79972577-trombositopenia-purpura-idiopatik
TRANSCRIPT
5/17/2018 79972577-TROMBOSITOPENIA-PURPURA-IDIOPATIK - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/79972577-trombositopenia-purpura-idiopatik 1/6
TROMBOSITOPENIA PURPURA IDIOPATIK
1. Definisi
- Purpura trombositopenia idiopatik (autoimmune thrombocytopenic purpura;
morbus Wirlhof; purpura hemorrhagica) merupakan sindrom klinis berupa
manifestasi perdarahan (purpura, petekie, perdarahan retina, atau perdarahan
nyata lain) disertai trombositopenia (penurunan jumlah trombosit).
- ITP adalah suatu keadaan perdarahan berupa petekie atau ekimosis di kulit /
selaput lendir dan berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena
sebab yang tidak diketahui. (ITP pada anak tersering terjadi pada umur 2 – 8
tahun), lebih sering terjadi pada wanita. (Kapita selekta kedokteran jilid 2).- ITP adalah suatu gangguan autoimun yang ditandai dengan trombositopenia
yang menetap (angka trombosit daraf perifer kurang dari 150.000/ µL) akibat
autoantibodi yang mengikat antigen trombosit menyebabkan dekstruksi prematur
trombosit dalam sistem retikuloendotelial terutama di limpa.
2. Etiologi
a. Penyebab pasti belum diketahui (idiopatik).
b. Tetapi kemungkinan akibat dari:
Hipersplenisme.
Infeksi virus.
Intoksikasi makanan / obat (asetosal para amino salisilat (PAS). Fenil butazon,
diamokkina, sedormid).
Bahan kimia.
Pengaruh fisi (radiasi, panas).
Kekurangan factor pematangan (malnutrisi).
Koagulasi intra vascular diseminata CKID.
Autoimun
3. Jenis
a. Akut.
- Awalnya dijumpai trombositopenia pada anak.
- Jumlah trombosit kembali normal dalam 6 bulan setelah diagnosis (remisi
spontan).
- Tidak dijumpai kekambuhan berikutnya.
5/17/2018 79972577-TROMBOSITOPENIA-PURPURA-IDIOPATIK - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/79972577-trombositopenia-purpura-idiopatik 2/6
b. Kronik
- Trombositopenia berlangsung lebih dari 6 bulan setelah diagnosis.
- Awitan tersembunyi dan berbahaya.
- Jumlah trombosit tetap di bawah normal selama penyakit.
- Bentuk ini terutama pada orang dewasa.
c. Kambuhan
- Mula-mula terjadi trombositopenia.
- Relaps berulang
- Jumlah trombosit kembali normal diantara waktu kambuh.
4. Epidemiologi
PTI merupakan gangguan perdarahan yang sering dijumpai pada anak usia 2-4
tahun, lebih sering pada wanita. PTI dapat dibagi menjadi akut dan kronik. PTI akut
biasanya sembuh sendiri dalam 6 bulan, sedangkan PTI kronik, sering ditemukan pada
usia < 1 tahun atau > 10 tahun, umumnya dihubungkan dengan kelainan imun yang
umum.
5. Patogenesis
Sindrom PTI disebabkan oleh autoantibodi trombosit spesifik yang berikatan
dengan trombosit autolog kemudian dengan cepat dibersihkan dari sirkulasi oleh
sistem fagosit mononuklear melalui reseptor Fc makrofag. Diperkirakan bahwa
PTI diperantarai oleh suatu autoantibodi, mengingat kejadian transien trombositopeni
pada neonatus yang lahir dari ibu yang menderita PTI. Pada sebagian besar pasien,
akan terjadi mekanisme kompensasi dengan peningkatan produksi trombosit. Antigen
pertama yang yang berhasil diidentifikasi berasal dari kegagalan antibodi PTI untuk
berikatan dengan trombosit yang secara genetik kekurangan kompleks gp IIb/IIIa.
Kemudian berhasil diidentifikasi antibodi yang bereaksi dengan gp Ib/IX, Ia/Iia, IV
dan V dn determinan trombosit yang lain. Destruksi trombosit dalam sel penyaji
antigen yang diperkirakan dipicu oleh antibodi, akan menimbulkan pacuan
pembentukan neoantigen, yang berakibat produksi antibodi yang cukup untuk
menimbulkan trombositopenia.
Secara alamiah, antibodi terhadap kompleks glikoprotein IIb/IIIa memperlihatkan
restriksi penggunaan rantai ringan, sedangkan antibodi yang berasal dari displai phage
5/17/2018 79972577-TROMBOSITOPENIA-PURPURA-IDIOPATIK - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/79972577-trombositopenia-purpura-idiopatik 3/6
menunjukkan penggunaan gen Vh. Pasien PTI dewasa sering menunjukkan
peningkatan jumlah HLA-DR + T cells, peningkatan jumlah reseptor IL2 dan
peningkatan profil sitokin yang menunjukkan aktivasi prekursor sel T helper dan sel T
helper tipe 1. Pada pasien ini, sel T akan merangsang sintesis antibodi setelah terpapar
fragmen gp IIb/IIIa tetapi bukan karena terpapar oeh protein alami. PTI telah
didiagnosa pada kembar monozigot dan pada beberapa keluarga, serta kecenderungan
autoantibodi pada anggota keluarga yang sama. Autoantibodi yang berhubungan
dengan trombositopenia ditemukan pada 75% pasien PTI. Autoantibodi IgG anti
trombosit ditemukan pada 50-85% pasien. Antibodi antitrombosit IgA serum
ditemukan sesering IgG.
Peningkatan jumlah IgG telah tampak di permukaan trombosit, dan kecepatan
destruksi trombosit pada PTI adalah proporsional terhadap kadar yang menyerupai
trombosit yang berhubungan dengan Ig. Autoantibodi dengan mudah ditemukan
dalam plasma atau dalam elusi trombosit pada pasien dengan penyakit yang aktif,
tetapi jarang ditemukan pada pasien yang mengalami remisi. Hilangnya antibodi
berkaitan dengan kembalinya jumlah trombosit yang normal
sumber lain:
Patogenesis ITP kronik adalah sensitisasi trombosit oleh autoantibodi (biasanya
IgG) menyebabkan disingkirkannya trombosit secara prematur dari sirkulasi oleh
makrofag sistem retikuloendotelial, khususnya limpa. Pada banyak kasus, antibodi
tersebut ditujukan terhadap tempat-tempat antigen pada glikoprotein IIb-IIIa atau
kompleks Ib. Masa hidup normal untuk trombosit adalah sekitar 7 hari tetapi pada ITP
masa hidup ini memendek menjadi beberapa jam.
Massa megakariosit total dan perputaran (turnover) trombosit meningkat secara
sejajar menjadi sekitar lima kali normal. ITP akut paling sering terjadi anak. Pada
sekitar 75% pasien, episode tersebut terjadi setelah vaksinasi atau infeksi seperti cacar
air atau mononukleosis infeksiosa. Sebagian besar kasus terjadi akibat perlekatan
respon imun non spesisfik. Remisi spontan lazim terjadi tetapi 5-10% kasus tersebut
menjadi kronis (berlangsung > 6 bulan).Untungnya, angka morbiditas dan mortalitas
pada ITP akut sangat rendah.
6. Manifestasi Klinis
5/17/2018 79972577-TROMBOSITOPENIA-PURPURA-IDIOPATIK - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/79972577-trombositopenia-purpura-idiopatik 4/6
- Biasanya didahului oleh infeksi bakteri atau virus (misalnya rubella, rubeola,
varisela), atau setelah vaksinasi dengan virus hidup 1-3 minggu sebelum
trombositopenia.
- Riwayat perdarahan.
- Riwayat pemberian obat-obatan, misalnya heparin, sulfonamid, kuinidin/kuinin,
aspirin.
- Riwayat ibu menderita HIV, riwayat keluarga yang menderita trombositopenia
atau kelainan hematologi.
- Manifestasi perdarahan (ekimosis multipel, petekie, epistaksis).
- Hati, limpa dan kelenjar getah bening tidak membesar.
- Infeksi.
7. Cara Diagnosa
Pada kasus ditemukan riwayat penyakit sebelumnya, yaitu panas disertai pilek
dan diberikan penatalakasanaan amoxyllin. Dari daftar obat yang sering menyebabkan
ITP sebagaimana telah penulis lampirkan pada tinjauan pustaka ditemukan penicilin
dan turunannya. Hal ini mengindikasikan bahwa anak tersebut kemungkinan
menderita ITP yang diinduksi obat. Untuk penegakkan diagnosis dilakukan
pemeriksaan lab antara lain Hitung trombosit ( <100000/mm3), sediaan hapus darah
tepi ( megatrombosit sering ditemukan ), waktu perdarahan (memanjang), waktu
pembekuan (normal), aspirasi sumsum tulang ( peningkatan megakaryosit dan
agranuler / tidak mengandung trombosit ), pemeriksaan Imunoglobulin ( PAIgG ).
8. Pemeriksaan penunjang
- Morfologi eritrosit, leukosit, dan retikulosit biasanya normal.
- Hemoglobin, indeks eritrosit dan jumlah leukosit normal.
- Trombositopenia, besar trombosit normal atau lebih besar (giant platelets).
- Masa perdarahan memanjang.
- Pemeriksaan fungsi sumsum tulang hanya dilakukan bila ditemukan
limfadenopati, organomegali, anemia, atau kelainan jumlah leukosit.
9. Diagnosa Banding
10. Tata Laksana
5/17/2018 79972577-TROMBOSITOPENIA-PURPURA-IDIOPATIK - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/79972577-trombositopenia-purpura-idiopatik 5/6
PTI akut:
Pada yang ringan hanya dilakukan observasi tanpa pengobatan, karena dapat
sembuh secara spontan
Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, berikan
kortikosteroid
Pada trombositopenia akibat koagulasi intravaskular diseminata (KID) dapat
diberikan heparin intravena. Pada pambarian heparin sebaiknya selalu disiapkan
antidotumnya yaitu protein sulfat.
Bila keadaan saat gawat (terjadi perdarahan otak atau saluran cerna), berikan
tranfusi suspense trombosit.
PTI menahun:
Imunoglobulin intravena (dosis inisial 0,8 g/kg, 1 kali pemberian)
Kortikosteroid (4mg prednison/kg/hari per oral selama 7 hari, kemudian tapering-
off dalam 7 hari).
Antibodi anti-R (D)
α interferon
Siklosporin 3-8 mg/kg perhari dibagi dalam 2-3 dosis
Azatioprin 50-300 mg/m2/hari per oral, selama > 4 bulan
dewasa
Terapi PTI lebih ditujukan untuk menjaga jumlah trombosit dalam kisaran aman
sehingga mencegah terjadinya perdarahan mayor. Terapi umum meliputi menghindari
aktivitas fisik berlebihan untuk mencegah trauma terutama trauma kepala, hindari
pemakaian obat-obatan yang mempengaruhi fungsi trombosit. Terapi khusus yaitu
terapi farmakologis.
Pengobatan inisial dengan prednison 1-2 mg/kgBB selama 2 minggu. Respon
terapi prednison terjadi dalam 2 minggu dan pada umumnya terjadi pada minggu
pertama bila respon baik maka kortikosteroid dilanjutkan hingga 1 bulan,
kemudian tapering. Kriteria respon awal adalah peningkatan AT<30.000/ml,
AT>50.000/mikroL setelah 10 hari terapi awal, terhentinya perdarahan. Respon
menetap bila AT menetap >50.000/mLsetelah 6 bulan follow up.
Splenektomi untuk terapi PTI digunakan sebagai pilihan terapi setelah steroid. Efek
splenoktomi pada kasus yang berhasil adalah menghilangkan tempat-tempat
antibodi yang tertempel trombosit yang bersifat merusak dan menghilangkan
produksi antibodi anti trombin. Indikasi splenoktomi yaitu : a. Bila
5/17/2018 79972577-TROMBOSITOPENIA-PURPURA-IDIOPATIK - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/79972577-trombositopenia-purpura-idiopatik 6/6
AT<50.000/mikroL setelah 4 minggu, b. Angka trombosit tidak menjadi normal
setelah 6-8 minggu, c. Angka trombosit normal tetapi menurun bila dosis
diturunkan.
Imunoglobulin Intravena (IgIV) dosis 1 g/kg/hari selama 2-3 hari berturut-turut
digunakan bila terjadi perdarahan internal. Hampir 80% pasien berespon baik
dengan cepat meningkatkan AT namun perlu pertimbangan biaya.
Pada pasien yang gagal , baik pada terapi prednison /splenoktomi, dapat digunakan
danazol 600mg/hari yang telah berespon 50% kasus.
Imunosupresif seperti vinkristin, infus vinblastin, azatioprin, dan siklosfamid,
dapat digunakan pada kasus-kasus refrakter.
Transfusi trombosit, jarang diberikan pada pengobatan PTI. Transfusi hanya
diberikan pada kasus perdarahan hebat yang mengancam jiwa untuk
mempertahankan kemantapan hemostatis
11. Komplikasi
- Yang menjadi komplikasi dari penyakit ITP ini antara lain:
- Perdarahan intrakranial (pada kepala). Ini penyebab utama kematian penderita
ITP.
- Kehilangan darah yang luar biasa
- Efek samping dari kortikosteroid
- Infeksi pneumococcal. Infeksi ini biasanya didapat setelah pasien mendapat
terapi splenektomi. Si penderita juga umumnya akan mengalami demam sekitar
38.80C.
12. Prognosis
Respon terapi dapat mencapai 50-70% dengan kortikosteroid. Pasien PTI dewasahanya sebagaian kecil dapat mengalami remisi spontan penyebab kematian pada PTI
biasanya disebabkan oleh perdarahan intrakranial yang berakibat fatal berkisar 2,2%
untuk usia lebih dari 40 tahun dan sampai 47,8% untuk usia lebih dari 60 tahun.
13. KDU