86854594 usulan program kreativitas mahasiswa

Upload: zainal

Post on 07-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

g

TRANSCRIPT

  • 1

    A. JUDUL

    Ekstraksi Pektin Dari Kulit Pisang Sebagai Ingredien Pembentuk Gel Pada

    Pembuatan Permen Jeli Jamur Tiram Putih.

    B. LATAR BELAKANG MASALAH

    Tanaman Pisang (Musaceaea sp) merupakan tanaman penghasil buah

    yang banyak terdapat di Indonesia. Buahnya banyak disukai untuk dikonsumsi

    secara langsung sebagai buah atau diolah menjadi produk konsumsi lain sepert

    sale pisang, kripik pisang, selai pisang, dan lain sebagainya. Namun hal ini tidak

    diimbangi dengan pengolahan limbah dari kulit pisang yang sangat banyak

    jumlahnya.

    Menurut hasil penelitian dari Balai Penelitian dan Pengembangan Industri,

    tanaman pisang mengandung berbagai macam senyawa seperti air, gula pereduksi,

    sukrosa, pati, protein kasar, pektin, protopektin, lemak kasar, serat kasar, dan abu.

    Sedangkan didalam kulit pisang terkandung senyawa pektin yang cukup besar.

    Pektin merupakan polimer dari asam D-galakturonat yang dihubungkan

    oleh ikatan 1-4 glikosidik. Pektin diperoleh dari dinding sel tumbuhan daratan.

    Wujud pektin yang diekstrak adalah bubuk putih hingga coklat terang. Sebagian

    gugus karboksil pada polimer pektin mengalami esterifikasi dengan metil

    (metilasi) menjadi gugus metoksil. Senyawa ini disebut sebagai asam pektinat

    atau pektin. Asam pektinat ini bersama gula dan asam pada suhu tinggi akan

    membentuk gel seperti yang terjadi pada pembuatan selai.

    Permen jeli merupakan permen yang dibuat dari air atau sari buah dan

    bahan pembentuk gel. Permen jeli berpenampilan jernih transparan serta

    mempunyai tekstur dengan kekenyalan tertentu. Bahan pembentuk gel yang biasa

    digunakan antara lain gelatin, keragenan, dan agar (Anonymousa, 2010).

    Pada penelitian ini kami memakai bahan baku jamur tiram putih sebagai

    bahan utama pengganti sari buah dan konstituen bahan pembentuk gel dengan

    pektin dari kulit pisang kapok. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

    Hasbullah pada tahun 2001, pektin kulit pisang dapat diekstrak dengan

    menggunakan pelarut HCl.

    Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura

    Departemen Pertanian. Protein rata-rata 3.5 4 % dari berat basah. Berarti dua

  • 2

    kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat

    kering kandungan proteinnya 10,5-30,4%. Jamur tiram juga mengandung 9

    macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin,

    isoleusin, histidin, dan fenilalanin. 72% lemak dalam jamur tiram adalah asam

    lemak tidak jenuh sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan

    kolesterol (hiperkolesterol) maupun gangguan metabolisme lipid lainnya. 28%

    asam lemak jenuh serta adanya semacam polisakarida kitin di dalam jamur tiram

    diduga menimbulkan rasa enak. Jamur tiram juga mengandung vitamin penting,

    terutama vitamin B, C dan D. vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), niasin

    dan provitamin D2 (ergosterol), dalam jamur tiram cukup tinggi. Mineral utama

    tertinggi adalah Kalium, Fosfor, Natrium, Kalsium, dan Magnesium. Mineral

    utama tertinggi adalah : Zn, Fe, Mn, Mo, Co, Pb.[10] Konsentrasi K, P, Na, Ca

    dan Me mencapai 56-70% dari total abu dengan kadar K mencapai 45%.[10]

    Mineral mikroelemen yang bersifat logam dalam jarum tiram kandungannya

    rendah, sehingga jamur ini aman dikonsumsi setiap hari.

    Pembuatan permen jeli dengan ekstraksi pektin dari kulit pisang

    diharapkan dapat mengurangi limbah kulit pisang serta mampu menghasilkan

    permen jeli yang dapat diterima oleh seluruh kalangan masyarakat.

    C. RUMUSAN MASALAH

    Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang harus dikaji yaitu menentukan

    besarnya konsentrasi pektin dari kulit pisang yang digunakan dalam pembuatan

    permen jeli jamur tiram serta menentukan formula bahan yang tepat dalam

    pembuatan permen jeli jamur tiram agar didapat permen jeli jamur tiram putih

    yang memiliki serat kasar yang tinggi, kadar protein tinggi, tingkat kekenyalan

    yang tinggi serta dapat diterima secara sensoris oleh panelis terlatih.

    D. TUJUAN

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan komposisi ingredient

    pembentuk gel, kadar gula, rasio antara jamur tiram putih dan air yang tepat untuk

    menghasilkan permen jeli jamur tiram putih yang dapat diterima secara sensori,

    memiliki tingkat kekenyalan yang tepat, serta kadar protein dan kadar serat

    pangan yang tinggi.

  • 3

    E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

    1. Produk permen jeli jamur tiram putih dengan kandungan fisiko kimia dan

    sifat organoleptik yang baik.

    2. Artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal nasional dan diseminarkan di

    tingkat nasional.

    F. KEGUNAAN

    Penelitian Ekstraksi Pektin Dari Kulit Pisang Sebagai Ingredien Pembentuk

    Gel Pada Pembuatan Permen Jeli Jamur Tiram Putih ini diharapkan dapat

    memberikan kontribusi bagi pengembangan dan diversifikasi produk olahan jamur

    tiram putih dan pemanfaatan limbah kulit pisang sehingga dapat meningkatkan

    nilai gizi dan nilai ekonominya. Produk yang dihasilkan dengan formula terbaik

    diharapkan dapat diterima oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif pangan

    fungsional.

    G. TINJAUAN PUSTAKA

    Pisang

    Pisang adalah buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari keluarga

    Musaceae ini hidup di daerah tropis dengan jenis yang berbeda-beda. Sebut saja

    pisang ambon, pisang sereh, pisang raja, pisang tanduk, dan pisang sunripe, dan

    pisang kepok.

    Bentuk buah pisang kepok agak gepeng dan bersegi. Karena bentuknya

    gepeng, ada yang menyebutnya pisang gepeng. Ukuran buahnya kecil, panjangnya

    10-12 cm dan beratnya 80-120 g. Kulit buahnya sangat tebal dengan warna

    kuning kehijauan dan kadang bernoda cokelat. Kulit pisang kepok memiliki

    kandungan pektin yang tinggi, karena pektin pada tanaman banyak terdapat pada

    lapisan kulit pada buah. Pektin dapat membentuk gel dengan bantuan adanya

    asam dan gula.

    Gel

    Gel merupakan suatu sistem koloid dimana cairan didispersikan dalam

    padatan. Gel mungkin mengandung 99,9% air tetapi mempunyai sifat yang lebih

    khas seperti padatan, khususnya sifat elastisitas dan kekakuan (Winarno 1992).

    Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membentuk gel pada produk pangan

  • 4

    banyak berasal dari kelompok hidrokoloid. Hidrokoloid adalah suatu polimer

    yang bersifat larut dalam air, mampu membentuk koloid, dan mampu

    mengentalkan larutan atau membentuk gel dari larutan tersebut (Fardiaz 1989).

    Pektin

    Pektin merupakan segolongan polimer heterosakarida yang diperoleh dari

    dinding sel tumbuhan darat. Wujud pektin yang diekstrak adalah bubuk putih

    hingga coklat terang. Pektin banyak dimanfaatkan pada industri pangan sebagai

    bahan perekat dan stabilizer (agar tidak terbentuk endapan).

    Ekstraksi pektin kulit pisang kepok pada penelitian ini mengacu pada

    penelitian Hasbullah (2001) yaitu dengan cara ekstraksi dengan menggunakan

    HCl 1 % hingga menghasilkan pH 1,5. Kemudian pengendapan pektin dilakukan

    dengan menggunakan etanol 96% yang diasamkan dengan 2 ml HCl pekat.

    Jamur Tiram Putih

    Jamur tiram termasuk tumbuhan hasil pertanian organik yang tidak

    mengandung kolesterol. Setiap 100 gram jamur tiram mengandung protein 19-

    35% dengan 9 macam asam amino; lemak 1,7 2,2% terdiri dari 72% asam lemak

    tak jenuh. Karbohidrat jamur Tiamin riboflavin dan niasin merupakan vitamin B

    utama dalam jamur tiram selain vitamin D dan C mineralnya terdiri dari K, P, Na,

    Ca, Mg, juga Zn, Fe, Mn, Co dan Pb. Mikroelemen yang bersifat logam sangat

    rendah sehingga aman dikonsumsi setiap hari (Botani dan Tinjauan Gizi Jamur

    Tiram Putih, Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 4, No. 2, 2006). Jamur tiram juga

    berperan sebagai antioksidan, antitumor dan menurunkan kolesterol .

    Permen Jeli

    Permen jeli merupakan suatu produk yang berbentuk padat yang

    teksturnya relatif lunak bila dikunyah, jernih dan elastis, terbuat dari gula,

    glukosa, gula jagung atau pemanis lain dengan cara mencampur sari buah dan

    bahan pembentuk gel yang diolah dengan teknik dan perlakukan tertentu. Permen

    jeli termasuk kembang gula lunak.

    Bahan yang digunakan dalam pembuatan permen jeli harus memenuhi

    syarat yaitu mengandung: pektin, gula, asam, pengenyal (Margono, 1997).

    Permen jeli memiliki rasa dan aroma yang khas kembang gula, biasanya

    dibuat dari sari buah, sukrosa, pektin, asam, zat pengental atau pengenyal, tepung

  • 5

    gula, dan air. Penambahan sukrosa dalam pembuatan produk makanan berfungsi

    untuk memberikan rasa manis, dan dapat pula sebagai pengawet yaitu dalam

    konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan cara

    menurunkan aktivitas air dari bahan.

    Asam sitrat berfungsi sebagai pemberi rasa asam dan mencegah

    kristalisasi gula. Selain itu asam sitrat juga berfungsi sebagai katalisator hidrolisa

    sukrosa ke bentuk gula invert selama penyimpanan serta penjernih gel yang

    dihasilkan. Keberhasilan pembuatan permen jeli tergantung dari derajat keasaman

    untuk mendapat pH yang diperlukan. Nilai pH dapat diturunkan dengan

    penambahan sejumlah kecil asam sitrat. Penambahan asam sitrat dalam permen

    jeli beragam tergantung dari bahan baku pembentuk gel yang digunakan.

    Banyaknya asam sitrat yang digunakan dalam permen jeli berkisar 0,2-0,3 %

    (Anonim, 2007).

    Pektin yang digunakan untuk pembuatan permen jeli antara 0,75%-1,5%.

    Kulit pisang memiliki kandungan pektin yang cukup besar sehingga memenuhi

    persyaratan minimal untuk dapat dibuat permen jeli. Proses pembuatan kembang

    gula jeli dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, tahap

    pengolahan dan tahap penyelesaian.

    H. METODE PELAKSANAAN

    Waktu dan Tempat Pelaksanaan

    Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian

    Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Waktu pelaksanaan penelitian ini

    dimulai pada bulan November 2011 hingga Maret 2012.

    Bahan dan Alat

    Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: kulit pisang kepok,

    jamur tiram putih, gula pasir, dan stroberi dari Kebondalem Purwokerto, bahan-

    bahan kimia PA (Pro Analysis Grade) merek E-merk/Sigmaitu yang digunakan

    untuk analisis yaitu HCl, etanol, aquades, asam sitrat, heksana, H2SO4, NaOH,

    selenium, CuSO4, 5H2O, Na2SO4. Alat yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah timbangan analitik, blender merk Phillips, penetrometer.

  • 6

    Kulit pisang kepok

    Analisis kadar air,

    rendemen dan kadar

    pektin

    Formulasi II

    Analisis proksimat

    Tahap 2

    Ekstrak

    Pektin

    Menetapkan rasio slurry

    jamur tiram putih : air ;

    kadar gula pasir ; kadar

    slurry stroberi ; asam

    sitrat, gelatin.

    Formulasi I

    Analisis sensoris

    ( kekenyalan, rasa,

    aroma, warna,

    mouthfeel, kesukaan)

    Menetapkan

    formulasi ingredien

    pembentuk gel.

    1.Pektin 100%

    2.Pektin 50% +

    karagenan 50 %

    3.gelatin 100%

    Produk terbaik

    Analisis sensoris

    ( kekenyalan, rasa,

    aroma, warna, kesukaan)

    dan fisiko kimia ( kadar

    air, kadar serat kasar,

    kadar protein, dan kadar

    vitamin C)

    Penelitian lanjutan

    Tahap 1

    Gambar 1. Tahapan penelitian dalam pembuatan peremen jeli jamur tiram

    putih

    Penelitian pendahuluan

    Tahap 1

    Tahapan Penelitian

    Ada 2 tahap penelitian yang akan dilakukan yaitu 1) penelitian pendahuluan

    yang terdiri atas 1 tahap dan 2) penelitian lanjutan yang terdiri atas 2 tahap.

    Rancangan Percobaan

  • 7

    Dalam penelitian ini dilakukan dua tahap penelitian, yaitu penelitian

    pendahuluan dan penelitian lanjutan. Penelitian pendahuluan yaitu ekstraksi

    pektin dari kulit pisang kepok mengacu pada penelitian Hasubllah (2001).

    Penelitian lanjutan tahap 1 dan tahap 2 menggunakan Rancangan Acak Kelompok

    (RAK). Faktor yang akan dicoba dalam penelitian lanjutan tahap 1 yaitu rasio

    antara air : jamur tiram putih dan kadar gula.Masing-masing faktor terdiri dari tiga

    taraf dan dilakukan ulangan sebanyak dua kali. Selanjutnya penelitian lanjutan

    tahap 2 menggunakan faktor ingredien pembentuk gel pektin 100%, pektin 50% +

    karagenan 50%, dan gelatin 100 %.

    Tabel 1. Perlakuan pada penelitian lanjutan tahap 1

    Rasio air :

    jamur

    Gula (.....% dari jamur)

    100% 150% 200%

    1:1 S1 S2 S3

    1:2 S4 S5 S6

    2:1 S7 S8 S9

    Tabel 2. Perlakuan pada penelitian lanjutan tahap 2

    Gel Sampel

    S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9

    P1 P1S1 P1S2 P1S3 P1S4 P1S5 P1S6 P1S7 P1S8 P1S9

    P2 P2S1 P2S2 P2S3 P2S4 P2S5 P2S6 P2S7 P2S8 P2S9

    P3 P3S1 P3S2 P3S3 P3S4 P3S5 P3S6 P3S7 P3S8 P3S9

    Keterangan : P1 = pektin 100%

    P2 = pektin 50% + karagenan 50%

    P3 = gelatin 100%

    Teknik Analisis Data

    Analisis terhadap bahan baku dan produk yang dihasilkan meliputi analisis

    fisikokimia dan sensoris. Analisis fisikokimia meliputi: 1) Rendemen (Muchtadi,

    1992); 2) Kadar Air (AOAC, 1998); 3) Kadar Abu (AOAC, 1998); 4) Kadar

    Protein Metode Mikro-Kjeldahl (AOAC, 1998); 5) Kadar Lemak (AOAC, 1998);

    7) Kadar Karbohidrat (by difference); 8) Kadar Serat Pangan Metode SNI 01-

    2891-1992 dan 9) Penetapan Vitamin C Metode Titrasi Iodium (Jacobs)

    (Sudarmadji et al. 1984). Analisis sensoris menggunakan Metode Skoring dengan

    atribut mutu tertentu. Atribut mutu sensoris dapat dilihat pada Tabel 3.

    Tabel 3 Uji Sensori : Metode Skoring

  • 8

    Skala

    Numerik

    Skala Verbal

    Kekenyalan Rasa Aroma

    1 Tidak kenyal Tidak manis Sangat langu

    2 Agak kenyal Agak manis Agak Langu

    3 kenyal Manis Langu

    4 Sangat kenyal Sangat manis Tidak langu

    Skala

    Numerik

    Skala Verbal

    Warna Mouthfeel Kesukaan

    1 Tidak menarik Sangat lengket Tidak suka

    2 Agak menarik Lengket Agak suka

    3 Menarik Agak lengket Suka

    4 Sangat menarik Tidak lengket Sangat suka

    I. JADWAL KEGIATAN

    Kegiatan

    Waktu pelaksanaan

    (bulan ke -)

    1 2 3 4 5

    Penyiapan sampel, bahan, alat, dan

    instrumen

    Penelitian pendahuluan (ekstraksi)

    Penelitian lanjutan tahap 1

    Penelitian lanjutan tahap 2

    Pembuatan laporan J. RANCANGAN BIAYA

    1.Bahan habis pakai

    No Nama bahan Volume Harga per satuan Total harga

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    Kulit pisang

    HCL

    Etanol

    NaOH

    H2SO4

    Heksana

    CuSO4

    Na2SO4

    Selenium

    Amilum

    Iodium

    Gula pasir

    Asam sitrat

    Karagenan

    Jamur tiram

    5 kg

    2 L

    1 L

    1 kg

    3 L

    1 L

    1L

    200 g

    500 ml

    100 ml

    100 ml

    10 kg

    500 g

    1 kg

    3 kg

    1000

    175000

    175000

    800000/kg

    175000/L

    400000/L

    175000/L

    600000/kg

    250000/L

    200000/L

    250000/L

    9000/kg

    150000/kg

    250000/kg

    10000/kg

    5000

    350000

    175000

    800000

    525000

    400000

    175000

    120000

    125000

    20000

    25000

    90000

    75000

    250000

    30000

    Total 3.165.000

    2.Biaya instrument analisis

    No Nama instrumen Jumlah Sampel Biaya per

    sampel

    Total biaya

    1

    2

    Penetrometer

    Cabinet dryer

    9 sampel

    10 sampel

    1000

    5000

    9000

    50000

  • 9

    3 Timbangan analitik 27 sampel 1000 27000

    Total 86.000

    3.Perlengkapan lain

    No Nama perlengkapan Jumlah Harga per satuan Total harga

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    Blender merk Phillips

    Tissue

    Kertas saring

    Cetakan

    Kapas bebas lemak

    Kemasan

    pH meter

    kertas label

    1

    5 pak

    1 pak

    10 set

    5 pak

    60 bungkus

    1

    1 bungkus

    550.000

    10000

    200000

    8000

    10000

    200

    325000

    5000

    550000

    50000

    200000

    80000

    50000

    12000

    325000

    5000

    Total 1.272.000

    4. Biaya Seleksi dan Training Panelis Terlatih dan Uji Sensori

    No Jenis pengujian Jumlah panelis Biaya per orang Total

    biaya

    1

    2

    3

    Seleksi panelis

    Traniing panelis

    Uji sensori produk

    20 orang

    15 orang

    15 orang, 15 kali uji

    20000

    30000

    5000

    400000

    450000

    1125000

    Total 1.975.000

    5.Lain-lain

    No. Peneliti/teknisi Total biaya (Rp)

    1 Dokumentasi 200000

    2 Seminar 200000

    3 Laporan 500000

    4 Publikasi 300000

    Total 1.200.000

    Total anggaran

    Jenis Anggaran Total Anggaran

    (Rp)

    Bahan habis pakai 3.165.000

    Biaya instrumen analisis 86.000

    Perlengkapan lain 1.272.000

    Biaya seleksi panelis terlatih dan uji sensori 1.975.000

    Lain-lain 1.200.000

    T o t a l 7.701.000

  • 10

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2009a. Jamur Tiram. http://wikipedia.org/wiki/jamur tiram. (1 oktober

    2011)

    Fardiaz D. 1989. Hidrokoloid. Bogor : PAU Pangan dan Gizi, IPB

    Fitriani, Meilin. 2008. Korelasi Barat Badan dengan Kadar Kolesterol Darah Pada

    Mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster Setelah Pemberian Pektin Kulit

    Pisang (Musa paradisiaca). Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi.

    Hasbullah. 2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT Grafindo Persada.

    Imeson AP. 2000. Carrageenan. Di dalam GO Phillips dan PA Williams (editor).

    Handbook of Hydrrocolloids. New York : CRC Press.

    Jacobs, Morris B. 1962. The Chemical Analysis of Foods and Food Products, 3rd

    ed. Columbia University, New York.

    Nugroho, A Danni. 2002. Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Menjadi Pektin,

    Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.

    Satria, Berry.2009. Pengolahan Limbah Kulit Pisang Menjadi Pektin Dengan

    Metode Ekstraksi. Jurusan Teknik Kimia, Fak. Teknik, Universitas Diponegoro

    Winarno FG. 1991. Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta : PT Gramedia.

  • 11