melaporkan bahwa asma
diderita oleh 20 juta penduduk amerika.
Asma terbukti menurunkan kualitas hidup penderitanya. Dalam salah satu laporan diJournal
of Allergy and Clinical Immunologytahun 2003 dinyatakan bahwa dari 3.207 kasus yang diteliti, 44-
51% mengalami batuk malam dalam sebulan terakhir. Bahkan 28,3% penderita mengaku terganggu
tidurnya paling tidak sekali dalam seminggu. Penderita yang mengaku mengalami keterbatasan
dalam berekreasi atau olahraga sebanyak 52,7%, aktivitas sosial 38%, aktivitas fisik 44,1%, cara
hidup 37,1%, pemilihan karier 37,9%, dan pekerjaan rumah tangga 32,6%. Absen dari sekolah
maupun pekerjaan dalam 12 bulan terakhir dialami oleh 36,5% anak dan 26,5% orang dewasa.
Selain itu, total biaya pengobatan untuk asma di USA sekitar 10 milyar dollar per tahun dengan
pengeluaran terbesar untuk ruang emergensi dan perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu, terapi
efektif untuk penderita asma berat sangat dibutuhkan.
Asma adalah penyakit jalan napas obstruktif intermitten, reversibel dimana trakea dan bronki
berespons dalam secara hiperaktif terhadap stimulun tertentu. Asma dimanifestasikan dengan
penyempitan jalan napas, yang mengakibatkan dispnea, batuk dan mengi. Tingkat penyempitan
jalan napas dapat berubah baik secara spontan atau karena terapi. Asma berbeda dari penyakit paru
obstruktif, dalam hal bahwa asma adalah proses reversibel. Jika asma dan bronkitis terjadi
bersamaan, obstruksi yang diakibatkan menjadi gabungan dan disebutBronkitis Asmatik Kronik.
Asma dapat terjadi pada sembarang golongan usia; sekitar setengah dari kasus terjadi pada
anakanak dan sepertiga lainnya terjadi sebelum usia 40 tahun. Meski asma dapat berakibat fatal,
lebih sering lagi, asma sangat menganggu, mempengaruhi kehadiran di sekolah, pilihan pekerjaan,
aktivitas fisik dan banyak aspek kehidupan lainnya.
Kemajuan ilmu dan teknologi di belahan dunia ini tidak sepenuhnya diikut dengan kemajuan
penatalaksanaan asma, hal itu tampak dari data berbagai negara yang menunjukan peningkatan
kunjungan ke daruratan gawat ,rawat inap, kesakitan ,dan bahkan kemayian karena asma.Berbagai
argumentasi diketengahkan seperti perbaikan kolektif data ,perbaikan diagnosis dan deteksi
perburukan dan sebagainya.
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
3/40
1.2 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui anatomi Asma
2. Untuk menegtahui Fisiologi Asma
3. Untuk mengetahui Konsep penyakit Asma
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
4/40
BAB II
TINJAUAN TEORI
a.Anatomi
Hidung
Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara
ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum. Rongga
hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung
dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam
rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dantulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya
dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan
os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke
cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane
mukosa.
Faring (tekak)
adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinx-
faringeal). Orofaring adalah bagian dari faring merrupakan gabungan sistem respirasi dan
pencernaan.
Laring (tenggorok)
Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan
beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.
Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas:
1. cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago arytenoidea
2. Membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum, membrana
mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis
C il id b b k V d V j l k d l h b i j k Uj b
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
5/40
Membrana Tyroide mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os hyoideum.
Membrana cricothyroideum menghubungkan batas bawah dengan cartilago cricoidea.
Epiglottis
Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini
melekat pada bagian belakang V cartilago thyroideum.
Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago
arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring
Cartilago cricoidea
Cartilago berbentuk cincin signet dengan bagian yang besar dibelakang. Terletak dibawah
cartilago tyroidea, dihubungkan dengan cartilago tersebut oleh membrane cricotyroidea. Cornu
inferior cartilago thyroidea berartikulasi dengan cartilago tyroidea pada setiap sisi. Membrana
cricottracheale menghubungkan batas bawahnya dengan cincin trachea I
Cartilago arytenoidea
Dua cartilago kecil berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea. Plica
vokalis pada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid yang menonjol kedepan
Membrana mukosa
Laring sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius, terdiri dari sel-sel silinder yang
bersilia. Plica vocalis dilapisi oleh epitel skuamosa.
Plica vokalis
Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas ligamenturn
vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam cartilago thyroidea di bagian depan
dan cartilago arytenoidea di bagian belakang.
Plica vocalis palsu adalah dua lipatan. membrana mukosa tepat di atas plica vocalis sejati. Bagian ini
tidak terlibat dalarn produksi suara.
Otot
Otot-otot kecil yang melekat pada cartilago arytenoidea, cricoidea, dan thyroidea, yang
dengan kontraksi dan relaksasi dapat mendekatkan dan memisahkan plica vocalis. Otot-otot tersebut
diinervasi oleh nervus cranialis X (vagus).
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
6/40
Respirasi
Selama respirasi tenang, plica vocalis ditahan agak berjauhan sehingga udara dapat keluar-
masuk. Selama respirasi kuat, plica vocalis terpisah lebar.
Fonasi
Suara dihasilkan olch vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan
dimodifikasi oleh gerakan palaturn molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi tertentu oleh sinus
udara cranialis.
Gambaran klinis
Laring dapat tersumbat oleh:
(a) benda asing, misalnya gumpalan makanan, mainan kecil
(b) pembengkakan membrana mukosa, misalnya setelah mengisap uap atau pada reaksi alergi,
(c) infeksi, misalnya difteri,
(d) tumor, misalnya kanker pita suara.
Trachea atau batang tenggorok
Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm. trachea
berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang manubrium sterni,
berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira
ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi).
Trachea tersusun atas 1620 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang rawan yang diikat
bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu
juga membuat beberapa jaringan otot.
Bronchus
Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata
torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel yang sama.
Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru. Bronckus kanan lebih
pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri
pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobusbawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri
pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah.
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
7/40
Paru-Paru
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki :
1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
2. permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada
3. permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
4. dan basis. Terletak pada diafragma
paru-paru juga Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura
terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitulobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan
inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola,
venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa stiap
paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk
tempat permukaan/pertukaran gas.
Suplai Darah
1. arteri pulmonalis
2. arteri bronkialis
Innervasi
1. Parasimpatis melalui nervus vagus
2. Simpatis mellaui truncus simpaticus
Sirkulasi Pulmonal
Paru-paru mempunyai 2 sumber suplai darah, dari arteri bronkialis dan arteri pulmonalis.
Darah di atrium kanan mengair keventrikel kanan melalui katup AV lainnya, yang disebut katup
semilunaris (trikuspidalis). Darah keluar dari ventrikel kanan dan mengalir melewati katup keempat,
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
8/40
kembali untuk menjadi venula, dan venula menjadi vena. Vena-vena menyatu untuk membentuk
vena pulmonalis yang besar.
Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali keatrium kiri untuk menyelesaikan siklus aliran
darah. Jantung, sirkulasi sistemik, dan sirkulasi paru. Tekanan darah pulmoner sekitar 15 mmHg.
Fungsi sirkulasi paru adalah karbondioksida dikeluarkan dari darah dan oksigen diserap, melalui
siklus darah yang kontinyu mengelilingi sirkulasi sistemik dan par, maka suplai oksigen dan
pengeluaran zat-zat sisa dapat berlangsung bagi semua se
b.Fisiologi asma
Saluran napas manusia secara fungsional terbagi menjadi dua bagian, sebagai penghantar dan
pertukaran udara. Meski-pun dari hidung sampai ke alveoli anatomisnya berbeda, tetapi fungsinya
merupakan suatu kesatuan. Sebagai saluran napas terdepan, hidung berfungsi (1) menghangatkan,
melembabkan dan menyaring udara (2) sebagai organ penciuman dan (3) konservasi uap air dan
panas terhadap udara lingkungan. Fungsi menghangatkan, melembabkan dan menyaring udara ini
pada dasarnya untuk melindungi saluran napas bagian bawah terhadap pengaruh udara dingin,
kering maupun udara kotor karena polusi. Bila hidung tidak berfungsi karena sesuatu hal, maka
saluran napas bagian bawah akan terkena dampaknya. Rongga hidung dapat digambarkan sebagai
ruangan kaku yang tepinya dibatasi oleh tulang-tulang wajah dan perubahan salur-an napasnyadisebabkan oleh perubahan ketebalan jaringan mukosa; hal ini karena jaringan mukosa hidung
banyak me-ngandung pembuluh darah yang membentuk sinusoid-sinusoid.
Pembuluh darah ini dipengaruhi oleh sistem saraf di sekitar rongga hidung sehingga mudah
melebar dan menyempit. Se-baliknya bronkus dan cabang-cabangnya mempunyai cincin kartilago
yang tidak lengkap, yang kemudian dilengkapi oleh otot polos. Makin ke distal kartilago ini makin
kecil, akhirnya hilang pada bronkiolus. Kontraksi otot polos akan mempeng-
aruhi diameter saluran napas. Obstruksi saluran napas dapat terjadi karena : (1) vaso-dilatasi, (2)
edema jaringan, (3) sumbat mukus, (4) kontraksi otot polos. Pada rinitis peranan vasodilatasi sangat
menonjol.
2.3Konsep Penyakit2.3.1 Pengertian
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea danbronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.( Smeltzer, 200611)
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkusmengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48)
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran nafas yang melibatkan banyak sel
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
9/40
dengan obstruksi jalan nafas yang luas,bervariasi dan seringkali bersifat reversibel
dengan atau tanpa pengobatan.
Faktor-faktor resiko lingkungan
2.3.1ETIOLOGI
Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
- Reaksi antigen-antibodi- Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
- Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal- Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur- Iritan : kimia- Polusi udara : CO, asap rokok, parfum- Emosional : takut, cemas dan tegang- Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.(Suriadi, 2001 : 7)
2.3.2Klasifikasi
Klasifikasi Asma Berdasarkan Etiologi
a. Asma Bronkiale Tipe Atopik (Ekstrinsik)Asma timbul karena seseorang yang atopi akibat pemaparan alergen. Alergen yang masuk
tubuh melalui saluran pernafasan, kulit, saluran pencernaan dan lain-lain akan ditangkap oleh
makrofag yang bekerja sebagai antigen presenting cells (APC). Setelah alergen diproses dalam
sel APC kemudian oleh sel tersebut alergen dipresentasikan ke sel Th Sel APC melalui
inflamasi
Hiperesponsif jalan nafas Obstruksi jalan nafas
Pencetus gejala
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
10/40
IgE yang terbentuk akan segera diikat oleh mastosit yang ada dalam jaringan dan basofil
yang ada dalam sirkulasi. Hal ini dimungkinkan oleh karena kedua sel tersebut pada
permukaannya memiliki reseptor untuk IgE. Sel eosinofil, makrofag dan trombosit juga
memiliki reseptor untuk IgE tetapi dengan afinitas yang lemah. Orang yang sudah memiliki sel-
sel mastosit dan basofil dengan IgE pada permukaan tersebut belumlah menunjukkan gejala.
Orang tersebut sudah dianggap desentisisasi atau baru menjadi rentan
Bila orang yang sudah rentan itu terpapar kedua kali atau lebih dengan alergen yang sama,
alergen yang masuk tubuh akan diikat oleh IgE yang sudah ada pada permukaan mastofit dan
basofil. Ikatan tersebut akan menimbulkan influk Ca++ ke dalam sel dan terjadi perubahan
dalam sel yang menurunkan kadar cAMP.
Kadar cAMP yang menurun itu akan menimbulkan degranulasi sel. Dalam prosesdegranulasi sel ini yang pertama kali dikeluarkan adalah mediator yang sudah terkandung
dalam granul-granul (preformed) di dalam sitoplasma yang mempunyai sifat biologik, yaitu
histamin, Eosinophil Chemotactic Factor-A (ECF-A), Neutrophil Chemotactic Factor (NCF),
trypase dan kinin. Efek yang segera terlihat oleh mediator tersebut ialah obstruksi oleh
histamin.
Hiperreaktifitas bronkus yaitu bronkus yang mudah sekali mengkerut (konstriksi) bila
terpapar dengan bahan / faktor dengan kadar yang rendah yang pada kebanyakan orang tidak
menimbulkan reaksi apa-apa, misalnya alergen (inhalan, kontaktan), polusi, asap rokok / dapur,
bau-bauan yang tajam dan lainnya baik yang berupa iritan maupun yang bukan iritan. Dewasa
ini telah diketahui bahwa hiper rektifitas bronkus disebabkan oleh inflamasi bronkus yang
kronik. Sel-sel inflamasi terutama eosinofil ditemukan dalam jumlah besar dalam cairan bilas
bronkus pasien asthma bronkiale sebagai bronkhitis kronik eosinofilik. Hiper reaktifitas
berhubungan dengan derajad berat penyakit. Di klinik adanya hiperreaktifitas bronkhus dapat
dibuktikan dengan uji provokasi yang menggunakan metakolin atau histamin.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas saat ini penyakit asthma dianggap secara klinik sebagai
penyakit bronkhospasme yang reversibel, secara patofisiologik sebagai suatu hiper reaksi
bronkus dan secara patologik sebagai suatu peradangan saluran nafas.
Bronkus pada pasien asma oedema di mukosa dan dindingnya, infiltrasi sel radang terutama
eosinofil serta terlepasnya sel silia yang menyebabkan getaran silia dan mukus di atasnya
sehingga salah satu daya pertahanan saluran nafas menjadi tidak berfungsi lagi. Ditemukan
pula pada pasien asthma bronkiale adanya penyumbatan saluran nafas oleh mukus terutama
pada cabang-cabang bronchus.Akibat dari bronkhospasme, oedema mukosa dan dinding bronkhus serta hipersekresi mukus
maka terjadi penyempitan bronkhus dan percabangannya sehingga akan menimbulkan rasa
sesak, nafas berbunyi (wheezing) dan batuk yang produktif.
Adanya stressor baik fisik maupun psikologis akan menyebabkan suatu keadaan stress yang
akan merangsang HPA axis. HPA axis yang terangsang akan meningkatkan adeno corticotropic
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
11/40
sel radang menurun yang direspon oleh tubuh sebagai suatu bentuk inflamasi pada bronkhus
sehingga menimbulkan asma bronkiale.
b. Asma Bronkiale Tipe Non Atopik (Intrinsik)Asma non alergenik (asma intrinsik) terjadi bukan karena pemaparan alergen tetapi terjadi
akibat beberapa faktor pencetus seperti infeksi saluran nafas atas, olah raga atau kegiatan
jasmani yang berat, serta tekanan jiwa atau stress psikologik. Serangan asma terjadi akibat
gangguan saraf otonom terutama gangguan saraf simpatis yaitu blokade adrenergik beta dan
hiperreaktifitas adrenergik alfa. Dalam keadaan normal aktifitas adrenergik beta lebih dominan
daripada adrenergik alfa. Pada sebagian penderita asma aktifitas adrenergik alfa diduga
meningkat yang mengakibatkan bronkhokonstriksi sehingga menimbulkan sesak nafas.Reseptor adrenergik beta diperkirakan terdapat pada enzim yang berada dalam membran sel
yang dikenal dengan adenyl-cyclase dan disebut juga messengner kedua. Bila reseptor ini
dirangsang, maka enzim adenyl-cyclase tersebut diaktifkan dan akan mengkatalisasi ATP
dalam sel menjadi 35 cyclic AMP. cAMP ini kemudian akan menimbulkan dilatasi otot-otot
polos bronkus, menghambat pelepasan mediator dari mastosit / basofil dan menghambat sekresi
kelenjar mukus. Akibat blokade reseptor adrenergik beta maka fungsi reseptor adrenergik alfa
lebih dominan akibatnya terjadi bronkhus sehingga menimbulkan sesak nafas. Hal ini dikenal
dengan teori blokade adrenergik beta. (baratawidjaja, 1990).
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
12/40
c. Asma Bronkiale Campuran (Mixed)Pada tipe ini keluhan diperberat baik oleh faktor-faktor intrinsik maupun ekstrinsik
Klasifikasi
Derajat Gejala Gejala malam Faal paru
Intermiten Gejala kurang dari 1x/minggu
Asimtomatik
Kurang dari 2 kali dalam
sebulan
APE >
80%
Mild persistan -Gejala lebih dari 1x/minggu tapi
kurang dari 1x/hari
-Serangan dapat menganggu aktivitas
dan tidur
Lebih dari 2 kali dalam
sebulan
APE
>80%
Moderate
persistan
-Setiap hari,
-Serangan 2 kali/seminggu, bisa
berahari-hari.
-Menggunakan obat setiap hari
-Aktivitas & tidur terganggu
Lebih 1 kali dalam
seminggu
APE 60-
80%
Severe persistan - Gejala Kontinyu
-Aktivitas terbatas
-Sering serangan
Sering APE
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
13/40
2.3.3Patofisiologi
Spasme otot Sumbatan Edema Inflamasi
bronchus mukus dinding bronchus
Mk : Tak efektif Obstruksi sal nafas Alveoli tertutup
bersihan ( bronchospasme )
jalan nafas
Hipoksemia Mk : Gg pertukaran gas
Penyempitan jalan napas Asidosis metabolik
Peningkatan kerja pernapasan Mk : Kurang pengetahuan
Peningkatan kebut Penurunan
oksigen masukan oral
Hyperventilasi Mk : Perub nutrisi
kurang dari
kebutuhan tbh
Retensi CO2
Asidosis respiratorik
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
14/40
1. Anamnesaa. Keluhan sesak nafas, mengi, dada terasa berat atau tertekan, batuk berdahak yang tak kunjung
sembuh, atau batuk malam hari.
b. Semua keluhan biasanya bersifat episodik dan reversible.
c. Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi yang lain.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : penderita tampak sesak nafas dan gelisah, penderita lebih nyaman dalam posisi
duduk.
b. Jantung : pekak jantung mengecil, takikardi.
c. Paru :
Inspeksi : dinding torak tampak mengembang, diafragma terdorong ke bawah.
Auskultasi : terdengar wheezing (mengi), ekspirasi memanjang.
Perkusi : hipersonor
Palpasi : Vokal Fremitus kanan=kiri
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah rutin didapat peningkatan eosinofil dan IgE
b. Sputum didapat adanya eosinofil, spiral crushman, kristal charcot Leyden.
c. Foto toraks dapat normal diluar serangan, hiperinflasi saat serangan, adanya penyakit lain
d. Faal paru (spirometri /peak flow meter) menilai berat obstruksi, reversibilitas, variabilitas
e. Uji provokasi bronkus untuk membantu diagnosis
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang berat atau
bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang lazim diberikan.
Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya hanya singkat, dengan waktu
pengamatan antara satu sampai dua jam.
4. Gambaran klinis status asmatikus
-putus.
k i j kk k b b d i d h j h d l
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
15/40
memburuk yang diawali dengan rasa cemas, gelisah kemudian jatuh ke dalam koma.
2.3.6PENGOBATAN
Terapi farmakologi mrupakan salah satu bagian dari penanganan asma yang bertujuan mengurangi
dampak penyakit dan kualiti hidup , yang dikenal dengan tujuan pengelolaan asma.Pemahaman
bahwa asma bukan hanya suatu epidosik penyakit tetapi asma adalah suatu penyakit kronik
menyebabkan pergeseran fokus penanganan dari pengobatan hanya untuk serangan akut menjadi
pengobatan jangka panjang dengan tujuan mencegah serangan, menngontrol atau mengubah
perjalanan penyakit.
Pada prinsipnya pengobatan asma dibagi menjadi 2 golongan yaitu antiimflamasi merupakan
pengobatan rutin yang bertujuan mengontrol penyakit serta mencegah serangan dikenal dengan
pengontrol dan bronkodilator yang merupakan pengobatan saat serangan untuk mengatasi
eksaserbasi atau serangan dikenal dengan pelega.
Jenis Obat Golongan Nama Generik Bentuk/kemasan
Obat
Pengontol
Antiimflamasi
Steroid inhalasi
Sodium
kromoglikat
Kortikosteroid
sistemik
Flutikason
propionat
Kromolin
Budesonide
Nedokromil
Prednisolon
IDT
IDT
IDT
Oral
Oral
Pelega Agonis beta-2
kerja singkat
Antikolinergik
Mentilsantin
Agronis beta-2
kerja lamakortikosteroid
sistemik
Salbutamol
Impratroponium
bromide
Formoterol
Oral,IDT
IDT
Turbuhaler
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
16/40
BAB III
PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Dilaksanakan tgl :08 Agustus 2011
Ruang : Flamboyan
A. BIODATA
Nama : Tn.M
Umur : 56 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Talang Agung Kepanjen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta
Status perkawinan : Menikah
Tgl. MRS : 02 Agustus 2011
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
17/40
No. reg : 131880
Keluarga yang mudah dihubungi
Nama : Ny.A
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Talang Agung Kepanjen
Hubungan Keluarga : Istri
B. KELUHAN
1. Alasan masuk rumah sakit :Klien mengatakan sesak napas mendadak disertai batuk dan klien merasakan nafasnya
makin lama makin meningkat atau tiba-tiba menjadi berat.
2. Keluhan saat pengkajian :Klien merasakan sesak nafasmakin lama makin meningkat atau tiba-tiba menjadi berat dan
klien batuk-batuk disertai dahak putih kehijauan.
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :Klien mengatakan kurang lebih satu minggu sesak nafas mendadak makin lama makin
meningkat atau tiba-tiba menjadi berat dan klien batuk-batuk disertai dahak putih
kehijauan.Kemudian pada tanggal 02 Agustus 2011 pukul 13.00 berobat ke Poliklinik
Jantung Rumah Sakit Dr.Soepraoen Malang.Setelah dilakukan tindakan klien disarankan
untuk rawat inai di ruang Flamboyan.
D. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
18/40
E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA :
Keluarga klien mengatakan,bahwa dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit menurun seperti Diabetes Melitus ,Asma,dan tidak mempunyai riwayat penyakit
menular dan seperti TBC,Hepatitis.
F. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL SPIRITUAL
a. Psikologi
klien terlihat cemas dan khawatir dengan penyakit yang dideritanya.
b. Sosial
Hubungan klien dengan keluarga baik, terbukti dari anak dan istri klien yangmenunggu dan menjaga klien.
Klien juga dapat berhubungan baik dengan perawat atau dokter, ini dibuktikan denganklien kooperatif terhadap tindakan yang diberikan.
c. Spiritual
Klien mengatakan selama di rumah sakit,klien tidak bisa beribadah dan hanya bisa berdoa
agar diberikan kesembuhan.
G. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI (DI RUMAH & DI RS ) :
No KEBIASAAN DIRUMAH DIRUMAH SAKIT
1. Makan Klien mengatakan
makannya di rumah teratur
3x sehari dengan komposisi
nasi , lauk dan sayur.
Klien mengatakan makan secara
teratur 3x sehari yang diberikan
oleh rumah sakit dan hanya
habis 3/4 porsi.
2. Minum Klien mengatakan minum
air putih 5 6 gelas per
hari dengan komposisi air
putih. 800 cc
Klien mengatakan di rumah sakit
hanya minum 6 7 gelas air
putih per hari denga
1000 cc
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
19/40
3. Eliminasi BAB Klien mengatakan saat di
rumah BAB 12 x per hari
dengan konsistensi padat ,
warna kuning dan bau khas
feses.
Klien mengatakan saat di rumah
sakit BAB sebanyak 1x dalam
sehari dan tidak rutin.
4. Eliminasi BAK Klien mengatakan bahwa
saat di rumah BAK
sebanyak 3-4 x per hari
dengan warna kuning jernih
dan bau khas urine. 800cc
Klien mengatakan saat di rumah
sakit BAK sebanyak 4-5 x per
hari dengan warna kuning jernih.
1500 cc
5. Istirahat/tidur Klien mengatakan jika di
rumah tidurnya teratur.
TS = 2 jam,12.0014.00
TM = 8 jam, 21.0005.00
Klien mengatakan sulit tidur jika
malam hari , tidur malam hanya
6 jam perhari diatas jam 9 atau
10 malam.
TS = 1 jam, 13.0014.00
TM = 7 jam , 22.0005.00
6. Aktifitas /latihan/
Olahraga
Lain-lain
Klien mengatakan klien
bahwa klien sangat senang
beraktivitas
Klien mengatakan dalam
melakukan aktivitas seperti
makan.Mobilisasi di TT
dilakukan dngan bantuan orang
lain karena badan klien lemas.
H. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan /penampilan/Kesan Umum pasien : Klien tampak sesak nafas dan gelisah,
Klien lebih nyaman dalam posisi setengah duduk.
Kesadaran : Composmentis
b T d t d it l
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
20/40
Tensi darah :130 /80 mmHg
c.Pengkajian per sistem
1.Sistem integumen
- Kulit : Warna sawo matang,tidak ada luka
- Rambut : Hitam,bersih,tidak rontok,pertumbuhan merata
- Kuku : Bersih,pendek
2. Pemeriksaan Kepala dan Leher :
- Kepala : agak lonjong , tidak ada benjolan , tidak ada bekas luka.
- Mata : simetris , konjungtiva tidak anemis , sclera ikterik , ada lingkaran hitam di
sekitar mata , mata tampak lelah,penglihatan lemah
-Hidung : simetris , tidak ada pendarahan , tidak ada secret ,ada pernafasan
cuping hidung.
-Telinga : Bentuk telinga simetris,bersih, tidak ada pendarahan, tidak ada gangguan
pendengaran.
.
-Mulut : Bibir seikit kering , gigi bersih
-Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid , tidak ada pembesaran vena jugularis
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
21/40
Palpasi : Vokal Fremitus kanan=kiri
Perkusi : hipersonor
Auskultasi : terdengar wheezing (mengi), ekspirasi memanjang
4.Sistem Jantung
Inspeksi : Tidak tampak Pulsasi
Palpasi : Ictus cordis pada ICS V linea mid davicula kiri,tidak ada pembesaran
jantung.
Perkusi : Terdengar suara redup
Auskultasi :BJ I Terdengar tunggal di ICS IV strenalis kiri
ICS V mid clavicula kiri
BJ II terdengar tunggal di ICS dekstra dan III Siniistra
5.Sistem Abdomen.
Inspeksi : tidak terdapat luka , bentuk simetris .
Auskultasi : Terdengar bising usus 12 x/mnt
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan ataupun benjolan
Perkusi : Terdengar bunyi tympani
6.Pemeriksaan Muskulo (Ekstremitas)
keterang 5 = Seluruh gerakan dapat dilakukan otot tersebut dengan ketahanan
maksimal dan pemeriksaan tanpa adanya kelelahan.
7.Pemeriksaan Neurologi :
GCS = 4 / 5 / 6
5 5
5 5
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
22/40
6 = klien dapat mengikuti perintah dengan baik
8..Sistem perkemihan ( uulogy)
Klien BAK 4-5 per hari,klien BAK dibantu oleh keluarga
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkapHemoglobin 11,9 ( 12-17/dl )
Leukosit 4700 ( 4-10rb/cmm )
Trombosit 156000 ( 150-450ribu )
PCV 35,2 ( 40-50 % )
DiabetesGula darah puasa / reduksi 151 ( 70-110mg/dl )
LemakKolesterol 224 ( < 200mg/dl )
HDL Kolesterol 38 ( > 45 mg/dl )
CDL Kolesterol 158 ( < 150 mg/dl)
Trigliserid 161 ( < 150 mg/dl)
Foto toraks dapat normal diluar serangan, hiperinflasi saat serangan, adanya penyakit lain
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
23/40
ANALISA DATA
NAMA PASIEN : Tn. S
DX : TBC NO. REGISTER : 131880
NO PENGELOMPOKAN DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Klien mengatakan merasakan sesak nafas
makin lama makin meningkat atau tiba-tiba menjadi
berat dan klien batuk-batuk disertai dahak putihkehijauan.
DO : - klien tampak lemas,pucat dan terbaring di
tempat tidur.
- Tampak pernafasan cuping hidung
- Suara nafas abnormal ronkhi- TTV : TD = 130/80 mmHg
N = 84 x/mnt
S = 36o
C
R = 20 x/mnt
Peningkatan
produksi sekret
Bersihan jalan nafas
tidak efektif
2. DS : Klien mengatkan badannya lemas
DO :- ada pernafasan cuping hidung
- Klien gelisah
- TTV : TD = 130/80 mmHg
N = 84 x/mnt
S = 36o
C
R = 20 x/mnt
Kelemahan
umum
Intolenransi aktivitas
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
24/40
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Tn.S
DX : TBC NO. REGISTER : 131880
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TTD
1 Bersihkan jalan napas tidak efektif b/d penigkatan produksi sekret di tandai
dengan:
DS : Klien mengatakan merasakan sesak nafas makin lama makin
meningkat atau tiba-tiba menjadi berat dan klien batuk-batuk disertai dahak
putih kehijauan.
DO : - - klien tampak lemas,pucat dan terbaring di tempat tidur.
- Tampak pernafasan cuping hidung
- Suara nafas abnormal ronkhi- TTV : TD = 130/80 mmHg
N = 84 x/mnt
S = 36o
C
R = 20 x/mnt
2 Intoleransi Aktivitas b/d Kelemahan Umum yang ditandai dengan :
DS : Klien mengatkan badannya lemas
DO :- ada pernafasan cuping hidung
- Klien gelisah- TTV : TD = 130/80 mmHg
N = 84 x/mnt
S = 36o
C
R = 20 x/mnt
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
25/40
25
INTERVENSI
1. Bersihkan jalannapas tidak efektif
b/d penigkatan
produksi sekret.
Jalan napas kembali
efektif
1. Kaji frekwensi
pernapasan
2. Memberikan posisi
semi fowler
3. Anjurkan minum air
hangat secukupnya
4. Tatalaksana therapysesuai advis dokter
1. Takipnea biasanya ada
pada beberapa derajat
dan dapat ditemukan
pada penerimaan atau
selama stress / adanya
proses infeksi akut.
Pernapasan dapat
menghambat dan
frekwensi ekspirasimemanjang dibanding
inspirasi.
2. Posisi semifowler dapat
memungkinkan
ekspansi paru dan
memudahkan
pernapasan serta
mengurangi tekanan
pada otot diafragma.
3. Sekresi kental sulit
untuk diencerkan dan
dapat menyebabkan
sumbatan maka air
hangat dapat
mengencerkan sekret.
4. Agar dapat
mengeluarkan sekret
yang berlebihan.
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
26/40
26
2. Intoleransi Aktivitas
b/d Kelemahan
Umum
Peningkatan
intoleransi aktivitas
1. Kaji respons klien
terhadap aktivitas
2. Motivasikan pasien
untuk melakukan
aktivitas secara
mandiri
3. Berikan pendidikan
kesehatan kepada
pasien dan keluarga
4. Tatalaksana dalam
pemberian teraphy
sesuai advis dokter
1. Menetapkan
kemampuan / butuhan
pasien dan
memudahkan
intervensi.
2. Meningkatkan otot yang
hilang akibat kurangnya
aktivitas.
3. Meningkatkan
pengetahuan keluarga /
pasien sehingga tidak
terjadi kesalahpahaman
dalam melakukan
tindakan.
4. Mempercepat proses
penyembuhan dengan
menghidupkan jaringan
jaringan mati.
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
27/40
27
BAB IV
PENUTUP
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran nafas yang melibatkan
banyak sel dan Elemenya.Inflamasi kronik menyebabkan peningatan hiperesponsif jalan
nafas yang menimbulkan gejala epidosik berulang berupa sesak nafas,dada terasa berat
dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari.Epidosik tersebut berhubungan
dengan obstruksi jalan nafas yang luas,bervariasi dan seringk Tiga gejala umum asma
adalah batuk, dispnea dan mengi. Pada beberapa keadaan, batuk merupakan satu satunya gejala. Serangan asma sering kali terjadi pada malam hari.
Serangan asma biasanya bermula mendadak dengan batuk dan rasa sesak dalam
dada, disertai dengan pernapasan lambat, mengi, laborius. Ekspirasi selalu lebih susah
dan panjang dibanding inspirasi, yang mendorong pasien selalu lebih susah dan panjang
dibanding inspirasi, yang mendorong pasien untuk duduk tegak dan menggunakan setiap
otot otot aksesories pernapasan. Jalan napas yang tersumbat menyebabkan dispnea.
Batuk pada awalnya susah dan kering tetapi segera menjadi lebih kuat. Sputum, yang
terdiri atas sedikit mukus mengandungmasa gelatinosa bulat, kecil yang dibatukkan
dengan susah payah. Tanda selanjutnya termasuk sianosis sekunder terhadap hipoksia
hebat dan gejala gejala retensi karbondioksida termasuk berkeringat, takikardia dan
tekanan nadi.
Serangan asma dapat berlangsung dari 30 menit sampai beberapa jam dan dapat
hilang secara spontan. Meski serangan asma jarang yang fatal, kadang terjadi reaksi kontinuyang lebih berat, yang disebut status asmatikus . Kondisi ini merupakan keadaan yang
mengancam hidup. Sampai saat ini etiologi dari asma bronchial belum diketahui. Berbagai
teori sudah diajukan, akan tetapi yang paling disepakati adalah adanya gangguan parasimpatis
(hiperaktivitas saraf kolinergik), gangguan simpatis (blok pada reseptor beta adrenergic dan
hiperaktifitas reseptor alfa adrenergik).
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :
1. Ekstrinsik (alergik).
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
28/40
28
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang
spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan
spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik
terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang
disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.
2. Intrinsik (non alergik).
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak
spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya
infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering
sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan
emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk
alergik dan non-alerPenyakit asma mempunyai manifestasi fisiologis berbentuk penyempitan
yang meluas pada saluran udara pernafasan yang dapat sembuh spontan atau sembuh dengan
terapi. Penyakit ini bersifat episodik dengan eksaserbasi akut yang diselingi oleh periode
tanpa gejala.
Keluhan utama penderita asma adalah sesak napas mendadak disertai inspirasi
yang lebih pendek dibandingkan dengan fase ekspirasi dan diikuti oleh bunyi mengi
(wheezing), batuk yang disertai serangan sesak napas yang kumat-kumatan. Pada
beberapa penderita asma keluhan tersebut dapat ringan, sedang atau berat dan sesak
napas penderita timbul mendadak, dirasakan makin lama makin meningkat atau tiba-tiba
menjadi berat. Hal ini sering terjadi terutama pada penderita dengan rhinitis alergika atau
radang saluran napas bagian atas. Sedangkan pada sebagian besar penderita keluhan
utama ialah sukar bernapas disertai rasa tidak enak di daerah retros
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
29/40
29
DAFTAR PUSTAKA
Lynda Juall Carpenito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan , edisi 2 ,
EGC, Jakarta ,1999.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia .Asma.Jakarta ,2004
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
30/40
30
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
31/40
31
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
32/40
32
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
33/40
33
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
34/40
34
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
35/40
35
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
36/40
36
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
37/40
37
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
38/40
38
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
39/40
39
-
7/28/2019 88797261 Makalah Asma
40/40