document87
TRANSCRIPT
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN
KECEPATAN DRIBEL BERLARI DENGAN HASIL LAY UP SHOOT
PADA ANGGOTA UKM BOLA BASKET UNNES
TAHUN AJARAN 2003/2004
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelasaikan Studi Strata I
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama : Eko Prasetya
NIM : 6314000041
Jurusan : Pendidikan Kepalatihan Olahraga
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2004
SARI Eko Prasetya, 2004. “Hubungan Kekuatan Otot Tungkai, Panjang Tungkai Dan Kecepatan Dribel Berlari Dengan Hasil Lay Up Shoot Pada Anggota UKM Bola Basket Unnes Tahun Ajaran 2003/2004”.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up shoot ? 2) apakah ada hubungan panjang tungkai dengan hasil lay up shoot ? 3) apakah ada hubungan kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up shoot ? 4) apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up shoot ?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up shoot 2) hubungan panjang tungkai dengan hasil lay up shoot 3) hubungan kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up shoot 4) hubungan antara kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up shoot.
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota UKM bola basket UNNES Semarang tahun ajaran 2003/2004. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling. Ada dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey, dan alat pengumpulan data dengan pengukuran data dan tes dengan teknik korelasi, yaitu suatu cara penelitian dengan mengumpulkan data dari hasil pengukuran kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan kecepatan dribel berlari. Kemudian dikorelasikan dengan data hasil lay up shoot. Selanjutnya untuk menganalisis data menggunakan teknik analisis regresi.
Dari hasil pengukuran, data diuji menggunakan uji normalitas dan uji linearitas baru kemudian diadakan perhitungan statistik dengan analisis korelasi dan regresi, maka : 1) Analisis yang pertama adalah mencari sumbangan relatif dari kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan kecepatan dribel berlari terhadap hasil hasil lay up shoot mahasiswa UKM bola basket UNNES tahun ajaran 2003/2004 diperoleh hasil sebanyak SR%x1 = 52,152%, SR%x2 = 31,165%, SR%x3 = 16,683%, 2) Analisis yang kedua adalah mencari sumbangan efektif dari kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan kecepatan dribel berlari terhadap hasil lay up shoot pada anggota UKM bola basket UNNES tahun ajaran 2003/2004 diperoleh hasil sebanyak SE%x1 = 22,784%, SE%x2 = 13,615%, SE%x3 = 7,288%.
Atas dasar tersebut maka kesimpulannya adalah : kekuatan otot tungkai memberikan sumbagan relatif dan efektif yang lebih besar dari pada panjang tungkai dan kecepatan dribel berlari terhadap hasil lay up shoot pada anggota UKM bola basket UNNES tahun ajaran 2003/2004. Untuk itu disarankan dalam latihan lay up hendaknya faktor kekuatan otot tungkai perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam memberi porsi latihan oleh pelatih selain penguasaan teknik.
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan panitia skripsi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada :
Hari : ……………….
Tanggal : ……………….
Semarang, 14 Desember 2004
Pembimbing I Pembimbing II
DR. Husein AR, MA Drs. Margono, M.KesNIP. 130189315 NIP. 131571553
Mengetahui
Ketua Jurusan PKLO
Drs. Wahadi, M.Pd NIP. 131571551
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 19 Februari 2005
Waktu : 13.00 – 15.00
Tempat : Lab. PKLO
Ketua Sekretaris
Drs. Sutardji, MS Drs. Wahadi, M.PdNIP. 130523506 NIP. 131571551
Dewan Penguji,
1. Soedjatmiko, S.Pd, M.Pd (Ketua) NIP. 132158716
2. Drs. Margono, M.Kes (Anggota) NIP. 131571553
3. Sri Haryono, S.Pd, M.Or (Anggota)
NIP. 132205930
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”.
(Alam Insyiroh : 6-7)
Persembahan :
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
Bapak Rochani dan Ibu Muslikah Orang tuaku yang
telah memberikan dorongan baik materiil maupun
spiritual, Ketiga adikku tersayang Dwi, Tri Dyah dan
Mamik, Mutiara hatiku Anik Supriyati, teman-teman
seperjuangan, semua penghuni dikamar-kamar
Singgasana Cost.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari dengan terwujudnya skripsi ini karena adanya bimbingan,
bantuan, saran dan kerjasama dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati dan
rasa hormat, penulis menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis melaksanakan studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES, yang telah memberikan kemudahan
dalam pengurusan ijin penelitian.
3. Ketua jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, yang telah memberikan arahan
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak DR. Husein AR, M.A, selaku Dosen Pembimbing I dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Bapak Drs. Margono, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga khususnya dan
semua dosen Fakultas Ilmu keolahragaan, yang telah memberikan pengajaran,
pengetahuan maupun bantuan selama menulis skripsi ini dan mengikuti
perkuliahan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
7. Mahasiswa UKM bola basket UNNES Tahun ajaran 2003/2004 yang telah
bersedia menjadi sampel penelitian.
8. Staf dan karyawan FIK-UNNES yang telah memberikan bantuan selama
penelitian dan penyusunan skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis satu persatu sebutkan atas bantuannya.
Atas segala bimbingan, motivasi dan menyempatkan waktunya, penulis
mendoakan semoga amal dan bantuan saudara mendapatkan imbalan yang sesuai,
serta berkah yang dilimpahkan dari Allah SWT.
Akhir kata, penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan
sumbangan dan peningkatan olahraga di masa yang akan datang.
Semarang, 14 Desember 2004
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
SARI ................................................................................................................ ii
PERSETUJUAN............................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Alasan Pemilihan Judul............................................................... 1
1.2. Permasalahan .............................................................................. 5
1.3. Penegasan Istilah......................................................................... 5
1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1. Landasan Teori.............................................................................. 9
2.1.1. Permainan Bola Basket ........................................................ 9
2.1.2. Dasar-Dasar Permainan Bola Basket ................................... 16
2.1.3. Tembakan Lay Up ................................................................ 18
2.1.4. Kekuatan (Strength) ............................................................. 22
2.1.5. Analisa Kecepatan Dribel berlari ......................................... 27
2.1.6. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dengan
Hasil Lay Up Shoot .............................................................. 28
2.1.7. Hubungan Antara Panjang Tungkai Dengan
Hasil Lay Up Shoot .............................................................. 28
2.1.8. Hubungan Antara Kecepatan Dribel Berlari Dengan
Hasil Lay Up Shoot ............................................................. 29
2.2. Hipotesis........................................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Subjek Penelitian........................................................................ 32
3.1.1. Populasi ............................................................................. 32
3.1.2. Sampel dan Teknik Sampling ........................................... 33
3.1.3. Variabel Penelitian ............................................................ 33
3.2. Instrumen Penelitian .................................................................. 34
3.3. Pengumpulan Data ..................................................................... 35
3.4. Analisis Data .............................................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian .......................................................................... 40
4.2. Pembahasan................................................................................ 43
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ..................................................................................... 48
5.2. Saran-saran................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 50
LAMPIRAN.................................................................................................... 52
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel Instrumen Dalam Penelitian............................................................. 35
2. Tabel Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai, Panjang
Tungkai Dan Kecepatan Dribel Berlari Terhadap Hasil
Lay Up Shoot.............................................................................................. 52
3. Tabel Daftar Hasil Lay Up Shoot ............................................................... 53
4. Tabel Persiapan Analisis Regresi............................................................... 71
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Lapangan Dan Garis-Garis Ukurannya...................................................... 13
2. Papan Pantul Dan Penyangga Papan Pantul
Dan Ring Basket ........................................................................................ 14
3. Ring Basket ................................................................................................ 15
4. Langkah Lay Up Dari Samping Kanan Pemain ......................................... 19
5. Gerakan Langkah Lay Up .......................................................................... 20
6. Tolakan Dari Sisi Kanan Dan Kiri Lay Up ................................................ 21
7. Rangka Tungkai ......................................................................................... 24
8. Otot-Otot Tungkai Dilihat Dari Depan ...................................................... 25
9. Otot Tungkai Dilihat Dari Belakang.......................................................... 26
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Daftar Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai,
Panjang Tungkai Dan Kecepatan Dribel Berlari........................................ 52
2. Daftar Hasil Lay Up Shoot ......................................................................... 53
3. Uji Normalitas Data Kekuatan Otot Tungkai............................................. 55
4. Uji Normalitas Data Panjang Tungkai ....................................................... 56
5. Uji Normalitas Data Kecepatan Dribel Berlari .......................................... 57
6. Uji Normalitas Data Lay Up Shoot ............................................................ 58
7. Analisis Regresi ......................................................................................... 59
8. Tabel Persiapan Analisis Regresi............................................................... 71
9. Surat Penetapan Pembimbing .................................................................... 76
10. Surat Permohonan Ijin Penelitian Pendidikan ........................................... 78
11. Surat Tera Alat Penelitian .......................................................................... 79
12. Foto / Dokumentasi Penelitian................................................................... 85
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Prestasi olahraga telah menunjukkan kemajuan yang pesat, terutama pada
beberapa tahun ini. Prestasi yang beberapa tahun lalu sulit dibayangkan, sekarang
dapat terjadi. Sejumlah atlet mampu memberikan prestasi optimal pada cabang
olahraga tertentu.
Salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan prestasi atlet dalam cabang
olahraga adalah dengan metode pelatihan yang baik, dukungan lain juga datang dari
para ahli dibidang olahraga dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu yang membuat
dasar pelatihan menjadi lebih baik.
Kemajuan prestasi atlet yang terjadi saat ini,merupakan hasil perpaduan dari
komponen-komponen yang menunjang pencapaian prestasi yang prima atlet. Menurut
M. Sajoto (1983 : 2-5), faktor-faktor penentu pencapaian prestasi prima atlet dalam
cabang olahraga dapat diklasifikasikan menjadi empat aspek yaitu :
1. Aspek biologis yang meliputi (a) Potensi atau kemampuan dasar tubuh
(fundamental motor skill) terdiri dari : kekuatan (strength), kecepatan (speed),
kelincahan dan koordinasi (agility and coordination), tenaga (power), daya
tahan otot (muscular endurance), daya kerja jantung dan paru-paru
(cardiorespiratory funtion), kelentukan (flexibility), keseimbangan (balance),
ketepatan (accuracy) dan kesehatan dalam olahraga (health for sport). (b)
Fungsi organ-organ tubuh. (c) Postur dan struktur tubuh. (d) Gizi.
2. Aspek psikologis meliputi ; intelektual, motivasi, koordinasi kerja otot dan
saraf.
3. Aspek lingkungan meliputi ; sosial, sarana prasarana, cuaca / iklim, keluarga.
4. Aspek penunjang meliputi ; program latihan, penghargaan, dana, organisasi
yang tertib.
Faktor tersebut saling terkait antara satu dengan lainnya. Kurangnya salah satu
komponen akan mengurangi hasil atau prestasi yang dicapai. Demikian pula dalam
cabang olahraga bola basket, untuk memperoleh prestasi optimal, juga tidak lepas
dari faktor-faktor yang diuraikan diatas.
Bola basket merupakan permainan yang gerakannya kompleks yaitu gabungan
dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelentukan dan
lain-lain. Untuk menjadi menjadi seorang pemain basket yang baik, harus menguasai
teknik-teknik dasar permainan bola basket, karena semakin baik seorang pemain
dalam mendribel, menembak, dan mengoper semakin baik kemungkinan untuk
sukses, hal ini harus ditunjang pula kondisi fisik yang baik.
Menurut peraturan Perbasi (2000 : 15), bola basket adalah permainan yang
dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing terdiri dari lima orang pemain, tiap
regu berusaha memasukkan bola kedalam keranjang lawan, mencegah lawan
mencetak angka, bola dioper, digelindingkan, atau dipantulkan ke segala arah, sesuai
dengan peraturan. Pada permainan bola basket untuk mendapatkan gerakan efektif
dan efisien perlu didasarkan pada penguasaan teknik dasar dengan baik. Teknik dasar
tersebut dapat dibagi sebagai berikut : teknik melempar dan menangkap, teknik
menggiring bola, teknik menembak, teknik gerakan berporos, teknik lay up shoot,
teknik rebound (Imam Sodikun, 1992 : 48) Oleh karena itu menembak unsur dasar
yang sangat menentukan untuk mencapai kemenangan dalam suatu pertandingan. Jadi
teknik dasar menembak harus benar-benar dikuasai oleh pemain bola basket.
Pendapat dalam buku yang berjudul Petunjuk Para Pelatih dan Pemain Bola
Basket mengatakan bahwa : “Ketrampilan terpenting dalam bola basket ini adalah
kemampuan menembak atau shooting bola ke dalam keranjang. Ketrampilan ini
merupakan suatu ketrampilan yang memberikan kemampuan secara langsung. Selain
itu memasukkan bola ke dalam keranjang merupakan inti dari strategi bola basket”
(Ambler Vic, 1982 : 9)
Menembak adalah unsur yang menentukan dalam kemenangan dalam
pertandingan, sebab kemenangan ditentukan oleh banyaknya bola yang masuk ke
keranjang. Setiap regu yang menguasai bola selalu mencari kesempatan untuk dapat
menembak. Setiap serangan selalu berusaha dapat berakhir dengan tembakan. Oleh
karena itu unsur menembak ini merupakan teknik dasar yang harus dipelajari dengan
baik dan benar serta ditingkatkan ketrampilannya dengan latihan (Perbasi, 2000:
35).Adapun tembakan dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Tembakan dengan dua tangan dari dada (two handed set shoot)
2. Tembakan dengan dua tangan dari atas kepala (two handed over head shoot)
3. Tembakan dengan satu tangan (one hand set shoot)
4. Tembakan satu tangan dari atas kepala (one hand over head shoot)
5. Tembakan melayang (lay up shoot)
6. Tembakan loncat dengan satu tangan (jump shoot)
7. Tembakan loncat dengan dua tangan (jump shoot)
8. Tembakan kaitan (hook shoot). (Imam Sodikun, 1992 : 59)
Lay up shoot merupakan tembakan yang sangat efektif dimana seorang pemain
basket posisi saat menembak jaraknya lebih dekat dengan keranjang, maka perlu
dimahirkan untuk menjadi penguasaan pada pemain bola basket, umumnya pemain
yang sudah baik melakukan lay up shoot dengan sempurna karena melakukan teknik
dasar lay up shoot dengan benar yaitu dengan lompat–langkah–lompat (diawali baik
dari lompat kaki kanan atau kaki kiri ). Dilihat dari awalan lay up dapat dibagi dalam
:
1. Melalui operan atau passing dari teman
2. Menggiring atau mendribel bola.
Guna mendapatkan hasil lay up shoot yang baik dibutuhkan kekuatan otot kaki
yang bekerja secara terkoordinasi dimulai dari pangkal paha sampai betis yang dapat
menghasilkan gerakan eksplosif atau daya ledak yang maksimal. Yang dimaksud
dengan kekuatan adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah
kemampuan seseorang menerima beban dalam waktu bekerja tertentu (M. Sajoto,
1983 : 58). Jadi otot akan mencapai kekuatan maksimal bila suatu otot berulang-
ulang dilatih secara lebih dari yang biasa dilatihkan pada otot tersebut.
Bertitik tolak dari uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul : Hubungan Kekuatan Otot Tungkai, Panjang Tungkai dan
Kecepatan Dribel Berlari Dengan Hasil Lay Up Shoot Pada Anggota UKM Bola
Basket UNNES Tahun Ajaran 2003 / 2004.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah :
1.2.1 Apakah ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up shoot
?
1.2.2 Apakah ada hubungan antara panjang tungkai dengan hasil lay up shoot ?
1.2.3 Apakah ada hubungan antara kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up
shoot ?
1.2.4 Apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan kecepatan
dribel berlari terhadap hasil lay up shoot pada mahasiswa UKM Bola Basket
UNNES Semarang Tahun ajaran 2003/2004 ?
1.3 Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah tafsir dalam memberikan pengertian yang dimaksud
dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan istilah-istilah yang dianggap penting,
sehingga ada kesamaan pendapat dalam memberikan penafsiran dari judul skripsi ini.
Adapun istilah-istilah tersebut adalah :
1.3.1 Hubungan Menurut W.J.S Poerwadarminta (1986 : 362) hubungan adalah keadaan yang
dihubungkan atau berhubungan. Menurut penelitian hubungan atau korelasi
bertujuan untuk menemukan ada tidaknya dan apabila ada seberapa eratnya
serta berarti tidaknya hubungan itu.
1.3.2 Kekuatan Otot Tungkai
Kekuatan (strength) adalah komponen fisik seseorang tentang kemampuannya
dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja (M.
Sajoto, 1983 : 9). Sedangkan oleh Suharno (1995 : 30), dijelaskan bahwa
kekuatan adalah kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban
dalam menjalankan aktivitas, seperti gerakan menahan atau memindahkan
beban. Istilah otot diartikan sebagai jaringan yang mempunyai kemampuan
khusus untuk berkontraksi (Evelyn, 1986 : 8). Istilah tungkai dalam Kamus
Besar Indonesia diartikan sebagai anggota badan yang menopang bagian
tubuh dan dipakai untuk berjalan dari pangkal ke bawah yang mempunyai
kemampuan khusus untuk berkontraksi.
1.3.3 Panjang Tungkai
Panjang adalah menunjukkan keadaan suatu objek tertentu sedangkan tungkai
adalah salah satu bentuk dari organ bagian anatomi tubuh makhluk hidup atau
manusia. Istilah tungkai diartikan sebagai berikut :
Tungkai adalah kaki (seluruh kaki dari pangkal ke bawah) W.J.S Poerwadarminta
(1986 : 433). Panjang tungkai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
ukuran panjang kaki seseorang dalam satuan sentimeter yaitu dari pangkal
paha ke bawah sampai telapak kaki.
1.3.4 Kecepatan Drible Berlari
Kecepatan adalah kemampuan seseorang mengerjakan gerakan yang
berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu secepat-cepatnya
(M. Sajoto, 1983 : 9). Dribel adalah memantulkan bola ke lantai vertikal atas
ke bawah dengan satu tangan saja (kanan atau kiri) (Imam Sodikun, 1992 :
57).
Kecepatan dribel berlari adalah kemampuan seseorang memantulkan bola vertikal
atas ke bawah menggunakan satu tangan dengan cepat sambil berlari.
1.3.5 Hasil Lay Up Shoot
Hasil lay up shoot yang dimaksud disini adalah kemampuan oleh seorang anggota
UKM dalam melakukan tembakan dengan teknik langkah lay up dan diukur
adalah masuknya bola ke keranjang yang berupa point.
1.3.6 UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Bola Basket
UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) bola basket yaitu merupakan suatu wadah
kegiatan informal dari mahasiswa guna menyalurkan bakat dan minatnya pada
olahraga khususnya olahraga basket, selain kegiatan formal dalam kampus
UNNES Semarang..
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.4.1 Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up
shoot
1.4.2 Untuk mengetahui hubungan antara panjang tungkai dengan hasil lay up
shoot.
1.4.3 Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan dribel berlari dengan hasil lay
up shoot.
1.4.4 Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai, panjang tungkai
dan kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up shoot pada mahasiswa UKM
bola basket UNNES Semarang tahun ajaran 2003 / 2004.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Permainan Bola Basket.
2.1.1.1 Pengertian dan Sejarah Bola Basket
Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu berusaha
memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dan berusaha mencegah lawan untuk
memasukkan bola atau membuat angka / score dengan cara bola dioper,
digelindingkan atau dipantulkan / dribel ke segala arah, sesuai dengan peraturan-
peraturan yang telah ditentukan.
Permainan bola basket diciptakan oleh Dr. James A. Naismith pada tahun
1891, atas anjuran Dr. Luther Halsey Gilick seorang sekretaris nasional YMCA
(Young Men’s Christian Asosiation) bagian pendidikan jasmani yang sekarang
menjadi Springfield College di Massachusetts, Amerika Serikat.
Anjuran untuk membuat permainan baru itu dengan syarat-syarat : dapat bermain
dalam gedung, mudah dipelajari dan menarik, anjuran ini dibuat karena mereka hanya
memperoleh baris-berbaris dan senam selama musim dingin.
J.A Naismith pada mulanya menggunakan sasaran dalam permainan itu
dengan keranjang buah persik, maka permainan baru diberi nama “Basketball”.
Permainan ini ternyata memperoleh sambutan hangat dari muda-mudi di Amerika
Serikat dan bahkan cepat berkembang diseluruh dunia. Pada tahun 1942, bola basket
didemonstrasikan dalam olimpiade di Perancis.
Pada tanggal 21 Juni 1992, atas prakarsa Dr. Elmer Beny, direktur sekolah
olahraga di Jenewa, Argentina, Cekoslowakia, Yunani, Italia, Portugal, Rumania dan
Swiss. Dalam konferensi ini, terbentuklah federasi bola basket internasional yang
diberi nama “Federation Internationale de Basketball Amateur” (FIBA) dengan Leon
Bounffard sebagai presidennya dan Williams Jones sebagai sekretaris jenderal.
Pada tahun 1936, untuk pertama kalinya permainan bola basket
dipertandingkan dalam olimpiade di Jerman, yang diikuti oleh 21 negara.
Bola basket masuk Indonesia sesudah perang dunia II dan dibawa oleh para
perantau Cina. Pada tahun 1948, pada PON I di Surakarta, bola basket telah masuk
dalam acara pertandingan. Pada tahun 1951 , Maladi selaku sekretaris komite
olimpiade Indonesia menujuk Tonny When dan Wim Latumeten untuk mengorganisir
perbolabasketan Indonesia. Pada 23 Oktober 1951, berdirilah Persatuan Basketball
Seluruh Indonesia (PERBASI) dengan Tonny When sebagai ketua dan Wim
Latumeten sebagai sekretaris.
Pada tahun 1953, PERBASI diterima sebagai anggota FIBA dan pada tahun
1955 kepanjangan PERBASI diubah menjadi Persatuan Bolabasket Seluruh Indonesia
dengan singkatan tetap PERBASI. Lambat laun permainan bola basket semakin
berkembang dan makin digemari oleh pelajar dan mahasiswa, bahkan bola basket
harus diajarkan di sekolah-sekolah dari SD sampai perguruan tinggi.
2.1.1.2. Fasilitas Lapangan dan Garis-Garis Ukurannya
Menurut Perbasi dalam peraturan permainan bola basket (1998 : 15), ukuran
lapangan (court dimensions) lapangan tempat bermain harus persegi, panjang, datar,
permukaannya harus keras dan bebas dari segala rintangan. Ukurannya dengan
panjang 28 meter dan lebarnya 15 meter yang diukur dari bagian sebelah dalam garis
batas lapangan (boundary line). Minimal untuk lapangan adalah panjang 24 meter
dan untuk lebarnya adalah 13 meter.
Tinggi ruangan sekurang-kurangnya 7 meter, dan hendaknya permukaan
lapangan mendapat penerangan yang cukup dan merata. Penerangan dari lampu
hendaknya tidak menggangu penglihatan pemain.
Garis tembakan bebas adalah daerah terlarang yang memanjang ke dalam
lapangan permainan dengan setengah lingkaran yang mempunyai radius 1,80 mm dan
terletak pada tengah-tengah titik pada garis tembakan bebas. Lihat gambar 1 lapangan
bola basket pada.
Ukuran garis dalam lapangan basket adalah 5 cm dan harus dibuat dalam
warna yang sama dan dapat dilihat secara jelas dan sempurna.
Adapun garis batas yang jelas, jaraknya sekurang-kurangnya 2 meter dari
penonton, papan reklame atau rintangan yang lain. Garis yang memanjang disebut
garis samping (side lines) sedangkan garis yang pendek disebut garis akhir (end
lines).
Garis tengah harus dibuat sejajar dengan garis akhir dan dari titik tengah pada
garis samping dan harus berukuran 15 cm di bawah garis samping.
Garis tembakan bebas harus dibuat sejajar dengan tiap garis akhir. Garis
tersebut mempunyai jarak 5,80 m dari sisi dalam garis akhir dan mempunyai panjang
3,60 m. Garis tersebut harus terlihat jelas bersatu dengan titik tengah kedua garis
akhir.
Daerah terlarang terdapat dipermukaan lapangan yang bertanda dan dibatasi
oleh garis akhir, garis tembakan bebas dan garis yang dimulai pada garis akhir. Sisi
luar berjarak 3 m dari titik tengah garis akhir dan berakhir pada sisi luar garis
tembakan bebas. Apabila bagian dalam daerah terlarang diwarnai, maka warna
tersebut harus sama dengan warna lingkaran tengah. Garis setengah lingkaran
tersebut harus dibuat dengan garis putus-putus yang berada pada daerah terlarang.
Penempatan garis sekitar tembakan bebas ditandai dengan, garis pertama
mempunyai ukuran 1,75 m dari dari dalam garis akhir diukur sejajar garis tembakan
bebas, lebar garis pertama 85 cm dan berakhir pada wilayah netral berukuran lebar 40
cm dan ditandai oleh blok padat dan mempunyai warna yang sama dengan garis
lainnya.
Seluruh lapangan merupakan daerah tembakan bernilai 3 angka, kecuali untuk
daerah yang dekat dengan keranjang lawan dan dibatasi oleh garis sejajar yang
terbentang dari garis akhir 6,25 m dari titik di lantai, langsung tegak lurus ke
pertengahan keranjang lawan. Jarak titik ini dari sisi dalam titik tengah garis akhir
adalah 1,575 m.
Gambar 1 Full Size Regulation Court
Sumber : Peraturan Permainan Bola Basket Perbasi, Hal 16
2.1.1.3. Peralatan Papan Pantul
Menurut peraturan permainan bola basket Perbasi (2000 : 19) adalah kedua
papan pantul dibuat dari bahan yang tembus pandang (kaca yang dilembutkan) dibuat
satu lapis dengan kekerasan yang sama dengan yang terbuat dari kayu setebal 3 cm.
Boleh juga menggunakan bahan yang lain asalkan sesuai dengan spesifikasi tersebut
diatas dicat putih.
Ukuran papan pantul adalah 1,80 m (+ 3 cm) horizontal dan 1,05 (+ 2 cm)
vertical dengan ketinggian 2,90 m diatas lantai permukaan depan kedua papan pantul
harus datar, dengan dibatasi dengan garis. Sebuah persegi panjang dibuat di belakang
ring, dengan ukuran sisi luar harus 59 cm horizontal dan 45 cm vertikal. Sisi atas
persegi panjang sejajar dengan ring bagian atas. Warna garis tersebut di atas harus
putih, bila warna papan pantul transparan dan warna hitam bila warna yang lain
dengan lebar 5 cm. (Lihat gambar 2)
Gambar 2 2a. Regulation Backboard Markings 2b. Regulation Backboard Support
Sumber : Peraturan Permainan Bola Basket Perbasi, Hal 20
2.1.1.4. Keranjang (Baskets)
Keranjang terdiri dari ring / simpai dan jala. Menurut peraturan permainan
basket (1998 : 22), ring itu terbuat dari :
1. Besi yang keras, berdiameter 45 cm dan berwarna jingga (orange), bergaris
tengah 16 mm dan maximum 20 mm dengan sedikit tambahan alat kecil
dipasang di bagian bawah simpai atau alat yang sama untuk memasang jala.
2. Jala itu harus dipasang pada kerangka penyangga papan pantul sedemikian rupa
sehingga tidak ada beban, yang disebarkan ring, langsung ke papan pantul. Oleh
karena itu tidak boleh kontak langsung antara ring, dengan ganjalan yang
terbuat dari logam / besi dan papan pantul yang terbuat dari kaca transparan
atau bahan lainnya.
3. Bagian atas keranjang, harus horizontal di atas lantai setinggi 3,05 m, titik
terdekat dari pinggir bagian dalam ring harus 15 cm dari muka papan pantul.
Gambar 3 Regulation Ring
Sumber : Peraturan Permainan Bola basket Perbasi, hal 22
2.1.1.5. Bahan Bola dan Ukuran Beratnya
Menurut peraturan permainan bola basket (1998 : 23) bola harus benar-benar
bundar dan berwarna orange yang telah disepakati dan berjalur 8. Terbuat dari kulit,
karet dan bahan sintetis lainnya. Kerasnya bola mempunyai daya pantul bila
dijatuhkan dari ketinggian 1,80 m maka akan memantul 1,40 m, lingkaran bola tidak
boleh kurang dari 567 gram dan lebih dari 650 gram.
2.1.1.6. Adapun sarana yang lain diantaranya adalah :
1. Jam permainan (Stopwacth)
2. Peralatan 30 detik (30 second device)
3. Sinyal-sinyal
4. Score board
5. Tanda kesalahan pemain
6. Tanda kesalahan regu / team
2.1.2. Dasar-Dasar Permainan Bola Basket
Untuk bisa menjadi pemain yang baik perlu menguasai fundamental (dasar-dasar
teknik taktik dan strategi) dari permainan bola basket. Adapun teknik permainan
dasar bola basket adalah :
1. Teknik melempar dan menangkap bola.
2. Teknik menggiring bola.
3. Teknik memasukkan bola atau menembak.
4. Pivot.
5. Merayah.
Macam-macam teknik melempar bola, yaitu :
1. Chess Pass : operan setinggi dada atau tolakan dada.
2. Head Pass : operan atas kepala.
3. Bounce Pass : operan pantulan.
4. Under Hand Pass : operan ayunan bawah.
Teknik menangkap bola.
Tangkapan bola yang paling baik dilaksanakan dengan dua tangan, dengan jalan
meluruskan tangan untuk menjemput bola dan setelah bola terkena tangan, tangan
segera menarik guna mematahkan kecepatan bola sehingga diterima dengan tangan
secara lembut.
Macam-macam teknik dribel, yaitu :
1. Dribel rendah.
2. Dribel tinggi.
3. Dribel lambat.
4. Dribel cepat.
Macam-macam teknik menembak menurut Engkos Kosasih (1993 : 191-192), yaitu
menghadap papan dengan sikap berhenti :
1. Tembakan dengan dua tangan dari dada.
2. Tembakan dengan dua tangan diatas kepala.
3. Tembakan dengan satu tangan.
4. Tembakan satu tangan dari atas kepala.
Menghadap papan dengan sikap melompat :
1. Tembakan melompat dengan dua tangan dari atas kepala.
2. Tembakan melompat dengan satu tangan.
Menghadap papan dengan sikap berlari :
1. Tembakan lari menyentuh atau memantulkan papan dengan tangan kanan atau
tangan kiri (right left hand lay-up shoot)
2. Tembakan lari menyantuh papan dengan dua tangan atas kepala
3. Tembakan lari menyentuh papan dengan dua tangan dari bawah
4. Tembakan lari menyentuh papan dengan satu tangan bawah
Membelakangi papan dengan sikap berhenti :
1. Tembakan melompat di bawah keranjang
2. Tembakan melompat memutar dengan dua tangan
3. Tembakan melompat memutar dengan satu tangan
Dalam penelitian ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai tembakan lay up.
Tembakan Lay-Up
Tembakan lay up adalah merupakan jenis tembakan yang diawali dari menangkap
bola atau dribel bola kemudian menumpu satu kaki dan terus melangkahkan kaki
yang lain kedepan kemudian menumpu satu kaki dilanjutkan dengan melompat
setinggi-tingginya menuju ke keranjang (baskets) dengan memasukkan bola.
Gerakan lay-up tersebut biasa digambarkan sebagai berikut :
Menembak Memasukkan
Melompat
Ki Ka Ki Melompat melayang melangkah
Gambar 4 Momen langkah lay-up dari samping kanan pemain
Sumber : Imam Sodikun (1992) Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta : Depdikbud
Menurut Imam Sodikun (1992 : 65)) mengatakan bahwa teknik tembakan lay up
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Tembakan lay up dari operan teman.
Tembakan lay up dari operan teman ; pemain berusaha menangkap bola, setelah
itu menumpu kaki yang untuk melompat sambil membawa bola ke keranjang.
2. Tembakan lay up diawali dengan menggiring bola.
Tembakan lay up dia awali dengan menggiring bola : dalan hal ini pemain
menggiring bola sediri ke keranjang setelah dekat melaksanakan tembakan lay
up. Penelitian ini menggunakan cara yang kedua yaitu lay up diawali dengan
cara menggiring bola baik dari sebelah kanan maupun dari sebelah kiri.
Tembakan ini dimulai dari menangkap bola , menggiring bola, menumpu satu
kai, melangkah kaki lain kedepan, menumpu satu kaki, melompat setinggi-
tingginya ke keranjang (baskets). Pada umumnya tembakan lay up ini bola
dipantulkan terlebih dahulu ke papan pantul. Cara ini adalah yang paling mudah
dilakukan, tinggal memperhitungkan sudut pantulan bola dan kekuatan tangan
melepas bola. (Lihat Gambar 5)
Gambar 5 Gerakan langkah Lay up
Sumber : Imam Sodikun (1992) Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta : Depdikbud (65)
Saat melakukan tembakan lay up, menurut Imam Sodikun (1992 ; 64) harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Saat menangkap bola : adalah dilakukan dengan melayang, dari dribel atau
pantulan dribel.
2. Saat melangkah ; langkah pertama harus lebar untuk mendapatkan daya awalan
tolakan pada langkah yang kedua, dan langkah kedua harus pendek untuk
mendapatkan daya ledak untuk tolakan.
3. Saat melepas bola untuk tembakan atau memasukkan bola : kalau bisa
diletakkan dekat ring basket sedemikian rupa, tapi bila tidak bisa bola bisa
dipantulkan dari papan pantul dengan sudut yang tepat disekitar garis tengah
baik sebelah kanan atau kiri pada petak diatas ring.
Sesuai dengan peraturan permainan bahwa seseorang yang menerima bola pada
saat melayang, maka diperbolehkan untuk menambah dua langkah dan langkah ketiga
adalah melayang untuk memasukkan bola.
Hitungan langkah lay up adalah sebagai berikut : saat melayang menerima bola
dengan kaki kanan didepan, baru hitungan satu dikenakan saat kaki kanan mendarat,
dan hitungan kedua saat kaki kiri melangkah dan mendarat, sedangkan hitungan
ketiga saat melayang untuk melepaskan bola guna memasukkan atau melakukan
tembakan (lay up kanan), dan untuk melakukan lay up kiri gerakan kakinya
sebaliknya.
Langkah kaki saat melaksanakan gerakan lay up dapat digambarkan sebagai
berikut :
Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan
Tolakan kaki kiri Tolakan kaki kanan
Gambar 6 Tolakan dari sisi kanan dan kiri
Sumber : Imam Soeyoedi (1978/1979) Permainan dan Metodik Buku II untuk SGO Jakarta Depdikbud (24)
Kekuatan (Strength)
M. Sajoto (1983 : 16) menggemukan bahwa faktor-faktor penentu prestasi
olahraga diklasifikasikan ke dalan 4 aspek, yaitu aspek biologis, aspek psikologis,
aspek lingkungan dan aspek penunjang. Dari ke 4 aspek yang dikaji adalah aspek
biologis, salah satunya adalah fisik terutama kekuatan otot tungkai.
Kekuatan adalah kemampuan otot-otot atau sekelompok otot untuk mengatasi
suatu beban atau tahanan dalam menjalankan aktivitas (Soedarminto, 1992 ).
Kekuatan otot adalah salah satu komponen kondisi fisik yang sangat penting untuk
peningkatan kondisi fisik secara keseluruhan. 1) Kekuatan adalah daya penggerak
setiap aktivitas fisik. 2) Kekuatan adalah peran yang penting dalam rangka
terhindarnya cedera. 3) Dengan kekuatan dapat digunakan untuk berlari, lempar,
pukulan, tolakan dan untuk stabilitas sendi-sendi (Harsono, 1988 : 77). Kekuatan otot
adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan kerja dengan
menahan beban yang diangkat (M. Sajoto, 1983 : 16). Lebih lanjut dikatakan
kekuatan atau strength adalah kemampuan fisik yang mengangkat masalah
kemampuan seorang atlet pada saat dalam waktu kerja tertentu (M. Sajoto, 1983 :
17). Kekuatan otot adalah kekuatan yang digunakan oleh sekelompok otot tubuh
dalam satu kontraksi maksimal (Harsono, 1988 : 176). Strength adalah kemampuan
otot tubuh untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan (Harsono, 1988 :
176
2.1.4.1. Anatomi Tungkai
Tungkai atas, yaitu dari pangkal paha sampai lutut, dalam istilah anatomi disebut
femur. Tungkai bawah yaitu dari lutut sampai pergelangan kaki, dalam istilah
anatomi disebut leg. Tungkai bawah ini terdiri dari dua tulang, yakni os tibia dan os
fibula. Os tibia atau tulang kering kerangka yang utama dari tulang bawah dan berupa
tulang pipa. Sedang os fibula atau tulang betis letaknya sebelah lateral tungkai bawah,
berupa tulang pipa. Tempurung lutut terdapat diantara tungkai atas dan tungkai
bawah.
Telapak kaki terdiri dari tarsalia, metatarsalia dan falanx. Tulang tarsalia
mendukung beban berat saat berdiri dan berjumlah tujuh buah, yang secara kolektif
dinamakan tarsus. Tulang-tulang metatarsalia hanya berjumlah lima buah dan berupa
tulang pipa. Secara keseluruhan tulang-tulang tersebut berjumlah 31 buah yaitu :
1 Os koxa : tulang paha
1 Os femur : tulang paha
1 Os tibia : tulang kering
1 Os fibula : tulang betis
1 Os patella : tempurung lutut
7 Os tarsalia : tulang pangkal kaki
5 Os metatarsalia ; tulang telapak kaki
14 falanx : ruas jari-jari (PASI, 1995 : 4)
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 7
Gambar 7. Rangka Tungkai (PASI, 1995 : 9)
2.1.4.2. Otot-otot Tungkai
Pada umumnya otot dibagi menjadi 3 jenis yaitu : otot polos, jantung dan otot
kerangka. Otot polos tidak mempunyai garis-garis melintang, sedang otot jantung dan
otot kerangka mempunyai garis-garis melintang. Otot polos dan otot jantung dalam
kontraksinya secara ritmik tanpa adanya persyarafan dari luar, disebabkan adanya sel-
sel pengatur langkah “pacemaker” yang menimbulkan impuls secara spontan. Otot
kerangka dalam kontraksinya karena adanya rangsangan saraf sebagai impuls menuju
otot saraf motorik.
Otot akan menarik jika menerima rangsangan saraf dari pusat saraf atau otak
memberitahukan untuk melakukan tarikan. Isyarat-isyarat ini dibawa oleh saraf yang
terdiri dari sel-sel saraf yang khusus. Proses kontraksi yang kenyataannya dari suatu
serabut otot dimulai pada saat serabut menerima impuls saraf elektris yang dihantar
sel-sel saraf. Selain rangka tulang yang membentuk rangka tungkai, tungkai yang
dibentuk oleh beberapa jaringan. Sebagian jaringan yang membentuk tungkai
manusia adalah otot.
Dalam kontraksi otot sedirian, tetapi merupakan kelompok. Gerakan apapun yang
diberikan merupakan hasil koordinasi gerakkan beberapa otot. Demikian halnya pada
otot tungkai yang dalam melakukan kontrasi selalu dengan koordinasi antara otot satu
dengan otot yang lain (Pearce Evelyn, 1986 : 21). Adapun otot yang terkait dalam
jaringan tungkai adalah dapat dilihat pada gambar 8 dan 9.
Gambar 8. Otot-otot tungkai dilihat dari depan
(PASI, 1995 : 151)
Gambar 9. Otot-otot Tungkai dilihat dari belakang (PASI, 1995 : 151)
2.1.4.3. Kekuatan Otot Tungkai
Menurut M. Sajoto (1983 : 70) tubuh manusia terdiri dari banyak sekali jaringan
otot masing-masing mempunyai fungsi tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Jaringan otot keseluruhan merupakan satu kesatuan yang cukup besar dan
membentuk berat badan manusia.
James A. Baley (1986 : 16) menyebutkan ada 656 otot dan tulang dalam tubuh
manusia, dan masing-masing mempunyai fungsi tertentu. Sedangkan Soekarman
(1997 : 30) menerangkan bahwa untuk mencapai suatu prestasi dalam bidang
olahraga disamping latihan rutin juga harus dipenuhi faktor-faktor lainnya. Faktor
lain itu antara lain : Keadaan (somatic), umur, psikis, bentuk tubuh / hibitus
mempunyai arti yang besar dan dapat menimbulkan prestasi seseorang. Dengan
memperhatikan hal tersebut diatas, seseorang yang ingin memperoleh prestasi
optimal harus pula unsur-unsur genetis (faktor antropometri).
Analisa Kecepatan Drible berlari
Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis
secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk
menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Harsono, 1988 :
216). Sedangkan menurut M. Sajoto (1983 : 9) kecepatan adalah kemampuan
seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Suharno H.P (1995 : 30) berpendapat bahwa
kecepatan adalah kemampuan organisme manusia dalam melakukan gerakan-gerakan
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya untuk hasil yang sebaik-baiknya.
Secara Fisiologis kecepatan dapat diartikan sebagai kemampuan berdasarkan
kemudahan bergerak, proses system saraf dan perangkat otot untuk melakukan
gerakan dalam satuan waktu tertentu (U. Jonath, E. Haag, R. Krempel, 1978 : 19).
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kecepatan adalah
waktu yang dibutuhkan seseorang untuk melakukan satu rangkaian gerakan yang
sesingkat-singkatnya.
Dalam dribel, khususnya pada saat melakukan lay up kecepatan yang digunakan
adalah kecepatan bergerak dengan memantulkan bola dengan cepat. Sedangkan yang
dimaksud dengan kecepatan bergerak adalah kemampuan organisme otot untuk
bergerak secepat mungkin dalam satuan gerakan yang tidak terputus-putus,
sedangkan waktunya dihitung antara permulaan dan akhir suatu gerakan (Harsono,
1988 : 217).
Hubungan antara Kekuatan Otot Tungkai Dengan Hasil Lay Up
Kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan gerak atau bentuk
suatu benda (Russel, Bounce, Robert, 1984 : 181). Cara otot berkontraksi untuk
menghasilkan kekuatan sangat dipengaruhi oleh kemampuan otot yang akan
menentukan macam gerakan dan gerakan yang dihasilkannya (Russel, dkk, 1984 :
150). Kekuatan otot adalah kekuatan maksimum yang digunakan dengan satu
kontraksi maksimal (Russel, dkk, 1984 : 150).
Dari keterangan diatas dapat diambil suatu pengertian bahwa kekuatan adalah
penyebab adanya gerakan ketrampilan. Dalam hal ini adalah kekuatan otot tungkai
terhadap hasil lay up dalam permainan bola basket adalah merupakan fungsi kekuatan
yang dimaksud.
Dalam gerakan lay up kekuatan otot tungkai merupakan komponen yang
dominan. Karena semakin besar kekuatan otot tungkai maka semakin besar pula
tolakan atau daya ledak kaki untuk melompat kearah ring basket.
Hubungan Antara Panjang tungkai Dengan Hasil Lay Up Shoot.
Telah dikemukan diatas, bahwa banyak faktor yang dapat memberikan pengaruh
untuk hasil lay up shoot dalam bola basket. Salah satu faktor tersebut adalah keadaan
anatomi tubuh atau komponen otot yang terlibat adalah tungkai.
Gerakan lay up merupakan kombinasi gerakan antara lompat – langkah – langkah,
dalam hal ini panjang tungkai sangat berpengaruh pada panjang langkah yang
dihasilkan untuk mendekatkan diri pada ring basket. Jadi makin panjang tuas tungkai
maka semakin panjang pula langkah untuk melakukan awalan tolakan
Hubungan Antara Kecepatan Dribel Berlari Dengan Hasil Lay Up
Shoot.
Dalam penelitian ini awalan melakukan lay up shoot yaitu dengan dribel berlari,
karena dalam permainan bola basket gerakannya dinamis sehingga banyak sekali
mendribel bola dengan berlari dan diakhiri dengan menembakkan bola kearah ring
basket baik menggunakan tembakan langsung kearah keranjang atau menggunakan
lay up shoot.
Semakin cepat seorang pemain mendribel bola berlari maka semakin sulit lawan
untuk merebut atau menghalangi seorang pemain basket untuk mendekatkan diri
kearah ring basket dan melakukan tembakan langsung atau lay up shoot ke keranjang.
Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi
Arikunto, 1998 : 62). Pendapat lain mengatakan bahwa hipotesis adalah asumsi atau
duagaan mengenai hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut
untuk melakukan pengecekkannya (Sudjana, 1975 : 219)
Menurut Sutrisno Hadi (1998 : 63) hipotesis adalah suatu dugaan yang mungkin
benar atau mungkin salah. Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu dan diterima
bila fakta-fakta membenarkan.
Berdasarkan pada permasalahan itu, maka tujuan penelitian kedepan, serta
landasan teori yang telah dijelaskan tersebut, maka dapat diajukan hipotesis sebagai
berikut :
1. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up
shoot.
2. Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan hasil lay up shoot.
3. Ada hubungan yang signifikan antara kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up
shoot.
4. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan
kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up shoot pada anggota UKM Bola
Basket UNNES Semarang Tahun Ajaran 2003 / 2004.
BAB III
METODE PENELITIAN
Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasarnya ada tiga hal pokok
yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, berencana dan
mengikuti konsep ilmiah (Suharsimi Arikunto, 1998 : 12).
Syarat mutlak dalam penelitian adalah metodologi penelitian, berbobot
tidaknya penelitian tergantung pada pertanggung jawaban metodologi penelitian
sebagaimana kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat dan
mengajukan syarat-syarat yang keras, maksudnya adalah untuk menjaga pengetahuan
yang dicapai dari suatu penulisan dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-
tingginya (Sutrino Hadi, 1998 : 4)
Dalam suatu penelitian penggunaan metodologi penelitian harus dapat
mengarah pada tujuan penelitian, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Dalam penelitian ini yang ingin diteliti adalah besar sumbangan
kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan kecepatan dribel berlari terhadap hasil lay
up shoot. Sehingga survey dengan teknik tes dan pengukuran dirasa sebagai cara yang
tepat untuk mendapatkan data dari sejumlah unit atau individu dalam penelitian.
Untuk memahami penelitian perlu ditempuh langkah-langkah yang sistematis dan
kerangka kerja yang logis, yaitu :
3.1. Subjek Penelitian.
Rancangan penelitian ini mencakup penetapan subjek penelitian, pemilihan
jenis penelitian dan penetapan pemakaian instrumen penelitian, yang masing-masing
disebut komponen rancangan penelitian. Penentuan masing-masing komponen
dilakukan bersamaan, sebab dan lainnya berkaitan erat.
Penentuan subjek penelitian mencakup tiga hal yaitu : penetapan populasi
penelitian, penetapan dan pemilihan sampel, serta penetapan besarnya sampel
(Mukayat, 1991 :39). Subjek penelitian perlu ditetapkan secara akurat, sebab dapat
atau tidaknya data yang terkumpul itu dianalisis dan kesimpulannya untuk menjawab
dan membuktikan kebenaran hipotesis itu tergantung seberapa jauh populasi-populasi
yang dipilih dan berapa tinggi relevansinya dengan permasalahan. Sampel harus
benar-benar menggambarkan populasi penelitian, sehingga data yang diperoleh dari
observasi (pengukuran) itu objektif dan dapat dipakai untuk mengambil generalisasi.
Agar sampel representatif maka harus memenuhi tiga syarat, yaitu : pertama, populasi
homogen artinya ciri (karakteristiknya) subjek penelitian cukup, kedua, sampel
memadai dan ketika teknik pemilihan sampel akurat dan benar (Mukayat, 1991 : 41).
3.1.1. Populasi.
Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 102) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1998 : 22) yang dimaksud populasi
adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki atau universum.
Pengertian tersebut mengadung maksud bahwa populasi adalah keseluruhan
individu yang akan dijadikan objek penelitian dan keseluruhan dari individu tersebut
paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama.
Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai objek penelitian adalah
keseluruhan anggota UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Bola Basket Universitas
Negeri Semarang yang berjumlah 35 oarang.
3.1.2. Sampel Dan Teknik Sampling.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto,
1998 : 117). Dalam penelitian ini karena merupakan penelitian survey, maka sampel
yang dipilih haruslah representatif dan sesuai dengan rancangan penelitian. Penentuan
jumlah sampel berdasarkan asumsi bahwa apabila subjek penelitian kurang dari
seratus orang, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi (Suharsimi Arikunto, 1998 : 107). Oleh karena itu jumlah
populasi yang ada 35 orang semua digunakan sebagai sampel dan teknik sampling
yang digunakan adalah total sampling.
3.1.3. Variabel Penelitian.
Istilah tidak pernah ketinggalan setiap penelitian. Sutrino Hadi (1998 : 159),
mengatakan bahwa variabel adalah sebagai gejala yang bervariasi. Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 91), variabel adalah objek penelitian atau apa
yang menjadi perhatian penelitian. Berdasarkan dua pengertian di atas diasumsikan
bahwa pendapat kedua ahli tersebut tidak berbeda yang pada intinya variabel atau
gejala adalah subjek penelitan dan variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas dan satu variabel terikat, dengan
penjelasan sebagai berikut :
1. Variabel bebas (Independent Variable)
Variabel bebas sering disebut variabel perlakuan, variabel penyebab, variabel
kausa atau variabel tak tergantung. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah :
a. Kekuatan otot tungkai (X1)
b. Panjang tungkai (X2)
c. Kecepatan dribel berlari (X3)
2. Variabel tergantung / terikat (Dependent Variable)
Variabel tergantung sering disebut juga variabel tak bebas, variabel
terpengaruh. Secara singkat variabel tergantung dapat disebut juga
variabel efek. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah hasil lay
up shoot (Y).
3.2. Instrumen Penelitian
Peranan instrumen dalam penelitian akan banyak menentukan kualitas dari
data yang diperoleh. Oleh karena itu penentuan instrumen penelitian hendaknya
disesuaikan dengan permasalahan, tujuan penelitian dan oleh karena itu instrumen itu
harus valid atau sudah diterakan.
Untuk dapat lebih jelasnya instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1
Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian
No Alat Ukur Yang diukur Keterangan
Dynamometer
ropometri
Watch
g Basket
uatan Otot Tungkai
ang tungkai
epatan dribel berlari
l lay up shoot
Telah diterakan
Telah diterakan
Telah diterakan
3.3. Pengumpulan Data.
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik pengukuran dan tes.
Penelitian survei mengkaji populasi (universal) yang besar maupun yang kecil untuk
menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu, untuk menemukan,
insidensi, distribusi dan interelasi dari variabel-variabel sosiologis, dan psikologis
(Nurhasan, 1986 : 16).
Teknik pengukuran dan tes adalah suatu proses untuk memperoleh data secara
obektif, kuantitatif dan hasilnya dapat diolah secara statistika (Nurhasan, 1986 : 12).
Dengan alat pengukuran dan tes akan diperoleh data yang merupakan hasil
pengukuran dan tes. Suatu ciri yang khas dari pengukuran dan tes meliputi hasil-hasil
atau bentuk angka atau skor dan hasilnya dapat diolah dengan statistik. Untuk
memperoleh atau yang akurat diperlukan alat ukur yang sahih dan terandalkan, dan
ditunjang oleh para pelaksana yang telah berpengalaman dan pengetahuan tes dan
pengukuran yang tak kalah pentingnya dalam melaksanakan tes dan pengukuran
adalah faktor ketelitian dan kecermatan (Nurhasan, 1986 : 13).
Survey merupakan suatu cara mengumpulkan individu untuk dianalisis. Data-
data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah :
a. Hasil tes kekuatan otot tungkai dalam satuan kilogram.
b. Hasil tes panjang tungkai dalam satuan centimeter.
c. Hasil tes kecepatan dribel berlari dalam satuan detik.
d. Hasil tes lay up dalam satuan point.
3.4. Analisis Data.
Analisis data atau pengolahan data merupakan suatu langkah penting dalam
suatu penelitian. Dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat menggunakan dua
jenis analisis, yaitu analisis statistik dan analisis non statistik.
Menurut Sutrino Hadi (1998 : 221) pada pokoknya statistik mempunyai dua
pengertian yang luas dan pengertian yang sempit. Dalam pengertian yang sempit
statistik digunakan untuk menunjukkan semua kenyataan yang berwujud angka-angka
sedangkan dalam pengertian luas yaitu pengertian teknik metodologi, statistik cara-
cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, mengajukan dan menganalisis
data yang berwujud angka.
Data yang dinilai adalah data variabel bebas, kekuatan otot tungkai (x1),
panjang tungkai (x2), kecepatan dribel berlari (x3) serta variabel terikat kemampuan
melakukan lay up shoot. Karena data-data penelitian ini berupa angka-angka (data
kualitatif), maka perlu diambil langkah-langkah dalam menganalisis data dalam
penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda dengan rumus . Adapun
langkah-langkah untuk mencari harga regresi adalah :
bXaY +=∧
3.4.1. Mencari persamaan garis regresi harga koefisien tiap prediktor.
Y = a1X1 + a2X2 + a3X3 + K
Keterangan :
Y : Kriterium
X : Prediktor
A : Bilangan koefisien prediktor
K : Bilangan koefisien
Dari persamaan tersebut diuraikan untuk mendapatkan harga koefisien dari
setiap prediktor yaitu a1, a2, a3, dari persamaan simultan sebagai berikut :
1). ∑∑∑∑ ++= 3132122
111 xxaxxaxayx
2). ∑∑∑∑ ++= 3232
222112 xxaxaxxayx
3). ∑∑∑∑ ++= 2333223113 xaxxaxxayx
3.4.2. Mencari koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor.
Koefisien korelasi antara kriterium Y (kemampuan Lay Up Shoot) dengan
predictor X1 (Kekuatan otot tungkai), X2 (Panjang tungkai), X3 (Kecepatan dribel
berlari), dihitung dengan rumus :
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧ ∑
−∑⎭⎬⎫
⎩⎨⎧ ∑
−∑
∑∑−
=∑
NYY
NXX
NYXXY
rxy2
22
2 )()(
)()(
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara Y dengan X1, X2, X3
YX∑ 1 = Jumlah produk antara X1 dengan Y
YX∑ 2 = Jumlah produk antara X2 dengan Y
YX∑ 3 = Jumlah produk antara X3 dengan Y
∑ 2Y = Jumlah kuadrat kriterium Y
3.4.3. Uji signifikansi
Analisis regresi sebenarnya adalah analisis varians terhadap garis regresi
dengan maksud untuk menguji signifikan garis yang bersangkutan. Dari analisis
regresi akan menghasilkan bilangan F sebagaimana halnya jika mengadakan analisis
varians. Untuk analisis regresi bilangan bilangan F diperoleh dari rumus sebagai
berikut :
)1()1(
2
2
RmmNRFreg −−−
=
Keterangan :
Freg = harga F garis regresi M = cacah prediktor
N = cacah khusus atau sampel
3.4.4. Mencari sumbangan relatif dan efektif
Apabila Freg telah diuji hasilnya signifikan, maka dianalisis dapat diteruskan
dengan menghitung besar sumbangan relatif dan besar sumbangan efektif dari
masing-masing prediktor terhadap kriterium dengan rumus :
JKreg = R2 (∑ 2Y )
%100% 111 X
JKyxaxSR
reg
∑=
%100% 222 X
JKyxaxSR
reg
∑=
%100% 333 X
JKyxa
xSRreg
∑=
SE % x1 = SR % x1 X R2
SE % x2 = SR % x2 X R2
SE % x3 = SR % x3 X R2
Keterangan :
JKreg = Jumlah kuadrat regresi
SR % = Sumbangan relatif dalam persen
SE % = Sumbangan efektif dalam persen
R2 = Efektivitas regresi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Setelah memperoleh data dari hasil tes dan pengukuran yang telah
dilaksanakan yaitu kekuatan otot tungkai, panjang tungkai, kecepatan dribel berlari
dan lay up shoot. Selanjutnya data tersebut diselesaikan statistik menggunakan
statistik analisis regresi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah :
4.1.1. Mencari Korelasi Antara Prediktor Dengan Kriterium
4.1.1.1. Korelasi Kekuatan Otot Tungkai Dengan Hasil Lay Up Shoot
Dari perhitungan hasil analisis data antara kekuatan otot tungkai dengan hasil
lay up shoot, diketahui rx1y = 0,558. Kemudian data tersebut diuji signifikansi korelasi
dengan dibandingkan rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan dk (35 – 2) = 33 adalah
0,334, yang berarti rx1y > rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan
positif dan signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up shoot dan
hipotesis kerja (ha) diterima.
4.1.1.2. Korelasi Panjang Tungkai Dengan Hasil Lay Up Shoot
Dari perhitungan hasil analisis data antara kekuatan otot tungkai dengan hasil
lay up shoot, diketahui rx2y = 0,460. Kemudian data tersebut diuji signifikansi korelasi
dengan dibandingkan r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan dk (35 – 2) = 33
adalah 0,334, yang berarti rx1y > rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan ada
hubungan positif dan signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up
shoot dan hipotesis kerja (ha) diterima.
4.1.1.3. Korelasi Kecepatan Dribel Berlari Dengan Hasil Lay Up Shoot
Dari perhitungan hasil analisis data antara kekuatan otot tungkai dengan hasil
lay up shoot, diketahui rx3y = 0,33. Kemudian data tersebut diuji signifikansi korelasi
dengan dibandingkan r tabel pada teraf signifikansi 5% dengan dk (35 – 2) = 33
adalah 0,334, yang berarti rx1y > rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan ada
hubungan positif dan signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up
shoot dan hipotesis kerja (ha) diterima.
4.1.2. Mencari Persamaan Garis Regresi Harga Koefisien Tiap Prediktor
Persamaan garis regresi untuk tiga prediktor adalah :
Y = a1X1 + a2X2 + a3X3 + K
Dalam skor deviasi persamaan itu dapat dituliskan menjadi :
y = a1x1 + a2x2 + a3x3
(Sutrisno Hadi, 2000 : 33)
Dari persamaan tersebut kemudian diuraikan untuk mendapatkan harga
koefisien masing-masing prediktor yaitu a1, a2, a3 dari persamaan simultan sebagai
berikut:
Σ x1y = a1Σx12 + a2Σx1x2 + a3Σx1x3
Σ x2y = a1Σx1x2 + a2Σx22 + a3Σx2x3
Σ x3y = a1Σx1x3 + a2Σx2x3 + a3Σx32
untuk mendapatkan harga a1, a2, a3 perhitungan lihat pada lampiran
Berdasarkan hasil perhitungan persamaan garis regresi tersebut diperoleh
persamaan garis regresi gandanya sebagai berikut :
Y = - 0,4082 X1 + (-0,2960) X2 + (-0,2183) X3 – 96,1221
Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa harga koefisien a3 lebih besar
dibandingkan harga koefisien prediktor lainnya.
4.1.3. Mencari Koefisien Korelasi Antara Kriterium Y dengan Prediktor X1, X2,
X3 dengan rumus :
6610.00000.34003524.1485)(Re
2)3,2,1( ==Σ
=y
gJKRy
Dari perhitungan diperoleh rhit = 0,6610 dan rtabel = 0.334 dengan taraf
signifikansi 5%. Sehingga rhit > rtabel, maka korelari antara X1, X2, X3 dengan Y
bermakna.
(Analisis lengkap pada lampiran)
4.1.4. Menghitung Prosentase Besarnya Sumbangan Masing-Masing Prediktor
Terhadap Sumbangan Relatif dan Efektif, dengan menggunakan rumus :
Sumbangan Relatif.
[ ][ ][ ]
3524.14857940.2473405.11352183.0
9105.4628288.15632960.0
6479.7748285.18974082.0
33
22
11
+=−−=Σ
=−−=Σ
=−−=Σ
yxa
yxa
yxa
16.683%100%x1485.3524247.7940SR%X
31.165%100%x1485.3524462.9105SR%X
52.152%100%x1485.3524774.6479SR%X
3
2
1
==
==
==
Sumbangan Efektif
( )
43.687%
100%x3400.00001485.3524
100%xΣy
RegJKregresigarissEfektivita 2
=
=
=
7.288%43.687%x1485.3524247.7940SE%X
13.615%43.687%x1485.3524462.9105SE%X
22.784%43.687%x1485.3524774.6479SE%X
3
2
1
==
==
==
Sehingga diperoleh sumbangan efektif dan relatif terbesar yaitu kekuatan otot
tungkai terhadap hasil lay up shoot, yang besarnya SR = 52,152% dan SE = 22,784%.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh adanya hubungan antara kekuatan
otot tungkai, panjang tungkai dan kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up shoot.
Hal ini dapat dilihat pada pembahasan dari hasil analisis korelasi dan regresi tiap
prediktor yaitu kekuatan otot tungkai (X1), panjang tungkai (X2) dan kecepatan
dribel berlari (X3) dengan kriterium yaitu hasil lay up shoot (Y) sebagai berikut :
1. Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dengan Hasil Lay Up Shoot.
Bedasarkan analisis diperoleh sumbangan relatif (SR) dari kekuatan otot
tungkai terhadap hasil lay up shoot sebesar 52,152% dan sumbangan efektif (SE)
sebesar 22,784%. Dengan demikian dapat dikatakan ada kontribusi yang berarti dari
kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up shoot. Jadi bila seseorang memiliki
kekuatan otot tungkai yang baik, maka makin baik pula hasil lay up shoot yang
dihasilkan.
Dari hasil perhitungan korelasi product moment, diperoleh koefisien korelasi
rx1y sebesar 0,558, dan dari hasil uji keberartian dengan menggunakan uji t diperoleh
thitung 3,865 sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5% didapat nilai sebesar 2,03.
Karena thitung ≥ ttabel, dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang berarti antara
kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up shoot.
Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut ternyata kekuatan otot tungkai
memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menyumbang keberhasilan dalam lay
up shoot. Kekuatan otot tungkai yang baik, secara teknis memberikan hasil pada
ketinggian lompatan, sebagai salah satu aspek penting dalam melakukan lay up shoot.
Berorientasi pada kenyataan tersebut terlihat bahwa kekuatan otot tungkai
sangat diperlukan bagi seorang pemain bola basket untuk memberi dukungan pada
saat melakukan tolakan kaki pada saat lompatan untuk melakukan lay up.
2. Hubungan Panjang Tungkai Dengan Hasil Lay Up Shoot.
Bedasarkan analisis diperoleh sumbangan relatif (SR) dari panjang tungkai
terhadap hasil lay up shoot sebesar 31,165% dan sumbangan efektif (SE) sebesar
13,615%. Dengan demikian dapat dikatakan ada kontribusi yang berarti dari panjang
tungkai dengan hasil lay up shoot. Jadi bila seseorang memiliki panjang tungkai yang
baik, maka makin baik pula hasil lay up shoot yang dihasilkan.
Dari hasil perhitungan korelasi product moment, diperoleh koefisien korelasi
rx1y sebesar 0,460 dan dari hasil uji keberartian dengan menggunakan uji t diperoleh
thitung 2,976 sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5% didapat nilai sebesar 2,03.
Karena thitung ≥ ttabel, dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang berarti antara panjang
tungkai dengan hasil lay up shoot.
Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut ternyata kekuatan otot tungkai
memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menyumbang keberhasilan dalam lay
up shoot. Panjang tungkai yang baik, secara teknis memberikan hasil pada panjang
langkah untuk mendukung dari awalan tolakan lompatan, sebagai salah satu aspek
penting dalam melakukan lay up shoot.
Berorientasi pada kenyataan tersebut terlihat bahwa panjang tungkai sangat
diperlukan bagi seorang pemain bola basket untuk memberi dukungan pada saat
melakukan awalan tolakan kaki pada saat lompatan untuk melakukan lay up.
3. Hubungan Kecepatan Dribel Berlari Dengan Hasil Lay Up Shoot.
Bedasarkan analisis diperoleh sumbangan relatif (SR) dari kecepatan drbel
berlari terhadap hasil lay up shoot sebesar 16,683% dan sumbangan efektif (SE)
sebesar 7,288%. Dengan demikian dapat dikatakan ada kontribusi yang berarti dari
kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up shoot. Jadi bila seseorang memiliki
kecepatan dribel berlari yang baik, maka makin akan baik pula hasil lay up shoot
yang dihasilkan.
Dari hasil perhitungan korelasi product moment, diperoleh koefisien korelasi
rx1y sebesar 0.33 dan dari hasil uji keberartian dengan menggunakan uji t diperoleh
thitung 2,035 sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5% didapat nilai sebesar 2,03.
Karena thitung ≥ ttabel, dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang berarti antara
kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up shoot.
Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut ternyata kecepatan dribel berlari
memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menyumbang keberhasilan dalam lay
up shoot. Kecepatan dribel berlari yang baik, secara teknis memberikan hasil pada
kestabilan pada saat langkah sebagai awalan tolakan pada saat lompatan, sebagai
salah satu aspek penting dalam melakukan lay up shoot.
Berorientasi pada kenyataan tersebut terlihat bahwa kecepatan dribel berlari
sangat diperlukan bagi seorang pemain bola basket untuk memberi dukungan pada
saat melakukan langkah pertama sebagai awalan tolakan kaki pada saat lompatan
untuk melakukan lay up.
4. Hubungan Kekuatan Otot Tungkai, Panjang Tungkai Dan Kecepatan Dribel
Berlari Dengan Hasil Lay Up Shoot.
Dengan demikian jelaslah bahwa kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan
kecepatan dribel berlari mempunyai pengaruh yang penting dalam melakukan
gerakan lay up shoot.
Adapun total sumbangan efektif yang diperoleh yaitu sebesar 43,687%, yang
dihasilkan dari kekuatan otot tungkai sebesar 22,784%, panjang tungkai sebesar
13,615% dan kecepatan dribel berlari sebesar 7,288%. Berdasarkan sumbangan
tersebut dari ke-3 prediktor hanya menyumbangkan 43,687% dari keseluruhan hasil
lay up shoot. Sedangkan sisanya 56,313% dipengaruhi oleh faktor yang lain,
diantaranya kekuatan otot perut, keseimbangan dan koordinasi dalam melakukan
gerakan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
5.1.1 . Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay
up shoot.
5.1.2. Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan hasil lay up
shoot.
5.1.3. Ada hubungan yang signifikan antara kecepatan dribel berlari dengan hasil lay
up shoot.
5.1.4. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai, panjang tungkai
dan kecepatan drible berlari dengan hasil lay up shoot.
5.2. Saran-saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan sebagai
berikut :
5.2.1. Dengan adanya hubungan antara kekuatan otot tungkai, panjang
tungkai dan kecepatan dribel berlari dengan hasil hasil lay up shoot,
maka pelatih dilingkungan FIK khususnya untuk UKM bola basket
diharapkan dapat memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil lay up shoot yaitu kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan
kecepatan dribel berlari, karena ketiga faktor ini ternyata memberikan
sumbangan yang berarti terhadap hasil lay up shoot.
5.2.2. Hendaknya perlu adanya penelitian lebih lanjut yang meneliti faktor-
faktor lainnya untuk mencari besarnya sumbangannya terhadap hasil lay
up shoot.
DAFTAR PUSTAKA
Ambler Vic, 1982. Petunjuk Untuk Pelatih Dan Pemain Bola Basket. Bandung : CV Pionir
Engkos Kosasih, 1993. Teknik Dan Program Latihan. Jakarta : Akademika Presindo Harsono, 1988. Ilmu Coaching. Jakarta : Depdikbud Imam Sodikun, 1992. Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta : PPLPTK Dirjen Dikti
Depdikbud Imam Soejeodi, 1979. Permainan Dan Metodik Jilid II. Jakarta : Dirjen Dikdasmen
Depdikbud James A. Balley, 1986. Atletik Untuk Coach, Atlet, Guru Olahraga Dan Umum.
Bandung : CV Pionir Jonath U. Et All, 1978. Lari Estafet, Loncat dan Latihan Teknik Taktik. Jakarta :
Passa Jaya Putra Offsed Keputusan Dekan FIK UNNES No. 59/FIK/2002. Pedoman Penyusunan Skripsi
Mahasiswa Program Strata 1 FIK UNNES. M. Sajoto, 1998. Peningkatan Dan Pembinaan Kakuatan Kodisi Fisik Dalam
Olahraga. Semarang : Dahara Prize. Mukayat, 1991. Pengatar Penelitian Ilmiah Dasar. Bandung : Tiga Serangkai
Nurhasan, 1986. Tes Dan Pengukuran. Jakarta : Universitas Indonesia.
Perbasi, 1998. Peraturan Permainan bola basket. Jakarta : PB. Perbasi.
Purwadharminta W.J.S, 1979. Kamus Dan Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Pearce Evelyn, 1986. Anatomi Dan Fisiologi Paramedis, Jakarta : PT Gramedia.
PASI, 1995. Pengenalan Kepada Teori Kepelatihan. Jakarta : PB. PASI.
Russel, Bounce, Robert. 1984. Dasar-dasar Kepelatihan (Terjemahan
Dwiyowinoto), Semarang : IKIP Press
Suharsimi Arikunto, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
PT Rineka Cipta. Sukintaka, 1982. Permainan Dan Metodik, Jakarta : Percetakan Negara RI.
Sutrisno hadi, 1998. Statistik. Yoyakarta : Andi Offset.
Sarumpaet, Zulfar Djazet, Parno dan Imam Sodikun, 1992. Permainan Besar. Jakarta : Depdikbud.
Suharno Hp, 1995. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta
Soekarman R, 1997. Dasar Olahraga. Jakarta : Inti Idayu Press
Lampiran 1
Data Hasil Tes Dan Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai,
Panjang Tungkai Dan Kecepatan Dribel Berlari
No Nama Anggota UKM Kekuatan Otot Tungkai
Panjang Tungkai
Kecepatan Dribel Berlari
1 Andi 127,5 101 18,12 2 Annas 265,5 107,5 15,82 3 Arief 136,5 104 16,06 4 Angga 66,5 96,5 15,72 5 Ades 226 103 15,09 6 Arief G 104,5 95 15,97 7 Andyan 169,5 109,5 15,09 8 Arief Siswanto 168 90 17,01 9 Ali Zabidi 153 96 18,10 10 Bangga 107 98,5 13,12 11 Dewa 101 96 14,24 12 Dika 83,5 92 15,72 13 Deni 163 98,5 14,94 14 Dwi Hartadi 133 104 16,60 15 Fakhrudin 105 102 18,01 16 Hermawan 224,5 97 15,19 17 Hasan 103,54 94 15,25 18 Heri 212 93 15,97 19 Ian 102 96 13,91 20 Imam Soleh 227,5 95 16,30 21 Jajang 213,5 100 15,25 22 Kiki 121 102 16,59 23 M. Yusuf 146 97 14,78
24 Puput 106,5 90 14,50 25 Rival 194 98 17,03 26 Radita 81,5 96 13,82 27 Resa 69 98 15,09 28 Rizal 185,5 105 16,50 29 Supriyadi 83,5 90 16,78 30 Subi 145 99,5 17,06 31 Suko 103,5 95 15,97 32 Willianto 167 99 17,85 33 Wahid 141,5 98,5 15,32 34 Wisnu 136,5 93,5 16,10 35 Yoyok 69,5 99 14,44
Lampiran 2
Data Hasil Lay Up Shoot
Hasil Lay Up No Nama Anggota
UKM 1 2 3 4 5 Jumlah
1 Andi 2 2 - 2 2 8 2 Annas 2 2 2 2 2 10 3 Arief 2 2 2 2 2 10 4 Angga 2 2 2 - 2 8 5 Ades 2 - 2 2 2 8 6 Arief G - - - - - 0 7 Andyan 2 2 2 2 2 10 8 Arief Siswanto - 2 2 2 2 8 9 Ali Zabidi 2 2 2 - 2 8 10 Bangga 2 - 2 - - 4 11 Dewa 2 2 2 2 8 12 Dika - - - 2 - 2 13 Deni 2 2 2 - 2 8 14 Dwi Hartadi 2 2 2 2 - 8 15 Fakhrudin 2 2 2 2 2 10 16 Hermawan 2 2 2 2 2 10 17 Hasan 2 2 - 2 - 6 18 Heri - - 2 2 2 6 19 Ian - 2 2 - 2 6 20 Imam Soleh 2 2 2 2 2 10
21 Jajang 2 2 2 2 2 10 22 Kiki - 2 - 2 - 4 23 M. Yusuf 2 - - 2 - 4 24 Puput 2 2 - - 2 6 25 Rival 2 2 2 2 - 8 26 Radita - 2 - 2 - 4 27 Resa 2 2 - - 2 6 28 Rizal - 2 2 2 2 8 29 Supriyadi 2 - - 2 2 6 30 Subi 2 2 2 2 2 10 31 Suko 2 2 2 - - 6 32 Willianto 2 2 - 2 2 8 33 Wahid - 2 - 2 2 6 34 Wisnu 2 2 - - - 4 35 Yoyok - 2 - 2 - 4