81649107 makalah-terminal-06172070
TRANSCRIPT
![Page 1: 81649107 makalah-terminal-06172070](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081603/557c99add8b42a775b8b4d14/html5/thumbnails/1.jpg)
TUGAS TERMINAL
APLIKASI ANTRIAN TERMINAL
OLEH:
LUCKY AGUNG PRATAMA
06172070
DOSEN :
YOSSYAFRA, ST, M.EngSc, PhD
JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011
![Page 2: 81649107 makalah-terminal-06172070](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081603/557c99add8b42a775b8b4d14/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Terminal pentimpang hampir sama seperti terminal barang. Akan tetapi, bila pada terminal
barang terdapat gudang-gudang maka pada terminal penumpang terdapat ruang tunggu dan
ruang penerima dan fasilitas lainnya. Tujuannya untuk mewadahi dan melayani kegiatan
penumpang yang akan bepergian. Barang-barang yang dibawa juga tidak sebesar terminal
kargo sehingga tidak ada gudang barang yang besar.
Seiring dengan pertumbuhan suatu daerah, maka kebutuhan penduduk yang membutuhkan
saran transportasi ikut bertambah, ini menyebabkan kemampuan terminal dalam melayani penumpang
menjadi terbatas. Untuk mengatasi hal itu, diterapkanlah sistem antrian pada terminal.
1.2. BATASAN MASALAH
Masalah yang dibahas pada makalah ini adalah:
1. Analisa tingkat pelayanan pada salah satu terminal Tipe B di Indonesia2. Analisa kapasitas terminal3. Analisa antrian pada terminal
1.3. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah menganalisa penerapan teori antrian pada suatu terminal
dan menilai apakah pengaplikasiannya masih layak digunakan dengan kondisi yang ada pada
lapangan.
1.4. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Gambaran penyajian isi makalah ini adalah sebagai berikut
I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
![Page 3: 81649107 makalah-terminal-06172070](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081603/557c99add8b42a775b8b4d14/html5/thumbnails/3.jpg)
II. KONSEP TERMINAL DAN ANTRIAN
2.1. UMUM
2.1.1. Eksisting Terminal Ledeng
2.2. KAJIAN PUSTAKA
2.2.1. Klasifikasi dan fungsi Terminal.
2.2.2. Teori Antrian
2.2.3 Kapasitas Terminal
III. KONSEP TERMINAL DAN ANTRIAN
3.1 KARAKTERISTIK KINERJA PELAYANAN TERMINAL LEDENG
3.2 KINERJA PELAYANAN TERMINAL LEDENG
3.3 ANALISIS KAPASITAS TERMINAL
![Page 4: 81649107 makalah-terminal-06172070](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081603/557c99add8b42a775b8b4d14/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB II
KONSEP TERMINAL DAN ANTRIAN
2.1. UMUM
Terminal Ledeng memiliki klasifikasi sebagai terminal type B terletak di tepi jalan
Setiabudi Bandung, tanpa memiliki jalan akses keluar-masuk kendaraan. Terminal ini merupakan
salah satu komponen dalam sistem pelayanan transportasi perkotaan, yaitu berfungsi sebagai titik
simpul pergantian moda transportasi bagi mobilitas masyarakat di kawasan Bandung utara untuk
melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Mobilitas masyarakat tersebut antara lain untuk bepergian
ke tempat bekerja, ke sekolah/kampus, ke kawasan sentra industri pertanian, perkebunan dan
peternakan, ke kawasan pariwisata, maupun ke pusat perdagangan dan kawasan berbelanja di
kota Bandung.
Dengan luas area 2300 m2 terminal Ledeng melayani 917 unit mobil penumpang umum
(MPU) dari 6 trayek yang ditetapkan wajib keluar-masuk terminal. Dengan jumlah armada
kendaraan angkutan kota (angkot) yang harus dilayani tersebut, maka permasalahan kepadatan
dan lama waktu tunggu kendaraan di dalam terminal, panjang antrian kendaraan dalam sistem
pelayanan terminal, masalah jumlah penumpang dan pergantian antar moda, kelengkapan sarana
dan fasilitas pelayanan penumpang, serta konflik lalu lintas yang terjadi pada ruas jalan Dr.
Setiabudi di depan Terminal adalah merupakan fenomena permasalahan yang ditemui di kawasan
ini.
Oleh sebab itu studi ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi serta mengukur kinerja
pelayanan terminal Ledeng, antara lain: 1).Volume kedatangan/keberangkatan
kendaraan umum tiap trayek. 2) Tingkat pelayanan tiap lajur di dalam terminal. 3) Waktu
tunggu kendaraan. 4) Kapasitas dan tingkat pelayanan terminal, serta 5) Panjang antrian dan
waktu tunda kendaraan menerus pada ruas jalan Dr. Setiabudi di depan terminal. Dengan
diperolehnya data faktual tersebut dapat digunakan untuk upaya pengembangan dan peningkatan
kualitas pelayanan terminal Ledeng jangka pendek, menengah maupun untuk program jangka
panjang
2.1.1 Existing Terminal Ledeng
Secara geografis terminal Ledeng berada pada lokasi strategis pada jaringan jalan kolektor
primer ± 8 kilometer dari pusat kota di kawasan utara kota Bandung, yang memiliki jalan akses
langsung ke kawasan Kabupaten Subang, kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung bagian barat
![Page 5: 81649107 makalah-terminal-06172070](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081603/557c99add8b42a775b8b4d14/html5/thumbnails/5.jpg)
seperti kota Lembang dan Cisarua sebagai kawasan wilayah pertanian dan peternakan. Terminal
Ledeng selain berfungsi sebagai tempat transit bagi beberapa trayek angkutan umum di kota
Bandung, juga sebagai titik simpul dan tempat transit bagi sejumlah kendaraan angkutan umum
antar-wilayah dari dan ke Kabupaten Subang, ke Kota Cimahi, dan ke wilayah Kabupaten
Bandung. Pada saat ini ada 917 unit kendaraan penumpang yang wajib masuk terminal dan 350
unit kendaraan lainnya masih ditampung di luar terminal karena keterbatasan daya tampung
terminal yang belum memadai. Jumlah armada angkutan wajib masuk terminal sebagai berikut
Tabel I
Trayek Angkutan Umum yang Beroperasi di Daerah Ledeng
Sumber : SK Walikota Bandung No. 551.2/kep.157-HUM/2002 +) Hanya melintas di depan terminal -) Hanya sampai di ujung jalan Sersan Bajuri *) Hanya sampai di ujung jalan Gegerkalong Hilir
Gambar di bawah ini menunjukkan situasi terminal Ledeng yang terdiri dari jalur lintasan dan jalur antrian kendaraan umum, serta kelengkapan sarana/prasarana penunjang terminal.
![Page 6: 81649107 makalah-terminal-06172070](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081603/557c99add8b42a775b8b4d14/html5/thumbnails/6.jpg)
Gambar situasi terminal
2.2 KAJIAN PUSTAKA
Parameter kinerja suatu terminal dapat dianalisis menurut klasifikasi dan fungsi, fluktuasi
dan akumulasi kedatangan/keberangkatan kendaraan, serta paramater antrian meliputi waktu
pelayanan, jumlah dan lama waktu kendaraan dalam sistem pelayanan, panjang antrian, serta
kapasitas pelayanan terminal.Terdapat tiga unsur yang saling berkaitan dalam parameter tersebut,
yaitu penumpang, kendaraan, dan pengelola terminal. Dari unsur penumpang,terminal
diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik dengan tersedianya sarana/fasilitas yang
diperlukan, antara lain kenyamanan dan waktu menunggu yang tidak lama, tersedianya ruang
tunggu, papan informasi, toilet, toko/kios serta kemudahan membelian tiket. Bagi kendaraan,
terminal harus dapat menjamin kelancaran kedatangan/keberangkatan kendaraan yang teratur,
![Page 7: 81649107 makalah-terminal-06172070](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081603/557c99add8b42a775b8b4d14/html5/thumbnails/7.jpg)
tersedianya penumpang yang relatif banyak setiap waktu keberangkatan; Dan bagi pengelola
terminal merupakan sumber pendapatan daerah melalui pemungutan restribusi dan sebagai
pengendali arus kendaraan umum
2.2.1. Klasifikasi dan fungsi Terminal.
Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jo PP 43 tahun 1993, terminal angkutan
jalan didefinisikan sebagai titik simpul terjadinya putus arus kendaraan umum menaikkan dan
menurunkan penumpang/barang, tempat pengendalian dan pengoperasian sistem arus angkutan
penumpang. Terminal berfungsi sebagai Traffik concentration, Processin, Clasification and
sorting, Loading and unloading, Storage, Traffic interchange dan Sevice availabilit,
Maintenance, sevicing, and emergency. Menurut Iskandar Abubakar (1995 : 75) terminal di
klasifikasikan menjadi terminal Barang dan terminal penumpang. Pada terminal penumpang,
perlu diperhatikan faktor jumlah kedatangan kendaraan per-satuan waktu, lama tiap kendaraan
berada di terminal dan ditersedianya fasilitas pelayanan yang memadai. Selanjutnya Iskandar
Abubakar (1995 : 75) membedakan terminal menjadi tiga type, yaitu terminal type A, type B dan
terminal type C; masing-masing dengan fungsi, kreteria dan spesifikasi terminal yang telah
ditetapkan
2.2.2. Teori Antrian
Antrian kendaraan penumpang di dalam terminal akan berdampak pada kualitas pelayanan
suatu terminal. Oleh sebab itu teori antrian merupakan metoda untuk membuat model arus lalu
lintas stokastik transportasi, yaitu memberikan informasi bagi perencanaan dan analisis tempat
menunggu. Terdapat 4 (empat) karakteristik antrian yang perlu diperhatikan, yaitu distribusi
kedatangan (headway), distribusi keberangkatan, jumlah saluran pelayanan, serta disiplin antrian.
Menurut Wohl (1967) ada dua sistim antrian yaitu disiplin antrian tunggal (single station) dan
disiplin antrian berganda (multiple station). Untuk antrian tunggal distribusi kedatangan dan
keberangkatan kendaraan didasarkan pada prinsip antrian FIFO (first in first out), sedangkan
stasiun ganda didasarkan pada disiplin antrian FVFS (first vacant first served). Unsur antrian
kendaraan di dalam terminal yang perlu dihitung
![Page 8: 81649107 makalah-terminal-06172070](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081603/557c99add8b42a775b8b4d14/html5/thumbnails/8.jpg)
Tabel II
Unsur Antrian Kendaraan yang Dihitung
2.2.3 Kapasitas Terminal
Pada dasarnya terdapat dua konsep kapasitas terminal, dimana kapasitas ialah suatu ukuran
dari volume yang melalui terminal atau sebagian dari terminal (Morlok:1985). Konsep pertama,
kemungkinan arus lalu lintas maksimum yang melalui terminal akan terjadi apabila terdapat suatu
satuan lalu lintas yang menunggu memasuki tempat pelayanan segera setelah tempat tersebut
tersedia. Konsep kedua, kapasitas terminal merupakan volume maksimum yang masih dapat
ditampung
dengan waktu menunggu atau kelambatan yang masih dapat ditolerir. Dengan menentukan
waktu menunggu rata-rata maksimum yang dapat ditolerir, maka kurva waktu vs volume dengan
waktu pelayanan konstan dan pola kedatangan untuk headway waktu yang berbeda dapat
digunakan ( K Morlok, 1988:286).
![Page 9: 81649107 makalah-terminal-06172070](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081603/557c99add8b42a775b8b4d14/html5/thumbnails/9.jpg)
BAB III
APLIKASI ANTRIAN DI TERMINAL
3.1 KARAKTERISTIK KINERJA PELAYANAN TERMINAL LEDENG
1). Pola kedatangan/keberangkatan kendaraan penumpang
Tidak ada kepastian jadual kedatangan dan keberangkatan kendaraan penumpang di
terminal Ledeng, baik pada trayek angkutan kota ( angkot) maupun pada angkutan penumpang
antar wilayah di kawasan Bandung utara. Kedatangan /keberangkatan tersebut sangat bervariasi
dan fluktuatif. Kondisi ini ditunjukkan oleh grafik fluktuasi jumlah dan waktu kedatangan angkot
tiap lajur pada hari kerja dan hari libur (Rabu dan Minggu) yang cukup signifikan, terutama
trayek angkutan jarak jauh antar kawasan pada hari libur, seperti trayek Bandung – Subang –
Pamanukan dengan peningkatan jumlah kedatangan/ keberangkatan sebesar 590,47 % dan 451,85
%, pada trayek Ledeng –Cihaheum 24,3 % dan 24,1 %., serta trayek Ledeng – Margahayu Raya
sebesar 11,7 dan 16%.
Tabel 3
Fluktuasi kedatangan dan keberangkatan kendaraan penumpang
Di terminal Ledeng
Fenomena peningkatan fluktuasi jumlah kedatangan/keberangkatan rata-rata 25,48% pada
hari libur, antara lain ditafsirkan dipengaruhi oleh pola aktivitas dan mobilitas masyarakat pada
kawasan Bandung utara. Sebaliknya terjadinya penurunan jumlah kedatangan/keberangkatan
pada trayek Bus kota sebesar 25 dan 45%, dan kedatangan/keberangkatan yang stabil pada trayek
![Page 10: 81649107 makalah-terminal-06172070](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081603/557c99add8b42a775b8b4d14/html5/thumbnails/10.jpg)
angkutan dalam kota lainya ditafsirkan dipengaruhi oleh tidak beraktivitasnya para pegawai
pemerintah/swasta ke tempat tugas, dan para pelajar/mahasiswa ke kampus.
2). Pelayanan di dalam terminal
Pelayanan di dalam terminal dapat diidentifikasi pada tiga parameter, yaitu panjang antrian,
jumlah kendaraan dan waktu tunggu kendaraan penumpang pada masing-masing lajur lintasan
dan antrian.
Tabel 4Kondisi Pelayanan di dalam Terminal Ledeng per-15 menit
Keterangan: **) Rerata Panjang antrian kendaraan pada lajur lintasan/antrian di dalam terminal *) Rerata Jumlah kendaraan yang ada pada tiap lajur lintasan/antrian di dalam terminal +) Rerata lama waktu tunggu kendaraan penumpang di dalam terminal
Fenomena pertama, pada hari kerja ( Rabu) pada trayek jarak jauh antar kawasan , panjang
antrian bertambah dari rerata 11,3 -14,5 meter menjadi 11,6 - 15,6 meter (meningkat 2,6 - 9,8
%.); rerata waktu tunggu kendaraan di dalam terminal bertambah menjadi 10 menit 18 detik
sampai 38 menit 56 detik, dan meningkatnya rerata jumlah kendaraan sebanyak 2,2 - 7,6 unit
pada tiap lajur. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh tingginya volume kedatangan
kendaraan dibandingkan volume keberangkatan yang diperoleh dari grafik akumulasi
kedatangan/ keberangkatan kendaraan penumpang di terminal Ledeng, dan oleh rendahnya
jumlah calon penumpang yang memilih berangkat langsung dari terminal, dan pada perkiraan
pengemudi sedikitnya permintaan calon penumpang disepanjang rute perjalanan trayek.
Fenomena kedua, pada hari libur (Minggu) terjadi penurunan jumlah kendaraan di dalam
terminal pada trayek antar kawasan, yaitu berkurangnya panjang antrian dengan waktu tunggu
didalam sistem antrian tetap tinggi khususnya pada lajur antrian 7 dari rerata 4,5 menjadi
3,73% (berkurang 17,11 %), penurunan panjang antrian 22,63 %, akan tetapi waktu menunggu
![Page 11: 81649107 makalah-terminal-06172070](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081603/557c99add8b42a775b8b4d14/html5/thumbnails/11.jpg)
meningkat lebih lama 5 menit 49 detik. Demikian pula pada lajur 8 trayek Bandung-Subang-
Pamanukan jumlah dan panjang antrian masing-masing berkurang menjadi rerata 20,5
kendaraan.dan 23,92 % dengan waktu tunggu pada sisten antrian bertambah lebih lama
menjadi 2 menit 11 detik. Kondisi ini meng-indikasikan, bahwa volume keberangkatan lebih
tinggi dari volume kedatangan (grafik fluktuasi) , dan pada waktu yang bersaman terjadi jam
puncak kepadatan dan antrian arus lalu lintas di ruas jalan Setiabudi (peak hour), sehingga
kelancaran arus kendaraan penumpang untuk keluar-masuk terminal menjadi terhambat.
Pengaruh lain karena adanya peningkatan jumlah calon penumpang langsung dari terminal dan
meningkatnya jumlah calon penumpang menunggu di luar terminal, sehingga operator
kendaraan untuk mempercepat waktu pemberangkatan
3). Analisis Kendaraan di dalam terminal
Dari data kedatangan jumlah kendaraan penunpang tiap lajur di terminal di dapat
diidentifikasi, bahwa pada hari libur jumlah kendaraan di jalur antrian adalah 57,7%. Dan 51,65%
diantaranya ada di pelataran parkir (rest parking area). Sedangkan, pada hari kerja (Rabu) jumlah
kedatangan meningkat menjadi 60,82%, dan jumlah kendaraan yang beroperasi berkurang
menjadi 39,18%. Kondisi ini menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah kendaraan yang
menunggu/isitirahat di dalam terminal disebabkan oleh berkurangnya kebutuhan calon
penumpang dan berkurangnya mobilitas masyarakat ke kawasan Bandung utara.
3.2 KINERJA PELAYANAN TERMINAL LEDENG
Paramater kinerja yang ditinjau adalah fungsi dan klasifikasi terminal, kinerja pelayanan
tiap lajur antrian, kapasitas pelayanan sarana dan fasilitas pelayanan kendaraan dan penumpang,
serta jalan akses kendaraan keluar-masuk terminal sebagai sarana pendukung. Analisis parameter
kinerja tersebut sebagai berikut :
1) Analisis Fungsi dan pelayanan terminal Ledeng
Dari tabel di bawah ini diketahui, bahwa jumlah kendaraan penumpang umum (angkot)
yang beroperasi di Teminal Ledeng hanya sebanyak 624 unit (68,05 %) dari total jumlah
kendaraan yang memperoleh ijin operasi dan wajib masuk terminal (917 unit). Dari jumlah
kendaraan yang beroperasi tersebut hanya 504 kendaraan yang masuk terminal (80,76 %),
sedangkan 120 kendaraan (19,24%) memutar arah kembali ke terminal asal dalam keadaan
kosong tanpa penumpang
![Page 12: 81649107 makalah-terminal-06172070](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081603/557c99add8b42a775b8b4d14/html5/thumbnails/12.jpg)
Tabel 5Jumlah armada Angkot yang beroperasi di terminal Ledeng
*) Prosentase terhadap jumlah armada angkutan tiap trayek
Fenomena banyaknya kendaraan angkutan penumpang trayek 04, trayek 06, dan trayek 17
yang tidak sampai ke terminal tujuan (terminal Ledeng) pada jam puncak (peak hour)
disebabkan oleh tiga faktor yaitu:
Faktor pola aktivitas masyarakat sehari-hari di kawasan Bandung utara yang sebagian
memiliki profesi tugas sebagai mahasiswa, pelajar, dan pekerja, serta oleh tingginya mobilitas
masyarakat pada hari libur yang bepergian dari dan ke lokasi pariwisata di kawasan Bandung
utara seperti Lembang dan Kabupaten
Subang, dan mobilitas masyarakat ke kota Bandung yang menjadi pusat wisata
belanja
Karena faktor menurunnya tingkat pelayanan ruas Jalan Setiabudi akibat terjadinya
kepadatan arus lalu lintas pada jam puncak (peak hour)
Faktor kedisplinan para operator kendaraan yang tidak mejalani rute trayeknya secara
penuh
Selanjutnya dari data survey menunjukkan bahwa rerata jumlah penumpang yang
datang/berangkat di terminal Ledeng di dalam kendaran hanya 1-2 orang, atau 13% dari
kapasitas daya angkut penumpang ril di lapangan.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditafsirkan bahwa terminal Ledeng baru melayani
68,05% dari keseluruhan armada angkot yang wajib masuk terminal, atau 80,76% dari
keseluruhan angkot yang beroperasi pengangkut penumpang, dan 19,24 % diantaranya
memilih tidak masuk terminal. Oleh sebab itu, terminal Ledeng lebih berfungsi sebagai lajur
lintasan angkutan kendaraan penumpang, dan tidak berfungsi sebagai titik simpul
![Page 13: 81649107 makalah-terminal-06172070](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081603/557c99add8b42a775b8b4d14/html5/thumbnails/13.jpg)
menurunkan dan menaikkan penumpang untuk pergantian moda transportasi sebagai terminal
type B.
2) Analisis hasil perhitungan parameter antrian
Dari hasil perhitungan dengan teori anrian metode FIFO (First in first out) stasiun
tunggal (single station), maka diperoleh kecukupan tempat dan waktu menunggu rata-rata
dalam keseluruhan sistem pelayanan yaitu:
a) Bahwa pada lajur lintasan 1-2 trayek 04 =59 kendaraan/ jam, maka masingmasing
kendaraan akan mengalami waktu menunggu rata-rata selama 24,03 menit dan antrian
sepanjang 23,62 meter
b) Bahwa lajur 3 trayek 06 =54,00 kendaraan/jam, maka masing-masing kendaraan akan
mengalami waktu menunggu rata-rata selama 25,28-42,89 menit dan antrian sepanjang 23,62
meter.
c) Bahwa lajur 4 trayek 03 =5,40 kendaran/jam, maka masing-masing kendaraan akan
melami waktu menunggu di dalam terminal rata-rata 53,07 menit dan antrian sepanjang 4,77
meter
d) Bahwa lajur 5-6 trayek Bus kota akan mengalami waktu pelayanan di dalam sistem adalah
rerata 27,27 –55,55 menit/kendaraan
e) Bahwa lajur 7 trayek 07 =19,08 kendaraan/jam, maka tiap kendaraan menunggu rata-
rata 43, 87 menit dan antrian sepanjang 13,69 meter.
f) Bahwa lajur 8 trayek Bandung-Subang-Pamanukan dengan =22,44 kendaraan/jam, maka
masing-masing kendaraan akan mengalami waktu menunggu rata-rata 38,89 menit dan
antrian sepanjang 11,11 meter.
Berdasar analisis di atas dapat ditafsirkan bahwa rerata waktu menungu bagi setiap
kendaraan penumpang di dalam terminal adalah 28,86 – 55,55 menit untuk memperoleh
urutan pemberangkatan dengan rerata panjang antrian 16,14 meter.
3) Analisis hasil perhitungan Kapasitas lajur
Berdasarkan karakteristik pelayanan dan perhitungan kapasitas lajur maka diperoleh
hasil perhitungan karakteristik pelayanan semua lajur sebagai berikut:
a) Bahwa lajur antrian dengan sebagian unsur parameternya masih berada dibawah nilai
kapasitas lajur yang bersangkutan, atau kapasitas lajur lebih rendah dari kapasitas lajur yang
diijinkan. Keadaan tersebut terjadi pada lajur 4 trayek Ciroyom-Lembang, lajur 7 tayek
![Page 14: 81649107 makalah-terminal-06172070](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081603/557c99add8b42a775b8b4d14/html5/thumbnails/14.jpg)
Ledeng-Margahayu Raya dan lajur8 trayek Bandung-Subang-Pamanukan. Oleh sebab itu
kapasitas lajur yang ada masih mungkin ditingkatkan karena q Ada = 1,52-8,41 < q Mak = 14,06
unit.
Adapun tingginya waktu tunggu rata-rata kendaraan di dalam antrian ( w ) trayek antar
kawasan, dimana w Ada 18,12-53,07 > w Ijin=15 menit/kendaraan antara lain dapat disebabkan
oleh :
a. Panjangnya rute trayek 25 sampai 60 km, dan rendahnya = 4,2–19,08 kendaraan/jam
terhadap = 5,4 – 21,12 kendaraan/jam, sehingga operator kendaraan memerlukan waktu
istirahat dan memilih menunggu penumpang, sebelum berangkat dari terminal.
b. Bahwa n lajur = 6,54-9,16 kendaraan/jam < n Asumsi = 15 kendaraan di dalam sistem pada
trayek Bus kota, antara lain disebabkan oleh panjangnya trayek sampai 23 kilometer, serta
sedikit jumlah armada Bus yang beroperasi ke Bandung utara. Oleh sebab itu lajur 5-6 yang
disediakan untuk Bus kota banyak digunakan oleh kendaraan penumpang dari trayek lain
sebagai lajur lintasan.
Dari analisis kapasitas lajur di atas, maka diperoleh temuan penelitian
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Bahwa lajur lintasan 1-2 dan 3 telah melampaui batas kapasistas pelayanannya, dan
kapasitas pelayanan lajur 4, lajur 7 dan lajur 8 trayek Bandung-Lembang-Pamanukan masih
dimungkinkan untuk ditingkatkan, dimana n ada < n Asumsi = 15 kendaraan, q Ada = 1,52-8,41 <
q Mak = 14,06 kendaraan, sedangkan w Ada 18,12-53,07 > w Ijin=15 menit/kendaraan.
b. Bahwa pelayanan lajur 5-6 q lajur < q Hitung = 14,06 kendaraan; dan n lajur = 6,54-9,16
kendaraan/jam < n Asumsi = 15 kendaraan di dalam sistem, disebabkan oleh sedikitnya jumlah
Bus yang beroperasi ( 7 Bus/hari) serta panjangnya jarak tempuh trayek dengan hambatan
perjalanan yang sangat tinggi, antara lain kemacetan arus lalu lintas yang terjadi hampir
diseluruh ruas jalan di kota Bandung.
3.3 ANALISIS KAPASITAS TERMINAL
Kapasitas pelayanan terminal pada saat ini adalah 156,15 kendaraan per-jam, atau
sebanyak 858,82 kendaraan per-hari, atau hanya 59,06 % dari unit kendaraan yang
memperoleh ijin operasi dan wajib masuk terminal (504 dari 917 unit kendaraan). Kapasitas
daya tampung pelayanan terminal Ledeng tersebut dikategorikan sudah tidak mampu
melayani jumlah kebutuhan armada angkutan yang diijinan beroperasi di kawasan Bandung
utara.
![Page 15: 81649107 makalah-terminal-06172070](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081603/557c99add8b42a775b8b4d14/html5/thumbnails/15.jpg)
Tabel 6Perbandingan kapasistas pelayanan lajur antrian/lintasan
Di dalam terminal Ledeng
![Page 16: 81649107 makalah-terminal-06172070](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081603/557c99add8b42a775b8b4d14/html5/thumbnails/16.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Munawar. 2000. Panduan Pengamatan dan Pengambilan Data, Yogyakarta, Simposium III Forom Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi
Clarkson H. Oglesby; R. Gary Hicks. 1982. Highway Engineering. New York. Fourth Edition; John Wiley & Sons
C.Jotin Khisty, B. Kent Lall. 1998, Transportation Engineering. Second Edition. New Jersey. Prentice Hall, Englewood Cliffs
Directorate of Urban Road Development. 1997. Indonesia Highway Capacity Manual. Jakarta: Directorate General Bina Marga.
Direktorat Bina Marga sistem Prasarana. 1987. Pedoman Teknis Pembangunan Terminal Angkutan Jalan raya dalam kota dan antar kota. Jakarta. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
F.D Hobbs. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu lintas.Yogyakarta. Gajahmada University Press
Iskandar Abubakar. 1995. Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib. Jakarta, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Morlok, E,K. 1985. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga
Mustafid, Prof, Dr. 1999. Statistika Terapan. Semarang Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro.
Departemen Perhubungan RI.. 2001. Reformasi Perhubungan Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah., Jakarta
Nazir, Moch, Ph,D. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Robert J.Kodoatie, Ph.D. 2003. Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur, Yogyakarta. Pustaka Pelajar