79 issn 2302-6340 representasi ideologi dalam...

8

Click here to load reader

Upload: nguyentruc

Post on 05-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 79 ISSN 2302-6340 REPRESENTASI IDEOLOGI DALAM …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/4ce417c95e771e921311e13b44db7ddc.pdf · Diskursus ke-Pancasila-an dalam harian kompas menunjukan

J. Analisis, Juni 2015, Vol.4 No.1 : 72 – 79 ISSN 2302-6340

72

REPRESENTASI IDEOLOGI DALAM DISKURSUS “REAKTUALISASI NILAI-NILAIPANCASILA” PADA HARIAN KOMPAS

The Representation of Ideology in Discourse of “Reactualization of Pancasila Values”at Daily Kompas

R. Firdaus Wahyudi, Hasrullah, M. Iqbal Sultan

Kajian Media dan Dinamika Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Hasanuddin

(E-mail: [email protected])

ABSTRAK

Diskursus mengenai gagasan perlunya mereaktualisasi Pancasila di harian Kompas menunjukan adanya keberagamanperspektif dan ideologi dalam menfsirkan Pancasila dan sila-silanya baik dari sudut pandang harian Kompas maupunpara kontributornya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Mengetahui pandangan Harian Kompas mengenairealitas sosial, politik dan budaya dalam sudut pandang implementasi sila-sila Pancasila (2) Mengetahui konsepsidiskursus ke-Pancasila-an yang terjadi di masyarakat yang termediasi pada Harian Kompas (3) Mengetahui konsepsiideologi Pancasila yang di anut oleh Harian Kompas. Tipe penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif denganperspektif analisa wacana kritis. Sumber data berupa dokumentasi teks berita berupa artikel berita, opini, tajuk rencanadan kolom analisis pada tanggal 15 mei sampai dengan 15 Juni tahun 2011, 2012 dan 2013 serta hasil wawancaradengan redaktur harian Kompas. Data dikoding berdasarkan tema yaitu ke-Pancasila-an yang kemudian dianalisamenggunakan analisa wacana kritis model Norman Fairclough dan teori ideologi. Hasil penelitian menunjukkangagasan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila oleh harian kompas didasari pada kesimpulan bahwa sila-sila Pancasila telahterabaikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Diskursus ke-Pancasila-an dalam harian kompas menunjukanmulti interpretasi dan perspektif dalam mengemukakan gagasan mengenai reaktualisasi nilai-nilai Pancasila danideologi Pancasila yang direpresentasikan oleh harian Kompas adalah ideologi Pancasila yang terbuka, dinamis dankomprehensif namun tetap berpegang teguh pada kelima prinsip yang tertera dalam setiap sila dari Pancasila tersebutyakni nasionalisme atau persatuan, internasionalisme atau prikemanusiaan (penghargaan terhadap hak asasi manusia),mufakat (demokrasi), kesejahteraan sosial atau demokrasi ekonomi untuk seluruh rakyat Indonesia, dan ketuhanan yangdibingkai dalam slogan “Bhineka Tunggal Eka”

Kata Kunci: Diskursus, Ideologi, Representasi, Pancasila

ABSTRACT

Discourse about the idea of the importance in reactualizing Pancasila in Kompas Daily Newspaper shows a perspectiveand ideology in interpreting Pancasila and its principles from Kompas viewpoints. The objective of the study are (1) todescribe the Harian Kompas opinion of social reality, politics and culture through the perspective of Pancasila valuesimplementation (2) to describe the conception of Ke-Pancasila-an discourse in society mediated by Harian Kompas (3)to describe conception of Pancasila ideology represented by harian Kompas. The study is a qualitative description withcritical discourse analysis. The data are the text documentations such as news article, opinion, editorial and analysiscolumn of May 15to June 15, 2011, 2012 and 2013. The data were collected based on Ke-Pancasila-an themes andanalyzed with Norman Fairclough critical discourse analysis and ideology theory. The results of studyi indicated thatthe idea of Kompas Daily Newspaper on reactualization of Pancasila values is based on the conclusion that theprinciples of Pancasila have been ignored in practice of life, state, and nation. Pancasila discourse in Kompas showsmulti interpretations and perspectives on reactualization of Pancasila values. Furthermore, Pancasila ideologyrepresented by Kompas is opened, dynamic and comprehensive but still sticks to every principle in Pancasila namelynationalism or unity, internationalism or humanitarianism (respect for human rights), deliberative consensus(democracy), social welfare or economic democracy for all Indonesian people, and oneness of God framed in a motto“Bhineka Tunggal Ika”.

Keywords: Discourse, Ideology, Representation, Pancasila

Page 2: 79 ISSN 2302-6340 REPRESENTASI IDEOLOGI DALAM …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/4ce417c95e771e921311e13b44db7ddc.pdf · Diskursus ke-Pancasila-an dalam harian kompas menunjukan

Diskursus, Ideologi, Representasi, Pancasila ISSN 2302-6340

73

PENDAHULUANGagasan reaktualisasi Pancasila kembali

menghangat di kalangan masyarakat, para pakarcendikia, tokoh masyarakat, elit politik mencobamenoleh kembali pusaka bangsa ini. Berbagaiwacana, kegiatan dan sebagainya mulai diwa-canakan kembali melalui berbagai mediumtermasuk di media massa. Berbagai gagasanmengenai suatu penafsiran, redefinisi dan gagasanpraksis Pancasila begitu marak, tentunya denganberbagai perspektif, keilmuan, landasan filososfidan ideologi yang melandasinya. Tak luput juga,media massa menjadi bagian atau aktor dalammewacanakan suatu penyegaran terhadapPancasila.

Mengenai gagasan reaktualisasi nilai-nilaiPancasila, harian Kompas juga mewacanakan ataumenjadi bagian dalam menyikapi persoalankebangsaan baik dalam penilainnya hinggapandangan terhadap penyimpangan-penyim-pangan dalam pemerintahan maupun terhadapkehidupan berbangsa secara umum. Demikianpula dalam konteks wacana ideologi Pancasila,harian Kompas juga merupakan salah satu mediayang begitu proaktif dalam menyuarakanreaktualisasi Pancasila yang terjewantahkankedalam bentuk pemberitaan atau pewacanaanmengenai “ke-Pancasila-an” tersebut. Berbagaibentuk diskursus Ke-pancasila-an yang ada padaharian Kompas terwujud dalam pemberitaanmaupun opini bagaimana kondisi kekinianmengenai implementasi nilai-nilai Pancasila sertabagaimana semestinya memandang Pancasilasebagai sebagai ideologi. Dengan demikian,praktik diskursus yang dilakukan oleh harianKompas ini tentunya akan memperkaya suatukhasanah ke-Pancasila-an, di karenakan terjadisemacam proses dialektika argumentasi mengenai“ke-Pencasila-an”. Dengan adanya praktekpewacanaan reaktualisasi nilai-nilai pancasila olehharian Kompas ini, maka akan muncul suatualternatif tafsiran atau interpretasi mengenaiideologi Pancasila.

Bentuk interpretasi atau penafsiran terhadapideologi pancasila oleh harian Kompas, dengansendirinya menunjukan suatu bentuk ideologitertentu pula yang berbeda dengan bentuk-bentukpenafsiran ideologi Pancasila oleh harian-harianlainnya. Dalam setiap media massa tak terkecualiharian Kompas itu sendiri memiliki seperangkatnilai atau keyakinan yang menjadi landasan dalam

memberitakan suatu peristiwa. Sehingga dalammemberitakan suatu kasus misalnya, setiap mediamassa akan berbeda penekanan satu sama lain.Dalam praktek pewacanaan “reaktualisasi nilai-nilai pancasila” pada harian Kompas tersebut,nilai-nilai yang diterapkan oleh harian Kompasakan mempengaruhi karakter dari bentukpemberitaanya. Karakter pemberitaan tersebutsecara implisit menunjukan suatu bentuk ideologiyang direpresentasikan oleh harian tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikonsepsi ideologi Pancasila yang di anut olehHarian Kompas.

METODE PENELITIANObjek Penelitian

Data yang dimaksud adalah artikel beritadan tajuk rencana yang memiliki tema tentang Ke-Pancasila-an diambil di Harian Kompas dimulaipada tanggal 15 Mei sampai dengan 15 Juli daritahun 2011 sampai 2013 serta transkrip wawanca-ra dengan redaktur pelaksana harian Kompas.

Tipe PenelitianTipe penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif denganperspektif analisa wacana kritis. Analisa wacanakritis merupakan metode analisa wacana denganmenekankan wacana kedalam tiga dimensi, yaitu;teks, praktik kewacanaan dan praktik sosialbudaya (Eriyanto, 2008).

Pengumpulan DataDalam penelitian ini penulis mengum-

pulkan data berdasarkan kebutuhan analisis danpengkajian. Pengumpulan data dilakukan melaluidokumentasi teks berita dari surat kabar HarianKompas dan dapat diakses pada yaituhttp://pik.kompas.co.id. Data juga diperolehmelalui wawancara dengan redaktur pelaksanaharian Kompas yaitu James Luhulima.

Populasi dan SampelDari keseluruhan teks sebagai unit of

analysis adalah populasi dari penelitian. Teknikpenarikan sampel menggunakan samplingpurposive, yaitu teknik penentuan sampel denganpertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011). Adapunpopulasi dari penelitian dapat diklasifikasikanmenjadi dua, yaitu: pertama, teks yang terdapatdalam koran Harian Kompas baik dalam bentuk

Page 3: 79 ISSN 2302-6340 REPRESENTASI IDEOLOGI DALAM …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/4ce417c95e771e921311e13b44db7ddc.pdf · Diskursus ke-Pancasila-an dalam harian kompas menunjukan

R. Firdaus Wahyudi ISSN 2302-6340

74

berita, surat pembaca, artikel/opini, kolom dantajuk rencana yang memiliki tema tentang ke-Pancasila-an. Kedua, staf redaksi dari HarianKompas.

Adapun sampel dari penelitian ini adalahpertama, staf redaksi utama pada harian Kompasserta teks yang memiliki keterkaitan denganwacana Pancasila dan untuk mempermudahmengidentifikasi teks tersebut, maka dilakukanidentifikasi tema dan bahasa (kosa kata, semantik,kalimat dan paragraph) yang memiliki unsurmengenai Pancasila termasuk sila-sila yangterkandungnya yang diambil di Harian Kompasdimulai pada tanggal 15 Mei sampai dengan 15Juli dari tahun 2011 sampai 2013. Dalampenentuan sampel penulis juga menggunakansearch engine pada website harian kompas yaituhttp://pik.kompas.co.id bagian arsip denganmengimput kata kunci Pancasila dan sila-silanya.Dari prose pengimputan maka akan tersaji artikel-artikel mengenai ke-Pancasila-an.

Analisis DataAnalisa data menurut analisis wacana kritis

meliputi : 1) Deskripsi, yakni menguraikan isi dananalisa secara deskriptif atas teks. Analisa teks inijuga menggunakan metode unit Proposisional(propotitional unit) yaitu unit analisis yangmenggunakan pernyataan. Peneliti menghu-bungkan dan mempertautkan satu kalimat dankalimat lain dan menyimpulkan pernyataan yangterbentuk dari rangkaian antar kalimat ini(Eriyanto, 2011).

Teks kemudian diklasifikasikan dankategorisasikan berdasarkan wacana ke-Pancasila-an. Selanjutya teks dianalisa dan dikatego-risasikan dengan teknik unit proposisionalkedalam bebagai kategori yaitu: (1) mengenaiimplementasi Pancasila berdasarkan kelimasilanya. (2) mengenai wacana ke-Pancasila-anyang dikemukan oleh kontributor. (3), mengenaigagasan revitalisasi yang meliputi gagasanmengenai bentuk atau prosedur dari pengaktua-lisasian Pancasila tersebut dan gagasan mengenaiPancasila itu sendiri. Interpretasi, menafsirkanteks yang dihubungkan dengan paraktik wacanayang dilakukan. Di sini teks tidak dianalisa secaradeskriptif, tetapi ditafsirkan dengan meng-hubungkan bagaimana proses produksi teksdibuat; 3) Eksplanasi, bertujuan untuk mencaripenjelasan atas hasil penafsiran pada tahap kedua

dengan menghubungkan produksi teks itu denganpraktik sosio-kultural di mana suatu media ituada.

HASILPancasila dalam implementasi menurut harianKompas

Harian Kompas menegaskan bahwasannyaPancasila telah mengalami dekadensi danterjadinya pengabaian sila-silanya pada kehidupanberbangsa dan bernegara sebagaimana tercermindalam tajuk rencana dan beritanya. Dalam tajukrencana tanggal 1 Juni tahun 2011 tertulis judul“Stop sandera Pancasila”. Secara tematik, judulini mengisyaratkan suatu kesimpulan dari harianKompas mengenai situasi atau keadaan terhadapstatus Pancasila, yakni suatu situasi yangbermakna bahwa Pancasila telah mengalami suatupembekuan, pengkrangkengan, stigmatisasi terha-dap suatu definisi maupun kondisi pada rezimyang melakukan penyalah artian terhadapPancasila. Pada 1 Juni tahun 2012, harian kompasmemuat kembali mengenai Pancasila. Dalamtajuk rencana tersebut tertulis suatu tema yakni“Pancasila Masuk Kotak” dimana menunjukanbahwa kondisi Pancasila mengalami eksploitasihanya demi melanggengkan suatu kekuasaan sertaadanya penghilangan Pancasila dalam kurikulumpendidikan merupakan salah satu faktor darikondisi tersebut. Tajuk Rencana di tahunberikutnya 1 Juni 2013, harian Kompas memuatartikel yang bertema “Sakti dan TidaknyaPancasila”. Dari tema ini pula dapat dilihat,bahwa tajuk ini berupaya melakukan interpretasimengenai bagamana kondisi yang mesti terciptadalam memenuhi sakti dan tidaknya Pancasila.

Berdasarkan Tabel 1 yang menunjukankesimpulan mengenai terpinggirnya atau ter-abainya Pancasila dalam realitas berbangsa danbernegara yaitu 32 pernyataan (21,5) denganrincian pada tahun 2011 ada 14 pernyataan, 2012dan 2013 masing-masing 9. Berdasarkan analisaimplementasi sila-sila Pancasila, harian ini ber-fokus atau memiliki kecenderungan menekankanpada sila ke-empat atau dalam dimensi politikyakni 45 (30,2%) pernyataan, isu yang seringdiungkap yakni mengacu pada kinerja pemerintahatau elit yaitu 23 Pernyataan yang mengambarkanprilaku elit yang tidak Pancasilais, yang kemudiandisusul oleh pergeseran demokrasi Pancasila yaitu12 kalimat. Isu kedua yang ditekankan oleh harian

Page 4: 79 ISSN 2302-6340 REPRESENTASI IDEOLOGI DALAM …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/4ce417c95e771e921311e13b44db7ddc.pdf · Diskursus ke-Pancasila-an dalam harian kompas menunjukan

Diskursus, Ideologi, Representasi, Pancasila ISSN 2302-6340

75

Kompas adalah sila kelima, yaitu permasalahankeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesiayakni 29 (19,5%) dimana persoalan paradigmadan kebijakan di bidang perekonomian menjadisorotan terbesarnya. Sila pertama juga menjadisosrotan dalam pemberitaan harian Kompas yakni28 frekuensi pernyataan (18, 8%) yang kemudiandiikuti oleh sila kedua yakni 9(6%) dan silaketiga yakni 6 (4%).

Pelanggaran sila pertama tercermin padamunculnya banyak persoalan-persoalan ataukasus-kasus yang melanggar sila pertama iniseperti konflik horizontal antar agama (Kompas,27 Juni 2011), munculnya paham paham radikal

yang berupaya menggatikan Pancasila sebagaiideologi bangsa (Kompas, 25 Mei 2011 danKompas 27 mei 2011). Mengenai sila keduapelanggaran terwujud dalam kondisi penerapanPancasila dalam bidang hukum, persoalan yangditekankan bagaimana implementasi hukum yangpada kenyataan terjadi pelabrakan nilai-nilaiPancasila dalam hukum termanifestasi denganhilangnya rasa keadilan atas perlakuan hukum.Hukum hanya tajam kebawah dan tumpul keatasatau begitu mudah dan beratnya keputusan hukumterhadap rakyat kecil, namun begitu ringanyakeputusan hukum terhadap para elit yangmelanggar hukum (kompas 23 Mei 2012).

Tabel 1. Kategorisasi berdasarkan implementasi sila-sila Pancasila

Kategori isi2011 2012 2013

TotalF F F

Pengabaian Pancasila 14 9 9 32 (21,5%)

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esaa. Tindakan Intolenrasi 8 7 1 16

b. upaya Pergantian Ideologi Pancasila 7 0 0 7

c. Tindakan diskriminasi negara terhadap umat beragama 1 1 3 5

Total 16 8 4 28 (18,8%)2. Kemanusian yang adil dan beradab

a. Kekerasan Negara terhadap Masyarakat 0 1 0 1

b. Lemahnya Penegakan hukum, hukum yang diskriminatif 1 5 1 7

c. Pelaku penegak hukum yang meyimpang 1 0 0 1

Total 2 6 1 9 (6%)3. Persatuan Indonesia

a. ancaman separatisme dan Konflik perbatasan 0 2 0 2

b. Kekerasan horizontal 2 2 0 4

Total 2 4 0 6 (4%)4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan …

a. pergeseran paradigma demokrasi Pancasila 1 9 2 12

b. Prilaku pemerintah, elit dan tokoh yang menyimpang 13 6 4 23

c. Kebijakan yang tidak Pancasilais. 5 5 0 10

Total 19 20 6 45 (30,2%)5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

a. perekonomian yang tidak Pancasilais 4 2 2 8

b. marak tindakan korupsi 2 3 1 6

c. kebijakan ekonomi yang tidak Pancasilais 7 1 0 8

d. kesejahteraan rakyat belum terwujud. 4 3 0 7

Total 17 9 3 29 (19,5%)Grand Total 149

Page 5: 79 ISSN 2302-6340 REPRESENTASI IDEOLOGI DALAM …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/4ce417c95e771e921311e13b44db7ddc.pdf · Diskursus ke-Pancasila-an dalam harian kompas menunjukan

R. Firdaus Wahyudi ISSN 2302-6340

76

Tabel 2. Kategorisasi teks berdasarkan bentuk gagasan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila oleh harian Kompas

Hilangnya prinsip rasa keadilan danpengakuan akan hak kemanusian dikarena prilakupara penegak hukum yang terjebak dengan prilakukoruptif dan hanya mementingkan dirinya ataupunkelompoknya (20 Mei 2012). Demikian halnyadengan upaya pengungkapan kasus pelanggaranHAM, dimana proses hukumnya mengalamikebuntuan (Kompas, 2 Juni 2012). Begitu puladengan produk-produk hukum seperti Undang-undang, menurut harian Kompas banyak undang-undang yang melabrak dari prinsip Pancasilaseperti munculnya peraturan daerah (perda)syariah. Berbagai kebijakan mencapai 189kebijakan ditingkat nasional pada akhir 2010, 70undang undang bertentangan dengan Pancasila(Kompas, 27 Mei 2011). Terkait dengan sila ke-empat, menurut harian Kompas, penyimpangannilai nilai Pancasila tercermin dari perubahanparadigma politik tersebut menjadi politikpragmatis atau transaksional (Kompas, 1 Juni2012) dan politik dinasti (Kompas 23 Mei 2012).Paradigma ini menyebabkan maraknya politikuang menjadi dasar prilaku politik, sehingga elitpolitik yang tercipta bukan didasari kualitasindividu melainkan berdasarkan kemampuanfinansialnya (23 Mei 2012).

Rendahnya kualitas elit politik tercermindari produk undang-undang yang di buatnya,dimana banyak undang-undang tidak mencer-minkan nilai-nilai Pancasila (Kompas, 1 Juni2012). Sementara itu, menurut harian Kompashilangnya sila kelima bergesernya paradigmaekonomi bangsa yang cenderung ke liberal

(Kompas 27 Mei 2012 dan 4 Juni 2014) atau lebihmengakomodasi kepentingan asing (Kompas, 23Mei 2011). Efek dari sistem ini adalah: masihtingginya angka kemiskinan yakni sekitar 11, 37%(Kompas, 21 Mei 2013) tingginya ketimpanganantara yang miskin dan yang kaya dengankoifisien gini 0,41% (Kompas, 21 Mei 2013) dankesenjangan pembangunan antar daerah disetiapIndonesia (Kompas, 2 Juni 2012).

Pandangan pada berita harian kompas jugadiperteguh dengan pernyataan dari redaktur harianKompas, dikatakan bahwa baik itu pemerintah,masyarakat.telah mengalami penyimpangan darinilai Pancasila yang semestinya di terapkan dalamkehidupan sehari-hari (Wawancara, 13 sepetemer2013).

Gagasan harian Kompas mengenai revitalisasinilai-nilai Pancasila

Gagasan revitalisasi, menurut harianKompas mengacu pada bagaimana sikap kitadalam memahami Pancasila sebagai ideologi danlangkah-langkah yang mesti ditempuh dalammenerapkan nilai-nilai Pancasila tersebut.

Tabel 2 menunjukan gagasan mengenaisuatu pandangan yang dikemukan pada harianKompas mengenai, bagaimana langkah-langkahatau metode dalam mengaktualisasikan nilai-nilaiPancasila. pernyataan mengenai perlunya revita-lisasi nilai-nilai pancasila banyak ditemukan padasampel 23 (19.6%). Sementara itu, 41,6% atau 49frekuensi pernyataan teks tentang reinterpretasidan reformulasi nilai-nilai Pancasila. Gagasan

No Gagasan Reaktualisasi2011 2012 2013

T %F F F

1 Wacana Perlunya Revitalisasi Pancasila 10 6 7 23 19.62 Reinterpretasi dan reformulasi Pancasila 28 12 9 49 41,63 Aksi nasional melibatkan semua elemen bangsa 6 6 0 12 10.24 Pentingnya Kinerja Aparat pemerintahan atau elit yang

Pancasilais7 1 0 8 6.7

5 Perlunya Pemimpin yang kuat dan tegas dalammenegakkan Pancasila

1 4 3 8 6.7

6 Pentingnya Pancasila menjadi dasar kebijakan 5 1 4 10 8.57 Pendidikan dan kebudayaan sebagi media revitalisasi

pancasila7 1 0 8 6.7

Total 64 31 23 118 100

Page 6: 79 ISSN 2302-6340 REPRESENTASI IDEOLOGI DALAM …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/4ce417c95e771e921311e13b44db7ddc.pdf · Diskursus ke-Pancasila-an dalam harian kompas menunjukan

Diskursus, Ideologi, Representasi, Pancasila ISSN 2302-6340

77

reaktualisasi menurut Kompas, tentunya diarah-kan ke aparat atau elit pemerintahan sepertipentingnya Pancasila menjadi dasar dari kinerjapara elit pemerintahan (6,7%), Pancasila sebagaidasar kebijakan (8,7%) dan perlunya pemimpinyang kuat (6,7). Gagasan lain yang dikemukanoleh harian Kompas adala perlunya usahabersama segenap elemen masyarakat dalammenegakkan nilai-nilai Pancasila (10, 2%) danperlunya pendidikan dan kebudayaan sebagaimedia untuk merevitalisasi Pancasila dalamkehidupan berbangsa dan bernegara. Gagasanpenafsiran Pancasila, menurut harian Kompassetidaknya berangkat dari analisa historis,filosofis dan aktualitasnya. Perspektif historisdiperlukan untuk menemukan spirit ketikaPancasila digagas oleh para founding fathernegara ini (Kompas, 27 Mei 2011 dan 4 Juni2013). Dalam perspektif filosofnya, penafsiranPancasila setidaknya berangkat dari danberdasarkan hakekat Pancasila yang tercermindalam setiap sila-silanya (Kompas, 1 Juni 2011).

Gagasan revitalisasi menurut harianKompas, memang mutlak diperlukan, namun yanglebih penting adalah bagaimana agar penerapannilai-nilai Pancasila tak sekadar wacana. Nilai-nilai Pancasila harus diaktualisasi (Kompas, 03Juni 2013). Bentuk-bentuk pengaktualisasianPancasila seperti penggunaan pancasila sebagaipandangan hidup serta pedoman bertingkah lakuoleh pemimpin bangsa (06 Juni 2013), pengam-bilan keputusan serta perencanaan programpemerintahan dalam berbagai bidang harusmencerminkan nilai-nilai Pancasila itu (Kompas,03 Juni 2013). Menjadikan Pancasila sebagaiparameter dalam mengambil setiap kebijakan-kebijakan politik (Kompas, 1 Juni 2012) ataukebijakan ekonominya (Kompas, 4 Juni 2013).Mengembangkan wacana penafsiran Pancasila diruang publik yang distumulus dengan insentifoleh pemerintah terhadap para penulis; danmengembalikan Pancasila sebagai kurikulumpendidikan (Kompas, 24 Mei 2011).

PEMBAHASANBerdasarkan analisa teks berita, tajuk

rencana dan wawancara ditemukan bahwa ga-gasan pewacanaan tema ke-Pancasila-an “reak-tualisasi nilai-nilai Pancasila” pada harianKompas menunjukan suatu pandangan ideologismengenai Pancasila itu sendiri. Gagasan Harian

Kompas mengenai Pancasila adalah ideologiPancasila yang terbuka, dinamis dan kompre-hensif namun tetap berpegang teguh pada prinsipkeadilan, kedaulatan rakyat dan kebinekaan ataumenurut harian Kompas, Pancasila memilikiesensi nilai yang mesti menjadi “ruh” penafsiranPancasila, dimana menurut harian kompas nilaiatau prinsip sebenarnya telah dikemukakan olehsoekarno dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1Juni 1945 yaitu nasionalisme atau persatuan,internasionalisme atau prikemanusiaan (peng-hargaan terhadap hak asasi manusia), mufakat(demokrasi), kesejahteraan sosial atau demokrasiekonomi untuk seluruh rakyat Indonesia, danketuhanan. Konsep ini merupakan perwujudanPancasila yang memiliki dimensi nilai historisitas,rasionalitas dan aktualitasnya (Latief, 2011).

Konsep ideologi Pancasila menurutKompas tersebut, dapat dilihat dari gagasan yangdikemukan dalam wacana reaktualisasi nilai-nilaipancasila. Dalam wacana tersebut, harian Kompasmenyimpulkan bahwa Pancasila telah terabaikandalam realitas kehidupan berbangsa dan ber-negara. Oleh karenanya Kompas berkesimpulanbahwa perlu suatu usaha baik upaya pewacanaanatau usaha praktis untuk menerapkan kembaliPancasila sebagai ideologi bangsa. MenurutKompas gagasan reaktualisasi Pancasila menurutKompas diawali dengan manafsirkan ulang ataumenformulasikan ulang Pancasila. Dalam aspekini mengandung pemaknaan berupa perlunyamenjadikan Pancasila sebagai “Ideologi terbuka”.Sebagai ideologi terbuka maka akan muncul suatudialektika penfasiran yang melibatkan elemenmasyarakat sehingga memungkinkan lahirnyapemahaman Pancasila yang subtansial, efektif dansolutif pada konteks tersebut. Memahami Pan-casila sebagai ideologi terbuka, bermaknaideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis,antisipatif dan mampu menyesuaikan denganperkembangan zaman, ilmu pengetahuan sertadinamika perkembangan aspirasi masyarakat(Kaelan, 2010).

Disamping itu diperlukan langkah-langkahkonkret yang melibatkan segenap elemenmasyarakat dalam menegakkan Pancasila sepertibagaimana para elit pemerintah menjadikanPancasila sebagai pedoman dalam prilaku maupundalam pengambilan kebijakannya, masyarakatberprilaku Pancasilais yang menunjukan sikappenghargaan terhadap kemajemukan sebagaimana

Page 7: 79 ISSN 2302-6340 REPRESENTASI IDEOLOGI DALAM …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/4ce417c95e771e921311e13b44db7ddc.pdf · Diskursus ke-Pancasila-an dalam harian kompas menunjukan

R. Firdaus Wahyudi ISSN 2302-6340

78

tertuang dalam slogan yang tercengkram padakaki garuda yakni “Bhineka Tungga Eka”.Gagasan ini menunjukan bahwa meski Kompasmemandang dan menegaskan kalangan elitpemerintah sebagai pihak yang mesti menegakkanPancasila, namun Kompas juga memandangperlunya usaha pula bagi masyarakat secaraumum untuk memiliki kesadaran dalammenegakkan Pancasila. Langkah lain yangdikemukan Kompas adalah menjadikan bidangpendidikan dan kebudayaan sebagai bidang yangmesti dimaksimalkan dalam mensosialisasikannilai-nilai Pancasila, sehingga akan terciptapribadi-pribadi dana masyarakat pancasilais.Dalam dimensi ini gagasan harian Kompasmenunjukkan komprehensifitasnya dalam meng-gagas upaya-upaya mereaktualisasikan nilai-nilaiPancasila.

Konsep ideologi Pancasila Kompasmerupakan pengejewantahan suatu gagasan yangtelah dibangun oleh institusi tersebut (redakturharian Kompas) atau secara teoritis sebagaiperwujudan dari agenda setting dimana menurutCohen dalam Morrison (2010), media massamungkin tidak berhasil mengatakan kepada kitaapa yang harus dipikirkan, tetapi mereka sangatberhasil untuk mengatakan kepada kita hal-halapa saja yang harus kita pikirkan. Penentuanagenda setting ini ditentukan oleh pandangan atauideologi yang dianut oleh harian Kompas tersebutdimana menurut William dalam Fiske (2010),ideologi sebagai suatu sistem keyakinan yangmenandai kelompok atau kelas tertentu.

Hal yang mendasar jadi pewacanaa Ke-pancasila-an adalah identitas ideologi harianKompas tersebut dimana secara historis haluandari harian ini mengarah kepada media Pancasila.Hal ini dipertegas dengan pernyataan salah satupendiri Kompas, P.K OJong pada tulisannyaditajuk harian Kompas pada tanggal tanggal 28Juni 1965 mengemukakan bahwa Kompas meru-pakan pers Pancasila (Sularto, 2011). Karakterpers atau media pancasila tersebut memiliki nilaiyang berorientasi, bersikap dan bertingkah lakuberdasarkan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945 (Alfian, 1992) atau mediadalam perspektif ini adalah media yang memilikiorientasi pemberitaan dalam upaya membangundan menjaga masyarakat, institusi berjalan sesuaidengan nilai yang dianut masyarakat tersebut,

terutama keadilan dan kepentingan publik(McQuail, 2011).

Demikian halnya dengan visi dan misiKompas yang menunjukan penghargaan terhadapkemajemukan atau pluralitas, namun memilikisatu tujuan sebagaimana tertera dalam kalimattaglinenya “Amanat Hati Nurani Rakyat”.menurut Hasrullah dalam Simarmata (2014),tagline ini bermakan bahwa kompas mengembanmisi pemberitaan dengan selalu mengarah padakepentingan umum, dan bukan pada kepentingangolongan atau penguasa. Dengan demikiankarakter pluralitas dan memiliki suatu tujuan yangmengarah pada satu kepentingan bersamamemiliki kolerasi dengan gagasan ke-Pancasila-anyang diidealkan diterapkan dalam kontekskehidupan berbangsa dan bernegara.

KESIMPULAN DAN SARANGagasan pewacanan reaktualisasi nilai-nilai

Pancasila pada harian Kompas, merupakanpengejewantahan dari analisa mendalam terhadappersoalan kebangsaan yang dibingkai dalamperspektif ideologi Pancasila. Strategi pewa-canaan ini, terimplementasi dalam konfigurasiteks dengan tema atau judul berita yangmengkorelasikan suatu peristiwa dengan nilia-nilaPancasila dan termanifestasi dalam berbagai fiturdari harian berupa artikel berita dan tajuk rencana.Harian Kompas juga memformulasikan suatugagasan atau tafsiran mengenai ideologi Pancasilaitu sendiri, sebagai perwujudan dari identitasharian tersebut sebagai media Pancasila. Hariankompas menafsirkan Pancasila dalam sudutpandang ideologi yang terbuka dan dinamis yakniideologi yang memiliki nilai keilmiahan yangperlu ditafsirkan berdasarkan kebutuhan zaman-nya serta memiliki nilai-nilai yang esensial yangtidak berubah dan mesti menjadi paradigma dalammenafsirkan Pancasila. Dengan kata lain IdeologiPancasila Kompas menekankan pada prinsipkemanusia atau humanisme transedental, ke-adilan, kedaulat rakyat dan kebhinekaan dandalam implementasinya, harian Kompas meng-usulkan peran serta semua elemen bangsa untukmenegakakan kembali nilai-nilai Pancasila dalamkehidupan berbangsa dan bernegara. Adapunsaran dari penelitian ini adalah terkait denganwacana ke-Pancasila-an ini, media diharapkanselain lebih membuka ruang publik seluas -luasnya bagi berbagai elemen masyarakat untuk

Page 8: 79 ISSN 2302-6340 REPRESENTASI IDEOLOGI DALAM …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/4ce417c95e771e921311e13b44db7ddc.pdf · Diskursus ke-Pancasila-an dalam harian kompas menunjukan

Diskursus, Ideologi, Representasi, Pancasila ISSN 2302-6340

79

berpartisipasi, namun diperlukan suatu strategiatau langkah dalam memformulasikan wacana ke-Pancasila-an yang berasal dari kalanganmasyarakat itu sendiri atau grass root (metodebottom-up) dan diperlukan langkah yang konkretdan efektif yang mesti diambil oleh semua pihakterutama pemangku jabatan dalammengimplementasikan Pancasila disemua apekkehidupan masyarakat, sehingga isu ini tidakhanya sekedar menjadi wacana semata.

DAFTAR PUSTAKAAlfian. (1992), Pemikiran dan Perubahan Politik

Indonesia. Jakarta. PT. Gramedia.Eriyanto. (2008). Analisis Wacana, Pengantar

Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKIS.Eriyanto. (2011). Analisis Isi :pengantar meto-

dologi untuk penelitian ilmu komunikasidan ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta.Kencana.

Fiske John. (2010). Cultural And CommunikasionStudies. Terjemahan oleh Yosal Iriantaradan Idi Subandy Ibrahim. 2006.Yogyakarta: Jalasutra.

Kaelan. (2010). Pendidikan Pancasila. Yogya-karta. Paradigma.

Morrison. (2010). Teori Komunikasi Massa.Bogor. Ghalia Indonesia.

McQuaill. (2011). Teori Komunikasi MassaMcQuail. Jakarta: Salemba Humanika.

Latief, Yudi. (2011). Negara Paripurna:Historisitas, Rasionalitas dan aktualitasPancasila. Jakarta. PT. Gramedia PustakaUtama.

Simarmata Salvatore. (2014). Media & Politik:Sikap pers terhadap pemerinthan koalisi diIndonesia.Jakarta. Pustaka obor.

Sularto St. (2011). Syukur Tiada akhir:jejaklangkah Jakob Oetama. Jakarta Kompas.

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian.Bandung. Alfabeta.