735-1609-1-sm
TRANSCRIPT
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |185
PROSES PRODUKSI EXPANDED PERLIT LAMPUNG
SEBAGAI MATERIAL INDUSTRI BATA RINGAN
Muhammad Amin
UPT.Balai Pengolahan Mineral Lampung
e-mail: [email protected].
Abstrak. Indonesia kaya akan sumber daya alam yang sangat berlimpah berupa sumber daya
mineral dengan sejumlah cadangan yang cukup banyak, salah satunya adalah sumber daya
mineral perlit atau obisidian yang keberadaanya di Lampung cukup banyak akan tetapi
selama ini belum dimanfatkan secara optimal akan tetapi di eksport ke luar negeri sebagai
bahan mentah. Apabila perlit atau obisidian diolah maka akan mendapatkan nilai tambah
yang cukup baik dari segi ekonomi dan manfaatnya. Perlit atau obisidian apabila di
panaskan pada suhu 900oC maka akan mengembang sebanyak 20 x dari volume asal
sehingga hasil expanded ini banyak dimanfatkan untuk keperluan industri, salah satunya
industri properti sebagai bata ringan. Dalam penelitian ini dilakukan expanded perlit asal
Lampung yang terlebih dahulu di giling ukuran 1-3 mm selanjutnya dilakukan expanded
pada tungku pembakaran pada suhu 1000oC. hasil expanded seperti busa ditampung disiklon
lalu hasil expanded di tambah bentonit sebanyak 5 % selanjutnya dicetak dalam bentuk bata
dengan ukuran 10x15x20 cm sambil di tekan dengan kekuatan 5 ton. Hasil cetakan
dikeringkan setelah kering dilakukan uji fisik berupa kuat tekan, berat jenis, porositas,
ketahanan terhadap asam dan hilang bakar. Dari hasil uji didapatkan hasil kuat tekan bata
ringan sebesar 41,64 kg/cm2, porositas = 34,43 %, berat jenis yang ringan sebesar = 0,75
kg/cm3 dan ketahan terhadap asam sebesar = 8,45 % dari keseluruhan hasil tes fisik bata
ringan dari expanded perlit ini sudah cukup mendekati hasil tes dari bata ringan yang ada
dipasaran sehingga expanded perlit dapat dimanfatkan menjadi industri bata ringan, sehingga
akan menambah nilai ekonomi mineral perlit juga akan mengurangi eksport bahan mentah
sehingga dapat diolah didalam negeri.
Kata kunci: Mineral, perlit, expanded, bata ringan, porositas
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan daerah vulkanik
yang kaya akan bahan galian industri, ini
ditunjukan oleh berbagai jenis batuan gelas
vulkanik (gelas tuff,perlit,obisidian), akan
tetapi bila dilihat dari kandungan
mineralnya tidak selalu memenuhi
persyaratan untuk industri dalam negeri.
Pada saat ini sumber daya mineral
Indonesia di eksport secara mentah ke luar
negeri, akan tetapi dengan telah
diberlakukannya undang-undang no 4 tahun
2009 tentang pertambangan mineral dan
batubara dan disebutkan bahwa industri
pertambangan diwajibkan untuk mengolah
dan memurnikan bahan tambang di dalam
negeri. Dengan demikian dengan adanya
penelitian mengenai perlit ini diharapkan
dapat meningkatkan nilai tambah
sumberdaya mineral dan ketersediaan bahan
baku dalam negeri.
Obisidian atau perlit merupakan jenis
batuan beku luar, yang kaya akan silica.
Obisidian kebanyakan warna putih keabu-
abuan hingga hitam dan mempunyai berat
jenis 3 – 3,5 dan apabila di panaskan pada
suhu 900 – 1000oC maka akan mengalami
pengembangan yang maksimal sebesar 20
kali dari volume sebelumnya sehingga berat
jenis menjadi 0,15 - 0,6 dan sangat ringan
seperti gabus yang kegunaanya sebagai
bahan beton ringan, isolator panas, dan
sebagai penyaring air.[1]
Muhammad Amin: PROSES PRODUKSI EXPANDED PERLIT LAMPUNG SEBAGAI MATERIAL INDUSTRI BATA RINGAN
186| Semirata 2013 FMIPA Unila
Agregat bisa berasal dari alam atau
olahan dan dipersyaratkan sebagai bahan
pengisi,penambah kekeuatan dan perubah
fisik. Agregat perlit adalah agregat yang
berasal dari batuan obisidian atau batuan
perlit yang dipanaskan pada temperatur
tinggi sampai mengembang, dan
diperuntukan sebagai bahan pengisi,
penambah kekuatan dan perubah fisik.[2]
Perlit bila di panaskan akan
mengembang sebesar 4 – 20 x dari berat
atau volume asal dan tahan terhadap api.
Manfaat dari perlit yang sudah
mengembang sebagai bahan baku beton
ringan, isolasi, pelesteran, isolator suhu
tinggi dan filter, jumlah cadangan batuan
perlit cukup banyak 72 juta ton dengan
indek pemuaian 120-160 kali[3]
Batuan perlit Karang Nunggal
mempunyai cadangan yang cukup banyak
sebesar 26.700 m2 seluas 2 ha dengan
jumlah 8.000 – 15.700 ton dan komposisi
kimia SiO2=68,97%, Al2O3=13,06%,
Na2O=2,51% dan TiO2<1%.[4]
Batuan perlit banyak terdapat di daerah
Lampung di desa sungai Mukal komplek
gunung muhal desa Sukabumi Kec
Batubara. Bila di bakar suhu 1200oC, bisa
sebagai bahan pembuat Light Weight
aggregate (agreggat ringan) juga sebagai
bahan pelebur karena suhu leburnya tinggi
diatas 1400oC
[5]
Pemanasan perlit suhu 700 – 1200oC
dengan pemanasan akan mengembang
volume jadi 5 – 30 kali dan tahan bahan
kimia, alat untuk mengembangkan adalah
reactor unggun fluida (fludized bed
reactor), dengan teknologi ini maka perlit
akan mekar juga produktivitas tinggi
bahkan kualitas terjamin.[6]
Pembuatan panel beton ringan dengan
campuran semen- perlit dan semen- agregat
(perlit+pasir) dengan komposisi 80,00;
85,72; dan 88,89 % (vol perlit atau agregat)
mempunyai sifat fisis yang memenuhi
syarat sebagai panel beton ringan[7]
dan
pembuatan panel beton ringan perlit dengan
perekat semen juga resin dan yang terbaik
adalah komposisi 80% perlit,20% perekat
atau perbandingan 1:4 dengan kekeuatan
tekan yang memenuhi syarat beton ringan[8].
Komposisi kimia batuan perlit:
SiO2 = 68,97 % Al2O3 = 13,06 %
Fe2O3 = 0,12 % MnO = 0,12 %
TiO2 = 0,86 % Na2O = 2,51 %
K2O = 4,10 % LOI = 9,68 %
Gambar 1. Batuan Perlit
Gambar 2. Hasil Expanded Perlit
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |187
Batuan gelas vulkanik (perlit) yang
bersifat amorf dapat diubah menjadi
antapulgit sintesis yang bersifat kristalin
melalui sintesis hydrothermal.[9]
Bentonit terbentuk dari abu vulkanik
dengan unsur
(Na,Ca)O.33(Al,Mg)2Si4O10(OH)2.(H2O) di
gunakan sebagai bahan baku kosmetik,
keramik, semen, cat, adhesives dan perekat.
Bentonit atau lempung di bagi dua macam
berdasarkan kandungan Alumunium Silikat
hydrous, yaitu activated clay dan fullers
eart, activated clay adalah lempung jenis
Na dan Ca.[10]
Unsur Alumunium silikat dan oksida
banyak di gunakan sebagai bahan keramik
dan refraktori yang dapat bereaksi dengan
air yang menghasilkan ion aluminium.
Al2(Si4O10)(OH)2.nH2O+H2O---SiO2.mH2O
+ Al3+ [11]
Untuk menganalisis fisik bata ringan dari
expanded perlit ini di gunakan standar:
1. Penentuan Kuat Tekan: SNI 15-2049-
1990
Kuat Tekan = F
A
F= Gaya Tekan = N
A= Luas Penampang = Cm3
2. Penentuan Berat Jenis/ Densitas :
ρ = m m = massa sample kering
v v = volume
3. Penentuan Porositas : JIS R 2205 – 1974
Porositas = (W3-W1) x 100
(W3-W2)
W1= Berat contoh kering
W2= Berat setelah direndam
W3= Berat setelah dibersihkan
4. Penentuan Ketahanan Terhadap Asam
Kuat: SNI 03-0536-1989
Berat Awal Sample – Berat Setelah Di
rendam Asam
5. Penentuan Hilang Bakar
Berat sblm dibakar - Berat stlh dibakar x100
Berat Sebelum dibakar
METODE PENELITIAN
Metodologi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode percobaan
langsung yaitu pemanasan langsung pada
batuan perlit di laboratorium UPT-BPML-
LIPI yang di dahului dengan studi literature
mengenai teori pengembangan perlit dan
pembuatan bata ringan. Pada gambar 1
dapat di lihat diagram alir proses
pengembangan perlit sampai menjadi bata
ringan.
Penelitian ini terdiri atas kegiatan
langsung dilapangan dengan menggunakan
tungku pembakaran yang berdiri tegak
dengan tinggi 80 cm dan diameter 20 cm
yang didalam tungku tersebut di lapisi oleh
bata api. Pemanasan dengan menggunakan
arang kayu yang di tiup blower dan suhu
mencapai 1000oC yang selanjutnya hasil
dari pemanasan perlit akan mengembang
dan tertampung pada tempat penampungan
siklon, Hasil dari expanded perlit diukur
berat jenisnya.
Selanjutnya expanded perlit di cetak
pada cetakan besi dengan di tambah
bentonit sebanyak 5 % sebagai perekat
sambil di tekan dengan kekuatan 5 ton dan
tercetak. Hasil cetakan bata di analisis berat
jenis, porositas, kuat tekan, dan tahan
terhadap asam. Untuk selengkapnya
tahapan proses expanded perlit dan
pembuatan bata ringan dapat di lihat pada
diagram alir di bawah ini:
Muhammad Amin: PROSES PRODUKSI EXPANDED PERLIT LAMPUNG SEBAGAI MATERIAL INDUSTRI BATA RINGAN
188| Semirata 2013 FMIPA Unila
Gambar 1. Diagram alir proses expanded
perlit dan pembuatan bata
ringan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan pembuatan bata
ringan di lakukan analisis fisik serta
perbandingan terhadap bata ringan yang ada
dipasaran, hasil dapat dilihat pada tabel 1
berikut ini:
Dari table 1 hasil analisis fisik di atas
dapat di lihat bahwa
Bata ringan yang terbuat dari expanded
perlit cukup ringan ini terlihat dari berat
jenis yang ada yaitu sebesar 0,75 gr/cm3 hal
ini dikarenakan bahan yang digunakan
hanya expanded perlit dengan di tambah 5
% perekat berupa bentonit sedangkan berat
jenis bahan baku sudah ringan yaitu 0,6
gr/cm3, bila dibandingkan dengan berat
jenis dari pada beton ringan yang ada di
pasaran tidak jauh berbeda yaitu 0,79-0,84
gr/cm3 dengan begitu berat jenis bata ringan
hasil percobaan sudah cukup memenuhi
persyaratan untuk di pasaran.
Tabel 1. Hasil analisis fisik
No Data Uji Bata ringan
hasil percobaan
Bata ringan
PT.Super Bata
Bata ringan
PT.TMBA
1. Porositas (%) 34,43 26,45 19,57
2. Berat Jenis (gr/cm3) 0,75 0,79 0,84
3. Kuat Tekan (kg/cm2) 41,64 42,49 51,20
4. Ketahanan Asam (gr) 8,45 7,20 7,50
5. Hilang Bakar (%) 27,99 29,35 30,50
Porositas bata ringan hasil percobaan
lebih besar yaitu 34,43 % bila dibandingkan
dengan yang ada dipasaran 19,57-26,45 %,
hal ini dikarenakan pada bata ringan
percobaan bahan baku hanya perlit yang di
tambah bentonit, seperti diketahui bahwa
expanded perlit sangatlah poros atau
mempunyai poros yang besar sehingga bila
dibuat bata akan banyak terdapat pori-pori
yang mengakibatkan daya serap cukup
tinggi terhadap air bila di aplikasikan.
Untuk kuat tekan bata ringan percobaan
memang di bawah yang ada dipasaran akan
tetapi kuat tekan tersebut tidak terlalu jauh
berbeda yaitu 41,64 kg/cm2
sedangkan yang
ada dipasaran sebesar 42,49 – 51,20 kg/cm2
hal ini dikarenakan penggunaan perlit
expanded memiliki kekuatan tekan yang
relatif rendah karena expanded perlit
bersifat amorf. Jadi secara keseluruhan kuat
tekan bata ringan percobaan masih bisa
memenuhi syarat untuk konstruksi dinding
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |189
bangunan (standar mutu bata beton
berlubang).
Ketahanan terhadap asam pada bata
ringan hasil percobaan lebih tinggi bila
dibandingkan yang ada dipasaran hal ini
dikarenakan penambahan lempung berupa
bentonit yang diketahui bahwa bentonit
lebih reaktif dan aktif dalam menarik
partikel air dan asam sehingga akan terjadi
reaksi dan mengakibatkan ketahanan
terhadap asam sedikit lemah pada bata
ringan.
Ketahanan bakar bata ringan hasil
percobaan ketika dibakar suhu 800oC
mengalamai penyusutan.
KESIMPULAN
1. Hasil percobaan pembuatan bata ringan
dari bahan expanded perlit telah
mendekati syarat ketentuan dari bata
ringan yang dipersyaratkan dengan kuat
tekan sebesar 41,64 kg/cm2 sedangkan
yang ada dipasaran 42,49 – 51,20 kg/cm2
2. Berat jenis bata ringan hasil percobaan
cukup baik karena ringan yaitu sebesar
0,75 gr/cm3 sedangkan yang ada
dipasaran sebesar 0,79-0,84 gr/cm3
3. Hasil percobaan pembuatan bata ringan
berbahan baku expanded perlit ini dapat
digunakan dalam industri property
sebagai bata ringan karena akan
menghasilkan bata ringan yang cukup
berkualitas, sehingga perlit yang tadinya
di eksport secara mentah dapat diolah
didalam negeri sehingga dapat
ditingkatkan nilai tambah ekonominya.
SARAN
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih
lanjut dengan komposisi dan bahan baku
subsitusi yang berlainan sehingga akan
didapat komposisi bahan baku yang
optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Sukandarrmudi, Bahan Galian Industri,
Gajah Mada Press, Fakultas Teknik
UGM, 1998, Yogjakarta
Suhendar, Perlit dan Obisidian Potensi,
Teknologi dan Kegunaan, Universitas
Maslang Library, Automation
Managemen System, Laporan Ekonomi
Bahan Galian, PPTM, 1996, Bandung
Minertysriwijaya.blogspot.com,
Pengembangan Perlit dan Obisidian,
diakses 11 Desember 2011
Data Base Jurnal Ilmiah Indonesia (ISJD),
Batuan Perlit Karangnunggal Sebagai
Bahan Sintesa Atapulgit, Pusat
Geoteknologi, Vol 17 HAL 1-17, 2007,
Bandung.
Ratih.S, dkk, Inventarisasi dan Evaluasi
Sumber Daya Mineral Didaerah
Kab.Lampung Barat dan Tanggamus
Prov Lampung, Sub Dit Mineral Non
Logam, 2011, Bandung.
Yusuf, Alat Pemekar Perlit, Paten 28 Juni
2010, P2Kimia, LIPI
Jauharah.C.A, Pembuatan Panel Beton
Ringan Berbasis Perlit Dengan Efek
Komposisi Terhadap Karakteristiknya,
Pascasarjana USU, 2009, Medan.
Ayu.Y, dkk, Pembuatan Panel Beton
Berbasis Perlit dan Aplikasinya Sebagai
Insulator Panas, Jurnal Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, Telaah,
Volume 2, 29 Mei 2011
Eko.T, Sintesis Hydrotermal Atapulgit
Berbasis Batuan Gelas Volkanik (perlit),
Proseding Seminar Material Metalurgi,
Pusat Geoteknologi-LIPI, Puspitek
Serpong Tanggerang.
http://id.wikipedia.org, Bentonit, diakses tgl
1 Maret 2013.