727-1421-1-sm

Upload: lanovi

Post on 15-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS

    JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG

    Dewi Komalasari, S.Kep. 1 Ida Maryati, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat 1 Mira Trisyani Koeryaman, S.Kp., MSN 1

    1 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung

    ABSTRAK

    Wanita hamil yang telah memasuki usia kandungan trimester III mengalami gangguan tidur akibat rasa cemas menjelang proses persalinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang. Rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif korelasional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 54 orang yaitu ibu hamil trimester III, dengan menggunakan tekhnik purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri dari kuesioner Z-SAS untuk mengukur tingkat kecemasan memiliki konsistensi internal (alpha cronbach 0,85) dan koefesien reliabilitas total 0,79, dan PSQI untuk mengukur kualitas tidur, memiliki konsistensi internal dan koefisien reliabilitas (alpha cronbach) sebesar 0,83. Analisa korelasi yang digunakan yaitu menggunakan rumus chi-square. Hasil analisis menunjukan bahwa 63% menunjukan tingkat kecemasan normal dan 72,2% menunjukan kualitas tidur buruk. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti tentang gambaran faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur pada ibu hamil trimester III

    Kata kunci: Tingkat Kecemasan, Kualitas Tidur, Kehamilan Trimester III

    ABSTRACT Pregnant women who have entered the age of third trimester often have sleep

    disorder effect the anxiety before antepartum. The purpose of this research is to determine the relationship between the levels of anxiety with the sleep quality of third trimester pregnant women in the public health center of Jatinangor, Sumedang District. The design of research is using correlational descriptive method. Total sample in the research is 54 people in third pregnant women, with correlational deskriptif sampling. Research instruments consisted of Z-SAS questionnaires to measure the levels of anxiety with consistency internal (alpha cronbach 0,85) and koefesiency reliabilitas total 0,79, and the PSQI to measure the quality of sleep, with consistency internal and and koefesiency reliabilitas (alpha cronbach) a high 0,83. Correlation analysis used the chi-square formula. The analysis showed that 63% showed normal levels of anxiety and 72.2% showed poor sleep quality. The result from this study showed an association between anxiety levels of pregnant women with sleep quality. Recommendation

  • for other researchers to examine the influence of sleeping quality of Third Trimester Pregnant Women.

    Key words: Anxiety Levels, Sleep Quality, Third Trimester Pregnancy

    PENDAHULUAN

    Tidur adalah keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa

    kegiatan yang merupakan urutan siklus berulang-ulang dan masing-masing

    menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Lilis, Taylor &

    Lemone, 2001). Sehingga tanpa tidur yang cukup, kemampuan seseorang untuk

    berkonsentrasi membuat keputusan serta melakukan kegiatan sehari-harinya dapat

    menurun (Potter & Perry, 2003).

    Kualitas tidur adalah kemampuan setiap orang untuk mempertahankan

    keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur REM dan NREM yang pantas

    (Kozier, et al, 2004). Kurang tidur yang berkepanjangan dapat mengganggu

    kesehatan fisik dan psikis. Dari segi fisik, kurang tidur akan menyebabkan muka

    pucat, mata sembab, badan lemas, dan daya tahan tubuh menurun sehingga mudah

    terserang penyakit. Sedangkan dari segi psikis, kurang tidur akan menyebabkan

    timbulnya perubahan suasana kejiwaan, sehingga penderita akan menjadi lesu,

    lamban menghadapi rangsangan, dan sulit berkonsentrasi (Endang, 2007).

    Salah satu kondisi yang menyebabkan gangguan tidur pada wanita hamil

    adalah perubahan fisik dan emosi selama kehamilan. Perubahan fisik yang terjadi

    seperti rasa mual dan muntah dipagi hari, meningkatnya frekuensi buang air kecil,

    pembesaran uterus, nyeri punggung dan pergerakan janin. Sedangkan perubahan

    emosi meliputi kecemasan, rasa takut dan depresi (Rafknowledge, 2004). Rasa

  • tidak nyaman selama kehamilan dan kecemasan menghadapi persalinan

    menyebabkan gangguan pola tidur pada wanita hamil (Bobak, 2005).

    Manusia menggunakan sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur. Data hasil

    polling tidur di Amerika oleh National Sleep Foundation didapat bahwa ternyata

    wanita lebih banyak mengalami gangguan tidur dibandingkan dengan laki laki,

    yaitu 63% : 54 % (National Sleep Foundation, 2007).

    Suatu penelitian National Sleep Foundation 97,3% wanita hamil trimester

    tiga selalu terbangun dimalam hari. Rata-rata 3-11 kali setiap malam. Serta,

    menurut data hasil survei National Sleep Foundation (2007), 78% wanita hamil di

    Amerika mengalami gangguan tidur.

    Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur, salah

    satu diantaranya adalah kecemasan (Chayatin & Mubarak, 2007). Kecemasan

    sering kali mengganggu tidur. Seseorang yang pikirannya dipenuhi dengan

    masalah pribadi dan merasa sulit untuk rileks saat akan memulai tidur. Kecemasan

    meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui stimulasi sistem saraf

    simpatis. Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV

    NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan

    lebih sering terbangun (Kozier et.al. 2010).

    Gangguan psikis seperti kecemasan membuat ibu semakin susah untuk

    tidur. Terutama di trimester akhir cemas menghadapi persalinan nantinya, dan

    apakah bayinya lahir normal atau cacat (Sujiono, 2004; Simkin, 2007).

    Berdasarkan hasil studi pendahuluan berupa wawancara terhadap 30 orang

    ibu hamil dengan usia kandungan trimester ketiga yang dilaksanakan di

  • puskesmas Jatinangor, didapatkan data bahwa 8 dari 30 ibu hamil yang

    diwawancara mengalami gangguan tidur selama kehamilan. Tiga orang

    mengeluhkan sulit untuk memulai tidur dan merasa tidurnya tidak nyenyak karena

    nyeri pinggang, nyeri yang dialami tersebut sering terjadi saat ibu akan tidur

    dimalam hari, sehingga hal tersebut dapat berdampak kepada kegiatan ibu

    dikeesokan harinya seperti menurunnya konsentrasi terhadap kegiatan ibu

    disianghari, merasa ngantuk yang berlebihan serta sering merasa pusing. Lima

    orang ibu hamil mengeluhkan sulit tertidur dikarenakan kekhawatiran akan janin

    yang sedang dikandung, mereka mengeluhkan cemas dan takut pada saat

    memasuki trimester III akan bagaimana nanti bayi yang dilahirkan. Hanya ada dua

    orang ibu yang tidak mengalami gangguan tidur dan cemas akan kehamilannya

    yang telah memasuki trimester III.

    Karena di Puskesmas Jatinangor fenomena mengenai kecemasan dan

    kualitas tidur yang buruk seperti yang telah dipaparkan pada paragraf sebelumnya

    dan jumlah ibu hamil yang berkunjung cukup banyak yaitu sekitar 115 orang pada

    bulan Januari sampai dengan Maret 2012, serta di Puskesmas tersebut belum

    pernah dilakukan penelitian tentang hubungan antara kualitas tidur dengan tingkat

    kecemasan ibu hamil trimester III maka peneliti tertarik untuk melakukan

    penelitian di Puskesmas Jatinangor.

    Berdasarkan penjabaran diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

    penelitian mengenai hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur

    pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang.

  • Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara

    tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di Puskesmas

    Jatinangor Kabupaten Sumedang.

    METODE PENELITIAN

    Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Penelitian ini

    terdiri dari dua variabel yaitu Variabel dependen (terikat) untuk kualitas tidur pada

    ibu hamil trimester III dan Variabel independen (bebas) untuk kecemasan pada

    ibu hamil trimester III di puskesmas Jatinangor kabupaten sumedang.

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III di

    Puskesmas Jatinangor dengan jumlah kunjungan dari bulan Januari s.d Maret

    tahun 2012 adalah 115 ibu hamil yang berkunjung. Metode pengambilan sampel

    yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik sampling purposive. Dengan

    Kriteria inklusi: Ibu dengan kehamilan normal serta ibu hamil yang bersedia

    menjadi responden serta kriteria eksklusi: ibu dengan kehamilan gameli, plasenta

    privia, janin kembar. Dengan jumlah sampel 54 orang.

    Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket/kuisioner.

    Angket ini diisi oleh responden pada saat responden memeriksakan kehamilannya

    ke puskesmas. Terdapat dua jenis kuesioner yang diberikan kepada responden,

    yaitu kuesioner PSQI dan Z-SAS. Pada saat sebelum memeriksakan kehamilan

    peneliti meminta responden untuk mengisi kuesioner PSQI selanjutnya untuk

    kuesioner Z-SAS diberikan pada saat setelah memeriksakan kehamilan. Hal ini

    dilakukan peneliti agar data yang didapatkan lebih akurat. Cara pengisian

    kuesioner adalah dengan memberikan jawaban dengan tanda ceklis () sesuai

  • dengan hasil yang diinginkan. Sebelum angket dibagikan, peneliti terlebih dahulu

    menjelaskan tujuan dari penelitian ini dan juga meminta kesediaan responden.

    Setelah angket diisi oleh responden, kemudian angket dikumpulkan dan dicek

    kelengkapannya oleh peneliti untuk diolah dan dianalisis.

    Untuk mengukur kualitas tidur instrumen yang digunakan adalah

    Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). PSQI merupakan instrumen yang efektif

    digunakan untuk mengukur kualitas dan pola tidur pada orang dewasa. untuk

    ketujuh komponennya. Penilaian jawaban berdasarkan skala Likert dari 0-3,

    dimana skor 3 menggambarkan hal negatif. Pengkategorian kualitas tidur terbagi

    menjadi dua kelompok, yaitu kualitas tidur baik dan kualitas tidur buruk. Rentang

    jumlah skor PSQI adalah 0 s.d 21 dari ketujuh komponennya. Kualitas tidur

    dikatakan baik apabila jumlah skor penilaian 5, sedangkan kualitas tidur

    dikatakan buruk apabila jumlah skor penilaian > 5.

    Untuk mengukur tingkat kecemasan, peneliti menggunakan kuesioner

    dengan metode Zung Self Rating Anxiety Scale. Zung Self Rating Anxiety

    Scale (SAS) merupakan instrumen untuk mengukur tingkat kecemasan. Penilaian

    berdasarkan skala Likert dari 1-4, dimana skor 4 menggambarkan hal negatif

    dengan penilaian : sangat jarang (1), kadang kadang (2), sering (3), selalu (4).

    Dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan, yang terdiri dari

    5 gejala untuk sikap dan 15 pertanyaan untuk gejala somatis. Tingkat kecemasan

    di kategorikan menjadi empat, yaitu :

    Normal, jika hasil penilaian dari kuisioner didapatkan nilai 25-44

    Cemas ringan, jika hasil penilaian dari kuisioner didapatkan nilai 45-59

  • Cemas berat, jika hasil penilaian dari kuisioner didapatkan nilai 60-74

    Cemas ekstrim, jika hasil penilaian dari kuisioner didapatkan nilai 75-80

    Pada penelitian ini peneliti tidak melakukan uji validitas karena kuesioner

    yang digunakan diadopsi dari kuesioner baku yaitu Pittsburgh Sleep Quality Index

    (PSQI) untuk kualitas tidur, memiliki konsistensi internal dan koefisien reliabilitas

    (alpha cronbach) sebesar 0,83 dan Zung Self Rating Anxiety Scale (SAS) untuk

    tingkat kecemasan memiliki konsistensi internal (alpha cronbach 0,85) dan

    koefesien reliabilitas total 0,79.

    Teknik analisa data yang digunakan Dalam penelitian ini analisa data

    univariat yang digunakan untuk melihat frekuensi distribusi skala nominal.

    Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kualitas tidur ibu hamil dan

    tingkat kecemasan ibu hamil trimester III. Serta untuk melihat adanya hubungan

    dua variabel peneliti menggunakan analisa bivariat. Dalam penelitian ini variabel

    yang akan dilakukan uji analisis bivariat adalah variabel independen yaitu tingkat

    kecemasan ibu hamil trimester III dan variabel dependen dalam penelitian ini

    yaitu kualitas tidur ibu hamil trimester III. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu

    H0 = tidak terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu

    hamil trimester III.

    Ha = terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil

    trimester III.

  • HASIL DAN PEMBAHASAN

    HASIL

    Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang

    No Kategori frekuensi (f) Persentase (%) 1. Normal 34 63% 2. Cemas ringan 15 27,8% 3. Cemas berat 5 9,3% Jumlah 54 100,0%

    Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 54 responden yang diteliti,

    ternyata sebagian besar dari responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 34

    orang (63%) termasuk kepada tingkat kecemasan normal.

    Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang

    No Kategori frekuensi (f) Persentase (%) 1. Baik 15 27,8% 2. Buruk 39 72,2% Jumlah 54 100,0%

    Dari tabel di atas diketahui bahwa 54 dari responden yang diteliti sebagian

    besar responden yaitu sebanyak 39 orang (72,2%) memiliki kualitas tidur yang

    buruk.

    Tabel 3 Analisa Bivariat Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang

    Tingkat kecemasan

    Kualitas tidur Baik Buruk Total x2 Coefficient

    contingency P

    value f % F % f %

    8,298

    0,365

    0,016 Normal 14 25,9% 20 37,0% 34 63,0% Cemas ringan 1 1 ,9% 14 25,9% 15 27,8% Cemas berat 0 ,0% 5 9,3% 5 9,3% Total 15 27,8% 39 72,2% 54 100,0%

  • Dari tabel di atas diketahui bahwa 54 dari responden yang diteliti sebagian

    kecil dari responden yaitu sebanyak 14 orang (25,9%) memiliki tingkat

    kecemasan normal dengan kualitas tidur baik. Namun hampir setengahnya dari

    responden yaitu sebanyak 20 orang (37,0%) memiliki tingkat kecemasan normal

    dengan kualitas tidur buruk.

    Besar nilai tingkat keeratan hubungan antara tingkat kecemasan dengan

    kualitas tidur yaitu sebesar 0,365 menunjukan hubungan yang rendah antara

    tingkat kecemasan dengan kualitas tidur.

    PEMBAHASAN

    Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III

    Untuk variabel kecemasan, dari hasil penelitian didapatkan data bahwa

    sebanyak 34 orang (63%) termasuk kepada tingkat kecemasan normal. Menurut

    Stuart & Sundeen, (1998) kecemasan adalah keadaan yang tidak dapat dielakan

    pada kehidupan manusia begitupun pengalaman seseorang tidak sama pada

    beberapa situasi dan hubungan interpersonal. Kecemasan yang sudah

    memengaruhi atau terwujud pada gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi saraf

    maka akan terlihat gejala-gejala yang akan ditimbulkan diantaranya tidak dapat

    tidur, jantung berdebar-debar, keluar keringat berlebih, sering mual, gemetar,

    muka merah, dan sukar bernafas (Detiana, 2010). Selain itu kecemasan akan

    berdampak buruk terhadap kesejateraaan janin dan ibu yang akan mengakibatkan

    bayi lahir kurang dari normal, prematur dan bahkan bisa terjadi keguguran. Pada

    saat melakukan penelitian, peneliti mendapatkan tujuh ibu hamil yang

    menyatakan sering merasa jantung berdebar-debar lebih dari biasanya, hal

  • tersebut terjadi pada saat ibu merasakan atau memikirkan akan bagaimana tentang

    kehamilan dan melahirkan anaknya nanti.

    Hasil wawancara dari lima responden didapatkan salah satu tanda-tanda

    kecemasan dimana responden mengeluhkan sering merasa muka merah. Muka

    merah menurut Detiana (2010), adalah termasuk kepada salah satu tanda dari

    adanya kecemasan. Penelitipun mendapatkan tanda dan gejala kecemasan lainnya

    yang sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Detiana (2010), yaitu tiga orang

    ibu hamil tangannya gemetar saat rasa cemas menghampiri.

    Gambaran Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III

    Untuk variabel kualitas tidur didapatkan data bahwa 72,2% ibu hamil

    trimester III mengalami kualitas tidur yang buruk. Hal ini sesuai dengan penelitian

    yang dilakukan oleh Naud, et al. (2010), yang menyatakan bahwa gangguan tidur

    mulai terjadi di awal kehamilan dan semakin memburuk pada akhir kehamilan.

    Penyebab kualitas tidur buruk adalah karena adanya peningkatan frekuensi

    BAK, kesulitan untuk bernafas, kepanasan atau gerah. Hal ini didukung oleh

    penelitian menurut National Sleep Foundation, trimester ketiga adalah tahap tidur

    yang paling menantang dari kehamilan. Dengan meningkatnya frekuensi dari

    buang air kecil, ketidak mampuan untuk merasa nyaman dan kelelahan dari

    kebiasaan setiap harinya. Suatu penelitian National Sleep Foundation 97,3%

    wanita hamil trimester tiga selalu terbangun dimalam hari. Rata-rata 3-11 kali

    setiap malam. Serta, menurut data hasil survei National Sleep Foundation (2007),

    78% wanita hamil di Amerika mengalami gangguan tidur. Hasil penelitian

    Irmayana (2008) tentang pola tidur ibu hamil trimester tiga di RSU Dr.Pirngadi

  • Medan menunjukkan bahwa ibu hamil mengalami gangguan pola tidur karena

    frekuensi terbangun (50%) dan mengalami kepuasan tidur kurang (31%).

    Pada trimester tiga penyebab kesulitan untuk tertidur dikarenakan adanya

    perubahan fisik yang signifikan, bobot ibu bertambah mengakibatkan tubuh terasa

    pegal, posisi tidur serba salah. Selain karena ketidaknyamanan terdapat beberapa

    hal lain yang dapat menyebabkan perubahan pola tidur pada ibu hamil trimester

    III yaitu gerakan janin yang mengganggu istirahat ibu, dispnea, peningkatan

    urinari, nyeri punggung, konstipasi dan varises (Bobak dkkk., 2005). Hal tersebut

    sesuai dengan keadaan pada saat peneliti melakukan penelitian, dimana peneliti

    mendapatkan 33 ibu hamil merasa pegal atau nyeri di area tertentu misalnya

    pinggang, sendi-sendi tangan ataupun sendi-sendi kaki. Karena perut ibu yang

    sudah membesar 25 ibu hamil mengeluhkan kesukaran untuk menentukan posisi

    tidur. Louise (2006) juga berpendapat bahwa pada trimester III penyebab sulit

    tidur adalah karena bobot tubuh ibu semakin bertambah mengakibatkan

    punggung terasa pegal serta susah menentukan posisi tidur. Saat melakukan

    wawancara didapatkan Enam orang ibu hamil pada trimester III mengemukakan

    bahwa penyebab lain dari kesulitan tertidur adalah karena ibu merasa konstipasi

    sehingga ibu tidak merasa nyaman dan menyebabkan ibu merasa kualitas tidurnya

    kurang.

    Sebagian besar ibu hamil merasa kesulitan untuk tidur yaitu disebabkan

    karena nyeri pinggang, sesak nafas dan sering berkemih. Nyeri pinggang pada ibu

    hamil trimester III disebabkan karena membesarnya uterus yang menyebabkan

    pergeseran pusat gravitasi dan postur tubuh ibu hamil sehingga tubuh ibu

  • cenderung menjadi lordosis yang akan meregangkan otot punggung dan

    menimbulkan rasa sakit atau nyeri (Hamilton, 2009). Sesak napas disebabkan

    karena ekspansi diafraghma yang terbatas sebagai akibat dari uterus yang

    membesar (Bobak, 2005). Sering berkemih disebabkan karena berkurangnya

    kapasitas kandung kemih akibat pembesaran uterus dan bagian presentasi janin

    sehingga kandung kemih menjadi lebih cepat untuk penuh (Hamilton, 2009).

    Teori tersebut sesuai dengan keadaan ibu hamil yang peneliti tanyakan pada saat

    melakukan penelitian, bahwa hamir seluruh ibu hamil trimester III mengalami

    sering berkemih. Namun terdapat dua orang ibu hamil yang tidak mengalami

    sering berkemih hal tersebut mungkin dipengaruhi karena ibu baru memasuki

    trimester III dan janin dalam kandungannya tidak begitu besar sehingga tekanan

    yang dilakukan oleh presentasi janin tidak berpengaruh besar tehadap kandung

    kemih sehingga ibu tidak mengalami sering berkemih.

    Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Trimester III

    Dari hasil analisa data diketahui bahwa p-value (0,016) < taraf kekeliruan

    ( =0,05). Dari hasil perbandingan dalam analisis data, apabila nilai p-value <

    =5%, maka H0 ditolak atau H1 diterima. Sehingga dengan demikian dapat diambil

    kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang berarti/bermakna antara tingkat

    kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil trimsester III. Hasil penelitian Ko et al.

    (2007) terhadap ibu hamil trimester tiga di Taiwan, bahwa 36,0% wanita hamil

    trimester tiga yang mengalami kecemasan memiliki kualitas tidur buruk. Menurut

    penelitian Deborah et al. (2009) terhadap 245 ibu hamil didapatkan data bahwa

    27% memiliki kualitas tidur buruk yang dipengaruhi oleh kecemasan. Namun

  • hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti dimana 25,9% ibu hamil yang

    memiliki tingkat kecemasan normal tetapi kualitas tidur buruk. Hal tersebut

    terjadi karena adanya perubahan fisik, bobot ibu bertambah mengakibatkan

    punggung terasa pegal, posisi tidur serba salah (Louise, 2006).

    Ansietas atau kecemasan seringkali mengganggu tidur. Ansietas

    meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui sistem saraf simpatis.

    Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV NREM dan

    tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih sering

    terbangun (Kozier et all. 2010). Faktor-faktor yang menyebabkan adanya

    hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur yang buruk adalah

    karena kecemasan semakin tinggi pada saat mendekati proses melahirkan dan hal

    itu yang menyebabkan ibu untuk sulit memulai tidur dan terbangun dimalam hari.

    Peneliti menemukan bahwa seluruh responden menyatakan sering terbangun

    dimalam hari dan sulit untuk memulai tidur, salah satu faktor yang menyebabkan

    ibu sulit memulai tidur adalah karena ibu merasa cemas. Sering terbangun

    dimalam hari terjadi bukan hanya karena kecemasannya saja tetapi dipengaruhi

    oleh faktor-faktor lain diantaranya sering buang air kecil, terbangun karena ibu

    merasa gerah, kedinginan, batuk.

    SIMPULAN

    Dari hasil penelitian didapatkan simpulan bahwa sebagian besar responden

    memiliki kualitas tidur yang buruk tetapi memliki tingkat kecemasan yang normal

    serta hampir setengahnya dari responden mengalami kecemasan ringan. Selain itu

    didapatkan pula simpulan terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan

  • kualitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas Jatinangor Kabupaten

    Sumedang dengan nilai tingkat keeratan hubungan yang rendah antara tingkat

    kecemasan dengan kualitas tidur.

    SARAN

    Untuk tenaga kesehatan disarankan agar dapat lebih optimal dalam

    melakukan asuhan keperawatan mengenai kualitas tidur yang buruk serta

    penyuluhan yang mendalam terhadap ibu agar ibu bisa mengatasi kecemasan serta

    dapat dengan mudah untuk melakukan aktifitas tidur pada malam hari

    Peneliti Selanjutnya

    Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti tentang gambaran

    faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur pada ibu hamil trimester III.

    Karena pada saat melakukan penelitian buakan hanya kecemasan saja yang

    peneliti dapatkan mengenai penyebab dari kualitas tidur yang buruk pada ibu

    hamil trimester III, disarankan juga pada saat melakukan penelitian sebaiknya

    diteliti pula karakteristik dari responden.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC. Buysse et al. 1989. The Pittsburgh Sleep Quality Index: A NewInstrument for

    Psychiatric Practice and Research. Psychiatry Research, 28: 193-213 avaliable at www.ncbi.nlm.nih.gov (diakses pada tanggal 7 Oktober 2011).

    Chayatin N, Mubarak. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori, Aplikasi Dan Praktik. Jakarta: EGC

    Deborah et al. 2009. Sleep Problems nd Depressed Mood Negatively Impact Health-Related Quality of Life During Pregnancy. Avaliable at ProQuest Research Library (diakses pada tanggal 19 juni 2012)

    Detiana, Prilia. 2010. Hamil Aman Dan Nyaman Diatas 30 Tahun. Yogyakarta: Media.Pressindo.

  • Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad Dewi Komalasari, S.Kep. Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor Sumedang 45363 Email: [email protected] 085724464647

    Irmayana, A. 2008. Pola Tidur Ibu Hamil Trimester Tiga di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr.Pirngadi Medan, Medan: Skripsi PSIK USU

    Ko et. al. 2007. A Comparative Study of Sleep Quality Between Pregnant and Nonpregnant Taiwanese Women. Avaliable at ProQuest Researcsh Library (diakses pada tanggal 19 juni 2012)

    Kozier et al. 2004. Fundamentals of Nursing Consepts, Process, and Practice, New Jersey: Pearson Prentise Hall.

    _______. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses Dan Praktik. Jakarta. EGC

    Louise, M. 2006. Keluhan Hamil: Susah Tidur. Diambil tanggal 28 April 2012 dari www.mail-archive.com

    Naud et al. 2010. Is sleep disturbed in pregnancy?. Avaliable at search.ebscohost.com (diakses pada tanggal 8 Maret 2012).

    Rafknowledge. 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

    Potter & Perry. 2005. Fundamentals of Nursing, (4th ed), St. Louis: Mosby

    Simkin, P. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan & Bayi, Jakarta: Arcan.

    William W.K. Zung. 1971. A Rating Instrument For Anxiety Disorders. Psychosomatics. Avaliable at http://pdfuri.com/zung-self-rating-anxiety-scale (diakses pada tanggal 28 maret 2012)

    www.sleepfoundation.org/article/hot-topics/sleeping-the-trimesters-3rd-trimester. (diakses pada tanggal 21 Januari 2012)